350
Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata laut Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya Oleh: Fakhrizal Setiawan

Setiawan, 2010

Embed Size (px)

DESCRIPTION

for everything

Citation preview

Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang

Dan Invertebrata laut Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya

Oleh: Fakhrizal Setiawan

Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang

Dan Invertebrata Laut Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya

Oleh: Fakhrizal Setiawan

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada ALLAH SWT atas berkat dan izin-Nyalah buku Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata Laut dapat diselesaikan. Penulis juga berterimakasih terhadap Fisheries Diving Club (FDC-IPB) karena di FDC lah penulis mengenyam ilmu selam dan belajar identifikasi ikan karang untuk pertama kalinya serta Ilmu Dan Teknologi Kelautan –IPB dimana penulis menyelesaikan jenjang strata satu dan banyak memahami tentang dunia kelau-tan. Penulis juga sangat berterimakasih terhadap Wildlife Conservation Society (WCS-IP) karena foto-foto yang diambil menggunakan kamera dari Marine Program. Buku ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena kualitas dan jumlah stok foto yang sangat minim dan keterbatasan lainnya.

Penulis juga berterimakasih kepada Mas Rizya Legawa Ardiwijaya selaku program manager WCS-IP Marine Program yang mensuport serta contributor foto,begitu juga Bang Tasrif Kartawijaya, Rian Prasetia dan Bang Yudi Herdiana, Mba Shinta T. Pard-ede dan Efin Muttaqien. Ucapan terimakasih juga kepada Mba Shinta T. Pardede yang mau menjadi editor serta ………..yang bersedia menjadi sponsor untuk mencetak buku ini. Ucapan terimakasih juga kepada teman-teman di Lapangan baik di Pulau Weh (ODC, Rubiah tirta Divers,WCS sabang), Karimunjawa (staf TNKJ, MDC, WCS Kari-munjawa), Labuan Bajo (Staf PNK dan kru Kapal) dan lainnya yang belum disebutkan untuk menemani hari-hari selama penyelaman.

Penulis sengaja menggunakan bahasa Indonesia untuk mempermudah pembela-jaran serta mengharapkan kedepannya banyak putra/putri Indonesia yang belajar dan meneliti sumberdaya hayati laut bumi pertiwi yang sangat kaya dan beranekaragam ini. Buku ini sengaja didesin sesederhana mungkin sehingga orang awam sekalipun dapat memahami isi dari buku ini. Keritik, saran dan koreksi sangat diharapkan untuk revisi dan kesempurnaan buku ini. Keritik, saran dan koreksi yang membangun dapat di alamatkan ke: [email protected] atau [email protected]. Fakhrizal Setiawan Manado, Indonesia

TENTANG PENULIS

Penulis menamatkan jenjang S1 nya di Jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB tahun 2006. Penulis memulai karirnya di bidang ikan karang sejak di bangku kuliah dan bergabung Fisheries Diving Club (FDC-IPB). Setelah lulus kuliah, penulis bergabung dengan WCS Marine program hingga sekarang. Selama di WCS lah penulis banyak belajar dunia bawah air khususnya ikan karang. Penulis sekarang berdomisili di Manado dan tetap bekerja di WCS Indonesia Marine program, site Sulawesi Utara.

Editor:

Shinta Trilestari Pardede

Ilustrator:

Fakhrizal Setiawan

Foto credit:

Fakhrizal Setiawan

Rizya L. Ardiwijaya

Tasrif Kartawijaya

Rian Prasetia

Yudi Herdiana

Efin Muttaqien

Shinta Trilestari Pardede

Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang

Dan Invertebrata Laut Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya

DAFTAR ISI

Bagaimana menggunakan buku ini …………………………………….…………. iii Pendahuluan ….……………………………………………………………….…. iv Monitoring ikan karang ………………………………………………… …………..... 11 Monitoring Invertebrata bentik non karang ……...……………………….…… 266 Acanthuridae 40 Pomacentridae 176

Apogonidae 46 Priacanthidae 212

Aulostomidae 56 Pseudochromidae 214

Balistidae 58 Scaridae 218

Blenidae 62 Scorpaenidae 224

Caesionidae 64 Serranidae 229

Carangidae 68 Siganidae 243

Carchanidae 71 Sphyraenidae 249

Centriscidae 75 Syngnathidae 251

Chaetodontidae 77 Synodonthidae 254

Cirrhitidae 94 Tetraodonthidae 257

Dasyatidae 97 Zanclidae 264

Ephippidae 99 Diademidae 277

Fistularidae 102 Bintang laut 284

Gobidae 104 Teripang 290

Haemulidae 107 Nudibranchia 294

Holocentridae 111 Spons 296

Kyphosidae 115 Clams/kerang 301

Labridae 117 Gorgonian 305

Lethrinidae 132 Crustacea 308

Lutjanidae 136 Ascidian 309

Monacanthidae 139 Anemone 311

Moorynidae 143 Sephia/sotong 313

Mullidae 147 Octopus/gurita 314

Nemipteridae 152

Ostracidae 156

Pempheridae 158

Pinguipedidae 160

Plesiopidae 165

Plotosidae 167

Pomacanthidae 169

BAGAIMANA MENGGUNAKAN BUKU INI

Sewaktu kecil kita sering didengungkan akan lokasi Indonesia yang sangat stratergis yaitu diapit oleh 2 samudra yaitu Hindia dan Pasifik. Hal ini sangatlah masuk akal di-karenakan di Indonesialah terdapat percampuran biota laut dari kedua samudra terse-but. Dalam buku ini anda dapat melihat ikan – ikan dari samudra Hindia dan Pasifik bertemu di Indonesia serta batas jenisnya yang tergantikan oleh saudaranya di Samudra lainnya. Buku ini merupakan panduan prkatis di lapangan bagi yang ingin belajar survey serta identifikasi ikan karang dan invertebrata bentik selain karang. Buku ini didesian sesederhana mungkin dan seinteraktif mungkin sehingga mengu-rangi kebosanan dalam mempelajarinya.

Dibagian awalnya juga diterangkan mengenai metode-metode monitoring ikan karang dari seluruh dunia untuk memudahkan monitoring. Penggolongan ikan ke-dalam family di buku ini ditandai dengan warna sehingga memudahkan dalam pen-cariannya. Urutan family ikan juga berdasarkan alphabet meski kadang bentuk yang mirip namun nama familynya berbeda menyebabkan gambar menjadi sulit dibanding-kan. Identifikasi dibuku ini menggunakan nama latin, nama inggris/ common name dan nama Indonesia. Selanjutanya ciri-ciri fisik, habitatnya, distribusinya dan terakhir makannnya. Salah satu kesulitannya yitu dalam pengumpulan materi adalah kurangnya informasi nama-nama lokal ikan di Indonesia dan perbedaan nama lokal untuk satu jenis ikan di beberapa lokasi namanya berbeda dan banyak. Umumnya nama lokal diberikan untuk level family dan bukan level species. Pewarnaan dalam tiap halaman yang berbeda untuk setiap family akan membantu menemukan species yang dicari den-gan lebih mudah. Identifikasi ikan bersumber dari www.fishbase.org dan Allen, 2003.

Identifikasi kelompok Buku ini terbagi kedalam dua kelompok yaitu Identifikasi ikan karang dang identi-

fikasi invertebrata. Identifikasi ikan paling mudah dimulai dari bentuk tubuh dari sini dapat dikatehui identifikasi level Family.

Penandaan Anatomi

Identifikasi level ini sudah masuk kebagian species, namun sebelum masuk lebih jauh akan sedikit diulas bagaimana cara mengidentifikasi ikan karang secara lebih mu-dah. Kunci identifikasi ikan karang terdiri dari:

Cara berenang Waktu aktifnya Bentuk sirip, baik sirip pectoral (dada), sirip anal(dekat dubur), dorsal (punggung) maupun ventral(Perut) Pola warna Ciri-ciri khusus lainnya, seperti organ tambahan, dll.

1

Anantomi ikan dan bagian-bagiannya. Panjang ikan berguna dalam mengkonversi dari panjang menjadi berat dimana nilai TL (total length), FL (fork length) dan SL (standar length) untuk nilai a dan b masing-masing berbeda. Rumus pengkonversi dari panjang menjadi berat adalah W= a x Lb

Dimana:

W = berat ikan dalam gram

a dan b = konstanta laju pertumbuhan

L (TL/SL/FL) = Panjang ikan

2

Pola, bentuk serta warna merupakan salah satu kunci

identifikasi hingga tingkat species untuk ikan karang.

Organ Tambahan pada ikan

sebagai salah satu kunci

identifikasi

3

PENDAHULUAN

Ikan karang dan biota pengisinya merupakan jantung dan hatinya terumbu

karang. Kehidupan di laut tidak akan berwarna-warni tanpa kehadiran biota-biota

pengisinya yang beranekaragam serta umumnya memiliki warna-warna yang cerah.

Sehingga menjaga jantungnya terumbu karang sudah sewajarnya kita sebagai manusia

untuk melakukannya. Ikan karang merupakan salah satu komoditi unggulan perikanan

serta akuarium laut maka dari itu pengawasan perlu dilakukan agar stok di alam masih

dapat terjaga dengan lestari. Hal yang paling bisa kita lakukan adalah melakukan moni-

toring ikan karang untuk melihat perubahannya tiap tahun.

Buku ini akan mengupas mengenai monitoring ikan karang dimana merupakan

bidang keahlian khusus dikarenakan ikan umumnya bergerak cepat, pola yang mirip

dengan keragamannya yang melimpah. Pengamat yang kurang berpengalaman sebai-

knya menghitung target ikan lebih sedikit dari pengamat yang lebih berpengalaman.

Cara terbaik untuk mengurangi variasi di daerah yang kompleks adalah melakukan per-

hitungan lebih terperinci, misalnya banyak mengambil sampel yang sedikit, daripada

mencoba untuk meningkatkan ketepatan suatu jumlah yang besar (Bohnsack dan Ban-

nerot 1986). Berlatih dan terus berlatih menemukan ikan baru merupakan salah satu

cara untuk terus mengingat dan belajar identifikasi ikan meski itu merupakan peker-

jaan yang tidak mudah.

Monitoring juga dapat dilakukan dengan menggunakan snorkeling meski scuba

memungkinkan survei dilakukan pada kisaran lebih dalam dan banyak dari spesies le-

bih berlimpah pada perairan yang lebih dalam. Meskipun sulit untuk memperoleh in-

formasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara tepat dari kelimpahan dan struktur

ukuran populasi ikan, data kehadiran juga dapat bermanfaat untuk menentukan

apakah ikan dapat bergerak jauh dari daerah asal ke tempat yang lebih baik.

Dibagian kedua buku ini dibahas mengenai Invertebrata non karang dan dikupas

sedikit mengenai metode dan identifikasinya meski bukan bidang yang dikuasaai oleh

penulis. Diharapkan dengan membaca buku ini, akan menumbuhkan kesadaran akan

ekosistem terumbu karang di Indonesia yang belum tentu banyak orang mengeta-

huinya. Penulis mengutip banyak dari Hill dan Wilkinson, 2004 tentang metode moni-

toring ekosistem terumbu kiarang. Semoga dengan buku ini memudahkan kita semua

untuk belajar mengidentifikasi ikan karang dan biota invertebarta unik lainnya.

4

Monitoring Ikan Karang

Monitoring ikan karang di buku ini terfokus pada metode visual sensus dimana

observer mencatat langsung ikan yang dia lihat. Metode ini merupakan metode paling

ramah lingkungan karena menimbulkan efek merusak paling kecil dibandingkan me-

tode lain. Namun baik tidaknya suatu metode monitoring secara visual tergantung

kepada:

Kemampuan penyelam dalam identifikasi ikan Kemampuan penglihatan penyelam ex; visibility air dan kondisi mata Skala spasial dari metode sampling terhadap tingkat gerakan ikan, atau ukuran area yang sedang dicatat dibandingkan dengan rentang pergerakan ikan Kisaran ecology species ikan yang berbeda yang sedang dicatat

Ikan yang berenang cepat akan lebih mudah terlihat oleh seorang penyelam yang

berenang perlahan

Metode yang baik juga tergantung arah penelitian, akan seperti apa dan apa

yang ingin kita ketahui dari masalah yang sedang kita teliti. Sehingga metode yang pal-

ing tepat dapat di gunakan untuk mencapai tingkat efisiensi di air dan data yang me-

madai. Kita mungkin menginginkan survei keanekaragaman jenis sebagai bagian dari

studi baseline ketika memulai suatu program monitoring. Survei keanekaragaman jenis

juga dapat membantu memutuskan spesies apa yang dapat dimasukkan ke dalam pro-

gram monitoring. Pertanyaannya yang sering timbul:

- Spesies ikan apa saja yang terdapat di site tersebut?

- Kelimpahan spesies target kunci apakah dari site tersebut? Monitoring keanekaragaman ikan karang membutuhkan tingkat keahlian teknis yang

tinggi, sebagai contoh yaitu dibutuhkan seorang ahli setiap taksonomi. Jika Anda tidak

memiliki keahlian teknis, mungkin perlu untuk mendatangkan seorang ahli. Metode

standar untuk keanekaragaman jenis telah dikembangkan dan digunakan oleh sejum-

lah organisasi non-pemerintah internasional (NGO) di dunia.

Jenis metode sensus ikan yang ada saat ini: 1. Belt transek memberikan perkiraan keragaman dan mencakup wilayah besar per

sensus (banyak digunakan untuk estimasi kelimpahan dan ukuran) 2. Stationery visual census terfokus pada kelimpahan relatif dan frekuensi ke-

hadiran semua spesies di site (banyak digunakan pada terumbu karang yang mengelompok)

3. Plotless methods (sensus visual cepat) dilakukan dengan cara penyelam berenang secara acak dan menghitung ikan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang total kekayaan spesies.(Hill dan Wilkinson, 2004)

5

1. Manta Tow Ikan Instansi yang menggunakan metode ini: NOAA Fisheries Pacific Islands Fisheries Science Center Coral Reef Ecosystem Division (CRED) Deskripsi Metode: Survei dimana penyelam ditarik melibatkan dua penyelam di belakang perahu pada kecepatan konstan (~ 1,5 knot). Setiap penyelam yang melakukan manuver ter-hubung ke perahu dengan tali dan ditarik dan dilengkapi dengan peralatan survei seperti digital kamera video. Survei manta tow ikan dapat digunakan untuk melakukan penilaian cepat dalam area terumbu karang yg luas dalam waktu singkat, yang dapat berguna ketika bekerja di lokasi terpencil. Dibandingkan dengan survei penyelaman umumnya, yang telah membatasi cakupan luasan, survei manta-tow lebih efektif dalam memperkirakan kelimpahan dan kepadatan ikan besar yang mobile. Kami merekomen-dasikan bahwa komponen video dalam metode ini hanya akan digunakan untuk peneli-tian dengan dana cukup untuk membeli dan memelihara peralatan. Pengelolaan dan pemantauan ditingkat masyarakat dapat menggunakan bagian dari metode visual ini untuk rapid survei atau ikan besar. Kami merekomendasikan bahwa tipe habitat juga dicatat selama survei visual dimana video tidak digunakan. Informasi yang diperoleh: - Ikan dengan panjang total lebih dari 50 cm selama in situ survey - Ikan dengan panjang total lebih dari 20 cm selama analisis video digital - klasifikasi habitat Ikan (zona fisiografi, tipe habitat dan sifat sugositasnya) - Keanekaragaman ikan (untuk ikan lebih besar dan mobile saja

peralatan lapangan: - 10 mm tambang towing dengan panjang 60 m; - Towboard dengan dipasang alat untuk meletak kan kamera dan lembar data dan pensil -kamera video digital; -Perekam temperature dan kedalaman(SBE39 misalnya); - jam waterproof yang memiliki stopwatch; - jam waterproof sebagai cadangan dan untuk memonitor waktu menyelam; - Depth gauge (e.g UWATEC); - Magnetic switch telegraph system untuk komuni-kasi antara penyelam dan orang dikapal - GPS dalam perahu (misalnya Garmin 76); - Echosounder di perahu untuk mempertahankan kedalaman towing konstan.

Peralatan di kantor: - Video player dan kabel s-video; - Monitor resolusi tinggi; - ArcView GIS. Personel Lapangan: semakin baik jika ada dua tim sehingga tim permukaan dan tim menyelam dapat berganti personel pada akhir masing-masing survey. Personel di Kantor:

Analis berpengalaman dalam identifikasi

terumbu karang dan tingkat spesies

ikan, serta memperkirakan ukuran kelas

dan kelimpahan.

6

Prosedur Umum di Lapangan:

Saat penyelam turun, GPS langsung mencatat koordinat di permukaan;

Setelah penyelam mencapai dasar, mereka mulai berkoordinasi satu sama lain un-

tuk memulai survey menggunakan sinyal tangan dan dengan tim di kapal meng-

gunakan telegraf;

Saat mulai survey langsung mengaktifkan stopwatch dan kamera, catat waktu di

datasheet dan dihitung sejak survei berlangsung (jika kamera digunakan);

Para pengemudi perahu mempertahankan kecepatan ~ 1,5 knot; arus dan kondisi

laut mungkin memerlukan perubahan dalam kecepatan kapal;

Penyelam dapat bermanuver di papan diatas 1 meter dari karang;

Survei ini dibagi dalam 5 segmen menit, yang termasuk 1 menit lingkaran survey

dan 4 menit transek. Selama survei lingkaran, semua ikan-ikan yang lebih besar

dari 50 cm panjang totalnya dicatat dalam pengamatan 360 °. Selama towsurvey,

penyelam melihat ikan di dalam sabuk 5 m dan 10 m di depan;

Pada akhir survey ini (50 menit, yang ' 2km), para penyelam diberi tanda dari tim

di permukaan untuk naik dan memulai safety stop

Prosedur umum di kantor:

40% dari tape untuk ikan dengan panjang total 20-50 dan melihat 100% dari tape

untuk ikan > 50 cm;

Tape dilihat di 10 x 5 menit segmen dan ikan dicatat dalam sabuk lebar 10 m;

Ikan diidentifikasi hingga tingkat spesies, dan dicatat ukuran kategorinya;

Klasifikasi Habitat dan rugosity (sifat berkerut)diklasifikasi dari setiap segmen 1

menit.

Keterbatasan:

Memerlukan penyelam berpengalaman dan terlatih dalam bahaya yang spesifik dari manuver towboards; m peralatan Field ini mahal dan membutuhkan pemeliharaan rutin, sehingga metode ini hanya cocok untuk penelitian proyek dengan anggaran besar; mahal dan me-makan waktu untuk menganalisis citra; Mengurangi bias Taksonomi dengan menganalisis gambar dibandingkan metode

survey ikan biasanyai; m

Ikan yg samar / cryptic dapat dengan mudah diabaikan. m

7

Keuntungan:

Sebuah wilayah besar dicover dalam waktu singkat Ikan yg menempati habitat yang berbeda, misalnya karang patchy, pasir, daerah rubble dan transisi di antara mereka dapat diamati dalam satu tarikan; Dibandingkan dengan survei menyelam biasanya, yang telah membatasi cakupan spasial, survei mana-tow lebih efektif dalam memperkirakan kelimpahan dan kepadatan ikan besar yang mobile Ikan yang jarang atau tidak biasa dijumpai selama survei konvensional lebih cenderung ditemukan selama survei manta-tow karena wilayah yang lebih luas; Analisis video manta-tow menghasilkan penilaian yang lebih rinci dari ikan besar, termasuk kemampuan untuk menghitung jumlah individu lebih baik dalam school-ing besar selama survei insitu Survey manta tow cocok untuk lokasi terpencil yang jarang dikunjungi Penyelam towed bisa mensurvey area yang tidak cocok bagi penyelam karena arus kuat,gelombang, atau kondisi yang buruk

Penggunaan alternating permukaan dan tim menyelam meningkatkan survei per hari; m Sebuah rekaman visual dapat diarsipkan(di re-sampel atau di re-analisis). Video ini juga berguna untuk menggambarkan karakteristik bentik yaitu zona fisi-ografi, tipe habitat dan sifat rugosity Sebuah penerima GPS pada kapal penarik memungkinkan geo-referensi track sur-vey , menghubungkan image di lokasi.

Bidang pelatihan yang dibutuhkan: - Penyelam terlatih dalam menggunakan towboards - Mengoperasikan kapal kecil, GPS, video digital - Ukuran estimasi ikan dan buku identifikai spesies ikan - Software ArcView GIS Informasi lebih lanjuti: Ed Demartini, Edward.DeMartini @ noaa.gov; Stephani

Holzwarth, Stephani.Holzwarth @ noaa.gov; Joseph Laughlin, Joseph.Laughlin @

noaa.gov; atau Brian Zgliczynski, Brian.Zgliczynski @ noaa.gov

Referensi:

www.crei.nmfs.hawaii.edu / eko / tow_board.html

code Panjang kelas (cm) code Panjang kelas (cm)

1 20 - 34 6 150 - 199

2 35 - 49 7 200 - 249

3 50 - 74 8 250 - 299

4 75 - 99 9 > 300

5 100 - 149

8

2. Fish Roving Diver Technique Instansi yang menggunakan metode ini:

Reef Education and Environmental Foundation (REEF); Atlantic and Gulf Rapid Reef Assessment (AGRRA); Mesoamerican Barrier Reef System Synoptic Monitoring Program (MBRS SMP); Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP).

Informasi yang diperoleh:

Informasi tentang kelimpahan dari semua spesies ikan dan disajikan sebagai indeks kelimpahan log10 Jenis kehadiran / ketidakhadiran (presence/absence) dan frekuensi kejadian) Kelimpahan relatif per site dapat diperoleh dengan mengalikan nilai indeks ber-dasarkan frekuensi kelimpahan.

Personil lapangan:

1 pengemudi perahu dan pengamat di permukaan Minimum 2 pengamat (penyelam). Setidaknya 1 penyelam harus mampu men-gidentifikasi spesies semua ikan di daerah tersebut.

Prosedur Umum:

Biasanya dilakukan antara jam 10,00 - 14,00 Satu survei yang dilakukan per site Berenang di sekitar lokasi (kira-kira 200 m dari awal) selama 30 menit dan men-catat semua jenis ikan yang diamati Perkiraan kepadatan setiap spesies dengan menggunakan logarithmic kategori: Sin-gle (1 ikan), Sedikit (2-10), Banyak (11-100), atau melimpah (> 100 ikan).

Pelatihan yang dibutuhkan:

Berenang acak diperlukan untuk memastikan pengamat terbiasa dengan segala jenis ikan di daerah tersebut Pengamat yang menjadi bagian dari program REEF harus melakukan tes yang mengkategorikan mereka ke tingkat level keterampilan yang sesuai Pengamat harus memiliki pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat ikan yang berbeda.

9

Keuntungan: cepat Peralatan yang dibutuhkan sangat minim Memungkinkan cakupan spasial area yang luas Data frekuensi kumulatif secara statistik berguna Plotless metode yang baik untuk list spesies Terutama berguna untuk ikan besar yang waspada terhadap penyelam, cryptic spe-cies/samar dan ikan pelagis yang memerlukan pencarian yang intensif di terumbu karang Panjang estimasi dapat dibantu dengan menggunakan (two laser beams) dua sinar

laser (bila ada dalam anggaran Anda); 4 laser pointer diposisikan 10 cm terpisah

dan proyek titik keluar laser merah( Colin et al. 2003).

Keterbatasan: Dibatasi oleh usaha dan kemampuan identifikasi penyelam Menyelam disetiap titik sampling dan dapat mencakup berbagai kedalaman dan habitat tergantung pada topgrafi area. Relawan berkonsentrasi pada tempat menye-lam populer dan tidak secara acak terdistribusi di antara habitat.

Oleh karena itu, tidak ada kontrol sebagai berikut: Meliputi wilayah Spasial per sampel (susah untuk membandingkan kelimpahan di-

antara survei)

Jumlah mikro-habitat tertutup per sampel

Site seleksi

Waktu sampling

Pelatihan dan keterampilan penyelam sangat bervariasi antara pemula dan ahli,

meskipun tes penyelam oleh REEF dan mengkategorikan mereka kedalam level ke-

mampuan sehingga data diurutkan berdasarkan tingkat keterampilan

Estimasi Kelimpahan merupakan sebuah indeks yang membutuhkan sejumlah be-

sar sampel untuk studi perbandingan dan tidak dapat dikonversi ke dalam

perkiraan kelimpahan mutlak.

Referensi: REEF: www.reef.org/; MBRS SMP: www.mbrs.org.bz; AGRRA: www.coral.aoml.noaa.gov/agra/ CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html Juga lihat Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985); Rogers et al. (1994); Almada-Villela et al. (2003).

10

3. Fish Belt Transect Instansi yang menggunakan metode ini:

Australian Institute of Marine Science Long-term Monitoring Program of the Great Barrier Reef; Global Coral Reef Monitoring Network, English et al.; Reef Check; Reef Check program’s MAQTRAC method; Large fish belt transect method; English et al. fish recruitment method. IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method WCS Indonesian Marine Program

Deskripsi Metode: Metode ini bertujuan untuk menghitung (mengukur) kelimpahan dan komposisi komu-nitas ikan di transek. Saat ikan bergerak, sangat sulit untuk mendapatkan sebuah me-tode sampling yang seragam di sepanjang transek. Pengamat harus berenang dengan kecepatan konstan dan berhati-hati untuk tidak menghitung ikan yang sama atau kelompok ikan dua kali karena mereka dapat pindah di sepanjang transek tersebut. Kehati-hatian juga harus dilakukan untuk menghabiskan waktu yang sama setiap men-gamati bagian dari transek tersebut. Personil lapangan untuk semua survei sabuk/belt transect: - 1 pengamat dan 1 pemasang roll meter; - 1 timer / pengemudi perahu. Personel di kantor: entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

Contoh 1: AIMS LTMP metode (Monitoring penelitian)

Deskripsi Metode: Tujuannya adalah untuk segera memperkirakan kelimpahan ikan di daerah tertentu (transek sabuk). Ukuran estimasi dapat ditambahkan ke metode ini jika diinginkan. Informasi yang diperoleh:

Kelimpahan populasi ikan target Parameter Fisik: - Tutupan awan diukur dengan menggunakan skala Beaufort - kekuatan angin - Status lautnya - Visibility bawah air

Peralatan yang diperlukan: - Roll meter ukurun (5 x 50 m)

11

- Meteran untuk mengkalibrasi perkiraan lebar sabuk. Prosedur Umum:

Survei ini dilakukan antara jam 09.00 dan 16,30 di musim dingin dan antara 08.30 dan 17,00 di musim panas Pertama awan, angin dan status laut dicatat (lihat informasi yang diperoleh di atas); Survei dilakukan sepanjang 5 transek permanen x 50 m digunakan untuk LTMP AIMS. Transek ini ditetapkan antara 6 dan 9 m di lereng terumbu Visibilitas horizontal air dicatat dalam data entry Pengamat berenang di atas roll meter dan menggunakan stakes permanen yang diposisikan setiap 10m untuk memandu arah mereka. Berenang ditransek dua kali; terlebih dulu mencatat ikan yg lebih mobile, ikan yang lebih besar pada sabuk 5 m; tim kembali berenang sepanjang transek menghitung ikan yg seddikit bergerak (misalnya famili Pomacentridae) dalam luasan sapuan sabuk 1 Pengamat harus melihat ke depan untuk stekes permanent berikutnya dan menghi-tung ikan dengan menghabiskan jumlah waktu yang sama pada setiap bagian tran-sek untuk setiap kelompok ikan target. Ikan mobile harus dihitung terlebih dulu, diikuti oleh lebih kecil / spesies lebih cryptic /samar Hanya ikan dalam kelas umur + 1 tahun dihitung karena variabilitas temporal dalam kelas umur +0 m

Keuntungan:

Meletakkan roll meter ikan di belakang untuk mengurangi gangguan ikan.

Keterbatasan: Pengamat tidak dapat mengumpulkan data yang memadai pada komposisi jenis, kelimpahan, frekuensi kejadian dan biomassa pada saat yang sama; Transek mustahil untuk digunakan pada beberapa terumbu karang karena bentuk dan kondisi habitat yang kompleks, regulasi pemerintah atau campur tangan sen-gaja dari penyelam lainnya; Beberapa ikan tertarik terhadap penyelam; ada juga yang menolaknya. Hal ini da-pat membiaskan hasil; Transek tidak cocok untuk sampling kecil, daerah terlarang, misalnya beberapa mikrohabitat karang dan kawasan yang rusak atau karang dengan tipe habitat yang berbeda dan heterogenitas habitat (patchiness), karakteristik karang Karibia. Bohnsack dan Bohnsack (1986) merancang 'metode visual diam/Fish Stationery Plot Survey' untuk memecahkan masalah dalam metode transek sabuk.

Pelatihan yang dibutuhkan: -Identifikasi ikan dan estimasi kelimpahan serta pengetahuan yang terperinci dari ke-biasaan dan habitat ikan yang berbeda, pelatihan ukuran estimasi jika diperlukan.

12

Contoh 2: Global Coral Reef Monitoring Network, Inggris et al. method (Management and research monitoring) Deskripsi Metode: Tujuannya adalah mengestimasi kelimpahan dan ukuran ikan secara bersamaan di daerah tertentu. Informasi yang diperoleh: Meyelam dengan hati-hati dilakukan untuk mendeteksi perbedaan kumpulan ikan karang di lokasi yang berbeda menggunakan kategori kelimpahan. Ini memberikan data dasar untuk zonasi, pengelolaan dan monitoring. Sensus visual ikan pada transek sabuk menyediakan estimasi jumlah kelimpahan dan ukuran individu ikan untuk me-nentukan stok dan struktur ukuran populasi spesies spesifik. Pengamat berpengala-man dapat mengestimasi jumlah yang sebenarnya, tetapi untuk pengamat yg kurang berpengalaman atau untuk kepastian jumlah ikan yang melimpah, kategori kelimpahan harus digunakan. Kategori Kelimpahan yang digunakan untuk menghitung ikan. Log 4 Kelimpahan Kategori Jumlah ikan Peralatan yang diperlukan:

Roll meter ukuran (5 x 50 m); Meteran untuk mengkalibrasi perkiraan lebar sabuk; Model Ikan untuk berlatih estimasi panjang ikan ( Inggris et al 1997).

Prosedur Umum: Menyelam dengan hati-hati

Dilakukan selama siang hari; List spesies yang dominan untuk disertai dalam pencatatan transek sabuk. Ini mengu-rangi waktu yang diperlukan untuk menulis nama-nama spesies pada lembar data, se-hingga meningkatkan kemampuan pengamat untuk mencatat ikan terus-menerus.

Log4 Kategori Kelimpahan Jumlah Ikan

1 1

2 2 - 4

3 5 - 16

4 17 - 64

5 65 - 256

6 257 - 1024

7 1025 - 4096

8 4097 - 16384

13

Spesies yang dimasukkan harus dipilih dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: - Nampak secara visual dan dominan, tanpa perilaku samar/cryptic; - Mudah diidentifikasi di bawah air; - berasosiasi dengan terumbu karang.

Kelompok dari spesies yang sesuai untuk penilaian terumbu karang harus diguna-kan untuk:

- Perkiraan kuantitatif struktur kelimpahan dan ukuran spesies yang menjadi 'target' nelayan, misalnya Serranidae, Siganidae, Acanthuridae, Lutjanidae, Lethrinidae, Haemulidae Balistidae

- Perkiraan kuantitatif kelimpahan ikan sepanjang garis 50 m yang sama diguna kan untuk intercept transek garis / LIT

- Estimasi Semi-kuantitatif kelimpahan relatif dari spesies lain yang termasuk kategori mayor trofik (planktivores, grazers ganggang, dan feeders karang), misalnya Pomacentridae, Acanthuridae, Caesionidae, Scaridae, Siganidae, Labridae, Mullidae dan spesies lain yang 'visualnya jelas', misalnya Chaetodon-tidae.

Belt transek Dilakukan selama siang hari di sepanjang 3 transek sama dengan LIT tetapi transek sensus ikan harus 50 m panjangnya dan di 2 kedalaman (3-5 m dan 8-10 m) Tunggu selama 5 sampai 15 menit setelah meletakkan roll meter sebelum menghi-tung untuk memungkinkan ikan untuk melanjutkan perilaku normalnya Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek, mencatat ikan yang dijumpai dalam transek sabuk lebar 5 m dan 5 m di atas terowongan transek tersebut Hitung jumlah spesies target yang sebenarnya terlihat dalam transek dan estimasi ukuran (dalam cm) dari masing-masing ikan tersebut Jangan kompromi untuk mendapatkan gambaran yang baik dari masyarakat den-gan berusaha menghitung semua individu dari taksa tertentu, dengan men-gorbankan estimasi yang hilang dari kelimpahan ikan lainnya.

Satu penyelam melakukan sensus dalam area transek sedangkan penyelam satunya lagi menyelam di belakang pengamat dan membuat observasi umum lingkungan karang dan kumpulan ikan Di daerah dimana keanekaragaman dan kelimpahan ikan yang tinggi, kami mere-komendasikan tugas dipisahkan. Hal ini dapat dilakukan dalam 2 atau lebih sa-puan, mobilitas kelompok ikan yang lebih besar dilakukan pada sapuan pertama dan ikan teritorial yang lebih kecil dilakukan pada sapuan kedua atau tugas tersebut dapat dibagi diantara penyelam.

Keuntungan: Visual sensus ikan adalah salah satu metode sampling yang paling umum diguna-kan kuantitatif dan kualitatif Cepat, non-destruktif dan murah Minim personel dan peralatan khusus yang diperlukan Informasi yang diperoleh berguna bagi manajemen dan stok assessment

14

Keterbatasan: Pengamat harus sangat terlatih Ada 2 kemungkinan ikan mungkin tertarik terhadap penyelam, atau menjauh dari penyelam Kesalahan Observer dan bias terjadi dalam memperkirakan jumlah dan ukuran; Ada kekuatan statistik yang rendah untuk mendeteksi perubahan spesies langka; Penggunaan kategori kelimpahan mengurangi kekuatan untuk mendeteksi peruba-han kecil dari ukuran ikan.

Pelatihan yang dibutuhkan: -Identifikasi ikan, penghitungan dan estimasi panjang. Lihat Inggris et al. (1997) untuk rincian tentang pelatihan untuk memperkirakan panjang ikan. Ini harus diulang setiap 6 bulan. CP: Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au Referensi: Inggris et al. (1997)

15

Contoh 3. Metode Reef Check (Community Monitoring) Deskripsi Metode: Metode ini dirancang untuk digunakan oleh penyelam relawan atau snorkellers. Data yang diperoleh: Kelimpahan ikan target utama. Peralatan yang diperlukan: - Roll meter (100 m) - Pipa PVC untuk memperkirakan lebar sabuk (opsional). Prosedur Umum:

Bentangkan rollmeter transek 100 m di masing-masing 2 kedalaman, 2-6 m dan 6-12 m Tunggu selama 15 menit Transek panjang 20 m dengan lebar 5 m dan 5 m tinggi; Pengamat berenang perlahan di sepanjang garis transek dan berhenti setiap 5 m untuk menghitung spesies target. Pengamat kemudian menunggu selama 1-3 menit sebelum melanjutkan ke titik perhentian berikutnya. Proses ini diulang 3 kali sam-pai 20 meter transek telah selesai disurvei. Satu transek lengkap terdiri dari 4 seg-men replikasi 20 m untuk panjang total survei 80 m.

Keuntungan: - dapat digunakan oleh pekerja non-profesional, sehingga biaya lebih murah - Satu survei penuh, cukup untuk mendapatkan gambaran tentang kelimpahan ikan target bila dibandingkan pada skala regional atau global. Survei ditingkatkan dalam ruang dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat ten-tang kelimpahan dan perubahan dari waktu ke waktu pada skala site. Keterbatasan: - Replikasi lebih banyak dan survei lebih sering diperlukan untuk memperoleh indikasi yang lebih baik terhadap kelimpahan local ikan serta perubahannya. Peningkatan rep-likasi menyebabkan kenaikan biaya. Pelatihan yang dibutuhkan: - Identifikasi spesies target (untuk tingkat family dan spesies bagi spesies yang paling umum). Pelatihan dapat dilakukan dalam satu hari. CP: [email protected] Reference: www.reefcheck.org

16

Contoh 4. Program Reef Check metode MAQTRAC (Research Moni-toring) Deskripsi Metode: Metode ini dirancang untuk menentukan dampak perdagangan akuarium terhadap populasi ikan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ukuran sampel yang cukup spe-sies ikan indikator yang dapat dibandingkan secara statistik dan membedakan antara pengumpulan ikan dan site kontrol. Data yang diperoleh: Tingkat kelimpahan jenis dan ukuran informasi. Peralatan yang diperlukan: Roll meter (100 m). Prosedur Umum: Jumlah transek yang diperlukan tergantung pada kepadatan ikan di daerah tersebut, ukuran area sampling dan heterogenitas spasial area sampling. Hal ini biasanya berarti bahwa minimal 5 dan terbanyak 15 transek akan dibutuhkan untuk mencapai ukuran sampel yang cukup untuk sebagian besar spesies. -Lihat Reef Check metode transek sabuk di samping. Kedalaman survey bervariasi ter-gantung di mana ikan target yang dicatat - Untuk mencatat kelimpahan, jika individu-individu dari kelas ukuran dalam kelom-pok ikan antara 1-50 individu, hitung setiap ikan dalam ukuran kelas. Masukan perkiraan panjang kedalam selang kelas . Ketika ada schooling besar ikan, perkiraan kelimpahan harus dibuat dengan membuat kuadrat imajiner ke schooling dengan membagi sepertiga atau seperempat dari ukuran schooling dan memperkirakan kelim-pahan ikan di dalam sepertiga atau seperempat bagian tersebut. Time Swim

Time swim dapat dilakukan di luar transek 100m (yang juga digunakan untuk Reef

Check PIT dan transek sabuk MAQTRAC invertebrata) daripada meletakkan roll

meter ulang . Time swim harus dilakukan sebagai teknik survei utama ketika spe-

sies ikan tidak cukup melimpah di survei transek sabuk atau di habitat yang tidak

memungkinkan untuk transek sabuk. Apabila time swim adalah satu-satunya cara

mendapatkan data kelimpahan, sangat penting untuk memperkirakan jarak dan

mencatat waktu secara akurat.

