sindroma lupus eritematous

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    1/31

    REFERAT SMF ILMU PENYAKIT DALAM

    Lupus Eritematosus Sistemik

    Disusun Oleh :

    Juta Nata Zelly S!Ke"

    #$%##'

    Pembimbing

    "r! M! I((a Sp!PD

    )A*IAN SMF ILMU PENYAKIT DALAM

    RUMA+ SAKIT UMUM DAERA+

    SID,ARJ,

    -#'.

    1

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    2/31

    )A) I

    PENDA+ULUAN

    '!' Latar )elaka/0

    Faktor imun dalam tubuh memiliki peran sangat penting. Terdapat

    beberapa penyakit yang disebabkan gangguan atau kelainan pada sistem imun

    antara lain lupus eritematosus. Penyakit lupus eritematosus merupakan

    penyakit sistemik autoimun yang bersifat kronis yang melibatkan multi

    organ, seperti pada kulit, sistem saraf, ginjal, gastrointestinal, mata, juga

    rongga mulut. Etiologi lupus eritematosus belum bisa dipastikan tetapi

    terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskannya, dan semua teori tersebut

    memiliki patogenesis yang sama.1

    anifestasi klinis !E" sangat ber#ariasi dengan perjalanan penyakit

    yang sulit diduga, tidak dapat diobati, dan sering berakhir dengan kematian.

    $elainan tersebut merupakan sindrom klinis disertai kelainan imunologik,

    seperti disregulasi sistem imun, pembentukan kompleks imun dan yang

    terpenting ditandai oleh adanya antibodi antinuklear, dan hal tersebut belum

    diketahui penyebabnya yang berkaitan dengan manifestasi klinik yang sangat

    luas pada satu atau beberapa organ tubuh, dan ditandai oleh inflamasi luas

    pada pembuluh darah dan jaringan ikat, bersifat episodik diselangi episode

    remisi.%

    !upus eritematosus merupakan penyakit sistemik autoimun kronis.

    Etiologi lupus eritmatosus, sama seperti penyakit autoimun lainnya sampai

    saat ini belum pasti, tetapi prognosis dapat baik bila diberikan terapi yang

    %

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    3/31

    adekuat &ontohnya pada beberapa kasus lupus yang ringan, seperti pada

    penyakit yang bermanifestasi pada kulit.1

    'ngka kejadian penyakit ini &ukup tinggi, baik di seluruh dunia

    maupun di negara berkembang termasuk (ndonesia. Penatalaksanaan

    penyakit ini membutuhkan kerjasama multidisiplin dan dukungan dari

    berbagai pihak.)

    '!- Epi"emiolo0i

    !upus Eritematosus sistemik merupakan penyakit yang jarang terjadi.

    Di seluruh dunia diperkirakan terdapat * juta orang mengidap lupus

    eritematosus. Penyakit lupus ditemukan baik pada +anita maupun pria, tetapi

    +anita lebih banyak dibanding pria yaitu :1, umumnya pada usia 1-/*

    tahun tetapi paling sering antara usia %*0* tahun, +alaupun dapat juga

    dijumpai pada anak usia 1 tahun.1

    (nsidensi lupus tidak diketahui, tetapi ber#ariasi menurut lokasi dan

    etnis. Tingkat pre#alensi 0%*21, telah dilaporkan, dengan penurunan

    pre#alensi putih dibandingkan dengan penduduk asli 'merika, 'sia, !atin,

    dan 'merika. 3alaupun a+al a+itan sebelum usia - tahun tidak biasa, lupus

    telah di diagnosis selama 1 tahun kehidupan. Dominasi perempuan ber#ariasi

    dari kurang dari 0:1 sebelum pubertas ke -:1 sesudahnya.0

    (nsidens !E" pada anak se&ara keseluruhan mengalami peningkatan,

    sekitar 1*145. Penyakit !E" jarang terjadi pada usia di ba+ah * tahun dan

    menjelang remaja. Perempuan lebih sering terkena dibanding lakilaki, dan

    rasio tersebut juga meningkat seiring dengan pertambahan usia. Pre#alensi

    )

