23
Penanggung Jawab: Kapuslit Metalurgi – LIPI Dewan Redaksi : Ketua Merangkap Anggota: Ir. Bambang Sriyono Dipl.Ing. Anggota: Dr. Ir. Rudi Subagja Dr. Ir. F. Firdiyono Dr. Agung Imadudin Dr. Efendi Mabruri Ir. Adil Jamali, M.Sc (UPT BPM – LIPI) Prof. Riset. Dr. Ir. Pramusanto (Puslitbang TEKMIRA) Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi, DEA (UI) Dr. Ir. Sunara, M.Sc (ITB) Sekretariat Redaksi: Dedi Irawan, ST Daniel Panghihutan Malau, ST Arif Nurhakim, S.Sos Penerbit: Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Gedung 470 Telp: (021) 7560911, Fax: (021) 7560553 Alamat Sekretariat: Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Gedung 470 Telp: (021) 7560911, Fax: (021) 7560553 E-mail: [email protected] Majalah ilmu dan teknologi terbit berkala setiap tahun, satu volume terdiri atas 3 nomor. VOLUME 25 NOMOR 3, DESEMBER 2010 ISSN 0126 – 3188 AKREDITASI : SK 187/AU1/P2MBI/08/2009 Pengantar Redaksi …………….xxvii Analisa Kerusakan Lapisan Kobalt pada Piringan Katup Buang Mesin Diesel Abstrak ……………………………..xxix Perilaku Oksidasi Baja Tahan Karat Feritik Fe-Cr-Mo selama Proses Aniling pada Temperatur 1200 Ika Kartika dan Kawan-kawan ……….. 119 0 C Pembentukan Fasa Intermetalik Nb Fatayalkadri Citra dan Bambang S ….…129 3 Sn pada Proses Pembuatan Kawat Super Konduktor dengan Metode Internal Tin Pius Sebleku ……………………………… 139 Pembuatan Material CaMnO3 sebagai Thermoelektrik Type-N dari Bahan CaCO3 dan MnCO3 untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Analisa Retak pada Pelat Tipis Paduan Al-17Mg-1Si Hasil Pembekuan Cepat dengan Twin Roll Pengecor Lusiana dan Kawan-kawan……...……... 147 Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel Co-Cr-Mo Saefudin dan Ika Kartika ………………. 155 Sulistioso GS dan Kawan-kawan…….......163 Indeks

Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

  • Upload
    danganh

  • View
    250

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

Penanggung Jawab: Kapuslit Metalurgi – LIPI Dewan Redaksi : Ketua Merangkap Anggota: Ir. Bambang Sriyono Dipl.Ing. Anggota: Dr. Ir. Rudi Subagja Dr. Ir. F. Firdiyono Dr. Agung Imadudin Dr. Efendi Mabruri Ir. Adil Jamali, M.Sc (UPT BPM – LIPI) Prof. Riset. Dr. Ir. Pramusanto (Puslitbang TEKMIRA) Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi, DEA (UI) Dr. Ir. Sunara, M.Sc (ITB) Sekretariat Redaksi: Dedi Irawan, ST Daniel Panghihutan Malau, ST Arif Nurhakim, S.Sos Penerbit: Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Gedung 470 Telp: (021) 7560911, Fax: (021) 7560553 Alamat Sekretariat: Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Gedung 470 Telp: (021) 7560911, Fax: (021) 7560553 E-mail: [email protected] Majalah ilmu dan teknologi terbit berkala setiap tahun, satu volume terdiri atas 3 nomor.

VOLUME 25 NOMOR 3, DESEMBER 2010 ISSN 0126 – 3188 AKREDITASI : SK 187/AU1/P2MBI/08/2009 Pengantar Redaksi …………….xxvii

Analisa Kerusakan Lapisan Kobalt pada Piringan Katup Buang Mesin Diesel

Abstrak ……………………………..xxix

Perilaku Oksidasi Baja Tahan Karat Feritik Fe-Cr-Mo selama Proses Aniling pada Temperatur 1200

Ika Kartika dan Kawan-kawan ……….. 119

0

C

Pembentukan Fasa Intermetalik Nb

Fatayalkadri Citra dan Bambang S ….…129

3

Sn pada Proses Pembuatan Kawat Super Konduktor dengan Metode Internal Tin

Pius Sebleku ……………………………… 139 Pembuatan Material CaMnO3 sebagai Thermoelektrik Type-N dari Bahan CaCO3 dan MnCO3

untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Analisa Retak pada Pelat Tipis Paduan Al-17Mg-1Si Hasil Pembekuan Cepat dengan Twin Roll Pengecor

Lusiana dan Kawan-kawan……...……... 147

Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel Co-Cr-Mo

Saefudin dan Ika Kartika ………………. 155

Sulistioso GS dan Kawan-kawan…….......163 Indeks

Page 2: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

xxvi | Majalah Metalurgi, V 25.3.2010, ISSN 0126-3188

Page 3: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

Pengantar Redaksi| xxvii

PENGANTAR REDAKSI

Syukur Alhamdulillah Majalah Metalurgi Volume 25 Nomor 3, Desember 2010 kali ini menampilkan 6 buah tulisan. Makalah pertama, yaitu “Analisa Kerusakan Lapisan Kobalt pada Piringan Katup Buang Mesin Diesel” yang disampaikan oleh Ika Kartika, Budi Priyono, Cahyo Sutowo, Edi PU, dan Tri Arini. Fatayalkadri Citrawati dan Bambang Sriyono menulis tentang “Perilaku Oksidasi Baja Tahan Karat Feritik Fe-Cr-Mo Selama Proses Aniling pada Temperatur 1.200°C”. Makalah selanjutnya ditulis oleh Pius Sebleku tentang “Pembentukan Fasa Intermetalik Nb3Sn pada Proses Pembuatan Kawat Superkonduktor dengan Metoda Internal Tin”. Sementara itu, Lusiana, Edi Herianto, dan Sigit Dwi Y menyajikan tulisan “Pembuatan Material CaMnO3 Sebagai Themoelektrik Type-N dari Bahan CaCO3 dan MnCO3

Semoga penerbitan Majalah Metalurgi volume ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia penelitian di Indonesia.

untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas”. Saefudin dan Ika Kartika menyampaikan tulisan tentang “Analisa Retak pada Pelat Tipis Paduan Al -17Mg-1Si Hasil Pembekuan Cepat dengan Twin Roll Pengecor”. Tulisan berikutnya disajikan oleh Sulistioso G.S., Andika W..P, Irma Suparto, dan Silmi Mariya dengan tulisan “Sintesis, Analisis Korosi, dan Toksisitas pada Material Biokompatibel Co-Cr-Mo”.

