44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, masyarakat banyak yang mengabaikan pentingnya menjaga kebersihan tubuh. Padahal, tubuh yang kotor merupakan tempat bakteri mudah berkembangbiak, dan menyebabkan serangan penyakit seperti bisul. Umumnya, penduduk kota besar yang padat dengan kesibukan kurang menjaga kebersihan. Bisul adalah suatu peradangan yang selalu menyebar ke daerah kulit. Bisul sendiri bukan karena infeksi kulit melainkan kotoran yang tidak dapat dikeluarkan oleh tubuh melalui alat-alat pengeluaran. Jika tubuh tidak dapat mengeluarkan atau membuang kotoran-kotoran dari dalam tubuh saluran biasa, maka kotoran akan dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Gentamycin termasuk dalam golongan antibiotik. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri dan berfungsi membunuh atau mencegah pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Orang yang menderita sakit bisul membutuhkan obat yang tepat dan efektif. Penggunaan obat dalam bentuk sediaan tablet dirasa kurang efektif karena proses penyerapan lama karena harus melalui beberapa organ tubuh dan juga kadar zat aktifnya mengalami pengurangan. Oleh karena itu, sediaan krim adalah pilihan yang

Sediaan Krim (Fts)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hg

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Saat ini, masyarakat banyak yang mengabaikan pentingnya menjaga kebersihan tubuh. Padahal, tubuh yang kotor merupakan tempat bakteri mudah berkembangbiak, dan menyebabkan serangan penyakit seperti bisul. Umumnya, penduduk kota besar yang padat dengan kesibukan kurang menjaga kebersihan.Bisul adalah suatu peradangan yang selalu menyebar ke daerah kulit. Bisul sendiri bukan karena infeksi kulit melainkan kotoran yang tidak dapat dikeluarkan oleh tubuh melalui alat-alat pengeluaran. Jika tubuh tidak dapat mengeluarkan atau membuang kotoran-kotoran dari dalam tubuh saluran biasa, maka kotoran akan dikeluarkan melalui pori-pori kulit.

Gentamycin termasuk dalam golongan antibiotik. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri dan berfungsi membunuh atau mencegah pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.Orang yang menderita sakit bisul membutuhkan obat yang tepat dan efektif. Penggunaan obat dalam bentuk sediaan tablet dirasa kurang efektif karena proses penyerapan lama karena harus melalui beberapa organ tubuh dan juga kadar zat aktifnya mengalami pengurangan. Oleh karena itu, sediaan krim adalah pilihan yang tepat karena krim dapat langsung berinteraksi dengan daerah yang infeksi dan zat aktif akan segera bekerja.1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari pembuatan portopolio adalah mampu membuat sediaan krim dengan zat aktif Gentamycin baik dan benar sehingga mampu diaplikasikan dengan baik saat melakukan praktikum.1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dari pembuatan portipolio ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui proses dan mampu melakukan pembuatan formulasi sediaan krim dengan zat aktif Gentamycin untuk mengatasi penyakit bisulb. Mengetahui proses dan mampu melakukan pembuatan praformulasi sediaan krim dengan zat aktif Gentamycin untuk mengatasi penyakit bisulc. Mengetahui dan mampu melakukan evaluasi sediaan krim dengan zat aktif Gentamycin1.3 Manfaat

Manfaat dari pembuatan portopolio ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat bagi MasyarakatManfaat untuk masyarakat adalah masyarakat memiliki alternatif pilihan obat dalam bentuk krim terutama untuk mengobati penyakit bisul.

b. Manfaat bagi MahasiswaManfaat untuk mahasiswa adalah menambah kompetensi mahasiswa dalam pembuatan sediaan krim.c. Manfaat bagi InstitusiManfaat bagi institusi adalah institusi semakin dikenal oleh masyarakat karena memiliki mahasiswa yang berkompeten pada bidangnya..d. Manfaat bagi industri adalah industri dapat mengembangkan dan memroduksi sediaan krim untuk penyakit bisul.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Penyakit Bisul2.1.1 Definisi Penyakit Bisul

Bisul (bahasa Latin: abscessus) adalah sekumpulan nanah (neutrofil mati) yang telah terakumulasi di rongga di jaringan setelah terinfeksi sesuatu (umumnya karena bakteri atau parasit) atau barang asing (seperti luka tembakan/tikaman). Bisul adalah reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebarnya barang asing di tubuh.Bisul adalah suatu penyakit infeksi akut yang dimulai pada folikel(kantung) rambut dan sekitarnya, berbentuk bulat, nyeri, berbatas tegas, dan berakhir dengan adanya nanah di tengah. Radang pada jaringan penyambung pada kulit yang lebih dalam kadang dapat terjadi sebelum atau bersamaan dengan bisul.2.1.2 Penyebab Penyakit Bisul

Bakteri Staphylococcus aureus merupakan penyebab yang tersering. Secara normal, bakteri ini terdapat pada kulit hidung dan sekitar kemaluan. Ada bukti yang menyatakan bahwa ujung hidung merupakan tempat utama dari bakteri ini sebelum menyebar dan menyebabkan infeksi pada kulit bagian tubuh lain. Infeksi oleh bakteri ini berawal di folikel rambut, lalu dalam waktu lama dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.Integritas (kualitas) permukaan kulit sebagai benteng pertahanan terhadap bakteri ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti iritasi, tekanan, gesekan, keringat, radang kulit, bercukur, dan faktor yang akan dijelaskan lebih lanjut. Jika integritas ini terganggu, bakteri ini dapat masuk ke bagian dalam kulit dan menimbulkan terjadinya infeksi. Bakteri ini dapat berpindah dari bagian atau tempat yang paling banyak menyentuh bagian tubuh lainnya, seperti tangan yang tidak bersih memegang daerah dengan integritas kulit yang kurang.

