Simulasi Studi Kasus Pasien Kel. 8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mj

Citation preview

SIMULASI STUDI KASUS PASIEN DEMAM TIFOID PADA PASIEN ANAK DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPINANG JUNI 2014

SIMULASI STUDI KASUS PASIENDEMAM TIFOID PADA PASIEN ANAK DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN CIPINANG JUNI 2014DISUSUN OLEH KELOMPOK 8:Azizah Ridwan1102009050Bassam1102009054Lili Nurhidayati1102009162Mochammad Zulfar Aufin1102009174Reza Akbar Rafsanzani1102009240

Pembimbing : dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK

Identitas PasienNama: An. WJenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 7 tahunAgama: IslamAlamat: CipinangSuku Bangsa: JawaPendidikan: SDPekerjaan: PelajarPuskesmas: Puskesmas Kecamatan JatinegaraTanggal berobat: 04 Juli 2014

ANAMNESAAnamnesa dilakukan secara alloanamnesa pada tanggal 04 Juli 2014

Keluhan UtamaPanas badan sejak 8 hari yang lalu

Keluhan TambahanNyeri perut dan mual sejak 5 hari yang lalu

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPasien datang ke bagian poli umum Puskesmas Kecamatan Jatinegara dengan keluhan panas badan sejak 8 hari sebelum ke puskesmas, demam dirasakan turun naik, terutama dirasakan meningkat menjelang sore dan malam hari, tidak disertai badan menggigil dengan banyak keringat. 5 hari sebelum ke puskesmas, pasien merasakan nyeri pada perut disertai mual. Mual dirasakan terutama ketika pasien sedang makan. Nafsu makan dirasakan menurun. 2 hari sebelum ke puskesmas, pasien mengeluhkan tidak bisa BAB. BAB dirasakan mengeras sehingga pasien harus mengejan. BAK tidak ada keluhan.

Keluhan adanya batuk lama disangkal. Keluhan penurunan berat badan secara signifikan disangkal. Keluhan adanya rasa panas dan nyeri ketika BAK disangkal.

Pasien sebelumnya sudah membeli obat penurun panas di warung namun tidak ada perbaikan. Menurut ibu pasien, pasien senang membeli jajanan di luar terutama di sekolahnya. Riwayat bepergian keluar daerah disangkal.

Riwayat penyakit keluargaTidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini sebelumnya.Riwayat sosial ekonomi Pasien merupakan pelajar sekolah dasar. Pasien tinggal di rumah sendiri bersama ibu, ayah dan satu orang kakaknya. Ayah pasien bekerja sebagai karyawan, mendapatkan penghasilan 2.300.000 / bulan. Ibu pasien seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerjaRiwayat kebiasaan Menurut ibu pasien, pasien sering membeli jajan makanan dan minuman di sekolahnya setiap hari. Pasien juga sering lupa mencuci tangan sebelum makan, setelah dari kamar mandi, maupun setelah beraktivitas.

Pemeriksaan fisikKeadaan Umum: Tampak sakit sedangKesadaran: Compos mentisVital SignTekanandarah: 110/70 mmHgRespirasi: 20 x/menitNadi: 90 x/menitSuhu: 38.3oCStatus GiziBerat badan: 24 kgTinggi badan: 125 cmStatus Gizi (CDC: BB/U) : 96% (Gizi Baik)

Status GeneralisKepalaKepala: normocephalMata: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) Pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)Telinga: bentuk normal, tidak terdapat serumenHidung: septum tidak deviasi, tidak terdapat sekretTenggorokan: tidak hiperemisMulut: bibir tidak sianosis, lidahkotor, lidah tremor

LeherLeher: Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-)

ThorakInspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis, iktus kordis tidak terlihatPalpasi: Fremitus taktil dan vokal simetris statis dan dinamis, ictus cordis tidak teraba.Perkusi: Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+), Batas-batas jantung dalam batas normal.Auskultasi: Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing (-/-), bunyi jantung I dan II regular, murmur(-), gallop (-)

