48
PENDAHULUAN Peran pondok pesantren untuk meningkatkan sumber daya manusia sudah berlangsung sejak lama. Proses pendidikan di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh sistem persekolahan, tetapi juga oleh pondok pesantren dan madrasah. Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan agama Islam yang biasanya terdapat di pedesaan, dan peserta didik pada umumnya adalah masyarakat pedesaan. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam berbasis masyarakat. Fenomena sosial pondok pesantren dikelompokkan menjadi dua yaitu: (1) Kelompok pesantren tradisional: yang hanya mengajarkan ilmu keagamaan (klasik) khususnya mengkaji kitab-kitab kuning, dan (2) Kelompok pondok pesantren modern: yang mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan modern dan keagamaan baik dari kitab klasik maupun buku-buku modern. Menyongsong era globalisasi, pondok pesantren perlu meningkatkan kemampuan bersaing, karena munculnya berbagai indikasi kompetisi muncul, baik berskala lokal, domestik maupun global, yang ditandai oleh munculnya beragam masalah yang kompleks, ketat dan rumit untuk diselesaikan. Salah satu pondok pesantren yang mampu bertahan dan 1

Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran di Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penelitian ini bertujuan medalami organisasi pembelajaran di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, berdasarkan model organisasi pembelajaran.

Citation preview

Page 1: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

PENDAHULUAN Peran pondok pesantren untuk meningkatkan sumber

daya manusia sudah berlangsung sejak lama. Proses pendidikan di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh sistem persekolahan, tetapi juga oleh pondok pesantren dan madrasah. Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan agama Islam yang biasanya terdapat di pedesaan, dan peserta didik pada umumnya adalah masyarakat pedesaan.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam berbasis masyarakat. Fenomena sosial pondok pesantren dikelompokkan menjadi dua yaitu: (1) Kelompok pesantren tradisional: yang hanya mengajarkan ilmu keagamaan (klasik) khususnya mengkaji kitab-kitab kuning, dan (2) Kelompok pondok pesantren modern: yang mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan modern dan keagamaan baik dari kitab klasik maupun buku-buku modern.

Menyongsong era globalisasi, pondok pesantren perlu meningkatkan kemampuan bersaing, karena munculnya berbagai indikasi kompetisi muncul, baik berskala lokal, domestik maupun global, yang ditandai oleh munculnya beragam masalah yang kompleks, ketat dan rumit untuk diselesaikan. Salah satu pondok pesantren yang mampu bertahan dan dari arus yang digambarkan di atas adalah Pondok Pesantren Darunnajah. Lembaga ini tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga mampu mengembangkan diri, baik pertumbuhan siswanya setiap tahun terus bertambah, sehingga banyak pula santri yang berasal dari manca negara (Malaysia, Singapura, Thailand, Inggris, Amerika Serikat, Suriname, Brunei, dan lain-lain.)

Keberhasilan ini diperoleh karena organisasi ini mampu meningkatkan organisasi pembelajaran, melakukan kerjasama dan bersinergi dengan semua anggota organisasi baik di dalam dan di luar lembaga pesantren Darunnajah. Perbaikan pengelolaan pesantren, sistem pengajaran,

1

Page 2: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

pendanaan, sarana dan prasarana organisasi, kepemimpinan, peningkatan sumber daya manusia, memperhatikan kesejahteraan para guru, dengan melakukan berbagai usaha. Kesungguhan pemimpin berdasarkan nilai-nilai keagamaan dan keikhlasan dalam menjalankan tugas adalah ciri dari learning organization pondok pesantren yang patut dicontoh.

Kesungguhan dan keikhlasan adalah dua nilai pesantren yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan kesungguhan saja, tanpa keikhlasan, seorang akan dipertanyakan motifnya, untuk tujuan apa ia sungguh-sungguh, apakah untuk interest pribadi atau kelompok atau untuk mencapai tujuan bersama. Keikhlasan, tanpa kesungguhan akan selalu diukur dengan imbalan yang diterima. Sebaliknya, keikhlasan tanpa kesungguhan dapat mendorong kepada sebuah bentuk kepasifan (stagnan), karena tidak ada semangat yang mendorong mencapai target-target yang telah dicanangkan. Alhasil kesungguhan dan keihklasan adalah ibarat dua sisi mata uang yang sama-sama penting untuk lembaga pesantren yang profesional.

Pondok pesantren yang profesional, dengan manajeman modern, melakukan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan memanfaatkan kemajuan teknologi guna menghasilkan santri yang berkualitas. Manajemen keuangan yang transparan berdampak pada keberlanjutan program, tanpa harus kehilangan nilai-nilai dasar dan falsafah hidup pesantren itu sendiri. Organisasi pembelajaran pesantren yang baik akan membuat pesantren mendapat penghargaan dari lingkungan internal maupun eksternal.

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan organisasi pembelajar dan berbagai usaha yang dilakukan oleh para pengelola pesantren, maka peneliti membatasi area penelitian pada perspektif learning organizational di lingkungan Pondok Pesantren Darunnajah,

2

Page 3: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

dengan judul penelitian yaitu: “Organisasi Pembelajaran di Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

KAJIAN TEORITIK

A. Organisasi Publik dan Perubahan lingkungannya Perubahan lingkungan organisasi hendaknya

diantisipasi oleh semua anggota organisasi baik secara individu maupun kelompok. Menghadapi perubahan itu dibutuhkan strategi organisasi dengan menyusun rencana yang dapat dipelajari sepanjang waktu sesuai tuntutan masyarakat.

Michael Marquadt dan Angus Reynolds (1994: 249), menjelaskan bahwa strategi keberhasilan mencapai tujuan dipengaruhi oleh kebutuhan. Organisasi pembelajaran dapat memaksimalkannya dengan riset terhadap pelayanan yang diberikan. Mencermati struktur interaksi organisasi dengan tingkat pelayanan yang diberikan. Organisasi yang mau belajar dan meningkatkan kemampuannya sehingga mampu melayani konsumen secara profesional. Karena melalui belajar berarti organisasi selalu berusaha memperbaiki kualitas pelayanan, dan menjadikan kualitas bagian dari organisasinya.

