24
PEDOMAN PENULISAN STUDI KASUS Sebagai karya tulis ilmiah Program studi D3 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak Penyusun: KELANA KUSUMA DHARMA

Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan

Citation preview

Page 1: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

PEDOMAN PENULISAN STUDI KASUSSebagai karya tulis ilmiah

Program studi D3 KeperawatanPoltekkes Kemenkes Pontianak

Penyusun:KELANA KUSUMA DHARMA

Page 2: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN STUDI KASUS

Berikut ini format penulisan laporan studi kasus:

JUDUL PENELITIANBAB 1. Pendahuluan

a. Latar belakang b. Rumusan masalah c. Tujuan penelitian d. Manfaat penelitian

BAB 2. Tinjauan Pustaka

a. Konsep penyakit b. Konsep asuhan keperawatan pada kasus terkait c. Kerangka teori d. Pertanyaan penelitian

Bab 3. Metode Penelitian a. Jenis dan desain penelitian : Kualitatif dgn pendekatan studi kasus b. Partisipan c. Tempat dan waktu penelitian d. Metode pengumpulan data e. Prosedur penelitian f. Instrumen penelitian g. Etika penelitian h. Analisa data

Bab 4. Hasil penelitian a. Karakteristik partisipan b. Laporan kasus

1) Pengkajian 2) Diagnosa keperawatan 3) Intervensi 4) Implementasi 5) Evaluasi

Bab 5 Pembahasan

Bab 6. Penutup a. Kesimpulanb. Saran

Daftar Pustaka Lampiran

Page 3: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

Berikut penjelasan rinci tentang penulisan setiap bagian dalam proposal penelitian :

Judul Penelitian

Judul penelitian dalam studi kasus mencerminkan gambaran kasus yang sedang

dipelajari, kriteria kasus, tempat dan waktu kasus tersebut dipelajari.

Misalnya:

Studi kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan disabilitas fisik paska

stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015.

Studi kasus asuhan keperawatan pada pasien paska stroke berdasarkan teori

adaptasi Roy di RS X tahun 2015.

Studi kasus asuhan keperawatan pada Anak dengan ISPA di Puskesmas X

tahun 2015

Studi kasus asuhan keperawatan pada pasien skizofrenia dengan halusinasi di

RS X tahun 2015.

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Latar belakang ditulis dengan sistematika “piramida terbalik”. Penjelasan

dimulai dari permasalahan/penjelasan yang sifatnya umum sampai pada yang

lebih spesifik dan mengarah pada permasalahan penelitian.

Masalah secara umum

Spesifik pada kasusyang akan diteliti

Tulis latar belakang mulai dengan sesuatu yang dapat menarik perhatian

pembaca, misalnya dengan data, sebuah kutipan atau cerita singkat. Fakta/data

dapat disajikan dalam cakupan yang besar sampai dengan cakupan yang lebih

kecil. Misalnya studi kasus tentang “asuhan keperawatan pada pasien dengan

Masalah kesehatan/keperawatanumum

Page 4: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

disabilitas fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015”,

peneliti menampilkan data tentang penyakit stroke di dunia, data di Indonesia

sampai dengan data yang didapat pada populasi dimana penelitian akan

dilaksanakan. Penyajian data penting untuk membuktikan bahwa masalah

tersebut aktual.

Data yang dijelaskan dalam latar belakang dapat berupa data sekunder yang

didapat dari catatan medik, catatan keperawatan, data hasil survei/sensus suatu

lembaga dan data dari hasil penelitian terdahulu atau data primer melalui

wawancara, hasil observasi dan kuesioner. Data tentang masalah dapat

ditampilkan dalam bentuk tabel atau grafik untuk memperlihatkan

perkembangan yang cenderung meningkat atau menurun sesuai dengan

permasalahan yang dijelaskan.

Selanjutnya jelaskan dampak dari masalah bagi individu, kelompok, keluarga

atau masyarakat luas baik yang dirasakan saat ini maupun prediksi pada waktu

yang akan datang. Masalah akan menarik perhatian jika merupakan masalah

global.

