23
Sindrom Cushing Celina Manna NIM : 102011047 Kelompok A6 [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Pendahuluan Sindrom Cushing adalah gangguan hormonal yang disebabkan kortisol plasma berlebihan dalam tubuh (hiperkortisolisme), baik oleh pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik (iatrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan akibat gangguan aksis hipotalamus-hipofisis- adrenal (spontan). Penyakit ini ditandai dengan obesitas badan (truncal obesity), hipertensi, mudah lelah, amenorea, hirsutisme, striae abdomen berwarna ungu, edema, glukosuria, osteoporosis, dan tumor basofilik hipofisis. 1 Sindrom Cushing relatif langka dan paling sering terjadi pada usia 20 hingga 50 tahun. Orang yang menderita obesitas dan DM-tipe 2, disertai dengan hipertensi dan gula darah yang tidak terkontrol, akan meningkatkan risiko terserang penyakit ini. 1

Sindroma Cushing

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cushing synd

Citation preview

Page 1: Sindroma Cushing

Sindrom Cushing

Celina Manna

NIM : 102011047

Kelompok A6

[email protected]

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta

Pendahuluan

Sindrom Cushing adalah gangguan hormonal yang disebabkan kortisol plasma

berlebihan dalam tubuh (hiperkortisolisme), baik oleh pemberian glukokortikoid jangka

panjang dalam dosis farmakologik (iatrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan

akibat gangguan aksis hipotalamus-hipofisis- adrenal (spontan). Penyakit ini ditandai

dengan obesitas badan (truncal obesity), hipertensi, mudah lelah, amenorea, hirsutisme,

striae abdomen berwarna ungu, edema, glukosuria, osteoporosis, dan tumor basofilik

hipofisis.1

Sindrom Cushing relatif langka dan paling sering terjadi pada usia 20 hingga 50

tahun. Orang yang menderita obesitas dan DM-tipe 2, disertai dengan hipertensi dan gula

darah yang tidak terkontrol, akan meningkatkan risiko terserang penyakit ini.1

Sebagian besar kasus sindrom Cushing disebabkan iatrogenik pemberian

glukokortikoid eksogen, sedangkan kejadian tahunan sindrom Cushing endogen telah

diperkirakan sebesar 13 kasus per juta individu. Dari kasus-kasus ini, sekitar 70%

disebabkan hiperplasi adrenal bilateral oleh hipersekresi ACTH hipofisis atau produksi

ACTH oleh tumor non endokrin (pituitary ACTH-producing tumor), 15% karena ACTH

ektopik, dan 15% karena tumor adrenal primer.1

Anamnesis

Anamnesis didahului dengan menanyakan identitas pasien seperti nama, usia, pekerjaan

dan tempat tinggal. Sindrom cushing terjadi akibat kelebihan glukokortikoid steroid. Sangat

sering terjadi akibat pemberian kortikosteroid terapeutik.2

Page 2: Sindroma Cushing

Keluhan Utama2

Pasien datang dengan keluhan sering lemas sejak 1,5 bulan yang lalu. Rasa lemas

adalah keluhan yang sangat umum dan bisa merupakan manifestasi dari berbagai

penyakit fisik yang berbeda.

Riwayat penyakit sekarang2

Apa yang pasien maksud mengenai keluhan lemas?

Apakah pasien merasa lemas sepanjang waktu? Apakah lemas yang dimaksud adalah

tak bisa berolahraga, merasa lemas saat melakukan aktivitas, atau lelah?

Kapan pertama kali timbul gejala? Apa yang tampaknya memicu gejala? Adakah gejala

fisik lain? Adakah perubahan sosial yang signifikan saat ini?

Adakah sesak napas? Adakah penurunan berat badan, demam, atau hilang nya napsu

makan?

Adakah tanda-tanda anemia, hipotiroidisme, penyakit Addison?

Keluhan penyerta; pada malam hari terbangun 3-4 kali untuk buang air kecil.

Sejak kapan pasien mengalami gejala sering kencing?

Apakah pasien sedang menggunakan obat diuretic?