Meningkatkan kualitas organisasi berarti berusaha memperbaiki kualitas para pelaksananya agar menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Lembaga organisasi yang sehat selalu berusaha mensejahterakan seluruh anggota organisasinya. Melakukan beragam pendekatan dan perubahan yang menguntungkan organisasi dan mengusahakan kepuasaan para pekerjanya. Berusaha meningkatkan organisasi pembelajaran dengan baik agar organisasi dapat mencapai tujuan dan menerapkan kebijakan organisasi, menciptakan keharmonisan antar sesama karyawan guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan efektif.

3

Page 4: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Menurut John W. Slocum, Jr., Don Hellriegel (2007: 226 – 227), bahwa faktor pengaruh dan tingkat efektivitas tim mempunyai hubungan yang saling terkait. Pengaruh tim terhadap efektivitas dapat diidentifikasi pada faktor-faktor utama yang memengaruhi tingkat efektivitas tim organisasi, norma-norma, kepaduan, kepemimpinan, aturan keanggotaan, konteks dan tujuan utamanya adalah mencapai tujuan organisasi. Tim yang efektif sebaiknya selalu menganalisis semua komponen baik secara terpisah ataupun antar anggota tim satu sama lain. Pendekatan ini untuk memperoleh pemahaman tentang dinamika tim dan efektivitas guna mengembangkan kompetensi anggota tim yang dibutuhkan organisasi agar dapat menjadi anggota tim yang efektif. Seperti dalam gambar berikut:

Gambar 2.1: pengaruh tim pada efektivitas

Menurut Christopher F. Achua, D.B.A., Robert N. Lussier (2010:413), organisasi pembelajaran berdasarkan ilmu manajemen adalah organisasi yang mampu menghasilkan fakta dan keberhasilan yang tetap atau sebagian besar sedang mengalami masa peralihan. Perubahan organisasi sedang berusaha untuk meningkatkan

4

TeamEffectiveses

s

Page 5: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

sistem berbasis produksi ekonomi dan berbasis pengetahuan. Akibatnya, organisasi-organisasi semakin tergantung pada pengetahuan inovatif untuk menciptakan nilai bagi pelanggan mereka. Pertanyaan yang selalu ditujukan bagi banyak pemimpin adalah bagaimana mengatur orang, sistem, dan proses dalam organisasi untuk menghasilkan dan memanfaatkan bentuk-bentuk baru pengetahuan.

Organisasi publik merupakan lembaga organisasi yang dinamis dan selalu mengalami perubahan, karena setiap orang yang berada diorganisasi bersedia belajar, dan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik, melaksanakan tugas dengan sungguh-sunguh meningkatkan kompetensinya, sehingga organisasinya tetap survival dan diminati masyarakat.

Berdasarkan uraian teori di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi publik dan perubahan lingkungannya adalah organisasi yang sangat dibutuhkan masyarakat yang didalamnya terdapat proses belajar dan menjadi subsistem organisasi yang selalu mengalami perubahan karena selalu menyesuaikan diri sesuai kebutuhan masyarakat.

B. Karakteristik Organisasi Pembelajaran (Learning Organization)

Learning Organization atau sering disebut dengan LO dapat diartikan sebagai organisasi yang senantiasa belajar, mengelola beragam kompetensi manusia, karena kebutuhannya berbeda. Penerapan organisasi pembelajaran (learning organization) dilakukan karena organisasi memiliki nilai-nilai inti (core value) guna meningkatkan kemampuan strategis dengan proses perbaikan tindakan, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota organisasi.

Menurut Achua, D.B.A., Robert N. Lussier (2010: 414), organisasi pembelajaran melibatkan sumber eksternal dan internal. Secara eksternal, organisasi dapat  belajar dari pelanggan, pemasok, persaingan, publikasi industri dan

5

Page 6: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

akademik, mitra bisnis, dan konsultan. Secara internal, organisasi dapat belajar dari karyawan mereka. Setiap karyawan, terutama mereka yang bekerja secara langsung dengan pelanggan, merupakan sumber ide-ide baru.

Subsistem yang dimiliki organisasi secara lengkap dan utuh, akan menjadikan organisasi belajar dengan sempurna. Subsistem tersebut merupakan prasyarat bagi pengembangan suatu organisasi pembelajar atau organisasi yang bukan pembelajar. Organisasi pembelajar adalah suatu organisasi yang senantiasa belajar dengan giat dan terus-menerus mengubah diri untuk hal yang lebih baik lagi.

Berdasarkan teori diatas, maka sintesis teori Karakteristik organisasi pembelajaran (learning organization) adalah Ciri-ciri organisasi yang melaksanakan organisasi pembelajaran, yang memahami pentingnya membangun kerjasama tim dengan dasar pengetahuan dan kesediaaan mengelola semua sumber daya di organisasi dengan maksimal. Melakukan kolaborasi sinergi dengan tim kerja dari dalam organisasinya maupun dari luar organisasinya. Membangun jaringan kerjasama melalui perencanaan, mengelola pembelajaran, menata diri menjadi organisasi yang dinamis belajar sendiri, yang wajib ditingkatkan terus menerus dan diperbaiki sejalan keberadaan koorporasi semua orang-orang yang terlibat di dalamnya.

C. Model Organisasi Pembelajaran (Learning Organization) di Pondok Pesantren.

Pondok pesantren lahir dan berkembang seiring dengan derap langkah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat global (mondial), terus bergulir itu, cepat atau lambat, pasti akan mengimbas pada komunitas pesantren sebagai bagian dari masyarakat dunia, meskipun tidak dikehendaki. Karenanya, tidaklah berlebihan terdapat

6

Page 7: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

dua potensi besar yang dimiliki pesantren, yakni potensi pendidikan, pengajaran dan pengembangan masyarakat.

Fungsi pondok pesantren ada tiga yaitu: (1) Sebagai lembaga pendidikan Islam, (2) Sebagai lembaga penyiaran Islam, dan (3) Sebagai lembaga pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga fungsi ini memberikan peran dan posisi penting pondok pesantren dalam menjalankan tugas utamanya sebagai lembaga pendidikan umat, sekaligus menjadi lembaga pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.

