90
4. Supervisi Akademik

Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

4. SupervisiAkademik

Page 2: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

I. PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN LINGKUNGAN BELAJAR BERPUSAT PADA PESERTA DIDIK (DIFFERENTIATED INSTRUCTION)A. Konsep Differentiated Instruction (Diferensiasi Pembelajaran)

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang bisa memfasilitasi kebutuhan dari setiap peserta didiknya. Setiap anak haruslah memperoleh kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial. Dalam hal ini negara memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa hak tersebut dilindungi sehingga kesejahteraan anak (wellbeing) dapat tercapai. Pendidikan harus menyadarkan bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak yang lainnya. Pendidikan, seharusnya bisa mengakomodasi dari semua perbedaan ini, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu. Keberagaman dari setiap individu peserta didik harus selalu diperhatikan, karena setiap peserta didik tumbuh di lingkungan dan budaya yang berbeda sesuai dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka.

Perkembangan paradigma pendidikan yang lebih humanis, dengan lahirnya pendidikan inklusif memberikan peluang bagi semua anak dalam mendapatkan pendidikan yang bermutu. Pendidikan harus memberikan perhatian dan layanan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing peserta didiknya. Lahirnya pendidikan inklusif memberikan harapan dan semangat untuk merangkul semua kalangan dalam pendidikan. Pendidikan Inklusif merupakan implementasi pendidikan yang berwawasan multikural yang dapat membantu peserta didik mengerti, menerima, serta menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya, nilai, kepribadian, dan keberfungsian fisik maupun psikologis. Hal ini sesuai dengan program Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan Anak (PIPKA) yang telah dicanangkan untuk melindungi hak-hak anak.

Pendidikan inklusif adalah sistim pendidikan yang menghargai keberagaman. Dengan melaksanakan sistim pendidikan inklusif maka diharapkan perlindungan kesejahteraan anak terutama di bidang pendidikan dapat terlaksana. Pada praktik pendidikan inklusif, sekolah dan masyarakat sangat menghargai perbedaan dan keunikan dari setiap anak/peserta didik. Pendidikan inklusif merupakan salah satu cara untuk memastikan bahwa tidak ada lagi kekerasan dan praktek bullying (perundungan) yang merupakan bentuk perlakuan diskriminasi pada anak/peserta didik.

Penyelenggaran sistim pendidikan inklusif dapat diperkenalkan melalui konsep sekolah yang ramah dan terbuka bagi semua anak/peserta didik dan memiliki guru dan tenaga kependidikan yang ramah dan terbuka kepada perubahan serta menghargai keberagaman. Keberagamaan yang dimaksud dapat disebabkan karena status sosial ekonomi, disabilitas, bahasa, jender, agama, dan status kesehatan.

Sekolah inklusif adalah sekolah yang mampu mengakomodir kebutuhan semua anak termasuk kebutuhan khusus anak/peserta didik berkebutuhan khusus sehingga mereka dapat hadir di kelas, diterima oleh guru, tenaga kependidikan, dan sesama peserta didik, serta berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran serta menunjukkan pencapaian baik di bidang akademik maupun non-akademik. Dalam hal mengakomodir kebutuhan semua anak/peserta didik, sekolah harus selalu memperhatikan prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak, yaitu: (1) nondiskriminasi; (2) kepentingan yang terbaik bagi anak; (3) hak untuk hidup,

Page 3: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan (4) penghargaan terhadap pendapat anak/peserta didik. Dengan demikian mereka dapat berkembang secara wajar, baik secara jasmani, rohani, dan sosial

Filosofi yang mendasari pendidikan inklusif adalah keyakinan bahwa setiap anak, baik karena gangguan perkembangan fisik/mental maupun cerdas/bakat istimewa berhak untuk memperoleh pendidikan seperti layanya anak-anak “normal” lainnya dalam lingkungan yang sama (education for all). Anak-anak yang “normal” maupun yang dinilai memiliki kebutuhan khusus sudah selayaknya dididik bersama-sama dalam sebuah keberagaman yang ada di dalamnya. Di sekolah inklusi ini, mereka tidak semata mengejar kemampuan akademik, tetapi lebih dari itu, mereka belajar tentang kehidupan itu sendiri. (UNESCO,2000).

Inklusi sendiri berasal dari kata ”inclusion”, yang artinya mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan katanya adalah eksklusi, yang berasal dari kata ”exclusion”, yang artinya mengeluarkan atau memisahkan (Dinar, 2016). Pengertian inklusi digunakan sebagai sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka; mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan lainnya. Terbuka dalam konsep lingkungan inklusi, berarti semua orang yang tinggal, berada dan beraktivitas dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat merasa aman dan nyaman mendapatkan hak dan melaksanakan kewajibannya. Sapon-Shevin (Direktorat PLB, 2004) menyatakan bahwa pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani disekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya. Dengan demikian maka perlu ditekankan instrukturisasi sekolah, sehingga dapat mendukung pelayanan terhadap setiap individu disekolah serta dukungan dari berbagai pihak.

Perlu adanya strategi yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan dari keberagaman peserta didik di kelas inklusif. Pemecahan masalah yang berhubungan dengan keragaman peserta didik di kelas dapat teratasi dengan menerapkan salah satu model pembelajaran berdiferensiasi (differentiated instruction). Dengan menerapkan model tersebut maka perbedaan dan keberagaman setiap individu di kelas dilihat dari tingkat kesiapan, ketertarikan dan gaya belajar akan bisa terakomodasi sehingga berdampak adanya peningkatan terhadap pemahamaan, motivasi dalam belajar, dan juga interaksi antarpeserta didik di kelas.

Kelas yang ditandai dengan keanekaragaman kultur dan bahasa, menuntut beragam strategi untuk mendiferensiasikan pengajaran agar kebutuhan siswa yang beragam dan banyak tersebut akan terpenuhi. Dalam kelas yang didiferensiasikan, guru akan memulai mengajar berdasarkan kebutuhan, kesiapan (di mana posisi siswa), minat dan kemudian menggunakan banyak model pembelajaran kepada siswa. Hal ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik, sehingga tercapai kesejahteraan pada diri peserta didik (wellbeing-student).

1. Pengertian Diferentiated Instruction (Pembelajaran Berdiferensiasi)Pembelajaran berdiferensiasi (Diferentiated Instruction/DI) umumnya

mengacu pada penggunaan beragam strategi pembelajaran, pengembangan kurikulum dan penilaian kinerja unuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa,

Page 4: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

kemampuan akademik dan gaya belajar yang disukai. Pembelajaran berdiferensiasi berarti mencampurkan semua perbedaan untuk mendapatkan suatu informasi, membuat ide dan mengekspresikan apa yang mereka pelajari. Dengan kata lain bahwa pembelajaran diferensiasi adalah menciptakan suatu kelas yang beragam dengan memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses suatu ide dan meningkatkan hasil setiap murid, sehingga murid-murid akan bisa lebih belajar dengan efektif (Hanover Research and ULEAD Report, 2019).

Gambar 1. Pengertian Differentiated InstructionSumber: https://www.teachthought.com/pedagogy

Berdasarkan gambar 1 di atas, Differentiated Instruction (pembelajaran berdiferensiasi) adalah mendesain pembelajaran untuk menemukan kebutuhan individu siswa. Pembelajaran berdiferensiasi adalah modifikasi kurikulum di mana semua anak bisa belajar dalam satu kelas dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Maksud dari differentiated itu sendiri adalah setiap anak mempunyai standar kurikulum yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhannya. Oleh karena itu guru harus memodifikasi isi, proses/cara berpikir dan produk yang harus dikerjakan sebagai evaluasi, berdasarkan karakteristik anak, tingkat kesiapan anak, kesukaan anak (interest), dan kecerdasan majemuk (mulltiple intelligences), pemberian instruksi dan pembelajaran atau materi yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan anak, memperdalam pemahaman, dan melibatkan kerja kelompok (Hollas dalam Dinar, 2016).

Pembelajaran berdiferensiasi mengharuskan seorang guru untuk konsisten dan proaktif dalam mencari jalan untuk membantu murid-muridnya belajar sehingga akan mencapai kesuksesan dalam mencapai atau meraih proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran berdiferensiasi tidak menambah beban murid-murid dalam belajar tetapi justru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan merangsang anak untuk terus belajar sehingga akan membantu anak dalam mencapai kesuksesan dalam belajar.

Menurut Gregory dan Chapman (dalam Dinar, 2016) hal-hal yang mendukung pandangan pembelajaran berdiferensiasi adalah sebagai berikut.a. Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang-bidang tertentu;

Page 5: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

b. Semua siswa memiliki bidang yang butuh untuk dikuatkan;c. Setiap otak siswa adalah unik seperti suatu sidik jari (fingerprint);d. Tidak ada kata terlambat untuk belajar;e. Ketika memulai suatu topik yang baru, siswa membawa dasar pengetahuan

mereka sebelumnya dan pengalaman dalam belajar;f. Emosi, perasaan, dan sikap berpengaruh pada belajar;g. Semua siswa dapat belajar;h. Siswa-siswa belajar dengan cara yang berbeda-beda pada waktu yang

berbeda- beda pula;Dengan menggunakan strategi diferensiasi dan memberikan kegiatan yang

disesuaikan dengan kebutuhan siswa dilihat dari kesiapan, minat dan gaya belajar siswa maka diharapkan kebutuhan siswa akan terpenuhi dan siswa akan bisa belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

2. Model Diferentiated InstructionModel pembelajaran berdiferensiasi ini bukan suatu model pembelajaran

yang baru. Penerapan model pembelajaran ini diperlukan suatu kesadaran dan kerja keras yang sungguh-sungguh dalam menganalisa data informasi peserta didik di kelas. Data tersebut digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik yang akan disesuaikan dengan kemampuan serta digunakan dalam mengubah sesuatu yang perlu diubah juga memberikan hal-hal yang lebih diperlukan bagi peserta didik masing- masing.

Untuk lebih memahami apa itu pembelajaran berdiferensiasi dan yang membedakan dengan pendekatan lain, akan dibahas satu persatu berkenaan dengan hal tersebut dalam Dinar (2016):.a. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah pembelajaran individual

Peserta didik yang memiliki perbedaan kemampuan tersebut, akan diberikan kesempatan untuk belajar, tidak dipisahkan oleh karena level kemampuannya tetapi berfokus pada makna belajar itu sendiri dan juga kekuatan dari setiap siswa miliki. Model pembelajaran dalam mengajar, terkadang guru akan mengajar pada “whole class” atau kelompok besar, terkadang kelompok kecil dan terkadang secara individual dalam satu kelas. Variasi yang dilakukan ini sangat penting dalam meningkatkan pemahaman murid dan ketrampilan juga membangun rasa kebersamaan dalam kelompok.

b. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah pembelajaran yang semrawut atau ka-cau.

Banyak guru yang mengalami ketakutan akan terulangnya kejadian di awal tahun ajaran baru yang kurang bisa mengatasi perilaku murid- muridnya di kelas. Hal ini seharusnya tidak terjadi apabila guru melakukan managemen kelas yang baik. Seorang guru yang menerapkan pembelajaran diferensiasi, akan ahli dalam memeimpin kelas dan dengan cepat menanggulangi masalah ini. Dibandingkan dengan guru yang menggunakan pendekatan satu center (guru menjadi pusat pembelajaran), pada guru yang menerapkan pembelajaran diferensiasi akan mengatur dan memonitor kelas dengan menggunakan beberapa aktivitas bersama-sama. Guru juga akan membantu anak dalam mengembangkan peraturan untuk mengontrol perilaku, memberi

Page 6: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

dan mememonitor secara langsung aktivitas serta memberikan tahapan- tahapan pembelajaran yang berhubungan dengan pengalaman belajar anak. Pembelajaran diferensiasi di kelas akan memberikan keefektifitasan tujuan pembelajaran murid dan bukan kelas tanpa perencanaan atau ketidakdisiplinan.

c. Kelompok pada pembelajaran berdiferensiasi tidak homogen tetapi bersifat fleksibel (Flexible Grouping)

Pada kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, kelompok yang dibentuk akan bersifat fleksibel, di mana murid yang memiliki kekuatan dalam bidang tertentu akan bergabung dengan teman yang lain dan bekerjasama dengan teman-temannya. Murid yang kuat dalam hal tertentu belum tentu memiliki kekuatan yang sama dalam bidang lain. Misalnya, mungkin murid tersebut akan memiliki kekuatan dalam memahami suatu bacaan, belum tentu dalam memulis, ia akan bisa menulis dengan ejaan yang benar atau menuliskan kalimat dengan tepat, atau dalam hal matematika, mungkin murid tersebut akan mengalami kelemahan dalam berhitung dan lain-lain. Dalam kelompok yang bersifat fleksibel tersebut, guru akan paham bahwa mungkin ada beberapa murid yang dalam mengerjakan tugas baru kerjanya lambat dan kemudian akan diberikan penjelasan untuk mempercepat kerjanya sambil yang lain belajar tetapi dilakukan dengan perlahan-lahan. Dalam pembelajaran diferensiasi, kelompok akan selalu diubah-ubah berdasarkan kebutuhan dan pengalaman belajar murid.

d. Pembelajaran berdiferensiasi adalah proaktif dan berdasar pada asesmenPada kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, kita harus

berpikir bahwa murid-murid memiliki kebutuhan belajar yang beragam dan berbeda satu dengan yang lainnya. Guru harus proaktif menemukan dan melakukan perencanaan dengan berbagai cara untuk bisa mengekspresikan bagaimana murid-muridnya bisa belajar. Guru akan bisa merencanakan cara bagaimana murid-murid belajar dengan melakukan asesmen terlebih dahulu berdasarkan tingkat kesiapan murid, ketertarikan dan gaya belajar dari setiap murid-muridnya tersebut. Murid-murid di dalam kelas akan mempunyai karakteristik yang berbeda, yang mungkin akan mengindikasikan dalam kebutuhan modifikasi kurikulum dan pembelajaran.

Adapun penjelasan mengenai ketiga hal yang akan dilakukan asesmen adalah:1) Kesiapan (Readiness)

Murid yang memiliki kesiapan untuk belajar suatu hal yang mana sudah mempunyai pengetahuan mengenai apa yang akan dipelajari, memahaminya dan memiliki ketrampilan yang bagus, dipastikan akan sukses dan bisa mencapai tugas yang diberikan. Lain halnya bagi murid yang belum memahami apa yang akan mereka pelajari, maka mereka akan menjadi murid yang sulit dalam mempelajari tema/topik pembelajaran dan mungkin akan frustasi karena tidak bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Pemahaman dalam belajar akan lebih bagus apabila tingkat kesulitan yang diberikan sedikit lebih tinggi dari level pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan sebelumnya. Hal tersebut akan membantu dalam

Page 7: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

menghubungkan pengetahuan yang baru dan tingkat pengetahuan baru. Kesiapan murid akan erat hubungannya dengan tingkat perkembangan pemehaman dan prestasi murid di kelas (achievement).

