Upload
trinhngoc
View
224
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Sistem Rekognisi Karakter melalui Perangkat Mobile
sebagai Pembantu Pendidikan Dasar bagi Tunanetra
PKM-GT
Diusulkan oleh :
Ketua :
Alfadho Khasroh 135 07 137
Anggota :
Rizki Satya Utami 181 09 030
Institut Teknologi Bandung
Bandung
2010
1. Judul Kegiatan : Sistem Rekognisi Karakter melalui Perangkat Mobile
sebagai Pembantu Pendidikan Dasar bagi Tunanetra 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (√) PKM-GT
3. Ketua Pelaksanaan Kegiatan
a. Nama Lengkap : Alfadho Khasroh
b. NIM : 135 07 137
c. Jurusan : Teknik Informatika
d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Bandung
e. Alamat Rumah dan No.Telp./HP : Jln. Cisitu Lama VIII No.12, Bandung 40135.
No. HP: 0899 681 0953
f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 orang
a. Nama Lengkap : Rizki Satya Utami
b. NIM : 181 09 030
c. Jurusan : Teknik Elektro
d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Bandung
e. Alamat Rumah dan No.Telp./HP : Jl. Kembar II no. 15A, Bandung.
No. HP: 0856 106 1600
f. Alamat email : [email protected]
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Kusprasapta Mutijarsa S.T., M.T.
b. NIP : 132162442
c. Alamat Rumah dan No Telp./HP : Jl. Rancakendal Luhur no. 17A, Bandung
40198.
No. HP: 0811217606.
Menyetujui,
Pembina Kegiatan Mahasiswa Program
Studi STI
Achmad Imam Kistijantoro, S.T., M.Sc.,
Ph.D.
NIP. 132320559
Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB
Brian Yuliarto Ph. D
NIP. 19750727 2006041 005
Ketua Pelaksana Kegiatan
Alfadho Khasroh
NIM. 135 07 137
Dosen Pendamping
Dr. Kusprasapta Mutijarsa S.T., M.T.
NIP. 132162442
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis dalam program PKM-GT 2011.
Dalam penyusunan karya tulis ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua serta pihak-pihak lain sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Kusprasapta Mutijarsa S.T, M.T. selaku dosen pandamping.
2. Ir. Yusep Rosmansyah Ph. D. selaku pembimbing laboratorium Wireless Information
Network Research Group.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Amin.
Penulis,
Alfadho Khasroh
(13507137)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................iiiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. iii
RINGKASAN ............................................................................................................................iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................................................. i
Tujuan ......................................................................................................................................... 2
GAGASAN ................................................................................................................................. 2
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 8
BIODATA .................................................................................................................................. 9
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Manfaat implementasi gagasan ................................................................................ 3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Arsitektur sistem ................................................................................................... 3
Gambar 2. User Scenario ......................................................................................................... 3
Gambar 3. Main Page .............................................................................................................. 4
Gambar 4. Capture Image ....................................................................................................... 4
Gambar 5. Capture text …………………................ .............................................................. 4
Gambar 6. Pilihan pada saved text …………………………………… ................................. 5
Gambar 7. Konfirmasi menghapus ………………………………………...... ...................... 5
Gambar 8. Diagram alir arsitektur OCR …………………………………………………...5
Gambar 9. Kasus adaptive thresholding …………………………………………………… 6
Gambar 10. Word Recognize Diagram …………………................ ..................................... 6
Gambar 11. Metode Pelaksanaan Gagasan …………………………………… .................. 7
iv
RINGKASAN
Terdapat sekitar 45 juta tunanetra di berbagai belahan dunia. Salah satu masalah
terbesar yang dialami oleh mereka adalah fasilitas belajar yang terbatas sehingga tidak dapat
mengenyam pendidikan dengan baik. Tujuan dari gagasan yang diusulkan adalah:
1) Merancang dan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi OCR dan
speech synthesizer untuk membantu para penyandang tunanetra mempelajari buku teks
ataupun media cetak lainnya.
2) Merancang dan mengimplementasikan sistem yang menggunakan translation engine
sehingga dapat membantu pengguna dalam memahami literatur asing.
3) Merancang dan mengimplementasikan sistem yang dapat menerima masukan perintah
melalui suara manusia.
4) Merancang dan mengimplementasikan sistem yang dapat melakukan color recognition
sehingga penyandang cacat buta warna dapat mengenali warna-warna dasar pada
benda-benda disekitarnya.
