29
Tinjauan Literatur Fenomena Karies: Suatu Perjalanan Dari Ilmu Gaib Dan Takhayul Kepada Opini Tahun 1500-an Sampai Ilmu Pengetahuan Masa Kini John D. Ruby, Charles F. Cox, Naotake Akimoto, NobukoMeada, and YasukoMomoi Tinjauan sejarah ini menelusuri berbagai dokumen tentang kerusakan gigi hingga pemahaman, perawatan dan pendidikan tentang biologi karies masa kini. Karies dinyatakan memiliki banyak penyebab yang berbeda selama ribuan tahun, walaupun hanya sejak akhir 1900-an penelitian berhasil membuktikan bahwa karies merupakan penyakit multifaktorial. Penulis Eropa dari tahun 1600 – 1700 meyakini bahwa kesehatan umum, injuri mekanis, trauma dan perubahan temperatur secara mendadak seluruhnya meyebabkan karies – mereka meyakini kepercayaan umum bahwa karies disebabkan oleh zat kimia, kesalahan pada saliva dan partikel makanan. Hingga awal tahun 1800-an mayoritas penulis mempercayai karies disebabkan inflamasi di sekitar tulang alveolar yang mengalami peradangan. Ilmu pengetahuan saat ini memperlihatkan bahwa karies disebabkan oleh mikroorganisme yang membentuk biofilm dinamis, yang melibatkan fermentasi gula dan menghasilkan asam organik yang mampu melarutkan enamel anorganik dan dentin, kemudian diikuti oleh penghancuran kolagen proteolitik dan menghasilkan dentin infected yang lunak. Setelah bakteri memasuki pulpa, maka infeksi akan terjadi.

Sejarah Karies

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sejarah Karies

Tinjauan Literatur

Fenomena Karies: Suatu Perjalanan Dari Ilmu Gaib Dan Takhayul Kepada Opini Tahun

1500-an Sampai Ilmu Pengetahuan Masa Kini

John D. Ruby, Charles F. Cox, Naotake Akimoto, NobukoMeada, and

YasukoMomoi

Tinjauan sejarah ini menelusuri berbagai dokumen tentang kerusakan

gigi hingga pemahaman, perawatan dan pendidikan tentang biologi karies

masa kini. Karies dinyatakan memiliki banyak penyebab yang berbeda

selama ribuan tahun, walaupun hanya sejak akhir 1900-an penelitian

berhasil membuktikan bahwa karies merupakan penyakit multifaktorial.

Penulis Eropa dari tahun 1600 – 1700 meyakini bahwa kesehatan umum,

injuri mekanis, trauma dan perubahan temperatur secara mendadak

seluruhnya meyebabkan karies – mereka meyakini kepercayaan umum

bahwa karies disebabkan oleh zat kimia, kesalahan pada saliva dan partikel

makanan. Hingga awal tahun 1800-an mayoritas penulis mempercayai karies

disebabkan inflamasi di sekitar tulang alveolar yang mengalami peradangan.

Ilmu pengetahuan saat ini memperlihatkan bahwa karies disebabkan oleh

mikroorganisme yang membentuk biofilm dinamis, yang melibatkan

fermentasi gula dan menghasilkan asam organik yang mampu melarutkan

enamel anorganik dan dentin, kemudian diikuti oleh penghancuran kolagen

proteolitik dan menghasilkan dentin infected yang lunak. Setelah bakteri

memasuki pulpa, maka infeksi akan terjadi.

1. Gigi manusia

Gigi manusia adalah jaringan unik berupa campuran jaringan lunak

dan termineralisasi. Enamel adalah jaringan mineralisasi non-vital yang

terkeras, dentin adalah jaringan vital terkeras dan pulpa adalah jaringan ikat

khusus, dilapisi oleh odontoblas tahap akhir yang membentuk dentin

sepanjang umur gigi, di mana kamar pulpa menjadi semakin kecil seiring

Page 2: Sejarah Karies

berjalannya waktu. Tiap-tiap gigi disusun oleh struktur anatomi, kimiawi,

fisiologi sensorik regional, serta komponen mineral dan organik yang unik

dan berbeda yang secara konstan berubah sepanjang hidup. Pembaca

makalah yang tertarik dengan hal ini dapat mencari referensi dari tulisan

oleh Ten Cate untuk tinjauan perkembangan, maturasi dan pertumbuhan

oral fasial yang komprehensif. Karies adalah penyakit umum pada manusia

yang menyerang hanya gigi vital dalam suatu lingkungan dalam kondisi oral

tertentu – sebaliknya – karies tidak menginfeksi gigi segera setelah host

mati. Penelitian oleh peneliti pada abad ke-19 seperti Drs. Abbot, Black, Leon

Williams, Webb, Miller, dan Dexter menyatakan etiologi bakterial dari karies

dental. Makalah ini mengetengahkan literatur tentang karies dan

menganalisis perjalanannya dari waktu ke waktu (Tabel 1); tulisan ilmiah

oleh Mandel, Newbrun, Nikiforuk, Tanzer dan Zero membahas karies dari

masa lampau hingga masa kini. Peneliti pada abad ke-20 mengklarifikasi

kompleksitas bagian-bagian karies sebagai suatu penyakit yang infeksius.

Komunitas kedokteran gigi menyadari bahwa kegagalan pada pasien untuk

menghilangkan atau mengganggu biofilm plak dental atau meminimalkan

konsumsi gula memungkinkan bakteri kariogenik untuk menentukan

komunitas parasit dominan yang terlibat.

2. Kerusakan gigi pada zaman dahulu

Sisa rangka adalah suatu sejarah kymograph tentang kondisi manusia

yang sangat menarik. Lufkin melaporkan tengkorak dari leluhur manusia

(Pithecanthropus erectus) dari Jawa dengan gigi yang mengalami keausan

parah, tetapi tidak terdapat karies gigi. Lufkin juga memperlihatkan

tengkorak Neanderthal dari era Paleothic (40.000 sampai 25.000 tahun yang

lalu) dengan kehilangan tulang alveolar yang besar, kehilangan gigi dan

berbagai level kerusakan pada gigi yang masih ada; karies dikenal sebagai

penyakit yang diderita banyak orang, memperlihatkan bahwa penyakit

periodontal terjadi di hampir semua ras pra-sejarah – lebih sering daripada

karies.