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    4/31

    penyakit !E" di kalangan penduduk berkulit hitam ternyata lebih tinggi

    dibandingkan dengan penduduk berkulit putih.%

    "!E ditemukan lebih banyak pada +anita keturunan ras 'frika

    'merika, 'sia, 6ispanik, dan dipengaruhi faktor sosioekonomi. "ebuah

    penelitian epidemiologi melaporkan insidensi ratarata pada pria ras kaukasia

    yaitu ,), 7per 1. orang per tahun89 ,4%,* pada pria keturunan ras

    'frika'merika9 %,*), pada +anita ras $aukasia9 -,111,0 pada +anita

    keturunan ras 'frika'merika. enelusuri epidemiologi "!E merupakan hal

    yang sulit karena diagnosis dapat sukar dipahami.1

    0

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    5/31

    )A) II

    PEM)A+ASAN

    -!' De1i/isi Lupus Eryt2ematosus

    !upus erithematosus adalah suatu kondisi inflamasi yang berhubungan

    dengan sistem imunologis yang menyebabkan kerusakan multi organ. !upus

    eritematosus didefinisikan sebagai gangguan autoimun, dimana sistem tubuh

    menyerang jaringannya sendiri.1

    Terdapat beberapa spekulasi pendapat untuk istilah lupus eritematosus.

    $ata lupus; dalam bahasa !atin berarti serigala, ;erythro; berasal dari

    bahasa yunani yang berarti merah, sehingga lupus digambarkan sebagai

    daerah merah sekitar hidung dan pipi, yang dikenal dengan butterfly - shaped

    malar rash. Tetapi pendapat lain menyatakan istilah lupus bukan berasal dari

    bahasa !atin, melainkan dari istilah topeng peran&is dimana dilaporkan

    +anita memakainya untuk menutupi ruam di +ajahnya. Topeng ini

    dinamakan ;!oup;,yang dalam bahasa peran&is berarti serigala atau ;+olf;

    dalam bahasa (nggris.)

    -!- Etiolo0i Lupus Eritematosus Sistemik

    Etiologi penyakit !E" masih belum terungkap dengan pasti tetapi

    diduga merupakan interaksi antara faktor genetik, faktor yang didapat dan

    faktor lingkungan. 'papun etiologinya, selalu terdapat predisposisi genetik

    yang menunjukkan hubungannya dengan antigen spesifik 6!' 7Human

    Leucocyte Antigen8 2 6< 7Major Histocompatybility Complex8. Defek

    *

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    6/31

    utama pada lupus eritematosus sistemik adalah disfungsi limfosit =, begitu

    juga supresor limfosit T yang berkurang, sehingga memudahkan terjadinya

    peningkatan autoantibody.0

    >esiko meningkat %**5 pada kembar identik dan *5 pada kembar

    dizygotic, menunjukkan kaitannya dengan faktor genetik. Fakta bah+a

    sebagian kasus bersifat sporadis tanpa diketahui faktor predisposisi

    genetiknya, menunjukkan faktor lingkungan juga berpengaruh. (nfeksi dapat

    menginduksi respon imun spesifik berupa molecular mimicryyang menga&au

    regulasi sistem imun.),

    /

    Ta3el '!Faktor Li/0ku/0a/ ya/0 mu/0ki/ 3erpera/ "alam pato0e/esis

    Lupus Eritematous Sistemik 4"ikutip "ari Ru""y5 Kelley6s

    Te7t3ook o1 R2eumatolo0y 8t2 e" -##'9

    ?ltra#iolet = light

    6ormon se@

    rasio penderita +anita : pria A :1 9 menar&he : menopause A ):1

    Faktor diet

    Alfalfa sprouts dan sprouting foods yang mengandung !&ana#anine9

    Pristane atau bahan yang sama9 Diet tinggisaturated fats.

    Faktor (nfeksi

    DB' bakteri9 6uman retro#iruses9 Endotoksin, lipopolisakarida bakteri

    Faktor paparan dengan obat tertentu :

    6idralaCin9 Prokainamid9 (soniaCid9 6idantoin9 $lorpromaCin9

    ethyldopa9 DPeni&illamine9 inoksiklin9 'ntibodi antiTBFa9

    (nterferona.

