26
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan hidayahnya-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Korupsi di Era Reformasi”. Penulisan makalah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Sejarah di SMAN 1 Kepanjen. Makalah yang sederhana ini tentu tidak dapat selesai pada waktunya tanpa keterlibatan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis hingga selesainya makalah ini, khuasusnya kepada : 1. Drs. H. Maskuri selaku Kepala SMAN 1 Kepanjen serta segenap jajarannya yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa moril maupun materil selama mengikuti pendidikan di SMAN 1 Kepanjen 2. Drs. Suyanti selaku wali kelas X.2 SMAN 1 Kepanjen 3. Noorchamid Ichsan, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini 4. Guru PPL Sejarah yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini. 5. Teman-teman kelas X SMAN 1 Kepanjen atas seluruh dorongan, motivasi, kerja sama, dan interaksinya selama ini, yang membuat kami terus terpacu untuk belajar dan menjadi lebih baik. 6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Namun, meski banyak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, dalam proses penyelesaian makalah ini, seluruh tanggung jawab atas makalah ini tetap saja berada di tangan para penyusun. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran

sejarah makalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sejarah makalah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan

hidayahnya-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Korupsi di

Era Reformasi”. Penulisan makalah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata

pelajaran Sejarah di SMAN 1 Kepanjen.

Makalah yang sederhana ini tentu tidak dapat selesai pada waktunya tanpa keterlibatan

banyak pihak. Oleh karena itu, penulis perlu menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis hingga selesainya makalah ini,

khuasusnya kepada :

1. Drs. H. Maskuri selaku Kepala SMAN 1 Kepanjen serta segenap jajarannya yang telah

memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa moril maupun materil selama mengikuti

pendidikan di SMAN 1 Kepanjen

2. Drs. Suyanti selaku wali kelas X.2 SMAN 1 Kepanjen

3. Noorchamid Ichsan, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran yang telah meluangkan waktu, tenaga

dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian

penyusunan makalah ini

4. Guru PPL Sejarah yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk membuat dan

menyelesaikan makalah ini.

5. Teman-teman kelas X SMAN 1 Kepanjen atas seluruh dorongan, motivasi, kerja sama, dan

interaksinya selama ini, yang membuat kami terus terpacu untuk belajar dan menjadi lebih

baik.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam

penulisan makalah ini.

Namun, meski banyak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, dalam

proses penyelesaian makalah ini, seluruh tanggung jawab atas makalah ini tetap saja berada di

tangan para penyusun. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca

atas segala yang terdapat dalam makalah ini. Pada akhirnya, kami berharap bahwa makalah ini

dapat memberi sumbangan (meskipun kecil) terhadap upaya untuk memberantas korupsi di

Indonesia pada era Reformasi ini.

Kepanjen, 05 September 2012

Penyusun

Page 2: sejarah makalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii

BAB I : PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

1.1 LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

1.2 RUMUSAN MASALAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

1.3 TUJUAN MASALAH. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

BAB II : PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

2.1 Pergaulan remaja masa kini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

2.2 Penyebab kemunduran etika dalam pergaulan masa kini . . . . 3

2.3 Tujuan Etika dalam pergaulan remaja . . .. . . . . . . . . . . . . . . . 5

2.4 Cara mengatasi kemunduran etika dalam pergaulan masa kini 5

BAB III : PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

3.1 Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

3.2 Saran-saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

DAFTAR RUJUKAN . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9

LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Page 3: sejarah makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk,

rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok). Secara harfiah, korupsi adalah perilaku

pejabat publik, baik politikus dan politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar

dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan

menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup

unsur-unsur sebagai berikut:

Perbuatan melawan hukum;

Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;

Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;

Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;

Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, di antaranya:

Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);

Penggelapan dalam jabatan;

Pemerasan dalam jabatan;

Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);

Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan

resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah dan pemerintahan rentan korupsi

dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk

penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai

dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah

kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura

bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau

berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti

penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam

hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting

untuk membedakan antara korupsi dan kriminalitas dan kejahatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana sejarah korupsi era reformasi di Indonesia ?

1.2.2 Apa faktor penyebab dan maraknya korupsi di Indonesia ?

Page 4: sejarah makalah

1.2.3  Siapa oknum korupsi di Indonesia pada saat masa reformasi ?

1.2.4  Apa upaya pemberantasan korupsi di Indonesia KPK ?

1.2.5  Apa bentuk penyalahgunaan narkoba ?

1.2.6  Apa dampak korupsi ?

1.3 TUJUAN MASALAH

1.3.1 Untuk mengetahui sejarah korupsi di era reformasi.

1.3.2  Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab berakarnya korupsi di Indonesia .

1.3.3  Untuk mengetahui oknum yang melakukan korupsi di Indonesia.

1.3.4  Untuk mengetahui upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh KPK.

1.3.5  Untuk mengetahui bentuk- bentuk penyalahgunaan narkoba.

1.3.6  Untuk mengetahui dampak korupsi

Page 5: sejarah makalah

1. Sejarah Korupsi Era Reformasi di Indonesia

Jika pada masa Orde Baru dan sebelumnya “korupsi” lebih banyak dilakukan oleh

kalangan elit pemerintahan, maka pada Era Reformasi hampir seluruh elemen penyelenggara

negara sudah terjangkit “Virus Korupsi” yang sangat ganas. Di era pemerintahan Orde Baru,

korupsi sudah membudaya sekali, kebenarannya tidak terbantahkan. Orde Baru yang bertujuan

meluruskan dan melakukan koreksi total terhadap ORLA serta melaksanakan Pancasila dan

DUD 1945 secara murni dan konsekwen, namun yang terjadi justru Orde Baru lama-lama

rnenjadi Orde Lama juga dan Pancasila maupun UUD 1945 belum pernah diamalkan secara

murni, kecuali secara “konkesuen” alias “kelamaan”.

