35

Sistem Saraf Otonom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mendeskripsikan ttg sistem saraf otonom.

Citation preview

Penggolongan Sistem Saraf

Saraf pusat

Kranial

Medula spinalis

Otak depan (Prosoncephalon)

Sarafsadar

Otak belakang (Rhombencephalon)Otak belakang (Rhombencephalon)

Otak tengah (Mesencephalon)

Sistem saraf

Saraf perifer

Medula spinalis

Saraf somatik

Saraf otonom

12 pasang saraf otak(saraf kranial)

31 pasang saraf sumsum tulangbelakang (saraf spinal)

Saraf simpatik

Saraf parasimpatik

Saraf

tak sadar

Sarafsadar

Sistem Saraf Otonom• Mengendalikan gerak organ-organ yang bekerja secaraotomatis.

• Sistem saraf otonom terdiriatas saraf simpatik dan sarafparasimpatik,keduanya bekerjasecara berlawanan.

• Mengendalikan gerak organ-organ yang bekerja secaraotomatis.

• Sistem saraf otonom terdiriatas saraf simpatik dan sarafparasimpatik,keduanya bekerjasecara berlawanan.

PENDAHULUAN Bagian sistem saraf yang mengatur fungsi viseral tubuh disebut sistem saraf

otonom.

Sistem saraf otonom adalah bagian sistem saraf tepi yang mengatur fungsiviseral tubuh.

Sistem saraf otonom terutama diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak dimedula spinalis, batang otak, dan hipotalamus.

Juga, bagian korteks serebri khususnya korteks limbik, dapatmenghantarkan impuls ke pusat-pusat yang lebih rendah sehingga demikianmempengaruhi pengaturan otonomik.

Sistem saraf otonom terdiri dari dua subsistem yaitu sistem saraf simpatisdan sistem saraf parasimpatis yang kerjanya saling berlawanan.

Bagian sistem saraf yang mengatur fungsi viseral tubuh disebut sistem sarafotonom.

Sistem saraf otonom adalah bagian sistem saraf tepi yang mengatur fungsiviseral tubuh.

Sistem saraf otonom terutama diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak dimedula spinalis, batang otak, dan hipotalamus.

Juga, bagian korteks serebri khususnya korteks limbik, dapatmenghantarkan impuls ke pusat-pusat yang lebih rendah sehingga demikianmempengaruhi pengaturan otonomik.

Sistem saraf otonom terdiri dari dua subsistem yaitu sistem saraf simpatisdan sistem saraf parasimpatis yang kerjanya saling berlawanan.

Serat-serat saraf simpatis maupun parasimpatis mensekresikansalah satu dari kedua bahan transmiter sinaps ini, asetilkolinatau norepinefrin.

Serabut postganglion sistem saraf simpatis mengekskresikannorepinefrin sebagai neurotransmitter.Neuron- neuron yang mengeluarkan norepinefrin ini

dikenal dengan serabut adrenergik.Serabut postganglion sistem saraf parasimpatis

mensekresikan asetilkolin sebagai neurotransmitter dandikenal sebagai serabut kolinergik.Sedangkan asetilkolin yang dilepaskan dari serabut

preganglion mengaktivasi baik postganglion simpatismaupun parasimpatis.

Fisiologi sistem saraf otonom

Serat-serat saraf simpatis maupun parasimpatis mensekresikansalah satu dari kedua bahan transmiter sinaps ini, asetilkolinatau norepinefrin.

Serabut postganglion sistem saraf simpatis mengekskresikannorepinefrin sebagai neurotransmitter.Neuron- neuron yang mengeluarkan norepinefrin ini

dikenal dengan serabut adrenergik.Serabut postganglion sistem saraf parasimpatis

mensekresikan asetilkolin sebagai neurotransmitter dandikenal sebagai serabut kolinergik.Sedangkan asetilkolin yang dilepaskan dari serabut

preganglion mengaktivasi baik postganglion simpatismaupun parasimpatis.

Sintesis asetilkolin penghancurannya setelah disekresikan, danlama kerjanya.

Asetilkolin disintesis di ujung terminal serat saraf kolinergik.

Sebagian besar sintesis ini terjadi di aksoplasma di luar vesikel.