AbdomenInspeksi: perut datar,tidak terdapat sikatrikAuskultasi: bising usus (+) Palpasi: nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidakteraba membesarPerkusi: timpani diseluruh lapang abdomen, shifting dullness (-)

Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

Pemeriksaan Penunjang

Profil keluargaKarakterisktik KeluargaIdentitas Kepala KeluargaNama:Tn. AUsia:32 TahunIdentitas IstriNama:Ny. SUsia:29tahunIdentitas Anak Nama: An. WUsia : 7 tahunNama: An. BUsia: 1.5 tahun

Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No.NamaKedudukan dalam keluargaGenderUmur(tahun)PendidikanPekerjaanKeteranganTambahan1.Tn. AKepalaKeluargaLaki-laki28SMPKaryawanSuami PasienPenghasilan 2.300.000/bulan2.Ny. SIstriPerempuan23SmpIbu Rumah tanggaIbu pasien 3. An.WAnakLaki-laki7SDpelajarPasien 4.An.BAnakLaki-laki1.5--Adik pasienLingkungan tempat tinggal Status KepemilikanRumah :MilikSendiriDaerah Perumahan :Daerah kumuhKarakteristikRumahdanLingkunganKesimpulanLuasrumah :5 x 6 m2An. W tinggal bersama kedua orangtua dan adiknya di daerah yang padat penduduk. Rumah terdiri dari satu kamar tidur, satu ruang keluarga, satu kamar mandi, dan dapur. Lantai beralaskan keramik dan dinding tembok. Terdapat jamban dan air bersih.Jumlahpenghunidalamsaturumah : 4 orangLuashalamanrumah : tidak memiliki halamanBertingkat : Tidak bertingkatLantairumahdari :keramikDindingrumahdari :tembokJambankeluarga : adaTempatbermain :tidakadaPeneranganlistrik :1000 wattKetersediaan air bersih :adaTempatpembuangansampah :adaKepemilikan barang-barang berharga

Keluarga pasien memiliki satu sepeda motor, satu kipas angin, satu setrika, satu kompor gas, satu TV berukuran 21 inch. Kedua orangtua pasien memiliki telepon genggam.

Penilaian Perilaku Kesehatan KeluargaTempat Berobat : Puskesmas Kecamatan CipinangAsuransi/JaminanKesehatan :BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

Sarana pelayanan kesehatan FaktorKeteranganKesimpulanCara mencapai pusat pelayanan kesehatan2 kali naik angkot atau motorPasien berobat ke puskesmas dengan 2 kali naik angkot atau menggunakan motor dari rumahnya. Tarif berobat gratis. Untuk kualitas pelayanan kesehatan dikatakan cukup memuaskan.Tarif pelayanan kesehatanGratisKualitas pelayanan kesehatanCukup memuaskanPola konsumsi makanan keluargaPola Konsumsi Makanan KeluargaKebiasaan makanAn.W mempunyai pola makan yang tidak teratur. An.W dapat makan sebanyak dua kali sehari dengan menu makanan yang bervariasi. Pasien lebih sering jajan makanan sembarangan di sekolah, sering tidak mencuci makan dahulu sebelum makan, setelah BAB, dan setelah aktivitas. Menurut ibu pasien, pasien kurang suka makan makanan rumah, ia lebih suka makanan di pinggir jalan yang tidak ada penutupnya, pasien di sekolah sering jajan ketupat sayur, cireng, bakso, yang piring makannya tidak dicuci bersih, pasien sangat suka sambal botolan isi ulang yang ditutup sebagai pelengkap makan. Makanan rumah yang biasa pasien makan mie instan, nasi, tempe goreng, telur,, ikan, sayur, sambal, sesekali ayam dan daging. Keluarga Tn. A jarang mengkonsumsi buah-buahan dan susu.

