Silabus RPP Fisika SMP Kelas VII

Embed Size (px)

Citation preview

MODEL PT TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SOLO Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Budi Purwanto Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penulis : Budi Purwanto Editor : Agus Sriyanto W. Penata letak isi : Bonawan Tahun terbit : 2009 Diset dengan Power Mac G4, font : Times 10 pt Preliminary : iv Halaman isi : 140 hlm. Ukuran buku : 14,8 x 21 cm Ketentuan Pidana Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum sesuatu ciptaan barang atau hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). . Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. All rights reserved. MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penerbit PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Jalan Dr. Supomo 23 Solo Anggota IKAPI No. 19 Tel. 0271-714344, Faks. 0271-713607 http://www.tigaserangkai.com e-mail: [email protected] Dicetak oleh percetakan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

iii Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas bimbingan dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan buku pendamping Semesta Fenomena Fisika, yaitu Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajara n (RPP). Semoga dengan adanya buku ini dapat membantu para guru dalam melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menekankan pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), kita menginjak babakan baru dengan wajah dan perlakuan kurikulum yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya, yaitu memberi keleluasaan pada guru. Selain menyajikan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku ini dilengkapi dengan petunjuk guru. Dengan adanya petunjuk guru ini, diharapkan para guru dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran di sekolah dengan adanya KTSP. Namun, dengan adanya buku ini bukan berarti membatasi ruang gerak guru untuk berkreasi dan mengembangkan diri. Di samping itu, penyusunan buku ini dibuat secara ringkas dan padat sehingga masih terbuka luas bagi guru untuk mengembangkan sesuai dengan situasi, kondisi, dan lingkungan tempat Bapak dan Ibu Guru mengajar. Kami menyadari akan adanya perbedaan persepsi dengan Bapak dan Ibu Guru yang terjun langsung di lapangan. Namun, perbedaan tersebut diharapkan akan saling timbal balik dan saling mengisi jika ada kekurangan. Semoga buku ini bermanfaat bagi Bapak dan Ibu Guru. Segala saran dan masukan dari rekan guru sangat kami harapkan demi kemajuan kualitas buku ini di masa yang akan datang. Solo, Januari 2009 Penulis

iv Daftar Isi Kata Pengantar_________________________________________________ iii Daftar Isi______________________________________________________ iv Petunjuk Guru__________________________________________________ 1 Silabus _______________________________________________________ 67 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)_ __________________________ 92 Daftar Pustaka__________________________________________________ 140

RPP Fenomena Fisika SMP 1 Pendahuluan A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada era globalisasi dan dalam suasana otonomi daerah, segalanya telah berubah dan tidak terkecuali pada bidang Pendidikan Nasional kita. Telah kita ketahui bersama bahwa setiap ada pergantian kepemimpinan Nasional, terkesan adanya pergantian kebijakan dalam pendidikan, khususnya kurikulum tingkat dasar dan menengah. Namun demikian, kita percaya bahwa hal tersebut dilakukan dengan tujuan baik, yaitu untuk memperbaiki mutu pendidikan di negara kita. Mulai tahun 2006, dunia pendidikan kita telah diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai dari tingkat TK sampai SLTA. Lalu, apakah kurikulum satuan pendidikan itu? Siapkah Bapak dan Ibu Guru untuk menerapkan kurikulum satuan pendidikan tersebut? Kurikulum yang berlaku pada saat ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan , pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yang paling penting dalam pengembangan kurikulum adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan ciri khas, kondisi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pada kurikulum baru ini dikenal pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung Petunjuk Guru

RPP Fenomena Fisika SMP 1 jawab. Memiliki posisi sentral, berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Kurikulum sekarang ini telah terjadi pergeseran penekanan dari isi (apa yang tertuang) ke kompetensi (bagaimana harus berpikir, belajar, dan melakukan). Dalam hal ini, guru dan siswa diharapkan dapat mengetahui apa yang harus dicapai dan sejauh mana efektivitas belajar yang telah dicapai. Dibanding dengan kurikulum lama, pada kurikulum ini terjadi perubahan yang sangat mendasar, yaitu pola pikir pada kurikulum. Pada kurikulum lama, proses belajar mengajar untuk pelajaran matematika dan sains pada umumnya dan mata pelajaran fisika pada khususnya terfokus pada guru, dan kurang berpihak pada siswa. Pada kenyataan di lapangan memang belum seperti yang diharapkan. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Untuk mengubah pola pikir lama yang telah berlangsung puluhan tahun memang tidak mudah, perlu adanya kesadaran dan pengorbanan untuk menyesuaikan diri pada pola pikir yang baru. Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa dengan adanya kurikulum ini, pekerjaan dan tanggung jawab guru makin berat dan juga diperlukan adanya peningkatan sarana dan prasarana penunjang pendidikan, untuk mensukseskan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan sikap atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akhir dari pengalaman belajar. Tugas guru adalah membuat agar proses pembelajaran pada siswa berlangsung secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang diharapkan agar terfokus atau berpihak pada siswa, juga pola fikir pembelajaran perlu disesuaikan dari sekadar memahami konsep dan prinsip keilmuan, tetapi siswa juga harus memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu dengan menggunakan konsep dan prinsip keilmuan yang telah dikuasai. Karena kurikulum ini terfokus pada siswa maka otomatis memberi peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuannya di bawah bimbingan guru. Menurut pilar-pilar pembelajaran dari UNESCO, selain terjadi learning to know (pembelajaran untuk tahu), juga harus terjadi learning to do (pembelajaran untuk berbuat) dan

RPP Fenomena Fisika SMP 1 bahkan dituntut sampai pada leaning to be (pembelajaran untuk membangun jati diri) yang kokoh dan leaning to live together (pembelajaran untuk hidup bersama secara harmonis). 2. Silabus Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, pada kurikulum tingkat satuan pendidikan sekarang, perumusan dan pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada sekolah atau guru mata pelajaran yang berdasarkan pada standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) dengan mengingat karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan lingkungannya. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Prinsip pengembangan silabus adalah ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, dan menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG) dan Dinas Pendidikan. Namun demikian, dimungkinkan pengembangan silabus dilakukan bersama dalam suatu kelompok guru mata pelajaran atau kelompok sekolah atau bahkan dalam suatu daerah tertentu. Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membantu sebuah tim yang terdiri atas para guru yang berpengalaman di bidangnya masing-masing. Pengembangan kegiatan pembelajaran dalam silabus sangatlah dominan. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaia n kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Mata pelajaran Fisika mempunyai visi dan misi, antara lain berupaya mendidik siswa yang berilmu dan berketerampilan, memiliki etos kerja, melatih melakukan penelitian sesuai proses/metode ilmiah, dan belajar dengan mengaplikas ikan pengetahuan terbaiknya, mempunyai sikap disiplin, jujur, dan ber

RPP Fenomena Fisika SMP 1 tanggung jawab. Di samping itu, juga bersikap peka, tanggap, dan berperan aktif dalam menggunakan fisika untuk memecahkan masalah di lingkungannya. B. Strategi Belajar Fisika 1. Strategi Belajar/Metode Belajar Pembelajaran pada umumnya mengenal beberapa macam strategi belajar atau metode belajar, antara lain informasi/ceramah, diskusi, demonstrasi, eksper imen, studi lapangan, dan tugas. Antara strategi satu dengan lainnya ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kita tidak dapat mengatakan bahwa strategi atau metode eksperimen lebih unggul dari ceramah/informasi atau sebaliknya. Seorang guru harus pandai-pandai memilih strategi atau yang sesuai dalam pembelajaran fisika untuk pokok dan subpokok bahasan yang akan diajarkan. Namun, khusus pelajaran fisika akan lebih tepat dengan menggunakan strategi yang dapat mengaktifkan siswa, yaitu metode eksperimen atau demonstrasi. Karena dengan strategi tersebut siswa akan mudah untuk menemukan konsep sendiri secara langsung dari pengalaman melakukan eksperimen. Apakah pembelajaran fisika hanya dapat dicapai dengan menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi saja? Tentu saja tidak. Pembelajaran fisika akan lebih mengena pada sasaran, apabila menggabungkan beberapa strategi pembelajaran. Dengan strategi eksperimen tidak berarti siswa harus belajar dan bekerja sendiri tanpa bimbingan dan pengawasan. Peran guru tetap penting dalam mengarahkan untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan melakukan eksperimen, siswa dilatih untuk melakukan kerja kelompok dan berdiskusi, mengeluarkan pendapat dan adu argumentasi sehingga siswa akan dapat menyimpulkan hasil kerja eksperimen atau menemukan konsep sendiri. Di samping itu, dalam proses pembelajaran perlu banyak melibatkan dan mengaktifk an dengan melakukan tanya jawab dan diskusi. Sekiranya, pembelajaran fisika akan klop apabila disertai dengan pendekatan inquiry, yaitu suatu proses untuk memperoleh hasil dengan menyelidiki pengetahuan dan memahaminya. 2. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) Sudah tidak asing lagi bagi Bapak dan Ibu Guru, dalam pembelajaran fisika, pendekatan yang sesuai dalam penyajian materi Fisika adalah dengan pendekatan keterampilan proses, apalagi pada kurikulum (2006) yang berlaku sekarang sangatlah diharapkan untuk diterapkan. Namun, sekarang telah muncul dan dikembangkan dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL). Lantas apa itu pendekatan kontekstual (CTL)? Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

RPP Fenomena Fisika SMP 1 kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan demikian, proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam hal ini, proses lebih dipentingkan daripada hasil. Melalui pendekatan CTL, siswa diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal. Keterampilan dan pengetahuan diperluas dari yang sempit atau sedikit meluas dari sedikit demi sedikit. Untuk itu, perlu adanya lingkungan belajar yang mendukung, yaitu lingkungan belajar yang berpusat pada siswa sedangkan guru berperan untuk mengarahkan atau sebagai organisator pembelajaran. Pembelajaran kontekstual mengandung tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (quetioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Hal-hal penting dalam pendekatan (CTL) yang berbeda dengan pendekatan tradisional adalah siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, bukan pasif; pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata atau masalah yang ditimbulkan, bukan bersifat abstrak dan teoritis; perilaku dibangun atas kesadaran diri, bukan kebiasaan; hadiah untuk perilaku baik adalah kepuasan diri, bukan pujian atau nilai rapor; penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan, biasanya tidak memperhatikan pengalaman siswa; siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling mengoreksi, bukan belajar secara individu. KTSP memberi penekanan atau memfokuskan pada siswa sehingga akan membawa konsekuensi yang luas. Selain siswa menguasai materi fisika, siswa diharapkan juga dapat mengembangkan jati dirinya, mengenal lingkungannya, dapat bersosialisasi dengan lingkungan dan juga peka terhadap lingkungan serta tahu akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, belajar tidak hanya berlangsung di dalam lingkungan sekolah tetapi juga dapat berlangsung di luar sekolah, di masyarakat, alam sekitar, untuk dapat mengembangkan kreativitas siswa sendiri. Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa siswa yang kreatif akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan, tidak bergantung pada orang lain, tidak mudah menyerah yang nantinya akan dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Apalagi pada masa sekarang, di Negara kita baru saja dilanda krisis pada berbagai sektor, terutama krisis ekonomi dan bencana alam yang beruntun sehingga diperlukan tenaga-tenaga potensial yang kreatif, berjiwa sosial tinggi, dan dapat menciptakan lapangan kerja baru.

