22
Sejarah Tanah Lot Bali Indonesia Sejarah Tanah Lot Bali Indonesia berdasarkan legenda, dikisahkan pada abad ke -15, Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra melakukan misi penyebaran agama Hindu dari pulau Jawa ke pulau Bali. Pada saat itu yang berkuasa di pulau Bali adalah Raja Dalem Waturenggong. Beliau sangat menyambut baik dengan kedatangan dari Dang Hyang Nirartha dalam menjalankan misinya, sehingga penyebaran agama Hindu berhasil sampai ke pelosok – pelosok desa yang ada di pulau Bali. Dalam sejarah Tanah Lot, dikisahkan Dang Hyang Nirartha, melihat sinar suci dari arah laut selatan Bali, maka Dang Hyang Nirartha mencari lokasi dari sinar tersebut dan tibalah beliau di sebuah pantai di desa yang bernama desa Beraban Tabanan. Pada saat itu desa Beraban dipimpin oleh Bendesa Beraban Sakti, yang sangat menentang ajaran dari Dang Hyang Nirartha dalam menyebarkan agama Hindu. Bendesa Beraban Sakti, menganut aliran monotheisme. Dang Hyang Nirartha melakukan meditasi diatas batu karang yang menyerupai bentuk burung beo yang pada awalnya berada di daratan. Dengan berbagai cara Bendesa Beraban ingin mengusir keberadaan Dang Hyang Nirartha dari tempat meditasinya.

Sejarah Tanah Lot Bali Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Sejarah Tanah Lot Bali Indonesia

Sejarah Tanah Lot Bali Indonesia berdasarkan legenda, dikisahkan pada abad ke -15, Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra melakukan misi penyebaran agama Hindu dari pulau Jawa ke pulau Bali.Pada saat itu yang berkuasa di pulau Bali adalah Raja Dalem Waturenggong. Beliau sangat menyambut baik dengan kedatangan dari Dang Hyang Nirartha dalam menjalankan misinya, sehingga penyebaran agama Hindu berhasil sampai ke pelosok pelosok desa yang ada di pulau Bali.Dalam sejarah Tanah Lot, dikisahkan Dang Hyang Nirartha, melihat sinar suci dari arah laut selatan Bali, maka Dang Hyang Nirarthamencari lokasi dari sinar tersebut dan tibalah beliau di sebuah pantai di desa yang bernama desa Beraban Tabanan.Pada saat itu desa Beraban dipimpin oleh Bendesa Beraban Sakti, yang sangat menentang ajaran dari Dang Hyang Nirartha dalam menyebarkan agama Hindu.Bendesa Beraban Sakti, menganut aliran monotheisme.Dang Hyang Nirarthamelakukan meditasi diatas batu karang yang menyerupai bentuk burung beo yang pada awalnya berada di daratan.Dengan berbagai cara Bendesa Beraban ingin mengusir keberadaan Dang Hyang Nirartha dari tempat meditasinya.Menurut sejarah Tanah Lot berdasarkan legenda Dang Hyang Nirarthamemindahkan batu karang (tempat bermeditasinya) ke tengah pantai dengan kekuatan spiritual.Batu karang tersebut diberi nama Tanah Lot yang artinya batukarang yang berada di tengah lautan.Semenjak peristiwa itu Bendesa Beraban Sakti mengakui kesaktian yang dimiliki Dang Hyang Nirartha dengan menjadi pengikutnya untuk memeluk agama Hindu bersama dengan seluruh penduduk setempat.Dikisahkan di sejarah Tanah Lot, sebelum meninggalkan desa Beraban, Dang Hyang Nirarthamemberikan sebuah keris kepada bendesa Beraban. Keris tersebut memiliki kekuatan untuk menghilangkan segala penyakit yang menyerang tanaman.Keris tersebut disimpan di Puri Kediri dan dibuatkan upacara keagamaan di Pura Tanah Lot setiap enam bulan sekali.Semenjak hal ini rutin dilakukan oleh penduduk desa Beraban, kesejahteraan penduduk sangat meningkat pesat dengan hasil panen pertanian yang melimpah dan mereka hidup dengan saling menghormati.

