27
Secara umum batubara Indonesia termasuk bahan bakar. Pengubahan batubara dapat dilakukan melalui dua cara yaitu melalui pembuatan gas atau gasifikasi dan pencairan batubara atau liquifaksi (coal liquefaction). Dalam proses gasifikasi semua gas organik dalam batubara diubah ke dalambentuk gas terutama karbonmonoksida, karbondioksida dan hidrogen. Gas ini kemudian dapat diubah menjadi bahan-bahan kimia seperti pupuk dan metanol. Proses liquifaksi tujuannya adalah mengubah batubara menjadi minyak. Penelitian oleh SASOL (perusahaan yang mengurusi pencairan batubara) di Afrika Selatan telah berhasil mengubah batubara menjadi minyak (Gasoline, Diesel, Jet Fuel ), gas maupun bahan kimia lainnya sehingga Afrika Selatan telah “survive” mengatasi masalah BBM 50 persen kebutuhan BBM Afrika dipasok dari Pabrik Pencairan Batubara sementara SASOL sendiri terdaftar di bursa efek Afrika Selatan dan NewYork. Produksi SASOL sekitar 150.000 barel/hari.Pemerintah Indonesia pada tahun 2004 lalu telah mempunyai rencana untuk membangun pilot plantuntuk program pencairan batubara di Cirebon (Jawa Barat). Maksud dari pilot plant ini adalah sebagai uji coba dan sekaligus untuk meyakinkan semua pihak bahwa program pencairan batubara ini dapat dilakukan. Teknologi yang akan digunakan adalah teknologi Improve Brown Coal Liquefaction (IBCL)yang dikembangkan oleh Jepang. Sementara Jepang sendiri sudah membangun pilot plant dengan

Secara Umum Batubara Indonesia Termasuk Bahan Bakar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

batubara

Citation preview

Secara umum batubara Indonesia termasuk bahan bakar. Pengubahan batubara dapat dilakukanmelalui dua cara yaitu melalui pembuatan gas atau gasifikasi dan pencairan batubara atau liquifaksi(coal liquefaction). Dalam proses gasifikasi semua gas organik dalam batubara diubah ke dalambentuk gas terutama karbonmonoksida, karbondioksida dan hidrogen. Gas ini kemudian dapat diubahmenjadi bahan-bahan kimia seperti pupuk dan metanol.Proses liquifaksi tujuannya adalah mengubah batubara menjadi minyak. Penelitian oleh SASOL(perusahaan yang mengurusi pencairan batubara) di Afrika Selatan telah berhasil mengubahbatubara menjadi minyak (Gasoline, Diesel, Jet Fuel ), gas maupun bahan kimia lainnya sehinggaAfrika Selatan telahsurvive mengatasi masalah BBM 50persen kebutuhanBBM Afrika dipasokdariPabrik Pencairan Batubara sementara SASOL sendiri terdaftar di bursa efek Afrika Selatan dan NewYork. Produksi SASOL sekitar 150.000 barel/hari.Pemerintah Indonesia pada tahun 2004 lalu telah mempunyai rencana untuk membangun pilot plantuntuk program pencairan batubara di Cirebon (Jawa Barat). Maksud dari pilot plant ini adalah sebagaiuji coba dan sekaligus untuk meyakinkan semua pihak bahwa program pencairan batubara ini dapatdilakukan. Teknologi yang akan digunakan adalah teknologi Improve Brown Coal Liquefaction (IBCL)yang dikembangkan oleh Jepang. Sementara Jepang sendiri sudah membangun pilot plant denganteknologi ini untuk 50 ton/hari di Victoria, Australia.Pada tahun 2002 pemerintah China telah mengambil keputusan penting, yaitu tidak akanmenggantungkan diri pada impor minyak mentah. Sebagai pengganti impor minyak mentah,pemerintah China membuat program pencairan batubara. Untuk mewujudkan program iniperusahaan terbesar di