143
UPAYA PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN LITERASI INFORMASI SISWA : STUDI KASUS PERPUSTAKAAN SEKOLAH AN-NISAA’ PONDOK AREN-BINTARO Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: SHOELIHATUL BADRIAH NIM : 105025001028 JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.

SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

UPAYA PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN

LITERASI INFORMASI SISWA : STUDI KASUS

PERPUSTAKAAN SEKOLAH

AN-NISAA’ PONDOK AREN-BINTARO

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

SHOELIHATUL BADRIAH

NIM : 105025001028

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H./2009 M.

Page 2: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

UPAYA PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN

LITERASI INFORMASI SISWA : STUDI KASUS

PERPUSTAKAAN SEKOLAH AN-NISAA’

PONDOK AREN-BINTARO

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Shoelihatul Badriah

NIM : 105025001028

Di Bawah Bimbingan :

Drs. Rizal Saiful-Haq, MA

NIP. 19530319 199504 1 001

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 3: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul UPAYA PERPUSTAKAAN DALAM

MENINGKATKAN LITERASI INFORMASI SISWA : STUDI KASUS DI

SEKOLAH AN-NISAA’ PONDOK AREN-BINTARO telah diujikan dalam

Sidang Munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 03 Desember 2009 . Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) pada Program

Studi Ilmu Perpustakaan.

Jakarta, 22 Desember 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

Drs. Rizal Saiful-Haq, MA Pungki Purnomo, MLIS

NIP. 19530319 199504 1 001 NIP. 19641215 199903 1 005

Penguji Pembimbing

Ida Farida, MLIS Drs. Rizal Saiful-Haq, MA

NIP. 19700407 200003 2 003 NIP. 19530319 199504 1 001

Page 4: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Desember 2009

Shoelihatul Badriah

Page 5: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

ABSTRAK

SHOELIHATUL BADRIAH

Upaya Perpustakaan Dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siswa : Studi

Kasus Perpustakaan Sekolah An-nisaa’ Pondok Aren-Bintaro

Skripsi ini membahas tentang “Upaya perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi siswa : studi kasus Perpustakaan Sekolah An-nisaa’ Pondok

Aren-Bintaro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya apa

saja yang dilakukan pihak perpustakaan dalam meningkatkan kemampuan siswa

yang mengarah ke literasi informasi. Sehingga perpustakaan juga berperan aktif

dalam pengembangan dan peningkatan kemampuan siswa, tidak hanya diserahkan

kepada pihak sekolah (guru) yang dilakukan di dalam kelas.

Metode penelitian dilakukan melalui penelitian deskriprif dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan

September-Oktober 2009. Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan

metode observasi dengan melakukan pengamatan langsung, sedangkan untuk

wawancara hanya ditunjukkan kepada kepala perpustakaan dan guru. Dan untuk

kuesioner disebar kepada siswa kelas 5 SD dengan populasi penelitian siswa kelas

5 sebesar 75 siswa yang terdiri atas 3 kelas. Adapun sampel yang digunakan

sebanyak 24 responden atau 32 % dari keseluruhan dengan menggunakan teknik purposive sample yang diatur berdasarkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara global perpustakaan sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi informasi siswa dengan mengadakan berbagai

program kegiatan baik yang bersifat interen maupun yang berkolaborasi dengan sekolah, yang dilakukan kepada seluruh siswa. Dalam pembentukan program

perpustakaan disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan. Sehingga pihak perpustakaan memasukkan program-program pembelajaran yang disesuaikan

dengan tingkat masing-masing kelas. Selain itu, terintegrasinya jadwal

perpustakaan di jadwal sekolah memberikan kemudahan bagi perpustakaan dalam

menjalankan program yang telah dicanangkan. Selanjutnya penulis juga

melakukan uji pengetahuan dan pemahaman untuk para siswa yang berjumlah 7

pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa

mengenai keterampilan dalam memperoleh informasi di perpustakaan. Setelah

semua jawaban diolah diperoleh hasil akumulatif dari keseluruhan yaitu berkisar

92 % tingkat ketepatan menjawab. Sehingga hasil dari uji pemahaman bisa

memperlihatkan bahwa usaha-usaha yang diberikan oleh perpustakaan berdampak

positif terhadap literasi informasi.

Page 6: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir kuliah

(Skripsi) tepat pada waktunya. Untuk menyekesaikan skripsi ini, penulis

mengambil judul tentang “Upaya Perpustakaan dalam Meningkatkan Literasi

Informasi Siswa : studi kasus Perpustakaan Sekolah An-nisaa’ Pondok Aren-

Bintaro” yang merupakan hasil penelitian selama penulis melakukan kegiatan

penelitian yang dilakukan di Perpustakaan An-nisaa’.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu hal yang dapat dijadikan

pengalaman lebih bagi penulis didalam mengetahui dunia perpustakaan demi

menunjang pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Serta membeikan

sumbangsih terhadap perpustakaan ang dilakukan penelitian serta memberikan

manfaat bagi semua pihak yang terkait.

Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan

dari berbagai pihak yang mendukung. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan kesabaran dalam

berbagai aktifitas yang penulis lakukan.

2. Kedua orang tua, adik, kakak dan beserta keluarga besar saya yang selalu

mendukung dalam pengerjaan penulisan laporan ini.

Page 7: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

3. Kepada Bapak Abdul Chair selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

4. Bapak Drs. Rizal Saiful-Haq, MA selaku Ketua Jurusan dan Dosen

Pembimbing skripsi yang baik sehingga dapat membimbing penulis

sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Wakil Ketua Jurusan.

6. Ibu Ida Farida, MLIS selaku penguji penulis yang baik sehingga dapat

membimbing penulis dalam perbaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan

ilmu yang berharga terhadap penulis.

8. Seluruh staff dan karyawan di Perpustakaan An-nisaa’ terutama kepada

Ibu Teta dan Bapak Fendi yang senantiasa membantu penulis jika

mengalami kesulitan pada saat melakukan penelitian, serta seluruh siswa-

siswi di Sekolah An-nisaa’ yang menjadi obyek dari penelitian yang telah

banyak membantu.

9. Untuk para guru di P.P. Al-Munawwariyah dan terutama untuk Romo

Kyai beserta keluarga terima kasih atas semua ilmu yang telah diberikan

kepada penulis mudah-mudahan ilmu yang diberikan bisa bermanfaat.

10. Seluruh teman-teman di UIN terutama jurusan ilmu perpustakaan angkatan

2005 yang sangat penulis sayangi. Dan wabil khusus untuk dita, erna,

imas, nining, dan nunung thank you so much karena telah menjadi teman

dan sahabat penulis baik senang maupun duka and “Thanks U Full”.

11. Untuk sahabatku tersayang desi dan anisa tetap berjuang kita pasti bisa.

Thanks atas segala dukungannya “I Love U So Much”.

Page 8: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

12. Dan semua pihak yang ikut terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu terima kasih atas segala dukungannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dan masih ada kekurangan hal ini karena adanya keterbatasan dari penulis,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

menunjang kesempurnaan dari Tugas Akhir kuliah (Skripsi). Penulis berharap

skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para

pembacanya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 14 Desember 2009

Penulis

Page 9: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah ................................................ 5

2. Perumusan Masalah .................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .......................................................... 6

E. Metodologi Penelitian ..................................................... 6

F. Sistematika Penulisan ..................................................... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Perpustakaan Sekolah

1. Pengertian dan Tujuan .............................................. 12

2. Tugas dan Fungsi ...................................................... 17

3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia ..................... 19

B. Kebijakan Perpustakaan Sekolah

1. Misi Perpustakaan ..................................................... 27

2. Komponen-Komponen Kerangka Kebijakan ........... 28

Page 10: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

3. Unsur-Unsur Utama Perpustakaan ........................... 36

C. Program Perpustakaan Sekolah ...................................... 40

D. Literasi Informasi

1. Konsep dan Pengertian Literasi Informasi ............... 44

2. Landasan dan Prospek .............................................. 47

3. Program Literasi Informasi di Sekolah ..................... 54

E. Menunjang Kurikulum Sekolah ...................................... 57

BAB III PROFIL SEKOLAH DAN PERPUSTAKAAN

A. Sekolah An-nisaa’

1. Profil Singkat ............................................................ 60

2. Konsep Sekolah ........................................................ 61

3. Kurikulum ................................................................. 61

4. Metode Pembelajaran ............................................... 62

B. Perpustakaan sekolah An-nisaa’

1. Profil Singkat ............................................................ 62

2. Visi dan Misi ............................................................. 63

3. Struktur Organisasi ................................................... 64

4. Kedudukan Perpustakaan .......................................... 67

5. Sumber Daya Manusia .............................................. 68

6. Sarana dan Prasarana Perpustakaan .......................... 68

7. Jenis Koleksi dan Layanan Perpustakaan ................. 69

8. Kerjasama Perpustakaan ........................................... 72

Page 11: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

9. Program Perpustakaan .............................................. 72

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data ..................................... 76

B. Perolehan Data

1. Usaha Meningkatkan Literasi Informasi Siswa ....... 78

2. Program Perpustakaan Mendukung Kurikulum

Sekolah .................................................................... 86

3. Hambatan dan Solusi ............................................... 89

4. Hasil Kuesioner dan Pembahasan ........................... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................... 115

B. Saran .............................................................................. 117

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 119

LAMPIRAN

Page 12: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

DAFTAR TABEL

A. Kompetensi Perpustakaan Sekolah

Table 1 : Kompetensi kepala perpustakaan sekolah/madrasah ........ 48

Tabel 2 : Kompetensi tenaga perpustakaan sekolah/madrasah ….... 49

B. Identitas Responden

Tabel 3 : Kuesioner yang diedarkan ………………………………. 90

Tabel 4 : Jenis kelamin responden ………………………………… 91

Tabel 5 : Asal kelas responden ……………………………………. 92

C. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan

Tabel 6 : Kunjungan ke perpustakaan …………………………….. 93

Tabel 7 : Jadwal khusus …………………………………………… 94

D. Penggunaan Perpustakaan

Tabel 8 : Dapat menggunakan internet ……………………………. 95

Tabel 9 : Asal belajar menggunakan internet .................................... 96

Tabel 10 : Dapat menggunakan OPAC .............................................. 97

Tabel 11 : Asal belajar menggunakan internet ................................... 97

Tabel 12 : Siswa didampingi guru ketika kunjungan ke perpustakaan. 98

Tabel 13 : Sumber informasi yang sering digunakan ………………. 99

Tabel 14 : Persepsi siswa terhadap penggunaan koleksi perpustakaan

dalam penyelesaian tugas………………………………... 100

Tabel 15 : Persepsi siswa terhadap penggunaan koleksi perpustakaan

yang digunakan oleh guru ……………………………… 101

Page 13: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Tabel 16 : Koleksi yang digunakan guru dalam mengajar ……….... 102

Tabel 17 : Acara perpustakaan yang sering digunakan ……………. 104

Tabel 18 : Program perpustakaan yang paling disenangi ……..…… 105

Tabel 19 : Perasaan siswa terhadap program perpustakaan …..……. 105

Tabel 20 : Manfaat perpustakaan dalam proses pembelajaran ……... 106

E. Uji Pengetahuan dan Pemahaman Siswa

Tabel 21 : Menemukan arti sebuah istilah ……………………….… 108

Tabel 22 : Koleksi non fiksi ………………………………..……… 109

Tabel 23 : Koleksi fiksi ……………………………..……………... 110

Tabel 24 : Mencari informasi riwayat hidup seseorang……………. 111

Tabel 25 : Mencari berita terbaru ……………..…………………… 112

Tabel 26 : Mencari letak geografis ……..………………………….. 113

Tabel 27 : Koleksi audio visual …..………………………………… 114

F. Diagram

Diagram 1 : Gambar stuktur organisasi ……………..……………….. 65

Page 14: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya informasi seperti sekarang ini menyebabkan

terjadinya ledakan informasi (information explosion) yang tidak bisa

dihindarkan. Hal tersebut sangat wajar mengingat banyaknya informasi yang

tersedia baik tertulis, terekam maupun digital yang setiap saat bertambah dan

beredar dikalangan masyarakat pada umumnya. Tidak terbendungnya

informasi yang beredar menjadikan era sekarang dinamakan dengan era

informasi.

Dalam era informasi ini, tiap orang atau individu harus mempunyai

alat atau sarana yang diperlukan untuk berhubungan dengan informasi yang

ada. Kita menyadari bahwa berbagai jenis sarana yang dipelajari dan

digunakan akan membantu mereka dalam mengatasi berbagai pemasalahan

secara efektif dan efisien. Namun, tanpa adanya pengetahuan dan

keterampilan dalam memanfaatkan berbagai sarana informasi yang ada, maka

segala perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan yang begitu cepat dan

kompleks akan sulit diantisipasi oleh siapa saja (Farida, dkk, 2005 : 9).

Dengan adanya permasalahan seperti itu maka, seorang pustakawan perlu

melakukan upaya penanggulangan dengan kemampuan yang mereka miliki

yang sering dilupakan. Berbagai upaya yang dilakukan pustakawan melalui

Page 15: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

sarana perpustakaan memberikan dampak yang positif bagi setiap orang yang

menerimanya.

Pemanfaatan perpustakaan selalu diupayakan pada perpustakaan-

perpustakaan umum maupun perpustakaan yang berada dilingkungan sekolah.

Namun tidak dapat dipungkiri perpustakaan sekolah hendaknya lebih intensif

dalam membimbing dan mengarahkan setiap penggunanya dibandingkan

dengan perpustakaan lain. Hal ini dipicu oleh kenyataan bahwa perpustakaan

sekolah merupakan bagian integral dari proses pendidikan yang ada di

sekolah. Perpustakaan sekolah dapat diterapkan dari tingkat sekolah dasar

sampai menengah ke atas bahkan bisa juga sampai ketingkat perguruan tinggi.

Pada tingkat sekolah dasar siswa mulai diperkenalkan pada informasi-

informasi yang ada. Sehingga pustakawan seharusnya lebih aktif dalam

mennyikapi dan mengatur perpustakaan supaya pada tingkat selanjutnya siswa

telah terbiasa dengan informasi-informasi yang ada. Dan juga melalui

perpustakaan, pustakawan hendaknya bekerjasama dengan pihak sekolah

dalam memonitor perkembangan anak pada setiap tingkat perkembangannya.

Di samping itu, pustakawan perlu pula memiliki kemampuan untuk dapat

mengajarkan keterampilan literasi informasi secara efektif, dan harus dapat

memilih cara yang paling baik bagi siswa untuk membangun kemampuan

mereka untuk berfikir kritis dan belajar secara mandiri.

Pengalaman pendidikan yang seharusnya diterima oleh siswa tidak

hanya meliputi aktifitas-aktifitas mengingat. Akan tetapi merupakan kegiatan

yang mencerminkan proses berfikir yang kompleks, dan di serap melalui

Page 16: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

energi kreatif dan kritis (Saiful-Haq, dkk, 2006 : 146). Hal ini dilandasi bahwa

bagaimanapun juga pembelajaran secara dini bagi siswa yang mengarah ke

literasi informasi sangat dibutuhkan oleh para siswa dalam proses

pembelajaran secara mandiri dalam mencari, menemukan dan mengevaluasi

informasi yang dibutuhkan.

Literasi informasi atau keberaksaan informasi atau information literacy

dalam bahasa asing merupakan istilah-istilah yang sama. Istilah tersebut masih

terdengar asing oleh sebagian orang walaupun tak sedikit pula yang sering

mendengar walaupun mereka terkadang tidak memahami arti sebenarnya dari

istilah tersebut. Secara sederhana istilah literasi informasi didefinisikan

sebagai kemampuan seseorang dalam menemukan dan menggunakan

informasi. (Farida, dkk, 2005 : 30).

Berbagai upaya pemberdayaan perpustakaan yang berada di

lingkungan sekolah perlu ditingkatkan dengan adanya fasilitas yang

menunjang serta adanya seorang pustakawan yang mengorganisir

perpustakaan. Perpustakaan sekolah dituntut untuk lebih intensif dalam

membantu siswa yang mengacu pada kurikulum sekolah. Sehingga seorang

pustakawan di sini dianjurkan untuk tidak hanya terperangkap oleh pekerjaan

yang bersifat teknis yang sering kali kita temui di sebuah lembaga, instansi

atau bahkan tak jarang kita temui di sekolah-sekolah, akan tetapi mereka juga

harus memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pendidik yang akan

mengantarkan anak-anak didiknya untuk mengembangkan tingkat

kemampuannya.

Page 17: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Dalam penjelasan Undang-Undang Negara Republik Indonesia No. 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pada penjelasan

umum alinea keempat dinyatakan bahwa salah satu misi pendidikan nasional

adalah membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa

secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan

masyarakat belajar (Saiful-Haq, 2006a : 77). Dengan disediakannya

perpustakaan yang di beri fasilitas dengan adanya progran-program

didalamnya akan mengantarkan siswa untuk mengembangkan potensi yang

dimilikinya.

Hal ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh Perpustakaan An-

nisaa’. Perpustakaan An-nisaa’ tidak hanya digunakan sebagai tempat atau

ruang untuk menyimpan koleksi. Tetapi bagi mereka, perpustakaan

merupakan sarana yang digunakan untuk membimbing siswa-siswi di sekolah

yang diperuntukkan untuk meningkatkan literasi informasi siswa. Di sini,

perpustakaan membuat program-program yang diselenggarakan di

perpustakaan yang disesuaikan dengan tingkat kelas masing-masing. Sehingga

siswa tidak hanya belajar di ruang kelas tetapi siswa juga di ajak untuk

mengeksplor imajinasinya dan kreativitasnya di perpustakaan yang di bimbing

langsung oleh seorang pustakawan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diutarakan di atas, maka penulis

merasa tertarik untuk menggali lebih dalam tentang permasalahan tersebut.

Adapun tema yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah ”Upaya

Page 18: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Perpustakaan dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siswa : studi kasus di

Perpustakaan Sekolah An-Nisaa’ Pondok Aren-Bintaro”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang lebih luas dan agar penelitian

ini memberikan hasil yang maksimal, maka penelitian ini akan dibatasi

pada masalah upaya-upaya yang dilakukan oleh perpustakaan dalam

meningkatkan literasi informasi siswa di Perpustakaan An-nisaa’ yang

meliputi siswa kelas 5 pada tingkat sekolah dasar.

2. Perumusan Masalah

Selanjutnya penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Usaha apa saja yang diterapkan Perpustakaan An-nisaa’ dalam

meningkatkan literasi informasi siswa?

b. Apakah program perpustakaan mendukung kurikulum sekolah?

c. Bagaimana pihak perpustakaan menanggulangi segala hambatan yang

ditemui dan bagaimana solusinya?

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada pembatasan dan perumusan di atas maka penelitian ini

bertujuan :

1. Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh

perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi siswa di Sekolah

An-nisaa’.

Page 19: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

2. Untuk mengetahui apakah program perpustakaan terintegrasi dengan

kurikulum sekolah.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat yang menjadi kendala dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas serta solusinya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan memiliki dua

manfaat, akademis dan praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis, yaitu untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam meraih gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Fakultas Adab dan

Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakaan.

2. Manfaat Praktis, yaitu:

a. Bagi penulis sebagai sarana untuk menambah wawasan ilmu dalam

pelaksanaan Kepustakawanan.

b. Memberi kontribusi berupa masukan-masukan bagi kemajuan

instansi yang terkait, terutama pihak sekolah dan perpustakaan.

c. Memberikan informasi-informasi baru bagi dunia ilmu

pengetahuan khususnya bidang ilmu perpustakaan.

E. Metodologi Penelitian

1. Tipe Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif,

yaitu yang bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang

Page 20: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-

sebab dari suatu gejala tertentu (Sevilla, 1993 : 71).

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu

penelitian yang bertujuan untuk melakukan pengukuran terhadap gejala

yang ada pada saat penelitian dilakukan (Koentjaraningrat, 1991 : 251).

3. Jenis dan Sumber data

a. Data primer yaitu data yang bersumber dari responden yang ditemui

langsung di lapangan (lokasi penelitian) yaitu pengguna Perpustakaan

An-nisaa’.

b. Data sekunder yaitu data yang berasal dari kepustakaan, yang terdiri

dari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel yang berkaitan

dengan masalah-masalah yang akan diteliti.

4. Populasi dan Sampel

a. Kerlinger (1973) mendefinisikan populasi sebagai “keseluruhan

anggota, kejadian atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan

baik”(Sevilla, 1993 : 160). Sedangkan populasi untuk penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas 5 SD.

b. Ferguson (1976) mendefinisikan sampel adalah beberapa bagian kecil

atau cuplikan yang ditarik dari populasi (Singarimbun, 1991 : 150).

Berdasarkan pertimbangan untuk menghasilkan data yang akurat

maka, sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Page 21: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

5. Teknik Pengambilan Data

Adapun teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data

atau informasi dalam penelitian ini adalah :

a. Library Research (Riset Kepustakaan)

Dalam riset kepustakaan peneliti melakukannya dengan

mempelajari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel

dengan maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan

masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

b. Field Research (Penelitian Lapangan)

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data

secara langsung dari objek penelitian dengan cara :

1) Kuesioner, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara

kronologis dari yang umum mengarah ke yang khusus untuk

diberikan kepada responden (Subagyo, 1991: 5). Kuesioner berisi

pertanyaan mengenai responden.

2) Observasi, yaitu penulis mengamati secara langsung untuk

mendapaktan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

Observasi dilakukan sebagai tambahan dalam mengumpulkan data

yang diperlukan.

3) Wawancara dilakukan kepada pihak perpustakaan, dan guru

sekolah.

Page 22: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

6. Pengolahan dan Analisis Data

Dalam Penelitian data yang sudah diolah dituangkan dalam bentuk

tabel. Hasil jawaban dari responden kemudian dihitung prosentasenya.

Hasil tabulasi data kemudian dianalisis dalam bentuk penelitian. Analisis

data dimulai dengan analisis data kelompok demi kelompok. Setiap

analisis data diikuti dengan pengambilan kesimpulan sementara yang

merupakan hasil perbandingan antara data yang diperoleh dengan

prosentasenya. Selanjutnya diikuti dengan analisis secara keseluruhan.

Adapun rumus penghitungan data adalah sebagai berikut :

Keterangan :

P = Prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya.

N = Number of case (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

(Sudijojo, 1997 : 40).

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan daftar pustaka literatur yang digunakan, penulis

mengacu pada peraturan APA (American Psychological Association),

sedangkan untuk kutipan dan cara-cara mengutip serta tata cara penulisan

skripsi ini penulis mengacu pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : skripsi,

tesis, dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun sistematika

penulisan ini adalah sebagai berikut :

P =F/ N x 100 %

Page 23: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini berisi landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah

yang hendak diteliti, yaitu perpustakaan sekolah meliputi :

pengertian dan tujuan perpustakaan sekolah, tugas dan fungsi

perpustakaan sekolah, organisasi dan sumber daya manusia.