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    7/31

    Terdapat dua teori mengenai etiologi lupus, yaitu :

    18 Teori yang pertama menyebutkan bah+a pada perkembangan penyakit

    mulai dari gambaran a+al sampai timbul kerusakan didasari oleh

    produksi sirkulasi autoantibodi menjadi suatu nukleoprotein, yaitu

    antinuclear antibodies 7'B'8. Proses a+al tidak diketahui tetapi

    kemungkinan terjadi mutasi gen yang berhubungan dengan sel yang

    mengalami apoptosis yang melibatkan limfosit, kemudian limfosit

    bereaksi menyerang selnya sendiri.

    'utoantibodi pada lupus dibentuk menjadi antigen nu&lear 7'B'8

    dan 7antiDB'8. 'utoantibodi terlibat dalam pembentukan kompleks

    imun, yang diikuti oleh akti#asi komplemen yang mempengaruhi respon

    inflamasi banyak jaringan, termasuk kulit dan ginjal. %

    %8 Teori lainnya menyatakan autoantibody lupus eritematosus merupakan

    lanjutan dari reaksi silang antigen eksogen seperti retro#irus >B'. %

    -!& Pato0e/esis Lupus Eritematosus Sistemik

    'da empat faktor yang menjadi perhatian bila membahas pathogenesis

    "!E, yaitu : faktor genetik, lingkungan, kelainan sistem imun dan hormon.

    1. Faktor genetik memegang peranan pada banyak penderita lupus dengan

    resiko yang meningkat pada saudara kandung dan kembar monoCigot.

    "tudi lain mengenai faktor genetik ini yaitu studi yang berhubungan

    dengan 6!' (Human Leucocyte Antigens8 yang mendukung konsep

    bah+a gen 6< 7MajorHistocompatibility Complex8 mengatur produksi

    autoantibodi spesifik. Penderita lupus 7kirakira /58 me+arisi defisiensi

    komponen komplemen, seperti

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    8/31

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    9/31

    autoantibodi yang paling sering dijumpai pada penderita lupus adalah

    antibodi antinuklear 7autoantibodi terhadap DB', >B', nukleoprotein,

    kompleks proteinasam nukleat8. ?mumnya titer antiDB' mempunyai

    korelasi dengan akti#itas penyakit lupus. 0

    =eberapa antibodi antinuklear mempunyai aksi patologis direk,

    yaitu bersifat sitotoksik dengan mengaktifkan komplemen, tetapi dapat

    juga dengan mempermudah destruksi sel sebagai perantara bagi sel

    makrofag yang mempunyai reseptor F& imunoglobulin.

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    10/31

    hipokomplemenemia selama fase aktif dan adanya produk akti#asi

    komplemen. =eberapa kompleks imun terbentuk di sirkulasi dan

    terdeposit di jaringan, beberapa terbentuk insitu 7suatu mekanisme yang

    sering terjadi pada antigen dengan afinitas tinggi, seperti dsDB'8.

    $omponen

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    11/31

    dimodifikasi pada tahun 14. $riteria diagnosis pada anak berdasarkan

    kriteria tersebut mempunyai sensiti#itas /5 dan spesifisitas 15.

