20
Disusun Oleh : Kelompok 7 Sri Wahyuni Tenti Nurhayati SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI Jl.LioBalandonganSirnagalih No.74 Kel.Citamiang Telp(0266)224566 KotaSukabumi 1439 H MAKALAH AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL Makalah Ini di Susun Untuk memenuhi Tugas kelompok Tafsir II Dosen Pembingbing : Bp. Cecep Hilman, S.Pd.I, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI€¦ · SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI Jl.LioBalandonganSirnagalih No.74 Kel.Citamiang Telp(0266)224566 ... himpunan kelompok manusia dimana

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Sri Wahyuni

Tenti Nurhayati

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI

Jl.LioBalandonganSirnagalih No.74 Kel.Citamiang Telp(0266)224566

KotaSukabumi 1439 H

MAKALAH

AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN

DAN PERUBAHAN SOSIAL Makalah Ini di Susun Untuk memenuhi

Tugas kelompok Tafsir II

Dosen Pembingbing :

Bp. Cecep Hilman, S.Pd.I, M.Pd.I

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah Robbul „Alamin,

yang atas perkenan dan limpahan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah

ini yang merupakan sarana untuk memperluas wawasan dan memperdalam ilmu

pengetahuan, khususnya dalam pengetahuan Ayat-ayat Al-qur‟an tentang pendidikan

dan perubahan sosial.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjunan alam,

hamba pilihan, pengemban risalah; Rasulullah saw. Para sahabat tabi‟in, Tabi‟at serta

pengikutnya sampai akhir zaman. Amin.

Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada dosen pembimbing,

semua rekan khususnya sahabat yang telah membantu tersusunnya makalah ini.

Tentunya kami sadari betul dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat

kekurangan dan kekeliruan baik dari isi, bahasa maupun penulisannya. Untuk itu

kami mohon maaf, petunjuk, serta bimbingannya dari berbagai pihak, khususnya

dosen pembimbing.

Sukabumi, Maret 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................... ........................................i

DAFTAR ISI........... ............................................................. .........................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................ ........................................1

B. Rumusan Masalah ............................................... ........................................2

C. Tujuan penulisan ................................................. ........................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Ayat al-qur‟an tentang

pendidikan......................................................................3

B. Ayat-ayat tentang perubahan

sosial.....................................................................9

C. Proses Perubahan

Sosial......................................................................................11

D. Karakteristik perubahan

sosial............................................................................13

E. Penyebab Perubahan

Sosial................................................................................14

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ........................................................... .........................................15

B. Saran ................................................................. .........................................16

DAFTAR

PUSTAKA..........................................................................................................17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki

keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan

sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Itu adalah suatu gambaran

yang terdapat dalam Al-qur‟an, dimana perubahan sosial bisa terjadi dalam

masyarakat salah satu faktor yang menentukan adalah masyarakat itu sendiri. Dan

untuk menciptakan perubahan yang sosial yang ada dalam masyarakat adalah dengan

pendidikan.

Dari uraian diatas, makanya penulis mencoba menguraikan makalah yang

berjudul “Ayat Al-Qur‟an tentang pendidikan dan perubahan sosial, yakni Surat al-

anfal ayat 53 dan Surat Muhammad ayat 38” pada mata kuliah tafsir saat ini.

Pendidikan merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk

perkembangan suatunegara. Untuk menghasilkan output yang berkualitas, tentunya

sistem pendidikan yang ada harus terkonsep dengan baik dan matang.

Pendidikan sebagai disiplin ilmu, memiliki lima komponen ilmu yang

membentuk pendidikan itu, yaitu kurikulum, konseling, administrasi, pengajaran, dan

penilaian.

Dengan kata lain bahwa pendidikan sendiri masih terdiri dari berbagai komponen

ilmu, yang juga masing-masing berasal dari cabang ilmu-ilmu yang lain.

Dengan demikian, proses pendidikan membutuhkan adanya konsep, berupa

materi pembelajaran sebagai acuan dalam proses pembelajaran. Untuk itu dalam

makalah ini, kami akan membahas terkait materi pembelajaran dengan menafsirkan

ayat-ayat yang berkaitan dengan hal tersebut.

