25
Seminar Nasional& International Conference Abs Sem Nas Masy Biodiv Indon vol. 2 | no. 2 | pp. 73-90 | Mei 2015 ISSN: 2407-8069 Penyelenggara & Pendukung Hutan di atas Kawah Sikidang, Dataran Tinggi Dieng, foto: Sis Jimbo

Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

SeminarNasional&

InternationalConference

Abs Sem Nas Masy Biodiv Indonvol. 2 | no. 2 | pp. 73-90 | Mei 2015

ISSN: 2407-8069

Penyelenggara &Pendukung

Huta

n di

ata

s Kaw

ah S

ikid

ang,

Dat

aran

Tin

ggi D

ieng

,fot

o:Si

s Jim

bo

Page 2: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

Registrasi: goo.gl/forms/4QAWSARPGD| Kontak: Afin (0813-8506-6018) | email: [email protected]: biodiversitas.mipa.uns.ac.id/S/gen/index.html | Rp. 450.000,- (Anggota MBI Rp. 350.000,-) | BNI 0356986994

Alamat surat: Jurnal Biodiversitas, Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta.Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126. Tel./Fax. 0271-663375.

Penyelenggara &Pendukung

Registrasi: goo.gl/forms/4QAWSARPGD| Kontak: Afin (0813-8506-6018) | email: [email protected]: biodiversitas.mipa.uns.ac.id/S/gen/index.html | Rp. 450.000,- (Anggota MBI Rp. 350.000,-) | BNI 0356986994

Alamat surat: Jurnal Biodiversitas, Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta.Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126. Tel./Fax. 0271-663375.

Penyelenggara &Pendukung

Registrasi: goo.gl/forms/4QAWSARPGD| Kontak: Afin (0813-8506-6018) | email: [email protected]: biodiversitas.mipa.uns.ac.id/S/gen/index.html | Rp. 450.000,- (Anggota MBI Rp. 350.000,-) | BNI 0356986994

Alamat surat: Jurnal Biodiversitas, Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta.Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126. Tel./Fax. 0271-663375.

Penyelenggara &Pendukung

Page 3: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

JADWALSeminar Nasional

Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)Semarang, 9 Mei 2015

PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG

08.00-08.45 Registrasi dan Persiapan Panitia Selasar

08.45-09.00 Pembukaan Ketua Panitia R1

09.00-11.00 Panel Moderator 1 R1

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. R1

Prof. Ir. Muhammad Zainuri, M.Sc., DEA. R1

Dra. Yulia Sistina, M.Sc., Ph.D. R1

11.00-11.05 Foto Bersama Panitia R1

11.05-11.15 Kudapan Pagi Panitia Selasar

11.15-12.15 Presentasi Oral Sessi IAO-01 s.d. AO-05 Moderator 2 R1

AO-06 s.d. BO-04 Moderator 3 R2

12.15-13.30 Ishoma dan Presentasi Poster Panitia Selasar

13.30-14.30 Presentasi Oral Sessi IICO-01 s.d. CO-05 Moderator 4 R1

CO-06 s.d. DO-01 Moderator 5 R2

14.30-15.30 Presentasi Oral Sessi IIIDO-02 s.d. EO-04 Moderator 6 R1

EO-05 s.d. EO-10 Moderator 7 R2

15.30-15.45 Kudapan Sore Panitia Selasar

15.45-16.00 Penutupan dan Penjelasan lain Ketua Panitia R1

Kegiatan berikutnya:Seminar Nasional MBI, Kampus ITB Jatinangor, 13 Juni 2015

Page 4: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

DAFTAR ISIAbstrak Seminar Nasional

Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)Semarang, 9 Mei 2015

KODE JUDUL PENULIS HAL.

BIODIVERSITAS GENETIK

AO-01 Studi keragaman genetik dan kekerabatan galur-galurinbreed jagung manis (Zea mays grup saccharata).

Purwito Djoko Yuwono, Rudi HariMurti, Panjisakti Basunanda

73

AO-02 Deteksi dan identifikasi virus-virus yang menginfeksibawang merah di Kabupaten Bantul, Yogyakarta

Florentina Sekar Prima Swari, SitiSubandiyah, Sedyo Hartono

73

AO-03 Identifikasi molekuler Tobamovirus pada tembakau rakyatdi Klaten, Jawa Tengah

Sekar Utami Putri, Sedyo Hartono,Soesamto Somowiyarjo

74

AO-04 A phylogenetic analysis of flies lived on the skin defectsof cattle based on mitochondrial cytochrome C oxidase 1(CO1) gene squences

Hapry F.N. Lapian 74

AO-05 Deteksi molekuler virus-virus pada bawang merah diKabupaten Nganjuk, Jawa Timur

Ginting Tri Pamungkas, SitiSubandiyah, Susamto Somowiyarjo,Sedyo Hartono, John Thomas

74

AO-06 Karaktetrisasi molekular patogen ‘bercak ungu’ padapertanaman bawang merah di Kabupaten Bantul,Yogyakarta

Mayavira Veronica Hahuly, ArifWibowo, Siti Subandiyah

75

BIODIVERSITAS SPESIES

BO-01 Keragaman penggerek batang padi pada ekosistem sawahorganik dan sawah anorganik

Mochamad Hadi, RC HidayatSoesilohadi, FX Wagiman, YayukRahayuningsih Suhardjono

75

BO-02 Karakteristik Memecylon sp. (Melastomataceae) dariGunung Nglanggeran Gunungkidul

Widodo 76

BO-03 Keanekaragaman anggrek epifit di kawasan hutan lindungRPH Sarangan, BKPH Lawu Selatan, Perhutani JawaTimur

Muhammad Ridwan, YudhaNoviana, Rizma Dera A.P., KrisantyKharismamurti, Rekyan Galuh W

76

BO-04 Identifikasi dan penutupan lamun serta biota yang hidupdi dalamnya di perairan laut Bontang, Kalimantan Timur

Nilam Sari 77

BP-01 Eksplorasi tumbuhan di Pulau Bawen, Kabupaten Gresik,Jawa Timur

Setyawan Agung Danarto, ApriyonoRahadiantoro

77

BP-02 Keanekaragaman jenis Selaginella di Dataran TinggiDieng, Jawa Tengah

Ahmad Dwi Setyawan, Sugiyarto 77

Page 5: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

iv

BP-03 Keanekaragaman jenis dan sebaran Selaginella di ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta

Ahmad Dwi Setyawan, Sugiyarto,Ari Susilowati

78

BIODIVERSITAS EKOSISTEM

CO-01 Jeruju (Acanthus ilicifolius):Biji, Perkecambahan dan Potensinya

Rony Irawanto, Esti Endah Ariyanti,R. Hendrian

78

CO-02 Keberadaan koleksi tumbuhan Kebun Raya PurwodadiasalCagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur

Rony Irawanto, ApriyonoRahadiantoro, Deden Mudiana

78

CO-03 Invasi jenis eksotis pada areal terdegradasi pasca erupsi diTaman Nasional Gunung Merapi

Hendra Gunawan, N.M. Heriyanto,E. Subiandono, A.F. Mas’ud, H.Krisnawati

79

CO-04 Identifikasi tumbuhan asing invasif di Taman NasionalTanjung Puting, Kalimantan Tengah

Sunaryo, Deden Girmansyah 79

CO-05 Sebaran spatial dan mikrohabitat siput gonggong(Strombus turturela) di ekosistem padang lamun di pesisirTukak Bangka Belitung

Okto Suparman, Tati SuryatiSyamsudin

80

CO-06 Serangga-serangga pengunjung pada tanaman zodia(Evodia suaveolens)

Muhamat, Hidayaturrahmah, AnniNurliani

80

CO-07 Sebaran Ralstonia solanacearum pada tomat berdasarkankeragaman genetik di wilayah Daerah IstimewaYogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah

Ana Ruhana Salamah, TriwidodoArwiyanto

80

CO-08 Karakteristik mutu fisik dan citarasa delapan genotipekopi arabika (Coffea arabica) pada ketinggian tempatberbeda

Dwi Nugroho, PanjisaktiBasunanda, Suyadi MW

81

CO-09 Keanekaragaman burung di lingkungan Unit PembangkitIndonesia Power Tambak Lorok, Semarang

Dyna Oktiana, Wedi Antono 81

ETNOBIOLOGI

DO-01 Pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan obat masyarakatdi Pulau Seram, Maluku

Siti Susiarti 82

DO-02 Pemanfaatan flora dan fauna oleh masyarakat DesaGenilangit, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan

Ahmad Choirunnafi’, Rizma DeraAP, Agnes Audina K, Krisanty K,Diagal Wisnu P, Ulfah Hasanah,Yudha Noviana, Rekyan Galuh W,Burhansyah, Muhammad Ridwan,Teguh Wibowo

82

DP-01 Keanekaragaman umbi-umbian sebagai pangan alternatifdi Propinsi Bangka Belitung

Siti Susiarti, Diah Sulistiarini 82

DP-02 Persebaran Syzygium endemik Jawa Siti Sunarti 82

BIOSAINS

EO-01 Aktivitas antimikroba dan antioksidan senyawapolisakarida jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

Iwan Saskiawan, Nur Hasanah 83

EO-02 Aktivitas selulase isolat jamur dari limbah media tanamjamur merang

Nur Hasanah, Iwan Saskiawan 83

Page 6: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

v

EO-03 Seedlessness and fruit quality traits of GA-inducedparthenocarpic fruit in seven tomato genotypes (Solanumlycopersicum)

Agus Budi Setiawan, Rudi HariMurti, Aziz Purwantoro

83

EO-04 Uji aktivitas antagonistik beberapa isolat Bacillus spp.terhadap penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum)pada beberapa varietas tomat dan identifikasinya

Rachmad Saputra, TriwidodoArwiyanto

84

EO-05 Pengaruh penambahan silase limbah ikan gurame(Osphronemus gouramy) terhadap peningkatan bobotbadan dan FCR (Feed Convertion Ratio)ayam broiler

Andri Setiawan, MeiSulistyoningsih

84

EO-06 Karakterisasi F1 dan F2 hasil persilangan jagung manisdan jagung berondong stroberi merah

Adhityo Wicaksono, AzizPurwantoro, Panjisakti Basunanda

84

EO-07 Respons lima varietas padi terhadap infeksi viruspenyebab kerdil rumput padi (Rice Grassy Stunt Virus)

Yulia Rahmawati, Sri Sulandari,Sedyo Hartono

85

EO-08 Biokontrol larva nyamuk Aedes aegypti menggunakanlimbah biji karika (Vasconcellea pubescens)

Supono, Sugiyarto, Ari Susilowati,Susiana Purwantisari, FahrurNuzulul Kurniawati

85

EO-09 Aktivitas nitrat reduktase beberapa kultivar kedelaipada berbagai fase pertumbuhan

Baso Amir, Didik Indradewa 86

EO-10 Pengujian aktifitas jamur Penicillium sp R7.5 danAspergillus niger NK pada media tumbuh untukmendukung pertumbuhan tanaman padi di lahan salin

YB.Subowo 86

EP-01 Keragaman kedelai F2 hasil persilangan galur kedelaitoleran kutu kebul dengan varietas Grobogan

Apri Sulistyo 86

EP-02 Tanggap beberapa aksesi kentang hitam (Solenostemonrotundifolius) terhadap tingkat pemberian airpada fase pertumbuhan dan produksi.

Fauzia Syarif 87

EP-03 Kajian pengolahan hasil buah salak serta analisis usahataninya di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur

Muhamad Rizal, Dhyani NastitiPurwantiningdyah

87

EP-04 Daya hasil padi sawah varietas Inpari 24 di beberapalokasi SL-PTT di Sulawesi Tengah

Saidah, Syafruddin, RetnoPangestuti

88

EP-05 Daya hasil jagung varietas srikandi kuning pada beberapalokasi SL-PTT di Sulawesi Tengah

Saidah, Syafruddin, RetnoPangestuti

88

EP-06 Produksi malto oligosakarida dari pati umbi-umbian olehenzim amilase dari Aspergillus oryzae

Rita Dwi Rahayu, Heddy Julistiono,Achmad Dinoto, Rini Handayani,Zahra Noviana, Ninu Setianingrum

88

EP-07 Karakterisasi enzim kitinase dan identifikasi isolataktinomisetes KRC 21.D dari Kebun Raya Cibodas

Yati Sudaryati Soeka 87

EP-08 Kemampuan Bacillus licheniformis dalam menghasilkanenzim α-amilase

Yati Sudaryati Soeka 87

EP-08 Produksi Fruktosoligosakarida dari Sumber KarbohidratLokal Melalui Kultur Sel dan Reaksi Enzimatik

Rini Handayani, Rita Dwi Rahayu,Achmad Dinoto, Heddy Julistiono,Zahra Noviana, Ninu Setianingrum,

87

EP-09 Upaya menggali umbi minor dan potensinya sebagaisumber pangan alternatif di Jawa Timur

Ninik Setyowati, Rita Dwi Rahayu 87

Page 7: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS. SEM. NAS. MASY. BIODIV. INDON, UI Depok, 20 Desember 2014, hal. iii-iviv

THIS PAGE INTENTIONALLY LEFT BLANK

Page 8: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDONVolume 2, Nomor 2, Mei 2015 ISSN: 2407-8069Halaman: 73-90 DOI: 10.13057/asnmbi/m020201

ABSTRAKSeminar Nasional

Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI)Semarang, 9 Mei 2015

Genetik

AO-01Studi keragaman genetik dan kekerabatan galur-galur inbreed jagung manis (Zea mays grupsaccharata)

Purwito Djoko Yuwono♥, Rudi Hari Murti, PanjisaktiBasunandaFakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora BulaksumurSleman 55281, Yogyakarta. ♥email: [email protected]

Penelitian ini mengevaluasi keragaman dan kekerabatangenetik dua puluh galur inbreed jagung manis (Zea mays L.grup saccharata). Tujuan penelitian ini adalah untukmempelajari keragaman dan potensi 20 galur inbreedjagung manis sebagai calon tetua hibrida, mempelajarihubungan kekerabatan antar galur inbreed jagung manis,menduga heritabilitas dalam arti luas setiap karakter, danmempelajari hubungan antar karakter melalui korelasifenotipik. Percobaan lapangan menggunakan rancanganacak kelompok lengkap (RAKL) dengan perlakuan 20galur inbreed dan tiga ulangan. Analisis data menggunakanANOVA dan korelasi Pearson sedangkan pengelompokankekerabatan galur menggunakan analisis komponen utamadan analisis klaster. Perbedaan yang signifikan padakeragaan karakter galur-galur inbreed jagung manismengindikasikan adanya keragaman genetik antar galuryang dapat dimanfaatkan untuk program pemuliaan yangspesifik. Galur H dan R memiliki bobot tongkol pertanaman masing-masing 128.33 g dan 126.11 g. Galur-galur tersebut juga memiliki kadar padatan total terlarut(PTT) tertinggi yaitu: masing-masing 16.17 dan 15.67%brix. Heritabilitas arti luas yang tinggi pada sebagian besarkarakter menunjukkan bahwa karakter dikendalikan olehfaktor genetik yang bermanfaat dalam proses seleksi. Bobottongkol memiliki koefisien korelasi yang signifikan dengantinggi tanaman, tinggi tongkol, dan jumlah baris biji(masing-masing 0.50, 0.60, dan 0.51) yang

mengindikasikan karakter tersebut memiliki kontribusipositif terhadap bobot tongkol. Pengelompokkan galur-galur inbreed berdasarkan hubungan kekerabatan dankemiripan genetik menghasilkan empat kelompok padakoefisien kemiripan 0.55 (jarak genetik/ketidakmiripanantar kelompok 0.45). Pemilihan galur inbreed untuk tetuahibrida ditentukan berdasarkan koefisien kemiripan baikdalam kelompok maupun antar kelompok yang akanmenentukan tingkat heterosis hibrida. Nilai koefisienkemiripan yang semakin rendah memiliki potensi untukmendapatkan tingkat heterosis yang tinggi.