Kemudian, Presiden BJ Habibie pernah mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN berikut pembentukan berbagai komisi

atau badan baru seperti KPKPN, KPPU atau lembaga Ombudsman, Presiden berikutnya,

Abdurrahman Wahid membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(TGPTPK).

Badan ini dibentuk dengan Keppres di masa Jaksa Agung Marzuki Darusman dan

dipimpin Hakim Agung Andi Andojo, Namun di tengah semangat menggebu-gebu untuk

rnemberantas korupsi dari anggota tim, melalui suatu judicial review Mahkamah Agung,

TGPTPK akhirnya dibubarkan. Sejak itu, Indonesia mengalami kemunduran dalam upaya.

pemberantasan KKN.

Di samping membubarkan TGPTPK, Gus Dur juga dianggap sebagian masyarakat tidak

bisa menunjukkan kepemimpinan yang dapat mendukung upaya pemberantasan korupsi.

Kegemaran beliau melakukan pertemuan-pertemuan di luar agenda kepresidenan bahkan di

tempat-tempat yang tidak pantas dalam kapasitasnya sebagai presiden, melahirkan kecurigaan

masyarakat bahwa Gus Dur sedang melakukan proses tawar-menawar tingkat tinggi.

Proses pemeriksaan kasus dugaan korupsi yang melibatkan konglomerat Sofyan Wanandi

dihentikan dengan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) dari Jaksa Agung Marzuki

Darusman. Akhirnya, Gus Dur didera kasus Buloggate. Gus Dur lengser, Mega pun

menggantikannya melalui apa yang disebut sebagai kompromi politik. Laksamana Sukardi

sebagai Menneg BUMN tak luput dari pembicaraan di masyarakat karena kebijaksanaannya

menjual aset-aset negara.

Di masa pemerintahan Megawati pula kita rnelihat dengan kasat mata wibawa hukum

semakin merosot, di mana yang menonjol adalah otoritas kekuasaan. Lihat saja betapa mudahnya

konglomerat bermasalah bisa mengecoh aparat hukum dengan alasan berobat ke luar negeri.

Pemberian SP3 untuk Prajogo Pangestu, Marimutu Sinivasan, Sjamsul Nursalim, The Nien King,

lolosnya Samadikun Hartono dari jeratan eksekusi putusan MA, pemberian fasilitas MSAA

kepada konglomerat yang utangnya macet, menjadi bukti kuat bahwa elit pemerintahan tidak

serius dalam upaya memberantas korupsi, Masyarakat menilai bahwa pemerintah masih memberi

perlindungan kepada para pengusaha besar yang nota bene memberi andil bagi kebangkrutan

Page 6: sejarah makalah

perekonomian nasional. Pemerintah semakin lama semakin kehilangan wibawa. Belakangan

kasus-kasus korupsi merebak pula di sejumlah DPRD era Reformasi.

Pelajaran apa yang bisa ditarik dari uraian ini? Ternyata upaya untuk memberantas

korupsi tidak semudah memba-likkan tangan. Korupsi bukan hanya menghambat proses

pembangunan negara ke arah yang lebih baik, yaitu peningkatan kesejahteraan serta pengentasan

kemiskinan rakyat. Ketidakberdayaan hukum di hadapan orang kuat, ditambah minimnya

komitmen dari elit pemerintahan rnenjadi faktor penyebab mengapa KKN masih tumbuh subur

di Indonesia. Semua itu karena hukum tidak sama dengan keadilan, hukum datang dari otak

manusia penguasa, sedangkan keadilan datang dari hati sanubari rakyat. (amanahonline)

Dasar hukum: UU 31 tahun 1991, UU 20 tahun 2001

Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa institusi:

      Tim Pemberantas Tindak Pidana Korupsi

      Komisi Pemberantasan Korupsi

      Kepolisian

      Kejaksaan

      BPKP

      Lembaga non-pemerintah: media massa, organisasi massa (mis: ICW)

2. Faktor-Faktor Penyebab dan Maraknya Korupsi di Indonesia

Di jelaskan bahwa korupsi pada umumnya di sebabkan oleh alasan ekonomis,

kelembagaan, politik, social, budaya, dan masalah moral.

Korupsi karena alasan ekonomi, termasuk akibat kurangnya anggaran, rendahnya upah

bagi pegawai Negara, dan tertundaya pembayaran upah. Korupsi karena kelembagaan, misalnya

keengganan memerangi korupsi, tidak adanya strategi, campur tangannya penjabat tinggi pada

badan-badan hokum , sistem akutansi yang kabur, tak ada trans paransi dalam sistem hokum,

lemahnya kebijakan yang melahirkan para pencari rente (rent-seeking), serta promosi karier pada

orang yang tak tampil baik.