Tekanan pada definisi perubahan adalah pada lembaga masyarakat sebagai

himpunan kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur masyarakat

lainnya. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang

mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur

geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan.

B. Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang masalah diatas dapat kita rumuskan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tafsiran Mufassirin dan penulis makalah tentang ayat-ayat yang

berkaitan dengan pendidikan dan perubahan sosial, yaitu Surat Al-Anfaal ayat 53 dan

Surat Muhammad ayat 38?

2. Bagaimana tafsir Q.S al-A‟raf ayat 204 terkait Materi Pendidikan?

3. Bagaimana tafsir Q.S al- Fath ayat 2 terkait Materi Pendidikan?

4. Bagaimana tafsir Q.S Shad ayat 29 terkait Materi Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan tafsiran Mufassirin dan penulis makalah tentang ayat-ayat yang

berkaitan dengan pendidikan dan perubahan sosial. yaitu Surat Al-Anfaal ayat 53 dan

Surat Muhammad ayat 38.

2. Untuk menjelaskan tafsir dari surat Q.S al-A‟raf ayat 204 terkait pendidikan

3. Untuk menjelaskan tafsiran dari Q.S al-Fath ayat 2

4. Untuk menjelaskan Q.S Shad ayat 29

BAB II

PEMBAHASAN

A. AYAT AL- QUR’AN TENTANG PENDIDIKAN

1. Q.S Al –A‟raf 204

تشح صتا ىعين أ عا ى فبست إرا قشا اىقشآ

Artinya: “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah ia dengan

tekun, dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.

‟Bersifat lebih khusus daripada As-sam‟u karena Al-Isma : اال ع ستب

(mendengarkan) dilakukan dengan niat dengan sengaja, yakni dengan mengarahkan

indera pendengaran kepada pembicaraan untuk memahaminya. Sedangkan As-sam‟u

(mendengar) bisa terjadi secara sengaja.

Diam untuk mendengarkan, sehingga tidak ada gangguan untuk : اال د صب

merekam segala yang dibacakan oleh para pakar bahasa dalam arti mendengarkan

sambil tidak berbicara, karena itu ayat ini diterjemahkan dengan perhatikan dengan

tenang. Perintah ini setelah sebelumnya ada perintah dengarkan ia dengan tekun,

menunjukkan bahwa mendengarkan dan memperhatikan Al-Qur‟an merupakan

sesuatu yang sangat penting. Namun demikian, memahami perintah tersebut bukan

berarti mengharuskan setiap yang mendengar ayat Al-Qur‟an harus benar-benar tekun

mendengarnya, jika demikian maksudnya tentu anda harus meninggalkan setiap

aktifitas bila ada yang membaca Al-Qur‟an. Sebab, tidak mungkin anda dapat tekun

mendengarkan dan memperhatikan jika perhatian anda tertuju kepada aktifitas lain.

Dari tafsiran diatas dapat kita analisis, bahwa dalam suatu proses

pembelajaran kita harus fokus terhadap apa yang akan kita pelajari.Materi

pembelajaran harus disusun dalam pokok-pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan,

yang mengandung ide-ide pokok sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran.

Kemudian ayat ini bagian dari apa yang diperintahkan kepada Nabi SAW

untuk beliau sampaikan karena itu ia dimulai dengan kata dan, yakni dan sampaikan

juga bahwa apabila dibacakan Al-Qur‟an maka dengarkan ia dengan tekun

bersungguh-sungguh, dan perhatikanlah dengan tenang tuntutan-tuntutannya agar

kamu mendapat rahmat dan barang siapa mendengarkan dan diam, maka dialah yang

lebih kuat untuk dapat memahami dan memikirkannya. Dan orang yang seperti itulah

yang paling patut diberi rahmat.

2. Q.S al-Fath 2

ىل ىيغفش ب الل تقذ جل ب ر ش تأخ يت ت ذيل عييل ع ي ب صشاطب ستقي

Artinya: “Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang

telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan

memimpin kamu kepada jalan yang lurus.” (QS. Al Fath : 2)”.