REDAKSI

Page 4: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

xxviii | Majalah Metalurgi, V 25.3.2010, ISSN 0126-3188

Page 5: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

Abstrak | xxix

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 3 Desember 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 620.18

Ika Kartika, Budi Priyono, Cahyo Sutowo, Eddy P. Utomo dan T. Arini (Puslit Metalurgi – LIPI)

Analisa Kerusakan Lapisan Kobalt pada Piringan Katup Buang Mesin Diesel

Metalurgi, Volume 25 No.3 Desember 2010

Kerusakan telah terdeteksi pada lapisan piringan katup buang mesin diesel. Kerusakan teramati berupa retak, terlepasnya lapisan piringan katup buang serta adanya deposit pada permukaan dasar katup buang. Permukaan patahan memperlihatkan beberapa indikasi yang menunjukkan terjadinya aus. Untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan beberapa pengujian telah dilakukan seperti pengamatan visual secara makro, analisa komposisi kimia, kekerasan mikro dengan vickers, metalografi, fraktografi patahan dengan SEM dan analisa kualitatif deposit dengan EDX. Hasil analisa komposisi kimia menunjukkan bahwa lapisan katup buang terbuat dari paduan kobalt Stellite-1, sedangkan piringan katup buang terbuat dari baja cor tahan panas paduan Cr-Ni-Mn. Fraktografi pada permukaan area patahan menunjukkan lapisan piringan katup buang telah mengalami keausan sliding. Fenomena ini lebih jauh dapat mengakibatkan patah lelah pada area tersebut.

Kata kunci: Lapisan piringan katup buang, Material tahan aus berbasis kobalt, Fenomena sliding wear, Patah lelah Fracture was detected on exhaust valve plate coating layer of engine diesel. These fractures are showed as a crack, loss of exhaust valve coating layer and deposit content on the face of exhaust valve. Fracture surface exhibits several indications of wear failure modes. In order to identify cause of failure, several examinations are carried out such as macro visual, chemical analysis, vicker’s micro hardness, metallography, fractography by SEM and deposit analysis by EDX qualitatively. The results of chemical composition present that material for exhaust valve coating layer is made from Stellite-1 cobalt alloy, whereas exhaust valve plate is heat resistant cast steel of Cr-Ni-Mn alloy. Fractography on surface fracture area visually showed wear damage, while by SEM demonstrates that sliding wear was occurred on the coating layer of exhaust valve plate. Further this phenomenon can also lead to the fatigue fracture on that area. Keywords: Exhaust valve plate, Wear resistant material of cobalt base alloy, Sliding wear phenomena, Fatigue fracture

Page 6: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

xxx | Majalah Metalurgi, V 25.3.2010, ISSN 0126-3188

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 3 Desember 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 620.17

Fatayalkadri Citrawati dan Bambang Sriyono (Puslit Metalurgi – LIPI) Perilaku Oksidasi Baja Tahan Karat Feritik Fe-Cr-Mo Selama Proses Aniling pada Temperatur 1200°C

Metalurgi, Volume 25 No.3 Desember 2010

Salah satu proses fabrikasi baja tahan karat austenitik bebas Ni, melibatkan proses aniling temperature tinggi dengan atmosfer nitrogen, namun pembentukan senyawa oksida selama proses berlangsung pada permukaan baja tahan karat feritik Fe-Cr-Mo dapat menghambat proses difusi nitrogen ke dalam logam. Untuk baja tahan karat feritik, senyawa oksida yang dominan terbentuk adalah senyawa Cr2O3. Senyawa ini dapat terbentuk pada temperatur tinggi dengan keberadaan oksigen pada tekanan tertentu. Perilaku pembentukan senyawa oksida kromium ini mengikuti grafik parabolik. Pada percobaan ini, ketebalan rata-rata maksimum yang dibentuk oleh senyawa-senyawa oksida pada Baja A (27% berat Cr) dicapai pada lama waktu proses 24 jam, selanjutnya ketebalannya menurun seiring dengan semakin lamanya waktu proses, perilaku ini juga terjadi pada Baja B (21% berat Cr). Perbedaan signifikan dari kedua baja ini terletak pada ketebalan lapisan oksida yang terbentuk, pada waktu proses selama 8 jam, Baja A memiliki ketebalan lapisan oksida lebih tinggi, semakin lama waktu proses dialami oleh kedua baja, Baja B memiliki ketebalan lapisan oksida yang lebih tinggi, yaitu untuk waktu proses 12 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Kemungkinan hal ini disebabkan karena pada Baja A, kandungan Cr yang lebih tinggi jika berinteraksi dengan oksigen untuk waktu yang lebih lama, lebih banyak yang bereaksi membentuk CrO3

gas atau gas-gas senyawa oksida kromium lainnya.

Kata kunci : Baja tahan karat feritik, Oksidasi, Aniling, Temperatur tinggi, Perlakuan panas One of Ni free austenitic stainless steel fabrication methods involves high temperature annealing process in nitrogen atmosphere, however the formation of oxide compound during the process on ferritic stainless steel Fe-Cr-Mo surface is able to prevent nitrogen to diffuse into the steel. For ferritic stainless steel, the most dominant oxide compound form is Cr2O3. This compound is able to form at high temperature along with the presence of oxygen at certain level of pressure. The behaviour of this oxide compound follows parabolic law. In this experiment, the maximum average thickness formed by the oxide compounds on Steel A (27 w%t Cr) was achieved when the steel processed for 24 hours, afterwards the thickness decrease as the process time increase, this behaviour also found in Steel B (21 wt% Cr). The significant difference between these steels laid on their oxide thickness, during 8 hours process, Steel A oxide thickness is higher than that of Steel B, the longer the process hour applied to both steels, Steel B has higher oxide thickness than Steel A, this is for 12 hours, 24 hours, 48 hours and 72 hours processing time. This might happened due to the formation of volatile species in Steel A during longer processing time, such as CrO3

gas or other volatile oxide compounds of chromium.

