Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Disusun Oleh :
Kelompok 7
Sri Wahyuni
Tenti Nurhayati
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI
Jl.LioBalandonganSirnagalih No.74 Kel.Citamiang Telp(0266)224566
KotaSukabumi 1439 H
MAKALAH
AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN
DAN PERUBAHAN SOSIAL Makalah Ini di Susun Untuk memenuhi
Tugas kelompok Tafsir II
Dosen Pembingbing :
Bp. Cecep Hilman, S.Pd.I, M.Pd.I
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah Robbul „Alamin,
yang atas perkenan dan limpahan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini yang merupakan sarana untuk memperluas wawasan dan memperdalam ilmu
pengetahuan, khususnya dalam pengetahuan Ayat-ayat Al-qur‟an tentang pendidikan
dan perubahan sosial.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjunan alam,
hamba pilihan, pengemban risalah; Rasulullah saw. Para sahabat tabi‟in, Tabi‟at serta
pengikutnya sampai akhir zaman. Amin.
Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada dosen pembimbing,
semua rekan khususnya sahabat yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Tentunya kami sadari betul dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kekeliruan baik dari isi, bahasa maupun penulisannya. Untuk itu
kami mohon maaf, petunjuk, serta bimbingannya dari berbagai pihak, khususnya
dosen pembimbing.
Sukabumi, Maret 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................... ........................................i
DAFTAR ISI........... ............................................................. .........................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................ ........................................1
B. Rumusan Masalah ............................................... ........................................2
C. Tujuan penulisan ................................................. ........................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Ayat al-qur‟an tentang
pendidikan......................................................................3
B. Ayat-ayat tentang perubahan
sosial.....................................................................9
C. Proses Perubahan
Sosial......................................................................................11
D. Karakteristik perubahan
sosial............................................................................13
E. Penyebab Perubahan
Sosial................................................................................14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ........................................................... .........................................15
B. Saran ................................................................. .........................................16
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan
sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Itu adalah suatu gambaran
yang terdapat dalam Al-qur‟an, dimana perubahan sosial bisa terjadi dalam
masyarakat salah satu faktor yang menentukan adalah masyarakat itu sendiri. Dan
untuk menciptakan perubahan yang sosial yang ada dalam masyarakat adalah dengan
pendidikan.
Dari uraian diatas, makanya penulis mencoba menguraikan makalah yang
berjudul “Ayat Al-Qur‟an tentang pendidikan dan perubahan sosial, yakni Surat al-
anfal ayat 53 dan Surat Muhammad ayat 38” pada mata kuliah tafsir saat ini.
Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk
perkembangan suatunegara. Untuk menghasilkan output yang berkualitas, tentunya
sistem pendidikan yang ada harus terkonsep dengan baik dan matang.
Pendidikan sebagai disiplin ilmu, memiliki lima komponen ilmu yang
membentuk pendidikan itu, yaitu kurikulum, konseling, administrasi, pengajaran, dan
penilaian.
Dengan kata lain bahwa pendidikan sendiri masih terdiri dari berbagai komponen
ilmu, yang juga masing-masing berasal dari cabang ilmu-ilmu yang lain.
Dengan demikian, proses pendidikan membutuhkan adanya konsep, berupa
materi pembelajaran sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Untuk itu dalam
makalah ini, kami akan membahas terkait materi pembelajaran dengan menafsirkan
ayat-ayat yang berkaitan dengan hal tersebut.
Tekanan pada definisi perubahan adalah pada lembaga masyarakat sebagai
himpunan kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat
lainnya. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur
geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang masalah diatas dapat kita rumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tafsiran Mufassirin dan penulis makalah tentang ayat-ayat yang
berkaitan dengan pendidikan dan perubahan sosial, yaitu Surat Al-Anfaal ayat 53 dan
Surat Muhammad ayat 38?
2. Bagaimana tafsir Q.S al-A‟raf ayat 204 terkait Materi Pendidikan?
3. Bagaimana tafsir Q.S al- Fath ayat 2 terkait Materi Pendidikan?
4. Bagaimana tafsir Q.S Shad ayat 29 terkait Materi Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan tafsiran Mufassirin dan penulis makalah tentang ayat-ayat yang
berkaitan dengan pendidikan dan perubahan sosial. yaitu Surat Al-Anfaal ayat 53 dan
Surat Muhammad ayat 38.
