166
SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Yuris Prudisia Herti Dwi Arningrum NIM. 15406244020 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2019 i

library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

  • Upload
    others

  • View
    44

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

Yuris Prudisia Herti Dwi Arningrum

NIM. 15406244020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019

i

Page 2: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas
Page 3: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas
Page 4: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA

HADININGRAT 2010-2018 Oleh:

Yuris Prudisia Herti Dwi Arningrum

15406244020

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang sekolah abdi dalem yang dilaksanakan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada tahun 2010-2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Konsep pendidikan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I-IX; (2) Sistem pendidikan Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat; (3) Implementasi Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Penelitian ini menggunakan penelitian historis menurut Kuntowijoyo yang terdiri dari 5 tahap. Pertama, pemilihan topik yang berdasarkan kedekatan emosional dan intelektual. Kedua, mencari dan mengumpulkan sumber yang sesuai dengan tema penelitian. Tahap ini disebut sebagai heuristik. Ketiga, kritik sumber yang terdiri dari kritik eksternal dan kritik internal. Keempat, interpretasi yaitu upaya penafsiran sumber sejarah. Terakhir, historiografi atau penulisan hasil penafsiran dari sumber sejarah dalam bentuk karya ilmiah.

Hasil dari penelitian ini ialah (1) Konsep pendidikan asli Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat selama masa Sri Sultan Hamengku Buwono I-IX yang

terdiri dari pendidikan yang dikelola oleh karaton (formal dan non formal) dan pendidikan dikelola oleh masyarakat (2) Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem menerapkan

sistem pendidikan Karaton. Kurikulum di sekolah ini meliputi mata pelajaran bahasa (Bagongan, Daerah/Jawa), membaca aksara Jawa, menyanyi tembang (lagu jawa), menulis aksara jawa, sejarah, filsafat, etika (tata cara berpakaian, bertata krama, dan

cara berjalan), keagamaan, aturan-aturan untuk abdi dalem, dan berbagai upacara adat, tradisi di karaton. Penerimaan murid untuk Sekolah Pawiyatan adalah para abdi

dalem yang ingin menjadi abdi dalem atau abdi dalem yang sebelumnya belum mendapat pawiyatan. Guru-guru yang mengajar terdiri dari para abdi dalem dan

keluarga raja. (3) Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dibentuk pada 15 Oktober 2010. Sekolah ini menerapkan dan melanjutkan model pendidikan semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I agar tetap

menjaga dan melestarikan budaya Jawa sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal DIY yakni filosofi hamemayu hayuning bawana, dan ajaran moral sawiji, greget, sengguh,

ora mingkuh serta semangat golong-gilig bagi semua orang, termasuk para abdi dalem agar menjadi agen pelestari budaya.

Kata kunci: Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

iv

Page 5: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas
Page 6: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, skripsi ini ku persembahkan kepada

Keluargaku yang senantiasa menyayangi, mendidik, dan mendoakan setiap saat

Serta

Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta dan segenap sahabatku

vi

Page 7: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

MOTTO

Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.

(Q.S. Al-Insyirah : 5)

Semakin aku banyak membaca, semakin aku banyak berpikir, semakin aku

banyak belajar, semakin aku sadar bahwa aku tak mengetahui apapun.

(Voltaire)

Menjalani hidup disertai dengan doa, usaha, dan pantang menyerah. Jadikan masa

lalumu lebih bermakna, sedangkan masa depanmu jadikanlah sumber kekuatan.

(Penulis)

vii

Page 8: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sekolah

Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningat 2010-2018”. Shalawat

serta salam penulis panjatkan kepada junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad

SAW serta sahabat-sahabatnya. Tugas Akhir Skripsi ini penulis susun untuk diajukan

kepada Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Yogyakarta untuk memenuhi persyaratan Dalam penulisan skripsi ini, tentunya

banyak pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu dalam

kesempatan ini penulis berkenan menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd selaku rektor Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Yogyakarta.

3. Dr. Dyah Kumalasari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

FIS, UNY sekaligus merangkap sebagai dosen pembimbing akademik.

4. Saefur Rochmat, S.Pd., M.IR., Ph.D sebagai dosen pembimbing skripsi.

Terimakasih atas segala bimbingan dan arahannya.

5. Segenap dosen dan staf Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah

membantu selama proses perkuliahan .

6. H. Romo Tirun Marwito, S.H (K.R.T. H Jatiningrat, S.H) dan Romo K.R.T

Rintaiswara yang telah meluangkan waktu menjadi narasumber dalam

penulisan skripsi.

viii

Page 9: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

7. Tepas Parentah Hageng, Tepas Dwarapura,Tepas Tandha Yekti, KHP. Widya

Budaya (Perpustakaan), Tepas Pariwisata, dan Tepas Security Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat yang telah memberikan izin dan menyediakan

data-data untuk keperluan melakukan wawancara dan kunjungan.

8. Romo Riya Rahardjo Guritno, Romo Yudomanggolo (Mas Penewu

Yudomanggolo), dan Romo Yudoharnowo (Bekel Sepuh Yudoharnowo), dan

Romo Yudoparminto yang telah meluangkan waktu menjadi narasumber

dalam penulisan skripsi dan membantu data-data untuk keperluan melakukan

wawancara, kunjungan, dan dokumentasi.

9. Para Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta yang telah bersedia

membantu, memberikan dukungan, dan doa atas kelancaran skripsi.

10. Orang tua (Bapak Hermanudin dan Ibu Ardianti) serta kakakku (Herdy Yudha

Perdana). Terima kasih atas limpahan doa yang telah diberikan, merawat,

mendidikku dengan penuh kesabaran, dan telah mengajarkanku cara

bersyukur.

11. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi dan dukungan sehingga

Tugas Akhir Skripsi ini dapat terselesaikan, terima kasih kepada Roida,

Yuhana, Siti, Devi, Ani, Ananda Kurniastuti, Sanggita, Wiji Astuti, Dyah

Rosa, Afni, Evita, Jatu, Fatkhi, Yeti, Faiz, dan Andri yang telah memberikan

semangat selama masa perkuliahan.

12. Teman-teman Pendidikan Sejarah 2015 yang telah bersama-sama melalui

masa pendidikan di kampus UNY.

ix

Page 10: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

x

Page 11: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... iii

ABSTRAK ......................................................................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... viii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... xi

DAFTAR ISTILAH ....................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xvi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... .1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 7

E. Kajian Pustaka ....................................................................................................... 8

F. Historiografi yang Relevan ............................................................................... 12

G. Metode dan Pendekatan Penelitian ................................................................. 15

1. Metode penelitian ........................................................................................... 15

2. Pendekatan Penelitian .................................................................................... 23

H. Sistematika Pembahasan ................................................................................... 26

xi

Page 12: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

BAB II. KONSEP PENDIDIKAN DI KARATON NGAYOGYAKARTA

HADININGRAT ........................................................................................................... 28

A. Pendidikan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dari masa Sri Sultan Hamengku Buwono I-IX .................................................................................... 29

1. Pendidikan Dikelola Karaton ....................................................................... 29

2. Pendidikan Dikelola Masyarakat ................................................................ 36

B. Sekolah-sekolah Asli Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat ..................... 40

1. Sekolah Tamanan ............................................................................................ 42

2. Sekolah Habirandha ....................................................................................... 45

3. Sekolah Macapat ............................................................................................. 46

BAB III. SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM

KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT ..................................... 48

A. Pawiyatan Abdi Dalem ...................................................................................... 50

1. Guru ................................................................................................................... 51

2. Materi Pembelajaran ...................................................................................... 53

3. Kegiatan Pembelajaran .................................................................................. 65

4. Murid ................................................................................................................. 70

5. Fasilitas Pembelajaran ................................................................................... 72

B. Pawiyatan Aksara Jawa ..................................................................................... 76

1. Guru ................................................................................................................... 75

2. Materi Pembelajaran ...................................................................................... 77

3. Kegiatan Pembelajaran .................................................................................. 78

4. Murid ................................................................................................................. 82

5. Fasilitas Pembelajaran ................................................................................... 82

BAB IV. IMPLEMENTASI SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM

KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT ..................................... 84

A. Pendidikan Pawiyatan Abdi Dalem .................................................................. 84

B. Penerapan Model Pendidikan HB I ................................................................... 94

1. Mata Pelajaran ................................................................................................. 94

2. Murid ................................................................................................................. 96

3. Guru ................................................................................................................... 97

4. Prasarana ........................................................................................................... 97

xii

Page 13: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

BAB V. KESIMPULAN............................................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 107

LAMPIRAN .................................................................................................................. 115

xiii

Page 14: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

DAFTAR ISTILAH

Pamucalan = Berasal dari kata mucal (dalam bahasa jawa) artinya

pembelajaran

Sekar = Tembang; nyanyian (lagu)

Tradisi Lisan = salah satu jenis warisan kebudayaan masyarakat setempat

yang proses pewarisannya dilakukan secara lisan.

Hamemayu = Menjaga perdamaian dunia

Hayuning Bawana

Golong Gilig = Ajaran Sri Sultan Hamengku Buwono I bahwa perlu

adanya persatuan kesatuan antara rakyat (kawula) dengan

pemimpinnya

Caos/rondha = Menjaga rumah raja atau bangsawan

Jumenengan = Upacara penobatan raja atau ratu

Sangkan Paraning = Asal dan tujuan kehidupan manusia di dalam jagad ramai

Dumadi (dunia yang penuh dengan persoalan)

Watak Satriya = Membentuk watak prajurit

Greget = Semangat

Sengguh = Mempunyai jati diri

Nyawiji = Dekat dengan Allah SWT atau Tuhan Yang Maha Esa

secara vertikal dan selalu menyatu dengan lingkungannya

secara horizontal.

Ora Mingkuh = Tidak melepaskan tanggung jawab

Tata Rakiting = Serangkaian konsep terkait tata ruang, bangunan, ragam

Wewangunan hias, tanaman, fungsi dan kegunaan ruang atau bangunan

xiv

Page 15: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Daftar Guru di Pawiyatan Abdi Dalem Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat ................................................................... 51

xv

Page 16: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Kartu Abdi Dalem ................................................................................... 116

Lampiran 2. Pengunduran Abdi Dalem . ................................................................... 117

Lampiran 3. Pengangkatan Abdi Dalem. ................................................................... 119

Lampiran 4. Pemberhentian Abdi Dalem .................................................................. 120

Lampiran 5. Kegiatan Pembelajaran Pawiyatan Abdi Dalem............................... 121

Lampiran 6. Serat Kekancingan Abdi Dalem ........................................................... 122

Lampiran 7. Partisara Pawiyatan Abdi Dalem ......................................................... 123

Lampiran 8. Bangsal Kasatriyan .................................................................................. 124

Lampiran 9. Gedung Pembelajaran Pawiyatan Aksara Jawa ................................. 125

Lampiran 10. Kegiatan Pembelajaran Aksara Jawa.................................................. 126

Lampiran 11. Presensi Kehadiran Pawiyatan Aksara Jawa .................................... 127

Lampiran 12. Latihan Soal Pawiyatan Aksara Jawa ................................................. 128

Lampiran 13. Penilaian Pawiyatan Aksara Jawa ....................................................... 129

Lampiran 14. Ujian Peserta Pawiyatan Aksara Jawa ............................................... 130

Lampiran 15. Partisara Pawiyatan Aksara Jawa ........................................................ 131

Lampiran 16. Tata Urutan Pembelajaran Pawiyatan Aksara Jawa ........................ 132

Lampiran 17. Gaji Abdi Dalem . ................................................................................... 133

Lampiran 18. Kendali Wawancara I ............................................................................. 137

Lampiran 19. Transkrip Wawancara I ......................................................................... 138

Lampiran 20. Kendali Wawancara II ........................................................................... 140

Lampiran 21. Transkrip Wawancara II ........................................................................ 141

Lampiran 22. Kendali Wawancara III .......................................................................... 143

xvi

Page 17: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

Lampiran 23. Transkrip Wawancara III ...................................................................... 144

Lampiran 24. Kendali Wawancara IV ......................................................................... 146

Lampiran 25. Transkrip Wawancara IV ...................................................................... 147

Lampiran 26. Wawancara Romo Tirun ....................................................................... 148

Lampiran 27. Wawancara dengan Abdi Dalem ......................................................... 149

xvi

Page 18: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

DAFTAR SINGKATAN

M. B

M.P

K.R.T

KTA

K.M.T

SK

K.G.P.A.A

= Mas Bekel

= Mas Penewu

= Kangjeng Raden Tumenggung

= Kartu Tanda Abdi Dalem

= Kangjeng Mas Tumenggung

= Serat Kekancingan

= Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo

.

xviii

Page 19: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat terbentuk pada tahun 1755 atas

dasar perjanjian Giyanti.1 Sejak pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I,

Karaton Kasultanan Yogyakarta mengembangkan sistem pendidikan yang berlaku

di istana. Semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I mengajarkan pendidikan yang

menyangkut ajaran budaya (Persatuan Kesatuan yang Golong-Gilig, Falsafah

Hamemayu Hayuning Bawana, dan watak satriya). Pengajaran yang menyangkut

budaya ini sebagai dasar filosofis pendidikan di karaton.

Lembaga pendidikan yang didirikan pada tahun 1757 Masehi disebut

dengan Sekolah Tamanan.2 Sekolah ini sudah memiliki kurikulum pendidikan

yang baik demi mewujudkan anak-anak bangsa yang berpendidikan, terampil,

berjati diri yang tangguh, berkepribadian, dan berbudaya tinggi. Sekolah ini

diselenggarakan di dalam lingkup karaton. Sekolah ini didirikan juga dapat

digunakan untuk mengisi jabatan dalam pemerintahan di karaton sesuai

dengan kebutuhan masyarakat karena pada masa tersebut karaton sekaligus

sebagai pusat pengajaran.

1HM. Nasruddin Anshoriy, Ch dan GKR Pembayun, Pendidikan Berwawasan

Kebangsaan Kesadaran Ilmiah Berbasis Multikulturalisme, (Yogyakarta: LKis, 2008) hlm. 10.

2 Anonim, Kota Jogjakarta 200 Tahun 7 Oktober 1756-7 Oktober 1956,

(Yogyakarta: Panitya Peringatan Kota Jogjakarta, 1956) hlm. 65.

1

Page 20: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

2

Sekolah Tamanan hanya bertahan pada tahun 1830 sampai akhir tahun

1900.3 Sekolah ini belum diketahui secara pasti penyebab lembaga pendidikan

yang berkualitas dalam mendidik para anak bangsa tersebut lambat laun surut

dan hilang semasa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Dengan demikian,

sistem pendidikan sejak zaman Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai dengan

Sri Sultan Hamengku Buwono VIII menunjukkan bahwa pendidikan dan

pembentukan jiwa sangat diutamakan. Lain halnya pada masa Hamengku

Buwono IX mengedepankan pendidikan dengan cara melestarikan bahasa

Jawa. Sebagai buktinya, beliau memerintahkan agar nama-nama toko yang

berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Jawa. 4

Sri Sultan Hamengku Buwono X ingin menyelenggarakan pendidikan

khusus di dalam Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Adanya upaya-upaya

untuk memberdayakan dan membangkitkan kesadaran bagi masyarakat

khususnya yang ikut andil dalam tata pemerintahan di Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat sebagai abdi dalem akan pentingnya pendidikan. Pendidikan yang

sebelumnya menjadi hak istimewa bagi para priyayi dan bangsawan, mulai

diperluas untuk masyarakat pribumi yang lain. Dengan demikian, Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat harus menjadi sebuah lembaga bersama baik hal

yang hidup dan ada di dalamnya secara keseluruhan.

Bidang pendidikan pada umumnya, dalam membaca dan menulis (huruf

latin) masih kurang pandai sehingga sebagian besar masyarakat masih buta

3 Ibid., hlm. 66.

4 Jatiningrat, Pawiyatan, (Yogyakarta: Tepas Banjarwilapa, 2014), hlm. 10.

Page 21: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

3

huruf. Sedangkan jenjang pendidikan formal hanya terbuka bagi kaum

bangsawan dan priyayi.5 Masyarakat pribumi tidak mendapatkan hak serta

kesempatan yang sama seperti mereka dalam bidang pendidikan. Oleh karena

itulah, semasa Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyelenggarakan kembali

pendidikan di dalam karaton Ngayogyakatra Hadiningrat dimana model

pembelajaran yang diajarkan sebagian besar sama halnya dengan sekolah

semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Sri Sultan Hamengku Buwono X menyelenggarakan pendidikan ini

diperuntukkan bagi para abdi dalem di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

guna membentuk seseorang pemimpin, yang mana kepemimpinan sebagai

pribadi dan kepemimpinan dalam kelembagaan. Abdi dalem yang terdiri dari

sanak keluargapun juga diharapkan agar dapat memahami mengenai budaya

dalam artian menjadi contoh dimana dia tinggal sebagai figur ksatria.

Sehingga, pendidikan ini sebagai proses yang berkelanjutan bagi seseorang

yang telah menempuh pendidikan dan berguna bagi semasa hidupnya.

Abdi dalem merupakan abdi budaya. Abdi budaya adalah orang yang bisa

dan mampu memberi contoh di manapun ia tinggal.6 Abdi Dalem harus bisa

menjadi contoh kehidupan di masyarakat, bertindak berdasarkan unggah-

ungguh dan paham akan tata krama. Abdi Dalem bertugas sebagai pelaksana

operasional di setiap organisasi yang dibentuk oleh Sultan. Para

5Eka Yuli Prasetya, Kehidupan dan Pendidikan Belanda Kaum Priyayi Jawa Abad XX, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma,2009), hlm. 3.

6 Wawancara K.R.T. H. Jatiningrat, S.H, 28 November 2018.

Page 22: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

4

abdi dalem menjalankan tugas dan perannya masing-masing. Setiap abdi dalem

mendapatkan Kartu Abdi Dalem (KTA).7 Keberadaan para abdi dalem ini

sangat penting dalam menangani urusan di Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat.

Sri Sultan Hamengku Buwono X ingin menyelenggarakan kembali model

pendidikan semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I. Pendidikan ini

diperuntukkan bagi para abdi dalem punakawan dan kaprajan. Sejak setelah

perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Maret 1755 (29 Jumadilawal 1680 TJ),

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat membutuhkan aparatur negara yang baik

dari golongan sipil maupun militer.8 Untuk itu, di Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat sampai sekarang membutuhkan abdi dalem untuk mengisi roda

pemerintahan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Penelitian sejarah dibatasi oleh batasan spasial dan temporal (tempat dan

waktu). Berdasarkan tema yang diambil, batasan spasial adalah Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat dan batasan temporalnya pada tahun 2010-2018.

Batasan waktu ini masih masuk dalam masa kepemimpinan Sri Sultan

Hamengku Buwono X. Periodisasi dalam penelitian ini menggunakan waktu

antara tahun 2010-2018. Tahun 2010 diambil sebagai awal penelitian karena

7 Lihat lampiran 1, hal. 116.

8Tepas Tanda Yekti, Tugas dan Fungsi Abdi Dalem, (http://kratonjogja.id/abdi-

dalem/3/tugas-dan-fungsi-abdi-dalem. diakses 23 Juni 2017).

Page 23: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

5

pendidikan abdi dalem pertama kali diadakan pada saat bersamaan dengan

pisowanan.9 Pisowanan ini dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2010.

Pendidikan pawiyatan perdana dilaksanakan di Bangsal Kasatriyan

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada hari Kamis, 30 Oktober 2010.10

Pendidikan ini ditujukan oleh para abdi dalem untuk menambah wawasan dan

pengetahuan. Selanjutnya, tahun 2018 digunakan sebagai batas akhir penelitian

karena tahun 2018 merupakan batas akhir penulis dalam mengambil data

penelitian dan observasi mengenai Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem. Selain itu,

pada tahun 2018 telah banyak arsip-arsip yang telah dikumpulkan berkaitan

dengan pelaksanan pembelajaran.

Sri Sultan Hamengku Buwono X ingin menghidupkan kembali model

pendidikan tahun 1757. Model pendidikan tahun 1757 semasa Sri Sultan

Hamengku Buwono I kini diterapkan kembali semasa Sri Sultan Hamengku

Buwono X. Penerapan model pendidikan ini membuat penulis tertarik dalam

melakukan penelitian ini. Model pendidikan yang bersifat holistik terkait dengan

bahasa yang digunakan sampai dengan materi yang diajarkan mempunyai

keberlanjutan. Penulis juga ingin mengkaji lebih dalam terkait dengan penggunaan

bahasa jawa khusus yang digunakan oleh para abdi dalem, dan ingin

9 Pisowanan berasal dari kata “sowan” yang artinya ketemu atau bersatunya rakyat

dan sultan atau raja dengan Tuhan, Tuhan dengan umat-Nya. Lihat: Agung Mustifaris

Nugroho, dkk, “Makna Pisowanan Agung di Yogyakarta Tahun 1998-2008”, AVATARA, volume 6 No. 4, tahun 2018, hal. 2.

10 Arif Wibowo, Sekolah Abdi Dalem, Tersedia pada (https://store.tempo.co.id.

Diakses 16 Oktober 2018).

Page 24: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

6

melestarikan budaya Jawa yang berkembang sampai saat ini (nguri-uri budaya

Jawa).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, dapat

dirumuskan beberapa masalah yaitu:

1. Bagaimana konsep pendidikan asli yang diselenggarakan oleh Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I-IX?

2. Bagaimana sistem pendidikan Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat 2010-2018?

3. Bagaimana implementasi Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat 2010-2018?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian kali ini memiliki dua tujuan yang terdiri dari tujuan umum dan

tujuan khusus. Pemaparan lebih lanjut masalah yang tertulis sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

a. Mengembangkan kemampuan berfikir yang kritis, logis, dan analitis

dalam mengkaji suatu peristiwa.

b. Menerapkan metodologi dalam penelitian sejarah untuk mengkaji suatu

peristiwa yang telah dipelajari selama proses perkuliahan.

c. Memperoleh pengetahuan tentang adanya Sekolah Pawiyatan Abdi

Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Page 25: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

7

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan gambaran tentang konsep pendidikan asli yang

diselenggarakan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dari masa Sri

Sultan Hamengku Buwono I-IX.

b. Mengetahui sistem pendidikan Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat.

c. Mengetahui implementasi di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

a. Melalui tugas akhir dapat memberikan pengalaman bagi penulis

mengenai sejarah pendidikan yang berbasis budaya di Yogyakarta.

b. Memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai sejarah lokal di Yogyakarta.

c. Dapat mengaplikasikan penelitian sejarah menggunakan pendekatan

ilmu sosial melalui tugas akhir.

2. Bagi Pembaca

a. Setelah membaca skripsi ini diharapkan dapat mengetahui sejarah

tentang pendidikan di Yogyakarta, khususnya pendidikan bagi abdi

dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

b. Memahami tentang pentingnya pengetahuan terhadap sejarah adanya

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogykarta Hadiningrat.

Page 26: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

8

c. Pembaca diharapkan dapat memberikan penilaian secara kritis dan

analisis tentang tulisan yang sudah disusun penulis.

E. Kajian Pustaka

Penulisan sejarah merupakan bentuk dan proses pengkisahan atas

peristiwa-peristiwa manusia yang telah menjadi peristiwa masa lampau.11

Penulisan sejarah memerlukan kajian pustaka maupun kajian teori untuk

memperkuat makna peristiwa-peristiwa masa lampau dan mendekati suatu

peristiwa yang terjadi sebelumnya dalam berbagai aspek kehidupan. Kajian

Pustaka merupakan telaah terhadap pustaka atau literatur yang menjadi

landasan pemikiran dalam penelitian.12

Penelitian sejarah mengacu pada sumber-sumber sejarah yang ada baik itu

sumber primer maupun sumber sekunder. Namun untuk mendapatkan satu

pemahaman awal untuk bekerja dengan sumber-sumber sejarah ada baiknya

memperhatikan kajian pustaka. Kepustakaan terdiri dari buku-buku yang sebagian

besar merupakan acuan yaitu karya tulis yang digunakan untuk mencari hal-hal

yang perlu diketahui dan dicatat. 13

Buku-buku yang digunakan harus relevan

dengan permasalahan yang dikaji penulis mengenai “Sekolah Pawiyatan

11 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm.19.

12 Ririn Darini, Pedoman Penulisan Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), hlm. 2.

13 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Jakarta: Depdikbud, 1996), hlm. 21.

Page 27: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

9

Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat (2010-2018) ini

menggunakan beberapa buku yang dijadikan kajian pustaka.

Pendidikan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat terdiri dari berbagai

macam yang akan dibahas menggunakan beberapa buku. Penulis menggunakan

buku yang berjudul Meneguhkan Identitas Budaya Sejarah Pendidikan di

Yogyakarta yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa

Yogyakarta. Isi buku ini memaparkan tentang awal mula pendidikan di karaton

dan macam-macam sekolah, khususnya sekolah karaton. Buku pendukung lainnya

menggunakan buku yang berjudul Kota Jogjakarta 200 tahun 7 Oktober 1756-7

Oktober 1956 yang diterbitkan oleh Panitya Peringatan Kota Yogyakarta Ke 200

Tahun. Buku ini mengulas sejarah pendidikan di Yogyakarta, sekolah-sekolah di

Yogyakarta yang menjadi cikal bakal adanya sekolah pawiyatan.

Pembahasan mengenai pendidikan yang dikelola oleh masyarakat

Yogyakarta menggunakan beberapa buku. Buku pertama adalah buku

Dinamika Kampung Kota Prawirotaman Dalam Perspektif Sejarah dan

Budaya yang diterbitkan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah

Istimewa Yogyakarta. Pada buku ini dibahas mengenai asal usul kampung

terkait dengan para abdi dalem. Buku ini memaparkan tentang adanya nama

kampung abdi dalem berdasarkan keahlian dan profesi abdi dalem. Pendidikan

yang dikelola oleh masyarakat ini menjadi bahasan tambahan bahwa sebelum

adanya sekolah terdapat keahlian-keahlian abdi dalem yang dimliki.