Selanjutnya, asetilkolin diangkut ke bagian dalam vesikel,tempat bahan tersebut disimpan dalam bentuk kepekatan tinggisebelum akhirnya dilepaskan.

Asetilkolin begitu disekresikan oleh ujung saraf kolinergik,maka akan menetap dalam jaringan selama beberapa detik,kemudian sebagian besar dipecah menjadi ion asetat dan kolinoleh enzim asetilkolin esterase yang berikatan dengan kolagendan glikosaminoglikans dalam jaringan ikat setempat.

Asetilkolin disintesis di ujung terminal serat saraf kolinergik.

Sebagian besar sintesis ini terjadi di aksoplasma di luar vesikel.

Selanjutnya, asetilkolin diangkut ke bagian dalam vesikel,tempat bahan tersebut disimpan dalam bentuk kepekatan tinggisebelum akhirnya dilepaskan.

Asetilkolin begitu disekresikan oleh ujung saraf kolinergik,maka akan menetap dalam jaringan selama beberapa detik,kemudian sebagian besar dipecah menjadi ion asetat dan kolinoleh enzim asetilkolin esterase yang berikatan dengan kolagendan glikosaminoglikans dalam jaringan ikat setempat.

Gambar Neurotransmiter simpatik dan parasimpatik

KONSEP TRANSMISI SISTEM SARAF SIMPATIS DAN PARASIMPATIS

Mekanisme sekresi dan pemindahan transmitter padaujung postganglionik.Beberapa ujung saraf otonom postganglionik terutama saraf

parasimpatis memang mirip dengan neuromuskular skeletal,namun ukurannya jauh lebih kecil.

Beberapa serat saraf parasimpatis dan hampir semua serat sarafsimpatis hanya bersinggungan dengan sel-sel efektor dariorgan yang dipersarafinya, pada beberapa contoh, serat-seratini berakhir pada jaringan ikat yang letaknya berdekatandengan sel-sel yang dirangsangnya.

Mekanisme sekresi dan pemindahan transmitter padaujung postganglionik.Beberapa ujung saraf otonom postganglionik terutama saraf

parasimpatis memang mirip dengan neuromuskular skeletal,namun ukurannya jauh lebih kecil.

Beberapa serat saraf parasimpatis dan hampir semua serat sarafsimpatis hanya bersinggungan dengan sel-sel efektor dariorgan yang dipersarafinya, pada beberapa contoh, serat-seratini berakhir pada jaringan ikat yang letaknya berdekatandengan sel-sel yang dirangsangnya.

Sintesis norepinefrin, pemindahannya dan lamakerjanya.Sintesis norepinefrin dimulai di aksoplasma ujung saraf

terminal dari serat saraf adrenergik, namun disempurnakan didalam vesikel.Pada medula adrenal, reaksi ini dilanjutkan satu tahap lagi

untuk mengalihkan sekitar 80 persen norepinefrin menjadiepinefrin.Setelah norepinefrin disekresikan oleh ujung – ujung saraf

terminal, maka kemudian dipindahkan dari tempat sekresinyamelalui tiga cara berikut :1.Dengan proses tranport aktif, diambil lagi ke dalam ujung

saraf adrenergik sendiri, yakni sebanyak 50 – 80 % darinorepinefrin yang disekresikan.

Sintesis norepinefrin, pemindahannya dan lamakerjanya.Sintesis norepinefrin dimulai di aksoplasma ujung saraf

terminal dari serat saraf adrenergik, namun disempurnakan didalam vesikel.Pada medula adrenal, reaksi ini dilanjutkan satu tahap lagi

untuk mengalihkan sekitar 80 persen norepinefrin menjadiepinefrin.Setelah norepinefrin disekresikan oleh ujung – ujung saraf

terminal, maka kemudian dipindahkan dari tempat sekresinyamelalui tiga cara berikut :1.Dengan proses tranport aktif, diambil lagi ke dalam ujung

saraf adrenergik sendiri, yakni sebanyak 50 – 80 % darinorepinefrin yang disekresikan.

2. Dengan proses tranport aktif, diambil lagi ke dalam ujungsaraf adrenergik sendiri, yakni sebanyak 50 – 80 % darinorepinefrin yang disekresikan.

