21
Sejarah Kristenisasi di Indonesia Arti Kristenisasi 1. Yang dinamakan kristenisasi ialah mengkristenkan orang atau membuat seseorang memeluk agama Kristen. Arti kata-kata itu menurut istilah ialah: mengkristenkan orang secara besar-besaran dengan segala daya upaya yang mungkin agar supaya adat dan pergaulan dalam masyarakat mencerminkan ajaran agama Kristen. Masyarakat yang demikian akan lebih melancarkan tersiar luasnya agama Kristen. Akhirnya kehidupan rohani dan sosial penduduk diatur dan berpusat ke gereja. 2. Kristenisasi tidak hanya dilancarkan terhadap orang- orang yang belum memeluk agama atau mereka yang memeluk agama animisme saja, tetapi juga ditujukan terhadap orang yang telah memeluk agama Islam. Pengkristenan dipercayai sebagai satu tugas suci yang dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh ditinggalkan. Mengkristenkan orang dianggap sebagai membawa kembali anak-anak domba yang tersesat, dibawa kembali kepada induknya. Manusia-manusia sebagai anak domba akan dibawa kepada kerajaan Allah. 3. Kristenisasi adalah usaha internasional, artinya mereka

Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

Sejarah Kristenisasi di Indonesia

     Arti Kristenisasi

     1. Yang dinamakan kristenisasi ialah mengkristenkan orang      atau membuat seseorang memeluk agama Kristen. Arti kata-kata      itu menurut istilah ialah: mengkristenkan orang secara      besar-besaran dengan segala daya upaya yang mungkin agar      supaya adat dan pergaulan dalam masyarakat mencerminkan      ajaran agama Kristen. Masyarakat yang demikian akan lebih      melancarkan tersiar luasnya agama Kristen. Akhirnya      kehidupan rohani dan sosial penduduk diatur dan berpusat ke      gereja.

     2. Kristenisasi tidak hanya dilancarkan terhadap orang-orang      yang belum memeluk agama atau mereka yang memeluk agama      animisme saja, tetapi juga ditujukan terhadap orang yang      telah memeluk agama Islam. Pengkristenan dipercayai sebagai      satu tugas suci yang dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh      ditinggalkan. Mengkristenkan orang dianggap sebagai membawa      kembali anak-anak domba yang tersesat, dibawa kembali kepada      induknya. Manusia-manusia sebagai anak domba akan dibawa      kepada kerajaan Allah.

     3. Kristenisasi adalah usaha internasional, artinya mereka      bermaksud menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia. Dapat      diakui bahwa ini adalah mutlak hak asasi mereka, sebagaimana      orang Muslimin-pun mempunyai tugas menyiarkan Islam ke      seluruh dunia. Namun demikian memang perlu sama-sama      disadari perlunya suatu garis pengamanan yang dapat      menghindarkan terjadinya pergesekan dan perselisihan,      sehingga masing-masing pemeluk agama tertentu tidak merasa      cemas untuk dipaksa atau dibujuk atau diusahakan pindahnya      kepada agama lain. Garis ini harus jelas dan ditaati      terutama oleh para pemeluk agama yang telah disahkan oleh      Negara Republik Indonesia seperti misalnya agama Islam dan      Kristen (Masehi).

     4. Pada tanggal 30 Nopember 1967 Pemerintah mengadakan      Musyawarah Antar Agama bertempat di gedung Dewan      Pertimbangan Agung Jakarta, dengan maksud antara lain untuk      membina saling pengertian dan saling toleransi antara      pemeluk-pemeluk agama terutama Islam dan Masehi. Dalam      sambutan tertulis Jenderal Suharto pada waktu itu, Pejabat      Presiden Republik Indonesia, menyatakan keprihatinannya atas      kenyataan bahwa penyiaran agama masih dilakukan orang

Page 2: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

     terhadap mereka yang telah memeluk agama tertentu. Dijiwai      oleh sambutan Pejabat Presiden itu maka pihak umat Islam      mengusulkan rumusan persetujuan, yaitu: rakyat yang telah      beragama jangan dijadikan sasaran penyebaran agama lain.      Pihak Masehi menolak keras usul itu. Maka dicoba untuk      mengadakan pertukaran pikiran dan pendekatan-pendekatan      namun sia-sia, yang mengakibatkan musyawarah yang      berlangsung hampir 24 jam itu tidak menghasilkan sesuatu      yang kongkrit.