Buku lain yang digunakan sebagai pendukung untuk menjelaskan

pendidikan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah terletak pada saluran

Page 28: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

10

masuknya ke Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Buku yang menjadi

referensi adalah buku yang berjudul Budaya dan Masyarakat. Buku ini

diterbitkan oleh PT Tiara Wacana Yogya. Buku ini membahas mengenai

beberapa macam pendidikan humaniora yang masuk ke karaton untuk para

keluarga istana sendiri, namun dalam perkembangannya juga dapat diberikan

untuk para abdi dalem. Buku ini juga menjelaskan mengenai pengaruh

pendidikan humaniora bagi para abdi dalem dan masyarakat umum.

Buku selanjutnya adalah Menjadi Jogja Memahami Jati Diri dan

Transformasi Yogyakarta yang diterbitkan oleh Panitia HUT ke-250 Kota

Yogyakarta Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Pusat

Studi Kebudayaan UGM. Buku ini menjelaskan gambaran awal pendidikan

dan sebelum adanya pengaruh Belanda dalam sistem pendidikan yang

dijalankan. Buku ini juga menjelaskan bagaimana keadaan pemerintah kolonial

Belanda hidup di zaman konservatif. Buku-buku ini juga peneliti gunakan

untuk rumusan masalah pertama.

Buku lain yang digunakan adalah buku yang berjudul Monarki Yogya

Inkonstitusional yang diterbitkan oleh Araska. Buku ini mengulas tentang

kapan pembentukan Sekolah Abdi Dalem, pembelajaran-pembelajaran yang

dapat dipelajari di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem, dan manfaat adanya

Pawiyatan Abdi Dalem tersebut. Kekurangan buku ini diantaranya tidak

membahas proses pembelajarannya secara detail dan hanya memaparkan

tentang penjelasan Sekolah Abdi Dalem secara singkat, oleh sebab itu penulis

masih membutuhkan sumber pendukung lain.

Page 29: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

11

Buku pendukung lain yang digunakan adalah Layang Aksara Jawa Jilid I,

II, dan III yang diterbitkan oleh PT. Pradnya Paramita Jakarta. Buku ini

mengulas tentang materi yang diajarkan di Sekolah Pawiyatan khusus

mempelajari aksara jawa, di dalamnya terdapat bacaan huruf aksara Jawa yang

disusun secara sistematis berdasarkan tingkat kesulitannya. Buku Selanjutnya

adalah Pedoman Penulisan Aksara Jawa yang diterbitkan oleh Yayasan

Pustaka Nusatama. Buku ini mengulas tentang tata cara penggunaan tanda baca

aksara Jawa dan bagaimana cara pengucapannya.

Buku lain yang digunakan adalah buku yang berjudul Bahasa Bagongan

yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan

Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Buku ini mengulas tentang bahasa yang digunakan sehari-hari

oleh para abdi dalem termasuk bentuk bahasa, pemakaian, pemerolehan

bahasa, dan perkembangan bahasa Bagongan. Buku ini menjadi referensi

utama dikarenakan bahasa Bagongan ini dpelajari oleh para abdi dalem di

dalam Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Referensi mengenai implementasi di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem akan

dibahas menggunakan buku berjudul Materi Pawiyatan yang diterbitkan oleh

Tepas Banjarwilapa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Buku ini mengulas

tentang awal mula adanya Sekolah Pawiyatan Abdi dalem, materi-materi yang

diajarkan terkait dengan jiwa kepemimpinan, perkembangan sekolah di Karaton,

sejarah Karaton Ngayogyakarta Hadininingrat, kebijakan pendidikan selama Sri

Sultan Hamengkubono VIII, manfaat sekolah pawiyatan. Buku ini menjadi

Page 30: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

12

acuan untuk mengetahui penjelasan bagaimana model pendidikan semasa Sri

Sultan Hamengku Buwono I. Buku ini juga digunakn dalam menjawab

rumusan masalah kedua.

Buku pendukung lain yang digunakan adalah buku Sejarah Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta. Buku ini diterbitkan oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini membahas mengenai perkembangan

gaji yang diterima oleh para abdi dalem semenjak Sri Sultan Hamengku

Buwono I- VII beserta lembaga pemerintahan yang mengatur urusan karaton.

Kekurangan pada buku ini adalah belum menjelaskan secara detail gaji para

abdi dalem yang diperoleh semasa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan IX.

F. Historiografi yang Relevan

Historiografi merupakan hasil kerja penelitian sejarah yang telah

dituliskan dan bisa dilihat dan dinikmati oleh pembaca yang berminat baik dari

kalangan sejarawan maupun siapa saja yang berminat. Sebelum melakukan

penelitian sejarah yang terpenting adalah melihat dan menyelidiki apakah tema

yang ditulis sudah pernah dikerjakan orag lain untuk menghindari plagiasi.

Selain itu, karya sejarah yang ditulis diharapkan memiliki sisi yang dapat

dipertanggungjawabkan hasil penulisannya.

Historiografi yang relevan merupakan kajian-kajian historis mendahului

penelitian yang akan ditulis. 14

Penelitian sejarah akan lebih jelas dan bermakna

14 Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2009), hlm. 99.

Page 31: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

13

untuk diteliti apabila mengungkapkan historiografi yang relevan dalam tahapan

penelitiannya. Penelitian sejarah tentunya memiliki historiografi yang relevan

untuk menjadikan acuan dalam penulisannya. Historiografi yang relevan itu

menjelaskan mengenai kajian-kajian historis dengan tema atau topik yang sama,

yang pernah dilakukan sebelumnya baik yang membedakan maupun kesamaan

antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian yang mendahului. 15

Penulisan menemukan historiografi yang relevan yaitu penelitian yang

membahas mengenai Peran Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Pada Tradisi

Sekaten Tahun 1940-1989 ini ditulis oleh Bryan Tirta Nagara mahasiswa dari

Universitas Airlangga. Penelitian tersebut membahas tentang bagaimana peran

abdi dalem dalam menjalankan tradisi sekaten dan erat dengan tradisi leluhur

untuk mensyiarkan agama Islam. Persamaan penulis dengan Bryan Tirta

Nagara adalah sama-sama membahas abdi dalem sebagai subyek penelitian,

sedangkan perbedaannya Bryan Tirta Nagara menulis tradisi sekaten dari masa

ke masa yang diikuti oleh abdi dalem.

Skripsi Bryan Tirta Nagara mempunyai perbedaan dengan penulis. Ia lebih

memfokuskan pada tradisi sekaten yang dihubungkan oleh peran abdi dalem.

sedangkan penulis akan lebih memfokuskan penelitian ini kepada pendidikan

untuk abdi dalem berupa Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem yang didalamnya

terdapat materi pawiyatan yang membahas tradisi-tradisi dan upacara-upacara adat

di Karaton Ngayogakarta Hadiningrat. Selain itu, penulis juga menjelaskan

15 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan

Sejarah FIS UNY, Jenis Penelitian Historis, Kualitatif, Kuantitatif, dan PTK, (Yogyakarta: Prodi Pendidikan Sejarah, 2013), hlm. 3.

Page 32: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

14

bahwa para abdi dalem juga mempunyai keahlian-keahlian yang dimiliki untuk

menjalankan peran tersebut.

Historiografi relevan yang kedua merupakan skripsi karya Benedecta

Herlin Yose Hana, mahasiswa Universitas Gadjah Mada dengan judul skripsi

Dari Tradisional ke Modern: Sejarah Pendidikan Di Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat. Skripsi ini menjelaskan pendidikan semasa Sri Sultan Hamengku

Buwono VII. Masa ini sudah mulai menerapkan pendidikan modern dengan

didirikannya Sekolah Sri Manganti yang diperuntukkan bagi keluarga dan abdi

dalem. Selain itu, skripsi ini juga menjelaskan singkat mengenai

perkembangan sekolah semasa Sri Sultan Hamengku Buwono VII (sistem

pendidikan karaton dan pengaruhnya pendidikan modern di lingkungan istana.

Skripsi Benedecta Herlin Yose Hana ini juga dapat dikatakan relevan

karena topik yang diangkat sama-sama mengenai sekolah para abdi dalem.

Meskipun demikian, masih terdapat perbedaan karena skripsi Benedecta Herlin

Yose Hana fokus penelitiannya adalah lebih membahas mengenai perubahan

pendidikan dari tradisional ke modern semasa Sri Sultan Hamengku Buwono

VII dan adanya keterbukaan keraton terhadap pendidikan Perbedaannya adalah

pada masa kepemimpinan sultan. Penulis menggunakan semasa pemerintahan

Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Perbedaan skripsi Benedecta Herlin Yose Hana dan penulis juga terletak pada

pembahasannya. Skripsi Benedecta hanya menjelaskan secara singkat sebuah

sekolah rintisan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu Sekolah Tamanan,

sedangkan para penulis akan membahas sekolah-sekolah asli Karaton

Page 33: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

15

Ngayogyakarta Hadiningrat yang lainnya untuk para abdi dalem dan dijelaskan

bahwa adanya kelanjutan model pendidikan dari Sekolah Tamanan di masa

pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono X.

G. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode penelitian

Metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis

untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara

kritis dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil dalam bentuk tulisan.16

Metode

sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman-rekaman

dan peninggalan masa lampau. 17

Metode penelitian sejarah memliki landasan

utama yaitu bagaimana menangani buki-bukti sejarah, serta bagaimana

menghubungkannya. 18

Metode penelitian sejarah yang digunakan adalah

metode penelitian sejarah Kuntowijoyo. Berikut tahapan-tahapannya adalah

sebagai berikut.

16 Dudung Abdurahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), hlm. 43-44.

17 Louis Gottschalk, Understanding History: A Primer of Historical Method, a.b.

Nugroho Notosusanto, “Mengerti Sejarah”, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 35.

18 Fatchor Rahman, Menimbang Sejarah sebagai Landasan Kajian Ilmiah; Sebuah Wacana Pemikiran dalam Metode Ilmiah, (El Banat, Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2017), hlm. 139.

Page 34: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

16

a. Pemilihan topik

Pemilihan topik menurut Kuntowijoyo sebaiknya berdasarkan

kedekatan emosional atau kedekatan intelektual.19

. Kedekatan emosional

penting mengingat seseorang yang menulis sejarah akan bekerja lebih

sungguh jika menulis tentang topik yang disenanginya. 20

Kedekatan

emosional penulis terhadap tema penelitian ini karena berdasarkan tempat

tinggal penulis yang berada di sekitar lingkungan karaton dan mempunyai

keluarga yang berlatarkan profesi sebagai abdi dalem semasa Sri Sultan

Hamengku Buwono VIII. Hal ini memicu keinginan penulis untuk

meneliti pendidikan yang dilaksanakan di karaton saat ini. Selain itu,

penulis juga ingin menambah referensi terkait pendidikan khusus yang

dilaksanakan di dalam karaton.

Pemilihan topik juga didasarkan pada kedekatan intelektual.

Kedekatan intelektual dilakukan dengan cara mencari informasi yang

berhubungan dengan topik yang akan dikaji. Kedekatan intelektual

mendorong penulis untuk mencari berbagai sumber dari berbagai referensi

sepeti media cetak, media elektronik dan referensi lainnya. Di samping itu,

penulis juga merupakan mahasiswa pendidikan sejarah dan telah menempuh

mata kuliah Sejarah Pendidikan. Kedekatan intelektual maupun emosional

harus dimiliki oleh seorang peneliti sejarah dalam melakukan penelitian.

19 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Bentang, 2005), hlm. 91.

20 Ibid., hlm. 92.

Page 35: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

17

Pemilihan topik ini akan mempermudah penulis dalam perumusan

masalah yang akan dikaji oleh penulis. Alasan khusus mengambil tema

penelitian “Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat 2010-2018” karena ketertarikan pribadi dengan sejarah lokal

mengenai sekolah khusus yang bersifat non formal yang dilaksanakan di

dalam Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, menjunjung tinggi nilai

kebudayaan khususnya dalam berbahasa Jawa, berpakaian adat Jawa, dan

tata krama. Alasan ilmiah pemilihan topik ini adalah masih sedikitnya

penelitian tentang sejarah pendidikan di Yogyakarta khususnya di dalam

karaton.

b. Heuristik

Heuristik merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian

sejarah, yaitu suatu kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan

data data, atau materi sejarah atau evidensi sejarah.21

Sumber atau sumber

sejarah adalah sejumlah materi sejarah yang tersebar dan teridentifikasi. 22

Materi-materi tersebut dapat tersebar dan teridentifikasi melalui berbagi

macam sumber. Tahapan ini banyak menyita waktu, tenaga, pikiran, biaya,

bahkan perasaan.23

21 Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah Dalam Perspektif Ilmu Sosial, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), hlm. 153.

22 Suhartono, Teori Dan Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm.

29.

23 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm.86.

Page 36: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

18

Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang langsung ataupun tidak

langsung menceritakan tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia

pada masa lalu. 24

Sumber menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua

yaitu tertulis dan tidak tertulis, atau dokumen dan artefak. Selain itu,

sumber yang digunakan bisa berupa sumber primer dan sekunder yang

dapat dijadikan bahan penyusunan penelitian ini. Sumber-sumber tersebut

nantinya akan diangkum secara sistematis agar dapat menjabarkan isi dari

penulisan skripsi ini.

Pencarian sumber dilakukan di berbagai tempat seperti

Perpustakaan KHP Widya Budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat,

Tepas Banjar Wilapa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Tepas Tanda

Yekti Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Tepas Parentah Hageng

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Jogja Library Center, Perpustakaan

Pusat UNY, Perpustakaan dan Laboratorium Pendidikan Sejarah UNY,

Perpustakaan FIS UNY, Grahatama Pustaka, Pepustakaan FIB UGM,

Perpustakaan Pusat UGM, Perpustakaan Kota Yogyakarta, dan

Perpustakaan Kolsani.

Sumber-sumber yang dapat digunakan untuk merekonstruksi

sejarah menurut penyampaiannya dibagi menjadi: (1) sumber primer dan

(2) sumber sekunder. 25

Sumber sejarah dikatakan sebagai sumber primer

24 Ibid., hlm. 95.

25 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013), hlm. 69.

Page 37: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

19

apabila disampaikan oleh saksi mata. 26

Sumber sejarah primer tidak

hanya berwujud manusia tetapi juga berupa benda peninggalan sejarah

yang ada pada saat peristiwa sejarah terjadi. Sumber primer yang penulis

gunakan dalam penelitian ini yaitu berupa arsip dan wawancara. Adapun

sumber primer yang ditemukan dan digunakan adalah sebagai berikut:

Arsip-arsip foto Tepas Tanda Yekti Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Arsip Pamucalan Aksara Jawi tahun 2010-2018.

Serat Kekancingan tahun 2018 KHP Widya Budaya.

Pratelan Wentene Pasarta Pamucalan Aksara Jawi tahun 2018 KHP Widya Budaya.

Wawancara dengan K.R.T Jatiningrat selaku panitia penyelenggara pawiyatan dan penghageng (pimpinan Tepas Dwarapura) Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

K.R.T Rintaiswara selaku pengajar Pawiyatan Aksara Jawa.

M.P Yudomanggolo selaku murid Pawiyatan Abdi Dalem.

M.B Yudoharnowo selaku murid Pawiyatan Aksara Jawa.

Sumber sekunder yang digunakan dalam penelitian berupa buku-

buku tentang awal mula adanya sekolah pawiyatan, sejarah pendidikan di

Yogyakarta dan perkembangannya, tambahan jurnal maupun makalah-

makalah dari hasil penelitian sejarah, buku-buku pendekatan sosiologi

26

Sebagai sumber sejarah, saksi mata meliputi pelaku/orang yang terlibat dalam

sebuah peristiwa, orang yang tidak terlibat langsung dalam peristiwa namun melihat dengan mata kepala sendiri, dokumen-dokumen (arsip, catatan perjalanan, risalah sidang, daftar hadir peserta, daftar anggota organisasi, surat keputusan, dan sebagainya) atau peninggalan lain yang dibuat pada waktu yang sama dengan terjadinya peristiwa. Lihat: Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Ombak 2008), hlm. 44.

Page 38: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

20

maupun budaya. Adapun sumber sekunder yang digunakan dalam penulisan

ini antara lain:

Anonim, dkk. (1956). Kota Jogyakarta 200 tahun (7 Oktober 1756 – 7 Oktober 1956). Yogyakarta: Panitia Peringatan Kota Yogyakarta.

Anonim. (2011). Monarki Yogya Inkonstitusional. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Erwin Edhi Prasetya dan Hariadi Saptono. (2011). Monarki Yogya Inkonstitusional. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Anonim. (2006). Menjadi Jogja Memahami Jati Diri dan Transformasi Yogyakarta. Yogyakarta: Panitia HUT ke-250 Kota Yogyakarta Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Pusat

Studi Kebudayaan UGM.

Dwi Ratna Nurhajarini, dkk. (2017). Meneguhkan Identitas Budaya Sejarah Pendidikan di Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jatiningrat. (2014). Pawiyatan. Yogyakarta: Tepas Banjarwilapa.

Riyadi Goenawan dan Darto Harnoko. (2012). Mobilitas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Awal Abad Ke-20: Suatu kajian Sejarah Sosial. Yogyakarta: Ombak.

Sumintarsih dan Ambar Adrianto, Dinamika Kampung Kota Prawirotaman Dalam Perspektif Sejarah dan Budaya. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta.

c. Kritik Sumber (Verifikasi)

Kritik sumber yaitu kegiatan meneliti apakah jejak-jejak itu sejati,

baik bentuk maupun isinya, sehingga benar-benar merupakan fakta yang

dapat dipertanggung jawabkan. Kritik sumber dilakukan dengan dua cara

yakni kritik eksternal dan kritik internal.

Page 39: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

21

1) Kritik Eksternal

Kritik eksternal berkaitan dengan uji keotentikan sumber yang

bertujuan untuk mengetahui keaslian sumber. 27

Kegiatan ini dilakukan

dengan menilai keaslian sumber dari tampilan luar/fisik sumber seperti

bahasa, tulisan, kertas, dan sebagainya. Adapun keadaan sumber Arsip

Pamucalan Aksara Jawi memiliki bentuk dan ukuran kertas yang

bermacam-macam jenis ukurannya sehingga belum disamakan jenis kertas

maupun ukurannya agar mempermudah pembaca maupun peneliti. Selain

itu, dalam mengatur arsip dokumen atau surat masih belum teratur sesuai

dengan abjad dan jenis dokumen hanya saja sebagian sudah urut

berdasarkan tahunnya. Arsip dan dokumen memakai bahasa jawa krama

dan sebagian menggunakan bahasa bagongan.

2) Kritik Internal

Kritik intern merupakan kebalikan dari kritik eksternal, kritik

internal sebagaimana yang disarankan oleh istilahnya menekankan aspek

“dalam” yaitu isi dari sumber: kesaksian.28

Kritik sumber ini menjadi

tolok ukur penulisan penelitian “Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton

Ngayogyakarta Hadiningat 2010-2018”. Kritik internal digunakan untuk

menguji kebenaran informasi yang ada dalam surat dokumen. Kebenaran

27 Ibid., hlm. 77.

28 Ibid., hlm.143.

Page 40: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

22

dari informasi dapat dilihat dari latar belakang penulis sumber, persepsi

tehadap suatu peristiwa, adat, kebudayaan, agama dan lain sebagainya. d.

Interpretasi

Interpretasi adalah hal menetapkan makna yang saling

berhubungan dari fakta-fakta yang diperoleh setelah diterapkan kritik

ekstern maupun kritik intern dari data-data yang didapatkan sehingga

memberikan kesatuan berupa bentuk peristiwa lampau. Fakta-fakta sejarah

yang diperoleh tadi kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan

bantuan ilmu-ilmu sosial atau ilmu bantu lainnya sehingga dapat diketahui

hakikat dibalik kejadian sejarah atau fakta sejarah. 29

Tahap ini dipengaruhi oleh subjektivitas dan sudut pandang

sejarawan. Peneliti melakukan penafsiran secara analisis dan sintesis.

Analisis merupakan cara peneliti dalam menguraikan sumber yang telah

melalui tahapan verifikasi. Penelitian ini menggunakan analisis kebijakan

pendidikan. Analisis kebijakan pendidikan sangat diperlukan dalam

penulisan skripsi ini. Sedangkan sintesis merupakan penyatuan data

sehingga dapat memberikan satu kesimpulan dari isi secara keseluruhan. e.

Historiografi

Penulisan atau Historiografi yaitu menyampaikan sintesis yang

diperoleh dalam bentuk tulisan atau dengan kata lain penyampaian laporan

hasil penelitian sejarah setelah melalui tahapan-tahapan di atas dalam

29 Sri Suryantini, Metodologi Sejarah, (http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/. diakses 28 Februari 2019).

Page 41: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

23

bentuk karya sejarah (historiografi). Kegiatan menghimpun jejak-jejak

masa lampau dapat dilakukan dengan heuristik literatur, yang tidak

berbeda hakikatnya dengan kegiatan mencari sumber sejauh menyangkut

buku-buku cetak. Selanjutnya sumber yang telah diperoleh itu dikritik baik

secara ekstern maupun intern.

Penulisan sejarah juga harus mengedepakan prinsp kronologis dengan

menggunakan perodisasi. Penyajian penelitian dalam bentuk tulisan

mempunyai tiga bagian: (1) Pengantar, (2) Hasil Penelitian, (3) Simpulan.30

Bagian-bagian tersebut dirangkum secara keseluruhan terdiri dari 5 bab. Bab

pertama yakni bab pendahuluan, bab kedua, ketiga, dan keempat pembahasan

hasil penelitian, serta bab terakhir berupa uraian kesimpulan serta sumber-

sumber yang digunakan dalam halaman lampiran.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan adalah cara menjelaskan suatu penelitian dengan

memanfaatkan salah satu aspek sosial. Penulisan proposal penelitian ini

menggunakan pendekatan multidimensional. Pendekatan ini berfungsi

untuk menganalisa peristiwa masa lalu dengan konsep ilmu-ilmu sosial

sebagai yang relevan dengan pokok kajian ini.

a. Politik

Setiap ahli ilmu politik mengemukakan pendapat yang berbeda

mengenai definisi ilmu politik dengan sudut pandang yang berbeda-beda.

Menurut Miriam Budiharjo dalam buku “Dasar-dasar Ilmu Politik”, ilmu

30 Ibid., hlm. 80-81.

Page 42: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

24

politik yang mengkaji tentang negara, kekuasaan, pengambilan

keputusan, kebijakan, dan pembagian. konsep kekuasaan, pengambilan

keputusan, kebijakan dan pembagian. Konsep kekuasaan dalam ilmu

politik adalah sesuatu yang dibahas, karena konsep ini dianggap

mempunyai sifat yang sangat mendasar dalam ilmu sosial pada

umumnya, dan ilmu politik khususnya. 31

Teori yang digunakan dalam

pendekatan politik ini, yaitu teori non-valutional. Teori ini bersifat

deskriptif (menggambarkan) dan komparatif (membandingkan).32

Pendekatan politik ini sangat penting untuk menganalisis suatu

peristiwa yang dihubungkan dengan kekuasaan, perpolitikan, aktivitas

pemerintahan, serta kebijakan-kebijakan pemerintah atau penguasa

mengenai pendidikan, khususnya pendidikan di karaton. Kebijakan-

kebijakan pemerintah kolonial serta penguasa. Penguasa dalam hal ini

adalah raja yang sangat mempengaruhi fungsi-fungsi lembaga

pendidikan di karaton, salah satunya Sekolah Pawiyatan di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat.

b. Sosial

Pendekatan kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan ilmu-ilmu sosial. Pendekatan ilmu-ilmu sosial sangat

31 A. Rahman Zainuddin, Kekuasaan dan Negara Pemikiran Politik Ibnu Khaldun.

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 103.

32

Ratnawati. “Teori Politik dalam Ilmu Politik”, Teori Politik Klasik dan Kontemporer. Tersedia pada http://www.elisa.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 10 Desember 2018.

Page 43: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

25

membantu ilmu sejarah memperoleh pemahaman yang lebih utuh

mengenai makna-makna peristiwa sejarah. Dalam penyusunan

penelitian ini, penulis akan memberikan penjelasan (eksplanasi)

kausal terhadap perilaku-perilaku sosial dalam sejarah. Perilaku-

perilaku sosial ini lebih dilekatkan makna subjektif dari seorang

individu (pemimpin atau tokoh).

Pendekatan sosial ini juga nantinya akan dikaitkan mengenai

bagaimana para abdi dalem Karaton Ngayogyakarta dalam

menggunakan bahasa bagongan. Pendekatan sosial menggunakan teori

gagasan Mead tentang adanya proses interaksi sosial, secara simbolis

orang mengomunikasikan makna kepada orang yang terlibat.

33

Interaksi abdi dalem dalam bahasa bagongan serta dapat diamati

ketika kegiatan belajar mengajar di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem.

c. Budaya

Pendekatan budaya ini digunakan dalam rangka menggugah

kesadaran kita, karena mengandung konsep budaya dan nilai, seperti

pahlawan, rela berkorban, persatuan bangsa, adat istiadat, dan lain-

lain.34

Dalam penulisan penelitian ini akan dituliskan menggunakan

pendekatan budaya terkait dengan bagaimana tata cara bepakaian abdi

33 George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern, (Yogyakarta: KREASI

WACANA, 2016), hlm. 396.

34 Setiadi Sulaiman “Pendekatan Konsep Dalam Pembelajaran Sejarah”, Jurnal Sejarah Lontar, volume 19 No. 1, Januari-Juni 2012, hal. 12.

Page 44: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

26

dalem, tata cara berbahasa, tata cara dalam berperilaku di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pendekatan budaya juga digunakan pada saat kita mengetahui

pendapat abdi dalem mengenai adanya Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem

Karaton Ngayogyakarta Hadiningat tentang manfaat adanya sekolah

tersebut diselenggarakan. Pendekatan budaya didasarkan pada teori

Supriyoko (2000:9) bahwa ada tiga pendekatan sosialisasi budi pekerti,

yaitu (1) pendekatan kultural (cultural approach), (2) pendekatan

manajemen (managerial appoach), dan (3) pendekatan keteladanan

(behavioural model approach). 35

H. Sistematika Pembahasan

Penulisan penelitian yang berjudul “Sekolah Pawiyatan Abdi

Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat 2010-2018” memiliki

sistematika berikut:

BAB I. Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, historiografi yang relevan,

metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II. Konsep Pendidikan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

35 Suwardi Endraswara, Budi Pekerti Jawa Tuntunan Luhur Budaya Adiluhung, (Yogyakarta: Buana Pustaka, 2006), hlm. 17.

Page 45: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

27

Bab ini membahas tentang bagaimana pendidikan di Yogyakarta

semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I-IX dan model pendidikan

semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I yang dilanjutkan kembali oleh

Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan menguraikan sekilas sejarah

mengenai sekolah-sekolah asli Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I-IX, khususnya tenaga pengajar

dan muridnya adalah para abdi dalem.

