14
1 A. Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Awal Perintisan Pada zaman Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo pernah berusaha mendirikan sebuah Pesantren yang dinamakan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari penjajah Belanda. Pada tahun 1940, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). Akan tetapi STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-1942) yang dikarenakan kependudukan Jepang. Tapi Umat Islam Indonesia tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam. Kemudian Pemerintah Jepang menjanjikan akan mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di Jakarta dan janji itupun direspon positif sehingga dibentuklah yayasan yang menjadikan Muhammad Hatta sebagai ketua dan Muhammad Natsir sebagai sekretaris. Pada 8 Juli 1945, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI) yang berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI. Pada 1946, STI dipindahkan ke

Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1

A. Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Awal Perintisan

Pada zaman Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo pernah berusaha mendirikan

sebuah Pesantren yang dinamakan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan

tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari penjajah Belanda.

Pada tahun 1940, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan

Sekolah Tinggi Islam (STI). Akan tetapi STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-

1942) yang dikarenakan kependudukan Jepang. Tapi Umat Islam Indonesia tidak

pernah berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam. Kemudian

Pemerintah Jepang menjanjikan akan mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi

Agama di Jakarta dan janji itupun direspon positif sehingga dibentuklah yayasan yang

menjadikan Muhammad Hatta sebagai ketua dan Muhammad Natsir sebagai

sekretaris.

Pada 8 Juli 1945, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI)

yang berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa

tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI. Pada

1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari

Jakarta ke Yogyakarta. Pada 22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas

Islam Indonesia (UII) dengan penambahan beberapa fakultas baru.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga fungsional di Departemen Agama,

Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi

Agama Islam Negeri (PTAIN) yang ditetapkan tanggal 26 September 1950. PTAIN

bertujuan memberikan pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat

pengembangan serta pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam. PTAIN dipimpin

KH. Muhammad Adnan.

Page 2: Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2

Periode ADIA (1957-1960)

Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam mendorong

Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta.

ADIA dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna

mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi akademi sehingga menjadi guru

agama, baik untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah agama.

Kepemimpinan ADIA dipercayakan kepada Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai

dekan dan Prof. H. Bustami A. Gani sebagai Wakil Dekan.

Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963)

Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan perkembangan menggembirakan.

Jumlah mahasiswa PTAIN semakin banyak dengan area of studies yang semakin

luas. Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah Indonesia. Untuk

memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta

diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam Negeri. Pada

tanggal 24 Agustus 1960 sesuai dengan Peraturan Presiden RI, nama dari PTAIN

diubah menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) al-Jami’ah al-Islamiyah al-

Hukumiyah dan diresmikan oleh Menteri Agama di Gedung Kepatihan Yogyakarta.

IAIN With Heavier Responsibility

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN di Indonesia,

menempati posisi yang strategis. Ia merupakan simbol bagi kemajuan pembangunan

nasional, khususnya di bidang pembangunan sosial-keagamaan. Sebagai upaya untuk

memadu ilmu umum dan ilmu agama, lembaga ini mulai membentangkan sayapnya

sebagai IAIN dengan tanggungjawab yang lebih berat (IAIN with Heavier

Responsibility) menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Langkah ini mulai dilakukan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan

dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah,

Page 3: Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3

serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah. Hal ini makin

dimantapkan dengan dibukanya Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika

setahun setelahnya. Semua pengembangan ini didukung oleh berbagai unibersitas

local maupun internasional dan berbagai lembaga lainnya.

Seiring dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan Bentuk

IAIN menjadi UIN juga telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan RI.

Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden tentang

Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 20 Mei 2002. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik

Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis

ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Satu langkah lagi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan Program

Studi Kesehatan Masyarakat. Hingga saat ini, UIN Syarif Hidayatullah telah memiliki

11 Fakultas dan sebuah sekolah Pascasarjana. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus

berusaha agar peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki

kemampuan akademik yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan

ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-

luasnya.

Page 4: Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4

B. Sejarah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syahid

Jakarta

Karena adanya tuntutan dari masyarakat dan tersedianya peluang, Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta membuka jurusan dan program studi

baru untuk mendukung pengembangan UIN dalam memadukan aspek keilmuan,

Islam, dan budaya Indonesia.

Untuk mempercepat proses pencapaian tersebut, hasil sidang Senat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta akhir 2002 mempertimbangkan untuk membuka program

studi baru di bidang Kedokteran dan Kesehatan. Akhirnya Senat UIN

merekomendasikan agar membangun Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

(FKIK).

