239
SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI PERKANTORAN DI BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh: Annisa Nurulita NIM. 1111025100067 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

PADA ADMINISTRASI PERKANTORAN DI BIRO UMUM

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

REPUBLIK INDONESIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

Annisa Nurulita

NIM. 1111025100067

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/2015 M

Page 2: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

PADA ADMINISTRASI PERKANTORAN DI BIRO UMUM SEKRETARIAT

JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK

INDONESIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh:

Annisa Nurulita

NIM :1111025100067

di bawah bimbingan

Hendro Wicaksono, M.Hum.

NIP. 19741011 200501 1 001

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H / 2015 M

Page 3: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI
Page 4: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI
Page 5: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

i

ABSTRAK

Annisa Nurulita (1111025100067). Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis: Studi

Kasus bagian Administrasi Perkantoran di Biro Umum Sekretariat Jenderal

Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Di bawah bimbingan

Hendro Wicaksono, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab

dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sistem pengelolaan

arsip, untuk mengetahui perlengkapan sistem pengelolaan arsip dan kendala yang

dialami dalam melakukan sistem pengelolaan arsip dinamis bagian Administrasi

Perkantoran di Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi, wawancara

dan dokumentasi. Sedangkan, teknik analisis data meliputi: reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa

sistem pengelolaan arsip yang dilakukan belum sepenuhnya baik karena ada

beberapa kendala dalam pengelolaan arsip dinamis dan ada beberapa aspek

pengelolaan arsip dinamis yang belum dilakukan secara sistematis. Kesimpulan

yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Sistem pengelolaan arsip

dinamis pada Administrasi Perkantoran di Kementerian Pekerjaan Umum

Republik Indonesia pada aspek penciptaan dan penerimaan arsip, penyimpanan,

pemeliharaan, dan penyusutan. Perlengkapan arsip dinamis yang digunakan

Adminitrasi Perkantoran di Biro Umum kondisinya cukup baik dan masih layak

digunakan. Pengelolaan arsip dinamis, ada 5 kendala yang dihadapi oleh

Administrasi Perkantoran di Biro Umum yaitu anggaran dana, fasilitas penunjang

pengelolaan arsip dinamis, sistem pengamanan, kurang pegawai dalam bidang

kearsipan, dan kegiatan dalam mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM).

Dasar hukum pengelolaan arsip dinamis di Administrasi Perkantoran di Biro

Umum adanya kebijakan, dan SOP mengenai pengelolaan arsip dinamis.

Kata Kunci : arsip dinamis, sistem , pengelolaan

Page 6: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

ii

ABSTRACT

Annisa Nurulita (1111025100067). The Records Management System in the

Administration Office at the General Bureau of the Secretariat General of Public

Works Ministry of the Republic of Indonesia. Under the guidance of Hendro

Wicaksono, M. Hum. Library Science Program Faculty of Manners and

Humanities Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, in 2015.

The purpose of this research is the pictures of records management system, to know

the equipment records management system and the constraints experienced in

conducting records management system in the Administration Office at the Public

Works Ministry of the Republic of Indonesia. This research uses descriptive method

with qualitative approach. The techniques used for collecting data are observation,

interviews, and documentation. Meanwhile, data analysis techniques include: data

reduction, data presentation and conclusion. The results showed that the records

management system is not yet fully done well because there are some obstacles in the

management of records and there are some aspects of records management that has

not been done systematically. The conclusion of this research is that records

management systems in Administration Office consists of the aspects of the creation

and reception of archieves, the storage, the preservation, and the depreciation. The

condition of records equipment used by the Administration Office at the General

Bureau is good and still usable. On the records management, there are five problems

faced by the Administration Office at the General Bureau: the budget, the supporting

records facilities, the security systems, the lacks of employees in the field of archives,

and the activities in optimizing the human resources. The legal basis of records

management in Office Administration in the General Bureau is the policies and SOP

regarding records management.

Keywords: Records, system, management

Page 7: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT semata,

maha sumber ilmu yang telah memberikan nikmat jasmani dan rohani, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi berjudul “Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis bagian Administrasi

Perkantoran di Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Republik

Indonesia” ini sesuai rencana. Shalawat dan salam tak lupa penulis curahkan kepada junjungan

ku, Baginda Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Semoga segala

kasih dan sayangNya dapat terus kita rasakan sebagai hingga akhir perjalanan hidup kita. Amin!

Dengan berakhirnya penulisan skripsi, tentu banyak pihak yang telah yang telah banyak

membantu dan mendukung penulis. Untuk itu sudah sepatutnya penulis ucapkan terima kasih

atas segala perhatiannya, mulai dari awal studi, penyusunan proposal hingga skripsi ini siap jilid,

mereka adalah:

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi

FAH UIN Jakarta.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan

Informasi FAH UIN Jakarta.

4. Bapak Hendro Wicaksono, M.Hum,selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

berkenan menyisihkan waktunya di tengah kesibukannya untuk membantu,

mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

iv

5. Ibu Alfida, M.LIS, selaku dosen penguji I yang telah memberikan saran yang bermanfaat

dan meluangkan pikiran, tenaga dan waktu dalam membantu penyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik penulis yang membantu,

mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bpk. Hajar Maruf, S.Sos dan Ibu Suci, serta pegawai bagian Administrasi Perkantoran di

Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum yang banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini dan memberikan masukan saat melakukan penelitian.

8. Segenap Dosen Jurusan IPI FAH UIN Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu yang

bermanfaat dan pengalaman profesi. Hanya Allah yang akan membalas semua kebaikan

ini dengan ganjaran amal jariah. Amin YRA.

9. Ayahanda Chaidir Anwar dan Ibunda Rosmala. Terima kasih ayah dan mama telah

mendidik, membimbing, memberikan bantuan moril dan materil serta limpahan kasih

sayang kepada penulis, serta abang Muhammad Rizky dan Adik Achmad Iqbal.

10. Sahabat-sahabat saya terutama Arum Sari, Siti Iqlima Zeinia, Nurmalita, Muhammad

Fadli, Andhika Wahyudi, Hakim Afrianto, Niya Fatmawati, Resti Kuntari, Tiya Noer

Arifin dan Wulandari yang selalu mendukung dan memberi semangat penulis.

11. Sahabatku para Mejikuhibiniuke: Muthia Fariza, Jundiah, Anggraeny Pramesti, Imroatus

Sholihah, Puti Asmarani, Marini Badzlina, dan Donna Sitta A. Terima kasih atas segala

saran untuk penulis agar senantiasa berlaku lurus selamanya. Insya Allah!

12. Teman-teman seangkatan Jurusan Ilmu Perpustakaan 2011 terutama IPI C, teman-teman

KKN SEHATI 2014, yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya dan

yang telah memberi semangat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang telah berbagi

atas ilmunya, selalu mendukung dan memberi semangat penulis.

Page 9: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

v

13. Teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan terutama, Luki Budiawan, Firly Hidayat, Feby

Azom Arafiqie, Zulfikar, Kikim, Gita, Kibar, Lona, Yeni, Putri, dan Mohammad Rifqi

yang telah memberi semangat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang telah berbagi

atas ilmunya, selalu mendukung dan memberi semangat penulis.

Kesempurnaan hanya milik Allah, dan ibarat ‘tiada gading yang tak retak’, demikian pula

dengan penyusunan skripsi ini, tentu saja masih bertaburan sejumlah kekurangan dan kekeliruan,

maka sudah sepantasnya skripsi ini butuh masukan, berupa kritik dan saran membangun. Dengan

demikian, diharapkan skripsi ini dapat mendekati kesempurnaan itu sendiri. Akhir kata, dalam

bentuk sekecil apa pun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembaca.

Jakarta, Juli 2015

Page 10: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah......................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 7

D. Definisi Istilah ............................................................................. 8

E. Sistematika Penulisan.................................................................. 10

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Definisi Arsip .............................................................................. 12

B. Rekod Elektronik ........................................................................ 17

C. Model Pengelolaan Rekod .......................................................... 18

1. Model Siklus Hidup ................................................................ 18

2. Model Kontinum ..................................................................... 21

D. Manajemen Arsip Dinamis........................................................... 25

1. Proses Manajemen Arsip......................................................... 27

2. Penyimpanan Arsip Dinamis................................................... 30

3. Sistem Informasi Kearsipan .................................................... 33

Page 11: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

vii

E. Sistem Temu Kembali .................................................................. 35

F. Proses Temu Kembali Arsip ......................................................... 43

G. Tata Naskah Dinas Elektronik...................................................... 48

H. Penelitian Terdahulu .................................................................... 55

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................. 58

B. Sumber Data ................................................................................ 58

C. Indikator Penilaian ...................................................................... 59

D. Pemilihan Informan ..................................................................... 63

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 63

1. Observasi ................................................................................ 64

2. Wawancara ............................................................................. 64

3. Dokumentasi ........................................................................... 65

F. Teknik Analisis Data ................................................................... 65

1. Reduksi data ........................................................................... 66

2. Penyajian data ......................................................................... 66

3. Penarikan kesimpulan ............................................................. 66

G. Jadwal Penelitian ......................................................................... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kementerian Pekerjaan Umum

1. Kementerian Pekerjaan Umum ............................................. 68

2. Visi dan Misi Kementerian Pekerjaan Umum ...................... 70

3. Struktur Organisasi Kementerian Pekerjaan Umum ............. 72

a. Kementerian Pekerjaan Umum ......................................... 72

Page 12: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

viii

b. Biro Umum........................................................................ 74

c. Kegiatan Unit Kearsipan ................................................... 78

d.Organisasi dan Manajemen Kementerian

Pekerjaan Umum ............................................................... 79

B. Hasil Penelitian

1. Pengelolaan Arsip Dinamis pada Administrasi Perkantoran 81

a. Penciptaan dan penerimaan ........................................... 81

b. Penyimpanan ................................................................. 84

c. Pemeliharaan ................................................................. 86

d. Penyusutan dan Pemusnahan ........................................ 87

2. Perlengkapan Arsip Dinamis pada Administrasi

Perkantoran .......................................................................... 88

3. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis pada Administrasi

Perkantoran ........................................................................... 89

a. Anggaran Dana .............................................................. 89

b. Fasilitas .......................................................................... 90

c. Sistem Pengamanan Arsip Dinamis .............................. 90

d. Merekrut Pegawai Bidang Kearsipan ............................ 91

e. Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia ...................... 91

4. Dasar Hukum Pengelolaan Arsip pada Administrasi

Perkantoran ........................................................................... 92

C. Pembahasan

1. Pengelolaan Arsip Dinamis pada Administrasi Perkantoran

a. Penciptaan dan penerimaan .............................................. 93

Page 13: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

ix

b. Penyimpanan ..................................................................... 97

c. Pemeliharaan ..................................................................... 101

d. Penyusutan dan Pemusnahan ............................................ 101

2. Perlengkapan Arsip Dinamis .................................................. 103

3. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis ...................................... 103

4. Dasar Hukum Pengelolaan Arsip Dinamis ............................. 106

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 107

B. Saran ........................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Indikator Penilaian ...................................................................... 60

Tabel 2 Jadwal Penelitian ........................................................................ 66

Page 15: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Siklus Hidup………………..…………………………….21

Gambar 2 Model Kontinum………………..………………………………..24

Gambar 3 Manajemen Arsip Dinamis………………..……………………...25

Gambar 4 Garis Besar Temu Kembali…………….………………………...45

Gambar 5 Proses Temu Kembali…………….………………………...........46

Gambar 6 Topologi Jaringan Tata Naskah Dinas Elektronik…………….…52

Gambar 7 Struktur Organisasi Kementerian Pekerjaan Umum…………….73

Gambar 8 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal…………….…………...76

Gambar 9 Struktur Organisasi Biro Umum…………….…………………...77

Page 16: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti saat ini, informasi merupakan hal yang

sangat penting dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia.

Berbagai macam dokumen dan media telah tercipta untuk kemudahan

dalam menyimpan, mencari dan menyebarkan informasi. Arsip

mempunyai nilai yang sangat penting dalam berbagai hal, selain sebagai

informasi, arsip juga merupakan bahan bukti yang dapat di pertanggung

jawabkan kebenarannya.

Arsip sebagai salah satu produk yang dihasilkan dalam kegiatan

Kementerian Pekerjaan Umum merupakan suatu alat yang memberikan

kontribuksi dalam penyajian data dan informasi untuk menunjang,

mempengaruhi dan melandasi kebijakan pengambilan keputusan bagi

Kementerian Pekerjaan Umum. Teknologi yang membantu tercapainya

tujuan organisasi atau instansi serta pelaksanaan administrasi di suatu

instansi menjadi efektif dan efesien. Kemajuan teknologi berdampak besar

terhadap aspek kehidupan manusia termasuk di dalam bidang administrasi

yang menuntut adanya profesionalisme dalam melaksanakan setiap

aktifitas organisasi, dan tentu saja manajemen kearsipan akan mengikuti

kemajuan tersebut . Serta di sisilain, menjadi suatu tantangan bagi para

pengelolaan arsip itu sendiri.

Page 17: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

2

Arsip mempunyai nilai yang sangat penting dalam berbagai hal,

selain media informasi juga merupakan bahan bukti yang dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya. Arsip merupakan produk yang

tercipta oleh instansi manapun untuk kegiatannya sehari-hari yang

melandasi pengambilan tindakan, melakukan kegiatan sehari-hari, dan

memori organisasi. Selain itu juga merupakan bahan bukti peradilan yang

sah, dan penyelenggaraan administrasi. Maka dari itu arsip perlu dikelola

dengan baik pentingnya arsip.1

Menurut Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang

Kearsipan Pasal 1 ayat 2, disebutkan bahwa arsip adalah rekaman kegiatan

atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan

diterima oleh lembaga Negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan,

perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan

perseorangan dalam pelakasanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara. Agar arsip tersebut dapat dipergunakan secara efektif dan

efesien oleh suatu instansi, maka diperlukan adanya manajemen arsip yang

baik.2

Dalam sebuah organisasi merupakan kumpulan dari unit kerja yang

saling berhubungan dan fungsi yang sesuai dengan deskripsi kerjanya.

Dalam menjalankan deskripsi kerja tersebut tercipta kegiatan-kegiatan dan

dalam menjalankan kegiatan tersebut akan terjadi transaksi yang

merupakan proses administrasi. Proses itulah yang akan menciptakan arsip

1 Zulkifli Amsyah. Manajemen Kearsipan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003).h.13

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.

Page 18: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

3

apapun jenisnya baik yang tekstual maupun non tekstual. Arsip inilah yang

nantinya akan diberkaskan berdasarkan transaksi dan kegiatannya sesuai

kepentingan unit kerja agar mudah dicari dan ditemukan kembali.

Manajemen rekod adalah mengelola berbagai macam informasi

yang ditangkap dalam berbagai bentuk yang dapat direproduksi untuk

melaksanakan kegiatan bisnis.3 Pada dasarnya arsip yang disimpan akan

digunakan kembali oleh pengguna yang memiliki akses. Di dalam

manajemen arsip ini lah diatur tata cara pengelolaan arsip, seperti tahapan-

tahapan yang dilakukan ketika ada arsip yang masuk ke pusat arsip,

pencatatan, pemilahan, pengklasifikasian, penataan, jadwal

retensi,penyusutan, dan juga sistem temu kembali arsip. Arsip yang

disimpan bisa untuk dipinjam oleh pengguna ketika dibutuhkan. Sebuah

pusat arsip dinamis dianggap baik dilihat dari kemampuan temu kembali

arsipnya. Oleh karena itu, temu kembali arsip merupakan sebuah tahapan

yang sangat penting dalam manajemen arsip.4

Temu kembali arsip memiliki prosedur-prosedur pengoperasian

yang spesifik. Dalam sasaran utama dari temu kembali arsip adalah

menyediakan akses dengan cepat ke informasi yang dibutuhkan dan untuk

orang yang tepat serta membangun prosedur yang efisien untuk proses

keluarnya arsip dari tempat penyimpanan dan mengendalikan

pengembalian arsip ke file penyimpanan. Untuk dapat memberikan arsip

kepada orang yang tepat, sistem harus dapat menjamin hak akses untuk

setiap arsip. Pengguna arsip dapat mencakup staf unit bisnis dimana arsip

3 Penn. Ira A., dkk,. “Records Management Handbook (2nd ed.).” (Cambridge:Gower,1994).h.5 4 Sulistyo-basuki, Manajemen Arsip Dinamis, (Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama,2003).h.16.

Page 19: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

4

tersebut terciptakan, unit bisnis lain yang berada dalam organisasi tersebut

atau pengguna diluar organisasi yang telah mendapatkan hak/perizinan

untuk mengakses. Tingkat intensitas penemuan kembali arsip yang paling

tinggi terjadi pada saat arsip disimpan di Unit Kerja atau Unit Pengolah

maka arsip tersebut merupakan jenis arsip aktif.

Pengelolaan arsip dalam manajemen akses informasi yang tepat

sekaligus menjadi wujud dalam pengembangan budaya keterbukaan

informasi yang diamanatkan melalui Undang-undang No. 14 tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik.5 Undang-undang ini mengikat

badan-badan publik untuk menyediakan layanan informasi mengenai

aktivitas kelembagaannya secara transparan dan akuntabel bagi

masyarakat. Dalam kewajiban sekaligus kewenangan ini tentunya

merupakan hasil yang mendalam mengingat pentingnya arsip-arsip

bernilai guna tinggi khususnya di bidang dalam Unit Kerja yang harus di

lestarikan untuk dimanfaatkan secara lebih luas.

Seiring dengan semakin membengkaknya jumlah arsip yang harus

di tangani dan perkembangan teknologi informasi saat ini maka sangat di

perlukan suatu sistem manajemen kearsipan yang terkomputerisasi atau

disebut dengan Sistem Informasi Kearsipan. Upaya untuk mendukung

pengelolaan arsip dinamis di lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum

adalah dengan mewujudkan sistem aplikasi kearsipan yang dapat

dioperasikan melalui jaringan komputer (internet/intranet), dengan maksud

5 Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Page 20: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

5

untuk meningkatkan percepatan proses layanan pencarian suatu arsip

dinamis.

Secara umum,Sistem Informasi Kearsipan adalah suatu sistem

informasi yang mengelola data yang menyangkut pengumpulan,

pengelolaan, pemusnahan, pencetakan laporan dan pencarian kembali arsip

yang berbasis komputer sehingga mampu mengelola arsip dengan lebih

efektif dan efesien dan pada akhirnya dapat memberi masukan informasi

secara aktual dan akurat tentang perumusan kebijakan, strategi dan

program pembangunan. Sejak banyak organisasi yang menangani arsip

dalam jumlah besar, sistem harus mampu memastikan arsip-arsip tersebut

ada dan dapat ditemukan sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga

dapat mendukung aktivitas dan pencapaian tujuan manajemen instansi atau

perusahaan sesuai target yang telah ditentukan. Oleh karena itu, sebuah

unit kearsipan perlu menerapkan prosedur temu kembali arsip.

Berdasarkan uraian di atas serta tinjauan di Biro Umum Sekretariat

Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum adalah untuk mengetahui sistem

pengelolaan arsip dinamis. Sistem pengelolaan arsip dinamis yaitu proses

pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif, dan sitematis melalui

penciptaan, penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan arsip yang

didukung oleh sumber daya manusia, prasarana, dan sarana, serta sumber

daya lainnya. Salah satu upaya untuk mendukung pengelolaan arsip

dinamis di lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum adalah dengan

mewujudkan sistem aplikasi kearsipan yang dapat di operasikan melalui

jaringan komputer (internet/intranet), dengan maksud untuk meningkatkan

Page 21: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

6

percepatan proses layanan pencarian suatu arsip dinamis. Arsip dinamis

belum memaksimalkan pemanfaatan Tekhnologi (TI) dan Sistem

Informasi (SI) dalam penataan dan pendataan arsip aktif, maka sulit dalam

pengorepasian sistem pengelolaan arsip, sehingga makin lama nya mencari

dalam penemuan suatu dokumen.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian skripsi yang berjudul “ Sistem Pengelolaan Arsip

Dinamis bagian Administrasi Perkantoran di Biro Umum

Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Republik

Indonesia”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan masalah yang

telah dipaparkan diatas, maka penelitian ini akan dibatasi hanya pada

sistem pengelolaan arsip dinamis dengan baik, maka diperlukan suatu

sistem tertentu. Sistem pengelolaan arsip dinamis yang baik harus

mempunyai klasifikasi serta indeks yang bisa untuk mudah mencarian

dokumen yang secara cepat yang dilakukan di Kementerian Pekerjaan

Umum Republik Indonesia.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, maka

perumusan masalah penelitian ini yaitu Bagaimana sistem pengelolaan

Page 22: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

7

arsip dinamis yang diterapkan bagian Administrasi Perkantoran di

Kementerian Pekerjaan Umum.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dari Penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui gambaran sistem pengelolaan arsip bagian

Administrasi Perkantoran di Kementerian Pekerjaan

UmumRepublik Indonesia.

b. Untuk mengetahui perlengkapan sistem pengelolaan arsip bagian

Administrasi Perkantoran di Kementerian Pekerjaan

UmumRepublik Indonesia.

c. Untuk mengetahui kendala yang dialami dalam melakukan sistem

pengelolaan arsip dinamis bagian Administrasi Perkantoran di

Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Memberikan masukan tentang sistem pengelolaan arsip, khususnya

di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum, mengingat

pentingnya sistem prosedur dalam mendapatkan temu kembali

arsip.

b. Mendorong Kementerian Pekerjaan Umum untuk kebutuhan

pengguna sehingga dapat mendukung aktivitas dan pencapaian

tujuan manajemen sesuai target yang telah ditentukan agar mudah

memproses sistem pengelolaan arsip.

Page 23: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

8

c. Penelitian ini bermanfaat bagi penelitian untuk meningkatkan

pemahaman dan menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya

di bidang pengolahan arsip dinamis.

D. Definisi Istilah

1. Arsip

Kearsipan adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai

bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara,

pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi

politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan dalam

pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.6

2. Arsip Aktif

Arsip aktif adalah arsip yang dipergunakan dalam kegiatan langsung

organisasi sebagai referensi untuk pengambilan keputusan dan sebagai

bahan kerja. 7

3. Pemberkasan

Permberkasan adalah fungsi yang dimiliki oleh seluruh pengguna

untuk memberkaskan suatu arsip yang diterima ke dalam miliknya,

berkas bawahan, atau berkas yang menjadi kewenangan.8

6 Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan

7 Dra. Krihanta. MSi. “Akreditasi Lembaga Kearsipan Provinsi Dalam Rangka Meningkatkan

Layanan Kepada Masyarakat”. Jurnal Kearsipan ANRI vol.3 No.1 (Desember 2008). h.66 8 Zulkifli Amsyah. Manajemen Kearsipan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003).

Page 24: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

9

4. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan suatu proses identifikasi yang sistematis dan

pengaturan aktivitas bisnis dan ataua rekod ke dalam kategori menurut

perjanjian terstruktur berdasar logika, metode, dan aturan yang sesuai

dengan prosedur yang ditampilkan dalam sistem klasifikasi.9

5. Rekod Elektronik

Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik,

termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,

rancangan, foto, pertukaran data elektronik, surat elektronik, telegram,

teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,

simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat

dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.10

6. Manajemen Rekod

Manajemen Rekod adalah informasi yang diciptakan, diterima, dan

diperlihara sebagai bukti dan informasi oleh organisasi atau

perorangan, dalam rangka kewajiban hukum atau transaksi bisnis.11

7. Temu Kembali

Temu kembali adalah proses menempatkan dan memindahkan arsip

atau file dari tempat penyimpanan.12

8. Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE)

Tata Naskah Dinas Elektronik adalah suatu modul dari Perkantoran

Elektronik di Kementrian Pekerjaan Umum yang dikembangkan

9 ISO 15489-1: 2001. Information and documentation — Records management. First edition. 10

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik. 11 ISO 15489-1: 2001. Information and documentation — Records management. First edition. 12

Read-Smith, dkk. “Records Management”.7th ed. (Australia: South-Westrn,2002).h.139.

Page 25: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

10

dengan memanfaatkan teknologi intranet berbasis pada jaringan

komputer yang sudah ada di Kementrian Pekerjaan Umum dan aplikasi

web yang mengakses data surat di dalam program manajemen basis

data.13

E. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat argumentasi seputar penelitian, meliputi: latar

belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN LITERATUR

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang sesuai dengan

jenis arsip yang diambil dan sejumlah variabel penelitian yang

relevan dengan topik penelitian, meliputi: pengertian, legalitas,

buku pedoman dan sejenisnya.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengetahui arti pentingnya penelitian sehingga

keputusan-keputusan yang dibuat dapat dipikirkan dan diatur

dengan sebaik-baiknya. Dapat menilai hasil-hasil penelitian yang

sudah ada, yaitu untuk mengukur sampai beberapa jauh hasil

penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Terdapatnya Jenis dan

Pendekatan Penelitian, Sumber Data, Pemilihan Informan, Teknik

Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Jadwal Penelitian

13 Biro Umum Sekretariat Jenderal. “Panduan Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE)”.

(Jakarta:Kementrian Pekerjaan Umum,2013). h.1

Page 26: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

11

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan meliputi ,Gambaran Umum, lokasi geografis,

dasar-dasar hukum, tujuan perpustakaan, visi dan misi, tugas dan

fungsinya, koleksi, SDM, layanan, sarana dan prasarana, dan

sejenisnya. Menjelasan lebih lanjut teknik pengambilan sampel

atau kriteria informan yang ditetapkan, tahapan penelitian,

penjelasan tentang informan, hasil penelitian yang berupa tabulasi

dan cuplikan hasil wawancara dan diakhiri dengan pembahasan

yang disesuaikan dan menjawab tujuan penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian, yang meliputi:

penarikan kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa saran-

saran. Baik kesimpulan dan saran wajib menjawab tujuan

penelitian secara singkat dan padat.

Page 27: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

12

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Definisi Arsip

Arsip menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan

adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media

sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat

dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,

perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan

dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.1

Menurut NARA (National Archives and Records Administration), arsip

adalah buku, kertas, peta, foto, material terbacakan mesin, atau materi

dokumenter lain, tanpa memperhatikan bentuk fisik atau karakteristiknya,

dibuat atau diterima oleh agensi Amerika Serikat dibawah hukum federal atau

hubungannya dengan transaksi kepentingan publik dan dipreservasi oleh

agensi tersebut sebagai bukti organisasi, fungsi, kebijakan, keputusan,

prosedur, operasi, atau aktivitas lain pemerintahan atau karena alasan nilai

informasi di dalamnya.2

Pengertian arsip menurut James Gregory Bradsher, 3

yaitu:

1 Undang-Undang No. 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan 2 NARA (National Archives and Records Administration). Federal Enterprise Architecture Records

Management Profile. http://www.archives.gov/records-mgmt/pdf/rm-profile.pdf. diakses pada tanggal 20 april

2015. 3 James Gregory Bradsher “Managing Archives and Archival Institutions”. (The University

Chicago Press,1991).h.3

Page 28: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

13

“Archives are the official or organized records of governments, public

and private institutions and organizations, gropus of people and

individuals, whatever their date, form and material appearance, which

are no longer needed to conduct current business, but are preserved,

either as evidence of origins, structures, functions, and activities or

because of the value of the information they contain, wheter or not they

have been transferred to an archival institution.”

Menurut International Councial on Archives, rekod adalah informasi

terekam yang dihasilkan atau diterima sebagai bagian dari aktifitas institusi

atau individu yang meliputi konten, konteks, dan struktur yang cukup untuk

memberikan bukti suatu aktifitas.4

Dari beberapa pengertian yang telah penulis uraikan, maka pengertian

rekod adalah informasi yang diciptakan, diterima dan dipelihara sebagai bukti

dari kegiatan atau transaksi bisnis yang dilakukan oleh organisasi atau

perorangan serta secara langsung masih digunakan untuk perencanaan atau

pengambilan keputusan yang disimpan dalam jangka waktu tertentu.

Arsip dapat dibedakan menurut fungsinya, yaitu arsip dinamis dan

arsip statis. Arsip dinamis merupakan arsip yang digunakan secara langsung

untuk penyelenggaraan administarsi sehari-hari. Arsip dinamis ini masih

aktual dan berlaku untuk menunjang penyelenggaraan administrasi sehari-

4 International Councial on Archives. Electronic Record: a workbook for archivist. Paris: ICA,2005.

Page 29: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

14

hari.5 Oleh karena itu arsip dinamis masih berada di unit kerja atau unit

pengolahan arsip. Arsip dinamis masih berada di berbagai kantor, baik kantor

pemerintah, swasta, atau organisasi kemasyaratan, karena masih dipergunakan

secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan lainnya.6

Arsip statis adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk

perencanaan, penyelenggaraan, kehidupan, berkebangsaan pada umumnya

maupun untuk penyelenggara sehari-hari administrasi Negara. Arsip

mempunyai nilai pertanggungjawaban nasional akan disimpan di ANRI, dan

dapat diakses oleh masyarakat yang berkepentingan.

Arsip dinamis dalam penggunaannya terbagi menjadi dua yaitu arsip

aktif dan arsip inaktif. Arsip aktif adalah arsip yang dipergunakan dalam

kegiatan langsung organisasi sebagai referensi untuk pengambilan keputusan

dan sebagai bahan kerja. 7 Arsip ini akan dipergunakan dan diolah pada unit

pengolah. Sedangkan arsip inaktif adalah arsip yang sudah tidak dipergunakan

lagi dalam kegiatan keseharian organisasi. Dalam pelaksanaannya seharusnya

arsip inaktif ini disimpan di pusat arsip.

Selain itu, arsip dinamis perlu diatur, karena terdapat tiga fungsi dasar

arsip dinamis8, yaitu:

5 Boedi martono. “Penyusutan dan Pemngamanan Arsip Vital dalam Manajemen Kearsipan”.

(Jakarta:Pustaka Sinar Harapan,1994). h.105 6 Zulkifli Amsyah. Manajemen Kearsipan. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003).h.2 7 Dra. Krihanta. MSi. “Akreditasi Lembaga Kearsipan Provinsi Dalam Rangka Meningkatkan Layanan

Kepada Masyarakat”. Jurnal Kearsipan ANRI vol.3 No.1 (Desember 2008). h.66 8. Penn Ira A. “Records management handbook”.(England: Gower House, 1992).h.107

Page 30: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

15

1. Sebagai bukti (evidence).

2. Sebagai bahan referens (reference material) bagi badan korporasi

untuk fakta, latar belakang, dan ide-ide yang bisa digunakan dalam

proses pengambilan keputusan.

3. Agar dapat disesuaikan dengan peraturan pemerintah dalam

penjadwalan retensi

arsip.

Pada umumnya rekod aktif dikelola oleh unit kerja atau unit pengolah

di suatu organisasi. Jika organisasi tersebut memiliki unit penyimpanan secara

fisik yang terpusat, maka rekod aktif dikelola oleh unit tersebut, biasanya

dikenal dengan istilah central file. Kegiatan yang dilakukan dalam mengelola

rekod aktif9, adalah:

a. Pemberkasan, yaitu kegiatan untuk melakukan penataan fisik berkas

menurut metode tertentu (filling system) misalnya menurut nomor,

abjad atau subjek.

b. Pembuatan sistem temu kembali, yaitu kegiatan untuk membuat sarana

temu balik rekod berupa pengawasan terhadap isi rekod berdasarkan

prinsip asal-usul dan urutan asli. Kegiatan yang tercakup dalam

pembuatan sistem temu kembali adalah pengklasifikasian dan

pengindeksan. Sarana yang perlu diperhatikan dalam mengontrol isi

intelektual rekod adalah skema klasifikasi atau thesaurus.

9 Nina Mayesti. Perancangan Sistem Otomasi Manajemen Rekod Aktif Pada Pusat Ilmu Pengetahuan

Budaya Universitas Indonesia. (Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,Universitas Indonesia, 2003). h.20

Page 31: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

16

Rekod dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan frekuensi penggunaannya10

,

yaitu:

a. Current Records

Current Records disebut juga sebagai rekod aktif yang frekuensi

penggunaannya masih tinggi pada suatu organisasi. Rekod aktif adalah

rekod yang secara langsung dan terus menerus dibutuhkan dan

digunakan dalam penyelenggaraan administrasi dan keberadaan arsip

ini di unit pengolah masing-masing unit kerja (central file) masing-

masing organisasi.

b. Semi-Current Records

Semi-Current Records merupakan rekod semi aktif yang frekuensi

penggunaanya sudah menurun. Rekod semi aktif berada diantara rekod

aktif dengan rekod in-aktif yang berasal dari tahun lalu, namun masih

digunakan untuk kepentingan tahun seakarang.

c. Non-Current Records

Non-Current Records merupakan rekod in-aktif, yang tidak lagi

dipergunakan secara terus-menerus, atau frekuensi penggunaannya

sudah jarang.

Rekod dapat diciptakan dalam berbagai bentuk atau media antara lain11

, yaitu:

a. Kertas, microfilm, atau elektronik.

b. Dokumen atau berkas, peta, cetak biru, gambar,foto dan lain-lain.

10 Elizabeth Shepherd and Geoffrey Yeo, Managing Records: a handbook of principles and practice

(London: Facet Publishing, 2003), h. 6. 11 Kennedy,Jay and Cherry Schauder. “Record Management: A Guide to Corporate Record Keeping.2nd

ed.( Sydney: Longman Australia, 1998). h.5

Page 32: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

17

c. Data dari sistem bisnis, dokumen pengolah data, spreadsheets, email,

citra digital.

d. Audio atau video.

e. Dokumen tulisan tangan.

f. Rekod yang tidak terlalu berstruktur, seperti surat dan dokumen yang

sangat berstruktur seperti formulir.

B. Rekod Elektronik

NARA mendefinisikan rekod elektronik adalah semua yang masuk

dalam definisi rekod, tetapi disimpan dalam medium elektronik.12

Menurut

William Saffady menambahkan karakteristik bahwa rekod elektronik adalah

informasi terbacakan mesin (machine-readable). Rekod elektronik bisa

menyimpan jenis informasi apapun seperti data kuantitatif dalam basisdata

dan lembarkerja, teks didalam berkas aplikasi perkantoran, surat elektronik,

gambar, termasuk video, animasi, suara, dan lain-lain. Rekod elektronik

diciptakan oleh komputer dan peralatan lain yang berfungsi seperti komputer

dan informasi disimpan dalam bentuk digital. Sebuah surat yang dibuat

dengan aplikasi perkantoran dan disimpan sebagai berkas komputer adalah

rekod elektronik, tetapi copy tercetak dari surat tersebut bukanlah rekod

elektronik.13

12 NARA (National Archives and Records Administration). Federal Enterprise Architecture Records

Management Profile. 2005. 13 William Saffady. Managing electronic records. 4Th ed. (New York: ARMA International 2009).

