Sdh Diedit Angga Fisika Baru Pengenalan Alat Ukur Dasar Ok

  • Upload
    akbar

  • View
    94

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fisika

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMFISIKA DASAR I

PERCOBAAN IPENGENALAN ALAT UKUR DASAR

OLEH :

NAMA:ARNOL SARAGIH SITIONIM:H1C110023KELOMPOK:VASISTENSI:PAHMIANSYAHPROGRAM STUDI PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU2010

LEMBAR PENGESAHANLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR INama:Arnol Saragih SitiokiNIM:H1C110023Kelompok:V (Lima)Judul Percobaan:Pengenalan Alat Ukur DasarFakultas:Teknik

Program Studi:Pertambangan

Asisten:Pahmiansyah

NilaiBanjarbaru, 30 Desember 2010

Asisten

PahmiansyahBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran adalah penentuan nilai suatu besaran dasar menggunakan alat ukur. Alat ukur dasar adalah alat-alat ukur yang umumnya digunakan untuk mengukur suatu besaran . Ilmu Fisika memiliki besaran besaran fisis yang digunakan dalam hukum-hukum fisika seperti panjang massa, volume dan seterusnya, sehingga diperlukan pengetahuan dan alat ukuran dasar.

Didalam penggunaan alat ukur pada setiap pengukuran sangat ditentukan oleh macam-macam kegunaan, batas ukur dan ketelitian alat ukurnya. Sebagai contoh untuk mengukur besar suatu benda yang diperkirakan sekitar 60 kg, maka alat yang harus digunakan haruslah timbangan dengan batas ukur yang mempunyai batas ukur minimal senilai dengan massa benda itu. Timbangan tersebut harus memiliki ketepatan pengukuran yang baik, sehingga hasil pengukuran sesuai dengan keadaan sesungguhnya.

Didalam dunia fisika, dikenal berbagai macam-macam besaran. Semua besaran Fisika dapat dinyatakan dalam beberapa satuan pokok. Pemilihan satuan standar untuk besaran pokok menghasilkan suatu system satuan. Sistem yang digunakan secara Universal oleh para ilmuwan di seluruh dunia adalah system Internasional (SI).

1.2 Tujuan

Tujuan dari Percobaan ini adalah untuk, :

1. Mampu menggunakan alat ukur yang digunakan dalam Praktikum Fisika

2. Mengenal Besar Ketelitian Pengukuran dari alat-alat ukur dasar

3. Mengenal apa yang dimaksud dengan Skala Nonius.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mengukur adalah membandingkan suatu besaran yang dimiliki suatu alat yang besarnya sejenis dengan membaca skala. Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran ukur. Hasil pengukuran merupakan nilai tafsiran besaran ukur, karena hanya merupakan tafsiran maka setiap hasil pengukuran pasti mempunyai kesalahan (Adiyani,2010).

Secara fisis dalam fisika juga ditemukan berbagai alat-alat ukur. Alat-alat ukur yang biasanya digunakan untuk praktikum fisika ada beberapa macam, diantaranya :

2.1 Skala Nonius

Banyak Alat mempunyai suatu tambahan pada skalanya, dinamai Nonius, yang membuat alat tersebut berkemampuan lebih besar. Menambah Kemampuan disini berarrti menambah ketepatan pengukurannya, seolah-olah jarak antara dua gores skala berhingga menjadi lebih kecil. Hitungan terkecil alat menjadi lebih kecil (Djonoputro, 1984).

Skala Nonius disebut juga Skala Vernier adalah skala tambahan pendek yang ditempatkan di samping skala utama pada alat ukur, sehingga memungkinkan sub pembagian pada skala utama dapat dibaca lebih teliti. (Isaacs, 2002).

Gambar 2.1

Skala Nonius

2.2 Jangka Sorong

Jangka Sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai Seperseratus millimeter (0.01 mm). Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm untuk jangka sorong dibawah 30 cm dan 0.01 mm untuk yang diatas 30 cm (Hoerner,1969).