Page 3: Sejarah Karies

Guerini menulis bahwa selama masa kekuasaan Hammurabi (sekitar

2100 B.C.), suatu “Code of Laws” yang tercatat pada lempengan tanah liat

dengan catatan hukum menetapkan biaya dan kebutuhan akan perawatan

medis bermutu untuk merawat pasien yang menderita penyakit mistik

karena perbuatan amoral. Sebelumnya, Ruffer membahas bahwa mayoritas

penyakit dikaitkan dengan adanya setan jahat yang tidak terlihat di dalam

tubuh atau sebagai akibat penghinaan terhadap dewa tertentu. Lempengan

batu pipih dengan tulisan berbentuk paku dari masa tersebut merupakan

referensi medis yang menerangkan mantra-mantra khusus kepada dewa

Babylonia, Ea, untuk “mengambil dan menarik ulat dari dalam gigi yang

terkena penyakit”.

Breasted menulis dari catatan kuno yang menyampaikan riwayat

bahwa penyembuhan penyakit terkait dengan ilmu gaib dan takhayul, serta

tidak mendapat tentangan dari pemikiran lain di luar hal-hal mistik, hingga

Hippocrates (460–357 BC) menyatakan bahwa pernyakit disebabkan oleh

penyebab alami dan harus dirawat dengan cara-cara yang masuk akal.

Hipocrates menyatakan bahwa obat-obatan harus dipisahkan dari ilmu gaib

dan sihir – doktrin beliau terhadap penyakit berdasarkan pada patologi

humoral yang menggunakan pengaruhnya pada pemikiran medis selama

beberapa abad. Tertahannya cairan jahat di dalam gigi menyebabkan nyeri

gigi. “Dia menyatakan kepedulian terhadap gigi tergantung (sebagian) pada

predisposisi alami dan akumulasi kebiasaan buruk secara bersamaan.”

Terlebih lagi, Aristoteles (384–322 BC) mengamati hubungan antara

mengkonsumsi gula dengan karies dental dan menyatakan pertanyaan,

“Mengapa buah ara, sewaktu mereka lunak dan manis, menimbulkan

kerusakan pada gigi.”

Joris, penulis Galen (131 AD) yang menyatakan kekurangan nutrisi

menyebabkan “gigi yang lemah, tipis dan rapuh… nutrisi yang terlalu banyak

menyebabkan inflamasi pada jaringan lunak dan bahwa gigi goyang

merupakan hasil dari kelebihan kelembaban yang merusak syaraf” dan

Page 4: Sejarah Karies

bahwa karies merupakan hasil dari akumulasi internal berbagai hal yang

merusak.

Berdasarkan penelitiannya pada pemakaman di Roma, Bressia menulis

bahwa karies merupakan hal yang umum terlihat pada budaya yang telah

merasakan gaya hidup mewah. Masyarakat Roma yang paling awal

menganggap lingkungan pendeta Druid sebagai panutan terhadap hal-hal

yang mempengaruhi kesehatan populasi secara umum – termasuk

perawatan penyakit seperti sakit gigi. Legenda kuno menganggap bahwa

ulat gigi menyebabkan kerusakan gigi dan berlanjut hingga tahun 1300-an

seperti terlihat pada tulisan oleh de Chauliac.

Apakah ulat gigi benar-benar ada? Pliny the Elder menulis pada

literatur Yunani, Agatharchidas bahwa “orang-orang dari Laut Merah

menderita banyak serangan yang aneh dan tidak terdengar… ulat dan ular-

ular kecil keluar dari tubuh-tubuh mereka, menggerogoti kaki dan tangan

mereka dan jika disentuh, akan menarik diri… menimbulkan rasa nyeri yang

tak tertahankan”. Pliny juga menjelaskan kematian Pherecydes of Syros

yang “mati karena banyaknya hewan merayap yang keluar dari dalam

tubuhnya”. Pada tahun 1674, Velschius menjelaskan tentang melilitkan

seekor ulat pada ranting kecil untuk mengeluarkannya secara perlahan dari

tubuh seseorang. Pada tahun 1870 Fedechenko menerbitkan laporan ilmiah

pertama tentang nematode cacing Guinea berukuran 12 cm, yang

dikeluarkannya dari tubuh seseorang dan menamakannya Drancunculus

medinensis. Ular Caduceus milik Asclepius diambil sebagai simbol American

Medical Association sebagai simbol organisasi tersebut pada tahun 1912 dan

bahkan bisa menggambarkan pengambilan ulat guinea menggunakan

ranting oleh manusia zaman dahulu.

Legenda kuno menjelaskan tentang ulat gigi di dalam lubang dan

jaringan mati di sekitar gigi, yang menyebabkan sakit gigi – banyak budaya

di seluruh dunia yang menjelaskan baik secara lisan maupun tulisan tentang

ulat gigi. Veracity – kebenaran atau kesepakatan dengan fakta-fakta yang

dilaporkan – memungkinkan kita untuk menilai tulisan-tulisan yang paling

Page 5: Sejarah Karies

awal. Tercatat bahwa van Leeuwenhoek, Bapak Mikroskopi, memperoleh tiga

ulat dari gigi yang baru dicabut – dua mati dan satu masih hidup –

memperhatikan bahwa ulat-ulat tersebut sama dengan ulat yang banyak

dijumpai di toko keju. Ketika beliau membandingkan cacing toko keju yang

hidup dengan ketiga cacing ini, dia tidak dapat membedakan perbedaannya

antara bagian kepala dengan tubuh… banyak keju busuk yang mengandung

ulat ini dalam jumlah yang sangat banyak… yang sewaktu pengunyahan,

cacing-cacing keju tersebut berpindah ke dalam substansi gigi dan

menggerogoti daerah-daerah yang sensitif dan menimbulkan rasa nyeri yang

luar biasa”. Van Leeuwenhoek melaporkan bahwa “istrinya memakan keju

tua, yang terlihat busuk dan di dalamnya ada sangat banyak ulat”. Salah

satu perawatan yang biasa dilakukan untuk gigi pada masa tersebut adalah

dengan cara meneteskan beberapa tetes Oil of Vitriol (asam sulfat) ke dalam

kavitas. Tidaklah mengejutkan bahwa teori gigi zaman kuno seperti yang

dilaporkan oleh Guy de Chauliac (1300–1368) menyebar hingga ke banyak

kebudayaan lain.