Keywords : Ferritic stainless steel, Oxidation, Annealing, High temperature, Heat treatment

Page 7: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

Abstrak | xxxi

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 3 Desember 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 621.319

Pius Sebleku (Puslit Metalurgi – LIPI)

Pembentukan Fasa Intermetalik Nb3Sn pada Proses Pembuatan Kawat Superkonduktor dengan Metode Internal Tin

Metalurgi, Volume 25 No.3 Desember 2010

Kualitas kawat superkonduktor Cu-Nb-Sn utamanya diukur dari nilai rapat arus (Jc) yang dihasilkan. Semakin banyak senyawa Nb3Sn yang terbentuk, maka Jc semakin tinggi. Studi penelitian ini berangkat dari permasalahan optimalisasi pembentukan senyawa superkonduktif Nb3Sn, yang sejauh ini diantisipasi dengan cara memperbanyak jumlah monofilamen di dalam kawat. Akan tetapi hal ini berpotensi langsung pada peningkatan biaya produksi. Penelitian ini bertujuan untuk dapat memberikan gambaran tentang evolusi fasa yang terjadi antara Cu, Nb, dan Sn di dalam sistem superkonduktor Cu-Nb-Sn. Hasil ini diharapkan dapat memprediksi intensitas dan kuantitas pembentukan senyawa Nb3

Sn. Prediksi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mendesain ingot beserta jalur teknik manufaktur kawat superkonduktor yang ingin digunakan, sehingga bisa memangkas biaya produksi. Desain ingot yang dikembangkan dalam studi penelitian ini adalah superkonduktor berbasis Cu,Nb,Sn.

Kata kunci: MRI, NMR, Kawat superkonduktor, Internal tin, Nb-Sn, Cu-Nb-Sn The quality of Cu-Nb-Sn superconductor wire is mainly measured from its current density (Jc). The more Nb3Sn is formed, the higher Jc is. This research study departs from the problem on Nb3Sn formation, which has been so far anticipated by increasing the number of monofilaments inside the wire. However this situation yields in high production cost. This research activity is aimed to that can depict the phase evolution among Nb, and Sn within the Cu-Nb-Sn superconducting system. The results can be used to predict the intensity as well as quantity of Nb3

Sn formation. Such prediction can be used to decide which ingot design and manufacturing path shall be chosen, therefore the cost of production can be made efficientIn. In this research study, the ingot design with the basis of Cu-Nb-Sn will be developed as supercondctor wire.

Keywords : MRI, NMR, Superconductor wire, Internal tin, Nb-Sn, Cu-Nb-Sn

Page 8: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

xxxii | Majalah Metalurgi, V 25.3.2010, ISSN 0126-3188

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 3 Desember 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 620

Lusiana, Edi Herianto, Sigit Dy Pembuatan Material CaMnO3 Sebagai Themoelektrik Type-N dari Bahan CaCo3 dan MnCo3

untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Metalurgi, Volume 25 No.3 Desember 2010 Penerapan bahan thermoelektrik sangat luas, dapat digunakan sebagai penghemat bahan bakar pada kendaraan bermotor, penyedia listrik dari panas matahari, panas tungku pembakar sampah dan lain-lain. Pembuatan material CaMnO3 thermoelectric type-n dari bahan CaCO3 dan MnCO3 pada kondisi pemampatan bahan yang telah dihaluskan 200 Mpa dan dipanaskan pada temperatur 1300 °C selama 12 jam, kemudian hasilnya di analisa menggunakan XRD, XRF dan SEM. Dengan keberhasilan pembuatan material material CaMnO3

thermoelectric type-n ini disamping dapat memanfaatkan bahan baku lokal juga mendukung upaya mengurangi ketergantungan energi kita pada bahan bakar fosil.

Kata kunci : Thermoelectrik, CaMnO3

, Type-n, Energi

Application materials thermoelectric very broad, can be used as a fuel saver in the motor vehicle, a provider of solar thermal electricity, heat furnaces and other junk. Making material CaMnO3 n-type thermoelectric material and MnCO3 CaCO3 on the condition that the material has been smoothed squishing 200 MPa and heated at a temperature of 1300 °C for 12 hours, then the results were analyzed using XRD, XRF and SEM. With the success of manufacturing materials thermoelectric materials CaMnO3 type-n in addition to utilizing local raw materials also support efforts to reduce our energy dependence on fossil fuels

.

Keywords : Thermoelectric, CaMnO3

, n- type, Energy

Page 9: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

Abstrak | xxxiii

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 3 Desember 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 620

Saefudin, Ika Kartika (Puslit Metalurgi – LIPI)

Analisa Retak pada Pelat Tipis Paduan Al -17Mg-1Si Hasil Pembekuan Cepat dengan Twin Roll Pengecor

Metalurgi, Volume 25 No.3 Desember 2010

Pembuatan pelat tipis dengan twin roll pengecor pada paduan aluminium mempunyai beberapa keuntungan seperti mempercepat proses pembekuan, rendahnya biaya peralatan juga dapat menekan biaya produksi. Pada penelitian pembuatan pelat tipis paduan Al-17Mg-1Si hasil proses pembekuan cepat dengan twin roll telah terjadi retak sepanjang sisi pelat tipis. Pelat tipis yang dihasilkan mempunyai tebal berkisar 1 mm dengan lebar sekitar 50 mm. Hasil uji keras dengan Vickers pada posisi tebal pelat menunjukkan harga kekerasan rata-rata adalah 175,1 HVN. Hasil metalografi dengan SEM menunjukkan fasa yang terbentuk adalah α–Al dendritik sebagai matriks dan partikel Mg2Si yang bersifat getas. Mg2Si teramati bersegregasi sepanjang sisi dan sudut kristal α-Al matriks. Analisa komposisi kimia dengan EDX pada permukaan area tebal pelat menghasilkan kandungan unsur Mg dan Si yang tinggi. Kelarutan Mg dan Si yang tinggi cenderung akan membentuk fasa eutektik Mg2Si yang mempunyai suhu cair yang lebih rendah dibandingkan α–Al matriks. Oleh karenanya fasa eutektik Mg2

Si akan mengalami pembekuan lebih cepat dibandingkan α–Al matriks. Fenomena rapuh panas akan terjadi dan menghasilkan retak sepanjang sisi pelat tipis paduan Al-17Mg-1Si melalui proses pembekuan cepat dengan twin roll pengecor.