Keragaman genetik, kekerabatan, galur inbreed, jagungmanis

AO-02Deteksi dan identifikasi virus-virus yangmenginfeksi bawang merah di Kabupaten Bantul,Yogyakarta

Florentina Sekar Prima Swari1,2,♥, Siti Subandiyah2,Sedyo Hartono2

1 BPPKP Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah2 Program Studi Fitopatologi, Fakultas Pertanian, Universitas GadjahMada, Jl. Flora Bulaksumur Sleman 55281, Yogyakarta. ♥email:[email protected] Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas GadjahMada, Jl. Flora Bulaksumur Sleman 55281, Yogyakarta.

Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yangbernilai penting sebagai bahan makanan, bumbu pokok,penyedap alami, maupun obat herbal bagi masyarakatIndonesia. Peningkatan kebutuhan bawang merah seiringlaju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi denganpeningkatan produksi di dalam negeri, kerap menyebabkankelangkaan pasokan dan fluktuasi harga bawang merah.Selama ini petani cenderung menganggap bahwarendahnya produktivitas bawang merah dipengaruhi olehtingginya serangan ulat, jamur, ataupun bakteri. Penurunanmutu dan jumlah panenan akibat infeksi virus belummendapat perhatian yang cukup, khususnya di KabupatenBantul, penghasil utama bawang merah di Daerah Istimewa

Page 9: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Semarang, 9 Mei 2015, hal. 73-9074

Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuitingkat infeksi Potyvirus, Carlavirus, dan Allexivirus padapertanaman bawang merah di Bantul; sertamengidentifikasi jenis virus yang menginfeksi varietasbawang merah yang ditanam pada musim hujan dankemarau tahun 2014. Pengujian secara molekuler diLaboratorium Klinik Penyakit Tumbuhan, FakultasPertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,dilakukan terhadap 100 komposit sampel daun bawangmerah yang diambil secara acak dari 10 lahan diKecamatan Kretek, Sanden, Imogiri, dan Jetis, KabupatenBantul. Ekstrak RNA virus digunakan sebagai cetakandalam proses sintesis cDNA virus melalui RT-PCR(Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction).Amplifikasi cDNA dengan PCR menggunakan pasanganprimer universal untuk setiap genus virus. Varietas biru,crok, tiron, bauji, dan lokal parangkusumo yang diambilsebagai sampel, positif terinfeksi Carlavirus dan Potyvirus.Varietas crok paling rentan, sedangkan biru relatif toleranterhadap infeksi virus. Allexivirus ditemukan hanyamenginfeksi varietas lokal parangkusumo pada musimkemarau dengan rerata infeksi yang sangat rendah, 2%.Tingkat infeksi Carlavirus dan Potyvirus pada musimhujan lebih tinggi daripada saat kemarau, namunCarlavirus tampak lebih dominan daripada Potyvirusdengan rerata infeksi berturut-turut 74%>60% dan60%>46%. Berdasarkan hasil perunutan nukleotida sertaanalisis filogenetik, isolat virus yang ditemukan di Bantulteridentifikasi sebagai Shallot Yellow Stripe Virus (SYSV)dan Onion Yellow Dwarf Virus (OYDV) dari genusPotyvirus, serta Garlic Latent Virus (GLV) dari genusCarlavirus.

Allexivirus, Bantul, bawang merah, Carlavirus, Potyvirus

AO-03Identifikasi molekuler Tobamovirus padatembakau rakyat di Klaten, Jawa Tengah

Sekar Utami Putri♥, Sedyo Hartono♥♥, SoesamtoSomowiyarjo♥♥♥1 Program Studi Fitopatologi, Fakultas Pertanian, Universitas GadjahMada. Jl. Flora, Bulaksumur, Sleman 55281, Yogyakarta, ♥email:[email protected], ♥♥ [email protected], ♥♥♥

[email protected]

Tobamovirus merupakan kelompok virus yang memilikikisaran inang yang luas dan menginfeksi tanaman-tanamanyang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu virus utamadalam kelompok ini yaitu: Tobacco Mosaic Virus (TMV).Infeksi TMV menjadi permasalahan dalam budidayatembakau di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah karenamempengaruhi produktivitas tanaman. Penelitian inibertujuan untuk mengidentifikasi virus kelompokTobamovirus yang menginfeksi tanaman tembakau rakyatdi Klaten. Isolat virus diambil dari lahan tembakau rakyatdi Klaten. Daun tembakau yang terinfeksi mula-muladiinokulasikan pada Chenopodium amaranticolor (tanamanindikator) untuk mengamati gejala bercak lokal. Daun sakit

dianalisis secara molekuler dengan ekstraksi RNA (denganGeneaid kit), selanjutnya RNA digunakan sebagai templateuntuk sintesis cDNA pada PCR dengan primer spesifikTMV. Hasil inokulasi mekanik pada C. amaranticolormenunjukkan gejala bercak loka nekrosis pada 3 harisetelah inokulasi. Hasil sekuens dari 304 bp produk PCRmenunjukkan adanya homologi DNA tertinggi (≥97%)dengan beberapa isolat TMV dari Cina. Ini merupakanlaporan pertama identifikasi molekuler TMV padatembakau di Indonesia.

Tobamovirus, tembakau, identifikasi molekuler

AO-04A phylogenetic analysis of flies lived on the skindefects of cattle based on mitochondrialCytochrome C Oxidase 1 (CO1) gene squences

Hapry F.N. LapianFakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi. Jl. Kampus Kleak-BahuUnsrat, Manado 95115, Sulawesi Utara. Tel. +62-431-863886,863786,Fax. +62-431-822568, ♥email: [email protected]

The research to examine phylogenetic of flies that live onthe skin defects of cattle based on mitochondrialCytochrome C Oxidase subunit 1 (CO1) gene has beendone. The flies sample was collected from some ranch inthe Minahasa region of North Sulawesi. The thorax and thehind limbs were used for DNA extraction. Homology testby BLAST was used in order to obtain similar sequences offlies sample with data recorded by NCBI. CLUSTAL Wperformed with default settings was used as alignment testfor the mitochondrial Cytochrome C Oxidase subunit 1 1(CO1) gene sequences. The phylogeny trees were producedby Maximum Parsimony (MP) and Maximum Likelihood(ML) Methods using MEGA 5. Homology test by BLASTshowed that the sequences obtained have a similarsequences with Stomoxys indicus dan Stomoxys calcitrant.Using some sequence data of Stomoxys genus, phylogenyanalysis shows that there are three clade in this analysis.First clade consist of Musa domestica. Second cladeconsists of Stomoxys, Drosophila, and Haematobosca.Third clade consist of flies sample that is collected fromsome ranch of Minahasa. These data indicate that fliescollected from the skin defects of cattle lived in Minahasais might be a new species.

CO1, flies, skin defect, cattle, Minahasa, North Sulawesi

AO-05Deteksi molekuler virus-virus pada bawang merahdi Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur

Ginting Tri Pamungkas♥, Siti Subandiyah, SusamtoSomowiyarjo, Sedyo Hartono, John ThomasPascasarjana Program Studi Fitopatologi, Fakultas Pertanian, UniversitasGadjah Mada, Jl. Flora Bulaksumur Sleman 55281, Yogyakarta. Tel./Fax.+62-274-523926, ♥email: [email protected]

Page 10: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Semarang, 9 Mei 2015 75

Bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum) merupakansalah satu komoditas unggulan hortikultura di Indonesia.Salah satu patogen yang menyerang bawang merah adalahvirus. Virus pada bawang merah dapat ditularkan melaluivektor ataupun terbawa benih. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui keberadaan dan mengidentifikasi jenisvirus yang menyerang bawang merah di KabupatenNganjuk, Provinsi Jawa Timur. Pengambilan sampeldilakukan secara acak pada musim kemarau dan musimhujan pada 3 varietas bawang merah (bauji, manjung, danthailand). Deteksi dan identifikasi virus menggunakanmetode RT-PCR dengan primer universal Poty1 (reverseprimer) dan forward primer pGV-3t untuk Allexivirus,Alcar1 untuk Carlavirus, serta U341 untuk Potyvirus.Hasilnya Allexivirus hanya terdeteksi pada varietas thailanddan bauji dengan persentase yang kecil (2 dan 5%),sedangkan Carlavirus dan Potyvirus terdeteksi pada semuavarietas dengan kisaran persentase dari 35-90%. InfeksiAllexivirus hanya terdeteksi pada musim kemarau (6%),sedangkan infeksi Carlavirus dan Potyvirus lebih banyakpada musim hujan dengan persentase 60% dan 66%,dibanding musim kemarau sebesar 50% dan 56%.Perunutan DNA menunjukkan homologi nukleotidaCarlavirus isolat Nganjuk tertinggi terhadap Garlic LatentVirus (GLV) dari Cina, Jepang, dan Shallot Latent Virus(SLV) dari Taiwan, sedangkan Potyvirus isolat Nganjuktertinggi terhadap Welsh Onion Yellow Stripe Virus(WoYSV) serta Shallot Yellow Stripe Virus (SYSV) dariCina, Korea Selatan, Jepang, dan Belanda.

Allexivirus, bawang, Carlavirus, Potyvirus, RT-PCR

AO-06Karaktetrisasi molekular patogen ‘bercak ungu’pada pertanaman bawang merah di KabupatenBantul, Yogyakarta

Mayavira Veronica Hahuly1, 2,♥, Arif Wibowo1, SitiSubandiyah1

1 Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UniversitasGadjah Mada, Jl. Flora Bulaksumur Sleman 55281, Yogyakarta.2 Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana,Jl. Adisucipto, Penfui, Kupang, Nusa Tenggara Timur, ♥email:[email protected]

Kabupaten Bantul merupakan sentra penghasil bawangmerah di DI Yogyakarta. Salah satu penyakit penting padabawang merah adalah bercak ungu yang disebabkan olehAlternaria porri. Pengendalian penyakit oleh petani diBantul dilakukan dengan metode kimiawi secara intensif.Hal ini memberikan tekanan seleksi pada pathogen,sehingga dapat memicu terjadinya perubahan genetis danmunculnya strain baru. Alternaria spp. tergolong jamuryang mudah mengalami perubahan, sehingga didugamemiliki diversitas yang tinggi. Berdasarkan uraian ini,maka dilakukan penelitian untuk mengetahui identitaspathogen bercak ungu dan diversitasnya pada pertanamanbawang merah di Bantul. Sampel tanaman bergejala bercakungu diambil dari pertanaman bawang merah kultivar biru

di Desa Kali Pakel, Tirto Agung, dan Gading Sari,Kabupaten Bantul. Pengamatan konidia dilakukan secara insitu. Konidia diambil dari daun bergejala dan dikulturkanuntuk membuat isolat spora tunggal. Postulat Kochdilakukan untuk mengetahui isolat yang patogenik. Primerspesifik genus Alternaria dengan target amplifikasi 370bpdigunakan untuk karakterisasi molekular, dan untuk isolatterpilih dilanjutkan dengan sekuensing. Hasil sekuensingdianalisis menggunakan program Bioedit, BLAST danMEGA-5. ERIC-PCR digunakan untuk mengetahuikeragaman molekular isolat, dan hasilnya dianalisis denganNTsys 2.1. Dari hasil isolasi diperoleh 14 isolat, tujuh diantaranya patogenik. Hasil pengamatan in situmenunjukkan variasi morfologi konidia. Dari warna koloni,isolat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: kelompok isolatdengan miselium berwarna putih serta menghasilkanpigmen kuning di media kultur, dan kelompok isolatdengan miselium berwarna gelap serta tidak menghasilkanpigmen. Hasil PCR semua isolat menunjukkan amplifikasipada 370 bp. Dari dendogram, kelima isolat yang dianalisisdikelompokkan menjadi 3. Analisis pohon filogenetikmenunjukkan isolat KP10 yang mewakili isolat denganpigmen kuning memiliki kedekatan dengan A. porri,sedangkan isolat B14 yang mewakili isolat berwarna gelapmemiliki kedekatan dengan Stemphylium solani. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keragamangenetis dan morfologis patogen penyakit bercak ungu padapertanaman bawang merah di Kabupaten Bantul.