Apakah pasien memiliki riwayat infeksi saluran kemih, gula darah tinggi?

Tanyakan juga apakah pasien merasa timbulnya hirsutisme, berat badan bertambah,

perubahan bentuk badan atau wajah, mudah memar?2

Riwayat penyakit dahulu2

Adakah riwayat penggunaan kortikosteroid?

Adakah riwayat penyakit paru?

Adakah riwayat diabetes melitus sebelumnya?

Riwayat penyakit keluarga2

Adakah riwayat diabetes melitus dalam keluarga?

Riwayat pribadi dan sosial2

Bagaimana pola makan/diet pasien?

Apakah paien merokok, minum alcohol?

Apakah perubahan pada tubuh pasien mempengaruhi kehidupan?

Page 3: Sindroma Cushing

Pemeriksaan Fisik

Bagaimana keadaan umu pasien? Apakah pasien tampak sakit ringan, sedang atau

berat?2

Apakah pasien sadar atau tidak sadar?2

Lakukan pemeriksaan antropometri pada pasien. Pasien dengan sindrom cushing

biasanya mengalami perubahan berat badan.2

BB: 80kg, TB: 150cm, lingkar perut: 110cm, lingkar pinggang: 85cm (pasien

obesitas sentral)

Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, suhu, dan

pernapasan. Pada kasus hasil tekanan darah pasien 140/75mmHg yang menunjukan

pasien mengalami hipertensi.

Perubahan tanda vital dapat menjadi petunjuk penting tentang adanya sifat dan

gangguan endokrin. Sebagai contoh, hipertensi dapat terjadi pada sindroma cushing.

Demam dapat berhubungan dengan kadar glukokortikoid yang berlebihan atau

insufisiensi kadar insulin. Penambahan berat badan yang tidak dapat dijelaskan dengan

makan yang berlebihan atau kurangnya latihan dapat mengarah ke sindom cushing.

Pada sindrom cushing, sekresi glukokortikoid yang berhubungan dengan osteoporosis,

yang sering terjadi pada tiroidisme.3

Inspeksi3

1. Wajah dan leher : lihat adanya jerawat di wajah yang disebabkan karena kelebihan

androgen, wajah bulan (moon face), hirsutisme (munculnya rambut pada perempuan

dibagian dagu ataupun diatas bibir), tonjolan kerbau (buffalo hump). Buffalo hump

terjadi karena penumpukan lemak yang biasanya berkumpul di wajah, leher, area

interskapuler, badan, dan pelvic.

2. Kulit, kuku, rambut: pigmentasi abu-abu dan coklat pada leher dan aksila dapat

terjadi pada pasien dengan sindroma cushing. Striae ungu, biasanya pada abdomen

dan memar (ekimosis) merupakan tanda umum dari sindrom cushing. Edema juga

dapat terjadi pada penyakit ini. Pada pasien dengan sindrom cushing kulit pasien

menjadi tipis.

3. Dada: pada pasien dewasa pria, ginekomastia dapat berhubungan dengan

hipogonadisme, hipotiroidisme, dan juga sindroma cushing. Pada wanita yang tidak

Page 4: Sindroma Cushing

menyusui, rabas putting mengindikasikan kelebihan prolaktin atau esterogen,

diabetes melitus atau sindroma cushing.

Palpasi: bisa dilakukan pada daerah tiroid tetapi tidak spesifik untuk pasien sindrom

cushing.3

Auskultasi pada daerah tiroid hanya untuk menyingkirkan kelainan tiroid.3

Gambar 1. Physical findings in Cushing syndrome.1

Working Diagnosis

Problem diagnostic utama sindrom cushing adalah unutk membedakan pasien dengan

sindrom cushing ringan dari hiperkortisolisme fisiologik ringan yang disebut sebagai pseudo

cushing. Termasuk didalamnya fase depresi gangguan afektif, alkoholisme, penghentian dari

intoksikasi alkohil, atau gannguan makanan. Keadaan ini mempunyai gambaran sindrom

cushing, termasuk peninggian kortisol bebas urin, termasuk gangguan gambaran sekresi

kortisol diurnal, dan gannguan supresi kortisol setelah tes supresi tes deksametason tengan

malam. Meskipun pemeriksaan fisik bisa memberikan tanda spesifik untuk diagnosa yang