BAB III. Sistem Pendidikan Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaon

Ngayogyakarta Hadiningrat

Bab ini mengenai sistem pendidikan yang diterapkan di Pawiyatan

Abdi Dalem. Gambaran tersebut meliputi kurikulum, murid, guru, fasilitas,

materi pembelajaran, dan kegiatan belajar mengajar Pawiyatan Abdi Dalem

Karaton Ngayogyakarta Hadiningat, dan sebagainya.

BAB IV. Implementasi Pendidikan Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem

2010-2018

Bab ini mendeskripsikan rumusan masalah ketiga mengenai

bagaimana pelaksanaan penerapan sekolah tersebut. Implementasi

sebagian besar menerapkan model pendidikan Sri Sutan Hamengku

Buwono I dan penjelasan mengenai diselenggarakannya pendidikan abdi

dalem secara keseluruhan.

BAB V. Kesimpulan

Bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan yang merupakan jawaban

dari rumusan masalah atau isi pokok dari keseluruhan pembahasan.

Page 46: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

BAB II

KONSEP PENDIDIKAN DI KARATON NGAYOGYAKARTA

HADININGRAT

Pendidikan di Indonesia melalui tiga fase, yaitu fase pendidikan masa

tradisional, fase pendidikan kolonial termasuk pendudukan Jepang, dan fase

kemerdekaaan (Menurut pendapat dari Djoko Suryo).1 Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat dalam perkembangannya mengalami fase-fase pendidikan

tersebut. Pendidikan asli karaton menerapkan pendidikan yang sifatnya

tradisional. Pendidikan ini tidak lepas dari pelajaran berbasis budaya karena

merupakan satu kesatuan dari proses pembelajaran.

Pendidikan memiliki ciri-ciri khas di setiap zamannya. Pendidikan di Karaton

lebih mengajarkan tentang ketuhanan, keindahan, pertanian, akhlak, moral, dan

tata pemerintahan kerajaan.2 Ajaran-ajaran tersebut bersifat universal untuk

menjadikan kehidupan manusia yang langgeng, harmonis, dan serasi sesuai

tatanan kehidupan alam semesta. Kebijakan-kebijakan pendidikan di

1 Benedecta Herlin Yose Hana, Skripsi Dari Tradisional ke Modern: Sejarah

Pendidikan Di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta: UGM, 2018), hlm. 16.

2Muhammad Rifa’i, Sejarah Pendidikan Nasional Dari Masa Klasik Hingga

Modern, (Yogyakarta: AR-RUZZ Media, 2011), hlm. 8.

28

Page 47: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

29

Karaton telah diatur oleh kerajaan. Nilai-nilai moral dan spiritual di dalam

pendidikan memberikan kesan sebagai faktor pendukung pendidikan di Karaton.

Pendidikan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki dua macam,

yaitu pendidikan yang dikelola karaton dan pendidikan yang dikelola oleh

masyarakat di Yogyakarta. Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat mengelola

pendidikan melalui cara formal dan non formal. Pendidikan formal didirikan

oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat sendiri dengan mendirikan sekolah-

sekolah, sedangkan pendidikan non formal melalui penulisan karya sastra yang

berisi nilai-nilai kehidupan dan keahlian-keahlian yang dimiliki oleh

masyarakat Yogyakarta sendiri melalui komunitas-komunitas yang dibentuk.

A. Pendidikan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dari masa Sri

Sultan Hamengku Buwono I-IX

1. Pendidikan Dikelola Karaton dan Sistem Pengelolaannya

Kerajaan Mataram pecah menjadi dua yaitu Surakarta dan

Yogyakarta pada tahun 1755. Kekuasaan di Yogyakarta juga terbagi

menjadi dua, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta dan Paku Alam. 3 Oleh

karena itu, kekuasaan di kerajaan sangat terbatas. Pengajaran dan

pendidikan diurus oleh masyarakat sendiri, tidak dengan pemerintah raja-

raja. Pemerintah kerajaan tidak berkuasa lagi untuk memajukan

pendidikan dikarenakan pemerintah Belanda mengalang-halangi akan

kemajuan pendidikan yang berkembang di wilayah Yogyakarta.

3 Leo Agung dan Suparman, Sejarah Pendidikan, (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm.

19.

Page 48: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

30

Sejarah pendidikan memiliki perjalanan dari masa ke masa.

Pendidikan di Yogyakarta pada dasarnya bermula dari Karaton

Ngayogyakarta itu berdiri. Karaton mendirikan sekolah-sekolah asli sejak

pemerintah kolonial masih hidup di zaman konservatif tahun 1800-1870,

jauh sebelum Belanda melakukan gerakan Politik Etis tahun 1900-1942

dan Politik Liberal tahun 1870-1900.4 Pendidikan di Karaton memiliki

sistem pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan dan menyiapkan

diri dalam hidup bermasyarakat.

Sultan berpendapat bahwa untuk menghadapi Belanda harus

memakai cara-cara yang modern dan sistematis, yaitu dengan melalui jalur

pendidikan. 5 Perlawanan terhadap para penjajah sudah tidak dilakukan

lewat perlawanan fisik karena akan memakan banyak korban, tentunya

akan sia-sia. Agar dapat membebaskan rakyat dari penjajahan maka harus

setara dengan bangsa penjajah. Salah satunya agar memperoleh kesetaraan

yaitu dengan jalan pendidikan dan mempelajari kebudayaan mereka.

Pendidikan akan lebih bermanfaat sehingga memperluas pengetahuan dan

wawasan baik untuk diri sendiri maupun untuk tanah air.

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memberlakukan sistem

pendidikan di karaton yang diurus oleh instansi agama (Kawedanan

4 Anonim, Menjadi Jogja Memahami Jati Diri dan Transformasi Yogyakarta,

(Yogyakarta: Panitia HUT ke-250 Kota Yogyakarta Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta

bekerjasama dengan Pusat Studi Kebudayaan UGM, 2006), hlm. 241.

5 Purwadi, Sistem Pemerintahan Kerajaan Jawa Klasik, (Medan: Pujakesuma,

2007), hlm. 540.

Page 49: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

31

Pengulon), lembaga Budaya dan sastra (Tepas Kapujangaan)6 serta

anggota keluarga kerajaan. Sistem pendidikan di karaton memiliki tujuan

mengembangkan dan menyiapkan diri dalam kehidupan bermasyarakat

terkait dengan kebutuhan masyarakat. Pendidikan pada awalnya belum

mengenal sekolah pada masa sekarang. Pendidikan tidak hanya dalam

artian bersekolah, tetapi dapat dilakukan melalui penulisan karya sastra

(babad, piwulang, suluk, angger-angger)7.

Sri Sultan Hamengku Buwono I memerintahkan untuk mempelajari

bahasa dan kasusasteraan yang umumnya disebut dengan pujangga. 8

Kerajaan Mataram pada waktu itu, tidak sedikit orang-orang yang dapat

membaca dan menulis dengan huruf Jawa, sehingga mereka berusaha

6 Abdi Dalem Reh Kapujanggan yaitu abdi dalem yang bertugas mengampu

pelajaran bahasa dan kasusasteraan Jawa Baru dan Kawi serta sejarah karaton-karaton di

tanah Jawa yang diketuai oleh seorang Tumenggung. Sedangkan abdi dalem Reh

Kawedanan Pangulon yaitu abdi dalem yang bertugas dalam bidang mengaji atau agama

meliputi pelajaran tentang kitab Turutan, Al-Qur’an dan tafsirnya, hukum agama Islam,

tradisi sejumlah pacara kerajaan mulai kerajaan Mataram hingga Kerajaan Ngayogyakarta

(adat naluri tuwin tata adating keraton), yang berhubungan dengan agama, parail,

perkawinan, dan talak. Lihat: Dwi Ratna Nurhajarini, dkk, Meneguhkan Identitas Budaya

Sejarah Pendidikan di Yogyakarta (Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa

Yogyakarta, 2017), hlm. 13-14.

7 Angger-angger (undang-undang atau sering pula diartikan dengan hukum. Lihat: Endah Susilantini, dkk, Serat Angger Pradata Awal dan Pradata Akhir di Kraton Yogyakarta (Kajian Filosofis Historis), (Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta, 2014), hlm. 4.

8 Pujangga adalah seorang penulis di karaton, pujangga termasuk golongan intelektual, pujangga merupakan salah satu pengajar terpenting bagi keluarga Sultan, terutama untuk putra mahkota. Mereka mengajarkan berbagai pelajaran moral dan spiritual yang terkandung dalam filosofis karya sastra dan religius Karaton. Lihat: Dwi Ratna Nurhajarini, dkk, Meneguhkan Identitas Budaya Sejarah Pendidikan di Yogyakarta, (Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2017), hlm. 7.

Page 50: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

32

sendiri. Para raja mengenal kasusasteraan dan bahasa Jawa, beberapa raja

ada yang mengarang buku yang berisi pendidikan pula. Sebagai contoh:

Sultan Agung pengarang Niti Sastra, Paku Buwana ke IV pengarang

Wulang Reh, dan Mangkunegara ke IV pengarang Wedatama. 9

Raja-raja mengenal kesusasteraan dan bahasa Jawa dalam rangka

menjadikannya sebagai buku pelajaran. Buku-buku atau serat dapat pula

dijadikan buku pelajaran pada abad ke-18. Di dalam buku tersebut terdapat

pandangan-pandangan dari pengarang tentang kehidupan, kehidupan

masyarakat, kehidupan seorang kehidupan negara, lembaga, dan

kehidupan ketuhanan. 10

Buku-buku karangan dari raja tersebut

merupakan sebuah langkah dalam memajukan pendidikan lewat dengan

cara memberikan nilai-nilai kehidupan.

Nilai-nilai kehidupan juga dapat dijadikan sebagai pelajaran.

Pelajaran mengenai kehidupan disampaikan melalui cerita-cerita wayang.

Pandangan hidup dan sistem kepercayaan juga dapat disampaikan melalui

9 Serat Wulang Reh berisi tentang hukum kesusilaan. Pandangan pada buku itu

ditujukan kepada keluarga raja dan kepada pegawai kerajaan, serta kepada masyarakat pada umumnya. Dalam serat Wulang Reh karya Paku Buwono IV mementingkan sekali soal kesusilaan, yaitu hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan. Disamping itu, memberi pelajaran tentang watak yang berdasarkan tingkah laku perbuatan dan gerak-gerik manusia. Sedangkan Serat Wedatama berisi petunjuk-petunjuk bagi para pemuda yang harus menyiapkan diri utuk menjadi anggota masyarakat dan manusia sebagai makhluk ber-Tuhan. Lihat: Ahmadi, Pendidikan dari Masa ke Masa, (Bandung: CV. ARMICO, 1987), hlm. 19.

10 Sutedjo Bradjanagara, Sejarah Pendidikan, (Yogyakarta: Kongres Pendidikan Indonesia, 1956) hlm. 27.

Page 51: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

33

tembang atau sastra lainnya.11

Berbagai pelajaran tersebut dapat

diwariskan dari generasi ke generasi melalui tradisi lisan. Semua pelajaran

erat dikaitkan dengan bahasa yang digunakan dan mulai adanya

perkembangan zaman. Pemberian nilai-nilai kehidupan tersebut pada

dasarnya dalam rangka untuk memajukan pendidikan.

Sri Sultan Hamengku Buwono I ingin mendirikan lembaga

pendidikan yang berlaku di istana. Lembaga pendidikan ini tujuannya

adalah agar orang-orang dapat membaca dan menulis huruf Jawa.

Lembaga pendidikan ini mengajarkan pendidikan yang menyangkut ajaran

budaya (Persatuan Kesatuan yang Golong-Gilig, Falsafah Hamemayu

Hayuning Bawana, dan watak satriya). 12

Lembaga pendidikan semasa Sri

Sultan Hamengku Buwono inilah yang disebut dengan Sekolah Tamanan

yang didirikan pada tahun 1757 Masehi.13

Sekolah Tamanan ini ada

bersamaan dengan berdirinya Karaton Yogyakarta.

Sekolah Tamanan ini sudah memiliki kurikulum pendidikan yang

baik waktu itu. Kurikulum di sekolah ini untuk mewujudkan bangsa yang

berpendidikan, terampil, berjati diri yang tangguh, berkepribadian, dan

11 Sri Wintala Achmad dan Krisna Bayu Adji, Geger Bumi Mataram Sejarah Panjang Perjalanan Kerajaan-Kerajaan Jawa Pasca Mataram Islam, (Yogyakarta:

Araska, 2014) hlm. 133.

12 Hamemayu Hayuning Bawana artinya menjaga perdamaian agar dapat menjaga

seseorang harus dimulai dengan menjaga perdamaian pribadi, keluarga, dan sesamanya. Lihat: Sri

Wintala Achmad, Asal Usul dan Sejarah Orang Jawa, (Yogyakarta: Araska, 2017), hlm. 139.

13 Anonim, Kota Jogjakarta 200 Tahun 7 Oktober 1756-7 Oktober, 1956, (Yogyakarta: Panitya Peringatan Kota Jogjakarta, 1956) hlm. 65.

Page 52: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

34

berbudaya tinggi. Sekolah ini dilaksanakan di dalam lingkup karaton.

Sekolah ini mempunyai lulusan murid yang juga dapat digunakan untuk

mengisi jabatan dalam pemerintahan di karaton sesuai dengan kebutuhan

masyarakat karena pada masa tersebut karaton sekaligus sebagai pusat

pengajaran.

Sistem pendidikan yang dimiliki oleh sekolah ini memiliki beberapa

tujuan. Tujuan sistem pendidikan karaton ini adalah untuk mengasah,

memelihara dan membentuk jiwa ksatria dengan berbasis kebudayaan.

Pendidikan yang berbasis karaton ini lebih mengembangkan cara hidup

yang harmonis. 14

Beberapa tujuan tersebut dapat kita ketahui bahwa

pendidikan pada sekolah ini dalam rangka membentuk jiwa yang

berkarakter yang berdasarkan pada kebudayaan.

Sekolah Tamanan hanya berlangsung pada tahun 1830-1900 Masehi.

15 Setelah tahun 1900 Masehi, sudah tidak terdapat berkas-berkasnya.

Pada masa kepala Sekolah Tamanan yang bernama Ngabei Jayengwisraba,

pelajarannya hanya 2 macam saja, yaitu membaca huruf Jawa dan mengaji

(membaca huruf Arab). Sekolah ini bertahan hingga pemerintahan Sri

Sultan Hamengku Buwono VIII. Lembaga pendidikan yang berkualitas

dalam mendidik para anak bangsa tersebut lambat laun surut dan hilang

dan belum diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi ada

14 Dwi Ratna Nurhajarini, dkk, Meneguhkan Identitas Budaya Sejarah Pendidikan

di Yogyakarta, (Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2017), hlm. 14.

15op.cit., hlm. 66.

Page 53: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

35

alasan lain bahwa sekolah ini tidak bertahan lama dikarenakan adanya

pelajaran di Sekolah Tamanan ini ditakuti oleh para pemerintah Hindia

Belanda.16

Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai dengan Sri Sultan Hamengku

Buwono VIII mengedepankan pendidikan dan pembentukan jiwa sangat

diutamakan. Pembentukan jiwa melalui beberapa mata pelajaran yang

diajarkan di Sekolah Tamanan, antara lain: ketentaraan, pertanian, dan

kebudayaan seperti menari, latihan melepaskan anak panah, dan latihan

berperang. 17

Pelajaran-pelajaran ini dalam hal membentuk jiwa yang

berkarakter, berbudaya, dan memiliki nilai satriya, sehingga menjadi

contoh bagi masyarakat luas.

Pendidikan dari masa ke masa kemudian dilanjutkan kembali oleh Sri

Sultan Hamengku Buwono IX. Masa transisi mulai terjadi di Indonesia.

Periode ini menjadi salah satu periode kunci dalam perkembangan

Yogyakarta pada masa mendatang. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

menanamkan sikap jiwa satriya dalam perannya mempertahankan persatuan

dan kesatuan dalam merebut kemerdekaan. Peneguhan Yogyakarta sebagai

Kota Budaya dan Kota Pelajar melalui lembaga-lembaga pendidikan dan

lingkungan sosial-budaya yang khas benuansa budaya Jawa.

16 Wawancara K.R.T Jatiningrat, S.H, 28 November 2018.

17 Anonim, Kota Jogjakarta 200 Tahun 7 Oktober 1756-7 Oktober, 1956, (Yogyakarta: Panitya Peringatan Kota Jogjakarta, 1956) hlm. 66.

Page 54: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

36

Unsur pendidikan dan akar budaya sebagai pembangun idenitas bagi

Sri Sultan Hamengku Buwono IX sangat penting. Beliau mengungkapkan

sebagai berikut: “Kendati pendidikan Barat sangat mewarnai saya, saya

pertama-tama seorang Jawa dan tinggal pertama seorang Jawa.” 18

Pernyataan tersebut jelas bahwasannya seseorang yang telah mengenyam

pendidikan Barat tidak akan lupa bahwa dibesarkan dan terlahir sebagai

orang Jawa dan tetap meneguhkan sikap dan jwa satriya sebagai dasar jiwa

kepemimpinan.

2. Pendidikan Dikelola Masyarakat

Perjanjian Giyanti menyebabkan adanya perubahan struktur tata

pemerintahan di Karaton Mataram. Perubahan-perubahan ini menjadi bukti

bahwa mulai adanya sebuah tatanan pemerintahan. Pusat pemerintahan

dimulai sejak Sri Sultan Hamengku Buwono I membangun kampung-

kampung untuk para abdi dalem. Kampung-kampung tersebut memiliki nama

sesuai dengan keahlian para abdi dalem. Para abdi dalem tersebut

dikelompokkan menurut kesamaan pekerjaan, dengan menambahkan akhiran

-an yang berarti tempat (nama tempat). 19

Nama tempat untuk kampung abdi

dalem tersebut menjadikan ciri khas bagi Karaton

18

G. Budi Subanar, Bayang-bayang Sejarah Kota Pendidikan Yoyakarta: Komunitas Learning Society, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 22.

19

Djoko Soekirman, dkk, Sejarah Kota Yogyakarta, (Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1986), hlm. 7.

Page 55: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

37

Ngayogyakarta Hadiningrat dalam membentuk sebuah tatanan

pemerintahan yang terstruktur.

Kampung-kampung abdi dalem dikelompokkan berdasarkan tempat

tinggal para abdi dalem Kampung-kampung tersebut dibagi menjadi kawasan

Jeron Beteng (dalam beteng) dan Jaban Beteng (luar beteng). Kampung-

kampung ini dibangun oleh karaton memang diperuntukkan untuk tempat

bermukim abdi dalem. Abdi dalem yang telah menempuh pendidikan, disisi

lain juga memiliki keahlian di bidang masing-masing. Dengan demikian,

nama-nama kampung diberi nama sesuai dengan keahlian-keahlian para abdi

dalem tersebut. Berbagai keahlian yang dimiliki oleh para abdi dalem menjadi

faktor pendukung abdi dalem dalam menjalankan tugas dan perannya di

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Para abdi dalem memiliki keahlian yang bermacam-macam.

Keahlian-keahlian yang dimiliki antara lain: mengurus urusan karaton,

membuat berbagai peralatan karaton, dan ahli di bidang profesinya. Oleh

karena itu, kampung-kampung berdasarkan keahlian dan profesi dibuat

oleh karaton atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwono I. Tujuan untuk

membuat kampung-kampung abdi dalem adalah untuk memudahkan

hubungan raja dengan para abdi dalemnya di dalam struktur tata

pemerintahan, dan sebagai tempat bermukim para abdi dalem Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pembagian tugas abdi dalem dalam urusan karaton bermacam-

macam. Pembagian tersebut menyebabkan nama-nama kampung abdi

Page 56: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

38

dalem dalam menangani urusan karatonpun dibentuk. Kampung-kampung

tersebut antara lain: Siliran, Kemitbumen, Kenekan, Patehan, Gebulen,

Sekulanggen, Rotowijayan, Gamelan, Kenekan, Minggiran Suronatan,

Sitisewu, Ngampilan. 20

Kampung-kampung tersebut terbagi menjadi

Kawasan di dalam beteng dan di luar karaton. Salah satu kampung yang

masih hingga kini melakukan aktivitasnya adalah di Kampung

Sekulanggen karena Setiap Selasa Wage diadakannya sedekahan untuk

memperingati hari lahirnya Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Para abdi dalem mempunyai keahlian khusus dalam menangani

sarana, prasarana, administratif, dan fasilitas di dalam karaton. Keahlian-

keahlian dalam menangani urusan internal karaton tersebut sangat

mendukung profesi para abdi dalem. Tujuannya tidak hanya untuk

keperluan urusan karaton saja, tetapi juga sebagai mata pencaharian para

abdi dalem di kehidupan sehari-hari. Kampung-kampung abdi dalem

berdasarkan profesi yang dimiliki, antara lain: Kampung Pandean,

Pesindhenan, Mantrigawen, Musikanan, Namburan, Ngrambutan,

Bludiran, Gerjen, Gowongan, Dagen, Keparakan Tengen dan Kiwo,

Kemetiran, Maosan, Mertolulutan, Numbakanyar, Gebayanan, Jlagran,

Gandhekan, Bumijo, Gendhingan, Gemblakan, Gedhong Tengen dan

Gedhong Kiwo, dan Pajeksan. 21

20

Sumintarsih dan Ambar Adrianto, Dinamika Kampung Kota Prawirotaman Dalam Perspektif Sejarah dan Budaya, (Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014), hlm. 48.

21 Ibid., hlm. 72.

Page 57: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

39

Perubahan struktur tata pemerintahan tersebut, menyebabkan

adanya perkembangan kampung-kampung kota mulai ada. Perkembangan

kampung-kampung kota ini mulai berkembang setelah selesainya

pembangunan Karaton Ngayogyakarta Hadiningat pada 7 Oktober 1756.

Karatonpun mulai membentuk suatu tatanan pemerintahan, tak terkecuali

bagi para pegawainya (abdi dalem) akan ditempatkan di sekitar lingkungan

karaton. Lingkungan di sekitar karaton akan membentuk suatu kampung-

kampung kota. Kampung-kampung kota khususnya kampung abdi dalem

tersebut hingga saat ini masih ada dan dihuni oleh masyarakat umum.

Kebudayaan memiliki sifat tangible culture dan intangible-culture.

Tangible culture dapat berupa tata kota, toponim, perkampungan, kesenian,

bangunan, ataupun benda-benda budaya fisik lainnya. Sedangkan intangible-

culture berupa nilai budaya, pandangan hidup masyarakat, norma moral, adat

istiadat, dan aturan-aturan khusus, sikap dan perilaku umum masyarakat. 22

Semua sifat kebudayaan ini erat kaitannya dengan karakteristik kesejarahan

yang ada di Yogyakarta. Selain itu, memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan, kebudayaan, dan pendidikan.

Sejarah juga memiliki sifat diskontinuitas. Sifat diskontinuitas ini

terletak pada subjek sejarah. Subjek sejarah dalam bahasan ini adalah

perbedaan tempat tinggal para abdi dalem. Para abdi dalem dahulu

22 Aprinus Salam, dkk, Mbongkar Yogya, (Yogyakarta: Pusat Studi Kebudayaan

UGM dan Gambang Buku Budaya, 2016), hlm. 8.

Page 58: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

40

mempunyai tempat tinggal dekat dengan Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat, tetapi di masa sekarang tempat tinggal para abdi dalem

tersebut kini sudah beralih fungsinya menjadi tempat pemukiman umum

bagi masyarakat Kota Yogyakarta. Pemukiman-pemukiman tersebut terdiri

dari berbagai nama kampung yang ada di Kota Yogyakarta.

B. Sekolah-Sekolah Asli di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

Yogyakarta merupakan bagian pecahnya Kerajaan Mataram.

Kerajaan Mataram pecah menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta.

Setelah perjanjian Giyanti, Sultan Hamengku Buwono I kemudian

memilih nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan hingga sekarang menjadi

Yogyakarta. Sebelumnya Kota Yogyakarta memiliki banyak istilah dalam

penyebutannya, antara lain Ngayugyakarta Hadiningrat, Ngayogyakarta,

Ayodya, Yogyakarta, Jogjakarta, Jogyakarta, Yoja, Djokya, dan lain

sebagainya.23

Beberapa istilah tersebut digunakan dalam menyebut Kota

Yogyakarta.

Yogyakarta memiliki sejarah perjalanan di dunia pendidikan sangat

panjang. Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat telah mendirikan sekolah-

sekolah khusus di dalam istana. Sekolah-sekolah khusus tersebut

23 Ki Sabdacarakatama, Sejarah Keraton Yogyakarta, (Yogyakarta: Narasi, 2009),

hlm. 6.

Page 59: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

41

diperuntukkan bagi para abdi dalem.24

Para abdi dalem tersebut sebagai

tenaga pengajar maupun murid. Tidak hanya para abdi dalem saja yang

mengikuti proses pembelajaran tersebut melainkan juga putra sentana

dalem juga ikut mengikuti proses pembelajaran di lingkup Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. 25

Sultan mendirikan sekolah-sekolah di dalam istana dalam rangka

memiliki tujuan. Tujuannya didirikan sekolah tersebut agar anak-anak para

pejabat karaton yang akan menggantikan kedudukan ayahnya harus

memiliki ijazah/sertifikat dari sekolah tersebut. 26

Kebijakan tersebut

dilakukan untuk mengisi pegawai-pegawai di lingkup Karaton baik sesuai

dengan keahlian maupun sesuai dengan profesinya. Berikut sekolah-

sekolah yang didirikan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat terutama

yang diperuntukkan oleh abdi dalem. Sekolah ini merupakan sekolah asli

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, antara lain:

24 Abdi dalem juga sebagai kaum priyayi. Mereka adalah rakyat biasa yang

diangkat menjadi pegawai keraton. Fungsi kelas ini adalah melaksanakan perintah Sultan

yang disampaikan melalui kaum bangsawan. Lihat: Furnivall dalam Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1981),

hlm. 26.