RPP Fenomena Fisika SMP 1 Keterampilan siswa tidak dapat timbul secara tiba-tiba, melainkan perlu dilatih sejak dini. Keterampilan hidup (life skill) melalui pendekatan active learning perlu dikembangkan dari berbagai sektor, termasuk dalam pembelajaran fisika. Salah satu di antaranya adalah kegiatan outbond atau kegiatan di luar kelas. Kegiatan ini sangat baik untuk diterapkan pada siswa. Selain dapat mengenali lingkungan secara langsung, siswa dapat menerapkan untuk lintas pelajaran yang lain. Dengan kegiatan ini, siswa dapat menanamkan sikap sosial dalam masyarakat dan juga menanamkan sadar lingkungan. Khususnya pada pembelajaran fisika tidak mutlak hanya mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan fisika melainkan dapat dikaitkan dengan ilmu pengetahuan yang lain. Contoh yang sangat mendesak untuk ditangani adalah masalah lingkungan, yaitu pencemaran lingkungan, kerusakan alam, kerusakan hutan, pembakaran hutan di musim kemarau, penjarahan, dan lain-lain, perlu ditanamkan kesadaran diri pada siswa. Dengan demikian, siswa sekolah menengah ini nantinya menjadi pelopor untuk melestarikan lingkungan, termasuk di dalamnya pelestarian hutan, air, laut, dan tidak kalah pentingnya adalah memperbaiki lingkungan yang sekarang ini tambah kacau saja. Sangatlah penting dalam pembelajaran fisika untuk membangkitkan motivasi siswa agar senang belajar, merasa membutuhkan, dan tidak ada tekanan dari pihak mana pun. Sesuatu yang dilakukan dengan motivasi tinggi dan rasa senang hasilnya pasti akan lebih memuaskan. Bagaimana cara memotivasi siswa agar tertarik pada fisika? Seorang guru sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik yang baik dan disegani oleh siswa tidak terlepas dari profil seorang guru. Seorang guru yang berwibawa, dekat dengan siswa, humoris, tidak menakutkan, menarik, pandai, disiplin, mengerti pada siswanya dan dapat sebagai panutan, siswa akan lebih mudah dan cepat menerima pelajaran. Buatlah kesan bahwa pelajaran fisika itu mudah dan menyenangkan serta perlu untuk dipelajari. Meskipun seorang guru telah menguasai segala macam teori belajar dan materi dengan baik, tetapi dalam menyampaikan pelajaran siswa tidak tertarik, tidak ada semangat/tidak ada motivasi, dapat dipastikan hasilnya tidak akan memuaskan. Akan berbeda, apabila dalam menyampaikan pelajaran sangat antusias, menarik dan dapat membangkitkan motivasi siswa, dapat dijamin hasilnya akan lebih memuaskan. Setelah siswa tertarik dan termotivasi, segala sesuatu yang diberikan, disampaik an, dianjurkan, akan dapat dilaksanakan dengan senang dan cepat, tanpa ada rasa terbebani. Dengan demikian, pengertian belajar bagi siswa bukan merupak an kewajiban yang harus dilaksanakan tetapi merupakan suatu kebutuhan yang menyenangkan.

RPP Fenomena Fisika SMP 1 Beberapa tips pembelajaran agar siswa senang dan tertarik kepada pelajaran fisika, antara lain bersikap santai, menarik, tetapi cepat dan efektif; mengaitkan materi pelajaran fisika dengan peristiwa dalam kehidupan sehari hari atau kehidupan nyata; tunjukkan di hadapan siswa bahwa Guru itu pandai dan tahu segalanya (terutama materi fisika dan yang terkait); usahakan siswa terlibat dalam pembelajaran secara aktif dengan tanya jawab/diskusi; melakukan demonstrasi/pengamatan yang disertai tanya jawab, selain untuk memahami materi juga memotivasi siswa; melakukan eksperimen atau demonstrasi dengan menggunakan peralatan yang sederhana kemudian dilengkapi dengan peralatan yang modern (kalau ada); gunakan media yang bervariasi, (gambar, chart, peralatan laboratorium, OHP, slide, VCD, komputer, terjun langsung di lapangan, kalau perlu studi lapangan); mengungkap kejadian atau peristiwa sehari-hari yang terkait, yang dilihat, dirasakan, dan dialami siswa untuk didiskusikan sehingga tahu sebab dan akibatnya; rancang dan buatlah peralatan demonstrasi atau eksperimen lainnya yang berasal dari hasil kreasi guru untuk diperagakan di depan siswa, tidak tertutup kemungkinan melibatkan siswa untuk membuat peralatan, misalnya memanfaatkan barang-barang bekas sebagai alat demonstrasi; usahakan demonstrasi atau pengamatan dilakukan oleh salah satu siswa dalam kelompoknya; berilah selingan dengan memberi informasi tentang sejarah orang-orang terkenal khususnya penemu fisika dan hasil karyanya sehingga siswa akan tertarik dan berusaha untuk mencontoh; berilah selingan untuk memasukkan muatan moral, etika sopan santun, dengan memberi contoh-contoh akibat dari perlakukan kurang terpuji, termasuk contoh akibat dari penyalahgunaan narkoba, juga menyangkut tentang pelestarian lingkungan alam dan dampak perusakan lingkungan; lakukan diskusi untuk mengetahui bahwa fisika diperlukan dalam segala bidang ilmu (teknik, kedokteran, pertanian, peternakan, telekomunikasi, kimia, biofisika, biokimia, dan lain-lain) termasuk bidang ilmu ekonomi yang tidak luput dari penggunaan fisika dengan munculnya ilmu fisika ekonomi. berilah arahan atau gambaran tentang jurusan yang diperkirakan sesuai dengan minat siswa yang nantinya akan dimasuki setelah lulus.

RPP Fenomena Fisika SMP 1 Tanya jawab dapat berfungsi untuk mengungkap/mengingat kembali rumus-rumus yang terkait sebelumnya; melatih siswa dalam menghitung secara cepat tanpa alat bantu (misalnya kalkulator); mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa; mengaitkan pembahasan yang baru berlangsung dengan kejadian sehari-hari di sekitarnya; menghidupkan suasana kelas agar menjadi segar dan bergairah; mengingatkan siswa yang kurang memperhatikan pelajaran/mengantuk; membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran; siswa dapat menyimpulkan hasil demonstrasi yang baru berlangsung. Secara garis besar, strategi pembelajaran fisika dalam kurikulum (KTSP) adalah mengutamakan penggunaan metode eksperimen, demonstrasi/pengamatan, dan diskusi. Usahakan siswa dapat terjun langsung di lapangan untuk memperoleh pengalaman langsung, mengadakan pengamatan, pengukuran, analisis data, diskusi, dan menyimpulkannya. Dengan demikian, siswa tahu apa yang harus dilakukan dan berbuat yang terbaik di lingkungannya. 3. Kegiatan Pembelajaran Telah kita ketahui bersama bahwa pembelajaran pada kurikulum sekarang adalah menitikberatkan pada siswa. Untuk memaksimalkan keberhasilan pembelajaran, peran guru sangatlah menentukan. Guru sebagai organisator, fasilisator, motivator di kelas akan menentukan berhasil tidaknya hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan gurulah yang merancang dan menerapkan pada anak didiknya. Meskipun dalam kurikulum telah menekankan pembelajaran berpihak pada siswa, tetapi kalau pelaksanaan di lapangan tidak sesuai dengan yang direnc anakan dapat dipastikan hasil belajar siswa akan jauh dari yang diharapkan. Lalu, bagaimana kegiatan pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan? Pembelajaran fisika tidak akan berhasil apabila tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Bagaimana apabila di sekolah sarana dan prasarana pembelajaran tidak tersedia secara memadai? Bagaimana usaha guru agar proses pebelajaran di sekolah dapat berlangsung dengan sarana dan prasarana yang memadai? Banyak cara agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan harapan kita. Meskipun dana operasional sekolah atau dari pemerintah daerah besarnya terbatas apalagi harus menyediakan sarana pembelajaran atau media pembelajaran yang jauh dari memadai. Apakah kita harus menyerah tanpa ada usaha untuk perkembangan anak didik kita? Kegiatan pembelajaran di kelas atau sekolah, sekarang sepenuhnya diserahkan pada guru pengampu. Guru merancang silabus sendiri dan menerapkan pada anak sendiri di daerah lingkungan sendiri. Dengan demikian, berhasil

RPP Fenomena Fisika SMP 1 tidaknya anak didik dalam belajar mengarah menjadi tanggung jawab guru. Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa tanggung jawab guru bertambah berat dan memang demikian adanya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang merupakan ikon dari seorang guru. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan agar pembelajaran dapat mengaktifkan siswa, antara lain melalui peragaan atau demonstrasi, tugas lapangan, penelitian, tugas kelompok, tugas mandiri, praktikum di laboratorium, tugas portofolio, dan mengakses internet. Usahakan pembelajaran dimulai dari permasalahan dan diteruskan dengan diskusi pemecahan masalah. Siswa diharapkan untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan. Misalnya dimulai dari eksperimen, dengan kegiatan eksperimen ini siswa akan dapat memperoleh permasalahan yang akan dapat dipecahkan bersama dalam suatu kelompok kemudian menyimpulkannya. Siswa dapat melatih bersikap ilmiah, berpikir secara kritis, dan analitis untuk menemukan. Dengan demikian, siswa akan menemukan konsep dan prinsip sendiri. Kita menyadari bahwa di lapangan pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri tidaklah mudah. Apalagi siswa sudah terbiasa belajar dari hasil ceramah guru di kelas. Untuk itu perlu dimulai dari, misalnya pengenalan alat, lingkungan, menggunakan alat, dan peragaan. Setelah siswa terbiasa atau setidaknya mengenal permasalahan, baru dilakukan pembelajaran siswa aktif untuk menemukan sendiri. Dalam hal ini siswa dapat melakukan eksperimen atau penelitian yang diawali dengan adanya permasalahan untuk dapat dipecahkan. C. Media Pembelajaran Pembelajaran fisika dan kimia tidak dapat terlepas dari media, di samping untuk memahami materi fisika juga diperlukan untuk memupuk kreativitas, meningkatkan motivasi, dan untuk menarik perhatian siswa. Usahakan semua siswa dapat terlibat , memegang, melihat, mengamati, dan mengukur secara langsung. Apabila peralatan yang tersedia sedikit (kurang memadai) dan kemungkinan berbahaya atau berisiko pada keselamatan siswa, dapat dilakukan dengan demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Sebenarnya demonstrasi tidak selamanya harus melakukan eksperimen dalam pembelajaran, tetapi juga banyak keunggulannya dibanding dengan eksperimen. Demonstrasi yang bagus dan dilengkapi dengan tanya jawab, guru dapat mengamati situasi kelas, dapat memotivasi siswa, dapat menanamkan sikap, moral, etika, nil ai yang pada masa sekarang terasa menurun. Dengan demonstrasi pembelajaran dapat berlangsung secara cepat, dapat dilengkapi dengan media lain (gambar, chart, per alatan laboratorium, OHP, slide, dan lain-lain). Untuk mengefektifkan penggunaan media pembelajaran, sebelumnya perlu dipersiapkan terlebih dahulu, termasuk mencobanya untuk mengetahui layak tidaknya alat yang akan digunakan. Media

10 RPP Fenomena Fisika SMP 1 pembelajaran tidak harus menggunakan peralatan yang modern keluaran pabrik, melainkan guru yang kreatif dapat mengusahakan peralatan sederhana yang ada di sekitarnya atau membuat peralatan sederhana sendiri. Kalau memungkinkan, siswa dapat dilibatkan dalam pengadaan atau pembuatan alat peraga atau eksperimen. Apabila di sekolah tersedia sarana komputer lengkap dengan proyektornya, tidak a da salahnya menggunakan perlengkapan tersebut untuk variasi metode pembelajaran. Dengan kata lain, sarana apa saja yang tersedia di sekolah dapat dimanfaatkan se cara maksimal. Dengan demikian, guru harus lebih aktif dan kreatif agar pembelajaran memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan. D. Evaluasi Untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai kompetensi sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dikembangkan sistem evaluasi atau pengujian. Evaluasi yang diterapkan harus mencakup semua kompetensi dasar dengan mengacu pada indikator-indikator yang telah ditetapkan. Sistem evaluasi berbasis kemampu an dasar yang direncanakan adalah sistem evaluasi yang berkelanjutan dan berbasis k elas. Berkelanjutan dalam arti semua indikator dibuatkan soalnya, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kemampuan dasar yang telah dan yang belum dimiliki, serta untuk mengetahui kesulitan atau kendala yang dialami siswa. Sudah bukan rahasia lagi, kebiasaan guru dalam mengevaluasi hanya mengukur aspek kognitifnya saja, yaitu dari ulangan harian dan ulangan umum atau semesteran. Menurut Bloom yang terkenal dengan taksonomi Bloom, jenjang kognitif disusun menjadi pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analis is (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Pada kurikulum berbasis kompetensi, sela in aspek kognitif, aspek lainnya seperti aspek afektif dan aspek psikomotornya juga perlu dievaluasi. Bagaimana cara mengevaluasi dan apa alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa? Seperti halnya pada evaluasi sistem lama, yaitu tes tertulis, baik berupa ulanga n harian, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester masih diteruskan. Evalua si model di atas sebagian besar hanya mengetahui tingkat kemampuan ditinjau dari aspek kognitif saja. Untuk aspek afektif dan aspek psikomotorik belum dapat terdeteksi. Oleh karena itu, perlu ditambah evaluasi untuk kemampuan aspek afekt if dan aspek psikomotorik. Untuk kemampuan aspek afektif dapat dilakukan dengan mengamati secara langsung sikap tingkah laku siswa keseharian di dalam kelas maupun di luar kelas, dengan membuat catatan harian. Aspek afektif meliputi sikap siswa terhadap mata pelajaran; sikap kritis siswa terhadap proses belajar mengajar;