Alternaria, bercak ungu, diversitas

Spesies

BO-01Keragaman penggerek batang padi padaekosistem sawah organik dan sawah anorganik

Mochamad Hadi1,♥, RC Hidayat Soesilohadi2, FXWagiman3, Yayuk Rahayuningsih Suhardjono4

1Laboratorium Ekologi dan Biosistematika, Jurusan Biologi, FakultasSains dan Matematika, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. H. Sudarto, SH,Tembalang, Semarang 50275, Jawa Tengah. Tel./Fax. +62 24 70799494,♥email: [email protected] Laboratorium Entomologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada,Jl. Teknika Selatan, Sekip Utara, Sleman 55281, Yogyakarta.3Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora BulaksumurSleman 55281, Yogyakarta.4 Laboratorium Entomologi, Bidang Mikrobiologi, Pusat PenelitianBiologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong ScienceCenter, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, JawaBarat.

Penggerek batang padi (PBP) adalah organisme (serangga)pengganggu tanaman (OPT) utama bagi tanaman padi di

Page 11: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Semarang, 9 Mei 2015, hal. 73-9076

Indonesia. Kehadiran PBP terjadi selama musim tanamanpadi dengan intensitas yang tinggi terutama pada musimpenghujan. Jenis PBP yang utama adalah PBP kuning danPBP putih, jenis yang lain adalah PBP merah jambu, PBPbergaris, PBP berkepala hitam dan PBP berkilat. Lima jensPBP adalah anggota Famili Pyralidae, yaitu: PBP kuning(Scirpophaga incertulas Walker), PBP putih (Scirpophagainnonata Walker), PBP bergaris (Chilo suppressalisWalker), PBP berkepala hitam (Chilo polychrysusMeyrick) dan PBP berkilat (Chilo auricilius Dudgeon).Satu jenis PBP lainnya yaitu: PBP merah jambu (Sesamiainferens Walker) adalah anggota Famili Noctuidae.Pertanian organik adalah sistem pertanian denganmeminimalkan penggunaan bahan kimia sintetik sebagaisarana produksinya baik pupuk maupun pestisida. Tujuanpenelitian adalah membandingkan keragaman PBP padaekosistem sawah organik dan sawah anorganik. Penelitiandilakukan di sawah organik dan anorganik Desa Bakalrejo,Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Pengambilandata menggunakan metode plot, jaring ayun dan perangkaplampu. Plot 1x1m2 digunakan untuk mengumpulkan PBPfase telur, Jaring ayun digunakan untuk mengumpulkanPBP dewasa pada siang hari,sedangkan perangkap lampudigunakan untuk mengumpulkan PBP dewasa pada malamhari. Pada masing-masing sawah dipasang lima plot danlima perangkap lampu secara diagonal, sedangkan jaringayun di ayunkan di sepanjang pematang (jarak 50 m).Identifikasi dilakukan di Laboratorium Ekologi danBiosistematik, Jurusan Biologi FSM, UniversitasDiponegoro (Undip), Semarang. Hasil yang diperolehmenunjukkan bahwa PBP dewasa yang tertangkap dalamplot ada empat spesies (PBP kuning, PBP putih, PBPbergaris dan PBP merah jambu). Namun dengan jaringayun maupun perangkap lampu hanya tertangkap 2 jenis(PBP kuning dan PBP putih) baik di ekosistem sawahorganik maupun sawah anorganik. Hasil koleksi telur yangdiperoleh adalah telur PBP kuning dan PBP putih.Kelimpahan PBP kuning di sawah organik maupun sawahanorganik cenderung meningkat secara fluktuatif dariwaktu ke waktu dan cenderung tinggi di awal fase tanamanpadi (fase vegetatif). Sedangkan PBP putih, PBP berkilatdan PBP merah jambu hanya muncul di awal tahun dantidak ditemukan di waktu-waktu selanjutnya, baik diekosistem sawah organik maupun sawah anorganik. Adakecenderungan bahwa PBP kuning populasinya lebihbanyak pada ekosistem sawah organik maupun sawahanorganik dibanding PBP lainnya. PBP kuning relatif dapatditemukan di ekosistem sawah organik maupun sawahanorganik hampir sepanjang tahun. Populasi PBP nampaktidak berbeda antara sawah organik dan sawah anorganik.Nampaknya di lokasi penelitian hanya PBP kuning yangberperan sebagai OPT tanaman padi.

Penggerek batang padi, keragaman, sawah organik, sawahan-organik

BO-02Karakteristik Memecylon sp. (Melastomataceae)dari Gunung Nglanggeran Gunungkidul

WidodoFakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Jl.Marsda Adicsucipto, Yogyakarta 55281, email: [email protected]

Memecylon merupakan salah satu genus dalam FamiliMelastomataceae. Memecylon sp. ditemukan sebagaipenyusun vegetasi pokok di Gunung Nglanggeran,Gunungkidul, Yogyakarta. Bentuk hidup tumbuhan iniberupa perdu sampai pohon kecil dengan kayu yang liatdan keras. Ciri pengenal yang menarik diamati adalah buahberbentuk seperti buah jamblang atau duwet, berwarnakemerahan yang berada pada ketiak daun. Bunga tersusundari empat mahkota berwarna biru mencolok berkedudukandi ketiak daun. Tulisan ini bertujuan mempresentasikankarakteristik morfologi daun, batang, bunga dan buahMemecylon sp. dari Gunung Nglanggeran untuk validasiidentifikasi. Penelitian dilakukan melalui eksplorasidilanjutkan kunjungan dengan koleksi. Identifikasiberdasarkan literatur dan herbarium tipe diperoleh bahwaMemecylon dari Gunung Nglanggeran merupakanMemecylon caeruleum Jack. Sebaran merata spesies inimengindikasikan pentingnya sebagai penyusun vegetasi.Penggalian potensi dan kemanfaatan lebih lanjut diperlukanuntuk pengenalan peningkatan kesadaran atas kekayaanjenis tumbuhan dan konservasinya.

Memecylon, Melastomataceae, Gunung Nglanggeran

BO-03Keanekaragaman anggrek epifit di kawasan hutanlindung RPH Sarangan, BKPH Lawu Selatan,Perhutani Jawa Timur

Muhammad Ridwan1,2,♥, Yudha Noviana1, Rizma DeraA.P.12., Krisanty Kharismamurti12, Rekyan Galuh W12

1 Kelompok Studi Biodiversitas, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl.Ir. Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375,♥email: [email protected] Kelompok Studi Kepak Sayap, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl.Ir. Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuikeanekaagaman spesies anggrek di kawasan hutan lindungRPH Sarangan, BKPH Lawu Selatan, Perhutani, JawaTimur. Kawan hutan lindung tersebut merupakan kawasanhutan yang masih alami di lereng selatan Gunung Lawu.Metode yang digunakan adalah jelajah dengan melakukanpengamatan pada radius ±10 m di kanan-kiri jalur jelajah.Anggrek dikoleksi dari tegakan pohon yang berada disepanjang jalur jelajah dengan memperhatikankemelimpahan dan keberagamannya. Sebanyak 12 spesiesanggrek dapat teridentifikasi selama pengamatan yaitu:Bulbophyllum bakhuizenii, Bulbophyllum cernum,Coelogyne miniata, Coelogyne rochussenii, Dendrochilumaurantiacum, Dendrochilum longifolium, Eria bogoriensis,

Page 12: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Semarang, 9 Mei 2015 77

Liparis caespitosa, Pholidota globosa, Pholidota carnea,Coelogyne longifolia, dan Oberonia similis.

Anggrek epifit, Gunung Lawu, hutan lindung,keanekaragaman

BO-04Identifikasi dan penutupan lamun serta biota yanghidup di dalamnya di perairan laut Bontang,Kalimantan Timur

Nilam SariPascasarjana Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Indonesia,Gedung E Kampus UI Depok, Depok 16424, Jawa Barat. email:[email protected]

Bontang terletak di Provinsi Kalimantan Timur, denganpanjang pantai sekitar 25 km dengan ekosistem pantaiyang khas menyebar di perairan laut Bontang. Dengansemakin meningkatnya pembangunan di Kota Bontang,maka data-data tentang ekosistem pesisir menjadi pentingsebagai data dasar yang dapat dipakai sebagai acuan untukkebijakan Pemerintah Kota untuk melestarikan ekosistempantai, serta sebagai upaya memonitor flora dan fauna diekosistem lamun. Ekosistem ini merupakan salah satuekosistem pesisir yang harus dijaga kelestariannya. Olehkarenanya identifikasi, penutupan, serta biota yang hidupdidalamnya penting untuk di data. Sampel diambil disembilan stasiun dan metode yang digunakan adalah plotgaris transek (Transect Line Plot), kemudian dianalisisdengan metode Saito dan Adobe. Jenis lamun yangdiidentifikasi adalah Syringodium, Thalassia hemprichii,Enhalus acoroides, dan Halophilla ovali. Penutupanbervariasi antara 8,99-43,5%. Biota yang tinggal didalamnya didominansi oleh Anadara sp. dengan kerapatan139 ind/m2, dan yang jarang ditemui adalah Polinicushepaticus dan Siliquata japonica dengan kerapatan masing-masing 1 ind/m2.

Identifikasi, penutupan lamun, biota berhabitat lamun,ekosistem pesisir

BP-01Eksplorasi tumbuhan di Pulau Bawen, KabupatenGresik, Jawa Timur

Setyawan Agung Danarto, Apriyono RahadiantoroUPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Jl. Raya Surabaya-Malang Km 65,Pasuruan 67163, Jawa Timur. Tel. +62-343-615033, Fax. +62-343-615033, ♥email: [email protected]

Pulau Bawean merupakan salah satu pulau kecil yangterletak di utara Jawa, dan secara administrasi termasuk kedalam Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pulau Baweanmemiliki kawasan hutan konservasi seluas 3831 ha yangterbagi dalam 5 area, meliputi Gunung Mas, Hutan Alas

Timur, Gunung Besar, Gunung Teneden dan GunungPayung-payung. Pulau Bawean sendiri diketahuimerupakan habitat dari rusa endemik Bawean (Axis kuhlii)yang dilindungi. Laju degradasi hutan telah menyebabkanpenurunan keragaman jenis tumbuhan dan kerusakanhabitat khususnya di kawasan Pulau Bawean. Seiringancaman laju degradasi hutan yang semakin tinggi makausaha pelestarian tumbuhan di luar habitat alami(konservasi ex situ) menjadi penting. Hal tersebut sesuaidengan fungsi kebun raya (Purwodadi) yaitu: sebagailembaga yang khusus bergerak dalam konservasitumbuhan. Inventarisasi tumbuhan di Pulau Bawean telahdilaksanakan selama 8 hari pada bulan April 2014.Eksplorasi telah berhasil mengoleksi sejumlah 79 jenistumbuhan, meliputi 63 pohon, 4 paku-pakuan dan 12koleksi anggrek. Koleksi tumbuhan yang tergolong barubagi Kebun Raya Purwodadi, antara lain Adiantumhispidulum, Irvingia malayana, Blechnum orientale, andPicrasma sp.

Bawean, konservasi tumbuhan, eksplorasi

BP-02Keanekaragaman jenis Selaginella di DataranTinggi Dieng, Jawa Tengah

Ahmad Dwi Setyawan1,2,♥, Sugiyarto1

1Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir.Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375,♥email: [email protected] Program Biologi Konservasi, Departemen Biologi, FMIPA, UniversitasIndonesia, Depok 16424, Jawa Barat

Selaginella merupakan jenis tumbuhan herba yangmemerlukan air untuk fertilisasi, sehingga menyukaihabitat yang lembab dan sejuk. Dataran Tinggi Diengmerupakan salah satu kawasan dengan curah hujan palingtinggi di Pulau Jawa. Di dukung kondisi habitatnya yangberbukit-bukit kawasan ini sangat sesuai bagi pertumbuhanSelaginella. Penelitian ini dilakukan di kawasan DataranTinggi Dieng dari ketinggian 1000 m. dpl., hingga 2500 m.dpl. Dalam penelitian ini ditemukan delapan spesies, yaitu:S. aristata, S. ciliaris, S. intermedia, S. involvens, S. opaca,S. ornata, S. plana, and S. remotifolia. Ditemukan pulavarian dari S. ciliaris yang membentuk kumpulan yangkompak, dengan ukuran batang dan daun yang lebihramping dan ujung daun lebih meruncing, varian inikemungkinan merupakan jenis baru, karena belum pernahdilaporkan adanya jenis Selaginella dengan ciri-ciridemikian, Jenis yang ciri-ciri morfologinya palingmendekati dengannya adalah S. ciliaris.

Dieng, Jawa Tengah, jenis baru, Selaginella

Page 13: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Semarang, 9 Mei 2015, hal. 73-9078

BP-03Keanekaragaman jenis dan sebaran Selaginella diProvinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ahmad Dwi Setyawan1,2,♥, Sugiyarto1, Ari Susilowati1

1Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir.Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375,♥email: [email protected] Program Biologi Konservasi, Departemen Biologi, FMIPA, UniversitasIndonesia, Depok 16424, Jawa Barat

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki topografi yangcukup beragam dengan ketinggian mulai dari tepian pantaihingga puncak Gunung Merapi (2930 m dpl). Sebagianbesar wilayah Yogyakarta didominasi oleh kawasanperbukitan atau pegunungan yang relatif kering, yaitu:Pegunungan Kars Sewu, Pegunungan Menoreh danGunung Merapi. Selaginella merupakan jenis tumbuhanherba yang memerlukan banyak air untuk pertumbuhan danperkembangbiakan. Sehingga, keberadaan Selaginella dikawasan yang relatif kering ini menarik untuk diteliti.Dalam penelitian ini ditemukan delapan spesiesSelaginella. S. opaca dan S. remotifolia hanya ditemukandi dataran tinggi pada lereng Gunung Merapi. S. planaditemukan di dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dpl,di Gunung Merapi, batas tertinggi pertumbuhan jenis ini diPulau Jawa. S. aristata dan S. ciliaris tumbuh di dataranrendah hingga menengah, seperti Pegunungan Menoreh,namun hanya dapat dijumpai di musim hujan. S. repandabanyak dijumpai di kawasan kars Pegunungan Sewu,terutama pada ceruk-ceruk bebatuan yang lembab.Sementara itu, S. involvens dapat ditemukan baik di lerengGunung Merapi maupun di kawasan karst PegununganSewu.