2) Ketertarikan (interest)Ketertarikan merupakan faktor terbesar dari dalam diri seseorang dalam memotivasi untuk belajar. Guru yang bijak akan menghubungkan konten yang dipelajari dengan ketertarikan (interest) dari murid-muridnya. Hal ini akan mempertahankan level perhatian siswa dalam belajar. Ketertarikan dari murid ini berhubungan dengan semua hal yang murid suka atau tidak suka dan mengenai hobinya.

3) Profil belajar (Learning profile)Gaya belajar merupakan cara bagaimana murid tersebut bisa belajar dengan baik. Beberapa murid mungkin akan lebih bagus belajar dengan cara diskusi dengan teman sebayanya, tetapi ada juga sebagian murid yang lebih bagus belajar sendiri. Ada murid yang belajar dari beberapa bagian dari tema tetapi adapula yang menganalisanya. Guru harus jeli dalam memahami gaya belajar setiap muridnya. Adapun dalam profile belajar anak akan dihubungkan pula dengan faktor sosial/emosi yaitu mengenai bahasa, budaya, kesehatan, kenyataan dalam keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu learning profile juga berhubungan dengan gaya belajar (learning style) seseorang. Ada beberapa yang memiliki gaya belajar dengan visual (melihat gambar, membaca), ada yang auditory (mendengarkan ceramah atau diskusi), ada juga yang memiliki gaya belajar dengan bergerak (kinestetik). Multiple intelegances juga berhubungan dengan learning profile ini, yang sesuai dengan yang diungkapkan oleh Howard Gardner. Menurut Howard Gardner ada 8 intelegensi yaitu logic- matematis, linguistik, musikal, spasial, bodily kinesthetic, interpersonal, intrapersonal dan naturalis. Teori ini akan membantu dalam mengadaptasikan pengajaran kepada siswa, selain itu guru juga harus mengetahui learning profile atau gaya belajar dari masing-masing siswanya. (Arends, dalam Dinar, 2016).

Setelah melakukan asesmen tersebut, dilanjutkan membuat design atau perencanaan pengalaman belajar berdasarkan dari pemahaman murid, memperhitungkan produk/hasil belajar yang akan dibuat atau membuat asesmen akhir sebagai final untuk mengetahui kesuksesan murid dalam belajar.

e. Pembelajaran diferensiasi menggunakan berbagai pendekatan (multiple ap-proach) dalam konten, proses dan produk.Dalam kelas diferensiasi, guru akan memperhatikan 3 elemen penting dalam pembelajaran diferensiasi di kelas yaitu (1) content (input) yaitu mengenai apa yang murid pelajari, (2) process (Proses) yaitu bagaimana murid akan mendapatkan informasi dan membuat ide mengenai hal yang dipelajarinya, (3) product (output), bagaimana murid akan mendemonstrasikan apa yang sudah mereka pelajari. Ketiga elemen tersebut di atas akan dilakukan modifikasi dan adaptasi berdasarkan asesmen yang dilakukan sesuai dengan

Page 8: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

tingkat kesiapan murid, ketertarikan (interes) dan learning profile (Fareeha Rasheed and Abdul Wahid. 2018): 1) Konten (content)

Konten berhubungan dengan apa yang akan peserta didik ketahui, pahami dan yang akan dipelajari. Dalam hal ini guru akan memodifikasi bagaimana setiap murid akan mempelajari suatu topik pembelajaran. Misalnya, guru akan mengajarkan matematika yang tujuan objektifnya peserta didik bisa membaca waktu. Di dalam kelas, mungkin guru akan menemukan anak yang belum mengerti mengenai konsep angka, ada juga yang belum mengerti mengenai konsep waktu, dan mungkin beberapa murid-murid di kelasnya sudah memahami dan bisa membaca waktu dengan baik. Bagi anak- anak yang tingkat kesiapannya sudah siap dan mengerti akan konten yang akan dipelajarinya, hal ini tidak menjadikan masalah bagi peserta didik untuk belajar hal yang sama sesuai dengan konten yang sudah ditentukan. Bagi peserta didik yang tingkat kesiapannya belum memahami mengenai konten tersebut, guru perlu melakukan modifikasi dan adaptasi berdasarkan tingkat kesiapan murid tersebut.

2) Poses (process)Proses merupakan cara murid mendapatkan informasi atau bagaimana ia belajar. Dalam arti lain adalah aktivitas murid dalam mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan berdasarkan konten yang akan dipelajari. Aktivitas akan dikatakan efektif apabila berdasarkan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan murid. Murid akan bisa mengerjakan dengan sendirinya dan berguna bagi diri mereka sendiri.

3) Produk (product)Produk merupakan bukti apa yang sudah mereka pelajari dan pahami. Murid-murid akan mendemostrasikan atau mengaplikasikan mengenai apa yang sudah mereka pahami. Produk akan merubah murid dari “consumers of knowledge to producer with knowledge”.

f. Pembelajaran berdiferensiasi adalah model pembelajaran yang berpusat pada muridDasar pemikiran pembelajaran berdiferensiasi adalah bahwa murid-murid adalah berbeda dan pengalaman belajar akan lebih efektif apabila belajar itu menyenangkan, relevan dan menarik. Guru dalam kelas yang diferensiasi akan memahami kebutuhan dari masing- masing muridnya untuk membantu murid meningkatkan tanggungjawab pada perkembangan mereka sendiri. Dalam kelas diferensiasi, peserta didik harus aktif dan mengevaluasi keputusan yang mereka lakukan serta melatih peserta didik dalam bertanggung jawab juga berbagi dengan teman lain pada saat mereka bekerja kelompok dengan berbagai variasi kelompok. Dalam hal ini juga mengajarkan mereka untuk menyiapkan kehidupan mereka sendiri.

Differentiated instruction (DI) dikatakan efektif membantu anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah karena sebagai berikut (McLeskey dan Waldron, dalam Dinar, 2016):

Page 9: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

1) DI adalah proaktif, di mana guru mempunyai pandangan bahwa murid-murid yang belajar bersamanya mempunyai cara belajar yang berbeda, kebutuhan yang berbeda dan perencanaan pembelajaran yang berbeda pula.

2) DI lebih mementingkan kualitas dari pada kuantitas. Hal ini dimaksudkan bahwa hasil belajar tidak dilihat dari banyak atau sedikitnya tugas yang telah dikerjakan, tetapi berdasarkan kualitas dari pemahaman anak itu sendiri.

3) DI juga menggunakan berbagai pendekatan pada proses pembelajaran baik dalam isi, proses (bagaimana anak menangkap suatu informasi) ataupun dari produk yang dihasilkan sebagai evaluasi (bagaimana anak mendemonstrasikan sesuatu yang sudah mereka pelajari)

4) DI adalah student centered (berpusat kepada anak), di mana akan memotivasi anak untuk terus belajar karena mereka belajar sesuai dengan kemampuannya, berhubungan dengan apa yang mereka butuhkan dan yang paling penting adalah belajar yang menyenangkan.

5) DI adalah “organik” yang berarti bahwa guru akan berfikir bagaimana cara murid-muridnya untuk bisa belajar dan mengadaptasi apa yang bisa dilakukan di kelas disesuaikan dengan kemampuannya dan kebutuhannya. Selaian itu DI juga merupakan suatu proses yang dinamik, di mana guru akan selalu memonitor apa dan bagaimana murid-muridnya dalam belajar serta mengadaptasi kelas sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing muridnya

Page 10: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Gambar 2. Diagram Konsep Differentiated Instruction(Sumber: Hanover Reaerch, 2019)

3. Prinsip Differentiated InstructionDiferensiasi menolak pendekatan "satu ukuran untuk semua" dalam

pembelajaran dan sebaliknya, memprioritaskan penargetan tugas yang lebih besar untuk meningkatkan akses ke konten kurikulum dengan cara yang paling sesuai dengan kemampuan, gaya belajar, dan minat siswa.

Diferensiasi yang sukses bergantung pada kepatuhan pada beberapa prinsip inti yang menekankan keragaman siswa, kebutuhan akan fleksibilitas dan pilihan dalam kegiatan dan pengelompokan siswa, dan penggunaan data penilaian untuk memandu instruksi. Dengan mengikuti pada prinsip-prinsip ini, guru dapat mengatasi kebutuhan semua siswa dengan lebih baik, termasuk pelajar bahasa Inggris, siswa penyandang cacat, siswa dengan bakat dan bakat, siswa yang membutuhkan dukungan tambahan, siswa yang berprestasi pada tingkat "rata-rata", dan siswa yang berprestasi pada tingkat tinggi.

Page 11: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Upaya tersebut diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Oleh karena itu prinsip pembelajaran yang digunakan harus mengaarah pada prinsip berikut:a. peserta didik mencari tahu; b. berbasis aneka sumber belajar; c. penggunaan pendekatan ilmiah; d. pembelajaran berbasis kompetensi; e. manajemen terpadu; f. pembelajaran dengan jawaban multi dimensi; g. pembelajaran ketrampilan aplikatif; h. kesimbangan antara keterampilan fisikal (hard skills) dengan keterampilan

mental (soft skills); i. pembelajaran pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar

sepanjang hayat; j. pembelajaran yang menerapkan nilai ketaladanan, membangun kemauan,

dan mengembangkan kreatifitas; k. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; l. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa

saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; m. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efesiensi efektivitas pembelajaran; dan n. pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa. 

Page 12: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Gambar 3. Prinsip Diferentiated InstructionSumber: Hanover Research, 2019

B. Strategi Implementasi Pengembangan Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta DidikLangkah-langkah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah

untuk memaksimalkan setiap kemampuan siswa dan tingkat keberhasilan dari setiap siswa, di mana guru akan membantu dalam proses pembelajaran tersebut. Langkah-langkah tersebut akan dijelaskan sesuai dengan tabel berikut.

Gambar 4. Perencanaan dan Pelaksanaan Diferentiated Instruction

Page 13: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Pada gambar di atas menjelaskan proses pelaksanaan DI (Differentiated of instruction), yaitu dengan terlebih dahulu guru melakukan assessment awal atau mengadakan pre-tes dengan tujuan mengetahui sejauh mana kemampuan dari masing-masing anak, sehingga guru bisa merencanakan untuk mendesain dan memodifikasi kurikulum berdasarkan tingkat kesiapan anak, interest atau ketertarikan anak, gaya belajar serta pengetahuan yang sudah didapat anak sebelumnya (prior knowledge). Masing- masing anak akan mendapatkan pencapaian standar yang berbeda-beda. Hal ini sangat penting dilakukan oleh guru, karena dengan cara ini guru bisa mengetahui tingkat kemampuan anak. Adapun tingkat dari kemampuan belajar (level of learning) dari setiap anak dibedakan menjadi tiga, antara lain sebagai berikut (Karten, dalam Dinar 2016).a. Independent Level (tingkat mandiri).

Anak pada tingkatan ini tidak memerlukan bantuan dan bisa mengerjakan tugas secara mandiri.

b. Instructional Level (tingkat pemberian perintah)Anak pada tingkatan ini memerlukan bimbingan dalam memahami suatu konsep dan memerlukan bantuan dalam mengerjakan tugas.

c. Frustration Level (tingkat frustasi)] Pada tingkatan ini anak sangat kesulitan dalam mengikuti pelajaran dikarenakan karena belum matangnya konsep-konsep dasar serta pengetahuan yang dimiliki sehingga anak akan mudah menyerah dan frustasi dalam mengerjakan tugas.

Pada dasarnya semua anak itu belajar, tetapi mereka mempunyai kemampuan yang berbeda-beda di dalam kelas yang sama. Seorang guru harus menyadari tingkat kemampuan masing-masing anak sebelum memberikan suatu instruksi. Pembelajaran berdiferensiasi dirancang untuk mengarahkan guru untuk menonjolkan perbedaan dan kekuatan dan menggunakannya untuk menyusun konten kurikulum, kegiatan pembelajaran, dan penilaian formatif dan sumatif. Dengan demikian guru memusatkan perencanaan dan proses pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan siswa dalam kesiapan, minat dan kebutuhan belajar mereka.

Beberapa strategi yang dapat digunakan pada pembelajaran DI antara lain:a. Tiered assignment, yaitu sebuah tugas yang dirancang untuk mengintruksi

perbedaan siswa sesuai dengan tingkat kesiapan siswa, meskipun isi dan tujuan pembelajaran sama.

b. Pemadatan materiStrategi ini berfokus pada kesiapan siswa dengan memperlihatkan penguasaan siswa pada materi sebelumnya.

c. Minat siswaDengan memilih topik yang didasarkan pada minat siswa, akan memotivasi mereka untuk lebih mengeksplorasi materi.Kerja kelompok. Strategi ini berfokus pada kesiapan, minat dan profil belajar siswa. Strategi ini juga memungkinkan dalam pembentukan kelompok-kelompok siswa yang berbeda tergantung pada tugas dan konten belajar.

d. Kontrak belajarStrategi ini dimulai dengan kesepakatan antara guru dan siswa tentang keterampilan dan komponen yang diperlukan saat penugasan.

Page 14: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Berikut ini adalah rangkaian skenario pembelajaran dengan menggunakan pendekatan DI:

a. Guru menyampaikan materi pembelajaran (secara garis besar) kemudian memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

b. Guru memberikan permasalahan yang harus diselesaikan siswa yang dibedakan menurut pendekatan DI pada outline perencanaan (membedakan pengelompokkan, tugas berjenjang, membedakan lembaer kegiatan siswa sesuai gaya belajar atau dengan soal terbuka) .

c. Siswa dalam kelompok DI mengerjakan pemasalahan yang diberikan guru menurut pendekatan DI yang digunakan

d. Guru meminta siswa (perwakilan siswa dalam kelompok) untuk mempresentasikan hasil penyelesaian permasalahan. Siswa lainnya memperhatikan dan bertanya apabila tidak/kurang memahami materi yang disajikan dalam presentasi.

e. Guru memfasilitasi jalannya diskusi kelas selama presentasi sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran.

f. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pembelajaran dan memastikan seluruh siswa mendapatkan kompetensi yang sama meskipun menggunakan lembar keegiatan/pengelompokkan yang berbeda.

Bentuk lain penerapan DI dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara menyesuaikan perkembangan dan kurikulum terkini. Dalam konteks penerapan Kurikulum 2013 dapat dilakukan melalui penerapan pendekatan Scientific dan model pembelajaran Problem-based learning (PBL); Project-based learning (PjBL), Discovery Learning; dan Inquiry Learning. Contoh praktis implementasi dalam model PjBL dapat Saudara pelajari pada link www.edutopio.org/profile (Andrew Miller, 2016).