11 RPP Fenomena Fisika SMP 1 kemampuan mengemukakan pendapat; keberanian untuk bertanya; kemampuan mengoordinasi teman di dalam kelompoknya; kemampuan mempresentasikan kesimpulan hasil eksperimen dari kelompoknya di depan kelas; keberanian untuk memimpin suatu diskusi kelompok atau diskusi kelas. Terukurnya kemampuan aspek afektif siswa dapat juga dimanfaatkan untuk memperbaiki sikap dan tingkah laku siswa. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan un tuk memperbaiki proses belajar mengajar. Tidak tertutup kemungkinan guru fisika dapa t berfungsi sebagai pembimbing konseling, karena tatap muka guru dengan siswa lebi h banyak dan secara langsung dapat mengetahui perubahan perilaku siswanya. Untuk mengetahui kemampuan keterampilan siswa (aspek psikomotorik), dapat dilakukan tes keterampilan menggunakan peralatan laboratorium atau alat demonstr asi. Penguji (dalam hal ini guru) melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan (check list) untuk butir-butir soal keterampilan atau dilihat dari hasil laporan eksperimen. Di samping itu, penilaian dapat dilakukan pada saat si swa melakukan kegiatan eksperimen atau demonstrasi dengan menggunakan catatan kecil secara berkesinambungan. Di samping evaluasi model tersebut, ada evaluasi dengan menggunakan portofolio. Pengujian dengan portofolio, cocok untuk mengetah ui perkembangan keterampilan atau unjuk kerja siswa dengan menilai kumpulan karya-karya atau tugas-tugas yang dikerjakan siswa. Penilaian portofolio pada da sarnya adalah menilai karya-karya individu siswa untuk suatu mata pelajaran dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian, pengujian portofolio merupakan metode pengujian dengan melibatkan siswa untuk menilai kemajuannya. Portofolio dapat berisi pekerjaan tugas siswa, pembuatan alat peraga atau alat-alat hasil karya s iswa, laporan penelitian, laporan praktikum siswa, tugas pengumpulan kliping, karangan atau tugas lain yang perlu didokumentasikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi atau sistem penilaian harus memenuhi aspek berikut ini. 1. Aspek kognitif berupa kuis, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan semesteran, pekerjaan rumah, dan tugas internet. 2. Aspek afektif berupa tes sikap minat siswa terhadap pelajaran, keaktifan sisw a di dalam kelas, mengemukakan pendapat, memimpin diskusi, dan keberanian untuk bertanya. 3. Aspek psikomotorik berupa tes keterampilan untuk melakukan suatu percobaan atau keterampilan melakukan peragaan, mengoperasikan alat-alat laboratorium atau melakukan pengukuran dalam percobaan atau hasil penelitian. 4. Gabungan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik berupa tugas portofolio.

12 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Contoh Tes Kemampuan Keterampilan 1. Percobaan/Eksperimen Di atas meja disediakan alat-alat: neraca pegas, neraca lengan, gelas ukur, jang ka sorong, air, dan tali benang. Tugas/Pertanyaan 1. Tentukan massa jenis besi yang berbentuk kubus. 2. Tentukan massa jenis batu kali. Pada tes ini, kegiatan siswa yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. a. Menentukan massa jenis besi berbentuk kubus 1) Alat-alat yang disiapkan atau diambil adalah neraca lengan dan jangka sorong. 2) Menimbang kubus besi menggunakan neraca lengan dengan benar (perlu diamati cara membaca skala neraca). 3) Mengukur rusuk kubus, diulangi untuk sisi yang berbeda (diamati cara mengukur dengan jangka sorong). 4) Memasukkan data-data yang telah disiapkan. 5) Menghitung dan menganalisis data yang diperoleh sampai menyimpulkan. b. Menentukan massa jenis batu kali 1) Alat-alat yang disiapkan siswa adalah neraca lengan, gelas ukur, dan air. 2) Menimbang batu dengan neraca lengan. 3) Mengikat batu dengan benang kemudian memasukkan air secukupnya dalam gelas ukur (batu diikat dengan tali agar saat dimasukkan ke dalam gelas ukur tidak langsung mengenai dasar gelas ukur/agar tidak pecah). 4) Mengukur volume batu dengan gelas ukur berisi air. 5) Memasukkan data yang diperoleh dalam kertas laporan. 6) Menghitung dan menganalisis hasil data dan menyimpulkan. Guru mengamati kegiatan siswa dalam melakukan percobaan dalam hal ketelitian, kecepatan, sikap, dan keterampilan. 2. Demonstrasi/Peragaan Di samping keterampilan siswa dalam melakukan percobaan/eksperimen, siswa dapat dites untuk melakukan demonstrasi/peragaan. Contoh kegiatan demonstrasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. Siswa diminta menunjukkan dan memperagakan 1) macam-macam alat ukur panjang; 2) cara mengukur panjang suatu benda dengan jangka sorong atau mikrometer sekrup ; 3) cara mengukur jumlah kalor; 4) cara mengukur panjang dengan jangka sorong; 5) Menunjukkan zat bersifat asam, basa, atau zat bersifat netral.

13 RPP Fenomena Fisika SMP 1 A. Pemakaian Buku Siswa Bapak dan Ibu Guru Fisika SMP atau MTs tentu sudah paham betul materi fisika lengkap dengan aplikasinya, yang akan disampaikan kepada siswa. Namun, gaya dan profil guru serta kondisi dan situasi daerah satu dengan daerah lain berbeda, se rta tingkat kemampuan siswanya juga berbeda. Hal ini menyebabkan perbedaan tingkat ketercapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Dengan tersedianya buku siswa dan buku guru ini, diharapkan dapat membantu pembelajaran fisika dan kimia secara efektif dan efisien, terutama dapat tercapainya kompetensi yang telah ditetapkan . Seorang guru yang ideal tidak hanya berpedoman pada satu buku, tetapi perlu ditambah referensi yang lebih lengkap dan luas termasuk akses internet. Namun ba gi siswa, satu buku dan sarana mengakses internet sudah cukup. Untuk memperluas wawasan, diskusi kelompok, dan diskusi dengan guru sangat diperlukan. Mengingat siswa sudah mempunyai buku, guru diharapkan mengefektifkan penggunaan buku siswa tersebut. Cara Menggunakan Buku Siswa Agar pemakaian buku siswa lebih efektif dan efisien, guru dapat menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. Pada akhir pelajaran dan menuju materi yang baru, siswa diharapkan untuk membaca buku terlebih dahulu dan pada saat masuk pelajaran, baru diadakan kuis atau tes singkat selama . 10 menit. Kuis berisi rumus-rumus, hitungan secara cepat, fungsi peragaan, fungsi alat-ala t, dan lain-lain. (koreksi dilakukan oleh siswa dengan menggeser 2 atau 3 siswa dan hasilnya dapat diketahui oleh seluruh siswa dengan cara memasukkan nilai secara langsung). Guru dapat mengembangkan metode demonstrasi dan eksperimen sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Siswa tidak perlu mencatat kembali materi yang sama dengan buku, tetapi cukup menambah contoh-contoh soal yang lain atau mengembangkan aplikasinya, terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, penerapan rumus-rumus pada suatu peristiwa. Memperbanyak tanya jawab atau diskusi kelas. Sebagai contoh dalam menurunkan rumus, siswalah yang aktif berpikir, sedangkan guru yang menulis dan mengarahkan. Petunjuk Khusus

14 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Hasil perumusan akhir perlu adanya penekanan dan diberi contoh penggunaan dan aplikasinya yang berkaitan dengan peristiwa sehari-hari. Latihan soal dapat diberikan sebagai tugas rumah atau tugas di kelas. Melakukan demonstrasi atau eksperimen tambahan yang lebih luas. Menyusun LKS sebagai sarana kegiatan eksperimen atau kegiatan percobaan dan penelitian lapangan. Semoga dengan penggunaan Buku Siswa dan Buku Guru, proses pembelajaran fisika dapat lebih mudah, cepat, efisien, menyenangkan, dan akhirnya buah keberh asilan anak didik yang akan dipetik. B. Uraian Materi Buku Guru ini telah dilengkapi dengan silabus (berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, submateri pokok, kegiatan pembelajaran, indikato r, evaluasi, alokasi waktu, dan sumber belajar). Dalam uraian materi di sini tidak disajikan lagi karena telah ada dalam silabus (yang tertera pada halaman akhir b uku guru). Di samping itu, buku guru juga dilengkapi dengan RPP. Dalam uraian materi akan disajikan judul bab, subbab, metode atau strategi pembelajaran, tugas kelompok atau tugas mandiri, jawaban atau uraian keterangan dari tugas atau peristiwa, peragaan, percobaan, kunci latihan soal, dan tes kema mpuan keterampilan. Tips-tips alat peragaan dan percobaan serta pembuatan alat sederhana. Pada uraian materi di sini akan disajikan hal-hal seperti berikut ini. A. Materi berisi subpokok bahasan/subbab. B. Metode adalah metode yang dapat digunakan pada pokok bahasan. C. Demonstrasi/Peragaan, kemungkinan demonstrasi atau peragaan yang dapat dilakukan oleh guru atau siswa. Disajikan pula macam-macam alat yang mungkin digunakan. Demonstrasi/peragaan dapat dilakukan oleh guru atau siswa. Apabila dilakukan oleh guru dapat disertai dengan tanya jawab dan dipandu dengan alat bantu pembelajaran lain (misalnya OHP, gambar, model, slide, dan LCD). Apabila dilakukan siswa, dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil yang disertai dengan diskusi saat dilakukan demonstrasi atau setelah melakukan demonstrasi. D. Eksperimen/Percobaan adalah jenis percobaan yang dapat dilakukan oleh siswa dilengkapi dengan LKS. Disajikan pula macam-macam alat yang mungkin digunakan. E. Tes Kemampuan Keterampilan adalah tes keterampilan yang dapat diberikan pada siswa. Tes ini berkaitan dengan kemampuan siswa untuk memilih dan menggunakan alat-alat ukur atau alat percobaan atau peragaan. Pada tes ini, dipersiapkan macam-macam alat yang mungkin digunakan dan alat-alat lainya.

15 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Siswa disuruh memilih dan menggunakan alat-alat percobaan atau demonstrasi sesuai dengan perintah yang ditugaskan kepada siswa secara perorangan atau kelompok kecil. F. Tugas Portofolio, jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa untuk dikerja kan baik di rumah atau di sekolah yang berbentuk laporan tertulis sehingga dapat didokumentasikan. Tugas portofolio antara lain kliping, laporan penelitian, tuga s mandiri, tugas dari akses internet). G. Kunci Soal merupakan jawaban dari soal latihan subbab, soal akhir bab atau soal latihan akhir semester. Catatan: Bapak dan Ibu Guru tidak harus melaksanakan semua yang disajikan pada uraian materi ini. Perlu dipilih dan disesuaikan waktu dan keadaan serta ketersediaan alat-alat yang ada. Jadi, sifatnya fleksibel dan tidak mengikat atau dengan cara menambah atau mengganti sesuai dengan kreativitas bapak dan ibu guru di lapangan. Bab 1 Besaran dan Pengukuran A. Materi 1. Besaran Fisika dan Satuannya 2. Suhu 3. Pengukuran Besaran Fisika B. Metode Informasi yang disertai tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan eksperimen. C. Demonstrasi/Peragaan Macam-macam demonstrasi yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Menunjukkan macam-macam alat ukur. 2. Menunjukkan cara menggunakan alat-alat ukur seperti neraca lengan, neraca pegas, termometer, jangka sorong, mikrometer sekrup, stop-watch, atau alat ukur lainnya. 3. Memilih alat-alat ukur yang sesuai dengan fungsinya dan percobaan yang akan dilakukan. 4. Pembacaan nonius pada jangka sorong dan mikrometer sekrup. 5. Membuat model jangka sorong (skala nonius) yang diperbesar. Alat-Alat Neraca lengan, neraca pegas, termometer, jangka sorong, mikrometer sekrup, model skala nonius, model jangka sorong, kawat, tabung, gelas ukur, stop-watch, dan jam tangan.

