Sirosis Hati Vifin Blok 17

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    1/34

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    2/34

    2

    Pembahasan

    Sirosis

    Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir

    fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari

    arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat

    nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan

    ikat, distorsi jaringan vascular dan regenerasi nodularis parenkim hati.1

    Sirosis hati secara klinis dibagi menjadi sirosis hati kompensata yang berarti

    belum adanya gejala klinis yang nyata dan sirosis hati dekompensata yang ditandai

    gejala gejala dan tanda klinis yang jelas. Sirosis hati kompensata merupakan

    kelanjutan dari proses hepatitis kronik dan pada satu tingkat tidak terlihat

    perbedaannya secara klinis. Hal ini hanya dapat dibedakan melalui pemeriksaan

    biopsi hati.1,2

    Anamnesa

    Ada 6 aspek penting dalam anamnesis yang baik, yaitu :

    Identitas Pasien, yaitu Nama lengkap, Tempat/tanggal lahir, Status perkawinan,Pekerjaan, Alamat, Jenis kelamin, Umur, Agama, Suku bangsa, dan pendidikan.

    Keluhan Utama, yaitu keluhan paling utama yang menyebabkan pasien

    memutuskan untuk periksa ke dokter.

    Riwayat penyakit sekarang, berupa :

    o Kapan mulai muncul gangguan tersebut

    o Frekuensi serangan

    o

    Sifat serangan, akut/kronis/intermittento Durasinya, lama menderitanya

    o Sifat sakitnya, sakitnya seperti apa

    o Lokasinya, dimana letak pasti skaitnya, apakah disitu saja atau berpindah-

    pindah

    o Perjalanan penyakitnya, riwayat pengobatan sebelumnya

    o Hubungan dengan fungsi fisiologis yang lain, adakah gangguan fisiologis

    yang lain, yang ditimbulkan oleh gangguan tidur, banyaknya keringat yang

    keluar dsb

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    3/34

    3

    o Akibat yang timbul, masih dapat bekerja, atau hanya tiduran saja

    Riwayat penyakitdahulu, yakni :

    1. Mengenai kemungkinan adanya riwayat penyakit sebelumnya. Pernakah

    pasien menderita keluhan yang sama di waktu-waktu dahulu, atau keluhan

    yang mirip dengan yang sekarang dirasakan.

    2. Mengenai kemungkinan riwayat penyakit yang pernah diderita dengan

    melihat diagnosis banding penyakit yang sekarang ini.

    3. Kemungkinan pasien menderita penyakit yang serius di waktu-waktu yang

    lain. Apakah pasien pernah dirawat inap di rumah sakit, sebelumnya.

    Riwayat kesehatan Keluarga, menanyakan keadaan anggota keluarga mulai

    dari umur, jenis kelamin, keadaan kesehatan (masih hidup/ meninggal), jika

    masih hidup sehat/sakit apa, jika sudah meninggal apa penyebab meninggalnya.

    Riwayat penyakit menahun keluarga, apakah pasien atau ada anggota keluarga

    pasien yang menderita penyakit misalnya alergi, asma, tuberculosis, arthritis,

    hipertensi, jantung, ginjal, lambung, kencing manis(DM), penyakit liver, stuke

    dll.1

    Selain itu juga ditanyakan :

    1. Tanyakan apakah pasien mengalami nyeri pada bagian perut?

    2. Jika ada, dimana Lokasi nyerinya?

    3. Sejak kapan?

    4. Onset dan Intensitas Nyeri : bagaimana mulai timbulnya serangan nyeri?

    a. Secara tiba-tiba?

    b.

    Secara cepat menjadi hebat?

    c. Atau secara bertahap rasa nyeri makin bertambah?

    Intensitas nyeri, apakah pasien tadinya sehat tiba-tiba merasakan nyeri perut

    hebat? Hal ini dapat disebabkan oleh adanya sumbatan, perforasi atau puntiran.

    Untuk nyeri yang secara bertahap bertambah intensitasnya disebabkan oleh

    proses inflamasi, misalnya pada kolesistitis akut atau pancreatitis akut.

    5. Ada muntah/tidak?

    6.

    Peminum alkohol atau tidak?

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    4/34

    4

    Pemeriksaan fisik

    Temuan klinis

    Sirosis meliputi, spider angio maspider angiomata atau spider telangiektasi, suatu

    lesi vascular yang dikelilingi beberapa vena vena kecil. Tanda ini sering

    ditemukan di bahu, muka dan lengan atas. Mekanisme terjadinya tidak diketahui,

    ada anggapan dikaitkan dengan peningkatanrasio estradiol atau testiteron bebas.

    Tanda ini juga bias ditemukan selama hamil, malnutrisi berat, bahkan ditemukan

    pula pada orang sehat, walau umumnya ukuran lesi kecil.1

    Hati : perkiraan besar hati, biasa hati membesar pada awal sirosis, bila hati

    mengecil artinya, prognosis kurang baik. Besar hati normal selebar telapak

    tangannya sendiri (7-10 cm). Pada sirosis hati, konsistensi hati biasanya

    kenyal/firm, pinggir hati biasanya tumpul dan ada sakit pada perabaan hati.

    Gambar. 1 Perbedaan hati normal dan sirosis3

    Limpa: pembesaran limpa diukur dengan 2 cara :

    Schuffner : hati membesar ke medial dan kebawah menuju umbilikus (SI-IV)

    dan dari umbilikus ke SIAS kanan (SV-VIII).

    Perut & ekstra abdomen: pada perut diperhatikan vena kolateral dan ascites.

    Manifestasi diluar perut: perhatikan adanya spider navy pada tubuh bagian

    atas, bahu, leher, dada, pinggang, caput medussae, dan tubuh bagian bawah.

    Perlu diperhatikan adanya eritema palmaris, ginekomastia, dan atrofi testis

    pada pria. Bisa juga dijumpai hemoroid.

    Eritema Palmaris, warna merah saga pada thenar dan hipotenar telapak

    tangan. Hal ini juga dikaitkan dengan perubahan metaboisme hormon

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    5/34

    5

    estrogen. Tanda ini juga tidak spesifik pada sirosis. Ditemukan pula pada

    kehamilan, arthritis rheumatoid, hipertiroidisme dan keganasan hematologi.