Tanah Lot sendiri merupakan nama dari sebuah pura yang dikelilingi oleh air laut pasang surut. Ditempat ini terdapat dua pura yang letaknya berada diatas batu besar. Satu pura terletak diatas tebing menjorok kelaut yang menghubungkan dengan daratan sehingga berbentuk jembatan melengkung. Dan pura yang satunya lagi berada diatas bongkahan batu. Pura Tanah Lot sering juga disebut Pura Laut yang menjadi tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut yang merupakan keyakinan umat Hindu di Bali. Kemudian dibagian bawah terdapat sebuah goa kecil didalamnya ada ular yang merupakan penjaga dari pura ini.

Pura Tanah Lot

Pura Tanah Lot yang terletak di sisi pantai pedesaan Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Tanah Lot yang terdiri dari dua kata, yang kata Tanah ditafsirkan sebagai karang tampak seperti gili atau pulau. Lot atau kata Lod memiliki makna laut. Jadi Tanah Lot yang berarti pulau kecil mengambang di laut. Lokasi yang sekarang disebut sebagai Tanah Lot telah digunakan pada periode Megalitik sebagai tempat suci, terbukti dari adanya menhir. Berdasarkan kondisi lingkungan, maka struktur Pura Tanah Lot dibangun di dataran karang teratur sudutnya yang hanya terdiri dari satu halaman polos sebagai Jeroan.

Pura Tanah Lot terletak di 30 Km di sisi barat Denpasar kota dan sekitar 11 Km di sebelah selatan kota Tabanan. Candi ini dibangun di atas batu dengan ukuran 3 hektar dan dapat dijangkau dalam beberapa menit dengan berjalan kaki, karena hanya 20 meter dari bibir pantai. Candi ini sangat terkenal di antara tujuan wisata di Bali dengan pemandangan spektakuler matahari terbenam. Di beberapa sudut dari terumbu karang di sekitar Pura Tanah Lot terdapat ular jinak yang dipercaya sebagai makhluk yang di keramatkan dan disucikan, ular yang berwarna hitam dan putih di mana menurut masyarakat setempat percaya bahwa sebagai properti dewa dan sebagai penjaga candi dari pengaruh buruk.

Pura yang dibangun oleh Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16.

Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura Ini.

Fungsi candi ini dapat direalisasikan dari fungsi bangunan candi utama yang terletak di daerah candi utama. Di tempat ini, ada sebuah kuil utama untuk menyembah dewa dalam bentuk Dewa Baruna atau Bhatara Segara, kekuatan laut. Media ibadah untuk dewa ini adalah bangunan candi dengan 5 bertingkat sedangkan bangunan candi bertingkat 3 di bagian utara daerah ini pemaknaan untuk menyembah kepada Dang Hyang Nirartha.

Candi Tanah Lot dalam rangka untuk mengetahui status Pura Tanah Lot dapat direalisasikan dari sejarah candi, fungsi dan keberadaan pemuja juga masuk berdoa saat upacara di pura ini diselenggarakan. Dalam hal ini dapat diwujudkan sebagai berikut:

Candi Tanah Lot sebagai dang Kahyangan (Kuil Suci besar di Bali), karena sejarah dan Penyiwi (Orang-orang merawat candi) adalah dari orang-orang lokal dari Kabupaten Tabanan dan sekitarnya. Pura Tanah Lot Temple sebagai Segara, karena yang berfungsi sebagai tempat suci untuk menyembah Segara Bhatara, Tuhan dengan manifestasi sebagai Dewa Daya laut.