    eskipun sebagian besar penderita !E" mempunyai 'B', namun titer yang

    rendah atau moderat mempunyai spesifisitas yang rendah. "edangkan

    penderita yang mempunyai antibodi terhadap dsDB' dan "m hampir pasti

    juga mempunyai 'B'.%

    -!: Ma/i1estasi Kli/is

    ejala klinis dan perjalanan penyakit "!E sangat ber#ariasi. Penyakit

    dapat timbul mendadak disertai tandatanda terkenanya berbagai sistem

    dalam tubuh. Dapat juga menahun dengan gejala pada satu sistem yang

    lambat laun diikuti oleh gejala terkenanya sistem imun.1

    3aktu yang dibutuhkan antara onset penyakit dan diagnosis adalah

    * tahun. Penyakit ini mempunyai &iri khas terdapatnya eksaserbasi dan

    remisi. Onset penyakit dapat spontan atau didahului oleh faktor presipitat

    seperti kontak dengan sinar matahari infeksi #irus2bakteri, obat misalnya

    golongan sulfa. 1

    '. ejala $onstitusional

    anifestasi yang timbul dapat ber#ariasi. 'nakanak yang paling

    sering adalah anore@ia, demam, kelelahan, penurunan berat badan,

    limfadenopati dan irritable. ejala dapat berlangsung intermiten atau

    terusmenerus. 0

    =. ejala uskuloskeletal

    11

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    12/31

    Pada anakanak gejala yang paling sering ditemukan, dapat berupa

    athralgia 758 dan sering mendahului gejalagejala lainnya. Gang paling

    sering terkena adalah sendi interfalangeal proksimal diikuti oleh lutut,

    pergelangan tangan, metakarpophalangeal, siku dan pergelangan kaki. 0

    'rtritis dapat terjadi pada lebih dari 5 anak, umumnya simetris,

    terjadi pada beberapa sendi besar maupun ke&il. =iasanya sangat

    responsif terhadap terapi dibandingkan dengan kelainan organ yang lain

    pada !E". 'rthritis pada tangan dapat menyebabkan kerusakan ligament

    dan kekakuan sendi yang berat. Osteone&rosis umum terjadi dan dapat

    timbul belakangan setelah dalam pengobatan kortikosteroid dan

    #askulopati. 0

    =erbeda dengan H>', arthritis !E" umumnya sangat nyeri, dan

    nyeri ini tak proporsional dengan hasil pemeriksaan fisik sendi.

    Pemeriksaan radiologis menunjukkan osteopeni tanpa adanya perubahan

    pada tulang sendi. 'nak dengan H>' polyarti&ular yang beberapa tahun

    kemudian dapat menjadi !E". =erikut merupakan mekanisme arthritis

    pada "!E.0

    1%

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    13/31

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    14/31

    %8. !esi $ulit "ub 'kut

    !esi kulit sub akut yang khas berbentuk anular.*

    )8. !esi Diskoid

    "ebesar % sampai %5 lesi dis&oid terjadi pada usia di ba+ah

    1* tahun. "ekitar 4 5 lesi dis&oid akan menjadi !E" dalam +aktu *

    tahun, sehingga perlu di monitor se&ara rutin. 6asil pemeriksan

    laboratorium menunjukkan adanya antibodi antinu&lear 7'B'8 yang

    disertai peningkatan kadar (g yang tinggi dan lekopeni ringan.*

    >uam diskoid adalah ruam pada kulit leher, kepala, muka,

    telinga, dada, punggung, dan ekstremitas yang menimbul dan

    10

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    15/31

    berbatas tegas, dengan diameter *1 mm, tidak gatal maupun nyeri

    =erkembangnya melalui ) tahap, yaitu erithema, hiperkeratosis dan

    atropi. =iasanya tampak sebagai ber&ak eritematosa yang meninggi,

    tertutup oleh sisik keratin disertai oleh adanya penyumbatan folikel.

    $alau sudah berlangsung lama akan terbentuk sikatrik.*

    !esi diskoid tidak biasa di masa kanakkanak. Bamun,

    mereka terjadi lebih sering sebagai manifestasi dari "!E daripada

    sebagai diskoid lupus erythematosis 7D!E8 saja9 %)5 dari semua

    D!E terjadi di masa kanakkanak. *

    08. !i#ido >etikularis

    "uatu bentuk #askulitis ringan, sering ditemukan pada "!E.

    askulitis kulit dapat menyebabkan ulserasi dari yang berbentuk ke&il

    sampai yang besar. "ering juga tampak perdarahan dan eritema

    periungual.0,*

    *8. ?rtikaria

    =iasanya menghilang perlahanlahan beberapa bulan setelah

    penyakit tenang se&ara klinis dan serologis.*

    1*

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    16/31

    D. $elainan pada injal

    Pada sekitar %2) dari anak dan remaja !E" akan timbul gejala lupus

    nefritis. !upus nefritis akan diderita sekitar 5 anak dalam tahun

    pertama terdiagnosanya !E". =erdasarkan klasifikasi 36O, jenis lupus

    nefritis adalah :

    ("# $elas (: minimal mesangial lupus nephritis

    ($# $elas ((: mesangial proliferati%e lupus nephritis

    ( $elas (((:focal lupus nephritis

    ('# $elas (: diffuse lupus nephritis

    (# $elas : membranous lupus nephritis

    ()# $elas (: ad%anced sclerotic lupus nephritis

    $elainan ginjal ditemukan /-5 kasus "!E. anifestasi paling sering

    ialah proteinuria dan atau hematuria. 'da % ma&am kelainan patologis

    pada ginjal yaitu nefritis lupus difus dan nefritis lupus membranosa.

