Sejarah Jalan Rel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sejarah Jalan Rel

Citation preview

Tugas Perencanaan Jalan Rel

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN JALAN REL

Jalan rel kereta api (UK: Railway Tracks, US: Railroad Tracks) atau biasa disebut dengan rel kereta api,merupakan prasarana utama dalam perkeretaapian dan menjadi ciri khas moda transportasi kereta api.Ya, karena rangkaian kereta api hanya dapat melintas di atas jalan yang dibuat secara khusus untuknya,yakni rel kereta api. Rel inilah yang memandu rangkaian kereta api bergerak dari satu tempat ke tempatyang lain.Dalam pengamatan secara awam, kita melihat rel sebagai jalan untuk lewat kereta api yang terdiri atassepasang batang rel berbahan besi baja yang disusun secara paralel dengan jarak yang konstan (tetap) antara kedua sisinya. Batang rel tersebut ditambat (dikaitkan) pada bantalan yang disusun secaramelintang terhadap batang rel dengan jarak yang rapat, untuk menjaga agar rel tidak bergeser atau renggang1. Sejarah Jalan Rel di Dunia

Perkembangan transportasi kereta api menggunakan jalan rel bermula dari dikembangkannya usaha untuk meningkatkan pelayanan transportasi yang meliputi antara lain kuantitas pengangkutan, kecepatan perjalanan, dan keawetan sarana prasarananya. Awal mula terciptanya jalan rel bisa dikatakan bermula di Inggris pada tahun 1630, yaitu dengan adanya pengangkutan batu bara. Hasil penambangan batu bara semula diangkut dengan kereta yang ditarik kuda. Terdapat dua masalah berkaitan dengan penggunaan kereta yang ditarik kuda ini, yaitu:a. jalan yang dilalui cepat rusakb. kapasitas angkut rendah

Jalan rel pertama kali digunakan untuk pengangkutan batu bara

Namun sebenarnya kegunaan rel sudah ada sejak tahun 2000 SM, diduga penemuan sifat menguntungkan dari rel berasal dari pengalaman waktu menarik dan mendorong gerobak yang beroda maupun yang tidak beroda, ketika musim hujan, jalan tanah yang dilalui ketika mendorong gerobak yang beroda akan ambles dan membentuk cekungan, sehingga susah unutk dilalui, setelah dilalui beberapa kali daerah cekungan yang basah lama lama mengeras sehingga mudah untuk dilalui roda. prinsip inilah yang digunakan untuk penemuan jalan kereta.Pada abad ke 18 angkutan batu bara menggunakan jalan dari papan kayu yang dikenal dengan wagonway,

Wagonway

Penggunaan papan kayu ini menunjukkan kelebihan ketika waktu hujan jalan roda diatas papan kayu bisa tetap berjalan. Setelah besi digunakan sebagai kebutuhan, para ahli teknik mulai berfikir untuk membuat jalan kayu menjadi lebih tahan lama, maka roda dilapisi dengan lapisan besi tipis, demikian pula jalan kayu juga dilapisi besi dengan diberi peninggian pada sisi-sisinya.Setelah ditemukan proses pembuatan besi secara efektif, dapat dihasilkan rel sebagai pengganti jalan kayu. Rel dibuat dari besi tuang dengan lekukan yang diharapkan dapat mengendalikan arah pergerakan roda. Jalan dengan menggunakan bahan ini disebut "Plateway". Setelah besi ditemukan maka dibuat roda yang lebih tahan lama dan melapisi permukaan roda yang bersinggungan dengan jalan menggunakan lapisan besi tipis. Selain itu besi juga digunakan untuk melapisi permukaan jalan kayu. Tahun 1767, von Reynolds melapisi lapisan kayu dengan besi cor di atasnya dengan peninggian pada sisi-sisinya.

Plate Way

Pada tahun 1782 Von Jessop menggunakan rel dari besi cor berbentuk jamur, perubahan bentuk rel dari bentuk kanal ke bentuk jamur ini sejalan dengan dibuatnya roda yang dilengkapi Flens. Karena rel yang terbuat dari besi tuang sering patah terutama pada bagian tengah diantara tumpuan, maka dibuatlah rel yang diperkuat bagian tengah terutama bagian tumpuan, sehingga rel berbentuk seperti perut ikan.Pada tahun 1820 rel baja yang ditempa dengan kekuatan tarik yang lebih baik mulai digunakan. sehingga rel dapat menjadi lebih panjang dan bentuk seperti perut ikan tidak digunakan lagi. Sehingga sambungan rel pun menjadi berkurang.