Metode penulisan karya ini diawali dengan perumusan masalah, penentuan tujuan,
penentuan metode pengimplementasian, dasar teknologi yang berkaitan, gagasan yang
diusulkan, pembahasan, kesimpulan dan saran.
Gagasan yang diusulkan adalah sebuah terobosan baru dalam pengintegrasian
teknologi OCR, color detection, dan language translator. Komponen utama dari sistem ini
adalah kamera dan software yang dijalankan pada divais mobile phone.
Kesimpulan dari gagasan ini adalah: 1) Melalui penerapan teknologi OCR, teks dapat
dibaca melalui kamera dan memberikan luaran berupa suara. Sehingga tunanetra dapat
membaca buku teks tanpa harus menerjemahkannya menjadi huruf Braille terlebih dahulu; 2)
tunanetra dapat mengenali warna benda-benda disekitarnya; 3) tunanetra dapat belajar buku
teks tanpa harus terkendala pemahaman bahasa asing itu sendiri, terutama bahasa asing yang
banyak digunakan di dunia seperti bahasa Inggris; 4) tunanetra akan lebih mudah
menggunakan 3 fitur di atas dengan menggunakan mobile device. Saran yang berkaitan
dengan gagasan ini adalah: 1) Diimplementasikan untuk menunjang pendidikan bagi
tunanetra dengan biaya yang relatif lebih murah; 2) Dilakukan riset atau penelitian lebih lanjut
mengenai gagasan yang diusulkan.
1
Pendahuluan
I. LATAR BELAKANG
Salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia adalah panca indera penglihatan.
Namun, tidak seluruh manusia memiliki kemampuan tersebut. Di sekitar kita masih banyak
terdapat orang tunanetra yang hidup di bawah garis kemiskinan dan jauh dari kualitas hidup
yang layak. Fakta ini didasarkan pada hasil pendataan dari WHO yang menyatakan bahwa
90% dari penderita tunanetra hidup pada kelas ekonomi menengah ke bawah atau miskin.
Kebutaan pada manusia dapat diakibatkan oleh berbagai aspek, contohnya kebutaan sejak
lahir, rusaknya retina karena benturan atau kecelakaan, katarak, glaukoma, dan lain
sebagainya.
Saat ini terdapat sekitar 45 juta orang tunanetra di berbagai belahan dunia. Salah satu
masalah terbesar yang dialami oleh mereka adalah fasilitas belajar yang terbatas sehingga
tidak dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Kemiskinan yang dialami oleh mereka
merupakan salah satu dampak buruk yang ditimbulkan dari pendidikan yang kurang memadai
bagi orang tunanetra. Hal ini menjadi masalah yang sistemik, karena selain menimbulkan
kemiskinan bagi mereka namun juga menimbulkan kerugian di berbagai aspek, misalkan saja
mengalami tindak kriminal, kejahatan asusila, menjadi cacat moral, dan berbagai dampak
negatif lainnya.
Gagasan yang diusulkan merupakan sebuah solusi dan terobosan baru dalam
memberikan pendidikan dasar bagi orang cacat, khususnya penyandang tunanetra. Teknologi
yang digunakan dalam gagasan ini merupakan high-end technology dan dapat digunakan oleh
masyarakat luas dengan mudah. Beberapa teknologi yang dikembangkan dalam gagasan ini
adalah Optical Character Recognition (OCR), Speech Synthesizer, translation engine, voice
recognition, dan color recognition.
OCR adalah proses yang menerjemahkan gambar karakter (image character) menjadi
bentuk teks dengan cara mencocokkan pola karakter per-baris dengan pola yang telah
tersimpan dalam database aplikasi. Hasil dari proses OCR adalah berupa teks sesuai yang
tampak pada gambar output scanner dimana tingkat keakuratan penerjemahan karakter
tergantung dari tingkat kejelasan gambar. Selanjutnya, hasil rekognisi dari sistem OCR akan
menjadi masukan bagi proses speech synthesis.