Menurut Sofwan Manaf (2001: 16-17), Secara umum, masyarakat mengelompokkan pondok pesantren dalam dua kategori yaitu: (1) Pondok Pesantren Salaf dan (2) Pondok Pesantren Modern. Pesantren salaf lebih diidentikan dengan pesantren tradisional, sedangkan yang tidak salaf disebut pesantren modern. Sebenarnya, ada tiga bentuk pondok pesantren yaitu: (1) bentuk salaf murni, dengan karakteristik yaitu: hanya menyelenggarakan kajian buku kuning yang dikategorikan sebagai mu’tabarah dengan sistem belajar sorogan dan bandongan, (2) Bentuk salaf yang dikombinasikan dengan sistem lain (tidak murni) yaitu menyelenggarakan pengajian buku kuning dan membuka sistem madrasah (klasikal), dan (3) Bentuk non-salaf yaitu pesantren yang menyelenggarakan sistem klasikal dan tidak membuka pengajian kitab kuning sebagai materi utamanya.

Pembaharuan pondok pesantren hendaknya terus berlangsung sejalan dengan perkembangan, termasuk keterampilan manajemen untuk mengelola pesantren dengan baik. Adopsi sistem pendidikan yang berkualitas dari sistem persekolahan yang baik ataupun pesantren yang bermutu, kemudian digunakan untuk meningkatkan mutu para santri terus menerus dan berlangsung menuju pengelolaan pesantren yang modern.

7

Page 8: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Dari kajian teori di atas, maka model organisasi pembelajaran di pondok pesantren adalah pola-pola organisasi pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren dan diterima seluruh anggota sebagai bentuk bimbingan dan pengajaran agama Islam dan ilmu lainnya. Model organisasi pembelajaran pesantren berlangsung diantara interaksi para kiai dengan para santrinya guna mentransformasikan ilmunya, dan telah berhasil mengubah masyarakat dari kekafiran menuju kesalihan, dan dari kefakiran menuju pada kemakmuran atau kesejahteraan. Pondok pesantren telah membentuk hubungan yang harmonis ditengah-tengah masyarakat melalui peningkatan kualitas santri, sehingga komunitas pesantren menjadi bagian tak terpisahkan peningkatan kualitas masyarakat luas.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengambil studi kasus di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Menurut Campbell dalam Denzin dan Lincoln (2009: 303) studi kasus dapat dipahami sebagai suatu langkah kecil menuju proses generalisasi besar. Secara metodologi, penelitian kualitatif pada disertasi ini bersifat dekriptif analisis yaitu menjelaskan keadaan yang terjadi dari berbagai variabel yang saling berkaitan.

Waktu penelitian pada bulan oktober 2010 – April 2011, diawali dengan gagasan penulisan, gagasan proposal dan penulisan laporan penelitian. Tahap ke-1 ini dilaksanakan waktu 3 bulan melalukan pengamatan (observation). Tahap ke-2 dilaksanakan selama 4 bulan melakukan analisis data.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

8

Page 9: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Hasil penelitian yang dirangkum dari wawancara, observasi dan dokumen dianalisis dan dikelompokkan menjadi lima subsistem dari learning organization yaitu:

A. Dinamika Pembelajaran 1. Proses Pembelajaran Secara Terus Menerus. Proses pembelajaran secara terus menerus diperbaiki dimulai sejak seleksi masuk Pesantren Darunnajah. Mereka diperkenalkan tata tertib selama menjadi santri. Selain itu, dibimbing dan dididik dengan disiplin dan bertanggungjawab sesuai ajaran Islam. Begitu juga metodologi pengajaran selalu bervariasi, guna mempercepat dinamika pembelajaran serta memperbaiki sikap dan mental santri agar memiliki kepribadian yang baik. Penegakan disiplin dilaksanakan dengan beragam metode pembelajaran yang digunakan pada saat kegiatan formal maupun informal baik di dalam kelas, di luar kelas, di mesjid, maupun di lingkungan asrama.

2. Dukungan Pimpinan. Pimpinan melakukan beragam pendekatan yang stratejik dan sistemik, membina semua sumber daya manusia yang ada di presantren, sehingga para karyawan berkembang dan selalu siap berkompetisi untuk meningkatkan kualitas organisasinya.

3. Mendengarkan Informasi Mendengarkan informasi dilakukan kegiatan dengan

sosialisasi pertukaran informasi dan kebijakan melalui rapat maupun menggunakan perangkat teknologi. Setiap minggu Rapat Musyrif/Musyrifah sebagai pembinaan pengajian kitab Riyadussolihin, Rapat tim 19 setiap hari Rabu pagi, dan Rapat Kamis sebagai sosialisasi kebijakan hasil rapat tim 19 serta evaluasi pendidikan dan pengajaran. Sedangkan Apel Bendera Sabtu pagi digunakan untuk menyampaikan penegakkan disiplin, filosofi pesantren, Panca Jiwa dan Panca Jangka serta informasi evaluasi dan rencana kegiatan

9

Page 10: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

pesantren. Rapat Majlis Fajar, dan pengarahan saat mengikuti kuliah Khutbatul Arsy, rapat guru mingguan, rapat yayasan dua mingguan, rapat dewan nadzir enam bulan sekali.

4. Pelatihan Bagaimana Cara Belajar. Semua guru di Darunnajah wajib mengikuti pelatihan di lingkungan pondok pesantren tentang bagaimana mereka dapat belajar mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Contoh kegiatan: pelatihan marketing, kesekretariatan, kurikulum, metodologi pengajaran, pembuatan dan analisis soal, e-learning, serta pelatihan manajemen konflik.

5. Metodologi Pembelajaran yang Aktif. Metodologi pembelajaran aktif antara lain: diskusi informal, studi banding ke beberapa sekolah baik di dalam negeri maupun luar negeri, pemanfaatan multimedia, video, musik dan lain sebagainya.

6. Pendekatan Pembelajaran.Setiap individu dimotivasi untuk selalu meningkatkan

pengetahuannya melalui berbagai pendekatan pembelajaran secara adaptif, antisipatif, dan kreatif. Untuk melakukan pendekatan tersebut, diberi fasilitas internet dengan Based Transfer Station internet kapasitas 2 MB yang dipancarkan ke16 titik hotspot. Selain itu, terdapat perpustakaan dengan koleksi terbaru, Laboratorium bahasa, IPA, Biologi, Fisika dan, laboratorium komputer.

7. Refleksi Permasalahan. Refleksi permasalahan dilakukan dalam setiap unit atau bagian kegiatan dengan melakukan analisis SWOT. Pengelolaan SWOT dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan yang muncul dengan mengetahui sejak awal

10

Page 11: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang dihadapi oleh Pondok Pesantren Darunnnajah.