China Shen Hua Group menggandeng perusahaan Amerika HeadwatersTechnology Innovation (HTI) untuk pencairan batubara secara langsung melalui teknologi yangdikembangkan oleh HTI.Pemerintah kabupaten Berau (Kaliamantan Timur) juga sangat serius menanggapi persoalanpencairan batubara menjadi minyak sintetis. Dari hasil studi kelayakan, PT Berau Coal berencanaakan membangun pabrik ini dengan kapasitas 3.000 ton/hari dan telah menyediakan lahan seluaskurang lebih 60 ha dan rencananya akan dimulai tahun 2009. Untuk membangun pabrik dengankapasitas 3.000 ton/hari diperlukan dana sekitar USD 800 juta dan produk minyak yang akandihasilkan 13.350 barrel/hari atau 2.122.650 liter/hari. Jika ditinjau secara kuantitatif, batubaraIndonesia sangat dimungkinkan mengganti peran minyak bumi, tanpa terkendala faktor penyediaan.Bangka Belitung yang secara geografis dekat dengan sumber cadangan batubara (SumateraSelatan) seyogyanya perlu memikirkan dan mengantisipasi krisis, kenaikan dan kelangkaan BBM kedepan dengan mencoba memanfaatkan energi batubara sebagai bahan bakar, yaitu denganmembangun PLTU, atau mengganti PLTD menjadi PLTU, serta melalui konsorsium untukmerencanakan dan membuat pilot plant pencairan batubara menjadi bahan bakar minyak, sepertiyang dilakukan Kabupaten Berau Kalimantan Timur.Sumber : http://cetak.bangkapos.com/opini/read/205.htmlhttp://gemariptek.blogspot.com/2011/09/batubara-cair-sebagai-energi-alternatif.htmlAgar batubara dapat diubah menjadi bahan bakar gas dan cair, maka harus dilakukan proses gasifikasi danpencairan batubara (coal liquefaction). Lalu, apa itu pencairan batubara? Jawaban yang sederhana, yaitu:produksi bahan bakar sintetis berbahan baku batubara, umumnya darijenis batubara yang berkualitas rendah.Adapun proses pencairan (liquefaction) ini dibedakan antara proses yangindirect coal liquefaction(tidaklangsung) dandirect coal liquefaction(langsung). Saya tidak akan membahas bagaimana proses-prosespembuatan batubara cair, tetapi akan lebih memperkenalkan batubara cair secara singkat, meliputi teknologi,keuntungan dan kekurangan serta prospeknya.Teknologi Yang AdaPembuatan bahan bakar sintesis berbasis batubara telah berkembang pesat, sejak pertama kali dilakukan diJerman tahun 1900-an dengan menggunakan proses sintesis Fischer-Tropsch yang dikembangkan Franz Fisherdan Hans Tropsch. Pada 1930, disamping menggunakan metodeproses sintesis Fischer-Tropsch,prosesBergiusmulai dikembangkan pula untuk memproduksi bahan bakar sintetis.Sumber: www.futurecoalfuels.orgSelanjutnya, Jepang dengan NEDO (the New Energy Development Organization) mengembanganteknologi pencairan batubara kualitas rendah. Hal ini mempertimbangkan hasil identifikasi parapeneliti NEDO, bahwa cadangan batubara di dunia pada umumnya tidak berkualitas baik, bahkansetengahnya merupakan batubara dengan kualitas rendah atau berkalori rendah (low rank coal), yaknikurang dari 5.100 kalori, seperti: sub-bituminous coal dan brown coal. Kedua jenis batubara tersebutdikenal lebih banyak mengandung air.Proses pencairan batubara yang dikembangkan mereka diberi namaBrownCoalLiquefactionTechnology(BCL). Teknologi Jepang ini mengubah kualitas batubara yang rendah menjadi produk yang berguna secaraekonomis dan dapat menghasilkan bahan bakar berkualitas serta ramah lingkungan.Batubara