II. KONSEP DAN LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI AKADEMIK BERORIENTASI PENGEMBANGAN BELAJAR BERPUSAT PESERTA DIDIK

Pengawas sekolah sebagai tenaga kependidikan, memegang peran yang signifikan dan strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan kepala sekolah, serta mutu pendidikan di sekolah. Peran dan posisi pengawas sangat strategis dalam peningkatan mutu pendidikan. Gambaran tentang arti penting pengawas sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari berbagai peraturan perundangan sebagai berikut ini:

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru pada Pasal 15 ayat (4) yang menyatakan bahwa pengawas satuan pendidikan harus melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial.

2. Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya Pengawas Sekolah minimal harus mempunyai kompetensi sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah yang menegaskan bahwa seorang pengawas harus memiliki 6 (enam) dimensi kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi sosial.

Page 15: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

3. Peraturan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya menyatakan bahwa tugas pokok pengawas sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (SNP), penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.

4. Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 01/III/PB/2011, Nomor 6 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 15 tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala sekolah, dan Pengawas sekolah menyebutkan, bahwa beban kerja pengawas sekolah adalah:a. Pengawas melaksanakan tugas pengawasan, pembimbingan,

dan pelatihan profesional terhadap Guru.b. Pengawas Sekolah juga merencanakan, mengevaluasi, dan

melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan terhadap Guru dan Kepala Sekolah di sekolah binaannya.

Salah satu tugas penting dari pengawas sekolah adalah melakuan supervisi akademik. Supervisi akademik bukan penilaian unjuk kerja pendidik melainkan membantu pendidik mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Tugas supervisi akademik pengawas sekolah meliputi pembinaan, pemantauan dan penilaian kinerja guru dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian hasil pembelajaran dan pembimbingan serta pelatihan peserta didik.

Kegiatan pembinaan dalam supervisi akademik terhadap guru menyangkut kemampuan pendidik dalam mengelola proses pembelajaran. Selanjutnya pemantauan fokus pada pelaksanaan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, dan standar penilaian. Pengawas sekolah sebagai supervisor dapat mengembangkan supervisi akademik dengan memberikan motivasi dan memberikan pelayanan supervisi akademik secara optimal kepada para pendidik sesuai kondisi pendidik yang ada di sekolah. Dari kegiatan ini diharapkan terjadi perubahan perilaku pendidik ke arah yang lebih berkualitas dan akan menimbulkan perilaku belajar peserta didik menjadi lebih baik. Proses pembelajaran yang berkualitas dan hasil belajar peserta didik yang baik merupakan satu indikator keberhasilan kinerja Pengawas Sekolah. Penguasaan kompetensi supervisi akademik merupakan bekal utama dalam melaksanakan tugas pengawasan. Untuk mencapai hal tersebut, calon pengawas sekolah diberi bekal melalui pelatihan membuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta tindak lanjut supervisi akademik.

Pengawas sekolah harus memiliki komitmen bersama untuk membina, membimbing dan mendampingi kepala sekolah, kemudian menggerakkan guru dan peserta didik agar mampu berpikir kritis, berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah serta menciptakan pembelajaran aktif dan efektif. Dengan melaksanakan supervisi akademik secara terprogram dan berkesinambungan, akan tercapai layanan proses

Page 16: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

pembelajaran bermutu sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan terkini yatu memuat penguatan pendidikan karakater (PPK), literasi, dan Higher Order Thinking Skills (HOTS). Pembelajaran seperti ini hanya dapat dilakukan oleh guru yang berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut maka Pengawas sekolah dan kepala sekolah sebagai pembina harus menjadwalkan kegiatan supervisi akademik terhadap semua guru.

Pengawas sekolah harus memiliki komitmen bersama untuk membina, membimbing dan mendampingi kepala sekolah, kemudian menggerakkan guru dan peserta didik agar mampu berpikir kritis, berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah serta menciptakan pembelajaran aktif dan efektif. Pengawas Sekolah harus memastikan semua Kepala Sekolah melakukan supervisi terhadap guru. Dengan melaksanakan supervisi akademik secara terprogram dan berkesinambungan, akan tercapai layanan proses pembelajaran bermutu. Pembelajaran yang dipimpin oleh guru yang berkualitas akan mengembangkan potensi peserta didik.

Setiap guru harus mendapat pelayanan supervisi tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus. Layanan yang sama tanpa diskriminasi juga harus diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat, martabat, kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, sejahtera, bahagia, dan bermakna (student wellbeing).

Bahan Pembelajaran supervisi akademik ini akan memandu Saudara sebagai calon pengawas sekolah untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuannya dalam melakukan kegiatan profesional untuk membantu kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.

A. Konsep Supervisi AkademikKeterampilan utama yang dituntut dari seorang pengawas adalah melakukan

penilaian dan pembinaan kepada guru secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru1. Pengertian Supervisi Akademik

Supervisi akademik merupakan salah satu fungsi pengawas dalam pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian, pembimbingan, dan pelatihan profesional guru. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al. 2007).

Glickman (1981), mendefinisikan supervisi akademik sebagai serangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya.

Page 17: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

2. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik.Prinsip-prinsip supervisi akademik menurut Dodd (1972) adalah:

a. Praktis: mudah dikerjakan;b. Sistematis: dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi dan tujuan

pembelajaran.c. Objektif: masukan sesuai aspek-aspek instrument.d. Realistis: berdasarkan kenyataan sebenarnya.e. Antisipatif: mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadif. Konstruktif: mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam

mengembangkan proses pembelajaran.g. Kooperatif: ada kerjasama yang baik antara supervisor dan guru dalam

mengembangkan pembelajaran.h. Kekeluargaan: mempertimbangkan sikap saling asah, asih, dan asuh dalam

mengembangkan pembelajarani. Demokratis: dalam pelaksanaan sepervisi, supervisor tidak boleh

mendominasi. j. Aktif: guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.k. Humanis:mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis,

terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor. l. Berkesinambungan: sepervisi akademik dilakukan secara teratur dan

berkelanjutan.m. Terpadu:menyatu dengan program pendidikan n. Komprehensif: memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik.

3. Tujuan Supervisi AkademikSecara umum, Glickman (1981) menyatakan bahwa kegiatan supervisi

akademik adalah untuk membantu guru mengembangkan kemampuan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan bagi murid-muridnya. Dengan demikian tujuan yang paling pokok dalam supervisi pembelajaran bagaimana guru mencapai tujuan pembalajaran yang telah ditetapkan. Selain itu Sergiovanni (1987) menyatakan bahwa supervisi akademik bertujuan untuk pengembangan profesionalisme, pengawasan kualitas, dan penumbuhan motivasi.

Tujuan supervisi akademik dalam konteks pengawasan proses pembelajaran adalah untuk mengetahui: (1) kompetensi guru dalam membuat persiapan atau perencanaan pembelajaran; (2) ketepatan dalam memilih pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa; (3) kompetensi guru sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas; (4) kompetensi guru dalam mengembangkan intrumen penilaian dalam; (5) melaksanakan evaluasi, baik evaluasi selama proses pembelajaran atau evaluasi hasil belajar; (6) kemampuan guru dalam memberikan tindak lanjut pembelajaran kepada siswa; dan (7) kelengkapan administrasi pembelajaran yang diperlukan dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai seorang tenaga profesional dibidang pendidikan.

4. Manfaat Supervisi Akademik

Page 18: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Supervisi akademik memiliki manfaat antara lain sebagai berikut.a. Guru yang disupervisi akan mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam

membuat perencanaan pembelajaran.b. Guru yang bersangkutan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan

dalam melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.c. Guru yang bersangkutan akan mengetahui kelebihan dan kekurangannya

dalam merencanakan dan mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran.

d. Sebagai bahan refleksi guru untuk menambah dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan.

5. Fungsi Supervisi Akademik Supervisi akademik dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi

pengembangan profesionalisme guru. Tidak ada keberhasilan bagi supervisi akademik jika hanya memerhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya. Pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam supervisi akademik diharapkan dapat memberikan motivasi dan pelayanan supervise secara optimal kepada pendidik di sekolah. Hal ini diharapkan dapat terjadi perubahan perilaku pendidik ke arah yang lebih berkualitas dan akan menimbulkan perilaku belajar peserta didik menjadi lebih baik.

Berikut gambaran perilaku supervisi akademik.

Gambar 5. Perilaku Supervisi Akademik

B. Langkah-langkah Pelaksanaan Supervisi AkademikProsedur kerja pengawas sekolah sebelum melaksanakan tugas

pengawasan terlebih dahulu menyusun perencanaan. Perencanaan yang dimaksud adalah penyusunan program pengawasan. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan dalam lampiran Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah Madrasah pada dimensi kompetensi supervisi

1. Perencanaan Supervisi AkademikUntuk melaksanakan supervisi akademik, dibutuhkan perencanaan yang

baik. Perencanaan supervisi akademik adalah suatu proses untuk menentukan kegiatan melalui urutan langkah dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Manfaat perencanaan supervisi akademik adalah sebagai berikut.a. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan supervisi akademik.b. Memudahkan pelaksanaan kegiatan supervisi akademik karena telah

ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang tidak.

Page 19: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

c. Sebagai pedoman untuk malaksnakan supervisi akademik secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.

Untuk melihat keterukuran kegiatan supervisi, maka supervisor harus menyusun perencanaan supervise akademik. Langkah-lngkah perencanaan supervisi akademik: a. Menyusun program pengawasan (Program Tahunan dan Program Semester)b. Menyusun Rencana Pengawasan Akademik (RPA) atau /Rencana

Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK) secara profesional berbasis data hasil pengawasan tahun sebelumnya yang dapat dipertangung jawabkan.

c. Menganalisis kesesuaian antara komponen dan isi pada RPA/RPBK.d. Menyusun rumusan tujuan supervisi akademik.e. Menganalisis kesesuaian antara komponen, sistematika, dan substansi pada

Instrumen supervisi akademik.f. Menyusun Instrumen supervisi akademik.

Beberapa tahapan dalam penyusunan supervisi akademik, diuraikan sebagai berikut:a. Menyusun Program Pengawasan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenegpan) dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya pasal 7 poin (a) menyatakan bahwa pengawas sekolah sebelum melaksanakan supervisi mempunyai kewajiban menyusun program pengawasan.

Substansi Program Pengawasan mengacu pada Lampiran I Format XIII Permendikbud 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknik Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Penyusunan Program pengawasan sekolah merupakan kegiatan menyusun pedoman pelaksanaan tugas pokok setiap pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik dan supervisi manajerial pada sekolah binaan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut secara terarah, terencana dan berkesinambungan berdasarkan hasil evaluasi yang komprehensif sekolah/madrasah pada tahun pelajaran sebelumnya.

Salah satu hal terpenting dari program pengawasan adanya rencana pengawasan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi dan analisis pelaksanaan pengawasan tahun sebelumnya. Selanjutnya, yang dilakukan dalam penyusunan program pengawasan kegiatan adalah menyusun dan memiliki program pengawasan tahunan sekolah binaan yang terdiri atas enam aspek, yaitu: identitas, pendahuluan, evaluasi hasil pelaksanaan program kegiatan pengawasan tahun sebelumnya, program tahunan pengawasan sekolah, program semester pengawasan sekolah, rencana pengawasan akademik (RPA) dan rencana pengawasan manajerial (RPM), penutup, dan lampiran.

Sistematika dan Petunjuk Teknis Penyusunan Program Pengawasan sesuai tercantum dalam Lampiran 1 format XIII Peraturan mendikbud 143 tahun 2014 dan Panduan Kerja Pengawas Sekolah Tahun 2017:32-36 sebagai berikut.

Halaman judul yang memuat identitas

Page 20: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Halaman pengesahan Kata pengantar Daftar isi, Daftar tabel, Daftar gambar (bila ada)Daftar lampiranBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Visi, Misi, dan Tujuan Pengawasan D. Sasaran dan Strategi Pengawasan E. Alur Kegiatan Pengawasan F. Ruang Lingkup Pengawasan G. Tujuan dan Manfaat Program Pengawasan

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN PENGAWASAN TAHUN SEBELUMNYA

A. Identifikasi Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya) B. Analisis Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya)C. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan sebagai Acuan dalam

Penyusunan Program PengawasanBAB III PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN SEKOLAH

A. Pembinaan Guru, Kepala Sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya

B. Pemantauan Pelaksanaan SNP C. Program Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala SekolahD. Program Pembimbingan dan Pelatihan Guru dan/atau Kepala

Sekolah (disusun tersendiri)* BAB IV PROGRAM SEMESTER PENGAWASAN SEKOLAH

A. Program Semester (Januari sampai dengan Juni) B. Program Semester (Juli sampai dengan Desember)

1. Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program tahunan pengawasan

2. Dibuat untuk semua sekolah binaan3. Dalam bab ini diuraikan besaran umum program semester4. Uraian lebih rinci dapat dibuat dalam lampiran yang terpisah

BAB V RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA) DAN RENCANA PENGAWASAN MANAJERIAL (RPM)

A. Rencana Pengawasan Akademik (RPA) B. Rencana Pengawasan Manajerial (RPM)

1. RPA merupakan rencana kegiatan pengawasan tatap muka pengawas sekolah dengan sasaran guru mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran secara individu maupun kelompok (KKG/MGMP)

2. RPM merupakan rencana kegiatan pengawasan tatap muka pengawas sekolah/madrasah dengan sasaran kepala sekolah binaan secara individu maupun kelompok (MKKS/KKKS).

3. RPA dan RPM merupakan uraian kegiatan dalam aspek/materi program pengawasan semester

Page 21: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

BAB VI PENUTUP LAMPIRANMemuat uraian tentang gambaran singkat program pengawasan dan harapan keterlaksanaannya

LAMPIRANLampiran memuat:a. Program semester Januari-Junib. Program semester Juli-Desemberc. Rencana Pengawasan Akademikd. Rencana Pengawasan Manajeriale. Surat Perintah Melaksanakan Tugas Pengawasanf. Instrumen yang digunakan

b. Menyusun Rencana Pengawasan Akademik/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPA/RPBK)

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pengawas sekolah dalam melaksanakan kegiatan unsur-unsur supervisi tersebut, seorang pengawas perlu memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai ruang lingkup tugas dan kriteria kinerja jabatan fungsional pengawas sekolah. Di samping itu, perlu juga, memiliki kemampuan berpikir sistematis untuk memiliki Rencana Pengawasan Akademik (RPA) berdasarkan hasil identifikasi masalah pada sekolah binaan yang memberi kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan.

Rencana pengawasan yang telah disusun oleh pengawas sekolah tergantung dari jenis pengawasnya. Untuk pengawas mata pelajaran ditulis dalam bentuk rencana pengawasan akademik (RPA), adapun untuk pengawas bimbingan dan konseling ditulis dalam bentuk rencana pengawasan bimbingan dan konseling (RPBK).