8. Saling Belajar. Saling belajar dilakukan melalui berbagai pelatihan dan pertukaran informasi secara aktif serta memberikan umpan balik terhadap dinamika pembelajaran. Bentuk pertukaran informasi dilakukan melalui milling list, pertemuan-pertemuan harian, mingguan, dan bulanan. Selain itu, mengikuti kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran).

9. Berfikir dan Bertindak.Setiap individu mampu untuk berpikir dan bertindak

secara komprehensif dengan pendekatan sistem. Membangun sistem adalah bagian dari misi Pesantren Darunnajah, maka setiap individu wajib melakukan tindakan dan perbuatannya dalam kerangka sistem tersebut. Contohnya seperti pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) setiap bagian, penugasan pimpinan kepada guru untuk menuntaskan permasalahan di lingkungan pesantren.

10. Pelatihan Tim Pembentukan tim kerja digunakan untuk memotivasi

para pendidik dalam proses pembelajaran sebagai refleksi permasalahan. Setiap individu dan tim memanfaatkan rapat mingguan sesama supervisor untuk membahas permasalahan yang ada dan mencari solusi, kemudian dievaluasi dan didokumentasikan serta disampaikan kepada para individu pada rapat mingguan, untuk dilaksanakan dalam pembelajaran berikutnya.

B. Fungsi dan Transformasi Organisasi Fungsi dan Transformasi Organisasi meliputi beberapa hal sebagai berikut:

11

Page 12: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

1. Memahami Sistem Dan StrukturKegiatan ini dilakukan dengan beberapa hal: a)

Menyiapkan perumusan kebijakan berbagai program. b) Melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan sesuai dengan ketentuan sunnah-sunnah Pondok Pesantren Darunnajah, peraturan Kemenag dan Kemendikbud. c) Merumuskan standar, norma, pedoman, kriteria, dan peraturan peningkatan mutu pendidikan. d) Melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis, dan pengevaluasian program. e) Meningkatkan administrasi pelayanan pendidikan. f) Melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga baik dari dalam maupun luar negeri. g) Mengkoordinasikan kegiatan program pendidikan.

2. Visi dan Misi OrganisasiVisi: mencetak manusia yang bermuttafaqah fiddin

bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia berpengetahuan luas, terampil dan ulet untuk menjadi kader pemimpin umat/ bangsa yang tersebar di seluruh Indonesia. Bermuttafaqah fiddin artinya memahami ilmu Agama Islam dengan baik. Sedangkan Misi: mencetak manusia yang; beriman dan bertaqwa; berakhlaq mulia; berpengetahuan luas; sehat dan kuat; terampil dan ulet; mandiri; mampu bersaing; kritis; dapat memecahkan masalah; jujur komunikatif, dan berjiwa juang. Merintis dan mempelopori berdirinya pondok pesantren di seluruh Indonesia sebagai lembaga sosial keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah.

3. Kiat-kiat PimpinanKiat-kiat pimpinan antara lain: a) Pendekatan agama:

Al Quran, Hadist, Fatwa-fatwa ulama. b) Pendekatan tanggung jawab: paedagogik, dan psikologi pendidikan. c) Memotivasi peningkatan sumber daya manusia: pelatihan, mengikuti pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi. d) Pemberian insentif tambahan: melalui portofolio atau pemberian insentif yang bersifat progressif. e) Penugasan. g) Pengarahan

12

Page 13: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

mingguan. h) Pendekatan kemanusiaan. i) Pendekatan program.

4. Komitmen Organisasi Lembaga pendidikan Pondok Pesantren Darunnajah

memiliki komitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia, dengan cara mendidik, mengajar dan membimbing para santri sejak mereka diterima sampai lulus. Komitmen ini dilakasanakan agar para santri memperoleh pengetahuan, keterampilan dan keahlian yang bermanfaat bagi masa depannya.

5. Introspeksi OrganisasiIntrospeksi organisasi dilakukan dengan memberikan

angket kepada calon wali santri dan santri sebelum menjadi alumni. Selain itu juga membuat data statistik berupa: animo masyarakat, pendaftar, pertumbuhan santri dan prestasi siswa.

6. Penghargaan Organisasi memberikan penghargaan kepada guru berprestasi baik individu maupun tim. Bentuk pemberian reward kepada guru berupa haji, umroh, voucher, kesempatan belajar di dalam maupun luar negeri, yang dibiayai oleh lembaga.

7. Kesempatan BelajarPesantren memberikan kesempatan kepada santri,

guru dan karyawan untuk melakukan proses pembelajaran/Learning by Doing di lingkungan pesantren seperti para santri senior diberi kesempatan untuk menjadi pengurus organisasi santri yang diberi kewenangan untuk mengatur disiplin adik-adik kelasnya.

13

Page 14: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

8. Sistematik dan Sistem Orientasi. Rancangan organisasi melalui tukar-menukar

pengetahuan guna meningkatkan pembelajaran organisasi secara menyeluruh (sistemik), dengan sistem orientasi pekerjaaan berdasarkan tingkat struktural. Membangun komunikasi antarguru dengan cara sharing, mailing list, pelatihan, membuat dan melakukan bencmarking bersama.

9. Komunikasi yang CepatMeningkat komunikasi yang cepat dalam pembelajaran

baik secara struktur organisasi yang horizontal (flattern organization) dengan cara: menyampaikan informasi dalam setiap rapat, Telephone; Short Message Service Center; Email; Mailing list; Handy talky, Reapeter, Faximili.

10. KoordinasiKoordinasi antarunit dilakukan dengan: a) Mengadakan

rapat mingguan per bagian, per unit lembaga. b) Rapat enam bulan sekali yang diikuti oleh pembina, yayasan, pimpinan pesantren, pelaksana harian. c) Rapat setahun sekali yang dilaksanakan oleh Dewan Nadzir (Pembina Yayasan).

C. Pemberdayaan Manusia Aspek pemberdayaan manusia meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengembangan dan Pemberdayaan.Pengembangan dilakukan dengan mempersiapkan

kader-kader pesantren untuk melanjutkan pendidikan diluar maupun dalam negeri pada program diploma, S1, S2, S3. Setelah menyelesaikan studi, diberdayakan dengan mengemban tugas diberbagai biro di lingkungan Pesantren Darunnajah. Selain itu untuk lebih memberdayakan organisasi dilakukan rolling tugas antarbiro.