Hewan yang unik dapat dilihat di daerah candi Tanah Lot ni, adalah ular yang umumnya dapat ditemui di pantai, bagian dari perutnya tidak ada kulit melintang, ular air laut ini sangat berbahaya, tapi kasus gigitan ular sangat jarang terjadi, karena ular air laut umumnya sangat pasif.

Mitos di Tanah LotTanah Lot adalah salah satu objek wisata terkenal di Bali. Tak jarang setiap hari selalu ramai oleh para pengunjung. Selain karena keunikannya Pura di atas pulau batu, juga sunsetnya yang tak kalah indah. Tapi, tahukah Anda tentang mitos-mitos unik tentang Pura yang terletak di Tabanan ini?Larangan Membawa KekasihTidak jelas bagaimana asal usulnya. Tetapi menurut keyakinan masyarakat sekitar, jika datang berkunjung membawa pasangan atau kekasih, maka hubungan percintaan tersebut tidak akan bertahan lama. Hubungan yang dijalani akan semakin merenggang dan akhirnya akan putus. Tapi mitos ini tidak berlaku bagi pasangan yang sudah sah/resmi menjadi suami-istri. Percaya atau tidak, tapi ini hanyalah mitos.Menurut saya pribadi sih, tujuannya agar menghindari terjadinya hal-hal yang negative. Mengingat ini adalah salah satu tempat paling suci di Bali, ya sebaiknya jangan membawa aura negative meski sekedar dalam pikiran. Saya sendiri pernah masuk ke suatu Pura, dan Pemangkunya mengingatkan agar tidak berbuat buruk meski hanya dalam pikiran dan dilarang menyentuh apapun.Nah kalau datang bersama kekasih, katanya kalau pergi berduaan aka nada yang ketiga. Naahhhh (nggak nyambung) itu dia yang harus dihindari. Yang terpenting, jika memasuki tempat suci apalagi tempat ibadah umat apa pun pikiran harus bersih, dan selalu memanjatkan syukur. Toh Tuhan itu Cuma satu. Jadi dimanapun berdoa sama saja (melenceng Mas) Selebihnya, terserah pada kepercayaan Anda.Larangan bagi wanita haid dan hamilWanita yang sedang datang bulan dan mengandung dilarang untuk memasuki area Pura. Karena wanita haid dianggap kotor dan dilarang melakukan ritual keagamaan. Konon dahulu kala ada seorang wanita yang tengah datang bulan berjalan di atas jembatan yang menghubungkan Pura dengan tebing. Dan tiba-tiba saja jembatan tersebut ambruk, dan hingga kini jembatan itu sudah tidak ada lagi.Kalau masalah ini, bukan hanya di Tanah Lot saja. Juga di tempat-tempat suci lain juga ada larangan bagi wanita haid untuk masuk. Bukan Cuma di Tanah Lot, tak Cuma bagi Hindu juga ada beberapa (tidak semua) agama yang memberlakukan hal ini. Karena wanita haid dianggap kotor. Kasihan ya wanita ckckckAir Suci pembawa berkahDi bagian bawah pulau batu tersebut terdapat mata air tawar yang dianggap suci bagi masyarakat Bali. Air suci ini dianggap membawa berkah, mendatangkan rejeki bagi siapa pun yang meminumnya.

Ular Suci Tanah LotDi areal obyek wisata Tanah Lot, terdapat Goa Air Suci dan Goa Ular Suci. Goa Air Suci terletak tepat berada di bawah Pura Tanah Lot dan Goa Ular Suci berada tepat di depan Goa Air Suci. Beberapa penjaga di sekitar Pura Tanah Lot yang berpakaian adat Bali, biasanya akan menawarkan setiap pengunjung untuk masuk dan melihat Goa Air Suci. Goa yang unik ini menghasilkan air suci yang berasal dari tengah laut yang mengalir di bawah batu karang tempat Pura Tanah Lot ini berada. Di dalam goa, para pengunjung akan ditawarkan untuk mencoba minum air suci atau sekadar membasuh tangan dan wajah. Air suci ini diyakini mempunyai banyak khasiat seperti dapat membuat awet muda, dapat menyembuhkan beberapa penyakit dan sering juga disebut air kesuburan, karena mampu meningkatkan kemungkinan untuk memiliki anak. Setiap pengunjung yang datang ke Goa Air Suci tidak akan dipungut biaya, hanya disana terdapat sebuah kotak donasi jika ada pengunjung yang ingin menyumbang secara suka rela.

