18
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN DAN METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI Sejarah dan Perkembangan Industri Konstruksi dari Zaman Purba sampai Sekarang DIKERJAKAN OLEH : ZISA SRI DWIPA (104 1211 071) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2015

Sejarah Dan Perkembangan Industri Konstruksi Dari Zaman Purba Sampai Sekarang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Konstruksi

Citation preview

TUGAS MATA KULIAHMANAJEMEN DAN METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSISejarah dan Perkembangan Industri Konstruksi dari Zaman Purba sampai

Sekarang

DIKERJAKAN OLEH :ZISA SRI DWIPA(104 1211 071)

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG2015

Konstruksi pada zaman purba sangatlah berbeda dengan masa sekarang, perkembangan

konstruksi sangatlah bergantung pada pengetahuan yang dimiliki pada saat itu, semakin tinggi

ilmu pengetahuan maka semakin rumit dan kompleks kontruksi yang dibangun, hal ini tidak

lepas dari aspek kebutuhan manusia yang semakin meningkat, kebutuhan akan berbagai hal yang

mendorong semakin berkembangnya ilmu pengetahuan tentang konstruksi, mulai dari kebutuhan

akan tempat tinggal, tempat peribadatan, akses dari suatu daerah ke daerah lain, tempat-tempat

umum, kebutuhan akan air dan lain sebagainya.

ZAMAN PURBA

Pada zaman purba, kebanyakan konstruksinya berasal dari bahan bahan yang mudah

ditemui, dan perlakuan terhadap bahan baku itu sangat sederhana, contoh bahan bakunya adalah

batu dan kayu. Kurangnya pengetahuan manusia mengenai konstruksi pada saat itu

menyebabkan konstrusi yang dibuat sangatlah sederhana, misalnya rumah-rumah penduduk

memanfaatkan gua-gua alam dan rumah kayu yang sederhana. Salah satu peninggalan di bidang

konstruksi yang masih dapat terihat adalah Stonehenge di Britania Raya, pada konstruksi

bangunan ini terlihat sangat sederhana, hanya seperti batu yang ditumpuk, namun hebatnya

masih bisa bertahan.

ZAMAN PERUNGGU DAN SESUDAHNYA

Pada zaman perunggu seiring dengan penemuan logam-logam dan perkembangan

informasi di berbagai bidang. Terdapat beberapa peningkatan pengetahuan dan pemanfaatan

bahan bahan di bidang konstrusi seperti di Moenjo-Daro, Moenjo-Daro merupakan sebuah kota

besar yang indah, terbuat dari bata merah dengan barang-barang temuan lain yang

mencerminkan kemakmuran, kecerdasan dan disiplin suatu bangsa yang berkembang di lembah

Sungai Indus di India (2500 SM). Piramida Gizeh dari Mesir yang dibangun sekitar 2500 SM

dibuat dari batuan granit merupakan bangunan dengan bentuk geometri yang sederhana di tepi

Sungai Nil. Banjir Sungai Nil di wilayah delta memberi makna kepada ritme kehidupan di

wilayah itu. Bukit buatan yang didirikan manusia pada waktu itu (2250 SM) di dataran Ur,

berupa bukit buatan berundak setinggi lebih kurang 30 meter, dibuat dari batu bata di bagian

luarnya dan lempung pada intinya, bukit tersebut berfungsi sebagai tempat upacara pemujaan.

Setelah zaman perunggu, Babylonia kemudian muncul dengan indahnya setelah Ur. Di

Nippur, di dataran Sungai Eufrat dan Sungai Tigris ditemukan pada lempengan keramik tanah

menggambarkan sebuah rencana kota tertua (1500 SM). Perubahan-perubahan aliran sungai

Eufrat dilaksanakan, pembuatan bendungan di bagian hulu dikerjakan pada abad ke-7 SM.