Page 5: Sindroma Cushing

tepat, konfirmasi biokimia bisa jadi mengalami kesulitan dan bisa membutuhkan pemeriksaan

ulang.4

Diagnosis sindrom cushing bergantung pada kadar produksi kortisol dan kegagalan

menekan sekresi kortisol secara normal bila diberikan deksametason. Sekali diagnosis

ditegakkan, selanjutnya pemeriksaan dirancang untuk menetukan etiologi. Bila kadar kortisol

bebas urin lebih tinggi dari 275nmol/dl (100µg/dl) adalah sugestif sindrom cushing. Diagnosis

definitif ditetapkan bila gagal menurunkan kortisol urin menuju ke <80nmol/dl (30µg/dl) atau

kortisol plasma turun ke <140nmol/L (5µg/dl) setelah tes supresi deksametason dosis rendah-

standar (0,5 mg setiap 6 jam selama 48 jam).4

Respon kortisol pada hari ke 2 supresi

deksametason (2mg per 6 jam)

Pencitraan pituitary dan/atau pengambilan sampel darah vena yang selektif

Tanda klinikOsteoporosis

DMHipertensi diastolicAdipositas sentral

Hirsutisme dan amenora

Tes skiriningKortisol plasma pada jam 08.00 >140nmol/L (5g/dl)

setelah 1 mg deksametason pada tengah malam; kortisol bebas urin >275nmol/L (100µg/hari)

Tes supresi deksametasonRespon kortisol pada hari ke 2 menjadi 0,5mg per 6

jam

Respon normal Respon abnormalSindrom cushing

Tidak ada respon-Hyperplasia adrenal sekunder terhadap tumor yang menghasilkan ACTH-Neoplasma adrenal

SupresiHyperplasia adrenal sekunder terhadap sekresi ACTH hipofisis

ACTH tinggiHyperplasia adrenal sekunder terhadap tumor yang menghasilkan ACTH

ACHT rendahNeoplasma adrenal

PositifAdenoma hipofisis

NegatifTumor ektopik

Tinggi (>6cm)Ca adrenal

Normal-rendah (<3cm)Adenoma adrenal

Page 6: Sindroma Cushing

Gambar 2. Alur diagnostic untuk mengevalasi pasien tersangka menderita sindrom cushing.4

Pemeriksaan Penunjang

Untuk skerining awal dilakukan tes supresi deksametason tengah malam. Pada kasus

sulit (obesitas), pengukuran korisol bebas urin 24 jam juga bisa digunakan sebagai tes skiring.

Bila kadar kortisol bebas urin lebih tinggi dari 275nmol/dl (100µg/dl) adalah sugestif sindrom

cushing. Diagnosis definitif ditetapkan bila gagal menurunkan kortisol urin menuju ke

<80nmol/dl (30µg/dl) atau kortisol plasma turun ke <140nmol/L (5µg/dl) setelah tes supresi

deksametason dosis rendah-standar (0,5 mg setiap 6 jam selama 48 jam).

Pemeriksaan kadar ACTH plasma dapat digunakan untuk membedakan

berbagai penyebab Sindrom Cushing, terutama memisahkan penyebab dependen ACTH

dan independen ACTH. Pada sindrom ACTH ektopik, kadar ACTH bisa jadi meningkat >

110 pmol/L (500pg/mL), dan pada kebanyakan pasien, kadar ACTH berada di atas 40

pmol/L (200pg/mL). Pada sindrom Cushing sebagai akibat mikroadenoma atau

disfungsi hopotalamik pituitari, kadar ACTH berkisar 6-30pmol/L (30-150pg/mL)