3. Berdifusi keluar dari ujung saraf menuju cairan tubuh disekelilingnya dan kemudian masuk ke dalam darah, yakniseluruh sisa norepinefrin yang ada.

4. Dalam jumlah yang sedikit, dihancurkan oleh enzim (salahsatu enzim tersebut adalah monoamin oksidase, yang dapatdijumpai dalam ujung saraf itu sendiri, dan enzim katekol-O-metil transferase yang dapat berdifusi ke seluruh jaringan).

2. Dengan proses tranport aktif, diambil lagi ke dalam ujungsaraf adrenergik sendiri, yakni sebanyak 50 – 80 % darinorepinefrin yang disekresikan.

3. Berdifusi keluar dari ujung saraf menuju cairan tubuh disekelilingnya dan kemudian masuk ke dalam darah, yakniseluruh sisa norepinefrin yang ada.

4. Dalam jumlah yang sedikit, dihancurkan oleh enzim (salahsatu enzim tersebut adalah monoamin oksidase, yang dapatdijumpai dalam ujung saraf itu sendiri, dan enzim katekol-O-metil transferase yang dapat berdifusi ke seluruh jaringan).

Perangsangan atau penghambatan sel efektor oleh perubahanpermeabilitas membrannya.

Protein reseptor merupakan bagian integral dari membran sel,maka perubahan konformasional pada struktur protein reseptordari banyak sel organ akan membuka atau menutup saluran ionmelalui sela-sela molekul itu sendiri, dengan demikian merubahpermeabilitas membran sel terhadap berbagai ion.

Sebagai contoh, saluran ion natrium dan atau kalsium seringkalimenjadi terbuka dan memungkinkan influks ion – ion tersebutdengan cepat untuk masuk ke dalam sel yang biasanya akanmendepolarisasikan membran sel dan merangsang sel.

Juga pada beberapa sel perubahan lingkungan ion intraseluler akanmenyebabkan kerja sel internal seperti efek langsung ion kalsiumdalam menimbulkan kontraksi otot polos

Perangsangan atau penghambatan sel efektor oleh perubahanpermeabilitas membrannya.

Protein reseptor merupakan bagian integral dari membran sel,maka perubahan konformasional pada struktur protein reseptordari banyak sel organ akan membuka atau menutup saluran ionmelalui sela-sela molekul itu sendiri, dengan demikian merubahpermeabilitas membran sel terhadap berbagai ion.

Sebagai contoh, saluran ion natrium dan atau kalsium seringkalimenjadi terbuka dan memungkinkan influks ion – ion tersebutdengan cepat untuk masuk ke dalam sel yang biasanya akanmendepolarisasikan membran sel dan merangsang sel.

Juga pada beberapa sel perubahan lingkungan ion intraseluler akanmenyebabkan kerja sel internal seperti efek langsung ion kalsiumdalam menimbulkan kontraksi otot polos

Kerja reseptor melalui perubahan enzim intraseluler.Cara lain agar reseptor dapat berfungsi adalah dengan

mengaktifkan atau mematikan aktivitas suatu enzim (atau zatkimia intraseluler lainnya) di dalam sel. Enzim seringkaliterlekat pada protein reseptor dimana reseptor menonjol kebagian dalam sel.Sebagai contoh, pengikatan epinefrin dengan reseptornya pada

bagian luar sel akan meningkatkan aktivitas enzimadenilatsiklase pada bagian dalam sel, dan hal ini kemudianmenyebabkan pembentukan adenosin monofosfat siklik(cAMP). cAMP kemudian dapat mengawali salah satu kerja dari sekian

banyak aktivitas intraseluler yang berbeda-beda, efek pastinyabergantung pada mesin kimiawi dari sel efektor.

Kerja reseptor melalui perubahan enzim intraseluler.Cara lain agar reseptor dapat berfungsi adalah dengan

mengaktifkan atau mematikan aktivitas suatu enzim (atau zatkimia intraseluler lainnya) di dalam sel. Enzim seringkaliterlekat pada protein reseptor dimana reseptor menonjol kebagian dalam sel.Sebagai contoh, pengikatan epinefrin dengan reseptornya pada

bagian luar sel akan meningkatkan aktivitas enzimadenilatsiklase pada bagian dalam sel, dan hal ini kemudianmenyebabkan pembentukan adenosin monofosfat siklik(cAMP). cAMP kemudian dapat mengawali salah satu kerja dari sekian

banyak aktivitas intraseluler yang berbeda-beda, efek pastinyabergantung pada mesin kimiawi dari sel efektor.