Pendirian FKIK ini bertujuan untuk menjawab tantangan dalam rangka

mewujudkan Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan oleh pemerintah yang

membutuhkan lebih banyak tenaga dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan

masyarakat.

Berdasarkan keputusan Senat tersebut, penyusunan proposal empat Program

Studi yang berada di bawah kubah FKIK mulai dilakukan, yaitu Program Studi

Pendidikan Dokter, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, dan Ilmu Keperawatan. Para

perintis pembukaan FKIK banyak yang merupakan tokoh terkemuka dan merupakan

lulusan dari universitas ternama.

Dalam perkembangannya, Program Studi Kesehatan Masyarakat lebih dulu

memperoleh ijin penyelenggaraan pendidikan. Izin penyelenggaraan Program Studi

Farmasi  mendapat respon yang baik beberapa bulan kemudian. Selanjutnya pada

Program Studi Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Dokter telah memperoleh izin

penyelenggaraan. Untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan perkuliahan dan

praktikum mahasiswa, FKIK UIN Syarif Hidayatullah melakukan kerjasama dengan

berbagai Rumah Sakit Umum Negeri maupun Swasta.

Dalam pengembangannya, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta diarahkan pada

penciptaan Fakultas yang unggul dan kompetitif sebagai salah satu tahap menuju

Page 5: Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5

Fakultas Riset. Berbagai dukungan diberikan untuk mewujudkan Fakultas yang

unggul dan kompetitif yang salah satunya berasal dari Jepang. Bantuan yang

dimaksud yaitu pengembangan dosen untuk melanjutkan studi ke program S2 dan S3

di Jepang serta pembangunan gedung perkuliahan, gedung laboratorium dan

peralatannya, gedung asrama dan rumah sakit pendidikan. Sejak tahun akademik

2010-2011 kegiatan belajar mengajar semua program studi yang ada di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan

sarana dan prasarana di Kampus baru, kampus II.

Page 6: Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6

C. Profil Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIK)

Maraknya penyakit menular maupun yang tidak menular yang berjangkit di

masyarakat umum serta buruknya mutu kesehatan membuat Departemen Kesehatan

Republik Indonesia kewalahan. Pasalnya, Departemen Kesehatan RI merasa

kekurangan tenaga kerja, baik dari kedokteran umum, kedokteran gigi, apoteker,

perawat, dan kesehatan masyarakat. Apalagi ditambah dengan banyaknya gempa dan

kebakaran akhir-akhir ini.

Departemen Kesehatan pun harus berpikir cepat agar para perawat, apoteker,

dan kedokteran umum mampu bekerjasama untuk berupaya menyembuhkan para

korban yang terkena penyakit sedangkan tenaga kesehatan masyarakat terus

mengajarkan kepada masyarakat tentang dasar-dasar hidup sehat sehingga jumlah

korban yang terjangkit pun berkurang dan meningkatnya kualitas kesehatan.

Untuk itulah dibutuhkan kader-kader tenaga medis yang mampu menjawab

tantangan tersebut. Dibutuhkan sifat-sifat yang selalu ingin tau, siap untuk

mengadikan dirinya kepada masyarakat, dan mau bekerjasama dengan semua tenaga

medis dari berbagai jurusan. Sifat-sifat yang dibutuhkan tersebut sangat sesuai

dengan visi yang diusung oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Masyarakat (BEM FKIK) yaitu sinergis, progresif, dan kontributif.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Masyarakat (BEM FKIK) merupakan lembaga organisasi tingkat fakultas yang

mewadahi aspirasi mahasiswa di lingkungan kampus. Selain itu, BEM FKIK juga

berfungsi sebagai organisasi yang menampung berbagai kegiatan akademik maupun

nonakademik mahasiswa baik yang bersifat olahraga, seni, keilmuan, ataupun

keorganisasian.

Sesuai dengan pemaparan saya diatas, Badan Eksekutif ini mengusung visi

Sinergis, Progresif, dan Kontributif. Sinergis disini memiliki maksud BEM FKIK

berusaha menciptakan hubungan baik antar sesama lembaga di lingkungan FKIK,

menyiapkan kader-kader BEM FKIK yang mampu bekerjasama sehingga bisa

dijadikan panutan bagi semua mahasiswa di semua jurusan di FKIK, serta

mendukung penerapan nilai-nilai pendidikan yang professional bertaraf internasional.

Page 7: Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

7

Progresif memiliki makna bahwa BEM FKIK terus bergerak maju

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengontrolan, dan pengevaluasian secara terukur agar tercipta suatu

perubahan yang positif.