[normal : < 14 pmol/L (< 60pg/mL).4

Pada pemeriksaan laboratorium juga biasanya ditemukan leukositosis dengan

granulositosis dan limpopenia relatif. Hipokalemia, hipokloremi, dan alkalosis

metabolik biasanya ditemukan pada kasus ACTH ektopik. Diagnosis adenoma adrenal yang

menghasilkan kortisol disangkakan dengan peningkatan tidak proporsional kadar kortisol

bebas basal urin dengan hanya perubahan sedang pada 17-ketosteroid urin atau

DHEA sulfat plasma. Sekresi estrogen adrenal menurun pada pasien ini sehubungan

dengan supresi ACTH yang diinduksi kortisol dan involusi zona retikularis yang

menghasilkan androgen. CT scan biasanya menunjukkan pembesaran adrenal pada pasien

dengan sidependen ACTH dan massa adrenal pada pasien dengan adenoma adrenal.4

Pemeriksaan radiologic untuk memeriksa adrnal adalah pencitraan tomografi computer

(CT scan) abdomen. CT scan bernilai untuk menentukan lokasi tumor adrenal dan untuk

mendiagnosis hyperplasia bilateral. Semua pasien yang mengalami hipersekresi ACTH hipofisi

harus menjalani pemeriksaan pencitraan MRI scan hipofisis dengan bahan kontras gadolinium.

Dengan teknik ini, mikroadenoma kecil bisa ditemukan. Pasien dengan produksi ACTH

ektopik, tomografi menjadi pilihan utama.4

Page 7: Sindroma Cushing

Differential Diagnosis

Diagnosis banding sindrom cushing biasanya amat sulit dan harus selalu dilakukan

konsultasi dengan endokrinologi. Problem dalam menegakkan diagnosis sindrom cushing

termasuk pasien obes, alkoholisme kronik, depresi, dan penyakit-penyakit akut. Kegemukan

amat sangat jarang dijumpai pada sindrom cushing, lagi pula dengan kegemukan eksogen,

sering dijumpai adipositas, bukan adipositas trunkal. Pada pemeriksaan adenokortikal, kelainan

pada pasien-pasien dengan kegemukan eksogen biasanya tidak menunjukkan kelainan. Kadar

steroid urin basal pada pasien obes juga normal atau sedikit tinggi. Beberapa pasien mengalami

peningkatan konversi kortisol yang disekresi menjadi metabolit yang dikeluarkan. Kadar

kortisol urin dan darah biasanya normal, dan gambaran diurnal pada kadar steroid urin dan

darah normal.4

Pasien dengan alkoholisme kronik dan depresi mempunyai kelainan yang sama pada

keluaran steroid; peningkatan sedang kortisol urin, tidak ada irama sirkadian kadar kortisol dan

resisten terhadap supresi dengan deksametason (terutama pada tengah malam dan tes dosis

rendah). Sebaliknya pada alkoholik, pasien depresi tidak mempunyai gejala-gejala sindrom

cushing. Setelah penghentian alcohol dan/atau perbaikan status emosional, tes steroid biasanya

kembali ke normal. Respon kortisol normal terhadap hipoglikemia diinduksi-insulin, yang

biasanya membedakan pasien-pasien ini dari pasien sindrom cushing. Pasien-pasien sakit akut

sering mempunyai hasil tes laboratorium abnormal dan tidak menunjukkan dan tidak

menunjukkan supresi hipofisis adrenal sebagai respon terhadap deksametason, sedangkan stress

berat (seperti rasa sakit dan demam) mengganggu regulasi sekresi ACTH normal. Penyebab

hiperkolesterolisme tanpa stigma cusingoid (jarang) adalah resisten kortisol primer oleh karena

mutasi pada reseptor glukokortikoid tipe 1, resisten tidak sempurna oleh karena pasien tidak

menunjukkan tanda-tanda insufisiensi adrenal. Sindrom cushing iatrogenic, diindus oleh

pemberian glukokortikoid atau steroid lain seperti megesterol yang berikatan pada reseptor

glukokortikoid, tidak dapat dibedakan dengan pemeriksaan fisik dari hiperfungsi adrenokortikal

endogen. Perbedaan dapat dibuat dengan mengukur kadar kortisol urin atau darah dalam