Mungkin ulat Guinea, Drancunculus medinensis, yang keluar dari air

minum yang telah terinfeksi adalah ulat gigi. Pada Dracunculiasis, gavid ulat

betina bisa mengeluarkan lebih dari 500.000 cacing muda dalam lingkungan

air dingin, yang memudahan proses pengeluarannya. Mungkinkah hal yang

dimaksud merupakan pulpa vital, yang secara periodik terpapar oleh air

dingin yang menarik ulat betina untuk melepaskan ribuan cacing Guinea

yang dikandungnya? Hal ini bisa terjadi di masa kuno di mana air minum

diambil dari sumur yang dalam dan sejuk – reservoir alami host intermediate

Druncunculus medinensis, yaitu crustacea cyclopoid.

3. Teori karies internal: inflamasi dari pulpa gigi

Penulis Prancis, Par’e (1510-1590) dikenal sebagai orang yang

sendirian mengangkat derajat dokter gigi hingga menjadi hal yang bernilai di

asyarakat. Par’e membantah teori ulat gigi, menyatakan bahwa sakit gigi

adalah disebabkan gaya internal berupa rangsangan panas atau dingin yang

Page 6: Sejarah Karies

mengakibatkan karies, beliau menyatakan bahwa “organ gigi berbeda

dengan tulang, menderita inflamasi dan cepat mengalami supurasi hingga

menjadi busuk” – sehingga merupakan konsep infalmasi yang berasal dari

dalam gigi. Kirk menulis bahwa Pierre Fauchard (1678-1761) menghilangkan

teori ulat gigi dan merupakan tokoh pertama yang menggunakan istilah

yang lebih teknis untuk karies, yang dianggapnya disebabkan oleh tumor

dari serat-serat osseus yang melepaskan bagian-bagian gigi dan

menyebabkan kehancuran gigi tersebut.

Lufkin membahas tulisan oleh Bondett dan Jourdain yang lebih

menyukai istilah gigi gangren daripada karies. Lufkin menulis bahwa

anggapan yang paling umum dalam International Journal of Dentistry pada

tahun 1700-an adalah bahwa kerusakan gigi disebabkan oleh kematian

tulang dan jaringan lunak di sekitar atau dalam gigi. Hunter dari London

mengemukakan ketidakpuasan terhadap istilah karies dan lebih menyukai

istilah mortifikasi, dan berpegang kepada konsep teori inflamasi dari

kerusakan internal, tetapi tidak menawarkan alternatif opini dalam hal

lainnya.

Pada tahun 1806, Fox merupakan salah satu yang pertama pada

masanya yang menggunakan istilah karies gigi. Anggapan umum adalah

bahwa karies merupakan hasil inflamasi dari lapisan membran (membran

eboris) sepanjang dinding pulpa-dentin, yang berpenetrasi dari dalam ke luar

pulpa. Teori kolektif dari banyak penulis pada waktu itu adalah bahwa faktor

nutrisi dari jaringan yang mengelilingi dan pulpa tertahan – sehingga pulpa

mati dan terurai dan karies terus menembus dentin ke permukaan luar

enamel.

Pada tahun 1831, Bell dari Inggris mengikuti konsep inflamasi dari

dalam, tetapi memperkirakan bahwa karies mempunyai faktor herediter;

beliau lebih menyukai istilah gigi gangren daripada kerusakan atau karies;

menganggap bahwa gangren merupakan konsekuensi dari perubahan suhu

(panas ke dingin), yang langsung berpenetrasi ke batas enamel-dentin dan

mengakibatkan kerusakan. Bell menulis bahwa gigi gangren pertama sekali

Page 7: Sejarah Karies

tejadi di tulang yang mengelilingi gigi, nekrosis mengakibatkan gangren

pada pulpa, mengakibatkan penghancurannya dan kemudian berpenetrasi

melalui dentin dan akhirnya ke enamel.

Pada tahun 1825, K”oecker beremigrasi dari Jerman ke Amerika dan

menjadi dokter gigi yang terkenal di New York, kemudian pindah ke Inggris

pada tahun 1832 di mana beliau melakukan observasi klinis dan

mempublikasikan teori tentang kerusakan. K”oecker memiliki pendapat yang

serupa dengan Hunter dan Fox yang menganggap bahwa kerusakan terjadi

karena perubahan temperatur gigi yang menyebabkan inflamasi. Meskipun

demikian, K”oecker berbeda pendapat dari observasi klinisnya bahwa

kerusakan pertama sekali terjadi di permukaan luar enamel dan kemudian

berpenetrasi ke batas enamel-dentin dan menginvasi tubulus hingga akirnya

menginfeksi jaringan pulpa.

4. Teori Karies Eksternal Menggantikan Teori Karies Internal

Pada akhir tahun 1700 hingga awal 1800, sejumlah peneliti dari

Negara yang berbeda – menggunakan preparat histologis dan teknologi

pewarnaan – melakukan observasi paralel bahwa karies disebabkan oleh

bahan-bahan kimia eksternal. Professor Harris dari Baltimore Maryland,

Robertson dari Inggris, Hope dari Edinburgh dan Drs. Wescott dan Dalrymple

secara kolektif meneliti preparat histologi dari gigi manusia yang diekstraksi

dan memperhatikan bahwa karies tidak dapat disebabkan oleh mekanisme

inflamasi internal atau dari perubahan fisiologis di dalam gigi. Robertson

pada tahu 1835 berpendapat bahwa karies disebabkan oleh disintegrasi

kimiawi pada gigi dan membantah teori inflamasi yang berasal dari dalam

gigi. Beliau mempostulatkan bahwa asam lambung bekerja dalam partikel

makanan yang dikunyah, terperangkap dalam pit dan fisur, selanjutnya

memulai perusakan pada gigi.

Publikasi bersamaan oleh Rognard dari Paris pada tahun 1838

menyatakan bahwa karies berawal dari permukaan gigi di mana efeknya

pertama sekali terlihat. Observasi klinis oleh Rognard memperlihatkan

Page 8: Sejarah Karies

bahwa gigi manusia yang tanpa karies diekstraksi dan ditempatkan pada

posisi gigi yang telah dicabut, karies terjadi dalam beberapa minggu pada pit

dan fisur gigi yang dipasang tadi. Abbot menjelaskan karies enamel dalam

tahap paling awal sebagai proses kimiawi yang melarutkan mineral dan

mengakibatkan hancurnya kristal, diikuti oleh pembentukan massa

rotoplasmik yang menginvasi dnetin. Abbot menulis bahwa karies terdiri dari

demineralisasi dan pelarutan dentin hingga substansi dasar yang

menghasilkan lem di sekitar dan antara tubulus dan hancur menjadi elemen

meduler yang dikaitkan dengan pembentukan sekunder mikrokokus dan

leptothrix.