Kebijakan perpustakaan meliputi : misi perpustakaan, komponen-

komponen kerangka kebijakan, dan unsur-unsur utama

perpustakaan. Program perpustakaan sekolah dan Literasi

informasi yang meliputi : konsep dan pengertian literasi informasi,

landasan dan prospek, program literasi informasi di sekolah. Dan

yang terakhir menunjang kurikulum sekolah.

BAB III PEPUSTAKAAN AN-NISAA’

Bab ini berisi profil Sekolah An-nisaa’ meliputi : profil singkat,

konsep sekolah, kurikulum dan metode pembelajaran. Sedangkan

untuk Perpustakaan An-nisaa’ meliputi : profil singkat, visi dan

misi perpustakaan, struktur organisasi, kedudukan perpustakaan,

sumber daya manusia, sarana dan prasarana perpustakaan, jenis

Page 24: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

koleksi dan layanan perpustakaan, kerjasama perpustakaan, serta

program perpustakaan.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini merupakan hasil penelitian yang berisi tentang, usaha apa

saja yang dilakukan perpustakaan dalam rangka meningkatkan

literasi informasi siswa di Sekolah An-nisaa’. Program

perpustakaan mendukung kurikulum sekolah. Hambatan apa saja

yang ditemui dan bagaimana solusi untuk menangulanggi

hambatan yang terjadi, serta hasil angket dan pembahasannya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan solusi permasalahan yang diangkat

dan diteliti, serta saran yang diberikan untuk kemajuan

Perpustakaan An-nisaa’ dalam upaya perpustakaan dalam

meningkatkan literasi informasi siswa.

Page 25: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Perpustakaan Sekolah

1. Pengertian dan Tujuan Perpustakaan Sekolah

Sebelum kita mengetahui pengertian dari perpustakaan sekolah,

terlebih dahulu diberi batasan dari pengertian perpustakaan itu sendiri.

Pada abad ke-19 perpustakaan didefinisikan sebagai suatu gedung,

ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yanng dipelihara

dengan baik, dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat

tertentu (Surachman, 2007 : 1). Kemudian apabila dilihat secara umum

pengertian perpustakaan terbagi atas dua segi, yaitu :

a. Pengertian menurut bahasa

1) Dalam bahasa Indonesia istilah “perpustakaan” dibentuk dari kata

dasar “pustaka” yang berarti kitab/buku (Sulistyo-Basuki, 2003 :

1). Kemudian kata dasar “pustaka” ditambah awalan per” dan

akhiran ”an”. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia

perpustakaan diartikan sebagai “kumpulan buku-buku (bahan

bacaan, dan sebagainya). (Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1988 : 713).

2) Dalam bahasa Inggris disebut library yang berarti perpustakaan

3) Dalam bahasa Arab disebut al-maktabah yang berarti tempat

menyimpan buku-buku (Al Hamid, Zaid Husein, 1982 : 494).

Page 26: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

b. Pengertian menurut istilah

1) Menurut IFIA (International Federation of Library Associations

and Institutions).

“Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak dan non

tercetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang tersusun

secara sistematis untuk kepentingan pemakai”(Sulistyo-Basuki,

2003 : 5).

2) Menurut Sutarno NS, M. Si

“Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung atau

bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi,

yang disusun dan diatur sedemekian rupa sehingga mudah dicari

dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk

pembaca” (Sutarno NS, 2003 : 7).

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan yang

mengacu pada Keputusan Presiden RI No. 11 tahun 2000, disebutkan

bahwa perpustakaan adalah merupakan salah satu sarana pelestarian bahan

pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber

informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional (Surachman, 2007 :1).

Sedangkan untuk perpustakaan sekolah sendiri mempunyai

pengertian yaitu sebagai suatu kumpulan buku yang terorganisir,

ditempatkan di sekolah untuk digunakan oleh para guru atau murid.

Page 27: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Perpustakaan sekolah terdiri atas buku rujukan dan buku-buku untuk baca

di rumah, dan berada dalam perawatan seorang pustakawan profesional,

guru atau guru pustakawan. Perpustakaan sekolah dapat disebut sebagai

pusat bahan-bahan pengajaran (instructional material center), pusat

sumber belajar (learning resources center) atau pusat media (media

center) (Prytherch, 1990 : 649). Dan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan Pasal 23 Ayat 1 telah

disebutkan bahwasannya “Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan

perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan

memperhatikan standar nasional pendidikan”.

Adapun tujuan dari perpustakaan sekolah menurut buku

perpustakaan sekolah dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Tujuan umum

Perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat

kelengkapan pendidikan untuk bersama-sama dengan kelengkapan-

kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi

pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar

dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat

membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab

atas Pembangunan nasional yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.

Page 28: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

b. Tujuan khusus

1) Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca,

khususnya mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor

kehidupan.

2) Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta

memanfaatkan informasi.

3) Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan

pustaka secara tepat dan berhasil guna.

4) Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.

5) Memupuk minat dan bakat.

6) Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.

7) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan

usaha sendiri (Perpustakaan Nasional, 1992 : 10).

Dalam Manifesto perpustakaan sekolah telah dipaparkan tujuan

perpustakaan sekolah melalui butiran-butiran penting bagi

pengembangan literasi : literasi informasi, pengajaran, pembelajaran

dan kebudayaan serta jasa inti perpustakaan sekolah, yaitu yang

meliputi :

a. Memperluas sarana pendidikan sebagaimana digariskan dalam misi

dan kurikulum sekolah.

Page 29: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

b. Mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan anak dalam

kebiasaan dan keceriaan membaca dan belajar, serta menggunakan

perpustakaan sepanjang hayat mereka.

c. Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam

menciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan,

pemahaman, daya pikir dan keceriaan.

d. Mendukung semua murid dalam pembelajaran dan praktek

keterampilan mengevaluasi dan menggunakan informasi, tanpa

memandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan

berkomunikasi di komunitas.

e. Menyediakan akses sumber daya lokal, regional, nasional dan

global dan kesempatan pembelajaran menyingkap ide, pengalaman

dan opini yang beraneka ragam.

f. Mengorganisasi yang mendorong kesadaran serta kepekaan budaya

dan sosial.

g. Bekerja dengan murid, guru, administrator dan orang tua untuk

mencapai misi sekolah.

h. Menyatakan bahwa konsep kebebasan intelektual dan akses

informasi merupakan hal penting terciptanya warga negara yang

bertanggung jawab dan efektif serta partisipasi di alam demokrasi.

i. Promosi membaca dan sumber serta jasa perpustakaan sekolah

kepada seluruh komunitas sekolah dan masyarakat luas (IFLA,

2002 : 33).

Page 30: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah

merupakan sarana yang diperuntukkan bagi siswa/siswi agar mempunyai

keterampilan belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya

fikir mereka agar dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung

jawab.

2. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah diselenggarakan pada berbagai jenis dan

tingkatan sekolah. Tugas perpustakaan sekolah adalah memberikan

layanan informasi untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah

dalam rangka pelaksanaan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan di

sekolah (Mudjito , 2001 : 8). Tugas didirikannya perpustakaan sekolah

tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara

keseluruhan, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada

peserta didik (siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk

mengikuti pendidikan menengah. Perpustakaan sekolah sebagai bagian

integral dari sekolah, merupakan komponen utama pendidikan di sekolah,

diharapkan dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan tersebut (Yusuf,

et al , 2007 : 3).

Tugas pokok dan fungsi perpustakaan sekolah/madrasah perlu

dirumuskan dengan baik agar dapat dijadikan pedoman penyelenggaraan

dan pengembangan perpustakaan sekolah, baik untuk setiap unit sekolah,

maupun secara nasional. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan

hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi

Page 31: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat

membantu murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses

belajar mengajar. Oleh sebab itu, segala bahan pustaka yang dimiliki

perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar.

Agar dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan

bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta

selera para pembaca yang dalam hal ini adalah murid-murid (Bafadal,

2001 : 5).

Davies menyatakan bahwa fungsi utama perpustakaan sekolah

adalah berpartisipasi dalam pendidikan murid-murid dan untuk

melaksanakan program pendidikan dengan bekerjasama secara langsung

dengan guru untuk memfasilitasi kegiatan pengajaran (Herring, 1982 : 72).

Ada beberapa fungsi perpustakaan sekolah, yaitu sebagai berikut :

a. Membantu para siswa melakukan penelitian dan membantu

menemukan keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran

yang didapatnya di dalam kelas.

b. Memupuk daya kritis siswa

c. Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa dengan

adanya berbagai buku tentang keterampilan-keterampilan yang

meningkatkan daya kreasi siswa

d. Tempat untuk melestarikan kebudayaan. Adanya koleksi-koleksi

karya sastra dan budaya dari masa ke masa, siswa dapat

mempelajari dari perpustakaan

Page 32: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

e. Sebagai pusat penerangan. Berbagai informasi-informasi

perkembangan zaman sebagai penerangan bagi siswa untuk

berpijak pada zamannya

f. Menjadi pusat dokumentasi. Berbagi dokumen-dokumen sekolah

baik dari hasil karya siswa ataupun dokumen lainnya yang

berharga untuk dikenang dan diketahui para siswa tahun-tahun

berikutnya bahkan bisa menjadi pendorong untuk maju.

g. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan, cerita-cerita fiksi

yang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangan

setelah sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas. Masuk

perpustakaan dan membaca bacaan segar merupakan rekreasi yang

sehat dan tetap mendidik (Milburga, 1991 :81).

Dapat disimpulkan bahwasannya tugas pokok perpustakaan

sekolah tidak lain berkaitan erat dengan kedudukannya sebagai salah satu

sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di

sekolah yang mendukung tugas sekolah secara keseluruhan yang berkaitan

dengan kurikulum sekolah. Sedangkan fungsi perpustakaan sekolah adalah

bekerjasama dengan guru untuk mengembangkan kemampuan siswa pada

bidang pendidikan, keilmuan dan kebudayaan. Sehingga dapat

meningkatkan kemampuan literasi siswa.

3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Organisasi merupakan aspek penting dalam suatu lembaga,

termasuk perpustakaan sekolah. Suatu organisasi tidak saja

Page 33: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

menggambarkan bagian-bagian atau aspek-aspek kegiatan suatu lembaga,

tetapi juga berkaitan dengan pelaksanaan atau pegawai yang akan

melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Di samping itu, suatu organisasi

juga akan memberikan deskripsi bagaimana suatu bagian atau staf di

dalam suatu organisasi bekerja. Bagaimana satu bagian berhubungan

dengan bagian lainnya di dalam suatu perpustakaan, dan bagaimana

perpustakaan berhubungan dengan organisasi atau lembaga lainnya

(Sismanto, 2007 : 14). Adapun pengertian dari organisasi perpustakaan

adalah wadah kegiatan orang-orang atau para pengelola (karyawan atau

petugas atau personil) yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dalam

rangka mengelola suatu perpustakaan (Bangun, 1992 : 191).

Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah,

Pekerjaan mengorganisasi di perpustakaan sekolah adalah "Rangkaian

kegiatan mengelompokkan pekerjaan serta orang yang akan mengerjakan

pekerjaan tersebut, menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari

masing masing individu dan menetapkan hubungan antara unit-unit kerja

yang ada untuk mencapai tujuan dari Perpustakaan Sekolah".

Sedangkan perpustakaan sekolah ditinjau dari struktur

organisasinya dapat dibagi atas dua kelompok :

a. Secara makro

Organisasi perpustakaan sekolah secara makro menggambarkan

kedudukan perpustakaan sekolah dalam organisasi sekolah secara

keseluruhan.

Page 34: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

b. Secara mikro

Organisasi perpustakaan sekolah secara mikro menggambarkan

kedudukan unit-unit seluruhan organisasi perpustakaan sekolah

(Zahara, 2003 : 1).

Dalam struktur makro sekolah, seperti tercantum dalam manifesto

IFLA atau UNESCO, keberadaan suatu perpustakaan merupakan bagiam

integral dari proses pendidikan di sekolah. Hal ini berarti perpustakaan

sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mensukseskan

program-program dan kegiatan sekolah dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan yang telah diterapkan (Sismanto, 2007 : 14).

Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa organisasi

perpustakaan sekolah terbagi dalam dua sub yakni makro dan mikro.

Dimana kedua sub tersebut berhubungan langsung mulai dari lingkup

yang lebih kecil yaitu unit-unit perpustakaan sendiri sampai dengan

lingkup yang lebih luas atau besar yaitu sekolah dalam pembelajaran.

Faktor lain yang penting dalam pengelolaan perpustakaan sekolah

adalah mengenai sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya. Kita

sering menemui bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan perpustakaan

hanya menjadi pekerjaan sampingan sehingga tidak dikelola secara baik.

Bahkan dalam beberapa kasus ketiadaan sumber daya manusia ini

membuat sekolah sama sekali tidak memperdulikan adanya perpustakaan

sebagai bagian integral dari sistem pendidikannya (Saiful-Haq, 2007 : 24).

Page 35: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Menurut pedoman perpustakaan sekolah IFLA atau UNESCO sumber

daya manusia mencakup :

a. Tenaga Perpustakaan

Pengertian “tenaga”, dalam konteks ini, adalah pustakawan dan

asisten pustakawan berkualifikasi. Di samping itu, mungkin masih ada

tenaga penunjang, seperti para guru, teknisi, orang tua murid dan berbagai

jenis relawan. Pustakawan sekolah hendaknya memiliki pendidikan

profesional dan berkualifikasi, dengan pelatihan tambahan di bidang teori

pendidikan dan metodologi pembelajaran. Tenaga perpustakaan

didalamnya terdiri dari 2 peran yaitu :

1) Peran Pustakawan Sekolah

Peran utama pustakawan adalah memberikan sumbangan pada

misi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan

mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan

sekolah. Dalam kerjasama dengan senior manajemen sekolah,

administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan

rencana dan implementasi kurikulum. Pustakawan memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan

informasi dan pemecahan masalah informasi serta keahlian dalam

menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik.

Pengetahuan, keterampilan dan keahlian pustakawan sekolah mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat sekolah tertentu.

Page 36: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

2) Peran Asisten Pustakawan

Asisten pustakawan melaporkan kepada pustakawan serta

membantunya sesuai dengan fungsinya. Asisten pustakawan harus

memiliki keterampilan dasar kepustakawanan. Bila belum memiliki

keterampilan dasar kepustakawanan, maka perpustakaan sekolah akan

memberikannya. Beberapa tugas pekerjaan asisten pustakawan,

meliputi : kegiatan rutin, menyusun materi perpustakaan di rak,

peminjaman, mengembalikan materi perpustakaan ke rak serta

pengolahan materi perpustakaan (IFLA, 2002 : 14).

Untuk peraturan IFLA sudah banyak digunakan oleh negara-negara

maju seperti Kanada, Amerika bahkan Malaysia karena di dalamnya

mencakup peran dari pustakawan tersebut. Namun di Indonesia belum

secara keseluruhan menggunakan peraturan ini dikarenakan tidak

terpenuhinya keadaan perpustakaan sekolah yang masih jarang ditemui.

Namun negara kita telah membuat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No. 25 tahun 2008 yang di dalamnya membahas

tentang standar tenaga perpustakaan sekolah atau madarasah seperti yang

dijabarkan di bawah ini.

Sedangkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia No. 25 tahun 2008 tentang Standard Tenaga Perpustakaan

Sekolah/Madrasah :

a. Pasal 1 alinea 1 di dalamya mencakup kepala perpustakaan

sekolah/madrasah dan tenaga perpustakaan sekolah/madrasah.

Page 37: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

b. Pasal 1 alinea 2 standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah

sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 yang tercamtum pada

lampiran Peraturan Menteri.

Sebagaimana terdapat pada Lampiran Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 25 tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang

Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut :

a. Kualifikasi

Setiap sekolah/madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang

mempunyai jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah lebih dari satu

orang, mempunyai lebih dari enam rombongan belajar (rombel), serta

memiliki koleksi minimal 1000 (seribu) judul materi perpustakaan dapat

mengangkat kepala perpustakaan sekolah/madrasah.

1) Kepala perpustakaan sekolah/madrasah yang melalui jalur pendidik

Kepala perpustakaan sekolah/madrasah harus memenuhi syarat :

a) Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau

sarjana (S1);

b) Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan

sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh

pemerintah;

c) Masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.

2) Kepala perpustakaan sekolah/madrasah yang melalui jalur tenaga

kependidikan. Kepala perpustakaan sekolah dan madrasah harus

memenuhi salah satu syarat berikut :

Page 38: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

a) Berkualifikasi Diploma dua (D2) Ilmu Perpustakaan dan

Informasi bagi pustakawan dengan masa kerja minimal 4

tahun; atau

b) Berkualifikasi diploma dua (D2) Non-Ilmu Perpustakaan dan

Informasi dengan sertifikat kompetensi pengelolaan

perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan

oleh pemerintah dengan masa kerja minimal 4 tahun di

perpustakaan sekolah/madrasah.

3) Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Setiap perpustakaan sekolah/madrasah memiliki sekurang-

kurangnya satu tenaga perpustakaan Sekolah/madrasah yang

berkualifikasi SMA atau yang sederajat dan bersertifikat

kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari

lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah (Sholeh, 2008 : 138).

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa ketenagaan

perpustakaan sekolah dari IFLA dibagi menjadi dua yaitu pustakawan

sekolah dan asisten pustakawan sedangkan untuk ketenagaan perpustakaan

sekolah menurut Peraturan Menteri mencakup kepala perpustakaan

sekolah/madrasah dan tenaga perpustakaan sekolah/madrasah. Untuk

Peraturan menteri tidak mencantumkan nama pustakawan tapi

menggunakan istilah tenaga perpustakaan.

Page 39: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

B. Kebijakan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah hendaknya dikelola dalam kerangka kerja

kebijakan yang tersusun secara jelas. Kebijakan perpustakaan sekolah disusun

dengan mempertimbangkan berbagai kebijakan dan kebutuhan sekolah yang

menyeluruh, serta mencerminkan etos, tujuan dan sasaran maupun kenyataan

sekolah. Kebijakan tersebut menentukan kapan, di mana, untuk siapa dan oleh

siapa potensi maksimal akan dilaksanakan. Kebijakan perpustakaan akan

dapat dilaksanakan bila komunitas sekolah mendukung dan memberikan

sumbangan pada maksud dan tujuan yang ditetapkan di dalam kebijakan.

Karena itu, kebijakan tersebut harus tertulis dengan sebanyak mungkin

keterlibatan yang berjalan secara dinamis, melalui banyak konsultasi yang

dapat diterangkan, serta hendaknya disebarkan seluas mungkin melalui media

cetak (IFLA, 2002 : 6).

Kebijakan tentang pentingnya peran perpustakaan dalam sistem

pendidikan perlu jelas sehingga peran perpustakaan benar-benar dapat

menunjang proses berbagai aktifitas pembelajar. Semua pihak seperti

pemerintah, kepala sekolah atau rektor, guru atau dosen, dan para stokeholder

lainnya harus terlibat langsung dalam membuat rumusan tersebut. Dokumen

rumusan dan berbagai rencana pelaksanaan tersebut harus jelas menyatakan

tentang peran perpustakaan dalam sistem pendidikan yang sangat terkait

dengan aspek-aspek berikut :

a. Kurikulum sekolah

b. Metode pembelajaran di sekolah

Page 40: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

c. Memenuhi berbagai standar dan kriteria lokal maupun nasional

d. Berbagai kebutuhan pembelajaran siswa pengembangan pribadi

e. Berbagai kebutuhan pengajaran bagi staf

f. Meningkatkan prestasi dan mutu pendidikan (Purnomo, 2006 : 135).

1. Misi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah menyediakan jasa pembelajaran, buku dan

sumber daya yang memungkinkan semua anggota komunitas sekolah

menjadi pemikir kritis dan pengguna informasi yang efektif dalam

berbagai format dan media. Perpustakaan sekolah berhubungan dengan

jaringan perpustakaan dan informasi yang lebih luas sesuai dengan prinsip

Manifesto Perpustakaan Umum yang dikeluarkan UNESCO. Staf

perpustakaan menunjang penggunaan buku dan sumber informasi lainnya,

mulai dari buku fiksi sampai dokumenter, dari tercetak sampai elektronik,

yang tersedia di sekolah maupun tempat lain. Materi tersebut melengkapi

dan memperkaya buku ajar, bahan dan metodologi mengajar.

Telah terbukti, jika para pustakawan dan guru bekerja sama, maka

murid akan mencapai tingkat literasi, kemampuan membaca, belajar,

memecahkan masalah serta keterampilan teknologi informasi dan

komunikasi yang lebih tinggi. Jasa perpustakaan sekolah harus

diselenggarakan secara adil dan merata bagi semua anggota komunitas

sekolah tanpa membeda-bedakan umur, ras, jenis kelamin, agama,

kebangsaan, bahasa, status profesional ataupun sosial. Jasa dan materi

khusus perpustakaan harus disediakan bagi mereka yang tak mampu

Page 41: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

menggunakan arus utama jasa dan materi perpustakaan. Akses ke jasa dan

koleksi perpustakaan hendaknya didasarkan pada Deklarasi Hak Asasi

Manusia dan Kebebasan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tidak terikat

pada segala bentuk ideologi, politik dan sensor agama, ataupun tekanan

perdagangan (IFLA, 2002 : 32).

2. Komponen-Komponen Kerangka Kebijakan

Komponen yang memberikan sumbangan ikut ambil bagian dalam

perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dan efektif secara

maksimal adalah sebagai berikut :

a. Anggaran dan Pendanaan

Perpustakaan sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi

dan berlanjut untuk tenaga yang terlatih, materi perpustakaan,

teknologi dan fasilitas serta aksesnya harus bebas biaya. Untuk

menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari

anggaran sekolah, butir berikut penting artinya :

1) Memahami proses penganggaran sekolah

2) Menyadari jadwal siklus anggaran

3) Mengenal siapa yang menjadi tenaga penting

4) Memastikan bahwa segala kebutuhan perpustakaan teridentifikasi.

Page 42: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Dalam merencanankan anggaran komponen rencana anggaran

berikut mencakup :

1) Biaya pengadaan sumberdaya baru (misalnya, buku, terbitan

berkalaataumajalah dan bahan terekamatautidak tercetak);

biaya keperluan promosi (misalnya, poster)

2) Biaya pengadaan alat tulis kantor (ATK) dan keperluan

administrasi

3) Biaya berbagai aktivitas pameran dan promosi

4) Biaya penggunaan teknologi komunikasi dan informasi (ICT),

biaya perangkat lunak dan lisensi, jika keperluan tersebut

belum termasuk di dalam biaya teknologi dan komunikasi

informasi umum di sekolah.