    Befritis lupus difus merupakan kelainan yang paling berat. $linis tampak

    sebagai sindrom nefrotik, hipertensi, serta gangguan fungsi ginjal sedang

    sampai berat. Befritis membranosa lebih jarang ditemukan. Ditandai

    dengan sindroma nefrotik, gangguan fungsi ginjal ringan serta perjalanan

    penyakit yang mungkin berlangsung &epat atau lambat tapi progresif.

    %,),0

    E. "erositis 7pleuritis dan perikarditis8

    ejala klinisnya berupa nyeri +aktu inspirasi dan pemeriksaan fisik

    dan radiologis menunjukkan efusi pleura atau efusi parikardial. Efusi

    pleura lebih sering unilateral, mungkin ditemukan sel !E dalam &airan

    1/

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    17/31

    pleura. =iasanya efusi menghilang dengan pemberian terapi yang

    adekuat.%,),0

    F. Pneuminitis (nterstitial

    erupakan hasil infiltrasi limfosit. $elainan ini sulit dikenali dan

    sering tidak dapat diidentifikasi. =iasanya terdiagnosa setelah men&apai

    tahap lanjut.0

    . astrointestinal

    Dapat berupa rasa tidak enak di perut, mual ataupun diare. Byeri

    akut abdomen, muntah dan diare mungkin menandakan adanya #askulitis

    intestinalis. ejala menghilang dengan &epat bila gangguan sistemiknya

    mendapat pengobatan yang adekuat.%,),0

    6.6ati dan !impa

    6epatosplenomegali mungkin ditemukan pada anakanak, tetapi

    jarang disertai ikterus. ?mumnya dalam beberapa bulan akan menghilang

    atau kembali normal.%,),0

    (. $elenjar etah =ening dan $elenjar Parotis

    Pembesaran kelenjar getah bening ditemukan pada *5 kasus.

    =iasanya berupa limfadenopati difus dan lebih sering pada anakanak.

    $elenjar parotis membesar pada /5 kasus "!E. %,),0

    H. "usunan "araf Tepi

    14

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    18/31

    Beuropati perifer yang terjadi berupa gangguan sensorik dan

    motorik. =iasanya bersifat sementara. /

    $."usunan "araf Pusat

    ejala ""P ber#ariasi mulai dari disfungsi serebral global dengan

    kelumpuhan dan kejang sampai gejala fokal seperti nyeri kepala dan

    kehilangan memori. Diagnosa lupus ""P ini membutuhkan e#aluasi untuk

    mengeksklusi ganguan psikososial reaktif, infeksi, dan metabolik.

    Trombosis #ena serebralis bisanya terkait dengan antibodi antifosfolipid.

    =ila diagnosa lupus serebralis sudah diduga,

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    19/31

    $elainan hematologi yang sering terjadi adalah limfopenia, anemia,

    aynaud

    Ditandai oleh keadaan pu&at, disusul oleh sianosis, eritema dan

    kembali hangat. Terjadi karena disposisi kompleks imun di endotelium

    pembuluh darah dan akti#asi komplemen lokal. %,),0

    -!% Pemeriksaa/ Pe/u/;a/0 "a/ Dia0/osis SLE

    "e&ara umum anjuran pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah

    'nalisis darah tepi lengkap 7darah rutin dan !ED8, "el !E, 'ntibodi

    antinu&lear 7'B'8, 'ntidsDB' 7anti DB' natif8, 'utoantibodi lain 7anti

    ", >F, antifosfolipid, antihiston, dll8, Titer komplemen

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    20/31

    =erbagai kriteria diagnosis klinis penyakit lupus telah diajukan akan

    tetapi yang paling banyak dianut adalah kriteria menurut 'meri&an heumatology 7'8. Diagnosis !E" ditegakkan bila terdapat paling sedikit

    0 dari 11 kriteria ' tersebut. %,),0

    $riteria diagnosis lupus menurut ' 7'meri&an heumatology8.