Surat yang mulia ini turun ketika Nabi SAW Pulang dari Hudaibiyah pada

bulan Dzulqa‟dah 6 H. Yaitu ketika beliau dihalangi oleh orang-orang musyrik

sehingga tidak sampai ke Masjidil Haram dan dihalangi dari menunaikan umrah.

Kemudian mereka cenderung mengadakan perdamaian dan agar pada tahun itu nabi

kembali saja, kemudian boleh datang lagi pada tahun depan. Maka, Rasulullah

memenuhi permintaan mereka, meski ada juga sebagian Sahabat yang tidak

menyukainya.

Ketika Rasulullah menyembelih binatang kurban di tempat dimana

beliautertahan, Allah pun menurunkan surat ini menyangkut hal ihwal beliau dan para

sahabat. Dan Allah menjadikan perdamaian ini sebagai pembukaan (kemenangan).

Kemudian, ada seorang Sahabat Rasulullah bertanya: “Apakah itu merupakan

kemenangan, ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Benar sekali. Demi Rabb yang

jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, ini benar-benar kemenangan.”

Kemenangan yang dimaksud disini adalah pemberian ampunan atas dosa-dosa

yang telah berlalu maupun yang akan datang yang diberikan kepada Rasulullah atas

kesabaran dan usaha beliau dalam menyebarkan dan memperjuangkan agama Islam

sehingga banyak orang yang masuk Islam, beriman, berjihad dan menyembah kepada

Allah.

Dengan kemenangan ini, Allah SWT menyempurnakan nikmat-nikmat yang

lain salah satunya dengan memenangkan agama Islam dari orang-orang kafir dan

menghinakan musuh-musuh Rasulullah serta menunjukkan jalan yang lurus

untukmeraih ridho-Nya.

Hal ini memberikan pelajaran kepada kita untuk mempersiapkan segala

sesuatu dengan matang. Begitu pula dalam proses pendidikan, sebuah pendidikan

akan menghasilkan output yang berkualitas jika didukung oleh kurikulum pendidikan

yang benar dan terarah.

Setiap kegiatan ilmiah memerlukan suatu perencanaan dan organisasi yang

dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian pula dalam pendidikan,

diperlukan adanya program yang terencana dan dapat menghantar proses pendidikan

sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses, pelaksanaan, sampai penilaian dalam

pendidikan lebih dikenal dengan istilah “kurikulum pendidikan”.

Tujuan dan sasaran pendidikan tidak mungkin akan tercapai kecuali materi

pendidikan yang tertuang pada kurikulum lembaga pendidikan terseleksi secara baik

dan tepat. Istilah “materi” pendidikan berarti mengorganisir bidang ilmu pengetahuan

yang membentuk basis aktivitas lembaga pendidikan, bidang-bidang ilmu

pengetahuan ini satu dengan lainnya dipisah-pisah namun merupakan satu kesatuan

utuh terpadu. Materi pendidikan harus mengacu kepada tujuan, bukan sebaliknya

tujuan mengarah kepada suatu materi, oleh karenanya materi pendidikan tidak boleh

berdiri sendiri terlepas dari kontrol tujuannya.

3. Q.S Shad ayat 29

ىيتزمش أى الىجبة جبسك ىيذثشا آيبت زىب إىيل متبة أ

Artinya: “Sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh berkah,

supaya mereka memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang

mempunyai pikiran yang cerah mendapat pelajaran.”

Penjelasan tentang hakikat diatas diuraikan Allah melalui para nabi dan kitab-

kitab-Nya antara lain yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu, ayat

diatas menegaskan bahwa: Al-Qur‟an yang engkau sampaikan, wahai Nabi

Muhammad, adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu. Ia penuh berkah

supaya merekayakni umat manusia seluruhnya, khususnya yang tidak percaya

memerhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran yang

cerah mendapat pelajaran.