Dengan kemampuan membuat roda dengan flens ini, ada 2 kemungkinan meletakkan flens roda, disisi luar atau di sisi dalam roda? jika diletakkan disisi luar roda akan kesulitan bergerak, sehingga cara yang paling baik meletakkan flens disisi dalam roda.

Railways

Tapi jika roda yang silindris diberi flens disisi dalamnya, maka pada saat bergerak roda akan selalu menyentuh rel pada salah satu sisi dan terjadi gesekan terus menerus antara sisi dalam rel dengan flens roda. maka untuk mengatasi masalah ini roda dibuat mengerucut pada sisi luar roda yang diberi flens.

Roda silindris diberi flens

Teknologi rel dengan kaki lebar mulai digunakan pada tahun 1839. yang pertama mengembangkan rel jenis ini adalah Orang amerika bernama steven. Pada awal abad XIX kereta di atas rel mulai ditarik oleh kendaraan yang dijalankan dengan mesin (lokomotif) uap. pada masa-masa tersebut jalan rel mulai pula dibangun di beberapa negara, seperti Perancis, Jerman, Belgia, Belanda, Rusia, Austria, Indonesia (lihat Sejarah Kereta Api Indonesia). Perkembangan kereta api baik sarana maupun prasarananya terus berjalan. Pengembangan dalam hal kecepatan, pelayanan, keselamatan, efisensi, dan kenyamanan terus pula dilakukan, hal ini seiring pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lokomotif diesel-listrik mulai digunakan di New Jersey tahun 1925, kereta diesel-listrik untuk penumpang bentuk streamline mulai meluncur di Amerika tahun 1934.Perkembangan terus berjalan termasuk dalam rancang bangun, teknologi komunikasi dan informasi, dan teknologi bahan. Hal ini membawa pula perkembangan sarana dan prasarana kereta api, misalnya kereta api super cepat, kereta api monorail (dengan satu rel), kereta api levitasi magnetik (maglev), kereta api pengangkut berat. Begitu pula perkembangan dalam teknologi penggeraknya, misalnya lokomotif diesel, diesel-listrik dan penggerak listrik. Teknologi persinyalan juga berkembang sehingga tidak hanya digunakan sinyal mekanis tetapi juga sinyal elektris.