16 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Catatan: Pembuatan Model, model skala nonius permanen dapat dibuat dari bahan kayu triple k. Ukuran skala diperbesar sampai 10 kali lipat ukuran sebenarnya atau lebih. Model skala nonius dapat dibuat dengan bantuan OHP. Dengan cara membuat skala nonius yang diperbesar pada kertas, kemudian dikopi pada bahan trasparan, selanjutnya ditempelkan kaca bening. Skala utama ditempelkan pada kaca yang tidak bergerak, sedangkan skala nonius pada kaca yang dapat digeser-geser. Hal ini juga dapat dibuat gambar model jangka sorong yang dapat dioperasikan seperti jangka sorong sesungguhnya. Model skala nonius juga dapat dibuat bersifat sementara dari bahan kardus atau karton yang dibuat oleh siswa sebagai tugas kelompok, kemudian dipresentasikan di depan kelas. D. Eksperimen/Percobaan Macam-macam eksperimen atau percobaan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Mengukur panjang benda (misalnya bangku yang ditempati siswa), diameter kawat , tebal pelat tipis, diameter tabung luar dan dalam, dan kedalaman tabung. 2. Menimbang benda padat dan cair. 3. Mengukur berat benda dengan neraca pegas. Alat-Alat Neraca lengan, neraca pegas, jangka sorong, meteran, mikrometer sekrup, gelas ukur, stop-watch, dan air. E. Tes Kemampuan Keterampilan Di atas meja disediakan macam-macam alat ukur dan alat percobaan. 1. Tunjukkan cara mengukur diameter kawat dengan jangka sorong dan mikrometer sekrup. 2. Tunjukkan cara mengukur volume benda yang tidak teratur bentuknya. 3. Bagaimana cara mengukur massa benda padat dan cair dengan menggunakan neraca lengan? 4. Tunjukkan cara mengukur kelajuan suatu benda. F. Tugas Portofolio Cari informasi dan sebutkan macam-macam alat ukur, macam-macam termometer yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. G. Kunci Soal Soal Tantangan Penyelesaian Jumlah skala termometer Celsius = 100, jumlah skala buatan siswa 60. Suhu air menurut skala termometer Celsius 25oC. Perbandingan skala Celsius (C) dengan skala siswa (S) adalah

17 RPP Fenomena Fisika SMP 1 C : S = 100 : 60 = 5 : 3 Suhu air menurut skala siswa adalah 3 __ 5 (25) = 15oS Soal Ulangan Bab 1 A. Soal Pilihan 1. b 6. c 11. b 16. b 21. b 26. a 31. a 36. d 2. b 7. d 12. c 17. b 22. b 27. a 32. c 37. a 3. d 8. b 13. b 18. c 23. c 28. d 33. c 38. c 4. d 9. c 14. c 19. a 24. b 29. c 34. a 39. d 5. c 10. a 15. d 20. b 25. a 30. d 35. b 40. b B. Soal Uraian 2. Besaran pokok: panjang (meter), massa (kilogram), waktu (sekon), kuat arus listrik (ampere), jumlah zat (mole), suhu (kelvin), dan intensitas cahaya (kandela). Besaran tambahan: sudut datar (radian) dan sudut ruang (steradian). 3. Agar dapat digunakan secara universal di seluruh dunia. 4. Bersifat tetap, bersifat internasional, dan mudah ditiru. 5. Karena bersifat tidak tetap, tidak bersifat umum, dan tidak mudah ditiru. 6. Termometer cairan, contoh termometer laboratorium dan termometer badan. Termometer optik, contoh pirometer: termometer jarak jauh; Termokopel, termometer dengan ujung logam yang berbeda jenisnya. 8. Benda teratur dengan mengukur panjang sisi-sisinya secara langsung. Benda tidak teratur dengan menggunakan gelas ukur. 10. Mikrometer sekrup: 2,83 mm; jangka sorong: 52,5 mm. 11. Volume balok: 1,6 m3. 12. V = 1.000 m3 = 1.000 . 106 cm3 = 109 cm3 (1 m3 = 106 cm3) = 109 ( 1 __ 30 )3 ft3 = 109 . 10-3 . 0,037 = 37 . 103 ft3 (1 ft = 30 cm) 13. r = m __ V = 2 __ 4 = 0,5 kg/m3 14. V = t . A = (10) . pr2 = 10 . p(1.000) = 10.000p m3 15. Tebal buku = 144 . 0,1 mm = 14,4 mm = 1,44 cm 16. kg adalah satuan massa dan diukur dengan neraca/timbangan lengan. Berat benda dapat juga mempunyai satuan kg, tetapi kilogram gaya atau kgf = kg force. 17. Yang dapat digunakan yang 10%, karena perubahan tersebut jelas tetap sehingga dapat dipakai sebagai pedoman. Untuk perubahan acak 1%, besarnya tidak tetap sehingga tidak dapat digunakan sebagai standar. 18. 65 mil/jam = 65 1.584 _____ 3.600 m/s = 28,6 m/s (1 mil = 1.584 m)

18 RPP Fenomena Fisika SMP 1 19. Jumlah kertas = jumlah halaman ____________ 2 = 400 ___ 2 = 200 lembar Tebal kertas = tebal buku ________ 200 Misalkan tebal buku 1,2 cm maka tebal kertas d = 1,2 ___ 200 = 6 . 10.3 cm = 0,06 mm. 20. Volume air per hari = 1.200 liter Volume air per bulan = 1.200 liter . 30 = 1.230 dm3 = 1,23 m3 Volume penggunaan air oleh penduduk dalam sebulan untuk 2.000 orang = 1,23 m3 . 2.000 = 2.460 m3 Luas permukaan A = 5 km2 = 5 . 106 m2 Penurunan air dalam tandon = volume ______ luas = 2.460 ______ 5 . 106 = 492 . 10.6 m = 492 . 10.3 mm = 0,49 mm = 0,5 mm (pembulatan) Soal Remedial I. Soal Isian 1. besaran 4. termometer 2. berasal dari besaran pokok 5. alkohol dan raksa 3. kg; m3; kg/m3 II. Soal Uraian 1. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka. Satuan merupakan ukuran yang telah ditetapkan terlebih dahulu dari suatu besaran. Contoh jarak satuannya meter, massa satuannya kilogram, dan lain-lain. 2. Agar dapat berlaku sebagai pedoman dan dapat dipergunakan di seluruh dunia atau internasional. 3. a. jarak: meter; massa: kilogram; waktu: sekon; kuat arus listrik: ampere; suhu: kelvin; jumlah zat: mole. b. satuan baku: satuan yang dipergunakan secara umum atau internasional. Contoh panjang: meter atau sentimeter. Satuan massa: kilogram atau gram. Satuan tak baku: satuan yang yang dipergunakan oleh negara tertentu atau daerah tertentu, contoh panjang jengkal, inci, dan kaki; massa: pound dan kati. 4. Mengukur: membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. 5. Untuk mengukur volume cairan.

19 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Bab 2 Asam, Basa, dan Garam A. Materi 1. Identifikasi dan sifat Asam, Basa, dan Garam 2. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan B. Metode Informasi atau ceramah yang disertai tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan eksperimen. C. Demonstrasi/Peragaan Macam-macam demonstrasi yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Menunjukkan bahan-bahan yang mengandung asam, misalnya buah-buahan manis, masam, dan lain-lain. 2. Menunjukkan bahan-bahan yang mengandung basa, contohnya sabun, NaOH padat, dan KOH padat. 3. Menunjukkan bahan-bahan yang merupakan garam, contohnya garam dapur (NaCl), batu kapur (CaCO3), tawas, dan lain-lain. D. Eksperimen/Percobaan Macam-macam eksperimen atau percobaan yang dapat dilakukan antara lain 1. mengetahui bahan-bahan yang bersifat asam; 2. mengetahui bahan-bahan yang bersifat basa. Alat-Alat/Bahan Macam-macam larutan/bahan alami bersifat asam; macam-macam larutan/bahan alami bersifat basa; macam-macam garam, macam-macam bunga, macammacam daun, empon-empon, tabung reaksi, palet, pipet, kertas lakmus, fenftalin, metyl, dan aquades. E. Tes Kemampuan Keterampilan Di atas meja disediakan macam-macam bahan kimia dan bahan alami serta indikator standar. 1. Tunjukkan cara mengetahui suatu bahan bersifat asam. 2. Tunjukkan cara mengetahui suatu bahan bersifat basa. 3. Tunjukkan suatu bahan dapat digunakan sebagai indikator keasaman dan kebasaan. F. Tugas Portofolio Cari informasi dari buku atau akses internet tentan indikator asam dan basa.

20 RPP Fenomena Fisika SMP 1 G. Kunci Soal Soal Ulangan Bab 2 A. Soal Pilihan 1. c 6. b 11. c 16. b 2. c 7. c 12. c 17. a 3. c 8. d 13. b 18. b 4. b 9. a 14. a 19. c 5. b 10. b 15. c 20. d B. Soal Uraian 2. asam sulfat (H2SO4) ; asam klorida (HCl) asam cuka (CH3COOH) ; asam nitrat (HNO3) asam sulfida (H2S) ; asam karbonat (H2CO3); dan lain-lain 3. Ca(OH)2 (kalsium hidroksida) ; NaOH (natrium hidroksida) Mg(OH)2 (magnesium hidroksida) ; KOH (kalium hidroksida) Ba(OH)2 (barium hidroksida) ; Zn(OH)2 (seng II hidroksida) 4. Lakmus merah dalam asam berwarna merah, dalam garam berwarna merah. Lakmus merah dalam basa berwarna biru. Lakmus biru dalam asam berwarna biru, dalam garam berwarna biru. Lakmus biru dalam basa berwarna biru. 5. Basa direaksikan dengan asam menghasilkan garam dan air yang bersifat netral. Basa direaksikan dengan asam menghasilkan garam maka disebut penggaraman. 6. Menguji gas hidrogen: kalau diberi nyala api, gas akan meledak (gas kecil menghasilkan ledakan kecil). Menguji gas karbon dioksida: nyala api dalam gas langsung mati. 7. a. sabun bahan dasarnya basa maka sabun bersifat basa. b. natrium hidroksida bersifat korosif maka sabun juga bersifat korosif. 8. Karena basa dengan asam lambung akan menghasilkan zat bersifat netral. 9. a. zat tembaga sulfat (CuSO4) b. H2SO4 + CuCO3 CuSO4 + H2O + CO2; terbentuk gas CO2 10. berwarna jingga 11. Pembersih lantai atau kaca ditempatkan di tempat aman jauh dari jangkauan anak-anak. Pemutih disimpan di tempat dekat dengan sabun untuk mencuci. Minuman di atas meja atau di dalam lemari es.

21 RPP Fenomena Fisika SMP 1 12. Asam terutama asam kuat bersifat merusak barang atau jaringan tubuh apabila sampai terminum. Asam laboratorium bahan keras diletakkan dalam lemari bercerobong. Asam sebelum dibuang dapat dinetralkan dengan basa. 13. H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O a. Dengan mereaksikan asam sulfat encer dan tembaga sulfida pada tabung reaksi. Tembaga sulfat terbentuk berupa endapan yang dapat disaring dengan kertas saring. b. Asam sulfat telah ternetralisasi setelah terbentuk endapan. c. Termasuk senyawa alkali. d. H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O 14. a. tanaman mint b. tanaman mint c. sedikit tanah diberi air, kemudian disaring dengan kertas saring, baru diuji dengan pH meter. 15. a. b. makin tinggi suhu, makin besar kelarutan kalium nitrat. c. kelarutan pada suhu 50oC kurang lebih 85 g/100 g air. d. larutan jenuh adalah banyaknya larutan maksimum yang terlarut. e. dengan memasukkan kalium nitrat ke 100 gram air sampai kalium nitrat tidak dapat terlarut lagi. Catatan: dari tabel di atas dapat dikatakan merupakan larutan jenuh kalium nitrat pada berbagai suhu. Soal Remedial I. Soal Isian 1. merah dan merah 2. ion positif (H+) dan ion negatif 3. garam dan air 4. monohidroksi dan polihidroksi 5. a. klorida: NaOH + HCl NaCl + H2O b. tembaga sulfat + air: CuO + H2SO4 CuSO4 + H2O c. tembaga karbonat + asam hidroklorida tembaga klorida + air + karbon dioksida Cu(CO3)2 + 2 HCl Cu(Cl)2 + H2O + CO2 100 50 100 150 200 250 80 60 40 20 T (oC) L (g/100 g air)

22 RPP Fenomena Fisika SMP 1 d. magnesium: Mg + H2SO4 MgSO4 + H2 e. natrium nitrat + air: NaOH + HNO3 NaNO3 + H2O II. Soal Uraian 1. Sifat asam: larutan elektrolit dalam air terurai menjadi ion positif dan ion negatif, memerahkan kertas lakmus. Asam kuat: derajat ionisasinya satu atau ioninasi sempurna, contoh: HCl; H2SO4; HNO3; HI; HBr. Asam lemah: derajat ionisasi kurang dari satu, contoh: HCOOH; CH3COOH; H2CO3; H2S. Asam dapat merusak logam atau bahan dari marmer dan hujan asam merusak tanaman. Asam berasa masam, dengan logam menghasilkan gas hidrogen, dengan logam karbonat menghasilkan gas karbon dioksida. 2. Sifat basa: membirukan kertas lakmus, berasa pahit, licin seperti sabun, merusak kulit, soda api dapat menyebabkan luka bakar, sebagai bahan pembuat sabun cuci atau mandi. Basa kuat: NaOH; KOH; LiOH. Basa lemah: Mg(OH)2; Al(OH)3. Basa dengan asam menghasilkan garam dan air. 3. Udara yang kotor jika terkena hujan akan menimbulkan hujan asam yang dapat merusak lingkungan atau tanaman. Tanah yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan menaburkan kapur. 5. Hasil reaksi asam dan basa akan menghasilkan garam dan air. Garam pembentukan dari reaksi tersebut ada yang larut dalam air dan ada yang berupa endapan yang sukar larut dalam air. Contoh garam yang mudah larut dalam air adalah NaCl dan yang sukar adalah CaCO3. Bab 3 Unsur, Senyawa, dan Campuran A. Materi 1. Unsur 2. Senyawa 3. Campuran B. Metode Informasi yang disertai tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan eksperimen. C. Demonstrasi/Peragaan Macam-macam demonstrasi yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Menunjukkan bahan-bahan yang merupakan senyawa. 2. Menunjukkan bahan-bahan yang merupakan campuran. 3. Menunjukkan perbedaan senyawa dan campuran secara fisik. 4. Menunjukkan penguraian air secara elektrolisis.