Berbagai faktor yang mempermudah seseorang terinfeksi oleh bakteri ini antara lain: peminum alkohol berat, kurang nutrisi, tingkat kebersihan yang buruk, kulit yang berminyak, riwayat jerawat dan ketombe, gangguan daya tahan tubuh dan kondisi-kondisi di mana daya tahan tubuh menurun, seperti diabetes melitus atau AIDS. Selain itu, pasien yang memiliki kecenderungan untuk berkeringat berlebih juga lebih mudah terkena bakteri ini, terutama pada daerah yang tertutup pakaian seperti paha dan bokong.2.1.3 Gejala Penyakit Bisul

Bisul dapat tumbuh di kulit mana saja, tapi hanya kulit yang berbulu atau berambut. Namun yang paling sering berkeringat dan yang cenderung beresiko terhadap gesekan seperti dibagian ketiak, kepala, wajah, leher, dan paha. Secara umum, gejala penyakit bisul adalah sebagai berikut.a. Benjolan berwarna merah di permukaan kulit

Benjolan berwarna merah adalah salah satu gejala penyakit bisul yang paling sering muncul. Hal ini disebabkan oleh peradangan atau karena kotoran yang menumpuk pada pori-pori kulit.

b. Bintik putih

Disebabkan oleh mata nanah pada bagian tengahnya.

c. Nyeri dan panas disekitar benjolan

Disebabkan oleh inflamasi (radang) d. Gatal pada bagian kulit tertentu

Disebabkan karena pertumbuhan bakteri pada kulit.2.1.4 Akibat Penyakit Bisul

Penyakit bisul merupakan penyakit yang tidak terlalu serius, namun jika tidak ditangani dengan baik dan benar dapat mengakibatkan beberapa masalah serius. Kulit menjadi kering dan berwarna agak hitam disekitar bisul, dan juga dapat meninggalkan bekas luka yang sukar hilang. Bisul yang terlalu lama akan menimbulkan peradangan akut yang mungkin bisa mengalami pembengkakan yang teramat serius. Selain itu juga, bisul yang salah penanganan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit kulit lain yang juga sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dalam jangka panjang, bisul yang mengalami infeksi lebih lanjut dapat merusak lapisan epidermis kulit dan jaringan dibawahnya. Jika sudah sampai tahap ini, biasanya dilakukan operasi untuk menghilangkan bisul tersebut agar bakteri penyebabnya tidak terus menjalar ke jaringan kulit lainnya. 2.1.5 Penanganan dan Pencegahan BisulMenjaga kebersihan tubuh dengan cara mandi secara teratur, mengganti pakaian yang sudah digunakan ketika berkeringat dan hindari juga pakaian yang terlalu ketat karena kemungkinan ketika tubuh dalam keadaan berkeringat, keringat akan terperangkap dalam pori-pori tubuh sehingga bakteri akan dengan mudah berkembangbiak dan menjaga pola makan agar tetap sehat.2.2 Kajian Zat Aktif2.2.1 Defini Zat Aktif

Gentamisina merupakan suatu antibiotika golongan aminoglikosida yang efektif untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif yang sensitif antara lain Proteus, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella, Serratia, E.Coli, Enterobacter dan lain-lain. Bakteri ini antara lain menyebabkan bakteremia, meningitis, osteomielitis, pneumonia, infeksi luka bakar, infeksi saluran kemih, dan tularemia, dalam keadaan tertentu gentamisin digunakan pula terhadap gonore dan infeksi S. aureus. Sedapat mungkin gentamisin sistemik hanya diterapkan pada infeksi berat saja. Penggunaan gentamisin secara topical khususnya dalam lingkungan rumah sakit perlu dibatasi untuk menghambat perkembangan resistensi pada bakteri sensitive (MW Davies, 1998).2.2.2 Mekanisme Kerja Gentamicin

Gentamisin merupakan suatu antibiotika golongan aminoglikosida yang aktifmenghambat kuman-kuman gram-positif maupun kuman gram-negatiftermasuk kuman-kuman yang resisten terhadap antimikroba lain, seperti Staphylococcus penghasil penisilinase; Pseudomonas aeruginosa; Proteus;Klebsiella; E.coli. Mekanisme kerja berdasarkan penghambatan sintesaprotein.2.2.3 Efek Samping Efek samping dari gentamicin yang lebih sering terjadi (sekitar lebih dari 10%) yaitu dapat menyebabkan neurotoksisitas (vertigo, ataxia/gangguan cara berjalan), ketidakstabilan postur tubuh, ototoksisitas (gangguan pendengaran), nefrotoksisitas (gangguan ginjal). Selain itu, efek samping lainnya yang dapat ditimbulkan (sekitar 1-10%) yaituedema(bengkak), kemerahan pada kulit, serta rasagatalyang dapat timbul di seluruh tubuh. Pada kasus yang sangat jarang terjadi (kurang dari 1%) dilaporkan ditemukannya beberapa efek samping akibat penggunaan gentamicin yaitu mengantuk, nyeri kepala, fotosensitivitas, reaksi alergi, eritema (kemerahan), anorexia (tidak ada nafsu makan), mual/muntah, berat badan turun, peningkatan produksi air liur, enterocolitis (radang usus),trombositopenia (trombosit turun), rasa terbakar, rasa tersengat, gemetar, keram otot, kelemahan, dan gangguan napas.2.2.4 Interaksi Gentamisin

NoObat AObat BMekanisme Kerja Obat AMekanisme Kerja Obat BInteraksiSifat

1GentamicinNeomycinMasuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinMasuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinEfek merugikan meningkatFungsi dan ginjal rusak permanenAditif

2GentamicinPil KB(Norgestrel)Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinMeningkatkan kekentalan lenderdileher rahimEfek dari Pil KB berkurang, resiko hamil memingkatAditif

3GentamicinSefalosporinMasuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinMenghambat sintesis dinsing sel mikrobaNefrotoksikAditif atau Sinergis

3GentamicinEstrogen(Etinilestradiol)Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinMenekan Follikel Stimulating Hormone (FSH), menghalangi maturasifollikel dan ovariumEfek estrogen berkurangAdtif

4GentamicinVankomisinMasuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinMenghambatsintesa dinding sel bakteri gram positifdengan membentuk komplekD alanil D alanin pada bagian prekursor peptida untuk menghambat reaksi transglikosilase pada sintesa peptidoglikan.Nefrotoksik meningkatAditif

5GentamicinBifosfonat(Alendronate)Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinInhibisi resorpsi tulang normal dan abnormalMeningkatkan resiko hipokalsemiaAditif

6GentamicinSiklosporinMasuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinLimfosit T dihambat.Menghambat produksi limpokin dan pelepasan termasuk interleukin-2Meningkatkan resiko nefrotoksisitasAditif atau Sinergis

7GentamicinNSAIDs(Ibuprofen)Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinPenghambatan isoenzim COX-1 dan COX-2NSAIDdapat menyebabkanakumulasiaminoglikosidadengan mengurangilaju filtrasiglomerulus.Konsentrasi aminoglikosida meningkatAditif

8GentamicinLoop Diuretik(Furosemid)Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinMenghambat kotranspor Na+/K+/Cl- dari membran lumen pada parsascenden ansa henle, karena itu reabsorpsi Na+/K+/Cl- menurunPeningkatan perusakan pada gangguan pendengaranAditif

9GentamicinMethotrexateMasuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinMenginhibisi sintesis DNAAksiantitumorigenicmetotreksatdapat meningkatAditif

10GentamicinPolypeptida Antibiotik(Polimiksin A)Masuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinMenginhibisi sintesis dinding selMeningkatkan risikokelumpuhanpernapasandan disfungsiginjal.Aditif

11GentamicinAmfoterisin BMasuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinBerikatan kuan dengan ergosterol yang terdapat pada membran sel jamur, sehingga menyebabkan kebocoran dari membran sel, dan akhirnya lisis.NefrotoksisitasSinergis

12GentamicinCisplatinMasuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinBekerja sebagai anti kanker dengan cara menempelkan diri pada DNA (deoxyribonucleic acid) sel kanker dan mencegah pertumbuhannya.NefrotoksisitasAditif

13GentamicinMagnesium SulfatMasuk kedalam sel, kemudian terikat pada ribosom 30S dan menghambat sinteis proteinMenekan pengeluaran asetilkolin pada motor endplatePeningkatan neuromuscular blokadeAditif

2.3 Tinjauan Sediaan 2.3.1 Definisi

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relative cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasannya tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat untuk vaginal.

2.3.2 Sejarah Sediaan Krim

Perkembangan ilmu pengetahuan tentu juga sangat memengaruhi dalam perkembangan di dunia farmasi. Ilmu farmasi sudah diterapkan sejak zaman dahulu kala, namun pengembangan yang dilakukan tidak sepesat sekarang. Dulu penerapan ilmu farmasi hanya terfokus pada bahan-bahan alam yang sudah tersedia dan juga pengolahan yang masih sangat sederhana. Dimulai dari penggunaan bahan alam yang sangat sederhana, misalnya menempelkan daun Dadap Serep pada dahi pasien yang menderita demam dapat membantu menurunkan suhu tubuh, sampai dengan pembuatan tapel untuk pegal linu.Namun, seiring dengan perkembangan zaman, sediaan farmasi semakin banyak, mulai dari munculnya serbuk, kemudian, tablet, hingga sediaan liquid seperti sirup. Tablet dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasien agar lebih praktis. Tablet pun diminati oleh masyarakat walaupun tidak semuanya. Namun dengan adanya pengembangan sediaan farmasi yang semakin beragam, ada kesulitan dalam pembuatan tablet seperti bahan aktif yang krtika diabsorbsi didalam tubuh akan mengalami kehilangan dosis sehingga menyebabkan ketidakseragaman dosis dalam sekali minum. Hal ini membuat para ahli farmasi membuat alternatif sediaan yang mampu menutupi kekurangan dari tablet yaitu dengan membuat sediaan farmasi dalam bentuk krim.

Sejak awal kemunculannya, krim begitu diminati oleh masyarakat. Awalnya krim hanya dibuat untuk obat saja, namun dengan memanfaatkan kelebihan darikrim, kini krim tersedia dalam berbagai jenis seperti krim untuk kosmetik. Hal ini semakin menambah keanekaragaman sediaan farmasi sehingga masyarakat memiliki lebih banyak alternatif rute pemberian obat sesuai dengan keinginan.2.3.3 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Krim

2.3.3.1 Keuntungan sediaan krim

1. Mudah menyebar rata

2. Praktis

3. Mudah dibersihkan atau dicuci

4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat

5. Tidak lengket terutama tipe m/a

6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m

7. Digunakan sebagai kosmetik

8. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.

2.3.3.2 Kekurangan sediaan krim.

1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas.

2. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas.

3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.2.3.4 Kekhususan sediaan

Krim tipe minyak dalam air (m/a) adalah air terdispersi dalam minyak. Krim yang dapat dicuci dengan air ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika dan juga dapat ditujukan untuk pemberian melalui vaginal. 2.3.5 Penggolongan Sediaan Krim

Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakain kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal. Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (m/a) dan krim tipe air dalam minyak (a/m). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki.

a. krim tipe a/m digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera b. krim tipe m/a digunakan sabun monovalen, seperti trietanolamin, natrium stearat,

kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga dipakai tween, natrium lauryl

sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, cmc dan emulygidum.2.3.6 Bahan-bahan Penyusun Sediaan krim

2.3.6.1 Formula pembentuk krim :Krim merupakan sediaan semi solid, berupa emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak. Berikut ini adalah bahan bahan penyusun sediaan krim :1. Zat berkhasiat, Sifat fisika dan kimia dari bahan atau zat berkhasiat dapat menentukan cara pembuatan dan tipe krim yang dapat dibuat, apakah krim tipe minyak dalam air atau tipe air dalam minyak.2. Minyak, Salah satu fase cair yang bersifat nonpolar3. Air. Salah satu fase cair yang bersifat polar. Untuk pembuatan digunakan air yang telah dididihkan dan segera digunakan setelah dingin.4. Pengemulsi, Umumnya berupa surfaktan anion, kation atau nonion.pemilihan surfaktan didasarkan atas jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe minyak air digunakan zat pengemulsi seperti trietanolaminil stearat dan golongan sorbitan, polisorbat, poliglikol, sabun.