Page 33: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

18

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2008

tentang informasi dan transaksi elektronik, disebutkan bahwa Informasi

Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak

terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, pertukaran data

elektronik, surat elektronik, telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf,

tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang

memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.14

Rekod elektonik merupakan rekod yang penciptaannya berbentuk

elektronik sampai masa retensi hingga diputuskan musnah atau disimpan

permanenkan. Rekod elektronik bisa menyimpan jenis informasi apapun

seperti dalam basisdata dan lembarkerja, teks didalam berkas aplikasi

perkantoran, surat elektronik, gambar, termasuk video, animasi, suara, dan

lain-lain. Informasi yang ada disimpan di dalam komputer, dan kode akses

atau simbol dalam dokumen itu mempunyai arti agar mudah nya suatu

pencarian dokumen.

C. Model Pengelolaan Rekod

1. Model Siklus Hidup

Rekod memiliki siklus hidup sejak diciptakan hingga masa

penyusutan. Siklus hidupnya lebih kompleks dari sumber informasi

lainnya. Hal ini dikarenakan siklus hidup rekod berdasarkan pada nilai dan

14 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Page 34: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

19

penggunaan.15

Menurut Philip C. Bantin (n.d.) mendeskripsikan model

daur-hidup sebuah rekod kedalam beberapa tahap atau periode, mirip

seperti organisme hidup. Pada tahap pertama, rekod diciptakan. Pada

tahap kedua rekod memasuki masa aktif dengan nilai primer maksimum,

aktif dan sering digunakan oleh institusi pembuatnya serta digunakan

untuk pengambilan keputusan (di Indonesia biasa disebut arsip dinamis

aktif). Pada tahap ini rekod biasanya disimpan di kantor/unit kerja tempat

penciptanya atau dimana rekod tersebut aktif digunakan. Pada akhir tahap

kedua rekod akan dievaluasi dan ditentukan apakah dimusnahkan atau

memasuki tahap berikutnya (ketiga) dan diubah statusnya menjadi semi-

aktif, artinya rekod tersebut masih mempunyai nilai tetapi tidak diperlukan

untuk pengambilan keputusan sehari-hari (di Indonesia biasa disebut arsip

dinamis inaktif). Karena rekod tidak digunakan secara reguler, maka

biasanya disimpan ditempat berbeda (pusat penyimpanan). Pada akhir

tahap ketiga, dilakukan evaluasi kembali untuk menentukan apakah rekod

akan dimusnahkan atau memasuki tahap keempat. Yaitu disimpan sebagai

menjadi rekod permanen, atau biasa disebut archives (di Indonesia biasa

disebut arsip statis). Biasanya hanya sekitar 5-10% rekod yang menjadi

arsip. Biasanya disimpan di pusat arsip setempat seperti pusat arsip

15

Penn. Ira A., dkk,. Records Management Handbook. (2nd ed.). (Cambridge:Gower,1994).h.12

Page 35: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

20

propinsi atau nasional. Dilakukan aktifitas khusus dalam rangka preservasi

dan mendeskripsikan archives yang disimpan.16

Didalam setiap fase ini ada berbagai elemen dan aktifitas. Diakhir

siklus, sebuah rekod bisa menuju siklus berikutnya, siklus hidup arsip

(statis). Arsiparis mengidentifikasi dan menilai guna rekod,

mengakuisisinya, mendokumentasikan, memelihara dan menyediakan

akses ke arsip tersebut.17

Berbagai literatur menyebutkan fase atau tahapan

yang dialami rekod dalam siklus hidupnya secara beragam. Penn Ira

menyebutkan bahwa siklus hidup terdiri dari lahir (fase penciptaan), hidup

(fase pemeliharaan dan penggunaan) dan mati (fase pemusnahan).18

Menurut Kennedy, siklus hidup rekod menjadi lima fase yaitu pencitaan,

distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan penyusutan.19

Sedangkan

menurut Patria Wallace terdapat delapan fase yaitu penciptaan, distribusi,

penggunaan, penyimpanan rekod aktif, pemindahan, penyimpanan rekod

inaktif, pemusnahan, dan penyimpanan permanen. Pada fase pertama

sampai ke empat, rekod berupa rekod aktif yang dikelola dan disimpan

oleh unit kerja penciptanya. Pada fase lima dan enam, rekod sudah

menjadi rekod inaktif yang menjadi tanggung jawab dan disimpan di pusat

rekod. Pusat rekod bisa berlokasi di lingkungan organisasi itu sendiri atau

16 Philip C Bantin. n.d. Strategies for managing elecrtonic records: a new archival paradigm? An

affirmation of our archival traditions? http://www.indiana.edu/~libarch/ER/macpaper12.pdf. diunduh pada

tanggal 30 April 2015. 17 Kennedy, Jay and Cherry Schauder. Record Management: A Guide to Corporate Record Keeping.2nd ed.

(Sydney: Longman Australia, 1998).h.9 18

Penn. Ira A., dkk,. Records Management Handbook. (2nd ed.). (Cambridge:Gower,1994).h.12. 19

Kennedy, Jay and Cherry Schauder. Record Management: A Guide to Corporate Record Keeping.2nd ed.

(Sydney: Longman Australia, 1998).h.9

Page 36: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

21

outsorcing ke pusat rekod komersial. Pada fase terakhir , rekod in aktif

dinilai untuk dimusnahkan atau disimpan permanen di lembaga kearsipan

atau depo/repository arsip. 20

Gambar 1 Menurut Patricia Wallace Model Siklus hidup Rekod21

2. Model Kontinum

Model kontinum rekod merupakan model manajamen rekod sebagai

sebuah proses berkesinambungan mulai dari rekod diciptakan sampai

disebarluaskan. Model ini memandang perlunya mengelola rekod dari

perspektif aktifitas yang didokumentasikan oleh organisasi, bukan

visualisasi dalam tahapan berurutan, yang merupakan penekanan dari

analogi siklus hidup. Hal ini seperti mengelola rekod dengan pertanyaan

rekod apa yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bukti kegiatan,

20

Patricia Wallace. Record Management: Integrated Information System.( Englewood Cliff, NJ: Prentince

Hall,1992).h.4

21 Ibid h.16

Page 37: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

22

sistem dan peraturan apa yang diperlukan untuk menjamin rekod teratur

dan terpelihara, berapa lama masa simpannya untuk kebutuhan organisasi

dan siapa yang berhak mengakses rekod tersebut. Model kontinum

mendorong antisipasi kebutuhan organisasi pada masa mendatang untuk

dokumentasi pembuktian sebagai bagian integrasi manajemen operasional

dan strategis.22

Kontinum rekod sebagai sebuah model mulai diformulasikan oleh

Upward berdasarkan 4 prinsip23

, yaitu:

a. Sebuah konsep “rekod” yang termasuk didalamnya rekod dengan

nilai berkelanjutan (archives) yang menekankan pada penggunaan

untuk transaksi, pembuktian, dan tujuan ingatan, dan menyatukan

pendekatan penataan rekod, apakah untuk disimpan sementara atau

selamanya.

b. Fokus kepada rekod sebagai entitas logik daripada fisik tanpa

melihat apakah berbentuk kertas atau elektronik.

c. Institusionalisasi profesi kearsipan menekankan pada kebutuhan

mengintegrasikan kearsipan kedalam proses dan tujuan bisnis dan

masyarakat.

d. Ilmu kearsipan adalah dasar pengetahuan bagi penataan rekod.

22

Kennedy, Jay and Cherry Schauder. Record Management: A Guide to Corporate Record Keeping.2nd ed.

(Sydney: Longman Australia, 1998).h.10 23 Frank Upward. Structuring the Records Continuum - Part One: Postcustodial principles and properties.

1998.http://www.infotech.monash.edu.au/research/groups/rcrg/publications/recordscontinuum-fupp1.html.

Diunduh 30 April 2015.

Page 38: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

23

Kennedy menerangkan empat dimensi yang digunakan Upward pada

model kontinumnya24

,yaitu:

a.) Pada tingkatan pertama, model kontinum mengidentifikasi aktifitas

yang akuntable dan menciptakan bukti aktifitas yang dapat

diandalkan (reliable) dengan menangkap (capturing) rekod

transaksi yang berhubungan. Rekod dari aktifitas bisnis diciptakan

sebagai bagian dari komunikasi proses bisnis dalam organisasi

(contoh: melalui email, software manajemen dokumen, atau

software aplikasi lainnya).

b.) Pada tingkatan kedua, sistem penataan rekod mengelola

“kumpulan” transaksi dan seri rekod yang mendokumentasikan

proses pada unit kerja atau sebuah fungsi tunggal dari suatu

kompleksitas. Rekod yang telah diciptakan atau diterima pada

sebuah organisasi ditandai dengan metadata, termasuk bagaimana

rekod bisa saling terhubung.

c.) Institusionalisasi profesi kearsipan mensyaratkan penekanan

khusus pada kebutuhan untuk mengintegrasikan penataan rekod

kedalam bisnis dan proses dan tujuan masyarakat.

d.) Pada tingkatan keempat, pembentukan kearsipan kolaboratif

dibawah panduan otoritas kearsipan publik yang berwenang

melayani masyarakat, fungsi konstituennya, dan entitas yang

24

Kennedy, Jay and Cherry Schauder. Record Management: A Guide to Corporate Record Keeping.2nd ed.

(Sydney: Longman Australia, 1998).

Page 39: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

24

mendukung mereka. Pendirian kearsipan untuk melayani

kebutuhan dokumenter dari banyak entitas dalam wilayah guna

memastikan akuntabilitas dan memori kultural masyarakat

keseluruhan. Rekod mensyaratkan adanya tujuan akuntabilitas

masyarakat atau bentuk lain memori kolektif menjadi bagian dari

sistem arsip yang lebih luas meliputi rekod dari berbagai

organisasi.

Gambar 2. Menurut Frank Upward Model Rekod Kontinum25

25 Frank Upward. Structuring the Records Continuum - Part One: Postcustodial principles and properties.

1998.http://www.infotech.monash.edu.au/research/groups/rcrg/publications/recordscontinuum-fupp1.html.

Diunduh 30 April 2015.

Page 40: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

25

D. Manajemen Arsip Dinamis

Arsip dapat dilihat bahwa terdapat keterkaitan antara arsip dan

aktivitas organisasi. Hal ini karena arsip adalah bukti dari kegiatan dalam

sebuah organisasi. Oleh karena itu arsip merupakan hal yang sangat penting

dan perlu diperhatikan. Untuk itu diperlukan pengelolaan arsip yang baik pada

setiap organisasi, pengelolaan arsip ini biasanya disebut manajemen

kearsipan. Menurut Elizabeth Sheperd dan Geoffrey Yeo, hubungan antara

kegiatan, arsip, dan manajemen arsip terlihat pada gambar berikut: 26

Gambar 3 Menurut Elizabeth Sheperd dan Geoffrey Yeo hubungan

antara kegiatan, arsip, dan manajemen arsip

Activites

generate determine the structure of

are evidence of support

are organized in

record management Records

are used to manage

26 Elizabet and Geoffrey Yeo. “Managing Records: a handbook of principles and practice”.

(London:Facet Publishing.2003).h.24

Page 41: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

26

Menurut ISO 15489-1, manajemen rekod didefinisikan sebagai bagian

dari kajian manajemen yang membahas pengelolaan rekod yang efisien dan

sistematis:

“field of management responsible for the efficient and systematic control

of the creation, receipt, maintenance, use and disposition of

records,including processes for capturing and maintaining evidence of

and information about business activities and transactions in the form of

records.”27

Menurut Judith Read-Smith manajemen record adalah pengawasan

sistematis dari semua rekod mulai dari penciptaan atau penerimaan, lalu tahap

pemprosesan, distribusi, pengorganisasian, penyimpanan, dan temu kembali,

sampai dengan tahap pemusnahan terakhir.28

Menurut Wallace, menjelaskan

bahwa manajemen rekod merupakan sebuah kontrol yang sistematis dan

konsisten mencakup keseluruhan daur hidup rekod.29

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa manajemen

rekod merupakan bagian terpenting dalam organisasi untuk memastikan

aktivitas bisnis telah terdokumentasi dengan tepat sesuai dengan daur hidup

rekod melalui rancangan dan implementasi sistem atau prosedur yang saling

terkait. Sehingga rekod memiliki sistem akses temu kembali yang efektif dan

efisien ke informasi yang tepat ketika dibutuhkan.

27 ISO 15489-1: 2001. Information and documentation — Records management. First edition. 28 Read-Smith,dkk. “Record Management”. (USA: South Western,2002). h.2. 29 Patricia Wallace. “Record Management: Integrated Information System”. (Englewood Cliff, NJ:

Prentince Hall,1992).

Page 42: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

27

Tujuan manajemen rekod adalah menjaga akuntabilitas proses bisnis

organisasi. Menurut Luciana Duranti akar teoritis manajemen rekod ada pada

diplomatics yang sudah ada dan sudah dikembangkan sejak lebih seratus

tahun yang lalu.30

Tujuan manajemen rekod adalah sebagai berikut31

, yaitu:

a. Untuk menyediakan informasi yang akurat dan lengkap yang

dibutuhkan untuk menjalankan organisasi secara efisien,

b. Untuk memproses informasi terekam seefisien mungkin,

c. Untuk menyediakan informasi dan rekod dengan biaya yang murah,

d. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan atau

pengguna rekod.

1. Proses Manajemen Arsip

Manajemen kearsipan sangat penting, dimana kita harus mengerti

bagaimana melaksanakan manajemen kearsipan tersebut. Terdapat

delapan tahap proses manajemen kearsipan32

, yaitu:

a. Capture (pencatatan)

Proses pencatatan adalah proses penentuan rekod harus dibuat atau

disimpan. Ini berlaku baik untuk rekod yang dibuat maupun diterima

oleh organisasi. Pada tahapan ini, sudah ditentukan juga siapa saja

diperbolehkan mengakses rekod tersebut dan beberapa lama masa

30 Luciana Duranti. Concepts and principles for the management of electronic records, or records

management theory is archival diplomatics.Records Management Journal Vol.20 No.1,2010.h. 78-95 31

Robek, dkk. “Information and Record Management”. (California: Glencoe,1987).h.8. 32 ISO 15489-1: 2001. Information and documentation — Records management. First edition.

Page 43: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

28

retensinya. Di dalam sistem rekod berbasis tercetak, pencatatan dapat

berjalan efektif apabila menempatkan dokumen dalam urutan

kronologis dengan file atau folder yang dilengkapi judul.

Pengelompokkan ini menghubungkan dokumen-dokumen yang saling

berhubungan dan memungkinkan pengguna untuk mendapatkan

informasi yang saling berhubungan dengan mudah. Sistem yang

menangkap rekod harus juga menangkap metadata yang berkaitan

dengan rekod tersebut yang dapat menggambarkan konteks, isi dan

struktur. Tujuan dari pencatatan rekod ke dalam sistem rekod adalah

untuk menciptakan hubungan antara rekod dengan pencipta dan

konteks kegiatan bisnis, menempatkan rekod dan hubungan dalam

sistem rekod, dan menghubungkan kerekod-rekod lain.

b. Registration (registrasi)

Registrasi adalah kegiatan untuk memberikan rekod sebuah

identifikasi unik ketika berada dalam sistem. Dalam sistem-sistem

yang menggunakan sistem registrasi, bertujuan untuk menyediakan

bukti bahwa rekod telah diciptakan dan sudah masuk dalam sistem

rekod. Tercakup di dalamnya deskripsi informasi singkat member

penandaan unik. Proses registrasi biasanya jarang digunakan dalam

sistem berbasik tercetak dalam beberapa budaya manajemen rekod.

c. Clasification (Akses dan keamanan klasifikasi)

Klasifikasi merupakan suatu proses identifikasi yang sistematis dan

pengaturan aktivitas bisnis dan atau rekod ke dalam kategori menurut

Page 44: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

29

perjanjian terstruktur berdasar logika, metode, dan aturan yang sesuai

dengan prosedur yang ditampilkan dalam sistem klasifikasi.

d. Access and security Clasification (akses dan keamanan klasifikasi)

Pengaksesan adalah hak, kesempatan, dalam arti untuk dapat, mencari,

menggunakan, dan menemukan kembali informasi di dalam rekod.

e. Identification of disposition status (identifikasi status pemusnahan)

Pada sistem rekod, mengidentifikasi status pemusnahan dan periode

retensi dari suatu rekod dilakukan pada saat proses penangkapan dan

registrasi. Proses ini, khususnya pada sistem rekod elektronik, dapat

dihubungkan dengan kegiatan klasifikasi dan otomasi sebagai suatu

bagian dari desain sistem.

f. Storage (penyimpanan)

Pengambilan keputusan untuk menangkap sebuah rekod berarti

berencana untuk menyimpannya. Kondisi penyimpanan yang baik

memastikan bahwa rekod tersebut terlindungi, dapat diakses, dan

diatur dalam biaya yang efisien dan efektif. Tujuan penyimpanan

rekod dapat dilihat dari format fisik, kegunaan, dan nilai rekod

tersebut. Hal ini akan mempengaruhi fasilitas sistem penyimpanan dan

pelayanan yang dibutuhkan untuk mengatur rekod tersebut selama

diperlukan. Keefesienan dan keefektifan sebagai tujuan dari

pengaturan, penanganan, dan penyimpanan adalah hal yang penting.

Akan tetapi, yang tidak kalah penting adalah menyediakan pilihan

sistem penyimpanan di dalam program manajemen rekod. Organisasi

Page 45: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

30

akan melakukan hal ini dengan melakukan analisi resiko untuk

memilih menyimpan secara fisik dan memilih penanganan yang sesuai

atau memungkinkan untuk rekod mereka. Rekod yang penting bagi

kelangsungan bisnis membutuhkan metode perlindungan dan duplikasi

sebagai tambahan untuk memastikan bahwa rekod tersebut dapat

diakses kembali jika terjadi becana. Faktor-faktor yang penting dalam

memilih sistem penyimpanan dan penanganan meliputi: volume dan

rata-rata pertumbuhan dari rekod, kegunaan dari rekod, keamanan

rekod dan kebutuhan yang sensitive, karakteristik fisik, rekod

digunakan untuk merefleksikan keperluan temu kembali, biaya yang

diperlukan untuk pilihan penyimpanan, dan keperluan akses.

g. Use and tracking (penggunaan dan pelacakan)

Pengguna rekod adalah suatu transaksi manajemen rekod yang

dibutuhkan untuk ditangkap oleh suatu sistem untuk membentuk

bagian dari metadata.

h. Implementation of disposition (implementasi dari pemusnahan)

Penyusutan adalah proses yang berhubungan dengan

pengimplementasian retensi rekod, penghancuran atau keputusan

pemindahan rekod yang didokumentasikan dalam aturan pemusnahan

atau alat yang lain.

2. Penyimpanan Arsip Dinamis

Setiap organisasi atau perusahaan tentu perlu memelihara dan menjaga

keutuhan arsip dinamis yang dimiliki setiap perusahaan. Dengan demikian

Page 46: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

31

arsip dinamis perlu disimpan dengan baik agar apabila suatu saat

diperlukan dapat diakses dengan cepat. Sistem penyimpanan arsip dinamis

terdiri dari sentralisisasi, desentralisasi, dan kombinasi. Sistem sentralisasi

adalah kegiatan pengelolaan dan penyimpanan arsip dinamis dipusatkan

pada satu unit bisnis. Dengan sistem sentralisasi maka perusahaan dapat

menghemat ruang dan peralatan sebab semua arsip dinamis dari masing-

masing unit bisnis hanya akan dikelola oleh satu unit bisnis. Dengan

pengelolaan yang berpusat ini maka sistem penyimpanan dari berbagai

macam arsip dapat diseragamkan dan setiap duplikasi yang ada akan

langsung dimusnakan.

Dalam sistem desentralisasi setiap unit bisnis berhak untuk membuat

kebijakan pengelolaan arsip dinamis sendiri yang sesuai dengan

kebutuhan masing-masing. Penerapan sistem ini sangat bermanfaat untuk

perusahaan yang besar dan terpisah-pisah letaknya. Kebutuhan akan arsip

dinamis pun dapat dengan cepat dilayani sebab penyimpanan arsip

dinamis berada di unit bisnis masing-masing. Oleh karena itu perusahaan

harus mengelurkan dana yang besar untuk menyediakan peralatan arsip

dinamis di setiap unit bisnis.33

Selain sentralisasi dan desentralisasi terdapat juga sistem yang

merupakan kombinasi dari kedua sistem tersebut. Beberapa perusahaan

sudah menerapkan sistem kombinasi ini. hal ini diterapkan berdasarkan

33 Stefanus Syauta “ Kepuasan Karyawan terhadap layanan akses arsip dinamis filling room department

pengadaan perusahaan ABC” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,Universitas Indonesia, 2011). h.15

Page 47: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

32

perusahaan sudah menerapkan sistem kombinasi. Hal ini diterapkan

berdasarkan kebutuhan untuk mengakses arsip dinamis. Apabila arsip

dinamis masih sangat dibutuhkan maka penyimpanan dilakukan pada unit

bisnis masing-masing. Ketika penggunaanya sudah mulai menurun maka

akan disimpan di tempat penyimpanan. Sentralisasi akan sangat baik

diterapkan untuk arsip dinamis yang sudah jarang digunakan untuk

aktifitas bisnis.34

Terdapat tempat penyimpanan arsip yangdikenal dengan nama records

centre atau pusat arsip dinamis. Pusat arsip dinamis harus merupakan

tempat penyimpanan secara fisik aman untuk melindungi arsip dinamis.

Pusat arsip dinamis terdiri dari tiga pilihan35

, yaitu:

a. Penyimpanan On-site

Jenis pusat arsip dinamis ini menggunakan ruangan yang tersedia di

perusahaan yang bersangkutan. Ruangan tersebut harus memenuhi

persyaratan fisik dan lingkungan untuk menyimpan arsip dinamis.

Jenis ini cocok bagi perusahaan yang memiliki arsip dinamis dalam

jumlah sedikit.

b. Penyimpanan Off-site

Pada jenis pusat dinamis ini, perusahaan harus mendirikan ruangan

untuk menyimpan arsip dinamis. Biasanya lokasi penyimpanan jauh

34 Sulistyo-Basuki. Manajemen Arsip Dinamis.( Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama,2003).

35 Elizabet and Geoffrey Yeo. “Managing Records: a handbook of principles and practice”.(London:Facet

Publishing.2003).

Page 48: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

33

dari kota dengan maksud untuk menghemat biaya. Pusat arsip dinamis

ini disiapkan untuk menangani arsip dinamis dalam jumlah besar.

c. Penyimpanan Komersial

Pusat arsip dinamis ini dikelola oleh pihak swasta. Perusahaan dapat

membuat kontrak kerja dengan perusahaan yang menyediakan layanan

tersebut atau menyewa tempat yang dikelola suatu perusahaan untuk

digunakan sebagai tempat penyimpanan arsip dinamis.

3. Sistem Informasi Kearsipan

Untuk mengelola arsip tidak hanya dibutuhkan suatu teknik-teknik

manajemen secara umum, tetapi juga diperlukan suatu sikap tertentu.

Pengelolaan arsip merupakan suatu rangkaian suatu sistem yang terdiri

masukan (input), proses dan keluaran (output). Dalam tahap input seluruh

pengaturan arsip harus dapat menentukan taksiran untuk memastikan

materi yang ada dapat dikelola dan diawasi. Arsip yang masuk ketempat

penyimpanan sebelumnya harus melalui suatu penilaian untuk

memastikan transfer di pusat arsip. 36

Dalam tahap proses, secara normal materi arsip ditata menurut

pengelompokannya, dibuat deskripsinya dan dikonservasi. Tujuan dari

deskripsi arsip adalah sebagai kontrol administrasi (pengawasan atas

materi melalui pengolahan secara fisik dan dalam penyimpanan) atau

kontrol intelektual untuk memudahkan pencarian mekanis maupun dengan

36 Michael Cook “ Archives Administration A Manual fot Intermediate and Smaller Organization and

Local Gonvernment”. (Kent: WM Dawson& son Ltd. 1977).h.37.

Page 49: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

34

data layanan dapat dipromosikan dengan menyajikan materi yang tersedia.

Kegiatan ini akan berlanjut, dengan penyediaan fasilitas akses bagi

pengguna yang datang. Untuk hal yang lebih khusus perlu dirancang suatu

sarana temu kembali yang di dasarkan atas deskripsi arsip, dan kalau

mungkin menerbitkannya.37

Elemen-elemen yang perlu di perhatikan dalam pengelolaan arsip

secara institusional (termasuk dalam hal ini program-program kearsipan

guna mendukung sistem informasi kearsipan)38

, meliputi:

a. Penetapan tujuan (mission statement)

b. Sumber financial yang cukup memadai

c. Prosedur tertulis untuk melindungi materi kearisipan

d. Arsiparis yang professional

e. Komitmen untuk melayani dan kelanjutan pembelajaran

f. Fasilitas yang memadai untuk penyimpanan dan penggunaan materi

kearsipan

g. Program kerja sama dengan pihak lain pengelolaan kearsipan.

Sedangkan menurut James, sistem informasi kearsipan terdiri dari

beberapa komponen kunci yang kesemuanya harus dapat bekerja sama

untuk membentuk komunikasi yang efektif dengan pengguna. Dalam hal

ini ada tiga bagian yang penting dari sistem informasi kearsipan. Pertama,

informasi tentang rekod dan mereka yang menciptakannya. Kedua, alat-

37 Toto Widyarsono “Evaluasi Aksebilitas Arsip:Studi Kasus di Unit Layanan Informasi Arsip Nasional

Republik Indonesia”. (Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,Universitas Indonesia, 2002).h.14 38 Richard J. Cox “Managing of Institational Archives Foundational Principles and Practices”. (New

York:Greenwood Press.1992).h.26-27

Page 50: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

35

alat yang digunakan untuk menunjukkan informasi. Ketiga, suatu standar

dan aturan-aturan yang menindaklanjuti dan penciptaan alat-alat

tersebut.39

Dalam hal ini informasi, harus ada uraian yang menerangkan

bagian khusus atas informasi tentang rekod, asal-usulnya. Penggambaran

selanjutnya mengenai isi intelektual atas rekod, penyediaan informasi

tentang bagaimana menemukannya termasuk aksesnya dan hubungannya

dengan rekod lain.

Menurut Kennedy persyaratan fungsional sistem manajemen rekod

adalah mengelola dan merekam proses penataan rekod yang mencakup

registrasi, klasifikasi, pengindeksan, perawatan, penelurusan, temu

kembali, pemusnahan, pelaporan, pelacakan dan akses kontrol.40

E. Sistem Temu Kembali

Pada dasarnya arsip yang disimpan akan digunakan kembali oleh

pengguna yang memiliki akses. Oleh karena itu, arsip yang disimpan

memungkinkan untuk dipinjam oleh pengguna ketika dibutuhkan.

Peminjaman arsip yang telah disimpan dilakukan dengan tahapan-tahapan

temu kembali arsip.

Sebuah sistem penyimpanan arsip tidak dikatakan efektif, kecuali jika

sistem tersebut dapat memberikan informasi secepat mungkin sesuai dengan

permintaan. Sebuah pusat arsip dinamis dianggap baik dilihat dari

39 James M. O.Toole. “Understanding archives and manuscripts”. (Tian Xia Wenhua Chuban,1996).h.80. 40

Kennedy,Jay and Cherry Schauder. “Record Management: A Guide to Corporate Record Keeping.2nd

ed. (Sydney: Longman Australia, 1998).h.199.

Page 51: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

36

kemampuan temu kembali arsipnya. Prosedur untuk meminta arsip,

meminjam,dan tindakan lanjutan merupakan syarat utama temu balik yang

efisien. Oleh karena itu temu kembali arsip merupakan sebuah tahapan yang

sangat penting dalam manajemen arsip.41

Menurut Chowdurry, Sistem temu kembali informasi adalah desain

untuk mengambil dokumen atau informasi yang diperlukan oleh pengguna.

Dengan sistem tersebut harus membuat ketersediaan informasi yang benar

untuk pengguna sistem temu kembali informasi bertujuan untuk

mengumpulkan dan mengorganisasi informasi pada satu atau lebih subjek

didalam menyediakan jawaban atas pertanyaan pengguna.42

Sedangkan

menurut Read-Smith temu kembali adalah proses menempatkan dan

memindahkan arsip atau file dari tempat penyimpanan.43

Berdasarkan dua pengertian tersebut bahwa temu kembali arsip adalah

proses pencarian arsip pada tempat penyimpanan dan memberikannya kepada

pengguna hingga penempatan kembali arsip ke tempat penyimpanan semula.

Namun dalam proses temu kembali arsip digital, diproses pengambilan arsip

tidak dilakukan karena arsip yang diberikan merupakan hasil pengguna dapat

mengaksesnya secara langsung ke sistem melalui personal.

Sistem temu kembali informasi didesain untuk menemukan kembali

dokumen atau informasi yang dibutuhkan oleh kelompok pemakai. Adanya

sistem temu kembali informasi dengan demikian didesain tidak semata-mata

41 Sulistyo-basuki, Manajemen Arsip Dinamis, (Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama,2003).h.16. 42 Chowdurry, G.G. “Introduction to Modern Information Retrieval”. (London:Facet Publishing,2004).h.2 43 Read-Smith, dkk. “Records Management”.7th ed. (Australia: South-Westrn,2002).h.139.

Page 52: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

37

didasarkan atas kebutuhan mengumpulkan dokumen atau informasi, akan

tetapi juga upaya pengorganisasian dokumen atau informasi untuk disajikan

dan diakses oleh pemakai secara mudah dan cepat.44

Arsip menyimpan informasi yang merupakan sumberdaya berharga

dan merupakan aset penting organisasi. Pengelolaan rekod yang baik akan

membantu pencarian informasi yang dibutuhkan secara tepat dan cepat. Riset

oleh Feldman (2004) menyebutkan pekerja pengetahuan (knowledge workers)

menghabiskan 15%-35% waktunya untuk mencari informasi terkait pekerjaan

yang dilakukan. Riset oleh Lexis Nexis (2010a, 2010b) di Eropa, Asia Pasifik

dan Afrika juga menguatkan bahwa information overload membuat para

pekerja kewalahan dan mengalami demoralisasi. Pengelolaan rekod yang baik

juga akan memudahkan proses saat organisasi ingin mengimplementasikan

teknologi informasi. Hingga akhir 1970-an, rekod masih didominasi oleh

media konvensional berupa kertas. Tahun 1981 IBM merilis komputer

personal dengan sistem operasi DOS pertama kali, komputer mulai digunakan

dalam kehidupan sehari-hari. Tahun 1984 penggunaan komputer personal

semakin marak dengan dirilisnya Komputer Personal dan perusahaan Apple

merilis komputer Macintosh. Tahun itu juga dirilis perangkat lunak pengolah

kata Word Perfect yang membuat PC marak digunakan untuk automasi

perkantoran. Pertengahan tahun 1990-an internet sudah mempunyai dampak

dahsyat terhadap kultur dan perekonomian dengan beragam metode

44 Agus Rifai. “Peran Pustakawan Intermediary dalam Memenuhi Informasi Pemakai”. Al Maktabah, vol

4. No 1, April 2002:1-12

Page 53: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

38

komunikasi baru: surat elektronik, pesan instan, percakapan telepon Voice

Over Internet Protocol, panggilan video dua arah, dan World Wide Web

(WWW). 45

Para ahli dibidang informasi memberikan pengaruh yang sangat besar

terhadap perkambangan sistem temu kembali arsip dengan menggunakan

komputer karena pada dasarnya penanganan temu kembali arsip mencakup

langkah-langkah dasar dalam temu kembali informasi, namun tetap memiliki

perbedaan prosedur-prosedur pengoperasian yang spesifik. Sasaran utama dari

temu kembali arsip adalah menyediakan akses dengan cepat ke informasi

yang dibutuhkan dan untuk orang yang tepat, membangun prosedur yang

efisien untuk proses keluarnya arsip dari tempat penyimpanan, dan

mengendalikan pengembalian arsip ke tempat penyimpanan. Para ahli

berpendapat bahwa temu kembali arsip akan lebih efektif jika dilakukan

dengan menggunakan komputer (terotomasi).

Sebuah sistem temu kembali dirancang untuk menemukan kembali

dokumen atau informasi yang dibutuhkan pengguna. Sebuah sistem harus

dapat menyediakan arsip yang benar untuk pengguna yang tepat. Untuk

memenuhi permintaan pengguna sebuah sistem temu kembali harus dapat

menganalisis isi dari arsip berdasarkan pertanyaan (query) yang diberikan

oleh pengguna dan mencocokannya untuk ditemukan kembali. Oleh karena

itu, tugas sistem temu kembali adalah mengumpulkan dan mengelola arsip

45 Hendro Wicaksono. “Rancang Bangun Sistem Rekod Elektronik yang Terintegrasi dengan Sistem

Penanganan Kasus pada Lembaga Bantuan Hukum Jakarta”. (Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan

Budaya,Universitas Indonesia, 2014).h.6

Page 54: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

39

dalam satu atau beberapa subjek untuk diberikan ke pengguna. Terdapat tujuh

fungsi utama sistem temu kembali46

, yaitu:

1. Mengidentifikasi arsip sesuai dengan permintaan pengguna.

2. Menganalisis isi dari arsip-arsip yang ada.

3. Menggambarkan isi, hasil dari analisis dengan cara yang

memungkinkan untuk mencocokkan permintaan pengguna.

4. Menganalisis permintaan pengguna dan mewakili mereka dalam

bentuk yang dapat mencocokkan permintaan tersebut dengan database.

