17
MODUL PERKULIAHAN Sejarah Arsitektur Arsitektur di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Teknik Arsitektur 10 MK12001 Rahil Muhammad Hasbi Abstract Kompetensi Indonesia adalah Negara kepulauan yang luas dan bermacam ragam kebudayaannya. Hal ini menyebabkan keberagaman arsitektur yang ada di Mahasiswa memahami bagaimana dan apa itu arsitektur Indonesia, apa saja faktor-faktor

Sejarah Arsitektur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sejarah

Citation preview

MODUL PERKULIAHAN

Sejarah Arsitektur

Arsitektur di Indonesia

FakultasProgram StudiTatap MukaKode MKDisusun Oleh

Fakultas Teknik SipilDan PerencanaanTeknik Arsitektur10MK12001Rahil Muhammad Hasbi

AbstractKompetensi

Indonesia adalah Negara kepulauan yang luas dan bermacam ragam kebudayaannya. Hal ini menyebabkan keberagaman arsitektur yang ada di Indonesia, sealain itu, karena wilayah Indonesia merupakan wilayah strategis yang dilalui oleh banyak Negara menyebabkan banyak pengaruh-pengaruh luar pada arsitektur Indonesia.Mahasiswa memahami bagaimana dan apa itu arsitektur Indonesia, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan arsitektur di Indonesia.

Arsitektur di IndonesiaPengaruh Arsitektur Kolonial pada Arsitektur di IndonesiaArsitektur kolonial adalah sebutan terhadap arsitektur eropa terutama Belanda yang dibawa ke Indonesia pada masa penjajahan. Sebutan tersebut berlanjut hingga kini untuk bangunan-bangunan yang memiliki gaya yang sama dengan arsitektur pada masa penjajahan dulu. Kemungkinan sebutan ini untuk membedakan arsitektur gaya Eropa dengan arsitektur Eropa yang dibawa oleh Belanda ke Indonesia, karena tentu saja arsitektur tersebut telah menjadi sesuatu yang baru karena proses-proses adaptasi dan akulturasi dengan konteks lingkungan dan budaya Indonesia.Awal kedatangan Belanda ke IndonesiaArsitektur kolonial berkembang pada masa penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Pada masa VOC 1602 Belanda mulai membangun pos-pos perdagangan didaerah-daerah strategis yang dilindungi oleh benteng yang terdiri dari fasilitas-fasilitas perdagangan dan administrasinya, gudang, gereja, rumah sakit dan asrama untuk prajurit. Pada dasarnya benteng ini seperti sebuah kota kecil.VOC memperluas kekuasaannya dan membangun beberapa fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan mereka, seperti pelabuhan besar dan fasilitas manajemen terpusat (Passchier,2007) sehingga dipilihlah Jayakarta sebagai pusatnya. Jayakarta merupakan pemukiman di pantai utara Jawa, yang setelah di taklukkan oleh Belanda diberi nama dengan Batavia (1619). Kota Batavia dirancang seperti kota-kota di Eropa, lengkapa dengan benteng, dinding kota dan kanal-kanalSelain di Batavia, VOC juga membangun bentengnya dimakasar, benteng Rotterdam (1670) dan di Yoyakarta yang dinamakan dengan benteng Vrederburg (1760).

Kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pembangunan dikeluarkan oleh VOC. Pada masa itu VOC memperbolehkan kontraktor dan arsitek-arsitek dari Eropa dan Cina untuk membuka usahanya di Batavia. Selain itu VOC membuat sebuah badan yang mengurus masalah pembangunan yang dinamakannya Ambachtskwatieren atau semacam Dinas Pekerjaan Umum. Segala macam hal-hal yang berhubungan dengan pembangunan dilaksanakan dan diawasi oleh departemen ini

Gaya arsitektur yang dipakai pada komplek benteng atau kota kecil ini, disetiap daerah hampir sama. Arsitektur ini menggunakan gaya Eropa dgn metode struktur dari Eropa juga. Arsitektur ini juga menggunakan material impor seperti bata kecil berwarna kuning dan paving block yang di impor dari Belanda. Selain itu terdapat juga pabrik batu bata lokal sudah ada disekitar kota (Passchier,2007) . VOC sangat ketat mengawasi proses pembangunan. VOC menetapkan standarisasi bahan-bahan material untuk pembangunan. Setiap bahan harus sesuai standarnya dengan yang telah ditetapkan oleh VOC. Fungsi dan struktur bangunan juga harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah diterapkan oleh VOC.