Lanskap berubah oleh campur tangan manusia, pembangunan Menara Babel yang terkenal dan

juga Taman Tergantung terjadi antara tahun 604 dan 562 SM. Percepatan perubahan budaya

dipicu oleh pesatnya perkembangan falsafah manusia terhadap lingkungannya dan tumbuhnya

ilmu pengetahuan yang diprakarsai oleh Socrates dan kawan-kawan.

Pada zaman kerajaan ini, beberapa bangunan dibangun sebagai pertanda hebatnya

kekuasaan kerajaan tersebut seperti pembangunan kota-kota yang megah, istana-istana yang

hebat, kastil-kastil yang mewah maupun Tembok Besar China, yang kesemua konstruksi

bangunan tersebut menakan waktu yang lama dikarenakan kurangnya efisiensi dalam

pengerjaanya.

Perkembangan peradaban yang digambarkan di atas yang bergerak dari masa berburu

hingga pertanian, telah menutup masa silam manusia untuk berpindah dari masa tenaga otot ke

tenaga lain. Selama perkembangan masa lalu itu telah terjadi perubahan pada permukaan bumi

oleh manusia. Hutan dibabat, bukit dipapras, dan pemandangan berubah dari pemandangan alam

ke pemandangan buatan manusia.

Pada masa ini juga kekaisaran Romawi menghasilkan beberapa inovasi-inovasi dalam

bidang konstruksi. Bangsa Romawi adalah arsitek luar biasa yang menghasilkan kemajuan

teknologi, budaya dan arsitektur yang tiada bandingnya selama berabad-abad, beberapa

inovasinya bahkan masih dipergunakan sampai saat ini.

Perkembangan masyarakat pada saat ini di Romawi mengakibatkan kebutuhan akan air

menjadi bertambah besar, sehingga dibutuhkan suatu sistem yang dapat mempermudah

masyarakat Romawi dalam mendapatkan air berseih yang menjadi kebutuhan utama manusia

dalam melangsungkan kehidupanya. Bangsa Romawi menikmati banyak fasilitas, termasuk toilet

umum, sistem pembuangan limbah bawah tanah, air mancur dan pemandian umum. Tak satu pun

dari inovasi air tersebut akan mungkin terjadi tanpa saluran air. Bangsa Romawi pertama kali

mengembangkan saluran air sekitar 312 SM. Keajaiban rekayasa ini menggunakan gaya berat

untuk mengangkut air di sepanjang batu, timah dan pipa beton. Ratusan saluran air bermunculan

di seluruh kekaisaran, beberapa di antaranya mengangkut air sejauh 60 mil. Sebagian bahkan

masih digunakan sampai hari ini. Trevi Fountain atau Aqua Virgo, misalnya, merupakan salah

satu dari 11 saluran air peninggalan Romawi Kuno yang masih berfungsi.

Akuaduk Romawi, dengan deretan tiang berbentuk gapura yang menjulang megah hingga

mencapai kaki langit itu sebenarnya berada di bawah tanah. Sekitar 20% dari deretan tiang

tersebut membentuk jembatan air. Rancangan ekonomis ini tidak hanya melindungi akuaduk

terhindar dari erosi, namun juga untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan sekitar dan

lahan penduduk. Seperti, Aqua Marisa yang selesai dibangun pada tahun 140 SM. Panjangnya

sekitar 90 Km, tapi bagian yang berbentuk jembatan air hanya 11 Km.

Pada saat membangun akuaduk, sebelumnya para insinyur menilai mutu sumber airnya

dengan memeriksa kejernihan, kecepatan aliran, dan rasanya. Selain itu, mereka juga

memperhatikan kondisi fisik penduduk sekitar yang mengkonsumsi air tersebut. Pembangunan

akuaduk memakan waktu bertahun-tahun dan menjadi proyek yang mahal, apalagi jika ditambah

dengan pembangunan jembatan air.