RPA dan RPBK pada dasarnya memuat komponen-komponen sebagai berikut.1) Aspek/masalah. Memuat permasalahan kompetensi guru yang perlu di

tingkatkan sesuai dengan hasil identifikasi, analisis, dan evaluasi pelaksanaan supervisi akademik tahun sebelumnya.

2) Tujuan. Setelah menetapkan permasalahan yang dihadapi guru dan menjadi prioritas pembinaan atau pembimbingan guru dalam upaya meningkatkan kompetensinya, pengawas sekolah perlu merumuskan tujuan pembinaan atau pembimbingan. Kriteria perumusan tujuan antara lain memuat aktivitas yang dilakukan oleh pengawas dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru

3) Indikator. Tujuan yang telah di tetapkan perlu di ketahui dengan pasti tingkat ketercapaiannya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memastikan ketercapaian tersebut yaitu dengan menentukan indikator pencapaian. Kriteria perumusan indikator antara lain memuat diskripsi tentang peningkatan kemampuan guru terkait dengan masalah yang dihadapi.

4) Waktu. Pelaksanaan pembinaan dan pembimingan peningkatan kompetensi guru tentunya memerlukan waktu khusus. Penentuan waktu

Page 22: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kalender pendidikan.5) Setting. Disamping memerlukan waktu secara khusus, tempat

pembinaanpun perlu ditetapkan. Penetapan waktu dapat disesuaikan dengan sekolah binaan, tempat kegiatan MGMP guru mata pelajaran atau guru bimbingan dan konseling.

6) Strategi/metode/teknik. Efketivitas pembinaan dan pembimbingan akan sangat tergantung pada Srategi/Metode/Teknik yang dipilih oleh pengawas sekolah. Kriteria pementuan strategi/Metode/Teknik pembinaan/ pembimbingan dapat disesuaikan dengan aspek-aspek sebagai berikut: a) latar belakang pendidikan guru binaan; b) motivasi kerja dan kemampuan guru; c) modalitas dan gaya belajar masing-masing guru binaan.

7) Skenario kegiatan. Arah yang ditempuh dalam proses pembinaan atau pembimbingan agar lebih efektif dan efesien yang dimulai dengan pertemuan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dapat dirancang sesuai dengan fase-fase pembelajaran dan sintaks strategi/metode/teknik yang telah ditetapkan

8) Sumber daya. Pada kegiatan pembinaan atau pembimbingan guru diperlukan pula berbagai referensi yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi guru baik terkait dengan regulasi maupun sumber belajar yang bersikaf akedemik dan dilengkapi dengan media pembelajaran.

9) Penilaian dan instrumen. Untuk mengukur tingkat ketercapaian dari kegiatan pembinaan atau pembimbingan guru perlu dilakukan. Penilaian tersebut di orientasikan pada produk sebagai wujud implementasi dari pengetahuan yang sudah dimiliki oleh masing-masing guru binaan terkait dengan masalah yang dihadapinya. Untuk memastikan ketercapaiannya pengawas sekolah membuat instrumen penilaian yang memuat antara lain komponen dan aspek yang dinilai berikut rubriknya.

10) Rencana tindak lanjut. Untuk memastikan bahwa konsistensi terkait dengan kmpetensi yang sudah meningkat dari setiap guru binaan perlu dirancang rencana tindak lanjut yang diorientasikan pada pemantauan dan penilaian.

Pada praktiknya penyusunan RPA/RPBK dapat disusun dalam bentuk naratif atau bentuk matrik. Langkah-langkah penyusunan RPA/RPBK ditunjukkan seperti pada berikut ini. Urutan langkah penyusunan diawali dari titik mulai (start) dengan pola putaran jarum jam dan berakhir pada desain RPA/RPBA.

Page 23: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Gambar 6. Langkah-langkah Menyusun RPA/RPBK

Kualitas hasil penyusunan RPA/RPBK dan kesesuaiannya dengan kebutuhan guru pada kegiatan pembinaan dan pembimbingan pada dasarnya ditentukan oleh tingkat konsistensi implementasi terhadap konsep, prinsip, dan mekanisme penyusunan RPA/RPBK tersebut. Dalam menyusun RPA/RPBK pembinaan kompetensi guru lebih menekankan pada pemenuhan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Sedangkan RPA/RPBK bimbingan dan pelatihan profesionalisme guru lebih menekankan pada penguatan atau peningkatan pelaksanaan tugas pokok dan juga pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) khususnya dalam kegiatan pengembangan diri.

Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas-tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru untuk mencapai dan/atau meningkatkankompetensi profesi guru yang mencakup: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Salah satu komponen pengembangan diri adalah kegiatan kolektif guru yaitu kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang bertujuan untuk mencapai standar atau diatas standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan kolektif guru mencakup: (1) kegiatan lokakarya atau kegiatan kelompok guru (KKG, MGMP, KKKS, MKKS); (2) pembahas atau peserta pada seminar, koloqium, diskusi pannel atau bentuk pertemuanilmiahyanglain;dan(3) kegiatan kolektifl ain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.

Page 24: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Kegiatan pengembangan diri yang mencakup diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru tersebut harus mengutamakan kebutuhan guru untuk pencapaian standar dan/atau peningkatan kompetensi profesi khususnya berkaitan dengan melaksanakan layanan pembelajaran. Kebutuhan tersebut mencakup: (1) kompetensi penyusunan RPP, program kerja, perencanaan pendidikan, evaluasi, dll; (2) penguasaan materidan kurikulum;(3) penguasaan metode mengajar; (4) kompetensi melakukan evaluasi peserta didik dan pembelajaran;(5) penguasaan teknologi informatika dan komputer (TIK); (6) kompetensi inovasi dalam pembelajaran dan sistem pendidikan diIndonesia,dsb;(7) kompetensi menghadapi tuntutan teori terkini;dan(8) kompetensi lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas tambahan atau tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Contoh RPA/RPBK disajikan pada lampiran.

c. Menyusunan Instrumen SupervisiInstrumen supervisi akademik merupakan perangkat yang digunakan

oleh Supervisor/Pengawas sekolah untuk mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam pembuatan rencana dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian pembelajaran. Terdapat dua cara dalam mengembangkan instrumen yaitu: (1) dengan mengembangkan sendiri; dan (2) dengan cara menyadur (adaptation).Di samping itu, dapat menggunakan instrumen yang sudah ada, baik instrumen yang telah digunakan dalam pengawasan sekolah sebelumnya maupun berupa instrumen baku literatur yang relevan.1) Mengembangkan Instrumen Sendiri

Menurut Arikunto (1988: 48-52), langkah-langkah yang harus dilalui dalam menyusun instrumen apapun, termasuk instrumen pengawasan sekolah adalah sebagai berikut.a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan

disusun. Misal: tujuan menyusun istrumen adalah untuk mengetahui kesesuaian proses pembelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler.

b) Membuat kisi-kisi yang memuat perincian variabel dan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan. Misalkan untuk mengumpulkan data tentang kesesuaian proses diperlukan angket, wawancara, observasi, dan dokumen.

c) Membuat butir-butir instrumen, contoh instrumen supervisi ini dapat dilihat pada Buku Panduan Supervisi tahun 2017..

d) instrumen, apabila butir-butir instrumen sudah tersusun dengan lengkap, maka pengawas melakukan penyuntingan (editing). Hal-hal yang dilakukan dalam tahap- tahap ini adalah: (1) Mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki penilai

atau pengawas untuk mempermudah pengolahan data.2) (2) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya.

2) Mengembangkan instrumen dengan prosedur adaptasiMengembangkan instrumen dengan prosedur adaptasi (menyadur),

langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:a) Penelaahan instrumen asli dengan mempelajari panduan umum

(manual) instrumen dan butir-butir instrumen. Hal itu dilakukan untuk

Page 25: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

memahami (a) bangun variabel; (b) kisi-kisinya; (c) butir-butirnya; (d) cara penafsiran jawaban.

b) Penerjemahan setiap butir instrumen ke dalam bahasa Indonesia. Penerjemahan dilakukan oleh dua orang secara terpisah.

c) Memadukan kedua hasil terjemahan oleh keduanya.d) Penerjemahan kembali ke dalam bahasa aslinya. Hal ini dilakukan

mengetahui kebenaran penerjemahan tadi.e) Perbaikan butir instrumen bila diperlukan.f) Uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen.g) Uji validitas instrumen.h) Uji reliabilitas instrumen.

Keberartian nilai dari kegiatan supervisi salah satunya adalah instrumen yang digunakan, maka penyiapan dan pemilihan instrumen yang baik dan representatif sesuai kebutuhan menjadi perhatian bagi supervisor (kepala sekolah). Adapun tahapan penyiapan instrumen supervisi, dikelompokkan menjadi sebagai berikut. 1) Persiapan pendidik untuk mengajar terdiri dari:

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b) Program Tahunan. c) Program Semesteran. d) Pelaksanaan proses pembelajaran. e) Penilaian hasil pembelajaran.

2). Instrumen supervisi kegiatan belajar mengajar a) Lembar observasi (RPP, Pembelajaran, Penilaian hasil

pembelajaran) b) Suplemen observasi (ketrampilan mengajar, karakteristik mata

pelajaran, pendekatan klinis, dan sebagainya).

Model instrumen supervisi pengawas sekolah yang digunakan terdiri dari instrumen yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara pra obseervasi, pedoman observasi, dan pedoman wawancara pasca observasi. Contoh untuk masing-masing dapat dilihat pada lampiran. Penentuan indikator dalam penyusunan instrumen supervisi harus mengacu kepada ketentuan yang berlaku dalam hal ini memuat komponen-komponen dalam Standar Proses sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses atau Lampiran III Permendikbud Nomor 34 tahun 2018 tentang SNP SMK. Selain itu perlu juga merujuk pada penyelenggaraan pembelajaran yang mendorong ke arah student well-being.

2. Pelaksanaan Supervisi AkademikSetelah melaksanakan kegiatan perencanaan tahapan berikutnya adalah

melaksanakan supervisi akademik dengan mengimplementasikan pendekatan, model dan teknik supervise akademik dan supervisi klinis. Selain itu pelaksanaan supervisi akademik diharapkan dapat menambah pengalaman praktik calon pengawas dalam pembinaan/peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran yang berorientasi pada implementasi kurikulum terbaru yang memuat penguatan pendidikan karakter (PPK), literasi dan HOTS.

Page 26: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Dalam melaksanakan supervisi akademik seorang pengawas dituntut untuk memahami pendekatan, model, dan teknik supervisi akademik dan supervisi klinis serta cakupan materi pembinaan dan pembimbingan dan pelatihan khususnya berkaitan dengan kompetensi, tugas pokok, beban kerja guru dan implementasi kurikulum terkini.

a. Pendekatan Pelaksanaan Supervisi AkademikPendekatan yang bisa dilakukan pengawas sekolah dalam

melaksanakan tugas supervisi akademik terhadap guru meliputi tiga macam pendekatan, yaitu direktif, kolaboratif dan non-direktif. 1) Pendekatan Langsung (Direktif)

Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung. Sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan.

2) Pendekatan Tidak Langsung (Non-direktif) Pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah: mendengarkan, memberi penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah

3) Pendekatan Kolaboratif Pendekata koplaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non–direktif menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Perilaku supervisor adalah sebagai berikut: menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan negosiasi

Ketiga pendekatan tersebut memiliki karakteristik masing-masing, khususnya berkaitan dengan pengaturan tanggung jawab anatra supervisor dan yang disupervisi. Karakteristik dari tiga macam pendekatan supervisi akademik tersebut, tertuang dalam tabel 3 berikut (Glickman,1981).

Tabel 1. Pendekatan Supervisi Akademik

PendekatanSupervisi

Tanggung jawab

Supervisor

Tanggung jawab yang disupervisi

MetodeSupervisi

Non Direktif Rendah Sedang Self AssesmentKolaboratif Sedang Sedang Mutual ContracDirektif Tinggi Rendah Delineated standars

Ketepatan penggunaan pendekatan dalam melaksanakan supervisi akademik sangat tergantung pada kemampuan pengawas mengenal karakteristik perilaku guru. Beberapa perilaku yang menjadi karakteristik dalam pendekatan supervisi akademik, dapat dilihat dalam Tabel 2 di bawah ini.

Page 27: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Tabel 2 Karakteristik Perilaku Pendekatan Supervisi Akademik

Perilaku Direktif Kolaboratif Non-DirektifClarifying (Mengklarifikasi) √ √ √Presenting (Pemaparan) √ √ √Directing (Mengarahkan) √ - -Demonstrating (Memperagakan)

√- -

Setting the Standards (Menetapkan Standar)

√- -

Reinforcing (Memberi Penguatan)

Listening (Mendengarkan) - √ √Problem Solving (Pemecahan Masalah)

-√ √

Negotiating (Perundingan) - √ -Encouraging( Mendorong) - - √

Keterkaitan supervisi dengan karakteristik guru dilakukan dengan menggunakan variabel pengembangan, yaitu: tingkat kompetensi/berpikir abstrak dengan tingkat komitmen guru dalam melaksanakan tugas. Melalui penggunaan variabel pengembangan itu pengawas sekolah dapat mengadakan klasifikasi guru-guru yang ada. Pengukuran dapat dilaksanakan dengan menggunakan sebuah paradigma/model dengan menggambarkan persilangan dua garis, yaitu garis tingkat kompetensi/berpikir abstrak secara vertikal, yang bergerak dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi, dan garis komitmen yang secara horisontal bergerak dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Atas dasar itu maka dapat dikategorikan empat sisi (kuadran) dan empat tipe guru:

1) Kuadran I (Guru Professional)Guru yang profesional memiliki tingkat kompetensi/abstraksi yang

tinggi dan tingkat komitmen yang tinggi. Ia benar-benar profesional melalui peningkatan kemampuan yang terus menerus. Orang yang profesional selalu punya kemampuan untuk mengembangkan dirinya terus menerus. Ia tidak hanya mampu mencetuskan ide-ide, aktivitas maupun sarana penunjang tetapi ia juga terlihat secara aktif dalam melaksanakan suatu rencana sampai selesai. Ia adalah seorang pemikir dan sekaligus pelaksana.

2) Kuadran II (Guru Analytical Observer)Guru Analytical Observer memiliki tingkat kompetensi/abstaksi tinggi

tetapi tingkat komitmen rendah. Ia pandai, sangat menyukai suka mengkritik, mempunyai kemampuan bicara yang tinggi, selalu mencetuskan ide-ide yang besar tentang apa yang bisa dikerjakan di kelas atau secara keseluruhan di sekolah. Ia bisa mengajukan ide atau rencana-

Page 28: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

rencana besar secara gamblang dan memikirkan langkah-langkah pelaksanaannya demi tercapainya program itu. Ide-idenya tak pernah/jarang terwujud. Ia tahu apa yang harus ia kerjakan tetapi tidak bersedia mengorbankan waktu, energi dan perhatian khusus untuk melaksanakannya.

