7
BulelinKeselamalan STATUTA, Vol. I,No. I, Agustus-Nopember2000: 8-14 SIKAP TERHADAP KESELAMA T AN DARI PEKERJA RADIASI RUMAHSAKIT DAN INDUSTRI INDONESIA Yusri, H.**& Johnny Situmorang* **Badan PengawasTenaga Nuklir *Pusat Pengembangan Teknologi Keselamatan Nuklir, ABSTRAK SIKAP TERHADAP KESEUMATAN DARI PEKERJA RADIASI RUMAHSAKIT DAN INDUSTRI INDONESIA. Telahdilakukan sunJei mengenai sikap terhadap keselamatan bagi pekelja radiasi di rumahsakit dan industri Indonesia. SunJei ini bertujuan untuk mempelaj'ari implementasibudaya keselamatan. SunJei dilakukan dengan cara mendistribusikan kuesioner ke peke1J'a radiasi di lingkunganrumahsakit dan industri, dan diantaranya yang balik adalah 69 dari peke1J'a radiasi rumahsakit dan 85 dari pekelja radiasi industri.. Berdasarkan evaluasi jawaban kuesioner tersebut didapatkanbahwa budaya keselamatan di kedua lingkungankelja tersebut secara umum cukupbaik tetapi masihdapat dan masih perlu ditingkatkan. ABSTRACT ATTITUDE TO SAFETY OF RADIATION WORKER IN HOSPITAL AND INDUSTRI. A "~urvey on safety culture of hospitals and industries for radiation worker"~ ha.~ been carried out. Thi.~ "~urvey was intendedto "I'tudy safetyculturein hospitalsand industries. Survey was perfomled bydistributing questionnaire to radiation workerin hospitals and industries, and thereare 69 radiation worker of haspitals and 85 radiation worker of industrie.1' which are sent back the questionaraires. Basedon the questionnaireevaluation,it is found that safety culture in that facilities generally is good enough, but has still to be enhanced. PENDAHULUAN Aspek keselamatan selalu menjadi perhatian utama dalam setiap penerapanteknologi umumnya dan teknologi nuklir khususnya. Sehingga di setiap negara yangmemanfaatkan teknologinuklir selalu mempunyai Badan Regulasi Nuklir yang bertugas mengawasi penggunaan dan penerapan tenaga nuklir agar tidak melanggar aturanyangtelah ditentukan, yang intinya adalah mencegahsejauh mungkinresiko bahaya nuklir. Aspek keselamatandi fasilitaslperalatan yang menggunakan tenaga nuklir atau radiasi saat semakin menjadi sorotan, menyusul berbagai kecelakaan radiasi yang terjadi, teristimewa terjadinya kecelakaan parah pada Reaktor Daya Chernobyl. Dari kejadian-kejadian tersebut Badan Tenaga Atom mternasional lAEA (International Atomic Energy Agency) mempromosikan isu Budaya Keselamatat\ (Sqfety Culture), serta menjadikannya sebagai bagiandari pertahanan berlapis (defencein depth). Walaupun padaawalnya terminologiBudaya Keselamatan tersebut terutama diterapkan pada industri nuklir (reaktordaya), narnun padapertemuan tentangKeselarnatan dipertimbangkan bahwabudaya keselarnatan dapat diterapkan baik pada berbagai kegiatan yang memeliki potensi bahaya sekecil apapun, tennasuk diantaranya pada reaktor fiset, fasilitas nuklir hingga kegiatan lain yang bahkan sarna sekali tidak ada hubungannya dengan nuklir atauradiasi. Di Indonesia budayakeselarnata11 tertuang dalarn UU No. 10 Tahun 1997 Tentang Undang Undang TenagaNuklir. Pada PenjelasanPasal 15, yaitu pasaltentang tujuan dan maksud pengawasan, dinyatakan bahwa budaya keselarnatan mempersyaratkan agar semua kewajiban yang berkaitan dengan keselarnatan harus dilaksanakall secara benar, seksarna, clan penuh rasa tanggungjawab. Dengan pernyataan ini diharapkan tujuan clan maksud pengawasan dapattercapai, yaitu dengan pelaksanaan yang dimulai dari sifat clan sikap pada seluruh tingkat orgalusasi clan individu. Penggunaan tcknologi nuktir atau dall teknologi radiasi di Indonesia dilakasanakan teristimewa oleh Badall Tenaga Nuklir Nasional, Q