Salah satu kesuksesan Romawi adalah penemuan beton yang membuat semakin pesatnya

perkembangan di bidang konstruksi. Beton dimanfaatkan sebagai bahan pembuat bangunan-

bangunan yang hebat di Romawi. Banyak struktur Romawi Kuno seperti Pantheon, Colosseum

dan Forum yang masih berdiri kokoh. Kekokohan bangunan-bangunan itu tak lepas dari

pengembangan semen dan beton oleh bangsa Romawi Kuno. Mereka telah menggunakan beton

lebih dari 2.100 tahun yang lalu dan digunakan di seluruh Mediterania untuk membangun saluran

air, jembatan, monument, bangunan-bangunan lainnya. Memang, beton Romawi Kuno tak bisa

dibandingkan dengan beton modern, tetapi telah terbukti sangat awet berkat resep unik yang

menggunakan kapur dan abu vulkanik yang dikenal sebagai pozzolana. Dikombinasikan dengan

batuan vulkanik yang disebut tufa, semen kuno tersebut mampu membentuk beton yang bisa

bertahan dari pembusukan kimia.

Sebagai negara kekaisaran yang besar di dunia saat itu, jalan merupakan hal yang penting

untuk memperlancar roda pemerintahannya. Hal ini karena pada puncak kekuasannya, wilayah

Kekaisaran Romawi mencakup hampir 1.7 juta mil persegi, termasuk sebagian besar Eropa

bagian selatan. Untuk memastikan administrasi yang efektif di wilayahnya yang begitu luas,

bangsa Romawi membangun sistem jalan yang paling canggih di dunia kuno yang pernah dilihat.

Banyak jalan peninggalan Romawi yang masih digunakan sampai sekarang. Dengan

menggunakan kombinasi kotoran, kerikil dan batu bata yang terbuat dari granit atau lava

vulkanik yang mengeras, insinyur-insinyur Romawi menganut standar yang ketat ketika

merancang jalan raya di mana jalan-jalan itu dibuat sedemikian rupa untuk memungkinkan

drainase air. Bangsa Romawi membangun jalan sepanjang lebih dari 50.000 mil selama 200 SM,

terutama dalam rangka kampanye militer. Jalan raya memungkinkan legiun Romawi untuk

melakukan perjalanan sejauh 25 mil per hari. Dengan jalan raya pula jaringan pos

menyampaikan pesan dan mekakukan kegiatan intelijensi secara cepat. Jalan-jalan tersebut pun

dikelola dengan cara yang sama seperti jalan raya modern: ada batu penanda dan tanda-tanda

informasi bagi wisatawan, sementara tentara bertindak sebagai patroli jalan raya.

Arsitektur konstruksi di Romawi kebanyakan menggunakan konstruksi seperti

pelengkung. Pelengkung telah ada selama sekitar 4.000 tahun, tapi orang-orang Romawi

Kunolah yang pertama kali menggunakannya dalam pembangunan jembatan, monumen dan

bangunan lain. Desain cerdik pelengkung memungkinkan berat bangunan akan merata sehingga

dapat mencegah struktur bagian Romawi yang besar, seperti Colosseum, dari keruntuhan.

Insinyur-insinyur Romawi memperbaharuinya dengan meratakan bentuknya dan menciptakan

apa yang dikenal sebagai lengkungan segmental, mengulanginya pada berbagai interval untuk

membangun dukungan kuat yang bisa menjangkau jarak yang lebar bila digunakan dalam

pembangunan jembatan dan saluran air. Seiring dengan munculnya kolone, kubah dan langit-

langit berkubah, pelengkung menjadi salah satu karakteristik yang mendefinisikan gaya

arsitektur Romawi.

Tidak dapat dipungkiri kehebatan konstruksi di Romawi menjadi salah satu

perkembangan konstruksi yang tidak akan lekang oleh zaman.