Misalnya: Misalnya studi kasus tentang “asuhan keperawatan pada pasien

dengan disabilitas fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun

2015”, peneliti dapat menjelaskan dampak stroke yaitu dapat menyebabkan

gejala sisa berupa disabilitas fisik. Disabilitas fisik yang terjadi dalam waktu

lama dapat menyebabkan gangguan psikologis berupa depresi. Disabilitas fisik

dan depresi menyebabkan penurunan kualitas hidup.

Peneliti juga dapat menjelaskan poin penting dari beberapa teori atau pendapat

pakar yang menjelaskan masalah tersebut. Teori atau pendapat pakar bertujuan

untuk memperjelas masalah ditinjau dari aspek ilmiah.

Jika ada hasil penelitian terdahulu, maka akan lebih baik jika peneliti

menuliskannya dalam bagian latar belakang untuk memperkuat fakta tentang

masalah sekaligus menunjukkan bahwa masalah tersebut menarik perhatian

banyak peneliti.

Terakhir yang paling penting dalam menulis latar belakang adalah menjelaskan

bahwa masalah penelitian merupakan suatu fenomena. Artinya terdapat

Page 5: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya terjadi berdasarkan prediksi teori

dengan kenyataan yang telah dipaparkan.

Seperti contoh studi kasus tentang “asuhan keperawatan pada pasien dengan

disabilitas fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015”, pada latar

belakang peneliti dapat menjelaskan:

1. Tingginya kasus kejadian stroke di Indonesia

2. Stroke penyebab kematian terbesar pada lanjut usia di Indonesia

3. Stroke dapat menyebabkan disabilitas dalam waktu relatif lama, depresi dan

penurunan kualitas hidup.

4. Stroke menyebabkan masalah finansial bagi pasien dan keluarga

5. Diperlukan asuhan keperawatan yang holistik mencakup aspek biopsikososial

dan spiritual sehingga mampu meningkatkan kemampuan pasien beradaptasi

paska stroke.

B. Rumusan Masalah

Dalam bagian ini peneliti menegaskan fenomena yang sebelumnya telah dijelaskan

dalam latar belakang. Penjelasan langsung difokuskan pada pernyataan kesenjangan

antara apa yang seharusnya terjadi atau harapan dengan kenyataan/fakta yang ada.

Misalnya penelitian tentang “asuhan keperawatan pada pasien dengan disabilitas

fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015”.

Page 6: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

Pada penelitian ini peneliti dapat menuliskan masalah penelitian:

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sesuatu yang ingin dicapai dari suatu kegiatan penelitian.

Tujuan penelitian menunjukkan sesuatu yang akan dicari melalui penelitian. Tujuan

penelitian juga merupakan dasar penting dalam menentukan kerangka berpikir,

merumuskan hipotesis, menentukan variabel dan desain penelitian. Tujuan juga

memberikan arah bagi peneliti dalam menyusun pembahasan dan membuat

kesimpulan hasil penelitian.

Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang kongkrit, dapat

diamati (observable) dan dapat dicapai. Tujuan penelitian dapat ditulis dalam

tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menjelaskan apa yang ingin

diketahui secara umum dari suatu penelitian, sedangkan tujuan khusus menjelaskan

lebih spesifik apa yang ingin diketahui oleh peneliti yang terdiri dari bagian-bagian

lebih rinci dari apa yang dikemukakan dalam tujuan umum.

Pada studi kasus, tujuan umum secara implisit menggambarkan kasus yang ingin

dipelajari secara umum, sedangkan tujuan khusus mencerminkan bagian dari kasus

yang ingin dipelajari. Berikut ini contoh penulisan tujuan :

Kondisi disabilitas paska stroke dan fase pemulihan yang berlangsung dalam waktu lama, memerlukan proses adaptasi yang optimal. Perilaku adaptasi yang efektif dapat tercapai ketika pasien mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang stroke dan adaptasi paska stroke. Ironisnya pengetahuan dan keterampilan pasien tentang stroke dan adaptasi paska stroke masih belum memadai. Penelitian membuktikan bahwa sebagian besar pasien paska stroke dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang kurang dalam perawatan dan pemulihan di rumah (Smith et al, 2004).

Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga dalam rehabilitasi dan proses adaptasi paska stroke menyebabkan tidak tercapainya tujuan rehabilitasi secara optimal, fase rehabilitasi berlangsung lebih lama, produktifitas dan kualitas hidup tidak mencapai tingkatan yang optimal. Beban keluarga juga semakin meningkat sehingga memunculkan berbagai gejala distres emosional seperti cemas dan depresi. Respon adaptasi yang efektif pada akhirnya merupakan cara untuk mencapai kualitas hidup yang optimal. Dalam rangka meningkatkan respon adaptasi dan kualitas hidup paska stroke, maka diperlukan asuhan keperawatan yang holistik.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut:

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien stroke dengan disabilitas fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015?

Page 7: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah kegunaan hasil penelitian baik bagi kepentingan

pengembangan praktik klinik keperawatan maupun kepentingan untuk menambah

khasanah ilmu pengetahuan keperawatan. Manfaat penelitian menunjukkan dampak

positif dari suatu penelitian terhadap berbagai pihak seperti klien (individu,

keluarga, kelompok atau masyarakat), pelayanan keperawatan/kesehatan,

pengembangan ilmu keperawatan dan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Pada bagian ini penjelasan difokuskan untuk meyakinkan bahwa penelitian yang

akan dilakukan belum pernah diteliti sebelumnya (original). Peneliti juga dapat

menjelaskan tentang studi kasus yang pernah dilakukan sebelumnya dan bagian

yang membedakannya dengan penelitian ini.

Judul Penelitian :

Asuhan keperawatan pada pasien dengan disabilitas fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015

Tujuan Umum :

Mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan disabilitas fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015.

Tujuan khusus :

1. Mengetahui pengkajian keperawatan pada pasien dengan disabilitas fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015.

2. Mengetahui diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien paska stroke.

3. Mengetahui intervensi keperawatan yang efektif untuk meningkatkan adaptasi pasien paska stroke.

4. Mengetahui hasil evaluasi asuhan keperawatan pada pasien paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015.

Page 8: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

BAB II. Tinjauan Pustaka

Untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam usulan penelitian, diperlukan

tinjauan kepustakaan yang lengkap. Tinjauan pustaka ini sangat penting dalam

mendasari penelitian yang akan dilakukan.

Tinjauan kepustakaan menjelaskan fenomena masalah yang akan diteliti. Hal ini

dimaksudkan agar peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk

mengembangkan atau mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti. Tinjauan

teori membantu peneliti meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti

dalam konteks ilmu pengetahuan.

Penulisan pada bagian ini difokuskan pada kepustakaan inti, yaitu teori dan konsep yang

menjelaskan tentang fenomena yang akan diteliti. Teori dan konsep yang dicantumkan

dalam bagian ini merupakan hasil penelusuran berbagai literatur dari perpustakaan,

jurnal, majalah ilmiah dan penelitian terdahulu. Dalam tinjauan kepustakaan ini, peneliti

mereview teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu. Sebagai bukti peneliti

mengikuti etika penulisan ilmiah, maka cantumkan nama pengarang pada setiap

rujukan.

Pada bagian tinjauan pustaka untuk studi kasus peneliti menjelaskan tentang:

A. Konsep penyakit terkait kasus yang akan diteliti mencakup:

1. Definisi penyakit

2. Etiologi

3. Patofisiologi

4. Tanda dan gejala

5. Pemeriksaan penunjang

6. Komplikasi

B. Konsep asuhan keperawatan pada kasus yang akan diteliti (secara teoritis)

mencakup:

1. Pengkajian

2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul

3. Intervensi keperawatan untuk setiap diagnosa keperawatan

4. Evaluasi

Page 9: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

C. Kerangka teori

Kerangka teori adalah penjelasan teoritis yang dijadikan sebagai dasar dalam suatu

penelitian serta asumsi-asumsi teoretis yang mana dari teori tersebut yang akan

digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Uraian pada bagian ini dapat

dilakukan secara narasi dan atau skematik.