Yogyakarta, Selaginella, kering, Pegunungan Sewu,Pegunungan Menoreh, Gunung Merapi

Ekosistem

CO-01Jeruju (Acanthus ilicifolius): Biji, perkecambahandan potensinya

Rony Irawanto, Esti Endah Ariyanti, R. HendrianUPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Jl. Raya Surabaya-Malang Km 65,Pasuruan 67163, Jawa Timur. Tel. +62-343-615033, Fax. +62-343-615033, ♥email: [email protected]

Tumbuhan jeruju (Acanthus ilicifolius) termasuk dalamsuku Acanthaceae. Jenis ini secara alami ditemukan pada

daerah lahan basah (wetland) di muara sungai, sebagaivegetasi mangrove sejati. Karena habitatnya, jerujutergolong tumbuhan akuatik emergent; dimana salah satukoleksi Kebun Raya Purwodadi yang menarik adalahkoleksi tumbuhan akuatik. Disisi lain, daerah wetlandseperti kawasan mangrove seringkali terkena dampakpencemaran karena berada di perairan estuari yangmerupakan hilir sungai dan muara dari berbagai limbah.Pencemaran limbah cair dari pertanian, domestik,perkotaan bahkan industri, dapat merusak ekosistemperairan dan menganggu kesehatan manusia. Sedangkanjenis ini dijumpai tumbuh liar, sehingga berpontesi sebagaifitoteknologi lingkungan. Fitoteknologi merupakan konsepyang memusatkan peran tumbuhan sebagai teknologi alamiuntuk menyelesaikan permasalahan lingkungan, dimanadominasi jeruju pada kawasan mangrove, merupakanindikator kerusakan ekosistem mangrove dan pencemaranlingkungan. Selain itu, jeruju juga diketahui sebagaitumbuhan hias dan obat. Kandungan senyawa kimia dalamAcanthus ilicifolius berfungsi sebagai neuralgia, analgesik,antiinflammasi, antioksidan, antikanker, antileukemia,antimikroba, antijamur, antivirus, dan insektisida. Olehkarena itu penelitian perbanyakan (biji danperkecambahan) jenis ini serta upaya mengungkappotensinya dalam fitoteknologi lingkungan perlu dilakukan.Biji jeruju bersifat ortodok-rekalsitran, berkecambahkurang dari 1 minggu dengan fase perkecambahan sekitar 1bulan. Pertumbuhan bibit dari biji lebih lambatdibandingkan dari stek batang.

Jeruju, Acanthus ilicifolius, Kebun Raya Purwodadi,fitoteknologi

CO-02Keberadaan koleksi tumbuhan Kebun RayaPurwodadi asal Cagar Alam Pulau Sempu, JawaTimur

Rony Irawanto, Apriyono Rahadiantoro, DedenMudianaUPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Jl. Raya Surabaya-Malang Km 65,Pasuruan 67163, Jawa Timur. Tel. +62-343-615033, Fax. +62-343-615033, ♥ email: [email protected]

Keanekaragaman hayati yang ada di Pulau Sempu cukupberagam. Pulau Sempu merupakan pulau kecil yangberstatus cagar alam dengan beberapa tipe ekosistem(hutan mangrove, hutan pantai, hutan dataran rendah danpadang rumput) serta memiliki keanekaragaman tumbuhanendemik dan unik. Sehingga, Kebun Raya Purwodadisebagai lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, khususnyatumbuhan dataran rendah kering, perlu melakukan kegiataninventarisasi, eksplorasi, dan pengkoleksian tumbuhan.Kegiatan konservasi ini bertujuan untuk menyelamatkantumbuhan dari kepunahan, juga melakukan penelitian dandokumentasi keanekaragaman tumbuhan di kawasan.Sebelum melakukan kegiatan eksplorasi di kawasan,dilakukan penelusuran keberadaan koleksi dari kawasan

Page 14: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Semarang, 9 Mei 2015 79

tersebut dari hasil ekplorasi yang pernah dilakukansebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuijumlah jenis tumbuhan dari hasil eksplorasi di CA PulauSempu oleh Kebun Raya Purwodadi dan keberadaantumbuhan pada kebun koleksi. Berdasarkan penelusuranpustaka, terdapat tiga kali kegiatan ekplorasi ke CA PulauSempu, yaitu: pada tahun 1979, 1994 dan 1997. Dari ketigakegiatan eksplorasi tersebut terdapat 98 jenis tumbuhanyang dikoleksi. Keberadaan tumbuhan koleksi yang berasaldari CA Pulau Sempu hanya dua jenis yang tercantumdalam katalog, namun terdapat sekitar 30 jenis di kebunkoleksi.

Cagar Alam Pulau Sempu, Kebun Raya Purwodadi,konservasi, eksplorasi flora

CO-03Invasi jenis eksotis pada areal terdegradasi pascaerupsi di Taman Nasional Gunung Merapi

Hendra Gunawan♥, N.M. Heriyanto♥♥, E.Subiandono♥♥♥, A.F. Mas’ud♥♥♥♥, H. Krisnawati♥♥♥♥♥

Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, BadanLitbang Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Jl.Gunung Batu No. 5. PO Box 165, Bogor 16001, Jawa Barat. Tel. +62-251-8633234; 7520067. Fax. +62-251 8638111. ♥ email:[email protected], ♥♥[email protected],♥♥♥[email protected], ♥♥♥♥[email protected], ♥♥♥♥♥♥

[email protected]

Pasca erupsi Gunung Merapi pada Oktober-November2010, ekosistem hutan Taman Nasional Gunung Merapiseluas 6.145,05 Ha mengalami kerusakan hampir 76,87%.Sekitar 766,67 Ha (12,48%) di antaranya vegetasinyahilang dan menjadi hamparan pasir vulkanik. Kondisi tanahyang subur dan iklim yang basah telah menyebabkanhamparan pasir vulkanik tersebut cepat dikolonisasikembali oleh jenis-jenis pionir melalui suksesi alami. Halyang tidak diprediksi sebelumnya adalah munculnyaspesies asing yang bersifat invasif, yaitu: diantaranyaAcacia decurrens. Munculnya spesies ini dikhawatirkanmengganggu ekosistem alami hutan pegunungan yangdikonservasi oleh Balai Taman Nasional Gunung Merapi.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasitentang spesies asing yang hadir dalam proses suksesi alamdi Gunung Merapi pasca erupsi. Penelitian inimenggunakan metode analisis vegetasi kombinasi garisberpetak. Hasil penelitian menemukan bahwa dari 29 jenispohon yang mengkolonisasi areal terdampak erupsiterdapat 10 jenis pohon yang bukan asli Gunung Merapi.Jenis asing paling invasif dan mendominasi proses awalsuksesi adalah Acacia decurrens dengan indeks nilaipenting tertinggi yaitu: 32.62. Kecepatan invasi jenis inisangat tinggi yaitu: dalam waktu 8 bulan pasca erupsi (Juli2011) telah menguasai areal hamparan pasir vulkanikdengan kerapatan 3000 pohon/Ha di Resort Cangkringandan 8.214 pohon/Ha Resort Kemalang. Delapan bulankemudian (Maret 2012) kerapatan Acacia decurrens diCangkringan menjadi 7000 pohon/Ha dan di Kemalangmenjadi 43.333 pohon/Ha. Mengingat kehadiran jenis asing

invasif tidak dikehendaki dalam pengelolaan kawasankonservasi, maka perlu dilakukan upaya pengendalian agarjenis asing yang muncul di dalam kawasan Taman NasionalGunung Merapi tidak mengganggu dan secara perlahandigantikan dengan jenis asli melalui program restorasi.

Spesies, eksotis, invasif, erupsi, Merapi.

CO-04Identifikasi tumbuhan asing invasif di TamanNasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah

Sunaryo, Deden GirmansyahBidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-21-87907612, ♥email:[email protected]

Pengamatan terhadap persebaran jenis-jenis tumbuhanasing invasif dilakukan di empat kawasan di dalam TamanNasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, yaitu:Pondok Ambung , Camp Leakey, Pesalat, dan TanjungHarapan, pada tanggal 13-22 Mei 2014. Penjelajahan dibeberapa kawasan di dalam taman nasional berhasilmengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan asing infasif. DiPondok Ambung jenis-jenis yang berhasil diidentifikasi:Melastoma malabathricum (Melastomataceae),Rhodomyrtus tomentosa (Myrtaceae), Digitaria ternata(Poaceae), Imperata cylindrica (Poaceae). Di Camp Leakeyteridentifikasi: Cyperus eragrostis (Cyperaceae), Cyperusiria (Cyperaceae), Rhodomyrtus tomentosa (Myrtaceae),Brachiaria reptans (Poaceae), Eragrostis amabilis(Poaceae), Hymenachne amplexicaulis (Poaceae), Isachneglobosa (Poaceae), dan Imperata cylindrica (Poaceae). DiPesalat teridentifikasi: Blumea paniculata (Asteraceae),Crassocephalum crepidioides (Asteraceae), Euphorbiahirta (Asteraceae), Sida rhombifolia (Malvaceae),Rhodomyrtus tomentosa (Myrtaceae), Phyllanthus urinaria(Phylanthaceae), Centotheca lappacea (Poaceae),Echinochloa colona (Poaceae), Oldenlandia auricularia(Rubiaceae), Oldenlandia corymbosa (Rubiaceae),Oldenlandia verticillata (Rubiaceae). Sementara itu, jenis-jenis teridentifikasi di Tanjung Harapan meliputi: Cyperusdifformis (Cyperaceae), Cyperus rotundus (Cyperaceae),Fimbristylis pauciflora (Poaceae), Hibiscus surattensis(Malvaceae), Rhodomyrtus tomentosa (Myrtaceae),Passiflora foetida (Passifloraceae), Chrysopogonaciculatus (Poaceae), Echinochloa colona (Poaceae),Isachne globosa (Poaceae), Ischaemum muticum (Poaceae),dan Paspalum vaginatum (Poaceae).

Tumbuhan Asing Invasif, Pondok Ambung, Camp Leakey,Pesalat, Tanjung Harapan, Taman Nasional Tanjung Puting

Page 15: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Semarang, 9 Mei 2015, hal. 73-9080

CO-05Sebaran spatial dan mikrohabitat siput gonggong(Strombus turturela) di ekosistem padang lamun dipesisir Tukak Bangka Belitung

Okto Suparman, Tati Suryati SyamsudinSekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung(ITB). Lab Tek XI, Jl. Ganesa No.10, Bandung 40132, Jawa Barat,Indonesia. ♥email: [email protected]

Siput gonggong (Strombus turturela) banyak ditemukan didaerah pesisir yang berasosiasi dengan padang lamun. Padaekosistem padang lamun distribusi secara spatial hewan inimenempati mikrohabitat yang cocok untuk kehidupannyauntuk mencari makan, tempat berlindung dan berkembangbiak. Penelitian ini bertujuan mengetahui pola sebaran danmikrohabitat siput gonggong di ekosistem padang lamun.Pengambilan sampel dilakukan di pesisir Tukak,Kepulauan Bangka Belitung pada bulan September s.d.Desember 2014. Sampling dilakukan menggunakan transekkuadrat 3 x 3 m2 untuk sampling siput gonggong dan 0.5 x0.5 m2 untuk sampling lamun yang dibagi menjadi 4 titikstasiun. Sampel yang diambil, yaitu: jumlah individu siputgonggong, penutupan lamun dan substrat perairan.Penentuan mikrohabitat dianalisis statistik menggunakananalisis korespondensi. Kelimpahan rata-rata siputgonggong di semua lokasi sebesar 2312 ind/ha dengan polasebaran mengelompok dan terdapat perbedaan yangsignifikan pada kelimpahan di setiap lokasi. Kelimpahansiput gonggong yang tinggi menempati kondisi habitatdengan tekstur substrat pasir berlumpur yang ditumbuhivegetasi lamun Holophilla minor dan Holodulle polifoliadengan penutupan lamun jarang, yaitu: < 5%.

Mikrohabitat, sebaran spatial, Strombus turturella

CO-06Serangga-serangga pengunjung pada tanamanzodia (Evodia suaveolens)

Muhamat, Hidayaturrahmah, Anni NurlianiPs. Biologi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat. Jl. A. Yani Km 35,8Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Tel. +62-511-4773112 Fax. +62-511-4782899. ♥email: [email protected]

Tanaman zodia (Evodia suaveolens) merupakan tanamanpenghasil minyak atsiri penolak nyamuk. Keberhasilanbudidaya tanaman ini berkaitan dengan diketahuinya carabudidaya yang tepat dan jenis-jenis serangga yangmenguntungkan dan yang merugikan bagi tanaman ini.Penelitian ini memfokuskan pada pengidentifikasianserangga-serangga yang mengunjungi tananaman zodia,kemudian mendiskripsikan peranan serangga tersebutterhadap tanaman zodia. Metode penelitian dengan carapengamatan dan pengambilan sampel serangga yangmengunjungi bunga zodia dilakukan dengan menggunakanmetode observasi dan pengoleksian langsung. Dataserangga yang diperoleh disusun dalam bentuk tabel,kemudian dilakukan analisis deskripsi peranan serangga.