25 Kata Ngayogyakarta dalam bahasa Sansekerta berarti telah selesai

dikerjakan/dibangun dengan baik. Arti lain dari Ngayogyakarta berasal dari kata Yogya yang berarti baik dan karta berarti rahayu, tulus, dan indah. Adapun kata Hadiningrat

mempunyai makna tersohor di dunia. Lihat: Anonim, Ensklopedia Kraton,

(Yogyakarta: Dinas Kebudayaan DIY, 2009), hlm. 271.

26 Abdurrachman Surjomihardjo, Kota Yogyakarta Tempo Doeloe: Sejarah Sosial 1880-1930, (Jakarta: Komunitas Bambu, 2008), hlm. 67.

Page 60: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

42

1. Sekolah Tamanan

Sekolah Tamanan merupakan sekolah asli Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat. Sebelum berdirinya Taman Siswa pada tahun 1922, di dalam

istana Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat sudah terdapat lembaga

pendidikan yang disebut Sekolah Tamanan.27

Sekolah ini ada masa sejak

pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I. 28

Sekolah ini memiliki

pelajaran-pelajaran khusus bagi para murid. Daftar pelajaran sekolah

tamanan adalah sebagai berikut.

a. Bahasa dan Kasusasteraan Jawa Baru dan Kawi.

b. Sejarah Karaton-Karaton di tanah Jawa.

c. Menyanyi (nembang) bagian teori,

1) Tembang Macapat

2) Tembang Tengahan

3) Tembang Gede (Sekar Kawi)

d. Tata Negara.

e. Undang-Undang Sepuluh.

f. Bahasa dan Kasusasteraan Jawa Baru dan Kawi.

g. Sejarah Karaton-Karaton di tanah Jawa.

27 Sutirman Eka Ardhana, Sejak 1757 di Keraton Yogyakarta Ada Sekolah Tamanan, (https://www.perwara.com/2018/sejak-1757-di-keraton-yogyakarta-ada-sekolah-tamanan/ Sutirman Eka Ardhana. diakses 30 April 2018).

28 Sri Sultan Hamengku Buwono I memegang kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat

selama 43 tahun yaitu dari tanggal 13 Februari 1755 (Mulai Karaton masih di

Ambarketawang) hingga mangkatnya atau wafatnya pada hari malam minggu Kliwon tanggal

24 Maret 1792 atau tahun Jawa 1718 di Karaton yang baru di Ngayogyakarta Hadiningrat

denagn tutup usia 5 tahun dan di makamkan di Karaton Imogiri. Lihat: R.M Soemardjo

Nitinegoro, Sejarah Berdirinya Kota Kebudayaan Ngayogyakarta Hadinigrat, (Yogyakarta:

Direktorat Jenderal Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, 1981), hlm. 69.

Page 61: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

43

h. Menyanyi (nembang) bagian teori,

1) Tembang Macapat

2) Tembang Tengahan

3) Tembang Gede (Sekar Kawi)

i. Tata Negara.

j. Undang-Undang Sepuluh.

k. Angger pradata lan angger pidono (Hukum perdata dan hukum

pidana).

l. Mengaji (membaca)

1) Kitab Turutan (alfabet dan bacaan Al-Qur’an juz ke-30

2) Qur’an dan tafsirnya

3) Hukum Agama Islam

4) Tradisi sejumlah upacara kerajaan mulai Mataram hingga

Kerajaan Ngayogyakarta (Adat-naluri tuwin Tata adating

Keraton), yang berhubungan dengan agama.

5) Parail

6) Perkawinan

7) Talak29

Daftar pelajaran (leerplan) yang disebutkan di atas adalah garis besar

susunan pelajaran di Sekolah Tamanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

adalah beberapa pelajaran-pelajaran tersebut dibagi berdasarkan profesi

abdi dalem pada waktu itu. Berikut beberapa profesi abdi dalem dan mata

pelajaran yang diberikan di Sekolah Tamanan.

1) Pelajaran pada poin a dan b diberikan oleh para abdi dalem

Reh Kawedanan Kapudjangan yang diketuai oleh

Tumenggung Tambakboyo.

29 Sri Sutjiatiningsih dan Sutrisno Kutoyo, Sejarah Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, 1980/1981),

hlm. 49.

Page 62: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

44

2) Pelajaran pada poin c diberikan oleh para pesinden, abdi dalem

Reh Karawitan dipimpin oleh seorang Wedana, Carang Soko.

3) Sedangkan pelajaran pada poin d-f diberikan oleh para jaksa

dan Suragama, kedua golongan ini abdi dalem Kawedanan

Reh Pantjaniti yang diketuai Tumenggung Sudjanpura.

4) Pelajaran pada poin g seluruhnya menjadi kewajiban abdi

dalem Reh Kawedanan Kapangulon, yang dipimpin oleh

Kanjeng Kyai Penghulu Dipaningrat.

Sekolah Tamanan memiliki mata pelajaran, yaitu ketentaraan,

pertanian, dan kebudayaan, antara lain: menari (tarian putri), menari

(bermacam-macam tarian bagi para kaum laki-laki), memilih dan

menunggang kuda, latihan berperang, tiap Sabtu di Alun-Alun Utara jam

16.00-18.00, latihan melepaskan anak panah, menatah dan menyungging

wayang, membuat dan melaras (nglaras Jawa) gamelan, seni bangunan,

memelihara segala tanam-tanaman yang biasa ditanam di pekarangan,

ladang, sawah, atau perkebunan, saluran pengairan dan bendungan untuk

pertanian rakyat.

Beberapa peninggalan-peninggalan yang masih ada berkasnya antara

lain: Pesiraman Code (sebelah utara Tugu), Pasiraman Tanjungtirta (di tepi

Sungai Opak sebelah timur pangkalan terbang di Maguwo), Sendang

Kasihan, Sendang Sempor, Sendang Cilereng (Kulon Progo). Berbagai

peninggalan-peninggalan tersebut masih nampak terdapat bekas-bekasnya.

Peninggalan-peninggalan tesebut memiliki wujud berupa pasiraman-dalem

(permandian Raja) tetapi sebenarnya waduk, saluran, dan pengairan untuk

pertanian rakyat.

Page 63: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

45

2. Sekolah Habirandha

Sekolah Habirandha merupakan pawiyatan pedhalangan gaya

Yogyakarta. Sekolah ini berlokasi tidak jauh dari karaton Yogyakarta yakni

di Jalan Rotowijayan No. 1 Yogyakarta. Sekolah dalang ini berdiri tahun

1925. 30

Sekolah Habirandha atas inisiatif Kanjeng Raden Tumenggung

(KRT) Djajadipura dengan dukungan penuh Sri Sultan Hamengku Buwono

VIII. Pelajaran-pelajaran yang diberikan meliputi carita, pocapan, sabetan,

cepengan, dan suluk. 31

Berbagai pelajaran tersebut dijadikan pedoman bagi

para dalang dalam memainkan lakon wayang kulit gaya Yogyakarta.

Nama Habirandha merupakan singkatan dari Hanindake, Biwari,

Rancangan, Dhalang. Hanindake berarti melakukan pekerjaan, biwara

berarti menyebarluaskan, rancangan berarti sama dengan merencanakan

calon dalang atau dalang. 32

Dengan demikian, Habirandha ini adalah

tempat untuk menyiapkan calon dalang. Hingga saat ini pun Sekolah

Habirandha ini terbuka bagi masyarakat luas yang ingin menjadi dalang

ataupun ingin tahu tentang dalang dan pewayangan mulai tahun 1940.33

30 Gagas Ulung, Go Traditional, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011),

hlm. 162.

31 Dwi Ratna Nurhajarini, dkk, Meneguhkan Identitas Budaya Sejarah Pendidikan di

Yogyakarta, (Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2017), hlm. 31.

32 Ibid., hlm. 31.

33 Wawancara Romo Cermo Proboprayitno, 15 Januari 2019.

Page 64: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

46

3. Sekolah Macapat

Sekolah Macapat merupakan sekolah milik Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat. Sekolah ini didirikan oleh KMT Madukusumo, KRT

Condropuspito, KRT Manggalagita serta KMT Pronowijoyo pada tahun

1960.34

Lembaga yang mengurus Sekolah Macapat ini adalah KHP

Kridha Mardawa. KHP Kridhamardhawa, yang bertugas memeriksa dan

merawat seperangkat gamelan, wayang orang, busana wayang orang, serta

menyuguhkan uyon-uyon (lagu jawa), tari, dan wayang kulit.35

Lembaga

ini juga mengurus Sekolah Habirandha. Sekolah ini berlokasi tidak jauh

dari karaton Yogyakarta, yakni di Jalan Rotowijayan No. 3 Yogyakarta.

Para murid mengikuti kegiatan pembelajaran melalui tiga tahap.

Tahap pertama untuk pemula mempelajari sekar alit. Tahap kedua

mempelajari sekar tengahan. Tahap ketiga mempelajari sekar ageng.

Untuk naik ke tahapan selanjutnya sekolah mengadakan ujian kenaikan

kelas. Sekolah Macapat ini tidak hanya diikuti para abdi dalem dan

keluarga karaton. Saat ini sekolah terbuka untuk masyarakat umum dan

tidak dibatasi oleh usia. Kelas dibuka pada jam 15.30-17.30 sore setiap

hari Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu.36

34 Hening Wasisto, Menilik Sekolah Macapat Keraton Ngayogyakarta

Hadiningrat, Upaya Jaga Kelestarian Budaya

Jawa,(http://jogja.tribunnews.com/2017/08/09/menilik-sekolah-macapat-keraton-

ngayogyakarta-hadiningrat-upaya-jaga-kelestarian-budaya-jawa?page=all. diakses 06

Februari 2019).

35 Lihat: Tata Rakit Paprentahan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

36 Tribun News, Keraton Yogya Gratiskan Belajar Macapat di Sekolah Ini, (http://jogja.tribunnews.com/2018/02/17/keraton-yogya-gratiskan-belajar-macapat-di-sekolah-ini?page=3. diakses 01 Februari 2019).

Page 65: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

47

Sekolah macapat kini terus dikembangkan oleh masyarakat sekitar

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tembang (lagu) yang dinyanyikan

secara perlahan-lahan dan mengikuti arahan dari guru macapat. Guru

macapat juga merupakan seseorang abdi dalem Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat yang juga mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam

mengembangkan Sekolah Macapat ini. Sekolah Habirandha dan Sekolah

Macapat merupakan sekolah yang mempunyai tingkatan atau proses dalam

pembelajarannya. Kedua sekolah ini merupakan sekolah asli karaton yang

hingga kini masih ada.

Page 66: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

BAB III

SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM

KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT

Sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari

komponen-komponen yang saling berinteraksi dan interdependensi dalam

mencapai tujuan.1 Sistem yang akan dibahas dalam pembahasan ini terdiri

dari komponen-komponen yang mendukung di dalam Sekolah Pawiyatan

Abdi Dalem. Komponen-komponen tersebut terdiri dari pendidik, murid, dan

tujuan pendidikan dan interaksi antar komponen pendidikan (kegiatan belajar

mengajar, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan). Selain itu, terdapat

juga komponen lain yang berperan dalam upaya pendidikan.

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem mempunyai suatu sistem pendidikan,

yang dirancang khusus untuk sekolah-sekolah asli karaton. Sistem pendidikan,

pada awalnya, sebagai sistem ajaran yang membentuk watak manusia yang

bersangkutan menjadi ksatria. 2 Karaton juga memiliki sistem pendidikan

tradisional bersifat praktis dan sangat sederhana. Pendidikan tradisional tidak

terdapat cara pengajaran yang khusus artinya disini setiap orang diberi ajaran

1 Dwi Siswoyo, dkk, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2013), hlm. 70.

2 Riyadi Goenawan dan Darto Harnoko, Mobilitas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Awal Abad Ke-20: Suatu kajian Sejarah Sosial, (Yogyakarta: Ombak,2012), hal 80.

49

Page 67: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

50

untuk dapat mengerjakan segala jenis pekerjaan yang tidak mengkhusus

ada atau jenis pekerjaan. 3

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem menerapkan sistem pendidikan

tradisional ini memiliki tujuan. Tujuan dari pendidikan tradisional yaitu

mengajarkan orang untuk mengerti tentang tata cara hidup tingkah laku yang

sopan, kesusilaan, dan pendidikan budi pekerti.4 Pendidikan tradisional

hingga sekarang ini masih diajarkan di sekolah-sekolah milik Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat seperti: Habirandha dan Macapat. Sekolah-

sekolah ini menjadi contoh bahwa melestarikan kebudayaan melalui

pendidikan adalah penting. Selain itu, Karaton juga memiliki peran dalam

kebudayaan dan pendidikan tersebut.

Berikut sistem pendidikan di Sekolah Abdi Dalem (Pawiyatan Abdi

Dalem dan Pawiyatan Aksara Jawa) antara lain:

A. Pawiyatan Abdi Dalem

Pawiyatan abdi dalem ini merupakan pendidikan yang diperuntukkan oleh

abdi dalem. Abdi dalem yang terdiri dari abdi dalem punakawan dan abdi

dalem kaprajan mengikuti pembelajaran ini setiap hari Selasa dan Kamis

pukul 09.00 sampai dengan 14.00 WIB. Kegiatan pemebelajaran ini tidak

dipungut biaya (gratis). Pawiyatan ini dilaksanakan di Bangsal Kasatriyan

3 Anonim, Monografi Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1992), hlm. 126.

4 Ibid., hlm. 126.

Page 68: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

51

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.5 Berikut penjelasan mengenai Sekolah

Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

1. Guru

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningat

memiliki tenaga pengajar yang berasal dari abdi dalem dan keluarga karaton.

Tenaga pengajar antara lain:

Tabel 1. Daftar Guru di Pawiyatan Abdi Dalem

Karaton Ngayogyakarta Hadiningat

No Nama Guru Pengampu

1. KPH. H. Wironegoro, MSc Sabdatama

2. KRT. Kusumonegoro Filosofi Karaton Ngayogyakarta Hadiningat, Hamemayu Hayuning

Bawono, Watak Satriya, Golong

Gilig, Sangkan Paraninng

Dumadi, Manungaling Kawula

Gusti

3. KPH. Yudahadiningrat, SH Pranata Kalenggahan Abdi Dalem, Mijil, Serta Liyer

Mingser, Sejarah Keistimewaan

DIY (UU. No 13 Tahun 2012)

4. KRT. Prajaswasana Tata Bahasa Sarta Basa Bagongan

5. KRT. Rintaiswara Bab Hajad Dalem

6. KRT. PurwodiningratKagungan Dalem Gangsa Sarta Riwayat Asal Usulipun

5 Wawancara K.R.T Rintaiswara, 08 Januari 2019.

Page 69: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

52

7. KRT. Widyowinoto Pengagem Abdi Dalem Sarta

Subasita lan tata lampah,

Geladen Lampah-Lampah,

Ageman Abdi Dalem Serta

Subasita

8. KRT. Ir Widya Anindita, MM Wewangunan Karaton: Mirsani Wewangunan saking Pagelaran

dumugi alun-alun kidul,

wewangunan salebeting karaton,

wewangunan ing sak jawaning

Karaton, Sengkalan

9. KRT Wijaya Pamungkas, SE Agama Islam Ing Tanah Jawi

10. Drs. H. KRT. Tata Rakit Paprentahan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

Mangkuhadiningrat,

11. MJ. Ngabdul Wahab Sesambetane Agama lan Budaya Ing Karaton Miturut Wucalan

Wali Songo Sarta Jumbuhe

Ajaran Agama Lan Budaya Ing

Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat, Ahlussunah

Waljamaah

12 KPH. Suryohadiningrat Mengertosi Riwayat Dalem Para Sultan Ngayogyakarta Wiwit HB

I- HB X

13. KPH. Jatihadiningrat Asma Dalem Sarta Sesambetan Para Sedherek Dalem Lan Dara

Dalem Sarta Sabda Tama

14. KRT. Dr. Puspadiningrat Pangertosan Bab Pusaka Dalem

15. KRT. Prof. Radya Nalapratala Siti Kagungan Dalem

16. MW. Ngabdul Juwari Donga Panutup

Sumber: Jadwal Pawiyatan Abdi Dalem Punakawan Sarta Kaprajan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Rambah III/ VIII/ 2018.

Tenaga-tenaga pengajar ini mengajarkan sesuai materi-materi yang

telah dijadwalkan. Jadwal ini dikeluarkan oleh Tepas Parentah Hageng

Page 70: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

53

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat oleh KPH. H. Wironegoro selaku

penghageng (pimpinan) Parentah Hageng Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat. Sedangkan gaji guru diberikan sesuai dengan golongan abdi

dalem yang dimiliki.

2. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dalam Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton

Ngayogyakarta Hadiningat antara lain:

a. Sabdatama

Materi ini menjelaskan keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta

secara keseluruhan yang sesuai dengan Undang-Undang.

Sabdatama ini merupakan pernyataan penting yang disampaikan

raja. Sabdatama merupakan penegasan bahwa Daerah Istimewa

Yogyakarta mempunyai aturan yang menyangkut nilai dan tradisi

dalam mengatur tata pemerintahannya sendiri. 6 Sabdatama

merupakan pernyataan raja kepada rakyatnya secara langsung agar

dapat disampaikan secara menyeluruh kepada warganya.

6 Mataram termasuk di dalam Nusantara, mendukung tegaknya negara, tapi tetap memegang norma tradisi dan pemerintahan-kerajaan sendiri. Lihat: Pribadi Wicaksno, 4 Sabdatama Raja Yogya Untuk Warganya, (https://nasional.tempo.co/read/403116/4-sabdatama-raja-yogya-untuk-warganya/full&view=ok), diakses 10 Februari 2019.

Page 71: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

54

b. Filosofi Karaton Ngayogyakarta Hadiningat.

Materi ini menjelaskan mengenai sifat kepemimpinan yang

diajarkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I antara lain:

Hamemayu Hayuning Bawono, Wata Satriya, Golong Gilig,

Sangkan Paraning Dumadi, dan Mnunggaling Kawula Gusti.

Materi ini diberikan agar para abdi dalem menjadi contoh bagi diri

sendiri dan masyarakat.

c. Pranata Kalenggahan Abdi Dalem: Mijil, Serta Liyer Mingser

Materi Pranata Kalenggahan Abdi Dalem Pranata Kalenggahan

Abdi Dalem terdiri dari 11 Bab. 11 Bab ini terdiri dari: Bab I

Sebutan Ringkes, Bab II Reh Rehane, Bab III Papan Makaryo, Bab

IV Pangkat Kalenggahan, Bab V Minggah Pangkat, Bab VI

Pangkat Sipat Bupati, Bab VII Pratelan Urutane Pangkat, Bab VIII

Eselonisasi, Bab IX Majeng Hambiyantu Sarta Liyer Mingser, Bab

X Purnaning Pasuitan (MIJI), Bab XI Rujukan. Pada Materi ini

dijelaskan bagaimana aturan-aturan dan kedudukan abdi dalem

terhadap naik dan turunnya pangkat.7

Semasa Sri Sultan Hamengku Buwono VII dan Hamengku Buwono

VIII juga terdapat aturan mengenai karir abdi dalem. Aturan-aturan

tersebut terdapat di dalam Senarai Arsip Karaton Yogyakarta Masa

7 Pranatan Kalenggahan Angka: 001/KHPP/PRNTN/Pasa-VII/ALIP.1974.2014 Bab:

Pangkat Abdi Dalem.

Page 72: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

55

Sri Sultan Hamengku Buwono VII No. 956-1607 dan Senarai Arsip

Karaton Yogyakarta Masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII No.

356-643. Beberapa contoh arsip terkait dengan aturan pengunduran

abdi dalem dikarenakan melakukan kesalahan.8 Selain itu, terdapat

juga pengangkatan abdi dalem. 9 Aturan terakhir mengenai

pemberhentian abdi dalem. 10

d. Tata Bahasa Sarta Basa Bagongan

Materi ini menjelaskan mengenai pengertian bahasa bagongan,

contoh kata-kata yang digunakan dalam bahasa bagongan. Bahasa

Bagongan dikenal sejak masa Sultan Agung yang kemudian

digunakan oleh Hamengku Buwono I dan dipakai di Karaton

Yogyakarta sampai awal 1950. Bahasa Bagongan digunakan semua

lapisan masyarakat karaton, terkecuali untuk pribadi sultan dan

putra mahkota. Berbicara dengan keduanya tetap menggunakan

bahasa krama inggil. 11

Bahasa Bagongan masih sering digunakan

8 Lihat lampiran 2, Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Sri Sultan Hamengku

Buwono VIII Nomor 599 Tahun 1926, hlm. 117.

9 Lihat lampiran 3, Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII Nomor 435 Tahun 1923, hlm. 119.

10 Lihat lampiran 4, Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII Nomor 597 Tahun 1923, hlm. 120.

11 Wawancara K.R.T. H. Jatiningrat, S.H, 28 November 2018.

Page 73: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

56

meski terbatas pada golongan tua atau para serat dhawuh dalem di

tepas-tepas karaton.12

e. Bab Hajad Dalem

Materi Hajad Dalem menjelaskan mengenai acara-acara yang

dilaksanakan di Karaton Ngayogakarta Hadiningrat yang masih

diselenggarakan hingga saat ini. Beberapa contoh hajad dalem

antara lain sebagai berikut.

1) Garebeg (Dilaksanakan setiap tiga kali dalam setahun dalam

Kalender Jawa, yaitu: Garebeg Mulud/ Sekaten, Garebeg

Sawal/Idul Fitri, dan Garebeg Besar/ Idul Adha. 13

Di semua

upacara Garebeg di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat disertai

dengan mengeluarkan Gunungan/Pareden agar terus berterima

kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mewujudkan sedekahan

untuk masyarakat. Macam-macam Gunungan yaitu: Gunungan

Kakung, Gunungan Putri, dan Gunngan Daratan, Gunungan

Gepak, Gunungan Pawuhan, dan Gunungan Picisan. Setiap tahun

Dal di upacara Garebeg Mulud, gunungan yang dikeluarkan ini

ditambah dengan gunungan Kutug/ gunungan Brama. Di dalam

12 Purwadi, Sejarah Raja-Raja Jawa Sejarah Kehidupan Kraton dan

Perkembangannya di Jawa, (Yogyakarta: Media Abadi, 2014), hlm. 475.

13 K.R.T Rintaiswara, Bab Hajad Dalem (Kagem Wucalan Pawiyatan) Wonten hing

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, (Yogyakarta: KHP Widyabudaya, 2015), hlm.1.

Page 74: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

57

proses acara gunungan, ada upacara yang dilaksanakan 3 hari

sebelum acara Garebeg yaitu Tumplak Wajik, Nyebar udik-udik,

dan Miyos Gangsa (keluarnya gamelan (sekaten).

2) Labuhan

Upacara labuhan yaitu menghanyutkan perlengkapan raja dan

tempat-tempat yang berhubungan dengan sejarah Mataram.

Labuhan biasanya dilaksanakan di Pantai Parangtritis,

Parangkusmo, Labuhan Gunung Merapi, dan sebagainya. Labuhan

diikuti oleh para abdi dalem dan warga sekitar. Labuhan

dilaksanakan setiap bulan Muharram (Sura).

3) Siraman Pusaka

Siraman pusaka dilaksanakan pada Selasa Kliwon, Rabu Legi atau

Jumat Kliwon Sabtu Legi Bulan Sura. Siraman pusaka

dilaksanakan di dalam Cepuri Karaton, Museum Kreta Karaton,

Rotowijayan, dan Astana Pajimatan Imogiri.14

f. Kagungan Dalem Gangsa Sarta Riwayat Asal Usulipun

Materi terdiri dari beberapa gamelan kepunyaan dari Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. Gamelan-gamelan tersebut antara lain:

Gamelan Monggang, Gamelan Kodhok Ngorek, Gamelan

Carabalen, Gamelan Sekaten, Gamelan Ageng. Selain itu, terdapat

14Ibid., hlm.19.

Page 75: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

58

juga manfaat sejarah gamelan dan menyebutkan macam-macam

perangkat setiap gamelan.

g. Pengagem Abdi Dalem Sarta Subasita lan Tata Lampah

Materi ini menjelaskan pakaian-pakaian yang digunakan abdi

dalem, bertata krama, dan termasuk cara berjalan. Pakaian-pakaian

abdi dalem yang tediri dari pakaian peranakan, kebaya, dan

sebagainya. Filosofi-filosofi yang ada di dalam baju peranakan juga

dijelaskan dalam materi ini. Selain itu, materi ini dielaskan

mengenai sopan santun bertata krama yang dilakukan oleh abdi

dalem baik itu sesama para abdi dalem, keluarga raja, maupun

sultan.

Materi Tata Lampah (Cara Berjalan) juga terdapat dalam materi

Pawiyatan Abdi Dalem. Tata cara berjalan bermacam-macam,

seperti: cara berjalan menuju karaton, menuju bangsal, dan

sebagainya. Materi-materi ini guna mengedepankan pelajaran yang

mengajarkan budi pekerti.

h. Wewangunan Karaton

Materi Wewangunan karaton menjelaskan mengenai serangkaian

konsep terkait tata ruang, bangunan, ragam hias, tanaman, fungsi

dan kegunaan ruang atau bangunan yang ada di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. Materi ini terdiri dri berbagai macam-

macam sub judul antara lain: Mirsani Wewangunan saking

Page 76: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

59

Pagelaran dumugi alun-alun kidul (bangunan Pagelaran sampai

Alun-Alun Selatan), wewangunan salebeting karaton (bangunan

yang ada di dalam karaton), wewangunan ing sak jawaning Karaton

(bangunan yang ada di dalam karaton), dan Sengkalan (tanda bahwa

Karaton Ngayogyakarta sudah berdiri).