     5. Kristenisasi dalam pengertian politik ialah: berusaha      untuk lahirnya undang-undang ataupun peraturan atau tindakan      dan sikap penguasa, yang memberi kesempatan lebih banyak      lagi bagi tersiarnya agama itu atau menguntungkan bagi agama      itu. Apabila penyebaran dalam masyarakat telah berhasil dan      dalam bidang politik berhasil pula, maka terbukalah jalan      yang selebar-lebarnya untuk menjadikan keseluruhan      masyarakat bernapaskan Kristen, sehingga diharapkan dengan      cepat umat Kristen akan menjadi mayoritas, seperti umpamanya      kejadian di Pilipina, yang sekarang ini ternyata menjadi      basis perluasan ke seluruh Asia Tenggara.

     6. Usaha Kristenisasi itu dilakukan dengan segala daya,      beaya peralatan yang lengkap, rencana yang masak, tehnik      yang tinggi, kemauan dan kesungguhan yang mantap dan kuat,      keyakinan yang mendalam serta melalui segala jalan dan      saluran yang meresap dalam hampir semua aspek kehidupan      manusia: sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik dan      segala macam hiburan.

     Sejarah Kristenisasi oleh Agama Protestan

     1. Zending Protestan pertama kali datang ke Indonesia pada      tahun 1831 dengan dua orang pendeta bernama Riedel dan      Schwarz ke Minahasa. Pada tahun 1850 mereka membuka sebuah      Kweekschool (sekolah pendidikan guru) di Tomohon dan pada      tahun 1868 dibuka pula Sekolah Guru Injil (Hulpzendelingen).      Kristenisasi di Minahasa itu ditangani dan dibeayai oleh      Nederlandse Zendelinggenootschap yang didirikan di Rotterdam      tahun 1787. Pada tahun 1882 di Minahasa juga didirikan      asrama dan sekolah khusus bagi anak-anak pegawai negeri      serta orang-orang terkemuka. Semua sekolah tersebut mendapat      subsidi dari Pemerintah Hindia Belanda. Tahun 1888 mereka      mendirikan percetakan untuk mencetak buku-buku, selebaran      dan sebuah surat kabar yang bernama, "Cahaya Siang."

Page 3: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

     2. Di kepulauan Sangihe dan Talaud bangsa Portugis telah      lebih dahulu menyiarkan agama Kristen. Pekerjaan ini      kemudian diambil alih dan diteruskan oleh bangsa Belanda di      Ambon dan Maluku dipelopori antara lain oleh: J. Kam pada      pertengahan abad ke 19 juga. Dia adalah utusan dari      Nederlandse Zendinggenootschap tersebut. Kemudian mereka      luaskan sampai ke pulau Buru. Adapun daerah Sulawesi Tengah      dan Tenggara kristenisasi dilakukan oleh Bala Keselamatan      atau Leger des Heils, sedang Gereformeerde Zendingbond      mengirimkan pendeta Van Den Loodrecht ke Luwuk pada tahun      1913. Di Bolaang Mongondow pengkristenan dilakukan oleh      Nederlandse Zendinggenootsehap. Pada tahun 1904 seorang raja      meminta kepada Zending itu untuk mendirikan sebuah H.l.S.      disana. Sekolah ini terlaksana pada tahun 1913. Perkumpulan      De Nederlandse Zendingvereniging yang semula diberikan tugas      mengkristenkan Jawa Barat, pada tahun 1915 juga beroperasi      di Sulawesi Tenggara.