NTERAKSI NEUROTRANSMITER DENGAN RESEPTOR

Norepineprin dan asetilkolin berinteraksi dengan reseptor( protein makromolekul ) di membran lipid sel. Interaksireseptor neurotransmitter ini akan menyebabkan aktivasiatau inhibisi enzim-enzim efektor seperti adenilatsiklaseatau dapat merubah aliran ion-ion sodium dan potassiumdi membran sel melalui protein ion chanel.

Perubahan-perubahan ini akan merubah stimuluseksternal menjadi signal intraseluler

Norepineprin dan asetilkolin berinteraksi dengan reseptor( protein makromolekul ) di membran lipid sel. Interaksireseptor neurotransmitter ini akan menyebabkan aktivasiatau inhibisi enzim-enzim efektor seperti adenilatsiklaseatau dapat merubah aliran ion-ion sodium dan potassiumdi membran sel melalui protein ion chanel.

Perubahan-perubahan ini akan merubah stimuluseksternal menjadi signal intraseluler

RESEPTOR-RESEPTOR NOREPINEFRIN

Efek farmakologi katekolamin merupakan konsep awal darireseptor-reseptor alfa dan beta adrenergik.

Penelitian dengan memakai obat-obatan yang meniru kerjanorepinefrin pada organ efektor simpatis (disebut sebagaisimpatomimetik )

Norepinefrin dan epinefrin, keduanya disekresikan kedalamdarah oleh medula adrenal, mempunyai pengaruh perangsanganyang berbeda pada reseptor alfa dan beta.

Oleh karena itu, pengaruh epinefrin dan norepinefrin padaberbagai organ efektor ditentukan oleh jenis reseptor yangterdapatdalam organ tersebut.

Efek farmakologi katekolamin merupakan konsep awal darireseptor-reseptor alfa dan beta adrenergik.

Penelitian dengan memakai obat-obatan yang meniru kerjanorepinefrin pada organ efektor simpatis (disebut sebagaisimpatomimetik )

Norepinefrin dan epinefrin, keduanya disekresikan kedalamdarah oleh medula adrenal, mempunyai pengaruh perangsanganyang berbeda pada reseptor alfa dan beta.

Oleh karena itu, pengaruh epinefrin dan norepinefrin padaberbagai organ efektor ditentukan oleh jenis reseptor yangterdapatdalam organ tersebut.

RESEPTOR ASETILKOLIN

Reseptor-reseptor kolinergik dibagi menjadi nikotinik danmuskarinik. Secara fisiologi masing-masing reseptordibagi menjadi beberapa subtipe.

Reseptor nikotinik dibagi menjadi 2 yaitu reseptor N1 danN2. N1 terdapat di ganglia otonom sedangkan N2 terdapatdi neuromuscular junction.

Reseptor muskarinik dibagi menjadi M1 dan M2.Reseptor M1 terdapat di ganglia otonom dan sistem sarafpusat sedangkan reseptor M2 ada di jantung dan kelenjarludah.

Reseptor-reseptor kolinergik dibagi menjadi nikotinik danmuskarinik. Secara fisiologi masing-masing reseptordibagi menjadi beberapa subtipe.

Reseptor nikotinik dibagi menjadi 2 yaitu reseptor N1 danN2. N1 terdapat di ganglia otonom sedangkan N2 terdapatdi neuromuscular junction.

Reseptor muskarinik dibagi menjadi M1 dan M2.Reseptor M1 terdapat di ganglia otonom dan sistem sarafpusat sedangkan reseptor M2 ada di jantung dan kelenjarludah.

Kerja eksitasi dan inhibisi akibat perangsangan simpatis danparasimpatis.

Dalam tabel dicantumkan efek-efek yang terjadi pada organviseral tubuh akibat terangsangnya saraf simpatis atauparasimpatis.

Dari tabel ini dapat terlihat lagi bahwa perangsangan simpatismenimbulkan efek eksitasi pada beberapa organ tetapimenimbulkan efek inhibisi pada organ lainnya.