    7Dikutip dengan modifikasi dari Petty dan !a@er, %*8

    Bo $riteria Definisi

    1 =er&ak malar

    7butterfly rash8

    Eritema datar atau menimbul yang menetap

    di daerah pipi, &enderung menyebar ke

    lipatan nasolabial

    % =er&ak diskoid =er&ak eritema yang menimbul dengan

    adherent keratoti& s&aling dan folli&ular

    plugging, pada lesi lama dapat terjadi parut

    atrofi

    ) Fotosensitif =er&ak di kulit yang timbul akibat paparan

    sinar matahari, pada anamnesis atau

    pemeriksaan fisik

    0 ?lkus mulut ?lkus mulut atau nasofaring, biasanya tidak

    nyeri

    * 'rtritis 'rtritis nonerosif pada dua atau lebih

    persendian perifer, ditandai dengan nyeri

    tekan, bengkak atau efusi

    / "erositif a. Pleuritis

    >i+ayat pleuriti& pain atau terdengar pleural

    fri&tion rub atau terdapat efusi pleura pada

    pemeriksaan fisik.

    %

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    21/31

    atau

    b. Perikarditis

    Dibuktikan dengan E$ atau terdengar

    peri&ardial fri&tion rub atau terdapat efusi

    perikardial pada pemeriksaan fisik

    4 angguan ginjal a. Proteinuria persisten I ,* g2hr atau

    pemeriksaan J) jika pemeriksaan kuantitatif

    tidak dapat dilakukan.

    atau

    b.

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    22/31

    Trombositopenia K L 1.2mm)tanpa adanya

    inter#ensi obat

    1 angguan imunologi Terdapat salah satu kelainan

    'nti dsDB' diatas titer normal

    'nti"m7"mith8 7J8

    'ntibodi fosfolipid 7J8 berdasarkan

    kadar serum (g atau (g antikardiolipin yang

    abnormal

    antikoagulan lupus 7J8 dengan menggunakan tes

    standar

    tes sifilis 7J8 palsu, paling sedikit selama / bulan

    dan dikonfirmasi dengan ditemukannya

    Treponema palidum atau antibodi treponema

    11 'ntibodi antinuklear Tes 'B' 7J8

    MEmpat dari 11 kriteria positif menunjukkan /5 sensiti#itas dan 15

    spesifisitas

    Peningkatan titers 'B' sering terjadi pada anakanak dengan lupus

    aktif. (ni adalah alat penyaringan yang sangat baik, meskipun 'B' dapat

    ditemukan tanpa penyakit atau dapat dikaitkan dengan kondisi rematik dan

    lainnya. Tingkat antiDB' rantai ganda, yang lebih spesifik untuk lupus,

    men&erminkan tingkat akti#itas penyakit. Tingkat serum dari total hemolitik

    komplemen 7

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    23/31

    $omplikasi !E" pada anak meliputi: %,)

    6ipertensi 70158

    angguan pertumbuhan 7)-58

    angguan paruparu kronik 7)158

    'bnormalitas mata 7)158

    $erusakan ginjal permanen 7%*58

    ejala neuropsikiatri 7%%58

    $erusakan muskuloskeleta 758

    angguan fungsi gonad 7)58.

    -!< Pe/atalaksa/aa/

    Henis penatalaksanaan ditentukan oleh beratnya penyakit. !uas dan

    jenis gangguan organ harus ditentukan se&ara hatihati. Dasar terapi adalah

    kelainan organ yang sudah terjadi. 'danya infeksi dan proses penyakit bisa

    dipantau dari pemeriksaan serologis. onitoring dan e#aluasi bisa dilakukan

    dengan parameter laboratorium yang dihubungkan dengan akti#itas penyakit.

    "!E yang tidak diobati dapat diikuti oleh penyembuhan spontan, dapat

    menjadi penyakit menahun, atau kematian yang &epat. 0

    Penyakit !E" adalah penyakit kronik yang ditandai dengan remisi dan

    relaps. Terapi suportif tidak dapat dianggap remeh. Edukasi bagi orang tua

    dan anak penting dalam meren&anakan program terapi yang akan dilakukan.

    Edukasi dan konseling memerlukan tim ahli yang berpengalaman dalam

    menangani penyakit multisistem pada anak dan remaja. Befrologis perlu

    dilibatkan pada a+al penyakit untuk pengamatan yang optimal terhadap

    %)

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    24/31

    komplikasi ginjal. Demikian pula keterlibatan dermatologis dan nutrisionis.