Speech synthesis adalah produksi suara manusia buatan. Sebuah sistem komputer yang
digunakan untuk tujuan ini disebut speech synthesizer, dan dapat diimplementasikan dalam
perangkat lunak atau perangkat keras. Sebuah text-to-speech (TTS) sistem mengkonversi teks
ke dalam speech bahasa normal. Sistem lain membuat representasi linguistik simbolik seperti
transkripsi fonetik dalam speech. Speech synthesis dapat dibuat dengan menggabungkan
potongan speech yang direkam dan disimpan pada database. Sistem menyimpan unit speech
dalam ukuran yang berbeda. Sebuah sistem yang menyimpan telepon atau diphones
menyediakan berbagai keluaran suara, tapi mungkin terdengar kurang jelas. Untuk domain
penggunaan khusus, penyimpanan seluruh kata-kata atau kalimat memungkinkan untuk luaran
berkualitas bagus atau dengan suara yang jelas. Synthesizer dapat menggabungkan model
saluran vokal dan karakteristik suara manusia untuk membuat keluaran suara yang benar-
benar “sintetik”. Kualitas speech synthesizer dinilai oleh kesamaannya dengan suara manusia
dan kemampuannya untuk dipahami. Sebuah aplikasi text-to-speech yang dapat dipahami
dengan baik memungkinkan orang dengan gangguan visual atau tunanetra untuk
mendengarkan karya tulis berupa teks.
Pada tahapan selanjutnya, dengan mengintegrasikan kedua teknologi tersebut,
diharapkan orang tunanetra tidak mengalami kendala yang cukup besar dalam belajar dan
mengenyam pendidikan. Sistem ini juga dilengkapi beberapa fitur tambahan sebagai berikut:
2
1) Translation engine : fitur ini membantu para tunanetra dalam memahami suatu
literatur asing, sehingga kendala bahasa bukan menjadi hambatan bagi mereka dalam
belajar.
2) Voice recognition : berfungsi untuk mengendalikan kerja sistem melalui perintah
suara manusia secara langsung.
3) Color recognition : fitur ini dapat digunakan oleh para penyandang cacat buta
warna untuk mengenali warna-warna benda disekitarnya.
II. TUJUAN Berdasarkan pendahuluan di atas, maka dirumuskanlah beberapa tujuan dari gagasan yang
dilakukan:
1) Merancang dan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi OCR dan
speech synthesizer untuk membantu para penyandang tunanetra mempelajari buku teks
ataupun media cetak lainnya.
2) Merancang dan mengimplementasikan sistem yang menggunakan translation engine
sehingga dapat membantu pengguna dalam memahami literatur asing.
3) Merancang dan mengimplementasikan sistem yang dapat menerima masukan perintah
melalui suara manusia.
4) Merancang dan mengimplementasikan sistem yang dapat melakukan color recognition
sehingga penyandang cacat buta warna dapat mengenali warna-warna dasar pada benda-
benda disekitarnya.
GAGASAN
Langkah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga penanganan tunanetra saat ini untuk
mendukung pendidikan bagi mereka adalah dengan mendirikan sekolah-sekolah dan tempat-
tempat pengembangan keahlian khusus bagi tunanetra. Pemfasilitasan sarana pendidikan bagi
mereka masih sangat terbatas, yaitu melalui pengadaan buku-buku bacaan dengan huruf
Braille, alat-alat peraga sederhana, dan sedikit komputer yang dilengkapi dengan tools khusus
bagi tunanetra.
Fokus gagasan ini adalah untuk kaum tunanetra, namun juga dapat digunakan orang
normal untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Tujuan aplikasi ini adalah untuk
memberikan kemudahan bagi orang tunanetra dalam membaca buku dan media cetak non-
braille. Harapan penulis, dengan terbukanya media umum ini bagi orang tunanetra maka
kualitas pendidikan bagi mereka akan lebih terakomodasi. Hal ini memberikan dampak positif
lainnya, yaitu memungkinkan kaum tunanetra untuk bekerja di bidang yang sebelumnya tidak
dapat dikerjakan oleh seorang tunanetra.
Manfaat lain dari gagasan ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk fasilitas pendidikan
tunanetra akan lebih murah. Jika dilihat dari pengadaan fasilitas pendidikan dengan cara
konvensional, yayasan diharuskan untuk membeli sebuah mesin cetak braille. Kemudian
mengetikkan seluruh isi buku teks, menyediakan kertas cetak khusus, dan kemudian baru
mencetaknya. Sedangkan dengan hasil gagasan yang nantinya akan dicapai, para tunanetra
dapat membaca buku teks hanya melalui sebuah mobile phone.
Selain dari manfaat yang telah dipaparkan sebelumnya, dengan penerapan teknologi-
teknologi dalam gagasan ini diharapkan waktu untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas
pendidikan relatif lebih cepat. Karena hanya dengan menggunakan mobile phone berkamera,
para tunanetra dapat segera mempelajari buku teks atau media cetak lainnya tanpa intervensi
manual.