Kata kunci : Paduan Al-17Mg-1Si, Proses pembekuan cepat dengan twin roll pengecor, Fasa eutektik Mg2

Si, Rapuh panas, Retak

There are several advantages to produce aluminum alloys strip by using twin roll caster such as rapidly solidification process, low equipment cost and reduce production cost. In the study of manufacturing of Al-17Mg-1Si alloy strip from rapid solidification by twin roll caster, fracture was occurred along side of strip. Product of strip has a thickness approximately around 1 mm and 50 mm of wide. Vickers hardness result on strip thickness area shows an average hardness around 175.1 HVN. Metallography examination using SEM shows α – Al dendritic phase as a matrix and Mg2Si eutectic particles which are attributed to brittleness. Mg2Si particles show segregate along edge and angle of α-Al matrix. Chemical composition analysis by EDX on the surface of thickness area of Al-17Mg-1Si alloy strip obtains high content of Mg and Si elements. Highly solidify of Mg and Si elements leads to form Mg2

Si eutectic phase, which has lower melting point compared to α–Al matrix. Therefore, eutectic phase would rapidly solidify than α–Al matrix. Hot shortness phenomena will occur and perform cracking along edge area of Al-17Mg-1Si alloy strip throughout rapid solidification process by twin roll caster.

Keywords : Al-17Mg-1Si alloy, Rapid solidification process by twin roll caster, Mg2

Si eutectic phase, Hot shortness, Cracking

Page 10: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

xxxiv | Majalah Metalurgi, V 25.3.2010, ISSN 0126-3188

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 3 Desember 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 620.112

Sulistioso GS, Andika WP, Irma Suparto,Silmi Mariya (PTBIN – BATAN) Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel Co-Cr-Mo

Metalurgi, Volume 25 No.3 Desember 2010

Telah dilakukan uji korosi dan toksisitas pada hasil pembuatan paduan material implan Co-Cr-Mo. Komposisi paduan yang dibuat adalah 30 – 35% Cr, 5% Mo, 0.5 – 0.6% Mn, 0.2 – 0.3% Si, 1.5 – 1.6% N, dan sisanya Co. Karakterisasi hasil analisis fasa dengan XRD menunjukkan pola difraksi di mana fasa ε tidak muncul dan fasa yang dominan adalah fasa γ sebagai konsekuensi dari penambahan unsur N. Pengamatan mikrostruktur dengan mikroskop optik menunjukkan struktur cor dan sampel Co-Cr-Mo hasil peleburan tidak berpori. Berdasarkan hasil analisis korosi diperoleh laju korosi pada media air demin adalah 0,0249 mpy dan pada media larutan tubuh buatan (simulated body fluid atau SBF) adalah 0,036 mpy. Uji toksisitas secara in vitro pada kultur sel endotel CPAE (ATCC-CCL 209) berumur 24 jam menunjukkan tidak adanya perubahan morfologi dan kematian sel setelah 72 sampai dengan 144 jam pasca penambahan sampel. Hasil ini menunjukkan bahwa material Co-Cr-Mo dengan penambahan tidak menimbulkan toksisitas terhadap kultur sel endotelial sampai dengan 6 hari inkubasi. Kata kunci : Co-Cr-Mo , Korosi, Toksisitas in vitro, Kultur sel endotel CPAE Analysis of corrosion and toxicity of Co-Cr-Mo as implant materials has been performed. The alloy composition was 30 - 35% Cr, 5% Mo, 0.5 - 0.6% Mn, 0.2 - 0.3% Si, 1.5 - 1.6% N, and Co as the balance. Characterization of phase analysis by XRD through its diffraction patterns indicates that phase ε does not appear as a consequence of the addition of N. Microstructure observations of the samples by optical microscope showed that the structure of Co-Cr-Mo cast was not porous. Corrosion analysis showed that the corrosion rate in demineralized water was 0.0249 mpy and in simulated body fluid (SBF) was 0.036 mpy. In vitro toxicity assay in 24 hours endothelial cell CPAE (ATCC CCL-209) showed that there were no morphologic changes or cell death after 72 up to 144 hours of sample incubation. It concludes that Co-Cr-Mo material was not toxic to endothelial cell culture for at least six days.

Keywords : Co-Cr-Mo , Corrosion , In vitro toxicity, Endothelial cell culture CPAE

Page 11: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

SINTESIS, ANALISIS KOROSI DAN TOKSISITAS PADA MATERIAL BIOKOMPATIBEL Co-Cr-Mo

Sulistioso GS1), Andika WP2), Irma Suparto3,4), Silmi Mariya3)

1) PTBIN – BATAN

2) P2M – LIPI 3) Departemen Kimia, FMIPA IPB

4) Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) LPPM–IPB Bogor

Intisari

Telah dilakukan uji korosi dan toksisitas pada hasil pembuatan paduan material implan Co-Cr-Mo. Komposisi paduan yang dibuat adalah 30 – 35% Cr, 5% Mo, 0.5 – 0.6% Mn, 0.2 – 0.3% Si, 1.5 – 1.6% N, dan sisanya Co. Karakterisasi hasil analisis fasa dengan XRD menunjukkan pola difraksi di mana fasa ε tidak muncul dan fasa yang dominan adalah fasa γ sebagai konsekuensi dari penambahan unsur N. Pengamatan mikrostruktur dengan mikroskop optik menunjukkan struktur cor dan sampel Co-Cr-Mo hasil peleburan tidak berpori. Berdasarkan hasil analisis korosi diperoleh laju korosi pada media air demin adalah 0,0249 mpy dan pada media larutan tubuh buatan (simulated body fluid atau SBF) adalah 0,036 mpy. Uji toksisitas secara in vitro pada kultur sel endotel CPAE (ATCC-CCL 209) berumur 24 jam menunjukkan tidak adanya perubahan morfologi dan kematian sel setelah 72 sampai dengan 144 jam pasca penambahan sampel. Hasil ini menunjukkan bahwa material Co-Cr-Mo dengan penambahan tidak menimbulkan toksisitas terhadap kultur sel endotelial sampai dengan 6 hari inkubasi. Kata kunci : Co-Cr-Mo , Korosi, Toksisitas in vitro, Kultur sel endotel CPAE

Abstract

Analysis of corrosion and toxicity of Co-Cr-Mo as implant materials has been performed. The alloy composition was 30 - 35% Cr, 5% Mo, 0.5 - 0.6% Mn, 0.2 - 0.3% Si, 1.5 - 1.6% N, and Co as the balance. Characterization of phase analysis by XRD through its diffraction patterns indicates that phase ε does not appear as a consequence of the addition of N. Microstructure observations of the samples by optical microscope showed that the structure of Co-Cr-Mo cast was not porous. Corrosion analysis showed that the corrosion rate in demineralized water was 0.0249 mpy and in simulated body fluid (SBF) was 0.036 mpy. In vitro toxicity assay in 24 hours endothelial cell CPAE (ATCC CCL-209) showed that there were no morphologic changes or cell death after 72 up to 144 hours of sample incubation. It concludes that Co-Cr-Mo material was not toxic to endothelial cell culture for at least six days.