Dari zaman awal sampai saat ini, walaupun sudah ada beberapa bahan baku yang bisa

dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi namun pengerjaan konsruksi masih menggunakan tenaga

kasar/ tenaga manusia maupun hewan. Namun Setelah terjadinya revolusi industri dan penemuan

mesin uap menyebabkan semakin pesatnya pembangunan di bidang konstruksi. Hal ini

megakibatkan dibangunnya kota kota dengan tujuan untuk memperoleh bahan-bahan tambang

dan minyak bumi yang dibutuhkan pada masa itu. Perkembangan kota-kota terjadi di kelima

benua, di Eropa, Asia Tengah, Afrika, Asia Timur, Amerika Selatan dan di Australia.

Pembangunan kota kota tua didasari atas berbagai hal antara lain lokasi yang strategis dipandang

dari segi perdagangan, pertahanan, adanya mineral bahan tambang dan kegiatan penambangan,

sumber, air yang melimpah, tempat rekreasi atau kegiatan keagamaan, mata air panas untuk

penyembuhan. Kerusakan atau kehancuran sebuah kota dapat pula terjadi karena beberapa hal, di

antaranya habisnya cadangan hasil tambang, pelabuhan yang mendangkal, lahan kota yang

amblas terus-menerus, gempa bumi, letusan gunung api, atau oleh peperangan, dan sebagainya.

Revolusi Industri selalu memicu negara-negara industri untuk mencari lebih banyak lagi mencari

sumber energi fosil.

Dengan semakin besarnya kebutuhan akan bahan baku industri sehingga memunculkan

upaya untuk menguasai sumber daya alam di wilayah lain hal ini memicu peperangan, seperti

Perang Dunia II, telah mendorong timbulnya industri perang secara besar-besaran dan simultan

di negara-negara yang aktif berperang, yaitu: Eropa, Rusia, Amerika, dan Jepang; negara-negara

kecil yang nota bene adalah negara jajahan tetapi memiliki sumber daya alam, sumber daya

energi dan sumber daya mineral turut serta menyediakan bahan dasar industri dan bahan dasar

energi secara besar-besaran pula. Tidak jarang negara-negara kecil tersebut turut serta

diperebutkan selama perang dan turut menderita karenanya antara lain Indonesia (Hindia

Belanda).

Setelah Perang Dunia II usai maka banyak negara-negara jajahan memanfaatkan untuk

melepaskan diri dari penjajahnya dan kemudian membangun negaranya masing-masing. Kota-

kota besar bermunculan demikian pula kawasan-kawasan industri, jaringan transportasi baru,

pembukaan lahan untuk tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan, pembangunan

sarana serta prasarana dan pariwisata. Semua pembangunan tersebut memerlukan pendukung

seperti ketersediaan lahan, tanah/batu/mineral untuk pembangunan, air untuk berbagai keperluan.

Eksploitasi sumber daya alam tersebut menambah ramainya gangguan terhadap ekosistem yang

tidak mudah untuk mengatasinya karena berbagai kendala-kendala tadi turut menambah

terjadinya bencana yaitu bencana teknologi seperti longsoran, banjir, jebolnya bendungan,

runtuhnya bangunan, robohnya jembatan, meledaknya pabrik, dan lainlain. Pergerakan penduduk

dari wilayah pedesaan ke kota besar selalu bertambah dari waktu ke waktu. Di tahun 1960-an

persentase pergerakan penduduk ke kota berkisar antara 40-70%, dan pertambahan kota dari

yang berpenduduk 5.000 orang hingga lebih dari 1.000.000 juga selalu bertambah demikian pula

di Indonesia.

Ini berarti pembangunan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan hidup juga

terus bertambah seperti pembangunan sarana air bersih, listrik, berbagai fasilitas umum dan

fasilitas sosial, transportasi, tempat pembuangan sampah, dan lainlain. Dan kesemuanya

memerlukan lahan, bahan bangunan, bahan dasar industri, air, dan bangunanbangunan

pengendali berbagai bencana alam. Manusia tidak henti-hentinya mengintervensi alam, kadang-

kadang disertai upaya reklamasi, preservasi, maupun konservasi tetapi sering kali hal-hal

tersebut terabaikan.