    Gambar.2 Eritema palmaris pada sirosis3

    Perubahan kuku

    kuku Muchrche,berupa pita putih horizontal dipisahkan

    dengan warna normal kuku. Mekanismenya jga belum diketahui, diperkirakan

    akibat hipoalbuminemia yang lain seperti sindrom nefrotik.

    Jari gada, lebih sering ditemukan pada sirosis bilier. Osteoartropati hipertrofi

    suatu periostitis proliferative kronik menimbulkan nyeri.

    Kontraktur dupuytren, akibat fibrosis fasia Palmaris menimbulkan

    kontraktur fleksi jari jari berkaitan dengan alkoholisme tetapi tidak secara

    spesifik berkaitan dengan sirosis. Tanda ini juga bias ditemukan pada pasien

    diabetes mellitus, distorfi refleks simpatetik, dan perokok yang juga

    mengkonsumsi alkohol.

    Gambar.3 Kontraktur dupuytren3

    Ginekomastia secara histologis, berupa proliferasi benigna jaringan glandula

    mammae lakilaki, kemungkinan akibat peningkatan androstenedion. Selainitu, ditemukan juga hilangnya rambut dada dan aksila pada laki laki

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    6/34

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    7/34

    7

    Gambar. 6. Asites pada sirosis3

    Fetor hepatikum, bau napas yang khas pada pasien sirosis disebabkan

    peningkatan konsentrasi dimetil sulfide akibat pintasan porto sistemik yang

    berat.

    Ikterus pada kulit dan membrane mukosa, akibat bilirubinemia. Bila

    konsentrasi bilirubin kurang dari 2-3 mg/dLtidak terlihat.Warna urin terlihat

    gelap seperti teh.

    Gambar.7 Ikterus pada sirosis3

    Asterixis bilateral, tetapi tidak sinkron berupa gerakan mengepak ngepak

    dari tangan, dorsofleksi tangan. 1

    Gambar. 8 Asterixis bilateral pada sirosis3

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    8/34

    8

    Pada pemeriksaan klinis dari sirosis hepatis terjadi merupakan akibat dari dua tipe

    gangguan fisiologis, yaitu gagal sel hati dan hipertensi portal.

    1. Manifestasi gagal hepatoseluler: ikterus; spider nevi; eritema palmaris; kelainan

    lain akibat hiperestrogenisme antara lain ginekomasti, alopesia daerah pektoralis,

    aksila dan pubis serta dapat terjadi atropi testis pada laki-laki. Sedangkan pada

    wanita berupa mengurangnya menstruasi hingga amenore; dan ensefalopati

    hepatikum hingga koma hepatikum.

    2. Manifestasi hipertensi portal: varises esofagus, kolateral dan kaput medusa,

    splenomegali, asites, dan edema perifer.1,3,4

    Gambar. 9 Perubahan Hemodinamik pada Sirosis Hati3

    Pada 70% kasus, hati membesar, teraba dan tidak keras dan memiliki tepi yang

    tajam, terdapat dominasi lobus kiri. Splenomegali terdapat pada 35%-50% kasus.4

    Pemeriksaan penunjang

    Gambaran Laboratoris

    Adanya sirosis dicurigai bila ada kelainan pemeriksaan laboratorium pada waktu

    seseorang memeriksakan kesehatan rutin, atau waktu skrinig untuk evaluasi keluhan

    spesifik. Tes fungsi hati meliputi aminotransferase, alkali fosfatase, gamma glutamil

    transpeptidase, bilirubin, albumin dan waktu protrombin.1

    Aspartat aminotransferase(AST) atau serum glutamil oksalo asetat (SGOT)

    dan alanin aminotransferase (ALT) atau serum glutamil piruvat transaminase

    (SGPT) meningkat tapi tidak perlu begitu tinggi. AST lebih meningkat

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    9/34

    9

    daripada ALT, namun bila transaminase normal tidak mengeyampingkan

    adanya sirosis.

    Alkali fosfatase meningkat kurang dari 2 sampai 3 kali batas normal atas.

    Konsentrasi yang tinggi bisa ditemukan pada pasien kolangitis sklerosis

    primer dan sirosis bilier primer.

    Gamma-glutamil transpeptidase (GGT)konsentrasinya seperti halnya alkali

    fosfatase pada penyakit hati. Konsentrasinya tinggi pada penyakit hati

    alkoholik kronik, karena alkohol selain menginduksi GGT mikrosomal

    hepatic, juga bisa menyebabkan bocornya GGT dari hepatosit.

    Bilirubin konsentrasinya bisa normal pada sirosis hati kompensata tapi bisa

    meningkat pada sirosis yang lanjut.

    Albuminsintensisnya terjadi di jaringan hati, konsentrasinya menurun sesuai

    dengan perburukan sirosis.

    Globulin konsentrasinya meningkat pada sirosis akibat sekunder dari

    pintasan, antigen bakteri dari system porta ke jaringan limfoid, selanjutnya

    menginduksi produksi immunoglobulin.

    Waktu protrombin mencerminkan derajat atau tingkatan disfungsi sintesis

    hati, sehingga pada sirosis memanjang.

    Natrium serum menurun terutama pada sirosis dengan asites dikaitkan

    dengan ketidakmampuan ekskresi air bebas.

    Kelainan hematologi anemia, penyebabnya bisa bermacammacam, anemia

    normokrom, normositer, hipokrom mikrositer atau hipokrom makrositer.

    Anemia dengan trombositopenia, lekopenia dan netropenia akibat

    spelenomegali kongestif berkaitan dengan hipertensi porta sehingga terjadi

    hipersplenisme.

    Pemeriksaan radiologisbarium meal dapat melihat varises untuk konfirmasi

    adanya hipertensi porta. Ultrasonografi (USG) sudah secara rutin digunakan

    karena pemeriksaannya non invasif dan mudah digunakan, namun

    sensitivitasnya kurang. Pemeriksaan hati yang bisa dinilai dengan USG

    meliputi sudut hati, permukaan hati, ukuran, homogenitas dan adanya massa.

    Pada sirosis lanjut, hati mengecil dan nodular, permukaan irregular dan

    peningkatan ekogenitas parenkim hati. Selain itu USG juga bisa untuk melihat

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    10/34

    10

    asites, splenomegali, thrombosis vena porta dan pelebaran vena porta serta

    skrining adanya karsinoma hati pada pasien sirosis.5

    Tomografi komputerisasi, informasinya sama dengan USG, tidak rutin

    digunakan karena biayanya relatif mahal.