Selain fokus pada orang tunanetra, aplikasi ini juga dapat berguna untuk beberapa
penggunaan lain, seperti pembelajaran membaca untuk anak-anak, sebagai alat penerjemah
media cetak asing, dan sarana untuk belajar bahasa asing.
3
Berikut adalah tabel yang menjelaskan manfaat-manfaat dari hasil gagasan yang akan
dicapai:
Metode Konvensional Hasil Gagasan
Fasilitas pendidikan Hanya terbatas pada huruf
braille.
Buku teks dan media cetak
umum.
Waktu
Membutuhkan waktu lama
dalam pengadaan fasilitas
pendidikan.
Membutuhkan waktu yang relatif
singkat dalam pengadaan fasilitas
pendidikan.
Biaya
Lebih mahal, membutuhkan
jasa manusia untuk
menerjemahkan teks ke huruf
Braille.
Lebih murah, hanya
membutuhkan sebuah mobile
phone untuk seluruh buku teks
atau media cetak.
Tabel 1. Manfaat implementasi gagasan
Hasil yang diharapkan dari gagasan ini adalah:
Arsitektur sistem
Gambar 1. Arsitektur sistem
Arsitektur sistem pada gagasan ini sangat sederhana. Pada dasarnya aplikasi ini
merupakan stand alone application. Hanya terdapat satu fitur yang menggunakan koneksi
internet, yaitu translator engine, sedangkan untuk fitur-fitur lainnya dapat dijalankan tanpa
membutuhkan koneksi internet.
Diagram Alir (User Scenario)
Gambar 2. User Scenario
Skenario pengguna yang diharapkan pada sistem ini adalah seperti pada gambar 3 di
atas. Pada awalnya user akan melakukan penangkapan gambar melalui kamera. Kemudian
dilakukan preprocesing terhadap gambar yang ditangkap. User dapat memilih fitur color
detection atau OCR pada saat preprocessing. Jika memilih OCR maka sistem akan melakukan
OCR Camera Preprocessing Post
Processing
Speech
Synthesizer
Color
Detection Translator
Engine
4
pemrosesan data yang berupa gambar menjadi teks, dan selanjutnya teks tersebut di
terjemahkan ke dalam bahasa yang diinginkan oleh pengguna. Setelah proses penerjemahan
selesai, sistem akan melakukan proses speech synthesis untuk mengucapkan teks yang
diminta.
Antarmuka Pengguna
Main Page
Gambar 3. Main Page
Pengguna akan disajikan sebuah antarmuka yang sangat sederhana dan cukup mudah
dipahami oleh orang tunanetra. Pada halaman utama, pengguna akan disajikan empat pilihan,
yaitu camera untuk melakukan penangkapan gambar, saved text untuk mengecek teks yang
sebelumnya pernah disimpan, preferences untuk mengubah settingan aplikasi dan bahasa,
serta exit untuk keluar.
Capture Image
Gambar 4. Capture Image
Tunanetra dapat melakukan penangkapan gambar dengan divais kamera yang terdapat
pada mobile divais.
Capture Text
Gambar 5. Capture text
Para pengguna, khususnya tunanetra, dapat membaca hasil rekognisi teks pada tiap kata
dan menyimpan hasil rekognisi teks tersebut. Hal ini bertujuan untuk memudahkan orang
tunanetra dalam memahami materi yang sedang dipelajari.
Saved Text
5
Gambar 6. Pilihan pada saved text
Pada pilihan “saved text”, pengguna dapat melakukan load untuk membuka ataupun
menghapus hasil rekognisi teks yang telah dilakukan sebelumnya.
Delete Confirmation
Gambar 7. Konfirmasi menghapus
Pada umumnya, terdapat sebuah mekanisme konfirmasi jika seorang pengguna akan
melakukan penghapusan file, begitu juga sistem ini memberikan feedback jika penggunanya
akan melakukan penghapusan sebuah file.
Arsitektur OCR
Masukan: Gambar Grayscale atau Berwarna
Gambar 8. Diagram alir arsitektur OCR
OCR yang dikembangkan pada gagasan ini memiliki arsitektur seperti pada gambar di
atas. Sistem akan menerima masukan berupa gambar berwarna ataupun grayscale.