14

Page 15: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

2. Desentralisasi Wewenang Yayasan memberikan tugas atau wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya kepada pimpinan pondok pesantren sebagai pelaksana harian organisasi, dalam teknis pelaksanaan pimpinan pesantren mendelegasikan tugas dan wewenang kepada kepala biro-biro untuk melaksanakan seluruh kebijaksanaan yang telah dituangkan oleh pimpinan.

3. Bekerja Sebagai Kemitraan.Para Pengurus Yayasan dan Pimpinan memperlakukan

para guru yang memiliki wewenang sebagai mitra kerja dalam perjuangan dakwah Islamiah. Begitu juga para guru diberikan wewenang untuk belajar dari setiap permasalah dan belajar untuk menyelesaikan masalah bersama.

4. Peran Pimpinan Dalam Melatih Dan Mengarahkan.Pimpinan berperan melatih, mengarahkan dan

memfalitasi pembelajaran. Pimpinan memberikan kesempatan, fasilitas kepada para stafnya untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran, contoh: mengadakan pembekalan guru baru, pelatihan bahasa, memberikan kesempatan belajar, menyelenggarakan seminar (workshop).

5. Ekperimen Dan PenugasanPesantren Darunnajah memberikan kesempatan

kepada santri kelas akhir, kelas lima TMI (setara 2 SMA) untuk menjadi pengurus organisasi santri yang mengurusi kehidupan di asrama, kebersihan, keamanan, konsumsi, pengajaran bahasa, olahraga (santri dan wali santri) dan Seni bagi adik-adik kelasnya, amaliyah tadris (praktik mengajar), praktik pengabdian masyarakat.

6. Informasi Usulan.Informasi usulan dilakukan dengan: a) Memberikan

angket kepada wali murid pada waktu penerimaan santri baru. b) Meminta masukan dan saran tertulis kepada wali

15

Page 16: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

murid baru pada waktu acara orientasi murid baru. c) Mengundang para tokoh atau artis dalam even-even tertentu d) Menerima kritikan dan saran dari masyarakat melalui website, e-mail dan sms. e) Menerima komplain secara tertulis dari santri dan wali santri serta masyarakat untuk ditindaklanjuti kepada bagian yang terkait.

7. Partisipasi Konsumen.Partisipasi konsumen dilakukan dengan: a) Para

santri dilibatkan secara langsung dalam berbagai kegiatan pondok, contoh: penerimaan tamu, keamanan, olahraga, kepramukaan, membimbing adik-adik kelas. b) Para wali murid diminta untuk membatasi waktu kunjungan, menjaga kebersihan, dan berpakaian sopan.

8. Pelaksanaan 9 Komponen Pendidikan Di Pesantren. Sembilan komponen pendidikan di pesantren Darunnajah: 1) Kurikulum, 2) Management dan Administrasi, 3) Sarana dan Prasarana, 4) Tenaga Pengelola, 5) Dana/Biaya 6) Manajemen Santri dan Ekstrakurikuler, 7) Pengabdian dan Partisipasi Masyarakat, 8) Budaya dan Disiplin, 9) Alumni Pesantren.

9. Kerjasama Peningkatan ProfesionalismeUsaha pimpinan Darunnajah meningkatkan organisasi

pembelajaran dengan melakukan kerja sama dengan stake holder, kelompok masyarakat, assosiasi profesional dan lembaga pendidikan baik dalam maupun luar negeri.

10. Aktif Dalam Mencari Mitra Dari Luar Lembaga Para pimpinan dan petugas selalu berupaya menjaga hubungan dengan masyarakat sekitar lingkungan pesantren pada khususnya dan masyarakat umum sebagai konsumen pesantren. Dalam arti luas aktif dalam dalam mencari mitra dari luar untuk meningkatkan perannya sebagai lembaga pendidikan ditengah-tengah masyarakat.

16

Page 17: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

D. Pengelolaan Pengetahuan Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management ) dilakukan dengan beberapa hal sebagai berikut:

1. Peningkatan Kualitas Kerja Hal ini dilakukan dengan: a) Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. b) mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga maupun pihak lain. C) Membuka akses internet. d) Membaca majalah/koran. d) Membaca buku-buku yang menunjang pelaksanaan kualitas.

2. Akses Sistem Akses sistem dilakukan dengan kegiatan: a) Membuat situs Darunnajah (www.darunnajah.com) dan beberapa website pesantren cabang. b) Memasang Hostpot. c) Memasang parabola. d) Meningkatkan pembelajaran dengan program e-learning.

3. Benchmarking. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pengetahuan santri, dengan beberapa kegiatan antara lain: a) Studi banding ke berbagai lembaga pendidikan. b) Membaca informasi tentang perkembangan lembaga lain. c) Mencontoh kegiatan lembaga lain. d) Mengikuti seminar untuk memperoleh ilmu dan wawasan. e) Mengadakan seminar, workshop dalam wadah forum kajian ilmu Islam dan Kemasyarakatan (FORSIMA). 4. Berpikir Kreatif.

Melakukan eksperimen sesuai dengan kebutuhan dengan cara: a) Membuat majalah dinding setiap regu. b) Mengadakan kursus jurnalistik dan membuat buletin internal santri. c) Mengikuti cerdas cermat yang diselenggarakan lembaga lain. d) Mengikuti Olimpiade bidang studi (Matematika, Fisika, Biologi) e) Mengikuti lomba bahasa Arab dan bahasa Inggris tingkat nasional dan internasional. f)

17

Page 18: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Mengadakan lomba atau melakukan Event Organizer Marching Band tingkat Nasional di Istora Senayan, awalnya bernama Darunnajah Marching Band Competation dan sekarang berkembang menjadi IOMBC (International Open Marching Band Championship) sejak 2004.

5. Magang Untuk Eksperimen. Magang ini dilakukan dengan memberi kesempatan

kepada para santri untuk belajar dan bermukim di Pesantren Nurul Ilmi Darunnajah 14, Serang, program magang usaha kecil dan menengah, pelatihan otomotif dan menjahit di Al-Manshur Darunnajah 3, Serang.