Materi ini menjelaskan sejarah Karaton Ngayogakarta Hadiningat,

Filosofi letak Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, dan dijelaskan

pula beberapa bangunan-bangunan Karaton Ngayogyakarta

Hadiningat.

i. Agama Islam Ing Tanah Jawi

Materi ini menjelaskan mengenai Karaton jika dilihat dari sisi

sejarah budaya dan agama. Selain itu dijelaskan pula amalan-

amalan yang terdapat dalam Hadits Rasulullah serta manfaat dalam

melakukan amalan tersebut. Isi materi ini dapat dilihat

selengkapnya di dalam materi yang berjudul Agama- Budaya dan

Aswaja.

j. Sejarah Keistimewaan DIY (UU. No 13 Tahun 2012)

Materi ini menjelaskan tentang UU. No 13 Tahun 2012 dan

Peraturan Daerah Istimewa Tentang Kewenangan Dalam Urusan

Keistimewaan DIY. UU. No 13 Tahun 2012 ini terdiri dari 16 bab

antara lain: Bab I Ketentuan Umum, Bab II Batas dan Pembagian

Wilayah, Bab III Asas dan Tujuan, Bab IV Kewenangan, Bab V

Page 77: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

60

Bentuk dan Susunan Pemerintahan, Bab VI Pengisian Jabatan

Gubernur dan Wakil Gubernur, Bab VII Gubernur dan/atau Wakil

Gubernur Berhalangan, Bab VIII , Bab IX Kebudayaan, Bab X

Pertanahan, Bab XI Tata Rang, Bab XII Perda, Perdais, Peraturan

Gubernur dan Keputusan Gubernur, Bab XIII Pendanaan, Bab XIV

Ketentuan Lain-lain, Bab XV Ketentuan Peralihan, dan Bab XVI

Ketentuan Penutup.

Materi kedua adalah Peraturan Daerah Istimewa Tentang

Kewenangan Dalam Urusan Keistimewaan DIY. Materi ini terdiri

dari 9 bab, antara lain: Bab I Ketentuan Umum, Bab II Tata Cara

Pengisian Jabatan, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang Gubernur

dan Wakil Gubernur, Bab III Kelembagaan Pemerintah Daerah,

Bab IV Kebudayaan, Bab V Pertanahan, Bab VI Tata Ruang, Bab

VII Pendanaan, Bab VIII Ketentuan Peralihan, dan Bab IX

Ketentuan Penutup.

k. Geladhen Pengageman Abdi Dalem Tata Lampah Sarta Subasita

Materi ini menjelaskan aturan-aturan mengenai pakaian abdi dalem

dan sopan santun dilengkapi dengan cara berjalan para abdi dalem.

Selain itu, para abdi dalem juga melakukan praktik bagaimana cara

berpakaian dengan benar, cara berjalan, dan cara bertata krama.

Praktik ini dilaksanakan di Bangsal Kasatriyan Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat.

Page 78: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

61

l. Tata Rakit Paprentahan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

Materi ini menjelaskan mengenai tata urutan dalam pemerintahan

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Materi ini diajarkan oleh Drs.

KRT. H Mangkuhadiningrat. Tata urutan pemerintahan di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat dibagi berdasarkan tepas-tepas (badan-

badan) yang menangani urusan karaton. Setiap tepas memiliki

penghageng (pimpinan) seperti halnya dalam urusan tata

administratif.

m. Sesambetane Agama lan Budaya Ing Karaton Miturut Wucalan

Wali Songo Sarta Jumbuhe Ajaran Agama Lan Budaya Ing

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat,

Materi ini menjelaskan tentang pengertian agama dan budaya secara

terpisah, sisi sejarah Karaton, dan acara-acara budaya di Karaton

seperti Maulid Nabi yang diambil manfaat positifnya sesuai dengan

hadits dan surat-surat Al- Qur’an. Budaya-Budaya di karaton

dilaksanakan sesuai dengan perkembangan zaman dan tetap ada

ajaran moral, agama, sosial, dan budaya di dalamnya. Topik ini

merupakan bagian dari materi yang berjudul Agama- Budaya dan

Aswaja.

Page 79: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

62

n. Mengertosi Riwayat Dalem Para Sultan Ngayogyakarta Wiwit HB

1- HB X

Materi ini menjelaskan tentang sejarah singkat Raja-Raja

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dari Sri Sultan Hamengku

Buwono I sampai dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait

dengan biodata-biodata raja dan diceritakan sekilas mengenai

peristiwa sejarah pada setiap pemerintahan raja. Berbagai isi materi

ini dapat dilihat selengkapnya dalam Sejarah Singkat Raja-Raja

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

o. Ahlussunah Waljamaah

Materi ini menjelaskan makna dan pengertian dari Ahlussunah

Waljamaah, akidah, dan sumber hukum. Topik ini merupakan

bagian dari materi yang berjudul Agama- Budaya dan Aswaja.

Materi ini dijelaskan secara singkat dan jelas dalam Pawiyatan Abdi

Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

p. Asma Dalem Sarta Sesambetan Para Sedherek Dalem Lan Dara

Dalem Sarta Sabda Tama

Materi ini menjelaskan mengenai hubungan keluarga dan silsilah

saudara para raja di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tepas

yang mengurusi urusan keluarga raja bernama Tepas Darah Dalem.

Page 80: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

63

q. Pangertosan Bab Pusaka Dalem

Materi ini menjelakan mengenai macam-macam pusaka baik di

dalam Karaton maupun di luar Karaton jenisnya ada yang berwuud

keris, tombak, dan bendera. Salah satu contoh pusakanya adalah

tombak Kyai Plered. Berbagai isi materi ini dapat dilihat

selengkapnya dalam Kagungan Dalem Pusaka Karaton

Ngayogyakarta.

r. Siti Kagungan Dalem (Sultan Grond= Tanah Kasultanan) Materi

ini menjelaskan mengenai kegunaan tanah kasultanan tersebut

berdasarkan Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755, Perda I Nomor 5

Tahun 1954, Rijksblad Kasultanan Nomor16 Tahun 1918. Tanah-

tanah Kasultanan Yogyakarta sudah diatur sejak pemerintahan

kolonial.

s. Kagungan Dalem Ringgit Ing Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat

Materi ini menjelaskan macam-macam wayang dari Sri Sultan

Hamengku Buwono I sampai dengan Sri Sultan Hamengku Buwono

VIII yang dikelompokkan berdasarkan kurun waktu. Materi ini juga

diajarkan di Sekolah Habirandha Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat sampai sekarang. Ringgit (wayang) yang dipelajari

khususnya wayang gaya Yogyakarta.

Page 81: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

64

t. Wanuh Wayang Kulit Purwo Gagrak Ngayogakarta

Materi ini menjelaskan tentang asal mula sebutan Wayang Purwa

Gagrak Ngayogyakarta beserta sejarah bedirinya Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat yang bermula dari Perjanjian Giyanti,

Filsafat, dan Karakter mengenai wayang kulit purwa (gagah dan

pemberani), perlengkapan untuk mementaskan wayang kulit purwa,

dan gambar-gambar tokoh wayang. Materi ini dibuat oleh

Pamulangan Dhalang Habirandha Yogyakarta.

Materi-materi di dalam Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem tersebut

merupakan materi secara keseluruhan. Selain materi di atas,

terdapat materi-materi lain yang telah dirangkum oleh K.R.T H.

Jatiningrat, S.H mengenai pawiyatan. Materi pawiyatan terdiri dari

8 bab. Materi-materi tersebut antara lain;

a. Bab 1 Kepemimpinan

b. Bab 2 Perkembangan Sekolah di Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat

c. Bab 3 Gelar Sultan untuk Kesejahteraan dan Ketenteraman

Masyarakat

d. Bab 4 Menghayati Pengertian Istimewa Daerah Istimewa

Yogyakarta

e. Bab 5 Membangun Generasi Muda

Page 82: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

65

f. Bab 6 Pendidikan dan Pembentukan Jiwa di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat

g. Bab 7 Masih Adakah Pendidikan Karakter?

h. Bab 8 Kebijakan Pendidikan Hamengku Buwono VIII.

Materi-materi tersebut sebagai materi tambahan bagi para abdi dalem

khususnya. Materi Pendidikan dan Pembentukan Jiwa di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat lebih erat kaitannya dalam membentuk

jiwa abdi dalem sebagai seorang ksatria. 15

3. Kegiatan Pembelajaran

Para abdi dalem baik abdi dalem punakawan serta kaprajan

mengikuti proses pembelajaran di Bangsal Kasatriyan Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. 16

Bangsal Kasatriyan berbentuk pendopo

agung. Selain tempat pembelajaran, Bangsal Kasatryan sebagai untuk

pertunjukan seni seperti: tari, karawitan, pertunjukan gamelan, dan

sebagai tempat tinggal para putra raja yang belum menikah.17

Pendidikan Pawiyatan Abdi Dalem diikuti oleh seluruh abdi dalem.

Pendidikan setiap angkatan berlangsung selama sebulan dengan setiap

15 Wawancara K.R.T. H. Jatiningrat, S.H, 28 November 2018.

16 Lihat lampiran 5, hlm. 121.

17 Kerajaan Nusantara, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, (www. kerajaannusantara.com/id/yogyakarta-hadiningrat/istana-utama. diakses 18 Februari 2019).

Page 83: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

66

angkatannya berjumlah 100 orang. Setelah mengikuti pendidikan ini abdi

dalem akan mendapatkan sertifikat dari karaton yang berisi pernyataan

kenaikan pangkat atau pemberian kedudukan yang disebut serat

kekancingan. 18

Serat kekancingan diberikan pada waktu abdi dalem

melaksanakan wisuda. 19

Setiap tahunnya pihak Karaton Yogyakarta

melaksanakan prosesi wisuda abdi dalem sebanyak dua kali yaitu pada

Bakda Mulud dan Sawal.20

Setelah seluruh Abdi Dalem selesai diwisuda,

prosesi dilanjutkan dengan penerimaan partisara Pawiyatan Abdi Dalem.

21 Setelah itu, sebagai penutupnya memberikan atur panuwun

(penyampaian terima kasih). Pembelajaran dan prosesi wisuda abdi dalem

diselengarakan di Bangsal Kasatriyan. 22

Dalam kegiatan pembelajaran, tidak hanya dilakukan dengan

penjelasan materi secara lisan saja (ceramah teori sosial budaya dan adat)

tetapi dengan cara melakukan praktik. Praktik dilakukan di Bangsal

Kasatriyan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Berikut macam-macam

18 Kawedanan Hageng Panitrapura, Pranatan Kalenggahan Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat , (Yogyakarta : Kawedanan Hageng Panitrapura, 2014), hlm. 1 Nomor 001. KHPP/PRNTN/Pasa-VII/2014.

19 Lihat lampiran 6, hlm. 122.

20 Bakda Mulud dan Sawal merupakan sistem kalender Hijriah yang dibuat oleh Sultan Agung. Lihat: Ahmad Sahroji, Kenapa Kalender Jawa Mirip dengan Kalender Hijriyah?, (https://news.okezone.com/read/2017/09/20/340/1779891/kenapa-kalender-jawa-mirip-dengan-kalender-hijriah-berikut-penjelasannya, diakses 01 Januari 2019).

21Lihat lampiran 7, hlm. 123.

22 Lihat lampiran 8, hlm. 124.

Page 84: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

67

tata cara abdi dalem dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan

peran (sebagian diajarkan oleh Pawiyatan Abdi Dalem) adalah:

a. Cara Berjalan

Para abdi dalem melakukan kegiatan praktik di Pawiyatan

Abdi Dalem. Tata cara berjalan antara lain: memasuki melalui

regol (pintu gerbang) sri manganti, regol kemagangan. Apabila

perjalanan telah sampai di dalam dan masuk ke pintu gerbang,

maka busana diperiksa kembali kerapihannya. Kancing baju telah

dikancingkan, wiru telah rapi di tempatnya, dan ikat kepala telah

lurus. Apabila kesemuanya telah selesai, perjalanan diteruskan

dengan tangan kiri memegang wiru, tangan kanan melenggang

sementara, pandangan mata ditetapkan ke depan lurus, tidak

boleh menoleh ke kiri dan ke kanan.

Kedua, saat berjalan, sebaiknya k satu per satu (urut kacang),

tidak berdampingan, tidak bersenda gurau. Berjalan di sebelah

pinggir dan terus maju ke tempat tujuan. Kalau perjalanan lewat

regol gapura, maka hendaklah berhenti sebentar, duduk

menhadap bangsal prabayeksa, menyembah dan lalu mengambil

tempat duduk untuk selanjutnya menghadap (sowan). 23

23 Soepomo Poedjosoedarmo dan Laginem, Bahasa Bagongan, (Yogyakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014) hlm. 47.

Page 85: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

68

Lipatan-lipatan kain (Wiru) harus diatur. (Wiru) kain diatur

dan ditempatkan di bawah kain bagian telapak kanan. Sesudah

memberikan sembah lalu duduk dengan tangan ngapurancang

(dipertemukan). Kalau akan melanjutkan perjalanan, tubuh

berjongkok, menyembah lalu berdiri, dan selanjutnya berjalan

menuj tempat tujuan. Kalau akan berjalan melewati plataran

(halaman), sebaiknya langkah masuk itu melewati gerbang

butulan dan terus ke sebelah timur regol gapura.24

b. Pada waktu menghadap di plataran dan kedhaton

Para abdi dalem memperhatikan sopan santun ketika berada

di lingkup karaton. Contohnya adalah sewaktu menghadap di

plataran dan kedhaton, tidak diperkenankan merokok. Selain itu,

dalam tata bahasa dilangsungkan dalam bahasa Bagongan,

kecuali tehadap Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom

Hamengkunegara (kepada K.G.P.A.A Hamengkunegara ini

percakapan dilangsungkan dengan tingkat undha-usuk krama).25

c. Apabila para abdi dalem akan naik trap ke bangsal kothak,

bangsal kencana serta bangsa prabasuyasa

Para abdi dalem memperhatikan tata cara ketika memasuki

bangsal-bangsal karaton. Para abdi dalem harus berjongkok lalu

24 Ibid., hlm. 48.

25 op.cit., hlm. 47.

Page 86: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

69

menghadap bangsal, menyembah, kemudian pantat diangkat dulu

dan diletakkan di atas lantai, lalu kaki ditarik, berjongkok

menyembah lagi, lalu mengatur cara duduk, dengan wiru ditata

lagi, hal ini disebut sowan.26

Aturan-aturan ini dilakukan bagi

para abdi dalem dalam mengunjungi sebuah bangsal.

d. Sembah

Menyembah merupakan penghormatan kepada pihak lain baik

kepada pemimpin (Raja), kepada orang tua atau orang yan

dituakanyang patut mendapat penghormatan. Adapun cara

menyembah adalah menangkapkan kedua telapak tangan secara

rapat ibu jari ketemu ibu jari, masing-masing jari bersatu,

kemudian diangkat dengan ibu jari mengenai hidung.

Menyembah dilaksanakan dengan duduk bersila, jongkok, atau

berdiri disampaikan kepada benda-benda pusaka maupun tempat

yang dianggap sakral, yang diciptakan oleh leluhur.

e. Duduk bersila

Para abdi dalem duduk bersila mempunyai aturan sendiri.

Pertama, telapak kaki kanan berada di bawah dalam kaki kiri,

telapak kaki kiri disisipkan antara paha dan betis kaki kanan.

Tumit kaki kanan di bawah betis kaki kiri, telapak kaki kiri

26 loc.cit., hlm. 47.

Page 87: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

70

maupun kanan menghadap ke atas. Kain dan wiron menutup

kedua kaki kanan dan kaki kiri. Tangan kanan dan tangan kiri

menutup di depan kedua kaki yang disebut ngapurancang.

Punggung tegak dada ke depan, kepala tegak, pandangan tetap

lurus.

f. Duduk di Kursi

Sopan santun merupakan hal yang utama. Salah satunya adalah

ketika duduk di kursi. Tata cara adalah kaki kiri dan kiri kanan

tidak saling tumpeng, tetapi sejajar dan menampak. Tangan kiri

dan kanan di depan pangkuan, badan tegak, dada ke depan

sedikit, kepala tegak pandangan lurus ke depan kurang lebih 5

meter, tidak menoleh kanan dan kiri.

g. Cara berjalan

Tata cara berjalan untuk para abdi dalem sangat diperlukan.

Berjalan biasa maupun jalan jongkok atau berjalan menggunakan

pantat (ngesot). Cara berjalan biasa, tangan kiri memegang

lipatan kain (wiron), sedang tangan kanan melambai biasa.

Pandangan tetap ke depan tidak boleh toleh kanan dan ke kiri,

berjalan selalu mengambil di pinggir. Kalau berjalan bersama

tidak bergerombol tetapi harus urut, tidak diizinkan mengobrol.

Di dalam Karaton tidak diperkenankan memakai alas kaki baik

Page 88: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

71

sepatu maupun sandal. Bila hujan diizinkan memakai payung.

Masing-masing memegang payung sendiri.27

4. Murid

Murid yang melaksanakan pendidikan pawiyatan ini adalah para abdi

dalem. Abdi dalem yang terdiri dari abdi dalem punakawan serta kaprajan.28

Saat mengikuti pembelajaran, para abdi dalem mengenakan baju yang

disebut dengan pranakan. Baju pranakan diprakarsai oleh Sri Sultan

Hamengku Buwono VI. Kata pranakan mengandung arti bahwa ketika

mengenakannya seseorang seperti keluar dari rahim seorang Ibu. 29

Pranakan artinya wadhah bayi atau rahim ibu. Para abdi yang

mengenakannya layaknya seorang bayi yang suci, murni, dan fitrah.

Pranakan juga berarti prepat, punakawan, atau abdi yang dekat di hati.

Hal ini dilukiskan dengan jenis lurik yang digunakan bergaris 3-4. Warna

baju pranakan berwarna biru tua mengacu kepada kedalaman dan

kekhusyukan hati. Kancing baju pranakan berjumlah 6 dibagian leher,

27 D. Soenarto, Kesetiaan Abdi Dalem, (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hal. 51-53.

28 Abdi dalem punakawan merupakan abdi dalem yang mendapatkan gaji dari pihak karaton melalui Tepas Danartopuro, sedangkan abdi dalem kaprajan tidak berhak gaji dari pihak

karaton tetapi mendapatkannya dari pihak pemerintah RI. Dengan demikian, abdi dalem kaprajan

itu prinsipnya sebagai abdi dalem caos (datang ke karaton hanya sebagai pengakuan bahwa dirinya abdi dalem) dan tidak mempunyai beban tugas. Berbeda dengan abdi dalem punokawan,

secara kelembagaan diakui oleh pihak karaton sebagai salah satu perangkat pemerintahan karaton

dan mendapatkan tugas tertentu. Lihat: Agus Sudaryanto, Hak dan Kewajiban Abdi Dalem Dalam Pemerintahan (Mimbar Hukum, Volume 20 Nomor

1 Februari 2008), hlm. 166.

29 Wawancara K.R.T Jatiningrat, S.H, 27 November 2018.

Page 89: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

72

juga terdapat 5 kancing pada bagian lengan panjang kiri dan kanan.

Angka 5 pada kancing berkaitan dengan rukun islam (syhadat, shalat,

puasa, zakat, dan haji). 30

Para abdi dalem kakung (laki-laki) saat melaksanakan tugasnya juga

mengenakan blangkon dan keris. 31

Sedangkan untuk para abdi dalem

putri busana yang dikenakan saat di karaton harus menggunakan kemben.

Ciri-ciri dari Abdi Dalem Keparak adalah, tidak mengenakan baju

penutup. Berbeda dengan Abdi Dalem putri baik dari golongan

Punakawan, Keprajan atau masih mempunyai kedudukan Darah Dalem.

Kelompok ini boleh mengenakan kebaya tangkeban berwarna hitam.

Sedangkan untuk kerabat karaton mulai dari Putri Dalem, Istri Pangeran,

Wayah Dalem Putri dan Istri Wayah Dalem boleh mengenakan kebaya

tangkeban warna-warni. Namun, pada saat menerima tugas, waranggana

(sinden) atau Keparak mengenakan busana yang disebut

30 Wawancara K.R.T Jatiningrat, S.H, 27 November 2018.

31 Blangkon, berasal dari kata blangko yang berarti mencetak kosong, adalah suatu nama yang diberikan pada jenis-jenis iket yang telah dicetak. Sedangkan berasal dari kata keiris yang artinya terpotong. Tidak seperti atribut lainnya, keris hanya boleh dipakai oleh abdi dalem yang telah berpangkat minimal bekel enom. Lihat: Nail Hikam Faqihuddin,

Makna Simbolis Pakaian Dinas Abdi Dalem Keraton

Yogyakarta,(https://www.academia.edu/35396281/Makna_Simbolis_Pakaian_Dinas_Abdidal em_Keraton_Yogyakarta), diakses 05 Februari 2019.

Page 90: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

73

janggan dan menggunakan satu wiron di ujung sebelah kiri yang nampak

dari luar.

5. Fasilitas Pembelajaran

Para abdi dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat mengikuti

pembelajaran pawiyatan mendapatkan beberapa fasilitas pembelajaran berupa

materi-materi pembelajaran. Fasilitas pembelajaran lainnya berupa gedung

untuk melaksanakan pembelajaran adalah Bangsal Kasatriyan Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain itu, terdapat juga bangsal yang digunakan

untuk acara wisuda. Bangsal tersebut bernama Bangsal Kasatriyan Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. Para abdi dalem melaksanakan wisuda di bangsal

tersebut jika abdi dalem sudah mengikuti magang selama 2 tahun. Berikut

jenjang kepangkatan abdi dalem setelah mengikuti magang, antara lain;

a. Jajar

b. Bekel Anom

c. Bekel Sepuh

d. Lurah

e. Penewu

f. Wedono

g. Riya Bupati

h. Bupati Anom

i. Bupati Sepuh

Page 91: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

74

j. Bupati Kliwon

k. Bupati Nayoko

l. Pangeran Sentana

Kenaikan pangkat abdi dalem tersebut berbeda pada setiap abdi dalem.

Abdi Dalem Reh Punakawan Tepas bisa naik pangkat 3- 5 tahun sesuai

dengan bakti serta kerajinan, sedangkan Abdi Dalem Reh Punakawan Caos

dapat naik pangkat diantaranya 4-5 tahun sesuai dengan bakti dan kerajinan.32

Abdi dalem yang sudah mengikuti magang boleh dikatakan sudah resmi

menjadi abdi dalem dan berhak menerima jenjang kepangkatan. Kenaikan

pangkat seorang Abdi Dalem dikelola oleh Parentah Hageng. Parentah

Hageng mempunyai kewenangan untuk mengangkat, menaikkan pangkat dan

mempensiunkan Abdi Dalem.

Setiap Abdi Dalem akan mendapatkan Asma Paring Dalem (nama Abdi

Dalem), Pangkat, dan Penugasan yang terdapat di dalam Serat Kekancingan

(SK) dikeluarkan oleh Parentah Hageng. 33

Selain adanya kenaikan pangkat

dan gelar abdi dalem terdapat juga aturan-aturan yang

32 Lihat Pranatan Kalenggahan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat (Pangkat Abdi

Dalem) Bab V Minggah Pangkat hlm. 5.

33 Parentah Hageng adalah yang bertugas mengenai administrasi abdi dalem. Lihat: Dawuh Dalem, Tata Rakit Paprintahan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, (Yogyakarta: Dawuh Dalem, 1999) hlm. 8 Nomor 01/DD/HB.X/EHE-1932.

Page 92: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

75

mengatur terkait dengan proses pemberhentian abdi dalem atau istilah nama

lainnya adala miji. Proses pemberhentian abdi dalem dapat disebbakan oleh

macam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: usia lanjut,

kesehatan, dan dan sebab-sebab lain. Berikut beberapa ketentuan terkait miji

atau proses pemberhentian Abdi Dalem:

a. Miji Sudono Mulyo: telah mengabdi di atas 20 tahun

b. Miji Sudono Saroyo: telah mengabdi antara 10-20 tahun

c. Miji Tumpuk: lama pengabdian di bawah 10 tahun

d. Miji Pocot: diberhentikan dengan tidak hormat sehingga harus

mengembalikan gelar yang diberikan oleh Sultan (asma paring Dalem)

dan dilarang masuk ke karaton.

Kenaikan pangkat, gelar, dan pemberhentian didapatkan oleh setiap abdi

dalem. Selain pengetahuan yang didapat di pawiyatan, para abdi dalem juga

mendapatkan penambahan pengetahuan mengenai budaya, upacara, adat,

sejarah dan filosofi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat oleh instansi-instansi

lain terkait dengan sosial budaya karaton bagi anak-anak, terutama anak-anak

sekolah34

Penambahan pengetahuan yang dilaksanakan oleh karaton ini

merupakan salah satu peranan karaton dalam memperkenalkan kebudayaan

oleh anak-anak dan masyarakat umum.

34 Jatiningrat, Pawiyatan, (Yogyakarta: Tepas Banjarwilapa, 2014), hlm. 29.

Page 93: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

76

B. Pawiyatan Aksara Jawa Untuk Abdi Dalem

Pawiyatan aksara Jawa ini merupakan bagian dari Sekolah Pawiyatan

Abdi dalem. Pawiyatan aksara Jawa ini merupakan pendidikan tambahan yang

diperuntukkan oleh abdi dalem. Abdi dalem yang terdiri dari abdi dalem

punakawan serta abdi dalem kaprajan mengikuti pembelajaran ini setiap hari

Senin dan Kamis pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB. Pawiyatan ini

dilaksanakan di Gedung (KHP) Widyabudaya Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat. 35

Pawiyatan ini sifatnya khusus mempelajari aksara Jawa.

Berikut penjelasan mengenai Sekolah Pawiyatan Aksara Jawa Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat:

1. Guru

Pawiyatan aksara Jawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningat memiliki

tenaga pengajar yang berasal dari abdi dalem. Guru-guru di Pawiyatan

Aksara Jawa ini antara lain: KRT. Rintaiswara dan KRT. Prajaswasana.

Tenaga-tenaga pengajar ini mengajar sejak tahun 2012. Tugas utama para

pengajar ini adalah memberikan materi pembelajaran terkait dengan tata

cara menulis dan membaca aksara Jawa. Selain itu, para pengajar juga

memberikan pengetahuan lain guna menambah wawasan para abdi dalem.

35

Tepas Tanda Yekti, Pawiyatan Aksara Jawi Abdi Dalem Memasuki Angkatan Ke- 4, (http://kratonjogja.id/peristiwa/27/pawiyatan-aksara-jawi-bagi-abdi-dalem-memasuki-

angkatan-ke-4. diakses 25 Juni 2017).