Kata( اال ىت ة) al-albab adalah bentuk jamak dari ( ىت ) lubb, yaitu sari pati

sesuatu. Kacang misalnya memiliki kulit yang menutupi isinya. Isi kacang dinamai

lubb. Ulul Albab adalah orang-orang yang memiliki akal yang murni yang tidak

diselebungi oleh “kulit”, yakni kabut ide yang dapat melahirkan kerancuan dalam

berpikir. Yang merenungkan ayat-ayat Allah dan melaksanakannya diharapkan dapat

terhindar dari siksa, sedang yang menolaknya pasti ada kerancuan dalam cara

berpikirnya.

Kata ( ك س جب ) terambil dari kata (مخ ثش ) yang bermakna sesuatu yang mantap

juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam dan bersinambung kolam

dinamai birkah karena air yang ditampung dalam kolam itu menetap mantab

didalamnya, tidak tercecer kemana-mana. Keberkahan Illahi datang dari arah yang

sering kali tidak diduga atau dirasakan secara material dan tidak pula dapat dibatasi

atau diukur. Dan dari sini, segala penambahan yang tidak terukur oleh indera

dinamaiberkah. Demikian ar-Raghib al-Asfahani.

Tafsir surat diatas, menggambarkan arti pentingnya konsep pembelajaran

dalam suatu proses pembelajaran. Ketika dalam proses permbelajaran terkonsep

dengan baik, maka materi yang disampaikan akan mudah untuk dipahami. Sebab,

pembahasan materi yang disampaikan tidak melebar kemana-mana.

Dalam mengajarkan materi pembelajaran, seorang guru juga harus melihat

tujuan dari pengajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut juga harus mengacu pada

kurikulum yang telah ada. Kurikulum merupakan semua pelajaran baik teori maupun

praktek yang diberikan kepada peserta didik selama mengikuti suatu proses

pendidikan. Kurikulum dalam pengertian ini terbatas pada pemberian bekal

pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa untuk kepentingan mereka melanjutkan

pelajaran maupun terjun ke dunia kerja.

Materi pelajaran yang disampaikan kepada anak didik adalah:

1. Pendidikan ketauhidan,artinya anak harus dibimbing agar bertuhan kepada Allah

SWT.

2. Pendidikan akhlak, maksudnya anak didik tersebut harus memiliki akhlak

terpuji, baik kepada Allah atau kepada ciptaan-ciptaan-Nya.

3. Pendidikan amar ma‟ruf nahi mungkar, jadi anak didik harus bersifat

konstruktif bagi perbaikan kehidupan masyarakat.

4. Pendidikan kesabaran, artinya harus diupayakan agar anak didik memiliki

kesabaran dan keuletan dalam setiap aktifitasnya.

Namun hal tersebut cenderung berorientasi terhadap kehidupan akhirat saja,

agar materi pendidikan tersebut relevan terhadap perkembangan zaman, maka ada 6

komponen kurikulum yang berorientasi pada masa depan, yaitu memiliki akses

informasi, mampu berpikir kritis, mampu berkomunikasi efektif, memahami

lingkungan manusia, memahami individu dan masyarakat, serta meningkatkan

kompetensi pengetahuan, pendidikan, bertanggung jawab, dan peduli terhadap

kesejahteraan sosial.

B. AYAT – AYAT TENTANG PERUBAHAN SOSIAL

1. Q. S Al-Anfaal : 53

حتى ب عيى ق ع خ أ ع غيشا يل ى الل ىل ثأ ر يع عيي س الل أ فس ب ثأ يغيشا

Artinya: “ (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah

sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya

kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka

sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

2. Q.S Muhammad : 38

ب يج يجخو فئ يجخو ن ف فقا في سجيو الل ىت ؤالء تذع ت اىغي خو ب أ الل فس ع

ثبىن ال ينا أ ث ب غيشم ا يستجذه ق ى تت إ اىفقشاء ت أ

Artinya: “Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan

(hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang

kikir Sesungguhnya Dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. dan Allah-lah yang

Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan

jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain;

dan mereka tidak akan seperti kamu ini.”