5. Mencocokkan pernyataan pencarian dengan pangkalan data.

6. Menemukan kembali informasi sesuai dengan permintaan pengguna.

7. Menyesuaikan sistem untuk kepentingan pengguna.

Sistem temu kembali di desain untuk menemukan dokumen atau

informasi yang diperlukan oleh masyarakat pengguna. Sistem temu kembali

informasi bertujuan untuk menjembatani kebutuhan informasi pengguna

dengan sumber informasi yang tersedia dalam situasi seperti yang

dikemukakan oleh Belkin47

, yaitu:

a. Penulis mempresentasikan sekumpulan ide dalam sebuah dokumen

menggunakan sekumpulan konsep.

b. Terdapat beberapa pengguna yang memerlukan ide yang dikemukakan

oleh penulis tersebut, tapi mereka tidak dapat mengidentifikasikan dan

menemukannya dengan baik.

46

Chowdurry, G.G. “Introduction to Modern Information Retrieval”. (London:Facet Publishing,2004).h.3 47 Belkin, N.J. “Anomalous State of Knowledge as a Basis for Information Retrieval”. Canadian Journal of

Information Science,5, 1980.

Page 55: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

40

c. Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mempertemukan ide

yang dikemukakan oleh penulis dalam dokumen dengan kebutuhan

informasi pengguna yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan

(query).

Lancaster mengatakan terdapat enam subsitem penting yang ada dalam sistem

temu kembali48

, yaitu:

a. Subsistem dokumen

b. Subsistem pengindeks

c. Subsistem kosa kata

d. Subsistem pencarian

e. Sistem antarmuka (interface) pengguna

f. Subsistem pencocokan.

Sementara itu menurut Tague-Sutcliffe melihat Sistem Temu Kembali

sebagai suatu proses yang terdiri dari enam komponen utama,49

yaitu:

a. Kumpulan dokumen

b. Pengindeks

c. Kebutuhan informasi pemakai

d. Strategi pencarian

e. Kumpulan dokumen yang ditemukan

f. Penilaian relevansi

48 Lancaster, F.W. “Information Retrieval Systems: Characteristics, Testing and Evoluation”. 2nd ed.(

New York: Wiley,1979). h.13 49 Tague-Sutclife, J.M., “Some Perspective on the Evaluation of Information Retrieval System”, Journal

of the American Society for Information Science, 47(1), 1996. h.1-3.

Page 56: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

41

Berdasarkan dari dua pendapat ini, perbedaan kompenen Sistem Temu

Kembali terletak pada penilaian relevansi, yaitu suatu tahap dalam temu

kembali untuk menentukan dokumen yang relevan dengan kebutuhan

informasi pemakai.

Umumnya sistem temu kembali dibuat oleh orang-orang yang ahli

dalam bidang teknologi informasi. Namun, para pakar dibidang arsip juga

memiliki peran penting dalam merancang sistem temu kembali arsip karena

pada dasarnya pengelolaan arsip berbeda dengan pengelolaan informasi atau

perpustakaan. Menurut Chowdhury merangkum dari beberapa pendapat

mengenai racangan sistem temu kembali yang umum dimiliki50

, yaitu:

1. Parameter umum

a. Tujuan

b. Cakupan

c. Fungsi

d. Bentuk organisasi

e. Sumber-sumber keuangan

2. Parameter masukan

a. Ulasan

b. Tipe input

c. Penerimaan (acquisition)

d. Proses input

50

Chowdurry, G.G. “Introduction to Modern Information Retrieval”. (London:Facet

Publishing,2004).h.7-8

Page 57: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

42

e. Analisis subjek dan pengindeks

3. Parameter keluaran

a. Layanan

b. Produk

c. Pengguna

d. Pengolahan produk arsip

e. Pemasaran dan perindustrian

f. Umpan balik pengguna

g. Standarisasi

4. Parameter internal

a. Penyimpanan dokumen

b. Penyimpanan data indeks

c. Pengendalian kosa kata

d. Tingkat mekanisasi

e. Sentralisasi operasi

f. Aspek pegawai

Kegiatan penemuan kembali arsip akan sangat tergantung pada sistem

pemberkasan yang dipergunakan dan tidak berdasarkan pada orang yang

menyimpan. Pada dasarnya proses penemuan kembali sangat erat kaitannya

dengan sistem penyimpanannya.51

51 Dirjen PT dan ANRI. “Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Arsip

Dinamis:ManajemenArsip Aktif”. (Jakarta:Dirjen PT dan ANRI,2002).h.26

Page 58: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

43

F. Proses Temu Kembali Arsip

Dimasa lalu, ketika alat temu kembali berbasis kertas dan sering

mengalami kesulitan dalam menggunakannya, para ahli arsip sering menjadi

pilihan utama untuk keefektifan temu kembali. Sekarang, jika online database

digunakan sebagai pengganti untuk daftar kertas dan indeks, arsiparis dapat

mendukung untuk pencarian database dan mungkin perannya akan menjadi

lebih sedikit. Namun dalam sistem arsip yang kompleks, peran arsiparis masih

dibutuhkan untuk mendukung pengguna yang tidak berhasil dalam

pencariannya.

Jika arsip tercetak atau arsip elektronik yang disimpan secara offline

dikirim pengguna, maka dalam proses pengiriman diperlukan tenaga

pengiriman/arsiparis secara intensip. Sedangkan jika arsip ditangani secara

online dan pengguna memiliki software yang dapat mengakses arsip tersebut,

maka arsip-arsip dapat dikirim dengan intranet dengan mekanisme standar.

Pada saat teknologi web digunakan, temu kembali dapat diakses melalui

pencarian web dengan link langsung dari antarmuka pengguna ke tempat

penyimpanan arsip.

Sistem elektronik tidak membutuhkan manusia staf yang berfungsi

sebagai penghubung temu kembali dan pengembalian arsip, kecuali apabila

arsip yang disimpan dalam bentuk offline, seperti dalam pita atau piringan

yang tidak dapat secara otomatis diakses melalui server. Ukuran untuk

menjaga arsip dari pengguna yang tidak sah dapat dirancang ke dalam sistem.

Oleh karena itu, dibutuhkan verifikasi secara manual mengenai hak akses.

Page 59: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

44

Dokumen sebagai objek data dalam Sistem Temu Kembali merupakan

sumber informasi. Dokumen biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks atau

kata kunci. Kata kunci dapat diekstrak secara langsung dari teks dokumen

atau ditentukan secara khusus oleh pengguna subjek dalam proses

pengindeksan yang dasarnya terdiri dari proses analisis dan representasi

dokumen. Pengindeksan dilakukan dengan menggunakan sistem

pengindeksan tertentu, yaitu himpunan kosa kata yang dapat dijadikan sebagai

bahasa indeks sehingga diperoleh informasi yang terorganisasi. Sementara itu,

pencarian diawali dengan adanya kebutuhan informasi pengguna. Dalam hal

ini Sistem Temu Kembali Informasi berfungsi untuk menganalisis pertanyaan

(query) pengguna yang merupakan representasi dari kebutuhan informasi

untuk mendapatkan pertanyaan-pertanyaan pencarian yang tepat. Selanjutanya

pertanyaan-pertanyaan pencarian tersebut dipertemukan dengan informasi

yang telah terorganisasi dengan suatu fungsi penyesuaian (matchin function)

tertentu sehingga ditemukan dokumen atau sekumpulan dokumen .

Proses tersebut dapat diilustrasikan seperti Gambar 4.52

52

Chowdurry, G.G. “Introduction to Modern Information Retrieval”. (London:Facet

Publishing,2004).h.4

Page 60: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

45

Gambar 4. Menurut Chowdurry, G.G. Garis Besar Sistem Temu

Kembali

Berdasarkan Gambar 4 Proses sistem temu kembali dapat dikelompokkan

menjadi dua kelompok, yaitu analisis isi,dan pencarian dan temu kembali.

Analisis isi mencakup tugas yang berhubungan dengan menganalisis,

mengatur dan menyimpan arsip. Sedangkan pencarian dan temu kembali

mencakup tugas yang berhubungan dengan menganalisis permintaan

pengguna, menciptakan, sebuah formula pencarian, proses pencarian, dan

menemukan kembali arsip.

Sumber

informasi/arsip Analisis dan

penggambaran

Informasi /arsip

yang dikelola

Menemukan

informasi/arsip Penyesuaian

Pengguna Analisis query

Pernyataan

pencarian

Page 61: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

46

Gambar 5. Menurut Baeza-Yates, Ricardo dan Ribeiro-Neto, Berthier

Proses Temu Kembali

teks

kebutuhan pengguna teks

Umpan

balik pengguna

Logical View Logical View

Query

Inverted file

Dokumen ditemukan kembali

Dokumen Diperingkat

Gambar 5 adalah gambar proses temu kembali dengan menggunakan

arsitektur software yang sederhana dan umum digunakan. Hal yang terpenting

dari proses temu kembali adalah pangkalan data (database).53

Pertama,

53 Baeza-Yates, Ricardo dan Ribeiro-Neto, Berthier. “Modern Information Retrieval”. (New York:ACM

Press,1999).h.10

Antar muka

pengguna

Operasi teks

Modul pengelola

deskripsi biblografi Operasi Query Pengindeks

Indeks Pencarian

Perangkat

Pangkalan

Data

Page 62: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

47

pengguna menentukan kebutuhannya kemudian diuraikan dan

ditransformasikan oleh operasi teks yang sama, yang diaplikasikan ke teks.

Kemungkinan, operasi pertanyaan yang diberikan telah diaplikasikan

sebelumnya dengan memberikan dokumen temu kembali. Kecepatan

memproses pertanyaan tergantung dari struktur indeks yang dibangun.

Sebelum dikirim ke pengguna, dokumen yang ditemukan diatur atau

diberikan peringkat menurut kemungkinan yang paling sesuai. Kemudian

pengguna memeriksa kumpulan dokumen yang telah diatur dalam pencarian

untuk informasi berguna. Dalam sebuah siklus, sistem berguna untuk

melakukan penyeleksian dokumen oleh pengguna untuk merubah formulasi

pertanyaan. Memodifikasi pertanyaan diharapkan dapat memberikan

gambaran yang lebih baik lagi mengenai kebutuhan pengguna sebenarnya.

Setelah ditemukan, maka tahap selanjutnya adalah pencarian ke lokasi

arsip yang dicari. Jika arsip yang dipinjam adalah tercetak atau elektronik

yang disimpan dalam bentuk offline, maka perlu dilakukan proses

peminjaman karena arsip tersebut harus dikembalikan. Sedangkan jika arsip

yang dipinjam adalah arsip digital dan pengguna dapat menggunakannya

langsung dari komputer, maka proses peminjaman tidak perlu dilakukan

karena arsip tersebut tidak perlu dikembalikan. Namun, sistem harus dapat

melindungi hak akses arsip-arsip tersebut.

The Chambers science and technology dictionary yang dikutip dalam

buku Chowdury, menyebutkan pangkalan data adalah kumpulan data

Page 63: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

48

terstruktur yang berdiri sendiri dengan beberapa aplikasi khusus. Pangkalan

data dikelola dalam sebuah indeks. Indeks sangatlah penting sebagai struktur

data karena indeks dapat membantu perencanaan dengan cepat kapasitas data

yang besar.

G. Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE)

1. Pengertian Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE)

Aplikasi Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) merupakan suatu modul

dari Perkantoran Elektronik di Kementrian Pekerjaan Umum yang

dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi intranet yang berbasis

pada jaringan komputer yang sudah ada di Kementrian Pekerjaan Umum

dan aplikasi web (asp script) yang mengakses data surat di dalam program

manajemen basis data (SQL Server). Pemilihan teknologi jaringan intranet

ini mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Cepat dalam pengembanghan aplikasi.

b. Mudah dalam distribusi aplikasi kepada pengguna.

c. Data surat akan tersimpan dalam sebuah sistem manajemen basis

data yang terpusat, sehingga mudah dalam pemiliharaan data.

d. Mudah dalam perawatan dan pengembangan aplikasi, perubahan

kode program hanya di web server dan database server.

e. Untuk mengakses Software Aplikasi cukup mudah, karena

langkah-langkahnya cenderung sederhana, karena aplikasi yang

Page 64: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

49

dikembangkan didasarkan pada alur kerja penanganan surat sehari-

hari.

1) Tujuan TNDE

Tujuan TNDE ini mewujudkan keterpaduan, keserasian dan

keseragaman dalam memberikan dukungan pelayanan kepada

pimpinan dengan memanfaatkan jaringan intranet melalui aplikasi

TNDE yang meliputi Persuratan Elektronik, Penelusuran Surat dan

Disposisi, Agenda Harian, Sistem Berbasis Data dan Sistem

Pengamanan.

2) Manfaat TNDE

Dengan diimplementasikan aplikasi TNDE, diperoleh manfaat sebagai

berikut:

a) Mendukung kebijakan perkantoran elektronik guna menuju e-

Government.

Dengan melaksanakan tata TNDE, berarti sudah melaksanakan

sebagai fungsi perkantoran elektronik, antara lain terdiri dari:

o Aplikasi dan sistem berbasis web

o Penyajian informasi secara mudah dan tepat guna

o Penelusuran disposisi dan tindak lanjut disposisi

pimpinan

o Agenda harian elektronik

b) Efisiensi dan efektifitas pekerjaan

Page 65: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

50

Naskah dinas yang sudah diinput di dalam TNDE dapat

dipantau dan dicari kembali datanya dengan mudah dan dalam

waktu yang singkat.

c) Penghemat pengguna kertas

Pengurangan penggunaan kertas karena data yang tersimpan

dalam server TNDE dapat dibaca secara langsung.

d) Penghemat dan kemudahan penggandaan

Data tata naskah dinas yang tersimpan bisa dilihat dari

Personal Computer (PC) dan dapat digandakan secara

langsung.

e) Penghematan tempat penyimpanan

Dengan menyimpan data naskah dinas dalam server TNDE

dapat mengurangi ruangan tempat penyimpan.

f) Penghematan Waktu Pencarian Suatu Dokumen

Waktu pencarian naskah dinas dapat dikurangi dengan sangat

signifikan karena dengan mengetik kata kunci, informasi

naskah dinas yang dimaksud dapat diperoleh secara mudah.

g) Tidak ada resiko kehilangan dokumen

Karena semua informasi naskah dinas terekam dan tersimpan

dalam server TNDE yang back-up secara berkala, maka resiko

kehilangan, kerusakan, dan salah simpan atau alasan lain dapat

dikurangi.

h) Kemudahan pengendalian naskah dinas dan penggunaannya

Page 66: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

51

Secara otomatis dapat dikendalikan dan dimonitor aktivitas

pengguna aplikasi TNDE dalam lingkup intranet sehingga

memudahkan dalam pemantauan.

i) Kemudahan pelacakan keberadaan dan status dokumen naskah

dinas. Dalam lingkup intranet pengguna dapat secara langsung

memonitor dokumen naskah dinas, alur naskah dinas, dan

tindak lanjut disposisi naskah dinas yang sedang berjalan.

2. Topologi Jaringan Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE)

Dalam rangka penerapan TNDE lingkup intranet yang produktif,

transparan, tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan efisien di

lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum, maka diperlukan topologi

TNDE yang dinamis, detail dan jelas. Topologi TNDE lingkup intranet di

lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum sebagaimana dimaksud adalah

sebagai berikut: 54

Gambar 6. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum Topologi

Jaringan TNDE

REPLIKASI

REPLIKASI

54 Panduan Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) Kementrian Pekerjaan Umum (Jakarta:Biro Umum

Sekretariat Jenderal,2013). h. 11

JARINGAN

KOMPUTER

KEMENTRIAN PU

ES I-IV

CIPTA

KARYA BADAN

LITBAG

ITJEN

ES I-IV

ES I-IV

ES I-IV

ES I-IV

BINA

MARGA

SETJEN

Page 67: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

52

REPLIKASI

REPLIKASI

TNDE terkoneksi melalui jaringan komputer ke seluruh unit

organisasi/unit kerja di lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum. Server-

server sistem TNDE yang terpasang di unit organisasi/unit kerja dapat

melakukan replikasi database sehingga masing-masing pengguna sistem

TNDE di unit organisasi/unit kerja dapat mengakses sistem TNDE melalui

server yang bersangkutan dan beban server terbagi rata di setiap unit

organisasi/unit kerja.

3. Penggunaan Tata Naskah Dinas Elektronik Kementrian Pekerjaan Umum

a. Penggunaan Tata Naskah Dinas Elektronik

Page 68: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

53

Sejalan dengan semakin tingginya volume tata naskah dinas dalam

perkantoran dan meningkatnya kebutuhan kecepatan dalam

penyampaian informasi, maka dibutuhkan alat bantu berupa Tata

Naskah Dinas Elektronik (TNDE).

TNDE mempunyai beberapa kelebihan yaitu dapat terhubung dengan

pengguna lainnya dalam lingkup Local Area Network (LAN) lingkup

intranet Kementrian Pekerjaan Umum.

b. Pengguna Penelusuran Surat

Penelusuran surat adalah sistem yang menelusuri dan memantau

seluruh aliran surat masuk secara elektronik untuk memastikan

korespondensi diproses dengan benar.

c. Pengguna Penelusuran Disposisi

Penelusuran disposisi adalah sistem yang menelusuri dan memantau

aliran disposisi korespondensi secara elektronik untuk memastikan

korespondensi diproses dengan benar.

d. Penggunaan Templat Naskah Dinas

Aplikasi TNDE Kementrian Pekerjaan Umum menyediakan

templat/boring jenis dan format naskah dinas yang dapat diunduh

sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.10/PRT/M/2011

tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kemetrian Pekerjaan Umum

yang berlaku untuk semua Unit Organisasi/Unit Kerja sehingga

terciptanya tertib keseragaman Jenis dan Format Naskah Dinas.

e. Penggunaan Agenda Harian Elektronik

Page 69: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

54

Agenda harian elektronik berfungsi sebagai alat untuk mencatat,

mengingatkan, dan menunjukkan rencana kerja pimpinan. Pengguna

agenda elektronik ini akan memudahkan proses pencarian dan

pemantauan agenda acara. Agenda elektronik dapat ditampilkan dalam

dimensi waktu, seperti harian, mingguan, dan bulanan.

f. Penggunan Sistem Basis Data

Sistem basis data berisikan informasi profil sampai keterangan rinci

masing-masing entitas informasi seperti data kepegawaian, data

perlengkapan dan sebagainya di lingkungan Kementrian Pekerjaan

Umum, untuk dapat diakses oleh pemakai yang berhak.

g. Penggunaan Sistem Keamanan

Untuk mencegah kerusakan dan penyalahgunaan data atau informasi

yang bersifat rahasia diperlukan sistem keamanan melalui kode akses

(password), identitas pengguna (account), tingkat otoritas

(authorization level), dan alat proteksi (block protection). Akses

keamanan merupakan salah satu aspek yang sering dipertanyakan

dalam implementasi sebuah sistem informasi. Jika kita ingin membuat

sistem informasi yang sangat aman, maka akan sulit digunakan secara

mudah dan bahkan menjadikannya tidak berfungsi. Untuk itu

penggunaan tiap aplikasi perlu diberikan batasan. Dilihat dari

fungsinya dalam sebuah sistem informasi, keamanan dapat dibagi

menjadi tiga kelompok, yaitu network security, sistem pengamanan

yang terfokus pada media pembawa informasi/data, misalnya firewall

Page 70: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

55

dan lainnya: komputer security, sistem pengamanan yang terfokus

pada komputer (server, workstation, terminal), termasuk didalamnya

masalah yang berhubungan dengan operating sistem; dan application

security, sistem pengamanan yang terfokus pada program aplikasi

(Perangkat Lunak (software)) dan database.

h. Pemindaian Dokumen

Aplikasi TNDE Kementrian Pekerjaan Umum dilengkapi dengan

sistem pemindaian (scanning dokumen) yang berfungsi untuk dapat

menyimpan surat-surat kedinasan pimpinan secara elektronik dengan

cara memindai surat-surat yang berbentuk hardcopy menjadi softcopy.

H. Penelitian Terdahulu

Skripsi yang pertama yaitu Kepuasan Karyawan Terhadap

Layanan Akses Arsip Dinamis di Filling Departemen Pengadaan

Perusahaan ABC yang disusun oleh Stefanus Syauta, Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya di Universitas Indonesia 2011. Dengan tujuan untuk

mengidentifikasi dan menggambarkan tingkat kepuasan karyawan Perusahaan

ABC terhadap layanan akses arsip dinamis di Filling Room Departemen

Pengadaan Perusahaan ABC dengan menggunakan metode Servqual dengan

kepuasan karyawan secara keseluruhan.

Tesis yang kedua yaitu Rancang Bangun Sistem Rekod Elektronik

yang Terintegrasi dengan Sistem Penanganan Kasus pada Lembaga

Bantuan Hukum Jakarta yang disusun oleh Hendro Wicaksono, Fakultas

Page 71: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

56

Ilmu Pengetahuan Budaya di Universitas Indonesia 2014. Dengan tujuan

untuk melaksanakan pembuatan rancangan bangun sistem manajemen rekod

elektronik yang terintegrasi dengan proses bisnis organisasi (sistem

manajemen kasus) yang memenuhi kebutuhan pengguna serta persyaratan

sistem manajemen rekod serta tepat untuk diimplementasikan di PDBH< LBH

Jakarta.

Tesis yang ketiga yaitu Evaluasi Aksebilitas Arsip: Studi Kasus di

Unit Layanan Informasi Arsip Nasional Republik Indonesia yang disusun

oleh Toto Widyarsono, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya di Universitas

Indonesia 2002. Dengan tujuan mengetahui pemanfaatan khasanah arsip di

arsip Nasional RI oleh pengguna, mengidentifikasi kelompok pengguna arsip

dalam melakukan akses terhadap arsip, mengidentifikasi kendala dan

permasalahan yang dihadapi baik oleh pengguna dalam mengakses arsip

maupun unit layanan dalam memberikan layanan kearsipan.

Tesis yang keempat yaitu Perancangan Sistem Otomasi Manajemen

Rekod Aktif Pada Pusat Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas yang

disusun oleh Nina Mayesti, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya di Universitas

Indonesia 2003. Dengan tujuan untuk melakukan perancangan sistem otomasi

manajemen rekod inaktif yang memenuhi persyaratan sistem manajemen

rekod serta tepat untuk diimplementasikan pada dasar Pusat Rekod Fakultas

Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Page 72: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

57

Page 73: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

58

Page 74: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

58

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil jenis penelitian deskriptif

dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran umum

dari pengelolaan arsip dinamis. Penelitian deskriptif merupakan penelitian

yang mendeskripsikan dan memberi penjelasan mengenai keadaan yang

terjadi di lapangan seperti apa adanya.53

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk mengetahui

“makna” (meaning) yang sebenarnya di balik fakta-fakta.54

Bodgan dan

Taylor mengemukakan bahwa metodelogi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.55

B. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung tanpa adanya perantara

atau langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini data primer

diperoleh langsung dari lapangan (tempat penelitian) yaitu dari Kepala

Sub Bagian Kearsipan, di bagian administrasi perkantoran di Biro

Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum.

53

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60. 54

Ibid h.61 55

Lexy Moleong. J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja

Rosdakarya,2001).h.3

Page 75: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

59

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tudak langsung dari

sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen

(laporan, karya tulis orang lain, koran dan majalah). Atau, seseorang

mendapat informan orang lain.56

Data sekunder merupakan data

mendukung data primer.

C. Indikator Penilaian

Dalam penelitian ini, dasar hukum yang digunakan untuk penentuan

indikator penilaian adalah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang

Kearsipan, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang

Penyusutan Arsip, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang

Ketentuan Pokok Kearsipan dan International Standard Organization (ISO)

15489 part 2 (guidelines) serta beberapa literatur yang diperoleh dari buku,

skripsi dan jurnal.

Adapun variabel yang digunakan sebagai indikator penilaian, terdiri dari:

1. Pengelolaan arsip dinamis, yang meliputi: penciptaan dan penerimaan,

penyimpanan, pemeliharaan, penyusutan dan pemusnahan.

2. Perlengkapan arsip dinamis.

3. Kendala-kendala pengelolaan arsip dinamis

4. Dasar hukum pengelolaan arsip dinamis pada Administrasi

Perkantoran di Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian

Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

56

Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. (Jakarta: STIA-LAN, 1999).h.87.

Page 76: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

60

Agar lebih jelas, penulis akan menguraikan variabel tersebut ke dalam

bentuk tabel, sebagai berikut:57

Tabel 1. Indikator Penilaian

57

Yayah Fazriah, Pengelolaan Arsip di SMP An-Nisaa’ Pondok Aren, Skripsi Sarjana

Pendidikan Islam (Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 2012), h. 49.

No. Dimensi Indikator Catatan

A. Pengelolaan Arsip Dinamis

I Penciptaan

dan

Penerimaan

1. Penciptaan

a. Menciptakan arsip

dinamis yang baik

dan benar

b. Mampu

menggolongkan

arsip dinamis yang

diciptakan

c. Mendistribusikan

arsip dinamis, baik

secara internal dan

eksternal

organisasi dengan

cepat dan teliti

d. Mencatat surat-

surat pada buku

agenda surat

keluar

2. Penerimaan

a. Menerima arsip

dinamis dengan

baik dan benar

b. Mampu

menggolongkan

arsip dinamis yang

diterima

c. Merespon dengan

cepat dan teliti

mengenai arsip

dinamis yang

diterima dari

eksternal

organisasi

Sesuai dengan sistem

TNDE

Sesuai dengan pedoman

klasifikasi yang di

terapkan di Kementrian

Pekerjaan Umum.

Distribusi surat sudah

memakai elektronik,

sistem pencariannya

langsung terdapat perihal

dan tanggal surat.

Ada surat keluar dicatat

melalui buku agenda.

Surat masuk langsung

dicatat melalui TNDE.

Langsung dikelompokkan

sesuai klasifikasi .

Dalam pencarian surat

sesuai dengan perihal dan

tanggalnya surat masuk.

Page 77: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

61

d. Mencatat surat-

surat pada buku

agenda surat

masuk

Surat masuk langsung

dicatat di TNDE surat

keluar dengan buku

agenda.

II Penyimpanan 1. Menggunakan asas

penyimpanan yang

sesuai dengan lingkup

organisasi

2. Menggunakan sistem

penyimpanan yang

konsisten dan sesuai

dengan lingkup

organisasi

3. Menemukan kembali

arsip dinamis dengan

cepat

4. Menentukan retensi

arsip

5. Menyimpan arsip

dinamis sesuai dengan

prosedur

Arsip aktif masih di

administrasi perkantoran

dan in aktif di Kintaka

Citerep.

Dengan menggunakan

sistem TNDE.

Dengan sistem TNDE

dan bisa mencari nomor

klasifikasi di sistem itu.

Yang sesuai dengan

pedoman klasifikasi

Kementrian.

Setiap setahun dikirim

arsip in aktif di Kintaka

III Pemeliharaan 1. Memelihara arsip

dinamis dengan baik

dan benar

2. Menggunakan ruang

penyimpanan arsip

dinamis yang sesuai

dengan standar

3. Dapat menentukan

arsip dinamis yang

harus dipelihara

Dalam setiap setahun dua

kali mengadakan

fumigasi.

Sesuai dengan yang

diterapkan di bagian Biro

Umum.

Arsip aktif disimpan

sesuai dengan ruangan di

administrasi perkantoran

dan in aktif ada di

Kintaka dengan

melakukan fumigasi

setiap setahun dua kali.

Page 78: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

62

IV Penyusutan

dan

Pemusnahan

1. Melakukan penilaian

arsip dinamis

2. Menyusutkan arsip

sesuai dengan JRA

3. Memusnahkan arsip

dengan metode yang

baik dan benar

4. Menyerahkan arsip

dinamis kepada ANRI

Ada tim penilaian jika

melakukan penyusutan.

Dengan melihat JRA .

Melihat JRA lalu arsip

yang sudah lewat JRA

nya langsung di

musnahkan.

Tidak rutin karena harus

dilihat dengan JRA lalu

membuat tim penyerahan

lalu diporkan ke ANRI.

B. Perlengkapan

1. Menggunakan

perlengkapan yang

sesuai dengan standar

2. Mendayagunakan

perlengkapan yang

tersedia

3. Merawat perlengkapan

yang tersedia

Adanya rol O’pack, box,

trolly dan lain-lain.

Dalam penataan arsip

perlengkapan digunakan.

Jika terjadi kerusakan

dalam perlengkapan

langsung di perbaikan.

C. Kendala

1. Membuat anggaran

khusus untuk

pengelolaan arsip

dinamis

2. Tersedianya fasilitas

penunjang yang

memadai

3. Mampu mengamankan

arsip dinamis

4. Merekrut pegawai yang

memiliki kualifikasi di

bidang kearsipan

5. Mampu

mengoptimalkan SDM

yang tersedia untuk

mengelola arsip

dinamis dengan

mengikuti berbagai

kegiatan

pembinaan/pelatihan

Setiap anggaran sudah

dikelompokkan untuk

masing-masing dalam

pengelolaan arsip.

Adanya kegiatan

olahraga, kesehataan.

Adanya satpam dan OB

untuk menjaga ruangan.

Dengan mendidik yang

bukan ahli kearsipan

dengan cara diklat.

Pembinaan pengelolaan

arsip dinamis yaitu tugas

dari Biro Umum .

Page 79: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

63

D. Pemilihan Informan

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus cermat dalam memilih

orang-orang yang akan diwawancarai (informan).58

Peneliti ini mengambil

informan sebanyak satu orang yaitu Kepala Sub Bagian Kearsipan bagian

Administrasi Perkantoran di Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian

Pekerjaan Umum, kepala Subbagian Kearsipan dengan alasan yang

bersangkutan dianggap sebagai pelaksana dan penanggung jawab dari

kebijakan Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum

yang telah ditentukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tenik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

58 Emzir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 53.

D. Dasar Hukum Pengelolaan Arsip Dinamis

1. Adanya keterlibatan

pimpinan dalam

pengelolaan arsip

dinamis

2. Membuat

kebijakan/peraturan/

SOP mengenai

pengelolaan arsip

dinamis

Adanya peraturan yang

telah diterapkan di

Kementrian Pekerjaan

Umum tentang kearsipan.

Setiap tahunnya dibikin

dan ditinjau lagi SOP.

Page 80: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

64

1. Observasi (Pengamatan)

Peneliti melakukan observasi untuk melihat gambaran kejadian atau

peristiwa yang terjadi dilapangan dan untuk menjawab pertanyaan.

Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian.59

Hal ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh data yang

lengkap dan dapat membantu penelitian ini. Peneliti berperan sebagai

pengamat yang mencoba mempelajari dan memahami hal-hal yang

terjadi dan berkenan dengan objek penelitian. Penelitian akan

melakukan observasi pada saat Sistem Pengelolaan Arsip Aktif di Biro

Umum bagian Administrasi Perkantoran di Kementerian Pekejaan

Umum yang sedang dilakukan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan instrumen penelitian utama dalam proses

penelitian ini. Wawancara adalah pengambilan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya dengan

bercakap-cakap secara tatap muka.

Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti adalah wawancara

secara mendalam dan terstruktur. Dengan adanya wawancara ini,

peneliti melakukan pertanyaan yang sesuai indikator penilaian dengan

objek penelitian yang dapat memberikan informasi mengenai Sistem

Pengelolaan Arsip Aktif di Adminitrasi Perkantoran Biro Umum di

Kementrian Pekerjaan Umum yang menangani arsip.

59 Ibid h.20

Page 81: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

65

Pihak yang terkait dalam penelitian ini akan menjadi informasi dalam

kegiatan wawancara yang dilakukan. Informan atau narasumber

penelitian adalah seseorang yang diwawancari dan yang memberikan

jawaban atas pertanyaan dari peneliti/pewawancara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berisi

penjelasan dan penilaian terhadap informan yang diteliti yang dapat

membantu penelitian ini. Baik dari sumber-sumber yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan,

dan kebijakan, maupun sumber-sumber yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup dan lain-lain. Dokumentasi digunakan

untuk memperoleh data nyata yang dijadikan sebagai objek penelitian

yaitu tentang Sistem Pengelolaan Arsip Aktif bagian Administrasi

Perkantoran Biro Umum di Kementrian Pekerjaan Umum, misalnya

profil Kementrian Pekerjaan Umum, sistem pengelolaan arsip dan

aplikasi yang digunakan dalam pencarian sistem arsip.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data kualitatif yaitu menguraikan serta

menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari para informan.

Dalam penelitian ini, penulis menganalisis secara langsung data-data yang

penulis peroleh ketika melakukan observasi dan wawancara. Data-data

yang diperoleh akan diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif yang

bertujuan untuk mengemukakan permasalahan dan menemukan solusi

Page 82: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

66

dengan disertai dengan teori-teori yang mendukung. Hasil analisis data

berupa fakta-fakta yang terkait dengan objek penelitian. Analisis data yang

dilakukan yaitu:

1. Reduksi data

Data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi dicatat

dengan rinci dengan memfokuskan dan memilih hal-hal yang penting,

sehingga data yang diperoleh dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai topik yang sedang diteliti.

2. Penyajian data

Setelah melakukan reduksi data, penulis menyajikan data dalam bentuk

teks yang bersifat deskriptif.

3. Penarikan kesimpulan

Setelah data-data terangkum dan dijabarkan, penulis akan membuat

kesimpulan yang nantinya dapat digunakan untuk menjawab rumusan

masalah.

G. Jadwal Penelitian

Tabel 2. Jadwal Penelitian

No. Jenis Kegiatan

Tahun 2015

Januari Februari Maret April Mei Juni

1. Penyerahan

Proposal Skripsi

dan Dosen

Page 83: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

67

Pembimbing

2. Pelaksanaan

Bimbingan Skrispi

3. Pengumpulan

Literatur

Mengenai Skripsi

4. Melakukan

Penelitian

5. Analisis Data

6. Penyerahan

Laporan Skripsi

7. Sidang Skripsi

Page 84: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kementerian Pekerjaan Umum

1. Kementerian Pekerjaan Umum

Kementerian Pekerjaan Umum berdiri sejak zaman Belanda. Pada

awalnya Kementerian Pekerjaan Umum bernama lengkap Dept.Van

Burgerwrlijke Openbare Werken. Dalam bahasa Belanda, istilah Openbare

Werken artinya Pekerjaan Umum (PU). Namun, pada zaman Hindia

Belanda Openbare Werken disebut “Waterstaat Swerken” dimana

lingkungan pusat Pekerjaan Umum dinamakan dengan Dep. V&W karena

dibina oleh Dep.Van Verkeer &Waterstaat dan dikepalai oleh seorang

Direktur.