Bagian Utama Jangka Sorong :

1. Rahang Tetap, terdiri dari Skala Utama

2. Rahang Sorong, Dapat digeser menggunakan Skala Nonius.

Penggunaan Jangka Sorong :

1. Mengukur Diameter luar Benda

Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda yaitu dengan memutar pengunci ke kiri, buka rahang sarung, geser rahang agar tepat pada sisi benda, putar pengunci ke kanan.

2.Mengukur Diameter dalam Benda

Cara mengukur diameter dalam benda sebuah pipa atau tabung dengan cara memutar pengunci ke kiri, masukkan rahang bagian atas ke dalam benda yang akan diukur, geser rahang agar tepat pada sisi dalam benda dan putar pengunci ke kanan.

3.Cara mengukur kedalaman benda

Cara mengukur kedalaman benda yaitu memutar pengunci ke kiri, buka rahang sarung hingga yang lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.

Agar Pembacaan hasil pengukuran Jangka Sorong menjadi lebih tepat maka terlebih dahulu menentukan tingkat ketelitian jangka sorong tersebut, untuk dapat menentukan ketelitian jangka sorong dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Menghitung banyaknya strip pada nonius

b. Melihat panjangnya angka skal nonius pada jangka sorong

c. Menentukan selisih pada rangka dan strip pada nonius

Gambar 2.2.1.

Jangka Sorong

2.3 Mikrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm. Mikrometer Sekrup memiliki 3 jenis umum pengelompokkan yang didasarkan pada aplikasi berikut : Mikrometer luas, micrometer dalam dan micrometer kedalaman.

Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang. Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot. Satu micrometer dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik nol ( Hoerner,1969).

Pada Batang suatu micrometer terdapat ukuran 25 mm ( 0-25mm) dibagi menjadi 25 bagian, maka 1 bagian adalah 1 mm tiap-tiap strip yang berjarak 1 mm dibagi menjadi 2 bagian yang sama yaitu 0.5 mm. Pada bagian luar micrometer terdapat skala pembagian sejumlah 50 strip sehingga satu keliling lingkaran pada selubung luar dibagi menjadi 50 bagian yang sama. Jika selubung diputar satu kali, batang pengukur bergerak maju dan mundur satu strip yang berarti sejauh 0.5 mm, maka satu strip pada selubung luar sama dengan 0.5 : 50 = 0.01 mm. Nilai ini merupakan ketelitian dari suatu micrometer. (Hoerner,1969).

Gambar 2.3.1.

Mikrometer Sekrup

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Desember 2010 Pukul 02.00 di laboratorium dasar Fisika Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru .

3.2Alat dan Bahan

1. Alumuniun Foil/ plat tipis berfungsi sebagai bahan yang akan diukur diameternya

2. Batang besi, berfungsi sebagai benda yang akan diukur diameternya

3. Kelereng, Berfungsi sebagai benda yang akan diukur dimensinya

4. Penggaris, Berfungsi untuk mengukur Panjang Kawat

5. Kawat besi, diameter 1.00 mm dan panjang 10 m, berfungsi sebagai media untuk mengukur rapat jenis suatu benda.

6. Tabung Gelas dengan panjang 80 mm, 100 mm dan 120 mm

7.Kubus, berfungsi sebagai benda yang akan diukur ketebalannya.

8.Jangka Sorong, Berfungsi sebagai alat untuk panjang, diameter dalam dan luar, serta kedalaman suatu benda

9.Mikrometer Sekrup , Berfungsi sebagai alat ukur panjang

10.Neraca teknis, Berfungsi sebagai alat untuk mengukur massa atau berat.