23 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Alat dan Bahan Tabung reaksi, kertas lakmus, fenolftalin, metil, bahan asam, basa, dan garam, bahan alami, dan alat elektrolisis. D. Eksperimen/Percobaan Macam-macam eksperimen atau percobaan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Menunjukkan zat bersifat asam. 2. Menunjukkan zat bersifat basa. 3. Menunjukkan zat bersifat netral atau sebagai garam. 4. Menentukan pH suatu larutan. Alat dan Bahan Macam-macam larutan/bahan alami yang bersifat asam; macam-macam larutan/ bahan alami yang bersifat basa; macam-macam garam, macam-macam bunga, macam-macam daun, empon-empon, tabung reaksi, pH meter, indikator universal, palet, pipet, kertas lakmus, fenolftalin, metil, dan aquades. E. Tes Kemampuan Keterampilan Di atas meja disediakan macam-bahan kimia dan bahan alami serta alat elektrolisi s. 1. Tunjukkan cara mengetahui suatu bahan bersifat asam. 2. Tunjukkan cara mengetahui suatu bahan bersifat basa. 3. Tunjukkan suatu bahan dapat digunakan sebagai indikator keasaman dan kebasaan. 4. Tunjukkan cara menentukan pH suatu bahan/zat. 5. Tunjukkan cara menguraikan air menjadi unsur penyusunnya. F. Tugas Portofolio Cari informasi dari buku atau akses internet tentang indikator asam dan basa. G. Kunci Soal Soal Latihan 3 .1 1. a. zat tunggal b. tabel berisi nama unsur yang dikelompokkan atau diklasifikasi. Tabel periodik disusun menjadi 7 baris dan 18 kolom. Unsur-unsur pada suatu golongan mempunyai sifat yang mirip dan unsur-unsur pada periode tertentu atau satu periode dari kiri ke kanan berubah secara teratur. c. simbol untuk membedakan unsur satu dengan lainnya, dapat satu huruf atau dua huruf. Untuk lambang unsur dua huruf, huruf pertama ditulis huruf besar dan yang kedua huruf kecil. Contoh lambang unsur: H; B; C; P; K; I; Ag; Al; Fe; Cu; Ag; dan lain-lain.

24 RPP Fenomena Fisika SMP 1 d. Unsur logam padat: Ag; K; Mg; Al; Fe; Cu; Au. Logam cair: Ag. e. Unsur non logam: S; O; H; P; Ne; Ar; Ne; Xe; dan lain-lain. 2. Roti terdiri atas bahan gandum, air, gula, minyak, dan lain-lain. Secara partikel, air terdiri atas unsur hidrogen dan oksigen. Soal Latihan 3 .2 1. a. Senyawa merupakan gabungan dua unsur atau lebih yang membentuk satu kesatuan dan sangat sukar untuk dipisahkan. b. Rumus kimia dari suatu senyawa merupakan penulisan lambang unsur penyusunnya. Senyawa yang terdiri atas dua unsur, ditulis unsur logamnya diikuti unsur non logamnya. c. Zat tunggal, tepatnya unsur tunggal terdiri atas satu unsur. Contoh: C; S; Ar; Ag; Hg. 2. Sifat senyawa dengan unsur penyusunnya sangat berbeda. Contoh: FeS sangat berbeda dengan sifat Fe dan S. Fe merupakan serbuk besi yang dapat ditarik magnet, sedangkan S atau sulfur berwarna kuning. Senyawa FeS berwarna hitam dan tidak dapat ditarik magnet. H2O merupakan air, hidrogen cair dan oksigen cair jika dicampur langsung bukan merupakan air yang dapat kita minum, tetapi mempunyai sifat oksigen dan hidrogen. 3. Senyawa dapat diuraikan menjadi unsur-unsur penyusunnya. Contoh air H2O dapat diuraikan menjadi unsur hidrogen dan unsur oksigen dengan cara elektrolisis (menggunakan tenaga listrik). 4. NaHCO3 (massa atom Na = 23; H = 1; C = 12; O = 16; lihat pada tabel periodik) Perbandingan unsur dari NaHCO3 = Na : H : C : O = 23 : 1 : 12 : 48 Perbandingan unsur dari H2SO4 = H : S : O = 2 : 32 : 64 = 1 : 16 : 32 Perbandingan unsur dari C9H8O4 = C : H : O = 108 : 8 : 64 = 27 : 2 : 16 5. a. Dalam CO2, perbandingan C : O2 : CO2 = 3 : 8 : 11 6 g C + 12 g O2 , perbandingan massa yang direaksikan C : O = 6 __ 3 : 12 __ 8 = 2 : 1,5. Karena angka perbandingan C lebih besar O maka zat C yang tersisa sehingga zat yang bereaksi O seluruhnya bereaksi C = 3 __ 8 (12) = 4,5 gram; O2 = 8 __ 8 (12) = 12 gram; CO2 = 11 __ 8 (12) = 16,5 gram. Jadi, zat yang bereaksi adalah C = 4,5 gram; O2 = 12 gram; CO2 = 16,5 gram 4,5 g = 1,5 g C yang tidak bereaksi = 6 g b. 6 gram C + 18 gram O2 = CO2 C + O2 CO2 C : O2 : CO2 = 3 : 8 : 11 Perbandingan massa yang direaksikan C : O2 = 6 __ 6 : 18 __ 8 dari perbandingan

25 RPP Fenomena Fisika SMP 1 tersebut C lebih kecil sehingga C bereaksi semua maka C = 3 __ 3 (6) gram; O2 = 8 __ 3 (6) = 16 gram; CO2 = 11 __ 3 (6) = 22 gram. O2 yang tidak bereaksi = 18 gram 16 gram = 2 gram. c. 6 gram C direaksikan dengan 24 gram O2 Sama dengan soal b maka C = 3 __ 3 (6) gram; O2 = 8 __ 3 (6) gram; CO2 = 11 __ 3 (6) = 22 gram. O2 yang tidak bereaksi = 24 gram 16 gram = 8 gram. Soal Latihan 3 .3 1. a. Campuran merupakan gabungan dua zat atau lebih, komposisi penyusunnya bervariasi dan dapat dipisahkan secara fisika. b. Larutan adalah campuran dua zat cair atau lebih, cairan yang banyak dinamakan pelarut dan yang sedikit dinamakan zat terlarut. c. Campuran homogen adalah campuran yang komposisi campurannya serba sama, contoh sirup, air gula, dan air garam. d. Campuran heterogen adalah campuran yang komposisi campurannya tidak sama. e. Suspensi adalah campuran yang komposisi campurannya tidak homogen atau merupakan campuran heterogen. Biasanya, suspensi merupakan campuran zat cair dengan zat padat sehingga campuran berupa campuran terlihat keruh dan lama- kelamaan akan mengendap. 2. Perbedaan senyawa dengan campuran. Senyawa merupakan susunan beberapa unsur membentuk suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan secara fisika dan mempunyai sifat yang jauh berbeda dengan unsur penyusunnya. Campuran merupakan gabungan dari dua zat atau lebih dan dapat dipisahkan secara fisika serta masih mempunyai sifat zat penyusunnya. Senyawa hanya dapat dipisahkan secara kimia atau secara elektrik (contoh H2O dipisahkan menjadi H2 dan O2 dengan elektrolisis). 3. Senyawa: garam dapur; gula pasir; kuningan. Campuran: udara; air laut. 4. Larutan dapat ditembus cahaya, koloid tidak tembus. Larutan tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, koloid bisa dipisahkan dengan penyaringan. Larutan kelihatan jernih meskipun berwarna, tetapi koloid kelihatan keruh. 5. Baja merupakan campuran besi dengan karbon atau logam lainnya tergantung keperluan. Dengan menggunakan tungku oksigen. Soal Uji Pemahaman Konsep 2. Unsur: hidrogen (H2) dan oksigen (O2); Senyawa: air (H2O); Campuran: oksigen dan hidrogen dalam satu wadah.

26 RPP Fenomena Fisika SMP 1 3. Senyawa: gula pasir; pasir. Unsur: karbon hasil pembakaran gula berwarna hitam. Campuran: gula pasir dengan pasir; karbon dengan pasir (hasil pembakaran) . Soal Ulangan Bab 3 A. Soal Pilihan 1. d 6. b 11. - 16. b 2. b 7. c 12. b 17. b 3. c 8. b 13. b 18. a 4. b 9. c 14. - 19. b 5. a 10. d 15. a 20. b Ralat Soal 11. Cu nomor atomnya yang benar: 29, jadi jawaban: 2 dan 3 Soal 14. tidak ada jawaban B. Soal Uraian 2. No. Pembeda Logam Nonlogam 1. Penampilan mengkilap tidak mengkilap 2. Massa jenis tinggi rendah 3. Titik didih tinggi rendah 4. Daya hantar baik kurang baik 3. Huruf pertama diutamakan logam disusul unsur nonlogam. 7. 1. sisa unsur = 0 2. O = 16 gram 3. H = 2 gram 4. air = 22,5; H sisa = 0,5 gram (Ralat tidak ada sisa diganti sisa 0,5 gram) 5. O = 24 gram; sisa = 0 10. Perbandingan unsur a. C : H : O = 24 : 4 : 32 = 6 : 1 : 8 b. N : H = 14 : 3 c. C : H : O = 72 : 8 : 96 = 9 : 1 : 12 d. Ca : C : O = 40 : 12 : 48 = 10 : 3 : 12 e. C : H : O = 144 : 22 : 176 = 72 : 11 : 88 f. C : O : N : H = 12 : 16 : 28 : 4 = 3 : 4 : 7 : 1

27 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Bab 4 Zat dan Wujudnya A. Materi 1. Wujud Zat 2. Teori Partikel Zat 3. Adhesi dan Kohesi 4. Massa Jenis Zat B. Metode Informasi atau ceramah yang disertai tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan eksperimen. C. Demonstrasi/Peragaan Macam-macam demonstrasi yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Menunjukkan macam-macam zat (padat, cair, dan gas). 2. Apakah dua balon karet yang berisi udara dan kosong ada perbedaan beratnya? 3. Menunjukkan dengan menggunakan model untuk menjelaskan teori partikel zat. 4. Menunjukkan peristiwa adhesi dan kohesi pada pipa kecil yang terjadi pada air dan raksa. Alat dan Bahan Macam-macam benda padat, zat cair, balon karet, kayu, pipa kaca berbagai diameter, air, raksa, dan gelas kimia. D. Eksperimen/Percobaan Macam-macam eksperimen atau percobaan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Menentukan massa jenis zat padat. 2. Menentukan massa jenis zat cair. Alat dan Bahan Gelas ukur, hidrometer, neraca lengan, macam-macam benda padat, dan macammacam zat cair. E. Tes Kemampuan Keterampilan Di atas meja disediakan macam-macam benda padat, zat cair, gelas ukur, neraca, penggaris, gelas kimia, dan hidrometer. 1. Ambil alat dan tunjukkan cara menentukan massa jenis zat padat yang tidak teratur bentuknya. 2. Ambil alat-alat kemudian tunjukkan cara menentukan massa jenis zat cair. 3. Ambil alat-alat kemudian tunjukkan adanya adhesi dan kohesi.