Data tentang serangga pengunjung dihitung rata-rata perperiode waktu, dan lokasi. Analisis deskripsi perananserangga berdasarkan hubungan antara tanaman denganserangga. Pengamatan serangga pengunjung tanaman zodiadilakukan selama 1 minggu, pengamatan dilakukan setiaphari, dengan sehari dilakukan 3 kali pengamatan seranggapengunjung. Kebun yang diamati berdasarkankeanekaragaman dibagi menjadi dua, yaitu: kebunmonokultur dan kebun polikultur. Serangga pengunjungtanaman zodia di kebun monokultur adalah semut, dimanajenis-jenis yang paling banyak dijumpai adalah semutSolenopsis sp. (38,12%), Dolichoderus thoracicus(16,26%), Prociphilus tessellatus (21,26%), kutu putihPseudococcus citriculus (15, 50%) dan lebah Trigonaapicalis (1,39%). Pengamatan serangga pengunjung dikebun polikultur diperoleh 11 jenis, dimana seranggapengunjung terbanyak adalah semut Dolichoderusthoracicus (22,7%) dan semut Prociphilus tessellatus(29,4%). Pengamatan di kebun menjumpai serangga hamayaitu: Apis sp., walang sangit dan kutu putih tetapijumlahnya tidak banyak. Serangga pengunjung tanamanzodia berdasarkan perananan terhadap tanaman dapatdigolongkan menjadi tiga yaitu: serangga penyerbuk,serangga hama dan serangga yang lewat saja.

Dolichoderus thoracicus Prociphilus tessellatus, Trigonasp., Pseudococcus citriculus

CO-07Sebaran Ralstonia solanacearum pada tomatberdasarkan keragaman genetik di wilayahDaerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi JawaTengah

Ana Ruhana Salamah1,♥, Triwidodo Arwiyanto2,♥♥1Program Studi Fitopatologi Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,Jl. Flora Bulaksumur Sleman 55281, Yogyakarta. ♥email:[email protected] Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UniversitasGadjah Mada, Jl. Flora Bulaksumur Sleman 55281, Yogyakarta. ♥email:[email protected]

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakankomoditas sayuran yang mempunyai nilai gizi tinggiterutama sebagai sumber vitamin A dan C. Tomat dapatditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.Dalam proses budidaya tomat adanya serangan bakteripenyebab layu Ralstonia solanacearum menjadi faktorpenghambat produksi. R. solanacearum merupakan bakteripenyebab layu yang sangat penting, karena mempunyaikisaran inang yang cukup luas, serta mempunyaikemampuan bertahan di dalam tanah dalam waktu yanglama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran R.solanacearum pada tomat berdasarkan keragaman genetikdi wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Propinsi JawaTengah. Isolat R. solanacearum dikoleksi dari lahanpertanaman tomat di dataran rendah Klaten, Jawa Tengah(270 m dpl), dataran sedang Pakem (410 m dpl),Yogyakarta dan dataran tinggi Wonosobo, Jawa Tengah(1.400 m dpl). Morfologi koloni pada medium YPGA

Page 16: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Semarang, 9 Mei 2015 81

(Yeast Peptone Glucose Agar) berbentuk tidak beraturan,berwarna putih dan fluidal. Hasil pengujian kemampuanbakteri dalam menggunakan sumber karbon menunjukkanisolat bakteri yang dikoleksi termasuk dalam biovar III danbiovar II terutama isolat yang berasal dari dataran tinggiWonosobo. Hasil uji ras menunjukkan isolat mampumenginfeksi tomat, cabai, terung, kacang tanah, jahe, dantidak mampu menginfeksi pisang mas, pisang raja danHeliconia sp. Hal ini menunjukkan isolat termasuk dalamras 1 kecuali untuk isolat yang dari Wonosobo termasukdalam ras 3. Metode Filotipe Multiplex PCR digunakanuntuk mengetahui filotipe dari isolat yang didapatkan.Hasilnya menunjukkan bahwa semua isolat merupakan R.solanacearum yang ditunjukkan dengan adanya fragmenatau pita yang muncul pada 280 bp dan termasuk dalamfilotipe I (Asia), kecuali dua isolat dari Wonosobotermasuk dalam filotipe II (Amerika).

Ralstonia solanacearum, tomat, keragaman genetik, filotipe

CO-08Karakteristik mutu fisik dan citarasa delapangenotipe kopi arabika (Coffea arabica) padaketinggian tempat berbeda

Dwi Nugroho1,♥, Panjisakti Basunanda2, Suyadi MW2

1 Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta2 Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas GadjahMada, Jl. Flora Bulaksumur Sleman 55281, Yogyakarta. ♥email:[email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhketinggian tempat terhadap mutu fisik dan citarasa delapangenotipe kopi arabika. Pengujian dilakukan di dua lokasi,yaitu: Kebun Percobaan Andungsari, Bondowoso (1.250 m.dpl = dataran tinggi) dan Kebun Kalibendo, Banyuwangi(700 m. dpl = dataran menengah). Rancangan percobaanyang digunakan pada masing-masing lokasi adalahRancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tigaulangan. Pengamatan dilakukan terhadap mutu fisik bijimeliputi rendemen, berat 100 biji, apparent swelling,densitas biji sebelum dan setelah penyangraian, serta mutucitarasa yang meliputi fragrance, flavor, aftertaste, acidity,body, balance, overall, dan total score. Hasil pengujianmenggunakan analisis gabungan pada karakter mutu fisikbiji menunjukkan adanya interaksi genotipe × lingkunganpada peubah berat 100 biji. Genotipe G6 memiliki berat100 butir tertinggi (17,69 g) di lingkungan dataran tinggi,sedangkan pada dataran menengah genotipe G8 memilikiberat 100 butir tertinggi (16,03 g). Interaksi genotipe ×lingkungan tidak terjadi pada peubah mutu fisik yang lain(rendemen, densitas sebelum dan sesudah sangrai, danapparent swelling), namun ketinggian tempat penanamanberpengaruh nyata pada semua peubah mutu fisik biji.Rendemen kopi arabika semakin menurun seiring denganmenurunnya ketinggian tempat penanaman sebesar32,94%, demikian juga pada peubah densitas sebelumsangrai (16,80%), dan densitas setelah sangrai (9,46%).Analisis komponen utama pada karakter mutu citarasa

menghasilkan dua komponen utama (KU) yang mewakilikeragaman data delapan peubah citarasa yang diamati,yaitu: KU1 (mewakili keragaman fragrance, flavor,aftertaste, acidity, balance, overall, dan total score) danKU2 (body). Pengelompokan berdasarkan KU1 dan KU2menunjukkan bahwa genotipe yang ditanam pada datarantinggi menghasilkan karakter citarasa yang berbeda nyatadengan genotipe-genotipe pada dataran menengah.Genotipe yang memiliki citarasa terbaik di dataran tinggiadalah G4, sedangkan genotipe dengan citarasa terbaikpada dataran menengah adalah G3.

Kopi arabika, citarasa, mutu fisik, ketinggian

CO-09Keanekaragaman burung di lingkungan UnitPembangkit Indonesia Power Tambak Lorok,Semarang

Dyna Oktiana♥, Wedi Antono♥♥

PT. Indonesia Power UP Semarang. Jl. Ronggowarsito KomplekPelabuhan Tanjung Mas, Jawa Tengah. Tel. +62-24-3518371, ♥email:[email protected];♥♥[email protected]

Burung merupakan salah dari komponen ekosistem yangmempunyai interaksi dan saling tergantung denganlingkungan, sehingga keberadaan burung dalam ekosistemperlu dipertahankan. Tujuan penelitian adalah mengetahuikeanekaragaman jenis burung di lingkungan sekitarpembangkit Indonesia Power (IP) Tambak Lorok,Semarang, Jawa Tengah. Pengamatan dilakukan dengansurvei dan observasi (sensus) di wilayah IP Tambak Lorok.Variabel pengamatan, yaitu: jumlah jenis dan jumlahindividu burung yang teramati. Pengamatan dilakukan padatahun 2013 dan 2014. Pada tahun 2013, teramati 23 jenisburung dengan nilai Indeks Keanekaragaman ShannonWiener sebesar 2,713, sedangkan pada tahun 2014 teramati28 jenis burung dengan nilai Indeks KeanekaragamanShannon Wiener sebesar 2,652. Telah terjadi peningkatanjenis burung yang hadir atau ditemukan di sekitarpembangkit IP dari 23 jenis menjadi 28 jenis, namun untuknilai Indeks Keanekaragaman burung sedikit menurunseiring penurunan nilai Indeks Kemerataannya, diantaranya karena kehadiran burung walet linchi (Collocalialinchi) yang cukup banyak dan dominan ditahun 2014sedangkan ditahun 2013 tidak ditemukan. Diperlukanperhatian dan kerjasama yang lebih nyata sehingga sebagaisuatu lingkungan industri lingkungan pembangkitIndonesia Power (IP) Tambak Lorok Semarang cukupnyaman dan sesuai sebagai habitat untuk fauna termasukburung-burung yang terdapat di sekitar kawasan.

Indonesia Power, keanekaragaman; pembangkit, WaletLinchi, Collocalia linchi

Page 17: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Semarang, 9 Mei 2015, hal. 73-9082

Etnobiologi

DO-01Pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan obatmasyarakat di Pulau Seram, Maluku

Siti SusiartiBidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-21-87907612, ♥Email:

Indonesia dikenal sebagai sumber bahan baku obat-obatantropika yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagaimacam penyakit. Selain bahan baku pengetahuantradisional pemanfaatan tumbuhan obat dari berbagaimasyarakat juga sangat beragam. Namun, pengetahuanmasyarakat dari kawasan Indonesia Timur, sepertimasyarakat Seram, di Pulau Seram, Propinsi MalukuTengah, masih belum banyak diungkapkan. Oleh karena itupenelitian tumbuhan obat yang dilakukan di Besi dansekitarnya di Pulau Seram, Maluku Tengah dilakukan. Dataini dapat melengkapi data kekayaan, keanekaragaman danpengetahuan jenis tumbuhan obat masyarakat Indonesia.Metoda penelitian dilakukan melalui wawancara secaraterbuka dan pengamatan langsung di lapangan. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa tidak kurang dari 45 jenistermasuk 39 marga dan 25 suku tumbuhan dimanfaatkanuntuk tumbuhan obat. Beberapa di antaranya adalah daungatal (Dendrocnide longifolia) yang sering dimanfaatkanmasyarakat di Maluku dan Papua dan puli (Alstoniascholaris) yang termasuk tumbuhan langka. Selain untuktumbuhan obat, terdapat pula tumbuhan untuk perawatantubuh seperti bedak dari kulit kayu yang jarang ditemukandi daerah lain, yaitu: kulit kayu jambu air (Syzygiumaqueum) dan jambu makoi (Syzygium malaccensis).

Tumbuhan obat, Pulau Seram, Maluku

DO-02Pemanfaatan flora dan fauna oleh masyarakatDesa Genilangit, Kecamatan Poncol, KabupatenMagetan

Ahmad Choirunnafi’ 1,2, ♥, Rizma Dera A P 1,2, AgnesAudina K 1, Krisanty K 1,2, Diagal Wisnu P 1,2, UlfahHasanah2, Yudha Noviana2, Rekyan Galuh W1,2,Burhansyah1, Muhammad Ridwan1,2, Teguh Wibowo1

1 Kelompok Studi Kepak Sayap, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl.Ir. Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah. Tel./Fax. +62-271-663375,♥email: [email protected]

2 Kelompok Studi Biodiversitas, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl.Ir. Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenisflora dan fauna yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa

Genilangit, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, JawaTimur. Masyarakat Desa Genilangit hidup berdampinganlangsung dengan alam, sehingga masih seringmemanfaatkan flora dan fauna yang ada disana. Penelitianini merupakan kajian etnobiodiversitas. Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangandan wawancara semi formal terstruktur serta diskusidengan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat 47 spesies flora dan 10spesies fauna yang dimanfaatkan oleh masyarakat.Pemanfaatan flora dan fauna sangat beragam, meliputibahan pangan, pengobatan, peternakan, bahan bangunan,dan kesenian.

Genilangit, entobiodiversitas, fauna, flora

DP-01Keanekaragaman umbi-umbian sebagai panganalternatif di Propinsi Bangka Belitung

Siti Susiarti, Diah SulistiariniBidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-21-87907612, ♥Email:

Ketahanan pangan dapat diartikan sebagai kondisiterpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermindari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupunmutunya, aman, merata dan terjangkau. Umbi-umbian telahdikenal sebagai bahan pangan sejak lama oleh masyarakatIndonesia, termasuk di Propinsi Bangka Belitung (Babel).Keanekaragamannya pun berbeda-beda di setiap daerah,oleh karena itu dilakukan penelitian keanekaragaman umbi-umbian di beberapa daerah di Propinsi Bangka Belitung.Metode penelitian berupa survei eksploratif, wawancaradengan masyarakat mengenai pemanfaatannya serta surveipasar. Hasil penelitian didapatkan beberapa jenis bahanpangan umbi-umbian, di antaranya: ubi kayu (Manihotesculenta), ubi jalar (Ipomoea batatas), ararot (Marantaarundinacea), gembili (Dioscorea spp.), nubong (Taccaleontopetaloides) dan keladi yang terdiri dari dua jenisyaitu: Colocasia esculenta dan Xanthosoma sagitifolia,namun mempunyai beberapa nama lokal (11) diantaranyakeladi pinang dan keladi rakit. Di propinsi ini juga dikenalsayur lempah keladi yang terbuat dari tangkai daun keladidan beras aruk yang merupakan pangan alternatif yangterbuat dari ubi kayu.

Pangan, keanekaragaman umbi, keladi, Bangka, Belitung.

DP-02Persebaran Syzygium endemik Jawa

Siti SunartiBidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-21-87907612, ♥email:[email protected]

Page 18: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Semarang, 9 Mei 2015 83

Syzygium termasuk salah satu marga dari suku Myrtaceaeyang mempunyai jumlah jenis terbanyak di Indonesia.Beberapa jenis dari marga ini mempunyai nilai ekonomipenting baik sebagai penghasil buah, kayu, maupun sebagaisumber bahan obat. Jumlah Syzygium di Jawa ada sekitar60 jenis, dimana 11 jenis di antaranya merupakan jenisendemik.