Survei ini sepanjang jalan 5 m sabuk yang sama, tetapi panjang transek diukur den-

gan waktu berenang bukan roll meter transek

17

Catatan awal dan waktu berhenti (ini sangat penting)

Pertahankan kecepatan berenang secara konstan

Ketika berhenti digunakan untuk menghitung sebuah schooling besar atau untuk melihat ke dalam celah-celah karang, waktu harus dihentikan dan kemudian di-jalankan lagi ketika berenang dilanjutkan kembali. Ini merupakan langkah penting karena pengukuran densitas/kepadatan dapat diperoleh dari waktu sampel dan ke-cepatan berenang;

Perhitungan semua individu dari spesies ikan target dan ukuran dengan cara yang sama seperti pada survei transek.

Keuntungan:

Metode yang secara statistik cukup kuat jika ada ulangan yang cukup. Oleh karena itu dapat digunakan untuk mendeteksi dampak perdagangan akuarium pada popu-lasi ikan Metode ini dirancang sebagai versi yang lebih rinci dari reef chek monitoring dila-kukan masyarakat, oleh karena itu data dapat dibandingkan dengan data masyara-kat.

Keterbatasan:

Sulit untuk menentukan apakah dampak yang cukup signifikan secara statistik juga signifikan secara ekologis; Memakan banyak waktu dan mahal jika banyak ulangan diperlukan.

Pelatihan yang dibutuhkan: Penyelam yang sudah terlatih untuk tingkat identifikasi spesies dan estimasi ukuran ikan. m Harus memiliki pengetahuan yang terperinci dari habitat ikan untuk melaku-kan pencarian tepat. CP: [email protected] Referensi: www.reefcheck.org Metode ikan lainnya dengan mudah dapat diubah untuk ikan akuarium, namun banyak spesies sangat kecil dimana kebutuhan untuk menentukan metode ukuran sampel opti-mum. Lihat Russ dan Choat (1988) untuk rincian tentang rancangan percobaan dan analisis data perikanan.

18

Contoh 5. Metode transek sabuk ikan besar Deskripsi Metode: Observer memperkirakan kelimpahan ikan besar sepanjang transek sabuk, misalnya ikan kerapu dan napoleon. Data yang diperoleh: Kelimpahan spesies target perkiraan. Peralatan yang diperlukan: Tidak ada peralatan khusus. Prosedur Umum: Kedua survei ini termasuk time swim. Akan sangat membantu untuk memperkirakan jarak pengamat mengcover area pada saat survei sehingga perkiraan densitas dapat dihitung dan dibandingkan dari waktu ke waktu dan antara site. Kerapu cenderung memiliki perilaku cryptic/samar dan tinggal dekat dengan bagian dasar, atau bersem-bunyi di gua-gua atau di bawah karang. Untuk memastikan ini tidak terlewat, kecepatan berenang yang konsatan diperlukan untuk sensus visual. Yang termasuk kedalam metode ini antara lain: Teknik Long-swim untuk ikan besar dan ikan karang yang mobile

Berenang selama 20 menit dengan kecepatan standar pada kedalaman 5 m konstan di sepanjang terumbu karang (reef crest); Catat jumlah dan ukuran dari semua individu spesies target besar yang diamati dalam area 10 m di kedua sisi pengamat; Untuk jenis ikan besar yang bergera, dimensi transek yang tepat adalah 400 x 20 m. Untuk ikan yang lebih kecil, lebar transek diperkecil menjadi 5 m di kedua sisii.

Salah satu contoh Metode ini adalah:

Long Swim Method (IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method)

Deskripsi Metode:

Metode ini digunakan untuk ikan-ikan ukuran besar (> 35 cm TL) dimana untuk men-

getahui functional grup ikan.

Informasi yang didapat:

Kelimpahan ikan target ukuran besar

Kelimpahan functional group ikan ukuran besar

Peralatan yang dibutuhkan:

alat Scuba

19

Alat tulis bawah air

Jam anti air

Prosedur umum:

Menyelam hingga kedalaman 10 m

Berenang sejajar kedalaman selama 20 menit atau sekitar 400 m

Catat ikan dengan lebar 20 m (10 meter tiap sisi dikiri dan kanan)

Catat ikan ukuran besar (>35 cm)

Jika menemukan ikan schooling kategorikan kedalam ukuran kelas

Keuntungan:

Cepat dan mudah karena list ikan sudah dibuat dari darat

Keterbatasan:

Jika arus kuat, sapuan berenang yang didapat menjadi pendek

Dalam kondisi tertentu (Kontur karang) menyebabkan disorientasi arah

Pelatihan yang dibutuhkan:

Identifikasi ikan besar beserta estimasi panjangnya

Referensi:

IUCN – The International Union for the Conservation of Nature – Global Marine Pro-gram. Web: www.iucn.org/marine; [email protected] Gabriel Grimsditch; [email protected] CORDIO East Africa (Coastal Oceans Research and Development – Indian Ocean

Web: www.cordioea.org . David Obura; [email protected]

Survey kerapu

Berenang dengan kecepatan 6 meter per menit selama 30 menit; Cek substrat secara seksama, hitung dan estimasi ukuran semua individu dalam sabuk 5 m; Seorang pengamat kedua harus mengikuti di belakang dan mencatat jumlah dan ukuran ikan kerapu yang lebih besar yang bergerak dalam jarak 10 m kedua sisi.

Keterbatasan: Pengamat dapat dilatih untuk berenang dengan kecepatan konstan tetapi sulit dalam keadaan berarus .

20

Keuntungan:

Long-swim memungkinkan tutupan daerah yang lebih luas dalam waktu terbatas dibandingkan dengan transek kecil; Gangguan ikan oleh penyelam diminimalkan karena tidak ada rollmeter yang digunakan sebelum menghitung; Teknik ini lebih cocok untuk ikan yang sensitif terhadap penyelam ; Transek yang lebih lebar untuk spesies mencolok berguna untuk menghitung ikan yang lebih besar yang tidak memungkinkan didekati menggunakan rollmeter; kecepatan berenang yang lambat dengan intensitas pencarianyang meningkat dalam sabuk 5 m menghasilkan jumlah yang lebih tinggi daripada metode lain un-tuk ikan kerapu yang criptic/lebih samar; Long-swim metode memerlukan peralatan yang sederhana dan menyediakan data yang berguna berguna di samping metode survei visual yang lebih baik.

Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi ikan kerapu; Berenang dengan kecepatan konstan.

CP: Rachael Pir, Rachael.pears @ jcu.edu.au atau Howard Choat, howard.choat @ jcu.edu.au Referensi: Samoilys (1997); Wilkinson et al. (2003); Hill and Wilkinson (2004). Contoh 6. Fish recruitment method (management and research monitoring)

Deskripsi Metode: berenang sepanjang transek sabuk yang sempit dan menghitung rekrut ikan yang baru datang menetap. Ini memberikan informasi mengenai komposisi rekrut baru, dan dis-tribusi serta kelimpahan stok ikan karang (spesies dengan juvenile yang mencolok). Ini digunakan untuk memprediksi masa depan kelimpahan populasi ikan dewasa serta memberikan gambaran temporal perubahan dalam rekrutmen. Peralatan yang diperlukan:

50 m panjang roll meter; 1 meter ukuran untuk panjang referensi.

Personil Lapangan:

1 pengemudi perahu / pengamat permukaan;

21

2 pengamat (penyelam). m Setidaknya 1 dari penyelam harus mampu mengidenti-fikasi ikan di daerah rekrut dan terbiasa dengan batas ukuran yang membedakan rekrut ikan dari ukuran kelas lain.

Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum:

3 x 50 m panjang transek harus diletakkan secara acak pada kedalaman antara 6-9 m di daerah lereng karang Transek tidak boleh tumpang tindih dan harus dipisahkan dengan jarak 10-20 m; Letakkan transek dalam garis lurus Jika LIT digunakan di site-site rekrutmen, dianjurkan bahwa hal itu dilakukan sepanjang 50 m. namun transek ikan harus diselesaikan terlebih dahulu; Tunggu 5-15 menit sebelum memulai penghitungan untuk memungkinkan ikan un-tuk perilaku normal kembali Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek dan catat ikan dengan lebar 1 m kedua sisi dari garis transek Menghitung rekrutmen dengan pencarian habitat yang seksama sepanjang transek tersebut. Catat schooling species ikan di depan penyelam Transek tidak harus dipecah menjadi unit yang lebih kecil karena banyak spesies langka yang jarang

Pelatihan yang dibutuhkan: Pelatihan dan pengalaman yang terperinci Keterbatasan:

Membutuhkan pengamat yang terlatih dan berpengalaman; Visual sensus rekrut ikan terbatas pada spesies juvenile yang menetap Tidak berguna untuk spesies pelagis.

Keuntungan:

Cepat dan non-destruktif Sederhana dan murah Minim jumlah personel dan peralatan.

CP: Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au Referensi: Inggris et al. (1997).

22

4. Fish Stationery Plot Survey / Survey Ikan secara Diam Instansi yang menggunakan metode ini:

Atlantic and Gulf Reef Rapid Assessment (AGRRA); Florida Keys National Marine Sanctuary Coral Reef Monitoring Program (FKNMS CRMP). IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method

Deskripsi Metode: Ikan berada dalam sebuah tabung imajiner yang dihitung oleh penyelam yang menga-mati dari luar daerah. Metode ini dirancang untuk memperkirakan struktur komunitas ikan dan digunakan untuk melakukan penilaian stok ikan di Amerika Serikat bersama dengan data perikanan tradisional. Informasi yang diperoleh: Keanekaragaman jenis dan ukuran struktur komunitas. Peralatan yang diperlukan: Tidak ada peralatan khusus. Personil Lapangan:

2 pengamat (1 harus sudah terlatih dengan metode , yang lain adalah buddy 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan.

Personel di Kantor: entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum:

Satu pengamat menghitung jumlah ikan secara visual dalam sebuah tabung ima-jiner dengan radius/jari-jari 7,5 m selama 5 menit Estimasi dan catat panjang untuk setiap ikan yang dihitung

Keuntungan: Kunci kelebihan dibandingkan dengan metode transek meliputi:

Sangat mudah digunakan dan dapat mencatat ukuran sampel yang besar Minim peralatan yang dibutuhkan Minimum '' kesalahan’ atau eror Tidak ada waktu yang terbuang dalam memasang rollmeter Efesiensi waktu dibawah air (karena konsumsi udara minimum) Menyediakan penggabungan spasial jika terdapat beberapa tipe habitat yang

di cover

23

Masalah tingkah laku dan ketertarikan ikan terhadap penyelam dapat diminimal-kan dibandingkan dengan dengan berenang karena cenderung untuk membiasakan penyelam diam dan bertindak lebih normal; Bias melalui metode matrac dapat tereliminasi Ukuran data maksimum lebih sensitif untuk perikanan dan efek mortalitas ikan

dewasa sedangkan ukuran minimum lebih sensitif terhadap efek rekrutmen

Data dikumpulkan secara bersamaan dengan komposisi jenis, kelimpahan, fre-

kuensi kejadian dan panjang individu untuk semua jenis ikan yang terdeteksi secara

visual. Data-data ini pada semua komunitas parameter utama dapat dikumpulkan

dengan praktis melalui metode ini;

Metode pengumpulan data ini telah diuji secara luas dan tidak berubah selama 25

tahun terakhir;

Teknik ini sangat berguna untuk terumbu karang yang patch/mengelompok dan

terumbu buatan.

Keterbatasan:

Metode ini tidak cocok untuk celah karang dimana ikan tinggal, ikan yang tersem-bunyi dan sangat rahasia ikan dan tidak efisien untuk studi tentang beberapa spe-sies atau genus

Tidak bekerja dengan baik dalam kondisi gelombang tinggi, arus kuat, dan di bawah visibilitas rendah meskipun faktor-faktor koreksi dapat diterapkan untuk mengoreksi visibilitas rendah. Namun, metode ini memberikan data yang konsisten dan dapat diandalkan dalam berbagai kondisi visibilitas yang biasanya ditemukan pada terumbu karang;

Indeks kelimpahan (kerapatan per sampel) dapat diperoleh dari data dan cocok untuk perbandingan yang relatif, namun ketepatan dari metode ini adalah kemam-puan pengamat untuk memperkirakan diameter tabung. Jika kelimpahan mutlak diperlukan, secara empiris diperoleh faktor koreksi habitat khusus yang perlu ditentukan dan diterapkan. Ini bukan masalah bagi kebanyakan studi yang hanya perlu untuk menunjukkan perubahan relatifatau perbedaan;presisi yang dicapai sangat tergantung pada keterampilan penyelam untuk memperkirakan jari-jari 7,5 m.

24

Perbaikan metode sensus visual diam/Plot Statinery Perbaikan signifikan dalam perkiraan dari koefisien variasi (perkiraan presisi) te-lah dicapai dengan menggunakan dua tahap stratifikasi acak untuk memilih 200 x 200 m sampling site. Statistik perbaikan ini dijelaskan secara rinci di Ault et al. (2001); Ault et al. (2002). Keutamaan dari presisi perbaikan dicapai dengan tidak lebih dari sampling site individu tetapi upaya mendistribusikan sampel atas site le-bih; Auto korelasi pasangan buddy (yang sering melihat ikan yang sama) bisa dikurangi dan perbedaan individu dapat dikurangi dengan mengkombinasikan data dari buddy selam. Replikasi disediakan oleh buddy penyelam yang memiliki metode sampling yang sama; Distribusi ukuran populasi dapat dihasilkan dengan menggunakan mean, mak-simum, dan minimum ukuran seperti yang dijelaskan oleh Meester et al. (1999).

Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi Ikan, penghitungan, estimasi ukuran dan estimasi panjang tabung ima-jiner. CP: Robert Ginsburg, [email protected] atau Phil Kramer, [email protected] Referensi: AGRRA www.coral.aoml.noaa.gov/agra/ FKNMS CRMP: http://www.fknms.nos.noaa.gov/research_monitoring/ Publikasi dikutip di atas dapat dilihat dan download di: www.sefsc.noaa.gov / articlesandpublications.jsp. Juga lihat Kimmel (1985); Bohnsack dan Bannerot (1986), Obura dan Grimsdtich (2008) dan Hill dan Wilkinson (2008)

Skema metode Fish Sationery Plot Survey

25

5. Fish Rapid Visual Census Digunakan untuk menentukan keragaman spesies. Berguna untuk menentukan spesies yang akan disertakan dalam monitoring jangka panjang. Deskripsi Metode: Pengamat melakukan survei ini pada kecepatan konstan untuk waktu yang tetap,dan bukan mengukur daerah dengan rollmeter transek. Metode ini berguna untuk mem-perkirakan kelimpahan relatif dan didasarkan pada asumsi bahwa kemungkinan menghadapi suatu spesies meningkat kelimpahannya. Oleh karena itu, spesies yang lebih umum kemungkinan dapat semakin cepat pengamat menghadapi itu. Informasi yang diperoleh: Keanekaragaman jenis dan kelimpahan relatif disajikan dalam frekuensi kejadian. Bagaimana Anda menganalisis dan menginterpretasikan data?

Nilai Spesies menunjukkan kelimpahan relatif dari spesies yang berbeda dari satu sama lain; List Spesies yang didapat memberikan estimasi keragaman spesies di suatu daerah.

Personil Lapangan: 1 pengamat dan 1 buddy 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan

Personel di Kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum:

Pengamat berenang di sekitar terumbu secara acak untuk menemukan dan men-catat sebanyak mungkin spesies ikan Penyelam harus terbatas pada habitat yang spesifik (kedalaman, zona terumbu) un-tuk menentukan jenis kekayaan Spesies hanya dicatat satu kali ketika saat pertama terlihat pada Interval 10 menit waktu, dengan total 10 menit interval 5 menit. 10 menit interval pencarian me-mungkinkan penyelam untuk memperoleh perkiraan kelimpahan relatif dari masing-masing spesies selain ada atau tidak adanya data yang berasal dari daftar spesies. Asumsinya adalah bahwa spesies terjadi dalam interval waktu awal yang paling melimpah di komunitas Ikan tyang ditemukan diinterval 10 menit pertama menerima nilai 5, pada interval kedua 4, dan seterusnya sehingga interval kelima skor ikan 1. Skor Spesies yang dijumlahkan untuk menunjukkan frekuensi kejadian Ulangi jumlah tersebut 8 kali per site

26

Keuntungan:

Sederhana dengan peralatan yang minim

Menghindari metode transek yang memakan waktu

Berguna untuk survei awal keanekaragaman jenis, dan untuk memilih spesies yang

akan diikutsertakan dalam monitoring jangka panjang sesuai dengan kelimpahan

mereka, hal ini akan mempengaruhi kualitas data dari panjang transek yang dipilih

dapat diimplementasikan pada daerah patch reef dimana interval waktu berhenti

penyelam berenang di antara area terumbu karang.

Keterbatasan:

Data tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan tutupan karang atau data

makro-invertebrata sebagai daerah berbeda yang diteliti;

Seperti semua metode sensus ikan, keanekaragaman jenis yang diperkirakan seba-

gai spesies samar/cryptic mungkin banyak yang diabaikan;

Metode yang ini menekankan pentingnya luas yang discover meskipun kadang se-

peciesnya jarang (umumnya untuk ikan di terumbu karang), sementara banyak di

daerah patchreef kita sudah underestimate /di bawah perkiraan tapi ikannya ber-

limpah.

Pelatihan yang dibutuhkan:

Identifikasi level Spesies dan pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat

ikan yang berbeda.

Referensi:

Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985).

27

6. Butterfly Fish Method (Metode Survey Ikan Kepe-kepe) Instansi yang menggunakan metode ini: Metode ini digunakan oleh peneliti di Hawaii. Tidak ada instansi yang menggunakan metode sebagai metode utama. Deskripsi Metode: Metode ini dilakukan dengan cara mengobservasi ikan kepe-kepe dan perilaku makannya untuk menentukan kelimpahan makanan dan habitat ikan butterfl y per pasangan. Persentase tutupan komunitas bentik juga harus ditentukan. Konsep ini di-dasarkan pada asumsi bahwa ikan kepe2 yang memakan karang akan bergerak jauh dari daerah terumbu karang ketika kesehatan/kondisi karang memburuk. Peralatan yang diperlukan:

Rollmeter panjang 30 m Alat tulis bawah air dengan penggaris dengan panjang 20 cm.

Prosedur Umum:

Wajib dilaksanakan minimal pada 2 studi site di mana satu site adalah kontrol (tanpa gangguan antropogenik ) Level dasar estimasi kelimpahan ikan; level lanjutan untuk mengukur tingkah laku ikan dan ukuran area teritorialnya(tergantung sumber daya).

Estimasi Kelimpahan

Tempatkan sampai 4 x 30 m transek pada wilayah tutupan karang yang tinggi (tidak sembarangan); Berenang perlahan dengan kecepatan 6 m per menit sepanjang transek dan target-nya kelimpahan ikan kepe-kepe sepanjang transek sabuk selebar 10 meter.

Persentase tutupan komunitas bentik Kami merekomendasikan menggunakan metode transek titik (Point Intersept Tran-sect) sebagai cara termudah ). Perilaku berpindah (diharapkan meningkat karena makanan menjadi terbatas)

Diimplementasikan setelah survei kelimpahan; Survei ini dilakukan selama 5 x 10 menit periode observasi. penyelam berenang sepanjang transek untuk mencatat sepasang ikan kupu-kupu; Batas wilayah mereka ditandai (ujung terjauh di mana mereka bergerak); Amati perilaku ikan selama 10 menit; Catat setiap kali mengejar sepasang ikan targetdi wilayah yang berdekatan; Ulangi untuk pasangan yang sama selama 50 menit dari pengamatan;

28

Observasi ini tidak perlu diimplementasikan selama satu kali penyelaman, tetapi berturut-turut penyelaman yang terus dilaksanakan sebatas persyaratan keselama-tan penyelaman yang memungkinkan; Perkiraan ukuran ikan yang menjadi target dengan mencatat posisi mulut mereka, eyespot (tanda) di belakang atau ekor di karang saat mereka makan, ketika mereka pindah, ukur panjangnya dengan penggaris.

Perilaku makan (untuk menentukan Makanan yang disukai)

Amati perilaku makan selama periode 3 x 10 menit; Catat jumlah gigitan pada spesies tertentu karang; Hitung jumlah gigitan per 10 menit untuk setiap jenis karang.

Mengukur daerah territorial ikan kepe2 (diharapkan meningkat karena keterbatasan makanan)

Tandai batas wilayah territorial (lingkaran atau oval) dengan penanda(bisa dengan patahan karang mati); Ukur panjang wilayah territorial di diameter terpanjangnya (cross section). Satu penyelam memegang di ujung dari pita, penyelam kedua mengukur jarak wilayah teritorialnya terus dilakukan berulang untuk daerah lainnya; Ukuran wilayah territorial dihitung dengan menjumlahkan semua nilai pada lembar data.

Personil Lapangan: 2 pengamat; 1 perahu orang / pengamat permukaan.

Personel di Kantor:

Kalkulasi perilaku makan dan pengukuran luas wilayah teritorialnya Analisis data, interpretasi dan pelaporan.

Keuntungan:

Sederhana dan murah Dapat dilaksanakan oleh pemula yang tidak mendapat pelatihan teknis sebelumnya Sangat peka untuk mengetahui perubahan kondisi terumbu karang secara perlahan-lahan; ikan kepe2 pemakan polip karang akan memperbesar wilayah makannya jika kepadatan karang menurun untuk mencukupi kebutu-han makannya, sehingga ukuran pengamatan wilayah territorial ikan kepe-kepe dapat menunjukkan penurunan kondisi karang secara ber-tahap namun yang mungkin tidak secara signifikan dibandingkan survey lang-sung tutupan karang modifikasi desain di mana informasi lebih lanjut dapat ditambahkan jika sumber daya dan kapasitas penyelam memungkinkan.

29

Keterbatasan: Lebih mudah untuk mengukur tutupan karang secara langsung yaitu dengan melaku-kan intercept transek titik(Point Intersept Transect/PIT). Pelatihan yang dibutuhkan: Tidak pelatihan ilmiah formal yang diperlukan tetapi 1 atau 2 ikan coralivores kunci harus diketahui per lokasi geografis. Referensi: Crosby dan Reese (1996).

30

7. Fish Spawning Aggregations Method (Metode Agregasi Pemijahan Ikan)

Instansi yang menggunakan metode ini: Society for Conservation of Reef Fish Aggregations (SCRFA) Deskripsi Metode: Metode ini melibatkan penentuan lokasi, musim pemijahan dan ukuran site pemijahan dan melakukan sensus visual bawah air untuk memperkirakan kelimpahan pemijahan ikan dewasa. Data yang diperoleh:

kepadatan pemijahan Size populasi pemijahan dan struktur komposisi jenis kelamin Pola Temporal saat aktivitas pemijahan dan daerahnya Jumlah ikan di lokasi pemijahan.

Peralatan yang diperlukan: Meteran/penggaris untuk memperkirakan ukuran. Personil Lapangan:

2 pengamat (penyelam); 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan .

Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: Ada kebutuhan untuk mendefinisikannya sebagai berikut: 1. Di mana agregasi? Sebuah agregasi/berkumpul diakui jika meningkat 3 kali lipat dari kepadatan pemija-han ikan. Untuk informasi pemijahan, tanda-tanda langsung 'pemijahan' juga harus diidentifikasi, termasuk: i. Perlu tidaknya pengamatan pemijahan; ii. Betina dengan telur terhidrasi; dan iii. Kehadiran folikel pasca-ovulasi pada ovarium dari sekumpulan betina. tanda-tanda tidak langsung mencakup: i. Perilaku atau perubahan pola warna yang diketahui hanya berhubungan dengan pemijahan; dan ii. Data Gonad somatik indeks (GSI), perut bengkak dan lainnya yang terbukti ada in-

31

2. Apa yang dikatahui dari waktu atau musim agregasi itu? Informasi ini diperoleh dari nelayan, pengamatan ikan bunting/bengkak di pasar, dan dari histologi gonad. 3. Dimana agregasi berada? Nautical chart, citra satelit, foto udara dan pengintaian udara yang berguna untuk menilai site potensial agregasi dan diketahui dari profil batimetri dan oseanografi un-tuk spesies. Kumpulan perahu nelayan lokal disinkronkan dengan fase bulan adalah indikasi yang bermanfaat untuk mengetahui agregasi pemijahan, dan wawancara den-gan nelayan sangat membantu. survei skala luas dengan snorkeling atau manta-tow juga dapat berguna. Ada 3 metode monitoring yang dapat digunakan:

Underwater Sensus Visual atau Stationery Plot Survey Kumpulan data-data perikanan, Domeier et al. m (2002); Colin et al. (2003); Remoute surfeilance teqhnique/ teknik pengawasan jarak jauh.

Underwater Visual Sensus untuk agregasi pemijahan Survei visual dengan cara melintasi site agregasi banyak direkomendasikan. Untuk spe-sies yang sulit dijumpai/mudah kabur , jumlah stasiun direkomendasikan. Time swim tidak dianjurkan karena mereka tidak menyediakan data kuantitatif. Kriteria berikut ini akan menentukan metode berlakut:

kedalaman site Kepadatan ikan Arus (ketika arus kuat atau bila ikan waspada terhadap penyelam di dekatnya). Stationery plots mungkin lebih tepat di sini untuk menghemat energi).

Parameter yang diukur:

Jumlah ikan per satuan luas Ukura Sex rasio Tingkah Laku Lokasi di peta (pemetaan). Mengukur daerah agregasi .Tandai daerah batasnya saat melakukan survei dan kembali ke pengukuran ini nanti. Tanda disini bisa berupa batu dicat atau pema-sangan buoy (hati-hati hal ini bisa memancing nelayan untuk menangkap didaerah SPAGs) . Jika memungkinkan, video transek dapat digunakan untuk memperkirakan kelim-pahan secara akurat; video jarak jauh juga berguna untuk ikan yang takut terhadap manusia.

32

Keuntungan: Metode Non-destruktif; Keterbatasan:

Site Monitoring lebih dari satu merlukan beberapa tim pengamat kalau agregasi terjadi pada waktu yang sama, dimana pemihjahan sering berlangsung secara ber-samaan; Karena variasi lokasi pemijahan dan waktunya yang musiman selama agregasi itu, tidak mungkin untuk mengunjungi site pemijahan hanya sekali dan mengharapkan data survei yang baik. perencanaan hati-hati sangat penting; Karena setiap site pemijahan yang berbeda, metode survei yang disarankan di sini harus diambil sebagai panduan; Umumnya agregasi terjadi didaerah yang tutupan karang nya signifikan, seringkali dengan berlimpahnya tempat persembunyian, ikan yang tersembunyi di celah-celah atau di bawah karang akan menyebabkan nilainya lebih kcil dari angka yang se-benarnya; Sangat sulit untuk mendapatkan data ikan akurat dan valid setiap sehingga setiap interpretasi harus dilakukan dengan hati-hati. Pengulangan analisis video adalah salah satu pilihan, tetapi tidak selalu cocok untuk semua jenis ikan; Data ukuran harus ditafsirkan secara hati-hati, karena estimasi ukuran panjang minimum dan maksimum adalah relatif; Menentukan seks hanya mungkin untuk spesies yang memiliki ukuran jelas atau perbedaan warna.

Pelatihan yang dibutuhkan:

Training untuk pemantauan agregasi; hubungi the Society for Conservation of Reef Fish Aggregations (SCRFA); Bias dari Observer untuk itu perlu pelatihan estimasi panjang ikan, identifikasi spe-sies dan tingkah laku pemijahan, gangguan perilaku ikan oleh penyelam meru-pakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Jika memungkinkan, nelayan dan stake-holders lainnya harus terlibat dalam program pelatihan Spags ini.

Referensi: Lihat Domeier et al. (2002); Colin et al. (2003) for fisheries dependent data and re-moute surveillance techniques; www.scrfa.org/ The Nature Conservancy juga mengembangkan metode inil untuk pemantauan agregasi pemijahan kerapu di Indo Pasifik (Lihat www.nature.org), begitu juga Wildlife Conser-vation Society (WCS) di Pulau Weh, Aceh.

33

34

ACANTHURIDAE Surgeon fish, Ikan butana

Acanthurus leucosternon Powderblue surgeonfish Nama Umum: Ikan butana biru, kuli pasir (sulawesi), Ciri-ciri: Panjang max 38 cm

(TL).Badan berwarna biru, dorsal kuning, sekitar muka berwarna hi-tam dan sangat mudah dibedakan dengan jenis Paracanthus hepatus

Habitat: Perairan terumbu karang

dari kedalaman 45 m hingga dang-kal 2-3 m.

Distribusi: Perairan terumbu

karang tersebar dari Afrika hingga Papua New Guinea Tipe pemakan: Pemakan Alga

Paracanthurus hepatus Palette surgeonfish Nama Umum: ikan dori, leter six Ciri-ciri: Panjang max 31 cm (TL),

Warna biru cerah dengan pola hitem seperti angka enam, ekor kuning dengan strip hitam. Sirip dada biru dengan ujungnya hitam dilingkari kuning.

Habitat: Daerah karang yang

jernih dan berarus. Soliter atau kelompok kecil, juv sering terlihat sembunyi di celah karang Pocil-lopora. Benthopelagic.

Distribusi: Indo-Pasifik:Afrika

timur– Samoa, Jepang-GBR

Tipe pemakan: Zooplankton Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

35

Acanthurus pyropherus Mimic surgeonfish Nama Umum: Ciri-ciri: Berwarna kecoklatan,

garis hitam dari atas sampai bawah katup insang, sirip pectoral ber-warna kuning diujungnya

Habitat: Biasanya hidup soliter/

sendiri, hidup di area laguna hingga terumbu karang dari 2 - 40 m

Distribusi: berada di seluruh

perairan terumbu karang di Indone-sia

Tipe pemakan: Pemakan alga

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Acanthurus lineatus Lined surgeonfish Nama Umum: Butana kasur Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),

3/4 badan atas terdiri dari garis kuning dan garis biru strip hitam, 1/4 badan bawahnya berwarna abu-abu. Kill dipangkal ekor tajam, kuat dan beracun. Sirip perut oranye

Habitat: Pejantan mengontrol

daerah teritorial makan dan harem-nya, benthopelagic. Dewasa umum-nya schooling di daerah dangkal. Juv soliter dan di habitat rubble. Membentuk kelompok pemijahan. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika

timur-Hawai, Marquesan dan Kep.Tuamoto, Jepang –GBR dan New Caledonia. Digantikan Acan-thurus sohal di Laut merah. Tipe pemakan: Bentik alga/ herbi-

vorus kadang krustacea

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

36

Acanthurus triostegus Convict surgeonfish Nama Umum: Butana lorek Ciri-ciri: Panjang max 27 cm (TL),

badan kuning krem dengan 6 garis vertikal dibadan. Perubahan meta-morphosis dari post larva–juv pada ukuran 3,2 cm

Habitat: Daerah laguna dan

karang , juv berada di daerah pasang surut, benthopelagic, ka-dang mencari makan di daerah ma-sukan air tawar dimana banyak alga.

Distribusi: Indo-Pasifik:Arabian

peninsula. Pasifik timur : Teluk Cali-fornia-Panama

Tipe pemakan: Zoobenthos, ben-

tik alga, fitoplankton Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Ctenochaetus binotatus Twospot surgeonfish

Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 22 cm (TL),

spot hitam di belakang sirip dorsal dan anal, dewasa terdapat lingkaran biru di mata. Dorsal dan anal coklat gelap, sirip ekor coklat dewasa dan juv berwarna kuning.

Habitat: Daerah karang dan rubble

di laguna dan pantai habits coral and rubble areas of deep lagoon and seaward reefs.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika

timur Kep.Tuamoto, Jepang –NSW dan New Caledonia)

Tipe pemakan: fitoplankton dan

detritus (dinoflagelata /Gambierdiscus toxicus )

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

37

Ctenochaetus striatus Striated surgeonfish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL),

badan berwarna coklat kehita-man .spot oranye di kepala. Sirip pectoral kekuningan, sirip ekor dan perut coklat. Pangkal ekor terdapat kill tajam.

Habitat: Daerah karang , rubble,

berbatu yang flat di laguna dan karang hingga kedalaman 30 m. ditemukan soliter hingga schooling dengan species lain.

Distribusi: Indo-Pasifik

Tipe pemakan: Fitoplankton

(diatom) dan Bentik alga (lapisan luar blue green alga yang membuat species ini kunci rantai makanan ciguatera)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Ctenochaetus cyanocheilus Bluelipped bristletooth Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL)

badan coklat kekunngan dengan garis kebiruan di badan. Terdapat lingkaran kuning di mata dan bibir berwarna biru.

Habitat: Dareah kaya karang mulai

dari laguna hingga lereng karang. Biasa ditemukan di kedalaman 7-15 m. Range kedalaman 2-30 m.

Distribusi: Pasifik barat: Kep.

Ogaswara, Filipina, Indonesia-GBR dan New Caledonia, Samoa-Kep. Marshal.

Tipe pemakan: Bentik alga / her-

bivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

38

Naso vlamingii Bignose unicornfish Nama Umum: Naso Ciri-ciri: Bagian muka berwaran kecoklatan, badan berwarna biru kecoklatan, memiliki garis biru di dekat mata, serta bagian ekor yang menjuntai, panjang max 50 cm, Habitat: Umumnya dijumpai di kolom perairan atau di perairan agak dalam mulai dari 4-50 m dan biasanya ditemukan sendiri,

Distribusi: tersebar di perairan area

terumbu karang di Indonesia

Tipe pemakan: Omnivore Lokasi foto: : TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Naso lituratus Orangespine unicornfish Nama Umum: Naso Ciri-ciri: Panjang max 46 cm (TL),

badan coklat keabuan, sirip ekor ber-bentuk sabit dengan batas hitam, pangkal ekor oranye dengan strip putih, dorsal oranye dengan batas garis biru, kuning dan hitam dari mu-lut hingga kepala. Sirip perut oranye.

Habitat: Daerah karang, rubble dan

berbatu di laguna dan pantai . De-wasa dalam soliter/kelompok kecil. Juv di daerah berbatu dangkal. Range kedalaman 0-90 m. Distribusi: Samudra Pasifik untuk

Samudra Hindia sekarang diketahui sebagai species yang terpisah den-gan nama Naso elegans.

Tipe pemakan: Alga (Sargassum

dan Dictyota) dan zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

39

40

APOGONIDAE

Cardinal fish, Ikan capungan

Apogon compressus Split-banded cardinalfish Nama Umum: Ikan capungan Ciri-ciri: Berwarana putih atau pink dengan 6 garisdi sis-inya,lingkar mata berwarna biru, sewaktu juvenile memilki warna kuning didekat ekor dengan spot hitam ditengahnya, panjang max 12 cm. Habitat: Ditemukan berkelompok di dekat karang bercabang, merupakan ikan nocturnal, ditemukan di area karang mulai dari kedalaman 2-20 m. Distribusi: Indo pasifik: GBR hingga jepang

Tipe pemakan: carnivora Kesukaan habitat: karang bercabang seperti Porites cylindrical atau P.nigrescens

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

41

Apogon aureus Ring-tailed cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 14,5

cm (TL), garis hitam melingkar dipangkal ekor, warna coklat krem, strip biru dimata.

Habitat: Biasa dijumpai di

perairan dangkal, bersem-bunyi di celah atau dibawah karang dijumpai mulai dari kedalaman 1- 40 m.

Distribusi: Hampir ditemu-

kan diseluruh perairan Indone-sia

Tipe pemakan: Carnivore

Apogon bandanensis Bigaye cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 10 cm

(TL), warna badan kecoklatan dengan strip halus vertical, dipangkal ekor terdapat bagian putih dengan lingkaran hitam, di bagian sirip perut terdapat warna biru,sinonim Nectamia bandanensis. Habitat: Biasanya ditemukan

diperairan karang agak dalam, merupakan ikan nocturnal, rang kedalaman 10-34 m.

Tipe pemakan: Carnivore

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

42

Apogon chrysopomus Spotted-gill cardinalfish Nama Umum: Serinding Ciri-ciri: Panjang max 10 cm(TL), de-wasa memiliki spot kuning di-katup insang, berwarna coklat krem, dengan 3 garis coklat me-manjang serta spot hitam kecil dekat pangkal ekor.

Habitat: Biasa dijumpai berkelompok di atas karang branching.

Distribusi: Indo-pacifik, Indonesia

Tipe pemakan: Carnivora

Apogon seleii Nama Umum: Serinding Ciri-ciri: Panjang max 10 cm(TL),garis kuning/coklat dekat katup in-sang, pola bdan ,corak serta warna mirip dengan Apogon chrysopomus.

Habitat: Perairan karang dan berasosiasi dengan karang branching.

Distribusi: Tersebar di hamper seluruh perairan Indonesia

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

43

Apogon fucata Nerrowlined cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), begariskuning dengan strip biru di dekat mata, memiliki spot hitam dipangkal ekor,

Habitat: Umumnya berkelompok di gua-gua kecil disekitar la-guna atau disela-sela karang branching. Range kedala-mannya 2-60 m.

Distribusi: Pantai timur benua Afrika hingga Samoa, baratdaya Jepang hingga New Caledo-nia

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

44

Apogon hoevenii Frostfin cardinalfish Nama Umum: Serinding layar Ciri-ciri: Panjang max 6cm

(TL),berwarna coklat kekuningan, siripdorsal pertama berwanna cok-lat gelap dengan bagian berwarna putih yang lebar.

Habitat: Biasanya dijumpai di-

daerah estuaria atau telukserta dihabitat yang dasarnya pasir/pasir berlumpur, tempatpavoritnya berada disekitar spong, crinoids dan bulubabi. Range kedalaman 20-30 m.