Efek Otonom pada organ Tubuh :

Kerja eksitasi dan inhibisi akibat perangsangan simpatis danparasimpatis.

Dalam tabel dicantumkan efek-efek yang terjadi pada organviseral tubuh akibat terangsangnya saraf simpatis atauparasimpatis.

Dari tabel ini dapat terlihat lagi bahwa perangsangan simpatismenimbulkan efek eksitasi pada beberapa organ tetapimenimbulkan efek inhibisi pada organ lainnya.

Efek Otonom pada organ Tubuh :

Organ Efek Perangsangan Simpatis Efek Perangsangan Parasimpatis

Mata

PupilOtot siliaris

Dilatasirelaksasi ringan

Konstriksikonstriksi

Kelenjar vasokonstriksi dan sekresi ringan rangsangan banyak sekali sekresi

NasalLakrimalisParotisSubmandibulaLambungPankreatik

NasalLakrimalisParotisSubmandibulaLambungPankreatik

Kelenjar keringat banyak sekali keringat(kolinergik) berkeringat pada telapak tanganatau tangan

Kelenjar apokrin tebal,sekresi yang berbau tidak ada

Pembuluh darah seringkali konstriksi seringkali memberi sedikit efek/tidak sama sekali

Organ Efek Perangsangan Simpatis Efek Perangsangan Parasimpatis

Jantung pengurangan kecepatan peningkatan kecepatan

Otot

Pembuluh koroner

peningkatan kekuatan kontraksi

dilatasi(α);konstriksi(β)

Penurunan kekuatan kontraksi(khususnya atrium)Dilatasi

Paru BronkusPembuluh darah

DilatasiKonstriksi Sedang

KonstriksiDilatasi

UsusLumen Sfingter

Peningkatan Peristaltis Dan Tonuspeningkatan tonus

Penurunan peristaltis dan tonusRelaksasi

UsusLumen Sfingter

Peningkatan Peristaltis Dan Tonuspeningkatan tonus

Penurunan peristaltis dan tonusRelaksasi

Hati pelepasan glukosa sintesa glikogen ringan

Kandung Empedu Relaksasi Kontraksi

Saluran empedu

Ginjal berkurangnya pengeluaran dansekresi renin

tidak ada

Organ Efek Perangsangan Simpatis Efek Perangsangan Parasimpatis

Kandung kemihDetrusorTrigonum

Relaksasi ringanKontraksi

KontraksiRelaksasi

Penis Ejakulasi Ereksi

Arteriol sistemik Viscera abdominal Otot

konstriksikonstriksi (adrenergik)

Tidak adaTidak adaArteriol sistemik Viscera abdominal Otot

konstriksikonstriksi (adrenergik)

Kulit Konstriksi Tidak ada

DarahKoagulasiGlulukosaLipid

MeningkatMeningkatMeningkat

Tidak adaTidak adaTidak ada

Metabolisme Basal Meningkat sampai 100% Tidak ada

Sekresi medula adrenal Meningkat Tidak ada

Aktivitas mental Meningkat Tidak ada

Organ Efek Perangsangan Simpatis Efek Perangsangan Parasimpatis

Otot piloerektor kontraksi tidak ada

Otot skeletal peningkatan glikogenolisisPeningkatan kekuatan

tidak ada

Sel-sel lemak lipolisis tidak adaSel-sel lemak lipolisis tidak ada

Efek Perangsangan Simpatis dan Parasimpatis pada Organ Spesifik

Mata. Ada dua fungsi mata yang diatur oleh sistem saraf otonom, yaitudilatasi pupil dan pemusatan lensa.

Kelenjar-kelenjar tubuh. Kelenjar nasalis, lakrimalis, saliva, dan sebagianbesar kelenjar gastrointestinalis terangsang dengan kuat oleh sistem sarafparasimpatis sehingga mengeluarkan banyak sekali sekresi cairan.

Sistem gastrointestinal. Sistem gastrointestinal mempunyai susunan sarafintrinsik sendiri yang dikenal sebagai pleksus intramural atau sistem sarafenterik usus.

Jantung. Pada umumnya, perangsangan simpatis akan meningkatkanseluruh aktivitas jantung.