6. Sistem Penyimpanan Data. Kegiatan ini dilakukan dengan: a) Pendataan santri

dengan sistem komputerisasi (digitalisasi) b) Absensi kehadiran dengan sidik jari (fingerprint) c) Dokumentasi data melalui buletin tahunan dan website Darunnajah d) Penyimpanan data nilai raport melalui server

7. Kesadaran Individu Kegiatan ini diwujudkan dengan aktivitas santri

mengikuti kegiatan yang telah ditentukan oleh lembaga, contoh: Tes kafaah mudaris (tes kemampuan guru), kepramukaan (kursus Mahir Tingkat Dasar dan Kursus Mahir Tingkat Lanjutan), olahraga, kesenian, Jamiyatul Qurro (Perhimpuran ahli pembaca Al-Quran), dan mengikuti training-training yang diselenggarakan oleh lembaga.

8. Transfer Pengetahuan Antarkelompok Kegiatan ini dilakukan dengan: a) Mengadakan rapat

gabungan antar kelompok/bagian. b) Mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam pelaksanaan tugas c) Mengkonsultasikan kepada atasanya ataupun sesama antar bagian d) Membuat regenerasi kepada junior e) Rolling tugas.

18

Page 19: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

9. Strategi BaruStrategi baru dilakukan dengan membangun

komunikasi dan interaksi yang aktif dan kreatif di seluruh jajaran organisasi. Hal ini juga dilakukan dengan: a) Pembahasan masalah pada rapat tingkat pimpinan, pada rapat tim 19. b) Sosialisasi hasil rapat kepada guru melalui rapat mingguan c) Sosialisasi kepada para santri melalui upacara setiap hari Sabtu. d) Sosialisasi melalui media internet

10. Dorongan Untuk Dapat Pengetahuan BaruUntuk meningkatkan dorongan terhadap unit-unit kerja

dalam menghasilkan pengetahuan oleh para individu yang mau belajar yaitu: a) Setiap individu diberikan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan b) diberikan kesempatan untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi c) diberikan penghargaan terhadap pendidikan berupa peningkatan golongan dan ruang dalam sistem penggajian d) diberikan beasiswa kepada yang memenuhi ketentuan.

E. Pengelolaan Teknologi Pengelolaan teknologi dilakukan dengan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Fasilitas Teknologi Penggunaan fasilitas teknologi dilakukan dengan merancang penggunaan sistem elektronik yang dapat menunjang dan mempermudah pekerjaan seluruh jaringan organisasi. Membuat data base terbaru sesuai data terbaru yang didukung oleh perangkat software dan hardware yang canggih untuk mengolah beragam informasi sesuai kebutuhan organisasi dan memenangkan persaingan dari para kompetitor terlebih karena derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi.

2. Akses Informasi Jarak Jauh.

19

Page 20: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Kegiatan ini dilakukan dengan: a) menggunakan email, website dan SMS center, b) Beberapa bagian yang bertugas moving dilengkapi dengan blackberry c) Disediakan ruang teleconference.

3. Lingkungan Belajar Multimedia.Untuk menciptakan lingkungan multimedia dilakukan

dengan: a) disediakan Laboratorium Komputer b) disediakan ruang theater yang dilengkapi dengan Multimedia c) disediakan Laboratorium Bahasa yang dilengkapi dengan earphone dan perangkatnya d) disediakan hotspot di beberapa titik (lokasi).

4. Bimbingan Penggunaan Komputer. Bimbingan penggunaan komputer dilakukan dengan: a)

Memasukan praktikum mata pelajaran computer Teknologi Informatika dan Komputer kedalam kurikulum sekolah b) Mengadakan praktek c) Mengadakan kursus komputer bagi guru d) Memberikan fasilitas pinjaman lunak untuk pembelian Personal Computer dan e) Menyediakan buku-buku yang berkenaan dengan computer f) Mewajibkan setiap guru untuk memiliki e - mail dan blog.

5. Kerjasama KelompokKerjasama kelompok dilakukan dengan: a) Membuat

mailing list dan mengikutinya b) Membuat Google Group untuk mengoreksi naskah c) Mengadakan teleconference antar lembaga pendidikan.

6. Dorongan Secara CepatMengintegrasikan antara sistem pembelajaran teknologi

tinggi, pelatihan dan praktek kerja yang berkesinambungan yaitu dengan cara dilatih membuat blog, email, dan didorong untuk aktif mengikuti dan mengelola blog dan diberi reward bagi yang aktif.

20

Page 21: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

7. Mempermudah Pekerjaan Untuk mempermudah pekerjaan dilakukan dengan: a) dengan elektronik memudahkan bekerja b) Menghemat waktu, tenaga dan pikiran c) Mempercepat kerja d) Mudah untuk memperbaiki dan mengarsipkan e) Pengiriman informasi kegiatan pesantren melalui website dan e-mail. f) Pengiriman informasi kepada guru-guru melalui short message service center.

8. Perencanaan System TeknologiPerencanaan ini dilakukan dengan: a) Setiap kelas

disediakan LCD dan Laptop b) setiap guru memiliki laptop c) Setiap kantor disediakan komputer, Fax dan Telephone.

9. Data Dapat Diakses Para anggota organisasi sebagai individu dapat mengakses data yang dibutuhkan untuk efektivitas pekerjaan, dengan fasilitas yang ada para individu dapat mengakses data dengan mudah, cepat dan efisien. Untuk menyesuaikan sistem perangkat lunak (software) untuk pengumpulan, pemberian kode, penciptaan dan pendistribusian informasi sesuai kebutuhan.

10. Pembuatan ProgramDiantara bentuk pembuatan program di Pondok

Pesantren Darunnajah adalah: a) Website di Darunnajah pusat dan cabang, b) Program santri, c) Program pengasuhan santri d) Program tabungan santri, e) Program akutansi yayasan, f) Program keuangan pesantren, g) Program hotel/guest house, h) SMS informasi h) Fingerprint.

21

Page 22: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Simpulan dan Rekomendasi

Simpulan hasil penelitian ini adalah:1. Dinamika Pembelajaran, pimpinan dan pengelola

yayasan sepenuhnya memahami perannya masing-masing dalam mengarahkan organisasi pembelajaran yang berkualitas, secara individu maupun kelompok.

2. Transformasi Organisasi, terjadi perubahan organisasi dari organisasi bersifat tradisional, ke organisasi yang terus berkembang (development organization).

