Upload
komunitasembun
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Siaran Pers
Siaran Pers :
Tentang ;
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN ANCAMAN TERHADAP EKOSISTEM KALI BEKASI"
( Termasuk Sungai/Kali Lainnya di Kota Bekasi dan Sekitarnya )
Bahwa sungai /atau Kali, memiliki fungsi strategis sebagai bagian penting komponen dalam
kehidupan manusia, hewan, tumbuhan maupun udara. Dengan melestarikan fungsi sungai melalui
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air yang baik secara bijak, terencana dan teratur,
maka sungai dapat menjadi sumber air baku dan air minum yang sehat. Selain itu peran dan fungsi
sungai sebagai sarana drainase mengalirkan air, menyerap air limpahan air hujan dan genagan air
sekaligus pengendali banjir. Sungai dibutuhkan untuk dimanfaatkan untuk keperluan kegiatan ekonomi
perikanan, peternakan, pertanian, kegiatan ekowisata, olah raga air, juga rekreasi.
Kawasan aliran sungai dan sempadan sungai atau secara ekologi disebut Reparian, merupakan Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang ekosistem repariannya tersusun atas interaksi habitat dengan populasi
tumbuhan dan hewan pada wilayah daratan yang bersinggungan dengan dan dipengaruhi oleh aliran
sungai.
Vegetasi sempadan sungai sangat penting bagi biota, karena akar dan batang yang tenggelam dalam air
menyediakan habitat alami serta tempat berlindung bagi ikan dan biota sungai lainnya.
Kota Bekasi dilewati sekitar 12 sungai/kali. Khususnya (Sungai)Kali Bekasi atau kali
Chandrabagha nama asli dulu, mengalir dalam kota Bekasi yang terhubung dengan kali Malang yang
mengalir ke DKI Jakarta dan kali Gomati yang merupakan sodetan dari kali Bekasi yang dialirkan mulai
dari sekarang, belakang kantor Polres Bekasi, mengalir melalui Asrama Haji, Pintu Air, Stasiun Bekasi
terus menuju Babelan. Dari hulu kali Bekasi merupakan perpaduan sungai Cikeas dan sungai Cileungsi
yang berasal dari Kabupaten Bogor sarta Kali Malang yang bersinggungan dengan DKI Jakarta.
Keberadaan Kali Bekasi khususnya, merupakan bagian dari perjalanan sejarah yang berperan strategis
bagi perkembangan masyarakat Bekasi, sejak zaman Raja Purnawarman berkuasa, zaman kolonial dan
hingga kini.
Saat ini Kali Bekasi khususnya, cukup memprihatinkan. Dengan adanya laju kepadatan penduduk,
perkembangan pembangunan pemukiman, perilaku negatif dan berbagai aktifitas domestik masyarakat
maupun aktifitas dunia usaha dan perdagangan termasuk Rumah Sakit, kegiatan perusahaan industri
(pabrik), telah mengakibatkan kualitas air sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS) kali Bekasi menjadi
tercemar berat. Kali Bekasi masih menjadi sarana dan sasaran langsung pembuangan atau mengalirkan
limbah dan sampah, baik langsung ataupun memanfaatkan kali/saluran yang bermuara atau mengalir ke
kali Bekasi.
Siaran Pers
Bahwa berbagai regulasi oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota Bekasi sebagai kebijakan
untuk melakukan langkah-langkah strategis terhadap Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Sumber Daya Air, Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Baku dan Sungai
termasuk Pengelolaan Sampah.
Mempelajari kebijakan oleh pemerintah melalui peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah
ataupun peraturan daerah sudah cukup baik, akan tetapi implementasinya terkesan asal, hilang pedoman
atau hilang tujuan, dan cenderung mandek.
Hal dimaksud sama artinya dengan pembiaran secara sengaja oleh para pihak yang bertanggung jawab.