D`esirabode, Dokter Gigi Kerajaan, berbeda dengan tulisan kolektif

yang dipublikasikan sebelumnya tentang inflamasi. Beliau merancang tujuh

bentuk kerusakan berdasarkan usia, warna, tekstur, kerusakan dan efek

lainnya. Selama tahun-tahun tersebut, banyak kebingungan dalam gagasan

bahwa karies menyebabkan tercampurnya asam lambung dengan cairan

mulut; akibatnya banyak yang lebih setuju dengan “teori kimia”.

Dr. Black adalah salah satu tokoh akademik yang mengumpulkan

potongan-potongan penyebab karies. Beberapa faktor dinyatakan oleh Black

karena beliau memiliki akses kepada literatur terbaru, ditambah dengan

penelitian pribadi serta observasi klinisnya memberikannya perspektif yang

unik pada data tertulis yang ada pada masa itu. Black menulis bahwa karies

gigi dapat terjadi ketika cairan mulut secara habitual bersifat asam atau

basa, dan bahwa inisiasi karies langsung tergantung pada pengangkatan

partikel makanan dan debris gelatin (plak) pada pit dan fisur irregular, diikuti

oleh fermentasi debris dengan produksi asam yang memulai proses

demineralisasi. Harus diingat bahwa selama berabad-abad, para pembuat

anggur telah menggunakan teknologi fermentasi untuk membuat anggur,

tetapi ilmu pengetahuan tentang fermentasi tidak diketahui sehubungan

dengan penyebab karies gigi. Oleh karena itu, terlihat bahwa Harris,

Robertson, Rognard dan para penulis lainnya telah gagal mengetahui

hubungan yang lengkap tentang karies dan fermentasi.

Page 9: Sejarah Karies

5. Jawaban diperoleh dari sumber yang tidak berhubungan :

kimia agrikultural

Pada tahun 1840, teori fermentasi dijelaskan dengan lengkap oleh Von

Liebig – seorang ilmuwan non-dental yang penelitian kimianya pertama kali

dipublikasikan sebagai laporan oral di British Association for the

Advancement of Science, dengan penerimaan yang sangat baik. Mekanisme

fermentasi telah digunakan selama berabad-abad, tetapi membutuhkan

kejeniusan Profesor Von Liebig untuk menyampaikannya ke dunia ilmiah

dalam bentuk yang bermakna. Hingga sebelum publikasi oleh Von Liebig,

tidak ada pemahaman tentang fermentasi dalam istilah proses kimia. Dalam

era tersebut, teori karies gigi yang dapat diterima membutuhkan sesuatu

yang lebih dari hipotesis sederhana tentang pelarutan enamel secara

kimiawi oleh asam. Teori asam telah mendekati penyebab karies yang

sebenarnya, tetapi level pengetahuan pada dekade sebelumnya telah gagal

untuk memahami komponen yang hilang – yaitu bakteri. Bila melihat ke

masa sebelumnya, sehubungan dengan tidak adanya ilmu pengetahuan

tentang fermentasi sebelum Von Liebig, mudah dipahami bahwa hingga

pekerjaan oleh Louis Pasteur dari 1857 sampai 1876 memperlihatkan

pentingnya mikroba dalam proses fermentasi, yang menerangkan mengapa

pemahaman ilmiah tentang fermentasi bakteri yang menyebabkan karies

tidak pernah dipahami sepenuhnya.

Sewaktu kami memperkirakan beberapa dekade di depan pemahaman

ilmiah tentang fermentasi bakteri, kami dapat melihat bahwa Miller

memperlihatkan sifat alami chemo-parasitic pada bakteri di dalam rongga

mulut dan pengaruhnya dalam penyebab awal demineralisasi asam pada

enamel dan invasi melalui batas enamel-dentin untuk menginfeksi kompleks

tubulus mengakibatkan penghancuran kolagen dan protein lainnya. Terlihat

bahwa orang yang sebenarnya dapat dinyatakan sebagai yang “pertama”

menjelaskan ilmu pasti tentang karies bisa diberikan kepada penulis lainnya

Page 10: Sejarah Karies

dan bahwa “penemuan” tersebut merupakan suatu usaha kolektif oleh

beberapa orang.

6. Kapasitas pertahanan dentin melawan karies

Ahli mikroskopis dentin, Tomes menulis pada tahun 1848 dari

observasi klinisnya, “awal terjadinya karies, dentin pada titik disintegrasi

awalnya menjadi hipersensitif dan tidak hanya beberapa pasien yang

mengeluh sewaktu bagian-bagian tertentu terganggu oleh kontak dengan

benda asing – tubulus dentin mengandung daya kehidupan di mana dentin

mampu membentuk pembatas terhadap proses disintegrasi dan bahwa

dentin memiliki vitalitas dan bahwa vitalitas tersebut telah hilang sebelum

karies dimulai dan sekali vitalitas dentin hilang pada daerah yang spesifik

atau titik yang terlokalisir, gelatin mengalami dekomposisi bertahap yang

disebabkan panas dan kelembaban mulut”. Sewaktu Tomes menggunakan

kertas litmus pada kavitas ggi yang karies, selalu diperoleh reaksi asam

yang keras yang memperlihatkan penghancuran bagian mineral enamel dan

dentin.