     3. Kristenisasi di Jawa Timur dipelopori oleh seorang tukang      jam bangsa Belanda di Surabaya yang bernama Emde dan seorang      tuan tanah bernama C. Coolen kira-kira pada tahun 1840.      Empat tahun kemudian pengikut mereka berhasil membentuk      sebuah desa Keristen di Mojowarno di mana dewasa ini berdiri      sebuah rumah sakit Kristen yang amat besar dan modern. Pada      tahun 1848 seorang zendeling lagi yaitu E.J. Jellesma datang      ke Surabaya lalu ke Mojowarno. Dengan dibantu oleh seorang      guru Injil Paulus Tosari didirikannya sebuah Kweekschool      yang kemudian terpaksa ditutup pada tahun 1858. Tetapi pada      tahun 1500 dapat dibuka kembali. Murid-murid dari pengikut      C. Coolen menyebarluaskan agama Kristen ini sampai ke      Pasuruan dan Kediri. Kemudian berdatangan para zendeling      dari negeri Belanda untuk menyebarkan agamanya di      tengah-tengah umat Islam. Mereka mendirikan rumah sakit      rumah sakit di banyak tempat di samping rumah sakit besar      Mojowarno.

     4. Di Jepara tinggal seorang bernama Tunggul Wulung yang      terkenal dengan julukan Kiyahi Berahim. Dia adalah seorang      petapa yang mengaku telah mendapat wahyu dari Allah lalu      masuk Kristen. Tetapi kemudian dia campur-adukkan      kepercayaan Kristen dengan Islam dan animisme, akhirnya dia      tidak diakui lagi oleh gereja. Ada pula seorang santri      bernama Sadrah, yang berhasil ditarik memeluk agama Kristen      oleh seorang zendeling yang bernama Hoezoo. Sadrah kemudian      mengembara hampir ke seluruh tanah Jawa dan banyak bertemu      serta berwawancara dengan penyebar agama Kristen lainnya. Di

Page 4: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

     Jakarta, dahulu Batavia, dia bertemu dengan MR. F.L.      Anthing, bekas pejabat tinggi kehakiman di Semarang yang      telah pindah ke Jakarta, Dia ini sangat besar jasanya dalam      pernyebaran Kristen. Tahun 1867 Sadrah dibaptiskan dan dua      tahun kemudian dia dipindahkan ke Purworejo untuk menyiarkan      Kristen bekerja sama dengan nyonya Philips. Tahun 1870      pindah ke desa Karangjasa dekat Bagelen dan terus giat      menyebarkan agamanya dan memimpin kaum Kristen Jawa. Dari      sana Kristenisasi diperluas oleh Dewan Gereja (Gereformeerde      Kerken) ke Banyumas dan Kedu lalu meluas ke Yogyakarta dan      Surakarta.

bersambung.......

5. Adapun di Sumatera pekerjaan zending dapat dikatakan      dimulai pada tahun 1890 di dacrah Sumatera Pasisir Timur.      Pada tahun 1894 mereka sampai ke utara Danau Toba daerah      Batak Karo. Pada tahun 1915 mereka dirikan rumahsakit di      bawah pimpinan seorang Zuster bangsa Belanda. Pulau Nias      dimasuki pada tahun 1866 oleh para zendeling dari      perkumpulan Rheinische Missionsgeselschaft, yaitu gabungan      zending yang berdiri pada tahun 1823 dan berpusat di Barmen      wilayah Dusseldorf, Jerman. Mereka juga melebarkan sayap ke      Pulau Mentawai dan Enggano. Rheinische Missionsgeselschafe      ini juga beroperasi di pulau Kalimantan sebelah Selatan dan      Timur untuk mengkristenkan suku Dayak. Pada tahun l904      kelihatan kemajuannya di Kuala Kurom dan Kahayan Hulu, lalu      meluas dengan pesat.

     Demikianlah ringkasan sejarah kristenisasi yang dilakukan      oleh agama Protestan di tanah air kita.