Sebagai ketentuan umum, anggaran material perpustakaan

sekolah paling sedikit adalah 5 % untuk biaya per murid dalam sistem

persekolahan, tidak termasuk untuk belanja gaji dan upah, pengeluaran

pendidikan khusus, anggaran transportasi serta perbaikan gedung dan

sarana lain (IFLA, 2002 : 9).

Pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2007

tentang Perpustakaan :

1) Bab VII Bagian Ketiga Pasal 23 Ayat 6 menyatakan bahwa

sekolah/madrasah mengalokasikan dana palng sedikit 5 % dari

anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja

Page 43: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

barang di luar belanja modal untuk pengembangan

perpustakaan.

Dapat dsimpulkan bahwasanya anggaran yang dialokasikan

untuk perpustakaan sekolah dari ketetapan IFLA dan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan adalah

sama yakni paling sedikit 5 %.

b. Tempat atau lokasi

Pertimbangan berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan :

1) Lokasi terpusat atau sentral

2) Akses dan kedekatan, dekat semua kawasan pengajaran

3) Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa

bagian yang bebas dari kebisingan dari luar

4) Pencahayaan yang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun

lampu penerangan

5) Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan

ataupun ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin kondisi

bekerja yang baik sepanjang tahun disamping preservasi koleksi

6) Disain yang sesuai guna memenuhi kebutuhan penderita cacat fisik

7) Ukuran ruang yang cukup untuk penempatan koleksi buku, fiksi

dan non-fiksi, buku sampul tebal maupun tipis, suratkabar dan

majalah, sumber non-cetak serta penyimpanannya, ruang belajar,

ruang baca, komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan

meja perpustakaan

Page 44: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

8) Fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta

perubahan kurikulum dan teknologi pada masa mendatang (IFLA,

2002 : 10).

c. Sumberdaya

1) Sumberdaya Materi

Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memiliki

sejumlah besar sumberdaya berkualitas tinggi merupakan hal

penting. Karena alasan tersebut, maka kebijakan manajemen

koleksi bersifat penting. Kebijakan ini menjelaskan maksud, ruang

lingkup dan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal.

a) Kebijakan Manajemen Koleksi

Perpustakaan sekolah hendaknya menyediakan akses ke

sejumlah besar sumberdaya yang memenuhi kebutuhan pengguna

berkaitan dengan pendidikan, informasi dan pengembangan

pribadi. Perkembangan koleksi yang terus menerus merupakan

keharusan untuk menjamin penggguna memperoleh pilihan

terhadap materi baru secara tetap. Tenaga perpustakaan sekolah

harus bekerjasama dengan administrator dan guru agar dapat

mengembangkan kebijakan manajemen koleksi bersama.

Pernyataan kebijakan semacam itu harus berdasarkan kurikulum,

kebutuhan khusus dan kepentingan komunitas sekolah, dan

mencerminkan keanekaragaman masyarakat di luar sekolah. Unsur

berikut hendaknya dimasukkan dalam pernyataan kebijakan :

Page 45: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

(1) Manifesto Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO – Misi

(2) Pernyataan Kebebasan Intelektual

(3) Kebebasan Informasi

(4) Tujuan kebijakan manajemen koleksi dan kaitannya pada

sekolah dan kurikulum

(5) Program jangka pendek dan panjang (IFLA, 2002 : 12).

2) Sumberdaya Elektronik

Cakupan jasa harus mencakup akses pada sumber informasi

elektronik yang mencerminkan kurikulum dan minat serta budaya

pengguna. Sumberdaya elektronik hendaknya meliputi akses ke

internet, pangkalan data referens khusus dan teks lengkap, bermacam

paket perangkat lunak komputer berkaitan dengan pengajaran. Sumber

tersebut dapat diperoleh dalam bentuk CD-ROM dan DVD (IFLA,

2002 : 13).

d. Organisasi

Setiap perpustakaan, baik kecil maupun besar, perlu diatur dan

ditata dengan baik, sehingga pelaksanaan kegiatan kerjanya dapat

berjalan dengan efisien dan efektif. Untuk dapat memperoleh hasil

yang baik, diperlukan kemauan dan kemampuan tenaga untuk

bekerjasama sehingga dalam suatu organisasi perpustakaan perlu ada

pembagian tugas untuk pelaksanaan yang meliputi :

1) Beban kerja yang harus dipikul

2) Jenis pekerjaan yang beragam

Page 46: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

3) Kebutuhan berbagai macam spesialisasi (Darmono, 2007 : 37).

e. Ketenagaan

Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi

serta profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan

pengelolaaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang

mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah

dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya.

f. Penggunaan perpustakaan

1) Program

Di dalam program pengembangan kurikulum dan pendidikan

nasional, perpustakaan sekolah hendaknya dipandang sebagai bagian

penting guna memenuhi berbagai tujuan yang berkaitan dengan hal

berikut:

a) Literasi informasi untuk semua, dikembangkan dan diterima secara

bertahap melalui sistem sekolah

b) Ketersediaan sumber daya informasi bagi murid pada semua

tingkat pendidikan

c) Membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagi semua

kelompok murid sebagai pelaksanaan hak demokrasi dan asasi

manusia

Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan agar memiliki

program yang dirancangkan secara khusus untuk tujuan pengembangan

perpustakaan sekolah. Program tersebut mungkin meliputi tujuan dan

Page 47: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

kegiatan yang berbeda-beda menurut konteksnya. Berikut ini beberapa

contoh kegiatan :

a) Mengembangkan dan menerbitkan berbagai standar dan panduan

nasional dan lokal untuk perpustakaan sekolah.

b) Menyediakan model perpustakaan untuk menunjukkan

perpustakaan percontohan.

c) Membentuk komite perpustakaan sekolah di tingkat nasional dan

lokal.

d) Mendisain kerangka kerja formal untuk kerjasama antara

perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum di tingkat nasional

dan lokal.

e) Memprakarsai dan menawarkan program pelatihan pustakawan

sekolah profesional.

f) Menyediakan dana untuk proyek perpustakaan sekolah, seperti

kampanye membaca.

g) Memprakarsai dan mendanai proyek penelitian yang berkaitan

dengan kegiatan dan pengembangan perpustakaan sekolah.

2) Kerjasama dan Pemanfaatan Bersama dengan Perpustakaan Umum

Guna menyempurnakan jasa perpustakaan bagi anak-anak dan

remaja di komunitas tertentu, disarankan agar perpustakaan sekolah

bekerja sama dengan perpustakaan umum.

Page 48: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

3) Kegiatan di Tingkat Sekolah

Perpustakaan sekolah harus mencakup berbagai kegiatan secara

luas dan harus berperan penting guna mencapai misi dan visi sekolah.

Semuanya harus ditujukan guna melayani pengguna potensial di dalam

komunitas sekolahdan guna memenuhi kebutuhan tertentu dan

berbeda-beda dari berbagai kelompok sasaran.

Berbagai program dan kegiatan tersebut harus didisain melalui

kerjasama erat dengan:

a) Kepala sekolah atau guru kepala

b) Para kepala unit kerja

c) Para guru

d) Tenaga pendukung

e) Para murid (IFLA, 2002 : 18).

g. Promosi

Jasa dan fasilitas yang disediakan perpustakaan sekolah harus

aktif dipromosikan sehingga berbagai kelompok sasaran selalu

menyadari peran utamanya sebagai mitra dalam pembelajaran dan

sebagai pintu gerbang ke semua jenis sumber informasi. Berbagai

kelompok sasaran tersebut telah diuraikan di beberapa bab

sebelumnya. Mereka adalah para kepala sekolah dan anggota

kelompok manajemen sekolah, para kepala unit kerja sekolah, guru

murid, para eksekutif pemerintahan dan orang tua murid. Dengan

Page 49: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

demikian berbagai macam promosi harus disesuaikan dengan berbagai

kelompok sasaran yang berbeda-beda (IFLA, 2002 : 24).

Semua komponen tersebut di atas adalah penting di dalam

kerangka kerja kebijakan dan rencana kegiatan yang realistis. Rencana

kegiatan harus mencakup strategi, tugas, sasaran, pemantauan dan

evaluasi secara rutin. Kebijakan dan rencana merupakan dokumen aktif

yang harus selalu ditinjau ulang (IFLA, 2002 : 6). Dan dapat

disimpulkan bahwa terdapat tujuh komponen di dalamnya yang

mengacu pada Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA atau UNESCO.

3. Unsur-Unsur Utama Perpustakaan

Pelaksanaan tugas perpustakaan hendaknya terjamin efektifitasnya dan

pemanfaatannya optimal. Untuk itu perlu diperhatikan unsur-unsur suatu

perpustakaan.

a. Pengguna

Pengguna adalah unsur utama pada satu perpustakaan, karena

untuk pengguna perpustakaan dibangun dan dikembangkan. Pada dasarnya

pengguna adalah masyarakat yang memiliki kebutuhan informasi yang

harus dipenuhi oleh perpustakaan. Pengguna perpustakaan sekolah adalah

guru dan murid selain itu dapat juga ditetapkan oleh kebijakan sekolah

siapa saja yang akan dilayani oleh perpustakaan.

Pihak-pihak lain yang dapat digariskan dan ditetapkan dalam

kebijakan sekolah sebagai pengguna perpustakaan yang akan dilayani

adalah sebagai berikut :

Page 50: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

1) Siswa

2) Guru

3) Orang tua siswa

4) Alumni sekolah yang bersangkutan

5) Komite sekolah

6) Berbagai organisasi yang bekerjasama dengan sekolah baik dalam hal

pendidikan dan keilmuan, maupun kebudayaan, kesenian, olah raga,

pengembangan masyarakat dan lain-lain (Saiful-Haq, Rizal, dkk,

2006:40).

b. Koleksi

Unsur utama yang kedua, yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan informasi dari para pengguna adalah koleksi. Koleksi adalah

sumber daya perpustakaan sekolah untuk dapat memenuhi kebutuhan

informasi para penggunanya. Pada umumnya koleksi perpustakaan sekolah

dapat dibagi atas beberapa jenis :

1) Koleksi referen, yaitu sekumpulan buku atau bahan lain yang berguna

untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan

yang muncul dalam kegiatan sehari-hari, dalam kegiatan belajar atau

penelitian.

2) Koleksi buku non-fiksi, yaitu bahan bacaan yang dikembangkan sesuai

dengan kebijakan pengembangan koleksi yang diorientasikan untuk

menunjang kurikulum.

Page 51: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

3) Koleksi buku fiksi, yaitu pengembangan koleksi buku fiksiharus

mengacu kepada kebijakan pengembangan koleksi yang berorientasi

kepada tujuan menyukseskan kurikulum yang sekaligus dapat

berfungsi untuk memberikan layanan bacaan rekreatif, edukatif,

kultural, religius dan meningkatkan minat baca.

4) Koleksi serial, yaitu majalah, surat kabar, bahan terbitan berkala yang

lain. Serial adalah bahan yang direncanakan untuk terbit terus menerus

dalam frekwensi tertentu.

5) Koleksi non buku, yaitu dapat berupa rekaman suara, rekaman gambar,

rekaman video atau film, rekaman file komputer, atlas, peta, globe,

panflet, dan lain-lain.

6) Koleksi deposit dan buku tandon. Koleksi deposit adalah koleksi dari

karya-karya yang lahir di lingkungan sekolah yang dapat berupa karya

penulis perorangan (siswa, guru, dan pihak lain) maupun organisasi.

Buku tandon adalah buku yang tidak dapat dipinjamkan kepada

anggota karena jumlahnya satu atau sangat terbatas akan tetapi

kegunaannya tinggi (Saiful-Haq, dkk, 2006 : 41).

c. Sumber Daya Manusia

Pustakawan sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi

serta profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan

pengelolaaan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang

mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan

berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya. Pade fase awal

Page 52: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

cukup diperlukan pustakawan yang memiliki keterampilan dasar

perpustakaan, seperti berikut :

1) Administrasi bahan pustaka (mulai dari stampling sampai pada

shelfing)

2) Klasifikasi

3) Katalogisasi

4) Sirkulasi

5) Adminstrasi anggota

6) Statistik sirkulasi (LIPI, 2009 : 5).

d. Sistem dan Manajemen Penyelenggaraan

Walaupun lengkap dan handalnya koleksi perpustakaan tidak serta

merta dapat digunakan dengan baik dalam pemberian layanan

perpustakaan tanpa disusun dalam suatu sistem yang baik. Sistem-sistem

dan manajemen perpustakaan meliputi :

1) Sistem simpan dan temu kembali informasi (katalogisasi dan

klasifikasi serta sistem penjajaran)

2) Sistem layanan baca

3) Sistem layanan pinjam

4) Tata tertib perpustakaan

5) Sistem layanan perpustakaan, dan lain-lain

6) Manajemen koleksi

7) Manajemen sarana dan prasarana

8) Manajemen anggaran dan keuangan

Page 53: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

9) Manajemen sumberdaya manusia

10) Manajemen kerja sama, komunikasi dan koordinasi.

e. Sarana

Sarana perpustakaan meliputi gedung atau ruangan serta

perlengkapan perpustakaan yang memiliki spesifikasi khusus untuk

pemanfaatan di perpustakaan.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2007

tentang Perpustakaan:

1) Bab IX Pasal 38 Ayat 1 menyatakan setiap penyelenggara perpustakaan

menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar nasional

perpustakaan.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima

unsur utama perpustakaan yang harus di penuhi sehingga pelaksanaan

tugas perpustakaan dapat berjalan dengan lancar.

C. Program Perpustakaan

Program yang dibuat oleh perpustakaan sekolah merupakan bagian

yang sangat penting untuk membentuk siswa menjadi pembelajar seumur

hidup. Program yang dibuat ditujukan untuk meningkatkan kemampuan

belajar siswa, membantu mereka untuk menjadi pemikir bebas dan problem

solvers, serta membantu mereka menjadi cinta membaca. Mereka juga

dimotivasi untuk menjadi pengguna informasi yang efektif dan penghasil

informasi yang produktif. Beberapa program yang dapat dilakukan di

antaranya adalah :

Page 54: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

1. Gerakan Cinta Membaca di Sekolah

Menumbuhkan minat baca adalah sebuah proses yang memerlukan

waktu panjang. Banyak faktor yang harus dilibatkan salah satunya adalah

melalui pembiasaan yang dimulai dari masa kanak-kanak. Misalnya dapat

dimulai dengan kegiatan pemilihan duta pustaka, lomba resensi, pameran,

mendatangkan penulis, ilmuwan, membentuk klub buku atau klub baca,

dan lain-lain (LIPI, 2009 : 10).

2. Mendongeng (storytelling)

Storytelling adalah menceritakan sebuah dongeng atau cerita secara

lisan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa storytelling adalah

menceritakan sebuah cerita, baik fiksi maupun non fiksi, dongeng, dan

sebagainya. Berbagai program yang bisa dilakukan dalam storytelling,

misalnya :

a. Mula-mula melalui acara yang tidak ada kaitannya secara langsung

dengan buku, tetapi karena dilaksanakan di perpustakaan maka

diharapkan anak akan tertarik melihat-lihat dan akhirnya membaca

buku.

b. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku. Kegiatan

mendongeng secara langsung tanpa alat peraga atau dengan jalan

membacakan cerita. Kegiatan ini bisa melibatkan anak dengan

memintanya ikut menjadi salah satu tokoh, bisa juga mendongeng

dengan boneka dan alat peraga lain.membaca cerita tidak hanya bagi

Page 55: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

yang belum bisa membaca saja, tetapi anak yang sudah besar pun akan

menyukainya.

c. Mengatur kerjasama dengan para relawan untuk membantu

melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas, misal dengan bantuan

orang tua, guru dan relawan lainnya yang mempunyai minat pada buku

(Bunanta, 2004 : 77).

3. Literasi Informasi

Menurut ALA: “information literacy is a set of abilities requiring

individuals to recognize when information is needed and have the ability

to locate, evaluate, and use effective needed information”. Artinya, literasi

informasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi

informasi yang dibutuhkannya, mengakses dan menemukan informasi,

mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi secara efektif dan

etis (Nibaho, 2008 : 4).

Melalui pengajaran literasi informasi peserta didik akan diajarkan

pada sebuah metode untuk menelusuri informasi dari berbagai sumber

informasi yang terus berkembang, bagaimana cara mengelolanya, seperti

apa cara menilai dan bagaimana cara menggunakan serta

mengkomunikasikannya. Karena tidak akan ada seorang pun pada zaman

sekarang ini yang mampu untuk mengikuti semua informasi yang ada.

Konsekuensi bagi pustakawan dalam memasuki fase ketiga ini adalah dia

dituntut harus memiliki kualitas dan keterampilan mendasar yang

didefinisikan sebagai berikut :

Page 56: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

a. Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengan anak

dan orang dewasa.

b. Kemampuan memahami kebutuhan pemustaka (pengguna

perpustakaan).

c. Kemampuan bekerja sama dengan perorangan serta kelompok di

dalam dan di luar komunitas sekolah.

d. Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai keaneka-

ragaman budaya.

e. Memiliki pengetahuan mengenai metodologi pembelajaran dan

teori pendidikan.

f. Memiliki keterampilan informasi serta bagaimana

menggunakannya.

g. Memiliki pengetahuan mengenai bahan pustaka untuk membangun

koleksi perpustakaan serta bagaimana mengaksesnya.

h. Memiliki pengetahuan mengenai bacaan anak, media, dan

kebudayaan.

i. Memiliki pengetahuan serta keterampilan di bidang manajemen

dan pemasaran.

j. Memiliki pengetahuan serta keterampilan di bidang teknologi

informasi.

k. Memiliki keahlian finansial dan manajemen.

l. Gemar membaca.

m. Memiliki keahlian mengajar.

Page 57: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

n. Memahami proses penelitian.

o. Memiliki pengetahuan kurikulum sekolah.

p. Memiliki kemampuan bekerja dengan seluruh murid dan guru.

Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwasnnya program

perpustakaan sekolah terdapat tiga fase yaitu, gerakan cinta membaca di

sekolah, mendongeng (storytelling), dan yang terakhir adalah literasi

informasi. Program ini ditujukan agar dapat membentuk siswa untuk

menjadi pembelajar sepanjang hidup.

D. Literasi Informasi

1. Konsep dan Pengertian Literasi Informasi

Konsep literasi informasi banyak diartikan dalam berbagai istilah

sejak awal tahun 70-an. Istilah orientasi perpustakaan, instruksi

perpustakaan, instruksi bibliografi, study skill, research skills, dan library

skills cenderung digunakan dalam konteks pendidikan. Seluruh kegiatan

tersebut merupakan bagian dari keterampilan literasi informasi. Berbagai

istilah yang digunakan tersebut tetap merujuk kepada kemampuan

mencari, mengevaluasi, menggunakan informasi secara efektif (Alfida,

2008 : 251).

Zurkowski adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah

literasi informasi (information literacy) lebih dari 30 tahun yang lalu. Dia

menggambarkan orang-orang yang ketika itu melek informasi sebagai

orang-orang yang terdidik di dalam pengaplikasian sumber-sumber

informasi terhadap pekerjaan mereka. Mereka belajar teknik-teknik dan

Page 58: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

keterampilan untuk memanfaatkan cakupan yang luas dari sarana

informasi sebagaimana juga sumber-sumber utama dalam memecahkan

permasalahan (Alfida, 2008 : 252).

Di Indonesia istilah kemelekan informasi memang masih hal yang

baru meskipun di negara-negara maju dan berkembang seperti; Malaysia,

Srilangka, Taiwan Singapura dan Hongkong bukanlah hal yang baru lagi.

Di sana perpustakaan mendapatkan perhatian yang cukup bagus dari

pemerintahannya sehingga program kemelekan informasi dapat

berkembang dengan baik. Bicara tentang penerapan kemelekan informasi

di Indonesia khususnya di sekolah tentunya tidak terlepas dari kondisi

perpustakaan sekolah sendiri yang secara umum masih amat sangat

memprihatinkan.

Mengutip dari pendapat Kuhlthau (1987) memberikan sudut

pandang yang tidak jauh berbeda, yaitu bahwa literasi informasi lebih

mengarah ke functional literacy, yang mencakup kemampuan membaca

dan menggunakan informasi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk

mengetahui suatu informasi yang diperlukan dan menelusuri informasi

untuk mengambil keputusan yang tepat (Nibaho, 2008 : 4).

Menurut Marais (1992 : 75) literasi informasi adalah suatu proses

pendidikan informasi yaitu suatu proses dimana pengetahuan, dan keahlian

dibutuhkan untuk terjun dalam masyarakat informasi. Evolusi literasi

informasi ditandai dengan berbagai tingkat dalam pendidikan informasi

Page 59: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

dan dipengaruhi oleh kecenderungan tertentu dalam ilmu informasi dan

pendidikan tingkat pendidikan informasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sumber informasi terarah

Tingkatan ini disebut sebagai “pendidikan lewat buku”. Tingkatan

ini membahas mengenai pentingnya informasi dalam bentuk fisik

dari kata-kata tercetak yang awalnya berupa buku-buku sampai

media tercetak lainnya.

b. Pendidikan layanan dan sistem informasi terarah

Karena koleksi buku meningkat, maka koleksi ini disentralisasikan

pada perpustakaan atau pusat informasi lainnya dan pendidikan

informasi formal diserahkan pada pustakawan atau guru

pustakawan. Oleh karena itu tingkatan ini merujuk pada

pendidikan informasi dengan menitikberatkan pada koleksi

terorganisir dari sumber informasi.

c. Pendidikan pemakai informasi terarah

Pada tahap ini pendidikan ditekankan pada belajar mandiri.

Penekanan utama pada tingkatan ini adalah kemandirian pemakai

dalam mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

d. Pendidikan dengan fokus pada informasi itu sendiri

Pada tahap ini penekanan utamanya adalah pada pencarian

informasi atau penelusuran informasi, baik yang terdapat dalam

perpustakaan, informasi elektronik dan tempat informasi lainnya.

Page 60: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Dari pernyataan di atas dapat kita pahami bahwasannya konsep

literasi informasi sudah banyak diartikan istilah jadi literasi informasi

sebenarnya bukan hal baru namun bagi negara kita istilah tersebut

merupakan hal baru sehingga pada masa-masa sekarang literasi informasi

baru terasa yang diterapkan dimulai dari TK sampai tingkat Universitas.

2. Landasan dan Prospek

a. Landasan

Landasan utama bagi pendidikan cakap informasi atau information

literacy adalah pendidikan nasional membantu dan memfasilitasi

pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai

akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. Berdasarkan

pandangan ini maka karakteristik masyarakat yang didambakan adalah

masyarakat belajar yang tiada henti. Untuk mencapai cita-cita itu maka

pendidikan nasional hendaknya diselenggarakan tidak hanya di sekolah

(kelas) tetapi ditunjang kompetensi cakap informasi. Perpustakaan sekolah

menunjang proses pembelajaran dan memberikan dasar kemampuan

peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dan mengembangkan

kemampuan informasinya. Pengalaman peserta didik berinteraksi dengan

perpustakaan menjadi bekal baginya dalam studi lanjut (Saiful-Haq, 2006b

: 58).