Syzygium, jenis, endemik, Jawa

Biosains

EO-01Aktivitas antimikroba dan antioksidan senyawapolisakarida jamur tiram putih (Pleurotusostreatus)

Iwan Saskiawan, Nur HasanahBidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-8762066.Fax. +62-21-8765062. ♥email: [email protected]

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dikenal sebagaisalah satu jenis jamur pangan yang lezat dan mempunyainilai gizi yang cukup tinggi. Selain itu, jamur tiram putihjuga dapat berfungsi sebagai nutraceutical karena bersifatantimikroba dan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untukmenguji aktivitas antimikroba dan antioksidan senyawapolisakarida pada jamur tiram putih. Jamur tiram putihdiekstraksi dengan metode maserasi 3 x 24 jam. Maserat dipekatkan dengan penguap putar. Melalui metode inidiperoleh konsentrasi polisakarida sebanyak 31.7%.Larutan polisakarida tersebut kemudian digunakan untukuji aktivitas antimikroba dan antioksidan. Uji aktivitasantimikroba menggunakan kloramfenikol dan nistatinsebagai kontrol positif. Zona hambat hasil uji aktvitasantimikroba terhadap mikroba Bacillus subtilis danEscherichia coli berturut-turut sebesar 9.57 mm dan 8.55mm, sedangkan Candida tropicalis tidak terbentuk zonahambat. Hasil uji aktivitas antioksidan ditunjukkan denganpresentase sisa pemucatan warna β-karoten. Hasilpresentase sisa pemucatan senyawa polisakarida adalah96.434%. Nilai tersebut tidak berbeda jauh dengan nilaiyang diperoleh dari senyawa Butil Hidroksi Toluena (BHT)sebagai kontrol positif sebesar 92.73%.

Antimikroba, antioksidan, jamur tiram putih, polisakarida

EO-02Aktivitas selulase isolat jamur dari limbah mediatanam jamur merang

Nur Hasanah, Iwan SaskiawanBidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-8762066.Fax. +62-21-8765062. ♥email: [email protected]

Enzim selulase yang dihasilkan mikroba mempunyaiperanan penting dalam menghidrolisis material selulosauntuk berbagai keperluan. Penelitian ini bertujuan untukmenguji aktivitas selulase kultur murni jamur yangdiisolasi dari limbah media tanam jamur merang. Aktivitasselulase dari 20 nomor kultur murni jamur hasil isolasitersebut ditentukan dengan nilai indeks selulolitik melaluimetode pewarnaan merah kongo 0.1% pada media CMC.Tiga kultur murni jamur, yaitu: JMF 6, JMF 11, dan JMF12 memiliki indeks selulolitik tertinggi, masing-masing0.50 cm, 0.66 cm, dan 0.50 cm. Setelah itu, nilai aktivitasenzim selulase dari ketiga jamur tersebut ditentukandengan menghitung gula pereduksi substrat melalui metodeasam 3,5-dinitrosalisilat (DNS). Penentuan kadar proteinditentukan dengan metode Bradford. Hasil yang diperolehmenunjukkan isolat JMF 12 memiliki aktivitas tertinggi,yaitu: 0.77 U/mL dan aktivitas spesifik sebesar 2.78 U/mg.Nilai aktivitas selulase untuk isolat JMF 6 dan JMF 11adalah 0.48 U/mL dan 0.52 U/mL. Aktivitas spesifik dariJMF 6 dan JMF 11 adalah 1.44 U/mg dan 1.83 U/mg.

Aktivitas selulase, limbah jamur merang

EO-03Seedlessness and fruit quality traits of GA-inducedparthenocarpic fruit in seven tomato genotypes(Solanum lycopersicum)

Agus Budi Setiawan1,♥, Rudi Hari Murti2, AzizPurwantoro2

1Graduate Program, Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University, Jl.Flora Bulaksumur Yogyakarta 55281, ♥email:[email protected] of Genetics and Plant Breeding, Faculty of Agriculture,Gadjah Mada University, Jl. Flora Bulaksumur Yogyakarta 55281

Buah partenokarpi dikendalikan oleh zat pengatur tumbuh,yaitu: giberelin. Uji performa telah dilakukan terhadapenam genotipe tomat yang berasal dari silsilah keturunanyang berbeda untuk menentukan responnya terhadapaplikasi giberelin. Kualitas buah meliputi kandungan gula,kandungan asam askorbat serta kekerasan buah juga diukuruntuk membandingkan buah yang tanpa biji dan buahberbiji. Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2014hingga Januari 2015 di green house Balai PengembanganPerbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura, DinasPertanian Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompoklengkap (RAKL) faktorial 7 x 2 dengan 3 blok sebagai

Page 19: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Semarang, 9 Mei 2015, hal. 73-9084

ulangan. Bunga tomat dalam keadaan tidak dikastrasi darisemua genotipe yaitu: A65, Gamato 1, Gamato 3, A175,Gamato 5, dan Kaliurang 206 pada saat perkembanganbunga (fase 12) disemprot GA3 dengan konsentrasi 0 ppmdan 20 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwaPembuahan pada bunga tomat dapat dihambat akibatgiberelin yang bertindak sebagai pollenicide yangmenghambat polen untuk berkecambah. Jumlah biji perbuah menurun secara signifikan pada semua genotipe tomatakibat pengaruh aplikasi giberelin kecuali pada genotipeA175. Analisis kluster menunjukkan bahwa setiap genotipetomat memiliki respon yang berbeda. Hal ini menandakanbahwa terdapat keragaman dalam masing-masing genotipetomat meskipun berasal dari silsilah keturunan yang sama.Giberelin terbukti mampu meningkatkan kandungan guladan menurunkan keasaman buah tomat partenokarpi. Halini berimplikasi terhadap peningkatan nilai ekonomi buahtomat.

Partenokarpi, giberelin, seedless, tomat

EO-04Uji aktivitas antagonistik beberapa isolat Bacillusspp. terhadap penyakit layu bakteri (Ralstoniasolanacearum) pada beberapa varietas tomat danidentifikasinya

Rachmad Saputra1,♥, Triwidodo Arwiyanto2,♥♥1 Program Studi Fitopatologi, Fakultas Pertanian, Universitas GadjahMada. Jl. Flora, Bulaksumur, Sleman 55281,Yogyakarta. ♥email:[email protected] Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UniversitasGadjah Mada. Jl. Flora, Bulaksumur, Sleman 55281,Yogyakarta. ♥♥email:[email protected].

Ralstonia solanacearum merupakan bakteri patogen pentingyang sering menyerang tanaman tomat yang menyebabkanpenyakit layu. Telah banyak upaya yang dilakukan untukmengendalikan penyakit ini baik melalui praktek budidaya,penggunaan pestisida kimia maupun pengembanganvarietas tahan, namun semua menunjukkan keberhasilanyang terbatas. Karena terbatasnya efektivitas dari beberapapengendalian tersebut, penyakit layu bakteri tetap menjadimasalah serius secara ekonomis. Oleh karenanya,pengendalian hayati masih menjadi perhatian hingga saatini. Dari sekian banyak bakteri antagonis, Bacillus spp. danPseudomonas spp. adalah yang paling banyak digunakandalam pengendalian hayati penyakit tumbuhan. Penelitianini bertujuan untuk mendapatkan isolat Bacillus yangmampu menekan perkembangan penyakit layu bakteri padatanaman tomat dan mengidentifikasinya. Penelitian inidilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan danrumah kaca Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan,Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.Isolat Bacillus merupakan hasil isolasi dari rizosfertanaman tomat. Berdasarkan hasil penelitian, enam isolatBacillus yang digunakan menunjukkan kemampuan yangberagam dalam menekan perkembangan penyakit layubakteri, namun Bacillus sp. isolat Ba-1 dan Ba-3menunjukkan kemampuan yang cenderung lebih baik

dibandingkan isolat lainnya. Hasil identifikasi secarabiokimia mengindikasikan enam isolat Bacillus yangdigunakan memiliki kemiripan sifat. Homologi Bacillus sp.isolat Ba-1 dan Ba-3 berdasarkan gen 16S rRNA dari hasilBLAST menunjukkan bakteri ini berkerabat dekat denganBacillus licheniformis strain DSM 13T (NR 118996) danBacillus licheniformis strain ATCC 14580T (NR 074923)dengan homologi mencapai 99%.

Bacillus licheniformis, layu bakteri, pengendalian biologi,Ralstonia solanacearum, tomat

EO-05Pengaruh penambahan silase limbah ikan gurame(Osphronemus gouramy) terhadap peningkatanbobot badan dan FCR (Feed Convertion Ratio)ayam broiler

Andri Setiawan, Mei SulistyoningsihUniversitas PGRI Semarang. Jl. Dr. Cipto, Sidodadi Timur No. 24,Semarang 50125, Jawa Tengah. Tel. +62-24-8316377, Faks. +62-24-8448217, ♥email: [email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpenambahan silase limbah ikan gurame (Osphronemusgouramy) dalam ransum terhadap berat badan dan FCRayam broiler. Penelitian ini menggunakan 96 broiler fasegrower unsex, yang dibagi menjadi enam belas kandang,dan setiap unit kandang terdiri dari enam ayam broiler.Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan AcakLengkap dengan empat perlakuan, di mana masing-masingperlakuan diulang empat kali dan masing-masingpengulangan terdiri dari enam ayam broiler. Perlakuanterdiri dari (P1) sebagai kontrol tanpa penambahan silaselimbah ikan gurame, dan perlakuan lainnya menggunakanvariasi persentase silase yaitu: pada P2 (8%), P3 (10%) danP4 (12%). Hasil yang diperoleh dianalisis dengan ujiAnova, dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitianmenunjukkan ada pengaruh nyata pemberian silase ikangurami terhadap bobot badan broiler (P<0,05), tetapi tidakberpengaruh terhadap FCR (P>0,05). Respon terbaikbroiler, yang menunjukkan bobot badan tertinggi maupunFCR terendah, dijumpai pada perlakuan P2 denganpemberian silase ikan gurame 8%.

Berat badan, FCR, silase ikan gurame

EO-06Karakterisasi F1 dan F2 hasil persilangan jagungmanis dan jagung berondong stroberi merah

Adhityo Wicaksono, Aziz Purwantoro, PanjisaktiBasunandaFakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora BulaksumurSleman 55281, Yogyakarta. ♥email: [email protected]

Page 20: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Semarang, 9 Mei 2015 85

Penelitian telah dilakukan pada dua jenis tanaman jagung,yaitu: jagung manis (Zea mays L. kelompok saccharata)dan jagung stroberi yang termasuk jenis jagung berondong(Zea mays L. kelompok everta) beserta hasilpersilangannya. Kedua jenis jagung ini disilangkan secararesiprok antar tetua untuk mendapatkan F1 dan kemudianditanam lagi untuk memperoleh tanaman F2. Tujuanpenelitian ini untuk mengkarakterisasi sifat antara tanamantetua, F1, dan F2. Karakter yang diamati adalah tinggitanaman, tinggi biji, berat kering 100 biji, serta pengamatanvisual bentuk biji. Pengamatan visual menunjukkan hasilbentuk biji dipertahankan berdasarkan tanaman indukbetina, karena pada hasil keturunan tetua betina jagungberondong stroberi berbentuk runcing dan keras,sebaliknya keturunan tetua betina jagung manis berbentukbulat dan lunak. Hasil uji-t intra generasi menunjukkankarakter tinggi tanaman tetua berbeda nyata, tetapi pada F1dan F2 tidak beda nyata, sementara untuk tinggi biji danberat kering 100 biji tanaman tetua, F1, dan F2 seluruhnyabeda nyata. Pola pertumbuhan tinggi tanaman per 10 harijuga menunjukkan bahwa pola pertumbuhan vertikal tetuaberbeda satu sama lain, sementara pada tanaman F1 dan F2tidak berbeda nyata. Koefisien korelasi Pearsonmemperlihatkan bahwa tinggi tanaman dan tinggi biji, sertatinggi biji dan berat kering 100 biji berkorelasi kuat negatif.Sementara korelasi antar sifat tinggi tanaman dan beratkering 100 biji berkorelasi kuat positif. Meski demikian,nilai p korelasi antar seluruh sifat lebih dari 0.05 yangartinya perbedaan pada hubungan korelasinya tidaksignifikan. Kesimpulan yang didapat adalah untuk bentukbiji, tinggi biji, dan berat kering 100 biji mengikuti indukbetinanya. Sementara, tinggi tanaman F1 anakan berada diantara keduanya dan F2 mengikuti F1.

Jagung manis, jagung berondong, Zea mays, persilangan

EO-07Respons lima varietas padi terhadap infeksi viruspenyebab kerdil rumput padi (Rice Grassy StuntVirus)

Yulia Rahmawati1,♥, Sri Sulandari2,♥♥, SedyoHartono2,♥♥♥1 Program Studi Fitopatologi, Fakultas Pertanian, Universitas GadjahMada, Jl. Flora Bulaksumur Sleman 55281, Yogyakarta. ♥email:[email protected] Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, UniversitasGadjah Mada. Jl. Flora, Bulaksumur, Sleman 55281, Yogyakarta, ♥♥email:[email protected], ♥♥♥[email protected].