Profesor Black menulis bahwa penelitian pada tahun 1878 oleh Leber

dan Rottenstein, membahas bahwa kerusakan merupakan konsekuensi

bakteri dan kapasitasnya untuk meningkatkan fermentasi. Black

memeprlihatkan bahwa dengan merawat dentin manusia yang rusak dengan

larutan iodine, tubulus di bawahnya memperlihatkan warna violet, yang

merupakan indikasi glikogen bakteri; beliau menyimpulkan bahwa tubulus

penuh berisi bakteri. Dalam keraguan unutk melaporkan hasil observasinya,

Leber dan Rottenstein mengindikasikan bahwa jamur Leptothrix buccalis

konstan ditemukan dalam produksi karies. Observasi tersebut penting bagi

Miller untuk memahami kesulitan para peneliti lainnya, tetapi sedikit yang

menggunakan fermentasi bakteri dan penyebab karies. Pada akhir 1870,

Leber dan Rottenstein memperlihatkan adanya bakteri dalam tubulus yang

menyababkan karies dentin, memberikan pengaruh besar bagi profesi

kedokteran gigi. Milles dan Underwood dari London menggunakan teknik

Page 11: Sejarah Karies

Koch, untuk memverifikasi pekerjaan Leber dan Rottenstein. Serangkaian

eksperimen dengan flask steril memperlihatkan bahwa demineralisasi gigi

adalah karena asam yang disekresikan oleh bakteri. Meskipun demikian,

mereka tidak dapat menerima teori kimia karies dari demineralisasi asam

dentin pada situasi asepsis, karena menempatkan gigi di dalam flask yang

tertutup dengan asam malic dan mutyric dengan saliva manusia dalam air

daging dalam kondisi asepsis dan tidak terjadi karies, menemukan

demineralisasi yang seragam pada seluruh permukaan gigi, yang tidak

terjadi pada karies manusia yang timbul secara alami, yang diketahui lebih

terlokalisir.

7. Ilmu Pengetahuan Berlaku: Karies Tidak Lagi Merupakan Teka-

Teki

Pada laboratoriumnya di Berlin yang digunakannya bersama dengan

Robert Koch, Miller mengobservasi beberapa bakteri yang bisa mengubah

karbohidrat oleh ptyalin (amylase) dari gula yang difermentasikan menjadi

asam laktat. Miller mengutip pekerjaan Milles dan Underwood yang menulis

bahwa karies paling sering disebabkan oleh dekalsifikasi sebagai

konsekuensi asam yang disekresikan oleh bakteri rongga mulut. Eksperimen

Miller mendukung penelitian bahwa implikasi karies adalah karena daya

korosif asam laktat dari bakteri yang mendemineralisasi enamel dan dentin.

Sekilas, terlihat bahwa kegagalan Miller untuk mengenali hubungan

sebenarnya dari plak bakteri untuk karies dental yang terlokalisir mungkin

disebabkan oleh kurangnya pengalaman klinisnya dibandingkan dengan

Black.

Profesor Black menekankan hal penting dalam pembahasannya yang

bisa dikatkaan sebagai momen “eureka”nya. Beliau menulis di makalah

Formations of Poisons by Microorganisms pada tahun 1884, “Bahwa

fermentasi adalah hasil dari proses kehidupan dari beberapa bentuk

mikroorganisme sekarang telah dapat diterima dan tidak akan

dipertentangkan.” Beliau menyadari bahwa fermentasi adalah suatu proses

Page 12: Sejarah Karies

kimia dan bahwa sejumlah zat dapat dibentuk secara alami oleh “proses

murni”. Setelah membaca pulikasi dan penelitian Miller, Black menulis “apa

yang dinamakan fermentasi oleh suatu bahan yang dapat difermentasi

hanyalah suatu tahap pertama dalam fermentasi yang sebenarnya.” Hingga

saat itu, observasi Miller pada fermentasi dilakukan terutama meneliti agen

yang diproses (dentin) oleh asam laktat. Miller telah mempertanyakan hal-

hal tentang mikroorganisme dalam kerusakan “apa makanannya dan dalam

bentuk kimia apa makanan tersebut dikembalikan setelah memenuhi tuuan

tertentu organism.” Sekarang terlihat bahwa Black mampu menggabungkan

gambaran keseluruhan tentang penyebab karies pada manusia melalui data

penelitiannya dan dari peneliti lainnya.

8. Akhir yang menguraikan fenomena karies

Profesor Davis menulis dalam buku ajarnya “karies yang paling awal

adalah berwarna terang atau putih yang sifat hipersensitivitasnya sangat

tinggi. Sedangkan yang berwarna agak kuning dan coklat kurang sensitif dan

bahwa yang berwarna coklat gelap sampai hitam memperlihatkan bentuk

progresivitas yang lambat sangat kurang sensitif dibandingkan yang

normal.” Davis mengidentifikasikan dua level karies dentin – zona superisial

– berada di arah permukaan oral dan disebut dentin infected disebabkan

oleh kerja asam laktat dan protease dari bakteri tertentu yang membentuk

substrat lunak yang menyerupai kulit. Zona yang lebih dalam. Berada dekat

dengan pulpa, disebut dentin affected, sering dinyatakan sebagai karies

sekunder, terbentuk dari bakteri yang lebih sedikit dan dentin yang

terdemineralisasi.

Black menggunakan berbagai referensi yang menggambarkan

keilmiahan sifatnya. Jelas bahwa kedalaman bacaan, pemahaman,

pengetahuan dan pikirannya yang maju tentang penyebab karies pada

masanya melampaui banyak peneliti lainnya. Beliau memahami bahwa

Page 13: Sejarah Karies

disintegrasi karies selalu dimulai dari permukaan enamel gigi di dalam pit

atau berbagai struktur lain yang tidak rata dan bahwa asam dibentuk pada

titik di mana karies bermula. Pengalaman klinisnya memperlihatkan

kepadanya bahwa beberapa makanan tertentu dikaitkan dengan level karies

yang lebih tinggi. Dia memahami pentingnya bakteri memperoleh makanan

dari partikel makanan yang dikunyah dan memfermentasikannya menjadi

asam organik. Black melakukan beberapa observasi histologis pribadinya.

Penetrasi karies pada dentin terjadi dengan cara mengikuti tubulus menuju

pulpa; observasinya yang lebih luas memperlihatkan bahwa terbukanya

pulpa terjadi dengan perusakan dentin yang paling sedikit; “terbukanya

pulpa akan timbul… dapat dikatakan, semakin sempurna perkembangan,

semakin lengkap pula penetrasi yang terbatas pada arah tubulus.” Beliau

memperlihatkan bahwa perlunakan karies cenderung terjadi dalam tubulus

yang terisolasi, sedangkan perlunakan pada bagian dasar dentin dalam

asam mineral yang terlihat pada keseluruhannya; gambarannya sedikit

berbeda. Black juga mengobservasi bahwa invasi awal karies, diameter

internal tubulus menjadi semaikn besar dan dengan menggunakan

pewarnaan, beliau memperlihatkan bahwa tubulus berisi bakteri. Dalam hal

karies, laboratorium Black memperlihatkan bahwa enamel rod rusak pada

bagian tepi dan tidak di tengah. Artikelnya pada tahun 1884 merupakan

ikhtisar dari banyak penelitian sebelumnya, “Kerusakan gigi merupakan

penyakit yang spesifik, memiliki tanda-tanda yang spesifik, dan terbukti

berasal dari penyebab yang spesifik, karena hal ini belum sepenuhnya

diketahui. Walaupun tidak terdapat kerusakan tanpa adanya asam, di lain

pihak adanya asam tidak selalu berarti timbulnya kerusakan.” Penting untuk

menyadari bahwa J. Leon Williams, kolega dari G. V. Black juga

mengobservasi karies sebagai suatu fenomena in situ pada gigi yang

dikaitkan dengan lapisan “massa yang terasa tebal dari mikroorganisme

penbentuk asam” yang dengan kata lain dikenal sebagai plak.