     Sejarah kristenisasi oleh agama Katolik

     1. Pada tahun 1902 di Batavia (Jakarta) mulai didirikan      Apostolisch Vicariaan Van Batavia. Tetapi agama Katolik      telah masuk ke Indonesia jauh sebelum itu. Pada abad ke 16      agama ini telah memasuki kepulauan Maluku, Ambon, Ternate,      Solor dan Nusa Tenggara. Penyebarannya mula-mula dilakukan      oleh bangsa Portugis yang menguasai kepulauan itu. Pada      tahun 1546 seorang Apostel (muballigh) dari India juga      datang ke sana, bernama Fransiscus Xaverius. Dia berhasil      menarik simpati pemerintah Portugis dan penduduk asli. Tahun      1605 pulau Ambon dapat ditaklukkan. Pada waktu itu di Ambon      telah ada 4 buah gereja dan sekitar 16.000 orang beragama      Katolik.

Page 5: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

     2. Agama Katolik memasuki Sulawesi dari Makasar, dan itu      semua dilakukan oleh pengikut madzhab Dominicus Orde (H.      Dominicus hidup tahun 1170 - 1221) dan pengikut madzhab      Yesuiten Orde. Madzhab Yesuit ini pada mulanya didirikan      oleh seorang bangsawan Spanyol bernama Ignatius Loyola yang      lahir tahun 1491.

     Dia adalah penganut aliran mistik dalam agama Katolik. Dalam      peperangan melawan Perancis mendapat cedera yang      mengakibatkan kelumpuhan seumur hidup. Mistiknya bertambah      menebal dan mendapat banyak pengikut. Pada tahun 1529      dibentuknya di Paris suatu jama'ah yang dibai'at untuk      mengabdi kepada Paus dan menyebarluaskan agama Katolik,      Tahun 1539 semua anggota jama'ah dilantik menjadi pastor dan      tahun 1560 Paus Paulus III meresmikan jama'ah ini sebagai      Jamaah Yesus atau the Society of Yesus. Jamaah terus      berkembang maju dan bersama Orde Yesuit.

     3. Gerakan agama Protestan yang sangat memusuhi Gereja      Katolik berhasil menghancurkan kedudukan Missie Katolik di      India sejak abad ke 17. Tetapi revolusi Perancis telah      menyebabkan terjadinya pergolakan politik di negeri Belanda      yang mengakibatkan hancurnya pusat Zending Protestan dan      bangkitnya kembali Missie Katolik, serta menjadi sangat      kuat. Setelah jazirah Malaka dikuasai oleh bangsa Belanda      dan kekuasaan mereka di Indonesia bertambah mantap, maka      secara bertahap penyebaran agama Katolik di Sulawesi      diambil-alih oleh bangsa Belanda, yaitu pada tahun 1807.      Tujuh tahun kemudian yaitu tahun 1904 Pusat Missie Katolik      di negeri Belanda mengirimkan 2 orang utusannya ke Jakarta      yaitu Jacob Nellisen dan Lambert Prinsen. Kedudukan Missie      dipusatkan di Jakarta, Semarang dan Surabaya. Pada tahun      1834 di Padang ditempatkan seorang pastor. Sejak tahun 1808      hingga 1845 mereka hanya mampu menempatkan 16 orang pastor      itupun akhirnya hanya tinggal 4 orang.

     4. Dalam Perang Diponegoro (1825-1830) ditengah-tengah      tentara Belanda ditempatkan seorang Pastor bernama Scholtes.      Dia mengadakan perjalanan inspeksi sampai ke Sulawesi dan      Maluku kemudian melaporkan hasil penyelidikannya kepada      Paus. Berdasarkan laporan itu Paus menganggap sudah tiba      waktunya untuk membantu dan meningkatkan Missie Katolik di      Indonesia menjadi Vicariat (perwakilan), lalu mengirimkan      Mgr. Jacob Croaff selaku pemimpinnya. Pada tahun 1848 dia      digantikan oleh Mgr. Peterus Maria Francken dengan dibantu      oleh 5 orang pastor. Di bawah pimpinannya, missie ini

Page 6: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

     mendapat kemajuan. Dari pulau pulau yang jauh letaknya      berdatangan permintaan dari umat Katolik yang hidupnya      terpencil. Akhirnya pada tahun 1859 kaum Yesuiten membantu      dengan mengirimkan missionaris ke pulau Jawa lalu      menempatkan mereka di Flores dan kepulauan lainnya.