Selanjutnya akan dilakukan pengenalan karakter berdasarkan database yang ada. Sistem akan
menganalisa baris dan kata dari gambar yang dimasukkan. Tahap terakhir adalah melakukan
typing hasil rekognisi pada text editor.
Character Outlines
Character Outlines
Organized Into
Words
Binary Image
Adaptive
Thresholdin
g
Connected
Component
Analysis
Find Text
Lines and
Words
Recognize
Word Pass 1
Recognize
Word Pass 2
6
Adaptive Thresholding
Teknologi OCR yang akan dikembangkan pada gagasan
ini juga dapat menangani kasus-kasus seperti pada gambar,
yaitu dengan melakukan adaptive thresholding. Penanganan
kasus ini sangat penting mengingat para tunanetra tidak dapat
melihat kondisi dari objek yang ditangkap.
Gambar 9. Kasus adaptive thresholding
Recognize Word
Done?Character
Chopper
Character
AssociatorNo
Dictionary
Static
Character
Classifier
Adaptive
Character
Classifier
Number
Parser
Adapt to
WordYes
Gambar 10. Word Recognize Diagram
Pada teknologi OCR yang dikembangkan, salah satu komponen pentingnya adalah
recognize word yang berfungsi untuk mengenali kata-kata berdasarkan spasi sebagai
pemisahnya. Proses ini sangat diperlukan karena speech synthesizer dan translator engine
membutuhkan masukan teks yang valid untuk melakukan prosesnya.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari gagasan yang diusullkan adalah:
1) Teknologi OCR dan speech synthesizer dapat membantu para penyandang tunanetra
mempelajari buku teks ataupun media cetak lainnya.
2) Translation engine pada sistem ini dapat membantu pengguna dalam memahami
literatur asing.
3) Sistem dapat menerima masukan perintah melalui suara manusia agar membantu
para tunanetra dalam menggunakan perangkat lunak.
4) Color recognition pada software ini membantu penyandang cacat buta warna dapat
mengenali warna-warna dasar pada benda-benda disekitarnya.
Gagasan ini dapat dilakukan dengan menerapkan model pengembangan perangkat lunak
standar sebagai berikut:
7
Gambar 11. Metode Pelaksanaan Gagasan
1. Wawancara dan Kuesioner.
Tahap pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner telah dilakukan melalui
kerjasama dengan yayasan dan sekolah tunanetra Sehat Sejahtera di Bandung. Data
yang dikumpulkan mulai dari jumlah kaum tunanetra dalam yayasan tersebut, kegiatan
yang dilakukan sehari-hari, materi pendidikan apa saja yang diberikan kepada mereka,
dan perangkat apa saja yang mereka gunakan untuk membantu proses ajar-mengajar.
2. Survey Pustaka. Pada tahap ini yang akan dikerjakan adalah menentukan dan membaca buku teks, jurnal,
tugas akhir, dan thesis yang relevan, serta studi literatur mengenai user interface yang
efektif bagi kaum tunanetra, penelitian mengenai Voice Recognition, Speech Synthesis,
Optical Recognition System, Translation Engine, serta dokumentasi tools
pengembangan aplikasi di berbagai jenis device mobile phone, mulai dari Symbian
Nokia, iPhone, Andorid, dan Windows Phone 7.
3. Survey Aplikasi. Langkah yang dikerjakan pada tahap ini adalah melakukan investigasi dan eksplorasi
aplikasi-aplikasi yang telah ada dan relevan dengan objektif penelitian. Hal ini
diharapkan akan dapat menghindari kelemahan aplikasi-aplikasi yang telah ada dan
mengadopsi kekuatan fungsionalitas dari aplikasi sebelumnya.
4. Analisis Kebutuhan. Berdasarkan mekanisme identifikasi kebutuhan melalui wawancara dan kuesioner,
selanjutnya dilakukan analisis kebutuhan untuk mendeskripsikan kebutuhan apa saja
yang diperlukan oleh pengguna. Setelah kebutuhan user terdefinisi, yang terdiri dari
kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional, maka dapat ditentukan spesifikasi
sistem apa saja yang akan dipenuhi. Pada tahap ini, model dan fitur dari sistem yang ada
juga akan diselidiki. Spesifikasi sistem harus sejelas mungkin dideskripsikan pada
tahapan ini.