2. Untuk menjelaskan tafsir dari surat Q.S al-A‟raf ayat 204 terkait pendidikan
3. Untuk menjelaskan tafsiran dari Q.S al-Fath ayat 2
4. Untuk menjelaskan Q.S Shad ayat 29
BAB II
PEMBAHASAN
A. AYAT AL- QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN
1. Q.S Al –A‟raf 204
تشح صتا ىعين أ عا ى فبست إرا قشا اىقشآ
Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah ia dengan
tekun, dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.
‟Bersifat lebih khusus daripada As-sam‟u karena Al-Isma : اال ع ستب
(mendengarkan) dilakukan dengan niat dengan sengaja, yakni dengan mengarahkan
indera pendengaran kepada pembicaraan untuk memahaminya. Sedangkan As-sam‟u
(mendengar) bisa terjadi secara sengaja.
Diam untuk mendengarkan, sehingga tidak ada gangguan untuk : اال د صب
merekam segala yang dibacakan oleh para pakar bahasa dalam arti mendengarkan
sambil tidak berbicara, karena itu ayat ini diterjemahkan dengan perhatikan dengan
tenang. Perintah ini setelah sebelumnya ada perintah dengarkan ia dengan tekun,
menunjukkan bahwa mendengarkan dan memperhatikan Al-Qur‟an merupakan
sesuatu yang sangat penting. Namun demikian, memahami perintah tersebut bukan
berarti mengharuskan setiap yang mendengar ayat Al-Qur‟an harus benar-benar tekun
mendengarnya, jika demikian maksudnya tentu anda harus meninggalkan setiap
aktifitas bila ada yang membaca Al-Qur‟an. Sebab, tidak mungkin anda dapat tekun
mendengarkan dan memperhatikan jika perhatian anda tertuju kepada aktifitas lain.
Dari tafsiran diatas dapat kita analisis, bahwa dalam suatu proses
pembelajaran kita harus fokus terhadap apa yang akan kita pelajari.Materi
pembelajaran harus disusun dalam pokok-pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan,
yang mengandung ide-ide pokok sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran.
Kemudian ayat ini bagian dari apa yang diperintahkan kepada Nabi SAW
untuk beliau sampaikan karena itu ia dimulai dengan kata dan, yakni dan sampaikan
juga bahwa apabila dibacakan Al-Qur‟an maka dengarkan ia dengan tekun
bersungguh-sungguh, dan perhatikanlah dengan tenang tuntutan-tuntutannya agar
kamu mendapat rahmat dan barang siapa mendengarkan dan diam, maka dialah yang
lebih kuat untuk dapat memahami dan memikirkannya. Dan orang yang seperti itulah
yang paling patut diberi rahmat.
2. Q.S al-Fath 2
ىل ىيغفش ب الل تقذ جل ب ر ش تأخ يت ت ذيل عييل ع ي ب صشاطب ستقي
Artinya: “Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang
telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan
memimpin kamu kepada jalan yang lurus.” (QS. Al Fath : 2)”.
Surat yang mulia ini turun ketika Nabi SAW Pulang dari Hudaibiyah pada
bulan Dzulqa‟dah 6 H. Yaitu ketika beliau dihalangi oleh orang-orang musyrik
sehingga tidak sampai ke Masjidil Haram dan dihalangi dari menunaikan umrah.
Kemudian mereka cenderung mengadakan perdamaian dan agar pada tahun itu nabi
kembali saja, kemudian boleh datang lagi pada tahun depan. Maka, Rasulullah
memenuhi permintaan mereka, meski ada juga sebagian Sahabat yang tidak
menyukainya.
Ketika Rasulullah menyembelih binatang kurban di tempat dimana
beliautertahan, Allah pun menurunkan surat ini menyangkut hal ihwal beliau dan para
sahabat. Dan Allah menjadikan perdamaian ini sebagai pembukaan (kemenangan).
Kemudian, ada seorang Sahabat Rasulullah bertanya: “Apakah itu merupakan
kemenangan, ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Benar sekali. Demi Rabb yang
jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, ini benar-benar kemenangan.”
Kemenangan yang dimaksud disini adalah pemberian ampunan atas dosa-dosa
yang telah berlalu maupun yang akan datang yang diberikan kepada Rasulullah atas
kesabaran dan usaha beliau dalam menyebarkan dan memperjuangkan agama Islam
sehingga banyak orang yang masuk Islam, beriman, berjihad dan menyembah kepada
Allah.
Dengan kemenangan ini, Allah SWT menyempurnakan nikmat-nikmat yang
lain salah satunya dengan memenangkan agama Islam dari orang-orang kafir dan
menghinakan musuh-musuh Rasulullah serta menunjukkan jalan yang lurus
untukmeraih ridho-Nya.