Page 14: Sejarah Karies

9. Penyakit dengan dimensi yang kompleks: beberapa lapisan

karies dentin

Menggunakan berbagai teknik mikroskopik, Furrier mengilustrasikan

enam zona karies dentin: zona kaya bakteri, sedikit bakteri, pionir bakteri,

lapisan keruh, lapisan transparan dan lapisan reaksi vital. Meskipun

demikian, dari sudut pandang klinis, pembedaan taktil karies bervariasi dari

klinisi ke klinisi dalam hal perlunakannya. Masalah perbedaan karies

dipecahkan oleh Profesor Fusuyama dan Terachima, menggunakan

pewarnaan in vivo. Mereka memperlihatkan bahwa karies dentin yang

melunak terbentuk dari dua lapisan. Penelitian mereka memperlihatkan

bahwa zona karies infected yang terluar di bawah batas enamel-dentin

sangat banyak mengandung bakteri fakultatif dan anaerob yang

mensekresikan (1) asam organik yang mampu melarutkan kristal

hidroksiapatit, dan (2) protease yang mendegradasi kolagen dan protein

lainnya, menyebabkan terurainya kristal apatit, menyisakan substrat yang

tadinya solid untuk kolaps dengan sendirinya. Bagian luar infected karies ini

sepenuhnya mati, tanpa kemampuan untuk menunjukkan sensitivitas

terhadap stimulus taktil atau thermal dan secara fisiologis tidak mampu

mengadakan remineralisasi. Fakta ini membuat pembuangannya tidak

terasa sakit secara klinis dan tidak dibutuhkan anestesi. Karies dentin

affected yang lebih dalam secara umum memiliki ketebalan 1000 sampai

2500 µm dan secara umum mengandung hanya sedikit bakteri perintis.

Lapisan ini sedikit melunak karena asam organik melarutkan kristal kaya

mineral tanpa perusakan protein organik oleh protease. Zona karies yang

lebih dalam ini vital dengan kapasitas sensorik untuk merespon berbagai

stimulus. Sekali dokter gigi mencapai lapisan vital ini dengan instrumentasi

minimal, mereka menyadari bahwa untuk menghentikan instrumentasi

karena tubulus kompleks affected di bawahnya secara fisiologis mampu

melakukan remineralisasi dengan kristal yang mengisi lumen tubulus dentin

menjadi sklerotik. Hal yang penting adalah bahwa aplikasi prinsip ini telah

meningkat kepada penggunaan terapeutik pulp capping indirek dan

Page 15: Sejarah Karies

ekskavasi stepwise untuk mempertahankan pulpa vital secara konservasi

selama pembuangan karies klinis selama penutup “bakteriometrik” dapat

dipertahankan.

“Satu ons pencegahan sama berharganya dengan satu pound

pengobatan”. Hal ini dinyatakan oleh Benjamin Franklin (1706-1790) yang

berarti penting unutk menghindari masalah sejak awal, daripada mencoba

memperbaikinya ketika telah terjadi. Dalam literatur yang disampaikan di

depan mahasiswanya pada tahun 1886, G. V. Black menyatakan bahwa,

“Harinya pasti akan tiba, dan mungkin pada masa kalian nanti yang saat ini

berada di depan saya, ketika kita akan lebih sering melakukan tindakan

kedokteran gigi preventif daripada reparatif”. Kami bertanya-tanya apa yang

akan dipikirkan Black jika beliau menyadari bahwa banyak sekolah

kedokteran gigi di seluruh dunia pada saat ini masing mengajarkan

kurikulum yang berfokus pada restorasi; daripada serangkaian tindakan

pencegahan? Sejak 1970, profesi kita telah menyaksikan diproduksinya alat

pendeteksi karies, etsa asam, glass ionomer dan komposit yang terlihat lebih

sesuai untuk intervensi inimal daripada konsep extension for prevention

yang dikemukakan Black untuk penambalan dengan amalgam.

Penambahan fluoride ke dalam air minum terbukti efektif mengurangi

karies pada gigi manusia, penggunaan fluoride diketahui menyebabkan

pengurangan signifikan dalam karies melalui interaksi topikal dengan

permukaan enamel dan dentin sepanjang hidup. Tindakan lain

memperlihatkan pula bahwa perubahan atau pengurangan gula diet juga

berperan dalam penurunan karies yang besar dalam hewan eksperimen

serta manusia.

Menarik untuk berhenti sejenak dan mengingat penelitian dalam

bidang kedokteran gigi sejak pertengahan 1800. Sekali karies dketahui

terjadi pada permukaan luar gigi dan berlanjut ke dalam, dokter gigi menjadi

sangat dikenal di seluruh dunia. Setelah ilmu tentang karies bisa berbicara

banyak, ulat gigi menghilang dan terlupakan, peralatan dan teknologi baru

bermunculan sama cepatnya dengan mode pakaian dan digunakan dalam

Page 16: Sejarah Karies

laboratorium dokter gigi yang mencari jawaban tentang biologi gigi dan

karies.