Keistimewaan Pantai Lot dilengkapi dengan mitologi setempat terkait dengan ular suci. Berdasarkan sejarah yang berkembang dalam penduduk setempat, ular yang berada di Goa Ular Suci Tanah Lot diyakini memiliki sejarah antropologi mitologis yang menjadi penyangga dari ancaman kejahatan dan kerusakan. Ular suci yang ada di Tanah Lot adalah jenis ular laut yang dikenal dengan Bungarus Candidus dengan warna cincin melingkar hitam dan putih. Besarnya kira-kira sekitar jempol tangan orang dewasa dan tidak terlalu panjang. Biasanya muncul disana 2 ekor, kadang 3 ekor saja, bahkan saat-saat tertentu bisa mencapai 5 ekor. Ular ini adalah jenis ular berbisa nomer ketiga dari jenis ular berbisa di dunia, setelah ular kobra dari India, ular derik Australia. Tapi ular-ular yang berada di Tanah lot ini sangat jinak, bisa dipegang dan dielus.Sambil diawasi oleh pawangnya, setiap pengunjung bisa memegang ular suci ini dengan tangan mereka tanpa khawatir diserang oleh bisa dari ular ini. Jika kita ingin memegang ular suci ini, para pawang akan meminta kita untuk mengisi kotak donasi dengan sumbangan seikhlasnya untuk ular-ular suci ini.Ada beberapa mitos yang kebanarannya terserah pada keyakinan dalam diri kita. Jika pasangan orang yang sedang berpacaran, kemudian membawa pacarnya berkunjung ke Tanah Lot dan melihat ular tersebut, akan mengakibatkan bubarnya hubungan pacaran tersebut. Kepercayaan lain yang menambah unsur mitologis terhadap ular suci adalah dengan menyentuh dan mengelus-elusnya, sambil berdoa agar keinginan dan permohonan yang selama ini belum terkabul.Selain itu, ular-ular ini akan menjadi isyarat atau tanda bagi masyarakat setempat jika akan terjadi bencana. Tanda yang dapat dikenali adalah jika masyarakat setempat melihat ada ratu atau raja ular laut yang muncul, biasanya berwarna merah, maka kemunculan ratu ular laut ini menjadi pertanda bahwa bencana telah datang. Bagi masyarakat sekitar, mereka akan berdoa memberi persembahan kepada dewa-dewa agar diberi keselamatan. Cerita ini menambah aura mitologis yang ada di Tanah Lot.Kenyataannya, banyak mitos yang terdapat di Tanah Lot ini, namun itu semua kembali pada keyakinan dan kepercayaan yang ada dalam diri kita sendiri kepada Tuhan. Kita harus bisa menjaga, menghormati, dan melestarikan warisan-warisan budaya yang ada, dan tentunya obyek wisata Tanah Lot ini selalu menjadi pilihan bagi wisatawan yang berlibur ke Bali.

LAMPIRAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................. iHAL PENGESAHAN.................................................................................. iiKATA PENGANTAR.................................................................................. iiiDAFTAR ISI.........................................................................................ivBAB I PENDAHULUAN............................................................................1A. Latar Belakang.........................................................................................2B. Rumusan Masalah....................................................................................3C. Tujuan Penelitian.....................................................................................4D. Manfaat Penelitian...................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................6

A. Tanah Lot..........................................................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................... 10

A. Kesimpulan.......................................................................................11B. Saran.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 13

LAMPIRAN - LAMPIRAN