3.3Prosedur Kerja

Mengukur Dimensi Kawat :

1. Mengukur Panjang, Diameter, dan massa kawat yang diberikan

2. Memilih alat ukur yang sesuai

3. Melakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan variasi data

4. Mengulangi langkah untuk kawat yang berbeda

Mengukur rapat Jenis Benda :

1. a. Mengukur dimensi dan massa dari kawat yang diberikan

b. Memilih alat ukur panjang yang tepat

c. Melakukan beberapa kali untuk mendapatkan variasi data

d. Mengulangi cara untuk benda yang berbeda

2.Mengukur Volume dari benda-benda di atas dengan menggunakan gelas ukur

3. Melakukan Pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan variasi data

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Data hasil pengamatan percobaan pengukuran kelereng dengan menggunakan Neraca Ohaus dan micrometer sekrup.

No Massa (kg) Diameter (m) Volume (ml)

10.02820.019031

20.02830.0191

30.02810.019011

40.02820.019011

50.0280.019011

2. Data hasil pengamatan percobaan pengukuran balok dengan menggunakan Neraca Ohaus dan Jangka Sorong.

NoMassa (kg)Panjang (m)Lebar (m)Tinggi (m)Volume (ml)

10.01280.020.0130.021

20.01270.020.0130.0211

30.01260.020.0130.0190.8

40.01270.020.0130.020.9

50.01280.020.0130.021

3. Data hasil pengamatan percobaan pengukuran tabung kaca dengan menggunakan Neraca Ohaus dan Jangka Sorong.

NoMassa

(kg)Diameter dalam (m)Diameter luar (m)Kedalaman (m)

10.02870.04560.03870.0507

20.02870.04560.03870.0506

30.02870.04570.03860.0506

40.02870.04560.03860.0507

50.02870.04570.03870.0507

4. Data hasil pengamatan percobaan pengukuran kawat dengan menggunakan Neraca Ohaus, Penggaris, dan Mikrometer Sekrup

NoMassa (kg)Panjang (m) Diameter (m)Volume (ml)

10.00050.00860.00111

20.00050.00860.00111

30.00050.00860.00111

40.00050.00860.00111

50.00050.00860.00111

4.2 Perhitungan

1. Kelereng Diketahui: d1= 0.01903= X1

d2=0.019

= X2

d3=0.01901= X3

d4=0.01901= X4

d5=0.01901= X5

Ditanya

: a. Nilai sebenarnya (X) = ?

b. Keseksamaannya (%) = ?

c. ( V = ?

Jawab

:

a. Jumlah pengukuran (n) = 5

= 0.01903+0.019+0.01901+0.01901+0.01901 = 0.09506 mb. nilai terbaiknya X = = = 0.019m

c. deviasi standart rata-rata (( x) :

S X = = = = 5.48 x 10-6 m

d. nilai X yang sebenarnya adalah :

X = X + Sx = 0.019 5.48 x 10-6X = X + Sx = 0.019+ 5.48 x 10-6

X = X - Sx = 0.019 - 5.48 x 10-6e. keseksamaan : 100 % - %

: 100 % - %

: 100 % - 0.0028 % : : 99,99%

f. Teori sesatan :

Volume kelereng (V) = (() (Xi) =

V=

Xi = x 0.09506

= 0.04753

V = 3 (

= 3 x 3.14 x 0.199 = 1.875 Data hasil perhitungan dari percobaan pengukuran kelerengNo.Nilai terukur Xi (m)Deviasi (Xi - X) (m)Deviasi kuadrat (Xi - X) (m) V

10.019033 x 10-59 x10-101.875

20.019001.875

30.01901-1 x 10-5-1 x 10-101.875

40.01901-1 x 10-5-1 x 10-101.875

50.01901-1 x 10-5-1 x 10-101.875

0.09506

6 x 10-10

2. BalokDiketahui: P1 : 0.02 m L1: 0.013 m T1: 0.02 m

P2 : 0.02 m L2: 0.013 mT2: 0.021 m

P3 : 0.02 mL3 : 0.013 m T3: 0.01 m

P4 : 0.02 m L4: 0.013 m T4: 0.01 m

P5 : 0.02 m L5 : 0.013 m T1: 0.02 m

Ditanya

: a. Nilai sebenarnya (P,L,T) = ?

b. Keseksamaannya (%)

= ?

c. ( V

= ?