D. Pertanyaan penelitian

Pertanyaan penelitian adalah suatu pertanyaan yang diajukan oleh peneliti tentang

apa yang ingin diketahui dari suatu penelitian dan akan terjawab melalui

kesimpulan hasil penelitian. Pertanyaan penelitian dibuat dalam bentuk kalimat

tanya, seperti contoh berikut ini:

Judul Penelitian :

Asuhan keperawatan pada pasien dengan disabilitas fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015

Pertanyaan penelitian :

1. Bagaimana pengkajian keperawatan pada pasien dengan disabilitas fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015.

2. Bagaimanakah diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien paska stroke (berdasarkan klasifikasi NANDA).

3. Bagaimanakah intervensi keperawatan yang efektif untuk meningkatkan adaptasi pasien paska stroke.

4. Bagaimanakah hasil evaluasi asuhan keperawatan pada pasien paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015.

Page 10: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

BAB III. Metode Penelitian

A. Jenis dan desain Penelitian

Pada bagian ini peneliti menjelaskan tentang jenis dan desain penelitian yang akan

digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Pada bagian ini peneliti

menuliskan: “Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan

studi kasus”.

Peneliti juga dapat menuliskan alasan menggunakan penelitian studi kasus untuk

menjelaskan fenomena penelitian.

B. Partisipan

Terdapat 4 hal yang harus dijelaskan dalam sub bab ini, yaitu:

1 Siapa partisipan yang digunakan dalam penelitian.

2 Kriteria yang harus ada pada partisipan atau pasien untuk dapat dijadikan

sebagai subjek penelitian (kriteria inklusi) atau kriteria yang tidak boleh ada

pada pasien untuk dapat dijadikan sebagai subek penelitian (kriteria eksklusi)

3 Metode pengambilan kasus yaitu metode yang digunakan untuk memilih

pasien dari populasi yang ada.

4 Jumlah partisipan atau pasien yang akan diikutsertakan dalam penelitian.

Page 11: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

Contoh penulisan Partisipan:

C. Tempat dan waktu penelitian

Pada sub bab ini peneliti menjelaskan dimana dan kapan penelitian dilaksanakan.

Jika perlu berikan alasan mengapa pengambilan kasus penelitian dilakukan di

tempat tersebut.

D. Metode pengumpulan data

Pada bagian ini peneliti menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk

mengumpukan data. Metode pengumpulan data berhubungan dengan tujuan

penelitian, variabel yang akan diukur dan instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Metode pengumpulan data dalam studi kasus terdiri dari

wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion/FGD)

dan dokumentasi. Metode wawancara (indepth interview) digunakan untuk

mendapatkan data secara mendalam dari partisipan. Metode observasi digunakan

untuk menilai perilaku partisipan. Focus group discussion adalah metode

Judul Penelitian

Asuhan keperawatan pada pasien dengan disabilitas fisik paska stroke di bangsal penyakit dalam RS X tahun 2015.

P artisipan : Partisipan dalam penelitian ini adalah pasien stroke yang dirawat di bangsal penyakit dalam RS X, dan memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :a. Terdiagnosa oleh dokter menderita stroke (hemoragik atau non hemoragik).b. Kondisi stabil secara medik (telah melalui fase akut).c. Kesadaran kompos mentis.d. Mengalami disabilitas fisik yang membutuhkan bantuan pemenuhan ADL.

Metode Pengambilan Kasus Pengambilan kasus dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling pengambilan kasus sesuai dengan tujuan penelitian.

Jumlah Kasus :

Jumlah kasus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 3 orang pasien stroke. Pengambilan kasus dihentikan setelah tercapai saturasi data atau tidak ditemukan lagi data yang baru.

Page 12: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

pengumpulan data melalui diskusi atau curah pendapat dalam kelompok kecil

dengan beberapa orang partisipan. Sedangkan metode dokumentasi digunakan

untuk mendapatkan data sekunder tentang kasus yang sedang diteliti meliputi

catatan medik (medical record), catatan keperawatan atau bentuk dokumentasi

lainnya.