Keywords : Co-Cr-Mo , Corrosion , In vitro toxicity, Endothelial cell culture CPAE

PENDAHULUAN

Penggunaan material implan sebagai endoprostetik pada tubuh manusia mensyaratkan biokompatibilitas yang baik, kuat, dan tahan terhadap korosi, khususnya dalam media cairan tubuh Material yang umum digunakan sebagai material implan adalah stainless steel, paduan logam berbasis Co dan titanium. Paduan titanium memiliki tingkat biokompatibilitas dan

ketahanan korosi yang baik, tetapi harganya sangat mahal. Paduan Co-Cr-Mo memiliki tingkat biokompatibilitas yang lebih rendah daripada paduan titanium, akan tetapi memiliki sifat mekanik yang lebih baik dan harganya lebih murah dibandingkan dengan paduan titanium. Sedangkan jika dibandingkan dengan stainless steel, paduan CoCrMo memiliki sifat biokompatibilitas, ketahanan korosi dan sifat mekanik yang lebih baik,

Page 12: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

164 | Majalah Metalurgi, V 25.3.2010, ISSN 0126-3188/ hal 163-168

walaupun harganya lebih tinggi dibandingkan stainless steel [1-3] . Syarat mendasar dari biomaterial berbasis logam adalah sifat anti karat yang tinggi. Selain itu, sifat yang utama harus dimiliki oleh biomaterial berbasis logam adalah kesuaian dengan sel hidup (excellent biocompatibility). Hal ini penting karena biomaterial ditanam dalam tubuh atau mulut serta berhubungan langsung dengan sel hidup tubuh manusia. Logam tersebut tidak boleh melepaskan ion-ion yang bersifat racun atau karsinogen bagi sel dan tubuh manusia [4]. Reaksi korosi material implan dapat menimbulkan reaksi peradangan (inflamasi) di sekitar jaringan yang diimplankan sehingga apabila digunakan dalam jangka waktu lama akan sangat berbahaya bagi tubuh [5]

Saat ini penelitian dalam bidang material implan masih jarang dilakukan di Indonesia. Dalam makalah ini akan dilaporkan penelitian pembuatan dan karakterisasi sifat korosi dan toksisitas dari paduan Co-Cr-Mo. Aplikasi dari paduan Co-Cr-Mo sebagai material implan adalah sebagai tempurung lutut buatan (knee cap) atau sebagai sambungan tulang pinggul buatan (hip joint). Paduan Co-Cr-Mo dibuat dengan metoda peleburan (casting) menggunakan arc melting furnace. Komposisi paduan CoCrMo dibuat berdasarkan standar paduan Co-Cr-Mo ASTM F75, tetapi dimodifikasi dengan menaikkan kandungan Cr dan N

.

[6].

Pada paduan ASTM F75, fasa yang dominan adalah fasa ε (struktur kristal hcp) dan fasa σ yang rapuh (struktur kristal tetragonal) di sepanjang daerah interdendritic. Penambahan krom (Cr) dapat meningkatkan kekuatan paduan Co-Cr-Mo sekaligus menstabilkan fasa γ (struktur kristal fcc). Dengan demikian, peningkatan kadar Cr dan N diharapkan dapat meningkatkan kekuatan luluh (yield strength) dan kekuatan tarik (tensile strength) paduan Co-Cr-Mo, tanpa perlu dilakukannya proses cold working seperti tempa (forging). Komposisi paduan yang dibuat pada penelitian ini adalah 30 – 35%

Cr, 5% Mo ; 0,5 – 0,6% Mn ; 0,2 – 0,3% Si ; 1,5 – 1,6% N, dan sisanya Co. Uji korosi akan dilakukan dalam media larutan tubuh buatan atau SBF (Simulated Body Fluid) dan uji toksisitas akan dilakukan secara in vitro pada kultur sel endotel CPAE (ATCC-CCL 209).

PROSEDUR PERCOBAAN

Pembuatan sampel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut, mula–mula seluruh unsur pemadu ditimbang sesuai dengan persentasenya dengan jumlah total 30 g , kemudian di aduk dengan ball miling, pada kecepatan 400 rpm selama 30 menit. Setelah itu, seluruh serbuk yang sudah diaduk dikompaksi dengan ukuran masing–masing pelet 5–6 g. Tahapan akhir adalah seluruh pelet–pelet tersebut dilebur di dalam arc melting furnace dalam suasana inert dengan dialiri gas argon. Pencampuran unsur N dilakukan dengan menggunakan paduan CrN. Contoh ingot hasil peleburan dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Sampel CoCrMo dengan penambahan unsure Mn ,Si dan N. Hasil peleburan dengan Tri Arc Melting Furnace

Analisis fasa dari paduan Co-Cr-Mo

dilakukan dengan metoda difraksi sinar X menggunakan alat difraksi Sinar – X merk Shimadzu tipe 610-XD .Analisis fasa dilakukan pada sampel Co-Cr-Mo dengan dan tanpa penambahan unsur nitrogen (N), dengan kondisi sampel berbentuk padatan. Uji korosi sampel Co-Cr-Mo dilakukan dengan metoda Potensiostat, menggunakan alat potensiostat – Galvanostat merk EG and G. Ukuran sampel untuk uji korosi adalah diameter 14 mm dan tebal 1 – 5

D = 25mm

Page 13: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

Sintesis, Analisis Korosi…../ Sulistioso | 165

mm. Pada penelitian ini media yang digunakan adalah cairan tubuh buatan.

Uji toksisitas dilakukan dengan secara in vitro menggunakan media kultur sel endotel CPAE. Biocompatibilitas suatu bahan pada tempat implant, akan melibatkan suatu interaksi yang kompleks antar sel dan jaringan. Prosedur pengujian toksisitas yang digunakan sebagai berikut, mula–mula sampel Co-Cr-Mo dipotong–potong kecil dengan ukuran 2 x 5 x 1 mm, kemudian dibungkus rapat untuk disterilisasi dengan iradiasi sinar gama dengan dosis 25 kGy. Setelah itu, sampel yang sudah disterilisasi diuji toksisitasnya secara in vitro dengan meletakkannya dalam kultur sel CPAE yang telah berkonfluensi 50% (24 jam usia kultur sel).. Pemilihan sel endotel CPAE dilakukan karena di dalam tubuh proses pembentukan pembuluh darah baru sangat penting untuk memberi nutrisi dan membuang limbah. Pembuluh darah juga sensitif terhadap kontak dengan benda asing[1]

. Material komponen tempurung lutut buatan ini akan tertanam (implantasi) dalam tubuh untuk jangka waktu yang sangat lama. Maka diharapkan tidak ada toksisitas dari material implant Co-Cr-Mo dalam tubuh, yang dalam hal ini diwakilkan oleh kultur sel endotel.