Jawab

:

a. Untuk panjang

Jumlah pengukuran (n) = 5

= 0.02 + 0.02 + 0.02 +0.02 +0.02 = 0.1 m

Jadi nilai terbaiknya : P = = = 0.02 m

Sedangkan deviasi standart rata rata (Sx):

SP = = = = 0 m Maka nilai P yang sebenarnya adalah

P = P + SP = 0.02 + 0P = P + SP = 0.02 + 0

P = P - SP = 0.02 - 0

Dengan keseksamaan : 100 % - %

: 100 % - %

: 100 % - 0 %

: 100 %

2. Untuk lebar

Jumlah pengukuran (n) = 5

= 0.013 + 0.013 + 0.013 + 0.013 + 0.13 = 0.065m

nilai terbaiknya : L = = m

deviasi standart rata rata (Sx):

SL = = = 0 m

nilai P yang sebenarnya adalah

L = L SL = 0.013 0 L = L + SL = 0.013 + 0

L = L - SL = 0.013 - 0 keseksamaan : 100 % - %

: 100 % - %

: 100 % - 0 %

: 100 %3. Untuk Tinggi

Jumlah pengukuran (n) = 5

= 0.02 + 0.021 + 0.01 + 0.01 + 0.02 = 0.081 m nilai terbaiknya : T = = m deviasi standart rata rata (Sx):

ST =

= = = 2.536 x 10-3 m

nilai P yang sebenarnya adalah

P = P SP = 0.0162 2.536 x 10-3 mP = P + SP = 0.0162 + 2.536 x 10-3 m

P = P - SP = 0.0162 - 2.536 x 10-3 m keseksamaan : 100 % - %

: 100 % - % = 100 % - 0,156 % = 99,85 % Teori sesatan

Volume balok (V) = P x L x T

V1 = P1 x L1 x T1

= 0.02 x 0.013 x 0.02 = 5.2 x 10-6 m3(P = x skala terkecil = x 0,1 = 0,05 cm

(L = x skala terkecil = x 0,1 = 0,05 cm

(T = x skala terkecil = x 0,1 = 0,05 cm

(V =

=

=

=

=

Data hasil perhitungan dari percobaan pengukuran balok, X = P, Y = L, Z = T.

No.(Xi - X)(Yi - Y)(Zi - Z)(Xi - X)2(Yi - Y)2(Zi - Z)2 V

100-3.8x10-3001.444x10-54.576

200-4.8x10-3002.304x10-54.576

3006.2x10-3003.844x10-54.576

4006.2x10-3003.844x10-54.576

500-3.8x10-3001.444x10-54.576

(Xi - X)=0(Yi - Y)=0(Zi - Z)=0(Xi - X)2=0(Yi - Y)2=0 (Zi-Z)2=1.488x10-4

Mengukur dimensi benda Perhitungan pengukuran dimensi benda untuk data pengamatan pada balok.

Diketahui: d1 : 0.01903 m, P1: 0.02 m

d2 : 0.019 m, P2: 0.02 m

d3 : 0.1901 m, P3: 0.02 m

d4 : 0.1901 m, P4: 0.02 m

d5 : 0.1901 m, P5: 0.02 mDitanya

: a. Nilai sebenarnya (P,d) = ?

b. Keseksamaannya (%) = .?

c. ( V = .?