28 RPP Fenomena Fisika SMP 1 F. Tugas Portofolio Cari informasi dan sebutkan alat-alat ukur massa jenis dari buku-buku atau dari internet. G. Kunci Soal Soal Latihan 4 .4 Soal Recalling 2. Massa jenis untuk zat dalam keadaan yang sama adalah tetap. Misalnya, jenis benda yang sama tetapi massanya sama maka massa jenisnya sama. 3. Untuk mengetahui tingkat kerapatan massa zat atau benda. Jika massa jenis diketahui dengan mengukur volumenya, massa dapat kita ketahui. Hitungan 4. m = rV sehingga V = m __ r = 1 kg _________ 1.000 kg/m3 = 10-3 m3 = 1.000 cm3 5. m = 100 gram , V = 40 ml = 40 cm3 r = m __ V = 100 g _____ 40 cm3 = 2,5 g/cm3 6. r = m __ V = 8 g _____ 10 cm3 = 0,8 g/cm3 mx = rV = 0,8 g/cm3 . 25 cm3 = 20 g 7. Jari-jari bola R = 18 cm; . = 7,8 . 103 kg/m3 = 7,8 g/cm3 m = . . V = (7,8 g/cm3) . 4 __ 3 . R3 cm3 = 32,67 g Soal Tantangan 8. Massa emas, me = 100 g; kadar 24 karat Berapa gram perak harus ditambahkan agar kadarnya menjadi 20 karat? .emas = 19,3 g/cm3; .perak = 10,5 g/cm3 Penyelesaian Massa emas 24 karat, me = 100 g Massa emas 20 karat, me = me + mp Kadar emas 20 karat = 20 __ 24 . 100% = 83,3% Banyaknya perak pada emas 20 karat = 100% 83,3% = 16,7% mp = 16,7 ____ 100 . me' = 0,167 . (me + mp) mp = (0,167 . me) + (0,167 . mp) = (1 . 0,167) mp = 0,167 . 100 mp = 20 gram

29 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Cara lain me = 20 __ 24 . me' me' = 24 __ 20 . me = 24 __ 20 . 100 = 120 g me' = me + mp 120 = 100 + mp mp = 20 g Jadi, massa perak yang harus dicampurkan sebanyak 20 g. 9. Cairan X = 20 g; .x = 1 g/cm3 Cairan Y = 15 g; .y = 0,8 g/cm3 Cairan Z = 10 g; .z = 0,7 g/cm3 Berapa volume campuran Vc dan massa jenis campuran .c? Penyelesaian Massa campuran = mc; volume campuran = Vc mc = mx + my + mz = 20 + 15 + 10 = 45 g Vc = Vx + Vy + Vz m = r . V V = m __ r Vx = mx ___ x mx/= 20 __ 1 = 20 cm3; Vy = my ___ y = 15 ___ 0,8 = 18,75 cm3; Vz = mz ___ z = 10 ___ 0,7 = 14,29 cm3 Vc = 20 + 18,75 + 14,29 = 53 cm3 (pembulatan) rc = mc __ Vc = 45 __ 53 = 0,85 g/cm3 Jadi, volume campuran adalah 53 cm3 dan massa jenis campuran 0,85 g/cm3. 10. Volume alkohol, V1 = 10 liter = 104 cm3; .1 = 0,8 g/cm3 Volume air, V2 = 20 liter = 2 . 104 cm3; .2 = 1 g/cm3 Volume campuran menyusut 5 %, berapa massa jenis campuran? Penyelesaian Massa campuran mc = m1 + m2 = (r1 . V1) + (r2 . V2) = (0,8 . 104) + (1 . 2 . 104) = 2,8 . 104 g

30 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Volume campuran, Vc = (V1 + V2) . (100 5)% = (104 + 2.104) . 95% = 2,85 . 104 cm3 Massa jenis campuran rc = mc __ Vc = 2,8 . 104 ________ 2,85 . 104 = 0,98 g/cm3 Massa jenis campuran = 0,98 g/cm3 Soal Ulangan Bab 4 A. Soal Pilihan 1. b 6. d 11. d 16. d 21. c 2. a 7. d 12. c 17. a 22. a 3. a 8. d 13. c 18. d 23. a 4. a 9. a 14. a 19. c 24. d 5. d 10. b 15. d 20. d 25. c B. Soal Uraian 10. Ralat massa jenis batu = 4 g/cm3 Massa batu m = r . V = 4 . 4 = 16 g 11. . = 1,29 kg/m3 V = 6 . 4 . 3 = 72 m3 m = . . V = 1,29 . 72 = 92,9 kg 12. m = 190 kg; . = 7,8 . 103 kg/m3 m = r . V = r . 4 __ 3 rR3 R3 = 3m ____ 4 = _ ____3_ ._ _ 19_0_____ 4 . 3,14 . 7,8 . 103 = 5,82 . 10.3 R = (5,82 . 10.3 ) 1 __ 3 = 0,18 m Diameter bola, D = 2 R = 2 . 0,18 m = 0,36 m 13. Massa botol, mb= 20 g massa botol + air, mba = 150 g massa botol + susu, mbs = 160 g mb massa air, ma = mba = 150 g 20 g = 130 g massa susu, ms = 160 g

31 RPP Fenomena Fisika SMP 1 volume air, Va = ma ___ a = 130 ___ 1 = 130 cm3 volume susu = volume air Vs = 130 cm3 massa jenis susu, rs = ms __ Vs = 160 g ______ 130 cm3 = 1,23 g/cm3 14. Massa cairan, mc = 224 g 200 g = 24 g Volume cairan, Vc = 30 cm3 rc = mc __ Vc = 24 __ 30 = 0,8 g/cm3 15. V = 1 cm . 10 cm . 2 cm = 20 cm3 . = 5 g/cm3 m = r . V = 5 . 20 g 16. V1 = 5 l = 5.000 cm3; .1 = 0,8 g/cm3 V2 = 10 l = 10.000 cm3; .2 = 1 g/cm3 m1 = r1 . V1 = 0,8 . 5.000 = 4.000 g m2 = r2 . V2 = 1 . 10.000 = 10.000 g rc = mc __ Vc = m1 + m2 ______ V1 + V2 = 4.000 + 10.000 ___________ 5.000 + 10.000 = 0,933 g/cm3 = 933 kg/m3 17. Luas kertas: A1 = 17,6 cm . 25 cm = 440 cm2 Jumlah halaman 300 sehingga jumlah kertas n = 150 buah Massa 1 lembar kertas, m1 = 60 gram Massa kertas, mk = (n . m1) + mc = (150 . 60 g) + 210 g = 9.210 g Luas n lembar kertas An= 150 . A1 = 150 . 440 = 66.000 cm2 Luas kertas kover Ak = 2 . 440 cm2 = 880 cm2 Luas kertas seluruhnya A = 66.880 cm2 Volume kertas seluruhnya = 66.880t cm3 (t = tebal kertas) Massa jenis kertas, r = mk __ V = 9.210 ______ 66.880t = 0,138/t g/cm3. 18. Pertama menimbang benda dengan neraca lengan (m). Kemudian, mengukur volume benda alat gelas berpancuran dan gelas ukur atau gelas ukur saja yang diisi air (V). Massa jenis benda dapat dihitung dengan rumus r = m __ V . air pipa kapiler 19. Dengan adanya tegangan permukaan terjadilah kenaikan air pada pipa kapiler atau penurunan raksa pada pipa kapiler. Gaya ke atas atau tegangan permukaan inilah yang menyebabkan air naik pada pipa kapiler atau turunnya raksa pada pipa kapiler disebabkan oleh tegangan permukaan yang arahnya ke bawah.

32 RPP Fenomena Fisika SMP 1 20. Secara alami, materi yang ringan mempunyai massa jenis yang lebih kecil. Contohnya jika minyak tanah (.minyak = 0,8 g/cm3) dicampur dengan air (.air = 1 g/cm3) maka posisi air berada di bawah dan minyak berada di atas. 21. Volume bata, V = 5 cm . 10 cm . 20 cm = 103 cm3 = 103 . 10-6 m3 = 10 3 m3 . = 11,3 . 103 kg/m3 massa timah, m = . . V = (11,3 . 103 kg/m3) . (10-3 m3) = 11,3 kg Berat timah, w = m . g = 11,3 . 10 = 113 N. 22. V = 200 ml = 200 cm3; m = 200 g Massa air yang tumpah pada suhu 80oC, .m = 6 g Massa jenis air pada suhu 80oC, r = m __ V = m .m _______ V = 200 6 ______ 200 = 0,97 g/cm3 23. Karena adanya tegangan permukaan. Bab 5 Pemuaian A. Materi 1. Pemuaian Zat Padat 2. Pemuaian Zat Cair 3. Pemuaian Gas B. Metode Informasi yang disertai tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan eksperimen. C. Demonstrasi/Peragaan Macam-macam demonstrasi yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Pemuaian zat padat dengan alat Musschenbroek. 2. Pemuaian zat cait dengan alat-alat gelas erlenmeyer sumbat karet dan pipa kaca yang diisi air. 3. Pemuaian dengan alat-alat pada percobaan di atas tetapi kosong (berisi udara). 4. Pemuaian gas dengan termoskop. 5. Bimetal pada setrika listrik. Alat-Alat Alat Musschenbroek, gelas erlenmeyer, pipa kaca, termoskop, dan setrika listrik.

33 RPP Fenomena Fisika SMP 1 D. Eksperimen/Percobaan Macam-macam eksperimen atau percobaan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Menyelidiki pemuaian pada zat cair. 2. Membandingkan muai zat padat dan zat cair. Alat-Alat Air, labu didih, pipa kaca, kertas berskala, pembakar bunsen, dan bejana. E. Tes Kemampuan Keterampilan Di atas meja disediakan alat termoskop, pipa kaca, gelas erlenmeyer, dan gelas ukur. 1. Ambil alat kemudian peragakan cara menunjukkan pemuaian zat cair. 2. Ambil alat kemudian peragakan cara menunjukkan adanya pemuaian gas. F. Tugas Portofolio Cari informasi dari internet tentang pemuaian. G. Kunci Soal Soal Latihan 5 .1 1. T1 = 30oC; T2 = 100oC; .L = 2 mm = 0,2 cm; .besi = 12 . 10-6 /Co; Lo = ? a = .L _____ L0.T L0 = .L ___ ..T = 0,2 ________ _______ 12 . 10.6 (100 . 30) = 0,2 _______ 8,4 . 10.5 = 235 cm 2. d1 = 20 cm; d2 = 20,02 cm; .besi = 12 . 10-6 /Co a = .L _____ L0.T DT = .L ____ L0. = .d ___ d0. = (d2 . d1) _______ d1. = 20,02 . 20 __________ 20 . 12 . 10.6 = 0,02 _______ 2,4 . 10.4 = 83oC Dipanaskan dengan kenaikan suhu 83oC. 3. Panjang besi, L1 = 50 cm; panjang aluminium, L2 = 40 cm; .besi = 12 . 10 6 /Co; .aluminium = 25 . 10-6 /Co a = .L _____ L0.T DL = L0 . .T DLbesi = (50)(12 . 10.6)(100) = 6 . 10.2 cm DLaluminium = (40)(25 . 10.6)(100) = 10 . 10.2 cm DLtotal = DLbesi + DLaluminium = (6 + 10) . 10.2 cm = 16 . 10-2 cm

34 RPP Fenomena Fisika SMP 1 4. Luas lempengan A0 = (40 cm . 60 cm) = 24 . 102 cm2; .aluminium = 25 . 10 6 /Co .T = 100 20 = 80 oC DA = A0bDT = A02aDT (. = 2.) = (24 . 102) . 2 . (25 . 10.6)(80) = 9,6 cm2 Soal Latihan 5 .2 2. Zat dipanaskan akan memuai atau bertambah panjang, lebar, dan tinggi. Benda terdiri atas partikel-partikel atau molekul-molekul jika dipanaskan ruang gerak akan makin besar sehingga benda akan bertambah ukurannya. 3. Untuk batang panjang yang kelihatan pemuaiannya hanya arah memanjang saja. Untuk lebar dan tinggi pertambahan panjang hanya kecil sekali sehingga dapat diabaikan. 5. L = 1.000 m; .besi = 12 . 10 6 /Co a = .L _____ L0.T DL = L0a DT = 1.000 . (12 . 10.6) . 30 = 3,6 . 10 1 = 0,36 m = 36 cm 6. . = 210 . 10 6 /Co . = 210 . 10 6 /K Karena derajat Celsius dengan Kelvin adalah sama, artinya perubahan satu skala Celsius dengan satu skala Kelvin adalah sama. Soal Latihan 5 .3 2. Karena pemuaian cairan ke segala arah (tiga dimensi). Jadi, efek pemuaiannya merupakan pemuaian volume. 3. Sebenarnya, pemuaian pengisi termometer ke segala arah (volume) tetapi arahnya hanya satu arah atau memanjang maka terlihat arah memanjang saja. 4. d = 10 cm; DT = 50oC; .kuningan = 20 . 10 6 /Co V0 = d3 = 103 = 1.000 cm3 = 1.000(1 + 3 . 20 . 10.6 . 50) = 1.000 (1 + 3 . 10 3) = 1.000 (1,003) = 1003 cm3 5. V0 = 10 liter = 10.000 cm3 DT = (30 . 10) = 20oC .kaca = 27 . 10 6 /Co; .alkohol = 1.100 . 10 6 /Co DV = V0gDT = 104(1.100 . 10.6)(20) = 220 cm3 Jadi, alkohol yang tumpah sebanyak 220 cm3.