3) Kuadran III (Guru Drop-Out)Guru Drop-Out mempunyai tingkat kompetensi/abstraksi dan tingkat komitmen yang rendah. Ia termasuk guru yang kurang bermutu. Guru seperti ini memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu: hanya melakukan tugas rutin tanpa tanggung jawab, perhatiannya hanya sekedar untuk mempertahankan pekerjaannya, memiliki sedikit sekali inovasi untuk memikirkan perubahan apa yang perlu dibuat dan puas dengan melakukan tugas rutin yang dilakukan dari hari kehari.

4) Kuadran IV (Guru Unfocused Worker)Guru Unfocused Worker memiliki tingkat kompetensi/abstraksi yang rendah, tetapi tingkat komitmennya tinggi. Ia terlalu sibuk, sangat energetik, anthusias dan penuh kemauan. Ia berkeinginan untuk menjadi guru yang lebih baik dan membuat situasi kelas lebih menarik sesuai dengan keadaan peserta didiknya. Ia bekerja sangat keras dan biasanya meninggalkan sekolah penuh dengan pekerjaan yang akan dibuat di rumah. Sayangnya tujuan-tujuan yang baik tersebut terhalang oleh kurangnya kemampuan guru untuk menyelesaikan persoalan dan jarang sekali melaksanakan segala sesuatu secara realistis.

Kategori guru sesuai dengan karakteristiknya ditunjukan pada gambar dibawah ini.

Page 29: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Gambar 7.Karakteristik Guru

b. Model Supervisi AkademikBerdasarkan bagaimana cara memahami atau memastikan masalah, darimana datanya diperoleh dan dengan cara apa memperbaikinya, maka dibedakan tiga model supervisi akademik, yaitu model saintifik, model artistik dan model klinis. Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga model supervisi akademik tersebut.1) Model Supervisi Saintifik

Menurut Sahertian (2008) model supervisi saintifik (ilmiah) adalah sebuah model supervisi yang digunakan oleh supervisor untuk menjaring data atau informasi dan menilai kinerja kepala sekolah dan guru dengan cara menyebarkan angket.Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a) Dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan.b) Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentuc) Menggunakan instrumen pengumpulan datad) Dapat menjaring data yang obyektif.

2) Model Supervisi ArtistikModel supervisi artistik menuntut seorang supervisor dalam melaksanakan tugasnya harus berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki sikap arif. Seperti diungkapkan oleh Jasmani dan Mustofa (2013; 31) model supervisi artistik mendasarkan diri pada bekerja untuk orang lain (working for the other), bekerja dengan orang lain (working with the other), dan bekerjamelalui orang lain (working through the other). Oleh karena itu, pelaksanaan supervisi tentunya mengandung nilai seni (art). Menurut Sergiovanni model supervisi artistik memiliki beberapa ciri khas, antara lain:a) Memerlukan perhatian agar lebih banyak mendengarkan dari pada

berbicara;b) Memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup.c) Mengutamakan sumbangan yang unik dari guru-guru dalam rangka

mengembangkan pendidikan bagi generasi mudad) Menuntut untuk memberi perhatian lebih banyak terhadap proses

kehidupan kelas.e) Memerlukan suatu kemampuan berkomunikasi yang baik dalam cara

mengungkapkan apa yang dimiliki terhadap orang lain yang dapat membuat orang lain menangkap dengan jelas ciri ekspresi yang diungkapkan itu.

f) Memerlukan kemampuan untuk menafsirkan makna dari peristiwa yang diungkapkan.

3) Model Supervisi KlinisMenurut Acheson dan Gall (1987), supervisi klinis adalah sebuah model alternatif dari supervisi yang lebih interaktif, demokratis, dan berpusat pada

Page 30: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

kebutuhan guru. Supervisi klinis pada dasarnya merupakan pembinaan performansi guru mengelola proses belajar mengajar:Karakteristik supervisi klinis yaitu:i) Adanya kerjasama yang saling mempercayai dan menghargai,j) Berbagi kepakaran atas dasar kemitraan, dak) Suatu anggapan bahwa guru bukan penerima pasif, tetapi partner aktif

yang berperan serta dalamkeberhasilan supervisi.

Supervisi klinis terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pertemuan awal (Pre-Observational Conference), tahap observasi pembelajaran (Observation) dan tahap pertemuan akhir/balikan (post-observational Conference). Lebih jelasnya, ketiga tahapan tersebut dapat dilihat seperti nampak pada gambar berikut.

Gambar 8. Tahapan Pelaksanaan Supervisi Klinis

a) Prosedur Supervisi KlinisProsedur supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses berbentuk siklus, terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap pertemuan pendahuluan, tahap pengamatan dan tahap pertemuan balikan. Dua dari tiga tahap tersebut memerlukan pertemuan antara guru dan supervisor, yaitu pertemuan pendahuluan dan pertemuan balikan.(1) Tahap Pertemuan Pendahuluan

Pada tahap ini supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana tentang materi observasi yang akan dilaksanakan. Tahap ini memberikan kesempatan kepada guru dan supervisor untuk mengidentifikasi perhatian utama guru, kemudian menerjemahkannya kedalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati. Pada tahap ini dibicarakan dan ditentukan pula jenis data mengajar yang akan diobservasi dan dicatat selama pelajaran berlangsung. Suatu komunikasi yang efektif dan terbuka diperlukan dalam tahap ini guna mengikat supervisor dan guru sebagai mitra di dalam suasana kerja sama yang harmonis.

Page 31: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Secara teknis diperlukan lima langkah utama bagi terlaksananya pertemuan pendahuluan dengan baik, yaitu:i. Menciptakan suasana akrab antara supervisor dengan guru

sebelum langkah-langkah selanjutnya dibicarakan;ii. Mengkaji ulang rencana dan tujuan pembelajaran; iii. Mengkaji ulang komponen keterampilan yang akan dilatihkan dan

diamati; iv. Memilih atau mengembangkan suatu instrumen observasi yang

akan dipakai untuk merekam tingkah laku guru yang akan menjadi perhatian utamanya. 

v. Instrumen observasi yang dipilih atau yang dikembangkan dibicarakan bersama antara guru dan supervisor.

(2) Tahap Pengamatan/Observasi Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan

komponen keterampilan yang telah disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Dipihak lain supervisor mengamati dan mencatat atau merekam tingkah laku guru ketika mengajar. Supervisor juga mengobservasi dan mencatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru dan siswa.

Kunjungan dan observasi yang dilaksanakan supervisor bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran sebenarnya. Tujuan observasi tersebut antara lain: i. Menemukan kelebihan atau kekurangan guru dalam

melaksanakan pembelajaran guna pengembangan dan pembinaan lebih lanjut;

ii. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan suatu gagasan pembaharuan pengajaran;

iii. Secara langsung mengetahui keperluan dan kebutuhan masing-masing guru dalam melaksanakan prosespembelajaran;

iv. Memperoleh data atau informasi yang dapat digunakan dalam penyusunan program pembinaan profesinoal secara terinci;

v. Menumbuhkan kepercayaan diri pada guru untuk berbuat lebih baik; serta;

vi. Mengetahui secara lengkap dan komprehensif tentang hal-hal mendukung kelancaran prosespembelajaran.

Dalam proses pelaksanaannya, supervisor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:i. Menciptakan situasi yang wajar, mengambil tempat di dalam

kelas yang tidak menjadi pusat perhatian siswa dan, tidak menginterupsi guru yang sedang mengajar;

ii. Membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang kurang penting;

iii. Bukan melihat kelemahan, melainkan mencatat dan berfikir bagaimana memperbaikinya;

iv. Memperhatikan kegiatan atau reaksi siswa selama proses pembelajaran.

Page 32: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

(3) Tahap Pertemuan BalikanSebelum pertemuan balikan dilaksanakan, supervisor

menganalisis pertemuan pendahuluan tentang rencana observasi sebagai bahan diskusi tahap ini. Dalam hal ini supervisor harus dapat menyajikan data yang obyektif, menganalisis, dan menginterpretasikannya secara kooperatif dengan guru tentang catatan pada saat proses pembelajaran.

Setelah melakukan kunjungan dan observasi kelas, supervisor menganalisis data yang diperoleh untuk diolah dan dikaji dan dijadikan pedoman atau rujukan pembinaan guru-guru selanjutnya. Masalah-masalah profesional yang berhasil diidentifikasi faktor-faktor penyebabnya, selanjutnya diklasifikasi dengan maksud untuk menemukan masalah yang mana yang dihadapi oleh kebanyakan guru di sekolah. Dalam proses pengkajian terhadap berbagai cara pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, setiap alternatif pemecahan masalah dipelajari kemungkinan keterlaksanaannya dengan cara mempertimbangkan faktor-faktor peluang yang dimiliki dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi. Alternatif pemecahan masalah yang terbaik adalah alternatif yang paling mungkin dilakukan, dalam arti lebih banyak faktor-faktor pendukungnya dibandingkan dengan kendala yang dihadapi. Disamping itu, alternatif pemecahan yang terbaik memiliki nilai tambah yang paling besar bagi peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa.

Langkah-langkah utama pada tahap umpan balik adalah:i. Menanyakan perasaan/kesan guru secara umum tentang

prosespembelajaran yang baru saja dilaksanakan serta memberi penguatan;

ii. Mengkaji ulang tujuan pelajaran;iii. Mengkaji ulang target keterampilan serta perhatian utama guru.iv. Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pelajaran

berdasarkan target dan perhatian utamanya.v. Menunjukkan hasil observasi (rekaman data) serta mengkajinya

bersama guru. vi. Menanyakan perasaan guru setelah melihat rekaman data

tersebut.vii.Menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya

merupakan target guru dan apa yang sebenarnya terjadi atau tercapai.

viii. Menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.

Supervisi klinis memiliki perbedaan dibanding dengan supervisi kelas. Berikut uraiannya.

Tabel 3. Perbedaan supervisi klinis dan supervisi kelas

No Aspek Supervisi Kelas Supervisi Klinis

Page 33: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

1. Prakarsa dan tanggungjawab

Terutama oleh supervisor

Diutamakan oleh guru

2. Hubungan supervisor-guru

Relasi guru-siswa/atasan –bawahan

Relasi kolegial sederajat dan interaktif

3. Sifat supervisi Cenderung direktif atau otokratif

Bantuan yang demokratis

4. Sasaran supervisi Samar-samar atau sesuai keinginan supervisor

Diajukan oleh guru sesuai kebutuhannya, dikaji bersama menjadi kontrak

5. Ruang lingkup Umum dan luas Terbatas seesuai kontrak

6. Tujuan supervise Cenderung evaluative

Bimbingan yang analitik dan deskriptif

7. Peran supervisor dalam pertemuan

Banyak memberi tahu dan mengarahkan

Bertanya untuk analisis diri

8. Umpan balik Samar-samar atau kesimpulan supervisor

Dengan analisis dan interprestasi bersama atas data observasi sesuai kontrak

b) Prinsip-prinsip Supervisi KlinisBeberapa prinsip yang menjadi landasan bagi pelaksanaan supervisi klinis adalah:(1) Hubungan antara supervisor dengan guru atau kepala sekolah

dengan guru adalah mitra kerja yang bersahabat dan penuh tanggung jawab.

(2) Diskusi atau pengkajian balikan bersifat demokratis dan didasarkan pada data hasil pengamatan.

(3) Bersifat interaktif, terbuka, obyektif dan tidak bersifat menyalahkan.(4) Pelaksanaan keputusan ditetapkan atas kesepakatan bersama.(5) Hasil tidak untuk disebarluaskan(6) Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru, dan

tetap berada di ruang lingkup pembelajaran.(7) Prosedur pelaksanaan berupa siklus, mulai dari tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan (pengamatan) dan tahap balikan.

c) Karakteristik Supervisi KlinisSupervisi klinis memiliki karakteristik sebagai berikut:(1) Perbaikan dalam pembelajaran mengharuskan guru mempelajari

keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut.

Page 34: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

(2) Fungsi utama supervisor adalah menginformasikan beberapa keterampilan, seperti: (i) keterampilan menganalisis proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan, (ii) keterampilan mengembangkan kurikulum, terutama bahan pembelajaran, (iii) keterampilan dalam mengelola proses pembelajaran.

(3) Fokus supervisi klinis adalah: (iv) perbaikan proses pembelajaran, (2) keterampilan penampilan pembelajaran yang memiliki arti bagi keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran dan memungkinkan untuk dilaksanakan, dan (v) didasarkan atas kesepakatan bersama dan pengalaman masa lampau.

c. Teknik Supervisi AkademikBerdasarkan jenis kegiatannya teknik supervisi akademik dapat

dibedapak atas 2 jenis yakni: teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok, baik di dalam ataupun di luar kelas.1) Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual adalah supervisi yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Pengawas sekolah hanya berhadapan dengan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu.

Teknik-teknik supervisi individual di antaranya meliputi kunjungan kelas, kunjungan observasi, pertemuan individual, dan kunjungan antar-kelas.a) Kunjungan Kelas (Classroom Visitation)

Pengawas sekolah datang ke kelas untuk mengobservasi guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekiranya perlu diperbaiki.Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri atas empat tahap, yaitu:(1) tahap persiapan. Pada tahap ini, pengawas sekolah

merencanakanwaktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas,

(2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, pengawassekolah mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung,

(3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, pengawas sekolah bersamaguru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan tahap tindak lanjut.

b) Kunjungan Observasi (Observation Visits)Pada kegiatan supervisi dalam bentuk kunjungan kelas/observasi guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu. Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah:(1) Usaha-usaha dan aktivitas guru-peserta didik dalam proses

pembelajaran,(2) Cara menggunakan media pengajaran,(3) Variasi metode,

Page 35: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

(4) Ketepatan penggunaan media dengan materi,(5) Ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan(6) Reaksi mental para peserta didik dalam proses belajar mengajar.

c) Pertemuan IndividualPertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara pengawas sekolah dan guru.Tujuannya adalah:(1) Mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,(2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran, dan(3) Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan diri guru.

Hal yang dilakukan pengawas sekolah dalam pertemuan individu:(1) Berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,(2) Memotivasi guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,(3) Memberikan pengarahan, dan(4) Menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindak-lanjutinya.

d) Kunjungan Antar KelasKunjungan antar kelas adalah seorang guru berkunjung ke kelas yang lain (guru lainnya) di sekolah yang sama. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai berikut:(1) Jadwal kunjungan harus direncanakan.(2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.(3) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi.(4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.(5) Pengawas sekolah hendaknya mengikuti acara ini dengan

pengamatan yang cermat.(6) Lakukan tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai,

misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.

(7) Segera aplikasikan ke kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi.

(8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.