Distribusi:Indo-West Pacific:

India, Indochina n Malay , serta-dari utara Australia - Japang

Tipe pemakan: Zooplankton

Apogon komodoensis Nama Umum: Serinding Ciri-ciri: Panjang max 10 cm

(TL), dipangkal ekor berwarna hitam samar dan dipangkal ber-warna putih, terdapat garis warna coklat strip putih memanjang dari mulut hingga mata.

Habitat: Berkelompok di sela-sela karang branching, dengan range kedala-man 10-12 m.

Distribusi: Diketahui hanya di perairan TN Komodo, NTT Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

45

Apogon fragilis Fragile cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 5,5 cm

(TL), berwarna putih perak transparan, memiliki spot hitam dipangkal ekor dan cirri utama-nya adalah spot hitam dikedua ujung cagak sirip ekornya.

Habitat: Biasanya dijumpai di

laguna dan teluk, diatsa karang branching, berkumpul dalam jumlah besar kadang-kadang dengan jenis yang lain. Range 1-15 m.

Distribusi: Indo-pasifik, Timur

Afrika—Samoa, dan di Great Barier Reef Australia Tipe pemakan: Belum diketa-

hui

Apogon zosterophera Blackbelted cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 8 cm

(TL), memiliki garis hitam di-bawah sirip dorsal kedua, memiliki dua garis berwarna or-ange dekat katup insang, serta memiliki spot hitam kecil dipang-kal ekor.

Habitat: Biasa hidup di

perairan dangkal di area te-rumbu karang atau sekitar la-guna / sela-sela karang dengan range kedalaman 2-15 m.

Distribusi: Laut jawa dan Kali-

mantan di Indonesia

Tipe pemakan: Zoobenthos Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

46

Sphaeramia nematoptera Pajama cardinalfish Nama Umum: Capungan Ciri-ciri: Panjang max 8,5 cm (TL),

bentuknya sangat mudah dikenali dengan mata merah besar, kepala yang berwarna kuning,garis hitam disirip prtama dorsal, spot coklat yang banyak di badan belakang.

Habitat: Berkumpul bisasanya

diatas karang branching, menyebar di malam hari untuk mencari makan karena ikan nocturnal. Range 1– 14m.

Distribusi: Laut jawa– Fiji Tipe pemakan: Zoobenthos

Cheilodipterus artus Wolf cardinalfish Nama Umum: Serinding Ciri-ciri: Panjang max 18,7 cm (TL), saat juvenile memiliki spot hitam kecil yang dikelil-

ingi warna kuning dipangkal ekornya. Memiliki 8 strip garis kecoklatan.

Habitat: Biasanya bersembunyi di celah/goa kecil di karang, laguna, kadang juga

berada diatas karang bercabang, lebih sering terlihat soliter

Distribusi:Indo pasifik, timur afrika-Kep. Tuamoto, selatan GBR Australia Tipe pemakan: Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

47

Cheilodipterus isostigmus Dog-toothed cardinalfish Nama Umum: Serinding

Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), san-gat mirip dengan C.qunquilineatus dimana per-bedaanya hanya pada spot hitam dikelilingi warna kuning. C. qunquilineatus garis strip dibadan hingga mengenai spot hitam di pangkal ekor sedang-kan C. isostigmus tidak.

Habitat: Hidup didarah karang laguna, bisanya berkelompok dalam jumlah kecil dikarang berca-bang, Range 4 - 40 m.

Distribusi: Perairan laut jawa, kalimantan di Indonesia.

Tipe pemakan: Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

48

Cheilodipterus macrodon Large toothed cardinalfish Nama Umum: Serinding be-sar Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), saat juvenile mamiliki spot hitam yang berangsur-angsur hilang saat dewasa. Dewasa sangat mirip dengan C.artus hanya saja strip garis dibadan lebih tebal dan lebih gelap.

Habitat: Umumnya ditemukan didaerah reef slope 4-30 m, suka bersem-bunya di gua-gua kecil / celah karang . Kadang juga ditemukan didaerah laguna dari kedalaman 0-40 m. lebih sering ditemukan soliter/sendiri atau berpasangan. Juv lebih terlihat dalam kelom-pok kecil.

Distribusi: Indo pasifik, laut merah, timur Afrika, Pulau Ryukyu, Perairan karang di Indonesia

Tipe pemakan: Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : TN Komodo,NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

49

Pterapogon kauderni Banggai cardinal fish Nama Umum: Kardinal banggai Ciri-ciri: Panjang max 8 cm

(TL), mudah dikenali dari warna yang mencolok dengan empat garis vertikal di badan. Pola garis hitam yang meman-jang dari sirip pertama dorsal hingga sirip perut dan sirip kedua sampai sirip anal den-gan spot putih. Sirip ekor ca-gak panjang dengan garis hi-tam dan spot putih disisinya.

Habitat: Biasa dijumpai di

daerah darmaga, didasar pasir di padang lamun serta di sela-sela bulu babi sebagai tempat perlindungan. Jantan mengerami telur, larva yang menetas tidak memiliki periode plankton. Juvenil biasa tinggal di dekat anemone sebagai per-lindungan.

Distribusi: Alami endemic di

Kep. Banggai, Indonesia na-mun setelah ditangkarkan ban-yak di daerah lain.

Tipe pemakan: Bentik krustacea dan zoo-plankton

Lokasi foto: : Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

Lokasi foto: : Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

50

51

AULOSTOMIDAE

Aulostomus chinensis Chinese trumpetfish Nama Umum: lkan trompet Ciri-ciri: Panjang max 80 cm (TL), memiliki 2 warna dasar yaitu coklat ke hijauan serta kuning (Jenis variannya), sirip pertama dorsal tegak karena terda-pat duri, sirip dorsal kedua tipis sama seperti sirip analnya. Dekat pangkal ekor warna hitam gelap, bagian sirip ekor berwarna kuning dengan spot hitam diujung-ujungnya

Habitat: Ditemukan soliter di perairan dangkal dan jernih, kadang diarea habi-tat berbatu . Kebisaanya yang suka berkamuflase untuk menangkap mangsa dan bersembunyi di atas ikan yang lebih besar

Distribusi: Hampir ditemukan di selu-ruh perairan karang di In-donesia

Tipe pemakan: Udang dan ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

52

53

BALISTIDAE

Triger fish, Ikan Tato (Sulawesi utara),

Balistoides conspicillum Clown triggerfish Nama Umum: Triger biji nangka Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL), memiliki pola warna yang unik, mulut berwarna kuning, garis putih dimata, separuh badan bagian bawah spot putih besar dan separuh atasanya hitam dengan bercak kuning, pang-kal ekor putih dengan bintik hitam serta sirip ekor terdapat bagian putih lebar. Merupakan target perdagangan ikan hias yang mahal.

Habitat: Spesies soliter, hidup diperairan jernih didaerah reef slope dan drop-off, saat juve-nile hidup di gua-gua karang.

Distribusi: Indo-pasifik, sebagian timur dan selkatan Afrika, Indonesa hingga Samoa, selatan New Caledonia

Tipe pemakan: Bulubabi, krustasea, tunicate

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

54

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Balistapus undulatus Orange-lined triggerfish Nama Umum: Triget ijo Ciri-ciri: Panjang max 30

cm (TL), badan hijau gelap ke coklatan dengan garis oranye diagonal di badan dan muka. Sirip berwarna oranye. Memiliki spot hitam dipangkal ekor.

Habitat: Didaerah kaya karang di la-guna dan terumbu karang. Jenis yang territorial, biasa meletakkan telur dalam lubang di daerah pasir atau rubble di daerah karang. Range kedalaman 1-50 m.

Distribusi: Indo-Pasifik : Laut merah, Afrika Selatan, Kep. Line, Marquesan dan Tuamoto, Jepang-GBR dan New Cale-donia.

Tipe pemakan: Zoobenthos (Echinodermata, moluska, tunikata, sponge dan hydrozoa), ikan kecil dan alga bentik.

55

Sufflamen chrysopterus Halfmoon triggerfish Nama Umum: Triger bulan Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),

badan coklat gelap dibawahnya dengan sirip ekor dibatasi putih dan membentuk segitiga coklat ditengahnya.

Habitat: Daerah pantai berkarang

mulai dari laguna hingga lereng karang. Soliter dan territorial, ovi-par dan monogami.

Distribusi: Indo-Pasifik barat:

Afrika timur, Afsel, Samoa, Jepang-Pulau Lord Howe. Digantikan Suf-flamen albicaudatus di Laut Merah.

Tipe pemakan: Zoobenthos dan

zooplankton

Melichthys indicus Indian triggerfish Nama Umum: Triger item Ciri-ciri: panjang max 25 cm

(TL), badan coklat kehitaman den-gan strip putih di dasar sirip dorsal dan Anal. Batas luar sirip caudal berwarna putih.

Habitat: Daerah kaya karang .

Soliter, biasa menggali lobang di dasar untuk tempat tinggal

Distribusi: Samudra Hindia; Laut

Merah dan Timur Afrika– Thailand dan Sumatra di Indonesia.

Tipe pemakan: Zoobenthos

(sponge,tunikata,bentik inverte-brate, bentik krustacea, ) dan ben-tik alga

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

56

57

BLEINIDAE

Blennies fish, Ikan Blenie

Escenious sp. Nama Umum: Bleni Ciri-ciri: Panjang max 5,5 cm (TL), badan coklat den-gan garis terang sepan-jang dorsal, bagian kepala kehijauan, strip hijau dari mata hingga katup insang.terdapat sepasang mirip sungut di depan mata.

Habitat: Daerah kaya karang, bias dijumpai berda di atas karang, soliter na-mun kadang dalam kelompok kecil.

Distribusi: Baru diketahui dari laut jawa

Tipe pemakan: Belum

diketahui

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

58

59

CAESIONIDAE

Fusilier fish, Ikan ekor kuning

Caesio caerulaureus Blue and gold fusilier Nama Umum: Ekor kuning Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),

memiliki garis kuning emas meman-jang dari pangkal ekor hingga diatas mata, serta strip hitam di kedua ujung cagak sirip ekornya.

Habitat: Area terumbu karang

yang jernih, sering ditemukan schooling dalam jumlah besar ber-sama jenis caesionidae lainnya. Range 5-50 m.

Distribusi: Hampir seluruh

perairan Indonesia

Caesio teres Yellow and blueback fusilier Nama Umum: Ekor kuning Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL),

berwarna 2/3 biru keperakan, warna kuning mulai dari ekor hingga ke badan atas dekat sirip dorsal,

Habitat: Di kolom perairan karang

yang jernih kedalaman 5-50 m, ber-migrasi saat purnama mencari daerah di karang yang memiliki ce-lah sempit serta arus yang kuat un-tuk menyebarkan telurnya.

Distribusi: Hampir diseluruh

perairan di Indonesia

Tipe pemakan: Zooplankton Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

60

Caesio xanthonota Yellowback fusilier Nama Umum: lkan ekor kuning Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), ber-warna biru keperakan dengan warna kuning hampir 1/2 badan hingga bagian kepala.Sirip ekor berwarna kuning.

Habitat: Daerah karang namun umum-nya berada di kolom perairan. Aktif schooling dengan cae-sionid lain di kolom perairan karang. Range kedalaman 0-50 m.

Distribusi: Timur Afrika hingga Indonesia (tidak di laut merah and Persia)

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

61

Pterocaesio tile Dark banded fusilier Nama Umum: lkan ekor kuning Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL), berwarna biru keperakan (foto fase merahnya), memiliki strip garis dari pangkal ekor hingga dekat mata, cirri khasnya adalah strip biru yang menyala teru-tama saat malam hari, be-berapa literature menerang-kan ikan ini memiliki kemam-puan untuk mengganti warna yang biru menjadi kemera-han di bagian bawah untuk dibersihkan atau untuk tidur.

Habitat: Berkelompok di kolom perairan terumbu karang yang jernih atau slope karang bersama jenis cae-sionid lainnya. Range ke-dalaman 0 - 60 m

Distribusi: Indo-pasifik, Indonesia, Jepang, dan kep. Di t imur PNG

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

62

63

CARANGIDAE

Jacks fish, Ikan Kwe, Bobara (Sulut)

Carangoides bajad Orangespotted trevally Nama Umum: Kwe macan Ciri-ciri: Panjang max 55 cm (TL),

badan agak kekuningan dengan banyak spot oranye tersebar di badan,

Habitat: Kolom perairan yang agak

dalam di area karang, biasanya soli-ter atau berpasangan. Range ke-dalamannya 2-50 m

Distribusi: Laut merah, teluk

Oman,Persia,Thailand dan Indone-sia serta Okinawa.

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara

Foto by Rizya L. Ardiwijaya

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Caranx melampygus Bluefin trefally Nama Umum: Kwe biru / bobara Ciri-ciri: Panjang max 117 cm

(TL), badan berwaran perak biru kehijauan, kadang soliter, berpasan-gan atau schooling di spot site ter-tentu, sirip berwarna biru. Sirip pec-toral berbentuk sabit.

Habitat: Species perairan pelagis

dan pantai serta di karang. (chiguatera)Dagingnya menjadi beracun jika sudah melebihi pan-jang (TL) 50 cm. Distribusi: Hampir di seluruh

peraian karang di dunia

Tipe pemakan: ikan kecil dan

64

Caranx ignobilis Giant trefally Nama Umum: Ikan kwe, bobara Ciri-ciri: Panjang max 170 cm (TL), berwarna keperakan, warna sirip biasanya abu-abu gelap, memiliki 28-36 scutes keras, ukuran dewasa dari corak badannya dapat mudah dike-nali.

Habitat: Jenis ikan pelagis biasa ditemukan di pasir, batu dan di terumbu karang, saat juvenile biasa ditemukan di estuaria dan dewasa umumnya soliter atau berpasangan. Ukuran dewasa biasanya ciguatoxic.

Distribusi: Perairan karang di dunia Tipe pemakan: krustacea dan ikan (malam) / carnivora

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

65

66

CARCHARHINIDAE

Shark fish, Ikan hiu

Carcharhinus obsesus Whitetip reef shark lokal: ikan hiu sirip putih

Ciri-ciri: Panjang max 213 cm

(TL), ramping dengan moncong pendek, mata oval, tanda putih berada di sirip dorsal pertama dan ujung sirip ekor.

Habitat: Biasa dijumpai di la-

guna, karang dan digoa-goa beristirahat di siang hari. Lebih aktif saat malam dan daerah pasut yang memiliki arus kuat. Jarak ruaya 0,3-3 km satu perio-denya /tahun. Jarang dila-porkan menyerang manusia. Range kedalaman 1 - 330 m.

Distribusi: Tersebar hampir di

seluruh perairan karang di dunia

Tipe pemakan: Memakan ikan

kecil, gurita, lobster kecil dan kepiting / Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

67

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Rizya L. Ardiwijaya

Stegostoma fasciatum (juv) Zebra shark Lokal: Ikan hiu totol Ciri-ciri: Panjang max 235 cm (TL), memiliki 5 celah insang dan 3 terahir dibelakang

sisirp dada, lubang hidung dekat dengan moncong, sirip ekor panjang dengan lekukan subterminal dalam dimana lobus hamper tidak ada. Warna kuning kecoklatan dengan bintik coklat gelap. Sirip dadabesar dan bult melebar.

Habitat: Perairan lepas pantai, pasir, patahan karang, dan di dasar karang. Aktif di-

malam hari (nocturnal), siang hari beristirahat di celah-celah atau di bawah karang. Berenang lambat di celah-celah karang saat berburu makanan.

Distribusi: Indo-west pasifik barat (Laut merah dan sisi timur Afrika hingga New

Caledonia, utara Jepang– New South Wales, Australia)

Tipe pemakan: moluska, ikan kecil, krustasea, dan ular laut / Carnivora

68

Rhinobatus typus Giant shovelnose ray Lokal: Ikan cucut Ciri-ciri: Panjang max 270 cm (TL), ciri utamanya adalah warna gelap di ujung mon-

congnya, badan berwarna coklat dengan kepala yang triangular serta sirip dorsal yang pendek.

Habitat: Saat juvenile hidup di perairan intertidal (pantai berpasir, atol dan di man-

grove) dan dewasa di lepas pantai, pantai berlumpur/pasir, hidup soliter. Range ke-dalaman 0-100 m,

Distribusi: Indo-pasifik barat (Thailand - PNG, )

Tipe pemakan: moluska / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

69

70

CENTRISCIDAE

Shrimp fishes, Ikan piso-piso

Aeoliscus strigatus Common name:Razorfish, nama lokal: Ikan piso-piso

Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), warna bervariasi tergantung daerahnya, mudah dike-

nali dari bentuk badan dan cara berenangnya, bentuk duri sirip dorsalnya yang meman-jang ke ekor, Habitat: Biasanya berkelompok, sembunyi di sela-sela duri bulubabi atau cabang karang,

range kedalaman 1-20 m. Distribusi:Indo-west pasifik, dari selatan jepang hingga New south Wales, Australia

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa (kiri)

dan TN Komodo (kanan)

71

72

CHAETODONTIDAE

Buterfly fish, Ikan kepe-kepe

Chaetodon octofasciatus Eightband butterfly fish Nama Umum: kepe-kepe strip 8 Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), warna krem kekuningan dengan 7 strip vertikal

dikedua sisi badan, sirip ventral berwarna kuning

Habitat: biasanya berpasangan dan ditemukan didaerah karang yang masih baik, juve-

nile sering terlihat berkelompok di karang Acropora bercabang. Distribusi: Hampir di seluruh perairan terumbu karang Tipe pemakan: Coralivore

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

73

Chaetodon collare Redtail butterfly fish Nama Umum: Kepe-kepe belanda Ciri-ciri: Panjang max 18 cm

(TL), dikenali dengan warna merah di sirip ekor dan garis putih vertikal belakang mata.

Habitat: Biasa ditemukan ber-

pasangan atau berkelompok di daerah karang / bersembunyi di bawah karang yang lebar.

Distribusi: Laut Persia, Maldives

- Jepang, Indonesia dan Filipina

Tipe pemakan: Pemakan polip

karang / Coralivore Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

74

Chaetodon triangulum Triangle butterflyfish

lokal: Ikan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 16 cm (TL), badan hamper triangular, abu-abu gelap dengan garis bersudut , sirip ekor hitam segitiga dengan garis luar kuning. Ini yang membedakan den-gan C. Baronessa. Habitat: Daerah kaya karang di la-guna hingga lereng karang, territorial dan berpasangan. Juv soliter di dekat karang. Ovipar, monogami, berpasan-gan saat memijah.

Distribusi: Samudra Hindia: Afrika Timur-Teluk Bengal, Laut Andaman-Laut Jawa. Posisinya digantikan C. Baronessa di timur Indonesia.

Tipe pemakan: Pemakan polip

karang / Coralivore Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon trifascialis Chevron butterflyfish

lokal: Ikan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),

badan memanjang putih dengan garis hitam bersudut, muka garis hitam memanjang, sirip dorsal dan anal oranye, ekor hitam dengan ba-tas kuning.

Habitat: Daerah laguna dan karang

semi terlindung, territorial, berasosi-asi dengan acropora meja dan men-jari, soliter atau berpasangan(saat memijah)

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut

Merah dan Timur Afrika-Hawai dan Kep. Society.

Tipe pemakan: Pemakan mucus

dan polip karang / Coralivore Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

75

Chaetodon lunulatus Oval butterfly fish lokal: Ikan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 14 cm

(TL), sangat mirip dengan C.trifasciatus dimana perbe-daannya terletak di pangkal ekor yang berwarna biru abu-abu.

Habitat: Selalu berpasangan

di area terumbu karang. Juve-nile bersembunyi di celah karang bercabang. Range ke-dalaman 3-20m.

Distribusi: Tersebar dari

jepang, Hawai - Australia. Ter-gantikan oleh C.trifasciatus di samudra hindia

Tipe pemakan: Pemakan

polip karang / Coralivore

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon trifasciatus Melon butterflyfish

lokal: Ikan kepe roti Ciri-ciri: Panjang max 15 cm

(TL), Badan atas kebiruan dan bawahnya kekuningan, pangkal sirip ekor kuning serta sirip anal..

Habitat: Daerah kaya karang di laguna dan karang semi ter-lindung. Territorial dan agresif terhadap chaetodon lain. Juv sembunyi di karang.

Distribusi: Samudra Hindia: Timur Afrika – Sumatra. Ter-gantikan oleh C. lunulatus di Indonesia tengah-timur

Tipe pemakan: Pemakan

polip karang / Coralivore

76

Chaetodon kleinii Sunburst butterfly fish lokal: lkan kepe coklat Ciri-ciri: Panjang max 15 cm

(TL), tubuh berwarna kuning, dengan 2 garis putih verti-kal,pertama di pangkal ekor dan kedua di badan depan, garis hitam vertikal memanjang mele-wati mata.

Habitat: Area terumbu karang,

laguna, alur dan area rumput laut/alga. Biasa soliter atau ber-pasangan Distribusi: Indo pasifik Tipe pemakan:Pemakan polip

karang / Coralivore Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon rafflesi Latticed butterflyfish

lokal: lkan kepe nanas Ciri-ciri: Panjang max 18 cm

(TL), badan kuning dengan pola garis menyilang, garis hitam me-manjang melewati mata, sirip dorsal, anal, dan caudal memiliki strip hitam yang berubah sesuai

usia. Habitat: Daerah kaya

karang, rubble, karang berbatu di laguna hingga lereng. Ovipar dan berpasangan saat memijah

Distribusi: Indo-Pasifik: Sri

Lanka - Kep. Tuamoto , Jepang-GBR, Palau-Micronesia

Tipe pemakan: Pemakan polip

karang / Coralivore (anemone, octocoralia dan scleratinia polip) dan cacing polychaeta Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

77

Chaetodon guttatissimus Peppered butterflyfish

lokal: lkan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL),

badan krem dengan spot hitam di badan, garis hitam memanjang mele-wati mata, ujung sirip dorsal kuning dan bawahnya oranye, kuning muda di ekor dan anal, sirip ekor transparan dan kuning muda dibatasi hitam.

Habitat: Daerah laguna dan lereng

karang , berpasangan atau kelompok kecil.

Distribusi: Samudra Hindia: laut

merah, Durban, Afsel, Christmas Is-land, Thaliand dan barat Indonesia. Tipe pemakan: Pemakan polip

karang / Coralivore, cacaing poly-chaeta, bentik invertebrate, dan alga bentik

Chaetodon citrinellus Speckled butterflyfish

lokal: lkan kepe pasangan / biasa Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL).

Krem kekuningan dengan spot hitam menyebar di badan, garis memanjang melewati mata. Strip hitam diujung sirip anal. Habitat: Didaerah reef flat yang dang-

kal, laguna, lereng karang. Juv dalam kelompok kecil dan kadang bercampur dengan C.kleinii. Berpasangan saat memijah.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur-

Hawai, Marquesan dan Kep.Tuamoto, Jepang– Australia) dan P. Lord Howe. Tipe pemakan: Pemakan polip

karang / Coralivore, cacing polychaeta, dan alga berfilamen

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

78

Chaetodon meyeri Scrawled butterflyfish

lokal: lkan kepe mayeri Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), Badan krem kebiruuan garis hitam melengkung di badan, muka hingga sirip.

Habitat: Didaerah kaya karang di laguan yang jernih dan lereng karang. Juv soliter di karang branching, dewasa berpasangan saat memijah.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur-Kep.line, Kep.Ryukyu, GBR, Micronesia dan Kep. Galapa-gos.

Tipe pemakan: Pemakan polip

karang / Coralivore

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon vagabundus Vagabond butterflyfish

lokal: lkan kepe tiker Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL),

badan putih krem dengan garis diagonal berlawanan diatas dan dibawah badan. Strip hitam mele-wati mata, garis hitam memanjang dari belakang badan dari dorsal hingga anal. Ini yang membedakan dengan C.decussatus

Habitat: Didaerah reef flat, laguna

dan lereng karang. Berpasangan monogami, aggressive tritorial dengan Chaetodon lain.

Distribusi: Indo-Pasifik: laut

Merah dan Timur Afrika - Kep.Line dan Tuamoto, Jepang-Australia.

Tipe pemakan: Coralivore, ben-

tik alga dan bentik invertebrata Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

79

Chaetodon falcula Blackwedged butterflyfish

lokal: lkan kepe biji 2 Ciri-ciri: Panjang max 20 cm

(TL), badan putih dengan garis hitam vertikal, bagian atas kuning, dorsal belakang dan ekor oranye. Spot hitam besar 2 di punggung, spot hitam kecil di pangkal ekor

Habitat: Didaerah Terumbu karang dan lereng karang bera-rus, berpasangan (saat memijah) atau kelompok kecil, ovipar.

Distribusi: Samudra Hindia: Timur Afrika - Indonesia. Tipe pemakan: Bentik inverte-

brates/zoobenthos dan alga ben-tik

Chaetodon melannotus Blackback butterflyfish

lokal: lkan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 18 cm

(TL), Badan putih dengan banyak garis hitam diagonal, gitam bagian punggung atas, spot hitam di pangkal ekor dan sirip anal,warna berubah saat ketakutan dan pen-gamatan malam.

Habitat: Didaerah kaya karang di

reef flat, laguna dan lereng karang. Berpasangan atau kelom-pok kecil. Range kedalaman 1-20 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut

Merah dan Timur Afrika-Samoa, Jepang, P.Lord Howe dan Micro-nesia. Tipe pemakan: Coralivore

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

80

Coradion chrysozonus Goldengirdled coral fish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 15 cm

(TL), Coradion dapat dibedakan dengan Chaetodon karena memiliki duri dorsal (8-10 vs 11-16). Memiliki sirip dorsal dan anal yang halus yang memberikan tam-pilan lebar

Habitat: Area terumbu drop-off

dimana kaya akan invertebrate juga di area karang yang sedikit.Range kedalaman 3-60m

Distribusi: Indo fasifik Tipe pemakan: Sponge

Parachaetodon ocellatus Sixspine butterfly fish Lokal: lkan kepe-kepe

Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), berwarna putih mutiara dengan garis oranye,

memiliki spot hitam di garis oranye ke 3

Habitat: Berpasangan di dasar dan di area karang yang keruh, dewasa berkelompok

didaerah dasar belumpur yang agak dalam. Juv hidup diarea dangkal laguna

Distribusi: Indo Pasifik:NTT, Indonesia, Australia, Malaysia

Tipe pemakan: Benthic algae / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

81

Chelmon rostratus Copperband butterflyfish Nama Umum: Kepe monyong Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), mudah dikenali dengan moncongnya serta garis

oranye dan spot hitam di dorsal belakang Habitat: Range kedlaman 1-25m,ditemukan di pantai bebatu, terumbu karang,estuaria.

Termasuk ikan territorial dan monogami

Distribusi: Pasifik barat (laut Andaman-Jepang), Indonesia dan Australia

Tipe pemakan: Bentik invertebrate/zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

82

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Forcipiger longirostris Big longnose butterflyfish lokal: monyong asli Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), warna kuning den-gan hitam dibagian atas kepala, bagian bawah kepala perak dengan mulut panjang. Spot hi-tam di sirip anal. Varian ada yang berwarna gelap

Habitat: Berpasangan monogami, biasa berada di area karang dangkal hingga dalam. Range kedala-man 3-70m

Distribusi: Indopasifik Tipe pemakan: memakan apa saja seperti

krustacea kecil / Omnivora

83

Chaetodon speculum Mirror butterflyfish Nama Umum: Kepe Bulan Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),

warna badan kuning terang deangan spot hitam besar di badan serta garis vertikal memanjang melalui mata

Habitat: Soliter atau berpasangan

(selama memijah), berada diarea karang yang kaya hydroid dan anem-one. Range kedalaman 3-30m

Distribusi: Indopasifik(Indonesia-

Jepang, Selatan GBR-PNG)

Tipe pemakan: Pemakan polip

karang dan invertebrata

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon ephippium Saddle butterflyfish Nama Umum: Kepe monalisa Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),

badan bbiru hijau keabuan, spot hi-tam besar dengan batas putih di punggung belakang. Oranye dari mu-lut-sirip perut. Habitat: Didaerah Laguna dan ler-

eng karang, yang jernih, soliter, ber-pasangan (saat memijah) dan grup kecil.Range kedalaman 1-30 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Sri Lanka

dan Kep. Cocos-Keeling - Hawai, kep. Marquesan and Tuamoto, Jepang-Australia. Tipe pemakan: Pemakan polip

karang dan invertebrate, cacing poly-chaeta, bentik krustacea,alga bentik. Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

84

Hemitaurichthys polylepis Pyramid butterflyfish Lokal: kepe-kepe piramid Ciri-ciri: Panjang max 18 cm

(TL), ciri utamanya bentuk pyra-mid putih besar dibadan hingga ekor, kepala coklat, dengan warna dasar badan kuning

Habitat: Biasa schooling dalam

jumlah besar di kolom perairan karang. Range kedalaman 3-60 m

Distribusi: Samudra pasifik

(hawai, indosesia timur hingga pulau Christmas), samudra hin-dia diganti kan dengan H. zoster

Tipe pemakan: Planktivora

Lokasi foto: TN Bunaken, Sulawesi Utara

Foto by Fakhrizal Setiawan

Hemitaurichthys zoster Brown-and-white butterflyfish

Nama Umum: Piramid coklat Ciri-ciri: Panjang max 18 cm

(TL), Badan tengah putih berben-tuk piramid yang dibatasi coklat gelap di bagian depan dan be-lakang badan.

Habitat: Didaerah batas te-

rumbu karang. Schooling dalam jumlah besar . Berpasangan saat memijah, ovipar. Range kedala-man 1-40m. Distribusi: Samudra Hindia :

Timur Afrika - Guam, India, Mau-ritius hingga Sumatra (Indonesia)

Tipe pemakan: Pemakan polip

karang dan invertebrate, zoo-plankton dan bentik alga

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

85

Heniochus acuminatus Pennant coralfish / Longfin banner fish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm

(TL), yang membedakan dari H.diphreutes adalah moncong yang lebih panjang, bentuk badan yang lebih bulat dan memanjang

Habitat: Perairan karang yang

agak dalam, laguna atau alur karang, soliter (juv) dan berpasan-gan (dewasa)

Distribusi: Indopasifik (Afrika

timur dan teluk Persia hingga Mi-cronesia dan Jepang)

Tipe pemakan: Planktivore Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Heniochus diphreutes False morish idol / Schooling bannerfish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 21 cm

(TL), badan putih dengan 2 garis hitam besar memanjang dari dor-sal ke perut dan sirip anal. Strip hitam dari kepala sampai mata. Sebagian sirip dorsal dan ekor kuning.

Habitat: Schooling dalam jumlah

besar di daerah reef slope agak dalam. Range kedalaman 15-210 m.

Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Planktivora

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

86

Heniochus varius Horned bannerfish / Humphead bannerfish Lokal: Keling tanduk Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),

berwarna coklat gelap dengan 2 garis putih di dekat kepala dan di dorsal memanjang hingga pangkal ekor, mirip tanduk di atas mata.

Habitat: Area terumbu karang

yang baik dan laguna. Rang kedala-man 2-20 m

Distribusi: Samudra pasifik

(Indonesia-Micronesia dan jepang), Samudra hindia digantikan dengan H. pleurotaenia

Tipe pemakan: Polip karang dan

invertebrata kecil

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Heniochus pleurotaenia Phantom bannerfish

lokal: Keling tanduk Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL),

2 garis putih dibatasi garis coklat gelap gingga sirip perut dan anal. Yang membedakan dengan H.varius adala garis putih ini.

Habitat: Daerah kaya karang di

laguna dan lereng karang , soliter, berpasangan atau kelompok. Biasa juga diarea campuran laga dan karang. Range kedalaman 1-25 m.

Distribusi: Samudra Hindia: Mal-

dives, Sri Lanka—Indian Ocean: Maldives and Sri Lanka, Laut Anda-man Sumatra dan Jawa Barat. Tipe pemakan: Zoobenthos / ben-

tik invertebrata Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

87

Chaetodon adiergsatos Philipinne butterflyfish / panda butterflyfish Lokal: Kepe-kepe panda Ciri-ciri: Panjang max 20 cm(TL),

berwarna putih dengan garis diago-nal coklat. Sirip dorsal, anal dan dada berwaran kuning dan spot hi-tam besar di sekitar mata serta spt hitam di atas kepala.

Habitat: Berpasangan atau kelom-

pok di area terumbu karang yang sehat. Range kedalaman 3-25 m

Distribusi: Pasifik barat (Jepang,

Taiwan - Indonesia dan baratlaut Australia)

Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Rian Prasetia

Chaetodon lunula Raccoon butterfly fish Nama Umum: Kepe gajah Ciri-ciri: Warna kuning-oranye den-

gan hitam abu-abu di badan, strip hitam besar diagonal, strip hitam di-mata dan strip putih disampingnya. Warna hitam juga dipangkal ekor

Habitat: Soliter, berpasangan dan

juga berkelompok di laguna dan perairan karang agak dalam. Rang kedalaman 0-30m

Distribusi: Indo-pasifik, Atlantik

tenggara

Tipe pemakan: Bentik invertebrata ,

alga dan polip karang

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

88

89

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Bunaken , Sulawesi Utara

Foto by Fakhrizal Setiawan

CIRRHITIDAE

Hawkfishes

Paracirrhites arcatus

Arc-eye hawkfish

Nama Umum: Mata nyender

Ciri-ciri:

Panjang max 20 cm (TL), bi-

asanya bervariasi warnanya, tapi

selalu memiliki cincing kuning

dibelakang matanya.

Habitat:

Soliter di daerah karang, biasa

ditemukan berada diatas karang

bercabang seperti: Stylophora,

Pocillopora, Porites, Acropora.

Range kedalaman 1 - 91m

Distribusi:

Indo-Pasifik (Afrika timur – Ha-

wai,Utara Jepang-Australia)

Tipe pemakan:

Ikan kecil dan krustacea kecil /

Carnivora

90

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Paracirhites forsteri

Blackside hawkfish

Nama Umum: Nyender asli

Ciri-ciri:

Panjang max 22 cm (TL),

Badan kekuningan dengan

muka abu-abu kehitaman den-

gan banyak titik hitam, garis

merah berlanjut hitam disisi

badan. Warna berubah seiring

pertumbuhan.

Habitat:

Di daerah dasar karang yang

jernih serta laguna, soliter dan

berpasangan. Suka berdiam

iatas karang bercabangseperti

Stylophora, Acropora. Jenis

territorial. Range kedalaman 1

- 35m.

Distribusi:

Indo-Pasifik (Timur Afrika dan

Laut merah-Hawai, jepang-

Australia)

Tipe pemakan:

Ikan kecil dan krustacea kecil /

Carnivora

91

92

DASYATIDAE

Sting fish, Ikan pari

Taeniura lymma Ribbontail stingray Lokal: Pari totol biru Ciri-ciri: Diameter cakram max 90 cm, badan berwarna kuning kecoklatan dengan

spot biru yang mencolok, garis biru di bagian ekor

Habitat: Berada di area terumbu karang bersembunyi di bawah karang atau celah

batu. Jarang ditemukan di pasir. Migrasi berkelompok di area pasir dangkal selama air pasang untuk mencari makan. Range kedalaman 0-20 m.

Distribusi: Indo-west pasifik( Laut merah dan timur Afrika hingga Kep.Solomon dan

Australia)

Tipe pemakan: Moluska, cacing, udang dan kepiting / Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

93

94

EPHIPPIDAE

Batfish, Ikan platax

Platax pinnatus Dusky batfish / long-fined batfish Nama Umum: Platax asli Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), juvenil coklat gelap dengan batas oranye merah

terang dengan sisip dorsal dan anal panjang, dewasa berwarna perak dengan sirip pendek pipih dan bulat. 2 garis hitam memanjang dari kepal hingga bawah mata dan kedua badan hingga sirip perut. Memiliki mulut yang lebih moncong Habitat: Juv umumnya soliter sembunyi dibawah / goa karang dan di mangrove . De-

wasa sering terlihat schooling. Range kedalaman 15-30 m.

Distribusi: Pasifik barat( Jepang-Australia) Tipe pemakan: Alga, ubur-ubur dan Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa dan TN Komodo

Foto by Fakhrizal Setiawan

95

Platax teira Longfin batfish Nama Umum: Platax kertas Ciri-ciri: Panjang max 70 cm (TL), sirip perut berwarna kuning dengan spot hitam di

atas sirip perut. Memiliki 2 garis hitam satu melewati mata dan kedua melewati sisip dada yang semakin tua semakin pudar.

Habitat: Dewasa lebih suka berada perairan lepas pantai agak dalam berkelompok. Ju-

venile suka berada dilaguna, karang dangkal. Range kedalaman 0-20 m.

Distribusi: Indo-west pasifik (Laut merah dan timur Afrika - PNG, Jepang - Australia)

Tipe pemakan: Zoobenthos dan nekton (finfish)

Lokasi foto: TN Karimunjawa , Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

96

97

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

FISTULARIDAE

Cornetfishes / Ikan

Fistularia commersonii Bluespotted cornetfish Nama Umum: Julung alus Ciri-ciri: Panjang max 160 cm (TL), bentuk runcing meman-jang, warna hijau di dorsal , keperakan di perut, ekor meruncing panjang. 2 spot biru di punggung. Sirip dor-sal dan anal transparan.

Habitat: Didaerah terumbu karang dan dasra berpasir,. Soliter atau dalam kelompok kecil. Range kedlaman 2 - 130 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur Afrika, Jepang-Australia dan Selandia baru. Pasifik timur: Mexico, Panama.

Tipe pemakan: Ikan kecil, zooplankton, bentik krustacea

98

99

Gobidae

Gobies fish, Ikan gobi

Amblygobius albimaculatus Butterfly goby Nama Umum: lkan gobi Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), jantan dengan 3 spot dekat dasar dari sirip kedua

dorsal. Betina dengan garis coklat dari atas mulut hingga atas operculum. Spot hitam di sirip ekor. Memiliki 4-5 garis vertikal coklat dibadan.

Habitat: Didaerah muara dan laguna, biasanya berpasangan didasar substrat berpasir

dan pasir berlumpur, monogami, membuat lobang dengan memindahkan pasir meng-gunakan mulutnya.