Page 94: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

77

2. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dalam Pawiyatan Aksara Jawa Karaton

Ngayogyakarta Hadiningat seperti: menulis, membaca aksara Jawa,

menyanyikan tembang, sejarah, wayang, dan sebagainya. Selain itu,

terdapat pelajaran tambahan mengenai sejarah asal usul wayang dan

makna dari tembang-tembang macapat. Pelajaran-pelajaran tambahan ini

diberikan guna memberikan wawasan luas bagi para abdi dalem

disamping mempelajari aksara Jawa.

Buku ajar Pawiyatan Aksara Jawa Layang Aksara Jawa Jilid I, II, dan

III memiliki kesamaan dengan buku ajar semasa Sekolah Klas II yaitu

kitab Layang Paramasastra Jawa. Kesamaannya terdapat dalam hal tata

bahasa serta penulisan bahasa Jawa dengan huruf Jawa. Sehingga lulusan

Sekolah klas II pada waktu itu, biasanya telah mempunyai dasar yang

kuat untuk pengetahuan bahasa Jawa, misalnya: hal tulis menulis huruf

Jawa, tata bahasa Jawa, kesusasteraan Jawa (tembang Macapat,

Tengahan, Gede) dengan segala pedoman-pedomannya. Selain itu,

diperhatikan dalam unggah-ungguh basa Jawa.36

36 Anonim, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta,

(Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan

Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1977), hlm. 85.

Page 95: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

78

3. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran Pawiyatan Aksara Jawa memberikan

pengetahuan dasar aksara Jawa bagi para abdi dalem yang ingin belajar

aksara Jawa. 37

Abdi dalem yang terdiri dari pangkat/gelar yang berbeda

dikelompokkan dalam satu kelas. Satu kelas berisi 30 peserta.38

Kegiatan

pembelajaran menggunakan buku. Buku tersebut membahas tentang

macam-macam huruf aksara Jawa dan bagaimana tata tulis aksara Jawa

dengan memperhatikan tanda bacanya. Kegiatan pembelajaran ini

dilaksanakan di Gedung KHP Widyabudaya. 39

Tata urutan dalam

melaksanakan proses pembelajarannya adalah sebagai berikut:

a. Pembacaan Pambukaning Pawiyatan (Pembukaan Pawiyatan)

Pembukaan pawiyatan dengan menyanyikan tembang yang berjudul

Mijil Karamanglung. Tembang ini selalu dinyanyikan sebelum

Pawiyatan Aksara Jawa dimulai. Inti dari tembang ini adalah meminta

pada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dilancarkan dalam mengikuti

pembelajaran aksara Jawa terkait dengan menulis dan membaca huruf

jawa.

37 Perkembangan Tulisan jawa menurut De Casparis. De Casparis membedakan

menjadi 5 periode: Pallawa sebelum 700, Kawi tahap awal 750-925, Kawi tahap akhir 925-

1250, Majapahit 120-1450, dan Jawa Baru 1600-sekarang. Nama Kawi bisa dianggap Tulisan

Jawa Kuno. Lihat: W. Van der Molen, Sejarah dan Perkembangan Aksara Jawa, (tanpa

lokasi penerbit: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tanpa tahun), hlm. 5.

38 Wawancara K.R.T Rintaiswara, 08 Januari 2019.

39 Lihat lampiran 9, hlm. 125.

Page 96: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

79

b. Waktu Istirahat

Pembelajaran aksara jawa ini mempnyai jeda waktu untuk

beristirahat. Dalam waktu beristirahat, para abdi dalem yang mengkuti

pembelajaran ini diperkenankan untuk makan dan minum. Sama

seperti halnya pada pembukaan pawiyatan yaitu menyanyikan

tembang. Doa untuk makan dan minum yang berjudul Kinanthi

Mangu Slendro Manyura. Dalam tembang ini memberikan kesan

bahwa ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena sudah

diberikan rezeki dan berdoa semoga mendapat berkah dan berguna

untuk seterusnya.

c. Menyanyikan tembang (lagu Jawa)

Menyanyikan tembang merupakan kegiatan yang dilakukan disela-

sela pembelajaran latihan membaca dan menulis aksara Jawa. Para

abdi dalem beserta guru menyanyikan salah satu tembang yang

berjudul Mijil Raramanglung. Dalam tembang ini dijelaskan bahwa

terdapat 5 plengkung di Mataram yaitu: Plengkung Nirbaya

(Gadhing), Plengkung Jagabaya (Tamansari), Plengkng Jagasura

(Ngasem), Plengkung Tarunasura (Wijilan), dan Plengkung

Madyasura (Gondomanan). Akan tetapi, yang masih ada dan

digunakan sampai saat ini hanya ada 4 plengkung. Selain itu, di dalam

lagu tersebut juga menggambarkan suasana di dalam karaton yang

Page 97: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

80

didalamnya terdapat pohon beringin, air bersih, dan terdapat pohon

gayam di setiap jalan.

d. Menulis dan membaca aksara Jawa

Pembelajaran inti adalah menulis dan membaca aksara jawa dengan

cara menirukan guru langsung.40

Abdi dalem membaca dan menulis

aksara Jawa secara bergantian. Sembari menunggu mendapat giliran

membaca, maka disetiap kehadirannya diminta untuk tanda tangan

bagi setiap peserta.41

Selain itu, guru juga memberikan latihan soal-

soal menulis huruf jawa pada setiap pertemuannya dan soal diberikan

sebagai tugas untuk dikerjakan di luar pembelajaran.42

e. Panutuping Pawiyatan (Penutup Pawiyatan).

Pawiyatan Aksara Jawa mempunya tata urutan pembelajaran kegiatan

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terakhir dilakukan dengan

menyanyikan tembang yang berjudul Pangkur Dhudhakasmaran.

Tembang ini menjelaskan bahwa sudah selesainya pembelajaran

pawiyatan dan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

40 Lihat lampiran 10, hlm. 126.

41 Lihat lampiran 11, Arsip Serat-Serat Pasarta Aksara Jawa Tahun 2018, hlm. 127.

42 Lihat Lampiran 12, Arsip Serat-Serat Pasarta Aksara Jawa Tahun 2018. hlm. 128.

Page 98: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

81

f. Penilaian dan Evaluasi

Penilaian dan evaluasi terkait dengan pembelajaran adalah hal utama.

Penilaian harian dan presensi kehadiran adalah hal yang utama dalam

memperoleh nilai di dalam Pawiyatan Aksara Jawa. 43

Penilaian

menggunakan standar huruf A, B, dan C pada saat ujian.44

Di

samping penilaian harian, terdapat ujian setiap bulannya. Ujian setiap

bulan dilaksanakan pada minggu terakhir dan sebagai penentu lulus

atau tidaknya. Abdi dalem yang lulus dalam pembelajaran ini akan

diberikan partisara.45

Proses pembelajaran di dalam Pawiyatan Aksara Jawa sudah tersusun

dengan urut. Para abdi dalem yang mengikuti Pawiyatan Aksara Jawa

ini dalam melaksanakan pembelajarannya, diawali dan diakhiri

dengan menyanyikan tembang (lagu Jawa). Tembang-tembang ini

antara lain; Mjil Raramanglung (sebagai pembukaan pawiyatan),

Kinanthi Mangu Slendro Manyura (sebagai doa pengantar makan dan

minum), dan Pangkur Dhudhakasmaran (doa penutup pawiyatan). 46

43 Lihat Lampiran 13, Arsip Serat-Serat Pasarta Aksara Jawa Tahun 2018, hlm. 129.

44 Lihat Lampiran 14, Arsip Serat-Serat Pasarta Aksara Jawa Tahun 2018, No.066/KHP. WB/IX/2018, hlm. 130.

45 Lihat Lampiran 15, Arsip Serat-Serat Pasarta Aksara Jawa Tahun 2018, No.

72/PHK/TDP/KPJ/II/2015, hlm. 131.

46 Lihat Lampiran 16, Tata Urutan Pembelajaran Pawiyatan Aksara Jawa, hlm. 132.

Page 99: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

82

4. Murid

Para abdi dalem yang ingin mengikuti Pawiyatan Aksara Jawa ini

harus memenuhi persyaratan. Syarat-syarat untuk mengikuti

pembelajaran antara lain: mempunyai fotokopi Surat Kekancingan

Abdi Dalem/ KTA, Surat peserta dari Tepas atau Kawedanan, Busana

pranakan lengkap (kakung) dan Tangkeban/ janggan (Kanca Sinden/

Nebda) menurut kedudukan, tidak boleh meninggalkan pembelajaran

lebih dari tiga kali, dan sudah tahu aksara Jawa sedikit demi sedikit. 47

Berbagai peraturan dan syarat-syarat dalam mengikuti pembelajaran

aksara Jawa. telah diatur. Sebelum dimulai angkatan pawiyatan yang

baru, KHP Widya Budaya membuat pengumuman di masing-masing

tepas karaton dan mempersilahkan setiap tepas untuk mendaftarkan

anggotanya.

5. Fasilitas Pembelajaran

Fasilitas-fasilitas pembelajaran merupakan pendukung dalam

kegiatan pembelajaran. Fasilitas-fasilitas pembelajaran yang didapat

berupa buku-buku sebagai pedoman pembelajaran. Salah satunya adalah

buku Layang Aksara Jawa Jilid I, II, dan III. Buku ini mengulas tentang

materi yang diajarkan di sekolah pawiyatan khusus mempelajari aksara

jawa, di dalamnya terdapat bacaan huruf aksara Jawa yang disusun secara

sistematis berdasarkan tingkat kesulitannya. Selain itu, terdapat pula buku

47 Wawancara K.R.T Rintaiswara, 08 Januari 2019.

Page 100: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

83

Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Buku ini mengulas tentang tata cara

penggunaan tanda baca aksara Jawa dan bagaimana cara pengucapannya.

Buku Layang Aksara Jawa Jilid I, II, dan III mempunyai kesamaan

materi buku Layang Paramasastra Jawa semasa pemerintahan Belanda.

Buku Layang Paramasastra Jawa ini adalah buku ajar di Sekolah Klas II

(Sekolah angka loro). Persamaan di dalam kedua buku ini adalah adanya

materi terkait dengan Tata bahasa serta penulisan bahasa Jawa dengan

huruf Jawa. 48

Jadi, di dalam kedua buku ajar ini membahas bagaimana

cara penulisan aksara Jawa dengan baik dan benar.

48 op.cit., hlm. 85.

Page 101: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

BAB IV

IMPLEMENTASI SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM

KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT

A. Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sekolah Pawiyatan

Peradaban-peradaban bangsa dapat diciptakan melalui sejarah salah satunya

dibidang pendidikan. Sri Sultan Hamengku Buwono X selaku Gubernur Daerah

Istimewa Yogyakarta berpidato pada acara peluncuran dan bedah buku. Bedah

buku yang berjudul Menuju Jati diri Pendidikan yang Mengindonesia tanggal 9

November 2009 di Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

beliau mengatakan bahwa:

Pendidikan di Indonesia masih berorientasi pada ekonomi. Fenomena ini bertolak belakang dengan kondisi di zaman leluhur kita yang selalu

berusaha menciptakan sejarah, bahkan sejarah yang dibangun bisa menciptakan peradaban sebagai roh, tidak hanya dalam hal bahasa lokal,

pakaian, makanan, filosofi, dan tradisi. 1

Pendidikan dapat dilihat dari berbagai aspek. Pernyataan tersebut

menyatakan bahwa sejarah dapat membangun suatu peradaban sebuah bangsa.

Selain itu, pernyataan tersebut secara tidak langsung merujuk pada pendidikan

dapat dibangun kembali dengan melihat kondisi di zaman leluhur kita.

Mempelajari mengenai filsafat-filsafat dari Barat lebih diminati oleh generasi

muda dikarenakan adanya pengaruh budaya modern. Oleh karena itu, filsafat-

1 Jatiningrat, Pawiyatan, (Yogyakarta: Tepas Banjarwilapa, 2014), hlm. 10.

84

Page 102: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

85

filsafat dari leluhur dapat dipelajari kembali contohnya filsuf-filsuf dari Jawa,

misalnya Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Yasadipura, Ranggawarsita, dan lain-

lain. 2

Pendidikan yang berkembang semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I

sampai dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX masing-masing mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda. Semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I

sampai dengan VIII mulai dibentuk sebuah lembaga pendidikan yang berupa

sekolah. Lembaga pendidikan ini sudah terdapat kurikulum yang mengatur

pembelajaran, tenaga pengajar, dan materi-materi pembelajaran. Sedangkan

pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX lebih menekankan pada

pelestarian budaya. Sumbangsih terbesar terdapat dibidang seni tari, yaitu tari

klasik Golek Menak, tari Bedhaya Sapta dan Bedhaya Sanghaskara (Manten).

Perkembangan pendidikan yang dilakukan dari masa ke masa tersebut

merupakan bukti bahwa pendidikan itu sangat penting. Pendidikan awalnya

masih sederhana istilahnya getok tular (dengan lisan atau dalam tutur kata saja).

Pendidikan ini masih sederhana dan belum adanya keterikatan peraturan dalam

menempuh pendidikan menjadi suatu alasan bahwa perlunya pendidikan

berbasis budaya diera modern ini. Pendidikan ini diselenggarakan juga tak lupa

dengan pendidikan yang telah dahulu pernah ada di lingkungan karaton.

2 Muhammad Supraja, Sosiologi Pendidikan, (Yogyakarta: Anggota IKAPI,

2015), hlm. 96.

Page 103: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

86

Pendidikan Pawiyatan merupakan pendidikan khusus bagi para abdi dalem.

Pembentukan sekolah ini merupakan salah satu langkah-langkah dari Sri Sultan

Hamengku Buwono X sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada 4

langkah yaitu: membuat peraturan Gubernur No: 72 Tahun 2008 tentang

Budaya Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat pawiyatan di

Karaton untuk para abdi dalem dan keluarga Karaton dan direncanakan untuk

perangkat desa serta masyarakat, meneguhkan keistimewaan DIY dengan UU

No. 13/ 2012 proses pembuatan perdais, pembuatan kurikulum dan modul.

Pembuatan kurikulum dan modul merupakan pedoman penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan pengembangan karakter.3

Sultan tetap ingin menjaga dan melestarikan budaya Jawa dengan diikuti

derapnya modernitas. 4 Modernitas yang berbasiskan pada nilai-nilai kearifan

lokal DIY yakni filosofi hamemayu hayuning bawana, dan ajaran moral sawiji,

greget, sengguh, ora mingkuh serta semangat golong-gilig. 5 Filosofi-filsofi

3 Jatiningrat, Pawiyatan, (Yogyakarta: Tepas Banjarwilapa, 2014), hlm. 7.

4 Modernitas berasal dari perkataan "modern"; dan makna umum dari perkataan modern adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan kehidupan masa kini. Lawan dari modern adalah kuno, yaitu segala sesuatu yang bersangkutan dengan masa lampau. Jadi modernitas adalah pandangan yang dianut untuk menghadapi masa kini. Selain bersifat pandangan, modernitas juga merupakan sikap hidup. Yaitu sikap hidup yang dianut dalam menghadapi kehidupan masa kini. Kalau kita berbicara tentang masa kini, maka yang

dimaksudkan adalah waktu sekarang dan masa depan. Lihat:

Sayidiman Suryohadiprojo, Makna Modernitas dan Tantangannya Terhadap Iman, (https://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=198), diakses 01 Januari 2019).

5 Anonim, Satriya, (Yogyakarta: Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

2009), hlm. 1.

Page 104: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

87

tersebut kini harus dimiliki oleh setiap orang termasuk abdi dalem. Abdi dalem

harus menjadi agen pelestari budaya Karaton Yogyakarta. Abdi dalem yang

mengikuti pembelajaran di Sekolah Pawiyatan terdiri dari berbagai macam latar

belakang, profesi, dan keahlian, termasuk abdi dalem yang sebelumnya belum

mendapat pawiyatan.

Abdi dalem dalam menjalankan tugas, peran, dan fungsinya harus melalui

sekolah abdi dalem. Sekolah abdi dalem disebut dengan Sekolah Pawiyatan dan

dibentuk pada 15 Oktober 2010 dan mulai dibuka kembali pada tangal 30

Oktober 2010.6 Pawiyatan perdana dilaksanakan di Bangsal Kencono, Karaton

Yogyakarta. Pawiyatan mempunyai arti pamulangan (pembelajaran) dan

diprakarsai oleh Sultan Hamengku Bowono X dan Tirun Marwito, S.H (K.R.T.

H. Jatiningrat). 7 Sekolah ini merupakan pendidikan khusus untuk para abdi

dalem dalam mempelajari berbagai hal mengenai Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat.

Pawiyatan pertama akan mendidik 1.200 abdi dalem dan setiap angkatan

dididik 100 orang setiap hari Senin dan Kamis pukul 10.00-13.00. Pawiyatan abdi

dalem diselenggarakan pada hari Senin dan Kamis karena berkaitan dengan

6Arif Wibowo, Sekolah Abdi Dalem, tersedia pada (htps://store.tempo.co.id. Diakses

16 Oktober 2018).

7Dwi Ratna Nurhajarini, dkk, Meneguhkan Identitas Budaya Sejarah Pendidikan di

Yogyakarta, (Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2017), hlm. 14.

Page 105: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

88

hari puasa yang baik bagi seseorang.8 Pawiyatan Abdi Dalem hingga saat ini rutin

dilaksanakan setiap tahunnya. Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem merupakan

pendidikan wajib yang diikuti oleh seluruh abdi dalem Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat guna menambah wawasan abdi dalem sebagai agen pelestari budaya.

Pendidikan khusus untuk abdi dalem mempunyai macam-macam pelajaran.

Pelajaran-pelajarannya tentang bahasa karaton, tata pemerintahan, dan jabatan

di keraton. Pawiyatan diisi dengan pengajaran aspek kebudayaan yang tidak

tampak (intangible) dan yang tampak (tangible). 9 Pawiyatan mengajarkan

tentang filsafat, sejarah, bahasa, sastra, busana tata krama, tradisi karaton,

pusaka, wayang, gamelan, sampai arsitektur yang ada di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. Pendidikan ini dalam artian diikuti oleh seluruh

abdi dalem sehingga dilaksanakan secara berkala.

Pendidikan Pawiyatan Abdi Dalem ini merupakan salah satu langkah yang

dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Abdi Dalem yang berjumlah

ratusan yang terdiri dari abdi dalem punokawan dan keprajan (abdi dalem yang

bertugas di pemerintahan daerah). Abdi dalem memakai pakaian tradisional Jawa

bernama peranakan, keris yang diselipkan di pinggang, saat menghadap raja

didahului sembah terlebih dahulu kemudian dilanjut duduk menghadap Sultan.

8 Anonim, Monarki Yogya Inkonstitusional, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara,

2011), hlm. 107.

9 Ibid., hlm. 108.

Page 106: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

89

Pendidikan ini penting bagi abdi dalem salah satunya untuk menyiapkan dirinya

di setiap acara karaton.

Para abdi dalem mempunyai tugas, peran, dan tanggung jawab masing-

masing. Semasa Sri Sultan Hamengku Buwono X, para abdi dalem juga

bertugas dalam upacara-upacara yang diadakan oleh Karaton. Di samping itu,

terdapat kegiatan rutin berkaitan dengan keamanan karaton, yaitu caos atau

rondha. Abdi dalem yang bertugas sebagai prajurit juga memiliki tugas dalam

pariwisata. Selain itu, bertugas pada kegiatan-kegiatan temporer (berkala)

seperti jumenengan, sedan (kematian), pengantin, atau menyambut tamu.10

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat memberikan tugas, peran, dan

tanggung jawab kepada setiap abdi dalem yang bertugas di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. Tidak hanya kegiatan-kegiatan di dalam karaton

yang harus dijalankan tetapi kegiatan-kegiatan yang sifatnya penting juga harus

dijalankan. Semasa Sri Sultan Hamengku Buwono X abdi dalem prajurit

mempunyai tugas yang multifungsi, lain halnya dengan semasa Sultan

Hamengku Buwono I-IX, urusan prajurit masuk ke dalam Kawedanan Hageng

Punakawan yang anggotanya menjadi abdi dalem penuh.11

10

Yuwono Sri Suwito, Prajurit Kraton Yogyakarta Filosofi dan Nilai Budaya Yang Terkandung Di Dalamnya, (Yogyakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, 2009), hlm. 63.

11 Ibid., hlm.14.

Page 107: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

90

Para abdi dalem dalam menjalankan berbagai tugas, peran, dan fungsinya

tersebut dirangkum secara keseluruhan dalam Pawiyatan Abdi Dalem. Di

samping itu, para abdi dalem juga dibekali ilmu dan pengetahuan mengenai

cara membaca, menulis, dan menyanyikan lagu tembang secara bersama-sama

melalui pawiyatan khusus untuk belajar membaca dan menulis huruf Jawa.

Pawiyatan tersebut bernama Pawiyatan Aksara Jawa. Pawiyatan ini sama

halnya dengan Pawiyatan Abdi Dalem, hanya saja Pawiyatan Aksara Jawa ini

diperuntukkan bagi abdi dalem yang ingin belajar membaca dan menulis huruf

Jawa.

Pendidikan di karaton mengalami perkembangan dari masa ke masa.

Karaton memiliki sekolah-sekolah kasultanan yang hingga kini masih ada dan

terus untuk diupayakan oleh masyarakat luas. Sekolah kasultanan tersebut

merupakan suatu langkah awal karaton yang berperan sebagai patron atau

fasilitator pendidikan. 12

Karaton membuktikan bahwa dengan melanjutkan

model pendidikan sejak masa pemerintahan Hamengku Buwono I, nilai-nilai

luhur tersebut dapat berguna untuk masa sekarang dan menemukan kembali

ajaran-ajaran sebagai pedoman untuk kehidupan yang berlatarkan budaya.

Pendidikan pawiyatan merupakan pembelajaran bagi siapa saja yang

berkeinginan menjadi abdi dalem di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

12 G. Moedjanto, Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 113.

Page 108: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

91

Pendidikan ini diadakan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk abdi

dalem seperti halnya sekolah kursus. Setiap abdi dalem diwajibkan mengikuti

pawiyatan ini. Pembelajaran di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem dalam rangka

membentuk watak dan kepribadian sesuai ajaran Sri Sultan Hamengku Buwono I

antara lain; Hamemayu Hayuning Bawono, jiwa satriya, serta semangat persatuan

kesatuan yang Golong-Gilig dibahas di dalam materi ajar pawiyatan.13

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat juga

memiliki beberapa manfaat. Manfaat adanya sekolah tersebut seperti sekolah

memberikan pengetahuan, memberikan kesempatan meningkatkan status dan

peran sosial, menyediakan tenaga terampil, mentransmisi kebudayaan,

menciptakan kebudayaan sekolah, dan menaikkan kelas seseorang. Beberapa

manfaat sekolah tersebut memberikan pengaruh terhadap kehidupan abdi dalem

dalam berkehidupan bermasyarakat.

Abdi dalem mengikuti sekolah untuk menambah ilmu. Sekolah memberikan

pengajaran berupa membaca dan menulis. Selain itu, sekolah pawiyatan ini

memberikan pengetahuan yang lainnya seperti sejarah berdirinya Karaton

Nayogyakarta Hadiningrat, bahasa bagongan, membaca dan menulis aksara Jawa,

menyanyikan tembang, dan sebagainya disela-sela pembelajaran agar

13 Jatiningrat, Pawiyatan, (Yogyakarta: Tepas Banjarwilapa, 2014), hlm. 29.

Page 109: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

92

membekali abdi dalem dalam memperluas pandangan dan pemahaman tentang

budaya, nilai, dan norma.

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat memberikan kesempatan untuk para

abdi dalem dalam menaikkan status dan peran sosial. Status dan peran sosial

merupakan salah satu faktor pendukung mobilitas seseorang. Mobilitas sosial

dapat terjadi di sekolah.14

Oleh karena itu, melalui sekolah ini, abdi dalem yang

mempunyai pangkat rendah dapat meningkatkan pangkat/gelarnya di

pendidikan pawiyatan ini. Dengan demikian, status sosial akan menjadi naik

dengan adanya gelar kepangkatan yang diterima.

Sekolah abdi dalem memiliki manfaat untuk melatih abdi dalem agar

menjadi abdi dalem yang terampil dibidangnya. Terampil dan ahli dibidangnya

menjadikan nilai tambah bagi para abdi dalem Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian, pendidikan di

sekolah ini diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan karaton terutama dalam

mengisi tenaga kerja dan admnistratif di Karaton. Sekolah abdi dalem ini

diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif di tengah-tengah

masyarakat luas, khususnya di Yogyakarta.

Manfaat keempat Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem selanjutnya adalah

mentransmisikan kebudayaan. Kebudayaan dapat disosialisasikan melalui

14 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 11.

Page 110: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

93

lembaga pendidikan, salah satunya sekolah. Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem

menyelenggarakan pendidikan guna untuk menyampaikan nilai-nilai yang

dijunjung tinggi melalui pengajaran langsung. 15

Pengajaran langung dapat

dilakukan melalui metode ceramah dan praktik. Metode ceramah dan praktik

digunakan agar harapannya dapat berjalan sesuai dan dapat dipahami oleh

setiap abdi dalem.

Sistem pendidikan mengembangkan pola kelakuan tertentu sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh masyarakat dari para murid. Kehidupan di sekolah serta

norma-norma yang berlaku dapat disebut kebudayaan sekolah. Sekolah bertugas

menyampaikan kebudayaan kepada generasi baru. Sekolah mempunyai tugas

menyampaikan sejumlah pengetahuan sikap, ketrampilan, yang sesuai dengan

kurikulum dengan metode dan teknik yang berlaku di sekolah.

16 Kebudayaan yang sudah membentuk pola kelakuan tertentu tersebut dapat diamati dalam

tugas dan peran abdi dalem sehari-hari di Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat.

Seseorang dapat menaikkan kelasnya salah satunya melalui sekolah.