Pembuluh darah sistemik. Sebagian besar pembuluh darah sistemik,khususnya yang terdapat di visera abdomen dan kulit anggota tubuh, akanberkonstriksi bila ada perangsangan simpatis.

Mata. Ada dua fungsi mata yang diatur oleh sistem saraf otonom, yaitudilatasi pupil dan pemusatan lensa.

Kelenjar-kelenjar tubuh. Kelenjar nasalis, lakrimalis, saliva, dan sebagianbesar kelenjar gastrointestinalis terangsang dengan kuat oleh sistem sarafparasimpatis sehingga mengeluarkan banyak sekali sekresi cairan.

Sistem gastrointestinal. Sistem gastrointestinal mempunyai susunan sarafintrinsik sendiri yang dikenal sebagai pleksus intramural atau sistem sarafenterik usus.

Jantung. Pada umumnya, perangsangan simpatis akan meningkatkanseluruh aktivitas jantung.

Pembuluh darah sistemik. Sebagian besar pembuluh darah sistemik,khususnya yang terdapat di visera abdomen dan kulit anggota tubuh, akanberkonstriksi bila ada perangsangan simpatis.

Efek perangsangan simpatis dan parasimpatis terhadap tekanan arteri

Tekanan arteri ditentukan oleh dua faktor, yaitu daya dorongdarah dari jantung dan tahanan terhadap aliran darah ini yangmelewati pembuluh darah.

Perangsangan simpatis meningkatnya daya dorong olehjantung dan tahanan terhadap aliran darah, yang biasanyamenyebabkan tekanan menjadi sangat meningkat.

Tekanan arteri ditentukan oleh dua faktor, yaitu daya dorongdarah dari jantung dan tahanan terhadap aliran darah ini yangmelewati pembuluh darah.

Perangsangan simpatis meningkatnya daya dorong olehjantung dan tahanan terhadap aliran darah, yang biasanyamenyebabkan tekanan menjadi sangat meningkat.

Efek perangsangan simpatis dan parasimpatis terhadap fungsitubuh lainnya.

Pada umumnya sebagian besar struktur entodermal, sepertihati, kandung empedu, ureter, kandung kemih, dan bronkusdihambat oleh perangsangan simpatis namun dirangsang olehperangsangan parasimpatis.

Perangsangan simpatis juga mempunyai pengaruh metabolik,yakni menyebabkan pelepasan glukosa dari hati, meningkatkankonsentrasi gula darah, meningkatkan proses glikogenolisisdalam hati ndan otot, meningkatkan kekuatan otot,meningkatkan kecepatan metabolisme basal, dan meningkatkanaktivitas mental.

Pada umumnya sebagian besar struktur entodermal, sepertihati, kandung empedu, ureter, kandung kemih, dan bronkusdihambat oleh perangsangan simpatis namun dirangsang olehperangsangan parasimpatis.

Perangsangan simpatis juga mempunyai pengaruh metabolik,yakni menyebabkan pelepasan glukosa dari hati, meningkatkankonsentrasi gula darah, meningkatkan proses glikogenolisisdalam hati ndan otot, meningkatkan kekuatan otot,meningkatkan kecepatan metabolisme basal, dan meningkatkanaktivitas mental.

TONUS SISTEM SARAF OTONOM

Sistem saraf simpatis dan parasimpatis selalu aktif danaktivitas basalnya diatur oleh tonus simpatis atautonus parasimpatis.

Peningkatan atau penurunan aktivitas sistem sarafsimpatis menyebabkan perubahan-perubahan yangsaling berhubungan dalam resistensi sistem vaskuler.Bila tidak ada tonus simpatis, sistem saraf simpatishanya menyebabkan vasokonstriksi.

Sistem saraf simpatis dan parasimpatis selalu aktif danaktivitas basalnya diatur oleh tonus simpatis atautonus parasimpatis.

Peningkatan atau penurunan aktivitas sistem sarafsimpatis menyebabkan perubahan-perubahan yangsaling berhubungan dalam resistensi sistem vaskuler.Bila tidak ada tonus simpatis, sistem saraf simpatishanya menyebabkan vasokonstriksi.

Kehilangan innervasi secara akut

Kehilangan sistem tonus saraf simpatis secara akut yangdiakibatkan karena regional anesthesia atau transeksi kordaspinalis akan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah secaramaksimal (spinal shock).