Menerapkan pola gizi seimbangMenu makanan keluarga yang hampir selalu ada setiap harinya ialah nasi dengan lauk pauk berupa tempe tahu atau telur dan sayur-sayuran, ikan, sesekali ayam dan daging. Jarang mengkonsumsi buah-buahan dan susu. Pola makan pasien 3 hari terakhir adalah:Tanggal 3 Juli 2014Pagi: 1 mie instan dan 1 gelas air putihSiang : 1 porsi mie bakso dan 1 gelas air putihMalam:1 piring nasi, 1 buah telor dadar dan 2 gelas air putihTanggal 4 Juli 2014Pagi: 1 mie instan dan 1 gelas air putihSiang: 1 porsi ketupat sayur dan 1 gelas air putihMalam: 1 porsi nasi, 1 mangkuk kecil sayur bayam, dan ikan goreng, 2 gelas air putih

Pola dukungan keluargaFaktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluargaPasien sadar akan penyakit yg dideritanya mungkin berhubungan dengan kebiasaan jajan pasien, sehingga pasien mengatakan ingin merubah kebiasaannya tersebut. Orang tua pasien tidak keberatan untuk mengantar pasien ke puskesmas.

Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluargaFaktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluargaPola konsumsi makanan An.W masih kurang baik, dan sering membeli jajanan makanan dan minuman diluar rumah, serta tidak selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah BAB, maupun setelah beraktivitas.Pasien takut ke dokter

Genogram Bentuk KeluargaBentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri dari suami (Tn. A), istri (Ny. S), anak 1 (An. W), anak 2 (An.B) yang tinggal dalam satu rumah.

Tahapan Siklus KeluargaMenurut Duvall (1984) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. S berada pada tahapan siklus keluarga yang ketiga, yaitu keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun)

Masalah dalam organisasi keluargaMenurut pengakuan sang ibu, pasien sering tidak mendengarkan apa yang disarankan ibunya seperti makan yang teratur dan jangan jajan makanan dan minuman. Pasien juga jarang diurus oleh ibunya, karena sang ibu sering repot mengurusi rumah tangga dan anak bungsu.

Masalah dalam fungsi biologisSecara umum keluarga tersebut dalam keadaan sehat, tidak terdapat gejala penyakit apapun, kecuali pasien sekarang. An. B jarang sakit hanya terkadang diare. Tn. A jarang sakit hanya pusing-pusing dan badan merasa pegal saja. Bila Tn. A dan Ny. S sakit biasanya mereka membeli obat di warung dan istirahat, namun bila tidak kunjung sembuh mereka berobat ke puskesmas.

Masalah dalam fungsi psikologiMenurut pengakuan sang ibu, pasien jadi tidak aktif bermain dan beraktfitas setelah terkena penyakitnya sekarang ini.dan sudah beberapa hari tidak masuk sekolah.

Masalah dalam fungsi ekonomiAyah pasien bekerja sebagai karyawan swasta, sementara ibu pasien hanya mengurus pekerjaan rumah dan mengurus anak dirumah. Menurut ibu pasien, suaminya bekerja dan dengan penghasilannya bisa mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari tetapi tidak memiliki tabunganMasalah lingkunganPasien tinggal di lingkungan yang padat dan kumuh dan berdekatan dengan rumah lainnya.Kebersihan lingkungan di sekitar rumah cukup terjaga dengan baik, terdapat selokan yang mengalir dengan baik dan sampah yang diangkut petugas kebersihan namun tidak selalu setiap hari.Masalah perilaku kesehatanPasien memiliki kebiasaan jajan makanan dan minuman, kemudian pasien tidak selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah dari kamar mandi, maupun setelah beraktivitas.

Diagnosis holistikAspek PersonalAlasan kedatangan:Pasien datang berobat ke puskesmas dengan diantar ibunya , karena ibu pasien ingin mengetahui penyakit yang diderita anaknya dan ingin sembuh.Harapan :Ibu pasien memiliki harapan agar keluhan yang dirasakan anaknya sekarang hilang dan anaknya dapat aktif dalam beraktivitas seperti biasa dan mengikuti sekolah kembali.- Kekhawatiran :Ibu pasien memiliki kekhawatiran terhadap penyakit anaknya, karena merasa mempengaruhi kegiatan sekolah anaknya dan takut semakin memburuk..