HASIL PERCOBAAN Pola difraksi sinar – X tanpa penambahan unsur N dan pola difraksi sinar – X dengan penambahan unsur N ditunjukkan pada Gambar 2A dan 2B.

Co Cr Mo Panjang

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 20 40 60 80 100

2 theta

Inten

sitas

(cps

)

Gambar 2A. Pola difraksi Co-Cr-Mo sebelum ditambah unsur N

logam

0

20

40

60

80

100

120

140

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2 theta

Inte

nsita

s

Gambar 2B. Pola difraksi Co-Cr-Mo setelah ditambah unsur N Pada Gambar 2A diatas fasa γ dan fasa ε tampak dominan, akan tetapi fasa ε tidak terlihat pada Gambar 2B. Hal ini disebabkan penambahan unsur nitrogen (N) dapat menstabilkan fasa austenit dan menekan pembentukan fasa ε.

Sifat fisik dari sistem Co-Cr serupa dengan Fe-Cr, karena itu penambahan unsur N diharapkan memiliki dampak yang serupa pada paduan Co-Cr . Penambahan unsur krom (Cr) dapat meningkatkan kekuatan paduan Co-Cr-Mo dan juga menstabilkan fasa γ. Tetapi, penambahan Cr ini cenderung mendorong terbentuknya fasa σ yang keras tapi getas. Sehingga penambahan Cr dan N akan meningkatkan kekuatan luluh (yield strength) dan kekuatan tarik (tensile strength) paduan Co-Cr-Mo. Penambahan Cr juga akan meningkatkan ketahanan korosi, karena Cr akan membentuk lapisan CrO dipermukaan sampel, yang merupakan lapis lindung dari proses oksidasi [6]

.

Gambar 3. Struktur mikro CoCrMo yang ditambah dengan Si, Mn dan N. Hasil peleburan dengan Tri Arc Melting furnace

Pola difraksi Co-Cr-Mo tanpa N

Bag. Dalam sampel

Bag. Luar sampel

γ ε

Page 14: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

166 | Majalah Metalurgi, V 25.3.2010, ISSN 0126-3188/ hal 163-168

Pada Gambar 3 diatas tampak struktur cor, berbentuk dendrit dan tidak tampak pori–pori. Hal ini menunjukkan bahwa peleburan dengan arc melting dalam suasana argon memberikan hasil yang baik. Bagian luar sampel mempunyai struktur yang lebih halus karena membeku terlebih dahulu. Sedangkan pada bagian dalam, diperoleh butir-butirnya lebih kasar karena panas di bagian dalam dapat bertahan beberapa saat yang memungkin butir–butirnya membesar. Uji korosi dilakukan dengan alat Potensiostat EG & G pada media air demineralisasi dan media larutan tubuh buatan (SBF) dengan hasil sebagaimana berikut: Tabel 1. Hasil uji korosi CoCrMo implan dalam air demineralisasi dan larutan tubuh buatan (SBF)

Media Laju korosi (mpy) Air demineralisasi 0,0249

Larutan tubuh (SBF) 0,0360

Hasil uji korosi pada logam SS 316L, dengan alat dan media SBF yang sama adalah 0,138[7]. Hasil uji korosi pada Tabel 1 diatas menunjukkan ketahanan korosi yang baik jika dibandingkan dengan ketahanan korosi dari material SS 316L komersil. Kandungan dari larutan SBF yang digunakan untuk uji korosi pada suhu 37o

MgCl2.H2O 0,305 g/l;

C pada penelitian ini adalah sebagai berikut: NaCl, 6,547 g/l; NaHCO3 2,268 g/l; KCl 0,372 g/l; Na2HPO4 0,124 g/l;

CaCl2.2H2O 0,368 g/l; Na2SO4 0,071 g/l.

Jumlah larutan yang digunakan untuk setiap kali pengukuran adalah sebanyak 600 ml.

Setelah 72 jam dan 144 jam pasca pemberian sampel, sel diamati secara mikroskopik dengan mengamati morfologi sel serta jumlah sel yang hidup. Hasil yang diperoleh ditampilkan pada Gambar 4 a-d. Hasil pengamatan 72 jam pada sumur yang diberi sampel, sel CPAE tidak mengalami perubahan morfologi dengan jumlah 100.000 sel per sumur yang sedikit di bawah jumlah sel tanpa sampel, yaitu 120.000 sel per sumur. Jumlah lebih rendah pada sumur yang ditambahkan sampel diduga karena proses adaptasi sel adanya benda asing di lingkungan tumbuhnya. Dugaan ini didukung dengan hasil pengamatan sel setelah 144 jam atau 6 hari inkubasi (Gambar 4d), yaitu morfologi sel tidak menunjukkan abnormalitas serta jumlah sel pada kultur yang diberi sampel sama dengan sel control (Gambar 4a).

Hal ini menegaskan telah terjadinya adaptasi sel terhadap benda asing karena setelah 144 jam, sel CPAE sudah dapat menyesuaikan diri dengan ditunjukkan jumlah sel yang sama dengan kontrol sel. Pemberian sampel pada kultur sel endotel CPAE tidak mengakibatkan perubahan morfologi sel yang normal dan jumlah sel per sumur sama dengan kontrol yang tidak ditambahkan sampel implan.

Page 15: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

Sintesis, Analisis Korosi…../ Sulistioso | 167

Gambar 4. a) kultur sel CPAE 24 jam, b) kultur sel CPAE 144 jam c) kultur sel CPAE setelah penambahan sampel 72 jam d) kultur sel CPAE setelah penambahan sampel 144 jam KESIMPULAN

Paduan Co-Cr-Mo dengan komposisi : 30 – 35% Cr ; 5% Mo ; 0,5 – 0,6% Mn ; 0,2 – 0,3% Si ; 1,5 – 1,6% N, dan sisanya Co yang dibuat dengan metoda peleburan (casting) menggunakan alat Tri Arc Melting Furnace , komposisi tersebut merupakan modifikasi dari komposisi ASTM F75. Paduan Co-Cr-Mo pada penelitian ini mempunyai ketahanan korosi yang baik, fasa yang dominan adalah fasa γ dan tidak menyebabkan toksisitas terhadap kultur sel endotel CPAE. DAFTAR PUSTAKA [1] Buddy D.Ratners, Allan S. Hoffman,

Frederick J.Schoen , Jack E. Lemon. 2004 “Biomaterials Science, An Introductions to Materials in Medicine” 2nd

[2] David A. Puleo, Rena Bizios, Kay C.Dee. 2002. “ Tissue – Biomaterials Interactions, an introductions “., John Wiley & SonsNew Yersey USA.