PENJELASAN AYAT

Allah tidak menyerahkan manusia kepada hal-hal yang sepintas kilas, juga

tidak kepada kebetulan-kebetulan yang tidak ada patokannya. Semuanya diatur

dengan sunnah-Nya yang ditetapkan dengan qadar-Nya. Apa yang menimpa kaum

musyrikin pada waktu perang Badar adalah yang juga menimpa Fir‟aun dan orang-

orang yang sebelumnya.

Allah SWT telah memberikan nikmat-Nya kepada mereka, telah memberikan

rezeki dan karunia-Nya, telah meneguhkan kekuasaan untuk mereka di muka bumi

dan telah menjadikan mereka khalifahnya. Semua ini diberikan Allah kepada manusia

sebagai ujian dan cobaan dengan tujuan untuk menilai mereka apakah mereka mau

bersyukur atau malah kufur, ternyata mereka malah bertindak kufur dan tidak

bersyukur. Mereka berlaku sombong dan melampaui batas dengan nikmat yang

diberikan itu. Mereka terperdaya oleh nikmat dan kekuatan itu lantas menjadi

sewenang-wenang, melampaui batas, kafir dan durhaka. Ayat-ayat Allah pun

didatangkan kepada mereka tetapi mereka mengkufurinya.

Pada waktu itu berlakulah atas mereka sunnah Allah yang berlaku terhadap

orang-orang kafir sesudah sampai kepada mereka ayat-ayat-Nya, tetapi mereka

mangingkarinya. Pada waktu itu Allah mengubah nikmat itu dan menghukum mereka

dengan azab serta menghancurkan mereka.

Dalam tafsir al-Mishbah Surat Al anfal ayat 53

Apa yang dialami oleh orang-orang kafir itu penyebabnya dijelaskan oleh ayat

ini. Demikian kesimpulan hubungan yang dikemukakan oleh sekian pakar. Al-Biqo‟i

yang dikenal sebagai mufassir yang memberi perhatian yang sangat besar tentang

hubungan antar ayat dan surah Al Quran, menghubungkan ayat ini dengan ayat yang

lalu, melalui suatu pertanyaan yang dilukiskan muncul akibat uraian ayat-ayat yang

lalu. Yaitu kalau memang Allah mengetahui bahwa mereka pasti berdosa maka

mengapa Allah tidak segera saja mereka?, mengapa Allah memberi mereka peluang

untuk mengganggu orang-orang yang dekat kepadanya?

Nah, ayat ini menurut Al Biqa‟i menjawab pertanyaan itu yakni bahwa yang

demikian yakni siksaan baik menyangkut waktu, kadar maupun jenisnya ditetapkan

Allah berdasarkan perbuatan mereka mengubah diri mereka. Sebenarnya Allah dapat

menyiksa mereka berdasar pengetahuannya tentang isi hati mereka. Yakni sebelum

mereka melahirkannya dalam bentuk perbuatan yang nyata, tetapi Allah tidak

melakukan itu karena sunnah dan ketetapannya. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak

akan mengubah suatu nikmat sedikit atau besar yang telah dianugerahnya kepada

suatu kaum, tidak juga sebaliknya mengubah kesengsaraan yang dialami oleh suatu

kaum menjadi kebahagiaan hingga kaum itu sendiri terlebih dahulu mengubah apa

yang ada pada diri mereka sendiri, yakni untuk memperoleh nikmat tambahan mereka

harus lebih baik, sedangkan perolehan siksaan adalah akibat mengubah fitrah

kesucian mereka menjadi keburukan dan kedurhakaan dan sesungguhnya Allah Maha

mendengar apapun yang disuarakan mahkluk lagi maha mengetahui apapun sikap dan

tingkah laku mereka.

Kedua ayat tersebut berbicara tentang perubahan nikmat, menggunakan kata ب

“ma” sehingga mencakup perubahan apapun, yakni baik dari nikmat positif menuju

nikmat/murka illahi/negative maupun dari negative ke posotif.