ZAMAN SEKARANG

Pada saat ini perkembangan industri konstrusi sudah jauh lebih maju dari zaman-zaman

awal, hal ini ditandai dengan penggunaan teknologi dalam pembangunan konstruksi,

pemanfaatan iptek-iptek, penelitian-penelitian yang diharapkan semakin mempermudah

pembangunan bagi manusia dan alam. Konstruksi saat ini juga tidak selalu bertujuan untuk

kepentingan manusia saja, namun juga sudah memikirkan kondisi lingkungan sehingga

diharapkan dapat memperbaiki kondisi alam yang sudah rusak. Sekarang masyarakat dunia lebih

memilih konsep konstruksi yang mengefisiensikan bahan bahan, hal ini dikarenakan semakin

sulit dan mahalnya bahan bahan konstruksi saat ini, penggunaan kayu yang sangat popular pada

zaman dahulu sudah hampir terganti dengan bahan bahan lain seperti beton maupun baja, hal ini

tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan mengenai konstruksi.

Pada era sekarang, Industri konstruksi lebih tertata dalam segi administrasi, misalnya di

Indonesia perkembangan Jasa Konstruksi Nasional perlu dilihat dan dipelajari sejarah

pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia, dengan mengetahui sejarahnya maka akan lebih

mudah dipelajari keadaan yang ada sekarang.

1. Periode sebelum kemerdekaan

Selama pemerintahan Belanda di Indonesia semua bentuk kemajuan seperti teknologi dan

sumber daya manusia, didatangkan dari Eropa. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa

konstruksi juga tidak begitu banyak sekitar 6 buah dan merupakan anak perusahaan dengan

induknya berada di Netherlans. Pada masa ini orang terdidik, peralatan, dan bahan- bahan

bangunan seperti semen, baja, kaca adalah buatan Eropa dan telah memenuhi standar Eropa.

Standar - standar tertulis seperti konstruksi beton,spesifikasi umum dan dokumen pelelangan

sudahada.pengaturan jasa konstruksi dilakukan dengan arbitrase teknik dan terdapatnya

keseragaman baik bentuk maupun tingkatan harga

2. Periode sebelum tahun 1965

Ketika Indonesia memperoleh kemerdekaan, banyak tenaga bangsa Belanda seperti tenaga

teknik, profesor, guru, direktur perusahaan, arsitek, "foreman" pulang kenegaranya, dengan

sendirinya posisi ini harus diisi oleh orang Indonesia. Pada saat yang sama banyak perusahaan

Belanda yang di nasionalisasi. Pada periode ini terjadi ketidakstabilan perekonomian Indonesia,

tidak tersedia dana yang cukup untuk perkembangan, kecuali hanya untuk pekerjaan rehabilitasi

dengan bantuan asing. Dalam upaya mengisi kekosongan yang terjadi, setelah kepergian

Belanda, Universitas diminta untuk menghasilkan sejumlah sarjana. pada masa transisi ini

bidang keteknikan, arsitektur dan konstruksi mengalami krisis karena terjadi penurunan secara

kuantitas dan kualitas dari ahli-ahli, pendidik, buku-buku, dan peralatan.