Edition. Elsevier. California USA.

[3] David Bombač, Miha Brojan, Peter Fajfar, Franc Kosel, Rado Turk, 2007 “ Review of materials in medical applications, RMZ” – Materials and Geoenveron ment, Vol. 54, No. 4, pp. 471-499.

[4] Syarif Junaidi . 2009/08/”Biomaterial Berbasis Logam.” http://www.infometrik.com/ biomaterial-berbasis-logam/Aplikasi Teknologi, Featured, Material Sains .Diakses April 2011.

[5] Manivasagam G, Dhinasekaran D, Rajaminickam A. 2010. Biomedical implants: corrosion and its prevention – a review. Recent Patents on Corrosion Science 2: 40-54.

[6] S-.H. Lee, N. Nomura, A. Chiba 2007, “Microstructures and Mechanical properties of biomedical Co-Cr-Mo alloys with combination of N addition and Cr-enrichment.” 1st Asian Biomaterials Congress, December 6-8, , Tsukuba, Japan.

[7] Dedi Setiawan , 2009 . “Pengaruh Nitridasi Terhadap Ketahanan Korosi Stainless Steel AISI 316L Dalam Cairan Tubuh Tiruan.” Tesis, Jurusan Fisika. FMIPA – ITS Surabaya.

Page 16: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

168 | Majalah Metalurgi, V 25.3.2010, ISSN 0126-3188/ hal 163-168

Page 17: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

Indeks |

Indeks Penulis

A Andika WP 163

B Bambang Sriyono 129 Bintang Adjiantoro 153 Budi Priyono 119

C Cahyo Sutowo 119

E Eddy P. Utomo 119 Edi Herianto 147

F Fatayalkadri Citrawati 129

I Ika Kartika 119, 155 Irma Suparto 163

L Lusiana 147

P Pius Sebleku 139

S Saefudin 115 Sigit DY 147 Silmi Mariya 163 Sulistioso GS 163

T T. Arini 119

Page 18: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

| Majalah Metalurgi, V 25.3.2010, ISSN 0126-3188

Page 19: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

Indeks |

Indeks

A Aniling 129, 130, 131, 132, 133, 134,

135, 136, 137, 138 Annealing 129 Al-17Mg-1Si alloy 155

B Baja tahan karat feritik 129, 130, 137

C CaMnO3

Cracking 125, 155

147, 148, 149, 150, 151, 152, 153, 154

Co-Cr-Mo 163, 164, 165, 167 Cu-Nb-Sn 139, 140, 144 Corrosion 121, 138, 163, 167

E Energi 120, 123, 147, 148 Energy 123, 147 Exhaust valve plate 119 Endothelial cell culture CPAE 163

F Fasa eutektik Mg2Fenomena sliding wear 119, 126, 127

Si 155, 160

Fatigue fracture 119 Ferritic stainless steel 129, 138

H High temperature 128, 129, 138, 139 Heat treatment 128, 129, 142, 144 Hot shortness 155

I Internal tin 139, 140, 143 In vitro toxicity 163

K

Kawat superkonduktor 139, 140, 142, 143

Korosi 119, 120, 121, 123, 124, 127, 154, 163, 164, 165, 166, 167

Kultur sel endotel CPAE 163, 164, 165, 166, 167

L Lapisan piringan katup buang 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 127

M Material tahan aus berbasis kobalt 119, 123 MRI 121, 128, 129, 130 Mg2Si eutectic phase 155

N Nb-Sn 139, 140, 141, 143, 144 NMR 139, 140 n- type 147

O Oksidasi 121, 129, 131, 133, 135, 137,

143, 165 Oxidation 129, 138

P Paduan Al-17Mg-1Si 155, 156, 158, 159 Patah lelah. 119, 124, 126, 128 Perlakuan panas 129 Proses pembekuan cepat dengan twin roll pengecor 155, 156, 158, 159

R Rapuh panas 155 Retak 119, 121, 124, 125, 128, 155, 156,

157, 158, 159, 160, 161 Rapid solidification process by twin roll caster 155

Page 20: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

| Majalah Metalurgi, V 25.3.2010, ISSN 0126-3188

S Sliding wear phenomena 119 Superconductor wire 139, 145

T Temperatur tinggi 119, 120, 123, 124,

129, 130 Thermoelectrik 147

Toksisitas in vitro 163 Type-n 147, 153 Thermoelectric 147, 148, 154

W Wear resistant material of cobalt base alloy 119

Page 21: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

PANDUAN BAGI PENULIS

1. Penulis yang berminat menyumbangkan hasil karyanya untuk dimuat di dalam majalah Metalurgi, diharuskan mengirim naskah asli dalam bentuk final baik hardcopy atau softcopy (dalam file doc), disertai pernyataan bahwa naskah tersebut belum pernah diterbitkan atau tidak sedang menunggu penerbitannya dalam media tertulis manapun.

2. Penulis diminta mencantumkan nama tanpa gelar, afiliasi kedudukan dan alamat emailnya setelah judul karya tulisnya, dan ditulis dengan Times New Roman (TNR), jarak 1 spasi, font 12.

3. Naskah harus diketik dalam TNR font 12 dengan satu (1) spasi. Ditulis dalam bentuk hardcopy dengan kertas putih dengan ukuran A4 pada satu muka saja. Setiap halaman harus diberi nomor dan diusahakan tidak lebih dari 30 halaman

4. Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, harus disertai dengan judul yang cukup ringkas dan dapat melukiskan isi makalah secara jelas. Judul ditulis dengan huruf kapital menggunakan TNR font 14 dan ditebalkan. Untuk yang berbahasa Indonesia, usahakanlah untuk menghindari penggunaan bahasa asing.

5. Isi naskah terdiri dari Judul naskah, Nama Pengarang dan Institusi beserta email, Intisari/Abstract, Pendahuluan, Tata Kerja/Prosedur Percobaan, Hasil Percobaan, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka, Ucapan Terimakasih dan Riwayat Hidup. Pakailah bahasa yang baik dan benar, singkat tapi cukup jelas, rapi, tepat dan informatif serta mudah dicerna/dimengerti. Sub judul ditulis dengan huruf kapital TNR font 12, ditebalkan tanpa penomoran urutan sub judul, misalnya : PENDAHULUAN PROSEDUR PERCOBAAN, dan seterusnya.