Distribusi: Indo-Pasifik barat: Laut Merah, Afrika Timur, Durban, Indonesia, Australia

Jepang dan Filipina Tipe pemakan: Zoobenthos/bentik invertebrate, cacing, detritus dan bentik alga

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

100

Istigobius rigilius Rigilius goby Nama Umum: lkan gobi Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), 2 garis diagonal cokelat dari preoperculum di ra-

hang atas, dihubungkan oleh satu baris, 2 baris coklat hampir vertikal di operkulum. Duri keempat dari dorsal pertama terpanjang. Tidak ada perbedaan yang jelas antara jenis kelamin dalam pigmentasi dan sudut sirip kediua dorsal, sirip perut dan dubur. Jantan kadang-kadang dengan 3-4 garis vertikal kehitaman pada perut.

Habitat: Didaerah berpasir yang jernih disela-sela terumbu karang dan rubble

Distribusi: Pasifik barat: Filipina dan Indonesia - Kiribati dan Fiji, Rowley Shoals di

timur Samudra Hindia dan GBR serta Kep.Ryukyu Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

101

102

HAEMULIDAE

Sweetlips fish, Ikan bibir tebal

Plectorhinchus vittatus Indian Ocean oriental sweetlips Nama Umum: lkan lilis Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL), dewasa putih dengan garis horizontal hitam, sirip

kuning dengan spot hitam. Perubahan ciri dari juvenile ke dewasa saat panjang sekitar 15 cm.

Habitat: Didaerah Terumbu karang dan pantai karang berbatu, Juvenil soliter di daerah

laguna dangkal yang terlindung. Dewasa bias soliter atau berkelompok.

Distribusi: Indo-Pasifik barat: Afrika Timur-samudra Hindia bagian barat, PNG dan

New Caledonia.

Tipe pemakan: Krustasea, moluska, dan ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

103

Lokasi foto: TN Komodo , NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo , NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Plectorhinchus polytaenia Ribboned sweetlips Nama Umum: lilis asli Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL), De-wasa dengan warna garis te-bal kuning dan biru keputihan silih berganti dari depan hingga pangkal ekor.Terjadi perubahan warna dari juvenile hingga dewasa

Habitat: Biasa ditemukan didaerah karang dalam, reef slope den-gan banyak kelimpahan inver-tebrata. Soliter atau dalam kelompok kecil sembunyi di karang saat siang hari. Aktif malam hari mencari makan.

Distribusi: Indonesia, Filipina-PNG dan barat laut Australia

Tipe pemakan: Bentik invertebrata / Carnivore

104

Plectorhinchus chaetodontoides Harlequin sweetlips / Many-spotted sweetlips Nama Umum: onde / bronkeli Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL),

dewasa warna dasarnya putih kekunin-gan atau kehijauan. Juvenil berwarna coklat dengan banyak spot putih be-sar,spot berubah dari putih menjadi hitam saat dewasa.

Habitat: Daerah terumbu karang yang

sehat, laguna. Dewasa soliter sem-bunyi didasar karang dan aktif saat malam mencari makan, juvenile suka bersembunyi disela-sela karang. Range kedalaman 1-30 m.

Distribusi: Samudra Hindia (Maldives

-Kep.cocos), Samudra Pasifik (Kep. Fiji-Sumatra)

Tipe pemakan: Krustasea, moluska,

dan ikan kecil / Carnivora

Diagramma sp. Indonesian sweetlips Nama Umum: Macanan Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),

abubabu kekuningan dengan spot abu-abu teresbar di tubuh dimana semakin besar ukuran spotnya di sirip dorsal belakang dan ekor. Sirip bagian bawah dari ekor, anal dan perut berwarna gelap.

Habitat: Soliter kadang juga

berkelompok di daerah berpasir, pan-tai berkarang dan laguna. Range ke-dalaman 3-40 m.

Distribusi: Malaysia, Indonesia,

filipina

Tipe pemakan: Bentik invertebrata Lokasi foto: TN Komodo , NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo , NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

105

106

HOLOCENTRIDAE

Squarel fish, Ikan mata belo

Neoniphon sammara Sammara squirrelfish Nama Umum: menyeng Ciri-ciri: Panjang max 32 cm

(TL), warna pink kekuninga dan keperakan.Garis merah disirip dorsal. Sirip ujung kemerahan kecuali dada dan perut.

Habitat: Didaerah lamun dan

didasar karang bersembunyi. Umumnya didaerah dangkal, nokturnal. Range 1-50 m.

Distribusi: Indo-Pasifik

Tipe pemakan: Zoobenthos,

ikan dan zooplankton dan alga Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Sargocentron rubrum Redcoat Squarelfish Nama Umum: Menyeng belo Ciri-ciri: Panjang max 32 cm

(TL), waran merah kecoklatan dengan garis putih, strip merah di cagak sirip ekornya,dorsal dan sirip anal

Habitat: Soliter atau

berkelompol bersembunyi di-bawah karang didaerah tak berarus Distribusi: Indo-west pasifik

Tipe pemakan: Bentik In-

vertebrata / Zoobenthos

107

Myripristis violacea Lattice soldierfish / violet sol-dierfish Nama Umum: Mata belo Ciri-ciri: Panjang max 35 cm

(TL), badan violet keperakan, sirip berwarna oranye diujungnya, tutup insang berwarna merah gelap.

Habitat: Biasanya di laguna,

alur karang, perairan karang semi tertutup. Range 4-25 m.

Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Zooplankton/

larva krustacea

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Sargocentron caudimaculatum Silverspot squirrelfish Nama Umum: belo buntut putih Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), kepala dan badan merah bagian belakang hingga pankal ekor dan sirip ekor putih keperakan.

Habitat: Didaerah terumbu karang luar, la-guna dan tebing karang. Soliter atau berkelompok. Range kedalaman 2-40 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur Afrika - Kep. Marshal dan French Polynesia Jepang dan Australia

Tipe pemakan: Bentik krustacea dan ikan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

108

Myripristis murdjan Pinecone souldierfish / Blotch-eye souldierfish Nama Umum: Mata belo Ciri-ciri: Panjang max 60 cm

(TL), warna badan merah kepera-kan, semua sirip merah, tutup in-sang berwarna coklat

Habitat: Soliter, hidup sembunyi

di karang di siang hari. Dan aktif malam hari (nocturnal) mencari makan

Distribusi: Indo-pasifik (Laut

merah n Timur Afrika-Samoa, Jepang-Australia) Tipe pemakan: Zooplankton

Myripristis hexagona Doubletooth souldierfish Nama Umum: Mata belo Ciri-ciri: Panjang max 30 cm

(TL), bdan berwarna merah ter-ang ke kuningan, sirip merah, sirup yang terbuka merupakan bagian sirip yg lembut (dorsal, anal dan ekor).

Habitat: Daerah pantai

berkarang, sembunyi dibawah / goa karang dan kadang bersama jenis lainnya juga ditemukan di-daerah keruh. Ikan nocturnal

Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

109

110

Kyphosus bigibbus Brown chub Nama Umum: Tampalbor (sulut) Ciri-ciri: Panjang max 75 cm (TL), bdan abu-abu keperakan kadang ada juga yang

kuning dan putih albino. Garis yang terbentuk antara sirip ekor dan sirip anal lebih tegak dibandingkan K.vaigiensis.

Habitat: Didaerah terbuka di lereng karango dan kadang didaerah dangkal dan karang

berbatu. Range kedalaman 1-25 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Timur Afrika, timur dan barat Australia, Kep. Lord

Howe dan Rapa dan Jepang.

Tipe pemakan: Bentik alga, (Sargassum dan Turbinaria) bentik krustacea, cacing

KYPHOSIDAE

Chubs fish

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

111

112

LABRIDAE

Wrasse fish, Ikan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Cheilinus undulatus Humphead wrasse / Napoleon wrasse Lokal: lkan Napoleon

Ciri-ciri: Panjang max

229 cm (TL), dewasa memiliki benjolan di de-pan kepala, juvenile ber-warna hijau pucat den-gan spot hitam meman-jang. Terdapat 2 garis hitam memanjang dibe-lakang mata.

Habitat: Hidup di area

reef slope, laguna dan di alur karang. Soliter ter-kadang berpasangan. Juvenile biasa ditemu-kan di area terumbu karang yang sehat. De-wasa biasa menjelajah dan istirahat di celah / gua karang malam harinya.Range 1-100m

Distribusi: Indo-pasifik

Status: Masuk daftar merah IUCN dan terd-daftar Appendix 2 CITES

Tipe pemakan: Mo-

luska, ikan, bulubabi, krustacea / Carnivora

113

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Oxycheilinus digram-mus Cheeklined wrasse Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 40

cm (TL), Terdapat beberapa varian (merah, garis diagonal di bawah insang ciri utama-nya. Badan hijau dengan sedikit merah. Variannya berwarna merah.

Habitat: Di area karang

sehat, sering terlihat sem-bunyi di karang lunak dan hydroid. Interval kedalaman 3-50 m.

Distribusi: Indo pasifik

ILaut merah dan Timur Afrika - Kep. Marshal dan Samoa)

Tipe pemakan:

Moluska, krustacea dan bu-lubabi / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

114

Cheilinus fasciatus Redbreasted wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), Ben-tuknya sangat mudah dikenali den-gan warna merah terang mulai dr depan dorsal sampai sirip perut dan belakang mata serta garis ver-tikal dibadan belakangnya Habitat: Di area laguna, karang beralga dan diarea campuran antara karang, pasir dan rubble. Range kedalaman 4-40 m

Distribusi: Indo-pasifik

Tipe pemakan: Moluska, krusta-

Gomphosus varius Bird wrasse Nama Umum: Pinguin ijo Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL)

dicirikan dengan mulut panjang, warna saat juv hingga dewasa serta sebaran distribusinya dengan kem-barannya G. caeruleus ).

Habitat: Didaerah karang yang

sehat di laguna dan lereng karang.Range kedalaman 1-30 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Cocos-

Keeling-Hawai,Marquesan dan Kep.Tuamoto digantikan oleh Gom-phosus caeruleus di Samudra Hin-dia.

Tipe pemakan: Zoobenthos

(krustacea, bintang ular, moluska) dan ikan kecil

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

115

Cheilinus chlorurus Floral wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), hanya ge-nus Cheilinus yang memiliki 10 duri dorsal,miripdengan C. trilobatus namun badan berwarna coklat dan memiliki spot hitam di bagian sirip ekor,

Habitat: Laguna dan pantai berkarang yang bercampur pasir dan rubble. Range kedalaman 1-30m

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Moluska dan crusta-

cea / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Cheilinus trilobatus Tripletail wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), hijau kemerahan tipis vertikal di badan, d2 garis putih di pangkal ekor, garis tidak beraturan di kepala dan dada. De-wasa sirip ekor trilobe. Habitat: Dewasa didaerah laguna dan lereng karang,juv daerah karang beralga dan di hydrozoa. Umumnya soliter.

Distribusi: Indo-Pasifik: Timur Afrika-Kep. Tuamoto dan Australia, Kep.Ryukyu dan New Caledonia.

Tipe pemakan: Moluska, bentik krustacea, ikan kecil,echinodermata

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

116

Epibulus insidiator Sling-jaw wrasse Nama Umum: Kukuniran (sulut), kenari / trompet kuning (jawa) Ciri-ciri: Panjang max 54 cm(TL), cirinya mulut dapat dipanjangkan dan berguna menangkap mangsa. Warna berubah sesuai dengan umur dan variasi ada yang cok-lat(betina) dan kuning.

Habitat: Daerah karang yang sehat, umumnya soliter. Dewasa di-daerah lereng karang atau karang terjal. Range kedalaman 1-42 m

Distribusi: Indo-Pasifik

Tipe pemakan: Krustacea kecil dan ikan kecil / karnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

117

Halichoeres hotulanus Checkerboard wrasse Nama Umum: Keling perak Ciri-ciri: Panjang max 27 cm (TL), bagian muka dengan corak merah, badan biru kehi-

jauan dan sirip ekor dan dorsal kuning. Juvenile bercorak hitam putih dan berubah saat dewasa.

Habitat: Area terumbu karang dari dangkal hingga dalam dan laguna. Range kedala-

man 1-30 m

Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Moluska, krustacea dan bulubabi / zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

118

Halichoeres vroliki Indian ocean pinstriped wrasse Nama Umum: keling strip Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), badan hijau terang

dengan 3-4 garis vertikal di punggung serta garis pingk di kepala

Habitat: Area terumbu karang

dengan Range Kedlaman 2-20m

Distribusi: Indo-west pasifik:

(Maldives-maluku(Indonesia) dan Laut Andaman

Tipe pemakan: Belum diketa-

hui

Halichoeres leucurus Greyhead wrasse Nama Umum: Keling tua Ciri-ciri: Panjang max 13 cm

(TL), Kepala coklat dengan garis biru, dipangkal sirip pec-toral terdapat spot merah. Ekor segitiga dengan garis biru serta dasarnya kuning(mirip H.richmondi)

Habitat: Didaerah laguna dan

karang yang sehat juga dite-mukan dihabitat campuran karang beralga. Range ke-dalaman 2-15m

Distribusi: Pasifik barat( In-

donesia, Filipina - PNG, Pa-lau)

Tipe pemakan: Belum

diketahui

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

119

Halichoeres chloropterus Pastel-green wrasse Nama Umum: Keling ijo Ciri-ciri: Panjang max 19 cm (TL), berwarna hijau cerah, bagian kepala dan badan

depan terdapat garis pink menyebar. Habitat: Habitat di area karang laguna, pantai karang dengan pasir dan rubble sub-

stratnya. Soliter dan memiliki daerah territorial. Range kedalaman 0-10m.

Distribusi: Filipina-GBR, Sumatra, Jawa dan Malaysia

Tipe pemakan: moluska, krustacea dan bulubabi / zoobenthos

Halichoeres melanochir Orangfin wrasse Nama Umum: keling biru Ciri-ciri: Panjang max 18 cm

(TL), badan berwarna ungu, pangkal sirip dada terdapat spot hitam, ekor berwarna kuning.

Habitat: Biasa dijumpai soliter,

berpasangan atau kelompok kecil. Hidup di daerah terumbu karang berpasir dan banyak rub-ble, pantai berbatu,

Distribusi: Pasifik barat

(Filipina-Indonesia, Taiwan-Australia) Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

120

Halichoeres richmondi (Inisial Fase) Tailspot wrasse / Richmond’s wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),

jantan dikenali dari kepala coklat-oranye dan garis biru berantai. Juv dan betina memiliki sirip ekor oranye atau kuning. Muka lebih ber-sudut. Saat Inisial fase sangat mirip dengan H. melanurus dan H.leucurus yang dibedakan dari spot hitam dan warna ekor.

Habitat: Dari laguna hingga

daerah karang yang sehat. Range kedalaman 0-12 m.

Distribusi: Pasifik barat (jawa-

Indonesia timur, Filipina, jepang, palau )

Halichoeres marginatus Dusky wrasse Nama Umum: Keling coklat Ciri-ciri: Panjang max 18 cm(TL),

Badan hijau tua kecoklatan, ekor hijau dipangkalnya lalu biru dengan-garis kuning diujungnya

Habitat: Biasa soliter atau kelom-

pok kecil, daerah laguna dan karang yang sehat. Range kedalaman 0 - 30m

Distribusi: Indo-pasifik (laut merah

dan timur Afrika-Micronesia, Jepang-Australia) Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

121

Coris batuensis Batu coris Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 17

cm (TL), putih kehijauan dengan bagian bawah sedikit pink, beberapa garis vertical dibadan dan spot hitam di tengah sirip dorsal-nya.

Habitat: Soliter di habitat

pasirdan rubble disekitar karang dan laguna Distribusi: Indo-pasifik

(Afrika timur-Kep. Marshal, Jepang-GBR, Australia)

Tipe pemakan: Krustacea

kecil dan moluska/zoobenthos Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Stethojulis trilineata Three-lined rainbowfish Nama Umum: Es lilin Ciri-ciri: Panjang max 15

cm (TL), badan kehijauan dengan dorsal merah, 4 garis biru horizontal dan daerah kuning sekitar sirip dada. Habitat: Didaerah dangkal

yang jernih, di reef crest dan lereng karang. Range 0-8 m.

Distribusi: Indo-{asifik

barat: Laut merah, Maldives, Samua dan palau, Jepang-Australia.

Tipe pemakan: Zoob-

nethos

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

122

Labroides dimidiatus Bluestreak cleaner wrasse Nama Umum: Dokter Ciri-ciri: Panjang max 14

cm (TL), Putih kekuningan di kepala dan kebiruan di be-lakangnya. Garis hitam dari mulut dan melenar ke ekor.

Habitat: Soliter, berpasan-

gan dan berkelompok di-daerah karang. Tinggal di stasiun pembersihan dimana ikan dating untuk dibersihkan. Range kedalaman 1 - 40m

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Ectoparasit

krustacea dan mucus ikan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Labroides bicolor Bicolor cleaner wrasse Nama Umum: Dokter asli Ciri-ciri: Panjang max 15 cm

(TL),

Habitat: Didaerah laguna dan

lereng karang, territorial karena memiliki stasiun pem-bersih. Juv soliter , di goa-goa karang, dewasa didaerah ter-buka

Distribusi: Indo-Pasifik:

Timur Afrika –Line,Marquesan dan Kep. Society, Jepang dan P. Lord. Tipe pemakan: Ectoparasit

krustacea dan mucus ikan Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

123

Cirrhilabrus solorensis (Inisial fase) Solor wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),

warna bervariasi dan dapat berubah warna saat proses perkawinan. Mata merah cerah Badan atas oranye, kepala violet, badan bawah biru muda terang.

Habitat: Didaerah rubble didasar diseki-

tar karang, laguna dan kadang daerah karang berpasir. Range kedalaman 5 - 35m.

Distribusi: Indonesia Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Labrichthys unilineatus Tubelip wrasse Nama Umum: Keling item Ciri-ciri: Panjang max 17,5 cm(TL), saat

juvenile terdapat 2 garis putih horizontal di badan. Dewasa badan hitam keabuan dengan spot putih memanjang di belakang insang. Mulut menyerupai tabung.

Habitat: Daerah laguna dan lereng

karang dengan tutupan karang yang ba-gus. Biasa ditemukan dekat karang berca-bang. Range kedalaman 0-20m

Distribusi: Indo-Pasifik (Afrika timur -

Samoa dan Micronesia)

Tipe pemakan: Cnidaria / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

124

Bodianus axillaris (Juv) Axilspot hogfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL),

Juv dan betina dikenali dari badan hitam dengan spot putih. Jantan dewasa memiliki spot hitam di sirip dorsal dan anal.

Habitat: Didaerah laguna dan

terumbu karang yang jernih. Juv soliter di celah karang dan mem-bersihkan tubuh ikan lain.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut

Merah ,Timur Afrika - French Poly-nesia, S.Jepang-Austalia. Tipe pemakan: Zoobenthos

(cacing, bentik krustacea, moluska, echinodermata), zooplankton dan ikan kecil

Hemigymnus fasciatus (juv) Barred thicklip Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 80 cm

(TL), Badan gelap dengan 5 garis putih vertikal, Kepala hijau dengan bercak pink, Bibir semakin tebal sesuai usia.

Habitat: Didaerah terumbu

karang dan reef flats. Juv bersem-bunyi di karang pantai dangkal, dewasa di karang yang terbuka, soliter atau kelompok kecil.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut

Merah dan Timur Afrika—Micronesia, S. Jepang - Tenggara Australia. Tipe pemakan: ZoobenthosLokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

125

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Pseudocheilinus hexataenia Sixline wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), Badan violet merah dengan 6 garis merah, spot hitam kecil di atas pangkal ekor. Pangkal ekor kehi-jauan.

Habitat: Didaerah terumbu karang dan pantai, biasa bersembunyi di sela karang dalam kelompok kecil.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Afrika Timur - Kep. Tuamoto di French Polynesia, Jepang - Australia.

Tipe pemakan: Zooplankton

126

127

LETHRINIDAE

Emperor fish, Ikan lencam

Lethrinus erythropterus Longfin emperor Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),

Kepala dan tubuh atas berwarna merah kecoklatan, dekat pangkal ekor terdapat 2 garis putih vertical, sirip berwarna kemerahan.

Habitat: Didaerah berkarang atau

pasir berkarang. Range 2 - 25m.

Distribusi: Indo-Pasifik barat

(Tanzania n Mozambik-PNG,Palau)

Tipe pemakan: Echinodermata,

krustacea, moluska, ikan kecil / Carnivora

Lethrinus harak Thumbprint Emperor Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 50 cm

(TL), punggung berwarna hijau muda, bercak hitam besar di-badan yang dikelilingi warna kuning, ada titik biru di depan mata, sirip berwarna merah muda.

Habitat: Soliter atau kelompok

kecil di perairan dangkal, man-grove, laguna, lamun dan karang. Range 0-20m

Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Ikan kecil, krus-

tacea, moluska / Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

128

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Gnathodentex aureolineatus Striped large-eye bream Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL), ber-warna perak abu-abu, 4-5 garis coklat dibadan dengan spot kuning dibelakang sirip dorsal. Pangkal sirip dada kuning.

Habitat: Terumbu karang yang dangkal dan laguna, sering terlihat schooling bergabung dengan ikan lain. Nokturnal, Range ke-dalaman 3-30m.

Distribusi: Indo-pasifik (Afrika Timur - Kep. Tuamoto di French Polynesia, Jepang-Australia)

Tipe pemakan: Krustacea kecil, Gastropoda / Zoobenthos

Lokasi foto: Kep. Banyak, Aceh

Foto by Tasrif kartawijaya

129

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Monotaxis grandoculis Humpnose big-eye bream Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 60 cm

(TL), hitam keabu-abuan, garis vertical putih yang semakin de-wasa pudar, daerah sekitar mata

kekuningan, Habitat: Didaerah pasir dan rub-

ble dekat karang, soliter atau berkelompok. Aktif malam hari, ukuran dewasa berpotensi cigua-tera.Range kedalaman 1-100m

Distribusi: Indo-Pasifik (Laut

merah dan Timur Afrika-Hawai, Jepang-Australia)

Tipe pemakan: Moluska, krus-

tacea, Teripang, Tunikata, Poly-chaeta/ Zoobenthos

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

130

131

LUTJANIDAE

Snapper fish, Ikan kakap

Lutjanus biguttatus Two-spoted banden snapper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25

cm (TL), garis coklat me-manjang dari mulut hingga pangkal ekor diselingi garis putih, 2 spot putih dibawah sirip dorsalny, sirip kuning.

Habitat: Area terumbu

karang, biasanya schooling namun kadang ada juga soliter. Range 3-36m Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan:Carnivora

Lutjanus decussatus Checkered snapper Nama Umum: Kakap bata Ciri-ciri: Panjang max 35

cm (TL), wrna dasar putih dengan badan atas tersusun kotak coklat dan bawahnya garis, dengan spot hitam dipangkal ekor.

Habitat: Daerah dangakl

dan lereng karang, soliter kadang kelompok,range kedalaman 2-30m

Distribusi: Indo west Pasi-

fik (selatan India-PNG)

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

132

Lutjanus kasmira Common bluestrip snapper

Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm

(TL), berwarna kuning2/3 badan, bawah putih dengan 4 strip biru,ekor kuning.

Habitat: Schooling di terumbu

karang, laguna dangkal, dan lereng karangyang terlindung. Range 3-265m.

Distribusi: Indo-Pasifik (Laut

merah dan timur Afrika—Kep Marquises dan line, Jepang-Australia) Tipe pemakan: Carnivora

(ikan, krustacea, cephalo-poda,stomatopoda)

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lutjanus monostigma One-spot snapper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 60 cm

(TL), badan perak kekuningan dengan sirip kuning. Kadang ter-dapat spot hitam di badan. Badan kadang ciguatoxic. Habitat: Di daerah terumbu

karang berada di goa, sela-sela karang besar dan bangkai kapal. Soliter atau berkelompok. Range kedalaman 1-60m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika

Timur - Marqueses dan Kep. Line, utara Kep. Ryukyu , selatan Australia.

Tipe pemakan: Carnivora (Ikan

dan bentik krustacea)

133

Lutjanus sebae Emperor red snapper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 116 cm (TL), bagian kepala agak melengkung kedalam. Saat

juvenile dan semidewasa warna dasar putih keperakan dengan garis merah dimuka, dorsal depan hingga sirip perut dan ujung sisip anal, di sirip halus dorsal hingga melengkung ke ujung bawah sirip ekor dan di ujung atas sirip ekor. Saat dewasa warna merah seluruhnya.

Habitat: Biasa dijumpai didaerah terumbu karang dan berbatu. Juvenile di daerah pan-

tai, air keruh, mangrove, kdang juga disela-sela bulu babi di pantai dangkal. Saat de-wasa bergerak ke daerah lebih dalam, berkelompok dalam ukuran yang sama dan ka-dang juga soliter.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Selatan Laut Merah dan Afrika Timur - New Caledonia,

Jepang dan Australia.

Tipe pemakan: Carnivora (ikan, bentik krustacea, cephalopoda,stomatopoda)

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

134

135

MONACANTHIDAE

Filefishes, Ikan

Amanses scopas Broom filefish Nama Umum: Ciri-ciri: .Panjang max 20 cm (TL), badan coklat dengan 12 garis gelap. Sirip ekor

coklat gelap, jmulut coklat gelap, jantan memiliki duri panjang di dekat pangkal ekor.

Habitat: Didaerah pantai hingga lereng karang yang jernih, biasa didaerah kaya

karang dan rubble, bersembunyi di celah rubble saat didekati. Range kedalaman 3-18m.

Distribusi: Indo-Pacsifik: Laut merah, Mozambiqu– Kep. Tuamoto dan Society di

French Polynesia, Jepang– GBR di Australia.

Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

136

Cantherhines pardalis Honeycomb filefish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), memiliki tiga pola warna dasar: abu-abu belang-

belang dan coklat, coklat gelap, atau abu-abu dengan bentuk poligonal yang berdeka-tan. Terdapat spot putih diatas pangkal ekor.

Habitat: Didaerah Terumbu karang hingga lereng karang, kadang di daerah keruh,

soliter.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur, Jepang, Tenggara Oceania.

Atlantik timur: Teluk guinea, Kep. Annobon. Digantikan Cantherhines sandwichiensis di Kep. Hawai.

Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

137

Aluterus scriptus Scribbled leatherjacket filefish Nama Umum: Ikan Ayam-ayam Ciri-ciri: Panjang max 110 cm (TL), mulut cekung, kecoklatan dan abu-abu, remaja

coklat kekuningan dengan bintik-bintik gelap. Memanjang, sangat pipih; dewasa cokelat dengan garis-garis biru dan titik-titik. sirip ekor bulat dan panjang. insang membuka miring dan kepala dengan bintik-bintik hitam kecil tersebar .

Habitat: Hidup laguna dan terumbu ke arah laut. Sesekali terlihat di bawah objek

mengambang. Juvenile mengikuti dibawah objek mengapung di laut terbuka untuk waktu yang lama dan mencapai ukuran besar. Dewasa biasanya terlihat di sepanjang lereng pantai dalam atau luar terumbu karang drop-off pada sekitar 20 meter kedala-man. Bentopelagis. Rentang kedalaman 3-120 m.

Distribusi: Circumtropical. Atlantic Barat: Nova Scotia, Kanada dan utara Teluk

Meksiko ke Brazil.Atlantic Timur: St Paul's Rocks, Tanjung Verde dan Pulau Ascen-sion; Pulau São Tomé; Afrika Selatan. Samudera Pasifik: selatan Jepang ke Great Barrier Reef selatan, Kaledonia Baru dan Easter Island. Di Pasifik timur, dari Teluk California ke Kolombia

Tipe pemakan: Alga, rumput laut, hydrozoans, gorgonian, colonial anemones, dan

tunicate.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Efin Muttaqien

138

Oxymonacanthus longirostris Harlequin filefish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), badan hijau kebiruan dengan spot oranye tersebar.

Spot hitam di sirip ekor dengan mulut yang panjang dan kecil.

Habitat: Didaerah laguna dan terumbu karang yang jernih, biasa soliter atau ber-

pasangan. Bersarang di dasar karang yang mati kadang di alga. Range kedalaman 0-30 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur, Mozambique - French Polynesia. Jepang -

GBRAustralia, New Caledonia dan Tonga. Digantikan Oxymonacanthus halli di lLaut Merah.

Tipe pemakan: Cnidarians (polyp karang) karang jenis:Acropora acuminate,Acropora

nasuta,Acropora valida,Heliopora coerulea,Porites cylindrical.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

139

140

MOORAYNIDAE

Surgeon fish, Ikan butana

Gymnothorax javanicus Giant moray Lokal:Lindong laut/belut laut Ciri-ciri: Panjang max 300cm

(TL), Juv coklat dengan banyak bintik hitam besar, dewasa coklat dengan bintik hitam mirip leopard dan area hitam disekitar insang

Habitat: Daerah karang dan

karang berbatu dengan banyak celah persembunyian. Menyerang jika diganggu. Range 0-50m.

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Carnivora

Gymnothorax flavimarginatus Yellow-edged moray Nama Umum: Belut laut Ciri-ciri: Panjang max 240 cm

(TL), mata kemerahan, badan ke-kuningan dengan bintik hitam dan coklat tua padat. Bukaan insang hitam .

Habitat: Dasar goa/celah batu di-

karang.Sangat sensitive terhadap ikan luka atau stress. Range kedla-mana 1-150m.

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Cephalopoda,

ikan dan krustacea / Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

141

Lokasi foto: TN Komodo, NTT (dewasa)

Foto by Fakhrizal Setiawan

Rhinomuraenia quaesita Ribbon eel

Nama Umum: Belut pelangi Ciri-ciri: Panjang max 130 cm (TL), Badan biru cerah dengan dorsal kuning. memiliki 3 tentakel berdaging diujung moncong. Tentakel tersebut berada dibawah rahang memanjang kede-pan.Juvenil berwarna hitam dengan dorsal kuning. Hanya moray yang mengalami perubahan warna dan kelamin mendadak (protandeus her-maprodit) dimana belut jantan berubah kelamin menjadi betina.

Habitat: Hidup dilaguna dan daerah karang berpasir, bersembunyi di lubang dan hanya mengeluarkan kepalanya.

Distribusi: Indo-Pasifik (Timur Afrika-Kep.Tuamoto, Jepang,selatan New Caledonia,French Polynesia, Kep. Marianas dan Marshal)

Tipe pemakan: Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: TN Komodo, NTT (Juvenil)

Foto by Fakhrizal Setiawan

142

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Gymnothorax isingteena Spotted moray Nama Umum: Belut sapi Ciri-ciri: Panjang max 180 cm (TL), Warna dasar badan putih den-gan bentuk tidak bera-turanspot hitam besar dan kadang hempir melingkar.

Habitat: Daerah pantai dengan te-rumbu karang dan lereng karang. Rang kedalaman 3 - 30m.

Distribusi: Indo west Pasifik (Mauritius dan Comoro - Pasifik barat)

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

143

144

MULLIDAE

Goat fish, Ikan jenggot

Parupeneus barberinus Dash and dot goatfish Lokal: Ikan jenggot Ciri-ciri: Panjang max 60 cm

(TL), warna dasar putih dengan garis hitam dari mulut hingga be-lakang dorsal, dibagian atasnya berwarna kuning dengan spot hitam dipangkal ekor.

Habitat: Daerah berpasir dan

rubble dekat karang dan laguna, Range kedalaman 0-100 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos

(cacing, moluska,krustacea) Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Parupeneus macronemus Long-barbel goatfish Nama Umum: Ikan jenggot Ciri-ciri: Panjang max 40 cm

(TL), Tubuh merah abu-abu

bagian punggung keabu-abuan, perut berwarna merah muda, dengan garis hitam dari mata ke bagian ekor; spot hitam dekat pangkal ekor. Strip hitam sepan-jang sirip kedua dorsal.

Habitat: Daerah berpasir dan

rubble dekat karang. Range ke-dalaman 3-25m.

Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos /

cacing plychaeta dan krustacea Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

145

Parupeneus bifasciatus Doublebar goatfish Nama Umum: Jenggot totol 2 Ciri-ciri: Panjang max 35 cm

(TL), badan putih kehijauan, bercak hitam di sekitar mata dan 2 spot hitam samar di

badan. Habitat: Biasanya soliter atau

berpasangan didaerah pantai, laguna dan terumbu karang. Range 0-80 m.

Distribusi: Indo-Pasifik

(Indonesia, Filipina-Hawai, French Plynesia, Jepang-Australia) Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Parupeneus trifasciatus Doublebar goatfish Nama Umum: Jenggot garis Ciri-ciri: Panjang max 35 cm

(TL), Putih krem dengan spot merah di perut bawah, 2 garis di bawah dorsal dan garis per-tama memanjang hingga sirip perut.

Habitat: Didarah laguna dan

terumbu karang: juv didaerah reef flats, dewasa disekitar daerah berbatu atau karang.

Distribusi: Laut Merah, Laut

Andaman– timur Indonesia. Tipe pemakan: Zoobenthos

(bentik krustacea dan cacing) dan ikan kecil

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

146

Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara

Foto by Tasrif Kartawijaya

Mulloidichthys vanicolensis Yellowfin goatfish Nama Umum: Jenggot kuning Ciri-ciri: Panjang max 38 cm

(TL), perut berwarna putih; garis memanjang kuning , Semua sirip kuning

Habitat: Biasanya schooling di-

daerah karang dangkal, schooling saat siang hari dan malam menye-bar untuk mencari makan. Range 5-113 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos/

cacing plychaeta dan krustacea

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Parupeneus cyclostomus Gold-saddle goatfish Nama Umum: Jenggot totol kuning Ciri-ciri: Panjang max 50 cm

(TL), Badan kombinasi abu ke-unguankehijauan dan kekunin-gan. Spot kuning di atas pang-kal ekor dan dibawah dor-sal.garis biru di sekitar mata

Habitat: Didaerah Terumbu

karang, berbatu dan rubbleo di reef flat, laguna dan lereng karang. Juv umumnya schooling kecil dan dewasa soliter.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut

Merah, Afsel, Hawai - French Polynesia, Kep. Ryukyu, New Caledonia dan Rapa.

Tipe pemakan: Ikan kecil dan

bentik krustacea

147

Upeneus tragula Freckled goatfish Nama Umum: Jenggot samar Ciri-ciri: Panjang max 33 cm (TL), sungut kuning, garis coklat memanjang dari mulit

hingga ekor, badan banyak spot dan bercak hitam, ujung dorsal berwarna gelap, sirip ekor coklat bergaris-garis.

Habitat: Biasa di daerah rubble dan pasir di dekat karang, umumnya soliter damun

kadang juga berkelompok. Range kedalaman 2 - 50 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik (timur Afrika-New Caledonia, Jepang)

Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: Pulau Weh dan TN Komodo

Foto by Fakhrizal Setiawan

148

149

NEMIPTERIDAE

Surgeon fish, Ikan butana

Pentapodus trivittatus Three-striped whiptail Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm

(TL), Warna: badan atasabu-abu gelap atau coklat zaitun, putih keperakan di bawah. Garis putih kekuningan me-manjang menyempit dari badan ke ekor.

Habitat: Daerah karang yang

jernih dan daerah dangkal ban-yak rubble. Range 1-15 m.

Distribusi: Western Pasifik Tipe pemakan: ikan kecil dan

zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Pentapodus aureofasciatus Yellowstripe threadfin bream Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm

(TL), biru keabu-abuan samar, dua garis kuning satu meman-jang dari mulut ke belakang dor-sal dan dari belakang mata hingga dekat sirip ekor

Habitat: Dikolom perairan

daerah berpasir dekat terumbu karang. Range 5-20m

Distribusi: Indonesia-Samoa

dan Tonga

Tipe pemakan:

150

Scolopsis binileata Two-lined monocle bream Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 23 cm

(TL), abu-abu gelap ke kunin-gan dibagian atas da putih dibawah badan. 3 garis diatas kepala, 2 garis melengkung dari dekat mata ke dorsal.

Habitat: Daerah terumbu

karang, soliter atau berpasan-gan. Juv daerah dangkal, la-guna atau rubble. Range 1-25 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik

Tipe pemakan: Zoobenthos

dan ikan kecil

Scolopsis lineata Striped monocle bream Nama Umum: l Ciri-ciri: badan atas coklat

zaitun, putih-keperakan di bawah ini. 3 garis-garis putih kekuningan dari kepala ke-badan. Juv, ada 3 garis hitam pada badan atas dengan sela-sela kuning

Habitat: Daerah berpasir

karang, biasanya schooling, juv sendiri daerah perairan dangkal. Range 4-20 m.

Distribusi: Timur samudara

Hindia dan Pasifik barat

Tipe pemakan: Zoobenthos

dan ikan kecil

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

151

Scolopsis margaritifera Pearly monocle bream Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 28 cm (TL), abu-abu gelap dari kepala hingga bawah dorsal, Juv garishitam sempit sepanjang punggung (hanya pada be-berapa spesimen) dan hi-tam. Beberapa dengan perut kekuningan. variasi warna antara populasi di Hindia dan Pasifik: juvenile kurang warna garis kuning di Samudra Hindia dan dewasa menunjukkan bagian be-lakang yang gelap diband-ingkan dengan bentuk Pasi-fik.

Habitat: Daerah dasar berpasir di area terumbu karang. Range kedalaman 1-20 m.

Distribusi: Pasifik barat:(Laut cina se-latan-Vanuatu and timur laut Australia.)

Tipe pemakan: Krustacea kecil, moluska, cacing polychaeta dan ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

152

153

OSTRACIIDAE

Boxfishes, Ikan kotak

Ostracion cubicus (Juv) Yellow boxfish Nama Umum: Buntel kuning Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), Juv

kuning cerah dengan spot hitam. Spot berkurang dan warna menjadi kusam menjadi kebiruan seiring pertumbuhan.

Habitat: Didaerah laguna dan karang

semi tertutup. Juv biasa dijumpai dekat Acropora, soliter. Range kedlaman 1-35m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan

Afrika Timur, Hawai dan Kep.Tuamoto, Kep.Ryukyu, Jepang– New Zealand. Tipe pemakan: Zoobenthos, ikan kecil

dan alga bentik

Ostracion meleagris Whitespotted boxfish Nama Umum: Buntel item Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL),

Badan hitam kecoklatan dengan spot putih dipunggung dan kuning di sisi badan.