Kehilangan sistem tonus saraf simpatis secara akut yangdiakibatkan karena regional anesthesia atau transeksi kordaspinalis akan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah secaramaksimal (spinal shock).

KEHILANGAN INERVASI AKIBAT KEADAAN HIPERSENSITIF

Mekanisme dari kehilangan innervasi secara akut akibat reaksihipersensitif diakibatkan karena proliferasi dari resptor-reseptor(up regulation) pada membran postsinaptik yang terjadi akibatnorepineprin atau asetilkolin tidak dilepaskan lagi pada sinap

REFLEKS OTONOM

Refleks otonom kardiovaskular. Ada beberapa refleks dalamsistem kardiovaskular yang terutama membantu mengaturtekanan darah arteri dan frekuensi denyut jantung.

Refleks otonom gastrointestinal. Bagian teratas dari traktusgastrointestinal dan juga rektum terutama diatur oleh refleksotonom

Refleks otonom lainnya Pengosongan kandung kemih caranyamirip dengan pengosongan rektum, peregangan kandung kemihmenyebabkan timbulnya impuls ke medula spinalis, dankeadaan ini menyebabkan refleks kontraksi kandung kemih danrelaksasi sfingter urinaria, sehingga mempermudahpengeluaran urin.

Refleks otonom kardiovaskular. Ada beberapa refleks dalamsistem kardiovaskular yang terutama membantu mengaturtekanan darah arteri dan frekuensi denyut jantung.

Refleks otonom gastrointestinal. Bagian teratas dari traktusgastrointestinal dan juga rektum terutama diatur oleh refleksotonom

Refleks otonom lainnya Pengosongan kandung kemih caranyamirip dengan pengosongan rektum, peregangan kandung kemihmenyebabkan timbulnya impuls ke medula spinalis, dankeadaan ini menyebabkan refleks kontraksi kandung kemih danrelaksasi sfingter urinaria, sehingga mempermudahpengeluaran urin.

Sistem simpatis seringkali memberi respon terhadap pelepasanimpuls secara masal.

Pada kebanyakan kasus, impuls yang dikeluarkan oleh sistemsaraf simpatis hampir merupakan suatu unit yang sempurna,fenomena ini disebut pelepasan impuls masal (mass discharge).Peristiwa ini seringkali timbul bila hipotalamus diaktivasi oleh

timbulnya rasa takut atau cemas atau bila mengalami rasa nyeriyang berat. Akibat yang timbul merupakan reaksi yangmenyebar ke seluruh tubuh, disebut respons stres atau tandabahaya (alarm). ). Pada saat lainnya, aktivasi simpatis dapat terjadi pada

bagian sistem yang terisolasi, terutama sebagai responsterhadap refleks yang melibatkan medula spinalis tetapitidak melibatkan otak.

Pada kebanyakan kasus, impuls yang dikeluarkan oleh sistemsaraf simpatis hampir merupakan suatu unit yang sempurna,fenomena ini disebut pelepasan impuls masal (mass discharge).Peristiwa ini seringkali timbul bila hipotalamus diaktivasi oleh

timbulnya rasa takut atau cemas atau bila mengalami rasa nyeriyang berat. Akibat yang timbul merupakan reaksi yangmenyebar ke seluruh tubuh, disebut respons stres atau tandabahaya (alarm). ). Pada saat lainnya, aktivasi simpatis dapat terjadi pada

bagian sistem yang terisolasi, terutama sebagai responsterhadap refleks yang melibatkan medula spinalis tetapitidak melibatkan otak.

Respons "tanda bahaya " atau respon "stress" dari sitem saraf simpatis

Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan impuls padasaat yang bersamaan – yakni yang disebut pelepasan impuls secara massal –maka dengan berbagai cara keadaan ini akan meningkatkan kemampuantubuh untuk melakukan aktivitas otot yang besar.

Marilah kita meringkaskan kejadian ini :1. Peningkatan tekanan arteri2. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan dengan

penurunan aliran darah ke organ-organ, seperti traktus gastro intestinaldan ginjal, yang tidak diperlukan untuk aktivitas motorik yang cepat

3. Peningkatan kecepatan metabolisme sel diseluruh tubuh4. Peningkatan konsentrasi glukosa darah5. Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot6. Peningkatan kekuatan otot7. Peningkatan aktivitas mental8. Peningkatan kecepatan koagulasi darah

Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan impuls padasaat yang bersamaan – yakni yang disebut pelepasan impuls secara massal –maka dengan berbagai cara keadaan ini akan meningkatkan kemampuantubuh untuk melakukan aktivitas otot yang besar.