Untuk membuat krim tipe air-minyak digunakan zat pengemulsi seperti lemak bulu domba, setil alkohol, stearil alkohol, setaseum dan emulgida.2.3.6.2 Bahan tambahan :Untuk sediaan semi solid agar peningkatan penetrasi pada kulit:1. Zat untuk memperbaiki konsistensiKonsistensi sediaan topical diatur untuk mendapatkan bioavabilitas yang maksimal, selain itu juga dimaksudkan untuk mendapatkan formula yang estetis dan acceptable. Konsistensi yang disukai umumnya adalah sediaan yang dioleskan, tidak meninggalkan bekas, tidak terlalu melekat dan berlemak. Hal yang penting lain adalah mudah dikeluarkan dari tube. Perbaikan konsistensi dapat dilakukan dengan mengatur komponen sediaan emulsi diperhatikan ratio perbandingan fasa. Untuk krim adalah jumlah konsentrat campuran zat pengemulsi.2. Zat pengawet.Pengawet yang dimaksudkan adalah zat yang ditambahkan dan dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Karena pada sediaan krim mengandung fase air dan lemak maka pada sediaan ini mudah ditumbuhi bakteri dan jamur. Oleh karena itu perlu penambahan zat yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Zat pengawet yang digunakan umumnya metil paraben 0.12 % sampai 0,18 % atau propil paraben 0,02% - 0,05 %.3. PendaparPendapar dimaksudkan untuk mempertahankan pH sediaan untuk menjaga stabilitas sediaan. pH dipilih berdasarkan stabilitas bahan aktif. Pemilihan pendapar harus diperhitungkan ketercampurannya dengan bahan lainnya yang terdapat dalam sediaan, terutama pH efektif untuk pengawet. Perubahan pH sediaan dapat terjadi karena: perubahan kimia zat aktif atau zat tambahan dalam sediaan pada penyimpanan karena mungkin pengaruh pembawa atau lingkungan. Kontaminasi logam pada proses produksi atau wadah (tube) seringkali merupakan katalisator bagi pertumbuhan kimia dari bahan sediaan.4. PelembabPelembab atau humectan ditambahkan dalam sediaan topical dimaksudkan untuk meningkatkan hidrasi kulit. Hidrasi pada kulit menyebabkan jaringan menjadi lunak, mengembang dan tidak berkeriput sehingga penetrasi zat akan lebih efektif. Contoh zat tambahan ini adalah: gliserol, PEG, sorbitol.5. Pengompleks (sequestering)Pengompleks adalah zat yang ditambahkan dengan tujuan zat ini dapat membentuk kompleks dengan logam yang mungkin terdapat dalam sediaan, timbul pada proses pembuatan atau pada penyimpanan karena wadah yang kurang baik. Contoh : Sitrat, EDTA, dsb.6. Anti Oksidan.Antioksidan dimaksudkan untuk mencegah tejadinya ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tidak jenuh yang sifatnya autooksidasi, antioksidan terbagi atas :

a. Anti oksidan sejati (anti oksigen) Kerjanya: mencegah oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas dan mencegah reaksi cincin. Contoh: tokoferol, alkil gallat, BHA, BHT.

b. Anti oksidan sebagai agen produksi. Zat-zat ini mempunyai potensial reduksi lebih tinggi sehingga lebih mudah teroksidasi dibandingkan zat yang lain kadang kadang bekerja dengan cara bereaksi dengan radikal bebas. Contoh; garam Na dan K dari asam sulfit.

c. Anti oksidan sinergis. Yaitu senyawa yang bersifat membentuk kompleks dengan logam, karena adanya sedikit logam dapat merupakan katalisator reaksi oksidasi. Contoh: sitrat, tartrat, EDTA.7. Peningkat Penetrasi.Zat tambahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah zat yang terpenetrasi agar dapat digunakan untuk tujuan pengobatan sistemik lewat dermal (kulit). Syarat-syarat:

a. Tidak mempunyai efek farmakologi.b. Tidak menyebabkan iritasi alergi atau toksik. Bekerja secara cepat dengan efek terduga (dapat diramalkan).c. Dapat dihilangkan dari kulit secara normal.d. Tidak mempengaruhi cairan tubuh, elektrolit dan zat endogen lainnya.e. Dapat bercampur secara fisika dan kimia dengan banyak zat.f. Dapat berfungsi sebagai pelarut obat dengan baik.g. Dapat menyebar pada kulit.h. Dapat dibuat sebagai bentuk sediaan.i. Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

Pada umumnya senyawa peningkat penetrasi akan meningkatkan permeabilitas kulit dengan mengurangi tahanan difusi stratum corneum dengan cara merusaknya secara reversible. Contoh; dimetil sulfida (DMSO), zat ini bersifat dipolar, aprotik dan dapat bercampur dengan air, pelarut organik pada umumnya.2.3.6 Metode Pembuatan Krim

1. Metode Pelelehan ( fusion)Zat khasiat maupun pembawa dilelehkan bersama-sama, setelah meleleh diaduk sampai dingin. Yang harus diperhatikan: kestabilan zat khasiat.