E. Prosedur penelitian (administratif, dan tehnis)

Pada bagian ini peneliti menjelaskan prosedur penelitian mulai dari tahap

persiapan (prosedur administratif), tahap pelaksanaan penelitian (pengambilan

kasus) sampai dengan tahap analisis data. Peneliti merinci setiap tahapan tersebut

secara detail.

F. Instrumen Penelitian

Insrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menilai

variabel pada subjek penelitian. Pada bagian ini peneliti mencantum 4 hal terkait

dengan instrumen untuk studi kasus, yaitu:

1 Jenis instrumen

Jenis instrumen adalah jenis alat yang digunakan untuk mendapatkan data

meliputi format pengkajian, lembar observasi pemeriksaan fisik, format

evaluasi, atau cek list untuk mendapatkan data yang terdokumentasi. Peneliti

dapat menggunakan lebih dari satu jenis instrumen sesuai dengan tujuan

penelitian.

2 Sumber mendapatkan instrumen

Peneliti menjelaskan sumber mendapatkan instrumen. Sumber instrumen

bersumber dari adopsi instrumen yang telah digunakan oleh peneliti

terdahulu, modifikasi dari instrumen terdahulu atau dibuat sendiri oleh

peneliti.

G. Etik Penelitian

Pada bagian ini peneliti menjelaskan aspek etik yang dipertimbangkan dalam

penelitian dan apa saja yang akan dilakukan untuk mempertahankan prinsip-prinsip

etik tersebut. Peneliti juga menjelaskan bagaimana prosedur informed consent,

Page 13: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

bagaimana menjaga kerahasiaan responden, mencegah responden dari cedera akibat

prosedur penelitian dan mempertahankan kenyamanan responden selama penelitian.

Jika memungkinkan peneliti juga menjelaskan lembaga yang akan mengeluarkan

etical clearance terhadap penelitiannya. Etical clearance merupakan suatu

keharusan untuk penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian

terutama penelitian-penelitian yang mengujicobakan suatu prosedur tertentu.

H. Analisis data

Pada sub bab ini peneliti menjelaskan metode analisis data penelitian. Metode

analisis yang digunakan dalam penelitian studi kasus dapat berupa analisis

deskriptif atau analisis kualitatif untuk mencari tema tertentu sesuai dengan tujuan

penelitian. Misalnya tema atau hal apa saja yang ditemukan pada pengkajian,

penentuan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan

evaluasi.

I. Jadual Penelitian

Jadual penelitian menunjukkan target waktu dari setiap tahapan penelitian. Jadual

ini akan mengarahkan peneliti untuk menghasilkan suatu penelitian sesuai dengan

target waktu. Jadual penelitian dibuat secara proporsional sesuai dengan berat dan

ringannya pekerjaan yang harus dilakukan dalam setiap tahapan penelitian.

Misalnya tahap pengambilan kasus mestinya lebih lama dibandingkan dengan tahap

analisa data. Supaya mudah dipahami peneliti dapat membuat jadual dalam bentuk

matrik/tabel yang menjelaskan setiap tahap penelitian dan estimasi waktu setiap

tahapan tersebut.

Page 14: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

BAB IV Hasil Penelitian

Setelah peneliti mengambil kasus, mengumpulkan data, dan menganalisis data maka

tahap selanjutnya adalah menulis hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan dan

saran. Pada proposal penelitian bahasa yang digunakan menunjukkan suatu rencana

penelitian, sedangkan pada laporan penelitian menggunakan bahasa operasional yang

menunjukkan bahwa kegiatan telah dilaksanakan.

Pada bab ini peneliti menampilkan data hasil penelitian dan analisis data sesuai dengan

tujuan penelitian. Peneliti menyampaikan hasil penelitian secara lengkap dan padat

Secara umum penulisan hasil penelitian studi kasus dibagi menjadi 2 bagian utama,

yaitu:

A. Data demografi partisipan atau pasien

Penyajian data demografi atau karakteristik responden meliputi usia, tingkat

pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, diagnosa dan variabel lain yang

berkaitan dengan penelitian.