Jawab

:

Jumlah pengukuran (n) = 5

=0.01903 + 0.019 + 0.01901 + 0.0.1901 + 0.01901 = 0.09506 m nilai terbaiknya : D = = = 0.019 cm

deviasi standart rata rata (Sx):

Sd = = = 5.48x10-6 m nilai P yang sebenarnya adalah

d = D Sd = 0.019 5.48 X 10-6 md = D Sd = 0.019 5.48 X 10-6 md = D Sd = 0.019 5.48 X 10-6 m

keseksamaan : 100 % - %

: 100 % - %

: 100 % - 0,0028 %

: 99,99%

Jumlah pengukuran (n) = 5

= 0.02 + 0.02 + 0.02 +0.02 +0.02 = 0.1 m

Jadi nilai terbaiknya : P = = = 0.02 m

Sedangkan deviasi standart rata rata (Sx):

SP = = = = 0 m Maka nilai P yang sebenarnya adalah

P = P + SP = 0.02 + 0P = P + SP = 0.02 + 0

P = P - SP = 0.02 - 0Dengan keseksamaan : 100 % - %

: 100 % - %

: 100 % - 0 % = 100% Mengukur dimensi benda Perhitungan pengukuran dimensi benda untuk data pengamatan pada balok.

Diketahui: X1 = 0,0473 m

X2 = 0,0461 m

X3 = 0,0456 m

X4 = 0,0486 m

X5 = 0,046 m Ditanya : a. Nilai sebenarnya (X) = ?

b. Keseksamaannya (%) = ?

c. ( V = ? Jawab

:

a. Jumlah pengukuran (n) = 5

= 0.01903+0.019+0.01901+0.01901+0.01901 = 0.09506 m

b. nilai terbaiknya X = = = 0.019m

c. deviasi standart rata-rata (( x) :

S X = = = = 5.48 x 10-6 m

d. nilai X yang sebenarnya adalah :

X = X + Sx = 0.019 5.48 x 10-6X = X + Sx = 0.019+ 5.48 x 10-6

X = X - Sx = 0.019 - 5.48 x 10-6e. keseksamaan : 100 % - %

: 100 % - %

: 100 % - 0.0028 % = 99,99%

f. Teori sesatan :

Volume kelereng (V) = (() (Xi) =

V=

Xi = x 0.09506

= 0.04753

V = 3 (

= 3 x 3.14 x 0.199 = 1.875

Data hasil perhitungan dari percobaan pengukuran kelereng.No.Nilai terukur Xi (m)Deviasi (Xi - X) (m)Deviasi kuadrat (Xi - X) (m) V

10.019033 x 10-59 x10-101.875

20.019001.875

30.01901-1 x 10-5-1 x 10-101.875

40.01901-1 x 10-5-1 x 10-101.875

50.01901-1 x 10-5-1 x 10-101.875

0.09506

6 x 10-10

3.Tabung Kaca

a. diameter dalam tabung kaca

=

= 0.0456+0.0456+0.0457+0.0456+0.0457

= 0.2282 nilai terbaiknya : d = = m

No.d1(xi)Deviasi (di - d)Deviasi kuadrat (di - d)2

1.0.045600

2.0.045600

3.0.04571x10-41x10-8

4.0.045600

5.0.04571x10-41x10-8

(0.2282-2x10-42x10-8

deviasi standart rata rata (Sx):

Sd =

=

= = 3.16x10-3 cm nilai d yang sebenarnya adalah

d = d Sd = 0.0456 3.16x10-3 m

d = d Sd = 0.0456 3.16x10-3 m

d = d Sd = 0.0456 3.16x10-3 m keseksamaan = 100 % - %

= 100 % - %

= 99,93 %b. diameter luar tabung kaca

=

= 0.0387+0.0387+0.0386+0.0386+0.0387 = 0.1933 nilai terbaiknya : d = = = 0.0387 m

No.d1(xi)Deviasi (di - d)Deviasi kuadrat (di - d)2

1.0.038700

2.0.038700

3.0.03861x10-41x10-8

4.0.03861x10-41x10-8

5.0.038700

0.1933-2x10-42x10-8

deviasi standart rata rata (Sx):