    Magnetic r esonance imaging, peranannya tidak jelas dalam mendiagnosis

    sirosis selain mahal biayanya.

    Dapat disimpulkan pemeriksaan penunjang dalam sirosis hati adalah sebagai

    berikut :

    1. Laboratorium

    a. Darah pada penderita sirosis hati dapat ditemukan Hb yang rendah, anemia

    (normokrom normositer, hipokrom mikrositer, hipokrom makrositer). Anemiadiduga akibat hipersplenisme dengan leukopenia dan trombositopenia.

    Pemeriksaan kolesterol dilakukan oleh karena kolesterol darah yang rendah

    mempunyai prognosis yang kurang baik.

    b.Kenaikan kadar enzim transaminase (SGOT, SGPT): aspartat

    aminotransferase (AST) atau serum glutamil oksalo asetat transaminase (SGOT)

    dan alanin aminotransferase (ALT) atau serum glutamil piruvat transaminase

    (SGPT) meningkat tetapi tidak begitu tinggi. AST lebih meningkat dari ALT,

    namun bila transaminase normal tidak mengenyampingkan adanya sirosis.

    c. Alkali fosfatase (ALP) meningkat kurang dari 2 sampai 3 kali harga batas

    normal atas.

    d. Peningkatan gamma-glutamil transpeptidase (GGT), GGT kadarnya tinggi

    pada penyakit hati alkoholik kronik. Boleh karena alkohol selain menginduksi

    GGT mikrosomal hepatik, juga menyebabkan bocornya GGT dari hepatosit.

    e. Bilirubin kadarnya bisa normal pada sirosis hati kompensata dan meningkat

    pada sirosis yang lanjut.

    f. Albumin: albumin diproduksi di hati dan kadarnya akan menurun sesuai

    dengan perburukan sirosis.

    g. Globulin: kadarnya meningkat pada sirosis, terjadi oleh karena adanya

    pintasan antigen bakteri dari sistem porta ke jaringan limfoid yang selanjutnya

    menginduksi produksi immunoglobulin.

    h. Waktu protrombin: mencerminkan derajat disfungsi sel hati, dan akan

    memanjang pada sirosis.

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    11/34

    11

    i. Natrium serum akan menurun terutama pada sirosis dengan asites, dikaitkan

    dengan ketidakmampuan ekskresi air bebas.

    j. Gula darah: kadar gula darah pada sirosis akan meningkat oleh karena

    kemampuan hati membentuk glikogen berkurang. 1

    2. Pemeriksaan Serologi

    a. Pemeriksaan marker serologi pertanda virus seperti HbsAg dan HbcAg, dan

    bila mungkin HBV DNA, HCV RNA adalah penting dalam menentukan etiologi

    sirosis hati.

    b. Pemeriksaan AFP (Alfa Feto Protein) penting dalam menetukan apakah telah

    terjadi transformasi kearah keganasan. Nilai AFP yang terus naik (>500-1000)

    mempunyai nilai diagnostik untuk suatu hepatoma / kanker hati primer. 4

    3. Pemeriksaan Penunjang Lainnya.

    a. Biopsi hati .

    Diagnosis pasti sirosis hati dapat ditegakkan secara mikroskopis dengan

    melakukan biopsi hati. Dapat dilakukan dengan cara biopsi hati perkutaneus

    atau biopsi terarah sambil melakukan peritoneoskopi. Biopsi sulit dikerjakan

    dalam keadaan asites yang banyak dan hati yang mengecil.7,8

    b. USG Abdomen

    Pada saat ini pemeriksaan USG sudah mulai dilakukan sebagai alat pemeriksaan

    rutin penyakit hati. Yang dilihat Pada USG antara lain tepi hati, permukaan,

    pembesaran, homogenitas, asites, splenomegali, gambaran vena hepatika, vena

    porta, pelebaran saluran empedu, daerah hipo atau hiperekoik atau adanya SOL

    (Space Occupying Lesion). Sonografi dapat mendukung obstruktif batu kandung

    empedu dan saluran empedu.

    c. Esofagoskopi

    Dengan Esofagoskopi dapat dilihat varises esofagus sebagai komplikasi sirosis

    hati/hipertensi portal. Kelebihan endoskopi ialah dapat melihat langsung sumber

    perdarahan varises esofagus, tanda-tanda yang mengarah akan kemungkinan

    terjadinya perdarahan (red color sign) berupa cherry red spot, red whale

    marking, kemungkinan perdarahan yang lebih besar akan terjadi bila dijumpai

    tanda diffus redness. Selain tanda tersebut dapat dievaluasi besar dan panjang

    varises serta kemungkinan perdarahan yang lebih besar.

    d. Sidikan Hati

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    12/34

    12

    Radionukleid yang disuntikkan secara intravena akan diambil parenkim hati, sel

    retikuloendotel dan limpa. Bisa dilihat besar dan bentuk hati, limpa, kelainan

    tumor hati, kista, filling defek. Pada sirosis hati dan kelainan difus parenkim

    terlihat pengambilan radio nukleid hati secara bertumpuk-tumpuk (patchy) dan

    difus.8

    4. Pemeriksaan Cairan Asites

    Dilakukan dengan pungsi asites. Melalui pungsi asites dapat dijumpai tanda-

    tanda infeksi (peritonitis bakterial spontan), sel tumor, perdarahan dan eksudat.

    Pemeriksaan yang dilakukan terhadap cairan pungsi antara lain pemeriksaan

    mikroskopis; kultur cairan, dan pemeriksaan kadar protein, amilase dan lipase.

    1,3

    Working diagnosis

    Pada stadium kompensasi sempurna kadangkadang sangat sulit menegakkan

    diagnosis sirosos hati. Pada proses lanjutan dari kompensasi sempurna mungkin bisa

    ditegakkan diagnosis dengan bantuan pemeriksaan klinis yang cermat, laboratorium

    biokimia atau serologi dan diagnosis sirosis hati terdiri atas pemeriksaan fisis,

    laboratorium dan Usg. Pada kasus tertentu diperlukan pemeriksaan biopsy hati atau

    peritoneoskopi karena sulit membedakan hepatitis kronik aktif yang berat dengansirosis hati dini.

