Upload
ukhty-rahmah-sari-manap
View
143
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
1
A. Sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Awal Perintisan
Pada zaman Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo pernah berusaha mendirikan
sebuah Pesantren yang dinamakan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan
tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari penjajah Belanda.
Pada tahun 1940, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan
Sekolah Tinggi Islam (STI). Akan tetapi STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-
1942) yang dikarenakan kependudukan Jepang. Tapi Umat Islam Indonesia tidak
pernah berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam. Kemudian
Pemerintah Jepang menjanjikan akan mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi
Agama di Jakarta dan janji itupun direspon positif sehingga dibentuklah yayasan yang
menjadikan Muhammad Hatta sebagai ketua dan Muhammad Natsir sebagai
sekretaris.
Pada 8 Juli 1945, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI)
yang berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa
tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI. Pada
1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari
Jakarta ke Yogyakarta. Pada 22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas
Islam Indonesia (UII) dengan penambahan beberapa fakultas baru.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga fungsional di Departemen Agama,
Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi
Agama Islam Negeri (PTAIN) yang ditetapkan tanggal 26 September 1950. PTAIN
bertujuan memberikan pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat
pengembangan serta pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam. PTAIN dipimpin
KH. Muhammad Adnan.
2
Periode ADIA (1957-1960)
Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam mendorong
Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta.
ADIA dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna
mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi akademi sehingga menjadi guru
agama, baik untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah agama.
Kepemimpinan ADIA dipercayakan kepada Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai
dekan dan Prof. H. Bustami A. Gani sebagai Wakil Dekan.
Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963)
Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan perkembangan menggembirakan.
Jumlah mahasiswa PTAIN semakin banyak dengan area of studies yang semakin
luas. Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah Indonesia. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta
diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam Negeri. Pada
tanggal 24 Agustus 1960 sesuai dengan Peraturan Presiden RI, nama dari PTAIN
diubah menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) al-Jami’ah al-Islamiyah al-
Hukumiyah dan diresmikan oleh Menteri Agama di Gedung Kepatihan Yogyakarta.
IAIN With Heavier Responsibility
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN di Indonesia,
menempati posisi yang strategis. Ia merupakan simbol bagi kemajuan pembangunan
nasional, khususnya di bidang pembangunan sosial-keagamaan. Sebagai upaya untuk
memadu ilmu umum dan ilmu agama, lembaga ini mulai membentangkan sayapnya
sebagai IAIN dengan tanggungjawab yang lebih berat (IAIN with Heavier
Responsibility) menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Langkah ini mulai dilakukan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan
dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah,
3
serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah. Hal ini makin
dimantapkan dengan dibukanya Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika
setahun setelahnya. Semua pengembangan ini didukung oleh berbagai unibersitas
local maupun internasional dan berbagai lembaga lainnya.
Seiring dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan Bentuk
IAIN menjadi UIN juga telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan RI.
Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden tentang
Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 20 Mei 2002. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik
Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis
ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Satu langkah lagi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan Program
Studi Kesehatan Masyarakat. Hingga saat ini, UIN Syarif Hidayatullah telah memiliki
11 Fakultas dan sebuah sekolah Pascasarjana. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus
berusaha agar peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan
ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-
luasnya.
4
B. Sejarah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syahid
Jakarta
Karena adanya tuntutan dari masyarakat dan tersedianya peluang, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta membuka jurusan dan program studi
baru untuk mendukung pengembangan UIN dalam memadukan aspek keilmuan,
Islam, dan budaya Indonesia.
Untuk mempercepat proses pencapaian tersebut, hasil sidang Senat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta akhir 2002 mempertimbangkan untuk membuka program
studi baru di bidang Kedokteran dan Kesehatan. Akhirnya Senat UIN
merekomendasikan agar membangun Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
(FKIK).
Pendirian FKIK ini bertujuan untuk menjawab tantangan dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan oleh pemerintah yang
membutuhkan lebih banyak tenaga dokter, apoteker, perawat dan tenaga kesehatan
masyarakat.
Berdasarkan keputusan Senat tersebut, penyusunan proposal empat Program
Studi yang berada di bawah kubah FKIK mulai dilakukan, yaitu Program Studi
Pendidikan Dokter, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, dan Ilmu Keperawatan. Para
perintis pembukaan FKIK banyak yang merupakan tokoh terkemuka dan merupakan
lulusan dari universitas ternama.