Hal ini memberikan pelajaran kepada kita untuk mempersiapkan segala
sesuatu dengan matang. Begitu pula dalam proses pendidikan, sebuah pendidikan
akan menghasilkan output yang berkualitas jika didukung oleh kurikulum pendidikan
yang benar dan terarah.
Setiap kegiatan ilmiah memerlukan suatu perencanaan dan organisasi yang
dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian pula dalam pendidikan,
diperlukan adanya program yang terencana dan dapat menghantar proses pendidikan
sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses, pelaksanaan, sampai penilaian dalam
pendidikan lebih dikenal dengan istilah “kurikulum pendidikan”.
Tujuan dan sasaran pendidikan tidak mungkin akan tercapai kecuali materi
pendidikan yang tertuang pada kurikulum lembaga pendidikan terseleksi secara baik
dan tepat. Istilah “materi” pendidikan berarti mengorganisir bidang ilmu pengetahuan
yang membentuk basis aktivitas lembaga pendidikan, bidang-bidang ilmu
pengetahuan ini satu dengan lainnya dipisah-pisah namun merupakan satu kesatuan
utuh terpadu. Materi pendidikan harus mengacu kepada tujuan, bukan sebaliknya
tujuan mengarah kepada suatu materi, oleh karenanya materi pendidikan tidak boleh
berdiri sendiri terlepas dari kontrol tujuannya.
3. Q.S Shad ayat 29
ىيتزمش أى الىجبة جبسك ىيذثشا آيبت زىب إىيل متبة أ
Artinya: “Sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh berkah,
supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang
mempunyai pikiran yang cerah mendapat pelajaran.”
Penjelasan tentang hakikat diatas diuraikan Allah melalui para nabi dan kitab-
kitab-Nya antara lain yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu, ayat
diatas menegaskan bahwa: Al-Qur‟an yang engkau sampaikan, wahai Nabi
Muhammad, adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu. Ia penuh berkah
supaya merekayakni umat manusia seluruhnya, khususnya yang tidak percaya
memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran yang
cerah mendapat pelajaran.
Kata( اال ىت ة) al-albab adalah bentuk jamak dari ( ىت ) lubb, yaitu sari pati
sesuatu. Kacang misalnya memiliki kulit yang menutupi isinya. Isi kacang dinamai
lubb. Ulul Albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni yang tidak
diselebungi oleh “kulit”, yakni kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam
berpikir. Yang merenungkan ayat-ayat Allah dan melaksanakannya diharapkan dapat
terhindar dari siksa, sedang yang menolaknya pasti ada kerancuan dalam cara
berpikirnya.
Kata ( ك س جب ) terambil dari kata (مخ ثش ) yang bermakna sesuatu yang mantap
juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam dan bersinambung kolam
dinamai birkah karena air yang ditampung dalam kolam itu menetap mantab
didalamnya, tidak tercecer kemana-mana. Keberkahan Illahi datang dari arah yang
sering kali tidak diduga atau dirasakan secara material dan tidak pula dapat dibatasi
atau diukur. Dan dari sini, segala penambahan yang tidak terukur oleh indera
dinamaiberkah. Demikian ar-Raghib al-Asfahani.
Tafsir surat diatas, menggambarkan arti pentingnya konsep pembelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Ketika dalam proses permbelajaran terkonsep
dengan baik, maka materi yang disampaikan akan mudah untuk dipahami. Sebab,
pembahasan materi yang disampaikan tidak melebar kemana-mana.
Dalam mengajarkan materi pembelajaran, seorang guru juga harus melihat
tujuan dari pengajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut juga harus mengacu pada
kurikulum yang telah ada. Kurikulum merupakan semua pelajaran baik teori maupun
praktek yang diberikan kepada peserta didik selama mengikuti suatu proses
pendidikan. Kurikulum dalam pengertian ini terbatas pada pemberian bekal
pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa untuk kepentingan mereka melanjutkan
pelajaran maupun terjun ke dunia kerja.
Materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didik adalah:
1. Pendidikan ketauhidan,artinya anak harus dibimbing agar bertuhan kepada Allah
SWT.
2. Pendidikan akhlak, maksudnya anak didik tersebut harus memiliki akhlak
terpuji, baik kepada Allah atau kepada ciptaan-ciptaan-Nya.
3. Pendidikan amar ma‟ruf nahi mungkar, jadi anak didik harus bersifat
konstruktif bagi perbaikan kehidupan masyarakat.