Korupsi karena alasan politik, termasuk kemungkinan untuk menyerang musuh politik

justru dengan memakai slogan peperangan pada korupsi, adanya kepentingan sejumlah

kelompok atas ambruknya sistem keuangan dan perekonomian sebuah Negara, atau adanya

keinginan mengembalikan negara ke sistem diktraktor busuk yang sudah tidak pada zamannya.

Korupsi karena masalah sosial dan moral terjadi akibat adanya demoralisasi di kalangan

masyarakat, terkikisnya etika yang di sebabkan adanya korupsi di antara para penjabat tinggi, tak

memadainya informasi soal kependudukan, kurangnya peran media massa, serta adanya toleransi

publik.

Maraknya kasus korupsi di Indonesia tentu dipicu oleh berbagai factor, di antaranya

sebagai berikut :

Sikap mental yang kurang terdidik dan hanya memikirkan kesenangan pribadi.

Page 7: sejarah makalah

Lemahnya ketaatan beragama.

Keadaan lingkungan yang di penuhi para koruptor akan membuat seseorang berlaku seperti serupa

demi menjaga ekstensinya.

Kurang kesejahteraan hidup dalam materi

Tergiurnyauntuk memiliki barang-barang mewah dan serba impor.

Lemahnya system penegakkan hukum.

3. Oknum Korupsi di Indonesia pada saat era reformasi

2011

11 Februari KPK menangkap Jaksa Dwi Seno Widjanarko asal Kejaksaan Negeri

Tangerang di kawasan Pondok Aren, Bintaro, Tangerang. Dia diduga memeras Agus

Suharto, pegawai BRI Unit Juanda, Ciputat. Upaya pemerasan terhadap Agus suharto ini

diduga terkait dengan perkara penggelapan sertifikat di BRI cabang Juanda, Ciputat,

Tangerang Selatan yang ditangani Jaksa Seno. Atas perbuatannya, Seno disangkakan

melanggar Pasal 12 huruf e Undang Undang No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Korupsi.[3]

4 Oktober KPK menahan FL (Bupati Nias Selatan periode 2006 s.d. 2011) dalam dugaan

tindak pidana korupsi memberikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara

negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelanggara negara tersebut

berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan

kewajiban.[4]

KPK menetapkan Timas Ginting selaku pejabat pembuat komitmen di Direktorat

Jenderal Pembinaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi

(P2MKT) Kemenakertrans sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), kasus ini juga menyeret Muhammad

Nazaruddin dan istrinya Neneng Sri Wahyuni sebagai tersangka.[5]

26 September Penyidik KPK menahan tersangka ME (Bupati Kabupaten Seluma)dalam

pengembangan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah di

Pemerintah Kabupaten Seluma [6]

28 September KPK menetapkan RSP (mantan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis

Departemen Kesehatan selaku Kuasa Pengguna Anggaran merangkap Pejabat Pembuat

Komitmen) sebagai tersangka dalam dugaan tindak pidana korupsi dalam pengadaan alat

kesehatan I untuk kebutuhan Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan dari

dana DIPA Revisi APBN Pusat Penanggulangan Krisis Sekretariat Jenderal Departemen

Kesehatan Tahun Anggaran 2007[7]

8 September KPK menahanan tersangka B (pemimpin Tim Pemeriksa BPK-RI di

Manado) dan MM (anggota tim Pemeriksa BPK-RI di Manado) atas dugaan penerimaan

sesuatu atau hadiah berupa uang dari JSMR Wali Kota Tomohon periode 2005 s.d. 2010

Page 8: sejarah makalah

terkait pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah Kota Tomohon Tahun Anggaran (TA)

2007 [8]

25 Agustus KPK menangkap Kabag Program Evaluasi di Ditjen Pembinaan

Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Dadong Irba Relawan , Sesditjen P2KT I

Nyoman Suisnaya dan direksi PT Alam Jaya Papua Dharnawati terkait kasus korupsi di

Kemenakertrans , kasus ini juga membuat menakertrans Muhaimin Iskandar dan menkeu

Agus Martowardojo diperiksa.[9][10]

13 Agustus KPK menahan mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad

Nazaruddin sebagai tersangka kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games setelah

ditangkap di Cartagena, Colombia pada tanggal 6 Agustus 2011 dan tiba di Jakarta, pada

13 Agustus 2011. Dalam upaya untuk menangkap Muhammad Nazaruddin yang buron,

KPK melayangkan permohonan penerbitan Red Notice pada tanggal 5 Juli 2011 kepada

Kepolisian RI yang diteruskan kepada Interpol. Sebelumnya KPK telah melakukan

permintaan pencegahan terhadap Muhammad Nazaruddin kepada Kementerian Hukum

dan HAM pada tanggal 24 Mei 2011.[11]

1 Juni KPK menangkap tangan seorang hakim Pengadilan Hubungan Industrial Imas

Dianasari di daerah Cinunu, Bandung, Jawa Barat karena menerima uang dari seseorang

berinisial OJ ayng diduga merupakan karyawan PT OI.[12]

2 Juni KPK menangkap tangan Hakim Syarifuddin diduga menerima suap Rp250 juta

dari kurator PT Skycamping Indonesia (PT SCI), Puguh Wirawan. Selain uang Rp250

juta, KPK juga menemukan uang tunai Rp142 juta, US$116.128, Sin$245 ribu, serta

belasan ribu mata uang Kamboja dan Thailanddi rumah dinas Syarifudin [13]