Dari segi estetika tidak ada persyaratan tertentu yang harus ditaati. Perancang boleh merancang sesuai dengan keinginannya. Hal inlah yang menyebabkan keberagaman atau terciptanya arsitektur jenis baru yang disebut dengan arsitektur kolonial. Gaya arsitektur kolonial terjadi akibat adanya percampuran dari arsitektur eropa (terutama bentukan dasar, fungsi dan metode struktur), arsitektur Cina (ada beberapa pengaruh dari Cina karena dalam perancangan dan pelaksanaan terdapat pekerja-pekerja dari Cina, arsitektur, budaya dan iklim lokal, ditambah dengan pengetahuan dari pekerja-pekerja lokal yang mencampurkannya dengan metode kerja Eropa. Jenis Arsitektur ini juga disebut dengan arsitektur hibrida.

Jika dilihat dari eksteriornya maka paa umumnya bangunan-bangunan yang dibangun didalam benteng ini adalah bangunan berlantai 2 yang berbentuk ramping dengan atap yang sejajar dengan jalan. Dinding terbuat dari batubata yang diplester. Terdapat teras atau selasar kecil didepan bangunan yang diberi atap yang ditumpu oleh kolom-kolom. Dibeberapa bangunan terdapat dormers window dan kolom-kolom dengan lengkung gaya arsitektur Roman.

Terlihat pada penambahan shading pada jendela di bangunan yang tedapat pada benteng Vrederburg. Hal ini untuk mengantisipasi iklim tropis (hujan dan terik matahari).Interior merupakan hasil dari penggabungan gaya-gaya dan material arsitektur Eropa, Cina dan lokal. Penggunaan keramik Cina pada lis dasar dinding bagian bawah, ubin merah buatan lokal, baluster pahatan kayu yang di cat warna keemasan (warna khas Cina) dan lain-lain merupakan bukti dari pencampuran tersebut.Bangunan-bangunan bergaya arsitektur Eropa ini selain dibangun karena kebutuhan juga dibangun untuk memenuhi keinginan menunjukkan status sosial. Banyak masyarakat Eropa pada masa itu membangun rumah-rumah peristirahatan yang megah untuk menunjukkan kemampuan mereka. Sebagai contoh adalah Istana Weltevreden (1750) oleh gubernur Jenderal J.Mossel.Bangunan ini dibangun mirip dengan istana Versailles di Perancis. Pada tahun 1857 bangunan ini beralih fungsi menjadi rumah sakit militer kolonial (sekarang rumah sakit angkatan darat Gatot Subroto

Contoh lainnya adalah rumah peristirahatan Reinier de Klerk (1760). Dibangun dengan gaya arsitektur Eropa yang dipadu dengan arsitektur tropis. Kusen jendela dan pintu memiliki ornamen gaya baroque dipadu dengan ventilasi.

Penggabungan gaya arsitektur Eropa dengan arsitektur Tropis yang dianggap paling berhasil adalah rumah Perkenier di Banda. Rumah ini merupakan hasil adaptasi dengan rumah-rumah penduudk asli Banda

Pada akhir abad ke 18 VOC Bangkrut, pemerintahan diambil alih oleh pemerintah Belanda. Pada awal abad 19, banyak orang-orang yang tinggal didalam benteng batavia pibdah keluar, karena benteng tersebut sudah tidak sehat lagi karena sanitasi yang buruk dan muncul wabah tropis yang menyebabkan banyak orang yang tiggal didalam benteng meninggal.Pemerintah Belanda memutuskan untuk membangun pusat pemerintahan baru yang dinamakannya Weltevreden. Kota baru ini dibangun lengkap dengan gedung pemerintahan, fasilitas militer, sarana hiburan dan tempat tinggal bagi para masyarakat Eropa. Kota ini direncanakan oleh Gubernur Jenderal Daendels.