    Pada stadium dekompensata diagnosis kadangkala tidak sulit karena gejala

    dan tanda tanda klinis sudah tampak dengan adanya komplikasi. Diagnosis pada

    penderita suspek sirosis hati dekompensata tidak begitu sulit, gabungan dari

    kumpulan gejala yang dialami pasien dan tanda yang diperoleh dari pemeriksaan

    fisis sudah cukup mengarahkan kita pada diagnosis. Namun jika dirasakan diagnosis

    masih belum pasti, maka USG Abdomen dan tes-tes laboratorium dapat membantu .

    Pada pemeriksaan fisik, kita dapat menemukan adanya pembesaran hati dan

    terasa keras, namun pada stadium yang lebih lanjut hati justru mengecil dan tidak

    teraba. Untuk memeriksa derajat asites dapat menggunakan tes-tes puddle sign,

    shifting dullness, atau fluid wave. Tanda-tanda klinis lainnya yang dapat ditemukan

    pada sirosis yaitu, spider telangiekstasis (Suatu lesi vaskular ang dikelilingi vena-

    vena kecil), eritema palmaris (warna merah saga pada thenar dan hipothenar telapak

    tangan), caput medusa, foetor hepatikum (bau yang khas pada penderita sirosis), dan

    ikterus

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    13/34

    13

    Tes laboratorium juga dapat digunakan untuk membantu diagnosis, Fungsi

    hati kita dapat menilainya dengan memeriksa kadar aminotransferase, alkali

    fosfatase, gamma glutamil transpeptidase, serum albumin, prothrombin time, dan

    bilirubin. Serum glutamil oksaloasetat (SGOT) dan serum glutamil piruvat

    transaminase (SGPT) meningkat tapi tidak begitu tinggi dan juga tidak spesifik.

    Pemeriksaan radiologis seperti USG Abdomen, sudah secara rutin digunakan

    karena pemeriksaannya noninvasif dan mudah dilakukan. Pemeriksaan USG

    meliputi sudut hati, permukaan hati, ukuran, homogenitas, dan adanya massa. Pada

    sirosis lanjut, hati mengecil dan noduler, permukaan irreguler, dan ada peningkatan

    ekogenitas parenkim hati. Selain itu USG juga dapat menilai asites, splenomegali,

    thrombosis vena porta, pelebaran vena porta, dan skrining karsinoma hati pada

    pasien sirosis.

    Dari diagnosis sirosis ini kita dapat menilai derajat beratnya sirosis dengan

    menggunakan klasifikasi Child Pugh.1,4,8

    Tabel 1. Klasifikasi Child Pugh1

    Derajat

    KerusakanMinimal Sedang Berat Satuan

    Bilirubin (total) 50 (>3)mol/l

    (mg/dL)

    Serum albumin >35 30-35

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    14/34

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    15/34

    15

    2. Ultrasonografi abdomen

    Untuk meminimalkan kesalah hasil pemeriksaan AFP, pasien sirosis hti

    dianjurkan menjalani pemeriksaan USG setiap tiga bulan. Untuk tumor

    kecil pada pasien dengan resiko tinggi USG lebih sensitif daripada AFP

    serum berulang. Sensitivitas USG untuk neoplasma hati berkisar antara 70%

    hingga 80%. Tampilan USG yang khas untuk HCC kecil adalah gambaran

    mosaik, formasi septum, bagian perifer sonoluse (ber-halo) (lihat gambar

    3), bayangan lateral yang dibentuk oleh pseudokapsul fibrotik, serta

    penyangatan eko posterior. Berbeda dari tumor metastasis, HCC dengan

    diameter kurang dari dua sentimeter mempunyai gambaran bentuk cincin

    yang khas. USG color Doppler sangat berguna untuk membedakan HCC

    dari tumor hepatik lain. Tumor yang berada dibagian atas-belakang lobus

    kanan mungkin tidak dapat terdeteksi oleh USG. Demikian juga yang

    berukuran terlalu kecil dan isoekoik.

    Modalitas imaging lain seperti CT-scan, MRI dan angiografi kadang

    diperlukan untuk mendeteksi HCC, namun karena beberapa kelebihannya,

    USG masih tetap merupakan alat diagnostik yang paling populer dan

    bermanfaat.

    Gambar.n 10 Untuk membandingkan tampak hati pada kronik hepatitits,

    sirosis hati dan HCC.3

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    16/34

    16

    Gambar. 11 Hasil USG pada pasien yang menderita hepatoma.3

    Gejala klinis

    Pada permulaannya penyakit ini berjalan perlahan, dan banyak tanpa

    keluhan. Lebih dari 75% tidak memberikan gejala-gejala khas. Ada penderita

    yang sudah ada kanker yang besar sampai 10 cm pun tidak merasakan apa-

    apa. Keluhan utama yang sering adalah keluhan sakit perut atau rasa penuh

    ataupun ada rasa bengkak di perut kanan atas dan nafsu makan berkurang,

    berat badan menurun, dan rasa lemas. Keluhan lain terjadinya perut membesar

    karenaascit es (penimbunan cairan dalam rongga perut), mual, tidak bisa tidur,

    nyeri otot, berak hitam, demam, bengkak kaki, kuning, muntah, gatal, muntah

    darah, perdarahan dari dubur, dan lain-lain.1

    Stadium penyakit

    Stadium I

    : Satu fokal tumor berdiametes < 3cm yang terbatas hanya pada salah satu

    segment tetapi bukan di segment I hati

    Stadium II

    : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada segement I atau

    multi-fokal terbatas pada lobus kanan/kiri

    Stadium III: Tumor pada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV) atas ke

    lobus kanan segment V dan VIII atau tumor dengan invasi peripheral ke

    sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh empedu (billiary duct) tetapi

    hanya terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    17/34

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    18/34

    18

    diketahui dan termasuk kelompok virus bukan B dan C (non B non C). Alkohol

    sebagai penyebab sirosis di Indonesia mungkin frekuensinya kecil sekali karena

    belum ada datanya.1

    Klasifikasi Etiologis :

    1. Sirosis yang diakibatkan penyakit genetik : Dapat disebutkan disini misalnya

    galaktosemia, penyakit glycogen storage, defisiensi alfa-1 antitripsin, penyakit

    hemokromatosis, dan lain-lain.