SIKAP TERHADAP KESELAMA T AN DARI PEKERJA RADIASI ...digilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Statuta/vol1no1Agustus-Nop-2000/Yusri_H.pdf5. Tingkat Kecelakaan Kerja Tingkat kecelakaan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SIKAP TERHADAP KESELAMA T AN DARI PEKERJA RADIASI ...digilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Statuta/vol1no1Agustus-Nop-2000/Yusri_H.pdf5. Tingkat Kecelakaan Kerja Tingkat kecelakaan

BulelinKeselamalan STATUTA, Vol. I,No. I, Agustus-Nopember2000: 8-14

SIKAP TERHADAP KESELAMA T AN DARI PEKERJA RADIASI RUMAHSAKITDAN INDUSTRI INDONESIA

Yusri, H.**& Johnny Situmorang***Badan Pengawas Tenaga Nuklir

*Pusat Pengembangan Teknologi Keselamatan Nuklir,

ABSTRAKSIKAP TERHADAP KESEUMATAN DARI PEKERJA RADIASI RUMAHSAKIT DAN INDUSTRIINDONESIA. Telah dilakukan sunJei mengenai sikap terhadap keselamatan bagi pekelja radiasi di rumahsakit danindustri Indonesia. SunJei ini bertujuan untuk mempelaj'ari implementasi budaya keselamatan. SunJei dilakukandengan cara mendistribusikan kuesioner ke peke1J'a radiasi di lingkungan rumahsakit dan industri, dan diantaranyayang balik adalah 69 dari peke1J'a radiasi rumahsakit dan 85 dari pekelja radiasi industri.. Berdasarkan evaluasijawaban kuesioner tersebut didapatkan bahwa budaya keselamatan di kedua lingkungan kelja tersebut secara umumcukup baik tetapi masih dapat dan masih perlu ditingkatkan.

ABSTRACTATTITUDE TO SAFETY OF RADIATION WORKER IN HOSPITAL AND INDUSTRI. A "~urvey on safetyculture of hospitals and industries for radiation worker"~ ha.~ been carried out. Thi.~ "~urvey was intended to "I'tudysafety culture in hospitals and industries. Survey was perfomled by distributing questionnaire to radiation worker inhospitals and industries, and there are 69 radiation worker of haspitals and 85 radiation worker of industrie.1' whichare sent back the questionaraires. Based on the questionnaire evaluation, it is found that safety culture in thatfacilities generally is good enough, but has still to be enhanced.

PENDAHULUAN

Aspek keselamatan selalu menjadi

perhatian utama dalam setiap penerapan teknologi

umumnya dan teknologi nuklir khususnya. Sehingga

di setiap negara yang memanfaatkan teknologi nuklir

selalu mempunyai Badan Regulasi Nuklir yang

bertugas mengawasi penggunaan dan penerapan

tenaga nuklir agar tidak melanggar aturan yang telah

ditentukan, yang intinya adalah mencegah sejauh

mungkin resiko bahaya nuklir.

Aspek keselamatan di fasilitaslperalatan

yang menggunakan tenaga nuklir atau radiasi saat

semakin menjadi sorotan, menyusul berbagai

kecelakaan radiasi yang terjadi, teristimewa

terjadinya kecelakaan parah pada Reaktor Daya

Chernobyl. Dari kejadian-kejadian tersebut Badan

Tenaga Atom mternasional lAEA (International

Atomic Energy Agency) mempromosikan isu Budaya

Keselamatat\ (Sqfety Culture), serta menjadikannya

sebagai bagian dari pertahanan berlapis (defence in

depth). Walaupun pada awalnya terminologi Budaya

Keselamatan tersebut terutama diterapkan pada

industri nuklir (reaktor daya), narnun pada pertemuan

tentang Keselarnatan dipertimbangkan bahwa budaya

keselarnatan dapat diterapkan baik pada berbagai

kegiatan yang memeliki potensi bahaya sekecil

apapun, tennasuk diantaranya pada reaktor fiset,

fasilitas nuklir hingga kegiatan lain yang bahkan

sarna sekali tidak ada hubungannya dengan nuklir

atau radiasi.