    Perpindahan terapi ke masa de+asa harus diren&anakan sejak remaja. 1

    1. Diet seimbang dengan masukan kalori yang sesuai. Dengan adanya

    kenaikan berat badan akibat penggunaan obat glukokortikoid, maka perlu

    dihindari makanan junk food; atau makanan mengandung tinggi sodium

    untuk menghindari kenaikan berat badan berlebih.

    %. Penggunaan tabir surya dengan kadar "PF lebih dari 1* perlu diberikan

    pada anak jika berada di luar rumah, karena dapat melindungi dari sinar

    ?=.

    ). Pen&egahan infeksi dilakukan dengan &ara imunisasi, karena risiko

    infeksi meningkat pada anak dengan !E". Pemberian antibiotik sebagai

    profilaksis dihindari dan hanya diberikan sesuai dengan hasil kultur.

    Terdapat beberapa patokan untuk penatalaksanaan infeksi pada penderita

    lupus, yaitu 9

    18 diagnosis dini dan pengobatan segera penyakit infeksi, terutama

    infeksi bakterial

    %8 sebelum dibuktikan penyebab lain, demam disertai leukositosis

    7leukosit I1.8 harus dianggap sebagai gejala infeksi,

    )8 gambaran radiologi infiltrat limfositik paru harus dianggap dahulu

    sebagai infeksi bakterial sebelum dibuktikan sebagai keadaan lain, dan

    4) setiap kelainan urin harus dipikirkan dulu kemungkinan pielonefritis. 1

    Lupus dis*oid

    Terapi standar adalah fotoproteksi, antimalaria dan steroid topikal. $rim

    luo&inonid *5 lebih efektif dibadingkan krim hidrokrortison 15. Terapi

    dengan hidroksiklorokuin efektif pada 0-5 pasien dan a&itrenin efektif

    terhadap *5 pasien. %,),0

    %0

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    25/31

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    26/31

    Lupus nefritis

    $elas ( : Tidak ada terapi khusus dari klasifikasi 36O

    $elas (( : 7mesangial8 mempunyai prognosis yang baik dan membutuhkan

    terapi minimal. Peningkatan proteinuria harus di+aspadai karena

    menggambarkan perubahan status penyakit menjadi lebih parah.

    $elas ((( : 7fo&al proliferati#e Befritis2FPB8 memerlukan terapi yang sama

    agresifnya dengan DPB, khususnya bila ada lesi fo&al

    ne&rotiCing.

    $elas ( : 7DPB8 kombinasi kortikosteroid dengan siklofosfamid intra#ena

    ternyata lebih baik dibandingkan bila hanya dengan prednison.

    "iklofosfamid intra#ena telah digunakan se&ara luas baik untuk

    DPB maupun bentuk lain dari lupus nefritis. 'Catioprin telah

    terbukti memperbaiki outcomejangka panjang untuk tipe DPB.

    Prednison dimulai dengan dosis tinggi harian selama 1 bulan,

    bila kadar komplemen meningkat men&apai normal, dosis di

    tapering off se&ara hatihati selama 0/ bulan. "iklofosfamid

    intra#ena diberikan setiap bulan, setelah 110 hari pemberian,

    diperiksa kadar lekositnya. Dosis siklofosfamid selanjutnya akan

    dinaikkan atau diturunkan tergantung pada jumlah lekositnya

    7normalnya ).0.2ml8.

    $elas : regimen terapi yang biasa dipakai adalah 718. monoterapi dengan

    kortikosteroid. 7%8. terapi kombinasi kortikosteroid dengan

    siklosporin ', 7)8. sikofosfamid, aCathioprine,atau klorambusil.

    %/

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    27/31

    Proteinuria sering bisa diturunkan dengan '

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    28/31

    methylprednisolone dosis tinggi intermitten 7) mg2kg2dosis, maksimum

    mg8 per minggu.

    ). Obat imunosupresif : +i*lofosfamid *4* mg2m% ( ) kali sehari

    selama ) minggu. maksimal 1 g2m%. 6arus diberikan ( dengan infus

    terpasang, dan dimonitor. onitor lekosit pada -10 hari mengikuti setiap

    dosis 7lekosit dimaintenan&e I %)2mm)8. Azathioprine 1)

    mg2kg2hari PO 0 kali sehari.