    2. Sirosis karena bahan kimia

    Kerusakan karena bahan kimia ada 2 macam :

    1. Kerusakan yang hampir pasti terjadi oleh suatu macam obat, dose dependent.

    2. Kerusakan yang tidak dapat di duga sebelumnya, not-dose dependent.

    3. Sirosis alkoholik: secara morfologis, sirosis alkoholik ini bisa mikronodular,

    makronodular atau campuran

    4. Sirosis karena infeksi : disebabkan oleh hepatitis virus B atau NANB.

    Morfologis bisa berupa mikronodular, makronodular atau incomplete septal

    5. Sirosis karena gangguan nutrisi : secara morfologis tidak dapat dibedakan

    dengan sirosis karena alkohol

    6. Sirosis bilier sekunder: diakibatkan oleh ikterus obstruktif

    7. Sirosis kongestif : pada penyakit jantung yang disertai bendungan

    8. Sirosis kriptogenik : etiologi sirosis tidak dapat ditentukan. Sering disertai

    manifestasi autoimun, seperti demam, artralgi, kemerahan pada kulit, gejala

    ginjal dan lain-lain. Gambaran morfologis bisa mikronodular, makronodular

    atau campuran.

    9. Sirosis bilier primer: penyebab tidak diketahui

    10. SirosisIndian Childhood: ditemukan pada anak-anak di India

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    19/34

    19

    11. Sirosis sarkoid (granulomatosis): penyebab tidak diketahui.1

    Epidemologi

    Lebih dari 40% pasien sirosis asimtomatis. Pada keadaan ini sirosis ditemukan

    waktu pemeriksaan rutin kesehatan atau pada waktu autopsi. Keseluruhan insidensi

    sirosis di Amerika diperkirakan 360 per 100.000 penduduk. Penyebabnya sebagian

    besar akibat penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik. Hasil penelitian

    lain menyebutkan perlemakan hati akan mengakibatkan steatohepatitis nonalkoholik

    (NASH, prevalensi 4%) dan berakhir dengan sirosis hati dengan prevalensi 0,3%.

    Prevalensi sirosis hati akibat steatohepatitis alkoholik dilaporkan 0,3% juga. DiIndonesia data prevalensi sirosis hati belum ada, hanya laporan laporan dari

    beberapa pusat pendidikan saja. Di RS Dr. Sardjito Yogyakarta jumlah pasien

    sirosis hati berkisar 4,1% dari pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam dalam

    kurun waktu 1 tahun (2004) (tidak dipublikasi). Di Medan dalam kurun waktu 4

    tahun dijumpai pasien sirosis hati sebanyak 819 (4%) pasien dari seluruh pasien di

    Bagian Penyakit Dalam.1

    Patofisiologi

    Sirosis alkoholik atau secara historis disebut sirosis Laennec ditandai oleh

    pembentukan jaringan parut yang difus, kehilangan selsel hati yang uniform, dan

    sedikit nodul regeneratif. Sehingga kadang kadang disebut sirosis mikronodular.

    Sirosis mikronodular dapat pula diakibatkan oleh cedera hati lainnya. Tiga lesi hati

    utama akibat induksi alkohol adalah perlemakan hati alkoholik, hepatitis alkoholik

    dan sirosis alkoholik.1

    Perlemakan Hati Alkoholik

    Steatosis atau perlemakan hati, hepatosit teregang oleh vakuola lunak dalam

    sitoplasma berbentuk makrovesikel yang mendorong inti hepatosit ke membrane

    sel.

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    20/34

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    21/34

    21

    peran dalam keseimbangan pembentukan matriks ekstraselular dan proses

    degradasi. Pembentukan fibrosis menunjukkan perubahan proses keseimbangan.

    Jika terpapar factor tertentu yang berlangsung secara terus menerus misalnya

    hepatitis virus, bahanbahan hepatotoksik, maka sel stelata akan menjadi sel yang

    membentuk kolagen. Jika proses berjalan terus maka fibrosis akan berjalan terus di

    dalam sel stelata dan jaringan hati yang normal akan diganti oleh jaringan ikat.

    Sirosis hati yang disebabkan oleh etiologi lain frekuensinya sangat kecil

    sehingga tidak dibicarakan di sini.

    Infeksi hepatitis viral tipe B/C menimbulkan peradangan sel hati. Peradangan

    ini menyebabkan nekrosis meliputi daerah yang luas, terjadi kolaps lobulus hati dan

    ini memacu timbulnya jarigan parut disertai terbentuknya septa fibrosa difus dannodul sel hati. Walaupun etiologinya berbeda, gambaran histologis sirosis hati sama

    atau hampir sama. Septa bisa dibentuk dari sel retikulum penyangga yang kolaps

    dan berubah jadi parut. Jaringan parut ini dapat menghubungkan daerah porta yang

    satu dengan yang lainnya atau porta dengan sentral (bridging necrosis).

    Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul dengan berbagai ukuran

    dan ini menyebabkan distorsi percabangan pembuluh hepatik dan gangguan aliran

    darah porta, dan menimbulkan hipertensi portal. Hal demikian dapat pula terjadi

    pada sirosis alkoholik tapi prosesnya lebih lama. Tahap berikutnya terjadi

    peradangan dari sirosis pada sel duktules, sinusoid retikuloendotel, terjadi

    Abrogenesis dan septa aktif Jaringan kolagen berubah dari reversibel menjadi

    ireversibel bila telah tertbentuk septa permanen yang aselular pada daerah porta dan

    parenkim hati. Gambaran septa ini bergantung etiologi sirosis. Pada sirosis dengan

    etiologi hemokromatosis, besi mengakibatkan fibrosis daerah portal, pada sirosis

    alkoholik timbul fibrosis daerah sentral. Sel limfosit T dan makrofag menghasilkan

    limfokin dan monokin, mungkin sebagai mediator timbulnya fibrinogen. Mediator

    ini tidak memerlukan peradangan dan nekrosis aktif. Septa aktif ini berasal dari

    daerah porta menyebar ke parenkim hati.

    Kolagen ada 4 tipe dengan lokasi sebagai berikut :

    Tipe I : lokasi daerah sentral.

    Tipe II : sinusoid.

    Tipe III : jaringan retikulin.

    Tipe IV : membran basal.