Terlihat pada gambar jika bangunan pemerintahan Weltevreden yang disebut juga istana Daendels ini memiliki gaya arsitektur klasik Eropa, pecampuran antara gaya arsitektur neo klasik yunani dan renansainces.Pada tahun 1854 dibentuk departemen pekerjaan umum atau Burgerlijke Openbare Werken (BOW). Departemen ini bertanggung jawab atas pekerjaan konstruksi fasilitas-fasilitas umum.

Para arsitek pada masa ini sesungguhnya adalah para perwira yang memiliki keahlian di bidang teknik sipil. Pada awalnya mereka bertugas sebagai pengawas pembangunan fasilitas-fasilitas militer, tetapi kemudian mereka juga ditugaskan untuk merancang barak-barak militer dan rumah-rumah perwira (Passchier 2007). Sebagai contoh adalah Mayor J.C.Schutlze, yang merancang gedung pemerintahan (1809) di Waterlooplein (lapangan banteng), gedung pertemuan de harmonie (1809).

Sebuah gereja protestan,Willemskerk (1834) atau gereja Emmanuel yang bergaya neo klasik dirancang oleh seorang juru ukur tanah yang bernama Jan Hendrik Horst.

Arsitek lainnya yang berperan penting dalam dunia arsitektur kolonial ini adalah arsitek P.A.J Moojen. Moojen lah yang menyarankan agar dibentuk bagian khusus untuk arsitek dalam BOW. Pada tahun 1912 dibentuklah Afdeeling Gebouwen (Departemen Bangunan).

Arsitektur Kolonial; Arsitektur Imperium, Arsitektur Indis, Arsitektur Nieuwe BouwenArsitektur kolonial memberikan pengaruh kepada terciptanya arsitektur-arsitektur baru di Indonesia. Dengan percampuran-percampuran budaya, material, ilmu pengetahuan (metode struktur, konsep dan pemograman ruang dll) menyebabkan arsitektur yang dibawa oleh penjajah ini berubah menjadu sesuatu yang baru, diantaranya adalah arsitektur Imperium, arsitektur Indis dan arsitektur Nieuwe BouwenA. Arsitektur Imperium

Arsitektur Imperium adalah arsitektur yang banyak dipenagruhi oleh arsitektur neoklasik romawi dan yunani serta reinansances. Arsitektur ini muncul karena para arsitek dari Eropa masih terpengaruh pada kejayaan arsitektur klasik. Arsitektur Imperium juga banyak dipergunakan untuk menunjukkan kekuasaan, kemegahan, kemakmuran dan kekayaan. Arsitektur ini digunakan untuk menunjukkan status sosial dari pemilik bangunan. Arsitektur ini biasanya dipergunakan pada arsitektur bangunan pemerintahan dan militer.Para arsitek Imperium adalah arsitek-arsitek dari Eropa ataupun perwira-perwira ahli sipil yang juga diberi tugas untuk merancang bangunan-bangunan. Berikut beberapa contoh karya arsitektur Imperium dan arsiteknya;

1. Istana Bogor (1744), Van Imhoff

Istana ini merupakan istana untuk para presiden Indonesia. Istana oleh arsiteknya Van Imhoff dirancang dengan gaya imperium untuk mengesankan monumental dan sebagai lambang kekuasaan. Gaya arsitektur Neo-klasik Yunanni dan Romawi sangat terarasa disini. Penggunaan kolom-kolom Ionic dan pedimen pada fasad, bentuk jendela dengan ornamen atau relief diatasnya, penggunaan entablature, penggunaan cupola dll.

Pada interior terdapat pehatan-pahatan lukisan diatap dan kolom-kolom yang digunakan adalah kolom corinthian.