3. Pemberdayaan Manusia selalu ditingkatkan organisasi secara terus menerus, sebagai upaya menghadapi persaingan. Pengembangan sumber daya manusia dilakukan kepada seluruh karyawan terlebih para guru dengan beragam pelatihan dan mengikuti pendidikan formal kejenjang S2, S3 baik di dalam maupun luar negeri.

4. Penerapan Pengetahuan dilakukan dengan mengembangkan ide-ide baru ataupun melakukan beragam inovasi. Mengelola beragam informasi pengetahuan yang berbasis keunggulan, dan berwawasan kompetitif.

5. Penerapan Teknologi dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan menggunakannya secara virtual melalui jaringan kerja berbasis teknologi yang temporer, informatif. Selain itu, diberikan fasilitas sistem teknologi komputer pada tiap-tiap unit pelayanan, penerapan learning berbasis teknologi diterapkan pada tiap tingkat satuan pendidikan.

Berdasarkan simpulan, maka peneliti merekomendasikan: 1. Pondok Pesantren Darunnajah

1

Page 23: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Peneliti memberikan rekomendasi kepada Pesantren Darunnajah sebagai berikut: a) Menyusun master plan, kurikulum, metode mengajar yang bervariasi, melakukan evaluasi program berkala. b) Melaksanakan proses pendidikan dan menanamkan nilai-nilai yang ideal. c) Menjadikan dialog dan musyawarah menjadi bagian utama untuk membina hubungan di lingkungan intra maupun antarpondok pesantren.

2. Yayasan Darunnajah Peneliti merekomendasikan kepada Pengurus

Yayasan Darunnajah sebagai berikut: a) Memahami dan menguasai aspek-aspek organisasi pembelajaran. b) Mengantisipasi perubahan melalui penegakkan disiplin, berperilaku dan bermental positif. c) Menghindari citra negatif yang menghambat pelaksanaan tugas organisasi. d) Memahami makna dan azas pendidikan seumur hidup sebagai jiwa pesantren Darunnajah. e) Memahami tugas dan fungsi Pondok Pesantren Darunnajah sebagai pelaksana pendidikan formal dan informal yang mempertahankan akhlak yang baik (akhlaqul karimah), mendidik para santri kelak menjadi orang dewasa, tetap konsisten (istiqomah) dan kokoh konsisten terhadap nilai-nilai dan ajaran Agama Islam yang dianutnya. f) Memahami pentingnya transformasi organisasi sebagai momentum untuk bertahan dan terus mengembangkan dan memenangkan persaingan dari para kompetitor. g) Mengelola model Organisasi Pembelajar (Learning Organization) yang berkualitas, sejalan dengan Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Agama. h) Memelihara dan membudayakan Kebijakan Lokal di Pondok Pesantren

2

Page 24: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Darunnajah yang tertuang dalam pembelajaran kitab-kitab kuning.

3. Lembaga Darunnajah Cabang Peneliti merekomendasikan kepada lembaga

Darunnajah Cabang untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan dan masukan dalam mengembangkan model organisasi pembelajaran yang sesuai dengan model organsisasi pembelajaran di Darunnajah Pusat.

4. Pondok Pesantren Lain Peneliti memberikan rekomendasi kepada para

pengelola pesantren, agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai gambaran dan perbandingan dalam mengelola organisasi pembelajaran di pondok pesantren.

5. Peneliti Lain Para peneliti lanjutan dapat menjadikan hasil

penelitian ini sebagai bahan rujukan. Selain itu, temuan-temuan yang telah diuruaikan di atas dapat diperluas dan diperinci untuk dijadikan kajian penelitian lanjutan.

3

Page 25: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

DAFTAR PUSTAKA

Achua, Christopher F D.B.A., Robert N. Lussier, Ph. D., Effective Leadership, Canada: Cengage Learning Costumer & sales, 2010.

Ahmad an-Nahidl, Nunu dkk, Otoritas Pesantren dan Perubahan social, Jakarta : Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010.

Amin, Mahrus, Pekan Perkenalan Khutbatul’Arsy di Tarbiyatul Mu’allimin/Mu’allimat Al- Islamiyah pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta: Darunnajah, 2006.

Amin, Mahrus dan Sofwan Manaf, Buletin Darunnajah Media Informasi Tahunan Edisi XXII. Tahun Sya’ban 1431/ Juli 2010, Jakarta: Darunnajah, 2010.

Augusty, Ferdinan Struktural Equation Modeling dalam Penelitian Managemen, Semarang, FE Undip, 2001.

Aplikasi Komputer, Kalibrasi Instrumen, Pengolahan Data dan Pemanfaatan Internet. Jakarta: Lab Komputer Pascasarjana Universitas Jakarta,2003

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bina Aksara,2006.

4

Page 26: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Baharudin, Taufik. Brainware Managemen: Generasi Kelima Manajemen Manusia Memenangkan’ Knowledge Compettion’ Menyonsong Era Millenium, Jakarta: Gramedia, 2003.

Bahaudin, Taufik Brainware Leadership Mastery Kepemimpinan Abad Otak dan Melenium Pikiran, Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2007.

Bateman Thomas S and Scott A. Snell, Management Leading & Collaborating in a Competitive World, Boston: McGraw-Hill Irwin, 2009.

Coombs, Philip H. The world Crisis in Education The View From The Eighties, New York: Oxford University Press, 1985.

Departemen Agama Republik Indonesia, Pola Penyelenggaraan Pondok Pesantren Ashriyah/Khalafiyah Profil Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (Jakarta : Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pendidikan Keagaman dan Pondok Pesantren, Proyek Peningkatan Pondok Pesantren, 2001

Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Statistik Pendidikan Agama & Keagamaan, Jakarta: Ditjen Dikti, 2008.

Department of Religious Affairs. Education Statistic Religious Institutions, Jakarta: Direktorat Pendidikan Islam, 2007

5

Page 27: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Dhofier, Zamakhsari “Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia” , Jakarta: LP3S, 2006.

Djaali, Puji Mulyono dan Ramly, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: Program Pascasarjana, UNJ, 2000.

Dye, Thomas R, Undertanding Public Policy, New Jersey: Prentice Hall, 1981.