2) Teknik Supervisi KelompokTeknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program

supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama.Pelaksanaan teknik supervisi kelompok dapat dilakukan dengan cara pertemuan atau rapat, diskusi kelompok, dan mengadakan pelatihan-pelatihan/workshop atau kegiatan lain yang rerevan.a) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting): Seorang pengawas

sekolah menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah

Page 36: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru. Dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain melibatkan Kelompok Kerja Guru (KKG), dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran/Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGMP/MGBK).

b) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions): Diskusi kelompok dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, pengawas sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasehat-nasehat dan saran-saran yang diperlukan.

c) Mengadakan pelatihan (inservice-training): Teknik ini dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, misalnya pelatihan untuk guru mata pelajaran tertentu. Mengingat bahwa pelatihan pada umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas pengawas sekolah adalah mengelola dan membimbing implementasi program tindak lanjut (follow-up) dari hasil pelatihan.

Gambar 9. Keterkaitan Pendekatan, Metode dan Teknik Supervisi

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Supervisi Akademik1) Pertemuan Pra-pengamatan (Pra Observasi)

Pada tahap ini supervisor menjelaskan pada guru kegiatan spesifik di kelas. Berunding dengan guru untuk membangun saling pengertian dan kemudahan komunikasi (menciptakan suasana yang akrab), sehinga kunjungannya dapat diterima dan tidak menakutkan, dan bagi guru kegiatan supervisi menjadi sebuah Panduan Supervisi Akademik kebutuhan untuk memperbaiki dan meningkatkan kompetensinya dalam melaksanakan pembelajaran. Ia dapat mendiskusikan dan memutuskan hal di bawah ini dengan guru, yaitu bagaimana butir-butir di bawah ini akan dilihat berikut. a) Fokus observasi, b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), c) Pengelolaan kelas, d) Situasi belajar dan pembelajaran, e) Suasana kedisiplinan/disipliner kelas, f) Presentasi pelajaran,

Page 37: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

g) Reaksi siswa, h) Tugas menulis siswa, i) Penggunaan alat bantu audio visual dan alat bantu pembelajaran lainnyaj) Menentukan alat bantu (instrumen) observasi yang akan digunakan ,

Supervisor juga menetapkan teknik supervisi yang akan dilakukan seperti berikut. a) Duduk di bagian belakang dan memperhatikan. b) Berjalan mengelilingi kelas dan melihat apa yang dikerjakan siswa? c) Mencoba memberikan contoh dengan menyajikan sebuah model

pembelajaran. d) Mengajukan sesi tanya jawab di dalam kelas.

2) Pengamatan (Observasi) Setelah melakukan pertemuan sebelumnya serta berdiskusi dengan

guru, supervisor harus memutuskan hal-hal yang harus diamati dari kejadian-kejadian yang ada, misalnya berikut. a) Apakah guru secara konsisten mendominasi kelas sepanjang waktu? b) Apakah ia melibatkan kelas dalam proses? c) Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis? d) Apakah metodenya efektif? e) Apakah tayangan dalam alat bantu audio visual dan alat bantu

pembelajaran lainnya relevan dengan materi ajar? f) Seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi di dalam kelas?

Selama pengamatan, supervisor mencatat butir petunjuk konstruktif dan positif, yang nantinya akan didiskusikan dengan guru. Pada tahap ini beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: (1) tidak mengganggu proses pembelajaran, (2) tidak bersifat menilai/menghakimi dan (3) mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai kesepakatan bersama.

3) Analisis hasil pengamatan (observasi)

Supervisor mengorganisasi data pengamatan ke dalam bidang/mata pelajaran yang jelas untuk umpan balaik pada guru. Kepala Sekolah/Supervisor kemudian membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif pada data yang ada untuk menafsirkan hasil pengamatannya. Jika ini merupakan proses daur ulang, maka ia menentukan apakah dibutuhkan perubahan yang menyeluruh. Jika demikian, apakah mereka memiliki pengaruh yang diinginkan terhadap bidang yang menjadi minatnya. Berdasarkan analisisnya, maka Supervisor kemudian mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus dipelihara dan perilaku negatif yang harus dirubah, agar dapat menyelesaikan/menanggulangi masalah.

4). Pertemuan setelah pengamatan (Pasca Observasi) Data yang telah dianalisis ditunjukkan pada guru. Umpan balik diberikan

sedemikian sehingga guru dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan.

Page 38: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Penerimaan dan internalisasi merupakan capaian terbaik. Hal ini terjadi apabila hubungan antara guru dengan kepala sekolah/supervisor dapat digolongkan ke dalam sifat kooperatif dan kolegalitas yang tidak mengancam. Hubungan yang bersahabat merupakan hubungan yang banyak manfaatnya. Hubungan mereka harus menunjukkan berikut. a) Kepercayaan timbal balik terhadap kemampuannya masing-masing. b) Kepercayaan/ ketergantungan satu sama lain sebagai bentuk

pertolongan/bantuan konstruktif c) Pendirian untuk saling bekerja sama menuju tujuan bersama.

Beberapa kegiatan pasca observasi yang dilakukan antara lain sebagai berikut. a) Melakukan konfirmasi hasil penilaian diri b) Melakukan klarifikasi temuan/catatan khusus selama observasi

berdasarkan pengamatan maupun informasi dari peserta didik c) Memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang terlaksana dengan baik d) Menyampaikan hasil evaluasi hasil supervisi e) Menggali informasi tentang kesulitan/hambatan yang dihadapi guru atau

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran f) Memberi masukan dan saran untuk mengatasi kesulitan/hambatan serta

perbaikan yang diperlukan g) Memberikan motivasi untuk terus menindaklanjuti hasil supervisi dan

mendorong peningkatan profesionalisme melalui kegiatan MGMP, seminar, forum ilmiah, atau pendidikan lanjut

h) Menandatangani secara bersama dengan guru hasil supervisi setelah dilakukan konfirmasi.

5). Evaluasi Hasil Pengamatan Dari umpan balik kepala sekolah/supervisor dan dukungan pada guru,

maka dapat ditentukan bersama: a) Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara. b) Strategi-strategi alternatif untuk mencapai perubahan yang diinginkan. c) Kelayakan/kepantasan dari menggunakan kembali metode yang pernah

dilakukan.

e. Indikator Keberhasilan Supervisi Akademik Untuk melihat keberhasilan kegiatan supervisi akademik perlu

diperhatikan rambu-rambu berikut. 1) Kemampuan guru meningkat, khususnya dalam kemampuan

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. 2) Kualitas pembelajaran menjadi lebih baik, khususnya berkenaan dengan

kemampuan guru mengajar. (Pembelajaran yang berkualitas diharapkan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang tinggi)

3) Terjalin hubungan yang kolegial antara supervisor dan guru dalam memecahkan permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru di lapangan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan supervisi sebagai berikut.

Page 39: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

1) Memperhatikan kesiapan guru yang akan disupervisi. 2) Menetapkan Instrumen supervisi (pada Lampiran) 3) Hindari pemberian nilai/kategori, disarankan merekam secara deskripsi

semua kegiatan pembelajaran selama proses pengamatan berlangsung. 4) Temukan permasalahan untuk perbaikan dan peningkatan mutu

pembelajaran. 5) Tidak mengambil alih tugas guru dalam proses pembelajaran. 6) Disarankan untuk tidak melakukan supervisi (memaksakan kehendak)

apabila guru yang akan disupervisi belum memiliki kesiapan, karena tidak akan diperoleh hasil pembinanan yang diharapkan.

7) Lakukan dialog professional pasca pengamatan untuk menentukan cara perbaikan pada kekurangan guru.

8) Lakukan evaluasi dan tindak lanjut, perilaku apa yang akan diberikan untuk supervisi lanjutan ( jika ada dan diperlukan).

9) Membuat rekapitulasi hasil supervisi yang befungsi untuk memudahkan menyusun pelaporan dan tindak lanjut.

3. Laporan Hasil Supervisi AkademikHasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran

disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. Pelaporan supervisi akademik adalah reprentasi semua kegiatan supervisi selama kurun waktu tertentu semester atau tahunan

Kebermaknaan dan keterukuran hasil pelaporan supervisi akademik akan mencerminkan profil mutu guru dan sebagai penanda baik/buruknya mutu pembelajaran. Laporan supervisi akademik adalah representasi semua kegiatan supervisiselama kurun waktu tertentu, khususnya laporan hasil supervisi setelah melaksanakan pembinaan atau pembimbingan dan profesionalisme guru. Kebermaknaan dan keterukuran hasil pelaporan supervisi akademik akan mencerminkan profil mutu guru sehingga dapat untuk kepentingan tindaklanjut pengembangan keprofesionalan secara berkelanjutan.

Demikian juga dengan laporan hasil pelaksanaan supervisi klinis dimaksudkan untuk memberikan laporan mengenai temuan-temuan yang diperoleh dari kegiatan supervisi dapat dijadikan sebagai bahan untuk melakukan pembinaan dan balikan kompetensi profesional bagi guru yang disupervisi. Bahasa yang digunakan dalam laporan supervisi untuk guru yang disupervisi perlu memperhatikan aspek-aspek psikologis, fisiologis, latar belakang pendidikan, masa kerja, dan aspek lainnya yang berhubungan dengan harga diri pihak guru disupervisi.

Laporan sederhana hasil supervisi akademiksedikit-dikitnyamemuat (1) Pendahuluan/Latar Belakang, (2) Hasil Supervisi, dan (3) Kesimpulan/Penutup. Sedangkan laporan supervisi akademik yang lengkap meliputi beberpa komponen yang disusun dalam sistematika berikut.a. Halaman Judul b. Kata Pengantar c. Daftar Isid. Bab I. Pendahuluane. Bab II. Kerangka Pikir

Page 40: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

f. Bab III. Pendekatan dan Metodeg. Bab IV. Hasil Supervisih. Bab V. Kesimpulan/Penutupi. Daftar Pustakaj. Lampiran- lampiran (bukti pelaksanaan dan hasil supervisi)

Bukti-bukti yang harus dilengkapi dalam menyusun laporan pembinaan atau pembimbingan dan pelatihan profesional guru, antara lain: a) Surat keterangan pelaksanaan pembinaan atau pembimbingan dan

pelatihan profesional guru b) Daftar hadir pembinaan atau pembimbingan dan pelatihan profesional

guruc) Jadwal pelaksanaan pembinaan atau pembimbingan dan pelatihan

profesional gurud) Materi pembinaan atau pembimbingan dan pelatihan profesional guru

4. Tindak Lanjut Hasil SupervisiKegiatan akhir pengawasan proses adalah tindak lanjut yakni

melakukan analisis hasil pelaporan supervisi akademik yang memuat peta mutu guru hasil supervisi akademik guna memberikan rekomendasi terkait peningkatan mutu. Setelah melaksanakan kegiatan supervisi akademik perlu merumuskan program tindak lanjut. Tindak lanjut pelaksanaan supervisi akademik merupakan langkah nyata atau rekomendasi terkait perbaikan dan peningkatan mutu guru berdasarkan hasil analisis pelaksanaan supervisi akademik yang memuat peta mutu guru hasil supervisi akademik guna memberikan masukan yang tepat bagi guru yang disupervisi. Pelaksanakan tindak lanjut hasil supervisi sebaiknya dilakukan mengacu pada aspek-aspek yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses atau Lampiran III Permendikbud Nomor 34 tahun 2018 tentang Standar Proses SMK, dan juga mengaitkan dengan kebijakan implementasi kurikulum terkini, seperti penguatan karakter, budaya literasi, HOTs dan keterampilan abad 21 yang meliputi:a. Persiapan, pelaksanaan dan penilaian standar proses, standar isi, dan

panduan pelaksanaannya.b. Peningkatan mutu pembelajaran.

Tindak lanjut bisa dilakukan dengan beberapa alternatif, misalnya berupa penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar, dan pemberian kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan kegiatan sejenis lainnnya.

Pelaksanaan tindak lanjut hasil supervisi akademik dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.a. Mengkaji rangkuman hasil supervisi.b. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.c. Mengidentifikasi akar permasalahan.d. Mencari solusi untuk menyelesaikan.e. Menyusun rencana tindak lanjut supervisi akademik.

Page 41: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

f. Mengimplementasikan rencana tindak supervisi akademik.

Tindak lanjut hasil analisis merupakan pemanfaatan hasil supervisi untuk pembinaan/pembimbingan kepala sekolah dan guru binaan. Dalam kegiatan melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi dilakukan sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses yang meliputi berikut. 1) Penguatan dan penghargaan pada pendidik yang kinerjanya memenuhi atau

melampuai standar. 2) Pemberian kesempatan kepada pendidik untuk mengikuti program

pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Adapun hal-hal yang dilihat pada tindak lanjut adalah ruang lingkup hasil supervisi yang meliputi antara lain: a. Pelaksanaan KTSP b. Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh pendidik. c. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar Isi, dan

peraturan pelaksanaannya. d. Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan aspek-aspek sebagai

berikut: 1) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses; 2) peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif, kreatif,

demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis; 3) pembentuk karakter, pola pikir dan kebebasan berpikir peserta didik

sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang kreatif dan inovatif, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi;

4) keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh pendidik; dan

5) bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar siswa mampu: a) meningkat rasa ingin tahunya; b) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan

tujuan pendidikan; c) memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari

sumber informasi; d) mengolah informasi menjadi pengetahuan; e) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah; f) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan g) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang

wajar. Tindak lanjut merupakan justifikasi, rekomendasi, dan eksekusi yang

disampaikan oleh kepala satuan pendidikan tentang pendidik yang menjadi sasaran kepengawasannya. Seperti diuraikan sebelumnya, ada tiga alternatif tindak lanjut yang diberikan terhadap pendidik. Ketiga tindak lanjut itu adalah: (1) penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi

Page 42: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

standar; (2) teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar; dan (3) pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.

Pendidik perlu penguatan atas kompetensi yang dicapainya. Penguatan adalah bentuk pembenaran, bentuk legalisasi, dan bentuk pengakuan atas kompetensi yang dicapainya. Pengakuan seperti ini diperlukan oleh pendidik, bukan hanya sebagai motivasi atas keberhasilannya, tetapi juga sebagai kepuasan indvidu dan kepuasan profesional atas kerja kerasnya. Penguatan seperti ini jarang, bahkan hampir tidak diterima oleh pendidik.Penghargaan bagi pendidik yang telah memenuhi standar perlu diberikan. Hal itu akan membedakan antara guru yang berkompetensi standar dengan yang belum standar. Bentuk penghargaan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada satuan pendidikan bersangkutan atau ditentukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah yang menjadi pengawasnya.

Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada pendidik yang belum memenuhi standar. Teguran dapat dilakukan dengan cara lisan atau tertulis. Idealnya, untuk memenuhi persyaratan administratif, teguran sebaiknya disampaikan secara tertulissehingga dapat dipertanggungjawabkan dan didokumentasikan. Jika teguran itu berhasil memotivasi guru, kegiatan tersebut akan bermakna positif baik bagi yang bersangkutan.Intinya, teguran yang bersifat mendidik adalah teguran yang diharapkan dapat menimbulkan perubahan positif. Tindak lanjut yang terakhir adalah merekomendasikan agar pendidik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran. Rekomendasi itu bukan hanya bermakna bagi guru, tetapi juga bermakna bagi institusi tempat pendidik bertugas untuk meningkatkan kinerjanya.

Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi akademik sebagai berikut. 1. Mengkaji rangkuman hasil supervisi. 2. Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-standar pembelajaran

belum tercapai, maka sebaiknya dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap pendidik yang menjadi tujuan pembinaan.

3. Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai maka mulailah merancang kembali program supervisi akademik pendidik untuk masa berikutnya.

4. Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya. 5. Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa berikutnya.

Sedangkan untuk melaksanakan pembinaan bagi guru maka perlu diperhatikan lima langkah pembinaan kemampuan pendidik melalui supervisi akademik, yaitu:

1. menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis, 2. analisis kebutuhan, 3. mengembangkan strategi dan media, 4. menilai, dan 5. revisi.

a. Implementasi Tindak Lanjut:

Page 43: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

1) PembinaanKegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung dan pembinaan tidak langsung yang dapat dilakukan melalui berbagai media komunikasi seperti; e-mail, whatsapp (WA), facebook, line, telepon, faximili, dan media lain yang relevan.a) Pembinaan langsung

Pembinaan langsung adalah bentuk pembinaan yang dilakukan terhadap hal-hal yang bersifat khusus serta perlu perbaikan segera dari hasil analisis pelaksanaan supervisi dengan pendekatan directive. Proses pembinaan dilakukan secara langsung sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan oleh kepala sekolah dan guru.

b) Pembinaan tak langsungPembinaan tidak langsung dilakukan untuk mereka yang hasil analisis supervisinya telah memenuhi standar dan hampir memenuhi standar melalui pendekatan collaborative dan self assesment. Proses pembinaan dapat dilakukan dengan memberi informasi umum melalui berbagai media komunikasi.

Beberapa cara yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam membina pendidik untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam hal berikut.

a) Menggunakan secara efektif petunjuk bagi pendidik dan bahan pem-bantu pendidik lainnya.

b) Menggunakan buku teks secara efektif. c) Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapat mereka

pelajari selama pelatihan profesional/inservice training. d) Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki. e) Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel). f) Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa. g) Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran. h) Mengelompokan siswa secara lebih efektif. i) Mengevaluasi siswa dengan lebih akurat/teliti/seksama. j) Berkooperasi dengan pendidik lain agar lebih berhasil.

k) Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas l) Meraih moral dan motivasi mereka sendiri.

m) Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan kre-atifitas layanan pembelajaran.

n) Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan ketrampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan.

o) Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

2). Teknik Peningkatan Kualitas PembelajaranBeberapa cara dan teknik yang dapat dilakukan supervisor untuk

memperbaiki proses pembelajaran melalui program tindak lanjut hasil supervisi, sebagai berikut.a) Menerapkan model pembelajaran yang efektif yang dapat

dilakukan selama pelatihan/ In House Training (IHT).b) Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah dimiliki menjadi

pembelajaran berbasis TIK.

Page 44: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

c) Menggunakan metodologi yang luwes dan dinamis sesuai Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

d) Menggunakan teknik Discovery Learning untuk merespon berbagai kebutuhan individual peserta didik berdasarkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terkini.

e) Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran dan sumber belajar dalam penerapan ekosistem pendidikan.

f) Teknik mengelompokan peserta didik secara lebih efektif dengan mengenali karakteristik peserta didik.

g) Mengevaluasi peserta didik dengan authentic assessment teliti dan akurat berbasis bukti (evidence).

h) Berkolaborasi dengan guru lain agar lebih berhasil.i) Membantu peserta didik dalam meningkatkan Higher Order Thinking

Skills (HOTS).j) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan

sehingga terwujud sekolah sebagai taman.

3) Pemantapan Instrumen SupervisiKegiatan pemantapan instrumen supervisi dapat dilakukan

dengan cara berdiskusi kelompok yang di bimbing oleh pengawas dalam memperbaiki instrumen supervisi akademik maupun instrumen supervisi non akademik. Pemantapan instrumen supervisi dapat dikelompokan sebagai berikut.a) Persiapan guru untuk mengajar terdiri dari; silabus, RPP, program

tahunan, program semester, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil belajar, pengawasan proses pembelajaran.

b) Instruman supervisi kegiatan pembelajaran antara lain; lembar observasi, suplemen observasi keterampilan mengajar, karakteristik mata pelajaran/tema, pendekatan klinis, dan pendekatan ilmiah dan artistik.

c) Komponen dan kelengkapan instrumen baik instrumen supervisi akademik maupun instrumen supervisi manajerial.

4) Pembimbingan Pemanfaatan Teknologi dan Informasi Pendidikan

Salah satu dimensi kompetensi supervisi Pengawas Sekolah sesuai Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 adalah memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran atau pebimbingan. Oleh karena itu sebagai tindak lanjut pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah melakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK untuk meningkatkan kualitas kerjanya. Hal ini sejalan dengan tuntutan perkembangan teknologi era 4.0 yang menuntut semua pelaku pendidikan harus menguasai perkembangan teknologi. Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran akan berdampak pada:

a) Peserta didik bisa belajar lebih banyak.b) Peserta didik bisa belajar lebih cepat;c) Peserta didik bisa belajar lebih mendalam;

Page 45: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

d) Peserta didik bisa belajar secara mandiri;e) Penggunaan TIK dapat mengatasi keterbatasan jarak

dan waktu;f) Peserta didik memiliki daya adaptasi memasuki

kehidupan masa depan.g) Guru dapat melaksanakan tugas dan fungsinya lebih

efektif dan efisien.Beberapa TIK yang dapat dimanfaatkan pendidik dan tenaga

kependidikan dalam pembelajaran dan penilaian, penyusunan program dan penyusunan laporan tindak lanjut antara lain:a) Pengenalan alat-alat TIK (hardware) yang terdiri dari PC, laptop,

android (tablet, hp, dan lain-lain) serta cara penggunaannya. b) Pengenalan program (software) yang dapat membantu kelancaran

tugas- tugas guru, misalnya Microsoft Office atau lainnya. c) Teknolugi komunikasi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran

seperti internet internet. d) Beberapa fasilitas dan aktivitas internet yang dapat digunakan untuk

mendukung pembelajaran adalah email, forum diskusi, webbrowsing, dan chatroom. Selain itu juga berbagai fasilitas untuk pembelajaran dalam jaringan seperti Zoom, Webex, Teams, dan lain sebagainya.

III. REFLEKSI SUPERVISI AKADEMIKSetelah mengikuti kegiatan belajar pada mata Diklat Pengelolaan Pengawasan Akademik, peserta:

1. Menuliskan dua atau tiga hal yang paling penting yang Bapak/Ibu pelajari setelah mengikuti sesi ini.______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

2. Menuliskan dua atau tiga hal yang menurut Bapak/Ibu pelajari yang sangat membantu dalam pengembangan profesional di tempat Bapak/Ibu bertugas.______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

3. Menuliskan dua atau tiga pertanyaan yang masih Bapak/Ibu pikirkan terkait dengan materi yang telah Bapak/Ibu pelajari pada sesi ini._____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

4. Menuliskan langkah apa yang akan Bapak/Ibu lakukan sebagai peserta pelatihan dan agent of change setelah mendapatkan materi pada sesi ini.____________________________________________________________________________________________________________________________________

Page 46: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

__________________________________________________________________

Page 47: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

DAFTAR PUSTAKA:

Andrew Miller. 2016. Project Based Learning: 6 Strategies for Differentiated Instruction in Project Based Learning: Reflecting on Learning and Student Voice and Choice are Core Elements of Project-Based Learning, and They are also Key to Differentiation. www.edutopia.org. Akses 5Agustus 2020.

Fareeha Rasheed and Abdul Wahid. 2018. The Theory Of Differentiated Instruction And Its Applicability: An E-Learning Perspective. VSRD International Journal of Technical & Non-Technical Research, Vol. IX Issue IV April 2018 / 193

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Pertama PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan PP Nomor 13 Tahun 2015 teentang Perubahan Kedua PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas RI) Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah;

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor. 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa.

-------------, 2017. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah. Supervisi Akademik. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah 2017

-------------, 2017. Panduan Supervisi Akademik. Direktorat Pembinaan Sekolah Atas. Direktorat Pembinaan Pendidikakan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

------------, 2018. Modul Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Calon Pengawas Sekolah dan Penguatan Kompetensi Pengawas Sekolah. Supervisi Akademik. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah 2018

------------, 2017 Panduan Kerja Pengawas Sekolah. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dinar Westri Andini 2016. Differentiated Instruction: Solusi Pembelajaran dalam Keberagaman Siswa di Kelas Inklusif. Tri Hayu. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 2, Nomor 3, Mei 2016, halaman. 340-349.

Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and Instructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason.

Hanover Research, 2019. Differentiated Instruction – A Best Practices Report. Prepared for Utah Leading through Effective, Actionable, and Dynamic (ULEAD) Education.

Page 48: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasionaldan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor III/PB/2011 dan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka kredit. Jakarta: Kemdikbud.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Permeneg PAN dan RB) Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Permeneg PAN dan RB) Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Permeneg Pan dan RB Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya;

Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kementrian Negara PAN dan RB.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penagwas Sekolah dan Angka Kreditnya;

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 58 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 58 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 59 tahun 2014 tentang

Page 49: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2016 dan Nomor 1/SE/XII/2016 tentang Penjelasan atas Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permeneg PAN dan RB) Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Permeneg PAN dan RB Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 380/C.6/MN/2003 tanggal 20 Januari 2003 tentang Pendidikan Inklusi

Page 50: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Lampiran 1a.Contoh Format Rencana Pengawasan Akademik Model Matrik

……………….,2020Pengawas Sekolah

……………………..

Page 51: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Lampiran 1b.Contoh Format Rencana Pengawasan Akademik Model Uraian.

Cara menyusun mengisi sepuluh komponen RPA/RPBK:1. Aspek pembinaan, berisi rencana materi pokok kegiatan pengawasan yang akan

dilaksanakan mencakup pembinaan guru dan kepala sekolah, pemantauan delapan Standar Nasional Pendidikan, penilaian kinerja guru dan kepala sekolah

2. Tujuan dirumuskan secara jelas (tidak menimbulkan penafsiran ganda),3. Indikator keberhasilan, ditulis secara jelas dan terukur sesuai dengan tujuan

kegiatan pengawasan4. Waktu, berisi hari/tanggal dan jumlah jam yang diperlukan.5. Tempat/sekolah/sasaran berisi nama dan jenjang sekolah serta jumlah guru dan

kepala sekolah sasaran.6. Strategi/metode/teknik dipilih berdasarkan kebutuhan pelaksanaan kegiatan

pengawasan yang sesuai7. Skenario pembinaan, ditulis secara runtut langkah-langkah dalam melaksanakan

kegiatan pengawasan yang sesuai dengan strategi/metode/teknik pengawasan yang digunakan.

8. Sumber daya, berisikan alat dan bahan kegiatan yang relevan (LCD, media dan regulasi yang terkait)

9. Penilaian dan instrumen diisi dengan jenis penilaian dan instrumen relevan yang digunakan.

10. Rencana tindak lanjut berisi tindakan rasional dan operasional, misalnya melalui konsultasi dan diskusi.

Page 52: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Lampiran 2. Contoh Instrumen Telaah RPPINSTRUMEN TELAAH RPP

NAMA SEKOLAH : .....................................................................NAMA GURU : .....................................................................MATA PELAJARAN : .....................................................................KELAS/ SEMESTER : ................../..................................................ALOKASI WAKTU : ......... x ............ menitSTANDAR KOMPETENSI : ......................................................................

.......................................................................

.......................................................................KOMPETENSI DASAR : .......................................................................

........................................................................ ........................................................................

NO. KEGIATAN SKOR DESKRIPTOR KETERANGAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN1. Tujuan pembelajaran

menggambarkan proses dan hasil belajar sesuai dengan KD

1

23

4

Tidak menggambarkan proses dan hasilMenggambarkan hasilMenggambarkan proses dan hasilMenggambarkan proses dan hasil sesuai dengan KD

2. Tujuan pembelajaran:a. dirumuskan dengan lengkap

dan jelasb. mengacu pada indikator

pencapaian kompetensic. mencakup satu atau lebih

indikatord. dikelompokkan berdasarkan

waktu pertemuan kegiatan pembelajaran

1234

Memenuhi 1 unsurMemenuhi 2 unsurMemenuhi 3 unsurMemenuhi 4 unsur

B. MATERI AJAR3. Disusun dalam butir-butir sesuai

dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi (IPK)

1234

Sesuai 0% s.d 25 %Sesuai 26% s.d 50 %Sesuai 51% s.d 75 %Sesuai 76% s.d 100%

4. Memuat materi yang bersifat faktual, konseptual, prosedural, dan/atau metakognitif

1234

Memuat 1 halMemuat 2 halMemuat 3 halMemuat 4 hal

5. Cakupan materi sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan

14

Tidak sesuaiSesuai

6. Materi ajar ditulis sesuai dengan karakteristik peserta

1 Tidak sesuai dengan karakteristik dan taraf

Page 53: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

NO. KEGIATAN SKOR DESKRIPTOR KETERANGAN

didik dan taraf kemampuan berpikir peserta didik

2

3

4

kemampuan peserta didikSesuai dengan karakteristik peserta didikSesuai dengan taraf kemampuan berpikir peserta didikSesuai dengan karakteristik dan taraf kemampuan berpikir peserta didik

C. METODE PEMBELAJARAN7. Menentukan metode

pembelajaran:a. bervariasib. relevan dengan indikator

pencapaian kompetensi,c. relevan dengan tujuand. relevan dengan materi

pembelajaran

1234

Memenuhi 1 halMemenuhi 2 halMemenuhi 3 halMemenuhi 4 hal

8. Menerapkan pembelajaran aktif yang bermuara pada pengembangan HOTSb. PPKc. Literasid. 4C

1234

Tidak memuat 1 halMemuat 1 halMemuat 2 halMemuat 3 hal

9. Menggambarkan sintaks/tahapan yang jelas (apabila menggunakan model pembelajaran tertentu)

14

Sintaks tidak jelasSintaks sangat jelas

D. ALOKASI WAKTU10. Alokasi waktu sesuai yang ada

di silabus untuk pencapaian KD dan beban belajar.