Page 8: Sindroma Cushing

keadaan basal, pada sindrom iatrogenic kadar ini merendah sekunder terhadap akses pituitary-

adrenal. Keparahan sindroma cushing iatrogenic berkaitan dengan dosis steroid total, waktu

paru biologic steroid, dan lama terapi. Juga individu yang minum glukokortikoid pada siang

dan malam hari lebih sering menimbulkan sindrom cushing dan dosis harian total lebih kecil

dari pada pasien yang hanya meminum pagi hari. Disposisi enzimatik dan ikatan steroid yang

diberikan berbeda diantara pasien.4

Diabetes melitus tipe lain; salah satu jenis ini adalah diabetes malitus tipe lain. Jenis ini

sering ditemukan didaerah tropis dan negara berkembang. Bentuk ini biasanya disebabkan

oleh adanya malnutrisi yang disertai dengan kekurangan protein yang lama. Diduga zat sianida

yang terdapat pada casaava atau singkong yang menjadi sumber karbohidrat dibeberapa

kawasan di Asia dan Afrika berperan dalam pathogenesis nya. Di jawa timur sudah dilakukan

survey dan didapatkan bahwa prevalensi diabetes di pedesaan adalah 1,47% sama dengan

perkotaan (1,43%). Sebesar 21,2% dari kasus diabetes di pedesaan adalah jenis ini. Diabetes

jenis ini di masa datang masih akan banyak, mengingat jumlah penduduk yang masih berada

di bawah garis kemiskinan yang masih tinggi. Dulu jenis ini disebut Diabetes Terkait

Malnutrisi (MRDM), tetapi oleh karena pathogenesis jenis ini tidak jelas maka jenis ini pada

klasifikasi tidak lagi disebut sebagai MRDM tetapi disebut sebagai diabetes melitus tipe lain.5

Penyakit Addison; adalah defisiensi hormone mineral korikoid. Prevalensinya sebesar

10/100. Penyakit Addison bisa timbul dengan keluhan lelah, pingsan, mual, muntah, depresi

pusing postural, mialgia, intoleransi dingin, penurunan berat badan, atau jika berat, penyakit

yang lebih berat disertai syok (krisis Addisonian). Penyakit Addison diinduksi oleh

penghentian steroid secara mendadak.2

Diabetes melitus tipe 2; bervariasi mulai dari predominan resistensi insulin disertai

defisiensi insulin relative sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama

resistensi insulin. Diabetes melitus dintandai dengan kenaikan gula darah dan disebabkan oleh

berkurangnya sekresi atau efektivitas kerja insulin. Diabetes melitus bisa timbul akut berupa

ketoasidosis diabetic, koma hiperglikemik, disertai efek osmotic diuretic dari hiperglikemia

(poliuria, polidipsia, polifagia, dan nocturia).2

Manifestasi Klinis

Pasien dengan sindrom Cushing dapat mengeluhkan berat badannya bertambah,

Page 9: Sindroma Cushing

terutama di wajah, daerah supraclavicula, punggung atas, dan dada. Pasien sering

melihat perubahan di kulit mereka, termasuk stretch mark ungu, mudah memar, dan tanda-

tanda lain dari kulit yang menipis. Karena kelemahan otot proksimal yang progresif, pasien

mungkin mengalami kesulitan naik tangga, keluar dari kursi yang rendah, dan mengangkat

tangan mereka. Haid tidak teratur, amenore, infertilitas, dan penurunan libido dapat terjadi

pada wanita karena inhibisi sekresi berdenyut dari luteinizing hormone (LH) dan follicle-

stimulating hormone (FSH), yang kemungkinan disebabkan gangguan luteinizing

hormone-releasing hormone (LHRH). Pada pria, penghambatan LHRH dan FSH / LH

fungsi dapat menyebabkan penurunan libido dan impotensi. Masalah-masalah psikologis

seperti depresi, disfungsi kognitif,dan emosional.

Memburuknya hipertensi dandiabetes mellitus, kesulitan dengan penyembuhan

luka, peningkatan infeksi, osteopenia, dan osteoporosis sehingga dapat terjadi fraktur.