Dalam AG Subarsono, Analisa Kebijakan Publik, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Ekowati, Mas Roro Lilik Perencanaan Implementasi & Evaluasi Kebijakan atau Program Suatu Kajian Teoritis dan Praktis. Surakarta: Pustaka Cakra; 2009

Farid Hasyim, Strategi Madrasah Unggul, 2010 http://www.Google.madrasahunggul/.html.

Fuad Choirul Yusuf, dkk, Isu-isu Sekitar Madrasah Cetakan I (Jakarta: Penerbit Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Depag RI, 2006

Fulmer Robert M. and Mashall Goldsmith, The Leadership Invesment How the World’s Best Organization Gain Strategic Advantage through Leadership Develomment, New York: Amacom American Management Association, 2000.

Haedari, Amin Otoritas Pesantren dan Perubahan Sosial, Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian Agama RI, 2010.

6

Page 28: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Hasselbein, Frances Marshall Goldsmith dan Richard Beckhard, The Organization of The Future (diterjemahkan menjadi Organisasi Masa Depan, Jakarta: Elex Media Computindo, 2001.

Heijden Kees van Der Scenarios, the Art of Strategic Conversation, England: John Wiley & Sons Ltd,1996.

Hidayatullah Ahmad, Strategi Membangun Keunggulan Kepala Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia,: madrasah aliyah, 2008.

http://www.Google.madrasahaliya/4.html.

Ivancevich, John M. Human Resource Management, (Singapore: The McGraw-Hill Companies, 2007.

Law Sue and Derek Glover, Educational Leadership and Learning Practice, Policy, and Research, Buckingham: Open University Press McGraw Hill Education, 2000.

Majid, Nurcholis Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997.

Mas,ud, Abdurrachman dkk, Dinamika Pesantren dan Madrasah, Semarang: Pustaka Pelajar, 2002.

Majchrzak, Ann Methods for Policy Research (New Delhi: Sage Publication, 2004.

Manaf, Sofwan Pola Manajemen Penyelenggaraan Pondok Pesantren, Jakarta : Proyek Peningkatan

7

Page 29: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Pondok Pesantren Direktorat Pembinaan Perguruan Agama Islam, 2001.

Marquardt Michael J dan Angus Reynolds, The Global Learning Organization, New York: Irwin Professional Publishing, 1994.

Mas’ud, Abdurrachman Dinamika Pesantren dan Madrasah, Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Pestaka Pelajar Yogyakarta, 2002.

Merriam, Sharan B. Qualitative Research And Case Study Applications in Education, (San Francisco: Jossey-Bass Publisher, 1998.

Mintzberg, Henry Structure Intives Designing Effective Organizations, United States of America : A Simon & Schuster company, 1993.

Mullins, Laurie J Management and Organizational Behavior Seventh Edition, Eidenbergh Gate: Prentice Hall Financial Times, 2005.

Munir, Abdul , Seni Mengelola Lembaga Pendidikan Islam, Ciputat, PT Artha Karya Indonesia, 2010.

Moeljono, Djokosantoso Cultured Budaya Organisasi dalam Tantangan, Jakarta: Penerbit Elex Media Komputindo:2005.

Moleong, Lexy J. Metodologi Gabungan: Kuantitatif Kualitatif dan Analisis Data, Jakarta: FKM Universitas Indonesia, 2004.

8

Page 30: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

Newstrom, John W. dan Keith Davis. Organizational Behavior: Human Behavior at Work , New Delhi: McGraw Hill, 2002.

Nuh Mohammad, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan & Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Pendidikan Dasar, Jakarta: Ditjen Mandikdasmen, 2010.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta : Dirjen Dikdasmen: 2010.

Pendidikan Pesantren & Budaya Damai, Edukasi, Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, Juli-September 2006.

Program Pascasarjana UNJ, Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, Jakarta: PPS UNJ, 2007.

Program Pascasarjana UNJ, Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, Jakarta: PPS UNJ, 2010.

9

Page 31: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Purwanto, Edi Penerapan Learning Organization Pada Direktorat Jendral Perlindungan HAM Departemen Kehakimaan dan HAM Tesis, Jakarta: Pascasarjana Universitas Indonesia,2003

Rahardjo Dawam, “Dunia Pesantren dalam Peta Pembaharuan”, Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta : LP3S, 1988.

Scehein, Edgar H. Organizational Culture and Leadership Third Edition, San Fransisco; Jossey Bass A Wiley Imprint, 2004.

Senge, Peter M. The Fifth Discipline The Art and Practice of The Learning Organization, New York: Doubleday, 1990.

Senge, Petter M. Disiplin Kelima, Jakarta: Binapura Aksara,1996.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: Pustaka LP3S Indonesia, 2000.

Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara: 2008

Soetjipto, Budi Wijaya Strategi Mewujudkan Learning Organization Majalah Bulanan Usahawan, Nomor: 07/xxiv/Juli, Jakarta:Usahawan,1995

Siradj, Sa,id Aqiel dkk, Pesantren Masa Depan Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999.

10

Page 32: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Siradj, Sa’id Aqiel dkk, Dinamika Pesantren dan Madrasah, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999.

Slocum, John W. Jr., Don Hellriegel, Fundamentals of Organizational Behavior, China: Lachina Publishing Services, 2007

Slocum and Hellriegel, Principles of Organizational Behavior Twefth Edition China: South Western Cencage learning, 2009.

Syarif, Mustafa Administrasi Pesantren , Jakarta: PT. Bayu Barkah, 2000

Terry, George R. alih Bahasa Winardi, Asas-asas Manajemen, Bandung: PT. Alumni: 2006.

Undang-undang No: 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas, 2003

Wahid, Abdul Dinamika Pesantren dan Madrasah, Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan Pestaka Pelajar Yogyakarta, 2002.

Winardi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2003.

Yusuf, Choirul Fuad dkk Pesantren & Demokrasi Jejak demokrasi dalam Islam, Jakarta : CV. Titian Pena Abadi, 2010.

Zeithaml, Valerie A., A. Pasuraman, dan Leonard L. Berry. Delivering Quality Service , New York: The Free Press, 1990.

11

Page 33: Sinopsis Disertasi “Organisasi Pembelajaran  di  Pondok Pesantren Darunnajah Di Jakarta.”

Zarkasy, Abdullah Syukri Manajemen Pesantren Pengalaman Pondok Modern Gontor, Ponorogo: Trimurti Press,2005.

Zarkasy, Abdullah Syukri Gontor Pembaharuan Pendidikan Pesantren (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005.

12