Organisasi Pekerjaan Umum tersebar di beberapa daerah di

Indonesia dengan bidang Pekerjaan Umum (Openbare Werken) yang

meliputi 1. Lands Gebouwen 2. Wegen 3. Irrigatie & Assainering 4. Water

Kracht 5. Constructie bureau (untuk jembatan), afd. Havenwezen

(Pelabuhan),afd. Electriciteitswezen (Kelistrikan) dan afd. Luchtvaart

(Penerbangan Sipil).

Pada tahun 1945 Kementerian Pekerjaan Umum berpusat di

Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung V&W (dikenal dengan

nama “Gedung Sate”). Tahun 1945-1949, Kementerian Pekerjaan Umum

pindah ke Yogyakarta karena terjadi revolusi fisik, lalu berpindah lagi ke

Jakarta setelah Belanda mengakui Kemerdekaan Republik Indonesia.

Page 85: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

69

Perkembangan dan situasi politik Indonesia sejak

memproklamirkan kemerdekaannya mempengaruhi perkembangan

Kementerian Pekerjaan Umum seperti sering mengalami perubahan

pimpinan dan organisasi. Sejak tahun 1945, Kementerian Pekerjaan

Umum mengalami beberapa pergantian pemimpin. Pada kabinet Dwikora

atau Kabinet 100 Menteri, Kementerian Pekerjaan Umum mengalami

perubahan organisasi dengan di pimpinan oleh Jenderal Suprajogi dan

terbagi menjadi 5 Departemen, diantaranya:

a. Departement Listrik dan Ketenagaan

b. Departement Bina Marga

c. Departement Cipta Karya Konstruksi

d. Departement Pengairan Dasar

e. Departement Jalan Raya Sumatera

Pada masa orde baru, saat Kabinet Ampera Kemeterian Pekerjaan

Umum dengan dipimpin oleh Ir.Soetami, telah memiliki suatu susunan

struktur organisasi berlandas pada Surat Keputusan Menteri PUT

tertanggal 17 Juni 1968 No. 3/PRT/1968 dan dirubah dengan Peraturan

Menteri PUT tertanggal 1 Juni 1970 Nomor 4/PRT/1970.

Berdasarkan Peraturan Presiden Repubik Indonesia Nomor 24

tahun 2010 tentang kedudukan, tugas dan fungsi Kementerian Negara serta

susunan organisasi bahwa Kementrian Pekerjaan Umum berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai tugas dan fungsi yang

tercantum dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 08/PRT/M/2010

Page 86: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

70

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum. Dalam

melaksanakan tugasnya yaitu menyelenggarakan urusan dibidang

Pekerjaan Umum dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan Pemerintahan Negara, Kementerian Pekerjaan Umum

menyelenggarakan fungsi, diantaranya:

a. Perumusan, penepatan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pekerjaan

Umum.

b. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung

jawab Pekerjaan Umum.

c. Pengawasan atas pelaksanan tugas di Lingkungan Kementrian

Pekerjaan Umum.

d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

Kemetrian Pekerjaan Umum di Daerah.

e. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala Nasional.

2. Visi dan Misi Kemeterian Pekerjaan Umum (2009-2014)

Dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi,

Kementerian Pekerjaan Umum memiliki visi misi sebagai berikut:

Visi Kementerian Pekerjaan Umum yaitu Tersedia Infrastruktur

Pekerjaan Umum dan Pemukiman yang andal untuk mendukung Indonesia

sejahtera 2025.

Sedangkan Misi dari Kementrian Pekerjaan Umum adalah:

a. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari

pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan

Page 87: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

71

insfrastruktur Pekerjaan Umum dan permukiman berbasis penataan

ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

b. Menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk

meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA

serta mengurangi resiko daya rusak air.

c. Meningkatkan aksebilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan

berkelanjutan.

d. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan

produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan

insfrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan.

e. Menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan

menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses

penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor

konstruksi tumbuh dan berkembang.

f. Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan:

IPTEK, norma, standart, pedoman, manual dan kriteria pendukung

insfrastruktur PU dan permukiman.

g. Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya

yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan

menerapkan prinsip-prinsip good governance.

Page 88: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

72

h. Meminimalkan penyimpanan dan praktik-praktik KKN di lingkungan

Kementerian Pekerjaan Umum dengan meningkatkan kualitas

pemeriksaan dan pengawasan professional.

3. Struktur Organisasi Kementerian Pekerjaan Umum

a. Kementerian Pekerjaan Umum

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pekerjaan Umum bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dipimpin

oleh Menteri Pekerjaan Umum dan dibantu oleh Wakil Menteri

mempunyai susunan organisasi Kementerian Pekerjaan Umum

yang terdiri atas:

a.) Wakil Menteri Pekerjaan Umum

b.) Sekretariat Jenderal

c.) Direktorat Jenderal Penataan Ruang

d.) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

e.) Direktorat Jenderal Bina Marga

f.) Direktorat Jenderal Cipta Karya

g.) Inspektorat Jenderal

h.) Badan Pembinaan Konstruksi

i.) Badan Penelitian dan Pengembangan

j.) Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan

k.) Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi

l.) Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Masyarakat

m.) Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga

Page 89: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

73

n.) Staf Ahi Bidang Pengembangan Keahlian dan Tenaga

Fungsional

o.) Pusat Pengolahan Data

p.) Pusat Pendidikan dan Pelatihan

q.) Pusat Komunikasi Publik

r.) Pusat Kajian Strategis

s.) Pusat Pengolahan Barang Milik Negara

Berikut merupakan Struktur Organisasi Kementerian Pekerjaan

Umum:

Gambar 7. Struktur Organisasi Kementerian Pekerjaan Umum

Page 90: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

74

b. Biro Umum Kementerian Pekerjaan Umum

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.08/PRT/M/2010, BAB IV pasal 6 disebutkan bahwa Sekretariat

Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan

tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada

seluruh unit organisasi dilingkungan Kementerian Pekerjaan

Umum. Adapun struktur organisasi Sekretariat Jenderal tercantum

pada pasal 8, yaitu:

Susunan organisasi SEKJEN terdiri atas:

a.) Biro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negri

b.) Biro Kepegawaian dan Ortala

c.) Biro Keuangan

d.) Biro Umum

e.) Biro Hukum

f.) Kelompok Jabatan Fungsional

Biro Umum berada di bawah Sekretariat Jenderal

mempunyai tugas yang tercantum dalam pasal 66 yaitu

melaksanakan pembinaan, pengelolaan, ketatausahaan,

administrasi perkantoran, dan Kementerian, kerumah tanggaan dan

prasarana fisik.

Dalam melaksanakan tugas Biro Umum sebagaimana

dimaksud dalam pasal 66, Biro Umum melaksanakan fungsi-fungsi

sebagaimana yang tertera pada pasal 67 mengenai fungsi Biro

Umum, diantaranya:

Page 91: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

75

a. Pelayanan ketatausahaan Kementerian, administrasi

perkantoran, kerumah tanggaan dan prasarana fisik.

b. Pelayanan ketatausahaan dan kerumah tanggaan Wakil

Menteri, Sekretariat Jenderal, staff ahli dan staff khusus,

serta urusan tata usaha dan rumah tangga biro.

c. Pelaksanaan urusan Tata Naskah Dinas dan Kearsipan

Kementerian serta penatausahaan barang milik Negara.

d. Pelaksanaan urusan kesehatan, ketertiban dan keamanan,

serta urusan dalam dan angkutan.

e. Pelaksanaan urusan utilitas, bangunan gedung dan rumah

jabatan, sarana dan prasarana lingkungan.

Berikut merupakan struktur organisasi Sekretariat Jenderal

Kementerian Pekerjaan Umum:

Page 92: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

76

Gambar 8 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Kementerian

Pekerjaan Umum

Biro Umum terdiri dari beberapa unit di dalamnya, sebagaimana

diatur pasal 68, yaitu Biro Umum terdiri atas:

a. Bagian Tata Usaha

b. Bagian Administrasi Perkantoran

c. Bagian Rumah Tangga

SEKRETARIAT

JENDERAL

Biro

Perencanaan dan

Kerja Sama

Luar Negeri

Biro

Kepegawaian

dan Ortala

Biro Keuangan Biro Umum Biro Hukum

Bagian

Perencanaan

Umum

Bagian

Informasi dan

Tata Usaha

Kepegawaian

Bagian Tata

Usaha

Bagian

Pembendahara

Bagian

Penyusunan

Peraturan PER-

UU-AN I

Bagian

Pemantauan dan

Evaluasi

Bagian Program

dan Anggaran

Bagian

Kerjasama Luar

Negri

Bagian

Administrasi

Pengembangan

Kepegawaian

Bagian Mutasi

Bagian

Organisasi dan

Tata Laksana

Bagian

Pengusahaan

BUMN

PERUM

Bagian

Verifikasi dan

Akuntansi

Bagian

Anggaran dan

Pengembangan

PNBP

Bagian

Prasarana Fisik

Bagian Rumah

Tangga

Bagian

Administrasi

Perkantoran

Bagian

Penyusunan

Peraturan PER-

UU-AN II

Bagian

Bantuan

Hukum I

Bagian

Bantuan

Hukum II

KELOMPOK

JABATAN

FUNGSIONAL

Page 93: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

77

d. Bagian Prasarana Fisik

e. Kelompok Jabatan Fungsional

Berikut struktur organisasi dari Biro Umum Kementerian

Pekerjaan Umum:

Gambar 9. Struktur Organisasi dari Biro Umum Kementerian

Pekerjaan Umum

Subbagian Tata

Naskah Dinas

BIRO UMUM

Bagian Tata Usaha Bagian Administrasi

Perkantoran

Bagian Rumah

Tangga

Bagian Prasarana

Fisik

Subbagian Tata

Usaha Wakil

Menteri

Subbagian Tata

Usaha Sekretariat

Jenderal dan Staf

Subbagian Tata

Usaha Biro

Subbagian

Kearsipan

Subbagian

Penatausahaan

Barang Milik

Negara

Subbagian

Kesehatan

Subbagian

Ketertiban dan

Keamanan

Subbagian

Urusan dalam

dan Angkutan

Subbagian

UTILITAS

Subbagian

Bangunan

Gedung dan

Rumah Jabatan

Subbagian

Sarana dan

Prasarana dan

Prasarana

Lingkungan Kelompok

Jabatan

Fungsional

Page 94: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

78

c. Kegiatan Unit kearsipan

Pengolahan surat-surat dari masa aktif hingga inaktif

dilakukan bagian Administrasi Perkantoran. Dalam pasal 73 tugas

bagian Administrasi Perkantoran adalah melaksanakan urusan

pembinaan Tata Naskah Dinas dan Kearsipan Kementrian dan

Perindustribusian surat serta penatausahaan barang milik Negara di

lingkungan Sekretariat Jenderal.

Administrasi Perkantoran mempunyai fungsi, diantaranya:

a. Pembinaan dan pengelolaan tata naskah dinas.

b. Pembinaan dan pengelolaan kearsipan dan distribusi surat.

c. Pembinaan dan pengelolaan barang milik Negara di

lingkungan SEKJEN.

Sebagaimana tercantum dalam padal 75, Administrasi Perkantoran

terdiri dari:

a. Subbagian Tata Naskah Dinas

Subbagian yang bertugas dalam mengelola surat-surat

masuk dan keluar dengan menggunakan pedoman Tata

Naskah Dinas yang diatur dalam Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum No.10/PRT/M/2011 tentang pedoman

Tata Naskah Dinas Kementrian Pekerjaan Umum.

b. Subbagian Kearsipan

Dalam pasal 76 ayat 2, subbagian kearsipan mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan pedoman dan pembinaan

penyelenggara kearsipan, pengelolaan dan pengolahan arsip

Page 95: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

79

inatif, penyiapan bahan penyerahan arsip statis,

pemusnahan arsip, pengembangan sistem dan informasi

kearsipan elektronis Kementrian. Pusat kearsipan

Kementrian Pekerjaan Umum adalah Kintaka yang

merupakan pusat penyimpanan kearsipan (PUSIMPAR)

terletak di Jalan Pahlawan No.20, Citereup Bogor dan

dirikan pada tahun 1982.

c. Subbagian Penatausahaan Barang Milik Negara

Subbagian Penatausahaan Barang Milik Negara

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan

kebutuhan dan anggaran, pengadaan, pengguna,

pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan, penilaian,

penghapusan, pemindah tanganan, penatausahaan,

pembinaan, pengawasan dan pengendalian, dan pelaporan

Barang Milik Negara Lingkungan Sekretariat Jenderal.

d. Organisasi dan Manajemen Kementrian Pekerjaan Umum

1. Organisasi dan Tata Laksana Kearsipan

Secara struktural organisasi tata kearsipan Kementrian

Pekerjaan Umum terdiri dari:

a. Menteri Kementrian PU sebagai pimpinan kebijakan

tata kearsipan.

b. Sekretariat Jenderal sebagai pembina kegiatan

kearsipan.

c. Biro Umum sebagai pelaksana Kearsipan.

Page 96: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

80

d. Satuan-satuan administrasi kearsipan (Satminar)

sebagai organisasi penyelenggara kegiatan kearsipan.

Tiap Satminar mempunyai unit kearsipan yang terdiri

dari unsur-unsur pelaksanaan (penerimaan-pengarah-

pencatat-dan penyimpanan).

Satuan-satuan administrasi arsip adalah:

a. Satminar I adalah Sekretariat Jenderal yang meliputi

Satminar-satminar II yaitu Sekretariat Jenderal, Pusat-

pusat, Kanwil dan proyek-proyek dilingkungan

Sekretariat Jenderal.

b.Satminar I adalah Inspektorat Jenderal yang meliputi

Satminar-satminar II yaitu Inspektorat Jenderal dan

Proyek-proyek dilingkungan Inspektorat Jenderal.

c. Satminar I adalah Direktorat Jenderal yang meliputi

Satminar-satminar II yaitu Sekertariat Direktorat Jenderal,

Direktorat-Direktorat dan proyek-proyek dilingkungan

Direktorat Jenderal.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Pelakasanaan kegiatan kearsipan Kementerian

Pekerjaan Umum dilakukan oleh Biro Umum yang terdiri

dari empat orang arsiparis dengan latar belakang yang

berbeda. Salah satunya adalah yang berlatar belakang

pendidikan Komunikasi UI. Keseluruhan jumlah arsiparis

Kementrian Pekerjaan Umum di Indonesia berjumlah 93

Page 97: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

81

orang dengan latar belakang yang berbeda dari Lulusan

SMA hingga S1.

B. Hasil Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi

dan dengan indikator penilaian. Pelaksanaan indikator penilaian kearsipan

terkait pada proses atau kegiatan yang dilakukannya, yaitu pengelolaan

arsip dinamis, perlengkapan, kendala, dan dasar-dasar hukum pengelolaan

arsip. Adapun hasil penelitian yang diperoleh, sebagai berikut:

1. Pengelolaan Arsip Dinamis pada Administrasi Perkantoran di

bagian Biro UmumKementrian Pekerjaan Umum

a. Penciptaan dan Penerimaan

Proses pelaksanaan pengelolaan kearsipan dalam hal

penciptaan suatu arsip tergantung dari masalah atau informasi yang

akan disampaikan. Proses penciptaan yang umum dilaksanakan di

Administrasi Perkantoran bagian Biro Umum Kementrian

Pekerjaan Umum adalah:

a.) Surat masuk

b.) Dicatat di sistem TNDE

c.) Lalu didisposisikan

Yang berdasarkan hasil wawancara nya sebagai berikut:

surat masuk langsung dicatat di komputer TNDE misalnya surat

masuk yang tujuan kepada Kepala Biro Umum langsung masuk di

TNDE. lalu diterima, dan sudah didisposisi oleh kepala biro bisa

dilihat di handphone surat yang sudah didisposisikan. Jadi melalui

handphone distribusinya dari kepala biro umum kepada ke kepala

bagian administrasi perkantoran bisa lihat surat-surat masuk

Page 98: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

82

untuk saya yang sudah didisposisi dari pak kepala bagian biro

umum melalui email.58

Berdasarkan hasil wawancara prosedur yang dilaksanakan

adalah prosedur dalam menciptakan arsip korespondensi,

khususnya surat. Surat-surat yang akan diciptakan, telah disposisi

oleh Kepala Biro Umum dan Kepala bagian kearsipan.

Pencatatan atau pendistribusian arsip di administrasi

perkantoran di Biro Umum menggunakan beberapa jenis yaitu

sistem Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE) dan buku agenda

surat keluar. TNDE digunakan untuk mencatat surat masuk, surat

keluar, templat naskah dinas, dan agenda kerja pimpinan.

Sebelum pendistribusian dimulai, surat yang dikirim oleh pos

langsung diterima di bagian distribusi.

Berdasarkan dalam wawancara tersebut yaitu:

Mendistribusikan arsip dinamis, baik secara internal dan eksternal

dengan cepat ini khususnya distribusi surat, disini ada bagian sub

distribusi lancar-lancar saja malah disini pakai elektronik, data

dimasukin lalu jika orang tanya untuk mencari surat, lalu dicari

ada dalam sistem itu terdapat tanggal surat masuk dan perihal.59

Kemudian, setelah surat masuk diagendakan, tindak

lanjutnya yaitu mengklasifikasi yang sesuai dengan pedoman

klasifikasi Kementrian Pekerjaan Umum. Beradasarkan hasil

wawancara:

58

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015. 59

ibid

Page 99: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

83

…..Pedoman klasifikasi arsip di Department Pekerjaan Umum,

jadi kita memakai pedoman klasifikasi yang sudah ada dalam

peraturan Mentri Pekerjaan Umum60

Dalam hasil wawancara selanjutnya surat masuk mempunyai

prosedur yaitu:

…….surat masuk dari luar ke kepada Biro Umum lalu dicatat

dimasukkan dalam TNDE, dalam TNDE di isi dulukan data

awalnya perihal tetapi belum didisposisikan di scan, lalu masuk

kedalam kepemimpinan nanti dituliskan disposisi nya kembali ke

sekretaris disposisi nya ditulis di surat masuk langsung dikirim

kepada tujuan pada surat itu lalu masuk ke handphone nya

masing-masing melalui TNDE itu ke email di handphone.61

Berdasarkan wawancara pada dasarnya semua surat keluar

harus ada izin dari kepala bagian kearsiapan di administrasi

perkantoran. Sebelum dibuat disposisi di buku agenda surat keluar.

Disposisi dibuat oleh sekretaris lalu ditandatangani oleh kepala

bagian kearsipan. Setelah disposisi selesai dibuat, maka wajib

diperiksa kembali oleh sekretaris untuk diteliti, agar terhindar dari

kesalahan baik dari segi penulisannya maupun segi isinya. Setelah

disposisi diketik, langkah selanjutnya meminta tandatangan kepada

kepala kearsipan bagian adminitrasi perkantoran. Surat yang

ditandatangani oleh kepala arsip bagian administrasi perkantoran

kemudian digandakan (discan) untuk dijadikan arsip dan disimpan

di sistem TNDE. Proses pengurusan surat keluar atau surat yang

dikirim dicatat kembali di buku agenda surat keluar dan dicatat di

sistem TNDE. Kemudian surat yang sudah diproses diberi ke

60

ibid 61

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015.

Page 100: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

84

sekretaris agar dikirim alamat yang terkait atau bisa juga masuk ke

email yang dituju yang melalui sistem TNDE. Kegiatan pencatatan

dan pendistribusian surat merupakan pengelolaan arsip untuk

mengawasi lalu lintas surat masuk dan surat keluar.

Untuk surat keluar, yang bertanggungjawab atas isi surat

yaitu pegawai bagian administrasi perkantoran. Dimana untuk

pengurusan surat keluar yang dimaksud yaitu bagaimana pegawai

administrasi perkantoran mengelola surat-surat yang akan dikirim

kepada instansi yang dituju. Yang terdapat dalam wawancara

tersebut yaitu:

……..kalau surat keluar nya baru pake buku agenda, dikirim-

kirimkan pakai buku agenda nanti di catat dengan penomoran lalu

dikirim dengan buku pengiriman.62

b. Penyimpanan

Dalam lingkup organisasi dapat menggunakan beberapa asas

penyimpanan arsip dinamis berdasarkan besar atau kecil nya

organisasi tersebut. Mengenai asas yang digunakan oleh

administrasi perkantoran di peroleh hasil wawancara sebagai

berikut:

Jadi kalau arsip aktif masih di bagian administrasi perkantoran,

nanti transisi aktif dikirim di Kintaka di gedung citereup.63

Berdasarkan hasil wawancara arsip aktif ada di bagian di

administrasi perkantoran, sedangkan yang in aktif ada di Kintaka

62

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015. 63

ibid

Page 101: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

85

Citerep. Penyimpanan arsip dinamis yang digunakan di

administrasi perkantoran di bagian Biro Umum adalah asas

desentralisasi. Dalam hal ini pengelolaan arsip dinamis,

Administrasi Perkantoran bagian kearsipan mempunyai tanggung

jawab.

Mengenai sistem penyimpanan arsip dinamis pada administrasi

perkantoran di Biro Umum, berikut penjelasan dari hasil

wawancara yaitu:

Tergantung yang dicari arsip apanya, apakah mau mencari arsip

aktif atau in aktif, kalau arsip aktif misalnya dia mau mencari

surat masuk ke kepala Biro Umum kan sudah masuk semuanya jadi

sudah gampang dicari di box atau sesuai dengan klasifikasi nya.64

Informasi yang didapatkan yaitu sistem penyimpanan tergantung

dalam masa arsip aktif ataupun arsip in aktif. Arsip aktif dapat

mencari manual yang sesuai dengan klasifikasi. Sedangkan arsip in

aktif pun juga mencari dengan manual yang sudah klasifikasi.

Dalam penemuan kembali arsip dinamis dalam hasilwawancara

yaitu:

Kita ada website PU disitu ada TNDE jika di klik ada password

nya dengan menggunakan password saya, sudah terdaftar id saya

dan bisa menggunakan. Jadi di website PU di TNDE bisa dikoreksi

surat masuk dengan konsep yang diinginkan.65

Dalam hasil wawancara dalam pencarian arsip dapat dilihat di

sistem TNDE yang bisa dilihat di website Kementrian Pekerjaan

64

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara, Jakarta 29 Mei 2015.

65 Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015.

Page 102: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

86

Umum dan menggunakan user dan password dengan identitas

pegawai. Dalam pencarian arsip ini, arsip yang diinginkan bisa di

buka di TNDE agar mudah dapat mencari arsip yang diinginkan.

Mengenai prosedur penyimpanan arsip dinamis, terdapat

wawancara yang dilakukan oleh penulis yaitu:

….Dan sudah di klasifikasinya yg sudah ada di box nya. Setiap

tahunnya arsip yang sudah in aktif dikirim di Kintaka citerep66

Berdasarkan wawancara, prosedur penyimpanan arsip dinamis

telah dilaksanakan di administrasi perkantoran yaitu dengan

klasifikasi sesuai dengan pokok masalah. Dalam setiap setahun

arsip yang transisi nya aktif dikirim ke gedung Kintaka Citerep.

c. Pemeliharaan

Indikator penilaian merupakan tahap ketiga dalam pengelolaan

arsip dinamis. Indikator pemeliharaan ini, administrasi perkantoran

di Biro Umum telah melakukan kegiatan agar arsip dinamis tetap

terpelihara, baik segi isi maupun luar, seperti hasil wawancara

yaitu:

Dalam pemeliharaan setiap setahun 2x fumigasi. Arsip aktif ada

ruangan nya baru, dulu penyimpanan arsip aktif ada disetiap

bagian dan sekarang ada ruangan khusus untuk penyimpanan

arsip aktif jadi semua arsip Biro ada disatu tempat di ruangan itu,

supaya untuk menghindari banyak duplikasi jadi yang disitu hanya

asli saja. Begitu surat masuk datang dari luar disimpan di staf

kepada kepala Biro Umum, Kepala Biro Umum ada sentral file

disitu. jawab digabung di sentral file yang copy-copy lain dibuang.

Maka praktis sistem nya jadi yang akan datang tidak ada nya

66

ibid

Page 103: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

87

tumpuk-tumpukan surat dimeja. Jadi dari sisi tata ruangan nya

lebih bagus, rapih dan sehat. 67

Berdasarkan hasil wawancara dalam pemeliharaan administrasi

perkantoran di Biro Umum, melakukan kegiatan dalam arsip aktif

maupun in aktif. Kegiatan pemeliharaan arsip aktif adanya

penyimpanan ruang untuk menyimpan surat yang masih aktif dan

tertata dengan rapih, agar tidak terjadinya tumpukan-tumpukan

surat yang dimeja pegawai. Sedangkan arsip in aktif setiap dua kali

setahun melakukan kegiatan fumigasi agar tidak adanya terjadi

kuman ataupun ada binatang.

d. Penyusutan dan pemusnahan

Indikator penyusutan dan pemusnahan adalah tahap akhir dalam

mengenai pengelolaan arsip dinamis. Mengenai dalam indikator

penyusutan dan pemusnahan melakukan penilaian arsip dinamis,

dalam hasil wawancara yang didapatkan yaitu:

ada tim nya, ini kan tidak setiap saat penilaian. Kalau ada usulan

ingin melakukan penyusutan atau pemusnahan biasa dia

melakukan pembentukan tim di unit itu. Tim penilaian, mana arsip

yang akan dinilai arsip nya dari daftar arsip tim yang mana harus

masih diperlukan atau masih yang tidak perlukan sesuai dengan

JRA68

Berdasarkan wawancara dalam indikator penilaian melakukan

penyusutan dan pemusnahan dalam melakukan tim dari unit yang

ingin melakukan pemusnahan. Dari penilaian tim, menilai arsip

67

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015. 68

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015.

Page 104: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

88

dinamis itu sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip (JRA) dan dipilih

arsip yang masih layak digunakan atau tidaknya.

Dalam berapa kali arsip dinamis menyerahkan arsip

administrasi perkantoran di Biro Umum kepada ANRI, yang

terdapat dalam wawancara yaitu:

Tidak rutin, jadi dilihat berdasarkan JRA nya. Lalu kita bikin tim

penyerahan terus tim itu bekerja baru dilaporkan ke ANRI. Ini

baru di data untuk diserahkan.69

Berdasarkan wawancara, kegiatan penyerahan arsip dinamis di

adminitrasi perkantoran ke ANRI membentuk tim untuk

memeriksa arsip mananya yang masa jadwal retensi arsip yang

sudah lebih tapi arsipnya bersifat penting maka dikirim ke ANRI.

2. Perlengkapan Arsip Dinamis pada Administrasi Perkantoran di

Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum

Untuk mengetahui perlengkapan arsip dinamis yang digunakan di

Administrasi Perkantoran di Biro Umum, maka hasil wawancara

sebagai berikut:

perlengkapan kita standar ada nya rool O’pac, box arsip, scanner,

printer, komputer, ruang penyimpan arsip, rak penyimpanan arsip,

meja dan kursi pemilah arsip, lemari besi arsip tahan api, tempat

embarkasi arsip, penyedot debu, trolly, tempat tidur petugas (mess). 70

Berdasarkan wawancara, perlengkapan yang digunakan adminitrasi

perkantoran di Biro Umum yaitu rool O’pac, box arsip, scanner,

69

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015. 70

ibid

Page 105: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

89

printer, komputer, ruang penyimpan arsip, rak penyimpanan arsip,

meja dan kursi pemilah arsip, lemari besi arsip tahan api, tempat

embarkasi arsip, penyedot debu, trolly, tempat tidur petugas (mess).

3. Kendala pengelolaan Arsip Dinamis pada Administrasi

Perkantoran di Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum

Pengelolaan arsip dinamis, ada 5 kendala yang dihadapi oleh

Administrasi Perkantoran di Biro Umum, yaitu anggaran dana dalam

pengelolaan arsip,ruang penyimpanan arsip, sistem pengamanan arsip,

merekrut pegawai di bidang kearsipan, dan melakukan kegiatan

pelatihan untuk mengoptimalkan sumber daya manusia. Dalam hasil

wawancara penulis mendapatkan informasi mengenai kendala dalam

pengelolaan arsip dinamis sebagai berikut:

a. Anggaran dana

Kendala pertama dalam pengelolaan arsip dinamis yaitu anggaran

dana, sebagaimana hasil dari wawancara yaitu:

Setiap tahun anggaran ada khususnya untuk arsip ini. anggaran

pengelolaan arsip ada,anggaran perawatan gedung ada, anggaran

pemeliharaan arsip ada, tunjangan-tunjangan kesejahteraan ada,

tingkat kesehatan ada untuk kesehatan pegawainya.71

Berdasarkan jawaban dari wawancara, anggaran dana pengelolaan

arsip dinamis setiap tahunnya ada. Anggaran dana tersebut sudah

dikelompokkan seperti angggaran untuk pengelolaan arsip,

anggaran untuk perawatan gedung, anggaran untuk pemeliharaan

71

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015.

Page 106: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

90

arsip, anggaran untuk tunjangan kesejahteraan dan anggaran

kesehatan untuk pegawai.

b. Fasilitas

Kendala kedua dalam pengelolaan arsip dinamis yaitu fasilitas.

Sebagaimana terdapat hasil wawancara sebagai berikut:

Fasilitas penunjang yang memadai ada yaitu kantor gedung

Kintaka,rak penyimpanan boks arsip, lemari besi arsip tahan api,

ruang rapat, meja dan kursi untuk pemilahan arsip, tempat

embarkasi arsip, mess kintaka, olahraga,senam dan lain-lain.72

Berdasarkan wawancara, fasilitas dalam pengelolaan arsip

fasilitasnya memadai. Misalnya, kantor gedung Kintaka,rak

penyimpanan boks arsip, lemari besi arsip tahan api, ruang rapat,

meja dan kursi untuk pemilahan arsip, tempat embarkasi arsip,

mess kintaka, olahraga,senam dan lain-lain.

c. Sistem Pengamanan Arsip Dinamis

Kendala ketiga dalam pengelolaan arsip dinamis yaitu sistem

pengamanan arsip dinamis. Mengenai dalam kendala ketiga

wawancara didapatkan yaitu:

Dan disana pun ada satpam, dan pegawai kebersihan taman,

pegawai kebersihan arsip, kebersihan mess ada. Arsip aktif pun

kan terawat jadi bisa dipantau oleh pegawainya dan setiaphari

dibersihkan oleh petugas kebersihan jadi ringan tidak

mengeluarkan biaya. Dalam sistem pengamanan nya ada kunci

ruangan yang berlapis. 73

Hasil wawancara yang didapatkan dalam sistem pengaman

pengelolaan arsip dinamis yaitu ada nya petugas kebersihan untuk

72

ibid 73

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015.

Page 107: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

91

membersihkan ruang arsip dan ada satpam. Jika arsip aktif dengan

sistem pengamanan bisa dipantau oleh pegawai dan di bersihkan

oleh petugas kebersihan. Sedangkan arsip in aktif yang di Kintaka

sistem pengamanan nya adanya kunci ruangan yang berlapis-lapis.

d. Merekrut pegawai bidang kearsipan

Kendala keempat dalam pengelolaan arsip dinamis yaitu merekrut

pegawai bidang kearsipan. Terdapat hasil wawancara yang

dilakukan oleh penulis yaitu:

……….. disini pegawai yang harian aja bukan PNS, OB saja

disuruh bisa untuk menata arsip. Saya perdayakan begitu, kalau

saya menghandalkan arsiparis tidak cukup, arsiparis kan

persyaratan pegawai negri tidak setiap tahun pegawai negri

adanya arsiparis dan tidak setiap tahun kita mendapatkan jatah

arsiparis kalau mengharapkan itu tidak selesai pekerjaan saya.74

Hasil wawancara yang didapatkan dalam kendala merekrut

pegawai bidang kearsipan yaitu tidak adanya perekrutan pegawai

di bidang kearsipan, jadi Office boy pun bisa dihandalkan dalam

penataan arsip. Jika menghandalkan arsiparis tidak cukup, karena

persyaratan dalam arsiparis pegawai negri. Jadi setiap tahun

administrasi perkantoran tidak mendapatkan pegawai bidang

kearsipan, jika mengharapkan pegawai bidang kearsipan tidak

selesainya pekerjaan pengelolaan arsip dinamis.

e. Mengoptimalkan Sumber Daya Manusia

Kendala yang kelima dalam pengelolaan arsip dinamis yaitu

mengoptimalkan SDM. Penulis memperoleh hasil wawancara

sebagai berikut:

74

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015.

Page 108: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

92

Kita selalu didik sendiri, terus kita sekolahain kalaupun ada

diklat.75

Dalam hasil wawancara kendala pengelolaan arsip dinamis yaitu

melakukan pembinaan atau bimbingan teknis dengan cara

mengelola arsip dinamis yang baik. Jika ada kegiatan diklat

pegawainya mengikuti kegiatan diklat tersebut.

4. Dasar Hukum Pengelolaan Arsip Dinamis pada Administrasi

Perkantoran di Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum

Dalam pengelolaan arsip dinamis terdapat dasar hukum yaitu membuat

kebijakan/peraturan/SOP mengenai pengelolaan arsip dinamis. Hasil

wawancara yang di dapatkan oleh penulis yaitu:

Dasar hukum disini ada lengkap sesuai dengan Undang-Undang

Kementrian Pekerjaan Umum dan membuat kebijakan SOP disini pun

lengkap dan disini pun ada buku-buku SOP nya. Pada setiap tahun

bikin kita SOP dan bisa merevesi SOP karena kan situasi nya

berubah.76

Hasil wawancara dasar hukum pengelolaan arsip dinamis yaitu adanya

dasar hukum yang sesuai dengan Undang-Undang Kemetrian

Pekerjaan Umum. Administrasi perkantoran di Biro Umum membuat

kebijakan SOP yang pada setiap tahun berubah karena dilihat dalam

situasi yang didapatkan di bagian administrasi perkantoran .

