3
Sistem saraf otonom atau sistem saraf tidak sadar mengatur kerja otot yang terdapat peda organ dan kelenjar. Contohnya fungsi vital seperti denyut jantung, salivasi dan pencernaan yang berlangsung terus-menerus diluar kesadaran baik waktu bangun maupun waktu tidur. Sistem saraf otonom dapat dibagi kedalam dua kelompok besar yang umumnya satu sama lain saling menyeimbangkan. Kedua sestem saraf tersebut adalah : Sistem saraf simpatis : Mempunyai efek eksitasi antara lain melonggarkan saluran pernafasan, dan meningkatkan aliran darah ke ekstremitas. Sistem saraf parasimpatis : Mempunyai efek inhibisi misalnya melambatkan denyut jantung, dan menghambat aliran darah ke ekstremitas Sistem saraf otonom tersusun atas saraf praganglion, ganglion dan saraf postganglion. Impuls saraf diteruskan dengan bantuan neurotransmitter, yang dikeluarkan oleh saraf praganglion maupun saraf postganglion. Didalam sistem saraf otonom terdapat obat otonom. Obat otonom adalah obat yang bekerja pada berbagai bagaian susunan saraf otonom, mulai dari sel saraf sampai dengan sel efektor. Banyak obat dapat mempengaruhi organ otonom, tetapi obat otonom mempengaruhinya secara spesifik dan bekerja pada dosis kecil. Obat-obat otonom bekerja mempengaruhi penerusan impuls dalam susunan saraf otonom dengan jalan mengganggu sintesa, penimbunan, pembebasan atau penguraian neurohormon tersebut dan khasiatnya atas reseptor spesifik (Pearce, 2002). Berdasarkan macam-macam saraf otonom tersebut, maka obat berkhasiat pada sistem saraf otonom digolongkan menjadi : 1. Obat yang berkhasiat terhadap saraf simpatik, yang diantaranya sebagai berikut: · a. Simpatomimetik atau adrenergik, yaitu obat yang meniru efek perangsangan dari saraf simpatik (oleh noradrenalin). Contohnya, efedrin, isoprenalin, dan lain-lain.

Sistem Saraf Otonom Atau Sistem Saraf Tid12ak Sadar MengER21R2R1tur Kerja Otot Yang Terdapat Peda Organ Dan Kelenjar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sistem Saraf Otonom Atau Sistem Saraf Tid12ak Sadar MengER21R2R1tur Kerja Otot Yang Terdapat Peda Organ Dan Kelenjar

Sistem saraf otonom atau sistem saraf tidak sadar mengatur kerja otot yang terdapat peda organ dan kelenjar. Contohnya fungsi vital seperti denyut jantung, salivasi dan pencernaan yang berlangsung terus-menerus diluar kesadaran baik waktu bangun maupun waktu tidur.Sistem saraf otonom dapat dibagi kedalam dua kelompok besar yang umumnya satu sama lain saling menyeimbangkan. Kedua sestem saraf tersebut adalah :

Sistem saraf simpatis : Mempunyai efek eksitasi antara lain

melonggarkan saluran pernafasan, dan meningkatkan aliran darah ke

ekstremitas.

Sistem saraf parasimpatis : Mempunyai efek inhibisi misalnya

melambatkan denyut jantung, dan menghambat aliran darah ke

ekstremitas

Sistem saraf otonom tersusun atas saraf praganglion, ganglion dan saraf postganglion. Impuls saraf diteruskan dengan bantuan neurotransmitter, yang dikeluarkan oleh saraf praganglion maupun saraf postganglion.

Didalam sistem saraf otonom terdapat obat otonom. Obat otonom  adalah obat yang bekerja pada berbagai bagaian susunan saraf otonom, mulai dari sel saraf sampai dengan sel efektor. Banyak obat dapat mempengaruhi organ otonom, tetapi obat otonom mempengaruhinya secara spesifik dan bekerja pada dosis kecil. Obat-obat otonom bekerja mempengaruhi penerusan impuls dalam susunan saraf otonom dengan jalan mengganggu sintesa, penimbunan, pembebasan atau penguraian neurohormon tersebut dan khasiatnya atas reseptor spesifik (Pearce, 2002).