6. Naskah harus disertai intisari pendek dalam bahasa Indonesia dan abstract dalam bahasa Inggris ditulis TNR 10 jarak 1 spasi diikuti dengan kata kunci/keywords ditulis miring. Isi dari intisari/abstract merangkum secara singkat dan jelas tentang : • Tujuan dan Ruang Lingkup Litbang • Metoda yang Digunakan • Ringkasan Hasil • Kesimpulan

7. Isi pendahuluan menguraikan secara jelas tentang : • Masalah dan Ruang Lingkup • Status Ilmiah dewasa ini • Hipotesis • Cara Pendekatan yang Diharapkan • Hasil yang Diharapkan

8. Tata kerja/prosedur percobaan ditulis secara jelas sehingga dapat dipahami langkah- langkah percobaan yang dilakukan.

9. Hasil dan pembahasan disusun secara rinci sebagai berikut : • Data yang disajikan telah diolah, dituangkan dalam bentuk tabel atau gambar, serta diberi

keterangan yang mudah dipahami. Penulisan keterangan tabel diletakkan di atas tabel, rata kiri dengan TNR 10 dengan spasi 1. Kata tabel ditulis tebal. Akhir ketrangan tidak diberi tanda titik .

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA P U S A T P E N E L I T I A N M E T A L U R G I Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp.021-7560911 Fax. 021-7560553

Page 22: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

PANDUAN BAGI PENULIS

Contoh : Tabel 1. Harga kekerasan baja SS 316L Penulisan keterangan gambar ditulis di bawah gambar, rata kiri dengan TNR 10 jarak 1 spasi, format “in line with text”. Kata gambar ditulis tebal. Akhir ketrangan tidak diberi tanda titik. Contoh : Gambar 1. Struktur mikro baja SS 316L

• Pada bagian pembahasan terlihat adanya kaitan antara hasil yang diperoleh dengan konsep dasar dan atau hipotesis

• Kesesuaian atau pertentangan dengan hasil litbang lainnya • Implikasi hasil litbang baik secara teoritis maupun penerapan

10. Kesimpulan berisi secara singkat dan jelas tentang : • Esensi hasil litbang

Penalaran penulis secara logis dan jujur, fakta yang diperoleh 11. Penggunaan singkatan atau tanda-tanda diusahakan untu memakai aturan nasional atau

internasional. Apabila digunakan sistem satuan maka harus diterapkan Sistem Internasional (SI)

12. Kutipan atau Sitasi • Penulisan kutipan ditunjukkan dengan membubuhkan angka (dalam format superscript)

sesuai urutan. • Angka kutipan ditulis sebelum tanda titik akhir kalimat tanpa spasi, dengan tanda kurung

siku dan tidak ditebalkan (bold). • Jika menyebut nama, maka angka kutipan langsung dibubuhkan setelah nama tersebut. • Tidak perlu memakai catatan kaki. • Urutan dalam Daftar Pustaka ditulis sesuai dengan nomor urut kutipan dalam naskah.

Contoh: Struktur mikro baja SS 316L[2]. 13. Penyitiran pustaka dilakukan dengan memberikan nomor di dalam tanda kurung. Daftar

pustaka itu sendiri dicantumkan pada bagian akhir dari naskah. Susunan penulisan dari pustaka sebagai berikut : 1. Buku dengan satu pengarang atau dua pengarang (hanya nama pengarang yang

dibalik) : [1] Peristiwady, Teguh. 2006. Ikan-ikan Laut Ekonomis Penting di Indonesia : Petunjuk Identifikasi. Jakarta : LIPI Press. [2] Bambang, Dwiloka dan Ratih Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Rineka Cipta.

2. Buku dengan tiga pengarang atau lebih [1] Suwahyono, Nurasih dkk. 2004. Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia. Jakarta : Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, LIPI.

3. Buku tanpa nama pengarang, tapi nama editor dicantumkan. [1] Brojonegoro, Arjuno dan Darwin (Ed.). 2005. Pemberdayaan UKM melalui Program Iptekda LIPI, Jakarta : LIPI Press.

4. Buku tanpa pengarang, tapi ditulis atas nama Lembaga. [1] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Nasional. 2006. Kamus Besar bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka.

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA P U S A T P E N E L I T I A N M E T A L U R G I Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp.021-7560911 Fax. 021-7560553

Page 23: Sintesis, Analisis Korosi dan Toksisitas pada Material Biokompatibel

PANDUAN BAGI PENULIS

5. Artikel dari Jurnal/majalah dan koran (bila tanpa pengarang) [1] Haris, Syamsudin. 2006.,,Demokratisasi Partai dan Dilema Sistem Kepartaian di Indonesia”. Jurnal Penelitian Politik.: 67-76 Jakarta.

6. Artikel dari bunga rampai [1] Oetama, Yacob. 2006.,, Tradisi Intelektualitas, Taufik Abdullah, Jurnalisme Makna”. Dalam A.B. Lapian dkk. (Ed.), Sejarah dan Dialog Peradaban. Jakarta : LIPI Press.

7. Bahan yang belum dipublikasikan atau tidak diterbikan [1] Wijana, I dewa Putu. 2007.,,Bias Gender pada Bahasa Majalah Remaja”. Tesis, Fakultas Ilmu Budaya Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

8. Bahan yang belum dipublikasikan atau tidak diterbikan

[1] Wijana, I dewa Putu. 2007.,,Bias Gender pada Bahasa Majalah Remaja”. Tesis, Fakultas Ilmu Budaya Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

9. Tulisan Bersumber dari Internet [1] Rustandy, Tandean. 2006 “Tekan Korupsi Bangun Bangsa”. (http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=1291, diakses 14 Januari 2007)

14. Ucapan terimakasih ditulis dengan huruf kapital TNR font 12 dan ditebalkan. Isi dari ucapan terimakasih ditulis dengan TNR 12 dan spasi 1.

15. Naskah yang dinilai kurang tepat untuk dimuat di dalam majalah akan dikirim kembali kepada penulis. Saran-saran akan diberikan apabila ketidak tepatan tersebut hanya disebabkan oleh format atau cara penyajian.

16. Penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran naskahnya. 17. Setiap penerbitan tidak ada dua kali atau lebih penulis utama yang sama. Apabila ada, salah

satu naskahnya penulis utama tersebut ditempatkan pada penulis kedua.

Serpong, 8 Juni 2009 Redaksi Majalah Metalurgi

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA P U S A T P E N E L I T I A N M E T A L U R G I Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp.021-7560911 Fax. 021-7560553