2. Metode Triturasi

Zat yng tidak larut dicampur dengan sedikit basis, sisa basis ditambahkan terakhir. Di sini dapat juga digunakan bantuan zat organik untuk melarutkan zat khasiatnya. Pada skala industri dibuat dalam skala batch yang cukup besar dan keberhasilan produksi sangat tergantung dari tahap-tahap pembuatan dan proses pemindahan dari satu tahap pembuatan ke tahap yang lain. Untuk menjaga stabilitas zat berkhasiat pada penyimpanan perlu diperhatikan, antara lain:

a. Kondisi temperatur /suhub. Kontaminasi dengan kotoranc. Kemungkinan hilangnya komponen yang mudah menguap.Dasar dasar proses pembuatan sediaan semi solid (termasuk krim) dapat dibagi:

1. Reduksi ukuran partikel

skrining partikel dan penyaringan. Bahan padat dalam suatu sediaan diusahakan mempunyai ukuran yang homogen. Skrining partikel dimaksudkan untuk menghilangkan partikel asing yang dapat terjadi akibatadanya partikel yang terflokulasi dan aglomerisasi selama proses. 2. Pemanasan dan pendinginan Proses pemanasan diperlukan pada saat melarutkan bahan berkhasiat, pencampuran bahan- bahan semisolid pada proses pembuatan emulsi. Pembuatan sediaan semi solid dibutuhkan pemanasan, sehingga pada proses homogenisasi bahan- bahan yang digunakan tidak membutuhkan penanganan yang sulit, kecuali apabila didalam sediaan tersebut ada bahan-bahan yang termolabil. 3. PencampuranPencampuran terdiri tiga macam: a. Pencampuran bahan padat.

Pada prinsipnya pencampuran bahan padat adalah menghancurkan aglomerat yang terjadi menjadi partikel dengan ukuran yang serba sama.

b. Pencampuran untuk larutan. Tujuan pencampuran larutan didasarkan pada dua tujuan yaitu: adanya transfer panas dan homogenitas komponen sediaan. c. Pencampuran semi solida. Untuk pencampuran sediaan semi solid dapat digunakan alat pencampuran dengan bentuk mixer planetary dan bentuk sigma blade. Alat dengan sigma blade dapat membersihkan salep/ krim yang menempel pada dinding wadah dan menjamin homogenitas produk serta proses transfer panas lebih baik.d. Penghalusan dan Homogenisasi. Proses terakhir dari seluruh rangkaian pembuatan adalah penghalusan dan homogenisasi produk semi solid yang telah tercampur dengan baik.

2.4 Praformulasi dan FormulasiPraformulasi adalah tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan perkembangan suatu bentuk sediaan farmasi.2.4.1. Persyaratan MutuPersyaratan mutu yang harus dimiliki oleh bahan-bahan dalam sediaan suspensi adalah sebagai berikut:a. Dapat diterima

Dapat diterimaartinya mempunyai estetika, penampilan, bentuk yag baik serta menarik sehigga menciptakan rasa nyaman pada saat pengunaanb. Aman

Aman artinya sediaan yang kita buat harus aman secara fisiologis maupun psikologis, dan dapat meminimalisir suatu efek samping sehingga tidak lebih toksik dari bahan aktif yang belum diformulasi. c. Efektif

Efektif artinya sebagai dalam jumlah kecil mempunyai efek yang optimal. Jumlah atau dosis pemakaian sekali pakai sehari selama pengobatan (1 kurun waktu) harus mampu mencapai reseptor dan memiliki efek yang dikehendaki. Sediaan yang efektif adalah sediaan bila digunakan menurut aturan pakai yang disarankan akan menghasilkan efek farmakologi yang optimal untuk tiap-tiap bentuk sediaan dengan efek samping yang minimal.d. Stabilitas fisika

Stabilitas fisika adalah sifat-sifat fisika organoleptis, keseragaman, kelarutan, dan viskositas tidak berubah.

e. Stabilitas kimia

Stabilitas kimia adalah secara kimia inert sehingga tidak menimbulkan perubahan warna, pH, dan bentuk sediaan. f. Stabilitas mikrobiologi

Stabilitas mikroba berarti tidak ditemukan pertumbuhan mikroorganisme selama waktu edar. g. Stabilitas farmakologi

Stabilitas farmakologi berarti selama penyimpanan dan pemakaian efek terapeutiknya harus tetap sama.h. Stabilitas toksikologi

Stabilitas toksikologi berarti pada penyimpanan dan pemakaian tidak boleh ada kenaikan toksisitas.2.4.2 Karateristik Bahan Zat Aktif Obat

2.4.2.1 Gentamisin2.5 Tinjauan Produksi2.5.1 Definisi Produksi

Produksi adalah proses dan metode yang digunakan dalam transformasi yang nyata input ( bahan baku , setengah jadi barang , atau subassemblies ) dan tidak berwujud masukan ( ide ,informasi , tahu bagaimana ) menjadi barang atau jasa, merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhanmanusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.2.5.2 Tujuan Produksi

Tujuan dilakukannya produksi adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan pasien Adanya produksi sediaan farmasi tentu untuk menjawab kebutuhan masyarakat mengenai obat-obatan. Tanpa adanya minat dan permintaan dari masyarakat, tentu saja produksi sediaan farmasi tidak akan dilakukan.

b. Aplikasi gagasan baruDengan adanya produksi diharapkan bahwa akan muncul pengaplikasian dari gagasan-gagasan yang ada. Dengan dilakukannya produksi maka akan terlihat pengaplikasiaan dari suatu formula dan akan menambah beraneka ragam alternative pilihan masyarakat terhadap sediaan farmasi.

c. Upgrade sediaanDengan adanya produksi, tentu akan ada pengembangan-pengembangan baru terhadap sediaan farmasi. Setiap diadakan produksi pasti juga akan dibarengi dengan praformulasi baru atau membuat pembaharuan terhadap sediaan yang sudah ada.

d. Upgrade teknologi farmasiSaat melakukan produksi tentu saja kita membutuhkan alat untuk mempermudah kita melakukan proses produksi. Dengan adanya produksi, maka kita akan lebih tau tentang perkembangan teknologi farmasi.

e. Sarana evaluasi langsungSarana evaluasi langsung maksudnya, kita dapat langsung menguji atau mengevaluasi sediaan kita. Dengan adanya produksi kita bisa langsung mengetahui bentuk jadi sediaan kita, setelah proses produksi selesai kita bisa langsung mengevaluasi sediaan yang kita buat secara real atau langsung, bukan hanya secara teori ataupun perkiraan. Dengan demikian, jika kita melakukan kesalahan atau ada kekurangan pada sediaan kita, bisa kita pahami letak kesalahannya dan bisa melakukan perbaikan di lain waktu.