Orang-orang Amerika yang layak diingat seperti Harris (1806–1860),

Black (1836–1915), Webb (1844–1883), Williams (1852–1932), dan Miller

(1853–1907), seluruhnya menjalani pengalaman masa kanak-kanak yang

sangat biasa. Mereka tidak dilahirkan dalam keluarga nigrat atau

terpandang, tetapi tumbuh dalam lingkungan pedesaan yang sederhana dan

belajar tentang kehidupan dengan menghabiskan waktu di alam. Sejarah

kebudayaan Amerika mencatat bahwa hampir setiap rumah memiliki buku

ajar yang terkenal pada masa itu, yaitu Comstock’s Philosophy, sebagai

bacaan keluarga dan diskusi kelompok setelah makan malam. Tiap individu

ini memiliki pengenalan terhadap kedokteran gigi yang sama dan belajar,

mereka menggunakan dana pribadi, tidak ada pihak dari pemerintahan yang

memberikan dana untuk penelitian mereka, mereka mencari jawaban atas

pertanyaan yang dihindari oleh kolega mereka yang lain dan

mempublikasikan penemuan mereka karena mereka ingin memastikan

bahwa ada ilmu pengetahuan baru bagi para kolega mereka yang lain di

seluruh dunia. Tidak ada tekanan akademis untuk publikasi hasil penelitian.

10. Tantangan yang masih tersisa

Ke mana kita harus bergerak dari sini? Terlihat bahwa banyak dari

informasi di atas, walaupun masih tersedia di literatur kedokteran gigi, tetap

sedikit terlupakan dalam pengajaran akademik tentang karies untuk

mahasiswa kedokteran gigi masa kini. Pengetahuan yang fundamental

tentang karies dan respons pulpa terhadap serangan bakteri ini tetap

merupakan khayalan bagi banyak dokter gigi dan pengajar masa kini. Sejak

tahun 1880, kita telah mempelajari bahwa bakteri adalah penyebab karies

sebagai suatu biofilm dinamis (plak dental) dan bahwa bakteri berperan

penting bagi penyakit pulpa. Prosedur dan peralatan restoratif telah

dikembangkan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan karies. Apakah

era kosmetik-restoratif masa kini telah mengecewakan kita? Apakah

Page 17: Sejarah Karies

mahasiswa masa kini mengintegrasikan informasi klinis dan ilmiah yang

tepat untuk penilaian tentang risiko karies, intervensi minimal pada

pembuangan karies, mempertahankan pulpa vital dan pencegahan total

karies dental pada gigi manusia? Terima kasih untuk rasa ingin tahu dan

penelitian awal oleh Harris, Webb, Black, Williams, Miller, dan peneliti lainnya

dari akhir 1880, masyarakat kedokteran gigi sekarang telah mengenali

penyebab karies.

Para penulis, sekali lagi, mengingatkan pembaca tentang tantangan

yang dialami Profesor G. V. Black dari tahun 1886, “Harinya pasti akan tiba,

dan mungkin pada masa kalian nanti yang saat ini berada di depan saya,

ketika kita akan lebih sering melakukan tindakan kedokteran gigi preventif

daripada reparatif”. Masa itu adalah Sekarang, sewaktu kita mengarungi

perjalanan waktu dari masa lalu ke masa depan. Komunitas ilmiah kita telah

membuat kemajuan luar biasa dalam biologi molekuler untuk pemahaman

lebih jauh tentang karies dental sebagai suatu fenomena biologis. Kita harus

mengintegrasikan penemuan saat ini dan dasar pengetahuan masa lalu ke

dalam praktik klinis. Marilah kita bersama tidak hanya mencegah karies di

semua tingkat, tetapi juga mempertahankan pulpa vital.

Waktu Peneliti Observasi

40.000 – 25.000

BC

22.000 BC

2.100 BC

1500 BC

Kerusakan dan kehilangan tulang terlihat pada rahang tengkorak era Paleolitikum

Kerusakan gigi dan kehilangan tulang pada rahang Cro-Magnon dari periode Paleolitikum memperlihatkan kebanyakan lesi berada di batas semento-enamel

Lempengan tanah liat dari Assyria menuliskan permohonan kepada Dewa Ea untuk meletakkan ulat gigi antara gigi dan rahang untuk menghancurkan darah dan kekuatan gigi.

Page 18: Sejarah Karies

460 – 377 BC

200 BC

62 AD

129-200/217 AD

1300-1368 AD

1525 AD

1684 AD

1700 AD

1700 AD

1728 AD

Hippocrates

Agatharchidas

Pliny the Elder

Galen of Pergamum

Guy de Chauliac

Ambroise Par´e

Antonie van Leeuwenhoek

Bondette and Jourdain

Antonie van Leeuwenhoek

Pierre Fauchard

Tulang-tulang pada Dinasti Shang memperlihatkan karakter yang menyebutkan ulat gigi yang menginvasi mulut dan gigi.

Bapak Kedokteran Yunani yang memiliki doktrin penyakit berdasarkan patologi humoral; tertahannya cairan jahat dalam gigi menimbulkan rasa sakit. Beliau membantah bahwa penyakit disebabkan oleh ilmu gaib atau mitologi.

Orang-orang dari Laut Merah menderita dan meninggal karena ulat-ulat kecil yang menggerogoti banyak jaringan tubuh.

Menulis bahwa temannya Pherercydes of Syros meninggal karena makhluk yang merayap dari mulut dan tubuhnya.

Ahli kesehatan Yunani yang percaya bahwa nutrisi yang buruk menyebabkan gigi yang lemah, tipis dan rapuh; akumulasi cairan internal yang merusak menyebabkan karies.

Mempercayai bahwa ulat memang ada dan berperan pada kerusakan gigi. Beliau menyarankan pengasapan dengan daun bawang, bawang Bombay dan Henbane untuk mengobati sakit gigi.Daya hidup internal dari dalam tubuh dan gigi menyebabkan kerusakan. Beliau membantah gagasan ulat gigi.

Mengobservasi banyak mikroorganisme yang berputar dari air liur yang dinamakannya animalcule

Mengistilahkan karies dengan gangren yang disebabkan inflamasi

Page 19: Sejarah Karies

1780 AD

1798 AD

1806 AD

1831 AD

1835 AD

1838 AD

1841 AD

1841 AD

1842 AD

1843 AD

1847 AD

1848 AD

John Hunter

T. Charles Hope

Joseph Fox

Thomas Bell

William Robertson

M. Rognard

D`esirabode

Levi Spear Parmly

Leonard K¨oecker

A.Wescott and J.W.

Dalyrymple

Justis von Liebig

John Tomes

jaringan dan kematian tulang di sekitar leher gigi

Menulis kepada Royal London Society bahwa beliau mengeluarkan ulat gigi hidup dari gigi istrinya yang rusak, melihat bahwa ulat tersebut sama dengan ulat keju yang ditemukan di toko keju

Dinyatakan sebagai Bapak Kedokteran Gigi Modern, membantah teori ulat gigi dan menganggap karies gigi disebabkan oleh tumor dari serat-serat osseous

Lebih menyukai istilah mortifikasi daripada karies dan meyakini bahwa sumber kerusakan adalah karena ketidakseimbangan gaya internal yang menyebabkan inflamasi dan penyakit pulpa.