B. Hasil studi kasus.

Pada sub bab ini peneliti menjelaskan tentang hasil studi kasus secara narasi sesuai

dengan tujuan penelitian meliputi:

1. Hasil Pengkajian

a. Anamnesis riwayat penyakit terdahulu, riwayat mulai dari pasien masuk

rumah sakit, pola pemenuhan kebutuhan dasar atau hasil anamnesis

lainnya.

b. Pemeriksaan fisik

c. Pemeriksaan penunjang

2. Hasil Perumusan diagnosa keperawatan (rumusan diagnosa keperawatan

lengkap yang ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian)

3. Intervensi keperawatan (tujuan yang ingin dicapai dan rencana tindakan

keperawatan untuk mencapai tujuan)

4. Implementasi (tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah)

5. Evaluasi (hasil evaluasi asuhan keperawatan)

Page 15: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

BAB V Pembahasan

Menulis pembahasan merupakan bagian yang memerlukan perhatian khusus. Peneliti

dituntut mampu mensintesis berbagai teori dan hasil penelitian terdahulu untuk

menjelaskan interpretasi hasil penelitian. Pembahasan merupakan interpretasi peneliti

tentang makna dari hasil penelitian. Pembahasan menjawab pertanyaan mengapa (why)

dan bagaimana (how). Pembahasan dibuat berdasarkan landasan pengetahuan dan teori

relevan yang didukung oleh hasil penelitian terdahulu.Untuk dapat menulis pembahasan

secara mendalam, peneliti harus menguasai substansi yang diteliti dan memahami hasil

penelitian terdahulu. Tulisan dalam pembahasan menunjukkan tingkat kemampuan

intelektual dan penguasaan substansi dari seorang peneliti.

Pembahasan dalam studi kasus mencakup penjelasan secara ilmiah atau teoritis tentang

hasil studi kasus yang telah dijelaskan dalam bab 5, meliputi hasil pengkajian, diagnosa

keperawatan, tujuan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Dalam hal ini peneliti

menjelaskan mengapa ditemukan data tersebut pada kasus yang diteliti. Perkuat

penjelasan ini dengan hasil penelitian terdahulu.

Skema berikut menjelaskan sistematika menulis pembahasan :

Menjelaskan kesimpulan hasil penelitian disertai dengan bukti (evidence) pada penelitian

Membandingkan hasil penelitian dengan teori yang ada dan hasil penelitian terdahulu

(hasil penelitian bisa bertentangan atau sesuai dengan teori yang ada)

Memberikan penjelasan ilmiah terhadap hasil penelitian. Peneliti menjelaskan secara sistematis dan terperinci tentang makna hasil penelitian yang menjawab mengapa hasil penelitian demikian?,

bagaimana mekanismenya? dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya?

Menjelaskan implikasi hasil penelitian dalam pengembangan ilmu keperawatan dan penerapan hasil penelitian dalam praktik

keperawatan

Page 16: Sistematika Penulisan Laporan Studi Kasus

BAB VI Penutup

A. Kesimpulan

Pada sub bab ini peneliti menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian secara

ringkas dikaitkan dengan tujuan penelitian. Pada studi kasus peneliti dapat

menyimpulkan tentang hasil pengkajian pada kasus yang diteliti, diagnosa

keperaweatan yang ditegakkan, intervensi keperawatan, tindakan keperawatan, dan

evaluasi hasil asuhan keperawatan.

B. Saran

Pada sub bab ini peneliti memberikan saran berdasarkan kesimpulan hasil

penelitian yang ditujukan spesifik kepada suatu institusi (pendidikan atau rumah

sakit), perawat, pasien atau peneliti selanjutnya. Berikan saran dengan jelas,

operasional dan mungkin untuk dilakukan.

LAMPIRAN

Pada bagian lampiran peneliti mencantumkan:

1. Surat permohonan yang ditujukan kepada partisipan.

2. Lembar informed consent.

3. Instrumen penelitian (format pengkajian, lembar observasi pemeriksaan fisik,

format evaluasi, atau cek list untuk mendapatkan data terdokumentasi).

4. Laporan asuhan keperawatan (dalam bentuk isian format pengkajian, tabel rencana

asuhan keperawatan, tabel implementasi dan catatan perkembangan pasien serta

tabel evaluasi hasil asuhan keperawatan).