Habitat: Dihabitat laguna dan lereng

karang yang jernih. Kedalaman 0-30m.

Distribusi: Indo-Pasifik dan Pasifik

timur: Subspecies Ostracion meleagris camurum ditemukan di Hawai dan Ostra-cion meleagris clippertonense Di Pasifik Timur. Species digantikan Ostracion cyanurus di Laut Merah dan Teluk Aden. Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge

dan tunikata) dan bentik alga

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

154

155

PEMPHERIDAE

Pempheris vanicolensis Vanikoro sweeper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), biasanya warna agak kehijaun terlihat dibagian

tasa, bdan berwarna coklat, sirip anal terlihat jelas garis hitam di ujungnya, ujung sired dorsal berwarna hitam

Habitat: Biasa ditemukan daerah pantai berbatu dan terumbu karang. Dewasa biasa

schooling di goa-goa atau daerah terlinding di karang saing hari. Malam mencari makan dan kembali kegua sebelum terbit fajar.

Distribusi: Indo-west Pasifik (laut merah - Samoa, Filipina, dan laut mediterania)

Tipe pemakan: Zoobenthos dan zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Rizya L. Ardiwijaya

156

157

Parapercis hexophtalma Speckled sandperch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 29 cm (TL), Badan putih dengan keabuan di punggung dan ber-cak hitam kecoklatan merata di badan, spot hitam dengan ujung putih di ekor

Habitat: Didaerah pasir dan rubble didasar area laguna dangkal dan lereng karang

yang terlindung.

Distribusi: Samudra Hindia: Laut Merah, dan Afrika Timur - Micronesia dan Samoa.

Jepang - GBR Australia. Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

PINGUIPEDIDAE

Sandperches fish, Ikan Cicak

158

Parapercis tetracantha Reticulated sandperch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL), badan keputihan dengan 7-8 persegi coklat yang

terhubung garis di sisi bawah badan.bercak hitam di bawah mata serta garis hitam tak beraturan memanjang melewati katup insang. Dorsal transparan dengan serentetan spot hitam diujung dan tengah.

Habitat: Didaerah berbatu dan karang mulai dari dangkal hingga dalam dengan

dasar yang berpasir. Range kedalaman 6 - 25m.

Distribusi: Indo-Pasifik barat : teluk Bengal - Jepang dan Indonesia dan Papua New

Guinea. Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

159

Parapercis sp. Yellowtail sandperch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 14 cm (TL), warna dasar putih, tanda gelap yang tidak beraturan di punggung, 9 garis hitam di kedua sisi badan dengan spot hitam ditiap garisnya. Sirip ekor kuning Habitat: Daerah karang dan pantai yang dasarnya pasir atau rubble. Soliter atau

kelompok kecil. Range kedalaman 3-20 m

Distribusi: Indonesia

Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

160

Parapercis millipunctata Black dotted sand perch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), Badan krem dengan pola coklat b di punggung,

Spt putih pada sirip ekor, dua spot coklat tak beraturan di badan bagian atas dan bawah serta dihubungkan dengan spot kuning memanjang di sisi badan.

Habitat: Didaerah terumbu karang mengelompok, rubble, pasir disela karang dan

karang berbatu. Range kedalaman 3-30 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius dan Maldives - French Polynesia, Kep. Ryukyu

Jepang - GBR Australia. Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

161

162

PLESIOPIDAE

Devilfishes, Ikan cupang laut

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Calloplesiops altivelis Comet Nama Umum: cupang laut Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), warna badan hitam kecokla-tan dengan spot putih menye-bar diseluruh badan dan sirip kecuali sirip dada. Pangkal sirip dorsal terdapat spot hi-tam dilingkari putih dan spot kuning di bagian atas pangkal ekor.

Habitat: Didaerah karang, goa atau celah karang. Nocturnal. Apa-bila terancam dapat meniru-kan/ mimikri seperti mouray. Range kedalaman 3-50 m.

Distribusi: Indo-pasifik (Laut merah dan Afrika timur-Pulau Line, Jepang-Australia)

Tipe pemakan: Bentik crustacean dan ikan kecil / karnivora

163

164

PLOTOSIDAE

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

165

Plotosus lineatus Striped eel catfish Nama Umum: Lele laut Ciri-ciri: Panjang max 32 cm (TL), sirip dor-sal dan anal bersambung dengan sirip caudal/ekor, 4 pasang sungut, sebuah tulang bergigi tunggal san-gat berbisa di awal punggung per-tama dan setiap sirip dada.

Habitat: Juvenil schooling dalam jumlah banyak. Dewasa dalam kelompok yang lebih kecil di area terumbu karang. Range kedalaman 1-60 m.

Distribusi: Indo Pasifik

Tipe pemakan: Krustacea, moluska, cacing dan ikan kecil

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Shinta T. Pardede

166

POMACANTHIDAE

Angel fish, Ikan enjel

Pygoplites diacanthus Regal angelfish Nama Umum: Enjel doreng asli Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), bagian mata gelap dengan garis kebiruan dekat mata. Badan kuning dengan garus lengkung putih dibatasi hi-tam dari dekat insang hingga pangkal ekor, dari sirip punggung hitam kebiruan. Bagian belakang sirip anal garis lengkung kuning dan biru berjalan sejajar dengan kontur tubuh; sirip ekor kuning. juvenil dengan bintik hitam besar pada bagian basal lunak sirip dor-sal.

Habitat: Biasa terdapat didaerah karang yang sehat di laguna atau lereng karang. Soliter , berpasangan atau berkelompok.

Distribusi: Indo-Pasifik (Laut merah dan Timur Afrika– Kep.Tuomoto, Jepang-GBR, New Caledonia)

Tipe pemakan: Tunikata dan spong / zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

167

Pomacanthus semicirculatus Semicircle angelfish Nama Umum: Brustun roti Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), Juvenil species ini berwarna biru kehita-man dengan garis setengah ling-karan. Dewasa bagian depan ber-warna coklat kehijauan, bagian tengah kekuningan, banyak bintik biru disisinya, perubahan warna dari jvenil ke dewasa dalam ren-tang ukuran 8-16 cm.

Habitat: Juvenile menyukai perairan dang-kal yang terlindung. Dewasa di daerah karang yang sehat yang menyediakan banyak tempat bersembunyi. Soliter dan ber-pasangan. Range kedalaman 1-30 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik (laut merah dan timur Afrika-Samoa, Jepang-Australia)

Tipe pemakan: Sponge, tinikata dan alga / Zoo-benthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

168

Pomacanthus sexfasciatus Sixbar angelfish Nama Umum: Kambingan biru Ciri-ciri: Panjang max 46 cm (TL), De-wasa coklat kekuningan dengan 6 garis hiteam vertikal. Badan banyak binti-bintik biru. Kepala kehitaman dengan garis vertikal putih, sirip ekor, anal memiliki bintik biru. Juvenil berwarna ke-hitaman dengan 15 garis biru putih melengkung di sisi badan.

Habitat: Juvenil lebih suka didaerah karang yang dangkal, dewasa menyukai daerah karang yang sehat. Soliter kadang berpasan-gan. Mengeluarkan suara apa-bila diganggu. Range kedala-man 3-50 m.

Distribusi: Indo-Pasifik (Kep. Ryukyu - Ma-laysia dan Indonesia - Kep. Solomon, selatan Australia.

Tipe pemakan: Sponge, tunikata dan alga / zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

169

Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara

Foto by Tasrif Kartawijaya

Pomacanthus navarchus Bluegirdled angelfish

Lokal: Bidadari bercadar Ciri-ciri: Panjang max 28 cm

(TL), juv hitam dengan garis biru muda melingkar. Dewasa kuning cerah badan dan ekor, sirip dada dan perut biru tua dengan banyak bintik-bintik biru muda. Garis biru muda sejajar di wajah dari bawah mata, dan pada daerah yang tepat di belakang kepala. Sirip biru muda. Habitat: Daerah karang se-

hat dari laguna hingga lereng karang. Range 3-40m.

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Sponge dan

tunikata / zoobenthos

Pomacanthus imperator Emperor angelfish

Lokal: Enjel betmen Ciri-ciri: Panjang max 40 cm

(TL), Juvenil berwrna hitam kebiruan dengan garis putih melingkar konsentris, dewasa garis kuning diagonal, mulut putih, mata tertupup garis hi-tam, sekitar insang hingga bawah berwarna hitam den-gan tepi biru. Perubahan warna terjadi dari ukuran 8-12 cm. Habitat: Juv daerah dangkal,

dewasa daerah goa/celah di daerah karang yang sehat, range 1-100 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

170

Genicanthus Lamarck Blackstriped angelfish Nama Umum: Enjel putih Ciri-ciri: Panjang max 25 cm

(TL), badan putih dengan 4 garis memanjang. Depan dorsal spot kuning, dorsal atas hotam, buntut cagak memanjang. Betina dengan garis hitam yang luas pada pung-gung dan tepi bagian perut.

Habitat: Biasa di daerah dangkal

dan lereng karang. Memiliki harem 3-7 betina. Range kedalaman 10-35 m. Distribusi: Indo-West Pacific:

Indo-Malayan region,Vanuatu, Japan, GBR Australia. Tipe pemakan: Zooplankton Lokasi foto: TN. Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Apolemichthys trimaculatus Threespot angelfish Nama Umum: Enjel kuning Ciri-ciri: Panjang max 26 cm

(TL), tubuh pendek kuning, mulut biru, garsi hitam disirip anal, spot hitam di atas kepala dan belakang kepala.

Habitat: Di daerah laguna dan

karang dangkal. Range Kedala-man 3-40 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik

(Jepang-Australia, timur Afrika, Samoa)

Tipe pemakan: Sponge dan

tunikata / zoobenthos

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

171

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodontoplus mesoleucus Vermiculated angelfish Nama Umum: Kepe palsu Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), sekilas mirip Chaetodontidae na-mun dibedakan dari opercula tu-lang belakangnya yang kuat. Badan 2/3 hitam abu-abu dan sis-nya putih. Garis hitam memanjang dari kepala hingga bawah.sebagian muka depan kuning dengan mulut biru. Ekor kuning.

Habitat: Daerah terumbu karang

dan jarang di laut terbuka. Range kedalaman 1-20m.

Distribusi: Indo-west pasifik

(Indonesia-Jepang, SriLanka-timur PNG)

Tipe pemakan: Sponge, tunikata

dan alga berfilamen / zoobenthos

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Centropyge eibli Blacktail angelfish Nama Umum: Enjel abu doreng Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),

Badan abu-abu gelap dengan garis coklat keemasan di sisi badan. Daerah sekitar sirip perut oranye. Pangkal ekor, belakang dorsal hinga sirip ekor hitam.

Habitat: Didaerah karang berbatu

dan lereng karang yang sehat. Membentuk harem 3-7 individu. Bentuk sangat mirip dengan juve-nile Acanthurus tristis. Range ke-dalaman 0-30 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Sri

Lanka - Indo-Malay timur. Tipe pemakan: Bentik alga dan

cnidarians (hard coral).

172

173

POMACENTRIDAE

Damsel fish, Ikan betok laut

Amphiprion clarkii Yellowtail clownfish Nama Umum: Giru pasir Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), Sangat bervariasi secara geografis dalam bentuk

dan warna. Dua garis putih, satu vertikal di belakang mata dan satunya memanjang dari dorsal hingga di adepan anal. Pangkal sirip ekor putih, dengan bagian berwarna kekuningan. Ovipar dan monogamy.

Habitat: Daerah laguna karang dangkal dan lereng karang. Berasosiasi dengan anemon jenis: Cryptodendrum adhaesivum, Entacmaea quadricolor, Heteractis aurora, Heteractis crispa, Heteractis magnifica, Heteractis malu, Macrodactyla doreensis, Sti-chodactyla gigantea, Stichodactyla haddoni, Stichodactyla mertensii . Range 1- 60m.

Distribusi: Indo-west Pasifik (Teluk Persia-barat Australia, Kep. Indo-Australia, Mela-

nesia, Micronesia, Taiwan dan Jepang)

Tipe pemakan: Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

174

Amphiprion ocellaris Clown anemonefish Nama Umum: Ikan badut, nemo, kelonpis Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), warna badan oranye dengan tiga garis putih lebar,

bagian yang tengah berbentuk segitiga maju ke dekat sirip dada. Sirip ekor bulat.

Habitat: Daerah karang yang dangkal dan tenang. Diurnal, protandrous hermaprodit.

Berpasangan monogamy. Berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis magnifica, Stichodactyla gigantea, dan Stichodactyla mertensii . Range kedalaman 1-15 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik

Tipe pemakan: Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

175

Amphiprion perideraion Pink anemonefish Nama Umum: Pelet tambah Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), Warna dasar oranye. Sirip transparan. Satu garis-

putih mengikuti kontur punggung dari atas mulut hingga batang ekor. Garis vertikal putih di antara kepala dan katup insang.

Habitat: Daerah karang dangkal yang tenang, diurnal, monogami, protandrous her-

maphrodit. Berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis magnifica (umumnya), Het-eractis crispa, Macrodactyla doreensis, and Stichodactyla gigantea . Dibeberapa tem-pat malah berbagi tempat di anemone dengan A. akallopison. Range 1-38 m.

Distribusi: Western Pasifik

Tipe pemakan: Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

176

Amphiprion sandaracinos Yellow clownfish Nama Umum: Pelet Ciri-ciri: Panjang max 14 cm

(TL), badan oranye dengan garis putih memanjang dari mulut hingga dekat ekor Habitat: Biasa dijumpai didaerah

laguna dan lereng karang. Biasa berpasangan atau kelompok kecil. Monogami. Protandrous her-maprodit. Biasa berasosiasi den-gan anemone jenis: Heteractis crispa dan Stichodactyla merten-sii. Range 3-20 m.

Distribusi: Western pasifik

(Pulau cristmas, dan Australia barat-Kep. Ryukyu, Taiwan, Filipina, PNG, Kep. D’Entrecas-teux, New Britain dan Kep. Solo-mon)

Tipe pemakan: Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

177

Amphiprion akallopisos Skunk clownfish Nama Umum: Pelet Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), Badan berwarna oranye dengan garis putih memanjang dari atas mulut hingga ekor. Inilah yang membedakan den-gan A. sandaracinos. Habitat: Biasa ditemukan didaerah karang dangkal dekat pantai namun ada juga di

daerah lereng karang dengan arus cukup kuat. Protandeus hermaprodit. Berpasangan dan monogami. Setipa anemone dengan satu betina lebih besar dan pejantan fung-sional yang lebih kecil. Jantan mengalami perubahan jenis kelamin juvenile berkem-bang menjadi jantan fungsional. Biasa berasosiasi dengan jenis anemone: Heteractis magnifica dan Stichodactyla mertensii. Range kedalaman 3-25 m.

Distribusi: Indo-west pasifik (Afrika timur, Madagaskar, Kep.Comoro, Seychelles,

Laut Andaman, Sumatra, Jawa)

Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton (omnivora)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

178

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Amphiprion ephippium Saddle anemonefish Nama Umum: Giro tompel (aceh), tompel Jakarta (Jakarta) Ciri-ciri: Panjang max 14 cm (TL), badan oranye kemerahan dengan spot hitam besar di badan bagian be-lakang. Juvenil tidak memiliki spot hitam tapi memiliki garis putih me-manjang hanya di belakang kepala.

Habitat: Didaerah karang dangkal dengan perairan agak keruh dan teluk yang tertutup dimana kecerahan berkurang. Biasa ditemukan sepasang. Berasosiasi dengan anemon: Entacmaea quadricolor and Heteractis crispa .Range ke-dalaman 1-15 m.

Distribusi: Samudra Hindia timur: Laut Anda-man, Kep. Nicobar, Thailand, Ma-laysia, Sumatra dan Jawa di Indo-nesia.

Tipe pemakan: Zooplankton dan bentik alga

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

179

Premnas biaculeatus Spinecheek anemonfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL), memiliki tulang belakang yang menonjol di bagian

kepala, juvenile dan jantan merah cerah sedang betina merah hati. Jantan ukurannya le-bih kecil dari betina

Habitat: Daerah laguna dan karang yang terlindung. Biasa ditemukan berpasangan .

Berasosiasi dengan anemone Entacmaea quadricolor. Range kedalaman 1-16 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik (Asia tenggara, Kep.Solomon,Vanwatu, Australia)

Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik / Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

180

Amblyglyphidodon aureus Golden damselfish Nama Umum: Betok kuning Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), Badan kuning oval, dewasa bagian kepala agak keunguan sedikit.

Habitat: Hidup didaerah lereng karang, laguna dan karang terjal bera-rus. Biasa berada dekat den-gan Gorgonian /kipas laut di-mana mereka meletakan te-lurnya. Juvenile biasa ditemu-kan dalam kelompok kecil di dekat gorgonian atau karang hitam. Range kedalaman 3 - 45 m.

Distribusi: Pasifik barat(Laut Andaman dan Pulau Christmas - Fiji, Kep. Ryukyu, New Caledonia)

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

181

Amblyglyphidodon batunai Batuna damselfish Nama Umum: Betok perak Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), Badan perak kehijauan.

Habitat: Daerah laguna dan karang dang-kal. Biasa berada dekat koloni karang besar. Biasa ditemukan soliter atau berpasangan di atas karang. Range kedalaman 0 - 12 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik (Maldives dan Indonesia)

Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

182

Amblyglyphidodon leucogaster Yellowbelly damselfish Nama Umum: Betok perut kuning Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), duri dorsal (total): 13; sirip lunak dorsal (total): 12-13; sirip duri Anal: 2; Sirip lunak anal: 12-14. Variasi warna tergan-tung geofrafis. Populasi di Indonesia umumnya dengan perut kuning-oranye .

Habitat: Mendiami lagunakarang dan lereng karang. Soliter atau dalam kelompok kecil. Range kedalaman 2-45 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik

Tipe pemakan: Copepoda, amphipods, mysids, telur ikan, larva Crustacea, dan sebagian kecil dari alga /Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

183

Amblyglyphidodon curacao Staghorn damselfish Nama Umum: Betok strip ijo Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), memiliki beberpa variasi geografis. Popu-lasi di Indonesia berwarna hijau dengan garis kehitaman saat de-wasanya. Papua berwarna lebih keperakan dengan garis kehijaun dengan range dari jepang-Australia timur.

Habitat: Daerah laguna dan lereng karang bagian luar, Juvenil sering terlihat dekat karang lunak jenis Sarco-phyton dan Sinularia. Makan ser-ing berkelompok didaerah karang. Range kedalaman 1 - 40 m.

Distribusi: Pasifik barat ( Rowley shoals, Ma-laysia - Samoa dan Tonga. Utara kep.Ryukyu - selatan GBR)

Tipe pemakan: Zooplankton dan filamentous alga

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

184

Abudefduf bengalensis Bengal sergeant Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL), Badan putih keabu-abuan, oval dengan 6-7 garis hitam. ciri khasnya bentuk ekor ca-gak yang membulat dan ber-warna redup.

Habitat: Biasa ditemukan sendiri atau kelompok kecil di daerah la-guna dan karang dangkal. Sangat territorial. Range ke-dalaman 1 - 6 m.

Distribusi: Pasifik barat (Timur Samudra Hindia-Jepang dan Australia)

Tipe pemakan: Alga, gastropoda dan krusta-cea kecil / Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

185

Abudefduf notatus Yellowtail sergeant Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL), badan abu-abu dengan 5 garis putih vertikal, sirip ekor berwarna kuning.

Habitat: Didaerah karang berbatu serta lereng curam dengan arus dan gelombang sedang. Biasa dite-mukan dalam schooling namun kadang soliter. Range kedala-man 1-12 m.

Distribusi: Indo-Pasifik barat: Afrika timur, Afrika selatan, New Britain, Su-matra di Indonesia, timur Papua New Guenia dan Jepang.

Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

186

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Abudefduf septemfasciatus Banded sergeant Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL), badan putih krem dengan 6-7 garis abu gelap.

Habitat: Habitat didaerah laguna dan terumbu karang berbatu dangkal dengan gelombang sedang. Sangat territorial. Range kedala-man 0 - 3 m.

Distribusi: Indo-Pasifikc: Afrika timur - Kep. Line dan French Polynesia. Jepang - GBR Australia.

Tipe pemakan: Bentik alga, zoobnethos(bentik copepod), dan zooplankton.

187

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Abudefduf sexfasciatus Scissortail sergeant Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 16 cm (TL), Badan putih dan agak kehijaun saat dewasa dengan 5 garis hitam, ciri khasnya adalah memiliki garis hitam di bagian cagak ekornya.

Habitat: Daerah pantai, karang berbatu dan trumbu karang yang baik. Biasa berada di karang lunak dan koloni hydroid. Range ke-dalaman 1 - 20 m.

Distribusi: Indo-Pasifik (laut merah, Mo-zambique hingga Jepang, Kep. Tuomoto, Lord Howe dan Kep. Rapa).

Tipe pemakan: Zooplankton

dan alga / omnivora

188

Abudefduf sordidus Blackspot sergeant Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 23 cm

(TL), badan abu-abu dengan 5-6 garis gelap, terdapat spot hitam di pangkal ekor atas dan dibagian bawah sirip dorsal halus. Habitat: Didaerah laguna ber-

batu, rataan terumbu, hingga daerah pecah gelombang. Juvenil biasa di daerah pasut. Kadang-kadang schooling, sangat territo-rial. Range kedalaman 0-3 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut

Merah an Afrika Timur - hawaidan Kep. Pitcairn, Jepang - Australia. Tipe pemakan: Zoobenthos

(bentik krustacea, moluska, cacing), zooplankton dan detritus

Abudefduf vaigiensis Indo-Pacific sergeant Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 20 cm

(TL), Abu-abu dengan 5 garis hitam atau biru tua vertikal, daerah kuning di badan atas.

Habitat: Di daerah rataan

trumbu hingga lereng karang serta daerah berbatu. Berkelom-pok, memijah dalam jumlah be-sar. Jantan menjaga telurnya.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut

Merah an Afrika Timur - French Polynesia. Jepang - Australia.

Tipe pemakan: Omnivora

(zoobenthos, zooplankton, alga bentik dan ikan kecil) Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

189

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Dischistodus prosopotaenia Honey-head damsel Nama Umum: Betok susu Ciri-ciri: Panjang max 17 cm

(TL), badan hijau kecoklatan den-gan garis putih besar. Soliter dan teritorial.

Habitat: Mendiami daerah ber-

pasir di laguna dan terumbu karang. Range kedalaman 1 - 12 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik

(varian normal tersebar dari Sin-gapura - Sulawesi, varian yang bagian dada agak kuning dari Papua - timur Australia dan Vanuatu)

Tipe pemakan: Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Dischistodus melanotus Black-vent damsel Nama Umum: Betok susu Ciri-ciri: Panjang max 16 cm

(TL), bagian badan atas dari kepala hingga tengah dorsal hijau kehitaman dengan batas kuning dan sebagian perut bawah dekat anal. Badan putih dengan bercak pink disekitar insang.

Habitat: Memilih di daerah

pasir dan rubble di area laguna dan terumbu karang. Range ke-dalaman 1 - 12 m.

Distribusi: Pasifik barat Tipe pemakan: Alga bentik

190

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Dischistodus perspicillatus White damsel Nama Umum: Betok susu Ciri-ciri: Panjang max 18 cm

(TL), Putih krem dengan 2-3 spot hitam agak memanjang. Bagian depan kepala kehijaun, garis bpingk dengan batas biru di antara mata dan mulut.

Habitat: Daerah patch reef, la-

guna dangkal, pasir di daerah karang, dan padang lamun. Range kedalaman 1 - 10 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Alga bentik dan

detritus

Chrysiptera oxycephala Blue-spot demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm

(TL), Juv biru cerah yang hilang saat dewasa.abu-abu kekunin-gan dengan banyak bintik biru di badan. Garis abu-abu samar dari atas mulut ke mata.

Habitat: Biasa berkelompok

dalam jumlah besar, Didaerah laguna dan karang dang-kal.range 1-16 m.

Distribusi: Western central

Pasifik (Indonesia, Filipina, PNG, Palau)

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

191

Chrysiptera unimaculata Onespot demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),

badan abu gelap, sekitar sirip dada berwarna kuning dan spot hitam dikelilingi biru di bagian belakang sirip dorsal.

Habitat: Di Daerah pantai karang

beralga, rubble atau daerah karang berbatu dangkal. Soliter atau kelom-pok kecil, Range kedalaman 0 - 30 m..

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut

Merah dan Afrika Timur - Fiji, Jepang - GBR Australia. Tipe pemakan: Bentik Alga

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chrysiptera talboti Talbot's demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 6 cm (TL), bagian kepala hingga tengah dorsal kuning sisa badan lainnya coklat keunguan. Spot hitam d belakang sirip dorsal.

Habitat: Didaerah kaya karang di laguna dalam dan lereng karang serta rub-ble. Soliter, range kedalaman 3-35 m. Distribusi: Pasifik Barat: Laut Andaman - Fiji, Palau, Tonga dan GBR Australia.

Tipe pemakan: Bentik Alga dan zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

192

Chromis dimidiata Chocolatedip chromis Nama Umum: Betok 1/2 Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),

coklat gelap 1/2 dari kepala hingga badan depan. Sisanya berwarna putih mulai dari sirip anal, 1/2 sirip dorsal dan sirik caudal.

Habitat: Di daerah laguna dan te-

rumbu karang , berkelompok di atas karang dan dilereng karang. Tinggal dekat dengan substrat. Range kedala-man 1-36 m.

Distribusi: Samudra Hindia: Laut

Merah, Kenya, Tanzania, Afsel, Mauri-tius, Reunion, Kep. Chagos, Maldives, Laut Andaman, Thailand, Sumatra dan P. Christmas serta Guam.

Tipe pemakan: Bentik alga dan zoo-

plankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chrysiptera sp. Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 7 cm (TL, bagian

atas badan terdapat garis biru yang me-mangjang dari depan mata hingga pang-kal sirip ekor, badan kuning dengan ber-cak hitam dibagian pangkal belakang sirip dorsal. kepala kuning dan warnanya me-manjang hingga sirip dorsal belakang. Habitat: karang dan batu berkarang di

daerah dangkal hingga lereng karang.

Distribusi: Samudra Hindia (diketahui

hanya di Pulau Weh)

Tipe pemakan: Alga

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

193

Chromis atripectoralis Black-axil chromis Nama Umum: Betok ijo / jae-jae Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Badan hijau kebiruan, ekor cagak dan sangat mirip dengan C. viridis hanya dibedakan dengan spot hitam dipangkal sirip dadanya.

Habitat: Dearah karang dangkal, laguna dan lereng karang. Biasa dijumpai kelompok

besar di koloni karang bercabang. Range kedalaman 1-29 m.

Distribusi: Indo Pasifik Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chromis viridis Blue green damselfish Nama Umum: Betok ijo / jae-jae Ciri-ciri: Panjang max 8 cm (TL),

warna Hijau pucat hingga biru ter-ang. Jantan yang bersarang ber-warna kuning.

Habitat: Berkelompok di Acropora

bercabang, daerah laguna dan karang dangkal. Range 0-12 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut

Merah - French Polynesia, Jepang, New Caledonia. Tipe pemakan: Zooplankton, fito-

plankton, dan bentik alga.

194

Chromis atripes Dark-fin chromis Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm

(TL), coklat cerah dengan ujung sirip dorsal, anal dan cagak caudal hitam.

Habitat: Daerah karang yang

sehat dan lereng karang. Range kedalaman 2-40 m.

Distribusi: Pasifik barat Tipe pemakan: Zooplankton

dan alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chromis ternatensis Ternate chromis Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm

(TL), coklat dengan warna pu-dar dibagian bawah perut. Garis hitam di bagian cagak ekor me-rupakan ciri khasnya. Habitat: Schooling di atas

karang bercabang di daerah laguna hingga lereng karang yang jernih. Range kedlaman 3 - 36 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: laut

Merah dan Afrika timur - Samoa dan Tonga, Kep.Ryukyu, New Caledonia. Tipe pemakan: Zooplankton Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

195

Chrysiptera springeri Springer's demoiselle Nama Umum: Betok neon Ciri-ciri: Panjang max 6 cm

(TL), dengan bercak hitam dibagian atas kepala, mirip dengan C.cymatilis.

Habitat: Habitat karang yang

sehat dan laguna, biasa berada dikoloni Acropora ber-cabang. Range kedlaman 2-30 m.

Distribusi: Pasifik barat

(Indonesia-Filipina) Tipe pemakan: Zooplankton

dan alga bentik

Pomacentrus auriventris Goldbelly damsel Nama Umum: blu kuning Ciri-ciri: Panjang max 7 cm

(TL), kepala biru neon dan badan atas juga. Kuning badan bawah, sirip ekor dan anal. Habitat: Daerah karang,

pasir dengan alga. Biasa kelompok kecil didasar. Range kedalaman 2-15 m.

Distribusi: Western Central

Pacific (Micronesia - Indone-sia, Pulau Christmas)

Tipe pemakan: belum diketahui Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

196

Chrysiptera rolandi Rolland's demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 7,5 cm

(TL), warna bervariasi, umumnya badan bagian kepala kebawah hingga belakang dorsal gelap dan bagian bawahnya putih krem.

Habitat: Biasa ditemukan di-

daerah karang, karang dengan rubble, laguna.Range kedalaman 2-35 m.

Distribusi: Samudra Hinia

timur dan Pasifik barat Tipe pemakan: Zooplankton

Chrysiptera rex King demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 7 cm

(TL), Juv pink cerah, Bagian atas badan krem kecoklatan, kepala abu-abu. Badan bawah putih krem. Habitat: karang dari dangkal

hingga lereng karang. Range kedalaman 1-20 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik

Tipe pemakan: Alga

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

197

Dascyllus aruanus Whitetail dascyllus Nama Umum: Dakocan belang Ciri-ciri: Panjang max 10 cm

(TL), dasar putih denga 3 garis hitam, depan mata putih, ekor transparan, sisip perut hitam.

Habitat: Biasa dilaguna dang-

kal dan karang dangkal, berkelompok diatas karang ber-cabang, territorial (terutama saat memijah). Range 0-20 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik

(Laut merah, Afrika timur-line,marquesan dan Kep. Tuamoto, Jepang-Australia)

Tipe pemakan: Zooplankton,

bentik invertebrate dan alga

Dascyllus reticulatus Reticulate dascyllus Nama Umum: Dakocan putih Ciri-ciri: Panjang max 9 cm

(TL), Bagian kepala coklat den-gan garis hitam dibelakangnya, badan krem kecoklatan, bagian atas dorsal hitam, garis hitam di belakang vertikal dari dorsal ke anal.

Habitat: Biasa didaerah laguna

dan karang. Berkeloompok di karang bercabang dan menjari. Range 1-50 m.

Distribusi: Samudra Pasifik.

Samudra Hindia diganti oleh D. carneus.

Tipe pemakan: Zooplankton,

zoobenthos dan alga bentik Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

198

Dascyllus trimaculatus Threespot dascyllus Nama Umum: Dakocan item Ciri-ciri: Panjang max 14 cm

(TL), badan hitam, juv ada spot putih dai kepala dan di badan atas, dewasa spot dorsal putih samar dan yang di kepala hi-lang, sirip hitamkecuali trans-paran sirip dada dan belakang dorsal.

Habitat: Daerah karang dan

karang berbatu, biasa juga di anemone, sela-sela bulubabi dan karang bercabang. Range kedalaman 1-55 m.

Distribusi: Indo-Pacific: Red

Sea and East Africa to the Line and Pitcairn islands, north to southern Japan, south to Syd-ney, Australia. Not found in the Hawaiian and Marquesan is-lands.

Tipe pemakan: Zooplankton,

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

199

Neoglyphidodon nigroris Black-and-gold chromis Nama Umum: Manukan Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), Juvenil berwarna kuning dengan 2 garis hitam memanjang. Dewasa warna kuning diganti hitam dengan 2 garis vertikal di katup insang.

Habitat: Daerah karang yang sehat di la-guna dan lereng karang. Soliter. Range 2-23 m.

Distribusi: Ada 2 bentuk (yang hitam ekor ca-gak dari Laut Andaman-Bali –Jepang) dan (Pasifik barat). Yuang keduanya bercampur di Bali.

Tipe pemakan: Alga, krustacea kecil, tunikata pela-gis / Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

200

Plectroglyphidodon leuco-zonus Singlebar devil Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Juvenile memiliki spot hitam di dorsalnya dibelakang garis putih di tengah badan. Dewasa cokalt gelap den-gan garis putih lebar di tenagah badannya.

Habitat: Mendiami daerah reef crest dan daerah karang dangkal. Juvenil suka berada di zona intertidal di reef crest, dewasa biasa di area agak dalam. Juvenile juga biasa ditemukan di teluk yang ter-lindung, batu dan pasir. Range kedalaman 0-6 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Af-rika Temur - Marshall dan Kep. Pitcairn, Jepang - Australia.

Tipe pemakan: Alga bentik

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

201

Neopomacentrus anabatoides Silver demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10,5 cm

(TL), warna hijau metalik dengan spot biru kecil dekat katup insang atas. Garis hitam di cagak ekor.

Habitat: Daerah laguna, karang

dangkal, schooling dalam jumlah besar di ddekat koloni besar karang bercabang. Range 2-15 m.

Distribusi: Western central Pasifik

( Filipina selatan-Indonesia, Kep. Solomon-New Caledonia)

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Neopomacentrus azysron Yellowtail demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 8 cm

(TL),abu-abu hijau kebiruan den-gan sirip belakang dorsal, anal dan sirip ekor kuning. Spot hitam dipangkal sirip dada serta di oper-culum atas.

Habitat: Di daerah lereng

karang dan alur karang yang lebih dalam. Dalam kelompok kecil di daerah sub-tidal. Range kedala-man 1 - 12 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat:

Afrika Timur - Kep. Indo-Malay dan Vanuatu, Taiwan, Australia, PNG dan Kep. Solomon. Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

202

Hemiglyphidodon plagiometopon Lagoon damselfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), Badan cok-lat gelap, bagian kepala coklat terang dengan gradasi coklat gelap di be-lakangnya. Juvenil berwarna kuning oranye di bagian perut dan coklat di punggungnya dengan banyak garis biru dan spot di muka dan bagian be-lakang.

Habitat: Biasa dijumpai di daerah laguna yang terlindung, pantai berkarang di daerah banyak alga dengan substrat karang becabang. Range kedalaman 1-20 m.

Distribusi: Pasifik barat( Thailand (Phuket), China, Philippines, Indonesia, New Guinea, Laut Timor (Ashmore Reef), Australia barat, Great Barrier Reef, New Britain dan Kep. Solomon)

Tipe pemakan: Alga

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

203

Plectroglyphidodon dicki Blackbar devil Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),

Badan coklat dengan pangkal sirip ekor dan ekor putih yang dibatasi dengan garis hitam didepannya.

Habitat: IDi daerah Karang yang se-

hat, di laguan jernih, dan lereng karang. Umumnya berasosiasi dengan Acropora dan Pocillopora. . Range kedalaman 1-15 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur -

French Polynesia, jepang - Australia.

Tipe pemakan: Detritus, zoobenthos,

alga bentik, ikan kecil

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Plectroglyphidodon lacrymatus Whitespotted devil Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),

Badan coklat dengan banyak bintik biru terang. Putih krem dari sirip ekor hingga pangkal ekor. Habitat: Didaerah laguna dan te-

rumbu karang jernih, serta daerah campuran dengan rubble dan karang mati. Range kedalaman 1-40 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah

dan Afrika Timur - Marshal dan Kep. Society, Jepang - Australia.

Tipe pemakan: Bentik alga, fito-

plankton dan bentik invertebrata.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

204

Pomacentrus burroughi Burrough's damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 8,5 cm (TL), badan berwarna coklat gelap dengan ciri khasnya spot kuning di bagian sirip lembut dorsal belakangnya.

Habitat: Daerah laguna dan terumbu karang dengan banyak rubble. Range ke-dalaman 1-16 m.

Distribusi: Western Central Pacific (Filipina, Indonesia, PNG, Kep. Solomon, dan Palau)

Tipe pemakan: Alga bentik / her-

bivora

Pomacentrus chrysurus Whitetail damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),

Badan coklat abu-abu dengan sirip ekor putih. Juvenile berwarna abu kebiruan dengan spot hitam di dor-sal. Punggung berwarna kuning dari mulut hinnga dorsal belakang. Spot berangsur menghilang saat dewasa.

Habitat: Mendiami daerah berpasir

di laguna dan pantai berkarang. Range kedalaman 0-3 m.

Distribusi: Pasifik barat (Pulau

Christmas,- Kep.Solomon, utara Kep. Ryukyu, selatan New Caledo-nia)

Tipe pemakan: Alga/ herbivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

205

Pomacentrus cuneatus Wedgespot damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),

abu-abu kecoklatan dengan spot biru di katup insang atas. Garis tipis dibagian dorsal atas. Juv ber-warna kuning dan biru diatasnya dengan spot hitam di belakang dorsal yang menghilang saat de-wasa.

Habitat: Daerah terumbu karang

dan biasa bersama jenis lain se-hingga sulit teridentifikasi. Range 1-15 m.

Distribusi: Pasifik barat

(Indonesia, Malaysia, Thailand)

Pomacentrus amboinensis Ambon damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), warna badan bervariasi, umumnya kuning cerah . Ju-

venile bagian atas badan agak kebiruan dengan spot hitam di dorsal belakang.

Habitat: Daerah laguna, karang, daerah pasir/batu di karang. Range kedalam 2-40 m.

Distribusi: Pasifik barat( Indonesia-Vanuatu, New Caledonia, Tonga)

Tipe pemakan: Alga dan zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa dan TN Komodo

Foto by Fakhrizal Setiawan

206

Pomacentrus alexanderae Alexander's damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), Abu-abu merata dengan spot hitam dipangkal sirip

dada/pectoral Habitat: Daerah laguna, karang dangkal hingga dalam.Soluter/kelompok. Range 1-60 m.