Sebagai contoh, Pawiyatan Abdi Dalem ini menjadi fasilitator abdi dalem untuk

menaikkan kelas seseorang. Menaikkan kelas seseorang berarti berhubungan

dengan adanya kenaikan pangkat setiap abdi dalem. Kenaikan pangkat ini

15 Ibid., hlm. 15-16.

16 Ibid., hlm. 65.

Page 111: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

94

tentunya harus berdasarkan pada kinerja abdi dalem di samping dalam hal

menguasai pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Pengetahuan yang

dimiliki oleh setiap abdi dalem berkaitan dengan tingkat kinerja abdi dalem di

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

B. Penerapan Model Pendidikan Sri Sultan Hamengku Buwono I di Sekolah

Pawiyatan Abdi Dalem

Sekolah Pawiyatan memiliki keberlanjutan model pendidikan sejak Sri

Sultan Hamengku Buwono I. Model pendidikan tersebut kini diterapkan kembali

di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku

Buwono X. Sekolah ini memiliki penerapan model pendidikan sebagian besar

yang ada di Sekolah Tamanan. Sebagiannya memodifikasi dari Sekolah Macapat

dan Sekolah Habirandha. Berikut beberapa kelanjutan yang dapat disimpulkan

terkait dengan komponen-komponen dalam pembelajaran, antara lain:

1. Mata Pelajaran

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem memiliki kombinasi mata

pelajaran yang ada di Sekolah Tamanan. Mata pelajaran yang

diberikan secara keseluruhan mayoritas yang diberikan di Sekolah

Tamanan. Sebagai contoh adalah di Sekolah Tamanan terdapat

beberapa mata pelajaran seperti: Sejarah Karaton ditanah Jawa,

Menyanyi (nembang Macapat, Tengahan, Tembang Gede (Sekar

Kawi), Qur’an dan tafsirnya, Hukum Agama Islam, Tradisi sejumlah

upacara kerajaan mulai Mataram hingga Kerajaan Ngayogyakarta

(Adat-naluri tuwin Tata adating Keraton) yang berhubungan dengan

agama, perkawinan, dan bemacam-macam tarian putra dan tarian putri.

Page 112: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

95

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem baik Pawiyatan Abd Dalem

maupun Pawiyatan Aksara Jawa mengajarkan kembali beberapa nama

mata pelajaran tersebut dengan nama yang berbeda. Selain itu,

beberapa nama mata pelajaran tersebut kini dipelajari kembali dengan

nama yang berbeda. Perkembangan terkait dengan perubahan nama

mata pelajaran tersebut antara lain:

a. Mata pelajaran sejarah karaton di tanah Jawa sekarang menjadi

Sejarah Keistimewaan DIY (UU. No 13 Tahun 2012) dan Filosofi

Karaton Ngayogyakarta Hadiningat terdiri dari: Hamemayu

Hayuning Bawono, Watak Satriya, Golong Gilig, Sangkan

Paraninng Dumadi, Manungaling Kawula Gusti.

b. Mata pelajaran menyanyi (nembang Macapat, Tengahan, Tembang

Gede (Sekar Kawi) sekarang diberikan di Pawiyatan Aksara Jawa.

Menyanyikan tembang merupakan pelajaran tambahan disamping

menulis dan membaca aksara jawa.

c. Mata pelajaran Qur’an dan tafsirnya maupun Hukum Agama Islam

sekarang menjadi materi Sesambetane Agama lan Budaya Ing

Karaton Miturut Wucalan Wali Songo Sarta Jumbuhe Ajaran

Agama Lan Budaya Ing Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat,

Ahlussunah Waljamaah.

d. Mata pelajaran tradisi sejumlah upacara kerajaan mulai Mataram

hingga Kerajaan Ngayogyakarta (Adat-naluri tuwin Tata adating

Keraton) yang berhubungan dengan agama. Mata pelajaran ini di

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem menjadi materi Bab Hajad Dalem.

Berbagai mata pelajaran di Sekolah Pawiyatan sebagian besar

mengadopsi dari mata pelajaran di Sekolah Tamanan. Perkembangan.

Perkembangan tersebut terkait dengan perubahan nama mata pelajaran. Semua

mata pelajaran yang diajarkan tidak hanya sebagian besar model dari

Page 113: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

96

Sekolah Tamanan, tetapi Sekolah Habirandha juga memiliki keterkaitan

dengan Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem. Keterkaitan tersebut terletak di

dalam hal mata pelajaran. Pelajaran-pelajaran yang ada di Sekolah

Habirandha mengenai tokoh-tokoh wayang, sejarah wayang, juga diajarkan

di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem. Di samping itu, di Pawiyatan Aksara

Jawa juga mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam setiap tembang

Jawa dan menyanyikan tembang, seperti halnya dalam pembelajaran di

Sekolah Macapat.

2. Murid

Sekolah Pawiyatan baik Pawiyatan Abdi dalem maupun

Pawiyatan Aksara Jawa memiliki perkembangan terkait dengan

perubahan struktur. Perubahan tersebut terletak pada perbedaan para

murid yang mengikuti pembelajaran. Para murid mengikuti

pembelajaran sesuai dengan profesi, keahlian, dan golongan abdi dalem

pada waktu itu. Perbedaan yang ada di Sekolah Tamanan dan Sekolah

Pawiyatan Abdi Dalem adalah terletak pada murid yang mengikuti

pembelajaran.

Pembelajaran di Sekolah Tamanan mempunyai ciri khusus.

Pembelajaran tidak diikuti seluruhnya oleh para murid (para abdi dalem)

melainkan pelajaran-pelajaran tertentu saja yang diberikan sesuai

dengan profesi, keahlian, dan golongan abdi dalem, misalnya: pelajaran

menyanyi (tembang) diberikan oleh para pesinden dan abdi dalem Reh

Karawitan. Seiring berjalannya waktu, pelajaran menyanyi (tembang)

Page 114: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

97

telah diberikan di Pawiyatan Aksara Jawa dan boleh diikuti oleh semua

para abdi dalem sehingga tidak bersifat khusus.

3. Guru

Perubahan-perubahan struktur juga terdapat di dalam

komponen pendidik atau guru. Para guru yang mengajar di Sekolah

Pawiyatan Abdi Dalem, khususnya Pawiyatan Aksara Jawa mengalami

perkembangan jika diihat dari sisi sejarah dari Sekolah Tamanan. Para

guru di Sekolah Tamanan ini adalah para abdi dalem yang bertugas di

Reh Kawedanan Kapujanggan. Para guru memberikan pelajaran sesuai

dengan pelajaran bahasa dan kasusasteraan Jawa.

Pelajaran bahasa dan kasusasteraan Jawa hingga kini diberikan

di Pawiyatan Aksara Jawa. Selain itu, para pengajarnyapun adalah

para abdi dalem yang bertugas di Tepas Widya Budaya. Pembelajaran

ini sifatnya tidak khusus, sehingga para abdi dalem yang inin belajar

mengenai bahasa, kasusasteraa, tulisan Jawa dapat mengikuti

pembelajaran di Gedung KHP Widya Budaya Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat.

4. Prasarana

Perkembangan selanjutnya adalah terletak pada prasarana.

Prasarana gedung sekolah memiliki beberapa perbedaan terkait dengan

fungsi dan letak tempatnya. Gedung Sekolah Tamanan mempunyai

fungsi sebagai tempat untuk kegiatan belajar mengajar yang disebut

Page 115: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

98

dengan Bangsal Tamanan. Namun, saat ini sudah dialih fungsikan dan

digunakan untuk kegiatan membatik. Selain fungsi, terdapat perubahan

mengenai letak tempat kegiatan belajar mengajar para abdi dalem.

Para abdi dalem menggunakan Bangsal Kasatriyan dan Gedung KHP

Widya Budaya sebagai tempat abdi dalem belajar saat ini.

Bangsal Kasatriyan merupakan Bangsal tempat para abdi dalem

melakukan kegiatan belajar mengajar Pawiyatan Abdi Dalem,

sedangkan Gedung KHP Widya Budaya merupakan tempat para abdi

dalem dalam mengikuti pembelajaran di Pawiyatan Aksara Jawa.

Bangsal maupun Gedung ini keduanya memiliki peran penting dalam

melaksanakan kegiaan pembelajaran di karaton.

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem sebagian besar memiliki persamaan dan

perbedaan dengan yang ada di Sekolah Tamanan. Sekolah Tamanan memiliki

cara kegiatan belajar mengajar yang lebih bersifat khusus dan belum bersifat

universal untuk abdi dalem. Abdi dalem semasa mengikuti kegiatan

pembelajaran di Sekolah Tamanan masih mengutamakan dan memperhatikan

profesi dan keahlian yang dimiliki. Pengelompokan-pengelompokan sesuai

dengan keahlian dan profesi abdi dalem tersebut menjadikan ciri khas untuk

membedakan dengan Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem. Selain itu, para

pengajarnya pun ahli di bidangnya dan sesuai dengan tugas dan profesinya.

Page 116: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

99

Berbagai aspek yang dapat diihat dari perubahan-perubahan yang ada antara

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem dengan Sekolah Tamanan, dapat menunjukkan

sifat kontinuitas dalam sejarah. Ada beberapa aspek saja yang saling berkaitan

dengan masa sekarang. Konsep sejarah kontinuitas dalam bahasan ini adalah

terletak pada model pendidikan semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I. Model

pendidikan semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I ini kini diterapkan kembali

semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Para abdi dalem menjalankan tugas dan profesi di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat telah diberikan gaji atau upah. Gaji atau upah yang

diterima oleh para pegawai karaton (abdi dalem) memiliki perbedaan seiring

dengan masa pemerintahan sultan. Sri Sultan Hamengku Buwono I-VII

memberikan gaji untuk para pegawai berupa tanah dan sawah. Sedangkan uang

tetempuh besarnya menurut tingkat jabatan. Uang tetempuh tersebut berasal

dari Pemerintahan Belanda. Pemerintah Belanda memberikan uang tetempuh

yang berasal dari hasil daerah Mataram yang berada di luar Yogyakarta.

Peraturan gaji tersebut berlaku sampai tahun 1914, pada waktu apanage stelsel

dihapuskan sehingga dibentuk kalurahan-kalurahan sebagai badan hukum.

Sri Sultan Hamengku Buwono I-VII memberikan gaji untuk para abdi

dalem belum melalui lembaga pemerintahan yang khusus dan masih terikat

dengan peraturan Belanda. Lain halnya, semasa Sri Sultan Hamengku Buwono

VIII yang sudah mempunyai lembaga pemerintahan yang bertugas menangani

Page 117: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

100

urusan para pegawai karaton. Lembaga pemerintahan tersebut dinamakan

Parentah Luhur Keraton. Parentah Luhur Keraton ini didirikan pada tahun 1934.

Pegawainya terdiri dari pegawai yang digaji negeri dan yang digaji karaton.17

Para pegawai karaton semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku

Buwono IX mulai memberikan gaji untuk para abdi dalem berupa uang. 18

Uang tersebut bukan berasal dari Pemerintahan Belanda, melainkan uang

tersebut berasal dari karaton sendiri. Selain sistem pembayaran upah atau gaji

berubah, lembaga pemerintahan Parentah Luhur berganti nama menjadi

Kantor Penghubung Karaton Yogyakarta atau disebut Tepas Dwarapura

hingga sampai sekarang (masa Sri Sultan Hamengku Buwono X). 19

Tepas

Dwarapura merupakan tepas yang menangani urusan hubungan Karaton

Yogyakarta dengan masyarakat ataupun instansi.

Pendidikan untuk abdi dalem tidak terlepas dari adanya pendidikan

humaniora. Pendidikan humaniora lambat laun akan masuk di kalangan istana,

baik untuk keluarga istana maupun para abdi dalem.20

Berbagai macam cara

17 Anonim, Sejarah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayan, 1976), hlm. 159.

18 Lihat lampiran 17, Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Sri Sultan Hamengku

Buwono IX Nomor 2717 Tahun 1945, hlm. 133.

19 op.cit., hlm. 160.

20 Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat, (Yogyakarta: PT TIARA WACANA

YOGYA, 1987), hlm. 40.

Page 118: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

101

agar pendidikan humaniora ada dan lambat laun akan masuk ke dalam istana

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dapat melalui berbagai macam saluran.

Saluran-saluran tersebut antara lain: literatur jawa, upacara-upacara dan

simbol-simbol, dan pendidikan keagamaan. Berbagai macam saluran tersebut

hingga kini dapat menjadi pendukung di dalam proses pembelajaran di

Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem.

Pendidikan humaniora dapat dipelajari melalui berbagai macam saluran.

Saluran pertama dapat melalui kajian literatur jawa. Literatur jawa dapat

memberikan wawasan yang didalamnya memuat wawasan mengenai etika. Etika

dapat dipelajari mengenai kebijakan-kebijakan yang terkait dengan kepribadian

yang dimiliki oleh seseorang sehingga muncul adanya pendidikan etika.

Pendidikan-pendidikan terkait dengan etika tersebut ada di dalam literatur jawa.

Literatur jawa seperti babad, serat, dan piwulang dapat mengajarkan kepada kita

bahwasannya etika tidak terlepas dari kepribadian seseorang.

Literatur Jawa merupakan salah satu saluran pendidikan humaniora yang

bergerak di bidang bahasa dan kasusasteraan. Adanya literatur tersebut, karaton

dapat juga mempekerjakan pujangga-pujangga yang berkewajiban

mengembangkan sastra yang mencakup etika (filsafat perilaku dan ajaran baik-

buruk), babad (sejarah tradisional), gendhing atau nyanyian. 21

Pengembangan-

21 G. Moedjanto, Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hlm. 110.

Page 119: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

102

pengembangan dibidang sastra tersebut dapat dikembangkan oleh pihak

karaton dengan didukung oleh teknologi yang modern. Karaton juga berharap

kajian tentang literatur jawa dapat terus dikembangkan melalui berbagai

macam naskah, manuskrip, dan arsi-arsip karaton.

Saluran pendidikan humaniora kedua adalah melalui upacara-upacara dan

simbol-simbol. Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki simbol-simbol

kebesaran yang terlihat pada upacara-upacara karaton. Pelaksanaan upacara-

upacara pasti memiliki makna tersendiri. Makna-makna tersebut dapat

memberikan pengetahuan dan pendidikan bagi masyarakat melalui simbol-

simbol yang ada di dalam upacara karaton tersebut. Masyarakat yang hadir dan

turut serta melihat secara langsung dapat memiliki kesan tersendiri.

Simbol merupakan suatu kesatuan dalam upacara-upacara karaton.

Misalnya, adanya simbol disetiap bendera prajurit karaton berbeda. Simbol-

simbol ini untuk membuktikan bahwa karaton mempunyai pemerintahan yang

kuat dengan memiliki bermacam-macam prajurit guna untuk memberikan

keamanan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain itu, tujuan utama

upacara ialah menundukkan setiap anggota masyarakat pada posisi sosial

tertentu sebagai raja, sentana, abdi dalem, maupun kawula. 22

Simbol-simbol

22 Kawula Dalem dapat disebut juga lapisan wong cilik. Lapisan ini diartikan dengan

lapisan yang jauh di luar kerabat karaton dan mereka yang tidak mempunyai Sedangkan tugas Sultan menyangkut masalah dalam lingkungan karaton dibantu oleh para sentana. Lihat:

Page 120: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

103

dalam upacara karaton ini memberikan pemahaman kepada masyarakat

terkait dengan peranan karaton dalam pemerintahan, sosial, dan budaya.

Karaton memiliki peranan di bidang keagamaan. Peranan ini tidak lepas

dengan adanya pendidikan keagamaan di karaton. Pendidikan ini penting untuk

Karaton karena memiliki posisi yang biasanya dekat dengan masjid. Salah satu

masjid yang posisinya dekat dengan Karaton Ngayogyakarta adalah Masjid

Gedhe Kauman.23

Selain itu karaton juga mempekerjakan sejumlah ulama. 24

Ulama tersebut terdiri dari abdi dalem abdi pamethakan (pamethakan dari kata

pethak= putih). Warna putih ini sesuai dengan warna baju yang dikenakan

ketika para abdi dalem menjalankan tugas.

Pendidikan keagamaan dapat masuk melalui berbagai macam cara.

Pendidikan keagamaan dapat melalui tulisan-tulisan buku yang ditulis oleh

para pujangga, raja, ataupun siapa saja yang memiliki pemikiran teologis.

Tulisan-tulisan buku tersebut mengenai cita-cita dalam hal kasampurnaan,

Sagimun dan Rivai Abu, Sistim Kesatuan Hidup Setempat Daerah Isimewa Yogyakarta, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980/1981), hlm. 58, 59, dan 70.

23 Masjid Gedhe Kauman Karaton Yogyakarta didirikan oleh Pangeran Mangkubumi

yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I, dengan arsitek Kanjeng Tumenggung Wiryokusumo pada tahun 1667 J atau 1773. Lihat: Ahmad Sarwono bin Zahir, Sabda Raja HB X Dalam Timbangan Revousi Karakter Istimewa, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015), hlm. 120.

24 Ulama, kosakata bahasa Arab, bentuk jamak dari kata ‘alim, artinya orang yang berpengetahuan, ahli

ilmu, orang pandai. Dalam bahasa Indonesia menjadi bentuk tunggal, yakni orang yang ahli ilmu agama Islam. Kata

ulama sepadan dengan ulul albab dalam Al-Quran, yaitu orang yang arif. Lihat: Muhammad Chirzin, Ulama dan Umara

dalam Perspektif

Al-Quran, (https://artikula.id/muhammad/ulama-dan-umara-dalam-perspektif-al-quran/. diakses 12 Februari 2019).

Page 121: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

104

yaitu buku-buku wirid dan suluk. Buku-buku wirid dan suluk ini merupakan

hasil tulisan-tulisan dari para pujangga. Salah satu pujangga yang berasal

dari Karaton Surakarta yang bernama Ranggawarsita (1802-1873). Beliau

menyumbangkan ilmu kasampurnaan dengan menulis buku-buku berjenis

wirid dan suluk, seperti Wirid Hidayat Jati, Suluk Sukma Lelana, Maklumat

Jati, dan sebagainya.

Page 122: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

BAB V

KESIMPULAN

Pendidikan di Yogyakarta telah lama menjadi bahan kajian yang menarik

minat berbagai kalangan. Unsur yang menarik dari pendidikan secara historis

bahwa telah terjadi pada masa kerajaan-kerajaan salah satunya di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. Peninggalan-peninggalan masa lalu dan

kebudayaan-kebudayaan yang ada merupakan bagian dari terbentuknya sejarah

pendidikan di Yogyakarta. Sejarah pendidikan di Yogyakarta merupakan bahan

kajian dalam skripsi ini, yang didukung oleh seluruh masyarakat Yogyakarta.

Berbagai aspek yang dapat diihat dari perubahan-perubahan yang ada

antara Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem dengan Sekolah Tamanan, dapat

menunjukkan sifat kontinuitas dalam sejarah. Ada beberapa aspek saja yang

saling berkaitan dengan masa sekarang. Konsep sejarah kontinuitas dalam

bahasan ini adalah terletak pada model pendidikan semasa Sri Sultan

Hamengku Buwono I. Model pendidikan semasa Sri Sultan Hamengku

Buwono I ini kini diterapkan kembali semasa pemerintahan Sri Sultan

Hamengku Buwono X.

Konsep sejarah dalam bahasan ini juga ada konsep diskontinuitas. Konsep

diskontinuitas ini terletak pada pendidikan yang ada di karaton saat ini

105

Page 123: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

106

disesuaikan dengan perkembangan zaman, misalnya pemukiman di sekitar

Karaton Yogyakarta. Pemukiman saai ini sudah mempunyai fungsi yang

berbeda semasa Sri Sultan Hamengku Buwono I. Semasa Sri Sultan

Hamengku Buwono I mempunyai fungsi sebagai pendukung tata

pemerintahan di Yogyakarta dan berguna sebagai pemukiman khusus untuk

abdi dalem, sedangkan semasa Sri Sultan Hamengku Buwono X fungsi dan

peranan kampung sudah berubah. Pemukiman-pemukiman ini sekarang dihuni

oleh masyarakat umum dan hanya sebagian kecilnya saja peranan kampung

masih ada. Peranan kampung yang masih ada hingga sekarang ini terletak di

Kampung Sekulanggen, kampung ini masih aktif dalam menyiapkan berbagai

kebutuhan karaton.

Pendidikan Pawiyatan Abdi Dalem ini merupakan pendidikan yang

mengutamakan pendidikan karakter. Karakter yang sesuai dengan ajaran Sri

Sultan Hamengku Buwono I terkait dengan kepemimpinan. Selain itu,

pendidikan pawiyatan juga menyisipkan budaya-budaya di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat. Pendidikan ini sangat penting terkait dengan

pembentuka kepribadian, dan jiwa seseorang abdi dalem. Abdi dalem harus

menjadi suri tauladan yang baik bagi masyarakat dan juga pada keluarga.

Page 124: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Arsip:

Arsip Pamucalan Aksara Jawi, (2018). KHP Widya Budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Arsip Serat-Serat Pasarta Aksara Jawa, (2018). KHP Widya Budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Pemerintahan HB VII No. 597 Tahun 1923.

Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Pemerintahan HB VIII No. 435 Tahun 1923.

Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Pemerintahan HB VIII No. 599 Tahun 1926.

Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Pemerintahan HB IX No. 2479.

Sumber Buku:

Abdurahman, Dudung. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Achmad, Sri Wintala dan Krisna Bayu Adji. (2014). Geger Bumi Mataram Sejarah Panjang Perjalanan Kerajaan-Kerajaan Jawa Pasca Mataram Islam Yogyakarta: Araska.

Achmad, Sri Wintala. (2017). Asal Usul dan Sejarah Orang Jawa Yogyakarta: Araska.

Agung, Leo dan Suparman. (2012). Sejarah Pendidikan. Yogyakarta:

Ombak.

Ahmadi. (1987). Pendidikan dari Masa ke Masa. Bandung: CV.ARMICO.

Anggota IKAPI. (1983). Layang Aksara Jawa Jilid I, II, dan III. Jakarta: PT Pradnya Paramita

Anonim. (1956). Kota Jogjakarta 200 Tahun 7 Oktober 1756-7 Oktober 1956. Yogyakarta: Panitya Peringatan Kota Jogjakarta.

_______.(1976). Sejarah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

(Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayan.

107

Page 125: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

108

______. (1977). Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa

Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.

_______. (1992). Monografi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

_______. (2006). Menjadi Jogja Memahami Jati Diri dan Transformasi Yogyakarta. Yogyakarta: Panitia HUT ke-250 Kota Yogyakarta Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Pusat Studi Kebudayaan UGM.

_______. (2009). Ensklopedia Kraton. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan DIY.

_______. (2011) Monarki Yogya Inkonstitusional. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Anshoriy, Nasruddin dan GKR Pembayun. (2008). Pendidikan Berwawasan Kebangsaan Kesadaran Ilmiah Berbasis Multikulturalisme. Yogyakarta: LKis.

Bradjanagara, Sutedjo. (1956). Sejarah Pendidikan. Yogyakarta: Kongres Pendidikan Indonesia.

Darini, Ririn. (2009). Pedoman Penulisan Penelitian Sejarah. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Darusuprapta. (1996). Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta:

Yayasan Pustaka Nusatama.

Dawuh Dalem, Tata Rakit Paprintahan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, (Yogyakarta: Dawuh Dalem, 1999) hlm. 8 Nomor 01/DD/HB.X/EHE-1932.

Endraswara, Suwardi. (2006). Budi Pekerti Jawa Tuntunan Luhur Budaya Adiluhung. Yogyakarta: Buana Pustaka.

Geertz, Clifford. (1981). Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa.

Jakarta: Pustaka Jaya.

Goenawan, Riyadi dan Darto Harnoko. (2012). Mobilitas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Awal Abad Ke-20: Suatu kajian Sejarah Sosial. Yogyakarta: Ombak.

Page 126: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

109

Gottschalk, Louis. (1986). Understanding History: A Primer of Historical Method, a.b. Nugroho Notosusanto, “Mengerti Sejarah”. Jakarta: UI Press.

Hamid, Rahman Abd dan Muhammad Saleh Madjid. (2008). Pengantar

Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Jatiningrat. (2014). Pawiyatan. Yogyakarta: Tepas Banjarwilapa.

Judian, Doni. (2010). Ensiklopedi Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: Gita Nagari.

Jurusan Pendidikan Sejarah. (2013). Pedoman Penulisan Tugas Akhir Skipsi. Yogyakarta: Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Kartodirdjo, Sartono. (1993). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kuntowijoyo. (1987). Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: PT TIARA WACANA YOGYA.

Kuntowijoyo. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang.

Kuntowijoyo. (2008). Penjelasan Sejarah: Historical Explanation.

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Kuntowijoyo. (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Kawedanan Hageng Panitrapura, Pranatan Kalenggahan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, (Yogyakarta : Kawedanan Hageng Panitrapura, 2014), hlm. 1 Nomor 001. KHPP/PRNTN/Pasa-VII/2014.

Moedjanto, G. (1994). Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman.

Yogyakarta: Kanisius.

Molen, W. Van der. (tanpa tahun). Sejarah dan Perkembangan Aksara Jawa, (tanpa lokasi penerbit: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nasution, S. (1995). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nitinegoro, Soemardjo. (1981). Sejarah Berdirinya Kota Kebudayaan Ngayogyakarta Hadinigrat. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 127: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

110

Nurhajarini Dwi Ratna, dkk. (2017). Meneguhkan Identitas Budaya Sejarah Pendidikan di Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Poedjosoedarmo, Soepomo, dkk. (2014). Bahasa Bagongan. Yogyakarta:

Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Purwadi. (2007). Sistem Pemerintahan Kerajaan Jawa Klasik. Medan:

Pujakesuma.

Purwadi. (2014). Sejarah Raja-Raja Jawa Sejarah Kehidupan Kraton dan Perkembangannya di Jawa. Yogyakarta: Media Abadi.

Rifa’i, Muhammad. (2011). Sejarah Pendidikan Nasional Dari Masa

Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: AR-RUZZ Media.

Rintaiswara. (2015). Bab Hajad Dalem (Kagem Wucalan Pawiyatan) Wonten hing Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Yogyakarta: KHP Widyabudaya.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. (2016). Teori Sosiologi Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern.Yogyakarta: KREASI WACANA.

Rochmat, Saefur. (2009). Ilmu Sejarah Dalam Perspektif Ilmu Sosial.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sabdacarakatama, Ki. (2009). Sejarah Keraton Yogyakarta. Yogyakarta:

Narasi.