2 Juni KPK menangkap basah seorang Hakim pengawas di Pengadilan Niaga Jakarta

yang diduga menerima uang suap di daerah Sunter Jakarta Utara. Dia diduga menerima

suap dari kasus kepailitian.[14]

22 November Penyidik KPK menangkap tangan jaksa Kasub Bagian pembinaan di

Kejaksaan negeri Cibinong bernama Sisyoto bersama pengusaha E, AB dan satu orang

sopir. Dalam penangkapan itu petugas KPK menemukan uang Rp 100 juta yang diduga

merupakan suap untuk Jaksa Sisyoto.[15]

11 Desember Kepolisian Thailand menangkap Nunun Nurbaetie, tersangka kasus cek

pelawat yang menjadi buronan internasional. Ia ditangkap di sebuah rumah kontrakan

yang berada di Distrik Saphan Sung, Bangkok, Thailand. Selanjutnya Nunun diserahkan

ke KPK dan diterbangkan ke Indonesia [16].

2010

Mantan Mendagri Hari Sabarno, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam

Negeri Oentarto Sindung Mawardi dan Hengky Samuel Daud diselidiki terkait kasus

korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran di 20 provinsi pada 2002-2004. [17]

Page 9: sejarah makalah

30 Maret Sekitar pukul 10.30, KPK menangkap seorang hakim Pengadilan Tinggi Tata

Usaha Negara (PT TUN) Jakarta berinisial IB dan pengacara berinisial AS, yang diduga

tengah melakukan transaksi penyuapan di jalan Mardani Raya, Cempaka Putih-Jakarta

Pusat.[18]

2009

3 September KPK menetapkan status tersangka terhadap bekas Sekretaris Menteri

Koordinator Kesejahteraan Rakyat Sutedjo Yuwono, mantan Direktur Bina Pelayanan

Medik Kementerian Kesehatan Ratna Dewi Umar, dan mantan Kepala Pusat

Penanggulangan Krisis di Kementerian Kesehatan Rustam Syarifuddin Pakaya dalam

kasus korupsi alat kesehatan berbiaya Rp 40 miliar pada tahun anggaran 2007.[19] Pada 23

Agustus 2011, Sutedjo Yuwono dinyatakan terbukti melakukan korupsi pengadaan alat

kesehatan (alkes) penanggulangan flu burung di Kemenko Kesra pada 2006. Pengadilan

Tipikor menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara kepada Sutedjo.[20]

2008

16 Januari Mantan Kapolri Rusdihardjo ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua. Terlibat

kasus dugaan korupsi pada pungli pada pengurusan dokumen keimigrasian saat menjabat

sebagai Duta Besar RI di Malaysia. Dugan kerugian negara yang diakibatkan Rusdihardjo

sebesar 6.150.051 ringgit Malaysia atau sekitar Rp15 miliar. Rusdiharjo telah di vonis

pengadilan Tipikor selama 2 tahun.

14 Februari Direktur Hukum BI Oey Hoey Tiong di Rutan Polda Metro Jaya dan Rusli

Simanjuntak ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua. Kedua petinggi BI ini ditetapkan

tersangka dalam penggunaan dana YPPI sebesar Rp 100 miliar. Mantan Direktur Hukum

BI Oey Hoey Tiong dan mantan Kepala Biro BI Rusli Simanjuntak yang masing-masing

empat tahun penjara.

10 April Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah ditahan di Rutan Mabes

Polri. Burhanuddin diduga telah menggunakan dana YPPI sebesar Rp 100 miliar.

Burhanuddin sudah di vonis pengadilan tipikor lima tahun penjara,

27 November Aulia Pohan, besan Presiden SBY. Dia bersama tersangka lain, Maman

Sumantri mendekam di ruang tahanan Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok,

Jawa Barat. Sementara Bun Bunan Hutapea dan Aslim Tadjuddin dititipkan oleh KPK di

tahanan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Mereka diduga terlibat dalam pengucuran

dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) sebesar Rp100 miliar.

2 Maret Jaksa Urip Tri Gunawan ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua dan Arthalita

Suryani ditahan di Rutan Pondok Bambu. Jaksa Urip tertangkap tangan menerima

610.000 dolar AS dari Arthalita Suryani di rumah obligor BLBI Syamsul Nursalim di

kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan. Urip di vonis ditingkat pengadilan Tipikor dan

diperkuat ditingkat kasasi di Mahkamah Agung selama 20 tahun penjara. Sedangkan

Arthalita di vonis di Tipikor selama 5 tahun penjara.

Page 10: sejarah makalah

12 Maret Pimpro Pengembangan Pelatihan dan Pengadaan alat pelatihan Depnakertrans

Taswin Zein ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Taswin diduga terlibat dalam kasus

penggelembungan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) Depnakertrans tahun 2004 sebesar

Rp 15 miliar dan Anggaran Daftar Isian sebesar Rp 35 miliar. Taswin telah di vonis

Pengadilan Tipikor selama 4 tahun penjara.

