6
SINUSITIS KRONIK DEFINISI Sinusitis kronis adalah sinusitis yang berlangsung lebih 3 bulan. ETIOLOGI Infeksi kronis pada sinusitis kronis dapat disebabkan : - Gangguan drainase yang disebabkan oleh obstruksi mekanik dan kerusakan silia - Perubahan mukosa yang dapat disebabkan alergi, defisiensi imunologik, dan kerusakan silia - Pengobatan infeksi akut yang tidak sempurna - Kerusakan silia dapat disebabkan oleh gangguan drainase, perubahan mukosa, dan polusi bahan kimia MANIFESTASI KLINIS Dari anamnesis akan didapatkan gejala berupa adanya lendir di hidung. Selain itu pasien juga sering mengeluh terasa ada cairan yang mengalir dari pangkal hidung ke tenggorokan (post nasal drip) dimana hal ini akan memicu terjadinya batuk kronis. Perasaan gatal dan tidak nyaman di tenggorokan dan gangguan

Sinusitis Kronik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diskusi Topik THT - Sinusitis Kronik

Citation preview

SINUSITIS KRONIK

DEFINISISinusitis kronis adalah sinusitis yang berlangsung lebih 3 bulan.

ETIOLOGIInfeksi kronis pada sinusitis kronis dapat disebabkan : Gangguan drainase yang disebabkan oleh obstruksi mekanik dan kerusakan silia Perubahan mukosa yang dapat disebabkan alergi, defisiensi imunologik, dan kerusakan silia Pengobatan infeksi akut yang tidak sempurna Kerusakan silia dapat disebabkan oleh gangguan drainase, perubahan mukosa, dan polusi bahan kimia

MANIFESTASI KLINISDari anamnesis akan didapatkan gejala berupa adanya lendir di hidung. Selain itu pasien juga sering mengeluh terasa ada cairan yang mengalir dari pangkal hidung ke tenggorokan (post nasal drip) dimana hal ini akan memicu terjadinya batuk kronis. Perasaan gatal dan tidak nyaman di tenggorokan dan gangguan pendengaran juga sering terjadi. Selain itu nyeri kepala juga dikeluhkan yang biasanya terasa pada pagi hari dan berkurang atau menghilang setelah siang hari. Penyebabnya belum diketahui pasti. Mungkin karena malam hari terjadi penimbunan ingus dalam sinus paranasal dan rongga hidung serta terjadi stasis vena. Tidak jarang terjadi infeksi mata melalui penjalaran duktus nasolakrimalis.Dari pemeriksaan fisik yang objektif, gejala sinusitis kronis tidak seberat sinusitis akut. Tidak terjadi pembengkakan wajah pada sinusitis kronis. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior ditemukan sekret kental purulen di meatus nasi medius dan meatus nasi superior. Sekret purulen juga ditemukan di nasofaring dan dapat turun ke tenggorok pada pemeriksaan rinoskopi posterior.Pemeriksaan mikrobiologik sinusitis kronis. Biasanya sinusitis kronis terinfeksi oleh kuman campuran, bakteri aerob (S. aureus, S. viridans & H. influenzae) dan bakteri anaerob (Peptostreptokokus & Fusobakterium).

DIAGNOSISSinusitis kronis didiagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan rinoskopi (anterior & posterior) dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat kita gunakan antara lain pemeriksaan radiologik, pungsi sinus maksila, sinoskopi sinus maksila, pemeriksaan histopatologik (dari jaringan yang diambil saat melakukan sinoskopi), nasoendoskopi (meatus nasi medius & superior) dan CT scan.

TERAPI1. MedikamentosaPemberian antibiotik selama minimal 2 minggu dan obat simtomatik lainnya.2. Tindakan. Meliputi diatermi, pungsi & irigasi sinus (sinusitis maksila), pencucian Proetz (sinusitis etmoid, sinusitis frontal & sinusitis sfenoid), pembedahan radikal & tidak radikal. Diatermi menggunakan gelombang pendek di daerah sinus paranasal yang sakit selama 10 hari. Pungsi & irigasi sinus dan pencucian Proetz dilakukan 2 kali seminggu.Jika tindakan ini telah kita lakukan lebih 5-6 kali namun masih belum ada perbaikan dimana sekret purulen masih tetap banyak maka keadaan ini kita anggap telah irreversibel. Artinya mukosa sinus paranasal tidak dapat lagi kembali normal. Hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan sinoskopi dan dapat diatasi dengan tindakan operasi radikal. Pemeriksaan sinoskopi melihat langsung antrum (sinus maksila) menggunakan bantuan endoskopi.3. OPERASIOperasi radikal dilakukan setelah pengobatan konservatif tidak berhasil. Tindakan ini bertujuan mengangkat mukosa sinus paranasal yang patologis atau melakukan drainase sinus paranasal yang sakit. Ada beberapa jenis operasi radikal pada sinusitis paranasal, yaitu : Operasi Caldwell-Luc (pembedahan untuk sinusitis maksila) Etmoidektomi (pembedahan untuk sinusitis etmoid) Operasi Killian (pembedahan untuk sinusitis frontal) Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF / FESS) yaitu tindakan pembedahan sinus paranasal yang bukan radikal dengan menggunakan bantuan endoskopi. Prinsipnya membuka dan membersihkan daerah kompleks osteomeatal sebagai sumber sumbatan dan infeksi sehingga ventilasi dan drainase sinus paranasal lancar kembali melalui ostium alami.

KOMPLIKASI Sinusitis kronis dapat menyebabkan komplikasi sebagi berikut: Osteomielitis dan abses subperiostealBiasanya akibat sinusitis frontal dan lebih banyak terjadi pada usia anak-anak. Osteomielitis akibat sinusitis maksila dapat menyebabkan fistula oroantral. Kelainan orbitaKelainan orbita paling banyak disebabkan oleh sinusitis etmoid kemudian berturut-turut akibat sinusitis frontal dan sinusitis maksila. Penyebaran infeksinya melalui tromboflebitis dan perkontinuitatum. Kelainan orbita tersebut meliputi : Edema palpebra Selulitis orbita Abses subperiosteal Abses orbita Trombosis sinus kavernosus Kelainan intrakranial Meningitis Abses ekstradural Abses subdural Abses otak Trombosis sinus kavernosus Kelainan paru-paruKelainan sinus paranasal yang disertai dengan kelainan paru-paru disebut sinobronkitis. Kelainan paru-paru ini berupa : Bronkitis kronis Bronkiektasis Asma bronkial