Di Indonesia budaya keselarnata11 tertuang

dalarn UU No. 10 Tahun 1997 Tentang Undang

Undang Tenaga Nuklir. Pada Penjelasan Pasal 15,

yaitu pasal tentang tujuan dan maksud pengawasan,

dinyatakan bahwa budaya keselarnatan

mempersyaratkan agar semua kewajiban yang

berkaitan dengan keselarnatan harus dilaksanakall

secara benar, seksarna, clan penuh rasa

tanggungjawab. Dengan pernyataan ini diharapkan

tujuan clan maksud pengawasan dapat tercapai, yaitu

dengan pelaksanaan yang dimulai dari sifat clan sikap

pada seluruh tingkat orgalusasi clan individu.

Penggunaan tcknologi nuktir atau dall

teknologi radiasi di Indonesia dilakasanakan

teristimewa oleh Badall Tenaga Nuklir Nasional,

Q

Page 2: SIKAP TERHADAP KESELAMA T AN DARI PEKERJA RADIASI ...digilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Statuta/vol1no1Agustus-Nop-2000/Yusri_H.pdf5. Tingkat Kecelakaan Kerja Tingkat kecelakaan

Sikap terhadap Keselamatan Dari Pekerja RadiasiDi Lingkungan Rumahsakit Dan Industri Indonesia, Yusri

yaitu berupa penelitian di bidang teknologi nuklir clan

pengkajian terhadap kemungkinan pengembangan

teknologi nuklir untuk Pembagkit Listrik Tenaga

Nuklir (PL TN). Selain penggunaan di atas tersebut,

pada rumahsakit clan industri penggunaan teknologi

nuklir pada umumnya terbatas pada teknologi radiasi

yang ditujukan untuk pengecekan kesehatan

(misalnya roentgen) pada rumahsakit, clan inspeksi

perlengkapan (misalnya radiografi) pada industri.

Namun demikian, untuk seluruh .kegiatan .tersebut,

kesiapan sumber clara manusia clan manajemen

maupun teknologinya juga hams cukup memadai.

Survei budaya keselamatan ini diharapkan

akan memberikan gambaran tentang tingkat budaya

keselamatan di rumahsakit clan industri, khususnya

pada kegiatan yang berhubungan dcngat1 tcknologi

nuklir atau radiasi.

berhati-hati terhadap selurull kegiatan. Selain itu

individu juga harns mampu clan mudah untuk

mengadakan komunikasi.

Individu sebagai manajer harns mempunyai

tanggungjawab dan mampu menentukan pemantaum\

praktek kerja untuk menjamin kehati-hatian bekerja

dan kualitas kerja, menerapkan kompetensi star dan

memberikan penghargam\ dan sm1ksi. Ymlg harns

diingat adalah seorang manajer harns mampu

memberikan tauladan mengetlai komitmen terhadap

budaya keselamatan.

Individu sebagai pengambil kebijakan

membuat keputusan tentang kebijaksanaan

keselamatan untuk organisasi, operasi atau untuk

bagian regulasi. Pembuat keputusan membuat

deklarasi tental\g keselmnatan UI\tuk kcndali diri

bempa' institusi administratif dan mcngadakan

kualifikasi sumber daya.

Budaya keselamatan juga mempakan

karakteristik yang diperlukan untuk l~encapai

keselamatan di instalasi nuklir sehingga harns dapat

dinilai statusnya untuk meningkatkan dml

mempertahm1kannya pada tingkat optimum. Penilaian

ini harns konsisten dengan kecendemngan umum

dalam pengoperasian suatu instalasi, .sehingga adanya

masalah keselmnatan operasional dapat dimnut ke

belakang pada masalah budaya keselamatan. Adalah

bijaksana UI\tuk mengantisipasi dan mengidentifikasi

indikator ymlg akan memberikan kontribusi ymlg

paling berpengamh sebelum masalah terjadi.

Indikator-indikator irti tidak akan menunjukkan

tingkat budaya keselamatan suatu organisasi, tetapi

lebih menunjukkan proses untuk memperbaiki

beberapa sumber masalah terhadap budaya

keselamatan.