Distribusi: Pasifik barat (Indonesia-Taiwan, Kep. Ryukyu).

Tipe pemakan: Alga, remis/bernacle, copepoda, telur ikan, gastropoda kecil / omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Pomacentrus moluccensis Lemon damsel

Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), badan kuning dengan batas sirip anal berwarna hitam.

Habitat: Laguna, terumbu karang dengan banyak karang bercabang. Range 1-14 m. Distribusi: Pasifik barat (Laut Andaman - Fiji,Tonga, Kep.Ryukyu, P.Lord Howe.

Tipe pemakan: Alga dan krustacea planktonic

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

207

Pomacentrus philippinus Philippine damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm

(FL),badan biru ungu kehitaman dengan warna ekor, ujung dor-sal dan anal kuning tua. Spot hitam di pangkal sirip dada/pectoral.

Habitat: Daerah laguna, ler-

eng karang, karang drop-off. Biasa sendiri/berkelompok kecil.range kedalaman 1-12 m.

Distribusi: Indo-West Pacific

(Maldives - Rowley Shoals, New Caledonia, Tonga,Fiji, utara Kep. Ryukyu)

Tipe pemakan: Bentik alga

dan zooplankton

Neoglyphidodon melas (Juvenil) Bowtie damselfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 18 cm

(TL), juvenil badan biru terang dengan garis kuning besar dari mulut hingggasirip dorsal serta sirip perut dan anal ujungnya biru kehitaman. Dewasa hitam kebiruan. Perubahan warna ter-jadi pada ukuran 5-6 cm.

Habitat: Juv di karang berca-

bang, dewasa laguna– lereng karang. Soliter/berpasangan. Range 1-12 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik

Tipe pemakan: Bentik alga,

zoobenthos, zooplankton Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

208

209

PRIACANTHIDAE

Priacanthus hamrur Moontail bullseye Nama Umum: lkan Mata belo Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), warna merah namun kadang ada juga yang perak kemerahan dengan 15 spot hitam sepanjang gurat sisi. Mata merah besar yang menjadi ciri khasnya serta ekor cagak yang membentuk seperti bulan sabit.

Habitat: Jarang ditemukan didaerah dan-gakal di karang. Namun di aceh ditemukan dikedalaman danga-kal. Kadang ditemukan di lautan samudra. Range kedalaman 5-250 m.

Distribusi: Indo-Pasifik (Laut merah dan se-latan Afrika - French Polynesia, Jepang, Australia)

Tipe pemakan: Ikan dan zoobenthos / carnivora

Lokasi foto: TN Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

210

211

PSEUDOCHROMIDAE

Baracuda fish, Ikan baracuda

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Pseudochromis perspicillatus Southeast Asian blackstripe dottyback Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang total 12 cm (TL), terdapat 2 vari-asi satu coklat merah dan satunya putih. Keduanya punya pola garis hitam yang melengkung dari mulut hingga punggung. Varian yang merah memiliki pola titik putih kuning memanjang mengikuti pola leng-kungan garis hitam.

Habitat: Biasa ditemukan berada dipasir atau rub-ble di daerah karang, hidup soliter. Range kedalaman 3 - 27 m.

Distribusi: Indonesia, Filipina dan PNG

Tipe pemakan: Belum diketahui

212

Pseudochromis splendens Splendid dottyback Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), warna dasar badan abu-abu dengan spot kuning

yang berantai membentuk strip dibadan. Ekor kuning. Mulut kuning muda, terdapat garis hitam melewati mata. Ujung sirip dorsal dan ventral biru terang.

Habitat: Umumnya soliter namun kadang berpasangan. Ditemukan di daerah laguna

dan karang yang mengarah ke laut dan daerah curam di terumbu karang. Suka dijum-pai dekat dengan spong dan karang. Range kedalaman 5-40 m.

Distribusi: Eastern Indo-West Pasifik (timur Indonesia)

Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: Kep.Kayoa, Maluku Utara

Foto by Tasrif Kartawijaya

213

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Labricanus cyclophthalmus Fire-tail devil Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 22 cm (TL), memiliki 3 varian warna, varian ini memiliki ciri badan hijau kekuningan dengan 10 garis hijau tipis, garis kuning verti-kal , sirip dorsal, anal dan caudal merah.

Habitat: Biasa terlihat berlindung dicelah batu/ karang. Soliter tau berpasan-gan. Sudah dapat ditangkarkan. Range kedalaman 2 - 20m.

Distribusi: Indonesia, Sabah dan Filipina

Tipe pemakan: Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

214

215

SCARIDAE

Parot fish, Ikan Kakatua

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Kep.Kayoa, Maluku Utara

Foto by Tasrif Katriwijaya

Bolbometopon muricatum Green humphead parrotfish Nama Umum: Kakatua besar Ciri-ciri: Panjang max 130 cm (TL), tidak seperti ikan kakatua umumnya, jenis terbesar dari varies kakaktua, memiliki profil kepala menonjol yang berubah hijau menjadi merah muda, dan memiliki permukaan luar nodu-lar untuk paruhnya yang besar . Fase utama adalah kusam abu-abu dengan bintik-bintik putih tersebar, secara bertahap menjadi seragam hijau gelap saat dewasa.

Habitat: Juvenil ditemukan di laguna, de-wasa di luar laguna dan terumbu ke arah laut hingga kedalaman minimal 30 m. Biasanya dalam kelompok kecil. Tidur di gua-gua dan sering ditemukan di bangkai kapal di ma-lam hari

Distribusi: Indo-Pasifik (Laut merah dan Afrika timur - Samoa dan kep.Line, Kep. Yaeyama dan Wake, GBR dan New Caledonia)

Tipe pemakan: Memakan alga bentik dan alga di karang dan juga kerang-kerangan

216

Chlorurus microrhinos Steephead parrots Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 70 cm (TL), juve-nil sekitar 8 cm hitam putih den-gan beberapa garis-garis hori-zontal. Ukuran lebih besar sam-pai sekitar 20 cm seragam ge-lap, coklat kehijauan, perlahan-lahan menjadi biru sesuai usia. Garis biru memanjang di be-lakang mulut jantan dewasa dibawahnya putih kebiruan. Jenis yang jarang berwarna-cokelat kekuningan seragam. Ekor berbentuk sabit. Jantan menonjol dibagian dahinya.

Habitat: Biasa ditemukan didaerah la-guna dan terumbu karang, juve-nile umumnya soliter, dewasa biasa berkelompok. Range ke-dalaman 1-35 m.

Distribusi: Samudra Pasifik (Indonesia, Filipina,Kep. Line dan Pitcairn, Kep. Ryukyu, P. Rottnest, P. Lord howe dan P. Rapa)

Tipe pemakan: Herbivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

217

Scarus ghoban (Inisial fase) Blue-barred parrotfish Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 90 cm

(TL), Kuning-kuning oranye den-gan garis biru dibadan (4-5 garis), cagak ekor dan disekitar wajah (IP). Dewasa dasar kuning dengan bagian atasnya biru kehijauan dan sekitar mulutnya.

Habitat: Juvenil di daerah la-

guna. Dewasa, laguna, karang, atol dan daerah curam di lereng karang. Range kedalaman 3-36 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Alga di karang /

herbivora

Cetoscarus bicolor (Juvenil fase)

Bicolour parrotfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 90 cm

(TL), mengalami perubahan warna selama pertumbuhannya, juv badan putih dengan bagian kepala antara mata dan insang merah juga di ujung ekor, dorsal terdapat spot hitam dikelilingi merah. De-wasa bdan hikau dengan banyak spot pink di wajah.

Habitat: Laguna dan karang. Juv

soliter, dewasa membentuk harem. Territorial, range 1-30 m.

Distribusi: Indo-Pasifik (Laut

merah-Tuamoto, P. Izu, GBR)

Tipe pemakan: Alga bentik Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

218

Chlorurus sordidus Daisy parrotfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40

cm (TL), mengalami peruba-han warna saat pertumbu-han. Dewasa ciri khasnya di pangkal ekor yang berwarna lebih terang.

Habitat: Daerah laguna,

rubble hinga karang yang sehat. Range kedalaman 0-50 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Alga ben-

tik

Scarus niger Dusky parrotfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), ada

perbedaan warna antara Pasifik dan Hin-dia.Pasifik lebih monokromatik. Hindia cenderung fase kemerahan, juvenile dike-nali dari binti-bintik hitam kembar pada ekornya.

Habitat: Daerah kaya karang di laguna,

pantai dan lereng karang luar. Umumnya soliter, juvenile berkelompok. Range ke-dalaman 0-15 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

219

Scarus quoyi Quoy's parrotfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), badan berwarna pingk di bagian perut dan dibagian atas kehijauan. ciri utamanya adalah hijau stabilo pada bagian atas pangkal ekornya.

Habitat: Daerah kaya karang di pantai hingga lereng. Soliter atau berkelompok kecil. Range ke-dalaman 2-18 m.

Distribusi: Indo-West Pasifik (India-Vanuatu, utara Kep.Ryukyu, selatan New Caledonia, Palau di Micronesia)

Tipe pemakan: Alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

220

221

SCORPAENIDAE

Lion fish, scorpion fish / Ikan lepu

Pterois antennata Broadbarred firefish Nama Umum: Lepu ayam, 1/2 biting (perdagangan) Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), badan kemerahan dengan garis lebih gelap. Sirip

dada termodifikasi dengan tulang sirip memanjang seperti tali dengan spot biru di tiap ruasnya. Sepasang tentakel diatas mata memanjang.

Habitat: Daerah laguna dan terumbu karang. Sembunyi sepanjang siang dan aktif ma-

lam hari. Range kedalaman 2-50 m.

Distribusi: Indo-Pasifik (Afrika timur-Kep Marquesan, Jepang-Australia, Queensland)

Tipe pemakan: Krustacea / zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

222

Pterois volitans Red lionfish Nama Umum: Lepu ayam poli-tan Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),

bervariasi dalam warna umumnya disesuaikan dengan habitat. Spe-cies pantai umumnya lebih gelap, kadang hampir hitam di daerah es-tuaria. Duri dorsal sangat berbisa

Habitat: Daerah laguna, pantai

dan karang. Siang hari bersem-bunyi dari matahari dan aktif malam hari (nokturnal). Umumnya ditemu-kan sembunyi dengan posisi me-nempel terbalik .Range kedalaman 2-55 m.

Distribusi: Samudra Pasifik Tipe pemakan: Ikan kecil dan

zoobenthos / carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Pterois muricata Indian lionfish Nama Umum: Lepu ayam Ciri-ciri: Panjang max 35 cm

(TL), cokelat kemerahan dengan banyak garis gelap tipis pada tubuh dan kepala. Dewasa memiliki sebuah duri kecil di sepanjang pipi dan bintik-bintik kecil di sirip median Habitat: Daerah laguna, pantai

keruh dan karang. Range kedala-man 2-50 m.

Distribusi: Samudra Hindia

( Laut merah, laut Andaman - Su-matra) Tipe pemakan: Carnivora

223

Scorpaenopsis oxycephala Tassled scorpionfish Nama Umum: Lepu Batu Ciri-ciri: Panjang max 36 cm (TL), Mulut yang agak panjang berwarna lebih cerah dari badannya. Terdapat kulit dibawah mulutnya seperti jenggot berwarna oranye kemerahan. Memiliki banyak variasi warna dan pola. Duri dorsal beracun.

Habitat: Habitat daerah karang yang jernih serta habitat campuran karang dan batu. Bentuk serta warnanya sangat mendukung dalam penyamaran untuk menyergap mangsanya.

Distribusi: Indo-west Pasifik (laut merah, Afrika selatan - Kep.Mariana, utara Taiwan, Palau dan Guam (Micronesia))

Tipe pemakan: Ikan kecil dan invertebrate bentik / Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

224

Scorpaenopsis macrochir Flasher scorpionfish Nama Umum: lepu tembaga Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), garis lebih coklat di permukaan sirip dada bagian dalam; mata relatif besar; moncong yang relatif pendek; punuk di punggung kurang jelas terlihat.Tidak ada bercak hitam hampir sama besar dengan mata di permukaan bagian dalam sirip dada. Tanda segitiga hitam sempit di dalam mulut di depan rahang atas gigi belakang. Tulang hidung tunggal. Duri dorsal dapat menyuntikkan bias/racun yang bersumber dari kelenjar di bawah duri dorsalnya.

Habitat: Biasa dijumpai di daerah campu-ran pasir dan rubble di rataan te-rumbu dan laguna dangkal. Bi-asanya mengubur diri dalam sub-strat pasir atau berkamuflase di rubble untuk menjebak mangsa. Range kedalaman 1-75 m.

Distribusi: Samudra Pasifik (Australia, Indo-nesia, Filipina - Kep. Marquesan dan Society, selatan Rowley shoals, Tongan dan Micronesia)

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Yudi Herdiana

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

225

226

SERRANIDAE

Anthias, Grouper fish, Ikan kerapu

Pseudanthias squamipinnis (Sub family Anthiniae) Scalefin Anthias Nama Umum: lkan Antias Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), terdapat beberapa variasi warna baik jantan mau-

pun betina. Jantan merah kekuningan dan hijau dengan sirip merah dengan spot ungu, betinaoranye dengan garis kuning dan ungu memanjang dari belakang mata hingga katup insang dekat sirip. Habitat: Biasa ditemukan diatas koloni karang di daerah laguna dan lereng karang.

Berkelompok dalam jumlah yang banyak, protogynous hermaprodit. Pejantan sangat territorial dan memiliki harem. Range kedalaman 2-20 m.

Distribusi: Indo-West Pasifik ( Laut merah dan natal, Afrika selatan - Niue, utara

Jepang, Selatan Australia)

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh dan Komodo

Foto by Fakhrizal Setiawan

227

Anyperodon leucogramicus Slender grouper Nama Umum: Kerapu sunu Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), juvenile memiliki warna biru dengan garis oranye

kemerahan dan 10-12 spot hitam di ekornya. Dewasa badan abu kehijaun denngan spot merah tersebar di badan. Sirip ekor dabelakang dorsal kuning.

Habitat: Daerah kaya karang dan jernih di laguna dan terumbu karang. Range kedala-

man 1-60 m.

Distribusi: Indo-Pasifik ( Laut merah-Mozambik, timur Kep. Phoenix, Utara Jepang,

selatan Australia. Kemungkinan pulau-pulau di Samudra Hindia)

Tipe pemakan: Ikan dan krustacea / carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

228

Cephalopholis argus Peacock hind Nama Umum: kerapu Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), badan coklat dengan 5-6 garis coklat redup. Spot

biru terang di seluruh badan, sirip ekor, dada perut dan ujung anal dan dorsal biru ge-lap dengan spot biru terang. Habitat: Biasa dijumpai di berbagai variasi habitat terumbu karang. Juvenile lebih

menyukai perairan dangkal dan terlindung dengan bersembunyi di karang. Range ke-dalaman 1-40 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Durban, Afsel - French Polynesia dan

Kep.Pitcairn, Kep.Ryukyu dan Kep .Ogasawara, Australia dan P.Lord Howe.

Tipe pemakan: Carnivore ( ikan, udang, kepiting, cacing).

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

229

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Rian Prasetia

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Cephalopholis boenak Chocolate hind Nama Umum: Kerapu karet Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL), coklat kehijauan dengan 7-8 garis verti-kal samar-samar di badan. Sirip coklat dengan ujung di sirip dor-sal, anal dan pojok caudal hitam dengan ujung kebiruan.

Habitat: Umumnya di daerah pesisir. Di habitat rubble, karang yang agak keruh. Sering terlihat soliter dan berpasangan saat memijah. Diandric protogenynous her-maphrodite. Range kedalaman 1- 64 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Kenya - sela-tan Mozambique Aldabra, Comoro, Madagascar, Laut An-daman, Indonesia, Palau.

Tipe pemakan: Carnivora (ikan , dan bentik krus-tacea)

230

Cephalopholis cyanostigma Bluespotted hind Nama Umum: l Ciri-ciri: panjang max 40 cm (TL), Juvenil coklat gelap dengan sirip dorsal, anal, dada

dan ekor kuning terang. Ukuran 9 cm , mulai muncul spot biru di badan dan kuning berkurang. Dewasa coklat kemerahan ditutupi spot biru, badan terdapat garis coklat samar 4-5 baris.

Habitat: daerah karang dangkal yang terlindung, padang lamun, dan karah yang se-

hat. Range kedalaman 1-50 m.

Distribusi: Pasifik Barat: Filipina - Australia, Palau, New Britain dan Kep. Solomon. Tipe pemakan: Carnivora (bentik krustacea dan ikan)

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

231

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

Cromileptes altivelis Humpback grouper Nama Umum: Kerapu bebek Ciri-ciri: Panjang max 70 cm (TL), mu-dah dikenali dari bentuk kepala yang kecil mengkerucut, badan putih krem kehijaun dengan spot hitam kecoklatan menyebar di seluruh badan hingga ke sirip-siripnya.

Habitat: Umumnya mendiami laguna dan karangterumbu ke arah laut serta daerah keruh. Juga dite-mukan di sekitar terumbu karang dan di kolam pasang surut. Pertumbuhan sangat lam-bat. Distribusi: Pasifik Barat: Selatan Jepang - Palau, Guam, New Caledonia dan selatan Queensland di Aus-tralia. Timur Samudra Hindia: Kep. Nicobar - Broome di barat Australia.

Tipe pemakan: Ikan kecil (Carnivora) dan krus-tacea

232

Cephalopholis miniata Coral hind Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), badan oranye kemerahan - merah ge-lap dengan bintik biru terang di badan serta sirip kecuali sisip dada. Juvenil kuning dengan spot biru samar. Saat remaja memiliki garis yang mirip den-gan C. sexmaculata dan dibeda-kan dari spot dimulutnya yang beralur biru. Habitat: Biasa di temukan di daerah karang pesisir, dinding karang yang banyak terdapat goa, dan daerah jernih di karang. Mem-bentuk harem dengan 2-12 bet-ina. Range kedalaman 6 - 150 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah - Dur-ban dan Kep. Line, termasuk pulau-pulau di Samudra Hindia dan barat-timur Pasifik

Tipe pemakan: Carnivora (bentik krustacea dan ikan)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

233

Lokasi foto: TN. Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Cephalopholis spiloparaea Strawberry hind Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL), badan oranye kemerahan, kadang ter-lihat banyak bercak kemerahan dibadan, Ciri khasnya terdapat garis biru melingkar mengikuti kontur ekor diujung sirip ekor. Kadang salah identifikasi den-gan Cephalopholis aurantia.(atau sebagai Cephalopholis analis, a junior synonym of Cephalopholis aurantia)

Habitat: Biasa dijumpai di perairan karang agak dalam, soliter. Range kedalaman 6 - 108 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Pinda, Mozam-bique (15°S) - French Polynesia dan Kep. Pitcairn, Kep.Ryukyu - GBR Australia.

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

234

Epinephelus coeruleopunctatus Whitespotted grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 76 cm (TL), Badan coklat gelap dengan spot dan bercak putih

yang banyak di badan. Sirip ekor dipangkal berwarna putih dan bagian belakangnya hitam gelap. Kadang sangat mirip dengan 3 spot putih lainnya: Epinephelus ongus, Epi-nephelus summana, dan Epinephelus corallicola.

Habitat: Habitat di daerah berbatu atau karang yang subur di laguna atau di lereng

karang. Biasa juga dijumpai di celah dan goa karang. Juvenil di daerah pasang surut. Range kedalaman 2– 65 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Timur London, Afrika Selatan - Fiji

Tipe pemakan: Carnivora (ikan dan bentik krustacea)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

235

Epinephelus fasciatus Blacktip grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), warna bervariasi dali putih krem hingga kecoklatan,

umumnya memiliki 5-6 garis agak gelap vertikal di badan. Warna lebih gelap di bagian kepala namun kadang bergaris-garis. Terdapat spot hitam di sirip dorsal.

Habitat: Umumnya didaerah lereng karang dengan kedalaman lebih dari 15 m, juga

didaerah teluk yang tertutup dan laguna yang dangkal. Range kedalaman 4-160 m.

Distribusi:Indo-Pasifik: Laut Merah - Afrika Selatan hingga laut Arafura, Jepang, Ko-

rea, Selatan Queensland (Australia) dan P.Lord Howe. Tipe pemakan: Zoobenthos(moluska, echinodermata, bentik krustacea) dan ikan.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

236

Epinephelus mera Honeycomb grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 32 cm (TL) warna dasar kuning dengan spot polygonal warna

coklat. Bentuk kepala yang agak meruncing dengan spot lebih kecil di banding badan.

Habitat: Biasa ditemukan di daerah laguna dangkal dan karang yang semi tertutup. mon

in shallow lagoon and semi-protected seaward reefs. Juvenil umumnya terlihat di sela-sela acropora bercabang. Range kedlaman 1 - 50 m. Distribusi:Indo-Pasifik: Afrika Selatan - French Polynesia Tipe pemakan: Carnivora (ikan dan bentik krustacea)

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

237

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Epinephelus ongus White-streaked grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), badan coklat dengan banyak spot putih halus dikepala, sirip dan badan. Bercak putih besar muncul saat dewasa. Juvenil spot putih lebih besar mrip polkadot dengan badan lebih gelap.

Habitat: Di daerah pantai dan laguna juga lereng karang deimana banyak celah dan goa karang. Range kedlaman 5 - 25 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Afrika Timur - Kep.Ryukyu, Kep. Marshal, Fiji, New Caledonia, dan utara Australia.

Tipe pemakan: Carnivora ( ikan, dan bentik krustacea )

238

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Epinephelus quoyanus Longfin grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), badan putih dengan polygon coklat yang lebih rapat. Ka-dang salah identifikasi den-gan Epinephelus macrospilos atau Epinephelus hexagona-tus.

Habitat: Didaerah karang yang agak keruh, mulai dari laguna hingga lereng karang. Range kedalaman 1– 50 m.

Distribusi: Pasifik Barat: Jepang - Aus-tralia, Laut Andaman.

Tipe pemakan: Carnivora (ikan , cacing dan bentik krustacea)

239

240

SIGANIDAE

Rabit fish, Ikan beronang, semadar,

Siganus guttatus Goldlined spinefoot Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 42 cm (TL), badan abu-abu kusam dengan spot oranye keema-

san menyebar di badan, spot kuning besar di bawah pangkal sirip halus dorsal. Kepala dengan garis dan spot oranye, duri dorsal beracun.

Habitat: Di habitat pantai yang agak keruh didekat mangrove, lamun dan karang

dangkal. Toleran terhadap salinitas rendah. Berpasangan maupun dalam kelompok kecil. Jenis ini dilaporkan aktif di malam hari. Range kedalaman 1– 25 m.

Distribusi: Samudra Hindia Timur dan Pasifik Barat: Laut Andaman, Thailand, Malay-

sia, Singapura, Indonesia,Viet Nam, Ryukyus, China, Taiwan, Laut China Selatan, Filipina dan Palau.

Tipe pemakan: Zooplankton dan bentik alga

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

241

Siganus virgatus Barhead spinefoot Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL), kuning di bagian tubuh atas hingga ekor, dan sisa

lainnya keabuan, dua garis coklat diagonal di bagian depan. Badan atas dengan spot biru dan garis biru di bagian kepala atas. Duri dorsal beracun.

Habitat: Di daerah perairan dangkal, mulai dari daerah berpasir dengan spot-spot

karang maupun yang tutupannya rapat. Toleran terhadap kekeruhan, Juvenil bisanya di daerah mangrove dan pindah ke daerah karang saat dewasa. Bias dalam kelompok kecil. Range kedalaman 1 - 12 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Selatan India, Sri Lanka, Kep. Andaman, Thailand, Pan-

tai selatan dan timur China, Taiwan, Ryukyu, Filipina, Malaysia, Singapore, Indonesia dan daerah utara Australia. Tipe pemakan:Zooplankton dan alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

242

Siganus puellus Masked spinefoot Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL), badan kuning keoranyean dan sedikit keperakan di

bagian perut. Terdapat garis kehitaman diagonal melewati mata. Terdapat bagian kehita-man di katup insang, sirip berwarna kuning. Duri dorsal tajam dan beracun. Terdapat alur garis keperakan di badan. Habitat: Didaerah kaya karang di laguna, karang dangkal hingga lereng karang. Sering

terlihat berpasangan dan schooling. Duri dorsal tajam dan beracun. Range kedalaman 3 - 12 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Kep. Cocos-Keling dan Laut China Selatan hingga Kep.

Gilbert, Utara Kep. Ryukyu Jepang, GBR Australia dan New Caledonia.

Tipe pemakan: Juvenil (alga berfilamen) dan dewasa (alga, tunikata dan spong)

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

243

Siganus vulpinus Foxface Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), Badan, sirip dorsal, anal dan caudal kuning. Kepala

putih dengan garis coklat gelap tebal dari mulut hingga ujung dorsal, bagian bawah in-sang hingga perut depan terdapat tanda coklat gelap, duri dorsal beracun. Mirip dengan S. unimaculatus yang membedakannya spot hitam dibadannya.

Habitat: Biasa ditemukan di daerah kaya karang di laguna dan lereng karang. Soliter

atau berpasangan. Juvenile dan semi dewasa biasa dijumpai dalam schooling di karang Acropora dimana memakan alga yang tumbuh didasar karang yang mati. Duri dorsal beracun, Range kedalaman 0-30 m.

Distribusi: Pasifik Barat: Barat Filipina, Indonesia, Papua New Guinea, Great Barrier

Reef, Vanuatu, New Caledonia, Kep. Caroline, Kep. Marshall dan Tonga.

Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

244

Siganus magnificus Magnificent rabbitfish Nama Umum: l Ciri-ciri: panjang max 24 cm (TL), Kepala putih dengan garis hitam tebal dari mulut

hingga ujung sirip dorsal. Badan atas gelap dan tergradasi keabu-abuan dibagian bawahnya. Sirip ekor, ujung anal dan pectoral kuning, ujung sirip dorsal kemerahan-

Habitat: Didaerah terumbu karang. Dewasa bias ditemukan berpasangan, juvenile

biasa bersembunyi di sela karang. Range kedalaman 3 - 30 m.

Distribusi: Timur Samudra Hindia: Thailand termasuk Kep. Similian hingga Jawa di

Indonesia.

Tipe pemakan:Zooplankton dan alga bentik

Lokasi foto: Kep. Banyak, Aceh

Foto by Tasrif Kartawijaya

245

246

SPHYRAENIDAE

Baracuda fish, Ikan baracuda

Sphyraena flavicauda Yellowtail barracuda Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), badan silinder panjang dengan mulut runcing. Dua

garis coklat atau coklat kekuningan memanjang. Sirip ekor kuning.

Habitat: Habita di daerah laguna dan lereng karang terbuka, kadang juga ditemukan di

teluk dalam schooling . Range kedalaman 2 - 25 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: laut Merah - Samoa, Kep. Ryukyu, GBR Australia.

Tipe pemakan: Zooplankton, zoobenthos(bentik krustacea) dan ikan kecil.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

247

248

SOLENOSTOMIDAE

Ghost pipe fish

Solenostomus paradoxus Ornate Ghost Pipefish/Harlequin ghost pipefish Nama Umum: Tangkur kuda palsu Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Post-pelagis hampir sepenuhnya transparan dan

lebih langsing dibandingkan dengan mereka yang berada pada fase bentik. Bervariasi dalam warna dari hitam menjadi merah dan kuning, biasanya dalam suatu campuran garis dan bintik-bintik. Sirip ekor bulat atau berbentuk pisau bedah.

Habitat: Biasanya berada di sepanjang tepi terumbu karang. Kadang ditemukan spe-

soliter atau berpasangan, di antara cabang gorgonian atau crinoids. Betina membawa telur di sirip perut mereka yang dimodifikasi membentuk kantong.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah dan Timur Afrika - Fiji, Jepang, Australia,

New Caledonia dan Tonga.

Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea)

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

249

250

SYNGNATHIDAE

Pipefishes, Ikan Tangkur Kuda

Dunckerocampus dactyliophorus Ringed pipefish Nama Umum: Tangkur kuda buntut merah Ciri-ciri: Panjang max 19 cm (TL), Badan putih belang-belang dengan coklat kemerahan

hingga mulut. Ekor merah dengan batas luar putih serta spot putih ditengahnya.

Habitat: Di daerah pasang surut, laguna, dan lereng karang. Biasa dijumpai di goa dan

celah karang. Ovovivipar, Jantan membawa telur dalam kantung di bawah ekornya. Range kedalaman 5 - 56 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur hingga Samoa, jepang, Australia.

Tipe pemakan: Zooplankton (telur/larva), zoobenthos (bentik krustacea)

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

251

Corythoichthys haematopterus Messmate pipefish Nama Umum: Tangkur kuda asli Ciri-ciri: Panjang max 19.8 cm (SL), badan putih krem dengan serentetan pola di badan, ciri uta-manya adalah sirip ekor umumnya berwarna pink kemerahan.

Habitat: Didaerah dangkal yang terlindung dengan substrat pasir dan rubble, biasa juga di daerah agak keruh, ovovipipar, pejantan membawa telur yang disimpan dalam kantung di dekat ekor. Dewasa umumnya sendiri atau berpasangan. Range kedalaman 0-21 cm.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Vanuatu dan Jepang.

Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea) dan zooplankton (larva dan telur ikan)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

252

253

SYNODONTHIDAE

Lizardfishes, Ikan Tokek

Synodus variegatus Variegated lizardfish Nama Umum: lkan tokek Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), dewasa bervariasi dari abu-abu hingga kecoklatan.,

pola dengan sekitar 6 spot kecoklatan di sisi badan.

Habitat: Didaerah laguna dan lereng karang. Kadang di temukan di daerah brpasir, bi-

asa dijumpai bertengger diatas karang dan di atas pasir. Soliter atau berpasangan. Range kedalaman 3 - 121 cm.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Hawai, Line, Marquesan dan

Kep. Ducie, Kep.Ryukyu, Lord Howe, Kermadec dan P. Rapa serta New Zealand.

Tipe pemakan: Carnivora (ikan kecil).

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

254

Saurida nebulosa Clouded lizardfish Nama Umum: lkan tokek Ciri-ciri: Panjang max 16,5 cm (TL). Saurida berbeda dengan lizardfishes lainnya dari

baris gigi yang keluar bibir. Species ini dicirikan dari bercak hitam besar di bawah sirip punggung.

Habitat: Mendiami dasar pasir, lumpur, batu dan habitat garden eel. Ditemukan di

perairan pantai seperti di mangrove, lamun an kadang di muara sungai. Piscivorus, range kedalaman 0 - 6 m

Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius - Kep. Society, Hawai, Sydney, New South Wales

Australia.

Tipe pemakan: Carnivora (ikan kecil).

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

255

256

TETRAODONTIDAE

Puffers Fish, Ikan buntal

Arothron nigropunctatus Blackspotted puffer Nama Umum: Buntal monyet Ciri-ciri: Panjang max 33 cm

(TL), warna bervariasi namun ciri utamanya mulut berwarna hitam.

Habitat: Di daerah terumbu

karang. Dewasa sendiri atau berpasangan. Kedalaman 3-25 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika

Timur - Micronesia dan Samoa, Jepang - Australia. Digantikan A. diadematus di Laut Merah. Tipe pemakan: Zoobenthos

(bentik krustacea, moluska, sponge, tunikata, cnidarians/karang keras) dan bentik alga

Lokasi foto: TN Komodo dan TN Bunaken

Foto by Fakhrizal Setiawan

257

Arothron mappa Map puffer Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), saat blom sampai usia dewasa badan di penuhi

dengan spot putih yang menyebar merata di badan dengan perut berwarna putih. Saat dewasa spot itu memanjang membentuk alur tak beraturan dengan perut kekuningan. ciri khasnya adalah alur garis hitam radial melingkari mata.

Habitat: Biasa dijumpai di daerah laguna dan terumbu karang tepi hingga lereng

karang. Dewasa bisanya di daerah drop off, soliter. Range kedalaman 4 - 30 m.

Distribusi: Indo - Pasifik: Afrika Timur - Afrika Selatan, Samoa, Kep. Ryukyu dan

Laut barat Jepang, selatan New Caledonia dan Queensland, Australia.

Tipe pemakan: Bentik alga dan zoobenthos (sponge,tunikata,bentik invertebrata).

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

258

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Arothron stellatus Stellate puffer Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 120 cm (TL), badan abu-abu kusam dengan diselimuti spot hitam kecil mer-ata di badan. Terdapat pola hi-tam di sekitar sirip pectoral. Ju-venil memiliki garis-garis gelap di perut yang menjadi spot saat dewasa.

Habitat: Didaerah laguna dan lereng karang yang jernih. Juvenile bi-asa di daerah pantai berpasir dan karang dangkal di daerah agak keruh dan estuaria. Ka-dang bersembunyi di goa-goa karang. Range kedalaman 3 - 58 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Kep. Tuamoto, Jepang, selatan P. Lord Howe,. Atlantik tenggara: pantai selatan Afrika Selatan.

Tipe pemakan: Zoobenthos

259

Diodon liturosus Black-blotched porcupinefish Nama Umum: Buntal Durian Ciri-ciri: PAnjang max 65 cm (TL), badan coklat dengan duri siseluruh badan, pola cok-lat kehitaman di mata, punggung / badan dengan batas putih menjadi ciri khasnya D. liturosus dibedakan dari D. hystrix dari duri pendek dan warna. Habitat: Di daerah batas karang dan lereng karang. Bersembunyi di bawah dan goa

karang siang hari. Juvenile bias di daerah laguna dan estuaria. Range kedalaman 1 - 90 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Society Islands, Jepang, NSW Australia. Atlantik

tenggara: Pantai tenggara Afrika Selatan. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

260

Diodon hystrix Spot-fin porcupinefish Nama Umum: Buntal Durian Ciri-ciri: Panjang max 91 cm (TL), badan kuning kecoklatan hingga coklat, spot hitam

kecil menyebar di badan, kepala dan sirip. Badan ditutupi duri yang tersebar merata. Gigi menyatu di tiap rahang.

Habitat: Di daerah laguna dan terumbu karang terbuka. Umumnya ditemukan di celah

dan goa karang. Juvenil hingga ukuran 20 cm pelagis. Dewasa tinggal di dasar , soliter dan aktif di malam hari.range kedalaman 1 - 50 m.

Distribusi: Lautan tropis: Pasifik Timur: San Diego, California, USA - Chili dan Kep.

Galapagos. Atlantik Barat: Bermuda, Massachusetts (USA), dan utara teluk Meksiko - Brazil. Atlantik Timu: 30°N to 23°S . Samudra Hindia Barat: Laut Merah - Madagaskar, Reunion dan Mauritius. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea, bentik invertebrata, moluska) dan ikan.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

261

Chantigaster valentini Valentin's sharpnose puffer Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),

Badan putih dengan spot abu-abu ter-ang. Terdapat 4 pola hitam di pung-gung hingga badan, 2 pola tersebut ditengah memanjang hingga perut bawah. Mimic dengan filefish Paraluteres prionurus.

Habitat: Ditemukan di puncak karang

dan batu di daerah laguna dan karang pantai. Jantan territorial, memiliki harem. Jantan kawin dengan beberapa betina. Range kedalaman 1 - 55 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: laut Merah -

Afrika Selatan, Kep.Tuamoto, Jepang, P.Lord Howe. Tipe pemakan: Alga bentik dan zoo-

Canthigaster papua Papuan toby Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),

coklat kemerahan, spot menyebar dibadan dan spot hitam disirip dor-sal. (ini yg membedakan dengan C.compressa) Habitat: Di daerah pantai - batas

karang luar mulai yang keruh hingga jernih. Dewasa biasa berpasangan di daerah lereng karang, juvenile bio-asa di daerah dangkal. Range ke-dalaman 1 - 50 m Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Mal-

dives-PNG, Filipina-Palau, GBR dan New Caledonia.

Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

262

263

ZANCLIDAE

Morish idol fish,

Zanclus cornutus Moorish idol Nama Umum: lkan moris Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL), badan pipih dengan 3 garis hitam di ekor, dorsal be-

lakang hingga anal dan dorsal depan hingga sirip ventral. Dan bagian kuning lebar di di-antara garis hitam tengah. Moncong mulut terdapat segitiga kuning debngan batas hitam. Sirip dorsal memanjang seperti antenna.

Habitat: Di daerah keruh dekat laguna, reef flats, lereng karang. Bisanya dewasa ber-

pasangan atau kelompok kecil, metamorphosis dari post larva ke juvenil saat ukuran 7,5 cm. Range kedalaman 3 - 182 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur –Rapa dan Kep.Ducie, Jepang, Kep. Hawai, Sela-

tan P. Lord Howe. Pasifik Timur: selatan Teluk California – Peru. Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge dan tunikata) dan bentik alga.

Lokasi foto: TN Bunaken, Sulawesi Utara

Foto by Fakhrizal Setiawan

264

265

Invertebrata Bentik Non karang

Selain ikan terdapat penghuni terumbu karang yang jumlahnya sangat melimpah meliputi 9 phylum. Dialah invertebrata yang memberikan sumbangsih secara ekologi serta ekonomi di terumbu karang. Namun karena keterbatasan stok foto tidak semua jenis dapat dimasukkan kedalam buku ini. Penulis juga akan memasukkan metode monitoring khusus biota bentik namun hanya beberapa jenis invertebrata yang di sur-vey karena apabila jumlahnya melimpah dapat mempengaruhi dan menimbulkan ma-salah keseimbangan ekologi di kawasan terumbu karang tempat biota tersebut tinggal.