20 Maret Mantan Gubernur Riau Saleh Djasit (1998-2004) ditahan sejak 20 Maret 2008

di rutan Polda Metro Jaya. Saleh yang juga anggota DPR RI (Partai Golkar) ditetapkan

sebagai tersangka sejak November 2007 dalam kasus dugaan korupsi pengadaan 20 unit

mobil pemadam kebakaran senilai Rp 15 miliar. Saleh Djasit telah di vonis Pengadilan

Tipikor selama 4 tahun penjara.

10 November Mantan gubernur Jawa Barat Danny Setiawan dan Dirjen Otonomi Daerah

Departemen Dalam Negeri Oentarto Sindung Mawardi ditetapkan sebagai tersangka

dalam kasus Damkar ditahan di rutan Bareskrim Mabes Polri. KPK juga menahan mantan

Kepala Biro Pengendalian Program Pemprov Jabar Ijudin Budhyana dan mantan kepala

perlengkapan Wahyu Kurnia. Ijudin saat ini masih menjabat sebagai Kepala Dinas

Pariwisata Jabar. Selain itu KPK telah menahan Ismed Rusdani pada Rabu (12/12/08).

Ismed yang menjabat staf biro keuangan di lingkungan Pemprov Kalimantan Timur

ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Damkar juga menyeret Ketua Kamar Dagang dan

Industri (Kadin) Kota Depok Yusuf juga ditetapkan sebagai tersangka pada Senin 22

September 2008

9 April Anggota DPR RI (PPP) Al Amin Nur Nasution dan Sekda Kabupaten Bintan

Azirwan ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Sekda Bintan Azirwan ditahan di Rutan

Polres Jakarta Selatan. Al Amin tertangkap tangan menerima suap dari Azirwan. Saat

tertangkap ditemukan Rp 71juta dan 33.000 dolar Singapura. Mereka ditangkap bersama

tiga orang lainnya di Hotel Ritz Carlton.

17 April Anggota DPR RI (Partai Golkar) Hamka Yamdhu dan mantan Anggota DPR RI

(Partai Golkar) Anthony Zeidra Abidin. Anthony Z Abidin yang juga menjabat Wakil

Gubernur Jambi ditahan di Polres Jakarta Timur, Hamka Yamdhu ditahan di Rutan Polres

Jakarta Barat. Hamda dan Anthony Z Abidin diduga menerima Rp 31,5 miliar dari Bank

Indonesia.

2007

Bagian ini membutuhkan pengembangan

2006

Desember

27 Desember - Menetapkan Bupati Kutai Kartanegara Syaukani H.R. sebagai tersangka

dalam kasus korupsi Bandara Loa Kulu yang diperkirakan merugikan negara sebanyak

Rp 15,9 miliar. Tribun Kaltim

Page 11: sejarah makalah

22 Desember - Menahan Bupati Kendal Hendy Boedoro setelah menjalani pemeriksaan

Hari Jumat (22/12). Hendy ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi

APBD Kabupaten Kendal 2003 hingga 2005 senilai Rp 47 miliar. Selain Hendy, turut

pula ditahan mantan Kepala Dinas Pengelola Keuangan Daerah Warsa Susilo. Tempo

Interaktif

21 Desember - Menetapkan mantan Gubernur Kalimantan Selatan H.M. Sjachriel

Darham sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi penggunaan uang taktis. Sjachriel

Darham sudah lima kali diperiksa penyidik dan belum ditahan. Tempo Interaktif

Desember 2008, menahan BUPATI Garut 2004-2009 Letkol.(Purn) H. Agus Supriadi SH, yang

tersangkut penyelewangan dana bantuan bencana alam sebesar 10 milyar negara

dirugikan,Bupati Agus dikenakan hukuman 15 tahun penjara dan denda 300 juta.

November

30 November - Jaksa KPK Tuntut Mulyana W. Kusumah 18 Bulan dalam kasus dugaan

korupsi pengadaan kotak suara Pemilihan Umum 2004. Tempo Interaktif

30 November - Menahan bekas Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, Eda

Makmur. Eda diduga terlibat kasus dugaan korupsi pungutan liar atau memungut tarif

pengurusan dokumen keimigrasian di luar ketentuan yang merugikan negara sebesar RM

5,54 juta atau sekitar Rp 3,85 miliar. Tempo Interaktif

30 November - Menahan Rokhmin Dahuri, Menteri Kelautan dan Perikanan periode

2001-2004. Rokhmin diduga terlibat korupsi dana nonbujeter di departemennya. Total

dana yang dikumpulkan adalah Rp 31,7 miliar. Tempo Interaktif

September

2 September - Memeriksa Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan selama 11 jam di

gedung KPK. Pemeriksaan ini terkait kasus pembelian alat berat senilai Rp 185,63 miliar

oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dianggarkan pada 2003-2004. Tempo

Interaktif

Juni

19 Juni - Menahan Gubernur Kalimantan Timur, Suwarna A.F. setelah diperiksa KPK

dalam kasus izin pelepasan kawasan hutan seluas 147 ribu hektare untuk perkebunan

kelapa sawit tanpa jaminan, dimana negara dirugikan tak kurang dari Rp 440 miliar.