EVALUASI BUDAYA KESELAMATAN DI

RUMAHSAKIT DAN INDUSTRI

Indikator budaya keselamatan yang

digunakan dalam survei ini adalah: efektivitas

prosedur keselamatan kerja, tingkat keselamatan

kerja, sikap terhadap keselamatan kerja, perhatian

KONSEP BUDAYA KESELAMATAN

International Nuclear Safety Advisory

Group (lNSAG) mendefinisikan Budaya keselamatan

adalah [I, 2] :

Budaya Keselamatan merupakan paduan

antara sifat clan sikap dalam organisasi clan

individu yang menekankan pentingnya

keselamatan.

Sifat universal budaya keselamatan untuk

semua jenis aktivitas pada semua level baik

organisasi maupun individu adalah:

-Kesadaran individu (individual awareness)

-Pengetahuan clan kemampuan (knowledge and

competence)

-Komitmen (Commitment)

-Motivasi (Motivation)

-Pengawasan (supervision)

-Tanggungjawab (responsibility)Sifat universal ini merupakan suatu kesatuan yang

utuh. Selain itu juga menempatkan individu tidak

selalu berlaku hanya sebagai individu melainkan pada

beberapa individu berlaku sebagai manajer atau

pengambil keputusan.

Individu sebagai individu harns mempunyai

perasaan ingin tahu clan pendekatan yang teliti serta

9

Page 3: SIKAP TERHADAP KESELAMA T AN DARI PEKERJA RADIASI ...digilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Statuta/vol1no1Agustus-Nop-2000/Yusri_H.pdf5. Tingkat Kecelakaan Kerja Tingkat kecelakaan

Bulelin Keselamatan STATUTA, Vol. I, No. I, Agustus-Nopember 2000: 8-14

pimpinaJl terhadap keselamatan kelja dan tingkat

kecelakaan kerja.

penilaian terhadap karyawan. Selain itu, pimpinan

mempunyai wewenang yang besar dalam menentukwl

kebijakan-kebijakan mengenai keselamatan kerja.

Komunikasi yang baik antara pimpinan dan star juga

sangat mexnbantu dalam menentukwl kebijakan-

kebijakan mengenai keselamatan.

5. Tingkat Kecelakaan Kerja

Tingkat kecelakaan kerja merupakan

catataIl mengenai kecelakaan kerja yaxlg pernah

dialami karyawan selama bekerja. Tingkat

kecelakaan kerja, sebagaimana tingkat keselamatan

kerja, merupakan suatu ukuran keselaxnatan yang bisa

di pertaIlgglmgj a wabkaxl.

1. Efektivitas Prosedur Keselamlltan Kerja

Efektivitas prosedur keselamatan kerja

dapat diukur dari pengetahuan dan pemahaman

prosedur keselamatan dan seberapa besar prosedur

tersebut diMggap mwnpu mcmberikal1 mwlt'aat daJl

kemudahal1 pclaksanaarulya, dengM

mcmpcrtiInbwlgkM situasi daJl kondisi tempat

lingkUllgM kerja. Prosedur YWlg baik harus ketat,

untuk menjamin bahwa kecelakaan sekecil apapun

yang diakibatkM oleh kelcmallwl prosedur tersebut,

tidak akal1 teljadi.

2. Tingkat Keselamatan Kerja

Tingkat keselarnata11 kerja merupakan suatu

ukuran yang nyata terhadap budaya keselarnatan

karena palulg bisa dipertanggungjawabkan. Tingkat

keselarnatan kerja mengindikasikan apakah

organisasi yang bersangkuta11 memperhatikan dan

menerapkml aspek keselmnatan kerja. Tingkat

keselmnatan kerja meliputi tingkat keselarnatan

perorangan dan tingkat keselarnatan secara umum

dalarn satu unit kerja.

TATA KERJA

Survei dilakukan dengan cara penyebaraIl

kuesioner. Kuesioner terdiri daTi 39 pertanyaan YaI1g

berhubungan dengan indikator budaya keselamata11

yang digunakaIl. Cuplikan yang diarnbil wltuk survei

ini adalah beberapa nunah sakit dan industri yang

dilakukan secara acak. Cuplikan berasal daTi

berbagai nunahsakit daIl industri tanpa membedakan

jenis kelarnin, WUuf, masa kerja, jabatan dan lain

sebagainya.3. Sikap terhadap Keselamatan Kerja

Sikap terhadap keselalnataIl kerja adalah

sikap moral psikologis terhadap keselamatan keIja.