2.5.3 Komponen Produksi

2.5.3.1 Ruang Produksi

Ruang produksi adalah suatu ruang yang dirancang dengan khusus sebagai tempat dilaksanakan kegiatan produksi dimana di dalamnya mengakomodasi berbagai macam kebutuhan produksi ( alat, bahan, personal, manajemen ) dengan spesifikasi khusus.Ruang produksi untuk pembuatan sediaan farmasi memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:

a. Kontruksi bangunan tahan terencanaMaksudnya adalah sejak awal sudah ditentukan konsep awal untuk pembuatan bangunan yang akan digunakan untuk pembuatan sediaan farmasi. Kontruksi untuk bangunan ini harus bisa tahan gempa dan ditempatkan ditempat yang aman, sehingga tidak akan mengganggu produksi. Jadi kontruksi bangunan harus di rencanakan sejak awal secara matang dan juga terencana sehingga tidak akan mengganggu proses produksi kelak.

b. Mendukung alur produksi one wayMaksud dari alur one way adalah ruang produksi harus memiliki alur produksi secara berurutan tanpa ada pemutaran kembali sediaan ke tahap awal. Misalnya dalam ruang produksi pencampuran bahan dilakukan dari sebelah barat ke sebelah timur ruangan, ruangan harus memiliki tempat yang cukup mulai dari pencampuran bahan disebelah barat kemudian berurutan hingga proses akhir produksi berada di paling timur ruangan. c. Terdapat pengaturan suhu, cahaya, tekanan dan higienitasPengaturan suhu, cahaya, tekanan dan higienitas sangat penting untuk ruangan produksi. Hal ini dikarenakan untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme dalam ruangan tersebut. Selain itu juga ada sediaan yang dalam proses produksinya harus dalam suhu dan tekanan tertentu. Jadi memang penting jika ruang produksi memiliki pengatur suhu, cahaya, tekanan dan higienitas.

d. Ruang tidak bersudutRuang yang tidak bersudut akan lebih mudah dibersihkan sehingga tidak akan ada debu, kotoran atau mikroorganisme yang akan bersarang disana. Dengan tidak adanya debu, kotoran dan mikroorganisme maka proses produksi akan lebih higienis.

e. Berlapiskan epoksiPori-pori dinding adalah tempat yang biasanya terdapat banyak bakteri atu mikroorganisme. Epoksi adalah sejenis cat yang digunakan untuk menutupi pori-pori permukaan dinding. Dengan memberikan epoksi pada dinding, berarti tidak akan ada pori-pori di lubang tembok dan tidak ada tempat lagi untuk bakteri atau mikroorganisme.

f. Terdapat interlock doorMaksud dari interlock door adalah jika pintu masuk dibuka, maka pintu keluar akan terkunci secara otomatis sehingga tidak bisa dibuka. Hal ini dilakukan agar sirkulasi udara dalam ruangan dapat terjaga sehingga tidak mudah terkontaminasi oleh bakteri yang terbawa dari luar.

2.5.3.1.1 Macam-macam ruang produksi yang biasa digunakan untuk membuat sediaan farmasi adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan Kelas

1. Ruang kelas I

Biasanya ruangan digunakan untuk pembuatan sediaan steril yang memiliki tingkatan kelas tertinggi. Terdapat empat ruang filter yaitu prefilter, medium filter, hipofilter dan LAF.2. Ruang kelas II

Biasanya ruangan digunakan untuk penyiapan peralatan yang akan digunakan di ruang kelas I.3. Ruang kelas III

Biasanya ruangan digunakan untuk pembuatan sediaan semi solid yang mudah terkontaminasi dengan bakteri atau mikroorganisme.4. Ruang kelas IV

Biasanya ruangan yang digunakan untuk pembuatan sediaan serbuk dan kapsul.b. Berdasarkan Label Warna

1. Ruang kelas WhiteRuangan kelas White biasanya diberikan untuk ruang kelas I.2. Ruang Kelas GreyRuangan kelas Grey biasanya diberikan untuk ruang kelas II dan III.3. Ruangan kelas BlackRuangan kelas Black biasanya diberikan untuk ruang kelas IV.c. Berdasarkan Nomor Area

1. Ruang kelas 100

Ruang kelas 100 diartikan bahwa hanya boleh ada 100 mikroorganisme non patogen dan 10 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya ruang kelas 100 diberikan untuk ruang kelas I.2. Ruang kelas 1.000

Ruang kelas 1.000 diartikan bahwa hanya boleh ada 1.000 mikroorganisme non patogen dan 100 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya ruang kelas 1.000 diberikan untuk ruang kelas II.3. Ruang kelas 10.000Ruang kelas 10.000 diartikan bahwa hanya boleh ada 10.000 mikroorganisme non patogen dan 1.000 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya ruangan kelas 10.000 diberikan untuk kelas III.4. Ruang kelas 100.000

Ruang kelas 100.000 diartikan bahwa hanya ada boleh 10.000 mikroorganisme non patogen dan lebih dari 100.000 mikroorganisme patogen dalam ruangan itu. Biasanya ruangan kelas 100.000 diberikan untuk kelas IV.2.5.3.2 Alat Produksi

Alat prosuksi adalah seperangkat instrument yang digunakan untuk membuat, mengolah ataupun memodifikasi suatu bahan awal menjadi sediaan ruahan maupun sediaan jadi dengan fungsi dan standar tertentu. Alat produksi memiliki beberapa spesifikasi yaitu sebagai berikut:

a. Inert atau netralMaksuda dari inert dan netral adalah alat produksi yang digunakan tidak memengaruhi sediaan. Misalnya alat produksi yang berasal dari plastik yang dapat melepaskan zat-zat berbahaya penyusun plastik yang dapat bereaksi dengan sediaan yang kita buat. Hal-hal seperti iniharus dihindari agar kualitas sediaan yang diproduksi tetap terjaga dengan baik.