Rice Grassy Stunt Virus (RGSV) merupakan viruspenyebab penyakit kerdil rumput padi yang merupakananggota dari genus Tenuivirus. RGSV ditularkan secarapersisten oleh wereng coklat. Serangan wereng coklatselain menyebabkan padi kering seperti bekas terbakar(hopperburn) juga berperan sebagai vektor penyakit kerdilyang disebabkan oleh virus. Saat ini di DI Yogyakarta danJawa Tengah dilaporkan terjadi outbreak wereng coklatdan penyakit kerdil rumput. Penyakit kerdil sangat sulitdikendalikan sehingga sangat merugikan karena dapat

menyebabkan puso. Pengendalian menggunakan varietasmasih terkendala karena selama ini belum ada varietas padiyang toleran terhadap RGSV. Pada umumnya semuavarietas padi yang ditanam oleh petani hanya tahanterhadap vektor (wereng coklat) saja. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui respons beberapa varietas padiyang banyak ditanam petani terhadap infeksi viruspenyebab penyakit kerdil. Parameter yang diamati meliputimasa inkubasi, variasi gejala, kejadian dan intensitaspenyakit yang ditimbulkan. Penelitian ini dilaksanakan diLaboratorium Virologi Tumbuhan dan rumah kaca JurusanHama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Sumberinokulum diambil dari Desa Sumber Rahayu, Moyudan,Sleman, Yogyakarta. Wereng coklat yang digunakansebagai vektor merupakan hasil rearing di laboratorium.Inokulasi virus dilakukan terhadap lima varietas padimeliputi: Membramo, Ciherang, Inpari 13, IR64, dan SituBagendit. Berdasarkan hasil penelitian diketahui setiapvarietas memiliki respons yang berbeda terhadap penyakitkerdil padi. Insidensi penyakit yang ditimbulkan varietasMembramo (85,19%), Situ Bagendit dan Inpari 13(92,59%), Ciherang (96,3%), dan IR64 (100%). Setiapvarietas memiliki perbedaan masa inkubasi. Variasi gejalajuga berbeda antar varieta,s antara lain berupa anakantegak, daun kaku pucat atau menguning, serta terdapatbercak pada daun. Pada varietas Situ Bagendit tanamantidak terlalu kerdil, tetapi pada Ciherang gejala yangditimbulkan sangat parah, yaitu: tanaman menjadi sangatkerdil.

kerdil rumput, padi, RGSV, varietas, wereng coklat

EO-08Biokontrol larva nyamuk Aedes aegyptimenggunakan limbah biji karika (Vasconcelleapubescens)

Supono1, Sugiyarto1, Ari Susilowati1, SusianaPurwantisari2, Fahrur Nuzulul Kurniawati3

1 Ps. Biosain PPs Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl. Ir. Sutami36ASurakarta 57126, Jawa Tengah. ♥email: [email protected] Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, UniversitasDiponegoro. Jl. Prof. H. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang 50275, JawaTengah.3 Kelompok Studi Biodiversitas, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jl.Ir. Sutami36A Surakarta 57126, Jawa Tengah.

Pengendalian nyamuk Aedes aegypti belum menunjukkanhasil yang baik terbukti masih sering terjadinya wabahdemam berdarah secara periodik di berbagai daerah diIndonesia, sehingga upaya pengendaliannya perlu terusdilakukan, antara lain dengan menggunakan biopestisida.Limbah biji karika (Vasconcellea pubescens (Lenné et C.Koch)) diketahui mengandung senyawa terpenoid yangberpotensi sebagai biopestisida. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui mortalitas larva nyamuk A. aegyptimenggunakan limbah biji karika. Sampel biji karikadiperoleh dari Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Bijidikeringkan dan diblender hingga menjadi serbuk,

Page 21: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Semarang, 9 Mei 2015, hal. 73-9086

kemudian diekstraksi dengan metode maserasi bertingkatmenggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol70%. Fraksi yang dihasilkan digunakan untuk uji larvasidanyamuk A. aegypti. Nilai persentase kematian larvadihitung nilai LC50 menggunakan tabel probit Finney.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji karikamenyebabkan kematian larva nyamuk A. aegypti padawaktu pemaparan 24 dan 48 jam. Fraksi n-heksana palingefektif membunuh larva A. aegypti dengan nilai LC50 padapaparan 24 jam adalah 148,30 ppm, sedangkan paparanselama 48 jam adalah 103,99 ppm. Ekstrak limbah bijikarika berpotensi digunakan untuk biokontrol larvanyamuk A. aegypti.

Biokontrol, biji karika, Vasconcellea pubescens, larvasida,Aedes aegypti

EO-09Aktivitas nitrat reduktase beberapa kultivarkedelai pada berbagai fase pertumbuhan

Baso Amir, Didik IndradewaJurusan Budidaya Pertanian Program Studi Agronomi Faperta UniversitasGadjah MadaJl. Flora 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281. Tlp. 0274 901221 Fax 027455128

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mengenaiaktivitas nitrat reduktase beberapa kultivar kedelai padaberbagai fase pertumbuhan. Penelitian dilaksanakan padabulan April-Juli 2014. Rancangan yang digunakan dalampenelitian ini adalah rancangan acak kelompok lengkap(RAKL) dengan faktor tunggal yang diulang sebanyak tigakali. Faktor yang diteliti adalah lima kultivar kedelai, yaitu:argomulyo, baluran, ijen, mahameru dan wilis. Pengamatanaktivitas nitrat reduktase dilakukan pada beberapa fasepertumbuhan diantaranya fase vegetatif: V3, dan fasegeneratif: R1,R3,R5,R8. Selain pengamatan pada fasepertumbuhan, juga dilakukan pengamatan hasil akhirproduksi meliputi bobot 100 biji, bobot kering biji pertanaman dan N total pada biji. Analisis data menggunakananalisis varian (Anova) pada taraf 5% kemudiandilanjutkan dengan uji jarak ganda Duncan (DMRT). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa aktivitas nitrat reduktasebeberapa kultivar kedelai cenderung mengalami penurunandari fase vegetatif (V3) hingga saat awal pengisian polongR5. Aktivitas nitrat reduktase kembali meningkat hinggafase akhir generatif (R8), peningkatan ini terjadi padasemua kultivar berhubungan dengan bobot 100 biji,bobotkering per tanaman dan N total pada biji.

ANR, kedelai, fase pertumbuhan

EO-10Pengujian aktifitas jamur Penicillium sp R7.5 danAspergillus niger NK pada media tumbuh untukmendukung pertumbuhan tanaman padi di lahansalin

YB. SubowoBidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-8762066.Fax. +62-21-8765062. ♥email: [email protected]

Telah dilakukan penelitian mengenai pengujian aktifitasjamur Penicillium sp R7.5 dan Aspergillus niger NK padamedia tumbuh sebagai bahan pupuk hayati untukmendukung pertumbuhan tanaman padi di lahan salin.Lahan pertanian di daerah pantai dan daerah pasang surutmerupakan lahan yang tidak subur karena mengandungsalinitas tinggi dan bersifat alkalin. Namun lahan ini dapatdiperbaiki kesuburannya menggunakan pupuk hayati yangberisi mikroba yang tahan salinitas. Jamur Penicillium sp.R7.5 dan Aspergillus niger NK. berasal dari lingkungansalinitas tinggi dan lahan kering sehingga kemungkinandapat tumbuh dan melakukan aktivitas pada kondisisalinitas tinggi. Tujuan penelitian untuk mengamatiaktivitas kedua jamur di atas pada kondisi salinitas tinggi.Penelitian dilakukan di laboratorium dan rumah kaca.Media tumbuh yang digunakan menggunakan air lautdengan konsentrasi 0, 25, 50, 75 dan 100%. Parameteryang diamati, meliputi: pertumbuhan jamur, kemampuanjamur menguraikan lignin dan selulosa, kemampuan jamurmelarutkan senyawa fosfat, kemampuan jamurmenghasilkan IAA dan penambahan bobot biomasatanaman padi setelah diberi pupuk hayati jamur. Hasilnyamenunjukkan Penicillium sp. R7.5 dan Aspergillus nigerNK dapat tumbuh pada media mengandung air laut 100%.Kedua jamur juga dapat menguraikan senyawa lignin danselulosa, Penicillium sp. R7.5 mempunyai kemampuanlebih tinggi (13,65 ppm dan 28,5 ppm). Kedua jamurmampu melarutkan senyawa fosfat pada mediamengandung air laut 100%, Penicillium sp. R7.5mempunyai kemampuan lebih tinggi (2,17 ppm). Keduajamur mampu menghasilkan IAA, Penicillium sp. R7.5mempunyai kemampuan lebih tinggi (7,14 ppm) padakonsentarsi air laut 25%. Kedua jamur mampumeningkatkan bobot biomasa tanaman padi sebanyak 188%pada media tanam mengandung garam 0,5%.

Aktivitas jamur, Penicillium sp. R7.5, Aspergillus niger NK,salinitas, pupuk

EP-01Keragaman kedelai F2 hasil persilangan galurkedelai toleran kutu kebul dengan varietasgrobogan

Apri SulistyoBalai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi). Jl. RayaKendalpayak km 8, PO Box 66 Malang 65101, Jawa Timur. Tel.: +62-

Page 22: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Semarang, 9 Mei 2015 87

341-801468, 801075, Fax.: +62-341-801496, ♥email:[email protected], [email protected]

Budidaya tanaman kedelai di Indonesia sering menghadapigangguan karena serangan hama, salah satunya adalah kutukebul (Bemisia tabaci). Penggunaan varietas tahanmerupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalahtersebut. Di Indonesia belum tersedia varietas unggulkedelai yang khusus dirakit dengan ketahanan terhadaphama tersebut. Galur kedelai toleran kutu kebul yang adamasih perlu perbaikan karakter komponen hasil. Varietasgrobogan merupakan kedelai lokal yang telah dilepassebagai varietas unggul nasional dengan keunggulan umurgenjah, biji besar dan daya hasil tinggi. Persilangan antaragalur kedelai toleran kutu kebul dengan grobogandiharapkan akan diperoleh varietas kedelai toleran kutukebul, berumur genjah, berbiji besar dan berdaya hasiltinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyeleksipopulasi F2 hasil persilangan antara galur-galur kedelaitoleran kutu kebul dengan varietas grobogan. Penelitiandilaksanakan di Kebun Percobaan Muneng, KabupatenProbolinggo, Jawa Timur sejak bulan April s.d. Juni 2014.Materi genetik yang digunakan adalah 75 galur F2 hasilpersilangan antara galur kedelai toleran kutu kebul (IAC-100/Kaba-8, IAC-100/Burangrang-54, dan IAC-100/Kaba-14) dengan grobogan. Varietas gema dijadikan sebagai cekumur genjah dan biji sedang, grobogan sebagai cek umurgenjah dan biji besar, dan galur IAC-100/Kaba-8 sebagaicek toleran kutu kebul. Seluruh materi genetik tersebutditanam secara barisan tunggal sepanjang 4.5 m, danditempatkan ke dalam lima blok berbeda menggunakanrancangan augmented design. Pengamatan meliputiintensitas kerusakan daun, umur masak polong, jumlahpolong isi, dan bobot 100 biji. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa terdapat keragaman pada karakter-karakter yang diamati di antara populasi F2. Intensitaskerusakan daun akibat serangan kutu kebul berkisar antara2.62-11.52%. Terdapat 32 galur dengan intensitaskerusakan daun yang setara dengan IAC-100/Kaba-8.Umur masak polong berkisar antara 77-82 hari. Terdapat31 galur yang tergolong genjah (70-80 hari). Jumlahpolong isi berkisar antara 28-125. Terdapat 34 galurdengan jumlah polong isi nyata lebih besar dibandingkandengan grobogan. Bobot 100 biji berkisar antara 10.84-26.11 g/100 biji. Terdapat 65 galur yang tergolong berbijibesar, tiga galur di antaranya nyata lebih besardibandingkan grobogan.

Augmented design, Bemisia tabaci, kedelai biji besar, seleksiketahanan

EP-02Tanggap beberapa aksesi kentang hitam(Solenostemon rotundifolius) terhadap tingkatpemberian air pada fase pertumbuhan danproduksi

Fauzia Syarif

Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel./Fax. +62-21-87907612, ♥email:[email protected]

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapbeberapa aksesi kentang hitam (Solenostemon rotundifolius(Poi r.) J. K. Morton) terhadap tingkat pemberian air padafase pertumbuhan dan produksi. Cekaman airmencerminkan ketahanan suatu tanaman terhadap kondisiketerbatasan air untuk tumbuh dan berkembang. Tujuanpercobaan ini adalah mendapatkan pertumbuhan danproduksi aksesi kentang hitam yang toleran terhadapcekaman kekeringan. Penelitian dilakukan selama enambulan mulai dari bibit sampai produksi di rumah kacaBidang Botani, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, CibinongScience Center, Cibinong Bogor. Penelitian disusun secaraAcak Lengkap Faktorial dengan tiga ulangan. Faktorpertama empat aksesi kentang hitam, yakni: klefa imut 6,klefa imut 25, nganjuk dan sangian. Faktor kedua tingkatpemberian air: pemberian air 250 mL; pemberian air 500mL dan pemberian air 750 mL. Penyiraman dilakukansetiap dua hari sekali. Parameter yang diamati meliputitinggi tanaman, lebar tajuk, bobot basah biomas, bobotbasah umbi, jumlah umbi, panjang umbi, diameter umbidan analisis proksimat umbi. Hasil penelitian menunjukkanbahwa tanaman paling tinggi dan tajuk terlebar terdapatpada aksesi nganjuk dan sangian. Tingkat pemberian airterbaik untuk tinggi tanaman dan lebar tajuk terdapat padapemberian air 500 mL/2 hari. Produksi umbi terbanyak,umbi terpanjang dan diameter terbesar dihasilkan padaaksesi klefa imut 25 berturut-turut 209,67 g/tanaman; 5,08cm/umbi dan 4,0 cm/umbi diikuti aksesi klefa imut 6 danaksesi nganjuk. Tingkat pemberian air paling rendah 250mL/2 hari meningkatkan kandungan protein sampai12.16% pada aksesi sangian dan tingkat pemberian airpaling banyak 750 mL/2 hari menghasilkan kandunganlemak dan karbohidrat paling tinggi berurutan 1,37% ;75.13% pada aksesi nganjuk.