Page 61: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Hal ini tertuang pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 43

tahun 2007 tentang Perpustakaan :

1) BAB I Ketentuan Umum Pasal 2 yaitu, perpustakaan

diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat,

demokrasi, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran,

dan kemitraan.

2) Pasal 3 perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan,

penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan

kecerdasan dan keberdayaan bangsa.

3) Pasal 4 perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada

pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas

wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sedangkan pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No. 25 tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga

Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Pada bagian kompetensi Kepala dan

tenaga perpustakaan sekolah/madrasah mengandung mengenai literasi

informasi seperti yang terjabar di bawah ini :

(a) Kepala Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Dimensi

kompetensi

Kompetensi Sub-kompetensi

Kompetensi

Kependidikan

Memberikan

bimbingan literasi

informasi

• Mengidentifikasi

kemampuan dasar literasi

informasi pengguna

• Menyusun panduan dan

Page 62: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

materi bimbingan literasi

informasi sesuai dengan

kebutuhan pengguna

• Membimbing pengguna

mencapai literasi informasi

• Mengevaluasi pencapaian

bimbingan literasi informasi

• Memotivasi dan

mengembangkan minat

baca komunitas sekolah

atau madrasah

• Menciptakan kiat

pengembangan

perpustakaan sekolah atau

madrasah

(b) Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah

Dimensi

kompetensi

Kompetensi Sub-kompetensi

Kompetensi

Kependidikan

Memberikan

bimbingan literasi

informasi

• Mengidentifikasi

kemampuan dasar literasi

informasi pengguna

• Menyusun panduan dan

materi bimbingan literasi

informasi sesuai dengan

kebutuhan pengguna

Page 63: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

• Membimbing pengguna

mencapai literasi informasi

• Mengevaluasi pencapaian

bimbingan literasi

informasi

• Memotivasi dan

mengembangkan minat

baca komunitas sekolah

atau madrasah

Untuk melaksanakan keterampilan literasi informasi ini,

pustakawan perlu memahami 9 standar literasi informasi yang ditetapkan

oleh American Association of School Librarian seperti di bawah ini :

Information Literacy

Standar 1 : siswa yang dianggap information literate dapat mengakses

informasi secara efektif dan efisien.

Standar 2 : siswa yang dianggap information literate dapat mengevaluasi

informasi secara kritis dan kompeten.

Standar3 : siswa yang dianggap information literate menggunakan

informasi secara akurat dan kreatif.

Page 64: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Belajar Mandiri

Standar 4 : siswa yang dianggap sebagai pelajar yang mandiri adalah

siswa yang information literate dan mendapatkan informasi

yang berhubungan dengan minat pribadi.

Standar 5 : siswa yang dianggap pelajar mandiri adalah siswa yang

information literate dan menghargai literatur serta ekspresi

informasi kreatif lainnya.

Standar 6 : siswa yang dianggap pelajar mandiri adalah siswa yang

information literate dan berusaha dengan sebaik mungkin

dalam mencari informasi dan penyebaran pengetahuan.

Tanggung Jawab Sosial

Standar 7 : siswa yang berkontribusi secara positif terhadap masyarakat

belajar dan masyarakat lainnya adalah siswa yang

information literate dan memahami pentingnya informasi

terhadap masyarakat yang demokratis.

Standar 8 : siswa yang berkontribusi secara positif terhadap masyarakat

belajar dan masyarakat lainnya adalah siswa yang

information literate dan mempraktekkan sikap yang etis

berkenaan dengan informasi dan teknologi informasi.

Standar 9 : siswa yang berkontribusi secara positif terhadap masyarakat

belajar dan masyarakat lainnya adalah siswa yang

information literatedan berpartisipasi secara efektif dalam

kelompok untuk mendapatkan dan menyebarkan informasi.

Page 65: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Bila kita merujuk pada standar di atas, jelas bagi kita, bahwa jika

kita menginginkan siswa sekolah/madrasah menjadi siswa yang

information literate, maka akan banyak keterampilan yang harus mereka

miliki berkenaan dengan literasi informasi ini. Hal ini tentunya

membutuhkan perhatian yang besar bagi para pustakawan

sekolah/madrasah dan juga bantuan dari guru kelas (Saiful-Haq, 2006 :

147).

b. Prospek

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 tahun 2007

tentang Perpustakaan didalamnya menerangkan bahwasannya

perpustakaan mempunyai andil yang cukup besar dalam dunia pendidikan.

Perpustakaan diselenggarakan khusunya di sekolah atau tempat pendidikan

berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta didik

melalui media fasilitator yakni seorang pustakawan. Pada undang-undang

tentang perpustakaan pada Bab 1 menerangkan bahwasanya perpustakaan

diselenggarakan untuk sepanjang hayat yang berarti perpustakaan harus

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam informasi yang berdampak

positif dan bermanfaat pada kehidupannya nanti.

Amanah pendidikan cakap informasi memang tidak eksplisit dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20

tahun 2003. Namun, bila ditelaah visi, misi, tujuan, fungsi dan strategi

pembangunan pendidikan yang ada dalam Penjelasan UU itu ada isyarat

menuju pendidikan cakap informasi (Saiful-Haq, 2006 : 57). Salah satu

Page 66: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

misi pendidikan Indonesia adalah membantu dan memfasilitasi

pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai

akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.

Sedangkan pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

No. 25 tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang Standar Tenaga

Perpustakaan Sekolah/Madrasah di dalamnya memuat mengenai literasi

informasi yang harus terus diberikan dan dikembangkan oleh pustakawan.

Hal ini mengacu pada tujuan utama dari pendidikan sendiri adalah

bagaimana supaya manusia pandai memberdayakan informasi untuk dapat

dikatakan bahwa seseorang telah melek informasi (information literate)

paling tidak harus memiliki kemampuan :

1) Menentukan cakupan informasi yang diperlukan

2) Mengakses informasi secara efektif

3) Mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya dengan kritis

4) Menggunakan informasi sesuai dengan tujuan.

Jelas bahwa dalam dunia pendidikan kemampuan literasi informasi

merupakan yang sangat esensial harus dimiliki oleh setiap peserta didik

(Suherman, 2009 : 3).

Sekarang literasi informasi merupakan syarat untuk memasuki

dunia kerja atau terjun kemasyarakat atau dapat bertahan hidup sebagai

anggota masyarakat yang tidak bergantung kepada orang lain. Anak didik

harus disiapkan untuk cakap informasi atau literasi informasi agar dapat

meneruskan pendidikan dan belajarnya sampai ke lahad (akhir hayatnya)

Page 67: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

secara mandiri. Pendidikan mandiri sepanjang hayat dilaksanakan harus

dengan menguasai sumber-sumber informasi. Cakap informasi baru dapat

berhasil bila seseorang memiliki berbagai keterampilan informasi yang

memadai (information skills information handling skills). Tidak berlebihan

bila satu buku di antara sekian banyak judul buku skills for life

(keterampilan untuk bertahan hidup dan meningkatkan kehidupan) (Saiful-

Haq, 2006b : 60).

Untuk kemudahan proses belajarnya, semua siswa perlu

mendapatkan keterampilan literasi informasi. Keterampilan semacam ini

bukan saja berguna pada saat mereka berada ditingkat sekolah, tapi juga

sangat penting bila mereka telah menyelesaikan studinya atau melanjutkan

ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga siswa memiliki motivasi yangkuat

untuk terus belajar dan pada saat-saat tertentu ikut berpartisipasi dalam

masyarakat dimana mereka tinggal (Saiful-Haq, dkk, 2006 : 149).

3. Program Literasi Informasi di Sekolah

Para ahli di bidang literasi informasi sepakat bahwa perpustakaan

memiliki peran sangat penting dalam menciptakan masyarakat literat.

Perpustakaan memiliki kontribusi besar untuk membentuk masyarakat

informasi yang berpikir kritis dan menjadi pembelajaran seumur hidup.

Mengutip dari Behrens (1994) dekade 80-an, pustakawan akademis

melakukan tinjauan terhadap program pendidikan pengguna dengan fokus

pengembangan untuk masa depan. Di akhir dekade tersebut, beberapa

program pendidikan pengguna digantikan oleh program-program yang

Page 68: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

bertujuan mencapai literasi informasi. Pada saat yang sama perpustakaan

di Amerika juga memberi perhatian khusus pada peran mereka terhadap

proses pembelajaran. Tindakan ini merupakan rekomendasi dari beberapa

laporan mengenai pentingnya reformasi pendidikan di negara tersebut,

seperti yang tertuang dalam A Nation at Risk and College. Pustakawan

mulai memperhatikan hubungan antara pendidikan pengguna, literasi

informasi, dan pembelajaran seumur hidup. Pemikiran lebih lanjut adalah

bahwa pustakawan harus mengajarkan pengguna mengelola informasi

(bekerja sama dengan aplikasi teknologi baru), dan untuk mencapai hasil

optimal sebaiknya materi tersebut terintegrasi dengan kurikulum di

sekolah atau di pendidikan tinggi (Naibaho, 2008 : 1).

Mengutip California School Library Association istilah

keterampilan informasi sendiri kadang disamakan dengan pengertian

keterampilan keperpustakaan, yang lebih menekankan pada pengajaran

bagaimana menemukan informasi di perpustakaan, intinya mengajarkan

bagaimana sistem layanan perpustakaan beroperasi. Program literasi

informasi mempunyai cakupan yang lebih luas dari pada keterampilan

keperpustakaan (library skills). Literasi informasi menekankan pada

sumber primer, keberagaman bahasa dan sumber informasi, pendekatan

keberagaman perspektif, kerjasama identifikasi masalah, dan lain-lain.

Program ini juga membimbing siwa akan terbentuknya kecakapan dalam

mengelola dan mengorganisir berbagai fakta sehingga terjadi sinkronisasi

dengan kebutuhan, kecakapan dalam menciptakan pengetahuan dalam

Page 69: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

menghubungkan informasi yang baru dengan pengetahuan dan

pengalaman sebelumnya, termasuk secara kecakapan dalam menggunakan

pengetahuan tersebut secara bijaksana dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam penerapannya pustakawan atau guru pustakawan

(teacher-librarian) perlu membuat perencanaan yang matang berkaitan

dengan persiapan sarana, penyediaan sumberdaya informasi maupun

prosedur kegiatan yang akan dijalankan. Untuk menjalankan program

pengajaran literasi informasi, masing-masing tenaga didik di sekolah harus

ikut berperan aktif. Musyawarah perlu diupayakan dengan melakukan

komunikasi atau pertemuan-pertemuan baik secara formal maupun

informal dengan individu-individu terkait. Materi dan metode setiap

kegiatan literasi informasi dapat dibicarakan secara detail dan terpadu agar

memperoleh pemahaman yang sejalan bagi semua pihak. Program literasi

informasi di sekolah bisa jadi mengintervensi penerapan kurikulum,

metode belajar mengajar dan pengadaan sarana serta sumber daya

informasi sekolah yang bersangkutan. Keinginan pustakawan perlu

memperoleh dukungan yang kuat dari guru dan kepala sekolah (Nuryudi,

2006 : 25).

Penerapan literasi informasi dapat dilaksanakan di pendidikan

dasar dan sama pentingnya bagi siswa sekolah. Oleh karena itu program

literasi informasi mulai perlu diterapkan di perpustakaan sekolah di

Indonesia karena kemampuan anak dalam mengenali informasi yang

dibutuhkan, mencari, menseleksi, mengevaluasi dan menyampaikannya

Page 70: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

kepada orang lain merupakan kemampuan yang dibutuhkan seumur hidup

(Hariyadi, 2005 : 35).

Hal tersebut diperkuat, dengan isi peraturan Menteri Pendidikan

Nasional RI No. 22 tahun 2006 mengenai melek informasi. standar

tersebut untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, siswa sebaiknya

diarahkan dalam mencari atau menelusur informasi yang dibutuhkan agar

siswa tidak tersesat dalam ribuan informasi yang ada baik di perpustakaan

atau sumber informasi lainnya. Oleh karena itu siswa harus melek

informasi dengan menyadari pentingnya informasi dalam proses belajar

dan mengetahui cara mencarinya. Sekolah melalui salah satu layanan

perpustakaannya dapat membuat program literasi informasi.

E. Menunjang Kurikulum Sekolah

Pendidikan modern perlu menumbuhkan kesadaran siswa bahwa

tujuan pendidikan dan pembelajaran tidak hanya terbatas pada pengalihan

ilmu pengetahuan yang terkandung dalam buku ajar. Anak didik perlu

menyadari bahwa ilmu pengetahuan yang mereka peroleh tidak terpisahkan

dari aspek pengetahuan lain yang terkandung di berbagai sumber, media dan

alam sekitar. Pada diri anak didik perlu juga ditanamkan pengertian bahwa

kemampuan dan keterampilan mereka akan berkembang dengan

meningkatkan penggunaan berbagai sumber atau media informasi yang lebih

luas, termasuk media internet, buku fiksi, dan juga termasuk lewat

pengamatan kejadian di lingkungan disekitarnya. Sehingga buku teks bukan

merupakan satu-satunya sumber pengetahuan mereka. Oleh karena itu,

Page 71: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

kegiatan belajar perlu diperlengkapi dengan beragam bahan bacaan dan

literatur sebagai sarana penguatan dan pengayaan keilmuan yang terkandung

pada buku ajar dari kurikulum sekolah.

Pada fase ini mulai dimasukan pembelajaran perpustakaan (library

skill) pada kurikulum sekolah sebagai muatan lokal (Mulok). Peran

perpustakaan sekolah akan menjadi signifikan dalam pembelajaran di sekolah

(dalam sistem belajar mengajar):

1. Perpustakaan berubah dari hanya berperan sebagai “layanan

penunjang” (supportive services) menjadi mitra proses pembelajaran.

2. Perpustakaan berubah dari penyedia informasi tercetak menjadi koleksi

multimedia dinamis yang menyediakan informasi lengkap yang

berhubungan kegiatan kurikulum.

Dengan melihat perubahan di atas maka pustakawan akan terlibat aktif

dalam pembelajaran di sekolah. Selama fokus pendidikan telah beranjak dari

produk pembelajaran kepada proses pembelajaran yang akan menghasilkan

outcome maka tugas, fungsi dan dedikasi pustakawan akan semakin besar

peranannya (Lipi, 2009 : 8).

Kemandirian siswa hendaknya diarahkan menuju terbentuknya sikap

mental, dimana siswa tidak saja memiliki pengetahuan dasar, tetapi juga

keahlian informasi (information literate student). Siswa yang demikian tidak

hanya cukup memiliki pengetahuan yang diajarkan, tetapi juga

mengembangkannya melalui media atau sarana yang ada di sekitarnya.

Mereka tidak hanya menerima informasi dan data begitu saja tetapi juga

Page 72: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

mampu membuktikan akurasi dan kebenaran teorinya dari setiap informasi

yang mereka temukan. Sehingga, mereka dapat menyadari dan berupaya untuk

menggunakan informasi yang benar pada saat yang tepat. Perpustakaan

sekolah dapat menunjang sistem pembelajaran yang demikian ini bila dikelola

dengan profesional sehingga di dalamnya terkandung koleksi dan terbentuk

lingkungan yang kondusif untuk membangun pertumbuhan minat baca dan

keahlian informasi. dengan demikian peserta didik akan terbiasa

memanfaatkan keberadaan berbagai sarana perpustakaan yang menunjang

terbentuknya kompetensi pribadi yang kokoh (Nuryudi, 2006 : 14). Para

pustakawan harus mempunyai cara untuk mengintegrasikan keterampilan

perpustakaan pada kurikulum yang bertujuan untuk mengarahkan para siswa

pada keterampilan informasi dalam melakukan tugas-tugas informasi (Farida,

dkk, 2005 : 24).

Page 73: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

BAB III

PROFIL

A. Profil Singkat

1. Sekolah An-nisaa’

Sekolah An-nisaa’ didirikan pada tahun 1995 oleh Bapak Rasyid

Izada dan Ibu Rosfia Rasyid ditengah keprihatinan semakin menurunnya

moral dan akhlak bangsa yang berkembang semakin tidak bernurani.

Keadaan tersebut sangat mengkhawatirkan bahkan membahayakan masa

depan bangsa.

Sekolah An-nisaa’ telah beroperasi sejak tahun 1995 dimulai dari

Taman Kanak-Kanak. Pada saat ini, Sekolah An-nisaa’ telah berkembang

dan menyelenggarakan pendidikan bermutu pada tingkat Kelompok

Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan

Sekolah Menegah Pertama (SMP). Untuk mendukung tujuannya, Sekolah

An-nisaa’ melengkapi diri dengan berbagai sarana dan prasarana sekolah

yang memadai, diantaranya ruangan kelas yang representatif, lingkungan

yang lapang dan bernuansa asri, dua perpustakaan yang nyaman dan

memiliki koleksi memadai, lab komputer, lab sains, ruang musik, ruang

musik kedap suara, antar jemput, caterring, kantin, mushola yang luas,

area parkir, green lab, UKS, aula, ruang serbaguna, lapangan sepak bola,

lapangan futsal dan lapangan basket.

Page 74: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

2. Konsep Sekolah

Sekolah An-nisaa’ merupakan sekolah umum yang bernuansa

nilai-nilai islam. Namun demikian, Sekolah An-nisaa’ bukan sekolah

untuk golongan tertentu yang ekslusif sebaliknya, Sekolah An-nisaa’

mendidik siswa dari berbagai latar belakang, menyediakan pendidikan

bermutu guna membekali siswa dengan berbagai kecakapan hidup,

kemampuan intelektual, pengelolaan emosional, dan pemahaman agama

sesuai Al-Qur'an dan Hadits.

3. Kurikulum

Kurikulum Sekolah An-nisaa’ mengacu pada kurikulum

DepDiknas yang diperkaya. Dalam penerapannya, berbagai mata pelajaran

saling dikaitkan melalui tema-tema tertentu yang disebut spider web,

dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai kebaikan universal menjadi

ruhnya. Pengintegrasian berbagai mata pelajaran ditujukan agar siswa

memahami secara mendalam menyeluruh berbagai materi yang diajarkan

dan dapat melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang disiplin

ilmu yang berbeda. Sementara itu, pengintegrasian nilai-nilai agama dan

nilai-nilai kebaikan universal dilakukan dalam semua pelajaran agar

menghasilkan output siswa yang tidak hanya cerdas secara intelektual,

namun juga memiliki akhlak terpuji dan mampu memahami serta

mengaplikasikan ajaran agama sesuai levelnya.

Page 75: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

4. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran active learning merupakan metode

pendidikan yang dipilih oleh sekolah An-Nisaa. Dengan metode active

learning, siswa berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan

analitis, eksplorasi, kritisme sikap ilmiah, dan kemampuan sharing ide

(melalui presentasi atau program lainnya) secara optimal. Guru lebih

berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan membimbing siswa

untuk menemukan dan memahami pengetahuan yang sedang dipelajarinya.

Metode ini juga memacu siswa untuk mandiri dan kreatif.

Sebagai penunjang, sekolah menyediakan berbagai prasarana

seperti perpustakaan yang dilengkapi buku-buku dan media lain yang

dibutuhkan seperti internet dan berbagai source dari National Geographic,

Discovery, dan lainnya. Ada juga fasilitas Green Lab untuk media

eksplorasi siswa.

Sistem pembelajaran melalui tema-tema biasanya diakhiri dengan

puncak tema, yaitu suatu kegiatan yang akan menghimpun semua

pengetahuan yang telah dipelajari. Puncak tema dapat berupa

Performance, Field trip ke tempat yang sesuai, mengerjakan suatu project,

atau pameran.

B. Profil Singkat

1. Perpustakaan An-nisaa’

Yayasan Pendidikan Islam Ibuku (YPII) An-nisaa’ berdiri pada

tahun 1995 dengan membuka jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak

Page 76: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

(TK) yang diberi nama TK An-nisaa’. Satu tahun kemudian tepatnya tahun

1996 Perpustakaan Sekolah An-nisaa’ berdiri sebagai fasilitas sekolah

yang bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar siswa dan guru

di sekolah. Selain itu, yayasan mempunyai komitmen besar untuk

melahirkan generasi-generasi yang mempunyai minat baca yang tinggi

sebagai bekal generasi pembelajaran oleh satu orang staf yang merangkap

sebagai tenaga tata usaha. Dan waktu itu, perpustakaan Al-izhar sebagai

konsultan untuk Perpustakaan An-nisaa’.

Pada tahun 1997 Perpustakaan An-nisaa’ seorang pustakawan

lulusan UNPAD yang bernama Bu Teta (Vera), bergabung ke Sekolah An-

nisaa’, beliau mulai mengembangkan perpustakaan tersebut dengan sistem

yang lebih rapi, pengolahan bahan pustaka mengunakan DDC, meskipun

administrasinya masih manual dan belum ada OPAC. Pada tahun 2006

baru mulai melakukannya penginputan data menuju OPAC, dan pada

tanggal 14 Januari 2008 baru secara aktif menggunakan OPAC ”Athenium

Light“. Akan tetapi, OPAC ini hanya digunakan untuk pustakawan

sebagai layanan sirkulasi. Saat ini pustakawan yang ada di Perpustakaan

An-nisaa’ berjumlah 3 orang, yaitu Ibu Teta (Kepala Perpustakaan),

Bapak. Effendi, dan Bapak. Heri.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Melaksanakan firman Allah SWT melalui upaya mempersiapkan

generasi pelurus yang tangguh dan amanah (QS An-Nisaa’ ayat 9) :

Page 77: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

"Hendaklah mereka merasa takut kepada Allah SWT jika meninggalkan

generasi yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap

(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa

kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang

benar."

b. Misi

Menyediakan sarana yang berkualitas, menyiapkan tenaga pengajar

yang andal, melaksanakan pendidikan secara teratur dan

berkesinambungan, untuk menghasilkan lulusan intelek yang amanah,

cerdas, bernurani, bijaksana dan berpandangan luas sebagai bekal untuk

menjadi “real leader” yang akan memimpin masa depan bangsa.

3. Struktur Perpustakaan

Diagram 1 Gambar Struktur Organisasi Perpustakaan

Ketua Perguruan

Bagian Perpustakaan

Urusan

Pengadaan

Urusan

Pengolahan

Urusan

Pemeliharaan

Urusan

Reference

Urusan

Pelayanan

Siswa/Guru/Masyarakat

Page 78: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Sesuai dengan bagian di atas tugas masing-masing dari bagan

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Ketua Pengurus

Ketua yang bertugas mengawasi kerja pengurus sekolah yaitu: Kepala

sekolah KB/TK, SD, SMP, LITBANG dan Kepala Perpustaaan.

b. Kepala Bagian Perpustakaan

1) Bertanggung jawab atas terlaksananya pengelolaan dan

pelayanan perpustakaan secara umum, pada Perpustakaan An-

nisaa’

2) Mengorganisir dan mengkoordinir tata kerja dan tata hubungan

seluruh staf perpustakaan sekolah

3) Pengadaan koleksi perpustakaan, baik berupa buku-buku

maupun non buku

4) Terbinanya hubungan baik antara staf dan antara bagiannya

dengan bagian lain di lingkungan sekolah.