2. Sejarah Jalan Rel di IndonesiaDapat dikatakan bahwa secara de-facto hadirnya kerata api di Indonesia ialah dengan dibangunnya jalan rel sepanjang 26 km pada lintas Kemijen-Tanggung yang dibangun oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Pembangunan jalan rel tersebut dimulai dengan penyangkulan pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal Belanda Mr. L.A.J. Baron Sloet Van De Beele pada hari Jumat tanggal 17 Juni 1864. Jalur kereta api lintas Kemijen-Tanggung mulai dibuka untuk umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Sedangkan landasan de-jure pembangunan jalan rel di jawa ialah disetujuinya undang-undang pembangunan jalan rel oleh pemerintah Hindia Belanda tanggal 6 April 1875.Dengan telah adanya undang-undang pembangunan jalan rel yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan dengan berhasilnya operasi kereta api lintas Kemijen-Temanggung (yang kemudian pembangunannya diteruskan hingga ke Solo), pembangunan jalan rel dilakukan di beberapa tempat bahkan hingga di luar Jawa, yaitu di Sumatera dan Sulawesi.Namun sejarah jalan rel di Indonesia mencatat adanya masa yang memprihatinkan yaitu pada masa pendudukan Jepang. Beberapa jalan rel di pulau Sumatera dan pulau Sulawesi serta sebagian lintas cabang di pulau Jawa dibongkar untuk diangkut dan dipasang di Burma (Myanmar). Bahkan pemindahan jalan rel ini juga disertai dengan dialihkannya sejumlah tenaga kereta api Indonesia ke Myanmar. Akibat tindakan Jepang tersebut ialah berkurangnya jaringan jalan rel di Indonesia. Data tahun 1999 memberikan informasi bahwa panjang jalan rel di Indonesia ialah 4615,918 km, terdiri atas Lintas Raya 4292,322 km dan Lintas Cabang 323,596.Dalam masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia peran kereta api sangatlah besar. Sejarah mencatat peran kereta api dalam distribusi logistik untuk keperluan perjuangan dari Ciporoyom (Bandung) ke pedalaman Jawa Tengah, mobilisasi prajurit pejuang di wilayah Jogjakarta-Magelang-Ambarawa. Hijrahnya pemerintahan republik Indonesia dari Jakarta ke Jogjakarta tahun 1946 tidak lepas pula dari peran kereta api. Tanggal 3 Januari 1946 rombongan Presiden Soekarno berhasil meninggalkan Jakarta menggunakan kereta api, tiba di Jogjakarta tanggal 4 Januari 1946 pukul 09.00 disambut oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia mencatat pengambilalihan kekuasaan perkereta-apian dari pihak Jepang oleh Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) pada peristiwa bersejarah tanggal 28 September 1945. Pengelolaan kereta api di Indonesia telah ditangani oleh institusi yang dalam sejarahnya telah mengalami beberapa kali perubahan. Institusi pengelolaan dimulai dengan nasionalisasi seluruh perkereta-apian oleh Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI), yang kemudian namanya dipersingkat dengan Djawatan Kereta Api (DKA), hingga tahun 1950. Institusi tersebut berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) pada tahun 1963 dengan PP. No. 22 tahun 1963, kemudian dengan PP. No. 61 tahun 1971 berubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Perubahan kembali terjadi pada tahun 1990 dengan PP. No. 57 tahun 1990 status perusahaan jawatan diubah menjadi perusahaan umum sehingga PJKA berubah menjadi Perusahaan Umum Kerata Api (Perumka). Perubahan besar terjadi pada tahun 1998, yaitu perubahan status dari Perusahaan Umum Kereta Api menjadi PT Kereta Api (persero), berdasarkan PP. No. 19 tahun 1998.Perkembangan dalam dunia kereta api di Indonesia terus berlangsung, begitu pula dengan teknologinya. Tanggal 31 Juli 1995 diluncurkan KA Argo Bromo (dikenal juga sebagai KA JS 950) Jakarta-Surabaya dan KA Argo Gede (JB 250) Jakarta-Bandung. Peluncuran kedua kereta api tersebut mendandai apresiasi perkembangan teknologi kereta api di Indonesia dan sekaligus banyak dikenal sebagai embrio teknologi nasional. Saat ini selain kedua KA Argo tersebut di atas, telah beroperasi pula KA Argo Lawu, KA Argo Dwipangga, KA Argo Wilis, KA Argo Muria.Kemampuan dalam teknologi perkereta-apian di Indonesia juga terus berkembang baik dalam prasarana jalan rel maupun sarana kereta apinya. Dalam rancang bangun, peningkatan dan perawatan kereta api, perkembangan kemampuan tersebut dapat dilihat di PT. Inka (Industri kereta Api) di Madiun, dan balai Yasa yang terdapat di beberapa daerah.Jalan Rel pertama di Indonesia dibangun oleh perusahaan swasta Belanda bernama NIS (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij) yaitu dimulai dari Semarang menuju ke arah solo dan Jogjakarta, bagian pertama dari pembangunan jalur tersebut diresmikan pada tanggal 10 agustus 1867 yang menghubungkan Semarang dan desa Tanggung sepanjang 25 kilometer dengan lebar spoor 1435 mm, dan pembangunan sesuai rencana hingga Yogyakarta akhirnya dapat diselesaikan pada 10 Juni 1872.Stasiun Tuntang

Stasiun TawangYang menjadi sasaran utama dari pembangunan jalur kereta api ini adalah hasil perkebunan disekitar solo dan Yogyakarta yang akan diangkut ke pelabuhan di Semarang, Tapi selain kepentingan bisnis tersebut, tampaknya pemerintah juga menyisipkan kepentingannya dalam pembangunan jalur kereta ini, seperti dengan membuat jalur menyimpang ke arah AMBARAWA yang pada waktu itu merupakan lokasi benteng Belanda, dikarenakan wilayah Ambarawa merupakan daerah perbukitan, maka dalam pembangunannya, jalur di Ambarawa ini menggunakan rel bergigi karena harus melalui tanjakan yang curam.