2. Istana Negara (1873), Drosarres

Hampir sama dengan Istana Bogor bangunan ini juga berkesan monumental dan menunjukkan kekuasaan. Istana ini telah menjadi istana negara Repblik Indonesia.Gaya Neo Klasik juga dipakai pada arsitektur ini. Penggunaan deretan kolom doric pada fasad, jendela-jendela besar dengan ornamen segitiga diatasnya, entablature dll, merupakan feature-feature yang terdapat pada arsitektur neo-klasik.B. Arsitektur Indis

Arsitektur Indis adalah sebutan untuk arsitektur yang menggabungkan gaya Eropa dengan aritektur tradisional Indonesia. Percampuran ini bisa terjadi pada sebuah bangunan yang menggunakan gaya arsitektur neo klasik atau art deco tetapi diadaptasikan dengan iklim dan budaya Indonesia dengan penambahan ventilasi, bukaan yang berjumlah banyak, atap miring yang lebar, dan denah yang menerapkan budaya-budaya dari indonesia. Penggunaan material lokal juga ikut berperan penting dalam manifestasi arsitektur indis. Arsitektur tradisional yang dipergunakan tidak hanya satu jenis saja tetapi ada juga yang menggunakan/menggabungkan beberapa arsitektur tradisional dengan metode konstruksi Eropa dan material-material lokal. Sehingga hasilnya akan menjadi sesuatu yang berbeda, berciri khas Indonesia, tetapi bukan milik salah satu arsitektur tradisonal, tetapi telah menjadi ciri nasional.Arsitek Belanda zang terkenal dengan gaya Indisnya adalah H.Maclaine Port. Port sangat perduli dengan keberlangsungan arsitektur tradisional Indonesia ditengah pengaruh arsitektur-arsitektur kolonial yang sangat diminati. Usahanya mengembangkan arsitektur tradisional adalah dengan menggabungkan arsitektur tradisional lokal dengan teknologi dan beberapa gaya baru yang berasal dari Eropa. Sebagai contoh dapat kita lihat pada bangunan kampus ITB dibawah ini.

Contoh lainnya adalah gedung sate di Bandung yang dirancang oleh arsitek J.Gerber pada tahun 1920. Gedung ini merupakan perpaduan antara metode dan konstruksi serta gaya arsitektur Kolonial- yang terlihat pada penggunaan lengkung dan kolom-kolom- dengan iklim dan arsitektur lokal- yang terlihat jelas pada penggunaan atap tumpang-.

c. Nieuwe BouwenPengaruh perkembangan arsitektur modern sampai juga hingga ke Indonesia. Arsitektur ini disebut dengan arsitektur Nieuwe Bouwen . Arsitektur ini merupakan arsitektur modern yang terpengaruh oleh art deco, de stijl, dan beberapa pengaruh dari arsitektur Eropa dan Amerika seperti Le Corbusier dan Frank Llyod Wright. Arsitektur ini tentu saja sudah diadaptasikan dengan iklim dan budaya di Indonesia. Sehingga gaya yang dihasilkan memiliki perbedaan dengan arsitektur modern di Eropa maupun di Amerika.

Contoh dari arsitektur jenis ini adalah Pusat Perdagangan Bandung yang dibangun pada tahun 1919 oleh C.P Wolf Schuemaker.

Bentuk dan dekorasi bangunan sangat dipengaruhi oleh konsep-konsep arsitektur modern. Penggunaan bentukan-bentukan murni serta penggunaan komposisi-komposisi elemen vertikal horizontal menjadi ciri khas bangunan ini.Contoh lainnya adalah Villa Isola yang juga terletak diBandung dibangun pada tahun 1932 oleh arsitek yang sama, C.P Wolf Schoemaker.

Masih terlihat pada bangunan ini ciri khas elemen-elemen horizontal dan vertikal sebagai dekorasi.