4. Pendidikan kesabaran, artinya harus diupayakan agar anak didik memiliki
kesabaran dan keuletan dalam setiap aktifitasnya.
Namun hal tersebut cenderung berorientasi terhadap kehidupan akhirat saja,
agar materi pendidikan tersebut relevan terhadap perkembangan zaman, maka ada 6
komponen kurikulum yang berorientasi pada masa depan, yaitu memiliki akses
informasi, mampu berpikir kritis, mampu berkomunikasi efektif, memahami
lingkungan manusia, memahami individu dan masyarakat, serta meningkatkan
kompetensi pengetahuan, pendidikan, bertanggung jawab, dan peduli terhadap
kesejahteraan sosial.
B. AYAT – AYAT TENTANG PERUBAHAN SOSIAL
1. Q. S Al-Anfaal : 53
حتى ب عيى ق ع خ أ ع غيشا يل ى الل ىل ثأ ر يع عيي س الل أ فس ب ثأ يغيشا
Artinya: “ (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah
sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya
kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka
sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
2. Q.S Muhammad : 38
ب يج يجخو فئ يجخو ن ف فقا في سجيو الل ىت ؤالء تذع ت اىغي خو ب أ الل فس ع
ثبىن ال ينا أ ث ب غيشم ا يستجذه ق ى تت إ اىفقشاء ت أ
Artinya: “Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan
(hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang
kikir Sesungguhnya Dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang
Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan
jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain;
dan mereka tidak akan seperti kamu ini.”
PENJELASAN AYAT
Allah tidak menyerahkan manusia kepada hal-hal yang sepintas kilas, juga
tidak kepada kebetulan-kebetulan yang tidak ada patokannya. Semuanya diatur
dengan sunnah-Nya yang ditetapkan dengan qadar-Nya. Apa yang menimpa kaum
musyrikin pada waktu perang Badar adalah yang juga menimpa Fir‟aun dan orang-
orang yang sebelumnya.
Allah SWT telah memberikan nikmat-Nya kepada mereka, telah memberikan
rezeki dan karunia-Nya, telah meneguhkan kekuasaan untuk mereka di muka bumi
dan telah menjadikan mereka khalifahnya. Semua ini diberikan Allah kepada manusia
sebagai ujian dan cobaan dengan tujuan untuk menilai mereka apakah mereka mau
bersyukur atau malah kufur, ternyata mereka malah bertindak kufur dan tidak
bersyukur. Mereka berlaku sombong dan melampaui batas dengan nikmat yang
diberikan itu. Mereka terperdaya oleh nikmat dan kekuatan itu lantas menjadi
sewenang-wenang, melampaui batas, kafir dan durhaka. Ayat-ayat Allah pun
didatangkan kepada mereka tetapi mereka mengkufurinya.
Pada waktu itu berlakulah atas mereka sunnah Allah yang berlaku terhadap
orang-orang kafir sesudah sampai kepada mereka ayat-ayat-Nya, tetapi mereka
mangingkarinya. Pada waktu itu Allah mengubah nikmat itu dan menghukum mereka
dengan azab serta menghancurkan mereka.
Dalam tafsir al-Mishbah Surat Al anfal ayat 53
Apa yang dialami oleh orang-orang kafir itu penyebabnya dijelaskan oleh ayat
ini. Demikian kesimpulan hubungan yang dikemukakan oleh sekian pakar. Al-Biqo‟i
yang dikenal sebagai mufassir yang memberi perhatian yang sangat besar tentang
hubungan antar ayat dan surah Al Quran, menghubungkan ayat ini dengan ayat yang
lalu, melalui suatu pertanyaan yang dilukiskan muncul akibat uraian ayat-ayat yang
lalu. Yaitu kalau memang Allah mengetahui bahwa mereka pasti berdosa maka
mengapa Allah tidak segera saja mereka?, mengapa Allah memberi mereka peluang
untuk mengganggu orang-orang yang dekat kepadanya?