Aspek KlinikBerdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang disimpulkan sebagai berikut :Diagnosis kerja : Demam tifoid

Aspek Risiko InternalGenetik :Pasien tidak memiliki kelainan atau penyakit menurun dari orang tua pasien.Pola makan :Pola makan pasien tidak teratur dan tidak seimbang.Kebiasaan :Pasien memiliki kebiasaan jajan makanan dan minuman.Spiritual :Ibu pasien tahu dan percaya bahwa penyakit yang di alami anaknya adalah cobaan dari Allah SWT. Ibu pasien selalu bersabar dan bertawakal. Dan sekarang ibu pasien sering berusaha dan berdoa agar penyakit anaknya ini cepat sembuh..

Aspek Psikososial KeluargaPasien merupakan anak pertama dari pasangan suami istri, ayah pasien bekerja sebagai karyawan swasta. Orang tua pasien mengetahui tentang keluhan pasien dan membantu dalam proses pengobatan agar pasien sehat. Ibu pasien juga mendukung pasien dengan menjaga pola makan pasien, namun belum sepenuhnya bisa merubah kebiasaan pasien. Ibu Pasien juga sekarang memiliki kartu BPJS untuk pengobatan anaknya.

Aspek FungsionalMenurut skala WONCA pasien termasuk derajat 2 dimana pasien merasa sedikit terganggu aktivitasnya namun masih mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari..

RENCANA PENATALAKSANAANAspek PersonalMenjelaskan kepada ibu pasien bahwa penyakit pasien memiliki komplikasiMenjelaskan kepada ibu pasien bahwa pasien bisa sembuhMenjelaskan kepada ibu pasien untuk rutin meminumkan obat kepada pasienPasienPada saat di PuskesmasIbu Pasien memahami mengenai penyakitnya.AspekKlinikMemberikan terapi yang sesuai dengan penyakit pasien seperti tirah baring, IVFD RL 20tpm, Kloramfenikol 4 x 300 mg selama 14 hari, Paracetamol 3 x 250 mg ,Diet makanan lunak yang mudah dicerna (bubu, sayur, nasi tim)PasienPada saat di PuskesmasPasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien meningkat.AspekRisiko InternalMemberi edukasi kepada ibu pasien untuk menuntun anaknya untuk memakan habis makanan yang diberikan petugas gizi jika dirawat inapMemberi edukasi tentang bahaya jajan sembarangan terhadap kesehatanMemberi motivasi kepada ibu pasien untuk setelah pulang dari rawat inap untuk member makan teratur dan gizi seimbang pada pasien serta tidak jajan sembaranganMemberi edukasi tentang cara mencuci tangan dan waktu-waktu yang tepat untuk mencuci tangan serta dampak risiko yang ditimbulkan bila tidak mencuci tangan baik pada ibu pasien maupun pasienPasienPada saat kunjugan rumahPasien mengubah kebiasaan pola makan dan jajan pasien.Kebiasaan mencuci tangan pasien menjadi baik.Pasien tahu bahaya jajan sembarangan dan bahaya tidak mencuci tangan.Aspek Psikososial keluargaMenjelaskan kepada orang tua pasien mengenai penyakit pasien serta dampak jajan sembarangan dan tidak mencuci tanganMemberikan motivasi kepada orang tuapasien agar terus mendukung pasien dalam menjaga kebiasaan makan dan cuci tanganOrang tua pasienPada saat di puskesmasOrang tua pasien lebih memperhatikan dan memberi kandukungan kepada pasienAspek FungsionalMenyarankan ibu pasien agar pasien mau dirawat inapMenyarankan pasien dan ibu pasien untuk mau mengikuti saran petugas kesehatan dirawat inapOrang tua PasienPada saat di PuskesmasPasien dapat meningkat kan kualitas hidupnya