Dalam perkembangannya, Program Studi Kesehatan Masyarakat lebih dulu
memperoleh ijin penyelenggaraan pendidikan. Izin penyelenggaraan Program Studi
Farmasi mendapat respon yang baik beberapa bulan kemudian. Selanjutnya pada
Program Studi Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Dokter telah memperoleh izin
penyelenggaraan. Untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan perkuliahan dan
praktikum mahasiswa, FKIK UIN Syarif Hidayatullah melakukan kerjasama dengan
berbagai Rumah Sakit Umum Negeri maupun Swasta.
Dalam pengembangannya, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta diarahkan pada
penciptaan Fakultas yang unggul dan kompetitif sebagai salah satu tahap menuju
5
Fakultas Riset. Berbagai dukungan diberikan untuk mewujudkan Fakultas yang
unggul dan kompetitif yang salah satunya berasal dari Jepang. Bantuan yang
dimaksud yaitu pengembangan dosen untuk melanjutkan studi ke program S2 dan S3
di Jepang serta pembangunan gedung perkuliahan, gedung laboratorium dan
peralatannya, gedung asrama dan rumah sakit pendidikan. Sejak tahun akademik
2010-2011 kegiatan belajar mengajar semua program studi yang ada di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan
sarana dan prasarana di Kampus baru, kampus II.
6
C. Profil Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIK)
Maraknya penyakit menular maupun yang tidak menular yang berjangkit di
masyarakat umum serta buruknya mutu kesehatan membuat Departemen Kesehatan
Republik Indonesia kewalahan. Pasalnya, Departemen Kesehatan RI merasa
kekurangan tenaga kerja, baik dari kedokteran umum, kedokteran gigi, apoteker,
perawat, dan kesehatan masyarakat. Apalagi ditambah dengan banyaknya gempa dan
kebakaran akhir-akhir ini.
Departemen Kesehatan pun harus berpikir cepat agar para perawat, apoteker,
dan kedokteran umum mampu bekerjasama untuk berupaya menyembuhkan para
korban yang terkena penyakit sedangkan tenaga kesehatan masyarakat terus
mengajarkan kepada masyarakat tentang dasar-dasar hidup sehat sehingga jumlah
korban yang terjangkit pun berkurang dan meningkatnya kualitas kesehatan.
Untuk itulah dibutuhkan kader-kader tenaga medis yang mampu menjawab
tantangan tersebut. Dibutuhkan sifat-sifat yang selalu ingin tau, siap untuk
mengadikan dirinya kepada masyarakat, dan mau bekerjasama dengan semua tenaga
medis dari berbagai jurusan. Sifat-sifat yang dibutuhkan tersebut sangat sesuai
dengan visi yang diusung oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Masyarakat (BEM FKIK) yaitu sinergis, progresif, dan kontributif.
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat (BEM FKIK) merupakan lembaga organisasi tingkat fakultas yang
mewadahi aspirasi mahasiswa di lingkungan kampus. Selain itu, BEM FKIK juga
berfungsi sebagai organisasi yang menampung berbagai kegiatan akademik maupun
nonakademik mahasiswa baik yang bersifat olahraga, seni, keilmuan, ataupun
keorganisasian.
Sesuai dengan pemaparan saya diatas, Badan Eksekutif ini mengusung visi
Sinergis, Progresif, dan Kontributif. Sinergis disini memiliki maksud BEM FKIK
berusaha menciptakan hubungan baik antar sesama lembaga di lingkungan FKIK,
menyiapkan kader-kader BEM FKIK yang mampu bekerjasama sehingga bisa
dijadikan panutan bagi semua mahasiswa di semua jurusan di FKIK, serta
mendukung penerapan nilai-nilai pendidikan yang professional bertaraf internasional.
7
Progresif memiliki makna bahwa BEM FKIK terus bergerak maju
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengontrolan, dan pengevaluasian secara terukur agar tercipta suatu
perubahan yang positif.