Sagimun dan Rivai Abu. (1980). Sistim Kesatuan Hidup Setempat Daerah Isimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Salam, Aprinus, dkk. (2016). Mbongkar Yogya. Yogyakarta: Pusat Studi Kebudayaan UGM dan Gambang Buku Budaya.

Sarwono, Ahmad. (2015). Sabda Raja HB X Dalam Timbangan Revousi Karakter Istimewa. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Siswoyo, Dwi, dkk. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sjamsuddin, Helius. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soekirman, Djoko, dkk. (1986). Sejarah Kota Yogyakarta, (Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soemardjan, Selo. (1981). Perubahan Sosial di Yogyakarta.

Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Page 128: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

111

Soenarto, D. (2013). Kesetiaan Abdi Dalem. Yogyakarta: Kepel Press, 2013.

Subanar, G. Budi. (2007). Bayang-bayang Sejarah Kota Pendidikan

Yoyakarta: Komunitas Learning Society. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Suhartono. (2010). Teori Dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Surjomihardjo, Abdurrachman. (2008). Kota Yogyakarta Tempo Doeloe:

Sejarah Sosial 1880-1930. Jakarta: Komunitas Bambu.

Supraja, Muhammad. (2015). Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Anggota

IKAPI.

Susilantini, Endah, dkk. (2014). Serat Angger Pradata Awal dan Pradata Akhir di Kraton Yogyakarta (Kajian Filosofis Historis). Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta.

Sutjiatiningsih, Sri dan Sutrisno Kutoyo. (1980). Sejarah Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Suwito, Yuwono Sri. (2009). Prajurit Kraton Yogyakarta Filosofi dan Nilai Budaya Yang Terkandung Di Dalamnya. Yogyakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Ulung, Gagas. (2011). Go Traditional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Zainuddin, Rahman. (1992). Kekuasaan dan Negara Pemikiran Politik Ibnu Khaldun. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Jurnal:

Agung Mustifaris Nugroho, dkk. (2018). “Makna Pisowanan Agung di Yogyakarta Tahun 1998-2008”, AVATARA, Vol 6 No, 4, hlm. 2.

Agus Sudaryanto. (2008). “Hak dan Kewajiban Abdi Dalem Dalam Pemerintahan”, Mimbar Hukum, Volume 20 No. 1, hlm. 166.

Fatchor Rahman. (2017). “Menimbang Sejarah sebagai Landasan Kajian Ilmiah; Sebuah Wacana Pemikiran dalam Metode Ilmiah”, El Banat, Volume 7 No.1, hlm. 139.

Page 129: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

112

Setiadi Sulaiman. (2012). “Pendekatan Konsep Dalam Pembelajaran

Sejarah”, Jurnal Sejarah Lontar, Volume 19 No. 1, hlm. 12.

Sumber Internet

Ahmad Sahroji. (2017). Kenapa Kalender Jawa Mirip dengan Kalender Hijriyah?. Tersedia pada https://news.okezone.com/read/2017/09/20/340/1779891/kenapa -kalender-jawa-mirip-dengan-kalender-hijriah-berikut-

penjelasannya. Diakses pada tanggal 01 Januari 2019).

Anonim.(2010). Sekolah Abdi Dalem. Tersedia pada https://store.tempo.co/foto/detail/P1610201000070/sekolah-abdi dalem#.XKKg49OJjo. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018.

HeningWasisto. (2017). Menilik Sekolah Macapat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Upaya Jaga Kelestarian Budaya Jawa. Tersedia pada http://jogja.tribunnews.com/2017/08/09/menilik-sekolah-macapat-keraton-ngayogyakarta-hadiningrat-upaya-jaga-kelestarian-budaya-jawa?page=all. Diakses pada tanggal 06 Februari 2019.

Kerajaan Nusantara, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, (www.

kerajaannusantara.com/id/yogyakarta-hadiningrat/istana-utama. diakses 18 Februari 2019.

Muhammad Chirzin, (2018). Ulama dan Umara dalam Perspektif Al-

Quran, Tersedia pada https://artikula.id/muhammad/ulama-dan-

umara-dalam-perspektif-al-quran/. Diakses pada tanggal 12

Februari 2019.

Nail Hikam Faqihuddin. (2017). Makna Simbolis Pakaian Dinas Abdi Dalem Keraton Yogyakarta. Tersedia pada https://www.academia.edu/35396281/Makna_Simbolis_Pakaian _Dinas_Abdidalem_Keraton_Yogyakarta. Diakses pada tanggal

05 Februari 2019.

Pribadi Wicaksno. (2012). 4 Sabdatama Raja Yogya Untuk Warganya.

Tersedia pada https://nasional.tempo.co/read/403116/4-

sabdatama-raja-yogya-untuk-warganya/full&view=ok. Diakses

12 Juni 2019.

Ratnawati. (2018). Teori Politik dalam Ilmu Politik, Teori Politik Klasik dan Kontemporer. Tersedia pada http://www.elisa.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal 10 Desember 2018.

Page 130: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

113

Redaksi Ngangsu Kawruh. (2017). Ageman (Pakaian) Abdi Dalem Keraton Yogyakarta (Bag.1). Tersedia pada https://ngangsukawruh.com/2017/08/30/ageman-pakaian-abdi-

dalem-keraton-yogyakarta-bag-1/. Diakses pada tanggal 02 Februari 2019

Sayidiman Suryohadiprojo. (1994). Makna Modernitas dan Tantangannya Terhadap Iman. Tersedia pada https://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=198. Diakses pada tanggal 01 Januari 2019.

Sutirman Eka Ardhana. (2018). Sejak 1757 di Keraton Yogyakarta Ada Sekolah Tamanan. Tersedia pada https://www.perwara.com/2018/sejak-1757-di-keraton-yogyakarta-ada-sekolah-tamanan/. Diakses pada tanggal 30 April 2018.

Sri Suryantini. (2011). Metodologi Sejarah. Tersedia pada

http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/. Diakses 28

Februari 2019.

Tepas Tanda Yekti. (2017). Tugas dan Fungsi Abdi Dalem. Tersedia pada http://kratonjogja.id/abdi-dalem/3/tugas-dan-fungsi-abdi-dalem. Diakses pada tanggal 23 Juni 2017.

Tepas Tanda Yekti. (2017). Pawiyatan Aksara Jawi Abdi Dalem

Memasuki Angkatan Ke-4. Tersedia pada http://kratonjogja.id/peristiwa/27/pawiyatan-aksara-jawi-bagi-abdi-dalem-memasuki-angkatan-ke-4. Diakses pada tanggal 25 Juni 2017.

Tribun News. (2017). Keraton Yogya Gratiskan Belajar Macapat di Sekolah Ini. Tersedia pada http://jogja.tribunnews.com/2018/02/17/keraton-yogya-gratiskan-belajar-macapat-di-sekolah-ini?page=3. Diakses pada tanggal 01 Februari 2019.

Sumber Skripsi:

Benedecta Herlin Yose Hana. (2018). Dari Tradisional ke Modern: Sejarah Pendidikan Di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. (Skripsi). Yogyakarta: UGM.

Eka Yuli Prasetya. (2009). Kehidupan dan Pendidikan Belanda Kaum Priyayi Jawa Abad XX. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Page 131: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

114

Wawancara:

K.R.T. H. Jatiningrat, S.H, 75 tahun, Penghageng Tepas Dwarapura Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Memprakarsai Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem.

K.R.T Rintaiswara, 76 tahun, Guru Pawiyatan Aksara Jawa sejak tahun 2012.

M.P Yudomanggolo, 75 tahun, Abdi dalem Punakawan dan Murid Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem pada tahun 2011.

M.B Yudoharnowo, 65 tahun, Abdi Dalem Punakawan dan Murid Sekolah Pawiyatan Aksara Jawa pada tahun 2017.

Romo Cermo Proboprayitno, 67 tahun, Abdi Dalem dan Kepala Sekolah

Habirandha sejak tahun 2013.

Page 132: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

LAMPIRAN

115

Page 133: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

116

Lampiran 1. Kartu Abdi Dalem (KTA).

Sumber: Dokumentasi Penulis.

Page 134: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

117

Lampiran 2. Pengunduran Diri Abdi Dalem Sasrosudirdja dari kedudukan Bekel

Enom Punakawan Minuman dikarenakan melakukan kesalahan semasa Sri Sultan

Hamengku Buwono VIII.

Page 135: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

118

Sumber: Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Pemerintahan HB VIII No. 599 Tahun 1926.

Page 136: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

119

Lampiran 3. Pengangkatan Abdi Dalem Jayeng Puraya Carik Punakwan Miji Parentah

Menjadi Bekel Enom/ Punakawan Carik Mii Parentah.

Sumber: Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Sri Sultan Hamengku Buwono

VIII Nomor 435 Tahun 1923.

Page 137: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

120

Lampiran 4. Pemberhentian Abdi Dalem Sdr. Bekel Resapernata Bekel Tuwa

Punakawan Miji Tumpukan dan Anaknya Sasrasukapja Jajar Punakawan

Minuman karena sakit ingatan semasa Sri Sultan Hamengku Buwono VII.

Sumber: Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Sri Sultan Hamengku Buwono VII Nomor 597 Tahun 1923.

Page 138: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

121

Lampiran 5. Kegiatan Belajar Mengajar Pawiyatan Abdi Dalem.

Sumber: Tepas Tanda Yekti Karaton Ngayoyakarta Hadiningrat.

Page 139: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

122

Lampiran 6. Serat Kekancingan Abdi Dalem.

Sumber: Arsip KHP Widya Budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Page 140: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

123

Lampiran 7. Partisara Pawiyatan Abdi Dalem.

Sumber: Tepas Parentah Hageng Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Page 141: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

124

Lampiran 8. Bangsal Kasatriyan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Page 142: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

125

Lampiran 9. Gedung Tempat Pembelajaran Pawiyatan Aksara Jawa.

Sumber: Dokumentasi Penulis.

Page 143: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

126

Lampiran 10. Kegiatan Belajar Mengajar Pawiyatan Aksara Jawa.

Sumber: Dokumentasi Penulis.

Page 144: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

127

Lampiran 11. Presensi Kehadiran Pawiyatan Aksara Jawa.

Sumber: Arsip Serat-Serat Pasarta Aksara Jawa Tahun 2018 KHP Widyabudaya

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Page 145: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

128

Lampiran 12. Latihan Soal Pawiyatan Aksara Jawa (Mengubah tulisan latin

menjadi tulisan aksara jawa).

Sumber: Arsip Serat-Serat Pasarta Aksara Jawa Tahun 2018 KHP Widyabudaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Page 146: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

129

Lampiran 13. Penilaian Pawiyatan Aksara Jawa.

Sumber: Arsip Serat-Serat Pasarta Aksara Jawa Tahun 2018 KHP Widyabudaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Page 147: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

130

Lampiran 14. Ujian Peserta Pawiyatan Aksara Jawa dan Standar Penilaian

Aksara Jawa.

Sumber: Arsip Serat-Serat Pasarta Aksara Jawa Tahun 2018 KHP Widyabudaya Karato Ngayogyakarta Hadiningrat.

Page 148: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

131

Lampiran 15. Partisara Pawiyatan Aksara Jawa

Sumber: Dokumentasi Penulis

Page 149: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

132

Lampiran 16. Tata Urutan Pembelajaran Pawiyatan Aksara Jawa.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Page 150: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

133

Lampiran 17. Gaji Abdi Dalem semasa Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Page 151: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

134

Page 152: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

135

Page 153: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

136

Sumber: Senarai Arsip Keraton Yogyakarta Masa Sri Sultan Hamengku

Buwono IX Nomor 2717 Tahun 1945.

Page 154: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

137

Lampiran 18. Kendali Wawancara I untuk Tepas Dwarapura

Nama

: K.R.T. H. Jatiningrat, S.H.

Umur

: 75 tahun

Pekerjaan : Penghageng Tepas Dwarapura Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

Wawancara dilakukan di Tepas Dwarapura Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat

pada tanggal 28 November 2018. Pukul: 10.00.

1. Siapa nama lengkap bapak?

2. Apa yang dimaksud dengan abdi dalem?

3. Apa yang dimaksud dengan Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem?

4. Bgaimana model pendidikan di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem?

5. Apa saja pelajaran di dalam Pawiyatan Abdi Dalem?

6. Apa saja aturan-aturan untuk menjadi abdi dalem?

7. Apa yang diharapkan ketika menjadi abdi dalem?

Page 155: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

138

Lampiran 19. Transkrip Wawancara I

Jawaban Wawancara

1. Tirun Marwito, S.H atau K.R.T H. Jatiningrat, S.H.

2. Abdi dalem adalah perangkat atau seseorang yang diberi atau diangkat

sebagai abdining budaya atau negara dengan diberi tanda serat

kekancingan dan diberikan nama dan kedudukan. Abdi dalem juga

berasal dari keluarga Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

3. Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem adalah pendidikan budaya dalam

membentuk karakter seseorang khususnya untuk para abdi dalem. Jadi,

pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono X mulai ada pemikiran

untuk menyelenggarakan pendidikan khusus budaya supaya para abdi

dalem termasuk keluarga karaton dapat memahami budaya. Selain itu,

agar mampu bisa menjadi contoh di mana ia tinggal. Karakter ni

disebut sebagai figur ksatria.

4. Model pendidikan di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem ini adalah

keberlanjutan dari Sekolah Tamanan semasa Sri Sultan Hamengku

Buwono I. Sekolah ini diselenggarakan untuk membentuk jiwa atau

karakter seorang ksatria.

5. Pelajaran-pelajaran yang diberikan ada kaitannya dengan budaya dan

kesejarahan di Karaton Ngayogakarta Hadiningrat. Selain itu, untuk para

abdi dalem menggunakan bahasa khusus yaitu Bahasa Bagongan. Bahasa

Bagongan ini merupakan bahasa yang digunakan untuk merujuk

Page 156: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

139

pada tidak adanya tingkatan yang berlaku antar sesama abdi dalem,

walaupun pangkat abdi dalem berbeda, tetapi semuanya tetap

menggunakan Bahasa Bagongan. Bahasa Krama Inggil hanya

digunakan pada berhadapan dengan sultan. Bahasa Bagongan ini dapat

dikatakan adalah bahasa yang demokratis. Contoh kata-kata dalam

Bahasa Bagongan seperti: boya (tidak), wenten (ada), punapi (kenapa),

dan sebagainya.

6. Aturan-aturan menjadi abdi dalem adalah mematuhi aturan berlaku di

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, seperti dari segi busana:

memakai pakaian peranakan lengkap dengan blangkon, cenela, dan

keris. Selain itu, tidak melanggar aturan yang berlaku di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat.

7. Harapan untuk para abdi dalem adalah abdi dalem harus menjadi

contoh di mana ia tinggal, mematuhi aturan berlaku di Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat, seperti: memakai pakaian peranakan

lengkap dengan blangkon, cenela, dan keris. Pakaian peranakan ini

memiliki makna bahwa satu sama lain adalah bersaudara. Mengabdi

itulah yang paling penting untuk menjadi abdi dalem. Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat kini mewajibkan para abdi dalem

seluruhnya untuk mengikuti pawiyatan tersebut.

Page 157: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

140

Lampiran 20. Kendali Wawancara II untuk pengajar Sekolah Pawiyatan Aksara

Jawa.

Nama: K.R.T Rintaiswara

Umur : 76 tahun

Pekerjaan: Guru Pawiyatan Aksara Jawa

Wawancara dilakukan di KHP Widya Budaya Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat pada tanggal 8 Januari 2019. Pukul: 10.00

Kendali Wawancara

1. Siapa nama lengkap bapak?

2. Tahun berapa bapak mengajar di Pawiyatan Aksara Jawa?

3. Apa tujuan diadakannya Pawiyatan Aksara Jawa?

4. Bagaimana sistem pembelajaran di Pawiyatan Aksara Jawa?

5. Sejak kapan adanya Pawiyatan Aksara Jawa mulai ada?

6. Apa yang diajarkan dalam Pawiyatan Aksara Jawa?

7. Bagaimana penilaian dan evaluasi terhadap pembelajaran aksara Jawa?

8. Apa hambatan ketika mengajar Pawiyatan Aksara Jawa?

9. Bagaimana solusi yang digunakan dalam mengatasi hambatan tersebut?

10. Apakah guru-guru dalam mengajar Pawiyatan Aksara Jawa digaji?

11. Apa ada semacam ijazah atau tanda bahwa sudah mengikuti Pawiyatan

Aksara Jawa?

Page 158: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

141

Lampiran 21. Transkrip Wawancara II

Jawaban Wawancara

1. K.R.T Rintaiswara

2. Sejak tahun 2012

3. Tujuannya utamanya adalah untuk dapat membaca dan menulis aksara

Jawa bagi para abdi dalem karena banyak literatur yang bertuliskan

huruf aksara Jawa.

4. Sistem pembelajaran adalah belajar mengenai pengetahuan dasar

aksara Jawa bagi para abdi dalem yang ingin belajar aksara Jawa. Abdi

dalem yan terdiri dari pangkat/gelar yang berbeda dijadikan dalam satu

kelas. Satu kelas berisi 30 peserta. Peserta diberi materi pembelajaran

yang berbentuk buku. Buku tersebut di dalamnya terdapat macam-

macam huruf aksara Jawa dan bagimana tata tulis aksara Jawa dengan

memperhatikan tanda bacanya. Pembelajaran dalam satu minggu

adalah 2 kali yaitu hari Selasa dan Kamis pukul 10.00-12.00.

5. Sejak 2016

6. Pembelajaran yang diajarkan mengenai membaca aksara Jawa, menulis

aksara Jawa. Selain itu disela-sela pokok pembelajaran terdapat

pembelajaran mengenai tembang, sejarah, wayang, dan sebagainya.

Dalam hal ini ditekankan pula sejarah asal usul wayang dan makna

dari tembang-tembang macapat.

7. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian harian dan presensi

kehadiran adalah hal yang utama dalam memperoleh nilai. Penilaian

digunakan menggunakan standar huruf A, B, dan C. Akan ada ujian

setiap bulannya yaitu dilaksanakan pada minggu terakhir.

8. Hambatan dalam mengajar terletak pada fasilitas yang belum

mendukung sepenuhya dan daya serap para peserta yang mengikuti

pawiyatan ini. Fasilitas yang perlu dalam pawiyatan ini adalah papan

tulis dikarenakan pada umumnya peserta pawiyatan sudah lanjut usia

sehingga dalam hal ini berpengaruh terkait dengan kondisi kesehatan

Page 159: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

142

mata. Selain itu adalah daya serap masing-masing peserta berbeda

terlebih yang sudah lanjut usia.

9. Solusi yang dilakukan adalah bagi peserta diberikan tugas rumah

semacam PR. Pekerjaan rumah ini dapat berupa latihan menulis aksara

Jawa. Soal yang diberikan berupa kalimat-kalimat dengan huruf latin

kemudian di tulis dalam bentuk aksara Jawa. Kalimat-kalimat ang

terdapat dalam soal tersebut dipetik dari cerita dari sejarah Yogyakarta,

babad, dan tembang. Dalam hal ini peserta dapat mengkaji tulisan

sekaligus mengerti isi dari tulisannya tersebut.

10. Iya digaji dari pihak Karaton

11. Ada semacam tanda bahwa sudah lulus dalam mengikuti pembelajaran

aksara Jawa yaitu disebut partisara.

Page 160: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

143

Lampiran 22. Kendali Wawancara III untuk murid Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem.

Nama: M.P Yudomanggolo

Alamat: Giripeni Wates Kulon Progo

Umur : 78 tahun

Pekerjaan: Abdi Dalem Punakawan

Wawancara dilakukan di Halaman Bangsal Magangan Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat pada tanggal 12 April 2019. Pukul: 11.00.

Kendali Wawancara

1. Siapa nama lengkap bapak?

2. Tahun berapa bapak mengikuti Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem?

3. Kapan bapak menerima partisara Pawiyatan Abdi Dalem?

4. Bagaimana cara untuk ikut Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem?

5. Bagaimana sistem pembelajaran di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem?

6. Berapa jumlah murid dalam satu angkatan di Sekolah Pawiyatan Abdi

Dalem?

7. Apa saja pelajaran yang diajarkan di Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem?

8. Bagaimana dengan pelajaran yang bersifat praktik?

9. Bagaimana cara guru-guru mengajarnya?

10. Apa bapak juga mengikuti Pawiyatan Aksara Jawa?

11. Apa manfaat yang dirasakan setelah mengikuti Pawiyatan Abdi Dalem?

Page 161: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

144

Lampiran 23. Transkrip Wawancara III

Jawaban Wawancara

1. Raden Mas Penewu Yudomanggolo

2. Mengikuti pawiyatan pada saat tahun 2011 (Sudah angkatan ke-4)

3. Menerima partisara pada 10 Februari 2011. Saat itu masih berpangkat Bekel

4. Sekolah Pawiyatan Abdi Dalem ini sifatnya wajib diikuti oleh seluruh abdi

dalem (kaprajan maupun punakawan). Karaton sebagai penyelenggara

pendidikan ini jadi jadwalnya berbah-bubah sesuai dengan Dawuh Dalem

(perintah raja). Pembelajran ini dilaksanakan di Bangsal Kasatriyan Karato

Ngayogyakarta Hadiningrat.

5. Setelah sowan bekti selama 2 tahun dan magang selama 2 tahun di karaton

secara rutin, maka abdi dalem mulai masuk ke jenjang kepangkatan yang

dimulai dari jajar. Pangkat abdi dalem jajar ini sudah harus ikut

Pawiyatan Abdi Dalem.

6. Jumlah murid dalam satu angkatan kurang lebih sebanyak 200 orang

7. Pelajaran yang diajarkan banyak sekali mengenai Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat, seperti: sejarah Yogyakarta, filosofi tentang Karaton

Ngayogyakarta Hadiningrat tentang garis imajner, keagamaan, tradisi,

kesenian, sastra, dan sebagainya. Selain itu, diperkenalkan tentang macam-

macam bangunan yang ada di dalam dan di luar karaton.

8. Pelajaran yang bersifat praktik, abdi dalem harus paham tentang bagaimana

cara berpakaian, tata krama dalam berbahasa, dan berjalan. Selain itu, terdapat

juga lampah dodok, lampah pocong, dan lampah dadap.

Page 162: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

145

9. Para guru mengajarkan dengan cara teori dan praktik. Abdi dalem

mendengarkan penjelasan dari guru dan diberi macam-macam modul

sebagai materi pembelajaran.

10. Sayatidak ikut Pawiyatan Aksara Jawa, hanya mengikuti Pawiyatan Abdi

Dalem. Pawiyatn Aksara Jawa bersifat khusus dan tidak diwajibkan bagi

abdi dalem, hanya saja abdi dalem yang ingin belajar mengenai aksara

Jawa boleh ikut.

11. Manfaat yang dirasakan adalah menambah pengalaman dan dapat

memberikan wawasan tentang Karaton Ngayogakarta Hadiningrat.

Page 163: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

146

Lampiran 24. Kendali Wawancara IV untuk murid Sekolah Pawiyatan Aksara Jawa

Nama

: M.B Yudoharnowo

Alamat

: Jethak, Sendangtirto, Berbah, Sleman

Umur

: 65 tahun

Pekerjaan

: Abdi Dalem Punakawan

Wawancara dilakukan di Halaman Bangsal Magangan Karaton Ngayogyakarta

Hadiningrat pada tanggal 12 April 2019. Pukul: 11.00

Kendali Wawancara

1. Siapa nama lengkap bapak?

2. Tahun berapa bapak mengikuti Sekolah Pawiyatan Aksara Jawa?

3. Kapan bapak menerima partisara Pawiyatan Aksara Jawa?

4. Bagaimana cara untuk ikut Sekolah Pawiyatan Aksara Jawa?

5. Bagaimana sistem pembelajaran di Sekolah Pawiyatan Aksara Jawa?

6. Berapa jumlah murid dalam satu angkatan di Sekolah Pawiyatan Aksara

Jawa?

7. Apa saja pelajaran yang diajarkan di Sekolah Pawiyatan Aksara Jawa?

8. Bagaimana dengan pelajaran yang bersifat praktik?

9. Bagaimana cara guru-guru mengajarnya?

10. Apa manfaat yang dirasakan setelah mengikuti Pawiyatan Aksara Jawa?

Page 164: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

147

Lampiran 25. Transkrip Wawancara IV

Jawaban Wawancara

1. Mas Bekel Yudoharnowo

2. Ikut Pawiyatan Aksara Jawa pada tahun 2017.

3. Mendapat partisara pada tahun 2017.

4. Cara untuk mengikuti pembelajaran di Sekolah Pawiyatan Aksara Jawa

adalah mendaftar di KHP Widya Budaya dan sudah terdaftar di masing-

masing tepas.

5. Sistem pembelajaran di Pawiyatan Aksara Jawa menggunakan sistem teori

dan praktik. Murid mendengarkan penjelasan dari guru kemudian

menirukan kembali cara membaca aksara jawa. Para abdi dalem bergiliran

latihan membaca satu per satu dan lainnya menyimak.

6. Jumlah murid 30 orang.

7. Membaca dan menulis aksara jawa. Selain itu, diberikan pengetahuan lainnya

seperti makna dari wayang, lagu, dan ceita-cerita sastra lainnya. Berbagai

wawasa ini diberikan pada murid di sela-sela waktu pembelajaran.

8. Pelajaran yang bersifat praktik hanya dilatih cara membaca aksara jawa

dengan baik dan benar.

9. Para guru mengajar dengan cara menjelaskan materi kemudian para murid

dilatih untuk membaca dan menulis huruf aksara jawa.

10. Manfaat yang dirasakan adalah sedikit demi sedikit saya bisa membaca dan

menulis aksara jawa. Saya belajar tentang aksara jawa ini tidak hanya di

karaton saja, tetapi juga di rumah saya tetap membaca di sela-sela kegiatan.

Page 165: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

148

Lampiran 26. Berfoto dengan K.R.T. H. Jatiningrat, S.H seusai wawancara

Dokumentasi : Penulis

Page 166: library.fis.uny.ac.idlibrary.fis.uny.ac.id/contoh/tas.pdf · SEKOLAH PAWIYATAN ABDI DALEM KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT 2010-2018 TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas

149

Lampiran 27. Wawancara dengan Abdi Dalem.

Dokumentasi: Penulis