Beberapa temuan dan kejadian yang merupakan indikasi telah terjadi pencemaran lingkungan dan
ancaman hilangnya ekosistem pada sungai/kali Bekasi, menimbulkan kekhawatiran dan keprihatinan
sekaligus kepedulian kami LSM Komunitas Embun untuk memberikan pernyataan keprihatinan dan
masukan sebagai berikut ;
1. Kematian ikan di kali Bekasi dan kali Malang yang terjadi dipertengahan tahun 2012 dan awal
2013, sebagai akibat pencemaran oleh limbah beracun. Indikasi pengamatan kami berasal dari
pembuangan limbah detergen dari salah satu pabrik industri sabun detergen di daerah
Kecamatan Rawa Lumbu.
2. Adanya bau tidak sedap (busuk) dari kali Bekasi yang terendus pada bulan September 2013,
dapat dipastikan berasal dari bangkai binatang. Penelusuran di hampir sepanjang Daerah Aliran
Sungai (DAS) dan ditemukan kantong-kantong plastik berukuran besar yang di dalamnya berisi
bangkai ayam dan isi perut serta kotoran ayam lainnya, ada yang tertambat di tepian sungai atau
tersangkut di kaki jembatan dan/ atau tenggelam mengendap di dasar sungai akibat
pendangkalan aliran sungai. Untuk hal tersebut diperkirakan berasal dari pembuangan usaha
potong/pedagang ayam di pasar yang berdekatan dengan DAS sungai/kali Bekasi.
3. Sungai/Kali Bekasi masih menjadi Tong Sampah bagi sebagian warga Kota Bekasi, sebab
hingga hari ini masih saja ditemukan tumpukan sampah di daerah sempadan sungai dan di aliran
sungai. Penertiban berupa himbauan melalui Papan dan spanduk untuk larangan membuang
sampah ke sungai tidak efektif dan tidak menimbulkan hasil maksimal. Pemerintah Kota Bekasi
harus menetapkan suatu kebijakan untuk memperlakukan Sungai/Kali Bekasi termasuk Kali
Malang dan kali lainnya bersifat terencaana secara berkesinambungan dan efektif, terukur dan
tentu di dukung serta terpatuhi oleh warga kota Bekasi. Melakukan tindakan tegas penutupan
titik-titik sampah dan terhadap aktifitas pembuangan atau pencemar sungai benar-benar
diberlakukan penerapan sangsi yang berat dan transparan.
4. Penangkapan Satwa/binatang liar di habitat DAS (Daerah Aliran Sungai), khususnya Biawak
dan Ular di sungai/kali Bekasi oleh warga untuk diperdagangkan. Binatang biawak yang
ditangkap dan di awetkan, ada yang mencapai panjang 1,5 meter, demikian juga ular- berbagai
jenis,
Kekhawatiran sangat mungkin akan terjadi ketidak-seimbangan ekosistem dalam lingkaran
rantai makanan pada lingkungan perairan DAS dan dapat berakibat pengembangbiakan yang
tidak teratur dan tidak seimbang. Ketimpangan lingkungan akibat Ekosistem yang dirusak dapat
berakibat buruk baik siklus ekologi lingkungan dan tentu berpengaruh bagi keselamatan
manusia. Oleh karena ekosistem merupakan hubungan timbalbalik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya, dimana adanya tatanan kesatuan yang utuh serta menyeluruh antar unsur dan
saling mempengaruhi.
Siaran Pers
5. Penebangan dan kematian pepohonan sempadan sungai, khususnya pohon bambu termasuk
pohon bambu kuning yang pernah di tanam atau digiatkan oleh Pemkot Bekasi di tahun 2011.
Pohon-pohon bambu yang setelah ditebang begitu saja ditinggal mati atau selalu dipangkas
sehingga tidak tumbuh tinggi, demikian pula tidak terdapat kesadaran dan inisiatif untuk
menanam tambah/ganti oleh penebang atau warga pemukim di DAS, selain itu cabang/ranting,
daun atau sampah penebangan pepohonan dihanyutkan ke sungai.