Kontributif mengandung arti kalau BEM FKIK selalu berupaya untuk
menciptakan dan mendorong semua mahasiswa FKIK untuk turut peran serta dalam
mengamalkan isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Selain visi, BEM FKIK juga memiliki beberapa target atau misi yang harus
dicapai, yaitu:
1. Menanamkan perilaku organisasi BEM FKIK UIN yang professional
berlandaskan asas kekeluargaan,
2. Membangun hubungan dan jaringan koordinasi antar lembaga yang ada di
FKIK UIN yang harmonis demi kemajuan bersama,
3. Menampung aspirasi dan meningkatkan fungsi advokasi mahasiswa FKIK
UIN demi kesejahteraan bersama,
4. Mengembangkan potensi, minat, dan bakat mahasiswa dalam bidang
keilmuan, kesenian, dan olahraga di lingkunga FKIK UIN,
5. Meningkatkan apresiasi dan produktivitas mahasiswa FKIK UIN dalam
berkarya, dan
6. Memperkuat kepedulian social dan agama di dalam diri setiap mahasiswa
yang terwujud dalam perilaku nyata di lingkungan internal maupun
eksternal FKIK UIN.
Dalam masa pemerintahannya, BEM FKIK memiliki struktur organisasi yang
terdiri Badan Pengurus Harian dan 8 Departemen. Departemen tersebut terdiri dari
Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi, Departemen
Kemahasiswaan, Departemen Kajian Strategis, Departemen penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesenian dan Olahraga, Departemen
Informasi dan Komunikasi, dan Departemen Sosial.
8
1. Badan Pengurus Harian (BPH)
Badan Pengurus Harian atau yang biasa disebut BPH bertugas mengurusi kegiatan
harian organisasi. BPH terdiri dari Ketua Umum, Wakil Ketua, Sekretaris, dan
Bendahara. Ketua umum bertugas mengatur pelaksanaan kegiatan BEM FKIK.
Sedangkan wakil ketua bertugas mendampingi dan menggantikan tugas Ketua BEM
FKIK. Sekretaris secara umum bertugas mengurusi masalah administrasi BEM FKIK
secara terpusat. Tugas bendahara adalah mengurusi masalah keuangan BEM FKIK
secara keseluruhan.
2. Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi
Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Organisasi (PSDMO)
bertugas mengurusi bidang pengembangan kemampuan organisasi dan memberikan
penilaian terhadap kinerja semua pengurus.
3. Departemen Kemahasiswaan
Departemen Kemahasiswaan bertugas mengurusi bidang pengembangan kemampuan
kepemimpinan dan organisasi.
4. Departemen Kajian Strategis
Departemen Kajian Strategis atau disingkat Kastrat bertugas dibidang kajian isu
strategis mahasiswa dan melaksanakan manajemen mahasiswa. Hal ini meliputi
eksternal dan internal.
5. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) bergerak dibidang
pengembangan kemampuan penelitian mahasiswa dan kemampuan berwirausaha.
6. Departemen Kesenian dan Olahraga
Departemen Kesenian dan Olahraga atau disingkat Kesor bergerak di bidang
pengembangan kesenian dan olahraga mahasiswa.
7. Departemen Informasi dan Komunikasi
Departemen Informasi dan Komunikasi (infokom) bergerak di bidang penyebarluasan
informasi kepada para mahasiswa dan mengadakan komunikasi antar sesame lembaga
di FKIK.
9
8. Departemen Sosial
Departemen Sosial atau biasa disebut Depsos. Departemen ini bergerak di bidang
pengembangan jiwa social dan kepedulian mahasiswa.
Dengan mengetahui sejarah dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, sejarah FKIK UIN Jakarta serta mengetahui profil dari BEM FKIK kita
sebagai salah satu bagian dari FKIK sudah sepatutnya kita melakukan yang terbaik
mengingat misi yang kita emban selaku warga FKIK.
10
Daftar Pustaka
1. “http://www.uinjkt.ac.id/index.php/tentang-uin.html” . 28 Agustus 2012. 12:08 AM
2. “http://fkik.uinjkt.ac.id/index.php/profile/sejarah-tentang-fkik” . 28 Agustus 2012. 12:09 AM
3. “http://fkik.uinjkt.ac.id/index.php/profile/visi-dan-misi” . 28 Agustus 2012. 12: 11 AM
4. “http://chirpstory.com/li/15678” . 28 Agustus 2012. 12:12 AM