     5. Kemajuan Missie Katolik bertambah pesat setelah pada      tahun 1874 Mgr. Francken digantikan oleh Mgr. Claessen yang      sejak tahun 1848 bertugas di India. Didirikannya pos-pos di      Cirebon, Magelang, Bogor, Malang dan Madiun. Untuk Sumatra      di Medan dan Tanjung Sakti. Di Kalimantan dibangunnya      pangkalan untuk kristenisasi suku Dayak. Demikian juga      Makassar, Menado, Tomohon, Seram, Flores, Irian, Kendari,      Sumbawa dan Timor. Claessen digantikan oleh Vicarius      Apostoles M.J. Staal, kemudian pada tahun 1898 oleh Mgr.      E.S. Luypen S.J. Sejak masa itulah agama Katolik mulai      berkembang di pulau Jawa orang Jawa sukar untuk dirubah      agamanya. Mereka beragama Islam dan tidak mau dikatakan      tidak Islam, walaupun mereka tidak atau kurang menjalankan      syari'ahnya. Missie mengambil jalan lain yaitu dengan      mendekati anak-anak mereka yang pada umumnya hidup      kekurangan. Untuk mereka didirikan sekolah-sekolah dasar      dengan percuma, bahkan dengan diberinya alat-alat serta      pakaian yang diperlukan. Kanak-kanak itulah yang berangsur      di-Katolik-kan, dan itu terjadi sejak akhir abad ke 19. Maka      dapatlah dikirakan bahwa banyaknya jumlah orang Jawa yang      beragama Katolik adalah akibat karena mereka dahulu      bersekolah di sekolah-sekolah Katolik.

     6. Pangkalan Missie untuk Jawa Tengah yang pertama ialah      Muntilan dan Mendut di mana sejak dahulu telah berdiri      sekolah Katolik. Sekarang Mundlan menjadi pusatnya agama      Katolik, kemudian Yogyakarta pun dipenuhi oleh sekolah      mereka. Guru-guru tamatan Muntilan dikirim ke luar daerah      dan banyak pula yang berdinas di sekolah Pemerintah      (Gubernemen). Dari tahun ke tahun mereka terus mendapat      kemajuan. Sekolah bertambah banyak terutama sekolah      Pendidikan Guru. Rumah Sakit dan Rumah Yatim juga dibangun,      sehingga kelihatannya memang benar-benar menguasai lapangan      sosial dan pendidikan. Pada akhir tahun 1923 sekolah mereka      berjumlah 52 buah dengan 5.840 orang murid. Mereka memiliki      surat kabar seperti Mingguan Java Post, Sociaal Leven En      Streven, Katholik Schoolblad Van Nederlands Indie dan De      Indische Voorhoede. Dalam bahasa Indonesia yakni Gereja      Katholik serta dalam bahasa Jawa Swara Tama. Di samping itu

Page 7: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

     mereka dirikan sebuah percetakan di Yogyakarta pada tahun      1922.

     Untuk keperluan jalannya Missie Katolik beserta segala      usahanya, mereka menerima bantuan keuangan dari negeri      Belanda, yang diberikan oleh Dana St. Claverbond yang      berdiri tahun 1889 dan oleh berbagai perkumpulan missie      antara lain De Indische Missie Vereniging. Rupanya kaum      Katolik tidak hanya berjuang dalam penyiaran agama,      pendidikan, pengajaran, sosial serta pendirian      gereja-gereja, tetapi juga berjuang dalam bidang politik.      Pada tahun 1918 mereka telah mendirikan sebuah partai      politik dengan nama De Indische Katholieke Partij.