Jalur kereta ambarawaLebar Spoor 1067Untuk wilayah daerah barat Jawa, jalur kereta api dari Bogor ke Jakarta di bangun oleh NIS pada tahun 1871 s.d 1873 sepanjang 66 km. Jalur ini sudah menggunakan lebar spoor 1067, dan pada tanggal 1 November 1913 jalur ini di ambil alih oleh SS Perusahaan Milik Pemerintah Belanda, Pemerintah belanda melalui perusahaan jalan rel SS memulai pembangunan jalan rel di Jawa diantaranya:1. Jalur Bogor - Cicurug sepanjang 27 Km diresmikan 5 Oktober 1881 2. Kemudian diteruskan ke arah Sukabumi dan terus kearah timur melewati bandung, dan tersambung sampai Yogyakarta pada 1 November 1894.3. Jalur Surabaya - Pasuruan diresmikan pada 16 Mei 1878, dan diteruskan sampai solo pada 24 mei 1884

Peresmian terowongan Saksaat jalur Sukabumi-bandung

Karena jalur Solo - Yogyakarta sudah ada jalan rel NIS dengan lebar 1435 mm, pada mulanya SS tidak membangun jalan dari Solo-Jogja. Penumpang kereta api SS dari Jakarta berhenti di stasiun JOgja dan berganti kereta NIS menuju Solo, kemudian melanjutkan lagi perjalanan sampai Surabaya. Untuk menghindari penumpang berpindah kereta maka SS memasang rel ketida dan mulai digunakan pada 1 Mei 1929, mulai saat itu kereta api SS dan NIS dapat melewati jalur Jogja - Solo.

Pada jaman pendudukan jepang, untuk keperluan perang di negara lain, salah satu rel ketiga pada jalur Solo-Jogja di bongkar dan lebar spoor di ubah menjadi 1067mm, demikian pula jalur Semarang - Solo juga diubah menjadi 1067 mm.Hampir seluruh jalan rel (baik jalan rel yang aktif maupun tidak aktif) di Indonesia saat ini merupakan aset yang bernilai sejarah sehingga menjadi salah satu fasilitas publik dan aset bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan.IkonLintas HeritageDeskripsiPerusahaan

Bogor - Sukabumi - BandungJalur pertama dari Jakarta ke Bandung, yg dibangun 1881-1884. Terdapat terowongan yang pertama kali dibangun yaitu terowongan Lampegan yang memiliki panjang 686 meter. 90% stasiun masih original eks SS. Panorama bernuansa pegunungan dan pedesaan. Jarak:140 kmSS (Staatsspoorwegen)

Cikampek - Purwakarta - BandungJalur kedua dari Jakarta ke Bandung, yang dibangun tahun 1902-1906 oleh SS. Terdapat terowongan Sasaksaat yang memiliki panjang 950 meter. Terdapat 400 lebih jembatan, yang terkenal yaitu Cikubang, Cirangrang, Cisomang dan Ciganea. Panorama bernuansa pegunungan. Panjang jalur: 75 kmSS (Staatsspoorwegen)

Bandung - BanjarJalur ini dibangun untuk menghubungkan kota Yogyakarta dan kota Bandung, dibangun 1884-1894 oleh SS. Terdapat jalur menawan di daerah Leles - Lebakjero. Jalur ini naik-turun, curam dan berkelak-kelok. Terdapat jembatan Cirahong, jembatan ini memiliki keunikan yaitu satu jembatan dapat dilalui mobil/motor dan kereta api tanpa saling menghalangi). Panorama bernuansa pegunungan. Panjang jalur: 157 kmSS (Staatsspoorwegen)

Tuntang - Ambarawa - BedonoJalur ini dibangun oleh NIS untuk kepentingan mobilisasi militer Belanda dari Semarang ke Ambarawa. Jalur ini diresmikan 1873. Terdapat rel bergerigi pada rute Jambu - Bedono dan Bedono - Gemawang. Saat ini jalur cabang tidak terkoneksi dengan jalur utama kereta api (Semarang - Solo). Kawasan Stasiun Ambarawa sudah menjadi landmark kabupaten Semarang. Panjang jalur: 14.5 Km.NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg maatschappij)

Purwokerto - Purwokerto TimurJalur eks SDS yang tersisa dan terkoneksi dengan jalur utama kereta api (Yogyakarta-Purwokerto) di stasiun Purwokerto. Jalur ini merupakan bagian dari jalur kereta api rute Purwokerto - Wonosobo sepanjang 92,1 km. Jalur milik SDS (Maos-Purwokerto-Wonosobo) mulai dibangun tahun 1893. Saat itu dibangun untuk mengangkut hasil bumi dari Wonosobo ke Cilacap. sempat digunakan sebagai angkutan Pupuk Sriwijaya dan Sement dari Cilacap ke Purwokerto Timur, namun hanya aktif sampai dengan 1985. Panjang jalur: 5 kmSDS (Serajoedal Stoomtram Maatschappij)

Page 12