75

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran, Wawancara,

Jakarta 29 Mei 2015. 76

ibid

Page 109: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

93

C. Pembahasan

1. Pengelolaan Arsip Dinamis pada Administrasi Perkantoran Di

Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum

a. Penciptaan dan penerimaan

Dalam rangka pengelolaan arsip, maka kita harus kembali ke daur

hidup arsip, karena proses manajemen adalah suatu kendali atas

keseluruhan daur hidup arsip. Menurut ISO 15489-1:2001 yang

menyatakan manajemen rekod adalah bagian dari tanggung jawab

manajemen untuk mrnciptakan suatu kontrol yang sistematis dan

efisien mulai dari tahap penciptaan, penerimaan, pemeliharaan

penggunaa, dan pemusnahan rekod, termasuk penilaian dan

pemeliharaan, penggunaan, dan pemusnahan rekod termasuk

penilaian dan pemeliharaan bukti dan informasi mengenai aktivitas

bisnis transaksi dalam bentuk rekod.77

Arsip dinamis dalam

penciptaan mempunyai tanggung jawab utama untuk mengelola

rekod dan disimpan oleh unit kerja penciptanya.78

Arsip dinamis

yang diciptakan oleh administrasi perkantoran di Biro Umum yaitu

surat masuk, surat keluar, templat naskah dinas, agenda kerja

pimpinan.

77 ISO 15489-1: 2001. Information and documentation — Records management. First edition. 78

Patricia Wallace. Record Management: Integrated Information System. Englewood Cliff, NJ:

Prentince Hall,1992.h.4

Page 110: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

94

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, arsip dinamis yang

paling sering diciptakan di adminitrasi perkantoran yaitu surat

masuk, surat keluar dan agenda kerja pimpinan. Setelah surat-surat

yang diciptakan, surat-surat akan didistribusikan. Pendistribusian

ini dapat bersifat eksternal maupun internal disebarkan melalui pos,

kurir khusus, sistem surat antar kantor atau langsung ke pangkalan

data komputer atau elektronik.79

Proses pelaksanaan manajemen

kearsipan dalam hal penciptaan suau arsip tergantung dari masalah

atau informasi yang akan disampaikan. Proses penciptaan surat di

administrasi perkantoran dalam hasil wawancara dan observasi

yaitu:

a. Pengisian data baru

b. Nomor agenda

c. Nomor surat

d. Tanggal surat

79

Sulistyo-Basuki. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama,2003.h.36

Page 111: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

95

e. Tanggal terima

f. Pengirim

g. Ditujukan

h. Perihal

i. Tanggal masuk

j. Unit kerja

k. Subjek

Gambar Form Pengisian Surat Masuk

Hal ini dalam pelaksanaan penciptaan surat pada administrasi

perkantoran berjalan dengan baik karena telah mengikuti sistem

prosedur yang ada. Surat yang masuk ke bagian Biro Umum

diterima oleh kepala Biro Umum melalui sistem TNDE untuk

diberi disposisi. Setelah surat yang diterima kepala Biro umum lalu

diperiksa oleh sekretaris sebelum didisposisikan dengan menulis

nomor surat, perihal,dan tanggal surat masuk lalu discan suratnya.

Setelah sudah disposisi oleh kepala Biro Umum surat masuk di

Page 112: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

96

distribusikan melalui handphone kepada kepala bagian administrasi

perkantoran. Jika ada surat masuk langsung masuk melalui email.

Surat masuk yang sudah didisposisikan oleh kepala biro umum

bisa langsung dilihat melaui sistem TNDE.

Gambar Daftar Surat Disposisi

Namun, berdasarkan hasil wawancara, arsip yang paling sering

diterima adalah rekod korespondensi yang berupa surat-surat.

Adapun prosedur yang dapat dilakukan dalam proses penerimaan

surat adalah:80

a. penerimaan

b. penyortiran

c. pencatatan

d. penyimpanan surat masuk

Surat-surat yang diterima secara langsung bagian Administrasi

Perkantoran. Apabila instansi tidak membawa tanda terima, maka

80

Yayah Fazriah, Pengelolaan Arsip di SMP An-Nisaa’ Pondok Aren, Skripsi Sarjana

Pendidikan Islam (Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 2012), h. 31.

Page 113: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

97

sekretaris adminitrasi perkantoran memberikan tanda terima yang

di stempel. Kemudian, surat disortir dengan cara melihat perihal

dan kepada siapa surat tersebut ditujukan. Setelah disortir, surat

diagendakan dan disimpan di boks arsip. Dari sistem ini

administrasi perkantoran melakukan prosedur penerimaan surat

masuk dengan sistematis.

Menurut Elizabeth Shepherd arsip dinamis dibedakan menjadi tiga

jenis berdasarkan frekuensi penggunanya, yaitu current records

(arsip dinamis aktif), semi-current records (arsip dinamis semi

aktif) dan non-current records (arsip dinamis in-aktif).81

Berdasarkan hasil wawancara, arsip aktif pada adminitrasi

perkantoran di Biro Umum meliputi arsip yang digunakan secara

langsung (tahun yang berjalan). Sedagkan arsip in-aktif meliputi

arsip yang sudah lewat diatas 5 tahun.

b. Penyimpanan

Sistem penyimpanan arsip dinamis pada dasarnya merupakan suatu

cara atau metode yang digunakan oleh suatu organisasi dalam

menyimpan arsip-arsip yang dihasilkan agar arsip-arsip tersebut

dapat disimpan dan ditata dengan baik sesuai dengan keadaan

organisasi maka akan mudah penemuan kembali arsip apabila

suatu saat dibutuhkan.

Menurut ISO 15489-2001 penyimpanan meliputi,82

yaitu:

81

Elizabeth Shepherd and Geoffrey Yeo, Managing Records: a handbook of principles and

practice (London: Facet Publishing, 2003), h. 6. 82 ISO 15489-1: 2001. Information and documentation — Records management. First edition.

Page 114: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

98

a.) Lokasi harus dapat dijangkau dengan mudah dan harus

berada di area yang tidak berisiko.

b.) Struktur bangunan harus menyediakan keseimbangan

temperature dan tingkat kelembapan yang sesuai

kebutuhan, perlindungan dari bahaya api, perlindungan dari

perusahaan karena air, perlindungan dari hal-hal yang dapat

mengkontaminasi (seperti radioactive isotope dan jamur),

ukuran keselamatan, kontrol akses ke area penyimpanan,

sistem pendeteksi pada entri yang tidak diizinkan,

perlindungan terhadap pengrusakan yang disebabkan oleh

serangga.

c.) Perlengkapan. Seperti rak disesuaikan dengan format rekod

dan cukup kuat menanggung bebabn berat.

Biro Umum bagian administrasi perkantoran memiliki tempat

tersendiri untuk menyimpan arsip-arsipnya. Arsip aktif masih

berada di unit kerja, sedangkan tempat penyimpanan arsip inaktif

berada di Gedung Kintaka Citerep. Ruangan khusus penyimpanan

arsip aktif dipenuhi arsip baik yang disimpan di map dan di box,

yang sesuai dengan klasifikasi. Tempat penyimpanan arsip inaktif

berisi roll o’pac beserta box dan arsip yang telah diberkaskan

menurut pengelompokkannya. Ruangan ini sangat memadai untuk

dijadikan ruangan arsip, ruangan ini dilengkapi dengan AC.

Ruangan ini juga setiap tahunnya dibersikan dengan cara fumigasi.

Page 115: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

99

Menurut Kennedy persyaratan fungsional sistem manajemen rekod

adalah mengelola dan merekam proses penataan rekod mencakup

registrasi, klasifikasi, perawatan, penelusuran, temu kembali,

pemusnahan, pelaporan pelacakan dan akses kontrol.83

Berdasarkan hasil wawancara mengenai sistem penyimpanan arsip

dinamis, sistem penyimpanan yang digunakan oleh Biro Umum

bagian adminitrasi perkantoran adalah sistem penyimpanan

berdasarkan subjek.

Menurut Lancaster mengatakan terdapat enam subsitem penting

yang ada dalam sistem temu kembali84

, yaitu:

a. Subsistem dokumen

b. Subsistem pengindeks

c. Subsistem kosa kata

d. Subsistem pencarian

e. Sistem antarmuka (interface) pengguna

f. Subsistem pencocokan.

Dalam hasil wawancara yang diperoleh Biro Umum bagian

administrasi perkantoran sistem temu kembali arsip dengan sistem

TNDE dengan melihat surat masuk yang terdisposisi, lalu mencari

surat dengan tanggal awal ataupun dengan perihal. Maka surat

yang dicari bisa dilihat dalam sistem TNDE.

83

Kennedy,Jay and Cherry Schauder. “Record Management: A Guide to Corporate Record

Keeping.2nd ed. Sydney: Longman Australia, 1998.h.199. 84 Lancaster, F.W. “Information Retrieval Systems: Characteristics, Testing and Evoluation”. 2nd

ed.( New York: Wiley,1979). h.13

Page 116: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

100

Penyimpanan arsip aktif disimpan bisa sistem TNDE dan bisa

disimpan diruangan administrasi perkantoran. Arsip yang masih

aktif di bagian administrasi perkantoran dalam pencarian bisa

melihat dengan penomoran klasifikasinya yang disesuaikan

didalam box. Sedangkan arsip yang disimpan disistem TNDE bisa

menggunakan dengan TNDE. Sistem TNDE ada di website

Pekerjaan Umum dan mengklik TNDE. Aplikasi TNDE kemudian

akan muncul SQL Server Login. Untuk memanggil fitur surat

masuk atau surat yang terdisposisi pengguna menggunakan wajib

untuk mengisi Login ID dan Password.

Gambar SQL Server Login

Page 117: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

101

c. Pemeliharaan

Pemeliharaan rekod itu kegiatan yang tidak dapat diremehkan,

karena rekod mempunyai peranan penting dalam suatu organisasi

untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam melakukan arsip,

usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam pemeliharaan arsip

dinamis, yaitu:85

perlu mempertimbangkan ruangan

penyimpanan,suhu dan kelembaban udara, misalnya dengan cara

membersihkan dan memeriksa ruangan, melakukan penyemprotan

racun serangga kea rah dinding, lantai atau alat-alat yang terbuat

dari kayu dan jangan sampai mengenai arsip dinamis, tidak makan

dan merokok, menggunakan rak penyimpanan rekod yang terbuat

dari logam, tidak meletakkan berdesak-desakan.

Usaha yang dilakukan di administrasi perkantoran bagian Biro

Umum seperti: memasukkan beberapa arsip dinamis (terutama

rekod korespondensi) ke dalam lemari (locker) dan box. Dari

beberapa uraian mengenai pemeliharaan, usaha-usaha

pemeliharaan arsip dinamis pada administrasi perkantoran bagian

Biro Umum berjalan dengan maksimal, karena keterbatasan

pengetahuan tentang cara memelihara arsip dinamis yang baik.

d. Penyusutan dan pemusnahan

Tahap penyusutan merupakan tahap pengelolaan arsip dinamis

yang mengendalikan daur hidup terakhir arsip, yaitu tahap istirahat.

Pada dasarnya kegiatan penyelamatan arsip meliputi penyimpanan,

85

Basir Barthos, Manajemen Kearsipan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012).h.58-60

Page 118: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

102

perawatan, pemeliharaan, pengamanan, dan penyusutan termasuk

pemindahan, pemusnahan serta penyerahan ke Arsip Nasional.

Dari segala kegiatan tersebut, penyusutan arsip merupakan salah

satu sarana penting untuk mengatasi masalah bertumpuknya atau

bertimbunnya arsip yang tidak berguna lagi. Seperti dikatakan

bahwa penyusutan arsip dilakukan dengan cara menggolongkan

surat-surat yang ada. Maksud menggolongkan surat-surat yaitu

dilihat apakah arsip yang ada masih mempunyai nilai guna atau

tidak berguna.

Di administrasi perkatoran di bagian Biro Umum melaksanakan

penyusutan arsip. Sebelum melaksanakan penyusutan arsip adanya

tim penilaian. Tim penilaian memilah milih mana arsip yang JRA

nya masi bisa digunakan atau tidak nya. Arsip yang tidak bisa

digunakan harus dipertimbangkan apakah dimusnahkan atau

masih diperlukan. Arsip yang masih layak, arsip yang berisi

tentang surat tanah. Dalam metode yang digunakan dalam

penyusutan dengan cara dibakar. Arsip yang penting diserahkan

kepada ANRI. Sebelum diserahkan ke ANRI administrasi

perkantoran di bagian Biro Umum membuat tim untuk melaporkan

penyerahan arsip ke ANRI.

Page 119: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

103

2. Perlengkapan Arsip Dinamis pada Administrasi Perkantoran di

Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum

Perlengkapan yang digunakan dalam pengelolaan arsip dinamis, yaitu:

perangkat elektronik (komputer, mesin print, mesin scan, microreader,

mesin fax dan sebagainya), map (terdiri dari: map biasa (stopmap

folio), stopmap bertali (portapel), map jepitan (snelhechter), map tebal

yang lebih dikenal dengan sebutan ordner atau brief ordner), filing

cabinet (filing cabinet berlaci tunggal, berlaci ganda, horizontal plan

file cabinet, drawer type filing cabinet dan lateral filing cabinet),

folder, guide, almari arsip, rak, box file, rotary filing, cardex dan file

yang dapat dilihat (visible reference record file).86

Perlengkapan yang

digunakan di administrasi perkantoran dalam pengelolaan arsip

dinamis antara lain rool O’pac, box arsip, scanner, printer, komputer,

ruang penyimpan arsip, rak penyimpanan arsip, meja dan kursi

pemilah arsip, lemari besi arsip tahan api, tempat embarkasi arsip,

penyedot debu, trolly, tempat tidur petugas (mess).

3. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis pada Administrasi

Perkantoran di Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum

Dalam pengelolaan arsip dinamis, ada beberapa kendala yang dhadapi

oleh lembaga/organisasi. keterbatasan dana, sumber daya manusia,

manajemen yang belum baik, perlengkapan dan tempat sering menjadi

kendala dalam pengelolaan arsip dinamis. Selain itu, ada beberapa

kendala lain dalam pengelolaan arsip dinamis, yaitu penemuan kembali

86

Jonner Hasugian, “Pengantar Kearsipan,” artikel diakses pada 4 april 2015 dari

http//usu.ac.id

Page 120: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

104

arsip yang lama akibat sistem penyimpanan yang kurang sistematis,

sistem pemeliharaan dan pengamanan yang kurang sempurna, serta

peminjaman atau pemakaian arsip oleh pimpinan atau oleh unit lain

dalam organisasi yang tidak dikembalikan kembali ke unit pencipta

arsip; Bertambahnya arsip dinamis tanpa disertai dengan penyusutan

dan pemusnahan; Pegawai kearsipan yang tidak cukup dan kurang

adanya bimbingan yang teratur dari pihak pimpinan dan dari para ahli

kearsipan; kearsipan yang tidak memadai, tidak mengikuti

perkembangan ilmu kearsipan modern karena kurangnya dana yang

tersedia.87

Berdasarkan wawancara dan observasi ada lima kendala

yang dihadapi oleh administrasi perkantoran di Biro Umum dalam

pengelolaan arsip dinamis, yaitu: dana, fasilitas, sistem pengamanan,

perekrutan pegawai, dan kegiatan dalam mengoptimalkan SDM.

Kendala pertama, yaitu dana. Anggaran pada setiap tahunnya ada

khususnya di bagian arsip. Anggaran dalam kearsipan sudah di

kelompokkan sesuai dengan kebutuhannya yaitu anggaran pengelolaan

arsip,anggaran perawatan gedung, anggaran pemeliharaan arsip,

tunjangan-tunjangan kesejahteraan, tingkat kesehatan untuk kesehatan

pegawainya.

Kendala kedua, yaitu fasilitas penunjang pengelolaan arsip dinamis.

Fasilitas penunjang yang memadai yaitu kantor gedung Kintaka, rak

penyimpanan boks arsip, lemari besi arsip tahan api, ruang rapat, meja

dan kursi untuk pemilahan arsip, tempat embarkasi arsip, mess kintaka,

87

Wursanto, Ig. Kearsipan 2 (Yogyakarta: Kanisius, 1991), h. 29.

Page 121: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

105

olahraga,senam dan lain-lain. Dari penjelasan diatas bahwa fasilitas

penunjang pengelolaan arsip dinamis masih sederhana dan belum

memadai serta ada beberapa fasilitas yang belum diberdayakan dengan

maksimal sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukkan arsip

dinamis di beberapa sudut ruangan.

Kendala ketiga, yaitu sistem pengamanan pengolaan arsip dinamis.

sistem pengamanan adanya duplikat kunci yang berlapis-lapis dan

adanya satpam dan petugas kebersihan. Dalam penjelasan diatas bahwa

sistem pengamanan sederhana, karena kurangnya pengamanan dalam

kearsipan, tidak adanya kamera tersembunyi diruangan itu.

Kendala keempat, yaitu perekrutan pegawai. Perekrutan pegawai tidak

adanya ahli di bidang kearsipan. Karena yang dibidang kearsipan disini

mesti pegawai negri sedangkan setiap tahunnya tidak adanya

pemasukan pegawai yang dibidang kearsipan. Dalam hal ini kendala

keempat kurangnya pegawai yang dibidang kearsipan sehingga

meminta bantuan petugas kebersihan ataupun orang yang magang

dibagian administrasi perkantoran.

Kendala kelima, yaitu kegiatan dalam mengoptimalkan SDM. Dalam

kegiatan ini untuk mengoptimalkan SDM adanya kegiatan pendiklatan.

Acara pendiklatan ini untuk menambahan pengetahuan tentang

kearsipan karena tidak adanya keahlian bidang kearsipan.

Page 122: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

106

4. Dasar Hukum Pengelolaan Arsip Dinamis Administrasi

Perkantoran di Biro Umum Kemeterian Pekerjaan Umum

Dasar hukum pengelolaan arsip dinamis ini adanya kebijakan,

peraturan dan SOP mengenai pengelolaan arsip dinamis. Administrasi

Perkantoran ini adanya dasar hukum yang sesuai dengan Undang-

Undang Kementrian Pekerjaan Umum dan adanya SOP yang setiap

tahunnya ada perubahan karena situasi nya bisa berubah-rubah pada

waktunya.

Page 123: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

107

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, mengenai sistem pengelolaan

kearsipan yang telah dijalankan dalam pengelolaan arsip dinamis pada

Administrasi Parkantoran Di Biro Umum Kementerian Pekerjaan Umum,

yaitu sebagai berikut:

1. Sistem pengelolaan arsip dinamis pada Administrasi Perkantoran pada

aspek penciptaan dan penerimaan arsip, penyimpanan, pemeliharaan,

dan penyusutan yaitu:

Dalam sisi penciptaan dan penerimaan arsip telah mengikuti ketentuan

kearsipan yang ada dan arsip dinamis yang paling sering diciptakan

dan diterima adalah rekod korepondensi (surat-surat). Sistem

penyimpanan arsip yang digunakan di Administrasi Perkantoran di

Biro Umum adalah sistem Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE).

Sistem TNDE ini agar data surat akan tersimpan dalam sebuah sistem

manajemen basis data yang terpusat, sehingga mudah dalam

pemeliharaan data. Pencarian sistem TNDE belum dapat dilakukan

secara terotomasi yang terdapat di fitur akses dalam sistem tersebut.

Untuk pemeliharaan arsip adanya pelaksanaan fumigasi pada setiap

tahun dilakukan dua kali. Dalam rangka penyusutan arsip adanya tim

penilaian arsip dinamis yang secara bergantian. Penyusutan arsip

Page 124: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

108

sesuai dengan Jadwal Retensi Arsip (JRA), arsip yang sudah lewat

JRA akan langsung dimusnahkan dengan cara dibakar.

2. Perlengkapan arsip dinamis yang digunakan Adminitrasi Perkantoran

di Biro Umum kondisinya cukup baik dan masih layak digunakan.

Perlengkapan arsip dinamis yang digunakan pada Administrasi

Perkantoran di Biro Umum yaitu perangkat elektronik, filing cabinet,

box file, kertas pembungkusan atau boks arsip, trolly, rool o’pack.

3. Dalam pengelolaan arsip dinamis, ada 5 kendala yang dihadapi oleh

Administrasi Perkantoran di Biro Umum yaitu anggaran dana yang

meliputi anggaran pengelolaan arsip, anggaran perawatan gedung dan

anggaran pemeliharaan arsip tetapi anggaran itu tidak sesuai yang di

dapatkan oleh bagian sub kearsipan , sistem pengamanan seperti

satpam dan kunci ruangan yang berlapis, kurang pegawai dalam

bidang kearsipan, dan kegiatan dalam mengoptimalkan Sumber Daya

Manusia (SDM).

4. Dasar hukum pengelolaan arsip dinamis di Administrasi Perkantoran

di Biro Umum adanya kebijakan, dan SOP mengenai persiapan

administratif penataan arsip in aktif, penataan arsip in aktif, persiapan

adminitratif pemberkasan arsip aktif dan persiapan administratif

pemindahan arsip in aktif. Dasar hukum yang digunakan di

administrasi perkantorannya sesuai dengan Undang-Undang nomor 14

tahun 2008 tentang keterbukaan informasi Publik, Undang-Undang

nomor 43 tahun 2009 tentang kearsipan, dan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2013 tentang petunjuk

Page 125: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

109

pelaksanaan Tata Naskah Dinas Elektronik Kementerian Pekerjaan

Umum.

B. Saran

Dalam hasil kesimpulan di atas, penulis ingin memberikan

beberapa saran mengenai pengelolaan arsip dinamis pada Administrasi

Perkantoran di Biro Umum. Adapun saran-saran dari penulis, sebagai

berikut:

1. Sebaiknya, sistem TNDE dikembangkan berdasarkan fitur-fitur yang

ada dalam pencarian agar menemukan kembalinya lebih baik.

2. Perekrutan pegawai untuk arsiparis ditempat Adminitrasi Perkantoran

di Biro Umum Kementerian Pekerjaan Umum, sebaiknya yang berlatar

belakang di bidang kearsipan atau ilmu perpustakaan.

3. Sebaiknya mengadakan training, pelatihan, dan seminar kepada para

pegawai tentang kearsipan dan sistem kearsipan yang dijalankan di

kantor, sehinga membantu para pegawai untuk lebih memahami sistem

dan mematuhi prosedur yang telah dibuat.

Page 126: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

110

DAFTAR PUSTAKA

Agus Rifai. Peran Pustakawan Intermediary dalam Memenuhi Informasi Pemakai.

Al Maktabah, vol 4. No 1, April 2002:1-12.

Andi Prastowo. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta: Diva Press, 2010.

Baeza-Yates, Ricardo dan Ribeiro-Neto, Berthier. Modern Information Retrieval.

NewYork:ACM Press,1999.

Basir Barthos. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Belkin, N.J. Anomalous State of Knowledge as a Basis for Information Retrieval.

Canadian Journal of Information Science,5, 1980.

Boedi Martono. Penataan Berkas Dalam Manajemen Kearsipan.Jakarta: Pustaka

Sinar, 1992.

---------------- Penyusutan dan Pemngamanan Arsip Vital dalam Manajemen

Kearsipan. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan,1994

Biro Umum Sekretariat Jenderal. Panduan Tata Naskah Dinas Elektronik (TNDE).

Jakarta:Kementrian Pekerjaan Umum,2013.

Chowdurry, G.G. Introduction to Modern Information Retrieval. London: Facet

Publishing,2004.

Dirjen PT dan ANRI. Bahan Ajar Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Arsip

Dinamis:ManajemenArsip Aktif. Jakarta:Dirjen PT dan ANRI,2002.

Dra. Krihanta. MSi. Akreditasi Lembaga Kearsipan Provinsi Dalam Rangka

Meningkatkan Layanan Kepada Masyarakat. Jurnal Kearsipan ANRI vol.3 No.1

Desember 2008.

Page 127: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

111

Elizabeth Shepherd and Geoffrey Yeo, Managing Records: a handbook of principles

and practice. London: Facet Publishing, 2003.

Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Frank Upward. Structuring the Records Continuum - Part One: Postcustodial

principles and

properties.1998.http://www.infotech.monash.edu.au/research/groups/crg/publica

tions/recordscontinuum-fupp1.html. Diunduh 30 April 2015.

Hajar Maruf, S.Sos, Ketua Kepala Bagian Kearsipan Administrasi Perkantoran

Wawancara, Jakarta 29 Mei 2015.

Hendro Wicaksono. Rancang Bangun Sistem Rekod Elektronik yang Terintegrasi

dengan Sistem Penanganan Kasus pada Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.

Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,Universitas Indonesia, 2014.

International Councial on Archives. Electronic Record: a workbook for archivist.

Paris: ICA,2005.

ISO 15489-1: 2001. Information and documentation — Records management. First

edition.

James Gregory Bradsher Managing Archives and Archival Institutions.The

University Chicago Press,1991.

James M. O.Toole. Understanding archives and manuscripts. Tian Xia Wenhua

Chuban,1996.

Jonner Hasugian, “Pengantar Kearsipan,” artikel diakses pada 5 Desember 2014 dari

http//usu.ac.id

Kennedy, Jay and Cherry Schauder. Record Management: A Guide to Corporate

Record Keeping.2nd

ed. Sydney: Longman Australia, 1998.

Lancaster, F.W. Information Retrieval Systems: Characteristics, Testing and

Evaluation. 2nd

ed. New York: Wiley,1979.

Page 128: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

112

Lexi Moleong J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda, 2009.

Luciana Duranti. Concepts and principles for the management of electronic records,

or records management theory is archival diplomatics.Records Management

Journal Vol.20 No.1,2010.

Michael David Cooper. Evaluation of Information Retrieval Systems: A Simulation

and Cost Approach. Berkeley: University Of California, 1971.

Michael Cook . Archives Administration A Manual fot Intermediate and Smaller

Organization and Local Gonvernment. Kent: WM Dawson& son Ltd. 1977.

Munadi. Aplikasi Pemberkasan Arsip di Politeknik Negeri Semarang dengan

Menggunakan Sistem Pengarsipan dan Pola Klasifikasi Arsip. Artikel diakses

pada tanggal 18 Desember 2014 dari www.polines.ac.id/orbith/files/Orbith_9-3-

2013_Hal_186-194.pdf

NARA (National Archives and Records Administration). Federal Enterprise

Architecture Records Management Profile. http://www.archives.gov/records-

mgmt/pdf/rm-profile.pdf. diakses pada tanggal 20 april 2015.

Nina Mayesti. Perancangan Sistem Otomasi Manajemen Rekod Aktif Pada Pusat

Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Tesis S2 Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya,Universitas Indonesia, 2003.

Patricia Wallace. Record Management: Integrated Information System. Englewood

Cliff, NJ: Prentince Hall,1992.

Penn. Ira A., dkk,. Records Management Handbook. (2nd

ed.).

Cambridge:Gower,1994.

Philip C Bantin.Strategies for managing elecrtonic records: a new archival

paradigm? An affirmation of our archivaltraditions?

http://www.indiana.edu/~libarch/ER/macpaper12.pdf. diunduh pada tanggal 30

April 2015.

Page 129: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

113

Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.

Read-Smith, dkk. Records Management.7th

ed. Australia: South-Westrn,2002.

Richard J. Cox. Managing of Institational Archives Foundational Principles and

Practices. New York:Greenwood Press.1992.

Rusdawati. Sistem Penyimpanan Dan Prosedur Temu Kembali Arsip Dinamis Aktif di

Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Barat. Artikel diakses pada tanggal

20 Desember 2014 dari

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/iipk/article/download/3314/2742

Robek, dkk. Information and Record Management. California: Glencoe,1987.

Stefan Büttcher, dkk. Information Retrieval: Implementing and Evaluating Search

Engines. America: Massachusetts Institute of Technology,2010.

Stefanus Syauta. Kepuasan Karyawan terhadap layanan akses arsip dinamis filling

room department pengadaan perusahaan ABC. Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya,Universitas Indonesia. 2011.

Sulistyo-Basuki. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: PT. GramediaPustaka

Utama,2003.

Tague-Sutclife, J.M. Some Perspective on the Evaluation of Information Retrieval

System. Journal of the American Society for Information Science Vol. 47 No.1

,1996.

Toto Widyarsono. Evaluasi Aksebilitas Arsip:Studi Kasus di Unit Layanan Informasi

Arsip Nasional Republik Indonesia. Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan

Budaya,Universitas Indonesia, 2002.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan.

Page 130: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

114

William Saffady. Managing electronic records. 4Th ed. New York: ARMA

International 2009.

Wursanto, Ig. Kearsipan 2. Yogyakarta: Kanisius, 1991.

Yayan Daryan. Terminologi Kearsipan Indonesia. Jakarta: PT. Sigma Cipta Utama,

1998.

Yayah Fazriah, Pengelolaan Arsip di SMP An-Nisaa’ Pondok Aren, Skripsi Sarjana

Pendidikan Islam Jakarta: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 2012.

Zulkifli Amsyah. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Page 131: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

Lampiran I

Tampilan SQL Server Login

Page 132: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

Lampiran II

Halaman Utama

Page 133: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

Lampiran III

Input Surat Masuk

Page 134: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

Lampiran IV

Pencarian Surat

Page 135: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

Lampiran V

Arsip Aktif yang sudah di klasifikasi

Page 136: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

SOP bagian Administrasi Perkantoran di Biro Umum

Page 137: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

Lampiran VI

Pedoman Wawancara

1. Dalam pengelolaan apakah ada penciptaan dan penerimaan yang sesuai

dengan sub bagian indikator?

2. Bagaimana pencarian yang digunakan dalam sistem TNDE?

3. Dalam sub bagian penerimaan, apakah merespon dengan cepat dan teliti

mengenai arsip dinamis?

4. Menemukan kembali arsip dinamis dengan cepat itu menggunakan sistem

TNDE atau dengan buku agenda?

5. Dalam melakukan penyusutan ini apakah ada tim penilaian?

6. Apakah perlengkapan arsip sesuai dengan standar ?

7. Apakah setiap tahun anggaran untuk arsip itu ada, berapa jumlah anggaran

tiap tahunnya?

8. Apakah disini merekrut pegawai yang memiliki bidang kearsipan?

9. Apakah ada dasar hukum dan SOP dalam pengelolaan arsip dinamis?

Page 138: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

© Bagian Hukum dan Perundang-undangan Arsip Nasional Republik Indonesia

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971

TENTANG

KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang

a. bahwa untuk kepentingan generasi yang akan datang perlu diselamatkan bahan-bahan bukti yang nyata, benar dan lengkap mengenai kehidupan kebangsaan bangsa Indonesia dimasa yang lampau, sekarang dan yang akan datang dan berhubungan dengan itu perlu diatur ketentuan-ketentuan pokok tentang kearsipan;

b. bahwa dalam rangka meningkatkan penyempurnaan administrasi aparatur Negara, khususnya di bidang kearsipan, materi yang terdapat dalam undang-undang Nomor 19 Prps. Tahun 1961 perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan perkembangan keadaan.

Mengingat

1. Pasal 5 ayat (1) jo. Pasal 20 ayat (1) Undang-undang dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 5 tahun 1969 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1969 Nomor 36) Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong:

MEMUTUSKAN

Mencabut : Undang-undang Nomor 19 Prps. Tahun 1961 (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 310)

Page 139: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

© Bagian Hukum dan Perundang-undangan Arsip Nasional Republik Indonesia

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN

BAB I KETENTUAN-KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Yang dimaksud dalam Undang-undang ini dengan Arsip ialah :

a. naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan;

b. naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan-badan swasta dan/atau perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupunberkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Pasal 2

Fungsi arsip membedakan:

a. Arsip dinamis yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara;

b. Arsip statis yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.

Pasal 3

Tujuan kearsipan ialah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.

BAB II TUGAS PEMERINTAH

Pasal 4

(1)Arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a Undang-undang ini adalahdalam wewenang dan tanggungjawab sepenuhnya dari Pemerintah.

Page 140: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

© Bagian Hukum dan Perundang-undangan Arsip Nasional Republik Indonesia

(2)Pemerintah berkewajiban untuk mengamankan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf b Undang-undang ini sebagai bukti pertanggungjawaban nasional, yang penguasaannya dilakukan berdasarkan perundingan atau ganti rugi dengan pihak yang menguasai sebelumnya.

Pasal 5

Dalam melaksanakan penguasaan termaksud dalam pasal 4 Undang-undang ini Pemerintah berusaha menertibkan :

a. Penyelenggaraan arsip-arsip dinamis; b. Pengumpulan, penyimpanan, perawatan, penyelamatan serta penggunaan

arsip statis.

Pasal 6

Pemerintah mempertinggi mutu penyelenggaraan kearsipan nasional dengan menggiatkan usaha-usaha :

a. penyelenggaraan kearsipan yang membimbing ke arah kesempurnaan; b. pendidikan kader ahli kearsipan; c. penerangan/kontrole/pengawasan; d. perlengkapan-perlengkapan tehnis kearsipan; dan e penyelidikan-penyelidikan ilmiah di bidang kearsipan pada umumnya.

Pasal 7

(1)Pemerintah mengadakan, mengatur dan mengawasi pendidikan tenaga ahli kearsipan.

(2)Pemerintah mengatur kedudukan hukum dan kewenangan tenaga ahli kearsipan.

(3)Pemerintah melakukan usaha-usaha khusus untuk menjamin kesehatan tenaga ahli kearsipan sesuai dengan fungsi serta tugas dalam lingkungannya.

BAB III ORGANISASI KEARSIPAN

Pasal 8

Untuk melaksanakan tugas termaksud dalam pasal 5 Undang-undang ini, Pemerintah membentuk organisasi kearsipan yang terdiri:

(1) Unit-unit kearsipan pada Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Pusat dan Daerah.

(2) a. Arsip Nasional di Ibu Kota Republik Indonesia sebagai inti organisasi

Page 141: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

© Bagian Hukum dan Perundang-undangan Arsip Nasional Republik Indonesia

daripada Lembaga Kearsipan Nasional selanjutnya disebut Arsip Nasional Pusat;

b.Arsip Nasional di tiap-tiap Ibu Kota Daerah Tingkat I, termasuk Daerah-daerah yang setingkat dengan Daerah Tingkat I selanjutnya disebut Arsip Nasional Daerah.

BAB IV KEWAJIBAN KEARSIPAN

Pasal 9

(1)Arsip Nasional Pusat wajib menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b Undang-undang ini dari Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Pusat.

(2)Arsip Nasional Daerah wajib menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b Undang-undang ini dari Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan Daerah serta Badan-badan Pemerintah Pusat di tingkat Daerah.

(3)Arsip Nasional Pusat maupun Arsip Nasional Daerah wajib menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip yang berasal dari Badan-badan Swasta dan/atau perorangan.