Pasien dengan tumor pituitari yang menghasilkan ACTH (penyakit Cushing) dapat

mengeluh sakit kepala, poliuria dan nokturia, masalah penglihatan, atau galaktorea. Gejala

kelebihan glukokortikoid dalam hubungannya dengan virilisasi pada wanita atau

feminisasi pada pria menunjukkan sebuah karsinoma adrenal sebagai penyebab dari

sindrom Cushing.

Etiologi4

Pemberian steroid eksogen; Pemberian steroid eksogen dapat menyebabkan

terjadinya sindrom Cushing. Gejala kelebihan glukokortikoid umumnya terjadi

dengan pemberian steroid oral, namun kadang-kadang suntikan steroid ke dalam

sendi dan penggunaan inhaler steroid juga dapat menyebabkan sindrom Cushing.

Pasien yang sedang mendapat terapi steroid dapat mengalami sindrom Cushing

dengan gangguan yang mencakup berbagai penyakit rematologi, paru, saraf, dan

nefrologi. Pasien yang telah mengalami transplantasi organ juga beresiko terkena

sindrom Cushing karena steroid eksogen diperlukan sebagai bagian dari rejimen

obat antipenolakan.

Overproduksi glukokortikoid endogen

Adenoma penghasil ACTH hipofisis

1. Adenoma hipofisis yang mensekresi ACTH berasal dari corticotrophs di

hipofisis anterior.

Page 10: Sindroma Cushing

2. ACTH yang disekresi oleh corticotrophs dilepaskan ke dalam sirkulasi

dan bekerja pada korteks adrenal untuk menghasilkan hiperplasia dan

merangsang sekresi steroid adrenal.

3. Adenoma yang besar dapat menyebabkan hilangnya produksi hormon

lainnya dari hipofisis anterior (TSH, FSH, LH, hormon pertumbuhan, dan

prolaktin) dan hormon vasopresin di hipofisis posterior.

Adrenal lesi Primer

1. Overproduksi glucocorticoids dapat disebabkan adanya adeno adrenal,

karsinoma adrenal, macronodular atau hyperplasia adrenal micronodular. Para

zona fasciculate dan reticularis zona lapisan korteks adrenal biasanya

menghasilkan glukokortikoid dan androgen.

2. Kompleks Carney adalah bentuk familial micronodular hiperplasia kelenjar

adrenal. Ini merupakan gangguan dominan autosomal dan ACTH yang

menyebabkan sindrom Cushing independen. Hiperpigmentasi merupakan

salah satu ciri gangguan tersebut. 4

Ektopik ACTH kadang-kadang disekresi oleh sel oat atau small-cell lung tumors atau

oleh tumor karsinoid.

Epidemiologi

Sebagian besar kasus sindrom Cushing disebabkan iatrogenik pemberian

glukokortikoid eksogen, sedangkan kejadian tahunan sindrom Cushing endogen telah

diperkirakan sebesar 13 kasus per juta individu. Dari kasus-kasus ini, sekitar 70%

disebabkan hiperplasi adrenal bilateral oleh hipersekresi ACTH hipofisis atau produksi

ACTH oleh tumor non endokrin (pituitary ACTH-producing tumor), 15% karena ACTH

ektopik, dan 15% karena tumor adrenal primer.1

Insiden hiperplasti hipofisis adrenal tiga kali lebih besar pada wanita dari pada laki

laki, kebanyakan muncul pada usia dekade ketiga atau keempat. Insiden puncak dari

sindrom Cushing, baik yang disebabkan oleh adenoma adrenal maupun hipofisis terjadi

sekitar usia 25-40 tahun. Pada ACTH ektopik, insiden lebih sering pada laki-laki

dibanding wanita.1

Mengingat kejadiannya yang masih relatif langka dan namanya yang masih terdengar

asing di masyarakat luas, tentunya penyakit ini masih jarang diperbincangkan baik dalam