b. Fungsi tetap (stabil)Alat denga fungsi tetap (stabil) adalah alat produksi yang walaupun digunakan sampai 3 tahun tidak akan berubah atau berkurang dalam segi fungsi. Misalnya alat pencetak tablet yang mampu mencetak 2000 tablet perhari, akan tetap mampu mencetak 2000 tablet perhari dalam kurun waktu 3 tahun yang akan datang.

c. Mudah dalam pengoperasianTujuan utama dari penggunaan alat-alat produksi adalah memudahkan kita dalam pembuatan suatu sediaan. Alat yang digunakan pun harus mudah dalam pengoperasiaan karena bukan hanya satu atau dua orang yang akan menggunakannya melainkan beberapa orang dengan kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga untuk pengoperasiaanya alat produksi diusahan semudah mungkin.

d. Terstandar dan terkalibrasi (menyertakan fungsi sesuai dengan bahan baku)Alat produksi yang digunakan untuk memproduksi sediaan farmasi haruslah sesuai dengan standar yang sudah ditentukan karena obat nantinya akan bereaksi dalam tubuh. Jika dalam proses pembuatannya tidak menggunakan alat yang terstandar maka akan menurunkan kualitas dari obat yang akan dihasilkan pula.

e. Maintenence (perawatan)Alat produksi harus memiliki panduan perawatan karena perawatan adalah hal yang sangat penting. Ketahanan suatu alat juga bergantung dari cara perawatan alat itu sendiri, sehingga alat produksi pun harus dirawat dengan baik agar fungsinya tetap terjaga.

2.5.3.2.1 Penggolongan Alat ProduksiAlat produksi juga memiliki macam-macam pengelompokan. Macam-macam alat produksi yaitu sebagai berikut:

2.5.3.3 Personal Produksi

Personal produksi adalah praktisi produksi yang mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan akhir membuat suatu sediaan farmasi yang terstandar. Karena tanggung jawab seorang praktisi, maka seorang praktisi harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

a. Sehat jasmani dan rohaniSeorang praktisi haruslah sehat secara jasmani dan rohani, hal ini karena kebersihan dan kehigienisan ruangan saja sangat dijaga, apalagi untuk personal yang akan terjun langsung dalm pembuatan sediaan. Jika personal tidak memiliki kesehatan jasmani maupun rohani itu justru akan membahayakan orang lain baik dalam lingkup industri maupun masyarakat.

b. Lebih diutamakan priaUntuk praktisi dibidang farmasi, lebih diutamakan pria karena mayoritas wanita memakai berbagai macam kosmetik. Pemakaian kosmetik seperti bedak di wajah, tentu saja akan memengaruhi kualitas obat karena bedak juga mengandung zat-zat kimia yang mampu bereaksi dengan bahan yang digunakan untuk pembuatan obat. Sehingga lebih di utamakan pria sebagai seorang praktisi personal produksi.

c. Kompeten (menguasai ilmu)Karena proses produksi sangat menentukan hasil ari sediaan yang akan dihasilkan, maka praktisi atau personal produksi pun harus berkompeten. Jika personal produksi tidak memiliki kompetensi yang baik, tentu saja akan membahayakan masyarakat dan juga akan menyebabkan banyak kerugian.

d. Menggunakan alat pelindung diriDalam proses produksi, tentu kita akan berhadapan dengan berbagai bahan-bahan berbahaya dan terkena resiko kecelakaan kerja. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, tentu kita harus menggunakan alat pelindung diri sehingga resiko untuk terkena bahan kimia atau kecelakaan kerja bisa dinetralisir.

e. Menguasai Grade Laboratori Practice (GLP), Grade Manufactoring Practice (GMP) dan Grade Selling Practice (GSP)Seorang personal produksi bukan hanya harus menguasai satu bidang, namun juga semua bidang produksi. Untuk standar industri, minimal personal produksi memiliki 2 keterampilan yaitu GLP dan GMP. Hal ini difungsikan agar personal produksi mampu mengkondisionalkan diri saat mereka berada di laboratorium maupun mengawasi secara langsung proses produksi.

f. Memiliki sikap yang baikSikap merupakan hal yang tidak boleh disepelekan oleh setiap personal produksi. Rasa tanggung jawab dan disiplin tinggi harus dimiliki oleh personal produksi. Hal ini dikarenakan mereka memiliki tanggung jawab yang besar atas hasil dari produksi.

2.5.3.4 Metode Produksi

Metode produksi adalah serangkaian tahap dan alur kerja pembuatan sediaan mulai dari bahan awal untuk diolah menjadi sediaan ruahan maupun sediaan jadi dengan mengacu pada proses evaluasi setiap tahap produksi.

Metode produksi yang biasa digunakan dalam pembuatan sediaan krim adalah sebagai berikut:2.5.3.4.1 Metode Pelelehan ( fusion)Zat khasiat maupun pembawa dilelehkan bersama-sama, setelah meleleh diaduk sampai dingin. Yang harus diperhatikan: kestabilan zat khasiat.2.5.3.4.2 Metode Triturasi

Zat yng tidak larut dicampur dengan sedikit basis, sisa basis ditambahkan terakhir. Di sini dapat juga digunakan bantuan zat organik untuk melarutkan zat khasiatnya. Pada skala industri dibuat dalam skala batch yang cukup besar dan keberhasilan produksi sangat tergantung dari tahap-tahap pembuatan dan proses pemindahan dari satu tahap pembuatan ke tahap yang lain. Untuk menjaga stabilitas zat berkhasiat pada penyimpanan perlu diperhatikan, antara lain:

a. Kondisi temperatur /suhub. Kontaminasi dengan kotoranc. Kemungkinan hilangnya komponen yang mudah menguap.2.6 Evaluasi SediaanEvaluasi adalah tahapan akhir produksi di mana menekankan pada kegiatan pemastian dan pemeriksaan sediaan telah sesuai dengan spesifikasi mutu standar sediaan baik secara nasional maupun internasional.