Kontributif mengandung arti kalau BEM FKIK selalu berupaya untuk

menciptakan dan mendorong semua mahasiswa FKIK untuk turut peran serta dalam

mengamalkan isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Selain visi, BEM FKIK juga memiliki beberapa target atau misi yang harus

dicapai, yaitu:

1. Menanamkan perilaku organisasi BEM FKIK UIN yang professional

berlandaskan asas kekeluargaan,

2. Membangun hubungan dan jaringan koordinasi antar lembaga yang ada di

FKIK UIN yang harmonis demi kemajuan bersama,

3. Menampung aspirasi dan meningkatkan fungsi advokasi mahasiswa FKIK

UIN demi kesejahteraan bersama,

4. Mengembangkan potensi, minat, dan bakat mahasiswa dalam bidang

keilmuan, kesenian, dan olahraga di lingkunga FKIK UIN,

5. Meningkatkan apresiasi dan produktivitas mahasiswa FKIK UIN dalam

berkarya, dan

6. Memperkuat kepedulian social dan agama di dalam diri setiap mahasiswa

yang terwujud dalam perilaku nyata di lingkungan internal maupun

eksternal FKIK UIN.

Dalam masa pemerintahannya, BEM FKIK memiliki struktur organisasi yang

terdiri Badan Pengurus Harian dan 8 Departemen. Departemen tersebut terdiri dari

Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi, Departemen

Kemahasiswaan, Departemen Kajian Strategis, Departemen penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesenian dan Olahraga, Departemen

Informasi dan Komunikasi, dan Departemen Sosial.

Page 8: Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8

1. Badan Pengurus Harian (BPH)

Badan Pengurus Harian atau yang biasa disebut BPH bertugas mengurusi kegiatan

harian organisasi. BPH terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua, Sekretaris, dan

Bendahara. Ketua umum bertugas mengatur pelaksanaan kegiatan BEM FKIK.

Sedangkan wakil ketua bertugas mendampingi dan menggantikan tugas Ketua BEM

FKIK. Sekretaris secara umum bertugas mengurusi masalah administrasi BEM FKIK

secara terpusat. Tugas bendahara adalah mengurusi masalah keuangan BEM FKIK

secara keseluruhan.

2. Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi

Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi (PSDMO)

bertugas mengurusi bidang pengembangan kemampuan organisasi dan memberikan

penilaian terhadap kinerja semua pengurus.

3. Departemen Kemahasiswaan

Departemen Kemahasiswaan bertugas mengurusi bidang pengembangan kemampuan

kepemimpinan dan organisasi.

4. Departemen Kajian Strategis

Departemen Kajian Strategis atau disingkat Kastrat bertugas dibidang kajian isu

strategis mahasiswa dan melaksanakan manajemen mahasiswa. Hal ini meliputi

eksternal dan internal.

5. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) bergerak dibidang

pengembangan kemampuan penelitian mahasiswa dan kemampuan berwirausaha.

6. Departemen Kesenian dan Olahraga

Departemen Kesenian dan Olahraga atau disingkat Kesor bergerak di bidang

pengembangan kesenian dan olahraga mahasiswa.

7. Departemen Informasi dan Komunikasi

Departemen Informasi dan Komunikasi (infokom) bergerak di bidang penyebarluasan

informasi kepada para mahasiswa dan mengadakan komunikasi antar sesame lembaga

di FKIK.

Page 9: Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

9

8. Departemen Sosial

Departemen Sosial atau biasa disebut Depsos. Departemen ini bergerak di bidang

pengembangan jiwa social dan kepedulian mahasiswa.

Dengan mengetahui sejarah dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, sejarah FKIK UIN Jakarta serta mengetahui profil dari BEM FKIK kita

sebagai salah satu bagian dari FKIK sudah sepatutnya kita melakukan yang terbaik

mengingat misi yang kita emban selaku warga FKIK.

Page 10: Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

10

Daftar Pustaka

1. “http://www.uinjkt.ac.id/index.php/tentang-uin.html” . 28 Agustus 2012. 12:08 AM

2. “http://fkik.uinjkt.ac.id/index.php/profile/sejarah-tentang-fkik” . 28 Agustus 2012. 12:09 AM

3. “http://fkik.uinjkt.ac.id/index.php/profile/visi-dan-misi” . 28 Agustus 2012. 12: 11 AM

4. “http://chirpstory.com/li/15678” . 28 Agustus 2012. 12:12 AM