Kentang hitam, klefa imut 6, klefa imut 25, nganjuk,sangian, tingkat pemberian air

EP-03Kajian pengolahan hasil buah salak serta analisisusaha taninya di Kota Balikpapan, KalimantanTimur

Muhamad Rizal♥, Dhyani Nastiti PurwantiningdyahBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Timur. Jl. P.M.Noor Sempaja, Samarinda 75119, Kalimantan Timur. Tel. +62-541-220857, ♥email: [email protected]

Terbatasnya teknologi pengolahan dan pemasaran hasilpertanian buah salak, menyebabkan semakin menurunnyaminat petani untuk membudidayakan buah salak diProvinsi Kalimantan Timur. Sehingga untukmengantisipasi hal tersebut diperlukan teknologipengolahan hasil yang dapat meningkatkan nilai tambahdan diversifikasi produk buah salak. Tujuan dari penelitian

Page 23: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Semarang, 9 Mei 2015, hal. 73-9088

ini adalah untuk mengkaji teknologi pengolahan hasil buahsalak serta analisis usahataninya. Penelitian dilakukan padatahun 2013 di Kelurahan Karang Joang, KecamatanBalikpapan Utara, Kota Balikpapan, Provinsi KalimantanTimur. Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunderdengan tehnik pengumpulan data melalui observasi,wawancara dan pengamatan langsung dilapangan. Untukmengetahui prefensi panelis dilakukan uji organoleptik dananalisis usahatani. Hasil penelitian menunjukkan prefensipanelis terhadap asinan salak adalah sangat suka dan sangatamat suka. Sedangkan peningkatan pendapatan petanimelalui pengolahan hasil yang di tunjukkan dengan nilaiR/C ratio untuk setiap komoditas yang di olah yaitu:komoditas buah salak. Nilai R/C rasio pengolahan asinansalak 2,3 dan sirup salak 1,66. Peningkatan diversifikasipangan melalui pengolahan hasil komoditas buah salakmenjadi asinan salak dan sirup salak memberikan nilaitambah dan daya saing produk dalam mendukungketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Timur.

Pengolahan hasil, buah salak, Kalimantan Timur

EP-04Daya hasil padi sawah varietas Inpari 24 dibeberapa lokasi SL-PTT di Sulawesi Tengah

Saidah1,♥, Syafruddin1, Retno Pangestuti2,♥♥1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah. Jl.Lasoso 62 Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Tel. +62-451-482546. ♥email: [email protected] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah. Jl. BPTPNo. 40, Bukit Tegal Lepek, Ungaran 50501, Jawa Tengah. ♥♥email:[email protected]

Beras merah merupakan salah satu pangan fungsionaldengan harga jual di pasaran cukup tinggi, namunumumnya tekstur nasinya agak pera sampai pera sehinggakurang disukai konsumen. Tahun 2012 Balai BesarPeneltian Tanaman Padi telah melepas beras merah dengantekstur nasi pulen, yaitu: inpari 24. Untuk mempercepatpenyebaran varietas ini perlu dilakukan uji adaptasi. Tujuankajian adalah mengetahui kemampuan adaptasi inpari 24 dibeberapa kabupaten lokasi pelaksanaan SL-PTT padi.Kajian dilaksanakan pada enam lokasi/desa, yaitu: (i) DesaKota Raya Barat, Kecamatan Mepanga, Kabupaten ParigiMoutong, (ii) Desa Wuasa, Kecamatan Lore Utara,Kabupaten Poso, (iii) Desa Busak 2, Kecamatan Karamat,(iv) Desa Lonu Kecamatan, Bonubogu, Kabupaten Buol,serta (v) Desa Lambelu, Kecamatan Bumiraya dan (vi)Desa Lantula, Kecamatan Witaponda KabupatenMorowali. Luasan masing-masing lokasi kajian sebesar0,25 ha. Metode kajian menggunakan analisis rata-rata danselanjutnya dideskripsikan. Teknologi budidaya yangditerapkan dengan pendekatan Pengelolaan TanamanTerpadu (PTT). Produktivitas di masing-masing lokasisangat bervariasi antara 5,30-7,73 t/ha GKP. Produktivitasyang terendah berada pada Desa Lantula Jaya, KecamatanWitaponda, Kabupaten Morowali dan tertinggi berada diDesa Lambelu, Kecamatan Bumiraya, KabupatenMorowali.

Daya hasil, Inpari 24, padi sawah, varietas.

EP-05Daya hasil jagung varietas srikandi kuning padabeberapa lokasi SL-PTT di Sulawesi Tengah

Saidah1,♥, Syafruddin1, Retno Pangestuti2,♥♥1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah. Jl.Lasoso 62 Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Tel. +62-451-482546. ♥email: [email protected] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah. Jl. BPTPNo. 40, Bukit Tegal Lepek, Ungaran 50501, Jawa Tengah. email:[email protected]

Jagung merupakan makanan pokok masyarakat Indonesiasetelah beras. Tingginya permintaan jagung dalam negerimenyebabkan Indonesia harus mengimpor. Untukmemenuhi kebutuhan nasional dan menekan volume imporjagung, pemerintah telah mencanangkan programpeningkatan produksi sejak tahun 2007 dengan sasaranswasembada. Penggunaan varietas yang adaptif merupakansalah satu komponen produksi yang berperan dalampeningkatan hasil. Tujuan kajian adalah untuk mengetahuikemampuan adaptasi jagung varietas srikandi kuningdibeberapa kabupaten lokasi pelaksanaan SL-PTT jagungdi Sulawesi Tengah. Lokasi pelaksanaan di delapankabupaten/kota, yaitu: Kota Palu, Sigi, Parigi Moutong,Poso, Tojo Una-Una, Banggai, Banggai Kepulauan danBuol. Luasan masing-masing lokasi kajian sebesar 0,25hektar. Metode kajian menggunakan analisis rata-rata danselanjutnya dideskripsikan. Teknologi budidaya yangditerapkan dengan pendekatan Pengelolaan TanamanTerpadu (PTT). Produktivitas dimasing-masing lokasisangat bervariasi antara 2,80 hingga 10,32 t/ha pipilankering. Produktivitas yang terendah berada di Desa Bobo,Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi dan tertinggi berada diDesa Sobonon, Kecamatan Totikum, Kabupaten BanggaiKepulauan.

Daya hasil, jagung, srikandi kuning

EP-06Produksi malto oligosakarida dari pati umbi-umbian oleh enzim amilase dari Aspergillus oryzae

Rita Dwi Rahayu♥, Heddy Julistiono, Achmad Dinoto,Rini Handayani, Zahra Noviana, Ninu SetianingrumBidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-8762066.Fax. +62-21-8765062. ♥email: [email protected]

Substrat pati tacca, ganyong, dahlia dan belitung asalIndonesia digunakan untuk memproduksi oligosakaridamenggunakan enzim α-amylase dari Aspergillus oryzae.Kondisi terbaik hidrolisis pati adalah pada pati belitungdengan konsentrasi substrat pati belitung 5% dan waktuhidrolisis 24 jam. Gula pereduksi yang dihasilkan padakondisi tersebut sebesar 1153,57% . Hasil analisis

Page 24: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

Abstrak Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, Semarang, 9 Mei 2015 89

oligosakarida menggunakan Kromatografi Lapis Tipismenunjukkan jenis oligosakarida yang terbentuk adalahmaltosa, maltotriosa, maltotetraosa dan maltoheptaosadengan Rf values 0,35;0,42;0,47;0,56; dan 0,65. Spotkromatogram HPLC oligosakarida memiliki nilai1,87%,1.62%,8,49% dan 40,40%. Kandungan oligosakaridatertinggi terdapat pada media yang mengandung patibelitung (50.51%), disusul dahlia (15.02%), tacca (8.69%),dan ganyong (0.37%), tetapi semuanya masih di bawahkandungan oligosakarida komersial dari Jepang (62.5%).

Aspergillus oryzae, tacca, ganyong, belitung, dahlia,oligosakarida

EP-07Karakterisasi enzim kitinase dan identifikasi isolataktinomisetes KRC 21.D dari Kebun RayaCibodas

Yati Sudaryati SoekaBidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-8762066.Fax. +62-21-8765062. ♥email: [email protected]

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas enzimkitinase dari aktinomisetes yang berasal dari Kebun RayaCibodas. Seleksi secara kualitatif isolat yang mempunyaiaktivitas enzim ditandai zona bening di sekitar koloni padamedia yang mengandung substrat 1% koloidal kitin.Aktivitas enzim secara kuantitatif dianalisis terhadap waktuinkubasi, pH, suhu dan pengaruh ion logam denganspektrofotometer pada λ 584 nm. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa aktivitas tertinggi aktivitas kitinasepada inkubasi 7 hari adalah 7,2. 10-3 U/mL, sedangkanpada media pertumbuhan pH 10 dan suhu 25°C adalah8,05.10-2 U/mL. Pengaruh ion logam dengan konsentrasi 1mM dalam bentuk kation divalen diaktifkan oleh CaCl2,ZnCl2, MnCl2 dan kation monovalen CoCl2, NaCl,sedangkan kation divalen HgCl2 menghambat aktivitasenzim. Hasil identifikasi secara molekuler isolat KRC 21.Dadalah Streptomyces macrosporeus.

Enzim kitinase, Kebun Raya Cibodas, Streptomycesmacrosporeus

EP-08Kemampuan Bacillus licheniformis dalammenghasilkan enzim α-amilase

Yati Sudaryati SoekaBidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-8762066.Fax. +62-21-8765062. ♥email: [email protected]

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuanbakteri Bacillus licheniformis dalam memproduksi enzime

α-amilase. Strain yang dapat menghasilkan enzim α-amilase, ditandai dengan zona bening di sekitar koloni padamedium mengandung 1% pati terlarut setelah penambahanlarutan iodin. Aktivitas enzim α-amilase diperiksapengaruh terhadap masa inkubasi, suhu, pH dan berbagaiion logam, yang diukur dengan spektrofotometer pada λ540 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksitertinggi aktivitas α-amilase pada 1 hari inkubasi sebesar17,48 U/mL, pada 50°C dan pH 8,5 masing-masing sebesar11,48 U/mL dan 15,17 U/mL. Pengaruh ion logam dalambentuk divalen dan kation monovalen pada konsentrasi 1diaktifkan oleh ion Ca2+ dan ion Na+, K+, Zn2+, Co2+adalah inhibitor.

Bacillus licheniformis, enzim α-amylase, spektrofotometer

EP-08Produksi Fruktosoligosakarida dari SumberKarbohidrat Lokal Melalui Kultur Sel dan ReaksiEnzimatik

Rini Handayani♥, Rita Dwi Rahayu, Achmad Dinoto,Heddy Julistiono, Zahra Noviana, Ninu Setianingrum,Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI). Cibinong Science Center, Jl. Raya JakartaBogor Km 46 Cibinong, Bogor 16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-8762066.Fax. +62-21-8765062. ♥email: [email protected]

Produksi oligosakarida dari substrat gula putih, gula arendan air tebu melalui proses fermentasi sel kapang utuh,yaitu: kapang A. oryzae K1A dipilih karena terbukti dalampenelitian sebelumnya lebih unggul dari biak lainnya danmampu memproduksi oligosakarida. Warna serta rasaoligosakarida dengan substrat gula aren, gula tebu sertagula putih hasil fermentasi berbeda-beda namun rasanyasama, yakni: manis agak asin. Media dengan menggunakansubstrat gula aren kental. Media gula tebu dan gula putihtetap berbentuk cair. Kandungan oligosakarida tertinggiterdapat pada media yang mengandung gula putih (12.2%),kemudian disusul gula aren (7.54%), dan air tebu (4.01%),tetapi semuanya masih jauh dari kandungan oligosakaridakomersial (62.5%).

Oligosakarida, fermentasi, A. oryzae K1A

EP-09Upaya menggali umbi minor dan potensinyasebagai sumber pangan alternatif di Jawa Timur

Ninik Setyowati♥, Rita Dwi RahayuPenelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).Cibinong Science Center, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong, Bogor16911, Jawa Barat. Tel.: +62-21-8762066. Fax. +62-21-8765062. ♥email:[email protected]

Studi tentang upaya menggali umbi minor dan potensinyasebagai sumber pangan alternatif dan pangan fungsionaltelah dilakukan di Kabupaten Malang, Pasuruan, Jember

Page 25: Seminar Nasional - smujo.id · JADWAL Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia (MBI) Semarang, 9 Mei 2015 PUKUL KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB RUANG 08.00-08.45 Registrasi dan

ABS SEM NAS MASY BIODIV INDON, Semarang, 9 Mei 2015, hal. 73-9090

dan Banyuwangi, Jawa Timur. Metode yang digunakanadalah survei, data primer dikumpulkan secara pengamatanlangsung di lapangan dan wawancara dengan masyarakatlokal. Data sekunder dikumpulkan secara penelusuranpustaka di perpustakaan dan internet. Dicatat juga datalingkungan tempat tumbuh umbi meliputi ketinggian,posisi lintang, intensitas cahaya, suhu, kelembaban udaradan pH tanahnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari4 kabupaten yang dikunjungi di Jawa Timur diperolehbermacam-macam umbi minor yang berpotensi sebagaisumber pangan alternatif seperti kelompok Dioscorea(obi/uwi, gembili, gembolo, gadung), mbote/talas, suwegporang, ganyong dan garut. Namun, umbi-umbian minortersebut belum mendapat perhatian masyarakat, hanyaditanam dikebun penduduk sebagai tanaman pelengkapkebun atau sebagai tanaman koleksi yang tidak terlaludiperhatikan keberadaannya. Umbi-umbian minor tersebut

ditemukan menyebar pada ketinggian 340-829 m dpl,07°47’32,2”-08°12’38,8” LS, 112º37’32,6”-114°13’ 37,4”BT. Intensitas cahaya tercatat 14.1 x 200-430 x 2000 Luxmeter. Suhu 28-34 ºC, kelembaban udara 56-73 %, dan pHtanahnya 5-7. Melihat prospek dan banyaknya variasi umbiminor di Jawa Timur serta kesesuaian lahan untuk tumbuhdan berkembang, maka perlu adanya upaya untuk menggaliumbi minor dan potensinya sebagai sumber panganalternatif. Perlu adanya sosialisasi yang lebih intensif baikuntuk budidayanya, pasca panen dan pengolahan hasil,serta pemanfaatan umbi minor sebagai pangan fungsionalsehingga dapat meningkatkan kualitas pemanfatannyasehingga dapat menambah penghasilan keluarga.

Menggali, umbi minor, potensi, sumber, pangan alternatif,Jawa Timur