Page 11: Sindroma Cushing

segi patofisiologi, diagnosis maupun penatalaksanaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu bahan

pembahasan yang mungkin dapat menambah wawasan mengenai sindrom Cushing dan

membantu para praktisi kesehatan dalam menatalaksana pasien-pasien tersebut.1

Patofisiologi

Secara fisiologis hipotalamus berada di otak dan kelenjar hipofisis berada tepat di

bawahnya. Inti paraventrikular (PVN) dari hipotalamus melepaskan Corticotrophin-

releasing hormone (CRH), yang merangsang kelenjar hipofisis untuk melepaskan

adrenocorticotropin (ACTH). ACTH bergerak melalui darah ke kelenjar adrenal kemudian

merangsang pelepasan kortisol. Kortisol disekresi oleh korteks kelenjar adrenal dari

daerah yang disebut zona fasciculate sebagai respons terhadap ACTH. Peningkatan

kadarkortisol menyebabkan umpan balik negatif (negative feedback) pada hipofisis

sehingga menurunkan jumlah ACTH yang dilepaskan dari kelenjar hipofisis.6

Sindrom Cushing mengacu terhadap kelebihan kortisol berdasarkan etiologi apapun,

baik kelebihan kadar pemberian glukokortikoid eksogen ataupun overproduksi kortisol

endogen. Overproduksi glukokortikoid endogen atau hiperkortisolisme yang independen

ACTH biasanya disebabkan oleh neoplasma yang mensekresi kortisol dalam korteks

kelenjar adrenal (neoplasma adrenocortical primer). Biasanya merupakan sebuah adenoma dan

jarang karsinoma.6

Adenoma ini menyebabkan kadar kortisol dalam darah sangat tinggi, terjadinya

umpan balik negatif terhadap hipofisis dari tingkat kortisol yang tinggi akan menyebabkan

tingkat ACTH sangat rendah.6

Pada kasus lain dengan dependen ACTH, sindrom Cushing hanya merujuk kepada

hiperkortisolisme sekunder akibat produksi berlebihan ACTH dari corticotrophic pituitary

adenoma. Hal ini menyebabkan kadar ACTH dalam darah meningkat bersamaan dengan

kortisol dari kelenjar adrenal. Kadar ACTH tetap tinggi karena tumor menyebabkan

hipofisis menjadi tidak responsif terhadap umpan balik negatif dari kadar kortisol yang

tinggi. ACTH juga dapat disekresi berlebihan pada pasien-pasien dengan neoplasma yang

memiliki kapasitas untuk menyintesis dan melepaskan peptida mirip ACTH baik secara

kimia maupun fisiologik. ACTH berlebihan yang dihasilkan dalam keadaan ini

Page 12: Sindroma Cushing

menyebabkan rangsangan yang berlebihan terhadap sekresi kortisol oleh korteks adrenal

dan disebabkan oleh penekanan pelepasan ACTH hipofisis. Jadi, kadar ACTH yang tinggi pada

penderita ini berasal dari neoplasma dan bukan dari kelenjar hipofisisnya. Sejumlah besar

neoplasma dapat menyebabkan sekresi ektopik ACTH. Neoplasma-neoplasma ini

biasanya berkembang dari jaringan-jaringan yang berasal dari lapisan neuroektodermal

selama perkembangan embrional. Karsinoma sel oat paru, karsinoid bronkus, timoma, dan

tumor sel-sel pulau di pankreas, merupakan contoh-contoh yang paling sering ditemukan.

Beberapa tumor ini mampu menyekresi CRH ektopik. Pada keadaan ini, CRH ektopik

merangsang sekresi ACTH hipofisis, yang menyebabkan terjadinya sekresi kortisol secara

berlebihan oleh korteks adrenal. Jenis sindrom Cushing yang disebabkan oleh sekresi

ACTH yang berlebihan -hipofisis atau ektopik- seringkali disertai hiperpigmentasi.