Begitu juga dengan villa karya A.F Albers yang diberi nama de Locomotiven, Bandung. Bangunan ini memiliki ciri khas arsitektur modern yang hampir mirip dengan gaya arsitektur bauhaus dan de stijl.Dari beberapa jenis arsitektur kolonial yang telah disebutkan diatas, proses perkembangannya dapat kita simpulkan seperti skema dibawah ini :

Daftar Pustaka

1. Gartiwa, Marcus : Morfologi Bangunan dalam Konteks Kebudayaan2. Luknanto, Ir Djoko, M.Sc.P.Hd : Koleksi Citra dan Naskah candi Boroboduer (http://luk.staff.ugm.ac.id/Borobudur/denahtampang.html)

3. Munandar,Dr. Agus Aris : Kesejajaran Arsitektur Bangunan Suci India dan Jawa Kuna4. Nesbitt,Kate : Theorizing a new agenda for architecture5. Kruft,Hanno-Walter : History of Architectural Theory6. Snyder,James C dan Catanese,Anthony J: Pengantar Arsitektur7. Sudrajat, Iwan : Membangun Sistem Teori Arsitektur Nusantara 8. Wahid,Julaihi dan Alamsyah,Bakti : Teori Arsitektur 9. Venturi, Robert: Complexity and Contradiction In Architecture10. Wijaya , Y.B Mangun : Wastu Citra11. http://www.wwnorton.com

Gambar 1. Kota Batavia sebagai pusat pemerintahan VOC

Sumber gambar httphttp://devry.wordpress.com

Gambar 2. Benteng Rotterdam milik VOC di Makasar

Sumber gambar http://genre30.blogspot.com

Gambar 3. Balai Kota Batavia (1707-1712), arsitek J.W Van der Velde, kontraktor, Jan Kemmer

Sumber gambar, (kiri) http://alkiworld.blogspot.com (kanan) http://id.wikipedia.org

Gambar 4. Eksterior Bangunan didalam benteng Rotterdam milik VOC di Makasar

Sumber gambar www.darimakassar.com)

Gambar 5. Eksterior bangunan didalam benteng vrederburg

Sumber gambar (kiri) http://www.wisatapanorama.com (kanan) http://n1nt1.blogspot.com

Gambar 6. Istana Weltervreden

Sumber gambar http://bandarjakarta.wordpress.com

Gambar 6. Rumah peristirahatan Reinier De Klerk

Sumber gambar http://www.skyscrapercity.com

Gambar 7. Rumah peristirahatan Perkenier yang merupakan campuran arsitektur Eropa dengan Arsitektur tropis

Sumber gambar http://oase.kompas.com

Gambar 8. Gedung pemerintahan Weltevreden Batavia

Sumber gambar http://engkongyudo.wordpress.com

Gambar 9. Gedung harmonie, J.C Schultze (1809)

Sumber gambar http://www.nedindie.nl

Gambar 10. Gereja Willemskerk atau Emmanuel (1834), Jan Hendrik Horst

Sumber gambar http://www.skyscrapercity.com

Gambar 11. Istana Bogor, Van Imhoff

Sumber gambar http://www.skyscrapercity.com

Gambar 12.Istana Negara, drosares

Sumber gambar http://oba-obatan.blogspot.com

Gambar 13. Gedung ITB, yang merupakan percampuran antara arsitektur local dan arsitektur Eropa

Sumber gambar http://commons.wikimedia.org

Gambar 14. Gedung sate

Sumber gambar kickdavid.com

Gambar 15. Pusat Perdagangan Bandung dari dahulu hingga sekarang

Sumber gambar (kiri) HYPERLINK "http://uniknya.com" http://uniknya.com (kanan) http://bapusipda.jabarprov.go.id

Gambar 16. Villa Isola Bandung dahulu dan sekarang

Sumber gambar (kiri) HYPERLINK "http://uniknya.com" http://uniknya.com (kanan) rickylicious.blogspot

Gambar 17. De Locomotiven, Villa di Bandung karya A.F Albers

Sumber gambar http://findracadabra.blogspot.com/

Skema 1 .Proses perkembangan arsitektur di Indonesiayang dipengaruhi oleh arsitektur colonial Eropa

Gambar 1. Peta wilayah Indonesia

Sumber gambar HYPERLINK "http://dhanang-thedoctor.blogspot.com/" http://dhanang-thedoctor.blogspot.com

1314Sejarah ArsitekturPusat Bahan Ajar dan eLearning

Rahil Muhammad Hasbihttp://www.mercubuana.ac.id