14

Tidak sesuaiSesuai

E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN11. Kegiatan awal :

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Apersepsic. Menentukan cara-cara

memotivasi peserta didik

1

234

Tidak memenuhi salah satu unsurMemenuhi 1 unsurMemenuhi 2 unsurMemenuhi 3 unsur

12. Kegiatan Inti menunjukkan 1 Memenuhi 1 unsur

Page 54: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

NO. KEGIATAN SKOR DESKRIPTOR KETERANGAN

adanya :1) Pembelajaran aktif2) Berbagai

model/pendekatan3) Kesesuaian dengan

model/pendekatan yang digunakan

4) pengintegrasikan keterampilan abad 21 (PPK, literasi, HOTS,4 C)

234

Memenuhi 2 unsurMemenuhi 3 unsurMemenuhi 4 unsur

10 Kegiatan inti dilakukan secara :1) Interaktif2) Inspiratif3) Menyenangkan4) Menantang5) Memotivasi

1234

Memenuhi 2 unsurMemenuhi 3 unsurMemenuhi 4 unsurMemenuhi 5 unsur

11. Kegiatan Akhir memuat :a. refleksi/kesimpulanb. rancangan tugas terstruktur

dan/atau rancangan kegiatan mandiri tidak terstruktur, rancangan pembalajaran remidi dan pengayaan

c. post-testd. penginformasikan

pembelajaran selanjutnya

1234

Memenuhi 1 unsurMemenuhi 2 unsurMemenuhi 3 unsurMemenuhi 4 unsur

F. SUMBER BELAJAR12. Penentuan sumber belajar

berdasarkan pada :a. SK/ KDb. Materi ajarc. Kegiatan pebelajarand. Indikator pencapaian

kompetensi

1234

Memenuhi 1 unsurMemenuhi 2 unsurMemenuhi 3 unsurMemenuhi 4 unsur

G. PENILAIAN13. Penilaian sesuai dengan

indikator pencapaian kompetensi

14

Tidak sesuaiSesuai

14. Penilaian memuat:a. Prosedur penilaianb. Jenis dan teknik

penilaian

1234

Memuat 1 unsurMemuat 2 unsurMemuat 3 unsurMemuat 4 unsur

Page 55: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

NO. KEGIATAN SKOR DESKRIPTOR KETERANGAN

c. Alat penilaiand. Kunci jawaban, atau

alternatif jawaban, atau rubrik

Perolehan Skor

Ketercapaian

Ketercapaian : 86 % - 100 % = Baik Sekali70 % - 85 % = Baik55 % - 69 % = Cukup< 55 % = Kurang

Catatan :............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Guru Kelas/Mata Pelajaran

………………………………………

……………………………..2020,Supervisor

.....................……………………………

Page 56: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Lampiran 3a. Contoh Panduan Wawancara Pra observasi

CONTOH*)PANDUAN WAWANCARA PRA OBSERVASI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Guru : ……………………………….............................................................

Mata Pelajaran : ………………………………………………........................................

Kelas : ……………………………………………….........................................

NO PERTANYAAN CATATAN WAWANCARA

1. Salam/Pembuka yang mencairkan suasana

2. KD/Indikator apa yang akan saudara sajikan?

3.

Metode apa yang akan saudara gunakan dalam pembelajaran KD/Indikator ini?

4. Apa alasan saudara memilih metode tersebut?

5.Alat dan bahan (sumber belajar) apakah yang saudara siapkan?Jelaskan alasannya.

6.Bagaimana tahapan pembelajaran yang akan saudara sajikan!

7. Persiapan tertulis apa yang saudara buat!

Page 57: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

NO PERTANYAAN CATATAN WAWANCARA

8.

Materi apa yang dianggap sulit oleh siswa berdasarkan perkiraan saudara?Jika ada materi apa, jelaskan alasan saudara!

9. Jika ada, apa dugan saudara mengenai sumber kesulitan siswa

10.

Kompetensi apa yang bisa dimiliki siswa setelah mengikiuti pembelajaran sesuai dengan harapan saudara?

11.Apa yang perlu mendapat perhatian khusus pada pembelajaran kali ini.

*) Indikator pertanyaan bisa disesuaikan dengan mata pelajaran/kelas/jenjang

Guru Kelas/Mata Pelajaran

……………………………………

…………………………………, 2020Supervisor

…………………………………………

Page 58: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Lampiran 3b. Contoh Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

INSTRUMEN OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN **)

NAMA SEKOLAH : .................................................................................

NAMA GURU : .................................................................................

MATA PELAJARAN : .................................................................................

KELAS/ SEMESTER : ..................../...............

ALOKASI WAKTU : .......... x ........... menit

STANDAR KOMPETENSI : .................................................................................

...................................................................................

...................................................................................

....................................................................................

KOMPETENSI DASAR : .................................................................................

..................................................................................

...................................................................................

...................................................................................

NO KEGIATAN SKOR DESKRIPTOR KETERANGAN

A. KEGIATAN PENDAHULUAN1. Melaksanakan

kegiatan pendahuluan12

3

4

Memberikan salam/doa.Memberikan salam/doa dan memeriksa kehadiran peserta didik.Memberikan salam/doa, memeriksa kehadiran siswa, dan kebersihan kelas.Memberikan salam/doa, memeriksa kehadiran siswa, kebersihan kelas, dan menyiapkan pembelajaran.

2. Menyampaikan bahan pengait/apersepsi

12

3

4

Tidak menyampaikan bahan pengait/ apersepsi.Menyampaikan bahan pengait/ apersepsi berupa judul materi pertemuan sebelumnya.Menyampaikan bahan pengait/ apersepsi berupa materi pokok.Menyampaikan bahan pengait/ apersepsi dengan cara mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dibahas.

3. Memotivasi peserta didik untuk melibatkan

1 Memotivasi hanya dengan meminta

Page 59: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

NO KEGIATAN SKOR DESKRIPTOR KETERANGAN

diri dalam pembelajaran 2

3

4

peserta didik untuk terlibatMemotivasi peserta didik dengan cara menyampaikan keterkaitan materi dengan kehidupan.Memotivasi peserta didik dengan cara menyampaikan keterkaitan materi dengan kehidupan dan gambaran kegiatan.Memotivasi peserta didik dengan cara menyampaikan keterkaitan materi dengan kehidupan, gambaran kegiatan dan manfaat materi.

4. Menyampaikan informasi/ tujuan pembelajaran

1

2

3

4

Tidak menyampaikan informasi pembelajaran.

Menyampaikan informasi pembelajaran dengan menyebutkan topik/ KD.

Menyampaikan informasi pembelajaran dengan menyebutkan topik/ KD dan indikator .

Menyampaikan informasi pembelajaran dengan menyebutkan topik/ KD, indikator dan tujuan.

B. KEGIATAN INTI5. Menyajikan materi

pembelajaran secara terstruktur

1

2

3

4

Tidak menggunakan urutan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.Menggunakan urutan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.Menggunakan urutan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan menerapkan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.Menggunakan urutan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dan menerapkan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dalam suasana interaktif.

6. Menggunakan metode pembelajaran bervariasi sesuai dengan KD, materi, kemampuan peserta didik, situasi dan kondisi

12

3

4

Menggunakan satu jenis metode kurang tepat.Menggunakan satu jenis metode yang tepat.Menggunakan lebih dari satu jenis metode yang tepat.Menggunakan lebih dari satu jenis satu metode yang tepat dan menyenangkan.

7. Menggunakan alat bantu/media pembelajaran

1

2

3

Menggunakan satu jenis alat bantu/ media kurang tepat.Menggunakan satu jenis alat bantu/ media yang tepat.Menggunakan lebih dari satu jenis alat

Page 60: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

NO KEGIATAN SKOR DESKRIPTOR KETERANGAN

4bantu/ media yang tepat.Menggunakan lebih dari satu jenis alat bantu/ media yang tepat dan menciptakan suasana menantang.

8. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang logis

1

2

3

4

Melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak dalam urutan yang logis.Melaksanakan kegiatan pembelajaran kadang-kadang dalam urutan yang logis.Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang cukup logis.Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang logis.

9. Menggunakan waktu pembelajaran secara efektif dan efisien.

1

2

3

4

Menggunakan waktu tidak secara efisien dan tidak efektif.Menggunakan waktu secara efisien tetapi tidak efektif.Menggunakan waktu secara efektif tetapi tidak efisien.Menggunakan waktu secara efisien dan efektif.

10. Menguasai materi pembelajaran

1234

Tidak menguasai materi pembelajaran.Kurang menguasai materi pembelajaran.Cukup menguasai materi pembelajaran.Menguasai materi pembelajaran.

11. Mengorganisasikan peserta didik secara efektif

1

2

34

Tidak mengorganisasikan peserta didik.Mengorganisasikan peserta didik tetapi tidak secara efektif.Mengorganisasikan peserta didik cukup efektif.Mengorganisasikan peserta didik secara efektif.

12. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif

1

2

3

4

Tidak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaranKadang-kadang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.Cukup memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

13. Memfasilitasi peserta didik untuk berinteraksi guru dengan peserta

1

2

Tidak menciptakan interaksi guru dengan peserta didik.Menciptakan interaksi satu arah (Guru-

Page 61: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

NO KEGIATAN SKOR DESKRIPTOR KETERANGAN

didik, peserta didik dengan peserta didik 3

4

Peserta didik).Menciptakan interaksi dua arah (Guru-Peserta didik, Peserta didik-Guru).Menciptakan interaksi multiarah (Guru-Peserta didik, Peserta didik -Guru, Peserta didik –Peserta didik).

14. Menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat peserta didik

1

2

3

4

Tidak menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat peserta didik.Kadang-kadang menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat peserta didik.Cukup menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat peserta didik.Menunjukkan sikap terbuka terhadap peserta didik.

15. Mengembangkan hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi.

1

2

3

4

Tidak mengembangkan hubungan antarpribadi yang sehat dan serasi (sopan, tertib, adil).Kadang-kadang mengembangkan hubungan antarpribadi yang sehat dan serasi (sopan, tertib, adil).Cukup mengembangkan hubungan antarpribadi yang sehat dan serasi (sopan, tertib, adil).Mengembangkan hubungan antarpribadi yang sehat dan serasi (sopan, tertib, adil).

16. Menggunakan bahasa yang baik, benar, dan efektif

1

23

4

Tidak menggunakan bahasa yang baik (komunikatif), benar (sesuai kaidah), dan efektif (tepat guna).Menggunakan bahasa yang baik (komunikatif).Menggunakan bahasa yang baik (komunikatif) dan benar (sesuai kaidah).Menggunakan bahasa yang baik (komunikatif), benar (sesuai kaidah) dan efektif (tepat guna).

17. Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung

1

2

3

4

Tidak melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung.Kadang-kadang melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung.Cukup dalam melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung.Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung.

C. KEGIATAN PENUTUP

18. Menyimpulkan 1 Tidak memfasilitasi pembuatan simpulan/ rangkuman.

Page 62: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

NO KEGIATAN SKOR DESKRIPTOR KETERANGAN

pelajaran/rangkuman 2

3

4

Kadang-kadang memfasilitasi pembuatan simpulan/ rangkuman.Cukup dalam memfasilitasi pembuatan simpulan/ rangkumanMemfasilitasi pembuatan simpulan/ rangkuman.

19. Melaksanakan/ menyampaikan :(1) penilaian(2) umpan balik(3) refleksi(4) rencana pertemuan

berikutnya

1234

Satu unsur dilaksanakan/ disampaikanDua unsur dilaksanakan/ disampaikanTiga unsur dilaksanakan/ dilaksanakanEmpat unsur dilaksanakan/ dilaksanakan

20. Memberikan / merencanakan tindak lanjut :

(1) penugasan terstruktur

(2) kegiatan mandiri tidak terstruktur

(3) remidi(4) pengayaan

1234

Memberikan/ merencanakan satu unsurMemberikan/ merencanakan dua unsurMemberikan/ merencanakan tiga unsurMemberikan/ merencanakan empat unsur

Perolehan Skor

Ketercapaian

**) Indikator bisa disesuaikan dengan Pendekatan/Model Pembelajaran yang dilakukan dengan tetap mengacu komponen pada Permendikbud No 22 Tahun 2016 dan regulasi yang relevan lainnya.

Ketercapaian : 86 % - 100 % = Baik Sekali

70 % - 85 % = Baik

55 % - 69 % = Cukup

< 55 % = Kurang

Catatan :

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Guru Kelas/Mata Pelajaran,

………………………………

……………………., 2020Supervisor,

............………………………

Page 63: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang
Page 64: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Lampiran 3c. Contoh Panduan Wawancara Pasca Observasi

CONTOH*)PANDUAN WAWANCARA PASCA OBSERVASI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Guru : ....…………...................................................

Mata Pelajaran : .......………………………..............................

Kelas : .......………………………..............................

NO PERTANYAAN CATATAN WAWANCARA

1. Salam /Pembuka

2.

Bagaimana kesan/perasaan Saudara setelah menyajikan pelajaran ini?

3.Apakah proses pembelajaran sudah sesuai dengan yang direncanakan?

4.

Coba Saudara ceritakan hal-hal yang saudara rasa telah memuaskan dan hal-hal yang kurang memuaskan dalam pembelajaran tadi!

5.Bagaimana perkiraan Saudara mengenai ketercapaian kompetensi siswa?

6. Apa yang menjadi kesulitan siswa?

Page 65: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

7. Apa yang menjadi kesulitan Saudara?

8. Bagaimana alternatif untuk mengatasi kesulitan itu?

9.

Marilah bersama-sama kita identifikasi hal-hal yang telah mantap dan hal-hal yang perlu peningkatan berdasarkan kegiatan yang baru saja Saudara lakukan dan pengamatan saya!

9.Apa yang Saudara sarankan untuk dilaksanakan pada pertemuan berikutnya?

Kesan Umum:

Saran:

*) Indikator pertanyaan bisa disesuaikan dengan mata pelajaran/kelas/jenjang

Guru Kelas/Mata pelajaran

…………………………………

…………………………., 2020Supervisor,

…………………………………

Page 66: Semua siswa pada dasarnya memiliki kekuatan dalam bidang ... · Web viewPengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

Lampiran 4. Contoh Format Tindak Lanjut Supervisi Akademik

No

Nama Guru

Mata Pelajaran/

TemaKelas

Hasil Catatan Khusus

Tindak lanjut

Realisasi Tindak lanjutKuantitatif Kualitatif

1

Barokah Pendidikan agama islam

V 82 Baik 1. Guru belum melaksanakan langkah apersepsi dalam kegiatan penhaluluan

2. guru belum memanfaatkan media pembelaran

Hasil diskusi, guru:1. akan

melaksana-kan apersepsi dalam kegiatan pendahulu-an

3. akan memanfaatkan media pembelajar-an

1. Guru sudah melakukan apersepsi pada pembelajaran dan memanfaatkan media pada hari/ tanggal …..

2.

3.