Hiperpigmentasi ini disebabkan oleh sekresi peptida yang berhubungan dengan ACTH

dan kerusakan bagian-bagian ACTH yang memiliki aktivitas melanotropik. Pigmentasi

terdapat pada kulit dan selaput lendir.6

Hiperplasia bilateral micronodular dan hiperplasia macronodular merupakan penyebab

Cushing sindrom yang langka. Sindrom Cushing juga merupakan penyakit autoimun pertama

kali diidentifikasi pada manusia.6

Penatalaksanaan

Neoplasma Adrenal

Bila diagnosis adenoma atau karsinoma ditegakkan, dilakukan eksplorasi

adrenal dengan eksisi tumor. Oleh karena kemungkinan atrofi adrenal kontralateral,

pasien diobati pra- dan pascaoperatif jika akan dilakukan adrenalektomi total, bila

disangkakan lesi unilateral, rutin menjalani tindakan bedah efektif sama dengan

pasien Addison. Obat utama untuk pengobatan karsinoma kortikoadrenal adalah

mitotan (o,p’-DDD), isomer dari insektisida DDT. Obat ini menekan produksi

kortisol dan menurunkan kadar kortisol plasma dan urin. Obat ini biasanya diberikan

dalam dosis terbagi tiga sampai empat kali sehari, dengan dosis ditingkatkan secara

bertahap menjadi 8 sampai 10g per hari. Pada kebanyakan pasien, mitotan hanya

menghambat steroidogenesis dan tidak menyebabkan regresi metastasis tumor.4

Hiperplasia Bilateral

Pasien dengan hiperplasia bilateral mengalami peningkatan kadar ACTH absolut

Page 13: Sindroma Cushing

atau relatif. Terapi harus ditujukan untuk mengurangi kadar ACTH, pengobatan

ideal adalah pengangkatan. Kadang-kadang eksisi tidak memungkinkan oleh karena

penyakit sudah lanjut. Pada keadaan ini, medik atau adrenalektomi bisa memperbaik

hiperkortisolisme. Penghambatan steroidogenesis juga bisa diindikasikan pada

subjek cushingoid berat sebelum intervensi pembedahan. Adrenalektomi kimiawi

mungkin lebih unggul dengan pemberian penghambat steroidogenesis ketokonazol

(600-1200mg/hari). Mitotan (2-3g/hari) dan penghambat sintesis steroid

aminoglutetimid (1 g/hari) dan metiraponi (2-3 g/hari) mungkin efektif secara tunggal

atau kombinasi.4

Komplikasi

Sindrom Cushing, jika tidak diobati, menghasilkan morbiditas serius dan bahkan

kematian. Pasien mungkin menderita dari salah satu komplikasi hipertensi atau diabetes.

Kerentanan terhadap infeksi meningkat. Kompresi patah tulang belakang osteoporosis dan

nekrosis aseptik kepala femoral dapat menyebabkan kecacatan.3

Nefrolisiasis dan psikosis dapat terjadi. Setelah adrenalektomi bilateral, seorang

dengan adenoma hipofisis dapat memperbesar progresifitas, menyebabkan kerusakan lokal

(misalnya, penurunan bidang visual) dan hiperpigmentasi; komplikasi ini dikenal sebagai

sindrom Nelson.3

Prognosis

Adenoma adrenal yang berhasil diobati dengan pembedahan mempunyai

prognosis baik dan tidak mungkin kekambuhan terjadi. Prognosis bergantung pada efek

jangka lama dari kelebihan kortisol sebelum pengobatan, terutama aterosklerosis dan

osteoporosis.4

Prognosis karsinoma adrenal adalah amat jelek, disamping pembedahan.

Laporan-laporan memberi kesan survival 5 tahun sebesar 22 % dan waktu tengah survival

adalah 14 bulan. Usia kurang 40 tahun dan jauhnya metastasis berhubungan dengan prognosis

yang jelek.4

Daftar Pustaka

1. Prerika K. Sindrom Cushing. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/Sindrom-

Cushing, 3 November 2013.

Page 14: Sindroma Cushing

2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga; 2007.h. 70,

142.

3. Morton PG. Panduan pemeriksaan kesehatan. Ed 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2005.h. 435-8.

4. Piliang S, Bahri C. Hiperkortisolisme. Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B, dkk, editor.

Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed 5. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h. 2062-8.

5. Purnamasari D, Soegondo S. Sindrom metabolik. Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B,

dkk, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed 5. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.

1877.

6. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Vol 2.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h. 1240-1.

Page 15: Sindroma Cushing
Page 16: Sindroma Cushing