Pasal 10

(1)Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah Pusat maupun Daerah wajib mengatur, menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a Undang-undang ini.

(2)Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah Pusat wajib menyerahkan naskah-naskah arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b Undang-undang ini kepada Arsip Nasional Pusat.

(3)Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah Daerah, serta Badan-badan Pemerintah Pusat di tingkat Daerah, wajib menyerahkan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf b Undang-undang ini kepada Arsip Nasional Daerah.

BAB V KETENTUAN-KETENTUAN PIDANA

Pasal 11

(1)Barang siapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a Undang-undang ini dapat dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun.

(2)Barang siapa yang menyimpan arsip sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a Undang-undang ini, yang dengan sengaja memberitahukan hal-hal

Page 142: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

© Bagian Hukum dan Perundang-undangan Arsip Nasional Republik Indonesia

tentang isi naskah itu kepada pihak ketiga yang tidak berhak mengetahuinya sedang ia diwajibkan merahasiakan hal-hal tersebut dapat dipidanan dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama-lamanya 20 (dua puluh) tahun.

(3)Tindak pidana yang termaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini adalah kejahatan.

BAB IV KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP

Pasal 12

Hal-hal yang belum diatur dalam Undang-undang ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Perundangan.

Pasal 13

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 1971 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

SOEHARTO JENDERAL T.N.I.

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 1971 SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, ttd. ALAMSJAH LETNAN JENDERAL T.N.I.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1971 NOMOR 32

Page 143: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 43 TAHUN 2009

TENTANG

KEARSIPAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mempertahankan Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan mencapai cita-

cita nasional sebagaimana tercantum dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, arsip sebagai

identitas dan jati diri bangsa, serta sebagai

memori, acuan, dan bahan pertanggungjawaban

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara harus dikelola dan diselamatkan

oleh negara;

b. bahwa untuk menjamin ketersediaan arsip yang

autentik dan terpercaya, menjamin pelindungan

kepentingan negara dan hak-hak keperdataan

rakyat, serta mendinamiskan sistem kearsipan,

diperlukan penyelenggaraan kearsipan yang

sesuai dengan prinsip, kaidah, dan standar

kearsipan sebagaimana dibutuhkan oleh suatu

sistem penyelenggaraan kearsipan nasional yang

andal;

c. bahwa dalam menghadapi tantangan globalisasi

dan mendukung terwujudnya penyelenggaraan

negara dan khususnya pemerintahan yang baik

dan bersih, serta peningkatan kualitas

pelayanan publik, penyelenggaraan kearsipan di

lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga

pendidikan, perusahaan, organisasi politik,

organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan

harus dilakukan dalam suatu sistem

penyelenggaraan kearsipan nasional yang

komprehensif dan terpadu;

d. bahwa . . .

Page 144: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 2 -

d. bahwa ketentuan dan pengaturan yang

berkaitan dengan penyelenggaraan kearsipan

masih bersifat parsial dan tersebar dalam

berbagai peraturan perundang-undangan

sehingga perlu diatur secara komprehensif

dalam suatu undang-undang tersendiri;

e. bahwa penyelenggaraan kearsipan nasional saat

ini pada dasarnya belum bersifat terpadu,

sistemik, dan komprehensif yang semuanya

tidak terlepas dari pemahaman dan pemaknaan

umum terhadap arsip yang masih terbatas dan

sempit oleh berbagai kalangan, termasuk di

kalangan penyelenggara negara;

f. bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971

tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan

perlu disesuaikan dengan perkembangan dan

kebutuhan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara yang dipengaruhi oleh

perkembangan tantangan nasional dan global

serta perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi;

g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f

perlu membentuk Undang-Undang Republik

Indonesia tentang Kearsipan;

Mengingat : Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 28F

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KEARSIPAN.

BAB I . . .

Page 145: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 3 -

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan dengan arsip.

2. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa

dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan

perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi yang dibuat dan diterima oleh

lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga

pendidikan, perusahaan, organisasi politik,

organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan

dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

3. Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan

secara langsung dalam kegiatan pencipta arsip

dan disimpan selama jangka waktu tertentu.

4. Arsip vital adalah arsip yang keberadaannya

merupakan persyaratan dasar bagi kelangsungan

operasional pencipta arsip, tidak dapat

diperbarui, dan tidak tergantikan apabila rusak

atau hilang.

5. Arsip aktif adalah arsip yang frekuensi

penggunaannya tinggi dan/atau terus menerus.

6. Arsip inaktif adalah arsip yang frekuensi

penggunaannya telah menurun.

7. Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai guna

kesejarahan, telah habis retensinya, dan

berketerangan dipermanenkan yang telah

diverifikasi baik secara langsung maupun tidak

langsung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia

dan/atau lembaga kearsipan.

8. Arsip . . .

Page 146: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 4 -

8. Arsip terjaga adalah arsip negara yang berkaitan dengan keberadaan dan kelangsungan hidup

bangsa dan negara yang harus dijaga keutuhan,

keamanan, dan keselamatannya.

9. Arsip umum adalah arsip yang tidak termasuk

dalam kategori arsip terjaga.

10. Arsiparis adalah seseorang yang memiliki

kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh

melalui pendidikan formal dan/atau pendidikan

dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi,

tugas, dan tanggung jawab melaksanakan

kegiatan kearsipan.

11. Akses arsip adalah ketersediaan arsip sebagai hasil dari kewenangan hukum dan otorisasi legal

serta keberadaan sarana bantu untuk

mempermudah penemuan dan pemanfaatan

arsip.

12. Lembaga kearsipan adalah lembaga yang

memiliki fungsi, tugas, dan tanggung jawab di

bidang pengelolaan arsip statis dan pembinaan

kearsipan.

13. Lembaga negara adalah lembaga yang

menjalankan cabang-cabang kekuasaan negara

meliputi eksekutif, legislatif, yudikatif, dan

lembaga lain yang fungsi dan tugas pokoknya

berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

14. Arsip Nasional Republik Indonesia selanjutnya disebut ANRI adalah lembaga kearsipan

berbentuk lembaga pemerintah nonkementerian

yang melaksanakan tugas negara di bidang

kearsipan yang berkedudukan di ibukota negara.

15. Arsip . . .

Page 147: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 5 -

15. Arsip daerah provinsi adalah lembaga kearsipan

berbentuk satuan kerja perangkat daerah yang

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

kearsipan pemerintahan daerah provinsi yang

berkedudukan di ibukota provinsi.

16. Arsip daerah kabupaten/kota adalah lembaga

kearsipan berbentuk satuan kerja perangkat

daerah yang melaksanakan tugas pemerintahan

di bidang kearsipan pemerintahan daerah

kabupaten/kota yang berkedudukan di ibukota

kabupaten/kota.

17. Arsip perguruan tinggi adalah lembaga kearsipan

berbentuk satuan organisasi perguruan tinggi,

baik negeri maupun swasta yang melaksanakan

fungsi dan tugas penyelenggaraan kearsipan di

lingkungan perguruan tinggi.

18. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan dengan tujuan memperoleh

keuntungan atau laba yang berbentuk badan

hukum yang didirikan dan/atau berkedudukan

dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

19. Pencipta arsip adalah pihak yang mempunyai

kemandirian dan otoritas dalam pelaksanaan

fungsi, tugas, dan tanggung jawab di bidang

pengelolaan arsip dinamis.

20. Unit pengolah adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

mengolah semua arsip yang berkaitan dengan

kegiatan penciptaan arsip di lingkungannya.

21. Unit kearsipan adalah satuan kerja pada pencipta arsip yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

dalam penyelenggaraan kearsipan.

22. Jadwal . . .

Page 148: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 6 -

22. Jadwal retensi arsip yang selanjutnya disingkat JRA adalah daftar yang berisi sekurang-

kurangnya jangka waktu penyimpanan atau

retensi, jenis arsip, dan keterangan yang berisi

rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip

dimusnahkan, dinilai kembali, atau

dipermanenkan yang dipergunakan sebagai

pedoman penyusutan dan penyelamatan arsip.

23. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip

inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan,

pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna,

dan penyerahan arsip statis kepada lembaga

kearsipan.

24. Penyelenggaraan kearsipan adalah keseluruhan kegiatan meliputi kebijakan, pembinaan

kearsipan, dan pengelolaan arsip dalam suatu

sistem kearsipan nasional yang didukung oleh

sumber daya manusia, prasarana dan sarana,

serta sumber daya lainnya.

25. Pengelolaan arsip dinamis adalah proses

pengendalian arsip dinamis secara efisien, efektif,

dan sistematis meliputi penciptaan, penggunaan

dan pemeliharaan, serta penyusutan arsip.

26. Pengelolaan arsip statis adalah proses

pengendalian arsip statis secara efisien, efektif,

dan sistematis meliputi akuisisi, pengolahan,

preservasi, pemanfaatan, pendayagunaan, dan

pelayanan publik dalam suatu sistem kearsipan

nasional.

27. Akuisisi arsip statis adalah proses penambahan

khasanah arsip statis pada lembaga kearsipan

yang dilaksanakan melalui kegiatan penyerahan

arsip statis dan hak pengelolaannya dari pencipta

arsip kepada lembaga kearsipan.

28. Sistem . . .

Page 149: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 7 -

28. Sistem kearsipan nasional yang selanjutnya

disingkat SKN adalah suatu sistem yang

membentuk pola hubungan berkelanjutan

antarberbagai komponen yang memiliki fungsi

dan tugas tertentu, interaksi antarpelaku serta

unsur lain yang saling mempengaruhi dalam

penyelenggaraan kearsipan secara nasional.

29. Sistem informasi kearsipan nasional yang

selanjutnya disingkat SIKN adalah sistem

informasi arsip secara nasional yang dikelola oleh

ANRI yang menggunakan sarana jaringan

informasi kearsipan nasional.

30. Jaringan informasi kearsipan nasional yang

selanjutnya disingkat JIKN adalah sistem

jaringan informasi dan sarana pelayanan arsip

secara nasional yang dikelola oleh ANRI.

31. Daftar pencarian arsip yang selanjutnya disingkat DPA adalah daftar berisi arsip yang memiliki nilai

guna kesejarahan baik yang telah diverifikasi

secara langsung maupun tidak langsung oleh

lembaga kearsipan dan dicari oleh lembaga

kearsipan serta diumumkan kepada publik.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN, ASAS, DAN

RUANG LINGKUP

Bagian Kesatu

Maksud dan Tujuan

Pasal 2

Undang-Undang ini dimaksudkan untuk

memberikan kepastian hukum dalam

penyelenggaraan kearsipan nasional.

Pasal 3 . . .

Page 150: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 8 -

Pasal 3

Penyelenggaraan kearsipan bertujuan untuk:

a. menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang

dilakukan oleh lembaga negara, pemerintahan

daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,

organisasi politik, organisasi kemasyarakatan,

dan perseorangan, serta ANRI sebagai

penyelenggara kearsipan nasional;

b. menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan

terpercaya sebagai alat bukti yang sah;

c. menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang

andal dan pemanfaatan arsip sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. menjamin pelindungan kepentingan negara dan

hak-hak keperdataan rakyat melalui pengelolaan

dan pemanfaatan arsip yang autentik dan

terpercaya;

e. mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan

nasional sebagai suatu sistem yang

komprehensif dan terpadu;

f. menjamin keselamatan dan keamanan arsip

sebagai bukti pertanggungjawaban dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara;

g. menjamin keselamatan aset nasional dalam

bidang ekonomi, sosial, politik, budaya,

pertahanan, serta keamanan sebagai identitas

dan jati diri bangsa; dan

h. meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam

pengelolaan dan pemanfaatan arsip yang

autentik dan terpercaya.

Bagian Kedua

Asas

Pasal 4

Penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan

berasaskan:

a. kepastian . . .

Page 151: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 9 -

a. kepastian hukum;

b. keautentikan dan keterpercayaan;

c. keutuhan;

d. asal usul (principle of provenance);

e. aturan asli (principle of original order);

f. keamanan dan keselamatan;

g. keprofesionalan;

h. keresponsifan;

i. keantisipatifan;

j. kepartisipatifan;

k. akuntabilitas;

l. kemanfaatan;

m. aksesibilitas; dan

n. kepentingan umum.

Bagian Ketiga

Ruang Lingkup

Pasal 5

(1) Ruang lingkup penyelenggaraan kearsipan

meliputi keseluruhan penetapan kebijakan,

pembinaan kearsipan, dan pengelolaan arsip

dalam suatu sistem kearsipan nasional yang

didukung oleh sumber daya manusia,

prasarana dan sarana, serta sumber daya lain

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(2) Ruang lingkup sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi kegiatan yang dilakukan oleh

lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga

pendidikan, perusahaan, organisasi politik,

organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan,

serta lembaga kearsipan.

BAB III . . .

Page 152: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 10 -

BAB III

PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 6

(1) Penyelenggaraan kearsipan secara nasional

menjadi tanggung jawab ANRI sebagai

penyelenggara kearsipan nasional.

(2) Penyelenggaraan kearsipan provinsi menjadi

tanggung jawab pemerintahan daerah provinsi

dan dilaksanakan oleh lembaga kearsipan

provinsi.

(3) Penyelenggaraan kearsipan kabupaten/kota

menjadi tanggung jawab pemerintahan daerah

kabupaten/kota dan dilaksanakan oleh

lembaga kearsipan kabupaten/kota.

(4) Penyelenggaraan kearsipan perguruan tinggi

menjadi tanggung jawab perguruan tinggi dan

dilaksanakan oleh lembaga kearsipan

perguruan tinggi.

(5) Tanggung jawab penyelenggara kearsipan

nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi penetapan kebijakan, pembinaan

kearsipan, dan pengelolaan arsip.

(6) Untuk mempertinggi mutu penyelenggaraan

kearsipan nasional sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), penyelenggara kearsipan nasional

melakukan penelitian dan pengembangan serta

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

kearsipan.

Pasal 7

Penetapan kebijakan kearsipan nasional

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5)

meliputi bidang:

a. pembinaan . . .

Page 153: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 11 -

a. pembinaan;

b. pengelolaan arsip;

c. pembangunan SKN, pembangunan SIKN, dan

pembentukan JIKN;

d. organisasi;

e. pengembangan sumber daya manusia;

f. prasarana dan sarana;

g. pelindungan dan penyelamatan arsip;

h. sosialisasi kearsipan;

i. kerja sama; dan

j. pendanaan.

Pasal 8

(1) Pembinaan kearsipan nasional sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) dilaksanakan

oleh lembaga kearsipan nasional terhadap

pencipta arsip tingkat pusat dan daerah,

lembaga kearsipan daerah provinsi, lembaga

kearsipan daerah kabupaten/kota, dan lembaga

kearsipan perguruan tinggi.

(2) Pembinaan kearsipan provinsi dilaksanakan

oleh lembaga kearsipan provinsi terhadap

pencipta arsip di lingkungan daerah provinsi

dan lembaga kearsipan daerah kabupaten/kota.

(3) Pembinaan kearsipan kabupaten/kota

dilaksanakan oleh lembaga kearsipan

kabupaten/kota terhadap pencipta arsip di

lingkungan daerah kabupaten/kota.

(4) Pembinaan kearsipan perguruan tinggi

dilaksanakan oleh lembaga kearsipan

perguruan tinggi terhadap satuan kerja dan

civitas akademika di lingkungan perguruan

tinggi.

Pasal 9 . . .

Page 154: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 12 -

Pasal 9

(1) Pengelolaan arsip sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 ayat (5) dilakukan terhadap arsip

dinamis dan arsip statis.

(2) Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. arsip vital;

b. arsip aktif;

c. arsip inaktif.

(3) Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung

jawab pencipta arsip.

(4) Pengelolaan arsip statis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) menjadi tanggung jawab lembaga

kearsipan.

Bagian Kedua

Pembangunan SKN, Pembangunan SIKN, dan

Pembentukan JIKN

Paragraf 1

Pembangunan SKN

Pasal 10

(1) Lembaga kearsipan nasional menyelenggarakan

kearsipan yang komprehensif dan terpadu

melalui SKN sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 huruf c untuk menjaga autentisitas dan

keutuhan arsip.

(2) SKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berlaku untuk pengelolaan arsip dinamis dan

pengelolaan arsip statis.

Pasal 11 . . .

Page 155: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 13 -

Pasal 11

SKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

berfungsi untuk:

a. mengidentifikasi keberadaan arsip yang memiliki

keterkaitan informasi di semua organisasi

kearsipan;

b. menghubungkan keterkaitan arsip sebagai satu

keutuhan informasi; dan

c. menjamin ketersediaan arsip yang autentik,

utuh, dan terpercaya.

Paragraf 2

Pembangunan SIKN

Pasal 12

(1) Lembaga kearsipan nasional membangun SIKN

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c

untuk memberikan informasi yang autentik dan

utuh dalam mewujudkan arsip sebagai tulang

punggung manajemen penyelenggaraan negara,

memori kolektif bangsa, dan simpul pemersatu

bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

(2) Dalam melaksanakan fungsi SIKN, lembaga

kearsipan nasional membentuk JIKN.

Pasal 13

SIKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12

berfungsi untuk:

a. mewujudkan arsip sebagai tulang punggung

manajemen penyelenggaraan negara;

b. menjamin akuntabilitas manajemen

penyelenggaraan negara;

c. menjamin penggunaan informasi hanya kepada

pihak yang berhak; dan

d. menjamin . . .

Page 156: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 14 -

d. menjamin ketersediaan arsip sebagai memori

kolektif bangsa.

Paragraf 3

Pembentukan JIKN

Pasal 14

(1) JIKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf c berfungsi untuk meningkatkan:

a. akses dan mutu layanan kearsipan kepada

masyarakat;

b. kemanfaatan arsip bagi kesejahteraan

rakyat; dan

c. peran serta masyarakat dalam bidang

kearsipan.

(2) Penyelenggara JIKN adalah ANRI sebagai pusat

jaringan nasional serta lembaga kearsipan

provinsi, lembaga kearsipan kabupaten/kota,

dan lembaga kearsipan perguruan tinggi

sebagai simpul jaringan.

Pasal 15

Ketentuan lebih lanjut mengenai SKN, SIKN, dan

JIKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai

dengan Pasal 14 diatur dengan peraturan

pemerintah.

Bagian Ketiga

Organisasi Kearsipan

Pasal 16

(1) Organisasi kearsipan terdiri atas unit kearsipan

pada pencipta arsip dan lembaga kearsipan.

(2) Unit . . .

Page 157: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 15 -

(2) Unit kearsipan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) wajib dibentuk oleh setiap lembaga

negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi

negeri, badan usaha milik negara (BUMN), dan

badan usaha milik daerah (BUMD).

(3) Lembaga kearsipan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas:

a. ANRI;

b. arsip daerah provinsi;

c. arsip daerah kabupaten/kota; dan

d. arsip perguruan tinggi.

(4) Arsip daerah provinsi wajib dibentuk oleh

pemerintahan daerah provinsi, arsip daerah

kabupaten/kota wajib dibentuk oleh

pemerintahan daerah kabupaten/kota, dan

arsip perguruan tinggi wajib dibentuk oleh

perguruan tinggi negeri.

Bagian Keempat

Unit Kearsipan

Pasal 17

(1) Unit kearsipan pada pencipta arsip

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1)

memiliki fungsi:

a. pengelolaan arsip inaktif dari unit pengolah

di lingkungannya;

b. pengolahan arsip dan penyajian arsip

menjadi informasi;

c. pemusnahan arsip di lingkungan

lembaganya;

d. penyerahan arsip statis oleh pimpinan

pencipta arsip kepada lembaga kearsipan;

dan

e. pembinaan . . .

Page 158: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 16 -

e. pembinaan dan pengevaluasian dalam

rangka penyelenggaraan kearsipan di

lingkungannya.

(2) Unit kearsipan pada lembaga negara berada di

lingkungan sekretariat setiap lembaga negara

sesuai dengan struktur organisasinya.

(3) Unit kearsipan pada lembaga negara

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki

tugas:

a. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif dari

unit pengolah di lingkungannya;

b. mengolah arsip dan menyajikan arsip

menjadi informasi dalam kerangka SKN dan

SIKN;

c. melaksanakan pemusnahan arsip di

lingkungan lembaganya;

d. mempersiapkan penyerahan arsip statis

oleh pimpinan pencipta arsip kepada ANRI;

dan

e. melaksanakan pembinaan dan evaluasi

dalam rangka penyelenggaraan kearsipan di

lingkungannya.

Pasal 18

(1) Unit kearsipan pada pemerintahan daerah

berada di lingkungan satuan kerja perangkat

daerah dan penyelenggara pemerintahan

daerah.

(2) Unit kearsipan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) memiliki tugas:

a. melaksanakan pengelolaan arsip inaktif dari

unit pengolah satuan kerja perangkat

daerah dan penyelenggara pemerintahan

daerah;

b. melaksanakan . . .

Page 159: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 17 -

b. melaksanakan pemusnahan arsip dari

lingkungan satuan kerja perangkat daerah

dan penyelenggara pemerintahan daerah;

c. mempersiapkan penyerahan arsip statis

oleh pimpinan satuan kerja perangkat

daerah dan penyelenggara pemerintahan

daerah kepada lembaga kearsipan daerah;

dan

d. melaksanakan pembinaan dan evaluasi

dalam rangka penyelenggaraan kearsipan di

lingkungannya.

Bagian Kelima

Lembaga Kearsipan

Paragraf 1

ANRI

Pasal 19

(1) ANRI adalah lembaga kearsipan nasional.

(2) ANRI sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib melaksanakan pengelolaan arsip statis

yang berskala nasional yang diterima dari:

a. lembaga negara;

b. perusahaan; c. organisasi politik;

d. organisasi kemasyarakatan; dan

e. perseorangan.

Pasal 20

(1) ANRI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

ayat (1) memiliki tugas melaksanakan

pembinaan kearsipan secara nasional terhadap

pencipta arsip tingkat pusat dan daerah, arsip

daerah provinsi, arsip daerah kabupaten/kota,

dan arsip perguruan tinggi.

(2) Pembinaan . . .

Page 160: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 18 -

(2) Pembinaan kearsipan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan secara

terkoordinasi dengan lembaga terkait.

Pasal 21

Untuk kepentingan penyelamatan arsip

pertanggungjawaban nasional bagi kehidupan

berbangsa dan bernegara, ANRI dapat membentuk

depot dan/atau tempat penyimpanan arsip inaktif

yang berfungsi sebagai penyimpan arsip inaktif yang

memiliki nilai berkelanjutan.

Paragraf 2

Arsip Daerah Provinsi

Pasal 22

(1) Arsip daerah provinsi adalah lembaga

kearsipan daerah provinsi.

(2) Pemerintahan daerah provinsi wajib

membentuk arsip daerah provinsi.

(3) Pembentukan arsip daerah provinsi

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4) Arsip daerah provinsi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib melaksanakan pengelolaan

arsip statis yang diterima dari:

a. satuan kerja perangkat daerah provinsi dan penyelenggara pemerintahan daerah

provinsi;

b. lembaga negara di daerah provinsi dan

kabupaten/kota;

c. perusahaan;

d. organisasi politik;

e. organisasi kemasyarakatan; dan

f. perseorangan.

Pasal 23 . . .

Page 161: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 19 -

Pasal 23

Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 22 ayat (4), arsip daerah provinsi memiliki

tugas melaksanakan:

a. pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi

sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang

berasal dari satuan kerja perangkat daerah

provinsi dan penyelenggara pemerintahan daerah

provinsi; dan

b. pembinaan kearsipan terhadap pencipta arsip di

lingkungan daerah provinsi dan terhadap arsip

daerah kabupaten/kota.

Paragraf 3

Arsip Daerah Kabupaten/Kota

Pasal 24

(1) Arsip daerah kabupaten/kota adalah lembaga

kearsipan daerah kabupaten/kota.

(2) Pemerintahan daerah kabupaten/kota wajib

membentuk arsip daerah kabupaten/kota.

(3) Pembentukan arsip daerah kabupaten/kota

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4) Arsip daerah kabupaten/kota sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib melaksanakan

pengelolaan arsip statis yang diterima dari:

a. satuan kerja perangkat daerah

kabupaten/kota dan penyelenggara

pemerintahan daerah kabupaten/kota;

b. desa atau yang disebut dengan nama lain;

c. perusahaan;

d. organisasi politik;

e. organisasi kemasyarakatan; dan

f. perseorangan.

Pasal 25 . . .

Page 162: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 20 -

Pasal 25

Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 24 ayat (4), arsip daerah kabupaten/kota

memiliki tugas melaksanakan:

a. pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi

sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang

berasal dari satuan kerja perangkat daerah

kabupaten/kota dan penyelenggara

pemerintahan daerah kabupaten/kota; dan

b. pembinaan kearsipan terhadap pencipta arsip di

lingkungan daerah kabupaten/kota.

Pasal 26

Pembentukan arsip daerah provinsi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) dan arsip daerah

kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 24 ayat (3) dilakukan oleh pemerintah daerah

masing-masing.

Paragraf 4

Arsip Perguruan Tinggi

Pasal 27

(1) Arsip perguruan tinggi adalah lembaga

kearsipan perguruan tinggi.

(2) Perguruan tinggi negeri wajib membentuk

arsip perguruan tinggi.

(3) Pembentukan arsip perguruan tinggi

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(4) Arsip perguruan tinggi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib melaksanakan pengelolaan

arsip statis yang diterima dari:

a. satuan kerja di lingkungan perguruan

tinggi; dan

b. civitas . . .

Page 163: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 21 -

b. civitas akademika di lingkungan perguruan

tinggi.

Pasal 28

Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 27 ayat (4), arsip perguruan tinggi memiliki

tugas melaksanakan:

a. pengelolaan arsip inaktif yang memiliki retensi

sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang

berasal dari satuan kerja dan civitas akademika

di lingkungan perguruan tinggi; dan

b. pembinaan kearsipan di lingkungan perguruan

tinggi yang bersangkutan.

Pasal 29

Unit kearsipan pada pencipta arsip dan lembaga

kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16

ayat (2) harus dipimpin oleh sumber daya manusia

yang profesional dan memiliki kompetensi yang

diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau

pendidikan dan pelatihan kearsipan.

Bagian Keenam

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pasal 30

(1) Pengembangan sumber daya manusia

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf e

terdiri atas arsiparis dan sumber daya

manusia yang memiliki kompetensi dan

profesionalitas di bidang kearsipan.

(2) Lembaga kearsipan nasional melaksanakan

pembinaan dan pengembangan arsiparis

melalui upaya:

a. pengadaan . . .

Page 164: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 22 -

a. pengadaan arsiparis;

b. pengembangan kompetensi dan

keprofesionalan arsiparis melalui

penyelenggaraan, pengaturan, serta

pengawasan pendidikan dan pelatihan

kearsipan;

c. pengaturan peran dan kedudukan hukum

arsiparis; dan

d. penyediaan jaminan kesehatan dan

tunjangan profesi untuk sumber daya

kearsipan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan

hukum, kewenangan, kompetensi, pendidikan

dan pelatihan arsiparis sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) diatur dengan

peraturan pemerintah.

Bagian Ketujuh

Prasarana dan Sarana

Pasal 31

Pemerintah mengembangkan prasarana dan sarana

kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf f dengan mengatur standar kualitas dan

spesifikasi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 32

(1) Pencipta arsip dan lembaga kearsipan

menyediakan prasarana dan sarana kearsipan

sesuai dengan standar kearsipan untuk

pengelolaan arsip sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9 ayat (1).

(2) Prasarana . . .

Page 165: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 23 -

(2) Prasarana dan sarana kearsipan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dimanfaatkan dan

dikembangkan sesuai dengan kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi.

Bagian Kedelapan

Pelindungan dan Penyelamatan Arsip

Pasal 33

Arsip yang tercipta dari kegiatan lembaga negara dan

kegiatan yang menggunakan sumber dana negara

dinyatakan sebagai arsip milik negara.

Pasal 34

(1) Negara menyelenggarakan pelindungan dan

penyelamatan arsip sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 huruf g, baik terhadap arsip

yang keberadaanya di dalam maupun di luar

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagai bahan pertanggungjawaban setiap

aspek kehidupan berbangsa dan bernegara

untuk kepentingan negara, pemerintahan,

pelayanan publik, dan kesejahteraan rakyat.

(2) Negara secara khusus memberikan

pelindungan dan penyelamatan arsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang

berkaitan dengan kependudukan, kewilayahan,

kepulauan, perbatasan, perjanjian

internasional, kontrak karya, dan masalah-

masalah pemerintahan yang strategis.

(3) Negara menyelenggarakan pelindungan dan

penyelamatan arsip sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) dari bencana alam,

bencana sosial, perang, tindakan kriminal

serta tindakan kejahatan yang mengandung

unsur sabotase, spionase, dan terorisme.

(4) Pelindungan . . .

Page 166: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 24 -

(4) Pelindungan dan penyelamatan arsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh

ANRI, pencipta arsip, dan pihak terkait.

(5) Pelindungan dan penyelamatan arsip akibat

bencana nasional dilaksanakan oleh ANRI dan

pencipta arsip yang berkoordinasi dengan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB).

(6) Pelindungan dan penyelamatan arsip akibat

bencana yang tidak dinyatakan sebagai

bencana nasional dilaksanakan oleh pencipta

arsip, arsip daerah provinsi, dan/atau arsip

daerah kabupaten/kota yang berkoordinasi

dengan BNPB.

Pasal 35

(1) Tanggung jawab penyelamatan arsip lembaga

negara yang digabung dan/atau dibubarkan,

dilaksanakan oleh ANRI bersama dengan

lembaga negara yang bersangkutan sejak

penggabungan dan/atau pembubaran

ditetapkan.

(2) Dalam hal terjadi penggabungan dan/atau

pembubaran suatu satuan kerja perangkat

daerah, pemerintah daerah mengambil

tindakan untuk melakukan upaya

penyelamatan arsip dari satuan kerja

perangkat daerah tersebut.

(3) Upaya penyelamatan arsip dari satuan kerja

perangkat daerah sebagai akibat

penggabungan dan/atau pembubaran

sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilaksanakan oleh arsip daerah provinsi atau

arsip daerah kabupaten/kota sesuai dengan

ruang lingkup fungsi dan tugas.

Bagian Kesembilan . . .

Page 167: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 25 -

Bagian Kesembilan

Sosialisasi Kearsipan

Pasal 36

(1) Lembaga kearsipan menggiatkan sosialisasi

kearsipan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 huruf h dalam mewujudkan

masyarakat sadar arsip.

(2) Sosialisasi kearsipan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan melalui pendidikan,

pelatihan, bimbingan, dan penyuluhan serta

melalui penggunaan berbagai sarana media

komunikasi dan informasi.

(3) Sosialisasi kearsipan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) ditujukan pada lembaga negara,

pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,

perusahaan, organisasi politik, organisasi

kemasyarakatan, dan perseorangan.

(4) Lembaga kearsipan menyediakan layanan

informasi arsip, konsultasi, dan bimbingan bagi

pengelolaan arsip masyarakat.

Bagian Kesepuluh

Kerja Sama

Pasal 37

(1) Lembaga kearsipan dapat mengadakan kerja

sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf i dengan pencipta arsip dan dapat

mengadakan kerja sama dengan luar negeri.

(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Bagian Kesebelas . . .

Page 168: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 26 -

Bagian Kesebelas

Pendanaan

Pasal 38

(1) Pendanaan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 huruf j, dalam rangka penyelenggaraan

kearsipan yang diselenggarakan oleh lembaga

kearsipan nasional, lembaga negara, perguruan

tinggi negeri, dan kegiatan kearsipan tertentu

oleh pemerintahan daerah dialokasikan dalam

anggaran pendapatan dan belanja negara

(APBN).

(2) Pendanaan dalam rangka penyelenggaraan

kearsipan yang diselenggarakan oleh

pemerintahan daerah selain sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dialokasikan dalam

anggaran pendapatan dan belanja daerah

(APBD).

Pasal 39

(1) Pendanaan pelindungan dan penyelamatan

arsip akibat bencana yang berskala nasional

menjadi tanggung jawab Pemerintah.

(2) Pendanaan pelindungan dan penyelamatan

arsip akibat bencana yang terjadi di daerah

yang tidak dinyatakan sebagai bencana

nasional sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 34 ayat (6) menjadi tanggung jawab

pemerintahan daerah masing-masing.

BAB IV . . .

Page 169: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 27 -

BAB IV

PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup Pengelolaan

Pasal 40

(1) Pengelolaan arsip dinamis dilaksanakan untuk

menjamin ketersediaan arsip dalam

penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan

akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah

berdasarkan suatu sistem yang memenuhi

persyaratan:

a. andal;

b. sistematis;

c. utuh;

d. menyeluruh; dan

e. sesuai dengan norma, standar, prosedur,

dan kriteria.

(2) Pengelolaan arsip dinamis sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) meliputi:

a. penciptaan arsip;

b. penggunaan dan pemeliharaan arsip; dan

c. penyusutan arsip.

(3) Pengelolaan arsip dinamis pada lembaga

negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi

negeri, serta BUMN dan/atau BUMD

dilaksanakan dalam suatu sistem kearsipan

nasional.

(4) Untuk mendukung pengelolaan arsip dinamis

yang efektif dan efisien pencipta arsip membuat

tata naskah dinas, klasifikasi arsip, jadwal

retensi arsip, serta sistem klasifikasi keamanan

dan akses arsip.

(5) Pejabat . . .

Page 170: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 28 -

(5) Pejabat atau orang yang bertanggung jawab

dalam pengelolaan arsip dinamis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib menjaga

keautentikan, keutuhan, keamanan, dan

keselamatan arsip yang dikelolanya.

Bagian Kedua

Pelaksanaan Pengelolaan Arsip Dinamis

Paragraf 1

Penciptaan

Pasal 41

(1) Penciptaan arsip sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 40 ayat (2) huruf a dilaksanakan dengan

baik dan benar untuk menjamin rekaman

kegiatan dan peristiwa sebagaimana adanya

sehingga menghasilkan arsip yang autentik,

utuh, dan terpercaya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(2) Penciptaan arsip sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan berdasarkan analisis

fungsi dan tugas organisasi.

(3) Penciptaan arsip harus memenuhi komponen

struktur, isi, dan konteks arsip.