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    22/34

    22

    Pada sirosis terdapat peningkatan pertumbuhan semua jenis kolagen tersebut. Pada

    sirosis, pembentukan jaringan kolagen dirangsang oleh nekrosis hepatoselular, juga

    asidosis laktat merupakan faktor perangsang. 1,2

    Gejala klinik

    Gejala gejala sirosis

    Keluhan pasien sirosis hati tergantung pada fase penyakitnya. Gejala

    kegagalan hati ditimbulkan oleh keaktifan proses hepatitis kronik yang masih

    berjalan bersamaan dengan sirosis hati yang telah terjadi dalam proses penyakit hati

    yang berlanjut sulit dibedakan hepatitis kronik aktif yang berat dengan permulaan

    sirosis yang terjadi.

    Stadium awal sirosis sering tanpa gejala sehingga kadang ditemukan pada

    waktu pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau karena kelainan penyakit

    lain. Gejala awal sirosis (kompensata) meliputi perasaan mudah lelah dan lemas,

    selera makan berkurang, perasaan perut kembung, mual, berat badan menurun, pada

    lakilaki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya

    dorongan seksualitas.1

    Fase kompensasi sempurna. Pada fase ini pasien tidak mengeluh sama sekali

    atau bisa juga keluhan samar-samar tidak khas seperti pasien merasa tidak fit,

    merasa kurang kemampuan kerja, selera makan berkurang, perasaan perut kembung,

    mual, kadang mencret atau konstipasi, berat badan menurun, kelemahan otot dan

    perasaan cepat lelah akibat deplesi protein. Keluhan dan gejala tersebut tidak

    banyak bedanya dengan pasien hepatitis kronik aktif tanpa sirosis hati dan

    tergantung pada luasnya kerusakan parenkim hati.4

    Fase Kompensata. Pada kasus dengan sirosis hati kompensata, pasien tidak

    mempunyai keluhan yang terlalu berarti selain dari cepat merasa lelah dan nafsu

    makan yang menurun tidak begitu signifikan. Beda halnya dengan pasien pada

    stadium dekompensata, dimana sudah timbul banyak gejala yang membuat pasien

    tidak berdaya akibat hati gagal mengkompensasi akumulasi kerusakan yang

    dialaminya.4

    Fase dekompensasi. Pasien sirosis hati dalam fase ini sudah dapat ditegakkan

    diagnosisnya dengan bantuan pemeriksaan klinis, laboratorium dan pemeriksaan

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    23/34

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    24/34

    24

    lanjut menyebabkan penurunan perfusi ginjal yang berakibat pada penurunan filtrasi

    glomerulus.

    Salah satu manifestasu hipertensi porta adalah varises esophagus 20 sampai

    40% pasiensirosis dengan varises esophagus pecah yang menimbulkan pendarahan.

    Angka kematiannya sangat tinggi, sebanyakk duapertiganya akan meninggal dalam

    waktu satu tahun walaupun dilakukan tindakan untuk menanggulangi varisesini

    dengan beberapa cara.

    Ensefalopati hepatic, merupakan kelainan neuropsikiatrik akibat disfungsi

    hati. Mula mula ada gangguan tidur (insomnia dan hipersomnia), selanjutnya

    dapat timbul gangguan kesadaran yang berlanjut sampai koma.

    Pada sindrom hepatopulmonal terdapat hidrotoraks dan hipertensi

    portopulmonal.

    Morbiditas dan mortalitas sirosis tinggi akibat komplikasinya. Berikut berbagai

    macam komplikasi sirosis hati.1

    1. Hipertensi portal

    Menimbulkan akibatnya, seperti asites, peritonitis bakterial spontan, varises

    esofagus, dan hemoroid.5 Hati yang normal mempunyai kemampuan untuk

    mengakomodasi perubahan pada aliran darah portal tanpa harus meningkatkan

    tekanan portal. Hipertensi portal terjadi oleh adanya kombinasi dari

    peningkatan aliran balik vena portal dan peningkatan tahanan pada aliran

    darah portal.

    Meningkatnya tahanan pada area sinusoidal vascular disebabkan oleh faktor

    tetap dan faktor dinamis. Dua per tiga dari tahanan vaskuler intrahepatis

    disebabkan oleh perubahan menetap pada arsitektur hati. Perubahan tersebut

    seperti terbentuknya nodul dan produksi kolagen yang diaktivasi oleh sel

    stellata. Kolagen pada akhirnya berdeposit dalam daerah perisinusoidal.

    Faktor dinamis yang mempengaruhi tahanan vaskular portal adalah adanya

    kontraksi dari sel stellata yang berada disisi sel endothellial. Nitric oxide

    diproduksi oleh endotel untuk mengatur vasodilatasi dan vasokonstriksi. Pada

    sirosis terjadi penurunan produksi lokal dari nitric oxide sehingga

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    25/34

    25

    menyebabkan kontraksi sel stellata sehingga terjadi vasokonstriksi dari

    sinusoid hepar.

    Hepatic venous pressure gradient (HVPG) merupakan selisih tekanan antara

    vena portal dan tekanan pada vena cava inferior. HVPG normal berada pada 3-

    6 mm Hg. Pada tekanan diatas 8 mmHg dapat menyebabkan terjadinya asites.

    Dan HVPG diatas 12 mmHg dapat menyebabkan munculnya varises pada

    organ terdekat. Tingginya tekanan darah portal merupakan salah satu

    predisposisi terjadinya peningkatan resiko pada perdarahan varises utamanya

    pada esophagus.8

    2.Asites dan edema

    Berikut patomekanisme terjadinya asites pada pasien dengan sirosis hepar.1

    Seperti telah dijelaskan sebelumnya, hati mempunyai peranan besar dalam

    memproduksi protein plasma yang beredar di dalam pembuluh darah,

    keberadaan protein plasma terutama albumin untuk menjaga tekanan onkotik

    yaitu dengan mejaga volume plasma dan mempertahankan tekanan koloid

    osmotic dari plasma. Akibat menurunnya tekanan onkotik maka cairan dari

    vaskuler mengalami ekstravasasi dan mengakibatkan deposit cairan yang

    menumpuk di perifer dan keadaan ini disebut edema.

    Akibat dari berubahnya tekanan osmotic di dalam vaskuler, pasien dengan

    sirosis hepatis dekompensata mengalami peningkatan aliran limfatik hepatik.