Wewenang :

1) Menentukan kebijakan umum perpustakaan

2) Membuat perencanaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

perpustakaan

3) Memberikan penilaian terhadap buku-buku yang akan

dihilangkan di rak

4) Menandatangani surat-surat umum perpustakaan

Page 79: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

5) Memberi tugas dan evaluasi serta meminta pertanggung

jawaban tugas yang dideligasikan pada seluruh personalia yang

ada di bawah koordinasinya.

Tugas :

1) Membuat program kerja tahunan

2) Menjalin kerjasama dengan unit terkait di lingkungan YPII An-

nisaa’ dan instansi diluar YPPI An-nisaa’

3) Membuat bagan tugas, mengkoordinir kegiatan dan personalia

perpustakaan serta mengadakan pengawasan atau evaluasi

4) Mengadakan koleksi perpustakaan, baik buku-buku maupun

non buku.

c. Urusan Pengadaan

1) Menambah koleksi perpustakaan

2) Menyeleksi koleksi perpustakaan

3) Menerima surat dan permintaan dari para pemakai

4) Memperhatikan dan menanggapai selera pemakai

5) Mengadakan kerjasama dengan instansi-instansi lain yang

terkait.

d. Urusan pengolahan

Urusan pengolahan bertugas untuk memproses bukuyang

diterima sehingga siap digunakan, yang meliputi:

1) Membubuhi cap

2) Menetapkan nomor klasifikasi buku (call number)

Page 80: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

3) Membubuhi nomor buku.

e. Urusan Pelayanan

1) Melayani permintaan kartu anggota

2) Melayani pengunjung perpustakaan

3) Melayani peminjaman dan pengembalian buku

4) Melakukan penagihan.

f. Pemeliharaan

1) Mengatur buku (shelving)

2) Menjaga kebersihan beserta isinya

3) Menjaga keselamatan buku

4) Memperbaiki kerusakan-kerusakan buku

5) Menjilid buku, majalah, surat kabar dan sebagainya.

g. Reference

1) Memberi saran-saran tentang sumber-sumber reference

2) Memberikan bimbingan membaca dan diskusi.

4. Kedudukan Perpustakaan

Kedudukan Perpustakaan Sekolah An-nisaa’ sebagai unit

penunjang dalam membantu proses belajar mengajar yang bertanggung

jawab langsung pada ketua perguruan. Peranan penting perpustakaan

sekolah ini, antara lain :

a. Membantu menyediakan bahan atau sumber belajar baik berupa buku

maupun non buku dan fasilitas berupa KBM (Kegiatan belajar

mengajar)

Page 81: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kecintaan siswa dan siswi

terhadap bacaan

c. Memperkaya pengalaman belajar siswa

d. Menanamkan kebiasaan belajar mandiri

e. Melatih siswa dan siswi kearah tanggung jawab

f. Memperlancar siswa dan siswi dalam menyelesaikan tugas-tugas

sekolah

g. Membantu guru dalam melengkapi sumber-sumber pengajaran

h. Membuat siswa, guru, karyawan serta orang tua siswa dalam

mengikuti perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan.

5. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Perpustakaan Sekolah

An-nisaa’ berjumlah 3 orang, yaitu:

a. Ibu Vera Yunindra sebagai kepala perpustakaan, lulusan S1 dari

UNPAD

b. Bpk. Effendi sebagai staf perpustakaan, lulusan S1 dari UIN Jakarta

c. Bpk. Heri sebagai staf pepustakaan.

6. Sarana dan Prasarana Perpustakaan

Prasarana yang digunakan adalah sebuah ruangan yang terletak

disudut dekat dengan ruang lab dengan ukuran 6x8m². Sedangkan sarana

yang terdapat di perpustakaan adalah sebagai berikut :

a. Komputer;

b. Meja baca lesehan;

Page 82: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

c. Karpet;

d. Televisi serta perangkatnya; dan

e. Sofa dan perangkatnya.

7. Jenis Koleksi dan Layanan Perpustakaan

a. Jenis Koleksi

Koleksi buku perpustakaan dikelompokkan secara sistematis

menurut subjek masing-masing ilmu pengetahuan dengan mengguankan

sistem DDC. Koleksi Perpustakaan An-nisaa’ terdiri atas :

1) Koleksi Buku Teks

Berupa buku non fiksi dan berbagai subjek (disiplin ilmu) yang

disusun berdasarkan DDC

2) Koleksi Buku Paket

Berupa buku-buku pelajaran dari bidang studi, yang dipinjamkan

kepada guru selama 1 tahun atau sesuai kebutuhan

3) Koleksi Referensi

Terdiri dari ensiklopedi, kamus, alat peraga, dan lain-lain. Koleksi ini

hanya dapat dibaca di tempat, di foto kopi, atau dipinjam untuk guru

selama satu minggu

4) Koleksi Teacher Resources

Merupakan koleksi yang diperuntukkan khusus untuk guru Sekolah

An-nisaa’

Page 83: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

5) Koleksi Karya Tulis

Adalah karya tulis siswa-siswi SMP An-nisaa’ sebagai syarat

kelulusan, yang diberikan pada akhir kegiatan belajar

6) Koleksi Hiburan

Perpustakaan menyediakan buku-buku fiksi, sebagai sarana hiburan.

Selain itu juga disediakan majalah, surat kabar, dan tabloid

7) Koleksi Audio visual

Terdiri dari VCD, CD, DVD, dan kaset. Koleksi ini hanya dapat

dipinjamkan pada saat jam pengajaran berlangsung atau sesuai

kebutuhan

8) Koleksi Kliping

Perpustakaan An-nisaa’ menyediakan koleksi kliping dalam beberapa

subjek yaitu diantaranya: pendidikan, sastra, kesehatan, masakan,

politik dan hukum, olah raga, agama, psikologi, remaja dan dunia anak

9) Jurnal

Program ini diadakan setiap tahun atau disebut pekan buku (Book

Week) yang menghasilkan jurnal. Penyelenggaraan program ini

dilakukan bersama-sama oleh setiap tingkatan siswa mulai dari KB,

TK, SD, dan SMP.

a. Layanan Perpustakaan

Minat baca siswa sekolah An-nisa sangat tinggi sekali, sehingga

perpustakaan mengharuskan siswa untuk dapat meminjam bahan pustaka.

Aturan perminjaman pada perpustakaan yaitu siswa diwajibkan memiliki

Page 84: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

kartu anggota perpustakaan mulai KB–SMP dan di perbolehkan membaca

di perpustakaan karena mereka belum diwajibkan memiliki kartu, dan

yang telah memiliki kartu perpustakaan siswa diperbolehkan meminjam

buku sebanyak 2 buku/minggu.

Setiap siswa KB dan TK yang datang ke perpustakaan di wajibkan

membawa folder plastik, tujuannya agar buku yang mereka pinjam

dimasukkan kedalam folder tidak basah dan jika buku hilang maka mudah

dikembalikan, folder plastik itu terdapat barcode scanner sehingga mudah

diidentifikasiakan.

Sumber pengadaan koleksi mempunyai beberapa sumber. Ada

yang berasal dari dana perpustakaan, yakni berasal dari sumbangan wajib

siswa tiap tahunnya. Siswa KB menyumbang Rp 75.000,-/tahun, siswa SD

menyumbang Rp 100.000,-/tahun. Dari sekolah juga ada dana

pengadaannya. Kerjasama dengan penerbit tidak ada sumbangan dana

pengadaan, akan tetapi cuma memberi diskon pada setiap pembelian

koleksi. Pengadaan buku yang berasal dari Depdiknas tidak begitu banyak

karena buku Depdiknas tidak begitu diminati dan dibaca oleh pembaca.

Buku Depdiknas, bacaannya lebih cenderung sastra, jadi anak-anak

cenderung boring atau bosan. Oleh karena itu koleksi buku Depdiknas

hanya disimpan pada rak koleksi. Kalau itu dipakai hanya pada jam mata

pelajaran Bahasa Indonesia. Sumber lain berasal dari denda buku. Tiap

pengembalian buku yang terlambat 1 buku/hari di denda Rp.100.-

ditambah pengurangan waktu baca mereka setelah tiga kali terlambat

Page 85: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

mengembalikan buku. Kalau bagi anak KB dan TK yang terlambat

pengembalian bukunya tidak ada denda, tetapi hanya pengurangan waktu

baca mereka. Jadi ada perjanjian diawal.

8. Kerjasama Perpustakaan

Dalam rangka mendukung proses pembelajaran, perpustakaan

melakukan kerjasama, baik dengan masyarakat sekolah, seperti : ketua

yayasan, guru staf administrasi, dan orang tua atau wali siswa maupun

dengan masyarakat sekolah. Kerjasama dengan pimpinan yayasan dan staf

administrasi dilakukan dalam rangka menyusun program kerja beserta

dana yang diperlukan untuk melaksanakan program kegiatan.

Sedangkan dengan guru, kerjasama dilakukan dalam hal pemilihan

bahan pustaka atau koleksi perpustakaan, dan dalam hal pelaksanaan

kegiatan atau pelaksanaan perpustakaan, misalnya : dalam kelas 4-6 SD.

Dengan para orang tua atau wali, kerjasama dilakukan, misalnya, dalam

hal penerbitan karya siswa. Banyak karya siswa yang telah di nilai oleh

guru kemudian diterbitkan atas biaya orang tua atau wali, dan selanjutnya

menjadi koleksi perpustakaan. Adapun kerjasama dengan masyarakat luar

sekolah dilakukan dengan beberapa lembaga seperti, Perpustakaan

Nasional Plus, Perpustakaan Al-Izhar.

9. Program Perpustakaan

a. Friend of Library

Program ini diperuntukkan kepada anggota yang benar-benar

‘concern’ terhadap perkembangan koleksi di perpustakaan temasuk

Page 86: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

guru dan siswa. Program ini kengharuskan tiap anggota menyumbang

4 buku yang terdiri dari fiksi, non fiksi, majalah dan prioritas untuk

meminjan koleksi terbaru dan pin sahabat perpustakaan.

b. Bimbingan Pemakai Perpustakaan

Program ini diberikan pada awal tahun ajaran, yang

mengajarkan tentang fungsi perpustakaan dan menjelaskan tentang

otomasi perpustakaan dan persyaratan dalam peminjaman,

pengembalian buku dengan program athenium light, serta

menginformasiakan No. DDC dan lokasi buku tersebut di rak dengan

warna yang berbeda.

c. Info Buku Baru

Penyebaran informasi buku baru yang dimiliki oleh

Perpustakaan An-nisa melalui brosur atau mading yang siap

dipinjamkan kepada anggota perpustakaan. Mading Perpustakaan:

Siswa membuat mading menurut kelas, sesuai dengan tema yang

diberikan oleh staf perpustakaan.

d. Program Storytelling

Program ini diadakan untuk siswa KB, TK, dan siswa kelas 1-3

pustakawan dapat mengapresiasikan kemampuannya dalam

mendongeng melalui media yang telah disediakan di perpustakaan,

seperti : boneka, buku cerita yang ada, melalui chart, draw talk, radio

set lengkap dengan audio sistem. Lalu cerita tersebut didiskusikan oleh

setiap siswa, agarmereka dapat menginformasikan kembali tentang

Page 87: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

karakter tokoh dan alur cerita. Selain itu ada juga program membaca

buku cerita, menggambar dan mewarnai serta mendisplay, bermain

puzzle, membuat cerita sendiri, dan mempelajari cara membaca dan

mencari kata kamus.

Untuk kelas 4 SD-SMP lebih diarahkan kepada latihan

menggunakan dan lomba mencari kata di kamus dan ensiklopedi, serta

siswa juga dijelaskan bagaimana tehnik penggunaan indeks dengan

cepat. Untuk program nonton film menggunakan TV dan DVD, setelah

selesai didakan sharing, apa yang didapat pada film tersebut. Untuk

kelas yang lebih tinggi harus menganalisa tokoh-tokoh film, lalu

mereka mengapresiasikan.

Di kelas 5 dan 6 SD ada teknik pembuatan kliping. Pustakawan

yang menentukan materi dan tema, siswa sediakan koran, kemudian.

Dan kliping yang mereka buat dengan menyertakan nama, tanggal,

halaman, kolom serta baris apa atau berapa. Untuk kelas 6 diadakan

program pengenalan internet dan teknik mencari informasi dengan

google, pustakawan hanya membimbing secara teori, untuk praktek

mereka langsung ke lab komputer bersama pembimbingnya.

Page 88: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang ada di bawah ini merupakan jawaban yang

dihasilkan dari observasi, wawancara dan kuesioner. Adapun deskripsi

dilaksanakannya ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut :

Metode yang dilakukan pertama adalah observasi, yang

dilaksanakan di Perpustakaan An-nisaa’ dengan mengadakan peninjauan

secara langsung dalam jangka waktu selama dua minggu, yang

pelaksanaannya tidak dilakukan secara berurutan. Observasi dilaksanakan

dengan cara melihat keadaan perpustakaan dari semua segi yang dilakukan

secara keseluruhan mulai dari ruangan hingga program-program yang

diselenggarakan. Keunggulan melakukan observasi terlebih dahulu adalah

bisa membandingkan pelaksanaan yang ada di lapangan dengan hasil

wawancara maupun kuesioner.

Metode yang kedua adalah dengan melakukan wawancara.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan dua nara sumber yaitu yang

berasal dari perpustakaan dan sekolah. Dari perpustakaan diwakilkan oleh

kepala perpustakaan dan dari sekolah diwakilkan oleh guru yang mengajar

kelas 5. Alasan diadakannya wawancara dengan pihak perpustakaan dan

sekolah adalah untuk mengetahui secara pasti tentang upaya-upaya yang

Page 89: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

dilakukan oleh pihak perpustakaan dari sudut pandang kedua belah pihak

sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih akurat dan memperoleh

informasi yang berimbang. Waktu yang digunakan untuk wawancara

adalah selama 2 hari yaitu pada hari Rabu tepatnya tanggal 21 Oktober

2009 yang dilaksanakan untuk pihak perpustakaan sedangkan hari Kamis

tanggal 22 Oktober 2009 untuk pihak guru.

Metode yang terakhir adalah menggunakan kuesioner atau angket

yang pada skripsi ini hanya diperuntukkan pada siswa/siswi kelas 5 SD.

Penyebaran kuesioner dilaksanakan hanya satu hari yang jadwalnya

disesuaikan dengan jadwal kunjungan perpustakaan untuk siswa/siswi

kelas 5 SD yang tepatnya dijadwalkan pada hari Rabu tanggal 22 Oktober

2009. Adapun populasi penelitian ini adalah siswa/siswi kelas 5 SD An-

nisaa’. Alasan penulis hanya memilih siswa/siswi kelas 5 dilatarbelakangi

oleh asumsi bahwa siswa/siswi kelas 5 sudah cukup mampu untuk

memenuhi kriteria yang penulis inginkan. Sedangkan penulis tidak

mengambil kelas 6 karena siswa/siswi tersebut sedang mengikuti

bimbingan belajar untuk ujian sehingga dari pihak sekolah tidak

mengizinkan. Untuk sampelnya penulis menggunakan purposive sample

(sampel bertujuan) yang dilakukan berdasarkan pretasi belajar siswa.

Responden yang digunakan berjumlah 24 respondent atau 32 % dari

keseluruhan siswa kelas 5 yang berjumlah 75 siswa/siswi dari 3 kelas.

Untuk hasil observasi dan wawancara diolah sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Sedangkan untuk data-data kuesioner selanjutnya di

Page 90: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

hitung frekuensi dan prosentasenya dari setiap jawaban yang dikumpulkan.

Dan diberi penafsiran pada nilai prosentase yang diperoleh dengan

menggunakan rumus :

P = F/N x 100 %

Ket : P = Prosentase

F = Frekuensi

N = Jumlah sample yang diolah (Sudijono, 2001: 40).

Adapun parameter untuk penafsiran untuk nilai prosentase adalah :

0 % = Tidak ada satu pun

1 % - 25 % = Sebagian kecil

26 % - 49 % = Hampir setengahnya

50 % = Setengahnya

51 % - 75 % = Sebagian besar

76 % - 99 % = Hampir seluruhnya

100 % = Seluruhnya (Warsito, 1992 : 11).

B. Perolehan Data

1. Usaha Meningkatkan Literasi Informasi Siswa

Perpustakaan Sekolah An-nisaa’ senantiasa berusaha untuk

meningkatkan literasi informasi siswa sesuai dengan visi dari sekolah ini,

yaitu sebagai jantung dari sekolah yang saling terkait satu sama lain.

Adapun usaha-usaha yang dilakukan Perpustakaan An-nisaa’

dalam meningkatkan literasi informasi siswa adalah melaksanakan

Page 91: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

berbagai macam program kegiatan. Adapun program kegiatan di

Perpustakaan An-nisaa’ yaitu meliputi program kegiatan sebagai berikut :

a. Bimbingan Pemakai Perpustakaan

Program ini diberikan pada awal tahun ajaran yang mengajarkan

tentang fungsi perpustakaan dan menjelaskan tentang otomasi

perpustakaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini :

1) Persyaratan dalam peminjaman dan pengembalian buku dengan

program Athenium light

Dalam program ini dijelaskan tentang sistem Athenium light

dalam pengoperasiannya seperti bar code dan scannernya. Dan juga

diberi penjelasan kepada siswa ketika ingin meminjam buku harus

membawa kartu perpustakaan, kemudian kartu discan pada bar

codenya dan datanya masuk ke data file masing-masing siswa di

komputer. Biasanya pustakawan menjelaskan di depan dan membawa

contoh-contoh peralatan yang dibutuhkan dan memberi penjelasan

bahwa apabila siswa tidak mematuhi maka, mereka tidak dapat

menjalankan sistem tersebut. Pada dasarnya program ini berfungsi

sebagai pengenalan Athenium light secara garis besar.

2) Menginformasikan No. DDC (Dewey Decimal Classification) dan

lokasi buku

Untuk memudahkan siswa mencari buku, selain ada no

klasifikasi juga di pasang warna stiker yang berbeda disetiap subjek-

subjek buku. Contoh: tentang hutan No. 500 (SCIENCE) stikernya

Page 92: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

warna pink. Dalam pengajarannya pustakawan melakukannya secara

bertahap. Langkah-langkah menginformasikan No. DDC kepada siswa

yaitu melalui beberapa tahap :

a) Pustakawan memberi penjelasan terlebih dahulu tentang No. DDC

dan kegunaanya serta warna stiker yang menyertai setiap subyek

buku secara umum.

b) Siswa diajak ke rak buku dan ditunjukkan langsung letak lokasi

buku.

c) Ketika siswa meminjam buku biasanya pustakawan memberikan

pertanyaan tentang penomoran buku yang sesuai dengan subyek

buku yang mereka pinjam dan ini dilakukan berulang kali.

d) Membuat game atau perlombaan tentang No. DDC yang telah

diajarkan. Dalam perlombaan ini pustakawan memberikan masing-

masing 5 amplop kepada setiap kelompok yang berisikan

pertanyaan mengenai subyek-subyek tertentu. Kemudian siswa

diharuskan menjawab pertanyaan yang tersedia diamplop tersebut.

Contoh : misalnya tentang teknologi atau tentang sejarah, di sini

siswa dituntut untuk menjawab bidang teknologi dan sejarah

masuk pada penomoran berapa.

Apabila melihat standar literasi informasi menurut American

Association of School Librarian program ini lebih mengarah ke

Standar 4 yaitu siswa yang dianggap sebagai pelajar yang mandiri

adalah siswa yang information literate dan mendapatkan informasi

Page 93: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

yang berhubungan dengan minat pribadi, dibandingkan dengan Standar

1 yang lebih mengarah dalam mengakses informasi secara efektif dan

efisien. Hal ini tergambar dengan adanya tujuan diadakannya program

ini yaitu memudahkan siswa mencari buku yang mereka suka sehingga

akan membuat siswa belajar mandiri dan bukan hanya sekedar dapat

mencari informasi secara efektif dan efisien.

b. Latihan Penggunaan Koleksi

Untuk kelas 4 SD-SMP lebih diarahkan pada program latihan

penggunaan koleksi. Pada program latihan penggunaan koleksi dibagi atas

beberapa kegiatan yaitu :

1) Latihan Menggunakan Kamus dan Ensiklopedia

Pada program ini pustakawan menjelaskan cara menggunakan

kamus dan ensiklopedia dengan cara alfabet berdasarkan huruf abjad.

Langkah-langkah dalam latihan menggunakan kamus dan ensiklopedia

ada beberapa tahap yaitu :

a) Biasanya dalam menelusur lewat ensiklopedia dan kamus

ditentukan dulu topik apa yang ingin dicari menurut abjad.

b) Kemudian apabila terdapat kata lihat juga di dalam ensiklopedia

pustakawan juga menginformasikan sehingga informasi yang dicari

lebih lengkap. Biasanya ensiklopedia yang digunakan ensiklopedia

science.

c) Setelah siswa mahir menggunakannya dilakukan lomba untuk

mencari kata di kamus dan ensiklopedia. Caranya dengan

Page 94: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

memberikan 5 amplop yang berisi 5 kata yang harus dijawab oleh

siswa. Selain itu, pustakawan juga membantu kegiatan kelas sesuai

dengan materi yang digunakan contoh: tentang bumi. Jadi,

pustakawan mengajarkan dengan menggunakan ensiklopedia

science yang memuat topik tentang bumi.

2) Teknik Penggunaan Indeks dengan Cepat

Dalam pengajaran menggunakan indeks secara cepat biasanya

pustakawan lebih menggunakan ensiklopedi science yang berdasarkan

atas tema tertentu dalam satu buku, misalnya : ensiklopedia tersebut

membahas mengenai IPTEK sehingga di dalam ensiklopedia tersebut

hanya membahas tentang IPTEK. Melalui ensiklopedia tersebut

pustakawan mengajarkan penggunaan dan pencarian melalui indeks

yang berada diakhir buku dengan menjelaskan maksud dari setiap

bagian-bagian seperti : nama, subyek yang tertera secara alfabetis

maupun halaman nomor.

Apabila melihat standar literasi informasi menurut American

Association of School Librarian program ini masuk pada Standar 1

yaitu siswa yang dianggap information literate dapat mengakses

informasi secara efektif dan efisien. Hal ini terlihat bahwa dengan

melakukan program ini siswa dapat melakukan pencarian sumber-

sumber informasi secara efektif dan efisien dengan bantuan

penggunaan indeks.