Tempo Interaktif

2005

Kasus penyuapan anggota KPU, Mulyana W. Kusumah kepada tim audit BPK (2005)

Kasus korupsi di KPU, dengan tersangka Nazaruddin Sjamsuddin, Safder Yusacc dan

Hamdani Amin (2005)

Kasus penyuapan panitera PT Jakarta oleh kuasa hukum Abdullah Puteh, dengan

tersangka Teuku Syaifuddin Popon, Syamsu Rizal Ramadhan, dan M. Soleh. (2005)

Page 12: sejarah makalah

Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo, dengan tersangka

Harini Wijoso, Sinuhadji, Pono Waluyo, Sudi Ahmad, Suhartoyo dan Triyadi

Dugaan korupsi perugian negara sebesar 32 miliar rupiah dengan tersangka Theo

Toemion (2005)

Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005)

2004

Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik

Pemda NAD (2004). Sedang berjalan, dengan tersangka Ir. H. Abdullah Puteh.

Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP, yang dibiayai oleh Bank

Dunia (2004)

Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta

(2004)

Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keuangan Dirjen Perhubungan Laut

dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp10 milyar lebih. (2004).

Sedang berjalan, dengan tersangka tersangka Drs. Muhammad Harun Let Let dkk.

Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari

BI kepada PT Texmaco Group melalui Bank BNI (2004)

Dugaan telah terjadinya TPK atas penjualan aset kredit PT PPSU oleh BPPN. (2004)

4. Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan komisi di Indonesia yang dibentuk

pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi, dan memberantas korupsi di Indonesia.

Komisi ini didirikan berdasarkan kepada undang-undang nomor 30 tahun 2002 mengenai komisi

pemberantasan korupsi. Saat ini KPK dipimpin ole 4 orang wakil ketuanya, yakni Chandra M.

Hamzah, Bibit Samad Rianto, Mohammad Jasin, Hayono Umar, setelah perpu Plt. KPK ditolak

DPR.

a. Penanganan Kasus Korupsi oleh KPK

x   16 Januari mantan kapolri Rusdiharjo ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua karena terlibat kasus

dugaan korupsi pungli pada pengurusan dokumen keimigrasian saat menjabat sebagai dubes RI

di Malaysia. Dugaan kerugian Negara sekitar 15 M. Rusdihardjo divonis 2 tahun penjara.

x   14 februari direktur hukum BI Oey Hoey Tiong dan Rusli Simanjuntak ditahan karena mereka

menjadi tersangka dalam penggunaan dana YPPI sebesar 100 M. mereka masing-masing

dihukum 4 tahun penjara

x   10 april gubernur BI BUrhanuddin Abdullah ditahan karena diduga telah menggunakan dana

YPPI sebesar 100 M. dia divonis 5 tahun penjara

x   27 november Aulia Pohan, Maman Sumantri, Bun Bunan Hutapea, dan Aslim Tadjuddin ditahan

akibat diduga terlibat dalam pengucuran daana YPPI sebesar 100 M.

x   dll.

Page 13: sejarah makalah

b. Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan KPK

a   UU No. 3 tahun 1971 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi

a   UU No. 28 thun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN

a   UU No. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidaan korupsi

a   Peraturan Pemerintah tentang tata cara pelaksanaa peran serta masyarakat dan pemberian

penghargaan dalam pencegahaan dan pemberantasan tindak pidana korupsi

a   UU No. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi

a   UU No. 30 tahun 2002 tentang komisi pemberantasan tindak pidana korupsi

a   UU No. 15 tahun 2002 tentang tindak pidana pencucian uang

a   Peraturan pemerintah nomor 63 tahun 2005 tentang system manajemen sumber daya manusia

KPK

5. Bentuk-bentuk penyalahgunaan narkoba

Korupsi mencakup penyalahgunaan oleh pejabat pemerintah seperti penggelapan dan

nepotisme, juga penyalahgunaan yang menghubungkan sector swasta dan pemerintahan seperti

penyogokan, pemerasan, campur tangan, dan penipuan

a. Penyogokan: pesogok dan penerima sogok

Korupsi memerlukan dua pihak yang korup, yaitu penyogok dan penerima sogok. Pada

beberapa Negara, budaya penyogokan mencakup semua aspek kehidupan sehari-hari,

meniadakan kemungkinan untuk berniaga tanpa terlibat penyogokan.

b. Sumbangan kampanye dan “uang lembek”

Pada arena politik sangatlah sulit untuk membuktikan korupsi. Namun, lebih sulit lagijika

diharuskan membuktikan ketiadaannya. Oleh karena itu, banyak gossip yang mengaitkan korupsi

dengan seorang polisi.

c. Tindakan korupsi sebagai alat politik

Peristiwa ini sering terjadi pada kondisi para politisi mencari cara untuk mencoreng

lawan mereka dengan tuduhan korupsi.

d. Mengukur korupsi

Mengukur korupsi dalam arti atau makna statistic. Untuk membandingkan beberapa

Negara secara alami adalah tidak sederhana, karena para pelaku pada umumnya ingin

bersembunyi. Lembaga Transparasi Internasional dan beberapa LSM terkemuka di bidang anti

korupsi menyediakan tiga tolak ukr korupsi yang ditertibkan setiap tahun. Ketiga tolak ukur

tersebut adalah:

1. Indeks presepsi Korupsi (berdasarkan dari pendapat para ahli tentang seberapa korupsi

Negara-negara ini)

2. Barometer korupsi global (berdasar survey pandangan rakyat terhadap pengalaman

mereka tentang korupsi)

Page 14: sejarah makalah

3. Survei pemberi sogok yang melihat seberapa rela perusahaan-perusahaan asing

member sogokan. Bank dunia juga mengumpulkan sejumlah data tentang korupsi, termasuk

sejumlah indicator pemerintahan.