Meyakini bahwa karies disebabkan oleh tekanan dari luar dan membantah teori inflamasi internal

Lebih menyukai istilah karies. Beliau meyakini bahwa inflamasi gigi terjadi karena injuri internal pada membran pelapis sepanjang dinding pulpa-dentin

Meyakini bahwa karies memiliki komponen herediter

Karies terjadi karena disintegrasi kimia di bagian luar gigi, beliau membantah faktor internal.

Meyakini bahwa karies dimulai dari pit dan fisur mahkota di luar gigi.

Memperkenalkan tujuh tahap

kerusakan gigi

Orang pertama yang menganjurkan kebersihan mulut kepada pasien

Meyakini bahwa karies gigi

Page 20: Sejarah Karies

1855 AD

1861 AD

1878 AD

1879 AD

1881 AD

1884 AD

1890 AD

1897 AD

1923 AD

1940 AD

1954 AD

1955 AD

Chapin A. Harris

Louis Pasteur

T. Leber and J.W.

Rottenstein

Frank Abbott

G. A. Milles and A. S. Underwood

Greene Vardiman Black

Willoughby D. Miller

John LeonWilliams

W. Clyde Davis

R. M. Stephan

B. E. Gustafsson

Frank J. Orland

disebabkan oleh inflamasi internal dari perubahan temperatur yang tiba-tiba

Dokter dari Inggris yang mayakini bahwa kerusakan gigi disebabkan oleh tekanan dari luar lingkungan rongga mulut

Menjelaskan fermentasi sebagai suatu proses kimia

Meyakini bahwa karies insipien menyebabkan disintegrasi internal menyebabkan hipersensitivitas gigi

Tokoh pendidik Amerika yang meyakini bahwa karies disebabkan faktor eksternal lingkungan rongga mulut

Memperlihatkan bahwa fermentasi adalah “proses vital” yang membutuhkan organisme

Meyakini bahwa karies disebabkan oleh fermentasi bakteri pada debris makanan dan cairan rongga mulut yang mengakibatkan adanya bakteri di tubulus dentin

Meyakini bahwa karies disebabkan proses kimiawi yang melarutkan mineral gigi, diikui oleh pembentukan dan penyusunan massa protoplasma yang seperti gelatin

Karies paling cenderung disebabkan karena demineralisasi oleh asam organik yang dihasilkan bakteri

Orang pertama yang menyusun teka-teki karies yang melibatkan debris makanan, debris yang menyerupai gelatin dan asam, yang menyebababkan demineralisasi, menimbulkan lesi karies awal

Karies disebabkan aktivitas korosif

Page 21: Sejarah Karies

1960 AD

1965 AD

1972 AD

1975 AD

1978 AD

1980 AD

1981 AD

1986 AD

1994 AD

1998 AD

2004 AD

Ron Fitzgerald and Paul Keyes

Sam Kakehashi

Takao Fusayama and S. Terachima

A. Scheinin and K. K. Makinen

Maury Massler

Theodore Koulourides

Martin Br¨annstr¨om

Walter J. Loesche

Philip D. Marsh

Eva. J. Mertz-Fairhurst et al.

dari asam laktat bakteri yang menyebabkan lesi enamel

Gigi manusia yang mengalami kerusakan memperlihatkan massa yang terasa padat dari mikroorganisme pembentuk asam, plak dental yang menggunakan pengaruhnya pada jaringan yang mengeras.

Mengidentifikasi zona karies superfisial dengan banyak bakteri dan zona karies yang lebih dalam dengan bakteri yang lebih sedikit serta demineralisasi

Perubahan in situ pada pH biofilm plak dental dengan adanya gula

Frekuensi konsumsi gula oleh anak-anak di lembaga tertentu (Vipeholm) berhubungan dengan pengalaman karies

Memperlihatkan bahwa karies tidak terjadi pada tikus yang bebas kuman

Memperlihatkan peranan dari streptokokus spesifik dalam proses karies menjadikan karies suatu penyakit yang infeksius dan menular

Memperlihatkan bahwa bakteri penting dalam inflamasi pulpa atau nekrosis menggunakan hewan bebas kuman

Memperlihatkan beda antara dua lapisan karies dentin dengan pewarnaan biologis yang memberikan differensiasi visual yang sangat jelas pada lapisan infected dan affected

Penelitian Turku mengindikasikan penggantian gula dengan xylitol menurunkan pengalaman karies

Memperlihatkan kepentingan klinis bagi dokter gigi untuk membedakan

Page 22: Sejarah Karies

2009 ADEdwina A. M. Kidd

Eric C. Reynolds

bagian luar karies dentin infected yang aktif dari karies dentin arrested pada daerah yang lebih dalam

Konsolidasi lesi dengan remineralisasi dan pengerasan kembali enamel dalam larutan pengkalsifikasi mengandung fluoride

Kebocoran mikro bakteri ke dalam dentin dan pulpa menyebabkan kerusakan rekuren inflamasi pulpa dan nekrosis

Mengembangkan “hipotesis plak spesifik” yang menyatakan bahwa karies merupakan infeksi bakteri asidogenik yang disebabkan oleh spesies Sreptococcus mutans dan Lactobacillus

Mengembangkan “hipotesis plak ekologis” untuk menjelaskan hubungan dinamis antara gabungan biofilm plak di mana pH yang rendah dipilih untuk pertumbuhan mikroorganisme kariogenik

Hasil penelitian klinis selama 10 tahun pada lesi karies dengan dentin yang ditutup memperlihatkan lesi arrested dengan atau tanpa kegagalan pulpa dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan kelompok dengan pembuangan karies konvensional

Aktivitas metabolisme dalam biofilm plak manusia adalah faktor penentu yang penting di luar tiap kehilangan mineral dari gigi atau permukaan kavitas dan menyebabkan inflamasi pulpa

Menyimpulkan bahwa remineralisasi berdasarkan teknologi kalsium fosfat memperlihatkan perawatan penunjang yang menjanjikan bagi terapi fluoride dalam

Page 23: Sejarah Karies

penatalaksanaan karies dini.