    Akibat terjadinya penurunan onkotik dari vaskuler terjadi peningkatan tekanan

    sinusoidal Meningkatnya tekanan sinusoidal yang berkembang pada hipertensi

    portal membuat peningkatan cairan masuk kedalam perisinusoidal dan

    kemudian masuk ke dalam pembuluh limfe. Namun pada saat keadaan ini

    melampaui kemampuan dari duktus thosis dan cisterna chyli, cairan keluar ke

    insterstitial hati. Cairan yang berada pada kapsul hati dapat menyebrang keluar

    memasuki kavum peritonium dan hal inilah yang mengakibatkan asites.

    Karena adanya cairan pada peritoneum dapat menyebabkan infeksi spontan

    sehingga dapat memunculkan spontaneus bacterial peritonitis yang dapat

    mengancam nyawa pasien.

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    26/34

    26

    Skema 1. Proses terbentuknya asites

    3. Peritonitis bacterial spontan

    Merupakan komplikasi yang paling sering dijumpai, yaitu infeksi cairanasites

    oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder intraabdominal.

    Biasanya terdapat asites dengan nyeri abdomen, serta demam.1,8

    4. Varises esophagus dan hemoroid Varises esofagus merupakan salah satu manifestasi hipertensi porta yangcukup

    berbahaya. 20-40% pasien sirosis dengan varises esofagus pecahkemudian

    menimbulkan perdarahan. Angka kematiannya sangat tinggi.1Varises esofagus

    dan hemoroid terjadi karena adanya hubungan vena didaerah esofagus

    (V.Esophagei) dan di daerah rectum (V.R ectalis inferior)dengan vena porta

    yang disebut anastomose portosistemik.2,8

    5.Enselopati hepatik

    Ensefalopati hepatik, merupakan kelainan neuropsikiatrik akibat disfungsi

    hati.Mula mula ada gangguan tidur, kemudian berlanjut sampai

    gangguankesadaran dan koma.1 Ensefalopati hepatik terjadi karena kegagalan

    hepar melakukandetoksifikasi bahan-bahan beracun (NH3dan sejenisnya).

    NH3berasal dari pemecahan protein oleh bakteri di usus.Oleh karena itu,

    peningkatan kadar NH3dapat disebabkan oleh kelebihan asupan protein,

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    27/34

    27

    konstipasi, infeksi,gagal hepar, dan alkalosis.4 Berikut pembagian stadium

    ensefalopati hepatikum.

    Tabel 2. Pembagian stadium ensefalopati hepatikum4

    Ada 2 teori yang menyebutkan bagaimana perjalanan sirosis heatis menjadi

    ensephalopathy, teori pertama menyebutkan adanya kegagalan hati memecah

    amino, teori kedua menyebutkan gamma aminobutiric acid (GABA) yang

    beredar sampai ke darah di otak.

    Amonia diproduksi di saluran cerna oleh degradasi bakteri terhadap zat seperti

    amino, asam amino, purinm dan urea. Secara normal ammonia ini dipecah

    kembali menjadi urea di hati, seperti yang telah dijelaskan pada bab

    sebelumnya. Pada penyakit hati atau porosystemic shunting, kadar ammonia

    pada pembuluh darah portal tidak secara efisien diubah menjadi urea.

    Sehingga peningkatann kadar dari ammonia ini dapat memasuki sirkulasi

    pembuluh darah.

    Ammonia mempunyai beberapa efek neurotoksik, termasuk mengganggu

    transit asam amino, air, dan elektrolit ke membrane neuronal. Ammonia juga

    dapat mengganggu pembentukan potensial eksitatory dan inhibitory. Sehingga

    pada derajat yang ringan, peningkatan ammonia dapat mengganggu kosentrasi

    penderita, dan pada derajat yang lebih berat dapat sampai membuat pasien

    mengalami koma.6

    6. Sindrom hepatorenal

    Pada sindrom hepatorenal, terjadi gangguan fungsi ginjal akut berupaoligouri,

    peningkatan ureum, kreatinin tanpa adanya kelainan organik ginjal. Kerusakan

    hati lanjut menyebabkan penurunan perfusi ginjal yang berakibat pada

    penurunan filtrasi glomerulus.Berikut patomekanismenya.1 Sindrome ini

    memperlihatkan disfungsi berlanjut dari ginjal yang diobsrevasi pada pasien

    Stadium Manifestasi Klinis

    0

    Kesadaran normal, hanya sedikit penurunan daya ingat,konsentrasi,

    fungsi intelektual dan koordinasi

    1 Gangguan pola tidur

    2 Letargi

    3 Somnolen, disorientasi waktu dan tempat, amnesia

    4 Koma, dengan atau tanpa respon terhadap rangsangan nyeri

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    28/34

    28

    dengan sirosis dan disebabkan oleh adanya vasokonstriksi dari arteri besar dan

    kecil ginjal dan akibat berlangsungnya perfusi ginjal yang tidak

    sempurna.kadar dari agen vasokonstriktor meningkat pada pasien dengan

    sirosis, temasuk hormon angiotensin, antidiuretik, dan norepinephrine.

    Skema 2. Proses terjadinya sindroma hepatorenal8

    7. Gejala-gejala lainnya

    Pada pasien dengan sirosis hepatis dekompensata, sangat banyak gejala yang

    muncul diakibatkan hati mempunyai peranan yang sangat besar dalam

    kehidupan sehingga jika peranan ini terganggu maka akan banyak timbul

    abnormalitas dalam kehidupan seorang penderita.

    Adanya proses glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati membuat

    seseorang tetap mempunyai cadangan energi dan energi apabila seseorang

    tidak makan, namun pada pasien sirosis hepatis, kedua proses ini tidak

    berlangsung sempurna sehingga pasien mudah lelah dan pada keadaan yang

    lebih berat pasien bahkan tidak dapat melakukan aktivitas ringan.

    Karena hati mempunyai peranan dalam memecah obat, sehingga pada sirosis

    hepatis, ditemukan sensitivitas terhadap obat semakin menigkat, efek sampingobat lebih menonjol dariada implikasi medisnya sehingga pada penderita

    sirosis hepatis, pemilihan obat harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

    Pada pasien sirosis juga ditemukan perdarahan spontan akibat adanya

    kekurangan faktor faktor pembekuan yang diproduksi di hati. Memar juga

    dapat terjadi akibat kekurangan faktor-faktor ini.