6. Pembangunan Perumahan dan Pemukiman yang bersinggungan dengan DAS, ada yang
menggunakan, menghilangkan dan/atau tidak menyediakan wilayah sempadan sungai. Hal ini
harus ditindak dan menetapkan status quo terhadap adanya bangunan pada bantaran kali untuk
kemudian dibongkar.
Sungai harus di bebaskan dari adanya pembangunan fisik di sempadan sungai dan modifikasi
teknik dengan mengubah aliran sungai seperti pembangunan bendungan, talud atau
pelengsengan tebing sungai, karena akan mengubah karakter hidroulik sungai dan
menghilangkan vegetasi asli sempadan sungai.
7. Manfaat Kali Bekasi - termasuk kali Malang dan kali lainnya, bagi sebagian warga Kota
Bekasi saat ini masih dimanfaatkan untuk keperluan pengairan pertanian, perkebunan,
peternakan ikan dan kolam pemancingan dan kegiatan ekonomi lainnya seperti menjala dan
memancing ikan.
Begitu pula kebutuhan air minum yang disalurkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Bekasi, menggunakan sumber air dari Kali Bekasi. Akibat pencemaran yang terjadi tentu
membutuhkan tekhnologi, biaya dan waktu untuk menghasilkan air bersih yang layak konsumsi.
Data BPLH Kota Bekasi 2011(RPJPD Kota Bekasi 2005-2025), tentang status kelas dan mutu
air sungai utama di kota Bekasi, telah terjadi pencemaran berat Kali Bekasi. Sangat
mengkhawatirkan dan berpengaruh negatif terhadap pengguna air dan kualitas lingkungan kota
Bekasi.
Patut dipertanyakan, tidak atau belum adanya tindakan hukum dan publikasi secara transparan
terhadap para pencemar lingkungan sungai di Kota Bekasi.
Untuk itu pentingnyanya perhatian dan peran nyata dan kontinyu pemerintah, khususnya
Permerintah Kota Bekasi sangat diperlukan.
Bahwa perlakuan Kali Bekasi oleh Pemerintah Kota Bekasi masih sebatas objek program
sekaligus objek anggaran melalui program sambil lalu dan bersifat insidentil dalam kebijakan
program pembangunan Lingkungan Hidup. Terbukti dengan program kali bersih yang hanya
memajang papan nama Program dan tidak berhasil membuat Kali Bekasi - termasuk kali
Malang, menjadi bersih dan bebas sampah, selain program penghijauan dengan tanaman bambu
kuning yang hanya sekali menanam kemudian terbiarkan mati sendiri atau lenyap karena
berbagai sebab.
Harusnya Kali Bekasi - termasuk kali Malang dan kali lainnya, dapat dipandang sebagai subjek
sumber daya daerah yang dapat berpera-serta dalam kemajuan pembangunan di Kota Bekasi.
Dengan melalui program pengelolaan fungsi dan peran perairan Kali Bekasi termasuk kali
Malang dan kali lainnya, secara kreatif, teratur dan bersinambungan sehingga dapat turut
berkontribusi positif terhadap kemajuan Kota Bekasi.
8. Konservasi dan Perlindungan Garis Sempadan Sungai(Kali) Bekasi dan Kali Malang, harus
menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kota Bekasi dan bekerjasama dengan
Pemerintah Kabupaten Bogor, Pemerintah provinsi Jawa Barat serta Pemerintah DKI Jakarta,
Siaran Pers
berdasarkan azas manfaat. Untuk secara sungguh-sungguh dan kontinyu melakukan konservasi
dan penghentian dan/atau pembatasan pemanfatan sempadan sungai, palung sungai, danau
paparan banjir dan dataran banjir. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011,
ditetapkan bahwa untuk kawasan perkotaan, Garis Sempadan Sungai (GSS)sungai kedalaman <
3 meter untuk sungai tidak bertanggul 10 meter dan bertanggul 3 meter dari tepi luar kaki
tanggul. Sungai kedalaman 3-20 meter GSS 15 meter. Bentuk perspektif Sempadan Sungai
diilustrasikan sebagaimana gambar terlampir.