35 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Soal Uji Pemahaman Konsep 5. Untuk memberi ruang gerak pemuaian jembatan logam. 6. Gas dalam ruangan jika dipanaskan, tekanannya akan bertambah besar di samping suhunya juga naik. Manfaat pemanaskan gas, untuk menaikan tekanan gas, juga untuk memperkecil massa jenis gas. Contohnya pada balon udara, gas di dalam balon dipanaskan sehingga massa jenis gas berkurang. Karena volume balon tetap maka masa jenis berkurang, sesuai dengan hukum Archimedes balon udara akan terangkat ke atas. 7. Sama dengan soal no. 6 di atas. 8. Sebenarnya cairan mengalami muai panjang, muai luas, dan sekaligus muai volume. Jika ruang gerak cairan dibatasi arah memanjang saja maka efek pemuaian hanya arah memanjang. Panjang pemuaian sama dengan volume dibagi dengan luas penampang. 9. V0 = 200 cm3; A = 0,4 cm2; DT = (80 . 30) = 50oC; .air = 2,10 . 10 4 /Co DV = V0gDT = (200)(2,1 . 10.4)(50) = 2,1 cm3 DV = h . A h = .V ___ A = 2,1 ___ 0,4 = 5,25 cm Tinggi air dalam pipa kaca adalah 5,25 cm. 10. Volume air, V1 = 100 cm3; volume bensin, V2 = 50 cm3 .air = 2,10 . 10 4 /Co; .bensin = 9,5 . 10 4 /Co DV1 = V1gDT = (100)( 2,10 . 10 4)(70) = 1,47 cm3 DV2 = V2gDT = (50)( 9,5 . 10 4)(70) = 3,33 cm3 DVtotal = DV1 + DV2 = 1,47 + 3,33 = 4,8 cm3 Kenaikan volume kedua cairan dalam labu adalah 4,8 cm3. Soal Ulangan Bab 5 A. Soal Pilihan 1. b 6. b 11. b 16. d 2. d 7. a 12. b 17. c 3. c 8. d 13. b 18. b 4. d 9. b 14. d 19. ralat: 30,029 cm 5. c 10. b 15. a 20. b

36 RPP Fenomena Fisika SMP 1 B. Soal Uraian 2. Tutup terbuat dari logam jika dipanaskan akan memuai lebih besar dibanding botol kaca, sehingga mudah dilepas dari botol. 3. Bimetal yang terbuat dari besi dan aluminium dengan .besi = 12 . 10 6 /Co dan .aluminium = 12 . 10 6 /Co. Berhubung . aluminium lebih besar dibanding . besi maka aluminium pertambahan panjangnya lebih besar sehingga bimetal akan melengkung ke arah besi. 4. Gelas yang berkualitas rendah mempunyai koefisien muai ruang lebih besar sehingga kalau kena panas secara mendadak akan terjadi pemuaian yang mendadak dan menyebabkan gelas pecah. 5. Contoh pada termometer cairan (raksa atau alkohol), jika kena panas cairan kelihatan memuai atau memanjang cairan dalam termometer. Juga tabung kaca yang diisi cairan (misalnya air) sampai penuh, jika dipanaskan air akan tumpah. 6. Agar ada ruang gerak rel untuk bebas memuai (memanjang). Jika tidak diberi jarak antar dua rel sambungan pada sambungan rel akan melengkung ke atas. Hal ini sangat membahayakan perjalanan kereta api. 7. Koefisien muai panjang yang lebih kecil adalah logam tembaga dibanding logam aluminium. 8. Sambungan rel kereta api dibuat renggang, terjadinya angin darat dan angin laut, bimetal pada setelika listrik, dan lain-lain. 9. Satuan koefisien muai tetap /Co atau /K. Satuan panjang tidak memengaruhi. Jadi, jika panjang dalam m maka pertambahan panjangnya juga m, dan seterusnya untuk satuan yang lain. cm, mm, cm2, m2 untuk muai luas atau cm3 atau m3 untuk muai volume. 10. Di samping tutup logan memuai, gas dalam botol juga memuai sehingga tutup botol lebih mudah dibuka. 11. Karena tutup botol dan gas di atas cairan akan memuai lebih besar dibanding muai kaca botol. 12. L10 = 50 cm; .T = 40 10 = 30oC; .al = 25 . 10 6 /Co DL = L0aDT = 50 (25 . 10 6) 30 = 3,75 . 10 2 cm 13. A20 = 4 m2; .T = 50 20 = 30 Co; .kaca = 9 . 10 6 /Co DA = A02aDT = 4 . 2 (9 . 10 6) 30 = 2,16 . 10 3 m2 = 0,00216 m2 Luas kaca pada suhu 50oC adalah 4,00216 m2.

37 RPP Fenomena Fisika SMP 1 14. Volume, V0 = 25 ml = 25 cm3; .T = 90 0 = 90oC; .kuningan = 19 . 10 6 /Co DV = V03aDT = 25 (19 . 10 6) 90 = 4,28 . 10 2 cm3 V90 = V0 + .V = 25 + 0,0043 = 25,0043 cm3 15. L25 = 75 cm; .kaca = 9 . 10 6 /Co DL = L0aDT L25 = L0aDT L25 = L0(1 + aDT) 25 = L0{1 + (9 . 10.6)(25 . 0)} 25 = L0(1 + 2,25 . 10.4) 25 = L0(1 + 0,000225) L0 = 24,99 cm 16. Vk = 350 cm3; .T = 100 20 = 80oC; .kaca = 9 . 10 6 /Co V100 = L20(1 + 3aDT) 350 = L20 (1 + 3 . 9 . 10 6 . 80) 350 = L20 (1,00216) L20 = 349,25 cm3 18. D = 6,445 cm pada suhu 20oC; .D = (6,445 6,420) + 0,008 = 0,033 cm a = .L _____ L0.T ; D = .D ____ ..T DT = .D ___ .D = 0,033 _______ ______ (12 . 10.6)(6,445) = 42,7oC = 43oC Cincin harus dipanaskan T = 20 + 43 = 63oC. 19. d = 14 cm; .T = (200 30) = 170oC; .kaca = 1 . 10 6 /Co Volume bola: V1 = 4 __ 3 pR3 = 4 __ 3 p( D __ 2 )3 = 4 __ 3 p( D3 __ 8 ) = 1 __ 6 pD3 V1 = 1 __ 6 p(14)3 = 1436,8 cm3 DV = V0gDT = 1436,8 . (1 . 10.6) . 170 = 0,244 cm3 20. L = 100 m; .baja = 12 . 10 6 /Co; T0 = - 30oC; T1 = 40oC; .T = 40 ( 30) = 70oC DL = L0aDT = 100(12 . 10.6) 70 = 0,084 m = 8,4 cm

38 RPP Fenomena Fisika SMP 1 21. .baja = 12 . 10 6 /Co; .T = 10oC DL = L0aDT = 25 (12 . 10.6) . 10 = 0,003 m = 0,3 cm Jadi, jarak kedua rel minimum adalah 0,3 . 2 = 0,6 cm. 22. A = 50 cm . 80 cm = 4.000 cm2; .T = 80oC DA = A2aDT = 4.000 (2 . 25 . 10 6) 80 = 16 cm2 23. A = 20 cm2; h1 = 25 cm; .T = 100 30 = 70oC DV = V0gDT = (A . h1)( 1 ___ 273 )(70) = (20 . 25)( 1 ___ 273 )(70) = 128,2 cm3 Tinggi piston setelah dipanaskan adalah h = h + .h = 25 + 6,41 = 31,41 cm. Soal Ulangan Umum 1 A. Soal Pilihan 1. b 6. - 11. c 16. c 21. d 26. b 31. d 2. d 7. a 12. a 17. b 22. d 27. d 32. d 3. a 8. c 13. a 18. c 23. c 28. c 33. a 4. b 9. c 14. c 19. a 24. b 29. a 34. d 5. b 10. b 15. c 20. b 25. - 30. b 35. d Ralat no 25, jawaban yang benar 65oX. B. Soal Uraian 1. Bersifat tetap, berlaku secara internasional, dan mudah ditiru. 2. Gaya kohesi air lebih kecil dibanding kohesi kaca. Gaya kohesi raksa lebih besar dibanding kohesi kaca. 3. Paling dekat adalah pada benda padat, susunannya teratur dan tidakberubah. 4. L0 = 20 m; .T = (50 25) = 25oC; .baja = 12 . 10 6 /Co DL = L0aDT = 20 . (12 . 10.6) . 25 = 6 . 10 3 m = 0,6 cm 5. Pejal dan berongga pemuaiannya tetap sama, karena meskipun di tengah berongga tetapi bagian tengah tetap memuai sama dengan yang pejal.

39 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Bab 6 Kalor A. Materi 1. Kalor merupakan Transfer Energi 2. Peran Kalor terhadap Suhu dan Wujud Zat 3. Perpindahan Kalor B. Metode Informasi yang disertai tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan eksperimen. C. Demonstrasi/Peragaan Macam-macam demonstrasi yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Menunjukkan pengaruh tekanan pada titik didih air pada tekanan di bawah 1 atmosfer. 2. Menunjukkan pengaruh tekanan terhadap titik lebur es. 3. Meneteskan alkohol atau spiritus pada tangan kemudian ditiup akan terasa dingin. 4. Memanaskan ujung logam yang lama-kelamaan ujung lain terasa panas. 5. Membandingkan kecepatan merambat panas pada tiga benda (2 lempeng logam dan 1 batang kaca). 6. Menunjukkan air bukan sebagai penghantar. 7. Menunjukkan bahwa penguapan diperlukan kalor. 8. Menunjukkan perambatan kalor secara radiasi. Alat dan Bahan Gelas erlenmeyer, sumbat karet, pipa kaca, termometer, gelas beker, lempengan logan Cu, Al, Fe, kaca, pemanas, tabung reaksi, air, es, alkohol, dan spiritus. D. Eksperimen/Percobaan Macam-macam eksperimen atau percobaan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Memanaskan air pada gelas beker dengan waktu yang berbeda-beda. 2. Memanaskan air dengan massa air yang berbeda tetapi waktu sama. 3. Memanaskan es. 4. Menunjukkan perambatan kalor secara konveksi dalam air. 5. Menunjukkan perambatan kalor secara konveksi di udara. Alat dan Bahan Neraca lengan, gelas beker, termometer, kalorimeter, air, pemanas, es, dan butiran gergajian kayu.

40 RPP Fenomena Fisika SMP 1 E. Tes Kemampuan Keterampilan Di atas meja disediakan alat dan bahan: air, es, gelas erlenmeyer, gelas beker, gelas ukur, penyedor, pipa kaca, dan termometer. 1. Ambil alat-alat dan bahan, kemudian tunjukkan cara mengetahui bahwa penguapan memerlukan kalor. 2. Ambil alat dan bahan, kemudian tunjukkan bahwa banyaknya kalor yang diserap berbanding lurus dengan massanya. 3. Ambil alat-alat dan bahan, kemudian tunjukkan bahwa kelajuan perambatan kalor bergantung pada jenis zat. F. Tugas Portofolio Cari informasi dan internet tentang perubahan wujud dan pengaruh tekanan terhadap titik didih cairan atau titik lebur zat padat. G. Kunci Soal Soal Latihan 6 .1 1. a. kalor adalah energi panas. b. caloric: menurut teori lama (kuno) zat alir yang tidak terlihat dapat mengalir pada suatu zat sehingga panas dapat mengalir. c. tara kalor mekanik: bilangan yang menyatakan kesetaraan antara satuan kalor dengan satuan energi (1 joule = 0,24 kalori atau 1 kalori = 4,2 joule). d. joule adalah satuan energi (SI). e. kalori adalah satuan energi kalor. 2. Lavoisier. 3. Tidak ditemukannya zat alir pada peristiwa pengadukan air. Air diputar dapat menjadi panas, padahal tidak dialiri zat ke dalam air. 4. Count Rumford, Robert Mayer, dan Joule. 5. Kalor merupakan transfer energi. Karena kalor juga merupakan bentuk energi, jadi aliran atau perpindahan kalor merupakan perpindahan energi. Soal Latihan 6 .2 1. a. Asas Black: jumlah kalor yang diterima sama dengan jumlah kalor yang dilepas. b. Kalor lepas: jumlah kalor yang dilepaskan zat yang bersuhu tinggi. c. Kalor serap: jumlah kalor yang diterima zat yang bersuhu rendah. d. Kalor jenis: banyaknya energi kalor yang diperlukan 1 gram zat yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat sebesar 1oC atau banyaknya kalor yang diperlukan 1 kilogram zat untuk menaikkan suhu zat sebesar 1oC. (c: kal/g Co atau J/kg Co).