Sikap terhadap keselamatan kerja sangat penting

karena menentukan seberapa besar perhatian

seseorang terhadap keselamatan keIja. Keselamatan

mestinya dapat dianggap suatu pre stasi yang tingkat

pelaksanaaJU1ya dapat diusahakan. Sikap terhadap

keselamatan juga dipengaruhi oleh lingkWlgan keIja

dan perilaku orang-orang yang ada disekitarnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari seluruh kuesioner yang didistribusikan

tidak semuanya kembali. Kuesioner yang kembali

masing-masing dari pekerja radiasi 69 clan dari

pekerj!l radiasi industri 85.

Setelah melakukan evaluasi terhadap kuesioner dari

enam unit tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Efektivitas Prosedur Keselamatan Kerja

Berdasarkan basil evaluasi kuesioner pada

pekerja radiasi didapatkan tanggapaI1 terhadap

prosedur keselamatan kerja di lingkUl1gaI1 rwuahsakit

: 42,4% baik, 16,7% sedang, dan 40,9 % kurang dan

di lingkungan industri 46,2% baik, 14,3% sedang,

dan 39,6% kurang seperti ditunjukkan pacta Gambar

l.a dan b. Efektivitas prosedur keseiamataI1 dinilai

4. Perhatian Pimpinan terhadap Keselamatan

Kerja

Perhatian pimpinan terhadap keselamatan

kerja sangat berpeng~ terhadap usaha

meningkatkan keselamatan kerja. Pimpinan

mempunyai wewenang dalam hal pengawasan dan

10

Page 4: SIKAP TERHADAP KESELAMA T AN DARI PEKERJA RADIASI ...digilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Statuta/vol1no1Agustus-Nop-2000/Yusri_H.pdf5. Tingkat Kecelakaan Kerja Tingkat kecelakaan

Sikap terhadap Keselamatan Dari Pekerja RadiasiDi Lingkungan Rumahsakit Dan Industri Indonesia, Yusri

I1]

BAlK

kurang, terutama dalam hal adanya pelangaran-

pelanggaran tcrhadap prosedur kesclamatan. Tetapi

pada dasarnya 61 % responden setuju dengan

pernyataan bahwa "orang yang bekerja dengan

prosedur keselamatan senantiasa akan selamat"

(pertanyaan nomor 33 dalam kuesioner). Sedangkan

berdasarkan evaluasi kuesioner kedua lingkungan

terse but, lingkUl1gat1 memberikan tanggapan yang

paling baik terhadap efektivitas prosedur keselamatan

kerja.

SEDANG.~. ::::.:::::.. .,. :::::.;

'w

(a) tanggapan responden rumahsakit

~

BAlK

BAlK

SEDANG

KURANG ,.~ ::.(b) tanggapan responden industri

(a) tanggapan responden rumahsakitGambar 2. Grafik Tallggapan I~cspol\dcl\ tcrhadap

Tingkat Keselamatan Kcrja

3. Pcrhatian Pimpinan tcrhadap Kcsclamatan

Kerja

Perhatian pitnpinan terhadap keselamatan

kerja di lingkungan rumahsakit: 52,5% baik, 20,0%

sedang, clan 27,5 % kurang clan di lingkungan

industri 59,5% baik, 11,1% seclang, clan 29,4%

kurang seperti dinmjukkan pada Gambar 3.a clan b.

Baik pekerja radiasi di lingkungan rumah sakit

maupun di lingkungan industri memberikan

tanggapan yang baik terhadap perhatian pimpinan

terhadap keselamatan kerja. Di kedua lingkungan

temyata bahwa tanggapan terhadap perhatiall

pitnpinan akall keselamatan kerja adalah baik.

Perhatian pimpinan terhadap keselamatan kerja

paling menonjol pada sikap mcnganjurkan bekerja

dengan aman (Q.No. 5) clan memberikan prioritas

terhadap masalah keselamatan dengan menyediakan

waktu cukup banyak (Q. No. 27).