    0. Bonsteroidal antiinflammatory drugs 7B"'(Ds8

    !aproxen 4% mg2kg2hari PO dibagi %) dosis maks *1 mg2hari

    1olmetin 1*) mg2kg2hari PO dibagi %) dosis maks 1%1- mg2hari

    iclofenacL 1% tahun : tak dianjurkan

    I 1% tahun : %) mg2kg2hari PO digagi % dosis maksimal 1% mg2hari

    *. "uplemen $alsium dan #itamin D

    2alsium *arbonat

    L / bulan : )/ mg2hari

    /1% bulan : *0 mg2hari

    11 bulan : - mg2hari

    111- bulan : 1% mg2hari

    Calcifediol

    L ) kilogram : % m&g PO ) kali2minggu

    I ) kilogram : * m&g PO ) kali2minggu

    /. 'ntihipertensi

    !ifedipin .%*.* mg2kg2dosis PO dosis a+al, tak lebih dari 1 mg,

    diulang tiap 0- jam.

    3nalapril .1 mg2kg2hari PO 0 kali sehari atau % kali sehari bisa

    ditingkatkan bila perlu, maksimum .* mg2kg2hari

    %-

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    29/31

    /ropranolol .*1 mg2kg2hari PO dibagi %) dosis, dapat ditingkatkan

    bertahap dalam )4 hari dengan dosis biasa 1* mg2kg2hari %,),0

    -!'# Pro0/osis

    asa kanakkanak "!E pada a+alnya dipandang sebagai penyakit

    fatal seragam. Dengan kemajuan dalam diagnosis dan pera+atan, *yr

    sur#i#al rate lebih besar dari 5.. Penyebab utama kematian pada pasien

    dengan lupus saat ini termasuk infeksi, nefritis, penyakit ""P, perdarahan

    paruparu, dan infark miokard9 yang terakhir mungkin komplikasi akibat

    administrasi kortikosteroid kronis dalam pengaturan kekebalan penyakit

    kompleks. 1

    !E" memiliki angka sur#i#al untuk masa 1 tahun sebesar 5.

    Penyebab kematian dapat langsung akibat penyakit lupus, yaitu karena gagal

    ginjal, hipertensi maligna, kerusakan ""P, perikarditis, sitopenia autoimun.

    Data dari beberapa penelitian tahun 1*1/, menunjukkan -year sur%i%al

    rates sebesar 14.*5/5. "edangkan tahun 1-1, -year sur%i%al rates

    sebesar -)5)5. =eberapa peneliti melaporkan bah+a 4/5-*5 pasien

    !E" dapat hidup selama 1 tahun, sebesar --5 dari pasien mengalami

    sedikitnya &a&at dalam beberapa organ tubuhnya se&ara jangka panjang dan

    menetap. 0

    )A) III

    KESIMPULAN

    %

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    30/31

    !upus eritematosus didefinisikan sebagai gangguan autoimun, dimana

    sistem tubuh menyerang jaringannya sendiri.

    ejala klinis dan perjalanan penyakit "!E sangat ber#ariasi. Penyakit dapat

    timbul mendadak disertai tandatanda terkenanya berbagai sistem dalam tubuh.

    Henis penatalaksanaan ditentukan oleh beratnya penyakit. !uas dan jenis

    gangguan organ harus ditentukan se&ara hatihati. Dasar terapi adalah kelainan

    organ yang sudah terjadi.

    DAFTAR PUSTAKA

    )

  • 8/9/2019 sindroma lupus eritematous

    31/31

    1. 'nna N, Peter >, et al. iagnosis of +ystemic Lupus 3ritematosus.

    Diunduh / Bo#ember %1% : http:22+++.aafp.org

    %. 'nonim.Lupus 3ritematosus +istemi* pada Ana*. Diunduh / Bo#ember %1%

    : http:22+++.&hildren&lini&.+ordpress.&om.

    ). 6arsono ', Endaryanto '. Lupus 3ritematosus +istemi* pada Ana*. Diunduh

    / Bo#ember %1% : http:22+++.pediatrik.&om.

    0. (sbagio 6, 'lbar , $asjmir G(, et al. Lupus 3ritematosus +istemi*. %.

    Dalam: "udoyo '3, "etiyohadi =, 'l+i (, et al, editor. (lmu Penyakit Dalam

    Hilid (((. Edisi kelima. Hakarta: (nterna Publishing9 %*/*%*4.

    *. arisa ". $leinitelman, i&hael !. iller,