3. Periode sesudah tahun 1965 sampai 1980

Pada masa ini telah dilakukan pembenahan dalam program pembangunan maupun dalam

pelaksanaanya. Hal ini dapat dimungkinkan karena adanya kestabilan di bidang politik, ekonomi

dan keuangan. Lembaga pemerintah mulai melaksanakan pembangunan yang memberikan titik

awal kebangkitan Jasa Konstruksi Nasioanal. Pada saat Indonesia mulai membangun yaitu pada

awal periode 1965 dialami beberapa kesulitan antara lain teknologi, manajemen, dan tenaga

terampil serta ahli padahal pembangunantidak mungkin ditunda-tunda lagi. Saat terpaksa diambil

jalan pintas untuk mengimport teknologi asing dan keadaan inilah yang menyebabkan Jasa

Konstruksi di Indonesia diwarnai oleh peranan dominan dari kontraktor asing terutama untuk

proyek dengan teknologi dan skala besar. Modal asing dalam bentuk PMA dan PMDN menjadi

sumber dana pembiayaan proyek yang tidak sedikit, dan peranan swasta mulai tumbuh. Dalam

pembangunan proyek -proyek banyak melibatkan kontraktor Asing sehingga kontraktor

Indonesia sedikit banyak dapat memperoleh pengalaman untuk menerapkan teknologi maju.

4. Periode setelah 1980

Pada tahun 1980 mulailah dilakukan pembenahan dalam pengaturan mengenai pelaksanaan

anggaran pendapatan dan belanja negara  dengan keluarnya keputusan Presiden No. 14/80

tentang tata cara pelaksanaan APBN,karena dimaklumi APBN merupakan sumber pembiayaan

yang paling dominan Pengaturan pelaksanaan APBN melalui Kepres 14/80 pun kemudian

disempurnakan beberapa kali hingga sampai Kepres 29/48 yang terkenal tersebut yang mulai

mengatur dunia usaha. Sejalan dengan hal tersebut pengaturan dunia usaha Jasa Konstruksi

sendiri diujudkan melalui Surat Keputusan Mentri /Sekretaris Negara selaku ketua tim

pengadaan barang /peralatan Pemerintah melalui Keputusanya No 3547/TPPBPP/XII 1985 yang

mengatur KUALIFIKASI dan KLASIFIKASI perusahaan Jasa Konstruksi Empat tahun

kemudian lahirlah SURAT IZIN  USAHA JASA KONSTRUKSI  yang merupakan pelimpahan

wewenang dari Mentri Perdagangan ke Mentri Pekerjaan Umum sebagai pengganti SURAT IZIN

USAHA PERDAGANGAN untuk bidang Jasa konstruksi. Keppres 29/48 paling lama bertahan

sampai akhirnya disempurnakan dengan KEPUTUSAN PRESIDEN  16/94 yang dalam petunjuk

teknis mengatur secara rinci:

a. Tata cara pengadaan

b. Prakualifikasi yang menilai Klasifikasi dan Kualifikasi perusahaan

Peraturan ini merupakan salah satu produk hukum yang mengatur dunia usaha Jasa Konstruksi

yang terkait sumber dana dari Pemerintah termasuk bidang pemborongan pekerjaan non 

Konstruksi dan pengadaan barang / jasa lainya. Pada tahun 1994 mulai dikenal GATT dan GATS,

kemudian WTO, APEC dan AFTA yang membuat semua pihak mulai mengambil ancang-ancang

akan adanya perubahan  tata perekonomian dunia. 

Daftar Pustaka

http://manajemenproyekindonesia.com/?p=2157 diakses tanggal 15 Februari 2015

http://duniajasakonstruksi.blogspot.com/2011/09/sejarah-jasa-konstruksi.html diakses tanggal 15 Februari 2015

http://geomagz.com/index.php?option=com_content&view=article&id=400:lanskap-peradaban-manusia-sejak-zaman-purba-hingga-kini&catid=81:artikel-geologi-populer&Itemid=457 diakses tanggal 15 Februari 2015

http://pewartaekbis.com/keajaiban-pembangunan-akuaduk-romawi/11004/ diakses tanggal 15 Februari 2015

http://kabarmasasilam.blogspot.com/2012/11/10-inovasi-bangsa-romawi-kuno.html diakses tanggal 15 Februari 2015