(4) Untuk memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3),

pencipta arsip mengatur dan

mendokumentasikan proses pembuatan dan

penerimaan arsip secara akurat.

Paragraf 2 . . .

Page 171: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 29 -

Paragraf 2

Penggunaan dan Pemeliharaan Arsip Dinamis

Pasal 42

(1) Pencipta arsip wajib menyediakan arsip

dinamis bagi kepentingan pengguna arsip yang

berhak.

(2) Pencipta arsip pada lembaga negara,

pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,

dan BUMN dan/atau BUMD membuat daftar

arsip dinamis berdasarkan 2 (dua) kategori,

yaitu arsip terjaga dan arsip umum.

(3) Pencipta arsip sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) wajib menjaga keutuhan, keamanan,

dan keselamatan arsip dinamis yang masuk

dalam kategori arsip terjaga.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

membuat daftar arsip dinamis, dan menjaga

keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip

dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dan ayat (3) diatur dalam peraturan kepala

ANRI.

Pasal 43

(1) Pejabat yang bertanggung jawab dalam

kegiatan kependudukan, kewilayahan,

kepulauan, perbatasan, perjanjian

internasional, kontrak karya, dan masalah

pemerintahan yang strategis sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2) wajib

memberkaskan dan melaporkan arsipnya

kepada ANRI.

(2) Pemberkasan dan pelaporan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan paling

lama 1 (satu) tahun sejak terjadinya kegiatan.

(3) Arsip . . .

Page 172: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 30 -

(3) Arsip yang tercipta pada lembaga negara,

pemerintahan daerah, dan perguruan tinggi

negeri yang berkaitan dengan kegiatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2)

wajib diserahkan kepada ANRI dalam bentuk

salinan autentik dari naskah asli paling lama

1 (satu) tahun setelah dilakukan pelaporan

kepada ANRI.

(4) Pejabat yang bertanggungjawab sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) yang kegiatannya

berlangsung sebelum berlakunya Undang-

Undang ini, tanggungjawabnya menjadi

tanggung jawab pimpinan instansi yang

bersangkutan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

pemberkasan dan pelaporan arsip sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

peraturan kepala ANRI.

Pasal 44

(1) Pencipta arsip dapat menutup akses atas arsip

dengan alasan apabila arsip dibuka untuk

umum dapat:

a. menghambat proses penegakan hukum;

b. mengganggu kepentingan pelindungan hak

atas kekayaan intelektual dan pelindungan

dari persaingan usaha tidak sehat;

c. membahayakan pertahanan dan keamanan

negara;

d. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia

yang masuk dalam kategori dilindungi

kerahasiaannya;

e. merugikan ketahanan ekonomi nasional;

f. merugikan kepentingan politik luar negeri

dan hubungan luar negeri;

g. mengungkapkan . . .

Page 173: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 31 -

g. mengungkapkan isi akta autentik yang

bersifat pribadi dan kemauan terakhir

ataupun wasiat seseorang kecuali kepada

yang berhak secara hukum;

h. mengungkapkan rahasia atau data pribadi;

dan

i. mengungkap memorandum atau surat-

surat yang menurut sifatnya perlu

dirahasiakan.

(2) Pencipta arsip wajib menjaga kerahasiaan arsip

tertutup sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Pencipta arsip wajib menentukan prosedur

berdasarkan standar pelayanan minimal serta

menyediakan fasilitas untuk kepentingan

pengguna arsip.

Pasal 45

(1) Pemeliharaan arsip dinamis sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 40 ayat (2) huruf b

dilaksanakan oleh pencipta arsip untuk

menjamin keamanan informasi dan fisik arsip.

(2) Pemeliharaan arsip sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan standar

pemeliharaan arsip.

Pasal 46

Ketentuan lebih lanjut mengenai penciptaan,

penggunaan dan pemeliharaan arsip dinamis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 sampai

dengan Pasal 45 diatur dengan peraturan

pemerintah.

Paragraf 3 . . .

Page 174: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 32 -

Paragraf 3

Penyusutan Arsip

Pasal 47

(1) Penyusutan arsip sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 40 ayat (2) huruf c dilaksanakan

oleh pencipta arsip.

(2) Penyusutan arsip yang dilaksanakan oleh

lembaga negara, pemerintahan daerah,

perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau

BUMD dilaksanakan berdasarkan JRA dengan

memperhatikan kepentingan pencipta arsip

serta kepentingan masyarakat, bangsa dan

negara.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusutan

arsip diatur dengan peraturan pemerintah.

Pasal 48

(1) Lembaga negara, pemerintahan daerah,

perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau

BUMD wajib memiliki JRA.

(2) JRA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan oleh pimpinan lembaga negara,

pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,

serta BUMN dan/atau BUMD.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai JRA diatur

dengan peraturan pemerintah.

Pasal 49

Penyusutan arsip sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 40 ayat (2) huruf c meliputi:

a. pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke

unit kearsipan;

b. pemusnahan . . .

Page 175: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 33 -

b. pemusnahan arsip yang telah habis retensi dan

yang tidak memiliki nilai guna dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan; dan

c. penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip

kepada lembaga kearsipan.

Pasal 50

Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit

kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49

huruf a diatur oleh pimpinan pencipta arsip.

Pasal 51

(1) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 49 huruf b dilakukan terhadap

arsip yang:

a. tidak memiliki nilai guna;

b. telah habis retensinya dan berketerangan dimusnahkan berdasarkan JRA;

c. tidak ada peraturan perundang-undangan yang melarang; dan

d. tidak berkaitan dengan penyelesaian

proses suatu perkara.

(2) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib dilaksanakan sesuai

dengan prosedur yang benar.

(3) Pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) pada pencipta arsip

merupakan tanggung jawab pimpinan pencipta

arsip yang bersangkutan.

Pasal 52 . . .

Page 176: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 34 -

Pasal 52

(1) Setiap lembaga negara dan lembaga yang

terkena kewajiban berdasarkan undang-

undang ini dilarang melaksanakan

pemusnahan arsip tanpa prosedur yang benar.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur

pemusnahan arsip sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dengan peraturan

pemerintah.

Pasal 53

(1) Lembaga negara tingkat pusat wajib

menyerahkan arsip statis kepada ANRI.

(2) Lembaga negara di daerah wajib menyerahkan

arsip statis kepada ANRI sepanjang instansi

induknya tidak menentukan lain.

(3) Satuan kerja perangkat daerah dan

penyelenggara pemerintahan daerah provinsi

wajib menyerahkan arsip statis kepada arsip

daerah provinsi.

(4) Satuan kerja perangkat daerah dan

penyelenggara pemerintahan daerah

kabupaten/kota wajib menyerahkan arsip

statis kepada arsip daerah kabupaten/kota.

(5) Satuan kerja di lingkungan perguruan tinggi

negeri wajib menyerahkan arsip statis kepada

arsip perguruan tinggi di lingkungannya.

(6) Perusahaan wajib menyerahkan arsip statis

kepada lembaga kearsipan berdasarkan

tingkatannya sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(7) Arsip statis sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) sampai dengan ayat (6) adalah arsip

yang:

a. memiliki . . .

Page 177: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 35 -

a. memiliki nilai guna kesejarahan; dan

b. telah habis retensinya dan berketerangan dipermanenkan sesuai dengan JRA.

(8) Selain arsip statis sebagaimana dimaksud

pada ayat (7), arsip yang tidak dikenali

penciptanya atau karena tidak adanya JRA

dan dinyatakan dalam DPA oleh lembaga

kearsipan dinyatakan sebagai arsip statis.

Pasal 54

Pencipta arsip bertanggung jawab atas autentisitas,

reliabilitas, dan keutuhan arsip statis yang

diserahkan kepada lembaga kearsipan.

Pasal 55

Ketentuan lebih lanjut mengenai pemindahan arsip

inaktif, pemusnahan arsip yang tidak bernilai guna,

dan penyerahan arsip statis, serta ketentuan

mengenai JRA sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 50 sampai dengan Pasal 53 diatur dengan

peraturan pemerintah.

Paragraf 4

Arsip Vital

Pasal 56

(1) Lembaga negara, pemerintahan daerah,

perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau

BUMD wajib membuat program arsip vital.

(2) Program arsip vital sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan:

a. identifikasi;

b. pelindungan dan pengamanan; dan

c. penyelamatan dan pemulihan.

(3) Ketentuan . . .

Page 178: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 36 -

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai program arsip

vital sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) diatur dengan peraturan kepala ANRI.

Bagian Ketiga

Kewajiban Pencipta Arsip

Pasal 57

(1) Pencipta arsip yang terkena kewajiban

pengelolaan arsip dinamis sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 40 sampai dengan

Pasal 45, dan Pasal 47 sampai dengan

Pasal 54, serta Pasal 56 berlaku bagi:

a. lembaga negara;

b. pemerintahan daerah;

c. perguruan tinggi negeri; dan

d. BUMN dan/atau BUMD.

(2) Kewajiban pengelolaan arsip dinamis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku

pula bagi perusahaan dan perguruan tinggi

swasta terhadap arsip yang tercipta dari

kegiatan yang dibiayai dengan anggaran

negara dan/atau bantuan luar negeri.

Pasal 58

(1) Lembaga negara, pemerintahan daerah,

perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau

BUMD wajib mengelola arsip yang diciptakan

oleh pihak ketiga yang diberi pekerjaan

berdasarkan perjanjian kerja.

(2) Pengelolaan arsip sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan setelah pihak ketiga

mempertanggungjawabkan kegiatannya

kepada pemberi kerja dan lembaga lain yang

terkait.

(3) Pihak . . .

Page 179: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 37 -

(3) Pihak ketiga yang menerima pekerjaan dari

lembaga negara, pemerintahan daerah,

perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau

BUMD berdasarkan perjanjian kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

menyerahkan arsip yang tercipta dari kegiatan

yang dibiayai dengan anggaran negara kepada

pemberi kerja.

BAB V

PENGELOLAAN ARSIP STATIS

Bagian Kesatu

Ruang Lingkup Pengelolaan

Pasal 59

(1) Pengelolaan arsip statis dilaksanakan untuk

menjamin keselamatan arsip sebagai

pertanggungjawaban nasional bagi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) Pengelolaan arsip statis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. akuisisi arsip statis;

b. pengolahan arsip statis;

c. preservasi arsip statis; dan

d. akses arsip statis.

Bagian Kedua

Pelaksanaan Pengelolaan Arsip Statis

Paragraf 1

Akuisisi Arsip Statis

Pasal 60

(1) Lembaga kearsipan melaksanakan akuisisi

arsip statis sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 59 ayat (2) huruf a.

(2) Akuisisi . . .

Page 180: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 38 -

(2) Akuisisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi arsip statis yang telah diverifikasi

secara langsung maupun tidak langsung.

(3) Lembaga kearsipan wajib membuat DPA yang

meliputi arsip sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dan mengumumkannya kepada

publik.

(4) Setiap orang yang memiliki atau menyimpan

arsip statis sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) wajib menyerahkan kepada ANRI atau

lembaga kearsipan berdasarkan syarat-syarat

yang ditetapkan dalam pengumuman DPA.

Pasal 61

(1) Lembaga kearsipan melaksanakan akuisisi

arsip statis dari lembaga pendidikan swasta

dan perusahaan swasta yang memperoleh

anggaran negara dan/atau bantuan luar

negeri.

(2) Akuisisi arsip statis oleh lembaga kearsipan

diikuti dengan peralihan tanggung jawab

pengelolaannya.

Paragraf 2

Pengolahan Arsip Statis

Pasal 62

(1) Pengolahan arsip statis sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf b

dilaksanakan berdasarkan asas asal usul dan

asas aturan asli.

(2) Pengolahan arsip statis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan

berdasarkan standar deskripsi arsip statis.

Paragraf 3 . . .

Page 181: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 39 -

Paragraf 3

Preservasi Arsip Statis

Pasal 63

(1) Preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 59 ayat (2) huruf c dilakukan

untuk menjamin keselamatan dan kelestarian

arsip statis.

(2) Preservasi arsip statis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan secara preventif dan

kuratif.

Paragraf 4

Akses Arsip Statis

Pasal 64

(1) Lembaga kearsipan wajib menjamin

kemudahan akses arsip statis sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf d bagi

kepentingan pengguna arsip.

(2) Akses arsip statis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan untuk kepentingan

pemanfaatan, pendayagunaan, dan pelayanan

publik dengan memperhatikan prinsip

keutuhan, keamanan, dan keselamatan arsip.

(3) Akses arsip statis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) didasarkan pada

sifat keterbukaan dan ketertutupan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(4) Lembaga kearsipan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) melaksanakan pelayanan

berdasarkan norma, standar, prosedur, dan

kriteria pelayanan yang ditetapkan oleh ANRI

serta menyediakan fasilitas untuk kepentingan

akses sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 65 . . .

Page 182: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 40 -

Pasal 65

(1) Arsip statis pada dasarnya terbuka untuk

umum.

(2) Apabila akses terhadap arsip statis yang

berasal dari pencipta arsip terdapat

persyaratan tertentu, akses dilakukan sesuai

dengan persyaratan dari pencipta arsip yang

memiliki arsip tersebut.

Pasal 66

(1) Terhadap arsip statis yang dinyatakan

tertutup berdasarkan persyaratan akses

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64

ayat (3) atau karena sebab lain, kepala ANRI

atau kepala lembaga kearsipan sesuai dengan

lingkup kewenangannya dapat menyatakan

arsip statis menjadi terbuka setelah melewati

masa penyimpanan selama 25 (dua puluh

lima) tahun.

(2) Arsip statis dapat dinyatakan tertutup apabila

memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Lembaga kearsipan memiliki kewenangan

menetapkan keterbukaan arsip statis sebelum

25 (dua puluh lima) tahun masa penyimpanan

yang dinyatakan masih tertutup dengan

pertimbangan:

a. tidak menghambat proses penegakan

hukum;

b. tidak mengganggu kepentingan

pelindungan hak atas kekayaan intelektual

dan pelindungan dari persaingan usaha

tidak sehat;

c. tidak membahayakan pertahanan dan

keamanan negara;

d. tidak . . .

Page 183: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 41 -

d. tidak mengungkapkan kekayaan alam

Indonesia yang masuk dalam kategori

dilindungi kerahasiaannya;

e. tidak merugikan ketahanan ekonomi

nasional;

f. tidak merugikan kepentingan politik dan

hubungan luar negeri;

g. tidak mengungkapkan isi akta autentik

yang bersifat pribadi dan kemauan

terakhir ataupun wasiat seseorang kecuali

kepada yang berhak secara hukum;

h. tidak mengungkapkan rahasia atau data

pribadi; dan

i. tidak mengungkapkan memorandum atau

surat-surat yang menurut sifatnya perlu

dirahasiakan.

(4) Untuk kepentingan penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan,

kepentingan penyelidikan dan penyidikan,

arsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat diakses dengan kewenangan kepala

lembaga kearsipan yang ketentuannya diatur

dengan peraturan kepala ANRI.

(5) Penetapan arsip statis menjadi tertutup

sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan oleh kepala lembaga kearsipan

sesuai dengan tingkatan dan dilaporkan

kepada dewan perwakilan rakyat sesuai

dengan tingkatannya.

(6) Penetapan sebagaimana dimaksud pada

ayat (5) dilakukan secara terkoordinasi dengan

pencipta arsip yang menguasai sebelumnya.

(7) Penetapan keterbukaan arsip statis

sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

(8) Ketentuan . . .

Page 184: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 42 -

(8) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) berlaku sejak arsip statis diterima oleh

lembaga kearsipan.

Pasal 67

Ketentuan lebih lanjut mengenai akuisisi,

pengolahan, preservasi, dan akses arsip statis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 sampai

dengan Pasal 66 diatur dengan peraturan

pemerintah.

BAB VI

AUTENTIKASI

Pasal 68

(1) Pencipta arsip dan/atau lembaga kearsipan

dapat membuat arsip dalam berbagai bentuk

dan/atau melakukan alih media meliputi

media elektronik dan/atau media lain.

(2) Autentikasi arsip statis terhadap arsip

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilakukan oleh lembaga kearsipan.

(3) Ketentuan mengenai autentisitas arsip statis

yang tercipta secara elektronik dan/atau hasil

alih media sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus dapat dibuktikan dengan

persyaratan yang diatur dengan peraturan

pemerintah.

Pasal 69

(1) Lembaga kearsipan berwenang melakukan

autentikasi arsip statis dengan dukungan

pembuktian.

(2) Untuk . . .

Page 185: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 43 -

(2) Untuk mendukung kapabilitas, kompetensi,

serta kemandirian dan integritasnya dalam

melakukan fungsi dan tugas penetapan

autentisitas suatu arsip statis, lembaga

kearsipan harus didukung peralatan dan

teknologi yang memadai.

(3) Dalam menetapkan autentisitas suatu arsip

statis, lembaga kearsipan dapat berkoordinasi

dengan instansi yang mempunyai kemampuan

dan kompetensi.

BAB VII

ORGANISASI PROFESI DAN

PERAN SERTA MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Organisasi Profesi

Pasal 70

(1) Arsiparis dapat membentuk organisasi profesi.

(2) Pembinaan organisasi profesi arsiparis

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah

daerah.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi

profesi arsiparis sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur dalam anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua . . .

Page 186: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 44 -

Bagian Kedua

Peran Serta Masyarakat

Pasal 71

(1) Masyarakat dapat berperan serta dalam

kearsipan yang meliputi peran serta

perseorangan, organisasi politik, dan

organisasi kemasyarakatan dalam

penyelenggaraan kearsipan.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat diwujudkan

dalam ruang lingkup pengelolaan,

penyelamatan, penggunaan arsip, dan

penyediaan sumber daya pendukung, serta

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

kearsipan.

(3) Lembaga kearsipan dapat mengikutsertakan

masyarakat dalam kegiatan pelindungan,

penyelamatan, pengawasan, serta sosialisasi

kearsipan.

Pasal 72

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan arsip

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2)

dilaksanakan dengan cara:

a. menciptakan arsip atas kegiatan yang dapat

mengakibatkan munculnya hak dan kewajiban

dalam rangka menjamin pelindungan hak-hak

keperdataan dan hak atas kekayaan intelektual

serta mendukung ketertiban kegiatan

penyelenggaraan negara; dan

b. menyimpan dan melindungi arsip perseorangan,

keluarga, organisasi politik, dan organisasi

kemasyarakatan masing-masing sesuai dengan

standar dan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 73 . . .

Page 187: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 45 -

Pasal 73

(1) Peran serta masyarakat dalam penyelamatan

arsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71

ayat (2) dilaksanakan dengan cara:

a. menyerahkan arsip statis kepada lembaga

kearsipan;

b. melaporkan kepada lembaga kearsipan

apabila mengetahui terjadinya penjualan,

pemusnahan, perusakan, pemalsuan, dan

pengubahan arsip oleh lembaga negara

tanpa melalui prosedur sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini; dan

c. melindungi dan menyelamatkan arsip dan

tempat penyimpanan arsip dari bencana

alam, bencana sosial, perang, sabotase,

spionase, dan terorisme melalui

koordinasi dengan lembaga terkait.

(2) Pemerintah dapat memberikan penghargaan

kepada anggota masyarakat yang berperan

serta dalam kegiatan pelindungan dan

penyelamatan arsip.

(3) Pemerintah dapat memberikan imbalan

kepada anggota masyarakat yang berperan

serta dalam penyerahan arsip yang masuk

dalam kategori DPA.

Pasal 74

Peran serta masyarakat dalam penggunaan arsip

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2)

dilaksanakan melalui pembudayaan penggunaan

dan pemanfaatan arsip sesuai dengan prosedur yang

benar.

Pasal 75

Peran serta masyarakat dalam penyediaan sumber

daya pendukung sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 71 ayat (2) dilaksanakan dengan cara:

a. menggalang . . .

Page 188: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 46 -

a. menggalang dan/atau menyumbangkan dana

untuk penyelenggaraan kearsipan;

b. melakukan pengawasan penyelenggaraan

kearsipan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

c. menjadi sukarelawan dalam pengelolaan dan

penyelamatan arsip sesuai dengan kompetensi

yang dimilikinya.

Pasal 76

Masyarakat dapat menyelenggarakan pendidikan

dan pelatihan kearsipan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 71 ayat (2) sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 77

Organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan

perseorangan menyerahkan arsip statis dari

kegiatan yang didanai dari anggaran negara

dan/atau bantuan luar negeri kepada lembaga

kearsipan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB VIII

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 78

(1) Pejabat dan/atau pelaksana yang melanggar

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 19 ayat (2), Pasal 22 ayat (4), Pasal 24

ayat (4), Pasal 27 ayat (4), Pasal 48 ayat (1),

dan Pasal 60 ayat (3) dikenai sanksi

administratif berupa teguran tertulis.

(2) Apabila . . .

Page 189: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 47 -

(2) Apabila selama 6 (enam) bulan tidak

melakukan perbaikan, pejabat dan/atau

pelaksana sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa

penundaaan kenaikan gaji berkala untuk

paling lama 1 (satu) tahun.

(3) Apabila selama 6 (enam) bulan berikutnya

tidak melakukan perbaikan, pejabat dan/atau

pelaksana sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dikenai sanksi administratif berupa

penundaaan kenaikan pangkat untuk paling

lama 1 (satu) tahun.

Pasal 79

(1) Pejabat dan/atau pelaksana yang melanggar

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 56 ayat (1) dan Pasal 64 ayat (1) dikenai

sanksi administratif berupa teguran tertulis.

(2) Apabila selama 6 (enam) bulan tidak

melakukan perbaikan, pejabat dan/atau

pelaksana sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa

penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji

berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun.

(3) Apabila selama 6 (enam) bulan berikutnya

tidak melakukan perbaikan, pejabat dan/atau

pelaksana sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dikenai sanksi administratif berupa

penurunan pangkat pada pangkat yang

setingkat lebih rendah untuk paling lama

1 (satu) tahun.

Pasal 80 . . .

Page 190: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 48 -

Pasal 80

(1) Pejabat, pimpinan instansi dan/atau

pelaksana yang melanggar ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40

ayat (4), Pasal 42 ayat (1), dan Pasal 43

ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dikenai sanksi

administratif berupa teguran tertulis.

(2) Apabila selama 6 (enam) bulan tidak

melakukan perbaikan, pejabat, pimpinan

instansi dan/atau pelaksana sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi

administratif berupa penurunan pangkat pada

pangkat yang setingkat lebih rendah untuk

paling lama 1 (satu) tahun.

(3) Apabila selama 6 (enam) bulan berikutnya

tidak melakukan perbaikan, pejabat, pimpinan

instansi dan/atau pelaksana sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi

administratif berupa pembebasan dari

jabatan.

BAB IX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 81

Setiap orang yang dengan sengaja menguasai

dan/atau memiliki arsip negara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 33 untuk kepentingan sendiri

atau orang lain yang tidak berhak dipidana dengan

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau

denda paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus

lima puluh juta rupiah).

Pasal 82 . . .

Page 191: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 49 -

Pasal 82

Setiap orang yang dengan sengaja menyediakan

arsip dinamis kepada pengguna arsip yang tidak

berhak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42

ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama

3 (tiga) tahun atau denda paling banyak

Rp125.000.000,00 (seratus dua puluh lima juta

rupiah).

Pasal 83

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjaga

keutuhan, keamanan dan keselamatan arsip negara

yang terjaga untuk kepentingan negara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 42 ayat (3) dipidana dengan

pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau

denda paling banyak Rp25.000.000,00 (dua puluh

lima juta rupiah).

Pasal 84

Pejabat yang dengan sengaja tidak melaksanakan

pemberkasan dan pelaporan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 43 ayat (1) dipidana dengan pidana

penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda

paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah).

Pasal 85

Setiap orang yang dengan sengaja tidak menjaga

kerahasiaan arsip tertutup sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 44 ayat (2) dipidana dengan pidana

penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda

paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima

puluh juta rupiah).

Pasal 86 . . .

Page 192: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 50 -

Pasal 86

Setiap orang yang dengan sengaja memusnahkan

arsip di luar prosedur yang benar sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) dipidana dengan

pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan

denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus

juta rupiah).

Pasal 87

Setiap orang yang memperjualbelikan atau

menyerahkan arsip yang memiliki nilai guna

kesejarahan kepada pihak lain di luar yang telah

ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53

dipidana dengan pidana penjara paling lama

10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 88

Pihak ketiga yang tidak menyerahkan arsip yang

tercipta dari kegiatan yang dibiayai dengan anggaran

negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58

ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama

5 (lima) tahun atau denda paling banyak

Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta

rupiah).

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 89

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)

terhadap kegiatan yang telah terjadi sebelum

berlakunya Undang-Undang ini, mengikuti

ketentuan Undang-Undang ini sejak

diundangkan.

(2) Pada . . .

Page 193: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 51 -

(2) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini,

semua peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan kearsipan dinyatakan tetap

berlaku sepanjang tidak bertentangan atau

belum dikeluarkan peraturan pelaksanaan

baru berdasarkan Undang-Undang ini.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 90

(1) Peraturan pemerintah yang diamanatkan

Undang-Undang ini diselesaikan paling lama

1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang

ini diberlakukan.

(2) Peraturan kepala ANRI yang diamanatkan

Undang-Undang ini diselesaikan paling lama

1 (satu) tahun terhitung sejak Undang-Undang

ini diberlakukan.

Pasal 91

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 32,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2964) dicabut

dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 92

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar . . .

Page 194: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 52 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Undang-Undang ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 23 Oktober 2009

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 23 Oktober 2009

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

PATRIALIS AKBAR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 152

Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT NEGARA RI

Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

Wisnu Setiawan

Page 195: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

PENJELASAN

ATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 43 TAHUN 2009

TENTANG

KEARSIPAN

I. UMUM

Perjuangan dalam upaya mewujudkan dan mencapai cita-cita

nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang terekam dalam

sejarah perjalanan bangsa Indonesia berfungsi sebagai memori kolektif

bangsa. Perjuangan tersebut tercermin dalam upaya yang dilakukan

oleh seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan negara baik melalui

lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, organisasi

kemasyarakatan, organisasi politik, perusahaan, maupun

perseorangan. Memori kolektif bangsa yang merupakan rekaman dari

sejarah perjalanan bangsa tersebut merupakan aset nasional yang

menggambarkan identitas dan jati diri bangsa Indonesia yang

sesungguhnya. Setiap langkah dan dinamika gerak maju bangsa,

masyarakat, dan negara Indonesia ke depan harus didasarkan pada

pemahaman, penghayatan, dan catatan atas identitas dan jati diri

bangsa tersebut yang terekam dalam bentuk arsip.

Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik

dan bersih serta dalam menjaga agar dinamika gerak maju

masyarakat, bangsa, dan negara ke depan agar senantiasa berada pada

pilar perjuangan mencapai cita-cita nasional, arsip yang tercipta harus

dapat menjadi sumber informasi, acuan, dan bahan pembelajaran

masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu setiap lembaga

negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, organisasi politik,

organisasi kemasyarakatan, perusahaan dan perseorangan harus

menunjukkan tanggung jawabnya dalam penyelenggaraan, penciptaan,

pengelolaan, dan pelaporan arsip yang tercipta dari kegiatan-

kegiatannya.

Pertanggungjawaban . . .

Page 196: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 2 -

Pertanggungjawaban kegiatan dalam penciptaan, pengelolaan,

dan pelaporan arsip tersebut diwujudkan dalam bentuk menghasilkan

suatu sistem rekaman kegiatan yang faktual, utuh, sistematis,

autentik, terpercaya, dan dapat digunakan. Untuk mewujudkan

pertanggungjawaban tersebut dibutuhkan kehadiran suatu lembaga

kearsipan, baik yang bersifat nasional, daerah, maupun perguruan

tinggi yang berfungsi mengendalikan kebijakan, pembinaan,

pengelolaan kearsipan nasional agar terwujud sistem penyelenggaraan

kearsipan nasional yang komprehensif dan terpadu.

Dalam rangka mewujudkan sistem penyelenggaraan kearsipan

nasional yang komprehensif dan terpadu, lembaga kearsipan nasional

perlu membangun suatu sistem kearsipan nasional yang meliputi

pengelolaan arsip dinamis dan pengelolaan arsip statis. Sistem

kearsipan nasional berfungsi menjamin ketersediaan arsip yang

autentik, utuh, dan terpercaya serta mampu mengidentifikasikan

keberadaan arsip yang memiliki keterkaitan informasi sebagai satu

keutuhan informasi pada semua organisasi kearsipan.

Penyelenggaraan sistem kearsipan nasional sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari sistem penyelenggaraan kearsipan nasional

akan dapat berjalan secara efektif apabila lembaga kearsipan nasional

didukung oleh suatu sistem informasi kearsipan nasional.

Pembangunan sistem informasi kearsipan nasional dalam kerangka

sistem kearsipan nasional berfungsi untuk menyajikan informasi yang

autentik, utuh, dan terpercaya serta mewujudkan arsip sebagai tulang

punggung manajemen penyelenggaraan negara, memori kolektif

bangsa, dan simpul pemersatu bangsa dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Agar fungsi sistem informasi kearsipan

nasional dapat berjalan secara optimal lembaga kearsipan kearsipan

nasional perlu membentuk jaringan informasi kearsipan nasional

dengan Arsip Nasional Republik Indonesia sebagai pusat jaringan

nasional serta lembaga kearsipan provinsi, lembaga kearsipan

kabupaten/kota, dan lembaga kearsipan perguruan tinggi sebagai

simpul jaringan. Jaringan informasi kearsipan nasional pada lembaga-

lembaga kearsipan berfungsi untuk meningkatkan akses dan mutu

layanan kearsipan kepada masyarakat, kemanfaatan arsip bagi

kesejahteraan rakyat, dan peran serta masyarakat di bidang kearsipan.

Sistem . . .

Page 197: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 3 -

Sistem penyelenggaraan kearsipan nasional yang komprehensif

dan terpadu harus dibangun dengan mengimplementasikan prinsip,

kaidah, norma, standar, prosedur, dan kriteria, pembinaan kearsipan,

sistem pengelolaan arsip, sumber daya pendukung, serta peran serta

masyarakat dan organisasi profesi yang sedemikian rupa, sehingga

mampu merespons tuntutan dinamika gerak maju masyarakat,

bangsa, dan negara ke depan.

Undang-Undang ini diharapkan dapat memberi kejelasan dan

pengaturan mengenai kearsipan, antara lain:

a. pengertian dan batasan penyelenggaraan kearsipan;

b. asas, tujuan, dan ruang lingkup penyelenggaraan kearsipan;

c. sistem kearsipan nasional, sistem informasi kearsipan nasional, dan

jaringan informasi kearsipan nasional;

d. penyelenggaraan kearsipan;

e. pengelolaan arsip;

f. autentikasi;

g. pembinaan kearsipan;

h. organisasi;

i. pendanaan;

j. sumber daya manusia;

k. prasarana dan sarana;

l. pelindungan dan penyelamatan arsip;

m. sosialisasi;

n. peran serta masyarakat dan organisasi profesi; dan

o. sanksi administratif dan ketentuan pidana.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2 . . .

Page 198: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 4 -

Pasal 2

Yang dimaksud dengan “memberikan kepastian hukum” adalah

bahwa Undang-Undang ini memberi landasan hukum bagi semua

aktivitas penyelenggaraan kearsipan dan memberikan kepastian

serta rasa aman bagi para penyelenggara kearsipan.

Pasal 3

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “menjamin ketersediaan arsip yang

autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah” adalah

bahwa penyelenggaraan kearsipan harus dapat menjamin

arsip sebagai rekaman kegiatan atau peristiwa yang dapat

disediakan atau disajikan dalam kondisi autentik dan

terpercaya, sehingga dapat berfungsi sebagai alat bukti yang

sah maupun dapat menjadi sumber informasi dalam

pelaksanaan kegiatan pada masa yang akan datang.

Yang dimaksud dengan “arsip yang autentik” adalah arsip

yang memiliki struktur, isi, dan konteks, yang sesuai dengan

kondisi pada saat pertama kali arsip tersebut diciptakan dan

diciptakan oleh orang atau lembaga yang memiliki otoritas

atau kewenangan sesuai dengan isi informasi arsip.

Yang dimaksud dengan “arsip terpercaya” adalah arsip yang

isinya dapat dipercaya penuh dan akurat karena

merepresentasikan secara lengkap dari suatu tindakan,

kegiatan atau fakta, sehingga dapat diandalkan untuk

kegiatan selanjutnya.

Huruf c . . .

Page 199: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 5 -

Huruf c

Yang dimaksud dengan “pengelolaan arsip yang andal”

adalah pengelolaan arsip yang dilaksanakan berdasarkan

sistem yang mampu menampung dan merespons kebutuhan

perkembangan zaman. Sistem pengelolaan arsip yang andal

memiliki kemampuan: menjaring atau menangkap (capture)

semua arsip dari seluruh kegiatan yang dihasilkan

organisasi; menata arsip dengan cara yang mencerminkan

proses kegiatan organisasi; melindungi arsip dari

pengubahan, pengurangan, penambahan, atau penyusutan

oleh pihak yang tidak berwenang; menjadi sumber utama

informasi secara rutin mengenai kegiatan yang terekam

dalam arsip; dan menyediakan akses terhadap semua arsip

berikut beserta metadatanya.

Huruf d

Yang dimaksud dengan hak-hak keperdataan rakyat

meliputi: hak sosial, hak ekonomi, dan hak politik dan lain-

lain yang dibuktikan dalam arsip misalnya sertifikat tanah,

ijazah, surat nikah, akte kelahiran, kartu penduduk, data

kependudukan, surat wasiat, dan surat izin usaha.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “mendinamiskan penyelenggaraan

kearsipan nasional” adalah bahwa dengan adanya sistem

yang komprehensif dan terpadu penyelenggaraan kearsipan

menjadi lebih dinamis dan terarah.

Huruf f

Yang dimasud dengan “menjamin keselamatan dan

keamanan arsip” adalah bahwa arsip baik secara fisik

maupun informasinya harus dijaga keselamatan dan

keamanannya, sehingga tidak mengalami kerusakan atau

hilang. Arsip perlu dijaga kerahasiaanya dari pengaksesan

oleh pihak yang tidak berhak, karena arsip merupakan bukti

pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Huruf g . . .