Dengan perlindungan yang dilakukan terhadap aliran pemeliharaan sungai dan ruas restorasi
sungai maka dapat mengembalikan sungai ke kondisi alami dengan melalui kegiatan fisik dan
rekayasa secara vegetasi. Terhadap sempadan sungai harus dilakukan perlindungan melalui
pembatasan pemanfaatan sempadan sungai melalui tindakan yang tegas dan transparan.
Pemerintah harus dapat memetakan, menentukan dan menetapkan lebar sempadan Kali Bekasi
dan Kali Lainnya di Kota Bekasi, yang dapat dilakukan secara mudah berdasarkan data ekologi,
morfologi dan hidraulik sungai, karena dapat diukur dan disesuaikan dengan kondisi lokal
sungai. Selain itu sesuai cara banjir rencana, yang mungkin sulit dilakukan untuk memetakan
dan merencanakan luas genangan banjir.
Kesehatan ekologis sempadan sungai tidak sekadar tergambar dari banyaknya jenis tumbuhan
dan hewan yang hidup di sana tetapi peran tumbuhan dalam menjaga kestabilan tebing sungai
dan memelihara keseimbangan ekosistem.
Siaran Pers Komunitas EMBUN (Embun Community) ini merupakan suatu bentuk
penyataan keprihatan dan masukan terhadap kondisi dan penanganan pengelolaan (Sungai)Kali Bekasi
dan Kali Malang kepada Pemerintah Kota dan Masyarakat Kota Bekasi khusus, Pemerintah Kabupaten
Bogor, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintrah Pusat, agar
benar-benar peduli dan menyelenggarakan program yang konstruktif dan efektif dalam memperlakukan
sumber daya alam sungai secara baik dan benar.
Komunitas Embun sangat paduli dan untuk kami telah menyiapkan program untuk berperan serta
menyelamatkan sumber daya air utamanya di kota Bekasi. Untuk itu kami telah membuat perencanaan
dan menyiapkan Proposal 2(dua)Program yang akan dilaksanakan diawal tahun depan 2014, yaitu ;
1. Program ; Kampanye Peduli Kali Bekasi
2. Program ; Gerakan Perlakuan Sampah
Kami berharap adanya dukungan dan bantuan berbagai pihak untuk terselenggaranya program dimaksud.
Demikian kami sampaikan dan atas perhatian dan tanggapan positif semua komponen
bersangkutan kami sampaikan banyak terima kasih.
Bekasi, 25 Oktober 2013
Hormat kami
Komunitas EMBUN
Ketua / Direktur Eksekutif Sekretaris
M. Thaha Pattiiha Adi Supriadi
Siaran Pers
Lampiran :
1. Ilustrasi bentuk perspektif Sempadan Sungai
2. Regulasi tentang sungai dan/atau berkaitan dengan lingkungan Sungai, al ;
- Undang-Undang RI No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air
- Undang-Undang RI No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah
- Undang-Undang RI No. 32 /2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup
- Peraturan Pemerintah RI No. 82 / 2001 tentang PengelolaanKualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
- Peraturan Pemerintah RI No. 82 /2011 tentang Baku Mutu Air
- Peraturan Pemerintah RI No. 27 /2012 tentang Izin Lingkungan
- Peraturan Pemerintah RI No.81 /2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga
- Peraturan Gubernur Jawa Barat No.69/2005 tentang Mutu Air
- Peraturan Daerah Kota Bekasi No.15 /2011 tentang Pengelolaan Sampah Di Kota Bekasi.
3. Tentang Komunitas Embun ;
Komunitas EMBUN atau/ EMBUN Community adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
untuk Perlindungan Lingkungan & Ekosistem.
Visi :
Misi : Perlindungan Lingkungan & Ekosistem ; Melalui Persahabatan dengan Lingkungan,
Bermitra dengan Komunitas, Setiap Merawat Alam, Tebar Keindahan dan Kesejukan,
Sebening Embun.
4. Kali Bekasi,
Ilustrasi
Kondisi Bahaya ;