5. Analisis Sistem. Spesifikasi sistem yang sudah dideskripsikan kemudian dipetakan berupa role
(pengguna) tertentu yang sesuai. Level otomatisasi sistem juga dianalisis pada tahap ini,
yakni setelah task dari sistem dapat dideskripsikan berdasarkan interaksi yang dilakukan
dengan user yang telah teridentifikasi tasknya. Pada tahapan ini juga akan dilakukan
pengumpulan alternatif solusi yang ada. Kemudian akan dianalisis solusi yang paling
tepat untuk menjawab user requirements yang telah didefinisikan sebelumnya. Salah
satu hal yang paling penting dalam tugas ini adalah pemilihan algoritma OCR, voice
synthesis, translator engine, voice recognition, dan color recgnition yang selanjutnya
akan diterapkan pada sistem.
6. Disain Sistem.
Berdasarkan analisis kebutuhan dan pemilihan algoritma OCR yang sesuai pada tahap
sebelumnya, pada tahap ini akan dilakukan pemodelan sistem, perancangan skenario
dasar dari sistem, dan model OCR yang akan dikembangkan. Desain yang diusulkan
8
tidak boleh menyelisihi hasil observasi yang ada. Pada tahapan ini juga akan dilakukan
verifikasi agar disain sistem yang dirancang sesuai dengan spesifikasi sistem yang telah
didefinisikan sebelumnya.
7. Implementasi. Pada tahapan ini, desain sistem yang telah dirancang akan diimplementasikan.
Pengimplementasian desain sistem akan dilakukan dengan menggunakan bahasa
pemrograman C#, dan akan dikembangkan menggunakan Windows Phone 7
Development Tools untuk Windows Phone 7, MonoTouch untuk iPhone, dan
MonoDroid untuk Android.
8. Pengujian. Langkah validasi dalam gagasan ini dilakukan melaui mekanisme pengujian secara
langsung di lapangan bersama dengan para ahli tunanetra dari yayasan dan sekolah
Sehat Sejahtera di Bandung. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang sesuai
dengan user requirements dan spesifikasi sistem yang telah dideskripsikan pada tahapan
sebelumnya.
Saran yang berkaitan dengan gagasan ini adalah: 1) Diimplementasikan untuk
menunjang pendidikan bagi tunanetra dengan biaya yang relatif lebih murah; 2) Dilakukan
riset atau penelitian lebih lanjut mengenai gagasan yang diusulkan.
Daftar Pustaka
PGPK (2011), “Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan
(PGPK)”, terdapat pada alamat
http://pgpk.sisfo.net/index.php?option=com_content&task=view&id=1&Itemid=1
(diakses pada tanggal 9 Februari 2011).
Library Corner (2011), “Optical Character Recognition (OCR)”, terdapat pada alamat
http://librarycorner.org/2007/02/28/optical-character-recognition-ocr/ (diakses pada
tanggal 8 Februari 2011).
Jonathan Allen, M. Sharon Hunnicutt, Dennis Klatt, From Text to Speech: The MITalk
system. Cambridge University Press: 1987. ISBN 0-521-30641-8.
Rubin, P.; Baer, T.; Mermelstein, P. (1981). “An articulatory synthesizer for perceptual
research”. Journal of the Acoustical Society of America 70: 321–328.
doi:10.1121/1.386780.
9
Biodata
Ketua Pelaksana:
Data Diri
Nama Lengkap : Alfadho Khasroh
Nama Panggilan : Dodo
NIM : 135 07 137
Fakultas/Program Studi : Sekolah Teknik Elektro dan Informatika/ Sistem dan
Teknologi Informasi
Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung
Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 2 Januari 1989
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat di Bandung : Jl. Cisitu Lama VIII No. 12 Bandung 40135
Contact : +62899 681 0953
e-mail address : [email protected]
Prestasi
2010 : Juara 1 NOKIA Mobile Inno Sphere se-Bandung.
2009 : Semifinal Imagine Cup National Competition.
Tertanda,
Ketua Pelaksana
Alfadho Khasroh
10
Anggota Pelaksana 1:
Data Diri
Nama Lengkap : Rizki Satya Utami
Nama Panggilan : Tami
NIM : 18109030
Fakultas/Program Studi : Sekolah Teknik Elektro dan Informatika/ Telekomunikasi
Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Bandung
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 November 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat di Bandung : Jl. Kembar II no. 15A, Bandung
Contact : 08561061600
e-mail address : [email protected]
Prestasi
2009 : Peringkat 3 UAN tertinggi DKI Jakarta.
2011 : Think Quest International Multimedia Competition.
Tertanda,
Anggota Pelaksana 1
Rizki Satya Utami