KURANG

rambar I. Grafik Tanggapan Responden terhadapEfektivitas Prosedur Keselamatan Kerja

2. Tingkat Keselamatan Kerja

Tingkat keselamatan kerja di dapatkan di

lingkungan rumahsakit : 61,4% baik, 22,3% sedang,

dan 16,2 % kurang dan di lingkungan industri 78,2%

baik, 12,2% sedang, dan 9,7% kurang seperti

ditunjukkan pada Gambar 2.a clan b. Masing-masing

lingk-ungan memberikan tanggapan "baik" terhadap

tingkat keselamatan kerja. Umumnya sikap terhadap

tingkat keselamatan kerja adalah baik, demikian pula

kepercayaan terhadap tingkat keselamatan keja

kelompok kerja lainnya adalah baik.

Page 5: SIKAP TERHADAP KESELAMA T AN DARI PEKERJA RADIASI ...digilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Statuta/vol1no1Agustus-Nop-2000/Yusri_H.pdf5. Tingkat Kecelakaan Kerja Tingkat kecelakaan

BuletinKeselamatan STATUTA Vol. I,No. I,Agustus-Nopember2000: 8-14

Gambar 4. Graflk Tanggapan Responden terhadapSikap terhadap Keselamatan Kerja.

5. Tingkat Kecelakaan kerja.

Dari 69 responden yang berasallingkungan

rtunahsakit dengan mass kerja rata-rata 8,8 tahW1

(antara I saInpai 27 tahW1), hw1ya I responden YW1g

pemah mengalami kecelakaan kerja, yaitu responden

dengan pengalaman kerja 18 tahW1. Sementara di

lingkw1gan industri dari 85 responden dengw1 masa

kerja rata-rata 7,6 tahW1 (antara I sampai 30 tahW1),

ada 6 responden yang pemah mengalwni kecelakaal1

kerja, yaitu responden dengan pengalwuUl1 kerja 2, 6,

15,16,20 dan 22 tahW1. Dengan demikian responden

yang pemah mengalUlni kecelakaal1 kerja mcmpunyai

masa kerja an~a 2 sampai 22 tahW1. Sedangkan

sebagai akibat kecelakaan kerja tersebut yang tidak

masuk kerja tidak diberikan. Berdasarkan survei ini

dapat dikatakan bahwa tingkat kecelakaal1 kerja

adalah relatif kecil. Responden yang pemah

mengalami kecelakaan kerja ada daTi responden

dengan kurang berpengalaman hingga responden

dengan pengalamana yang cukup, rata-rata !nasa

kerja responden tersebut adalah 14 tahW1, ini berarti

kecelakaan yang terjadi bukan karena kurangnya

pengalaman dalam menangani pekerjaan.

Gambar 3. Graflk Tanggapan Responden terhadapPerhatian Pimpinan terhadapKeselamatan Kelja.

4. Sikap terbadap Keselamatan Kerja

Sikap terhadap keselamatall kerja di

lingkungan rumahsakit : 44,5% baik, 16,5% sedang,

dan 39,5 % wang dan di lingkungan industri 46,8%

baik, 10,3% sedang, dan 42,9% kw-ang seperti

ditunjukkan pada Gambar 3.a dan b. Bila

dibandingkan antara kedua lingkungan tersebut, rnaka

tanggapan terbaik diberikan oleh pekelja radiasi di

lingkungan industri. Namun demikian, tanggapan

wang juga diberikan oleh pekelja radiasi

dilingkungan industri.

KESIMPULAN

Berdasarkan evaluasi jawaban kuesioner

dari pekerja radiasi di lingkilllgan rurnahsakit dan

lingkilllgan industri diperoleh bahwa tingkat sikap

terhadap keselmnatan kerja cukup baik (52,2 %

12

Page 6: SIKAP TERHADAP KESELAMA T AN DARI PEKERJA RADIASI ...digilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Statuta/vol1no1Agustus-Nop-2000/Yusri_H.pdf5. Tingkat Kecelakaan Kerja Tingkat kecelakaan

VI LIIlgJ.UllguJl i"UIII"il;,d).ll UuJllilU~U I ilIUVII""I", ,,"",II

UCAPAN TERIMA KASrn

Kami mengucapkan terima kasih kepada

responden yang telah berparpatisipasi pada pengisian

kuesioner survei ini, dan pihak yang turut serta

menyebarkan clan mengumpulkan kuisioner.