     Sekianlah dengan sangat ringkas diuraikan sejarah masuknya      Missie Katolik dan pekerjaannya di tanah air kita.

     Kristenisasi dan Politik

     Sebagaimana yang telah diterangkan di atas, adalah      Kristenisasi mempunyai segi-segi politis. Demikian pula      dalam sejarah perkembangannya selalu dipengaruhi oleh      perubahan situasi politik, terutama di Eropa, di mana      partai-partai mereka selalu aktif dalam sidang polltik. Di      negeri kitapun mereka demikian juga halnya seperti ternyata      dalam berdirinya De Indische Katolieke Partij.

     Pada zaman kemerdekaan dengan terbukanya kehidupan politik      di negeri kita mereka tidak ketinggalan membentuk partai      politik, di samping partai lain-lainnya.

     1. Partai Kristen Indonesia atau Parkindo didirikan di      Jakarta pada tanggal 18 Nopember 1945 sebagai penjelmaan      dari Partai Kristen Nasional (PKN) vang dipimpin oleh Dr.      W.I. Yohannes. Di Sumatera didirikan orang Partai Kristen      Indonesia yang disingkat PARKI. Pada bulan Maret 1947      pimpinan dari kedua partai itu bertemu di Malang dalam      kesempatan sidang Komite Nasional Pusat mereka setuju untuk      bergabung. Maka tanggal 19 April 1947 Parki mengadakan      Kongres di Prapat dan memutuskan melebur diri serta      bergabung pada Parkindo.

bersambung....

Dalam Anggaran Dasarnya keputusan Konggres di Sala pada      tanggal 7-9 April 1950 dicantumkan antara lain:

Page 8: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

     a. Partai Kristen lndonesia (Parkindo) berasaskan paham      Kekristenan.

     b. Anggota Partai ialah warga negara Indonesia yang beragama      Kristen serta berusia sekurang-kurangnya 18 tahun.

     Dalam deklarasi atau Pernyataan Dasar Pendirian Parkindo      terdapat uraian sebagai berikut:

     Pasal 1

     Partai Kristen Indonesia (Parkindo) berdasar atas      kepercayaan bahwa:

     a. Segala sesuatu adalah berasal dari Tuhan, oleh Tuhan dan      untuk Tuhan.

     b. Bagi tiap-tiap Makhluk dan tiap-tiap lingkungan hidup      demikian pula bagi negara dan pemerntahan panggilan dan      hukum-hukum Tuhan sebagai ternyata dalam firman-Nya.

     Pasal 2

     Partai berpendirian bahwa negara berwujud karena Kehendak      Tuhan dengan tujuan mengatur hidup manusia di dunia, agar      dengan demikian warga negara dapat mempersiapkan diri untuk      hidup yang kekal.

     Pasal 3

     Parkindo adalah Partai Politik warganegara Indonesia yang      berhasrat memenuhi panggilan dan kewajibannya terhadah nusa      dan bangsa dan bangsa-bangsa lainnya dengan jalan berusaha      di lapangan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan atas      dasar paham Kristen.

     2. Partai Katolik didirikan di Yogyakarta oleh Kongres Umat      Katolik seluruh Indonesia pada tanggal 12 Desember 1949,      sebagai penjelmaan fusi daripada 17 partai Katolik yang      telah ada sebelum itu yakni:

     1. Partai Katolik Republik Indonesia (P.K.R.I.) yang      didirikan di Surakarta.

     2. Partai Katolik Rakyat Indonesia (P.K.R.I.) yang didirikan      di Makassar.

Page 9: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

     3. Partai Katolik Rakyat Indonesia (P.K.R.I.) yang didirikan      di Flores.

     4. Partai Katolik Indonesia Timus (Parkit) yang didirikan di      Timor.

     5. Persatuan Politik Katolik Flores (Perkokaf) didirikan di      Flores.

     6. Permusyawaratan Majlis Katolik (Permakat) didirikan di      Menado.

     7. Partai Katolik Indonesia Kalimantan (Parkika) yang      didirikan di Kalimantan.

     Melihat banyaknya partai-partai itu tahulah kita betapa      besar hasrat mereka untuk berpolitik setelah negara kita      merdeka. Anggaran Dasar Partai Katolik sebagai gabungan      partai-partai tersebut di atas, telah disahkan dalam      Kongresnya yang pertama di Semarang tanggal 12 Desember      l949, di mana asas dan tujuan berbunyi sebagai berikut:

     1. Partai Katolik berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa pada      umumnya serta Pancasila pada khususnya dan bertindak menurut      asas-asas Katholik,

     2. Tujuan Partai Katolik ialah bekeria sekuat-kuatnya untuk      kemajuan Republik Indonesia dan kesejahteraan rakyatnya.

     Kekuatan dan Kelemahan

     1. Apa yang telah diuraikan di atas memberikan gambaran      kepada kita bagaimana ketekunan dan keuletan mereka dalam      menyebarkan agama Kristen. Bagaimana kerapian organisasi      mereka serta lengkapaya rencana yang mereka buat; dan      bagaimana besarnya pembeayan yang sengaja disediakan. Apa      yang kita lihat dewasa ini adalah kemajuan kristenisasi yang      semakin meningkat. Berpuluh-puluh rumah sakit yang mereka      dirikan, semuanya besar dan lengkap dengan peralatan yang      modern. Beratus-ratus sekolah dengan gedungnya yang indah      dan megah, dari Taman Kanak-kanak hingga Universitas dan      Perguruan Tinggi, yang sebagian besar siswa dan mahasiswa      terdiri dari kalangan orang Islam. Kantor dan gereja-gereja      merupakan gedung-gedung indah menghiasi kota, terutama      Jakarta, dan kota-kota besar lainnya. Belum lagi disebutkan      proyek-proyek dalam bermacam-macam bidang tersiar di seluruh

Page 10: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

     tanah air. Dalam dunia persuratkabaran dan penerbitan      buku-buku serta pendirian percetakan-percetakan modern,      mereka memegang peranan yang amat menentukan.

     2. Namun segala kebesaran yang mengagumkan sebagai yang      tersebut di atas itu tidak berarti bahwa mereka tidak      mempunyai kelemahan-kelemahan. Mereka banyak mempunyai      kelemahan, itu sudah tentu. Kelemahan itu tidak terletak      pada beaya, mereka berlebih dan melimpah-limpah dalam      memiliki pembeayaan. Tidak terletak pada man-power, mereka      cukup dan mempunyai kemampuan untuk membayar siapa saja yang      bersedia bekerja bagi mereka. Tidak terletak pula pada ilmu,      mereka ahli dan mampu memperkerjakan tenaga-tenaga ahli.      Tidak juga pada kekuasaan dan pengaruh dalam bidangnya      masing-masing.

     Tetapi kelemahan itu terletak pada kelemahan ajaran agama      mereka sendiri dipandang dari segi ratio, justru dalam      hal-hal yang prinsipiil. Yaitu tentang I'tikad Trinitas,      Ke-Allahan Yesus, Dosa Turunan, Pertentangan Antara      Ayat-ayat Dalam Kitab Suci Mereka, serta tentang Pengertian      Wahyu dan sebagainya. Mereka menyadari bahwa ajaran Kristen      sebagaimana tersebut di atas memang sukar diterima oleh      akal. Hal-hal inilah yang telah menyebabkan kemunduran agama      Kristen di dunia barat di mana orang-orang tidak bersedia      lagi menerima ajaran bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Allah      Sendiri, seperti antara lain yang pernah dikemukakan oleh      Dr. B.J. Boland ketika berkunjung ke kantor Pimpinan Pusat      Muhammadiyah beberapa waktu yang lalu. Seperti yang telah      pernah ditulis oleh seorang pastor dalam salah satu majalah      bahwa jumlah pengunjung gereja di negeri Belanda semakin      menurun, dan seperti yang sering diceritakan oleh      orang-orang yang pernah mengunjungi Eropah dan Amerika      Serikat. Padahal di sana disediakan kenangan yang      melimpah-limpah untuk penyiaran agama Masehi dengan      pendirian gereja serta pergedungan lainnya. Di sana dapat      dikatakan uang itu tidak memperoleh sasaran yang semestinya,      dan perlu dialihkan ke bagian dunia yang lain, ke timur.