    Perdarahan esofagus juga ditemukan karena adanya peningkatan tekanan vena

    portal sehingga darah memberikan jalur cadangan pada pembuluh darahsekitar untuk sampai ke jantung, maka darah melalui pembuluh darah

    Sirosis hepatis

    + hipertensi

    porta

    Vasodilatasi

    arterial splanik

    Hipovalemi

    arterial sentral

    Aktivasi

    simpatis, RAA,

    ADH

    Vasokontriksi

    arteri renalis

    Sindrom

    Hepatorenal

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    29/34

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    30/34

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    31/34

    31

    Peritonitis bacterial spontan : diberikan antibiotika seperti sefotaksim intravena,

    amoksilin atau aminoglikosida.

    Sindrom hepatorenal : mengatasi perubahan sirkulasi darah di hati, mengatur

    keseimbangan garam dan air. Transplantasi hati : terapi definitive pada pasien sirosis dekompensata. Namun

    sebelum dilakukan transplantasi ada beberapa criteria yang harus dipenuhi

    resipien dahulu.1

    Pencegahan

    Angka kejadian sirosis hati cukup banyak. Sirosis hati merupakan

    penyakit sangat berbahaya. Bila tidak segera tertangani bisa mengancam jiwa

    penderita. Untuk itu keberadaannya perlu dicegah. Ada 6 cara yang patut

    dilakukan untuk mencegah sirosis hati.

    1. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan

    Jagalah kebersihan diri. Mandilah sebersih mungkin menggunakan sabun.

    Baju juga harus bersih. Cuci tangan sehabis mengerjakan sesuatu. Perhatikan

    pula kebersihan lingkungan. Hal itu untuk menghindari berkembangnya

    berbagai virus yang sewaktu-waktu bisa masuk kedalam tubuh kita

    2. Hindari penularan virus hepatitis

    Hindari penularan virus hepatitis sebagai salah satu penyebab sirosis hati.

    Caranya tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi

    virus. Juga tidak melakukan hubungan seks dengan penderita hepatitis.

    3. Gunakan jarum suntik sekali pakai.

    Jangan memakai jarum suntik bekas orang lain. Bila jarum bekas pakai

    penderita hepatitis kemudian digunakan kembali untuk menyuntik orang lain,

    maka orang itu bisa tertular virus.

    4. Pemeriksaan darah donor

    Ketika akan menerima transfusi darah harus hati hati. Permriksaan darah donor

    perlu dilakukan utnuk memastiikan darah tidak tercemar virus hepatitis.bila

    http://www.suryapost.com/2011/01/sirosis-hati-bisa-serang-usia-muda.htmlhttp://www.suryapost.com/2011/01/sirosis-hati-bisa-serang-usia-muda.htmlhttp://www.suryapost.com/2011/01/sirosis-hati-bisa-serang-usia-muda.htmlhttp://www.suryapost.com/2011/01/sirosis-hati-bisa-serang-usia-muda.html
  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    32/34

    32

    darah mengandung virus hepatitis penerima donor akan tertular dan berisiko

    terkena sirosis.

    5. Tidak mengkonsumsi alkohol

    Hindari mengkonsumsi alkohol, barang haram ini terbukti merusak fungsi

    organ tubuh, termasuk hati. Bila sudah terlanjur sering mengkonsumsi

    minuman beralkohol, hentikan kebiasaan itu.

    6. Melakukan vaksin hepatitis

    Lakukan vaksin hepatitis. Vaksin dapat mencegah penularan virus hepatitis

    sehingga dapat juga terhindar dari sirosis hati.7,8

    Prognosis

    Prognosis sirosis sangat bervariasi dipengaruhi sejumlah faktor meliputi

    etiologi, beratnya kerusakan hati, komplikasi dan penyakit lain yang menyertai.

    Klasifikasi ChildPugh, pasien sirosis hati dalam terminologi cadangan fungsi

    hati juga untuk menilai prognosis pasien sirosis yang akan menjalani operasi,

    variabelnya meliputi konsentrasi bilirubin, albumin, ada tidaknya asites dan

    ensefalopati juga status nutrisi. Klasifikasi ini terdiri dari Child A, B dan C.Klasifikasi Child-Pugh berkaitan dengan kelangsungan hidup. Angka

    kelangsungan hidup selama satu tahun untuk pasien dengan Child A, B dan C

    berturut turut 100, 80, dan 45 %. Tabel klasifikasinya dapat dilihat pada

    pembahasan diagnosis kerja pada pembahasan yang sebelumnya.

    Penilaian prognosis yang terbaru adalah Model for End Stage Liver Disease

    (MELD) digunakan untuk pasien sirosis yang akan dilakukan transplantasi hati. 1,2,4

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    33/34

    33

    Penutup

    Sirosis hepatis atau sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang

    disebabkan oleh multifaktorial, primer maupun sekunder. Penyebab primer salah

    satunya adalah kecenderungan pasien mengonsumsi minuman alkohol dalam

    jangka waktu yang lama. Penyebab sekundernya di dapat dari penyakit

    metabolisme baik genetis atau pun non genetis serta oleh karena penyakit infeksi.

    Diagnosis pada pasien biasanya dapat dilakukan setelah pasien datang dengan

    keluhan yang lebih spesifik, Setelah dilakukan anmnesis dan pemeriksaan fisik,

    dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan

    radiologi untuk menegakkan diagnosis banding. Terapi pada sirosis hepatis

    biasanya simptomatik dilihat dari kerusakan hati yang diakibatkan adalah

    irreversible sehingga tidak memungkinkan untuk membuat fungsi kerja hati normal

    kembali kecuali jika dilakukan tranplantasi hati. Pencegahan sirosis hepatis dapat

    dilakukan dengan mengurangi terpaparnya faktor resiko, salah satunya adalah tidak

    mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dan pola konsumsi dan

    kegiatan hidup sehat.

    Prognosis pasien dengan sirosis hepatis yang sudah terjadi hepatorenal syndrome

    adalah buruk. Oleh karena itu, terapi sirosis hepatis dengan obat sangatlah hati-hatidan penuh pertimbangan. Prognosis juga sirosis sangat bervariasi dipengaruhi

    sejumlah faktor meliputi etiologi, beratnya kerusakan hati, komplikasi dan penyakit

    lain yang menyertai.

  • 8/10/2019 Sirosis Hati Vifin Blok 17

    34/34