6. Dampak Korupsi

a. Bidang Ekonomi

1. Menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Chetwynd et al (2003),

korupsi akan menghambat pertumbuhan investasi. Baik investasi domestik maupun asing.

2. Korupsi melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam menjalankan

program pembangunan. Sehingga, kualitas pelayanan pemerintah terhadap masyarakat

mengalami penurunan. Layanan publik cenderung menjadi ajang 'pungli' terhadap rakyat.

Akibatnya, rakyat merasakan bahwa segala urusan yang terkait dengan pemerintahan pasti

berbiaya mahal.

3. Sebagai akibat dampak pertama dan kedua, maka korupsi akan menghambat upaya

pengentasan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan. Yang terjadi justru sebaliknya, korupsi

akan meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan.

b. Bidang Kesejahteraan Rakyat

1. Korupsi menyebabkan Anggaran Pembangunan dan Belanja Nasional kurang

jumlahnya. Akibatnya, Untuk mencukupkan anggaran pembangunan, pemerintah pusat

menaikkan pendapatan negara, salah satunya contoh dengan menaikkan harga BBM. Hal ini

tentu saja akan menimbulkan keresahan masyarakat.

2. Korupsi juga berdampak pada penurunan kualitas moral dan akhlak. Baik individual

maupun masyarakat secara keseluruhan. Selain meningkatkan ketamakan dan kerakusan

terhadap penguasaan aset dan kekayaan korupsi juga akan menyebabkan hilangnya sensitivitas

dan kepedulian terhadap sesama. Rasa saling percaya yang merupakan salah satu modal sosial

yang utama akan hilang. Akibatnya, muncul fenomena distrust society, yaitu masyarakat yang

kehilangan rasa percaya, baik antar sesama individu, maupun terhadap institusi negara. Perasaan

aman akan berganti dengan perasaan tidak aman (insecurity feeling). Inilah yang dalam bahasa

Al-Quran dikatakan sebagai libaasul khauf (pakaian ketakutan). Terkait dengan hal tersebut ,

Uslaner (2002) menemukan fakta bahwa negara dengan tingkat korupsi yang tinggi memiliki

tingkat ketidakpercayaan dan kriminalitas yang tinggi pula. Ada korelasi yang kuat di antara

ketiganya.

Dampak Korupsi Bagi Rakyat Miskin

Page 15: sejarah makalah

Korupsi, tentu saja berdampak sangat luas, terutama bagi kehidupan masyarakat miskin

di desa dan kota. Awal mulanya, korupsi menyebabkan Anggaran Pembangunan dan Belanja

Nasional kurang jumlahnya. Untuk mencukupkan anggaran pembangunan, pemerintah pusat

menaikkan pendapatan negara, salah satunya contoh dengan menaikkan harga BBM. Pemerintah

sama sekali tidak mempertimbangkan akibat dari adanya kenaikan BBM tersebut ; harga-harga

kebutuhan pokok seperti beras semakin tinggi ; biaya pendidikan semakin mahal, dan

pengangguran bertambah.

Sesungguhnya korupsi memiliki beberapa dampak yang sangat membahayakan kondisi

perekonomian sebuah bangsa. Dampak-dampak tersebut antara lain:

Pertama, menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Chetwynd et al

(2003), korupsi akan menghambat pertumbuhan investasi. Baik investasi domestik maupun

asing. Mereka mencontohkan fakta business failure di Bulgaria yang mencapai angka 25 persen.

Maksudnya, 1 dari 4 perusahaan di negara tersebut mengalami kegagalan dalam melakukan

ekspansi bisnis dan investasi setiap tahunnya akibat korupsi penguasa. Selanjutnya, terungkap

pula dalam catatan Bank Dunia bahwa tidak kurang dari 5 persen GDP dunia setiap tahunnya

hilang akibat korupsi. Sedangkan Uni Afrika menyatakan bahwa benua tersebut kehilangan 25

persen GDP-nya setiap tahun juga akibat korupsi.Yang juga tidak kalah menarik adalah riset

yang dilakukan oleh Mauro (2002).

Setelah melakukan studi terhadap 106 negara, ia menyimpulkan bahwa kenaikan 2 poin

pada Indeks Persepsi Korupsi (IPK, skala 0-10) akan mendorong peningkatan investasi lebih dari

4 persen. Sedangkan Podobnik et al (2008) menyimpulkan bahwa pada setiap kenaikan 1 poin

IPK, GDP per kapita akan mengalami pertumbuhan sebesar 1,7 persen setelah melakukan kajian

empirik terhadap perekonomian dunia tahun 1999-2004. Tidak hanya itu. Gupta et al (1998) pun

menemukan fakta bahwa penurunan skor IPK sebesar 0,78 akan mengurangi pertumbuhan

ekonomi yang dinikmati kelompok miskin sebesar 7,8 persen. Ini menunjukkan bahwa korupsi

memiliki dampak yang sangat signifikan dalam menghambat investasi dan pertumbuhan

ekonomi.