DAFTAR ACUAN

1. IAEA, SAFETY SERIES No. 75-INSAG-4, pp.

4-5 Vienna, 1991

2. IAEA, TECDOC- 743 ASCOT Guidelines, pp. 1,

14, Vienna

jawaban haik, 18 % jawahan .redang, don 33 %

jawaban kurang baik). Dari lima indikator budaya

kcsclamatan yang dicvaluasi, tanggapan buruk adalah

terhadap efektivitas prosedur keselamatan clan sistem

keselamatan (39,5 s.d. 42,9 % jawaban kurang),

semen tara tingkat keselamatan kerja dijawab cukup

baik (61,6 clan 78,2 % menyatakan baik). Tanggapan

terhadap kelima indikator budaya keselamatan yang

dievaluasi mempunyai kecenderungan bahwa 52,2 %

jawabanyang menyatakan indikator tersebut adalah

baik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa

sccara umum tingkat kincrja budaya keselamatan

kerja baik di lingkungan rumah sakit maupun di

lingkungan industri masih dapat clan masih perlu

ditingkatkan.

LAMPIRAN

DAFT AR PERT ANY AAN P ADA KUESIONER

I Pertanvaan-pertanvaan van!! berhubun!!an den!!an Efektivitas Prosedur Keselamatan Keria (EP):

I Prosedur keselamatan kami terlalu ketalrosedur keselamatan setalu bisa dilaksanakani temoat keria sava selalu berguna/bermanfaat.

EP5

,

25I Orang yang bekelja dengan prosedur keselamatan senantiasa stan selamat.

Bila berkaitan dengan keselamatan, kebanyakan orang di tempat sara bekerja sesungguhtlya Itidak men!!etahui ana van!! seharusnva mereka keriakan

EP7

I EP8 I 7 I Di tempatkeIia kami terdapat banyak pelanggaran terhadap prosedur keselamatan.

I pe~a!!Y~J}erianvaan van!! berhubun!!an den~aDTinl!~!tKeselamatanKe~ia (KS):I Secara ~~ bidang kami terdapat sikaD keselamatan ya!!~, KSI \ 2

12

Orang-orang di tempat saya ketja lebih memperhatikan keselamatan dibanding orang-orangya-ngbeked~d~U!!itkerja yang lain. -

KS2KS3 IS Se -

KS4 20 SeKS5 30 Tin

I ~~tl~Y~-J)ertanvaan van!! berhubungan~enl!an Sikan terhadap Keselamata_'-1:~ria (SK):~I SeluroI1-hal dipertimban*~~- ~ya puas d~pekerjaan saya,I SKII '.S~~umkondisi lingkungan keria say!! !:I:lem~gkinkan saya W1tuk bek~l:ia deng8n~.!~eberapa rekan sekeria saya m~s_ili selalu berbuat kesalahan ~ay~g berbahayal!I BeberalJa kary~~ tidak merasa perlu berbua~~u dengan arnan.

Hila d;lam percakapan. says mengangkat ten tang keselamatan. biasanya orang engganmembicarakan hal ini.

SK7 16

..I

A a.

Ji a saya awa If en g ese ama ya sepanJang w u saya I an pemah melakukan

oekeri~ saya.

I SK8 'T7\I-,~

13

Page 7: SIKAP TERHADAP KESELAMA T AN DARI PEKERJA RADIASI ...digilib.batan.go.id/e-jurnal/Artikel/Buletin-Statuta/vol1no1Agustus-Nop-2000/Yusri_H.pdf5. Tingkat Kecelakaan Kerja Tingkat kecelakaan

Buillin KISI18m818n STATUTA, Vol. I, No. I, Aguslus-Nopl:mbl:f 2UUU : 8-14

'~lO I ~;~c~e2~~~~~~:~~~~~pe~u1~. ~p~p~ yang kami l~an.-~Tidak seluruh kecelakaan dapat dihindari, orang yang terkena kecelakaan itu hanya karena sialsa1a.

I ~7SKII ~j2