Berdasarkan macam-macam saraf otonom tersebut, maka obat berkhasiat pada sistem saraf otonom digolongkan menjadi : 

1.      Obat yang berkhasiat terhadap saraf simpatik, yang diantaranya sebagai berikut:         ·     a.       Simpatomimetik   atau adrenergik, yaitu obat yang meniru efek perangsangan dari saraf

simpatik (oleh noradrenalin). Contohnya, efedrin, isoprenalin, dan lain-lain. b.      Simpatolitik   atau adrenolitik, yaitu obat yang meniru efek bila saraf parasimpatik ditekan

atau melawan efek adrenergik, contohnya alkaloida sekale, propanolol, dan lain-lain. 2.      Obat yang berkhasiat terhadap saraf parasimpatik, yang diantaranya sebagai berikuta.       Parasimpatomimetik   atau kolinergik, yaitu obat yang meniru perangsangan dari saraf

parasimpatik oleh asetilkolin, contohnya pilokarpin dan phisostigminb.      Parasimpatolitik   atau antikolinergik, yaitu obat yang meniru bila saraf parasimpatik ditekan

atau melawan efek kolinergik, contohnya alkaloida belladonna (atropine)

Obat adrenergik merupakan obat yang memiliki  efek yang ditimbulkankannya mirip perangsangan saraf adrenergik, atau mirip efek neurotransmitor epinefrin (yang disebut adrenalin) dari susunan sistem saraf sistematis.

Page 2: Sistem Saraf Otonom Atau Sistem Saraf Tid12ak Sadar MengER21R2R1tur Kerja Otot Yang Terdapat Peda Organ Dan Kelenjar

 EpinefrinPada umunya pemberian Epi menimbulkan efek mirip stimulasi saraf adrenergik.

Kerja obat adrenergik dibagi 2 yaitu :1.      Obat adrenergik kerja langsungKebanyakan obat adrenergik bekerja secara langsung pada reseptor adrenergic di membran sel efektor, tetapi berbagai obat adrenergik tersebut berbeda dalam kapasitasnya untuk mengaktifkan berbagai jenis reseptor adrenergic. Misalnya, isoproterenol   praktis hanya bekerja pada reseptor β dan sedikit sekali pengaruhnya pada reseptor α sebaliknya, fenilefrin praktis hanya menunjukan pada reseptor α. Jadi suatu obat adrenergic dapat diduga bila diketahui reseptor mana yang terutama dipengaruhi oleh obat.2.      Obat adrenergik kerja tidak langsungBanyak obat adrenergik, misalnya amfetamin   dan efedrin bekerja secara tidak lansung artinya menimbulkan efek adrenergik melalui pelepasan NE yang tersimpan dalam ujung saraf adrenergic. Pemberian obat-obat ini secara terus menerus dalam waktu singkat singkat akan menimbulkan takifilaksis.

ATROPINAtropine   adalah alkaloid belladonna yang mempunyai afinitas kuat terhadap reseptor

muskarinik. Obat ini bekerja kompetitif antagonis dengan Ach untukmenempati kolinoreseptor. Umumnya masa kerja obat ini sekitar 4 jam. Terkecuali, pada pemberian sebagai tetets mata, masa kerjanya menjadi lama bahkan sampai beberapa hari

PILOKARPINAlkaloid pilokarpin adalah suatu amin tersier yang stabil terhadap hidrolisis oleh

asetilkolinesterase. Pilokarpin termasuk obat yang lemah disbanding dengan asetilkolin danturunanya. Aktivitas utamanya adalah muskarinik dan digunakan untuk oftalmologi.