Marilah kita meringkaskan kejadian ini :1. Peningkatan tekanan arteri2. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan dengan

penurunan aliran darah ke organ-organ, seperti traktus gastro intestinaldan ginjal, yang tidak diperlukan untuk aktivitas motorik yang cepat

3. Peningkatan kecepatan metabolisme sel diseluruh tubuh4. Peningkatan konsentrasi glukosa darah5. Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot6. Peningkatan kekuatan otot7. Peningkatan aktivitas mental8. Peningkatan kecepatan koagulasi darah

Pengaturan medula, pons, dan mesensefalon pada sistem saraf otonom

Sebagian besar area dalam substansia retikuler dan traktus solitarius medula,pons dan mesensefalon seperti halnya banyak nuklei khusus mengaturberbagai fungsi otonom seperti tekanan arteri, frekuensi denyut jantungsekresi kelenjar di traktus gastrointestinal, gerakan peristaltikgastrointestinal dan kuatnya kontraksi kandung kemih.

Perlu ditekankan disini bahwa faktor paling penting yang dikendalikanoleh batang otak adalah tekanan arteri, frekuensi denyut jantung danfrekuensi pernafasan.

Sebagian besar area dalam substansia retikuler dan traktus solitarius medula,pons dan mesensefalon seperti halnya banyak nuklei khusus mengaturberbagai fungsi otonom seperti tekanan arteri, frekuensi denyut jantungsekresi kelenjar di traktus gastrointestinal, gerakan peristaltikgastrointestinal dan kuatnya kontraksi kandung kemih.

Perlu ditekankan disini bahwa faktor paling penting yang dikendalikanoleh batang otak adalah tekanan arteri, frekuensi denyut jantung danfrekuensi pernafasan.

Pengaturan pusat otonom batang otak oleh area yang lebih tinggi.

Sinyal-sinyal yang berasal dari hipotalamus dan bahkan dariserebrum dapat mempengaruhi aktivitas hampir semua pusatpengatur otonom batang otak. Contohnya perangsangan daerahyang sesuai pada hipotalamus dapat mengaktifkan pusatpengatur kardiovaskular medula dengan cukup kuat untukmeningkatkan tekanan arteri sampai lebih dari dua kali normal.

Demikian juga, pusat-pusat hipotalamik lainnya dapatmengatur suhu tubuh, meningkatkan atau menurunkansalivasi dan aktivitas gastrointestinal, atau menimbulkanpengosongan kandung kemih.

Sinyal-sinyal yang berasal dari hipotalamus dan bahkan dariserebrum dapat mempengaruhi aktivitas hampir semua pusatpengatur otonom batang otak. Contohnya perangsangan daerahyang sesuai pada hipotalamus dapat mengaktifkan pusatpengatur kardiovaskular medula dengan cukup kuat untukmeningkatkan tekanan arteri sampai lebih dari dua kali normal.

Demikian juga, pusat-pusat hipotalamik lainnya dapatmengatur suhu tubuh, meningkatkan atau menurunkansalivasi dan aktivitas gastrointestinal, atau menimbulkanpengosongan kandung kemih.

SISTIM SIMPATIS DAN PARA SIMPATIS

NEUROTRANSMITTERSIMPATIS DAN PARASIMPATIS

KLASIFIKASI OBAT OTONOM

1. ADRENERGIK ( Simpatomimetik) 2.PENGHAMBAT ADRENERGIK (Simpatolitik) 3.KOLINERGIK ( Parasimpatomimetik) 4.PENGHAMBAT KOLINERGIK( Parasimpatolitik) 5. OBAT GANGLION

1. ADRENERGIK ( Simpatomimetik) 2.PENGHAMBAT ADRENERGIK (Simpatolitik) 3.KOLINERGIK ( Parasimpatomimetik) 4.PENGHAMBAT KOLINERGIK( Parasimpatolitik) 5. OBAT GANGLION