Nah, ayat ini menurut Al Biqa‟i menjawab pertanyaan itu yakni bahwa yang
demikian yakni siksaan baik menyangkut waktu, kadar maupun jenisnya ditetapkan
Allah berdasarkan perbuatan mereka mengubah diri mereka. Sebenarnya Allah dapat
menyiksa mereka berdasar pengetahuannya tentang isi hati mereka. Yakni sebelum
mereka melahirkannya dalam bentuk perbuatan yang nyata, tetapi Allah tidak
melakukan itu karena sunnah dan ketetapannya. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak
akan mengubah suatu nikmat sedikit atau besar yang telah dianugerahnya kepada
suatu kaum, tidak juga sebaliknya mengubah kesengsaraan yang dialami oleh suatu
kaum menjadi kebahagiaan hingga kaum itu sendiri terlebih dahulu mengubah apa
yang ada pada diri mereka sendiri, yakni untuk memperoleh nikmat tambahan mereka
harus lebih baik, sedangkan perolehan siksaan adalah akibat mengubah fitrah
kesucian mereka menjadi keburukan dan kedurhakaan dan sesungguhnya Allah Maha
mendengar apapun yang disuarakan mahkluk lagi maha mengetahui apapun sikap dan
tingkah laku mereka.
Kedua ayat tersebut berbicara tentang perubahan nikmat, menggunakan kata ب
“ma” sehingga mencakup perubahan apapun, yakni baik dari nikmat positif menuju
nikmat/murka illahi/negative maupun dari negative ke posotif.
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan di dalam kedua ayat diatas yaitu:
a) Ayat tersebut berbicara tentang perubahan sosial yang berlaku bagi
masyarakat yang lalu, masa kini, dan masa mendatang.
b) Keduanya berbicara tentang hukum-hukum kemasyarakatan, bukan
menyangkut orang perorang atau individu. Ini dipahami dari penggunaan kata
kaum/masyarakat pada kedua ayat tersebut.
C. PROSES PERUBAHAN SOSIAL DALAM ISLAM
Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam, tentu sangat memperhatikan
keadaan masyarakat. Hal ini terlihat dari bukti sejarah, bagaimana Nabi Muhammad
SAW membangun masyarakat Arab. Kemudian terus berkembang hingga Islam
tersebar ke seuruh penjuru dunia. Dan sudah barang tentu, Islam membangun
masyarakat melalui pendidikan. Karena proses pendidikan merupakan salah satu cara
yang efektif dalam membangun umat Untuk melakukan sebuah perubahan.
Dua hal yang perlu diperhatikan oleh manusia sebagai pelaku perubahan, yaitu:
1. Membangun kecerdasan dan memperluas wawasan
Manusia sebagai makhluk yang luar biasa mempunyai potensi yang luar biasa
besarnya sehingga dapat mendayagunakan alam dan sesama manusia dalam
rangka mebangun peradaban. Kemajuan suatu bangsa pada umumnya ditentukan
oleh bangsa itu dalam mendayagunakan sumber daya manusia melalui
pergumulannya mengembangkan ilmu pengetahuan. Maka sudah barang tentu di
dalam proses pendidikan manusia menempati sebagai subjek dan objek
pendidikan. Banyak indikasi di dalam al-Quran yang memerintahkan supaya
manusia, khususnya umat Islam bersikap cerdas dan selalu menambah wawasan
keilmuannya, di antaranya,
1.Allah memerintahkan manusia agar senntiasa berpikir dan menggunakan
pikirannya untuk memecahkan permasalahan-permasalahan hidup yang dihadapi.
Dan potensi untuk menambah wawasan tersebut sudah Allah sediakan untuk
manusia, seperi penglihatan, pendengaran dan perasaan.
الف الثصبس ع اىس جعو ىن شيئب ال تعي بتن أ ثط أخشجن الل تشنش ئذح ىعين
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl:
78)
2. Kedua, Allah SWT memberikan kebebasan untuk menuntut ilmu, Allah
telah melakukan liberalisasi dalam bidang ilmu. Semua manusia (khususnya
muslim) baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan mencari ilmu kepada siapa
saja, kapan saja dan di mana saja. Kemudian orang-orang yang sudah
mendapatkan ilmu diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyebarkan ilmu
tersebut serta tidak menyembunyikannya. Hal ini dimaksudkan untuk kemaslahan
umat manusia.
ؤالء إ بء جئي ثأس لئنخ فقبه أ عيى اى عشض ب ث بء مي الس آد عي صبدقي ت م
Artinya : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!"
D. Karakteristik Perubahan Sosial
1. Otonomi Masyarakat
Sebagaimana manusia-manusia pembentuknya yang mempunyai otonomi
dalam berkehendak dan bertindak, masyarakatpun diberi otonomi oleh Allah
untuk menjalani proses sosial sebagai konsekuensi hidup bersama.
2. Dinamika/Pertumbuhan Masyarakat
Di antara masyarakat dan individu terjadi proses dialektika.