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan di dalam kedua ayat diatas yaitu:

a) Ayat tersebut berbicara tentang perubahan sosial yang berlaku bagi

masyarakat yang lalu, masa kini, dan masa mendatang.

b) Keduanya berbicara tentang hukum-hukum kemasyarakatan, bukan

menyangkut orang perorang atau individu. Ini dipahami dari penggunaan kata

kaum/masyarakat pada kedua ayat tersebut.

C. PROSES PERUBAHAN SOSIAL DALAM ISLAM

Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam, tentu sangat memperhatikan

keadaan masyarakat. Hal ini terlihat dari bukti sejarah, bagaimana Nabi Muhammad

SAW membangun masyarakat Arab. Kemudian terus berkembang hingga Islam

tersebar ke seuruh penjuru dunia. Dan sudah barang tentu, Islam membangun

masyarakat melalui pendidikan. Karena proses pendidikan merupakan salah satu cara

yang efektif dalam membangun umat Untuk melakukan sebuah perubahan.

Dua hal yang perlu diperhatikan oleh manusia sebagai pelaku perubahan, yaitu:

1. Membangun kecerdasan dan memperluas wawasan

Manusia sebagai makhluk yang luar biasa mempunyai potensi yang luar biasa

besarnya sehingga dapat mendayagunakan alam dan sesama manusia dalam

rangka mebangun peradaban. Kemajuan suatu bangsa pada umumnya ditentukan

oleh bangsa itu dalam mendayagunakan sumber daya manusia melalui

pergumulannya mengembangkan ilmu pengetahuan. Maka sudah barang tentu di

dalam proses pendidikan manusia menempati sebagai subjek dan objek

pendidikan. Banyak indikasi di dalam al-Quran yang memerintahkan supaya

manusia, khususnya umat Islam bersikap cerdas dan selalu menambah wawasan

keilmuannya, di antaranya,

1.Allah memerintahkan manusia agar senntiasa berpikir dan menggunakan

pikirannya untuk memecahkan permasalahan-permasalahan hidup yang dihadapi.

Dan potensi untuk menambah wawasan tersebut sudah Allah sediakan untuk

manusia, seperi penglihatan, pendengaran dan perasaan.

الف الثصبس ع اىس جعو ىن شيئب ال تعي بتن أ ثط أخشجن الل تشنش ئذح ىعين

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,

penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl:

78)

2. Kedua, Allah SWT memberikan kebebasan untuk menuntut ilmu, Allah

telah melakukan liberalisasi dalam bidang ilmu. Semua manusia (khususnya

muslim) baik laki-laki maupun perempuan diwajibkan mencari ilmu kepada siapa

saja, kapan saja dan di mana saja. Kemudian orang-orang yang sudah

mendapatkan ilmu diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyebarkan ilmu

tersebut serta tidak menyembunyikannya. Hal ini dimaksudkan untuk kemaslahan

umat manusia.

ؤالء إ بء جئي ثأس لئنخ فقبه أ عيى اى عشض ب ث بء مي الس آد عي صبدقي ت م

Artinya : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu

berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu

mamang benar orang-orang yang benar!"

D. Karakteristik Perubahan Sosial

1. Otonomi Masyarakat

Sebagaimana manusia-manusia pembentuknya yang mempunyai otonomi

dalam berkehendak dan bertindak, masyarakatpun diberi otonomi oleh Allah

untuk menjalani proses sosial sebagai konsekuensi hidup bersama.

2. Dinamika/Pertumbuhan Masyarakat

Di antara masyarakat dan individu terjadi proses dialektika.

(apa yang dialami atau dilakukan oleh individu, akan mempengaruhi dan

membentuk karakteristik masyarakat. Namun terjadi pula hal sebaliknya, yaitu

masyarakatpun mempengaruhi individu).

3. Tujuan Perubahan Sosial

Kehidupan masyarakat tak lepas dari prinsip-prinsip nilai dan norma .

Masyarakat tidak dibiarkan menjalani proses tanpa tujuan, tetapi diarahkan

untuk menuju kondisi ideal yang dicita-citakan. Masyarakat ideal adalah

masyarakat yang anggota-anggotanya saling mencintai (tahabub), saling

menasehati (tawashi dan tanahi), memiliki rasa persaudaraan (ta‟akhiy),

bekerja sama (ta‟awun), saling mengajar (ta‟alum), percampuran (tazawuj),

saling menghibur (tawasi), dan saling menemani (tashaduq dan ta‟anus).