telah dikonversimenjadi energi bernilai tambah tinggi dengan BCL!Pada prinsipnya, proses pencairan batubara melalui beberapa langkah [1]:Langkah pertama adalah memisahkan air secara efisien dari batubara yang berkualitas rendah.Langkah kedua melakukan proses pencairan di mana hasil produksi minyak yang dicairkanditingkatkan dengan menggunakan katalisator, kemudian dilanjutkan dengan proses hidrogenasi dimana heteroatom (campuran sulfur-laden, campuran nitrogen-laden, dan lain lain) pada minyakbatubara cair dipisahkan untuk memperoleh bahan bakar bermutu tinggi, kerosin, dan bahan bakarlainnya.Akhirnya, sisa dari proses tersebut (debu dan unsur sisa produksi lainnya) dipisahkan/dikeluarkan.Keuntungan:Setiap satu ton batu bara padat yang diolah dalam reaktor Bergius dapat menghasilkan 6,2 barelbahan bakar minyak sintesis berkualitas tinggi. Bahan ini dapat dipergunakan sebagai bahanpengganti BBM pesawat jet (jet fuel), mesin diesel (diesel fuel), serta gasoline dan bahan bakarminyak biasa.Kualitas batubara cair yang dihasilkan sama dengan minyak mentah, namun harga jualnya bisalebih murah 50 persen dibandingkan BBM biasa. Jadi, kalau solar dijual Rp 6.000 per liter, makaharga solar dari batubara cair hanya Rp 3.000 per liter.Teknologi pengolahannya juga lebih ramah lingkungan. Dari pasca produksinya tidak ada prosespembakaran, dan tidak dihasilkan gas CO2. Kalaupun menghasilkan limbah (debu dan unsur sisaproduksi lainnya), masih dapat dimanfaatkan untuk bahan baku campuran pembuatan aspal. Bahkansisa gas hidrogen masih laku dijual untuk dimanfaatkan menjadi bahan bakar.Bila teknologi dan harga jual produksi batu bara cair tersebut dianggap tidak kompetitif lagi,perusahaan dapat berkonsentrasi penuh memperoduksi gas hidrogen dan tenaga listrik yang masihmemiliki prospek sangat cerah. Karena dengan memanfaatkanPanel Surya berteknologi tinggi(photovoltaic),energi matahari yang mampu ditangkap adalah 100 kali lipat dibandingkan denganpanel biasa. Setiap panel dapat menghasilkan daya sebesar satu megawatt, dengan biayanya hanyaUS$ 5 atau 100 kali lebih murah dibandingkan dengan menggunakan instalasi panel surya yangbiasa.Kekurangan:KeekonomianBatubara cair akan ekonomis jika harga minyak bumi di atas US $35/bbl,masalahnya harga minyak bumi sangat fluktuatif, sehingga seringkali investor ragu untukmembangun kilang pencairan batubara.Investasi Awal TinggiBiaya investasi kilang pencairan batubara komersial, cukup mahal yaitu US$ 1,5 milyar untuk kilang 13.500 barel/hari dan bisa mencapai US $ 2,1 miliar untuk kilangberkapasitas 27.000 barel /hari.Merupakan Investasi Jangka panjangBreakEvenPoint(BEP)baru dicapai setelah 7 tahunberoperasi, sedangkan tahap pembangunan memakan waktu 3 tahun.KeekonomianBatubara cair akan ekonomis jika harga minyak bumi di atas US $35/bbl,masalahnya harga minyak bumi sangat fluktuatif, sehingga seringkali investor ragu untukmembangun kilang pencairan batubara.Investasi Awal TinggiBiaya investasi kilang pencairan batubara komersial, cukup mahal yaitu US$ 1,5 milyar untuk kilang 13.500 barel/hari dan bisa mencapai US $ 2,1 miliar untuk kilangberkapasitas 27.000 barel /hari.Merupakan Investasi Jangka panjangBreakEvenPoint(BEP)baru dicapai setelah 7 tahunberoperasi, sedangkan tahap pembangunan memakan waktu 3 tahun.