     3. Dengan keadaan demikian maka nampakya di dunia barat      terutama di Eropah sudak tidak dapat diharap lagi untuk      menjadi bumi subur bagi agama Masehi, yang dewasa inipun      telah menjadi hanya seperti adat, bukan agama yang      dimengerti dan disadari secara jelas. Apalagi andaikata      (mudah-mudahan jangan) Perang Dunia III sudah sampai pada      taraf tidak terelakkan lagi, maka seperti yang telah pernah

Page 11: Sejarah Kristenisasi Di Indonesia

     diramalkan orang, dalam 17 jam pertama dari meletusnya      perang nuilir itu, seluruh Eropah Barat akan musnah demikian      juga mungkin seperempat dari bumi Amertka Serikat. Begitulah      agama Masehi akan kehilangan tempat berpijak serta basis      yang amat kuat dan kaya raya. Jadi apa yang harus dilakukan      orang dewasa ini ialah sejauh mungkin berikhtiar      menghilangkan gejala yang mungkin dapat menimbulkan perang      itu, dan usaha itu sampai sejauh sekarang ini telah      berhasil. Apa yang terjadi hanyalah perang setempat seperti      misalnya Victnam, Timur Tengah, dan kini di Afrika. Tetapi      apakah keadaan ini dapat dipertahankan untuk selamanya?      Nampaknya karena itu mengapa agama Masehi memerlukan tanah      persemaian baru yang masih dapat bertahan lebih lama serta      jauh dari kancah perang nuklir yang akan datang. Dan      persemaian itu harus sejak sekarang disiapkan agar jika      perang pecah (mudah-mudahan jangan) tempat yang baru sudah      siap selesai serta telah dapat berjalan seperti yang      diharapkan. Tempat itu terletak di timur, dimana penduduknya      belum sekritis penduduk Eropa.

     4. Indonesia akibat penjajahan Belanda selama tiga setengah      abad, penduduknya kebanyakan bodoh dan miskin. Maka usaha      kristenisasi telah dapat menutupi kelemahan-kelemahannya itu      dergan membangun usaha-usaha pertolongan kepada rakyat      seperti mendirikan rumah pcmeliharaan orang miskin dan anak      yatim piatu, membangun rumah sakit dan balai pengobatan, dan      sekolah-sekolah yang beraneka macam ragamnya. Bangsa      Indonesia yang memeluk agama Kristen pada umumnya bukan      hasil daripada pengertian dan kesadaran, tetapi karena      pendidikan dimasa kanak-kanak dan karena merasa berhutang      budi atau jasa, sedang keyakinan dan pengertiannya terhadah      agamanya yang lama (Islam) masih terlalu dangkal. Adapun      mereka yang cerdas dan pandai atau mendapat gelar keilmuan      yang tinggi telah lebih dahulu hatinya disegel dengan      rumusan: imanadalah iman dan bukan pengetahuan, berimanlah      lebih dahulu barulah berusaha untuk mengerti. Akan tetapi      sampai berapa lama dan sampai berapa berapa generasikah      segel ini dapat dipertahankan? Manusia di barat telah      menjadi bukti bahwa akal tidak akan sanggup terlalu lama      disegel. Segel itu jebol dan akan keluar mencari jalan      lepas.

habis.

Y.B. Sariyanto Siswosoebroto