(apa yang dialami atau dilakukan oleh individu, akan mempengaruhi dan
membentuk karakteristik masyarakat. Namun terjadi pula hal sebaliknya, yaitu
masyarakatpun mempengaruhi individu).
3. Tujuan Perubahan Sosial
Kehidupan masyarakat tak lepas dari prinsip-prinsip nilai dan norma .
Masyarakat tidak dibiarkan menjalani proses tanpa tujuan, tetapi diarahkan
untuk menuju kondisi ideal yang dicita-citakan. Masyarakat ideal adalah
masyarakat yang anggota-anggotanya saling mencintai (tahabub), saling
menasehati (tawashi dan tanahi), memiliki rasa persaudaraan (ta‟akhiy),
bekerja sama (ta‟awun), saling mengajar (ta‟alum), percampuran (tazawuj),
saling menghibur (tawasi), dan saling menemani (tashaduq dan ta‟anus).
E. Penyebab perubahan sosial
1. Faktor dari dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau
berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru, pertentangan dalam
masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi.
2. Faktor dari luar masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar, peperangan,
dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dan perubahan sosial merupakan dua hal yang tidak bisa
dipisahkan dan sangat berkaitan antara satu dengan yang lain. Pendidikan sebagai
lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen perubahansosial dan sekaligus
menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan pembangunan masyarakat.
Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dirancang sesuai
dengan arah perubahan, tetapi perubahan juga terjadi setiap saat tanpa dirancang
karena pengaruh budaya dari luar.
Pendidikan adalah upaya yang sadar dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan individu agar dapat menentukan kehidupan secara mandiri. Pendidikan
didefinisikan oleh siapapun menurut aliran maupun dapat dianalisis berdasarkan suatu
system. Analisis terhadap system pendidikan dapat dilakukan dari input, output dan
outcome, dimana input sangat menentukan proses pendidikan dan proses akan
menentukan output pendidikan. Outcome berpengaruh terhadap perubahan social
yang terjadi
Pendidikan dilaksanankan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal,
pendidikan non formal dan pendidikan informal dimana ketiga jalur tersebut saling
melengkapi dan memperkaya.Pendidikan sebagai suatu proses yang dapat akan
mengubah perilaku individu dalam konteks perubahan social akan mempunyai
dampak terjadinya perubahan baik pada tingakt individu sebagai agen maupun tingkat
kelembagaan yang maympu mengubah struktur social yang ada dalam masyarakat.
Kajian terhadap perubahan social yang ditimbulkan oleh proses pendidikan baik
pemdidikan formal maupun non formal dapat dianalisis berdasarkan kacamata teori
sosiologi secara timbal balik.
Pendidikan dapat menimbulkan perubahan dalam masyarakat dan sebaliknya
jika masyarakat mengalami perubahan, secara tidak langsung sistem pendidikan juga
mengalami perubahan. Perubahan sosial dan pendidikan saling mempengaruhi satu
sama lain yang pada akhirnya masyarakat yang akan mengontrolnya,meyempurnakan
dan menolaknya agar keseimbangan yang ada tetap terjaga. Perspektif pendidikan
dalam perubahan sosial harus dipekirkan sungguh-sungguh kerena pendidikan ke
depan akan menjadi perancang dalam perubahan sistem sosial yang tertata di
masyarakat saat ini.
B. Saran
Kita harus mempunyai kesadaran bahwa pendidikan dan perubahan social
memiliki kaitan yang sangat kuat. Pendidikan dapat menimbulkan perubahan dalam
masyarakat dan sebaliknya, jika masyarakat mengalami perubahan, secara tidak
langsung system pendidikan juga mengalami perubahan.
Kita juga harus bisa melaksanakan system pendidikan dengan baik. Karena
dalam pendidikan memerlukan waktu yang sangat panjang dan sangat dipengaruhi
oleh banyak faktor yang tidak dapat terdeteksi secara dini.
Pendidikan dasar pada hakikatnya merupakan pendidikan yang memberikan
kesanggupan pada peserta didik bagi perkembangan kehidupanya baik untuk pribadi
maupun masyarakat. Oleh karena itu setiap warga negara harus diberi kesempatan
yang seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan dasar (wajib belajar 9 tahun).
Program pendidikan dasar dapat diberikan melalui pendidikan di sekolah termasuk
pendidkkan luar biasa dan atau pendidikan luar sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.amiwidya.com/2011/07/pendidikan-dan-perubahan-sosial.html
Ibrahim.1988.Inovasi Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi: Jakarta.