E. Penyebab perubahan sosial

1. Faktor dari dalam masyarakat sendiri antara lain bertambah atau

berkurangnya jumlah penduduk, penemuan baru, pertentangan dalam

masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi.

2. Faktor dari luar masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar, peperangan,

dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan dan perubahan sosial merupakan dua hal yang tidak bisa

dipisahkan dan sangat berkaitan antara satu dengan yang lain. Pendidikan sebagai

lembaga yang dapat dijadikan sebagai agen perubahansosial dan sekaligus

menentukan arah perubahan sosial yang disebut dengan pembangunan masyarakat.

Sedangkan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dirancang sesuai

dengan arah perubahan, tetapi perubahan juga terjadi setiap saat tanpa dirancang

karena pengaruh budaya dari luar.

Pendidikan adalah upaya yang sadar dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan individu agar dapat menentukan kehidupan secara mandiri. Pendidikan

didefinisikan oleh siapapun menurut aliran maupun dapat dianalisis berdasarkan suatu

system. Analisis terhadap system pendidikan dapat dilakukan dari input, output dan

outcome, dimana input sangat menentukan proses pendidikan dan proses akan

menentukan output pendidikan. Outcome berpengaruh terhadap perubahan social

yang terjadi

Pendidikan dilaksanankan melalui tiga jalur, yaitu pendidikan formal,

pendidikan non formal dan pendidikan informal dimana ketiga jalur tersebut saling

melengkapi dan memperkaya.Pendidikan sebagai suatu proses yang dapat akan

mengubah perilaku individu dalam konteks perubahan social akan mempunyai

dampak terjadinya perubahan baik pada tingakt individu sebagai agen maupun tingkat

kelembagaan yang maympu mengubah struktur social yang ada dalam masyarakat.

Kajian terhadap perubahan social yang ditimbulkan oleh proses pendidikan baik

pemdidikan formal maupun non formal dapat dianalisis berdasarkan kacamata teori

sosiologi secara timbal balik.

Pendidikan dapat menimbulkan perubahan dalam masyarakat dan sebaliknya

jika masyarakat mengalami perubahan, secara tidak langsung sistem pendidikan juga

mengalami perubahan. Perubahan sosial dan pendidikan saling mempengaruhi satu

sama lain yang pada akhirnya masyarakat yang akan mengontrolnya,meyempurnakan

dan menolaknya agar keseimbangan yang ada tetap terjaga. Perspektif pendidikan

dalam perubahan sosial harus dipekirkan sungguh-sungguh kerena pendidikan ke

depan akan menjadi perancang dalam perubahan sistem sosial yang tertata di

masyarakat saat ini.

B. Saran

Kita harus mempunyai kesadaran bahwa pendidikan dan perubahan social

memiliki kaitan yang sangat kuat. Pendidikan dapat menimbulkan perubahan dalam

masyarakat dan sebaliknya, jika masyarakat mengalami perubahan, secara tidak

langsung system pendidikan juga mengalami perubahan.

Kita juga harus bisa melaksanakan system pendidikan dengan baik. Karena

dalam pendidikan memerlukan waktu yang sangat panjang dan sangat dipengaruhi

oleh banyak faktor yang tidak dapat terdeteksi secara dini.

Pendidikan dasar pada hakikatnya merupakan pendidikan yang memberikan

kesanggupan pada peserta didik bagi perkembangan kehidupanya baik untuk pribadi

maupun masyarakat. Oleh karena itu setiap warga negara harus diberi kesempatan

yang seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan dasar (wajib belajar 9 tahun).

Program pendidikan dasar dapat diberikan melalui pendidikan di sekolah termasuk

pendidkkan luar biasa dan atau pendidikan luar sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.amiwidya.com/2011/07/pendidikan-dan-perubahan-sosial.html

Ibrahim.1988.Inovasi Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi: Jakarta.