Sd =

=

= = 3.16 x 10-5 m nilai t yang sebenarnya adalah

d = d Sd = 0.0387 3.16 x 10-5d = d + Sd = 0.0387 + 3.16 x 10-5

d = d - Sd = 0.0387 - 3.16 x 10-5 keseksamaan = 100 % - %

= 100 % - %

= 99,99 %c.kedalaman tabung kaca

=

= 0.0507+0.0506+0.0506+0.0507+0.0507 = 0.2533 nilai terbaiknya : d = = = 0.0507 m No.d1(xi)Deviasi (di - d)Deviasi kuadrat (di - d)2

1.0.050700

2.0.05061 x 10-41 x 10-8

3.0.05061 x 10-41 x 10-8

4.0.050700

5.0.050700

0.25332 x 10-42 x 10-8

deviasi standart rata rata (Sx):

Sd = = = = 3.16 x 10-5 m nilai t yang sebenarnya adalah

d = d Sd = 0.0387 3.16 x 10-5d = d + Sd = 0.0387 + 3.16 x 10-5

d = d - Sd = 0.0387 - 3.16 x 10-5

keseksamaan = 100 % - % = 100 % - % = 99,99 %d.Untuk ketebalan tabung kaca

Ketebalan =

T1= = = 3.45 x 10-3 mT2= = = 3.45 x 10-3 mT3= = = 3.55 x 10-3 mT4= = = 3.5 x 10-3 mT5= = = 3.5 x 10-3 m

4. Potongan besi

Nilai Total panjang potongan besi ()

=

= 0.0086 + 0.0086 +0.0086 +0.0086 +0.0086 = 0.043 nilai terbaiknya : d = = m No.d1(xi)Deviasi (di - d)Deviasi kuadrat (di - d)2

1.0.008600

2.0.008600

3.0.008600

4.0.008600

5.0.008600

(0.04300

deviasi standart rata rata (Sx):

Sd =

=

= = 0 m nilai d yang sebenarnya adalah

d = d Sd = 0.0086 0 m

d = d Sd = 0.0086 0 m

d = d Sd = 0.0086 0 m keseksamaan = 100 % - %

= 100 % - %

= 100 % Nilai Total diameter ()

=

= 0.0011 + 0.0011 + 0.0011 + 0.0011 + 0.0011 = 5.5 x 10-3 m nilai terbaiknya : d = = m No.d1(xi)Deviasi (di - d)Deviasi kuadrat (di - d)2VV

1.0.0011001.48 x 10-5 m3

5.615 x 10-3

2.0.0011001.48 x 10-5 m3

5.615 x 10-3

3.0.0011001.48 x 10-5 m3

5.615 x 10-3

4.0.0011001.48 x 10-5 m3

5.615 x 10-3

5.0.0011001.48 x 10-5 m3

5.615 x 10-3

(0.0055007.4 X 10-5 m30.028

deviasi standart rata rata (Sx):

Sd =

=

= = 0 m nilai d yang sebenarnya adalah

d = d Sd = 0.0011 0 m

d = d Sd = 0.0011 0 m

d = d Sd = 0.0011 0 m keseksamaan = 100 % - %

= 100 % - % = 100 % perhitungan volume:

Volume

V=

= 3,14 . 5.5 x 10-4 . 0.0086

= 1.48 x 10-5 m3Sesatan

=

=

= 3,14

= 5.615 x 10- 34.3 Pembahasan

Dalam percobaan fisika dasar Pengenalan Alat Ukur ini memberikan satu pembahasan yaitu alat-alat ukur yang ada dalam praktikum ini memiliki fungsi yang gerbeda tergantung dari kebutuhan dan kegunaan masing-masing alat-alat tersebut.Dengan penggunakaan alat ukur dasar ini memudahkan kita mengukur dan memperkirakan berapa volume, massa, panjang, lebar, ketinggian dan deviasi dari suatu benda dengan lebih akurat.Pada hasil pengamatan percobaan pengukuran kawat yang mempunyai volume 1 ml dengan menggunakan neraca ohaus didapat data sebagai berikut massa 0.0005 kg dan pada penggaris dan mikrometer sekrup didapat panjang 0.0086 m dan diameter lebar 0.0011 m.