Kedua, korupsi melemahkan kapasitas dan kemampuan pemerintah dalam menjalankan

program pembangunan. Sehingga, kualitas pelayanan pemerintah terhadap masyarakat

mengalami penurunan. Layanan publik cenderung menjadi ajang 'pungli' terhadap rakyat.

Akibatnya, rakyat merasakan bahwa segala urusan yang terkait dengan pemerintahan pasti

berbiaya mahal.

Sebaliknya, pada institusi pemerintahan yang memiliki angka korupsi rendah, maka

layanan publik cenderung lebih baik dan lebih murah. Terkait dengan hal tersebut, Gupta,

Davoodi, dan Tiongson (2000) menyimpulkan bahwa tingginya angka korupsi ternyata akan

Page 16: sejarah makalah

memperburuk layanan kesehatan dan pendidikan. Konsekuensinya, angka putus sekolah dan

kematian bayi mengalami peningkatan.

Ketiga, sebagai akibat dampak pertama dan kedua, maka korupsi akan menghambat

upaya pengentasan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan. Yang terjadi justru sebaliknya,

korupsi akan meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan.

Terkait dengan hal ini, riset Gupta et al (1998) menunjukkan bahwa peningkatan IPK

sebesar 2,52 poin akan meningkatkan koefisien Gini sebesar 5,4 poin. Artinya, kesenjangan

antara kelompok kaya dan kelompok miskin akan semakin melebar. Hal ini disebabkan oleh

semakin bertambahnya aliran dana dari masyarakat umum kepada para elit, atau dari kelompok

miskin kepada kelompok kaya akibat korupsi.

Keempat, korupsi juga berdampak pada penurunan kualitas moral dan akhlak. Baik

individual maupun masyarakat secara keseluruhan. Selain meningkatkan ketamakan dan

kerakusan terhadap penguasaan aset dan kekayaan korupsi juga akan menyebabkan hilangnya

sensitivitas dan kepedulian terhadap sesama.

Rasa saling percaya yang merupakan salah satu modal sosial yang utama akan hilang. Akibatnya,

muncul fenomena distrust society, yaitu masyarakat yang kehilangan rasa percaya, baik antar

sesama individu, maupun terhadap institusi negara. Perasaan aman akan berganti dengan

perasaan tidak aman (insecurity feeling). Inilah yang dalam bahasa Al-Quran dikatakan sebagai

libaasul khauf (pakaian ketakutan).

Terkait dengan hal tersebut, Uslaner (2002) menemukan fakta bahwa negara dengan

tingkat korupsi yang tinggi memiliki tingkat ketidakpercayaan dan kriminalitas yang tinggi pula.

Ada korelasi yang kuat di antara ketiganya.

Dampak negative korupsi:

1. Korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik dengan cara menghancurkan

proses formal

2. Korupsi dpat memprsulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan

pemerintahan

3. Korupsi merugikan rakyat luas dan menguntungkan salah satu pihak yaitu pemberi sogok

Page 17: sejarah makalah

Kesimpulan

 

Uraian mengenai fenomena korupsi dan berbagai dampak yang ditimbulkannya di era reformasi

telah menegaskan bahwa korupsi merupakan tindakan buruk yang dilakukan oleh aparatur

birokrasiserta orang-orang yang berkompeten dengan birokrasi. Korupsi dapat bersumber dari

kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem politik dan sistem administrasi negara dengan

birokrasisebagai prangkat pokoknya.Keburukan hukum merupakan penyebab lain meluasnya

korupsi. Seperti halnya delik-delik hukum yang lain, delik hukum yang menyangkut korupsi di

Indonesia masih begitu rentanterhadap upaya pejabat-pejabat tertentu untuk membelokkan

hukum menurut kepentingannya.Dalam realita di lapangan, banyak kasus untuk menangani

tindak pidana korupsi yang sudahdiperkarakan bahkan terdakwapun sudah divonis oleh hakim,

tetapi selalu bebas dari hukuman.Itulah sebabnya kalau hukuman yang diterapkan tidak drastis,

upaya pemberantasan korupsidapat dipastikan gagal.Meski demikian, pemberantasan korupsi

jangan menajdi ³jalan tak ada ujung´, melainkan ³jalanitu harus lebih dekat ke ujung tujuan´.

Upaya-upaya untuk mengatasi persoalan korupsi dapatditinjau dari struktur atau sistem sosial,

dari segi yuridis, maupun segi etika atau akhlak manusia

Saran

Dari kelompok kami dapat menyarankan bahwa seharusnya pemerintah lebih tegas terhadap

terpidana korupsi. Undang-undang yang adapun dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Agar korupsi tidak lagi menjadi budaya di negara ini.

Daftar Pustaka

1.     Ganeca Exact, KTSP, Kelas X

2.     id.wikipedia.org

3.     maulanusantara.wordpress.com/2009/12/09/sejarah-korupsi-di-indonesia

4.     ms.wikipedia.org

5.     Pramono U. Tanthowi, Membasmi Kanker Korupsi, Jakarta, 2005

6.     Yudhistira, Kurikulum 2006, Kelas X

7.     Yudhistira, Kurikulum 2010, Kelas X

8.     www-errol273ganteng.blogspot.com/2007/05/korupsi-makin-marak-di-era-reformasi.html

9.     www.google.com

10.                        www.sinarbaru.com