41 RPP Fenomena Fisika SMP 1 e. Kapasitas kalor: banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat sebesar 1oC. Satuan C = kal/Co atau j/Co. 2. cair = 4,2 . 103 J/kg Co; m = 2 kg; .T = 100 20 = 80oC Q = mcDT = 2 . (4,2 . 103) . 80 = 6,72 . 105 J 3. m1 = 2 kg; T1 = 0oC; m2 = 0,3 kg; T2= 80oC; c = 4.200 J/kgCo Misalnya suhu campuran Tc Qterima = Qlepas m1 c (Tc T1) = m2 c (T2 Tc) 2 . (Tc . 0) = 0,3 . (80 . Tc) 2 Tc = 24 0,3 Tc 2,3 Tc = 24 Tc = 10,43oC 4. m = 20 kg; c = 450 J/kgCo; T1 = 10oC; T2 = 90oC Q = m c (T2 T1) = 20 (450)(90 . 10) = 7,2 . 105 J 5. cair = 4.200 J/kgCo; mair = 20 kg Q = m c (T2 T1) = 20 (4.200)(90 . 10) = 6,72 . 106 J 6. m1 = 2 gelas; T1 = 5oC; m2 = 0,5 gelas; T2 = 60oC; Tc = suhu campuran = ? Qterima = Qlepas m1 c (Tc T1) = m2 c (T2 Tc) 2 c (Tc 5) = 0,5 c (60 Tc) 2 Tc 10 = 30 0,5 Tc 2,5 Tc = 40 Tc = 16oC Soal Latihan 6 .3 3. Benda yang diberi kalor suhunya akan naik, benda dapat berubah wujud, gas tekanannya akan bertambah. 4. Napas orang atau binatang mengandung uap air, begitu diembuskan ke udara dingin, uap air akan mengembun sehingga keluar seperti kabut. 5. Makin rendah tekanan udara di atas cairan akan makin berkurang titik didihnya dan sebaliknya, makin ke atas tekanan makin tinggi titik didihnya juga makin tinggi. Makin rendah tekanan di atas cairan akan makin mudah molekul-molekul cairan makin mudah untuk melepaskan diri dari cairan. 6. Titik didih zat ditentukan oleh

42 RPP Fenomena Fisika SMP 1 1. jenis cairan, dan 2. tekanan di atas cairan. 7. Untuk meleburkan 1 kg es dengan 1 kg lilin tidak sama, karena besar kalor lebur es dengan lilin berbeda. Jika besar kalor leburnya sama maka jumlah kalor yang digunakan untuk mengubah bentuk dari padat ke cair juga sama. 8. mes = 500 g; L = 336 kJ/kg Q = mL = 500 . 336 = 1,68 . 106 J 9. mes = 1 kg; ces = 2,1 kJ/kgCo; T1 = 10oC; T2 = 10oC; cair = 4,2 kJ/kgCo; L = 336 kJ/kg. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan es dari 10oC ke 0oC = Q1 Q1 = mes ces (10) = 1 . 2,1 . 10 = 21 kJ Jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah es menjadi air 0oC = Q2 Q2 = mL = 1 . 336 = 336 kJ Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air 0oC ke 10oC = Q3 Q3 = mcair(10 . 0) = 1 . 4,2 . 10 = 42 kJ Jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg es menjadi air bersuhu 10oC adalah Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 = 21 + 336 + 42 = 399 kJ 10. m = 1,5 kg; T1 = 12oC; T2 = 20oC; cair = 4,2 kJ/kgCo; ces = 2,1 kJ/kgCo; L = 336 kJ/kg Jumlah kalor yang dilepaskan air dari 20oC ke 0oC (Q1) Q1 = mcairDT = 1,5 . 4,2 . 20 = 126 kJ Jumlah kalor yang dilepaskan air menjadi es pada suhu 0oC (Q2) Q2 = mL = 1,5 . 336 = 504 kJ Jumlah kalor yang dilepaskan es 0oC menjadi es 12oC (Q3) Q3 = mcesDT = 1,5 . 2,1 . 12 = 37,8 kJ Jumlah kalor yang dilepaskan lemari es adalah Qtotal Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 = 126 + 504 + 37,8 = 667,8 kJ

43 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Soal Latihan 6 .4 2. Kalor merambat secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi adalah kalor merambat karena energi getaran partikel dari benda panas ke benda dingin. Konveksi adalah aliran kalor dengan konveksi karena perbedaan massa jenis, cairan yang panas, massa jenisnya kecil sehingga naik, sedang yang dingin akan turun karena massa jenisnya lebih besar. Radiasi adalah perambatan kalor secara pancaran. 3. Yang mempengaruhi daya hantar zat padat adalah jenis zat. 4. Peristiwa konduksi terjadi pada gagang setrika dibuat dari zat isolator agar tidak panas. Tempat pegangan panci terbuat dari bahan isolator. 5. Kalor merambat pada zat cair secara konveksi. 6. Pada zat cair bagian bawah dipanasi maka massa jenis berkurang sehingga naik ke atas, sedang cairan dingin akan turun karena massa jenisnya lebih besar sehingga terjadilah putaran cairan. 7. Pada saat memasak air dan terjadinya angin laut serta angin darat. 8. Kalor dapat melalui ruang hampa secara radiasi. 9. Kulitnya tebal, berwarna putih, dan di bawah kulit banyak lemak. 10. Termos menyimpan bahan makanan atau minuman agar tetap panas atau dingin. Pada dasarnya, termos dibatasi oleh dua dingding yang hampa udara agar kalor tidak masuk atau keluar secara radiasi. Dinding dalam dibuah mengkilat agar kalor tidak keluar. Soal Tantangan 1. mes = m1 = 100 g; T1 = 20oC; mair = m2 = 200 g; T2 = 50oC; c1 = 0,5 kal/gCo; c2 = 1 kal/gCo; Les = 80 kal/g Penyelesaian Jumlah kalor untuk kenaikkan suhu es dari 20oC ke 0oC (Q1) Q1 = m1c1(0 . (.20)) = 100 . 0,5 . 20 = 1.000 kal Jumlah kalor untukmengubah es menjadi air pada suhu 0oC (Q2) Q2 = mLes = 100 . 80 = 8.000 kalori Jumlah kalor yang dilepas air 50oC menjadi 0oC (Q3) Q3 = m2cair(50 . 0) = 200 . 1 . 50 = 10.000 kalori Kalor yang diserap: Q1 + Q2 = 1.000 + 8.000 = 9.000 kal Kalor yang dilepas: Q3 = 10.000 kal Karena Q3 > Q2 + Q1 maka dapat disimpulkan bahwa semua es melebur dan kelebihan kalor digunakan untuk menaikkan suhu es yang sudah menjadi air sehingga akan berlaku persamaan Q1 + m1L + m1 c2 (Ta 0) = m2 c2 (T2 Ta) 1.000 + 100 . 80 + 100 Ta = 200 . 1 (50 Ta) 1.000 + 8.000 + 100 Ta = 10.000 200 Ta 300 Ta = 1.000 Ta = 3,3oC

44 RPP Fenomena Fisika SMP 1 2. m1 = 3 gelas, T1 = 10oC; m2 = 2 gelas, T2 = 30oC; m3 = 1 gelas , T3 = 100oC. Air 1 dicampur air 2, suhu campuran Tc1 m1c(Tc1 . T1) = m2c(T2 . Tc1) 3 . (Tc1 . 10) = 2 . (30 . (Tc1) 3 Tc1 30 = 60 2 Tc1 5 Tc1 = 90 Tc1 = 18oC Kemudian air campuran 1 dan 2 dengan suhu Tc1 dicampur dengan air 3. mcc(Tc2 . Tc1) = m3c(T3 . Tc2) (3 + 2)(Tc2 . 18) = 1 . (100 . Tc2) 5Tc2 . 90 = 100 . Tc2 6Tc2 = 190 Tc2 = 31,7oC Jadi, suhu air campuaran akhir adalah 31,7oC. 3. Massa air 1: m1; suhu T1; massa air 2: m2 ; suhu T2. Suhu akhir = .? Air 1 dicampur dengan air 2 m1(Tc . T1) = m2(T2 . Tc) m1Tc . m1T1 = m2T2 . m2Tc (m1 + m2)Tc = m1T1 + m2T2 Tc = m1T1 + m2T2 _________ m1 + m2 (m1 + m2) c (Ta Tc) = Q Dengan memasukkan Tc akan diperoleh Ta (suhu akhir). Soal Ulangan Bab 6 A. Soal Pilihan 1. c 6. b 11. a 16. c 21. b 2. a 7. d 12. c 17. b 22. 3. b 8. c 13. c 18. d 23. d 4. b 9. a 14. a 19. c 24. b 5. a 10. a 15. a 20. d 25. b Ralat: jawaban no. 22: yang melepas kalor adalah 2; 4; 5, tidak ada jawaban B. Soal Uraian 2. Kalor banyak masuk melalui jendela kaca, tetapi yang keluar sedikit. 3. Api unggun yang mengenai kita secara radiasi, secara konveksi udara naik ke atas. 4. Dalam tabung reaksi diisi air kemudian bagian bawah diberi es batu yang dibebani batu. Dengan memanaskan air pada bagian atas sampai mendidih, es batu di bawah tidak melebur.

45 RPP Fenomena Fisika SMP 1 5. Tangan ditetesi alkohol akan terasa dingin. 6. Karena tekanan udara di daerah gunung lebih kecil dibanding di dataran rendah. 8. Karena cepat dingin. 9. V1 (Tc T1) = V2 (T2 Tc) 4 (Tc 0) = 1 (90 Tc) 4 Tc = 90 Tc Tc = 18oC 10. m1 = ... ?; T1 = 0oC; m2 = 1 kg; T2 = 20oC; L = 336 J/g; agar air turun menjadi 0oC. m L = m2 c (20 0) m (336) = 1.000 (4,2) (20) m = 250 gram Es yang melebur adalah 250 gram. 11. m =100 g; T1 = 25oC; T2 = 50oC; c = 0,45 J/g; Q = ? Q = mcDT = 100 (0,45) (50 25) = 1.125 J 12. m = 50 g; T1 = 20oC; W = 5.000 J; c = 1 kal/gCo = 4,2 J/gCo W = Q = m c .T 5.000 = 50 (4,2) .T .T = 23,8oC Suhu air menjadi T1 + .T = 20 + 23,8 = 43,8oC. 13. Es 10 gram pada suhu 15oC diubah menjadi uap pada suhu 100oC. m = 10 g; T1 = 15oC; T2 = 100oC; ces = 2,1 J/gCo; cair= 4,2 J/gCo; Les = 80 kal/g; Les = 336 J/g; Luap = 540 kal/g = 2268 J/g Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu es dari 15oC menjadi 0oC (Q1) Q1 = mces (0 T1) = 10 (2,1) (15) = 315 J Kalor yang diperlukan untuk mengubah es menjadi air 0oC (Q2) Q2 = mLes = 10 (336) = 3.369 J Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air dari 0oC menjadi 100oC (Q3) Q3 = mcair (100 0) = 10 (4,2)(100) = 4.200 J Kalor yang diperlukan untuk mengubah air menjadi uap pada 100oC (Q4) Q4 = mLuap = 10 (2.268) = 22.680 J

46 RPP Fenomena Fisika SMP 1 Jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah 10 gram es pada suhu 15oC menjadi uap air pada suhu 100oC adalah Qtotal Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 = 315 + 3.360 + 4.200 + 22.680 = 30.555 J 16. m = 70 kg; Q = 200 kkal/jam; 20% menjadi kerja;80% menjadi panas; 80% menjadi panas sehingga 80% dari Q digunakan untuk menaikkan suhu. Q' = 0,8 (200 kal) = 160 kkal = 160 . 4,2 kJ = 672 kJ Q' = mcDT DT = Q' ___ mc = 672 . 103 _______ 70c Bab 7 Sifat Fisika dan Kimia Zat A. Materi 1. Sifat Fisika 2. Sifat Kimia B. Metode Informasi yang disertai tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen. C. Demonstrasi/Peragaan Macam-macam demonstrasi yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut. 1. Menunjukkan perubahan wujud pada es batu untuk mengetahui sifat benda. 2. Menunjukkan sifat-sifat benda, misalnya kertas dibakar. Alat-Alat Air dan kertas D. Eksperimen/Percobaan Macam-macam eksperimen atau percobaan yang dapat dilakukan adalah 1. percobaan menunjukkan pengaruh pengadukan dan pemanasan mempercepat pelarutan; 2. besar ukuran zat memengaruhi pelarutan; 3. percobaan menunjukkan terjadinya larutan jenuh; gas dengan cara memanaskan 4. menunjukkan perubahan wujud dari padat cair es; 5. menunjukkan tekanan dapat memengaruhi titik-titik air; a. labu gelas berisi air yang dipanskan sampai mendidih, kemudian ditutup dan dibalik kemudian bagian atas disiram air dingin, akan mendidih lagi;

47 RPP Fenomena Fisika SMP 1 b. labu gelas diisi air dan dipanaskan sampai mendidih, kemudian api disingkirkan dan setelah uap di dalam labu dihisap akan mendidih kembali bahkan sampai bergolak; 6. memisahkan campuran serbuk besi dengan pasir atau terigu dengan menggunakan batang magnet; 7. menunjukkan pemisahan air menjadi unsur-unsurnya dengan alat elektrolisis. Alat dan Bahan Gelas beker, pemanas, termometer, pengisap, alat elektrolisis, air, es, serbuk besi, pasir, terigu, labu gelas, gula pasir, dan garam dapur. E. Tes Kemampuan Keterampilan Di atas meja disediakan alat dan b