Page 95: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

c. Pembuatan Kliping

Pada tingkat kelas 5 dan 6 SD diadakan program pembuatan

kliping. Pada kegiatan ini pustakawan mengajarkan siswa teknik

pembuatan kliping. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tema, biasanya dalam menentukan tema ditentukan oleh

pustakawan contoh : Aids.

2) Mengambil dari koran berdasarkan tema yang telah ditentukan.

3) Menyebutkan sumber asalnya.

4) Mencantumkan nama, tanggal dan diberi halaman, kolom serta baris.

Tujuan diadakannya program ini adalah menambah informasi

kepada siswa dan dapat merubah tingkah laku atau sikap. Misalnya,

tentang Aids, dari pembuatan kliping tersebut siswa dapat mengetahui

sebab dan akibat dari Aids tersebut.

Apabila melihat standar literasi informasi menurut American

Association of School Librarian program ini masuk pada Standar 5 yaitu

siswa yang dianggap pelajar mandiri adalah siswa yang information

literate dan menghargai literatur serta ekspresi informasi kreatif lainnya.

Dimana program pembuatan kliping ini dapat menambah kreativitas anak

didalamnya.

d. Pengenalan Internet

Pemanfaatan layanan internet befungsi sebagai sarana penelusuran

informasi. Pada program ini pustakawan mengenalkan internet dengan

memberi pelajaran tentang teknik mencari informasi dengan menggunakan

Page 96: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

google. Dalam program pengenalan internet, pustakawan hanya

membimbing secara teori. Sedangkan untuk praktek sendiri siswa

langsung ke laboratorium komputer bersama pembimbingnya. Dan untuk

SMP pustakawan langsung mengajarkannya di laboratorium komputer.

Apabila melihat standar literasi informasi menurut American

Association of School Librarian program ini masuk pada Standar 1 yaitu

siswa yang dianggap information literate dapat mengakses informasi

secara efektif dan efisien. Hal ini terlihat bahwa pengenalan internet pada

program ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam menelusur dalam

menggunakan teknologi media elektronik secara efektif dan efisien.

Namun pada kenyataannya program ini belum maksimal dijalankan

disebabkan pustakawan hanya membimbing secara teori. Dan dari

kuesioner yang di sebar siswa lebih dominan memilih orang tua dalam

pengenalan internet dibandingkan dengan pustakawan sendiri.

e. Nonton Film

Pada program ini setelah selesai menonton biasanya siswa akan

ditanya oleh pustakawan tentang apa saja yang didapat dalam film

tersebut. Untuk kelas yang lebih tinggi akan menganalisa tokoh-tokoh

pada film itu. Seperti peran antagonis atau protagonis dan juga tentang

kekurangan dan kelebihan film tersebut serta pesan apa yang dapat

diambil. Sementara untuk KB, TK hanya ditanya seputar tokohnya saja.

Secara umun film yang diputar disesuaikan dengan kurikulum pada setiap

kelasnya masing-masing. Contoh : pelajaran bahasa Indonesia memutar

Page 97: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

tentang dongeng kura-kura atau tentang pelajaran IPA memutar tentang

bumi dan lain-lain.

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Dikenalkan dan dijelaskan tentang judul, tema dan isi dari film yang

akan ditonton

2) Setelah menonton diberi pertanyaan yang disesuikan dengan materi

yang diberi apa film tersebut fiksi atau non fiksi

Apabila melihat standar literasi informasi menurut American

Association of School Librarian program ini masuk pada Standar 2 yaitu

siswa yang dianggap information literate dapat mengevaluasi informasi

secara kritis dan kompeten Hal ini dilihat dari manfaat program tersebut

yaitu siswa bisa bersikap kritis tentang apa yang mereka lihat pada suatu

film. Selain itu, siswa diharapkan menyelesaikan persoalan-persoalan yang

terjadi di film tersebut.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat lima

program perpustakaan yang mendukung upaya perpustakaan dalam

meningkatkan literasi informasi. Dan apabila kelima program tersebut

dianalisa menurut standar literasi informasi menurut American Association

of School Librarian terdapat dua program yang masuk ke dalam Standar 1

yaitu latihan penggunaan koleksi, dan pengenalan internet. Sedangkan

terdapat satu program yang memiliki karakter ke dalam Standar 2 yaitu

nonton film. Kemudian untuk Standar 4 terdapat satu program

Page 98: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

perpustakaan yaitu bimbingan pemakai perpustakaan. Dan untuk Standar 5

memiliki satu program perpustakaan yaitu pembuatan kliping.

2. Program Perpustakaan Mendukung Kurikulum Sekolah

Kurikulum Sekolah An-Nisaa’ mengacu pada kurikulum

Departemen Pendidikan Nasional yang diperkaya dalam penerapannya.

Peningkatan mutu pendidikan nasional diarahkan untuk meningkatkan

kualitas manusia seutuhnya melalui olah hati (SQ), olah rasa (EQ), olah

pikir (IQ), dan olah raga (PQ) agar memiliki daya saing dalam

menghadapi tantangan global.

Untuk mendukung tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

Sekolah An-Nisaa’ menerapkan PIESQ-Integrated. PIESQ Integrated

berupaya mengintegrasikan dan mengembangkan kecerdasan physical,

intelectual, emotional, dan spiritual secara seimbang yang akan

melahirkan manusia penuh dengan makna dan keagungan (greatness).

Dalam penerapannya, berbagai mata pelajaran saling dikaitkan melalui

tema-tema tertentu (spider web) dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai

kebaikan universal menjadi ruhnya. Dengan metode pembelajaran active

learning, diharapkan terjadi sinergi PIESQ-Integrated yang berwawasan

agama, teknologi, seni dan lingkungan. Pengintegrasian berbagai mata

pelajaran ditujukan agar siswa memahami secara mendalam menyeluruh

berbagai materi yang diajarkan dan dapat melihat suatu permasalahan dari

berbagai sudut pandang disiplin ilmu yang berbeda.

Page 99: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Sedangkan untuk program perpustakaan, Sekolah An-Nisaa’

menerapkan jadwal kunjungan tersendiri yang diperuntukkan bagi siswa

dalam melakukan pembelajaran di perpustakaan yang program-program

tersebut diajarkan langsung oleh pustakawan, seperti contoh program

kegiatan yang telah dipaparkan di atas. Sehingga setiap kelas mempunyai

waktu sendiri yang jadwalnya dapat dilihat pada bagian lampiran library’s

schedule.

Dalam pembentukan dan penyusunan program perpustakaan

disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan sekolah yang telah selesai

dibentuk. Pembentukan dan penyusunan program-program pembelajaran

perpustakaan dibuat sendiri oleh pihak perpustakaan yang program-

programnya disesuaikan dengan tingkat masing-masing kelas, sehingga

menghasilkan suatu kurikulum perpustakaan tersendiri yang dibuat pada

setiap awal semester. Sehingga di sini program perpustakaan tidak terdapat

di kurikulum sekolah melainkan berada di kurikulum tersediri yang dapat

dilihat pada lampiran dibelakang tentang program perpustakaan 2008-

2009.

Untuk kelas 5 SD-SMP perpustakaan bekerjasama dengan guru

Bahasa Indonesia dengan mengadakan kegiatan lingkar sastra. Kegiatan

lingkar sastra adalah kerjasama antara guru bahasa Indonesia kelas 5

dengan pihak perpustakaan. Contohnya seperti : menganalisa sebuah puisi,

membuat resensi dari sebuah novel, dan sebagainya. Dalam melakukan

kegiatan lingkar sastra biasanya dibuat kelompok kecil yang

Page 100: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

beranggotakan 3-4 orang. Sedangkan untuk materinya sendiri tergantung

dari guru. Manfaat dari program ini adalah melatih siswa untuk

menghargai teman dan memberikan kesempatan untuk berbicara dan

mengungkapkan pendapat. Serta melatih kemampuan untuk menyimak

pendapat orang lain.Selain itu, perpustakaan juga bekerjasama dengan para

guru lain misalnya dengan guru IPA yaitu seperti contoh di bawah ini:

Apabila guru memberikan tugas kepada siswa tentang “habitat”

kemudian guru tersebut meminta bantuan kepada pihak perpustakaan

untuk memberikan pelajaran-pelajaran tentang “habitat” dengan

menggunakan koleksi yang ada di perpustakaan. Maka, para siswa diajak

ke perpustakaan oleh gurunya dan di perpustakaan pustakawan

menunjukkan buku apa saja yang memuat tentang “habitat” kepada para

siswa. Sehingga dari sini siswa dapat belajar tidak hanya pada satu buku

tetapi dapat belajar dari berbagai sumber buku yang ada di perpustakaan.

Dari penjelasan di atas dapat diuraikan bahwasannya perpustakaan

dalam pembentukan program perpustakaan belum terintegrasi dengan

kurikulum sekolah yang dalam hal ini program perpustakaan masih berdiri

sendiri seperti pada contoh : lampiran program perpustakaan 2008-2009.

Akan tetapi, program perpustakaan di Sekolah An-Nisaa’ ikut mendukung

(pro-aktif) kurikulum yang telah diterapkan sekolah. Dengan memberikan

program-program yang ikut mendukung sehingga kurikulum yang ada

dalam penerapannya dapat diperkaya. Selain itu, seringnya pustakawan

Page 101: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

melakukan kerjasama seperti yang diuraikan di atas merupakan point yang

penting dalam mendukung kurikulum sekolah.

3. Hambatan dan Solusi

Data yang ada di bawah ini merupakan hasil dari wawancara

pribadi dengan kepala perpustakaan dan juga hasil wawancara dari guru

kelas serta para siswa. Seperti yang dipaparkan di bawah ini :

Hambatan dan solusinya yang pernah dialami menurut pihak

perpustakaan diantaranya yaitu :

a. Apabila program perpustakaan tidak dapat dilaksanakan karena

terdapat pelajaran tambahan, maka solusinya adalah dengan

melakukan komunikasi dengan semua pihak sekolah, karena

apabila komunikasi jalan maka semua akan berjalan lancar

menghindari miss communication.

b. Apabila pihak perpustakaan telah mempersiapkan materi untuk

kelas tetapi ketika masuk para siswa tidak semangat, maka

solusinya adalah pihak perpustakaan melakukan sistem proses

dalam artian tidak terlalu melakukan pembelajaran secara formal

jadi lebih mengarah ke praktek sehingga mereka bisa senang dan

semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Sedangkan dari guru kendalanya tidak ada hanya perlu

ditingkatkan dari beberapa aspek:

a. Yang berhubungan dengan pengadaan buku, terkadang guru sangat

memerlukan buku baru, namun kadangkala terjadi keterlambatan.

Page 102: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

b. Tenaga kerja perpustakaan mungkin di tambah.

Terakhir dari siswa/siswi sendiri yang menggunakan angket

terbuka rata-rata mereka menghadapi kendala dari segi waktu. Menurut

mereka waktu pada kunjungan pembelajaran di perpustakaan terlalu

sempit sehingga perlu penambahan waktu. Namun sebagian siswa juga

mengatakan bahwa tidak ada hambatan atau kendala di perpustakaan

karena para siswa sudah merasa puas dan senang dengan semua program

yang ada.

4. Hasil Kuesioner Dan Pembahasan

Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian tentang upaya

perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi Siswa : Studi Kasus

di Perpustakaan Sekolah An-nisaa’. Kuesioner ini disebarkan secara

purposive sample kepada 24 siswa atau 32 % siswa kelas 5 SD ajaran

2009/2010. Data-data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner diolah

secara manual dengan mengunakan tabel yang bertujuan untuk

memudahkan analisa data yang diperoleh. Dari jumlah kuesioner yang

disebarkan, hasil penggambarannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3

Kuesioner Yang Diedarkan

Kuesioner Jumlah P

Diedarkan 24 100 %

Tidak dikembalikan/hilang 0 0 %

Jumlah 24 100%

Page 103: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Dari Tabel 3 yang tertera di atas terdapat 24 kuesioner yang

disebarkan di Perpustakaan Sekolah An-nisaa’ dan data yang diperoleh

atau yang dikembalikan sebanyak 24 kuesioner pula (100 %).

Kuesioner ini disebarkan kepada responden di Perpustakaan

Sekolah An-nisaa’ yang direncanakan terlebih dahulu karena responden

yang pilih telah ditentukan. Berikut adalah rincian tabel serta

pembahasannya :

a. Identitas Responden

Dalam penelitian ini penulis menganalisa identitas responden hanya

dari dua aspek yaitu jenis kelamin dan asal kelas respoden.

1) Jenis Kelamin

Penulis mengidentifikasi pengguna berdasarkan jenis kelamin, hal

ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan gender terhadap

kemampuan siswa yang telah mengikuti program-program yang diberikan

perpustakaan, tidak ada perbedaan semuanya mempunyai peluang yang

sama seperti yang dijabarkan dengan tabel di bawah ini :

Tabel 4

Jenis Kelamin Responden

Variabel Jawaban Frekuensi Prosentase

Laki-laki 11 45,83 %

Perempuan 13 54,16 %

Jumlah 24 100 %

Dari data Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 24 responden yang

dipilih secara tertentu (purposive) siswa yang dianggap memiliki

Page 104: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

kemampuan lebih yang ditunjukkan langsung oleh pihak Perpustakaan An-

nisaa’ terlihat pada data tersebut perempuan mendapatkan hasil 54,16 %

dengan nilai prosentase sebagian besar, sedangkan untuk laki-laki

memperoleh 45,83 % dengan nilai prosentase hampir setengahnya.

2) Asal Kelas Responden

Identifikasi responden yang kedua adalah berdasarkan kelas,

karena hanya kelas 5 yang menjadi sampel maka terdapat 3 kelas seperti

yang terdapat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5

Asal Kelas Responden

Kriteria F P

Kelas 5 Y 8 33,33 %

Kelas 5 N 8 33,33 %

Kelas 5 T 8 33,33 %

Jumlah 24 100 %

Dengan melihat Tabel 5 dapat diketahui bahwa sebanyak 24

responden yang dipilih, setiap kelas menghasilkan masing-masing 8

responden yaitu dari kelas 5 Y, kelas 5 N dan kelas 5 T. Dan ketiganya

menghasilkan prosentase yang sama yaitu 33,33 %. Hal ini bisa terjadi

karena penulis membagi sama banyak perkelas terhadap seluruh

responden.

b. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan

Page 105: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Untuk Frekuensi kunjungan ke perpustakaan terdapat dua pertanyaan yaitu

mengenai : kunjungan ke perpustakaan, dan jadwal khusus, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada sub bab berikut ini :

3) Kunjungan ke Perpustakaan

Kunjungan ke perpustakaan ini dilakukan oleh siswa selain pada

jadwal perpustakaan yang telah ditetapkan. Seringnya siswa mengunjungi

perpustakaan memperlihatkan bahwa perpustakaan mempunyai fungsi

yang besar bagi kebutuhan siswa akan informasi.

Tabel 6

Kunjungan ke Perpustakaan

Variabel Jawaban F P

Tidak pernah 0 0 %

1 kali 3 12,5 %

2 kali 5 20,83 %

Lebih dari 2 kali 6 25 %

Tidak tentu 10 41,6 %

Jumlah 24 100 %

Melalui Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 24 responden, sebagian

kecil responden memilih kunjungan ke perpustakaan sebanyak 1 kali

berjumlah 12,5 %, yang memilih 2 kali kunjungan yaitu sebesar 20,83 %,

dan yang memilih lebih dari 2 kali yaitu sebesar 25 %. Adapun hampir

setengahnya memilih jawaban tidak tentu yaitu sebanyak 41,6 %.

Berdasarkan data-data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

hampir setengah responden menjawab frekuensi kunjungan ke

perpustakaan dalam waktu seminggu adalah tidak tentu yaitu sebesar 41,6

Page 106: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

%. Dan ini bisa menjadikan ukuran bahwasannya para siswa tidak hanya

datang pada saat jadwal perpustakaan.

4) Jadwal Khusus

Jadwal ini menunjukkan bahwa pihak sekolah memberikan ruang

bagi siswa untuk datang ke perpustakaan dalam memperoleh pengetahuan

dan informasi yang di bimbing langsung oleh pihak perpustakaan sehingga

jadwal ini bisa terkontrol seperti yang tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 7

Jadwal Khusus

Variabel Jawaban F P

Ya 23 95,83 %

Tidak 1 4,16 %

Jumlah 24 100 %

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa siswa yang menyatakan terdapat

jadwal khusus untuk kunjungan ke Perpustakaan An-nisaa’ sebagian besar

menjawab ‘ya’ dengan jumlah responden pemilih hampir seluruhnya yaitu

23 responden dengan prosentase 95,83 % sedangkan sebagian kecil

menjawab tidak, yaitu sebesar 4,16 % dengan 1 responden. Sehingga dari

pemaparan tersebut diperoleh hasil bahwa penilaian responden terhadap

ketersediaan jadwal khusus perpustakaan sudah positif dengan menyatakan

‘ya’ yang berarti ada atau tersedia jadwal khusus.

Page 107: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

c. Penggunaan Perpustakaan

Penggunaan perpustakaan merupakan hal yang sangat penting karena

banyak kegunaan dari perpustakaan itu sendiri. Berikut terdapat 13 pertanyaan

yang di bahas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub bab berikut ini :

5) Dapat Menggunakan Internet

Penggunaan internet tidak asing lagi bagi siswa pada tingkat

sekolah dasar karena di sekolah-sekolah dasar sekarang ini sudah mulai

diperkenalkan tentang penggunaan internet. Di bawah ini disajikan tabel

yang menerangkan seberapa besar kemampuan siswa dalam menggunakan

internet dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 8

Dapat Menggunakan Internet

Variabel Jawaban F P

Bisa 24 100 %

Sedikit-sedikit 0 0 %

Kurang bisa 0 0 %

Tidak bisa 0 0 %

Jumlah 24 100 %

Dengan melihat hasil dari Tabel 8 dapat dipaparkan bahwasanya

responden secara keseluruhan dengan prosentase 100 % memilih bisa

dalam penggunaan internet. Sehingga dapat diperoleh hasil bahwa

penilaian responden terhadap penggunaan internet secara keseluruhan

mendapat hasil 100 % untuk jawaban ‘bisa’.

Page 108: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

6) Asal Belajar Menggunakan Internet

Pada tabel ini penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh

perpustakaan dalam memberikan pelajaran tentang penggunaan internet

apakah persentasenya lebih dominan atau tidak dapat kita rinci pada tabel

di bawah ini :

Tabel 9

Asal Belajar Menggunakan Internet

Variabel Jawaban F P

Guru 0 0 %

Petugas perpustakaan 2 5,12 %

Orang tua 16 41,02 %

Saudara 12 30,76 %

Teman 7 17,94 %

Lain-lain (sebutkan)....

Buku panduan, sendiri

2 5,12 %

Jumlah 39 100 %

Melalui Tabel 9 dapat diketahui bahwasannya dari 24 responden

diperoleh 39 jawaban. Sebagian kecil responden petugas perpustakaan

sebesar 5,12 %, sedangkan hampir setengahnya memilih orang tua yaitu

sebesar 41,02 %, adapun 30,76 % dipilih untuk jawaban saudara dengan

nilai prosentase hampir setengahnya, selanjutnya sebagian kecil juga

dipilih untuk teman sebesar 17,94 % dan yang memilih lain-lain dengan

jawaban buku panduan dan sendiri yaitu sebesar 5,12%.

Dari data-data di atas dapat diperoleh hasil bahwa pihak

perpustakaan kurang berperan dalam hal pembelajaran menggunakan

internet karena hampir setengahnys responden memilih asal mereka

Page 109: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

mengetahui cara belajar menggunakan internet yaitu melalui ‘orang tua’

dengan jawaban sebesar 41,02 %.

7) Dapat Menggunakan OPAC

Dalam mencari koleksi pengguna dapat langsung mencarinya ke

rak atau dengan menggunakan OPAC. Di tabel ini dapat kita ketahui

seberapa besar kemampuan siswa/siswi kelas 5 dapat menggunakan

OPAC.

Tabel 10

Dapat Menggunakan OPAC

Variabel Jawaban F P

Bisa 20 83,33 %

Sedikit-sedikit 3 12,5 %

Kurang bisa 1 4,16 %

Tidak bisa 0 0 %

Jumlah 24 100 %

Dari Tabel 10 diketahui bahwa dari 24 responden diperoleh

prosentase hampir seluruhnya memilih jawaban ‘bisa’ yaitu sebesar 83,33

% sedangkan sebagian kecil responden memilih sedikit-sedikit dengan

hasil 12,5 % dan kurang bisa sebesar 4,16 %. Sehingga bila disimpulkan

siswa dapat menggunakan OPAC sebesar 83,33 %.

Page 110: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

8) Asal Belajar Menggunakan OPAC

Seperti halnya dengan pertanyaan sebelumnya pada tabel ini dapat

diketahui dari mana asal siswa/siswi kelas 5 dapat menggunakan OPAC

dan seberapa besar kontribusi yang dilakukan pihak perpustakaan.

Tabel 11

Asal Belajar Menggunakan OPAC

Variabel Jawaban F P

Guru 0 0 %

Petugas perpustakaan 22 91,6 %

Orang tua 0 0 %

Saudara 0 0 %

Teman 2 8,33 %

Lain-lain (sebutkan)... 0 0 %

Jumlah 39 100 %

Dengan melihat data dari Tabel 11 dapat dipaparkan bahwa hampir

seluruh responden memilih petugas perpustakaan yaitu sebesar 91,6 %.

Sedangkan sebagian kecil responden memilih teman dengan prosentase

8,33 %. Sehingga dapat disimpulkan asal siswa/siswi belajar

menggunakan OPAC yaitu dari petugas perpustakaan dengan nilai

prosentase hampir seluruhnya yaitu sebesar 91,6 %.

9) Siswa Didampingi Guru Ketika ke Perpustakaan

Keikutsertaan guru ketika terdapat kunjungan ke perpustakaan

mencerminkan bahwa perpustakaan tidak bekerja sendiri tapi di bantu oleh

guru. Selain itu guru juga bisa memonitor tingkat perkembangan dan

kemampuan siswa sewaktu berada di perpustakaan. Pada tabel di bawah

Page 111: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

ini akan diketahui tingkat keseringan guru mendampingi siswa pada saat

berkunjung ke perpustakaan.

Tabel 12

Siswa Didampingi Guru Ketika ke Perpustakaan

Variabel Jawaban F P

Selalu 0 0 %

Sering 0 0 %

Kadang-kadang 24 100 %

Jarang 0 0 %

Tidak pernah 0 0 %

Tidak tahu 0 0 %

Jumlah 24 100 %

Data-data pada Tabel 12 menyatakan bahwa dari 24 responden

secara keseluruhan semua memilih jawaban kadang-kadang dengan nilai

prosentase sebesar 100%. Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan

bahwa siswa didampingi guru ketika terdapat jadwal kunjungan ke

perpustakaan adalah kadang-kadang dengan hasil akhir sebesar 100 %.