Page 200: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 6 -

Huruf g

Yang dimaksud dengan “aset nasional” adalah kekayaan

negara dan masyarakat baik secara ekonomi, sosial, politik,

budaya, maupun aspek kehidupan lain yang terekam dalam

arsip seperti daftar kekayaan negara maupun bukti-bukti

kepemilikan yang harus dilindungi dan dijaga

keselamatannya.

Huruf h

Yang dimaksud dengan “meningkatkan kualitas pelayanan

publik” adalah penyelenggaraan kearsipan yang

komprehensif dan terpadu dengan dukungan sumber daya

manusia yang profesional serta prasarana dan sarana yang

memadai akan meningkatkan kualitas pelayanan publik

dalam memanfaatkan arsip yang dibutuhkan melalui

ketersediaan arsip yang faktual, utuh, sistematis, autentik,

terpercaya, dan dapat digunakan.

Pasal 4

Huruf a

Yang dimaksud dengan asas “kepastian hukum” adalah

penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan berdasarkan

landasan hukum dan selaras dengan peraturan perundang-

undangan, kepatutan, dan keadilan dalam kebijakan

penyelenggara negara. Hal ini memenuhi penerapan asas

supremasi hukum yang menyatakan bahwa setiap kegiatan

penyelenggaraan negara didasarkan pada hukum yang

berlaku.

Huruf b

Yang dimaksud dengan asas “keautentikan dan

keterpercayaan” adalah penyelenggaraan kearsipan harus

berpegang pada asas menjaga keaslian dan keterpercayaan

arsip sehingga dapat digunakan sebagai bukti dan bahan

akuntabilitas.

Huruf c . . .

Page 201: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 7 -

Huruf c

Yang dimaksud dengan asas “keutuhan” adalah

penyelenggaraan kearsipan harus menjaga kelengkapan

arsip dari upaya pengurangan, penambahan, dan

pengubahan informasi maupun fisiknya yang dapat

mengganggu keautentikan dan keterpercayaan arsip.

Huruf d

Yang dimaksud dengan asas “asal-usul” adalah asas yang

dilakukan untuk menjaga arsip tetap terkelola dalam satu

kesatuan pencipta arsip (provenance), tidak dicampur

dengan arsip yang berasal dari pencipta arsip lain, sehingga

arsip dapat melekat pada konteks penciptaannya.

Huruf e

Yang dimaksud dengan asas “aturan asli” adalah asas yang

dilakukan untuk menjaga arsip tetap ditata sesuai dengan

pengaturan aslinya (original order) atau sesuai dengan

pengaturan ketika arsip masih digunakan untuk

pelaksanaan kegiatan pencipta arsip.

Huruf f

Yang dimaksud dengan asas “keamanan” adalah

penyelenggaraan kearsipan harus memberikan jaminan

keamanan arsip dari kemungkinan kebocoran dan

penyalahgunaan informasi oleh pengguna yang tidak berhak.

Yang dimaksud dengan asas “keselamatan” adalah

penyelenggaraan kearsipan harus dapat menjamin

terselamatkannya arsip dari ancaman bahaya baik yang

disebabkan oleh alam maupun perbuatan manusia.

Huruf g

Yang dimaksud dengan asas “keprofesionalan” adalah

penyelenggaraan kearsipan harus dilaksanakan oleh sumber

daya manusia yang profesional yang memiliki kompetensi di

bidang kearsipan.

Huruf h . . .

Page 202: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 8 -

Huruf h

Yang dimaksud dengan asas “keresponsifan”adalah

penyelenggara kearsipan harus tanggap atas permasalahan

kearsipan maupun masalah lain yang berkait dengan

kearsipan, khususnya bila terjadi suatu sebab kehancuran,

kerusakan atau hilangnya arsip.

Huruf i

Yang dimaksud dengan asas “keantisipatifan” adalah

penyelenggaraan kearsipan harus didasari pada antisipasi

atau kesadaran terhadap berbagai perubahan dan

kemungkinan perkembangan pentingnya arsip bagi

kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan

berbagai perubahan dalam penyelenggaraan kearsipan

antara lain perkembangan teknologi informasi, budaya, dan

ketatanegaraan.

Huruf j

Yang dimaksud dengan asas “kepartisipatifan” adalah

penyelenggaraan kearsipan harus memberikan ruang untuk

peran serta dan partisipasi masyarakat di bidang kearsipan.

Huruf k

Yang dimaksud dengan asas “akuntabilitas” adalah

penyelenggaraan kearsipan harus memperhatikan arsip

sebagai bahan akuntabilitas dan harus bisa merefleksikan

kegiatan dan peristiwa yang direkam.

Huruf l

Yang dimaksud dengan asas “kemanfaatan” adalah

penyelenggaraan kearsipan harus dapat memberikan

manfaat bagi kehidupan bermasyarat, berbangsa, dan

bernegara.

Huruf m

Yang dimaksud dengan asas “aksesibilitas” adalah

penyelenggaraan kearsipan harus dapat memberikan

kemudahan, ketersediaan dan keterjangkauan bagi

masyarakat untuk memanfaatkan arsip.

Huruf n . . .

Page 203: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 9 -

Huruf n

Yang dimaksud dengan asas “kepentingan umum” adalah

penyelenggaraan kearsipan dilaksanakan dengan

memperhatikan kepentingan umum dan tanpa diskriminasi.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Yang dimaksud dengan “pelindungan dan penyelamatan

arsip” adalah negara menyelenggarakan pelindungan dan

penyelamatan arsip yang dinyatakan sebagai arsip milik

negara, baik terhadap arsip yang keberadaanya di dalam

maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagai bahan pertanggungjawaban nasional dari

kemungkinan kehilangan, kerusakan arsip yang disebabkan

oleh faktor alam, biologi, fisika dan tindakan terorisme,

spionase, sabotase, perang dan perbuatan vandalisme

lainnya. Pelindungan dan penyelamatan dilakukan baik

bersifat preventif maupun kuratif.

Huruf h . . .

Page 204: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 10 -

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j

Pendanaan yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan

kearsipan bersumber dari APBN, APBD, bantuan luar negeri,

dan/atau bantuan masyarakat.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16 . . .

Page 205: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 11 -

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Arsip perguruan tinggi dibentuk untuk menyelamatkan

arsip penting yang berkaitan dengan bukti status

intelektualitas serta pengembangan potensi yang

melahirkan inovasi dan karya-karya intelektual

lainnya, yang berkaitan dengan fungsi perguruan tinggi

sebagai lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan

pengabdian masyarakat.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 17

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Berkaitan dengan tugas pengelolaan arsip inaktif, bagi

lembaga yang lingkup tugasnya meliputi kawasan seluruh

tanah air dimungkinkan membentuk unit kearsipan sebagai

terminal penyimpanan arsip inaktif secara berjenjang sesuai

dengan kebutuhan.

Ayat (3) . . .

Page 206: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 12 -

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “arsip berskala nasional” adalah

arsip dari kegiatan atau peristiwa yang dihasilkan pencipta

arsip yang memiliki yurisdiksi kewenangan secara nasional

dan/atau memiliki pengaruh terhadap kepentingan nasional.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan ”perusahaan” adalah termasuk

BUMN dan perusahaan swasta yang berskala nasional.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22 . . .

Page 207: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 13 -

Pasal 22

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan perusahaan adalah BUMD

provinsi dan perusahaan swasta berskala provinsi.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Pasal 23

Huruf a

Untuk efisiensi dan efektivitas pengelolaan arsip inaktif di

pemerintahan daerah provinsi, arsip daerah provinsi hanya

bertugas mengelola arsip inaktif yang memiliki retensi

sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun yang berasal dari

satuan kerja perangkat daerah dan penyelenggara

pemerintahan daerah provinsi. Untuk arsip inaktif yang

memiliki retensi di bawah 10 (sepuluh) tahun

pengelolaannya masih menjadi tanggung jawab unit

kearsipan di setiap satuan kerja perangkat daerah dan

penyelenggara pemerintahan daerah provinsi.

Huruf b . . .

Page 208: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 14 -

Huruf b

Cukup jelas.

Pasal 24

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat(2)

Cukup jelas.

Ayat(3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan perusahaan adalah BUMD

kabupaten/kota dan perusahaan swasta berskala

kabupaten/kota.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Pasal 25 . . .

Page 209: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 15 -

Pasal 25

Huruf a

Untuk efisiensi dan efektivitas pengelolaan arsip inaktif di

pemerintahan daerah kabupaten/kota, arsip daerah

kabupaten/kota hanya bertugas mengelola arsip inaktif yang

memiliki retensi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun

yang berasal dari satuan kerja perangkat daerah dan

penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota. Untuk

arsip inaktif yang memiliki retensi di bawah 10 (sepuluh)

tahun pengelolaannya masih menjadi tanggung jawab unit

kearsipan di setiap satuan kerja perangkat daerah dan

penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Huruf b

Cukup jelas.

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Ayat (1)

Yang dimaksud “perguruan tinggi” adalah perguruan tinggi

sebagaimana dimaksud dalam undang-undang di bidang

pendidikan adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan

oleh Pemerintah.

Ayat (2)

Yang diwajibkan membentuk arsip perguruan tinggi adalah

perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah,

sedangkan pembentukan arsip perguruan tinggi di

lingkungan perguruan tinggi swasta diserahkan kepada

kebijakan internal perguruan tinggi yang bersangkutan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4) . . .

Page 210: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 16 -

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “peran dan kedudukan hukum

arsiparis” adalah yang berhubungan dengan fungsi dan

peran dalam kegiatan kearsipan sejak penciptaan

sampai dengan penyusutan dan akuisisi sampai

dengan pemanfaatan arsip, serta kegiatan lainnya,

yang dilindungi secara sah oleh peraturan perundang-

undangan.

Huruf d

Yang dimaksud dengan ”jaminan kesehatan dan

tunjangan profesi untuk sumber daya manusia

kearsipan” adalah yang berhubungan dengan risiko

penyakit dan gangguan kesehatan pada pengelola

arsip, sedangkan tunjangan profesi perlu diberikan

kepada arsiparis sesuai dengan kompetensinya serta

diberikan melalui standar dan kelulusan sertifikasi

arsiparis.

Ayat (3) . . .

Page 211: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 17 -

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 31

Yang dimaksud dengan “standar kualitas dan spesifikasi

prasarana dan sarana kearsipan” adalah ketentuan standar

tentang kualitas, bahan, bentuk, ukuran, jenis, dan lain-lain yang

dijadikan acuan atau pedoman dalam pengadaan dan penggunaan

prasarana dan sarana kearsipan.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Yang dimaksud dengan “arsip milik negara” adalah arsip yang

berasal dari lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga

pendidikan negeri, BUMN dan/atau BUMD, termasuk arsip yang

dihasilkan dari semua kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak

yang didanai oleh sumber dana negara.

Pasal 34

Ayat (1)

Dalam melindungi dan menyelamatkan arsip negara yang

keberadaannya di luar negeri, ANRI melakukan upaya-upaya

dengan melibatkan perwakilan Republik Indonesia di luar

negeri.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “kontrak karya” dalam ketentuan ini

adalah kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam

peraturan perundang-undangan, termasuk di bidang energi

dan sumber daya mineral.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4) . . .

Page 212: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 18 -

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “kegiatan pelindungan dan

penyelamatan arsip” adalah ANRI berkoordinasi dengan

lembaga lain yang terkait sesuai dengan fungsi dan tugas

instansi terkait berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

Ayat (5)

Penyelamatan arsip akibat bencana mengikuti mekanisme

yang telah diatur dalam undang-undang tentang

penanggulangan bencana.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “kegiatan kearsipan tertentu” adalah

kegiatan yang pendanaannya bersumber dari dana

dekonsentrasi, dana pembantuan, dana alokasi khusus,

dan/atau dana alokasi umum yang diarahkan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40 . . .

Page 213: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 19 -

Pasal 40

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “sistematis” adalah sistem

pengelolaan arsip harus dapat menciptakan sampai

dengan menyusutkan arsip secara sistematis.

Pelaksanaan penciptaan sampai dengan penyusutan

arsip harus tersistematisasi melalui desain dan

pengoperasian sistem pengelolaan arsip dan sistem

kerja.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “utuh” adalah sistem

pengelolaan arsip dilakukan dengan tindakan kontrol

seperti pemantauan akses, verifikasi pengguna, serta

otorisasi pemusnahan dan pengamanan yang

dilakukan untuk mencegah akses, pengubahan, dan

pemindahan arsip oleh pengguna yang tidak berhak.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “menyeluruh” adalah sistem

pengelolaan arsip harus dikelola sebagai hasil dari

berbagai kegiatan yang lengkap bagi kebutuhan

organisasi atau unit kerja yang mengelola arsip.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “norma, standar, prosedur, dan

kriteria” adalah sistem pengelolaan arsip harus dikelola

sesuai dengan ketentuan-ketentuan pelaksanaan

kegiatan, dan peraturan perundang-undangan,

termasuk norma, standar, prosedur, dan kriteria teknis

yang terkait.

Ayat (2) . . .

Page 214: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 20 -

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 41

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “struktur” adalah bentuk (format

fisik) dan susunan (format intelektual) arsip yang diciptakan

dalam media sehingga memungkinkan isi arsip

dikomunikasikan.

Yang dimaksud dengan “isi” adalah data, fakta, atau

informasi yang direkam dalam rangka pelaksanaan kegiatan

organisasi ataupun perseorangan.

Yang dimaksud dengan “konteks” adalah lingkungan

administrasi dan sistem yang digunakan dalam penciptaan

arsip.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43 . . .

Page 215: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 21 -

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Untuk kepentingan pelindungan penyelenggaraan

negara penutupan akses dapat dilakukan oleh pencipta

arsip selanjutnya pencipta arsip yang bersangkutan

berkoordinasi dengan kementerian yang membidangi

urusan luar negeri sesuai dengan ruang lingkup fungsi

dan tugasnya.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

Cukup jelas.

Ayat (2) . . .

Page 216: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 22 -

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3) . . .

Page 217: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 23 -

Ayat (3)

Kewajiban penyerahan arsip statis oleh satuan kerja

perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah

provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat ini dilakukan

dalam kedudukannya sebagai unit pengolah pada

pemerintahan daerah dan dilakukan atas nama

pemerintahan daerah provinsi.

Ayat (4)

Kewajiban penyerahan arsip statis oleh satuan kerja

perangkat daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah

kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat ini

dilakukan dalam kedudukannya sebagai unit pengolah pada

pemerintahan daerah dan dilakukan atas nama

pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Ayat (5)

Kewajiban penyerahan arsip statis oleh satuan kerja

perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat ini

dilakukan dalam kedudukannya sebagai unit pengolah pada

perguruan tinggi dan dilakukan atas nama perguruan tinggi.

Ayat (6)

Yang dimaksud dengan “perusahaan” adalah termasuk

BUMN dan BUMD serta perusahaan swasta yang memiliki

arsip bernilai guna pertanggungjawaban nasional.

Ayat (7)

Cukup jelas.

Ayat (8)

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56 . . .

Page 218: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 24 -

Pasal 56

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “identifikasi” adalah cara

menganalisis fungsi dan tugas organisasi dan arsip

yang tercipta dari pelaksanaan fungsi dan tugas

organisasi sehingga dapat dikenali arsip-arsip yang

dinilai vital bagi organisasi.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “pelindungan dan

pengamanan” adalah upaya dan tindakan untuk

mencegah kerusakan arsip sebelum dan pada saat

terjadi bencana.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “penyelamatan dan pemulihan”

adalah upaya dan tindakan untuk pemeliharaan dan

perawatan arsip pascabencana.

Ayat( 3)

Cukup jelas.

Pasal 57

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “anggaran negara” adalah anggaran

yang teralokasikan dalam APBN atau APBD.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59 . . .

Page 219: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 25 -

Pasal 59

Cukup jelas.

Pasal 60

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “verifikasi secara langsung” adalah

verifikasi terhadap arsip yang tercantum dalam JRA yang

berketerangan dipermanenkan.

Yang dimaksud dengan “verifikasi secara tidak langsung”

adalah verifikasi terhadap arsip khususnya arsip negara

yang belum tercantum dalam JRA tetapi memiliki nilai guna

kesejarahan dengan didukung oleh bukti-bukti berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 61

Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup jelas.

Pasal 63

Cukup jelas.

Pasal 64

Cukup jelas.

Pasal 65

Cukup jelas.

Pasal 66 . . .

Page 220: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 26 -

Pasal 66

Cukup jelas.

Pasal 67

Cukup jelas.

Pasal 68

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan ”autentikasi arsip statis” adalah

pernyataan tertulis atau tanda yang menunjukkan bahwa

arsip statis yang bersangkutan adalah asli atau sesuai dengan

aslinya.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 69

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “dukungan pembuktian” adalah

usaha-usaha penelusuran dan pengungkapan serta pengujian

terhadap arsip yang akan diautentikasi.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “kemandirian dan integritasnya”

adalah lembaga kearsipan harus menjaga netralitasnya dalam

penetapan autentisitas dan tidak menyandarkan pembuktian

pada instansi dan/atau pihak yang mempunyai kepentingan

tertentu yang dapat menciderai kualitas pembuktian.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 70

Cukup jelas.

Pasal 71 . . .

Page 221: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 27 -

Pasal 71

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “masyarakat” adalah sebagian,

sekelompok, suatu komunitas tertentu, dan/atau masyarakat

umum baik yang terhimpun dalam suatu wadah organisasi

maupun yang tidak terhimpun dalam organisasi.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “peran serta masyarakat di bidang

pendidikan dan pelatihan kearsipan” adalah masyarakat

dapat membentuk lembaga pendidikan kearsipan, baik secara

sendiri-sendiri maupun bekerja sama dengan pihak terkait.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 72

Huruf a

Yang dimaksud dengan “menciptakan arsip atas kegiatan

yang dapat mengakibatkan munculnya hak dan kewajiban”

adalah senantiasa menciptakan arsip (perseorangan,

keluarga, organisasi politik, dan organisasi kemasyarakatan)

atas berbagai aktivitas atau kegiatan yang dilakukan sehingga

menumbuh dan mengembangkan budaya sadar arsip pada

masyarakat dan dapat melindungi masyarakat atas hak-hak

keperdataan, hak atas kekayaan intelektual, dan mendukung

ketertiban administrasi pemerintahan dalam rangka

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “menyimpan dan melindungi arsip”

adalah memelihara arsip yang dimilikinya sesuai dengan

kaidah dan standar kearsipan sehingga arsip tersebut dapat

terlindungi dan senantiasa dapat digunakan dalam rangka

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pasal 73 . . .

Page 222: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 28 -

Pasal 73

Ayat (1)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “menyerahkan arsip statis

kepada lembaga kearsipan” adalah menyerahkan arsip

statis yang dimiliki untuk dikelola oleh lembaga

kearsipan nasional, provinsi, atau kabupaten/kota.

Tanpa melepaskan asal-usul penciptanya, arsip tersebut

menjadi khazanah lembaga kearsipan dan sebagai

memori kolektif untuk dimanfaatkan bagi kepentingan

publik.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “melaporkan kepada lembaga

kearsipan” adalah melaporkan tindakan melawan

hukum tersebut kepada lembaga kearsipan nasional,

provinsi, dan kabupaten/kota.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “melindungi dan

menyelamatkan arsip dan tempat penyimpanan arsip”

adalah melakukan upaya dan tindakan penyelamatan

secara terkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yang

memiliki kewenangan dan kompetensi, sehingga

penyelamatan arsip dapat dilaksanakan dengan efisien

dan efektif.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 74

Cukup jelas.

Pasal 75 . . .

Page 223: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 29 -

Pasal 75

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “menjadi sukarelawan dalam

pengelolaan dan penyelamatan arsip” adalah berperan serta

dan berpartisipasi dalam kearsipan sesuai dengan

kompetensi yang dimilikinya, seperti bidang teknologi

informasi dan komunikasi, pengelolaan arsip, dan

pelestarian arsip, khususnya ketika terjadi bencana

kearsipan.

Pasal 76

Cukup jelas.

Pasal 77

Cukup jelas.

Pasal 78

Cukup jelas.

Pasal 79

Cukup jelas.

Pasal 80

Cukup jelas.

Pasal 81

Cukup jelas.

Pasal 82

Cukup jelas.

Pasal 83 . . .

Page 224: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

- 30 -

Pasal 83

Cukup jelas.

Pasal 84

Cukup jelas.

Pasal 85

Cukup jelas.

Pasal 86

Cukup jelas.

Pasal 87

Cukup jelas.

Pasal 88

Cukup jelas.

Pasal 89

Cukup jelas.

Pasal 90

Cukup jelas.

Pasal 91

Cukup jelas.

Pasal 92

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5071

Page 225: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

Draft Wawancara Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis bagian Administrasi

Perkantoran di Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan

Umum Republik Indonesia

Nama Informan : Hajar Maruf, S.Sos

Jabatan : Kepala Sub Bagian Kearsipan

Tempat Wawancara : Bagian Administrasi Perkantoran di Biro Umum Sekretariat

Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia

Waktu Wawancara : 29 Mei 2015

Peneliti : Saya mau bertanya tentang sistem pengelolaan arsip dinamis ini

bagian administrasi di Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum.

Pertanyaan saya yang sesuai dengan indikator penilaian dengan

sistem pengelolaan arsip dinamis ini. Nah, di dalam pengelolaan

arsip dinamis ini apakah ada penciptaan dan penerimaan yang

sesuai dengan sub bagian indikator ini pak?

Informan : Dalam Penciptaan dan Penerimaan arip ini di dalam sub bagian

menggolongkan arsip dinamis ini yang dimaksud kan itu

klasifikasi,ada juga pedoman klasifikasi arsip di Department

Pekerjaan Umum, jadi kita memakai pedoman klasifikasi yang

Page 226: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

sudah ada dalam peraturan Mentri Pekerjaan Umum.

Mendistribusikan arsip dinamis, baik secara internal dan eksternal

dengan cepat ini khususnya distribusi surat, disini ada bagian sub

distribusi lancar-lancar saja malah disini pakai elektronik, data

dimasukin lalu jika orang tanya untuk mencari surat, lalu dicari

ada dalam sistem itu terdapat tanggal surat masuk dan perihal.

Peneliti : Dengan cara TNDE itu bukan?

Informan : Ya, disitu masi lokal karena belum dibuat link dipublikasi tapi

bisa ditanyakan langsung melalui telephone dengan cara “pak

saya kan cuman hanya sesaat distribusi ini ada surat dari pos

ditujukan kepada salah direktorat lalu direktorat tim yang untuk

bertugas mengambil surat itu sudah ada, jadi tiap hari ambil surat

masuk. Kadang satu dua ada yang perlu ditanyakan ada surat dari

parlemen jadi saat pengirim itu mengirim surat dia sudah

telephone kepada yang bersangkutan yang menerima, akhirnya

yang menerima belum dapat, lalu dia tanya kepada sub bagian

distribusi apa sudah ada belumnya surat itu. Distribusi ini tidak

ada masalah, internal masuk eksternal pun masuk tapi kalo ada

surat-surat penting ya kadang-kadang dikirim melalui curer

ditujukan kepada kepala Biro Umum langsung masuk ke bagian

Biro Umum cepat dan tidak ada masalah. Dengan cara info cepat

dan petugasnya setiap hari datang.

Page 227: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

Peneliti : Mencatat surat pada buku agenda surat masuk dan surat keluar?

Informan : Ya, surat masuk langsung dicatat di komputer TNDE misalnya

surat masuk yang tujuan kepada Kepala Biro Umum langsung

masuk di TNDE. lalu diterima, dan sudah didisposisi oleh kepala

biro bisa dilihat di handphone surat yang sudah didisposisikan.

Jadi melalui handphone distribusinya dari kepala biro umum

kepada ke kepala bagian administrasi perkantoran bisa lihat

surat-surat masuk untuk saya yang sudah didisposisi dari pak

kepala bagian biro umum melalui email. Semua persuratan di

Kementrian Pekerjaan Umum ini sudah begitu. Jadi ada surat

konsep jadi bisa merubah di TNDE jadi sudah canggih disini.

Peneliti : Dalam sub bagian penerimaan, apakah merespon dengan cepat

dan teliti mengenai arsip ?

Informan : Respon dengan cepat nya itu dengan TNDE seperti yang saya

sudah bilang yang surat masuk kepada kepala Biro umum

didisposisi kepala Biro umum surat datang dikasi surat lembar

disposisi sudah dicatat masukkan di komputer itu tadi. Jadi sistem

nya begini ada surat masuk dari luar ke kepada Biro Umum lalu

dicatat dimasukkan dalam TNDE, dalam TNDE di isi dulukan

data awalnya perihal tetapi belum didisposisikan di scan lalu

masuk kedalam kepemimpinan nanti dituliskan disposisi nya

Page 228: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

kembali ke sekretaris disposisi nya ditulis di surat masuk

langsung dikirim kepada tujuan pada surat itu lalu masuk ke

handphone nya masing-masing melalui TNDE itu ke email di

handphone. Jada ada notifikasi yang diingatkan disitu ada.

Peneliti : Surat masuk atau surat keluar dicatat di buku agenda selain itu

apa dicatat dikomputer atau tidak?

Informan : Kalau yang distribusi langsung dicatat dikomputer, sekarang

buku agenda itu buat ke pengirim jadi kalau di buku agenda lagi

2x kerja. Nah kalau surat keluar nya baru pake agenda, dikirim-

kirimkan pakai buku agenda nanti di agendakan dengan

penomoran lalu dikirim dengan buku pengiriman.

Peneliti : Bagian sub ke II yaitu penyimpanan apa sesuai dengan lingkup

organisasi?

Informan : Jadi kalau arsip aktif masih di bagian administrasi perkantoran,

nanti transisi aktif dikirim di Kintaka di gedung citereup.

Peneliti : Menemukan kembali arsip dinamis dengan cepat itu

menggunakan sistem TNDE atau dengan buku agenda?

Informan : Tergantung yang dicari arsip apanya, apakah mau mencari arsip

aktif atau in aktif, kalau arsip aktif misalnya dia mau mencari

surat masuk ke kepala Biro Umum kan sudah masuk semuanya

Page 229: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

jadi sudah gampang dicari di box atau sesuai dengan klasifikasi

nya. Kalau arsip aktif fisik arsip nya kan ada informasi arsipnya

arsip bentuk yang bisa diliat doang dan ada bentuk fisiknya

disetiap bagian-bagian itu ada dimeja belakang jadi cepat

dilihatnya bisa dilihat di buku daftar arsip. Dan sudah di

klasifikasinya yg sudah ada di box nya. Setiap tahunnya arsip

yang sudah in aktif dikirim di Kintaka citerep. Dalam

pemeliharaan setiap setahun 2x fumigasi. Arsip aktif ada ruangan

nya baru, dulu penyimpanan arsip aktif ada disetiap bagian dan

sekarang ada ruangan khusus untuk penyimpanan arsip aktif jadi

semua arsip Biro ada disatu tempat di ruangan itu, supaya untuk

menghindari banyak duplikasi jadi yang disitu hanya asli saja.

Begitu surat masuk datang dari luar disimpan di staf kepada

kepala Biro Umum, Kepala Biro Umum ada sentral file disitu.

Kedepan pola nya begitu, ada sentral file jadi yang bikin copy nya

saja begitu surat nya dijawab, jawab digabung di sentral file yang

copy-copy lain dibuang. Maka praktis sistem nya jadi yang akan

datang tidak ada nya tumpuk-tumpukan surat dimeja. Jadi dari sisi

tata ruangan nya lebih bagus, rapih dan sehat.

Peneliti : Kalau mau melihat surat aktif kita harus minta izin ke

petugasnya?

Page 230: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

Informan : Ya tergantung, kalau internal kita saja langsung ke petugasnya

saja. Kalau dari luar harus pakai surat keperluannya apa, lembaga

nya apa, kepentingannya apa. Kalau sifat nya informasi, apa surat

saya sudah masuk atau belum, disposisi nya gimana, ya bisa

dilihat di TNDE nanti bisa di print kan. Kalau pakai buku agenda

kan tidak bisa dilihat cuman bisa dengan omongan saja nah kalau

pakai TNDE kan bisa bilang sudah masuk pak disposisi nya

diterima itu yang boleh. Kalau yang rahasia tidak boleh, kalau

yang tidak rahasia boleh di printkan. Sudah lama kita

menggunakan sistem itu jadi tidak menggunakan buku agenda.

Nah ini baru-baru kita punya sudah dikeluarkan klasifikasi yang

tadi saya bicarakan. Surat, disposisi langsung Mentri, pak Sekjen,

pak Sekjen begitu surat dari Mentri turun ke Sekjen, Pak sekjen

bisa sudah terima suratnya. Kita ada website PU disitu ada TNDE

jika di klik ada password nya dengan menggunakan password

saya, sudah terdaftar id saya dan bisa menggunakan. Jadi di

website PU di TNDE bisa dikoreksi surat masuk dengan konsep

yang diinginkan.

Peneliti : Dalam melakukan penyusutan ini apakah ada tim penilaian?

Informan : Ya ada tim nya, ini kan tidak setiap saat penilaian. Kalau ada

usulan ingin melakukan penyusutan atau pemusnahan biasa dia

melakukan pembentukan tim di unit itu. Tim penilaian, mana

Page 231: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

arsip yang akan dinilai arsip nya dari daftar arsip tim yang mana

harus masi diperlukan atau masih yang tidak perlukan sesuai

dengan JRA.

Peneliti : Setahun berapa kali arsip dinamis diserahkan ke ANRI?

Informan : Tidak rutin, jadi dilihat berdasarkan JRA nya. Lalu kita bikin tim

penyerahan terus tim itu bekerja baru dilaporkan ke ANRI. Ini

baru di data untuk diserahkan.

Peneliti : apakah perlengkapan sesuai dengan standar ?

Informan : perlengkapan kita standar ada nya rool O’pac, box arsip,

scanner, printer, komputer, ruang penyimpan arsip, rak

penyimpanan arsip, meja dan kursi pemilah arsip, lemari besi

arsip tahan api, tempat embarkasi arsip, penyedot debu, trolly,

tempat tidur petugas (mess).

Peneliti : berapa kali dalam melakukan perawatan dalam perlengkapan?

Informan : rutin, melakukan tindakan langsung dalam terjadi kerusakan

dalam perlengkapan

Peneliti : Apakah setiap tahun anggaran untuk arsip itu ada, berapa jumlah

anggaran tiap tahunnya?

Informan : Setiap tahun anggaran ada khususnya untuk arsip ini. anggaran

pengelolaan arsip ada,anggaran perawatan gedung ada, anggaran

Page 232: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

pemeliharaan arsip ada, tunjangan-tunjangan kesejahteraan ada,

tingkat kesehatan ada untuk kesehatan pegawainya. Fasilitas

penunjang yang memadai ada yaitu kantor gedung Kintaka, rak

penyimpanan boks arsip, lemari besi arsip tahan api, ruang rapat,

meja dan kursi untuk pemilahan arsip, tempat embarkasi arsip,

mess kintaka, olahraga,senam dan lain-lain.Dan disana pun ada

satpam, dan pegawai kebersihan taman, pegawai kebersihan arsip,

kebersihan mess ada. Arsip aktif pun kan terawat jadi bisa

dipantau oleh pegawainya dan setiaphari dibersihkan oleh petugas

kebersihan jadi ringan tidak mengeluarkan biaya. Dalam sistem

pengamanan nya ada kunci ruangan yang berlapis.

Peneliti : Apakah disini merekrut pegawai yang memiliki bidang

kearsipan?

Informan : Kita selalu didik sendiri, terus kita sekolahain kalaupun ada

diklat. Tapi disini pegawai yang harian aja bukan PNS, OB saja

disuruh bisa untuk menata arsip. Saya perdayakan begitu, kalau

saya menghandalkan arsiparis tidak cukup, arsiparis kan

persyaratan pegawai negri tidak setiap tahun pegawai negri

adanya arsiparis dan tidak setiap tahun kita mendapatkan jatah

arsiparis kalau mengharapkan itu tidak selesai pekerjaan saya.

Jadi, bagaimana saya bisa mengoptimalkan. Karena kurang nya

Page 233: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

orang pegawai jadi saya menyuruhkan OB untuk membantu

dalam menata arsip ini.

Penelitian : Dalam ini apakah ada dasar hukum dan SOP dalam pengelolaan

arsip dinamis?

Infoman : Dasar hukum disini ada lengkap susuai dengan Undang-Undang

Kementrian Pekerjaan Umum dan membuat kebijakan SOP disini

pun lengkap dan disini pun ada buku-buku SOP nya. Pada setiap

tahun bikin kita SOP dan bisa merefisi SOP karena kan situasi

nya berubah.

Page 234: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI
Page 235: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI
Page 236: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI
Page 237: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI
Page 238: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI
Page 239: SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ANNISA NURULITA. Lahir di Jakarta, 22 Mei 1993. Anak

kedua dari tiga bersaudara, ayahanda Chaidir Anwar dan

ibunda Rosmala. Bertempat tinggal di Jalan Pramuka Jaya III

RT.06 RW.04 No.6 Utan Kayu Utara Jakarta Timur.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis, antara lain:

pendidikan pra sekolah: Kelompok Bermain (1996-1998) dan

TK Fajar, Jakarta Timur (1998-1999). Pendikan dasar dan

menengahnya SDS Perguruan Rakyat 3, Jakarta Timur (1999-2005). Selanjutnya,

penulis meneruskan sekolah ke SMPN 118 Jakarta Pusat (2005-2008). Kemudian,

penulis melanjutkan ke SMAN 20 Jakarta Pusat (2008-2011). Pada tahun 2011

penulis memilih Program Studi Ilmu Perpustakaan FAH UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai pilihan pertamanya sebagai tempat kuliah. Dan, menulis skripsi

dengan judul Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis bagian Administrasi Perkantoran di

Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia.

Semasa kuliah penulis memanfaatkan waktu liburan antar semesternya dengan

bekerja di tempat yakni: Perpustakaan CSRC di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2013). Melakukan Praktek Kerja Lapangan di Divisi Pengamanan dan Pengaturan

Kearsipan Bank Indonesia Jakarta (2014), melakukan Praktek Kerja Lapangan di

Administrasi Perkantoran bagian Biro Umum Kementrian Pekerjaan Umum (2015),

dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa/Kelurahan Kramat Pakuhaji

Tangerang (2014).