2.6.1 Tujuan Evaluasi

Tujuan dilakukannya evaluasi pada sediaan adalah sebagai berikut:

a. Pemastian mutu sediaan

Evaluasi bertujuan untuk memastikan mutu dari sediaan yang diproduksi, baik itu dimulai dari pemilihan bahan sampai dengan hasil jadi sediaan tersebut. Dengan melakukan evaluasi kita dapat mengetahui kualitas mutu dari sediaan yang kita buat. Jika kita memiliki sediaan yang memiliki kualitas baik, maka kita kemungkinan besar sediaan kita akan diterima dengan baik dipasaran.

b. Estimasi efek terapi bisa diketahui

Dengan melakukan evaluasi, biasanya ddengan melakukan evaluasi sediaan yang sudah diprosuksi, kita akan mengetahui seberapa besar efek terapi yang akan dihasilkan oleh sediaan kita terhadap tubuh pasien. Kita akan mengetahui bahwa sediaan kita sudah memenuhi dosis yang tepat atau belum. Jika kita tidak melakukan evaluasi terhadap sediaan, dikhawatirkan obat akan memberikan efek samping yang berbahaya akibat ketidaktahuan akan efek terapi yang diberikan.

c. Dasar tindakan reformulasi

Dengan dilakukan evaluasi, kita akn mengetahui kekurangan-kekurangan sediaan yang kita buat. Sehingga kita akan bisa melakuka reformulasi untuk memperbaiki sediaan kita. Jika kita tidak melakukan evaluasi, kita tidak akan tahu letak kesalahan kita dan kita tidak tahu solusi untuk memperbaiki sediaan kita.

d. Dasar pengembangan produk

Bukan hanya kekrangan yang akan kita ketahui saat melakukan evaluasi, kelebihan dari suatu sediaan pun akan kita ketahui. Dengan mengetahui kelebihan dari sediaan kita, misalnya saat pemilihan bahan, kita bisa mengaplikasikan kelebihan itu kepada sediaan lainnya, sehingga kita dapat melakukan pengembangan produk farmasi menjadi lebih baik lagi.

2.6.2 Penggolongan EvaluasiSecara umum, penggolongan evaluasi dibagi menjadi 3 yaitu:

2.6.2.1 Berdasarkan tahapan produksi

Evaluasi yang dilakukan berdasarkan tahapan produksi adalah evaluasi yang menekankan pada tahapan atau proses yang dilakukan sebelum produksi, saat produksi dan setelah produksi.

a. Pre produksi

Evaluasi pada tahap pre produksi adalah evaluasi yang dilakukan pada bahan yang akan dibuat. Biasanya meliputi identifikasi bahan, interaksi bahan terhadapa bahan lain dan stabilitas fisik dari bahan. Misalnya pada tahap praformulasi terdapat kendala-kendala untuk pemilihan bahan sehingga kita harus mengevaluasi karakteristik bahan.b. In Process Control

Evaluasi pada saat proses produksi adalah evaluasi yang lebih menekankan pada saat pembuatan sediaan. Jadi kita mengevaluasi dari cara-cara atau prosedur saat melakukan produksi. Misalnya keakuratan penimbangan bahan dan kinerja alat produksi.

c. Post produksi

Evaluasi ini adalah evaluasi yang menekankan evaluasi pada sediaan yang sudah jadi. Misalnya pada uji organolepttis, keseragaman bobot dan kekentalan.2.6.2.2 Berdasarkan objek sediaan

Berdasarkan pada objek sediaan, maka evaluasi dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

a. Bahan awal

Evaluasi yang dilakukan pada bahan awal adalah evaluasi yang menekankan pada objek bahan yang digunakan, mulai dari karakteristik bahan sampai dengan tingkat kelarutan dan titik didih bahan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah adanya bahan yang rusak karena memiliki karakteristik yang tidak sesuai dengan sediaan yang akan dibuat.

b. Ruahan

Evaluasi pada objek sediaan ruahan adalah evaluasi bahan saat sedang dibuat menjadi bentuk sediaan setengah jadi. Untuk sediaan suspensi, evaluasi pada tahap ruahan atau sediaan setengah jadi adalah saat bahan-bahan obat bercampur membentuk mucilago. Saat dalam fase mucilago inilah dilakukan evaluasi terhadap kesesuaian terhadap syarat-syarat mucilago yang baik.

c. Sediaan jadi

Evaluasi pada tahap ini adalah evaluasi yang ditekankan pada bentuk sediaan jadinya, seperti pada suspensi evaluasi sediaan jadi yang dilakukan adalah homogenitas, viskositas dan juga kecepatan terdispersi kembali.2.6.2.3 Berdasarkan tujuan evaluasi

Berdasarkan tujuan evaluasinya, evaluasi dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:

a. Efektivitas

Evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas adalah evaluasi yang dilakukan dengan berfokus pada efektivitas atau kemampuan obat untuk memberikan efek terapi terhadap tubuh.

b. Mutu fisik

Mutu fisik menjadi penggolongan evaluasi karena dalam evaluasi mutu fisik kita bisa mengetahui kualitas sediaan kita secara langsung, mulai dari homogenitas sampai kekentalan sediaan.

c. Sterilitas

Evaluasi terhadap sterilitas berguna untuk mengetahui tingkat sterilitas sediaan yang sudah dibuat. Hal ini untuk mengetahui sampai berapa lama obat mampu bertahan tanpa ditumbuhi oleh mikroorganisme.

d. Kimia

Evaluasi kimia meliputi interaksi antara satu bahan dengan bahan. Dengan melakukan evaluasi kimia, kita dapat mengertahui rencana kerja obat dalam tubuhh manusia nantinya. Dengan mengetahui evaluasi ini juga kita bisa menghindari reaksi-reaksi kimia antara obat satu dengan obat yang lain.