1. Metode Belt Transect

Instansi yang menggunakan metode ini: Reef Check; Australian Institute of Marine Science Long-term Monitoring Program (AIMS LTMP); Various Pacific monitoring programs (Lincoln-Smith transect); Reef Check MAQTRAC Program. WCS Indonesian Marine program

Deskripsi metode: Melibatkan 2 pengamat berenang di sepanjang sabuk transek dan menghitung target spesies invertebrate serta informasi khusus pada terumbu karang, seperti kesehatan karang atau kerusakan fisik. Informasi yang diperoleh: Kelimpahan relatif makro-invertebrata serta ukuran kerusakan fisik dan kesehatan karang. Sebuah survei tunggal menyediakan informasi awal tentang status invertebrata makro dan dampak pada skala regional/ global. Untuk mencapai presisi yang lebih baik untuk mendeteksi perubahan lokal, peneliti dapat membuat ulangan lebih banyak dan meningkatkan frekuensi monitoring (misalnya 4 x per tahun). Peralatan yang diperlukan:

Roll meter (100 m). Tali 5 m atau pipa PVC untuk membantu memperkirakan lebar sabuk lebar.

Personel lapangan:

2 pengamat (penyelam scuba atau snorkel; 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan.

266

Personel di kantor: Pengamat harus memasukkan data ke dalam spreadsheet Excel segera setelah menye-lam . Hasil juga harus pengolahan diinterpretsikan dan dibuat laporannya. Prosedur Umum:

Bentangkan roll meter sejajar kontur karang/ garis pantai sepanjang 100 m Biasanya monitoring invertebrate berbarengan dengan monitoring karang Setelah selesai memasang rollmeter, langsung mencatat invertebrate kunci sepan-jang 4 x 20 m transek dengan jeda 5 m tiap transek (Jumlah dan jenisnya) Informasi tambahan catat pula kesehatan karang dan adanya kerusakan karang aki-bat invertebrate sepanjang 5 m transek sabuk (2,5 m kiri dan kanan). Masing-masing pengamat survei setengah dari sabuk (2,5 m lebar); 2 pilihan untuk ketepatan lebar sabuk :

1. Pengamat membawa pipa panjang PVC 2,5 m ; 2. Berbaring trus ukur mulai dr ujung kepala hingga ujung fin sekitar 2 - 2,5 m untuk memperkirakan lebar sabuk; Keuntungan:

Biaya lebih minim, terutama bila menggunakan penyelam volunteer; Pelatihan identifikasi dan meningkatkan kesadaran terhadap terumbu karang pada saat yang sama; Menyediakan informasi global secara cepat tentang kesehatan terumbu karang; Pengulangan monitoring dapat dilakukan sebagai program monitoring oleh masyarakat.

Keterbatasan:

Survei idealnya melakukan pengulangan sampai 3 kali per site dan sampai 4 kali per tahun untuk data yang bkomprehensifuntuk melihat perbandingan lokal. Hal ini akan menambah biaya.

Pelatihan yang dibutuhkan: Penyelam rekreasi bisa belajar metode ini dalam satu hari. CP: [email protected] Referensi: www.reefcheck.org / metode / instructions.asp

267

2. AIMS LTMP method Deskripsi metode: Ini adalah metode transek sabuk selebar 2 m dimana penyelam meneliti penyakit karang , bekas pemangsaan, predator dan pemutihan karang. Informasi yang diperoleh: Informasi yangjumlah terbuat dari sebagai berikut:

COT (bintang laut berduri) (jumlah total COT dalam 3 ukuran kelas ) dan luasan bekas makannya Drupella dan luasan bekas makannya Bekas luasan terkena White syndrome desease Bekas luasan terkena Black band desease Insiden bekas penyakit lain dan bekas luka/penyakit yang tidak diketahui; Estimasi persentase tutupan karang yang mengalami bleaching/pemutihan pada transek tersebut.

Prosedur Umum: Transek tetap

Survei ini mengikuti sensus ikan sepanjang transek 5 x 50 m (AIMS fish LTMP sen-sus visual). Sepasang pengamat video menyelam di transek dan berenang sepanjang transek masing-masing mengcover sebuah sabuk 2 m untuk mortalitas karang, penyakit, COTs dan Drupella. Foto-foto diambil untuk identifikasi penyakit lebih jelasnya.

Peralatan:

Rollmeter transek 50 m; kamera digital dalam air jika memungkinkan

Personel lapangan: 1 Observer berpengalaman dengan metode ini ditambah seorang buddy (penyelam); 1 pengemudi perahu / pengamat menonton.

Personel di kantor: Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

268

Keuntungan: Cepat dan mudah melakukan penilaian makro-invertebrata dan indikator kese-hatan karang; Dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan transek garis (LIT) sehingga buddy tidak banyak

Keterbatasan: Pengamat harus mampu mencari dengan cepat penyakit, drupela, COTs, dan mortali-tas karang karena akan terganggu dengan penyelam lain yang mengambil data lain se-cara besrsama-sama (AIMS LTMP video transek ). Pelatihan yang dibutuhkan: Identifi kation spesies target dan indikator kesehatan karang CP: Hugh Sweatman, h.sweatman @ aims.gov.au Referensi: Bass dan Miller (1998); www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/mon-sop1/mon-sop1-11.html

269

3. Lincoln-Smith transect Deskripsi metode: Metode ini banyak digunakan di daerah pasifik untuk menentukan kelimpahan makro-invertebrata yang dipanen untuk makanan. Informasi yang diperoleh: Estimasi Kelimpahan spesies invertebrata misalnya kima raksasa, teripang, kerang mutiara, kerang-kerangan untuk memberikan perbandingan terhadap kelimpahan spesies yang dipanen. Peralatan yang diperlukan:

Rollmeter 50 m Tali penanda lebar 2 m

Personel di lapangan:

2 pengamat terlatih (1 untuk meletakkan transek dan 1 untuk menghitung); 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan menonton.

Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum:

Bentangkantransek sepanjang 6 x 50 m di dua kedalaman, dangkal di area reef flat sekitar 0,5—3,5 m dan dalam di daerah reef slope sekitar 15-22 m; Merekam lebih baik sejajar arus sehingga survei lebih mudah untuk dilakukan.

Untuk habitat dangkal 1. Hitung dan estimasi panjang invertebrata sepanjang sabuk 2 m, yang diukur den-

gan menggunakan tali 2m. 2. Teripang laut diukur dari mulut ke anus, 3. Kima diukur panjang cangkangnya 4. Trochus/kerang diukur di titik terlebar dari dasar kerang 5. Kerang mutiara dari ujung hingga bagian engselnyal; 6. Ulangan ditempatkan terpisah 10-15 m Untuk habitat dalam 1. Transek diletakkan di sepanjang hamparan karang, rubble dan area pasir. 2. Teripang laut dan jenis kerang-kerangan dihitung dan diukur sepanjang 50 m dan

lebar 5 m transek sabuk.

270

Keuntungan: Mudah dilakukan; Kedalaman dan lebar transek memeperlihatkan kesukaan habitat dari invertebrate yang berbeda termasuk ukuran dan kelimpahannya.

Keterbatasan: Penyelam yang berpengalaman harus dilibatkan karena pemasangan transek dalam. Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi invertebrata target dan cara pengukurannya. Referensi: Lincoln-Smith et al. (2001); www.gbrmpa.gov.au/corp_site/info_services/publications/research_publications/rp69/

271

4. MAQTRAC method Program yang menggunakan metode ini: Reef Check’s MAQTRAC program Deskripsi metode: Metode ini melibatkan dua orang pengamat berenang sepanjang transek sabuk dan menghitung dan mengukur target spesies invertebrata serta mencatat dampaknya ter-hadap terumbu karang, seperti kesehatan karang atau kerusakan fisik. Informasi yang diperoleh: jumlah dan ukuran invertebrate target Peralatan yang diperlukan: Kertas bawah air, penggaris dan papan mika Personel di lapangan:

2 pengamat terlatih dalam metode ini, seorang pengamat dapat melakukan survei karang (Reef Check PIT), sementara yang lainnya melakukan survei invertebrata; 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan

Personel di kantor: Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum:

Sebuah studi pendahuluan harus dilakukan untuk menentukan jumlah ulangan diperlukan untuk presisi/ketepatan yang mencukupi Survei yang dilakukan di sepanjang transek sabuk sama dengan transek MAQTRAC ikan (5 m lebar); Hitung semua spesies invertebrate target dan spesies karang; Hitung estimasi panjang untuk semua jenis individu, ini mencakup pengukuran bagian panjang terpanjang, biota yang memiliki bentuk simetris radial diukur tegak lurus. Pengukuran tambahan harus dibuat untuk pengukuran koloni karang; Catat estimasi secara kualitatif persentase koloni karang yang mati; Identifikasi dan ukur bekas luka diagonal panjang terpanjang dari karang tersebut. Beri kategori bekas luka dikarang dengan kriteria sebagai berikut:

1. '1 'untuk kategori bekas scars/luka baru di karang tanpa ada tanda pertumbuhan baru;

2. '2 'untuk kategori bekas scars/luka yang telah ditutupi oleh alga dan / atau inverte-brata Sessile;

3. '3 'untuk kategori bekas scars/luka sebelumnya diketahui sebagai bekas luka yang hampir tertutup dan sulit untuk membedakan bekasnya dari sekitar.

272

Keuntungan: Penilaian hasil yang didapat lebih detail dan terperinci untuk mengetahui dampak perdagangan ikan hias jika ulangan untuk monitoring cukup.

Keterbatasan:

Banyak memakan waktu Mungkin membutuhkan banyak replikasi bagi spesies langka atau komunitas yang kompleks Membutuhkan tingkat keahlian identifikasi yang mencukupi

Pelatihan yang dibutuhkan: Pelatihan identifikasi tingkat lanjut CP: [email protected]

5. DIADEMA BELT TRANSECT/ Transek Sabuk un-tuk Bulu Babi Instansi yang menggunakan metode ini:

Atlantic and Gulf Rapid Reef Assessment (AGRRA); Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP).

Deskripsi metode: Metode ini melibatkan dipakai awalnya untuk menghitung kelimpahan dan mengukur panjang Diadema antillarum sepanjang transek sabuk namun metode ini dapat digunakan untuk biota lainnya. Disarankan untuk survei ini dilakukan di lokasi yang sama dengan survei komunitas bentik (karang,dll). Informasi yang diperoleh:

Kelimpahan Bulu babi Kepadatan biota Struktur ukuran panjang

Peralatan yang diperlukan:

1 m pipa PVC atau transek/rollmeter yang ditandai tiap 10 cm Personel di lapangan:

2 pengamat (penyelam) 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan

273

Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Beberapa metode yang termasuk jenis ini antara lain:

Contoh 1. AGRRA method Prosedur Umum:

Transek sabuk ini dilakukan bersamaan dengan survey AGRRA karang, alga dan survei Diadema Gunakan alat pengukur 1 m untuk skala, berenang dengan sapuan 1 m disepanjang transek sabuk masing-masing 6 x 10 m . Catat bulu babi dalam 0,5 m di kedua sisi sapuan.

Contoh 2. basic CARICOMP method Prosedur Umum:

Transek sabuk ini dilakukan bersama dengan metode CARICOMP coral community Tandai the rod transek sehingga Anda dapat mengukur 50 cm kedua sisi dari garis transek Berenang kembali di sepanjang transek dan mencatat jumlah bulu babi Diadema dan lainnya yang ditemui

Contoh 3. CARICOMP Diadema status method (lebih detail daripada basic CARICOMP method) Metode ini terdiri dari sebuah survei snorkeling diikuti dengan survei scuba. a. Metode snorkel

Hitung jumlah bulu babi selama 2 x 15 menit survey snorkeling per luasan karang Pisahkan bulu babi ke dalam 2 kelas ukuran: diameter <5 cm diameter (juvenil) dan diameter > 5 cm (dewasa) Catat mengenai kondisi spasial keheterogenan yang didapat dari habitat yang diob-servasi.

b. Survey Scuba,Pilih 3 site Bagi terumbu karang kedalam kelompok reef front dan reef slope, dan jika ada back reef yang tumbuh berkembang dengan baik, bagi menjadi 3 interval kedalaman (0-5 m, 50-10 m dan> 10 m)

274

Pada setiap kedalaman, tempatkan sedikitnya lima 10 x 2 m transek sabuk. Guna-kan tabel nomor acak untuk memilih penempatan transek yang tepat; Hitung jumlah bulu babi di setiap size kategori di sepanjang transek sabuk.

Keuntungan: Mudah untuk melaksanakannya Keterbatasan: tabel nomor acak dapat menyulitkan untuk digunakan karena terumbu karang memiliki bentuk tidak teratur (pelajari metode sampling fix 'permanen versus metode sampel acak). Hubungi: AGRRA: Robert Ginsburg, [email protected] CARICOMP: Dulcie Linton, [email protected] dan John Ogden, [email protected] Referensi: AGRRA: http://www.coral.aoml.noaa.gov/agra/ CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html

6. COLLECTION OF DIADEMA Instansi yang menggunakan metode ini: Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP). Deskripsi metode: Metode ini dilakukan setelah snorkeling Diadema dan Scuba belt transect / transek sabuk dimana melakukan pengumpulan dan pengukuran bulu babi di site yang sama di mana rantai intercept transek selesai dilakukan. Informasi yang diperoleh:

Struktur ukuran populasi bulu babi yang berbeda Hubungan kompleksitas habitat dengan struktur ukuran populasi bulu babi

Peralatan yang diperlukan:

Keranjang plastik yang besar Penjepit dan garpu besar 2 kompas Penggaris atau meteran jahit, papan meja dan kertas anti air Tali / rollmeter yang dipakai hanya sepanjang 2-3 meter

275

Personel di lapangan: 2 pengamat (penyelam) 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan

Personel di kantor: Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan Prosedur Umum:

Mengikuti survei belt transect CARICOMP bulu babi Kumpulkan minimum 200 bulu babi dari semua ukuran ditiap interval kedalaman Gunakan penjepit, pilih individu bulu babi dari keranjang, tebalikkan bulu babi tersebut sehingga bagian mulutnya terlihat kemudian ukur diameternya mengguna-kan penggaris/ jangka sorong

Keuntungan: Estimasi yang tepat untuk kelimpahan dan ukuran bulu babi (mengukur panjang bu-lubabi hasilnya lebih akurat dibandingakan dengan estimasi) Keterbatasan:

Memakan waktu Dampak ekologis yang ditimbulkan dari mengumpulkan bulu babi Beberapa kerusakan karang terjadi tidak dapat terhindarkan apalagi di cabang karang. Dampak ekologis mengumpulkan bulu babi tidak dapat dihindari

Pelatihan yang dibutuhkan: Rantai transek membutuhkan pelatihan khusus CP: Dulcie Linton, [email protected] dan John C. Ogden, [email protected] Referensi: http://www.ccdc.org.jm/caricomp_main.html

276

ECHINOIDEA

Mespilia globules (Temnopleuridae) Globular sea urchin Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang badan max 5 cm, badan biru dengan duri oranye merah belang putih

yang tersusun rata vertikal dan tentakel keluar dari sela-sela duri tersebut.

Habitat: Daerah fringing reef (terumbu karang tepi) dan padang lamun, range kedalaman

0 - 60 m.

Distribusi: Filipina, Indonesia, Palau, PNG, the loyality islands dan Australia

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

277

Diadema setosum (Diadematidae) Long spined Urchin Nama Umum: Bulu babi Ciri-ciri: Badan hitam dengan duri panjang di bagian atas serta duri halus dan pendek

di bagian bawah tubuh.

Habitat: Di daerah terdapat banyak karang mati dan rubble Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah - Pulau-pulau di Pasifik Selatan dan

Jepang. Pemakan: Alga bentik yang terdapat di karang mati dan rubble

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

278

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

Echinothrix calamaris (Diadematidae) Banded sea urchin Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 15 cm, meru-pakan jenids yang memiliki rentang warna terbanyak dalam family Diadematidae. Kebanyakan warna di Indo-Pasifik adalah putih(duri) dan coklat. Dimana duri ada yang polos dan belang.

Habitat: Di dearah perairan karang dangkal dan Karang dengan banyak rubble, range ke-dalaman 1– 40 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Samudra Hindia, Tahiti, Jepang - Pu-lau-pulau di Selatan Pasifik.

Pemakan: Alga Bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Fakhrizal Setiawan

279

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Asthenosoma varium (Echinothuridae) Fire urchin Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm, memiliki duri dengan bagian menggelembung yang beracun dan sangat menyakitkan, badan dapat fleksibel apabila melewati celah sempit.

Habitat: Di daerah berpasir dan rubble. Rumah bagi udang comensal Allopontonia iaini, Periclimenes cole-mani and Leutzenia as-thenosomae (commensal), range kedalaman 0 - 45 m.

Distribusi: Indo-Pasifik barat: Laut Merah - New Caledonia dan Jepang.

Pemakan: Zoobenthos (bentik inver-tebrata) dan Alga bentik.

280

Toxopneustes pileolus (Toxopneustidae) Flower urchin Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 15 cm, duri pendek dan sangat mudah dikenali dari pedicel-

laria yang berbentuk bunga yang menutupi badan dan berwarna krem-pink. Sengatan dari pedicellaria yang menyuntikkan racun sangat menyakitkan dan kadang-kadang juga mematikan bagi manusia.duri penyengat sangat kecil, tidak selalu dapat menem-bus kulit keras di telapak tangan kita, sehingga kita sering bisa menyentuhnya tanpa takut tertusuk. Tapi bagaimanapun, sengatan pada bagian tubuh lainnya bisa sangat berbahaya.Lokal biasa, tinggal di teluk dan laguna, di dasar berpasir atau puing-puing. Ini benar-benar suka menutup diri dengan puing-puing dan detritus, menghi-lang. Mudah untuk mengidentifikasi oleh bunga seperti pedicellaria.

Habitat: Di daerah karang berubble, karang berbatu, padang lamun dan terumbu

karang juga di teluk dan laguna. Suka menutup duri dengan pecahan karang dan de-tritus.

Distribusi: Atlantik Tenggara dan Indo - Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Rizya L Ardiwijaya

281

Echinometra mathaei (Echinometridae) Nama Umum: Bulu babi Ciri-ciri: Badan berwarna hitam dengan duri pendek di sekujur badan berwarna coklat dan ka-dang di ujungnya berwarna putih.

Habitat: Biasa ditemukan di sela daerah berbatu di area terumbu karang, membuat lobang dan tinggal disana.

Distribusi: Daerah tropis dan subtropis di Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Foto by Rizya L Ardiwijaya

282

ASTEROIDEA

Bintang Laut

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Protoreaster nodosus (Oreasteridae) Horned sea star Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 30 cm, bintang laut besar, tinggi dan memiliki 5 lengan pendek. Perubahan warna dasar antara krem dan oranye, dengan tuberkulum/tanduk menonjol besar, biru, hi-jau, hitam atau berwarna gelap.

Habitat: Biasa berada di daerah padang lamun dan daerah rumput laut. Kadang menjadi rumah gastro-popda parasit Thyca astericola dan juga udang comensal Periclimenes soror. Range kdalaman 1 - 30 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: dari Sey-chelles - Australia dan Jepang.

Tipe pemakan: Detritus

283

Fromia monilis (Ophidiasteridae) Peppermint sea star / Necklace sea star Nama Umum: l Ciri-ciri: Diameter max 10 cm, cakram tengah oranye juga di ujung-ujung lengan. Badan krem kekuningan dengan banyak pola di lengan dengan margin merah. Habitat: Di daerah laguna dan karang dangkal hingga lereng karang. Range kedalaman 1-51 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Kep. Andaman - Australia dan Jepang. Tipe pemakan: Detritus, sponge dan invertebrata kecil.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Fromia indica (Ophidiasteridae) Indian sea star Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang diameter max 8

cm dan tangan max 3 cm . Bintang laut kecil dengan 5 lengan, ditutupi warna merah, dengan pola garis hitam diantara spot-spotnya. Jenis Formia dibedakan dari bentuk spot di bagian atasnya.

Habitat:; Daerah terumbu karang ,

range kedalaman 0-44m.

Distribusi: Atlantik teenggara dan

Indo-Pasifik Barat: Afrika selatan - Australia dan Jepang. Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

284

Nardoa rosea (Ophidiasteridae ) Rose sea star Nama Umum: l Ciri-ciri: Large tubercles on non-

marginal parts of arms. Found in shallow reef, rocky areas. Habitat: Di daerah perairan karang

dangkal dan karang berbatu.

Distribusi:

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Nardoa pauciforis (Ophidiasteridae) Pauciform Seastar Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 28 cm, species ini san-gat mirip dengan the New Caledonian Seastar (Nardoa novaecaledonia) dan the Tuber Seastar (Nardoa tubercu-lata).

Habitat: Daerah perairan hangat di daerah karang pasang surut dan laguna. Range kedalaman 1-20m.

Distribusi: Indo-Pasifik

Tipe Pemakan: Alga bentik

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

285

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Acanthaster planci (Acanthasteridae) Crown of Thorn Nama Umum: Bintang laut ber-

duri, bulu seribu( jawa), lipan laut(sulawesi tengah)

Ciri-ciri: Max length : 80.0 cm dengan 9-23 lengan. Warna bervariasi untuk Samudra hindia umumnya merah keunguan dan untuk Pasifik Barat abu-abu merah dan agak oranye. Badan atas ditutupi duri tajam yang beracun. Predatornya: ker-ang triton (Charonia tritonis), ikan napoleon (Cheilinus undulatus), ikan trigger (Balistoides viridescens). 1 ekor COT dapat mematikan karang 1 meter persegi karang/hari.

Habitat: Daerah terumbu karang, mulai dari laguna dangkal hingga lereng karang. Range kedalaman 0 - 65 m

Distribusi: Samudra Hindia umumnya ber-warna keungaun hingga Sumatra dan Pasifik barat abu-abu merah oranye mulai dari indonesia ten-gah kearah timur.

Tipe pemakan: Zoobenthos(cnidarians/polyp karang keras, brittle star/echinoderms) dan tanaman ( ben-tik alga dan fitoplankton (diatom dan dinoflagelata)).

286

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Echinaster luzonicus (Echinasteridae) Orange sea star Nama Umum: l Ciri-ciri:S Diameter max 15 cm,

umumnya 5 lengan, mengkerucut den-gan ujung tumpul. Warna bervariasi: merah muda-kuning, oranye, merah dan coklat.

Habitat: Di daerah terumbu karang

muali dari daerah intertidal hingga lereng karang. Range kedalaman 0 - 73 m.

Distribusi: Indo-West Pacific.

Tipe Pemakan: Mikroinvertebrata

dan material organik

Linckia laevigata (Ophidiasteridae) Blue linckia / blue star Nama Umum: Ciri-ciri: Diameter 30 cm, umumnya

5 lengan yang membulat. Umumnya biru namun ada, kuning, merah muda. Dibedakan dari Linkia purpurea dan Linkia guildingi dari warna dan bentuk lebih pendek (lengan pendek dan ujung membulat tumpul)

Habitat: Di daerah karang dangkal,

berbatu, karang mati dan rubble. Ka-dang berasosiasi dengan udang Peri-climenes soror (simbion) dan Thyca crystallina (parasitic). Range kedala-man 0 - 60 m.

Distribusi: Indo-Pacific. Tipe pemakan: Detritus, bentik in-

vertebrata dan orgnaisme mati.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

287

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Echinaster callosus (Echinasteridae) warty starfish Nama Umum: Bintang laut benjol Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5

lengan ujung membulat. Warna dasar coklat denagn tuberkulum merah muda

atau putih. Dikenali dari tuberkulum besar dalam baris transversal, dan menyatu bersama-sama di ujung lengan untuk membuat sebuah garis. Habitat: Di daerah berpasir, rubble

dan karang.Range kedalaman 0 - 30 m Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Af-

rika Timur - Jepang dan New Cale-donia.

Tipe Pemakan: Zoobenthos

(bentik invertebrata) Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara

Foto by Tasrif Kartawijaya

288

Choriaster granulates (Oreasteridae) Cushion star/granular sea star Nama Umum: Bintang laut ban-tal Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5

lenganpendek tebal mengerucut bu-lat. Warna dasar pink, dengan kelompok papilla ditengahnya.

Habitat: Di daerah terumbu karang

dari dangkal hingga lereng, daerah rub-ble,. Berasosiasi dengan udang simbion Periclimenes soror .dan ikan dari genus Carapus dapat hidup dalam system pencernan dan dapat keluar masuk dari mulut. Range kedalaman 0-40 m. Distribusi: Indo-Psifik Barat: Afrika

Timur-Fiji.

Tipe Pemakan: polyp karang, de-

tritus invertebrata kecil dan bangkai.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Culcita novaeguineae (Oreasteridae) Cushion star Nama Umum: Bintang laut bantal Ciri-ciri: Diameter max 40 cm, bentuk

pentagonal dengan lengan pendek. Warna sangat variasi:cokelat, merah, kuning, hijau, dengan piring dan tu-berkulum kontras dibandingkan dasarnya.

Habitat: Didaerah laguna, karang

dangkal hingga lereng. Berasosiasi dengan udang komensal Periclimenes soror dan ikan komensal genus Carapus yang hidup di system pencer-naan dan dapat keluar masuk melalui mulut Culcita. Range kedalaman 0-90 m.

Distribusi: Indo-Psifik Barat. .

Tipe Pemakan: Zoobnethos

(cnidarians / polyp karang dan Bentik invertebrata)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

289

TERIPANG

Sea cucumber/ Mentimun Laut

Holothuria edulis (Holothuridae) Pinkfish Ciri-ciri: Panjang max 35 cm

(TL), berat 200-300 g. Badan silindris, memanjang, dengan ujung membulat. Warna pink dan coklat kehitaman (atas) dan Pink (bawah). Kulit tebal 3mm. Habitat: Daerah bersubstrat

pasir atau rubble di daerah te-rumbu karang. Range kedala-man 0 - 45 m. Distribusi: Indo-Pasifik kec-

uali Hawai.

Thelenota ananas (Stichopodidae) Prickly redfish Nama Umum: Teripang durian Ciri-ciri: Panjang max 80 cm

(TL), berat 2,5 - 7 Kg. Kulit te-bal 0,15 cm. Badan tegas, kaku, bagian perut rata. Spi-kula pada kulit berbentuk salib, berduri bercabang.

Habitat: Daerah berpasir dan

rubble di ekosistem terumbu karang, range kedalaman 0-30 m Distribusi: Indo-Pasifikc ex-Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

290

Pearsonothuria graffei (Holothuridae) Blackspotted sea cucumber Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL),berat 700-1300g. Dinding badan tebal 0,4 cm. Tubuh silindris, punggung meleng-kung dan perut rata. Badan krem coklat dan terdapat spot coklat ge-lap dan titik kecil hitam dibadan merata.

Habitat: Daerah terumbu karang, berbatu. Range kedalaman 0 - 25 m Distribusi: Indo-Pasifik kecuali

Teluk Persia dan Hawai. Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Bohadschia sp. (Holothuridae) Nama Umum: Teripang Ciri-ciri: Panjang sekitar 30 cm, badan cok-lat kekuningan, berbentuk agak bulat mengkotak, spikul coklat ge-lap.

Habitat: Di daerah karang dan berbatu di daerah rataan terumbu dan daerah subtidal yang terkena gelom-bang.saat di temukan pada kedala-man 5 m.

Distribusi: Indo-Pasifik

291

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Stichopus chloronotus (Stichopodidae) Greenfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),

bobot hidup: 100-400 g. Dinding badan tebal 0,2 cm. Badan hitam kehijauan, kaku dengan bagian persegi empat, rata bagian perut (trivium); dinding tubuh mudah han-cur air laut di luar. Terdapat banyak kulit menonjol mirip duri namun lem-but dengan ujung oranye.

Habitat: Daerah terumbu karang

yang datar dengan substrat keras. Range kedalaman 0 - 15 m. Distribusi: Indo-Pasifik kecuali

Teluk Persia dan Hawai.

Tipe pemakan: Umumnya tana-

man dan detritus

Holothuria atra (Holothuridae) lollyfish Nama Umum: Teripang pasir Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), berat 200-1000g, dinding badan 0,4 cm. Badan hitam silindris, memanjang dan kulit ditutupi pasir.

Habitat: Daerah dasar berpasir di padang lamun dan terumbu karang, range 0 - 30 m Distribusi: Indo-Pasifik barat.

Tipe pemakan: Tanaman (fotoplankton dan Halimeda sp.)

292

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Pseudocholchirus violaceus (Cucumaridae) Sea apple cucumber Nama Umum: Apel laut Ciri-ciri: Badan bersegi namunmembulat oval. Warna bervariasi merah , biru, kuning serta percampuran ketiganya. Mulut bertentakel yang berfungsi menangkap makanan. Dapat mengeluarkan racun dalam keadaan stres dan mati.

Habitat: Daerah terumbu karang yang kaya plankton.

Distribusi: Indonesia, Filipina, Australia,dll

Tipe pemakan: Filter feeder (fitoplankton)

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

293

Pentacta lutea (Cucumaridae) Nama Umum: Teripang kuning

Ciri-ciri: Panjang max 12 cm.Badan kuning dan kuning kecoklatan, berbentuk persegi dengan tentakel di mulut-nya untuk menangkap makanan.

Habitat: Daerah karang berbatu agak keruh dan terlindung dari gelom-bang. Range kedalaman 1-15 m.

Distribusi: Indo-Pasifik barat

Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

294

Pentacta quadrangularis (Cucumaridae) Pink sea cucumber Nama Umum: Teripang merah Ciri-ciri: Panjang 17 cm, Badan pink kemerahan dengan mulut bertentakel panjang yang berfungsi menangkap makanan.

Habitat: Daerah yang kaya plankton dan semi terlindung dari arus dan gelombang. Saat ditemukan kedlaman max 15 m.

Distribusi: Indo-pasifik

Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Stichopus variegatus (Stichopodidae) Curryfish Nama Umum: Teripang gama Ciri-ciri: Panjang max 90 cm (TL),

berat 1-2,5 Kg, dinding badan tebal 0,8 cm. Badan berwarna kuning kecoklatan dengan banyak lekuk tubuh.Terdapat bintik hitam terdapat simbion ikan yang hidup di dalam rongga pencernaan. Habitat: Di daerah berpasir dan

rubble berpasir. Range 0-25 m.

Distribusi: Indo-Pacific kecuali

Hawai

Tipe pemakan: Detritus /Grazes

partikel organik

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Neothyonidium magnum (Phyllophoridae ) Large Burrowing Sea Cucumber Ciri-ciri: Tentakel panjang bercabang seperti ranting pohon yang berfungsi menangkap makanan. Warna hitam teransparan dan badan sebagian terpendam di substrat. Habitat: Didaerah berpasir dan rubble

Distribusi: Indonesia (Sulawesi, NTT) daerah lain belum ada informasi. Tipe pemakan: Plankton (filter feeder)

295

NUDIBRANCHIA

Kelinci laut

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Chromodoris magnifica (Chromodorididae) Nama Umum: Kelinci laut

Ciri-ciri: Bentuk dan warna yang sangat cerah di daerah karang. Meru-pakan hewan yang menjadi fa-vorit fotografer. Panjang 6 cm, dengan garis hitam dan putih serta di kelilingi mantel oranye, insang oranye. Sangat miip den-gan Chromodoris africana dan C. quadricolor, keduanya dari Samudra Hindia.

Habitat: Daerah terumbu karang hingga lereng karang.

Distribusi: Western Central Pacific.

Tipe Pemakan: Zoobenthos (spons).

296

Hypselodoris whitei (Chromodorididae ) Ciri-ciri: Panjang max 11 cm

(TL), Warna tubuh oranye sam-pai coklat, dengan beberapa spesimen variasi di bantalan cincin merah-oranye tersebar di permukaannya. memiliki karak-teristik garis ungu tipis sepan-jang tepi.Memiliki mantel ber-warna yang memproduksi sek-resi kelenjar berbisa menyengat digunakan dalam pertahanan melawan predator Habitat: Daerah terumbu

karang berpasir Distribusi: Tropical Western

Pacific : Laut Merah-Australia dan Indonesia

Chromodoris annae (Chromodorididae ) Nama Umum: Kelinci laut

Ciri-ciri: Panjang max 2 cm (TL), mirip dengan C.magnifica hanya per-bedaannya warna biru di pung-gung atasnya. Habitat: Daerah terumbu karang di la-guna hingga lereng karang, range kedalaman 15 - 30 m Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Malaysia - Kep. Marshall.

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

297

Chromodoris lochi (Chromodorididae ) Loch's magnificent slug Ciri-ciri: Panjang max 3 cm (TL), warna dasar putih dengan garis biru tua di mantel dan di dasar badan. Antena dan insang putih.

Habitat: Habitat terumbu karang dan substrat pasir.

Distribusi: Indo-Pasifik: Timur Afrika, In-donesia - Fiji dan Tonga.

Tipe pemakan: Zoobenthos (Spons dan tuni-kata)

Ceratosoma trilobatum (Chromodorididae ) Sea Slug Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), Warna tubuh oranye sampai coklat, dengan beberapa spe-simen bervariasi bantalan cin-cin merah-oranye tersebar di permukaannya dengan garis batas ungu. Badan keras ham-pir kaku dengan kaki panjang dan insang bercabang. Habitat: Daerah karang berpasir

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah - Australia.

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

298

Tambja morosa (Polyceridae) Gloomy nudibranch Ciri-ciri: Panjang max 7 cm (TL), warna hijau gelap dengan batas mantel biru. Ujung insang juga berwarna biru.

Habitat: Subtidal, biasa di daerah dekat dasar di lereng karang. Range kedalaman 1-4 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Timur Afrika, Indone-sia, Filipina - Hawaii.

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

Hypselodoris kanga (Chromodorididae ) Ciri-ciri: Panjang max 4 cm (TL), warna kebiru-biruan, pendek garis biru gelap dengan spot kuning atau oranye. Salah satu karakter ek-sternal yang paling menonjol adalah insang segitiga, bermata biru dengan serangkaian titik kuning sampai wajah luar.

Habitat: Daerah terumbu karang berpasir.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat: afrika Selatan –Oman, India-hongkong dan In-donesia.

Tipe pemakan: Zoobenthos(spons dari genus

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

299

Phyllidia pustulosa (Phyllidiidae) Nama Umum: Kelinci laut Ciri-ciri: Panjang max 9 cm, Badan hitam dengan pola menonjol berbentuk segitiga tak beraturan,

Habitat: Daerah terumbu karang dangkal dan rubble. Range kedalaman 1-15m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat

Tipe pemakan: Zoobenthos (spons)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Phyllidia varicosa (Phyllidiidae) Nama Umum: Kelinci laut

Ciri-ciri: Panjang max 7 cm (TL), warna dasar hitam, dengan pola kasar seperti bagian menonjol berwarna abuabu dengan ujung kuning membentuk pola alur.

Habitat: Daerah terumbu karang dangkal. Pergerakan sangat lambat. Range kedalaman 10-20 m.

Distribusi: Indo-Pasifik

300

Gymnodoris aurata (Gymnodorididae) Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), badan merah oranye menyala dengan spot kuning di badan. Insang ber-warna kuning namun ada juga yang merah.

Habitat: Di daerah karang dangkal dan aktif dimalam hari. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Filipina, Indone-sia dan Fiji

Tipe pemakan: Predator nudibranchia lain (tritonid nudibranchia) Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Pteraeolidia ianthina (Facelinidae ) Blue Dragon nudibranch Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),

jenis ini telah mengembangkan sim-bion mutualistik zooxanthellae dalam badannya. Zooxanthellae berkembang terlindung dan ketika mereka mengkonversi energi matahari menjadi gula dapat digunakan oleh nudibran-chia tersebut. Juvenile berwarna putih dan zooxanthellae blom dimanfaatkan sebagai penghasil energy sendiri.

Habitat: Terumbu karang kaya hy-

droid. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika timur,

Laut arab - Australia, Jepang, Hawaii, New South Wales dan Indonesia. Tipe pemakan: Zoobenthos

(hydroid) dan gula dari Zooxanthellae.

301

SPONS

Sponge/Porifera

Xestospongia testudinaria (Petrosiidae) Barrel sponge Nama Umum: Spons gentong Ciri-ciri: Sangat mirip dengan X. muta dari

Karibia baik morfologi, spikula, dll yang dibe-dakan dari zat kimia yang terkandung di-dalamnya.

Habitat: Umumnya di daerah terumbu

karang yang agak dalam.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

Tipe pemakan: Filter feeder

Aaptos sp. (Suberitidae) Nama Umum: Spons kunyit Ciri-ciri: Warna untuk di daerah terpapar

matahari coklat gelap sedangkan di daerah goa berwarna kuning cerah. Makanan penyu Eretmochelys imbricata.

Habitat: Di daerah perairan karang dangkal

dan laguna.

Distribusi: Perairan trumbu karang Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

302

Cribrochalina olemda (Niphatidae) Ciri-ciri: Bentuk memanjang membentuk koloni, warna abu-abu, spikul tidak menonjol se-hingga permukaan luar lebih halus.

Habitat: Perairan karang dan biasanya dijumpai di lereng karang dan

Distribusi: Western Central Pacific: Indonesia. Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Callyspongia sp. (Callyspongiidae) Nama Umum: Spons trompet Ciri-ciri: Bentuk memanjang mirip trompet, berwarna abu-abu, spikul agak keras, permukaan kasar seperti berduri, koloni membentuk tabung memanjang berkelompok.

Habitat: Perairan karang dan umumnya di jumpai di lereng karang yang tenang dan agak keruh.

Distribusi: Western Central Pasifik: Perairan Indonesia Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

303

Iricinia sp. (Astrophorida, Coppatiidae) Ciri-ciri: Warna coklat kekuningan

dengan bentuk bulat dengan tengah berlubang sebagai tempat penge-luaran. Badan kasar dengan banyak benjolan.

Habitat: Daerah terumbu karang Distribusi: Indo-Pasifik Barat:

Perairan Indonesia

Tipe pemakan: Filter feeder

Cinachyra sp. (Spirophorida, Tetillidae) Nama Umum: Spons golf Ciri-ciri: Diameter max 12 cm. Bentuk seperti bola golf, berwarna kuning dan kuning kecoklatan dengan banyak lobang di sekitarnya dan di tengah atas lubang lebih besar, spikul ta-jam.

Habitat: Daerah terumbu karang yang agak tenang dan terlindung.