10) Sumber Informasi yang Sering Digunakan

Sumber informasi yang ada sekarang ini sangat bervariasi seiring

meningkatnya teknologi di dunia ini. Oleh karena itu, penulis ingin

mengetahui sumber informasi apa yang sering digunakan siswa apabila

mereka membutuhkan informasi.

Page 112: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Tabel 13

Sumber Informasi yang Sering Digunakan

Variabel Jawaban F P

Ensiklopedia 12 26,66 %

Kamus 2 4,44 %

Cerita Rakyat 3 6,66 %

Internet 22 48,88 %

Majalah 4 8,88 %

Lain-lain (sebutkan)....

Orang tua, berita

2 4,44 %

Jumlah 45 100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 13 yang terlihat dari

24 responden dengan hasil 45 jawaban. Sumber jawaban informasi yang

sering digunakan oleh responden, untuk ensiklopedia dipilih responden

hampir setengahnya yaitu sebesar 26,66 %, sedangkan sebagian kecil

dipilih untuk cerita rakyat yaitu sebesar 6,66 %, untuk internet

mendapatkan nilai hampir setengahnya yaitu sebesar 48,88 %, dan masing-

masing sebagian kecil untuk majalah sebesar 8,88 % dan jawaban orang

tua dan berita mendapatkan 4,44 %.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

dari 24 responden hampir setengahnya menjawab ‘internet’ untuk sumber

informasi yang sering digunakan yaitu sebesar 48,88 %.

11) Persepsi Siswa terhadap Penggunaan Koleksi Perpustakaan dalam

Penyelesaian Tugas

Penggunaan koleksi perpustakaan oleh siswa dalam penyelesaian

tugas dari sekolah dapat mengadaptasikan bahwa siswa dapat

Page 113: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

menggunakan berbagai koleksi tidak hanya terfokus oleh satu buku dan ini

bisa terjadi apabila pihak sekolah terintegrasi dengan pihak perpustakaan.

Tabel 14

Persepsi Siswa terhadap Penggunaan Koleksi Perpustakaan dalam

Penyelesaian Tugas

Variabel Jawaban F P

Sering sekali 0 0 %

Sering 2 8,33 %

Kadang-kadang 17 70,83 %

Jarang 0 0 %

Tidak pernah 5 20,83 %

Tidak tahu 0 0 %

Jumlah 24 100 %

Tabel 14 menunjukkan bahwa dari 24 responden menyatakan

bahwa sebagian kecil yaitu 8,33 % memilih jawaban sering, sedangkan

sebagian besar responden menjawab kadang-kadang yaitu sebesar 70,83 %

dan yang menjawab tidak pernah juga sebagian kecil yaitu 20,83 %.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi siswa terhadap

penggunaan koleksi perpustakaan dalam penyelesaian tugas sebagian besar

menjawab ‘kadang-kadang’ yaitu sebesar 70,83 %.

12) Persepsi Siswa terhadap Penggunaan Koleksi Perpustakaan oleh Guru

Penggunaan koleksi perpustakaan oleh guru dapat dijadikan

barometer bahwasannya guru tidak hanya terpaku untuk menggunakan

buku pelajaran tetapi dapat mengkombinasikan penggunaan koleksi

perpustakaan seperti : cerita rakyat, dongeng, ensiklopedia, kamus dan

Page 114: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

lain-lain. Dan ini bisa terjadi apabila pihak sekolah terintegrasi dengan

pihak perpustakaan untuk lebih jelasnya lihatlah tabel di bawah ini :

Tabel 15

Persepsi Siswa terhadap Penggunaan Koleksi Perpustakaan oleh Guru

Variabel Jawaban F P

Sering sekali 1 4,16 %

Sering 11 45,83 %

Kadang-kadang 9 37,5 %

Jarang 0 0 %

Tidak pernah 3 12,5 %

Tidak tahu 0 0 %

Jumlah 24 100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 15 terlihat bahwa dari

24 responden sebagian kecil memilih jawaban sering sekali yaitu sebesar

4,16 %, sedangkan hampir setengahnya (45,83 %) menjawab sering, dan

yang menjawab kadang-kadang sebesar 37,5 % dan yang terakhir juga

sebagian kecil menjawab tidak pernah dengan yaitu sebesar 12,5 %.

Dari data-data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa responden

paling banyak menjawab ‘sering’ dalam penggunaan koleksi perpustakaan

oleh guru yaitu sebesar 45,83 % dengan nilai prosentase hampir

setengahnya

13) Koleksi yang digunakan Guru dalam Mengajar

Penggunaan koleksi perpustakaan oleh guru dalam mengajar

menandakan bahwa perpustakaan merupakan bagian yang penting dalam

pembelajaran sekolah. Bervariasinya koleksi yang ada menjadikan sekolah

Page 115: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

membuat peraturan koleksi apa yang dapat di pakai dalam pengajaran.

Untuk mengetahui koleksi apa saja yang digunakan kita dapat melihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 16

Koleksi yang digunakan Guru dalam Mengajar

Variabel Jawaban F P

Cerpen 2 3,57 %

Novel 6 10,71 %

Surat kabar 4 7,14 %

Buku cerita 18 32,14 %

Ensiklopedia 14 25 %

Kamus 11 19,64 %

Majalah 1 1,78 %

Lain-lain (sebutkan)..... 0 0 %

Jumlah 56 100 %

Dari Tabel 16 diperoleh keterangan bahwa dari 24 responden yang

terdiri atas 56 jawaban diperoleh hasil bahwa sebagian kecil responden

memilih cerpen yaitu sebesar 3,57 %, novel sebesar 10,71 % dan surat

kabar sebesar 7,14 %. Sedangkan untuk buku cerita dipilih hampir

setengahnya yaitu sebesar 32,14 %. Dan sebagian kecil responden memilih

ensiklopedia berkisar 25 %, kamus sebesar 19,64 % dan yang terakhir

majalah yaitu sebesar 1,78 %.

Berdasarkan data-data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dari

56 jawaban yang dipilih responden hampir setengahnya menjawab ‘buku

cerita’ yaitu sebesar 32,14 %. Sehingga diperoleh hasil bahwa penilaian

responden terhadap point di atas sebagian besar memilih buku cerita untuk

koleksi yang digunakan guru dalam mengajar.

Page 116: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

14) Acara Perpustakaan yang Sering Diadakan

Dalam mengadakan sebuah acara perpustakaan, perpustakaan

memiliki bermacam-macam kegiatan di dalamnya. Hal ini yang dapat

memicu perkembangan kemampuan anak. Di bawah ini merupakan

beberapa acara yang ada di perpustakaan, adapun acara perpustakaan yang

sering diadakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 17

Acara Perpustakaan yang Sering Diadakan

Variabel Jawaban F P

Storytelling 16 30,18 %

Nonton film 23 43,39 %

Membuat keterampilan 1 1,88 %

Lomba 12 22,64 %

Lain-lain (sebutkan)……

Ketertiban kelas

1 1,88 %

Jumlah 53 100 %

Data-data dari Tabel 17 menyatakan bahwa dari 24 responden

dengan 53 jawaban menyatakan bahwa acara perpustakaan yang sering

diadakan yaitu hampir setengahya memilih storytelling yaitu sebesar

30,18% dan nonton film sebesar 43,39 %. Sedangkan sebagian kecil

responden memilih membuat keterampilan dengan hasil sebesar 1,88 %,

lomba (22,64 %), dan juga ketertiban kelas yaitu sebesar 1,88 %.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 53

jawaban hampir setengahnya menjawab ‘nonton film’ yaitu sebesar

43,39%. Dan dari penjelasan di atas diperoleh hasil bahwa ‘nonton film’

merupakan acara yang sering diadakan oleh perpustakaan.

Page 117: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

15) Program Perpustakaan yang Paling Disenangi

Kegiatan-kegiatan ini bisa dijadikan barometer bahwa kegiatan apa

yang paling disenangi oleh siswa pada saat diadakannya kegiatan di

perpustakaan seperti yang sudah tertera pada tabel di bawah ini :

Tabel 18

Program Perpustakaan yang Paling Disenangi

Variabel Jawaban F P

Storytelling 5 13,88 %

Nonton film 14 38,88 %

Menelusur lewat media cetak 4 11,11 %

Menelusur lewat media elektronik 13 36,11 %

Lain-lain (sebutkan)......... 0 0 %

Jumlah 36 100 %

Berdasarkan Tabel 18 yang terdiri atas 24 responden dari 36

jawaban dapat diketahui bahwasannya sebagian kecil responden memilih

storytelling yaitu sebesar 13,88 %, sedangkan hampir setengahnya

memilih nonton film yaitu 38,88 %. Dan untuk menelusur lewat media

cetak berjumlah 11,11 % dengan nilai prosentase sebagian kecil,

selanjutnya hampir setengahnya memilih media elektronik yaitu sebesar

36,11 %. Berdasarkan keterangan tersebut diperoleh hasil bahwa ‘nonton

film’ merupakan pelajaran yang paling disenangi siswa di perpustakaan

dengan nilai prosentase hampir setengahnya yaitu 38,88 %.

16) Perasaan Siswa terhadap Program Perpustakaan

Tabel ini menunjukkan persentase siswa mengenai perasaan siswa

terhadap program yang diadakan perpustakaan di mana bisa diketahui

Page 118: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

apakah perpustakaan berhasil apa tidak dalam memgadakan program

perpustakaan bagi pribadi siswa.

Tabel 19

Perasaan Siswa Terhadap Program Perpustakaan

Variabel Jawaban F P

Senang 20 83,33 %

Biasa saja 4 16,66 %

Tidak peduli 0 0 %

Tidak senang 0 0 %

Jumlah 24 100 %

Dari Tabel 19 dapat dilihat tentang perasaan siswa terhadap

program perpustakaan di atas diperoleh keterangan bahwa dari 24

responden sebagian besar 83,33 % menyatakan senang, dan sebagian kecil

16,66 % menyatakan biasa saja. Berdasarkan keterangan tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa responden yang menjawab ‘senang’ terhadap

perasaan mereka mengenai tersedianya program perpustakaan

mendapatkan nilai prosentase hampir seluruhnya yaitu sebesar 83,33 %.

17) Manfaat Perpustakaan dalam Proses Pembelajaran

Salah satu manfaat perpustakaan adalah pada proses

pembelajarannya yang melibatkan semua pihak mulai dari guru sampai

murid. Oleh karena itu, dapat dilihat pada tabel ini apakah perpustakaan

bermanfaat dalam proses pembelajaran seperti yang tertera di bawah ini :

Page 119: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Tabel 20

Manfaat Perpustakaan dalam Proses Pembelajaran

Variabel Jawaban F P

Sangat bermanfaat 12 50 %

Bermanfaat 12 50 %

Kurang bermanfaat 0 0 %

Tidak bermanfaat 0 0 %

Jumlah 24 100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 20 terlihat bahwa dari

24 responden terlihat seimbang. Masing-masing jawaban yang memilih

sangat bermanfaat dan bermanfaat mendapat hasil sebesar 50 %. Dari

keterangan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat

perpustakaan dalam proses pembelajaran mendapatkan nilai prosentase

setengahnya yaitu masing-masing memiliki 50 % untuk yang menjawab

sangat bermanfaat dan bermanfaat.

d. Uji Pengetahuan dan Pemahaman Siswa

Uji Pengetahuan dan pemahaman siswa merupakan hal yang penting

untuk melihat seberapa besar kemampuan anak. Data ini diambil untuk

melihat secara garis besar kemampuan siswa Sekolah An-nisaa’ khususnya

untuk kelas 5 SD. Dalam sub bagian ini penulis membuat sedikit pembuktian

dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang sederhana. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada sub-sub bagian di bawah ini :

Page 120: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

9) Menemukan Arti sebuah Istilah

Pada tabel ini penulis ingin mengetahui bagaimana kemampuan

siswa dalam mencari sebuah istilah yang asing atau tidak diketahui.

Melalui media apa siswa dapat menemukan istilah-istilah tersebut. Banyak

media yang terdapat di perpustakaan namun terdapat media yang sangat

tepat yang digunakan untuk membantu dalam mencari istilah tersebut.

Tabel 20

Menemukan Arti sebuah Istilah

Variabel Jawaban F P

Kamus 20 68,96 %

Ensiklopedia 8 27,58 %

Bibliografi 1 3,44 %

Indeks 0 0 %

Atlas 0 0 %

Lain-lain (sebutkan)......... 0 0 %

Jumlah 29 100 %

Dari Tabel 20 diperoleh keterangan bahwa dari 24 responden

dengan hasil 29 jawaban responden sebagian besar memilih kamus dengan

prosentase 68,96 %. Sedangkan hampir setengahnya memilih ensiklopedia

yaitu berjumlah 27,58 % dan sisanya sebagian kecil memilih bibliografi

yaitu sebesar 3,44 %.

Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jawaban

yang paling tepat mengenai media yang digunakan untuk menemukan arti

sebuah istilah adalah dengan menggunakan kamus dengan nilai prosentase

sebagian besar yaitu sebesar 68,96 %.

10) Koleksi Non Fiksi

Page 121: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Koleksi non fiksi merupakan koleksi yang berhubungan dengan

ilmu pasti yang sering digunakan dalam proses pembelajaran seperti buku

pelajaran, ensiklopedia, kamus dan lain-lain. Di sini penulis ingin melihat

seberapa besar pengetahuan siswa tentang apa itu koleksi non fiksi

sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 21

Koleksi Non Fiksi

Variabel Jawaban F P

Buku pelajaran 24 35,29 %

Ensiklopedia 22 32,35 %

Novel 0 0 %

Kamus 17 25 %

Cerita rakyat 5 7,35 %

Jumlah 68 100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 21 terlihat bahwa dari

24 responden yang terdiri atas 68 jawaban. Hampir setengahnya 35,29 %

memilih buku pelajaran, jika dilihat dari jumlah responden maka seluruh

responden memilih jawaban ini. Sedangkan untuk ensiklopedia 32,35 %

yaitu hampir setengahnya di pilih oleh responden. Selanjutnya sebagian

kecil memilih kamus dengan prosentase 25 % dan yang terakhir untuk

cerita rakyat juga dipilih sebagian kecil responden yaitu sebesar 7,35 %.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa jawaban yang

tepat mengenai jenis koleksi yang termasuk koleksi non fiksi adalah buku

pelajaran, ensiklopedia dan kamus dengan nilai prosentase yaitu sebesar

92,64 %.

Page 122: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

11) Koleksi Fiksi

Sedangkan untuk koleksi fiksi merupakan cerita hiburan seperti

novel, komik, cerita rakyat dan sebagainya. Seperti halnya dengan

penjelasan di atas penulis ingin mengetahui apakah siswa bisa

membedakan antara koleksi fiksi dan non fiksi yang dapat kita cermati

pada tabel berikut ini :

Tabel 22

Koleksi Fiksi

Variabel Jawaban F P

Cerita rakyat 12 36,32 %

Novel 20 60,6 %

Ensiklopedia 0 0 %

Kamus 1 3,03 %

Buku pelajaran 0 0 %

Jumlah 34 100 %

Melalui Tabel 22 dapat diketahui bahwa dari 34 jawaban yang

terdiri atas 24 responden hampir setengahnya memilih cerita rakyat yaitu

sebesar 36,32 %. Sedangkan untuk novel (60,6 %) dipilih sebagian besar

responden, selanjutnya untuk sebagian kecil yaitu kamus dipilih sebesar

3,03 %.

Dari data-data di atas diperoleh jawaban yang paling tepat

mengenai jenis koleksi yang termasuk koleksi fiksi adalah cerita rakyat

dan novel dengan nilai prosentase hampir seluruhnya yaitu sebesar

96,92%.

Page 123: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

12) Mencari Informasi Riwayat Hidup Seseorang

Riwayat seseorang sangat dibutuhkan untuk mengetahui tentang

perjalanan hidup seseorang sehingga apabila kita tidak tahu media apa

yang menyediakan informasi tersebut kita akan merasa kesulitan dalam

mencarinya. Untuk itu penulis ingin melihat bagaimana siswa mencari

informasi tersebut dengan menggunakan media apa dan jawaban-jawaban

mereka akan terlihat di bawah ini :

Tabel 23

Mencari Informasi Riwayat Hidup Seseorang

Variabel Jawaban F P

Kamus 4 15,38 %

Ensiklopedia 1 3,84 %

Majalah 0 0 %

Atlas 0 0 %

Biografi 21 80,76 %

Lain-lain (sebutkan)......... 0 0 %

Jumlah 26 100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 23 tergambar bahwa

dari 24 responden dengan jumlah 26 jawaban sebagian kecil memilih

kamus yaitu sebesar 15,38 %. Sedangkan sebagian kecil lagi yaitu 3,84 %

juga dipilih untuk ensiklopedia. Dan yang terakhir hampir seluruhnya

responden memilih biografi yaitu dengan hasil 80,76 %.

Dari data-data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jawaban

yang paling tepat untuk media yang digunakan dalam mencari informasi

riwayat hidup seseorang adalah dengan menggunakan biografi dengan

nilai prosentase hampir seluuruhnya yaitu sebesar 80,76 %.

Page 124: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

13) Mencari Berita Terbaru

Berita terbaru sangat dibutuhkan bagi seseorang apabila tidak ingin

ketinggalan dengan informasi yang ada untuk itu perlu kita ketahui media

apa yang dapat membantu kita untuk menemukan berita tersebut. Untuk

itu penulis membuat tabel seperti di bawah ini untuk mengetahui media

apa yang siswa gunakan untuk mencari berita baru.

Tabel 24

Mencari Berita Terbaru

Variabel Jawaban F P

Surat kabar 19 44,18 %

Kamus 0 0 %

Internet 24 55,81 %

Novel 0 0 %

Komik 0 0 %

Jumlah 43 100 %

Tabel 24 menunjukkan bahwa dari 43 jumlah jawaban responden

yang terdiri atas 24 responden hampir setengahnya responden memilih

surat kabar yaitu berjumlah 44,18 %. Sedangkan sebagian besar memilih

internet dengan hasil 55,81 % dan apabila dilihat dari jumlah responden

jawaban tersebut mempunyai nilai sempurna atau 100 %.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa jawaban yang

paling tepat mengenai media yang digunakan untuk mencari berita terbaru

adalah dengan menggunakan surat kabar dan internet dengan nilai

prosentase secara keseluruhan yaitu sebesar 100 %.

Page 125: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

14) Mencari Letak Geografis

Pada tabel ini penulis ingin melihat bagaimana kemampuan siswa

dalam mencari letak geografis pada media-media yang telah disediakan di

bawah ini untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 25

Mencari Letak Geografis

Variabel Jawaban F P

Globe 19 44,18 %

Atlas 24 55,81 %

Majalah 0 0 %

Kamus 0 0 %

Ensiklopedia 0 0 %

Jumlah 43 100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 25 terlihat bahwa dari

43 jawaban yang dipilih oleh 24 responden bahwa hampir setengahnya

memilih jawaban globe yaitu sebesar 44,18 %. Sedangkan untuk atlas

dipilih sebagian besar responden yaitu sebesar 55,81 %.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa jawaban yang

paling tepat untuk mencari letak geografis adalah dengan menggunakan

globe dan atlas dengan nilai prosentase seluruhnya yaitu 100 %.

15) Koleksi Audio Visual

Koleksi audio visual merupakan koleksi yang membutuhkan

teknologi dan visual karena koleksi tersebut tidak berbentuk tercetak

seperti buku, koran dan sebagainya. Pada bagian ini penulis ingin

Page 126: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

mengetahui apakah siswa kelas 5 bisa mengetahui apakah koleksi audio

visual itu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 26

Koleksi Audio Visual

Variabel Jawaban F P

Koran 2 5,12 %

Kaset 14 35,89 %

CD/DVD 23 58,97 %

Majalah 0 0 %

Novel 0 0 %

Jumlah 39 100 %

Dengan melihat Tabel 26 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 39

jawaban yang terdiri atas 24 responden sebagian kecil memilih koran yaitu

5,12 %. Sedangkan hampir setengahnya memilih kaset sebesar 35,89 %.

Dan untuk CD/DVD dipilih hampir sebagian besar responden yaitu

sebesar 58,97 %.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa jawaban yang

paling tepat mengenai jenis koleksi yang termasuk koleksi audio visual

adalah yang memilih kaset dan CD/DVD dengan nilai prosentase hampir

seluruhnya yaitu sebesar 94,86 %.

Page 127: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah mengadakan penelitian dengan menggunakan metode

observasi, wawancara dengan pihak perpustakaaan dan guru serta

menyebarkan kuesioner sebanyak 24 siswa pada SD kelas 5 yang

menggunakan purposive sample. Pada bab ini penulis akan

mengemukakan kesimpulan yang di dapat dari hasil penelitian tersebut.

Kesimpulan dari penelitian yang diadakan di Perpustakaan An-nisaa’

adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perpustakaan An-nisaa’ telah

melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan literasi infomasi bagi

siswa/siswi secara optimal. Hal ini terlihat dengan adanya berbagai

macam program kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak

perpustakaan seperti : bimbingan pemakai perpustakaan, latihan

penggunaan koleksi, pembuatan kliping, pengenalan internet, dan

lingkar sastra yang bekerjasama dengan guru bahasa Indonesia.

2. Dari hasil lima program yang diadakan perpustakaan apabila dianalisa

menurut standar literasi informasi menurut American Association of

School Librarian terdapat dua program yang masuk ke dalam Standar

1 yaitu latihan penggunaan koleksi, dan pengenalan internet.

Sedangkan terdapat satu program yang memiliki karakter ke dalam

Page 128: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Standar 2 yaitu nonton film. Kemudian untuk Standar 4 terdapat satu

program perpustakaan yaitu bimbingan pemakai perpustakaan. Dan

untuk Standar 5 memiliki satu program perpustakaan yaitu pembuatan

kliping.

3. Dalam pembentukan program perpustakaan disesuaikan dengan

kurikulum yang digunakan. Sehingga pihak perpustakaan memasukkan

program-program pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat

masing-masing kelas. Selain itu, adanya jadwal kunjungan

perpustakaan yang telah ditetapkan atau dijadwalkan bagi tiap-tiap

kelas menjadikan pihak perpustakaan bisa lebih intensif dalam

menjalankan program-program tersebut.

4. Dari hasil yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada

siswa terlihat bahwa dari uji pengetahuan dan pemahaman yang

dilakukan oleh penulis melalui 7 pertanyaan sederhana mengenai

peraturan dan keterampilan dalam memperoleh informasi di

perpustakaan yang disebarkan melalui kuesioner terilihat jelas bahwa

hampir keseluruhan siswa kelas 5 memilih jawaban yang tepat, yang

apabila diakumulasikan berkisah 92% tingkat ketepatan menjawab.

5. Pimpinan Yayasan, para tenaga pendidik serta orang tua siswa saling

memahami akan fungsi dari perpustakaan sekolah, sehingga mereka

dapat memberikan perhatian kepada perpustakaan. Hal ini tercermin

dengan adanya respon yang positif antara satu dengan yang lainnya

yang ditunjukkan dengan adanya saling bekerjasama.

Page 129: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

B. Saran

Telah dijelaskan dan disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan

pihak perpustakaan dalam meningkatkan literasi informasi siswa sudah

optimal namun dari hasil penelitian, penulis hanya ingin memberikan

saran-saran untuk Perpustakaan An-nisaa’ yaitu sebagai berikut :

1. Pihak perpustakaan sebaiknya menambah waktu untuk program

kunjungan ke perpustakaan yang sudah dijadwalkan khususnya

untuk kelas 5 SD karena dari kuesioner terbuka yang disebarkan

sebagian besar siswa menyatakan bahwa waktu yang diberikan

perpustakaan terlalu singkat yaitu dengan prosentase pemilih

sebesar 66,66 % hal ini dipicu karena waktu yang digunakan hanya

kurang lebih sekitar 35 menit.

2. Selain itu dari guru yang diwawancarai seputar perpustakaan juga

menyarankan sebaiknya jumlah staf perpustakaan ditambah. Hal

ini dilatar belakangi bahwasannya, apabila salah satu staf pergi

maka staf yang lain menanggung tugas yang terlalu berat, karena

harus mengajar sendiri sehingga kurang kondusif ditambah lagi

jika tidak ada guru pendamping. Dan juga soal pengadaan koleksi

terkadang datangnya terlambat sehingga ini juga perlu dikaji lagi.

3. Selanjutnya saran yang terakhir sebaiknya guru sering

mendampingi siswa apabila ada jadwal ke perpustakaan baik dari

tingkat paling bawah sampai tingkat yang paling atas, sehingga

bisa terkontrol. Hal ini terlihat dari kuesioner yang di isi oleh siswa

Page 130: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

bahwa seluruhnya mengatakan bahwa guru mendampingi siswa

saat jadwal kunjungan ke perpustakaan adalah kadang-kadang

dengan prosentase sebesar 100 %. Dari data-data yang diperoleh

menunjukkan bahwa guru jarang mendampingi siswanya. Padahal

keikutsertaan guru ke perpustakaan pada jam kunjungan ke

perpustakaan telah diatur oleh unit sekolah. Dan dengan ikut

sertanya guru ke perpustakaan juga dapat melihat kemampuan anak

didiknya selain berada di kelas dan apabila terdapat kendala dapat

didiskusikan bersama dengan pihak perpustakaan.

Demikian kesimpulan dan saran yang bisa penulis kemukakan pada

bab ini sebagai penutup dari penelitian skripsi ini.

Page 131: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Alfida. (2008). “Pustakawan dan literasi informasi : menguak kemampuan

pustakawan dalam membimbing pengguna”. Al-Maktabah : jurnal

komunikasi dan informasi perpustakaan, 9 (2), 251.

Bafadal, Ibrahim. (2001). Pengelolaan perpustakaan sekolah. Jakarta : Bumi

Aksara.

Bangun, Antonius, dkk. (1992). Kepustakawanan Indonesia : potensi dan

tantangan. Jakarta : Kesain Blane.

Bunanta, Murti. (2004). Buku, mendongeng dan minat membaca. Jakarta : Pustaka

Tangga.

Darmono. (2007). Perpustakaan sekolah : pendekatan aspek manajemen dan tata

kerja. Jakarta : Grasindo.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1986). Pedoman Penyelenggaraan

Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Proyek Pengembangan Perpustakaan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.. (1988). Kamus umum bahasa

Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Farida, Ida, dkk. (2005). Information literacy skill : dasar pembelajaran seumur

hidup. Jakarta : UIN Jakarta Press.

Al Hamid, Zaid Husein. (1982). Kamus Al-Muyassar Arab-Indonesia.

Pekalongan.

Page 132: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Hariyadi, Utama. (2005). “Strategi melakukan keberaksaraan informasi di

perpustakaan sekolah”. Jurnal ilmu informasi : perpustakaan dan

kearsipan, 1 (2), 35.

Herring, James. E. (1982). School librarianship. London : Clive Bingle.

IFLA. (2006). Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO. Diakses 19

Agustus 2009. www.ifla.org/VII/s11/pubs/scholl-guidelines.html

Koentjaraningrat (1991). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

LIPI. (2009). Membangun perpustakaan sekolah model. Diakses 18 Agustus

2009. www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php

Marais, J.J. (1992). “Evolution of information literacy as product of information

education. South African”. Journal of library of information science, 60

(2), 75.

Milburga, Larasati, et al. (1991). Membina perpustakaan sekolah. Yogyakarta:

Kanisius.

Mudjito. (2001). Pembinaan minat baca. Jakarta : Universitas Terbuka.

Naibaho, Kalarensi. (2008). Menciptakan generasi literat melalui perpustakaan.

Diakses 24 April 2009.

http://claranaibaho.multiply.com/journal/item/44

Nuryudi. (2006). “Mendukung pendidikan berbasis kompetensi dengan program

literasi dasar dan information literacy di perpustakaan sekolah”. Al-

Maktabah : jurnal komunikasi dan informasi perpustakaan, 8 (2), 24-27.

Page 133: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Nuryudi. (2006). “Advokasi perpustakaan madrasah: pendekatan kolaborasi

external”. Perpustakaan sebagai center for learning society : gagasan

untuk pengembangan perpustakaan madrasah. Editor, Sudarnoto Abdul

Hakim. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah.

Warsito, Hermawan. (1992). Pengantar metodologi penelitian : buku panduan

mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Perpustakaan An-nisa’. (2007). YPII Annisa’. Diakses 24 April

[email protected]

Perpustakaan Nasional. (1992). Perpustakaan sekolah : petunjuk untuk membina,

memakai dan memelihara perpustakaan di sekolah. Jakarta :

Perpustakaan Nasional.

Prytherch, Ray. (1990). Harrod’s librarians’ glossary and reference book.

England : Gower.

Purnomo, Pungki. (2006). “Pembekalan life long learning di madrasah melalui

penerapan pembelajaran berbasis perpustakaan”. Perpustakaan sebagai

center for learning society : gagasan untuk pengembangan

perpustakaan madrasah. Editor, Sudarnoto Abdul Hakim. Jakarta :

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.

Rohanda. (2000). Fungsi dan peranan perpustakaan sekolah. Diakses 02 Februari

2009.

Page 134: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Saiful-Haq, Rizal (2006a). “Cakap informasi: tanggung jawab pustakawan

sekolah dan pustakawan guru”. Perpustakaan sebagai center for

learning society : gagasan untuk pengembangan perpustakaan

madrasah. Editor, Sudarnoto Abdul Hakim. Jakarta : Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.

_____________ , (2006b). “Information literacy : kelayakan kompetensi lulus

sekolah dan pengembangan di Universitas”. Al-turas : mimbar sejarah,

sastra, budaya dan agama, 12 (1), 58.

______________ , dkk. (2006). Pengantar manajemen perpustakaan madrasah.

Editor, Sudarnoto Abdul Hakim. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah.

_____________ , dkk. (2007). Perpustakaan dan pendidikan: pemetaan peran

serta perpustakaan dalam proses belajar mengajar. Jakarta : Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Jakarta.

Sevilla, Consuelo G, dkk. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta

:Universitas Indonesia Pres.

Sholeh, Asrorun Ni’am. (2008). Perpustakaan jendela peradaban : teks, konteks,

dan dinamika pembahasan undang-undang tentang perpustakaan.

Depok : Elsas.

Sismanto. (2007). Manajemen perpustakaan digital. Tangerang : Afifa Pustaka.

Subagyo, Joko. (1991). Metode Penelitian dalm teori dan praktek. Jakarta :

Rineka Cipta

Page 135: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Sudijojo, Anas.(1997). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Suherman. (2009). Kekuatan informasi : dari preliteracy ke postliteracy. Diakses

24 april 2009. http://www.bit.lipi.go.id/index.php

Sulistyo-Basuki. (2003). Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Universitas

Terbuka.

Surachman, Arif. (2007). Manajemen Perpustakaan sekolah. Diakses 15 Mei

2009. http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/manpersek.pdf

Sutarno NS. (2003). Perpustakaan dan masyarakat. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Teta, dkk. Laporan program kerja Perpustakaan Sekolah An-nissa’ 2005-2006.

Yusuf, Pawit. M, et al. (2007). Pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

Jakarta : Kencana.

Zahara, Zurni. (2003). Organisasi dan administrasi perpustakaan sekolah.

Diakses 15 Mei 2009. http://library.usu.ac.id

Page 136: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Kuesioner Penelitian

Upaya Perpustakaan Dalam Meningkatkan Literasi Informasi Siswa : Studi Kasus

Perpustakaan Sekolah An-nissa’

Petunjuk Pengisian: 1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data sehubungan dengan

penelitian 2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan secara seksama sebelum Adik mengisi

kuesioner ini 3. Jawablah pertanyaan dengan melingkari (O) atau menyilang (X) jawaban yang

menurut anda sesuai

4. Terima kasih atas kerjasama dan kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini.

Data Responden

Nama : Jenis kelamin : (Laki-laki / Perempuan)

Kelas :

A. Penggunaan Perpustakaan

1. Berapa kali dalam seminggu Adik mengunjungi perpustakaan?

a. Tidak pernah d. Lebih dari 2 kali b. 1 kali e. Tidak tentu

c. 2 kali 2. Apakah terdapat jadwal khusus untuk datang ke perpustakaan?

a. Ya b. Tidak 3. Apakah Adik bisa menggunakan internet?

a. Bisa c. Kurang bisa

b. Sedikit-sedikit d. Tidak bisa

4. Apakah Adik bisa menggunakan OPAC?

a. Bisa c. Kurang bisa

b. Sedikit-sedikit d. Tidak bisa

5. Dari mana belajar menggunakan internet?

a. Guru d. Saudara

b. Petugas perpustakaan e. Teman

c. Orang tua f. Lain-lain (sebutkan)........

6. Dari mana belajar menggunakan OPAC?

a. Guru d. Saudara

b. Petugas perpustakaan e. Teman

c. Orang tua f. Lain-lain (sebutkan)........ 7. Ketika Adik datang ke perpustakaan apakah didampingi guru?

a. Selalu c. Jarang b. Sering d. Tidak pernah

c. Kadang-kadang e. Tidak tahu 8. Sumber informasi apa yang sering Adik gunakan? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Ensiklopedia d. Internet b. Kamus e. Majalah

c. Cerita rakyat f. Lain-lain (sebutkan)……

Page 137: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

9. Apakah Adik sering menggunakan koleksi perpustakaan dalam menyelesaikan

tugas sekolah?

a. Sering sekali d. Jarang b. Sering e. Tidak pernah

c kadang-kadang f. Tidak tahu 10. Apakah guru sering menggunakan koleksi perpustakaan waktu mengajar di

kelas? a. Sering sekali d. Jarang

b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang f. Tidak tahu

11. Koleksi apa yang biasanya guru gunakan waktu mengajar dikelas?

(boleh pilih lebih dari satu)

a. Cerpen e. Ensiklopedia

b. Novel f. Kamus

c. Surat kabar g. Majalah

d. Buku cerita h. Lain-lain (sebutkan)……

12. Acara apa yang sering diadakan oleh pihak perpustakaan? (boleh pilih lebih

dari satu)

a. Storytelling (mendongeng) d. Lomba

b. Nonton film e. Lain-lain (sebutkan)…….

c. Membuat keterampilan

13. Program apa yang paling Adik senangi? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Storytelling c. Menelusur lewat media cetak b. Nonton film d. Menelusur lewat media elektronik

14. Apa yang Adik rasakan dengan adanya program di perpustakaan bagi diri Adik sendiri?

a. Senang c. Tidak peduli b. Biasa saja d. Tidak senang

15. Menurut adik, sejauh mana manfaat perpustakaan dalam proses pembelajaran? a. Sangat bermanfaat c. kurang bermanfaat

b. Bermanfaat d. Tidak bermanfaat

16. Apa yang menjadi kendala Adik dalam program pembelajaran yang diadakan

oleh perpustakaan?

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

………………………........................................................................................

Page 138: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

B. Uji Pengetahuan dan Pemahaman Siswa

1. Media apa yang Adik gunakan apabila ingin menemukan arti dari sebuah

istilah tertentu? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Kamus c. Bibliografi e. Atlas b. Ensiklopedia d. Indeks

2. Dari jenis koleksi yang ada dibawah ini yang mana yang termasuk buku-buku non fiksi? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Buku pelajaran c. Novel e. Cerita rakyat b. Ensiklopedia d. Kamus

3. Dari jenis koleksi yang ada dibawah ini yang mana yang termasuk buku-buku fiksi? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Cerita rakyat c. Ensiklopedia e. Buku pelajaran

b. Novel d. Kamus

4. Apabila Adik ingin mencari informasi riwayat hidup seseorang adik

mencarinya dimana? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Kamus c. Majalah e. Biografi

b. Ensiklopedia d. Atlas

5. Apabila Adik ingin mencari berita terbaru atau terkini dimana mencarinya?

(boleh pilih lebih dari satu)

a. Surat kabar c. Internet e. Komik

b. Kamus d. Novel

6. Apabila Adik ingin mencari letak geografis negara-negara dimana

mencarinya? (boleh pilih lebih dari satu)

a. Globe c. Majalah e. Ensiklopedia b. Atlas d. Kamus

7. Dari jenis koleksi yang ada dibawah ini yang mana yang termasuk koleksi audio visual?(boleh pilih lebih dari satu)

a. Koran c. CD/DVD e. Novel b. Kaset d. Majalah

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA

Page 139: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Transkrip Wawancara Kepala Perpustakaan

Pokok Pembicaraan

1. Dalam hal membuat peraturan perpustakaan, apakah Ibu bekerja sama dengan

pihak sekolah (kepala sekolah, guru, dan siswa)? Bagaimana bentuk

kerjasamanya?

“Peraturan dibuat interen oleh perpustakaan karena ide dan aturannya

dibuat sesuai kebutuhan-kebutuhan dan selanjutnya dari hasil tersebut

disosialisasikan ke sekolah”

2. Menurut Ibu apakah visi dan misi perpustakaan menunjang visi dan misi

sekolah?

“Pasti, karena perpustakaan merupakan jantung sekolah”

3. Bagaimana proses pendanaan perpustakaan?

“Dana perpustakaan berasal dari iuran siswa jadi, siswa membayar uang

perpustakaan pertahun besarnya tergantung pada unit masing-masing

tingkatan sekolah (KB, TK, SD, SMP)”

4. Selama ini dari mana saja koleksi perpustakaan diperoleh?

“Penerbit datang dan menjual koleksinya ke kita kemudian ada distributor,

dari toko buku pameran, dari guru yang membelikan buku, sumbangan siswa

yang ingin mengikuti program sahabat buku dengan memberikan 4 buah buku

sebagai syarat”

5. Berapa kali dalam sebulan pihak perpustakaan mengadakan program

kunjungan anak ke perpustakaan? waktu yang digunakan berapa lama?

“Seminggu sekali setiap pelajaran, untuk TK ± 45 menit sedangkan untuk SD

jauh lebih sebentar ± 35 menit”

6. Apakah Ibu melibatkan pihak sekolah dalam setiap kegiatan yang dilakukan

oleh perpustakaan?

“Iya, misalnya setiap kunjungan program guru selalu ikut menemani selain

itu work shop akhir semester 2 tahun 2008/2009”

Page 140: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

7. Mohon Ibu jelaskan secara spesifik tentang hubungan pustakawan dengan

guru?

“Rekan, tidak ada perbedaan saling membutuhkan”

8. Apakah dalam mengajar pihak guru menggunakan koleksi yang dimiliki

perpustakaan?

“Pasti, kita mengakomodir koleksi yang digunakan karena semua mata

pelajaran menggunakan koleksi perpustakaan baik buku pegangan guru yang

disebut dengan teacher resources maupun koleksi seperti; ensiklopedia,

kamus, koleksi fiksi, dan lain-lain”.

9. Apakah ada kebijakan mengenai literasi informasi di perpustakaan ini? Jika

ada tolong Ibu jelaskan bagaimana kebijakan tersebut?

“Semua program yang ada merupakan mengenai literasi informasi namun

untuk kebijakannya sendiri berupa jadwal yang diperuntukkan untuk tiap-tiap

kelas jadi, setiap kelas mempunyai waktu sendiri. Selain itu, dalam

pengajaran di perpustakaan kita lebih ke sistem proses jadi kita tidak terlalu

formal dalam memberikan materi sehingga siswa juga bisa semangat dengan

apa yang kita berikan”

10. Bagaimana Ibu beserta staf perpustakaan merancang program pengajaran

dengan menggunakan perpustakaan? (Dengan menggunakan sumber-sumber

yang ada di perpustakaan sekolah)

“Kita merancangnya dilihat dari weekly plan kemudian diberikan ke

perpustakaan untuk diberi materi program di perpustakaan ada gak materi

yang bisa ditambah, contoh; non film, menelusur, dan lain-lain”

11. Apakah pembelajaran di perpustakaan mengacu ke kurikulum sekolah?

“Harus dan kita sebagai fasilitatornya”

12. Usaha apa yang dilakukan perpustakaan dalam upaya meningkatkan literasi

informasi?

“Seperti bagaimana kita mengenalkan koleksi, DDC, workshop”

13. Sejauh mana pengaruh perpustakaan terhadap upaya peningkatan proses

literasi informasi?

“Sangat berpengaruh sekali”

Page 141: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

14. Bagaimana Ibu beserta staf perpustakaan menanggulangi segala permasalahan

yang ada?

“Yang penting komunikasi sehingga apabila komunikasi jadi semua lancar”

15. Apakah upaya-upaya yang dilakukan pihak perpustakaan sudah maksimal

dalam program pembelajaran perpustakaan? Tolong dijelaskan?

“Sudah cukup namunperlu ditingkatkan dikarenakan apabila terjadi masalah

yang tidak terduga contoh, pihak perpustakaan telah mempersiapkan materi

kelas

namun ketika kita lakukan ternyata siswa kurang bersemangat jadi kita

melakukan dengan cara melakukan sesuai proses saja”

16. Apa yang menjadi pertimbangan perpustakaan untuk tidak mengangkat

seorang guru pustakawan (teacher-librarian) sedangkan tugas yang dilakukan

pihak perpustakaan sudah mengacu ke sana?

“Sebenarnya kita sudah mengajukan ke pihak yayasan namun pihak yayasan

belum bisa menyetujui dalam waktu sekarang-sekarang ini. Disebabkan

sistem yang digunakan Sekolah An-nisaa’ menggunakan sistem Diknas yang

belum ada pemahaman dan sosialisasi di system tersebut. Sedangkan untuk

pembentukan Teacher Librarian sendiri menggunakan sistem National Plus”

17. Apa yang Ibu sarankan kepada pihak sekolah dan sekolah-sekolah yang ingin

mencanangkan program ini?

“Untuk pihak sekolah sendiri saya rasa sudah berjalan bagus (cooperative)

dan untuk sekolah-sekolah lain yang ingin menjalankan program seperti ini,

minat baca akan tumbuh jika kita memasukkan jadwal perpustakaan ke dalam

pelajaran harus ada rutinitas barulah ia dapat menyukainya”

Page 142: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

Transkrip Wawancara Guru Kelas

Pokok Pembicaraan

1. Apakah visi dan misi perpustakaan menunjang dengan visi dan misi sekolah?

“Menunjang, dari segi agama maupun pendidikannya”

2. Apakah perkembangan perpustakaan termasuk bagian dari perencanaan

sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran?

“Iya, karena perpustakaan menunjang pada buku pegangan guru (teacher

resource) jadi, perpustakaan yang menyediakan sehingga apabil terdapat

buku baru akan ada pengembangan baru yang dapat meningkatkan mutu

kurikulum sekolah”

3. Menurut Bapak apakah upaya-upaya yang dilakukan pihak perpustakaan

sudah maksimal dalam pembentukan program perpustakaan? Tolong jelaskan?

“Menurut saya, sudah lumayan bagus tetapi untuk optimalnya belum karena

terdapat beberapa hal yang nggak mit, sehingg aanak bisa suka membaca jadi

saya rasa belum maksimal”

4. Menurut Bapak Apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan pihak perpustakaan

berdampak pada pendidikan anak di sekolah?

“Iya, karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan ada kerjasama antar guru dan

pihak perpustakaan misalnya tentang pelajaran mencari tentang habitat maka

kita bekerjasama dengan pihak perpustakaan tentang habitat dengan

melakukan komunikasi terlebih dahulu kemudian siswa diajak ke

perpustakaan dan pihak perpustkaan mengajarkan kepada siswa sumber apa

saja yang membahas tentang haitat jadi, siswa diajarkan untuk menggunakan

berbagai sumber tidak hanya buku pelajaran yang diajarkan di kelas”

5. Tolong Bapak jelaskan apakah ada perbedaan prestasi yang dicapai siswa di

sekolah sebelum dan sesudah di bentuknya program kegiatan perpustakaan?

“Upaya untuk perbaikan-perbaikan untuk pembangunan prestasi siswa pasti

ada setelah di bentuknya program di perpustakaan ini”

Page 143: SHOELIHATUL BADRIAH-FAH.pdf

6. Apakah dalam mengajar di kelas Bapak menggunakan koleksi yang dimiliki

perpustakaan?

“Iya pasti karena buku pegangan guru berasal dari perpustakaan yaitu yang

disebut teacher resource tetapi kadang juga buku-buku anak”

7. Apakah Bapak sering mendampingi siswa ketika ada kelas di perpustakaan?

“Sering, jika saya tidak bisa mendampingi karena sesuatu hal misalnya, rapat

saya memberitahukan ke pihak perpustakaan melalui telepon atau diberi

wewenang kepada ketua kelas kemudian hasilnya di beritahukan kepada saya

atau guru yang bersangkutan.

8. Apakah Bapak ikut terlibat dalam program-program perpustakaan? Sejauh

mana Bapak ikut terlibat?

“Tidak selalu, dikarenakan waktunya tidak tepat kalau dulu saya sering aktif

tetapi bila diadakan book week semua ikut terlibat”

9. Menurut Bapak, apakah keberadaan perpustakaan sangat penting dalam upaya

meningkatkan literasi informasi?

“Iya, meskipun ada internet buku tetap penting”

10. Apakah pembelajaran di perpustakaan terintegrasi dengan kurikulum sekolah?

“Iya, sudah dijadwalkan”

11. Menurut Bapak adakah hambatan-hambatan yang dialami pihak sekolah

dalam mengembangkan perpustakaan sekolah?

“Yang berhubungan dengan pengadaan buku, buku yang kita perlukan

kadang terlambat selain itu mungkin juga di tenaga kerja perpustakaan

terlalu sedikit”

12. Mungkin ini pertanyaa terakhir saya, apa yang Bapak sarankan kepada pihak

perpustakaan dan pihak sekolah dalam menjalankan program di perpustakaan?

“Lebih membuat anak untuk menyukai buku”.