Distribusi: Indo-Pasifik barat Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

304

Haliclona sp. (Haplosclerida, Chalinidae) Ciri-ciri: Berkoloni dengan tiap individu ben-tuknya seperti kapsul dengan badan berpori halus dan lembut. Berwarna ungu. Habitat: Daerah terumbu karang

Distribusi: Perairan Indonesia Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Theonella sp. (Theonellidae) Ciri-ciri: Badan membentuk kapsul, berwarna coklat kekuningan. Dilaporkan mengand-ung senyawa bioaktif.

Habitat: Perairan trumbu karang dimana banyak partikel yang terbawa arus.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

305

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Plakortis lita (Plakinidae ) Nama Umum: Spons hati ayam Ciri-ciri: Warana coklat kemerahan dan sedikit keunguan, pori-pori sedikit namun cukup besar. Habitat: Perairan terumbu karang dengan kondisi yang jernih.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Astroclera sp. (Astroscleridae ) Ciri-ciri: Warna ungu kecoklatan,mengkerak menempel pada substrat. Permukaan berpori mudah terlihat dan memben-tuk pola di permukaannya. Habitat: Perairan terumbu karang, menempel di substrat keras, kadang di dalam goa-goa karang.

Distribusi: Western Central Pacific: Indonesia. Tipe pemakan: Filter feeder

306

Aplysina sp. (Aplysinidae) Ciri-ciri: Warna krem kecoklatan, dengan permu-kaan kasar banyak benjolan dengan pori-pori menyebar di permukaan.

Habitat: Perairan terumbu karang, menempel pada substrat keras.

Distribusi: Perairan Komodo, NTT

Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Clathria sp. (Myxillidae) Ciri-ciri: Warna merah bata, dengan pori-pori kecil diseluruh permukaan. Corong besar ditengahnya.

Habitat: Daerah Terumbu karang yang jernih de-nagn banyak intensitas matahari.

Distribusi: Perairan Indonesia

Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

307

Aplysinella sp. (Aplysinellidae) Ciri-ciri: Warna krem dengan permukaan kasar menonjol karena spikulnya. Habitat: Perairan terumbu karang, umum-nya agak dalam. Range kedalaman 8-60 m.

Distribusi: Western Central Pacific: Indonesia. Tipe pemakan: Filter feeder

Dysidea granulose (Dysideidae ) Ciri-ciri: Warna keabu-abuan, memanjang membentuk rangkaian tersambung. Pori-pori tersebar di ujung permu-kaan.

Habitat: Perairan terumbu karang dangkal, bias berdekatan dengan karang jenis tabulate.

Distribusi: Western Central Pacific: Indonesia. Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: Pulau weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

308

CLAMS/KERANG

Tridacna maxima (Tridacnaeidae) Elongate giant clam Nama Umum: Kima Ciri-ciri: Panjang saat ditemukan 35 cm (diameter cangkang)

Habitat: Menetap di substrat dasar dan biasa di temukan di daerah in-tertidal di area terumbu karang. Range kedalaman 0-35 m. Distribusi: Indo-Pasifik.

Tridacna squamosa (Tridacnaeidae) Fluted giant clam Nama Umum: Kima Ciri-ciri: Panjang max: 40.0 cm (diameter cangkang),

Habitat: Perairan terumbu karang, ting-gal di dasar menetap, range ke-dalaman 3 –35 m.

Distribusi: Indo-Pasifik.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

309

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Hyotissa hyotis (Gryphaeidae ) Honeycomb oyster Ciri-ciri: Panjang max aperture 30 cm, aper-ture berbentik zigzag. Habitat: Daerah terumbu karang dengan substrat keras untuk menem-pel,range kedalaman 0 - 50 m Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Polyne-sia, Jepang - Australia.

Tipe pemakan: Penyaring plankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Pinctada margaritifera Pacific pearl-oyster Nama Umum: Kerang mutiara Ciri-ciri: Cangkang agak tebal dan

besar (mencapai 25 cm), Luar per-mukaan katup terdapat duri-sisi seja-jar dan diratakan dengan ujung runcing atau membulat; duri relatif datar pada permukaan katup. Warna: luar cangkang cokelat keabu-abuan atau hijau untuk hampir hi-tam. Dalam wilayah nacreous ke-perakan, dengan warna yang lebih gelap dan warna merah dan hijau di perbatasan.

Habitat: Didaerah rubble, pasir,

daerah garden eel dan tanaman laut. Sessile; kisaran kedalaman 0-40 m

Distribusi: Indo-Pasifik: Laut

Merah dan Afrika Timur - Polynesia.

310

Cypraea tigris (Cypraeidae) Tiger cowrie Nama Umum: Kerang bintik Ciri-ciri: Panjang max : 16.0 cm (diameter bu-kaan cangkang), bnayak terdapat spot hitam di cangkang dan sangat mudah dikenali dari ciri fisiknya. Habitat: Berasosiasi di daerah terumbu karang, umumnya terlihat diperairan dangkal, range kedalaman 0 - 30 m. Distribusi: Indo-Pasifik.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Coriocella nigra (Lamellariidae) Ciri-ciri: Gastropoda yang tidak biasa, le-bih terlihat seperti nudibranchia dan memiliki cangkang internal. Habitat: Rubble di daerah terumbu karang.

Distribusi: Indo-PAsifik Barat: Indonesia, Mauritius dan Reunion.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

311

Chicoreus microphyllus (Muricidae) Nama Umum: Keong Ciri-ciri: Badan banyak terdapat tonjolan dengan warna oranye, panjang seki-tar 8-10 cm.

Habitat: Perairan terumbu karang dan di dasar karang.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lambis scorpius (Strombidae) Scorpio spider conch Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), Ujung cang-kang berduri tumpul dan panajng. Habitat: Di daerah terumbu karang, biasa di te-mukan di bawah / disekitar karang mati dan di daerah subtidal. Range kedala-man 0 - 5 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Barat Indonesia hingga baratPolynesia; utara-selatan Jepang, selatan - utara Queensland dan New Caledonia.

312

Turbo petholatus (Turbinidae) Nama Umum: Keong Ciri-ciri: Badan mengkilat dengan pola warna yang indah hijau berulrir berselang coklat kemerahan. Operculum (tutup cangkang) tebal mirip dengan mata kucing.

Habitat: Perairan terumbu karang dan di dasar karang.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Tasrif kartawijaya

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif kartawijaya

Pedum spondyloidum (Pectinidae) Coral clam Ciri-ciri: Badan mengkilat dengan pola warna yang indah hijau berulrir berselang coklat kemerahan. Operculum (tutup cangkang) tebal mirip dengan mata kucing.

Habitat: Perairan terumbu karang dan bi-asanya berada di sela-sela karang mengebor.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

313

GORGONIAN

Kipas Laut / Sea fan

Subergorgia mollis (Subergorgiidae) Gorgonian fan Nama Umum: Akar bahar Ciri-ciri: Warna umumnya krem dengan bentuk ki-pas lebar sekitar 250 cm. Tulang yang men-yerupai daun tebal ditengahnya.

Habitat: Berasosiasi diperairan terumbu karang agak dalam, range kedalaman 3 - 8 m. Distribusi: Western Central Pacific

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Astrogorgia sp. (Plexauridae) Ciri-ciri: Warna umumnya merah dengan pola yang rapat namun tersusun rapi.

Habitat: Perairan terumbu karang di daerah lereng karang yang agak dalam. Distribusi: Indo-Pasifik Barat

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

314

Melithaea sp. (Melithaeidae) Nama Umum: Kipas Laut Ciri-ciri: Bentuk seperti tulang daun, umum-nya berwarna oranye kemerahan. Memiliki bagian yang keras. Sering di jadikan souvenir dan cendramata serta perdagangan akuarium.

Habitat: Di daerah turumbu karang di tubir dan lereng karang serta di karang terjal. Kadang berada di daerah substrat berbatu. Range kedalaman 3 - 8 m.

Distribusi: Western Central Pacific.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Muricella sp. (Acanthogorgiidae) Ciri-ciri: Warna umumnya krem kekunin-gan, dangan bentuk yang lebih tak beraturan.

Habitat: Berasosiasi dengan terumbu karang dalam. Biasa di daerah dorp off dengan substrat berbatu.

Distribusi: Indo-Pasifik barat

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

315

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

316

CRUSTACEA

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Odontodactylus scyllarus Reef odontodactylid mantis shrimp Nama Umum: Udang pletek /udang mantis

Ciri-ciri: Panjang max 17 cm

(TL), jenis stomatopoda yang pal-ing cemerlang dengan uropods biru dan setae merah. Habitat: Hidup di celah dan

lubang di dekat terumbu karang dangkal dan rubble area. Aktif siang, range kedalaman 2-36 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

Tipe pemakan: Zoobenthos

(bentik krustacea)

Panulirus versicolor (Palinuridae) Painted spiny lobster Nama Umum: Lobster mutiara Ciri-ciri: Panjang max 40 cm

(TL), pangkal antenna pink dengan bdan hijau gelap dengan strip putih. Kepala berduri hitam.

Habitat: Di daerah sublitoral

(karang, daerah pecah gelombang) bersembunyi di celah dan goa karang dan batu. Nocturnal, range kedalaman 1-15 m.

Distribusi: Indo-Pasifik.

317

Periclimenes imperator (Palaemonidae) Emperor shrimp Ciri-ciri: Panjang rata-rata 3 cm (TL), badan merah dengan pola putih di kepala, badan dan ekor.

Habitat: Bersimbion dengan teripang.

Distribusi: Perairan Indonesia

Periclimenes holthuisi (Palaemonidae) Anemone shrimp Ciri-ciri: Badan transparan dengan spot biru putih di ujung capit, badan dan ekor. Panjang rata-rata seki-tar 3 cm (TL).

Habitat: Bersimbiosis dengan anemone dan tinggal di Anemone.

Distribusi: Indo-Pasifik

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Foto by Tasrif Kartawijaya

318

Neopetrolisthes maculatus (Porcellanidae) Anemone crab Ciri-ciri: Badan putih dengan bintik hitam halus menyebar merata di punggung, pangkal kaki dan capit serta ujung capit besarnya..

Habitat: Tinggal menetap di tentakel anemone. Distribusi: Samudra Hindia dan Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Tasrif Kartawijaya

319

ASCIDIAN

Polycarpa aurata (Styelidae) Ciri-ciri: Warna dasar putih dengan perpaduan kuning dengan bercak ungu. Mengeras apabila tersen-tuh. Habitat: Tinggal menetap di substrat dasar, range ke-dalaman 3 - 20 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Bunaken, Sulut

Foto by Fakhrizal Setiawan

Atriolum robustum (Didemnidae) Ascidians Ciri-ciri: Badan putih dengan bintik hitam halus menye-bar merata di badan. Lubang atas berwarna hijau.

Habitat: Tinggal menetap di substrat dasa, range ke-dalaman 7 - 20 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

320

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Oxycorynia fascicularis (Polycitoridae) Ciri-ciri: Bentuk koloni seperti kantung bu-lat dengan warna hitam ,coklat kehijauan dengan ujung kuning.

Habitat: Tinggal menetap di substrat dasar, range kedalaman 7 - 13 m.

Distribusi: Indo-Pasifik.

Clavelina robusta (Clavelinidae) Ciri-ciri: Koloni tidak besar dengan warna dasar hitam transparan dengan ujung kuning.

Habitat: Tinggal menetap di substrat dasar, range kedalaman 3 - 30 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

321

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Cerianthus filiformis (Cerianthidae) Tube anemone Nama umum: Anemon tabung Ciri-ciri: Soliter, jenis ini berwarna oranye dan ada pula yang putih transparan, badan memiliki bentuk seperti tabung silinder yang terkubur dalam substrat.

Habitat: Dearah berpasir, rubble den-gan banyak sedimentasi.

Distribusi: Indo-West Pasifik

Anemone dan Black Coral

322

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Cirrhipathes sp. (Antipathidae) Spiral coral Ciri-ciri: Perbedaan warna polyp merep-resentasikan perbedaan species

serta ukuran diameter. Habitat: Perairan terumbu karang agak dalam. Umumnya didaerah drop off serta di lereng karang dalam.

Distribusi: Indo-Pasifik.

Actinodendron plumosum (Actinodendriidae) Branching anemone Ciri-ciri: Warna dasar abu-abu denagn tentakel tebal yang berpola se-hingga seperti bercabang.

Habitat: Tinggal menetap di substrat dasar berpasir atau rubble, ke-dalaman saat di foto 8 m. Distribusi: Western Central Pacific: Great Barrier Reef dan Indonesia

323

SEPHIA/SOTONG

Sephia latimanus (Sepiidae) Broadclub cuttlefish Nama Umum: Sotong Gajah Ciri-ciri: Panjang max: 120

cm, dapat berubah wrna dalam keadaan terancam serta dapat mengeluarkan tinta. Habitat: Indo-Pasifik Barat:

Afrika Timur - Kep. Hawaii. Distribusi: Tropical; 33°N -

31°S, 31°E - 152°W .

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Sephia apama (Sepiidae) Australian Giant cuttlefish Nama Umum: Sotong Ciri-ciri: Dapat melakukan

perubahan warna seperti substrat dalam keadaan ter-ancam serta dapat menge-luarkan tinta. Habitat: Indo-Pasifik Distribusi: Western Cen-

tral Pacific: Australia dan Indonesia

324

OCTOPUS/GURITA

Octopus cyanea (Octopodidae) Nama Umum: Gurita Ciri-ciri: Panjang max: 120 cm, tentakel panjang, dapat mimikri sesuai habitat dan

substartnya. Memiliki paruh yang kuat untuk menghancurkan mangsa. Habitat: Tropical; 33°N - 31°S, 31°E - 152°W Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Afrika timur - Kep. Hawaii.

Tipe pemakan: Bentik krustacea (kepiting)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Foto by Fakhrizal Setiawan

325

Spirobranchus giganteus (Serpulidae) Nama Umum: Cacing tabung Ciri-ciri: Panjang max: 20.0 cm DL, warna sangat bervariasi, apabila tersentuh akan sangat re-sponsive menutup diri. Habitat: Biasanya tinggal mengebor di karang massive, saat larva hidup sebagai plankton se-lama 9-12 hari.

Distribusi: Atlantic, Indo-Pasifik, Mediterannean dan Karibia.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

POLYCHAETA

Christmas worms

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh.

Foto by Fakhrizal Setiawan

326

KARANG LUNAK

Soft corals

Dendronephthya sp. (Nephtheidae) Nama Umum: Karang Lunak Ciri-ciri: Polip dalam kelompok-kelompok dari berbagai cabang distal koloni yang lebat. Tidak mengandung alga simbion zooxanthellae.

Habitat: Beberapa jenis tumbuh terekspos bebas dan banyak juga yang di dalam gua dan daerah terlindung.

Distribusi: Indo-Pasifik barat, Laut Merah, Afrika Timur-Jepang, Filipina, Polynesia, Indonesia.

Tipe pemakan: Tidak mengandung alga zooxanthellae simbiotik. Oleh karena itu, makanan berasal dari mikro-plankton dan bahan organic terlarut.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

327

Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

328

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng

Foto by Fakhrizal Setiawan

Crinoidea

Feather Star

Himerometra robustipinna (Himerometridae) Nama Umum: Lily laut Ciri-ciri: Warna merah menyala dengan bagian lebih tengah lebih putih. Habitat: Biasa ditemukan di tubir karang baik disiang maupun malam hari. Distribusi: Perairan Indonesia, Kep. Marshall, Sri Lanka, Australia dan Filipina.

Oxycomanthus bennetti (Comasteridae) Nama Umum: Lily laut Ciri-ciri: Ini merupakan jenis crinoids yang paling umum. Memiliki beberapa variasi warna. Habitat: Biasa bergantung pada karang, batu atau gorgonian. Menyukai daerah terumbu karang yang berarus.

Distribusi: Timur Samudra Hindia– Kep. Mar-shall.

329

Hydrozoa

Jelatang Laut

Plumularia sp. (Plumaridae) Nama Umum: Jelatang laut Ciri-ciri: Umumnya berwarna putih atau abu-abu namun ini oranye yang cerah. Memiliki sel penyengat apabila tersentuh.

Habitat: Biasa ditemukan di aderah etrumbu karang yang jernih an terlindung.

Distribusi: Indo-Pasifik

Sertularia sp. (Sertulariidae) Nama Umum: Jelatang Laut Ciri-ciri: Warna umumnya abu-abu dan putih. Memiliki cabang yang lebih banyak. Mengandung sel penyengat.

Habitat: Perairan terumbu karang yang tenang dan kadang tersem-bunyi di bawah karang.

Distribusi: Indo-Pasifik

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

Foto by Fakhrizal Setiawan

330

331

Daftar Pustaka

Allen, G.R. and R. Steene. 1999. Indo Pacific Coral Reef Field Guide. Tropical Reef Research.

Singapore.

Bass, DK and IR Miller (1998). Crown-of-Thorns Starfish and Coral Surveys Using the Manta

Tow and Scuba SearchTechniques. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef.

Standard Operations Procedure Number 1,www.aims.gov.au/pages/research/reef-

monitoring/methods.html.

Bohnsack, JA and SP Bannerot (1986). A Stationary Visual Census Technique for Quantitatively

Assessing Community Structure of Coral Reef Fishes. NOAA Technical Report NMFS

41: 1-15.

Brock, RE (1982). A Critique of the Visual Census Method for Assessing Coral Reef Fish Popula-

tions. Bulletin of Marine Science 18: 297-276.

Brock, VE (1954). A Preliminary Report on a Method of Estimating Reef Fish Populations. Jour-

nal of Wildlife Management 18: 297-308.

Brown, E, E Cox, BN Tissot, K Rodgers, W Smith, P Jokiel and S Coles (2000). Evaluation of

Benthic SamplingMethods Considered for the Coral Reef Assessment and Monitoring

Program (CRAMP) in Hawai’i, http://cramp.wcc.hawaii.edu/overview/3._methods.

Carleton, JH and TJ Done (1995). Quantitative Video Sampling of Coal Reef Benthos: Large

Scale Application. CoralnReefs 14; 35-46.

Choat, JH and DR Bellwood (1985). Interactions Amongst Herbivorous Fishes on a Coral Reef:

Influence of Spatial Variation. Marine Biology 89: 221-234.

Colin, P.L., and C. Arneson. 1995. Tropical Pacific Invertebrate, A Field Guide to Marine Inver-tebrates Occurring on Tropical Pacific Coral Reefs, Seagrass Beds and Mangroves. Coral Reef Press, Beverly Hills, C.A., USA

Colin, PL, YJ Sadovy and ML Domeier (2003). Manual for the Study and Conservation of Reef

Fish Spawning Aggregations, Society for the Conservation of Reef Fish Aggregations

Special Publication No. 1 (Version 1.0).

Crosby, MP and ES Reese (1996). A Manual for Monitoring Coral Reefs with Indicator Species:

Butterflyfishes as Indicators of Change on Indo-Pacific Reefs. Silver Spring, MD, Of-

fice of Ocean and Coastal ResourceManagement, National Oceanic and Atmospheric

Administration: pp. 45.

Domeier, ML, PL Colin, TJ Donaldson, WD Heyman, JS Pet, M Russell, Y Sadavoy, MA

Samoilys, A Smith, BM Yeeting and S Smith (2002). Transforming Coral Reef Conser-

vation: Reef Fish Spawning AggregationsComponent. Working Group Report: pp. 85.

Donnelly, R, D Neville and PJ Mous, Eds. (2003). Report on a Rapid Ecological Assessment of

the Raja Ampat Islands, Papua, Eastern Indonesia, held October 30 - November 22,

2002, The Nature Conservancy Southeast Asia Center for Marine Protected Areas, Sa-

nur, Bali Indonesia: pp. 249, www.komodonationalpark.org

Downing, JA and MR Anderson (1985). Estimating the Standing Biomass of Aquatic Macro-

phytes. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Science 42: 1860-1869.

English, S, C Wilkinson and V Baker (1997). Survey Manual for Tropical Marine Resources.

Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp.

378

Green, AL (1996a). Spatial, Temporal and Ontogenetic Patterns of Habitat Use by Coral Reef

Fishes (Family Labridae). Marine Ecology Progress Series 133: 1-11.

Halford, AR and AA Thompson (1994). Visual Census Surveys of Reef Fish. Standard Opera-

tional Procedure Number 3. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef. Towns-

ville, Australian Institute of Marine Science. Townsville Australia: pp 22, http://

www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/mon-sop3/fishsop.pdf

Hill and Wilkinson (2004). Methods for Ecological Monitoring of Coral Reef. Townsville, Aus-

tralia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 63-94

Hodgson, G (2003). Reef Check Instruction Manual, Reef Check Foundation, http://

www.reefcheck.org/infocenter/publications.asp

Jones, RS and MJ Thompson (1978). Comparison of Florida Reef Fish Assemblages Using a

Rapid Visual Technique.Bulletin of Marine Science 28: 159-172.

Kimmel, JJ (1985). A New Species-Time Method for Visual Assessment of Fishes and Its Com-

parison withEstablished Methods. Environmental Biology of Fishes 12: pp. 23-32.

Lincoln-Smith, MP, J Bell, P Ramohia and KA Pitt (2001). Testing the Use of Marine Protected

Areas to Restore and Manage Tropical Multispecies Invertebrate Fisheries at the Ar-

navon Islands, Solomon Islands: Termination Report. Great Barrier Reef Marine Park

Authority Research Publication No. 69; ACIAR Project No. FIS/1994/117; ICLARMN

Contribution No. 1609: pp. 72.

Maragos, J and D Gulko (2002). Coral Reef Ecosystems of the Northwestern Hawaiian Islands:

Interim ResultsEmphasizing the 2000 Surveys. U.S. Fish and Wildlife Service and the

Hawai’i Department of Land andNatural Resources. Honolulu, Hawai’i.

www.hawaii.edu/ssri/hcri/files/nwhi_report_1of4.pdf

Meester, GA, JS Ault and JA Bohnsack (1999). Visual Censusing and the Extraction of Average

Length as a Biological Indicator of Stock Health. Naturalista sicil XX111 (Suppl.)(205-

222).

Obura and Grimsditch (2008). Ressilience Assessment of Coral Reef. IUCN CCCR Resilience Assessment Protocol. IUCN – The International Union for the Conservation of Nature – Global Marine Program.Rue Mauverney 28, 1196 Gland, Switzerland. Pp. 21-25

Oxley, WG (1997). Sampling Design and Monitoring. In: English et al, Survey Manual for Tropi-

cal Marine Resources.Townsville, Australian Institute of Marine Science: pp. 307-326.

Rogers, CS and J Miller (1999). Coral Bleaching, Hurricane Damage, and Benthic Cover on Coral

Reefs in St John, U.S. Virgin Islands: A Comparison of Surveys with the Chain Transect

Method and Videography. Proceedingsof the International Conference on Scientific

Aspects of Coral Reef Assessment, Monitoring and Restoration. Bulletin of Marine Sci-

ence 69: 459-470.

Russ, GR (1996). Do Marine Reserves Export Adult Fish Biomass? Evidence from Apo Island,

Central Philippines.Marine Ecology Progress Series 132: 1-9.

Russ, GR (2002). Marine Reserves as Reef Fisheries Management Tools: Yet Another Review.

San Diego, AcademicPress. pp. 421-443.

Russ, GR and AC Alcala (1996). Marine Reserves: Rates and Patterns of Recover and Decline in

Abundance of Large Predatory Fish. Ecological Applications 6: 947-961.

Russ, GR and JH Choat (1988). Reef Resources: Survey Techniques and Methods of Study,

South PacificCommission/Inshore Fishery Research/WP.10.

Sale, PF and BJ Sharp (1983). Correction for Bias in Visual Transect Censuses of Coral Reef

Fishes. Coral Reefs 2:37-42.

Samoilys, MA (1997). Manual for Assessing Fish Stocks on Pacific Coral Reefs, Department of

Primary Industries,Queensland.

Tomkins, PA, DK Bass, DA Ryan and H Sweatman (1999). Video Identification of Benthic Or-

ganisms: How AccurateIs It? Proceedings of the International Conference on Science.

Aspects of coral reef assessment and monitoring, and rest., April 14-16, 1999, Ft

Lauderdale, FL.

Vogt, H, ARF Montebon and MLR Alcala (1997). Underwater Video Sampling: An Effective

Method for Coral Reef Surveys? Proceedings, 8th Inte4444ernational Coral Reef Sym-

posium, Smithsonian Tropical Research Institute,Panama: 2, pp. 1447-1452

Wilkinson, C, A Green, J Almany and S Dionne (2003). Monitoring Coral Reef Marine Protected

Areas. A Practical Guide on How Monitoring Can Support Effective Management of

MPAs. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science and the IUCN

Marine Program: pp. 68

Www.fishbase.org

Www.sealifebase.org

Www.seadb.net

DAFTAR ISTILAH

Antopogenik Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan

Bentik invertebrata Mahluk invrtebrata (tanpa tulang punggung) yang

hidup di dasar perairan

Buddy Teman/mitra selam

Cephalophoda Bangsa hewan yang memiliki kaki di kepala seperti:

cumi-cumi, gurita dan sotong

Cnidaria Filum yang memiliki cirri sel penyengat

Copepoda Subkelas dari filum crustacean yang merupakan sum-

ber protein karena umumnya plankton dan benthos

Detritus Partikel organic yang tidak hidup berasal dari

mahluk hidup yang terurai.

Echinodermata Filum yang termasuk teripang, Bintang laut, dll

Gastropoda Jenis moluska yang berjalan dengan kaki perut

(Contohnya siput)

Juvenil Fase biota saat masih muda dan belom dewasa

Krustacea Filum untuk biota sebangsa udang, kepiting

Laguna Daerah agak dalam sebelum batas karang

Moluska Filum untuk biota yang berbadan lunak biasanya dil-

indungi oleh cangkang keras

Nokturnal Biota yang aktif di malam hari

Patch reef Sebutan untuk area terumbu karang yang mengelom-

pok-mengelompok yang dipisahkan dengan dasar

pasir atau batu

Polychaeta adalah kelas cacing annelida yang umumnya hidup di

air.

Tuberkulum Istilah untuk oragn tubunh yang menonjol dalam

kasus ini adalah duri tumpul dari genus Proto-

reaster

Reef slope Area yang berada di lereng terumbu karang

Rubble Patahan-patahan karang yang sudah mati

Schooling Kumpulan ikan dalam jumlah besar

Soliter Menyendiri (ada sebagian ikan yang lebih menyukai

hidup sendiri dan hanya berpasangan saat mau

memijah)

Spikul Struktur rangka spons yang tersusun dari kalsium

Zoobenthos Hewan yang hidup di dasar perairan

Zooplankton Hewan yang berukuran kecil yang hidupnya terbawa

arus di kolom perairan

Index Nama Species Ikan karang

Abudefduf sordidus 189

Abudefduf vaigiensis 189

Abudefduf bengalensis 185

Abudefduf notatus 186

Abudefduf septemfasciatus 187

Abudefduf sexfasciatus 188

Acanthurus leucosternon 35

Acanthurus lineatus 36

Acanthurus pyroferus 36

Acanthurus triostegus 37

Aeoliscus strigatus 71

Aluterus scriptus 138

Amanses scopas 136

Amblyglyphidodon aureus 181

Amblyglyphidodon batunai 182

Amblyglyphidodon curacao 184

Amblyglyphidodon leucogaster 183

Amblygobius albimaculatus 100

Amphiprion akallopisos 178

Amphiprion clarkii 174

Amphiprion ephippium 179

Amphiprion ocellaris 175

Amphiprion perideraion 176

Amphiprion sandaracinos 177

Anyperodon leucogramicus 228

Apogon aureus 42

Apogon bandanensis 42

Apogon chrysopomus 43

Apogon compressus 41

Apogon fragilis 46

Apogon fucata 44

Apogon hoevenii 45

Apogon komodoensis 45

Apogon seleii 43

Apogon zosterophera 46

Apolemichthys trimaculatus 171

Arothron mappa 258

Arothron nigropunctatus 257

Arothron stellatus 259

Aulostomus chinensis 52

Balistapus undulatus 55

Balistoides conspicillum 54

Bodianus axillaris (Juv) 125

Bolbometopon muricatum 216

Caesio caerulaureus 60

Caesio teres 60

Caesio xanthonota 61

Calloplesiops altivelis 163

Cantherhines pardalis 137

Canthigaster papua 262

Carangoides bajad 64

Caranx ignobilis 65

Caranx melampygus 64

Carcharhinus obsesus 67

Centropyge eibli 172

Cephalopholis argus 229

Cephalopholis boenak 230

Cephalopholis cyanostigma 231

Cephalopholis miniata 233

Cephalopholis spiloparaea 234

Cetoscarus bicolor (Juvenil fase) 218

Chaetodon adiergsatos 88

Chaetodon citrinellus 78

Chaetodon collare 74

Chaetodon ephippium 84

Chaetodon falcula 80

Chaetodon guttatissimus 78

Chaetodon kleinii 77

Chaetodon lunula 88

Chaetodon lunulatus 76

Chaetodon melannotus 80

Chaetodon meyeri 79

Chaetodon octofasciatus 73

Chaetodon rafflesi 77

Chaetodon speculum 84

Chaetodon triangulum 75

Chaetodon trifascialis 75

Chaetodon trifasciatus 76

Chaetodon vagabundus 79

Chaetodontoplus mesoleucus 172

Chantigaster valentini 262

Cheilinus chlorurus 116

Cheilinus fasciatus 115

Cheilinus trilobatus 116

Cheilinus undulatus 113

Cheilodipterus artus 47

Cheilodipterus isostigmus 48

Cheilodipterus macrodon 49

Chelmon rostratus 82

Chlorurus microrhinos 217

Chlorurus sordidus 219

Chromis atripectoralis 194

Chromis atripes 195

Chromis dimidiata 193

Chromis ternatensis 195

Chromis viridis 194

Chrysiptera oxycephala 191

Chrysiptera rex 197

Chrysiptera rolandi 197

Chrysiptera sp. 193

Chrysiptera springeri 196

Chrysiptera talboti 192

Chrysiptera unimaculata 192

Cirrhilabrus solorensis (Inisial fase) 124

Coradion chrysozonus 81

Coris batuensis 122

Corythoichthys haematopterus 252

Cromileptes altivelis 232

Ctenochaetus binotatus 37

Ctenochaetus cyanocheilus 38

Ctenochaetus striatus 38

Dascyllus aruanus 198

Dascyllus reticulatus 198

Dascyllus trimaculatus 199

Diagramma sp. 105

Diodon hystrix 261

Diodon liturosus 260

Dischistodus melanotus 190

Dischistodus perspicillatus 191

Dischistodus prosopotaenia 190

Dunckerocampus dactyliophorus 251

Epibulus insidiator 117

Epinephelus coeruleopunctatus 235

Epinephelus fasciatus 236

Epinephelus mera 237

Epinephelus ongus 238

Epinephelus quoyanus 239

Escenious sp. 58

Fistularia commersonii 98

Forcipiger longirostris 83

Genicanthus Lamarck 171

Gnathodentex aureolineatus 129

Gomphosus varius 115

Gymnothorax flavimarginatus 141

Gymnothorax isingteena 143

Gymnothorax javanicus 141

Halichoeres chloropterus 120

Halichoeres hotulanus 118

Halichoeres leucurus 119

Halichoeres marginatus 121

Halichoeres melanochir 120

Halichoeres richmondi (Inisial Fase) 121

Halichoeres vroliki 119

Hemiglyphidodon plagiometopon 203

Hemigymnus fasciatus (juv) 125

Hemitaurichthys polylepis 85

Hemitaurichthys zoster 85

Heniochus acuminatus 86

Heniochus diphreutes 86

Heniochus pleurotaenia 87

Heniochus varius 87

Istigobius rigilius 101

Kyphosus bigibbus 111

Labricanus cyclophthalmus 214

Labrichthys unilineatus 124

Labroides bicolor 123

Labroides dimidiatus 123

Lethrinus erythropterus 128

Lethrinus harak 128

Lutjanus biguttatus 132

Lutjanus decussatus 132

Lutjanus kasmira 133

Lutjanus monostigma 133

Lutjanus sebae 134

Melichthys indicus 56

Monotaxis grandoculis 130

Mulloidichthys vanicolensis 147

Myripristis hexagona 109

Myripristis murdjan 109

Myripristis violacea 108

Naso lituratus 39

Naso vlamingii 39

Neoglyphidodon melas (Juvenil) 208

Neoglyphidodon nigroris 200

Neoniphon sammara 107

Neopomacentrus anabatoides 202

Neopomacentrus azysron 202

Ostracion cubicus (Juv) 154

Ostracion meleagris 154

Oxycheilinus digrammus 114

Oxymonacanthus longirostris 139

Paracanthurus hepatus 35

Parachaetodon ocellatus 81

Paracirhites forsteri 91

Paracirrhites arcatus 90

Parapercis hexophtalma 158

Parapercis millipunctata 161

Parapercis sp. 160

Parapercis tetracantha 159

Parupeneus barberinus 145

Parupeneus bifasciatus 146

Parupeneus cyclostomus 147

Parupeneus macronemus 145

Parupeneus trifasciatus 146

Pempheris vanicolensis 156

Pentapodus aureofasciatus 150

Pentapodus trivittatus 150

Platax pinnatus 95

Platax teira 96

Plectorhinchus chaetodontoides 105

Plectorhinchus polytaenia 104

Plectorhinchus vittatus 103

Plectroglyphidodon dicki 204

Plectroglyphidodon lacrymatus 204

Plectroglyphidodon leucozonus 201

Plotosus lineatus 165

Pomacanthus imperator 170

Pomacanthus navarchus 170

Pomacanthus semicirculatus 168

Pomacanthus sexfasciatus 169

Pomacentrus alexanderae 207

Pomacentrus amboinensis 206

Pomacentrus auriventris 196

Pomacentrus burroughi 205

Pomacentrus chrysurus 205

Pomacentrus cuneatus 206

Pomacentrus moluccensis 207

Pomacentrus philippinus 208

Premnas biaculeatus 180

Priacanthus hamrur 210

Pseudanthias squamipinnis 227

Pseudocheilinus hexataenia 126

Pseudochromis perspicillatus 212

Pseudochromis splendens 213

Pterapogon kauderni 50

Pterocaesio tile 62

Pterois antennata 222

Pterois muricata 223

Pterois volitans 223

Pygoplites diacanthus 167

Rhinobatus typus 69

Rhinomuraenia quaesita 142

Sargocentron caudimaculatum 108

Sargocentron rubrum 107

Saurida nebulosa 255

Scarus ghoban (Inisial fase) 218

Scarus niger 219

Scarus quoyi 220

Scolopsis binileata 151

Scolopsis lineata 151

Scolopsis margaritifera 152

Scorpaenopsis macrochir 225

Scorpaenopsis oxycephala 224

Siganus guttatus 241

Siganus magnificus 245

Siganus puellus 243

Siganus virgatus 242

Siganus vulpinus 244

Solenostomus paradoxus 249

Sphaeramia nematoptera 47

Sphyraena flavicauda 247

Stegostoma fasciatum (juv) 68

Stethojulis trilineata 122

Sufflamen chrysopterus 56

Synodus variegatus 254

Taeniura lymma 93

Upeneus tragula 148

Zanclus cornutus 264

Index Nama Species Invertebrata Laut

Aaptos sp. 302

Acanthaster planci 286

Actinodendron plumosum 323

Aplysina sp. 307

Aplysinella sp. 308

Asthenosoma varium 280

Astroclera sp. 306

Astrogorgia sp. 314

Atriolum robustum 320

Bohadschia sp. 291

Callyspongia sp. 303

Ceratosoma trilobatum 298

Cerianthus filiformis 322

Chicoreus microphyllus 312

Choriaster granulates 288

Chromodoris annae 297

Chromodoris lochi 298

Chromodoris magnifica 296

Cinachyra sp. 304

Cirrhipathes sp. 323

Clathria sp. 307

Clavelina robusta 321

Coriocella nigra 311

Cribrochalina olemda 303

Culcita novaeguineae 289

Cypraea tigris 311

Dendronephthya sp. 327

Diadema setosum 278

Dysidea granulose 308

Echinaster callosus 288

Echinaster luzonicus 287

Echinometra mathaei 282

Echinothrix calamaris 279

Aaptos sp. 302

Acanthaster planci 286

Actinodendron plumosum 323

Aplysina sp. 307

Aplysinella sp. 308

Asthenosoma varium 280

Astroclera sp. 306

Astrogorgia sp. 314

Atriolum robustum 320

Bohadschia sp. 291

Callyspongia sp. 303

Ceratosoma trilobatum 298

Cerianthus filiformis 322

Chicoreus microphyllus 312

Choriaster granulates 288

Chromodoris annae 297

Chromodoris lochi 298

Chromodoris magnifica 296

Cinachyra sp. 304

Cirrhipathes sp. 323

Clathria sp. 307

Clavelina robusta 321

Coriocella nigra 311

Cribrochalina olemda 303

Culcita novaeguineae 289

Cypraea tigris 311

Dendronephthya sp. 327

Diadema setosum 278

Dysidea granulose 308

Echinaster callosus 288

Echinaster luzonicus 287

Echinometra mathaei 282

Echinothrix calamaris 279

Pinctada margaritifera 310

Plakortis lita 306

Plumularia sp. 330

Polycarpa aurata 320

Protoreaster nodosus 283

Pseudocholchirus violaceus 293

Pteraeolidia ianthina 301

Sephia apama 324

Sephia latimanus 324

Sertularia sp. 330

Spirobranchus giganteus 326

Stichopus chloronotus 292

Stichopus variegatus 295

Subergorgia mollis 314

Tambja morosa 299

Thelenota ananas 290

Theonella sp. 305

Toxopneustes pileolus 281

Tridacna maxima 309

Tridacna squamosa 309

Turbo petholatus 313

Xestospongia testudinaria 302

Semoga dengan buku ini menambah kecintaan kita akan dunia kelautan

khususnya ekosistem terumbu karang. Foto-foto yang diambil semuanya di

Indonesia mulai dari Pulau Weh dan Kep. Banyak di Provinsi Aceh, TN.

Karimunjawa di Jawa Tengah, TN. Komodo di NTT, TN. Bunaken dan Selat

lembeh di Sulawesi Utara dan Kep. Kayoa di Maluku Utara.