Pada hasil pengamatan percobaan pengukuran balok yang mempunyai volume berkisar antara 0.8-1 ml dengan menggunakan neraca ohaus didapat data sebagai berikut massa berkisar antara 0.0126-0.0128 kg dan pada jangka sorong didapat panjang 0.02 m, lebar 0.013 m, tinggi 0.019-0.021.

Pada hasil pengamatan percobaan pengukuran kelereng yang mempunyai volume 1 ml dengan menggunakan neraca ohaus didapat data sebagai berikut massa berkisar antara 0.028-0.0283 kg dan pada mikrometer sekrup didapat diameter yang berkisar antara 0.019-0.01903 m.

Pada hasil pengamatan percobaan pengukuran tabung kaca yang mempunyai kedalaman berkisar antara 0.0506-0.0507 m dengan menggunakan neraca ohaus didapat data sebagai berikut massa 0.0287 kg dan pada jangka sorong didapat diameter dalam berkisar antara 0.0456-0.0457 m dan diameter luar berkisar antara 0.0386-0.0387 m.

Untuk mengukuran dimensi benda, diperlukan alat ukur seperti mikrometer sekrup dan jangka sorong. Sedangkan untuk mengukur volume benda diperlukan gelas ukur yang berisi air. Dalam menggunakan alat ukur, terdapat skala nonius yang merupakan alat bantu yang sangat baik. Karena dapat menguraikan kekeliruan dalam perhitungan-perhitungan pada alat-alat ukur tersebut .BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran dengan metode matematis lebih teliti daripada pengukuran dengan metode fisis.

2. Dalam praktikum fisika digunakan alat-alat ukur diantaranya adalah mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup dan neraca ohaus.

3. Pengukuran dengan skala nonius dapat menambah ketelitian dari alat-alat ukur tersebut.

4. Besar ketelitian dari mistar adalah 1 mm, pada milimeter skala terkecilnya adalah 1 mikrometer, jangka sorong mempunyai skala terkecil 0,1 mm, dan besar ketelitian pada mikrometer sekrup adalah 0,01 mm.5. Dari hasil percobaan tingkat ketelitian dari suatu alat ukur dasar terdapat pada mikrometer sekrup, tapi dari aspek keseluruhan dari fungsi suatu alat jangka sorong lah yang paling lengkap dan memiliki ketelitian paling baik.5.2 Saran

1. Dalam melakukan percobaan sebisa mungkin asisten selalu dapat memantau praktikan agar praktikan tidak melakukan kesalahan dalam pengambilan data percobaan.

2. Alat yang digunakan hendaknya diperbanyak demi kelancaran kegiatan praktikum. 3. Diharapkan jika praktikan melakukan kesalahan asisten bisa membantu membenarkan.4. Dalam melakukan percobaan kita harus teliti dan sabar.

TUGAS PENDAHULUAN

1. Berapakah hasil pengukuran dengan alat bantu nonius seperti ditunjukkan oleh gambar berikut :

2. Tuliskan bagian utama yang dipakai untuk mengukur bagia dalam rongga, bagian mana yang dipakai untuk mengukur bagian luar benda dan bagaimana yang dipakai untuk mengukur kedalaman lubang pada benda dengan jangka sorong .

3. Berapakah skala terkecil dari alat ukur mistar, millimeter, jangka sorong dan micrometer.

4. Terangkan cara pengukuran volume benda dengan gelas ukur.

JAWAB :

1. Skala utama yaitu 16,2 mm, skala nonius yang berimpit dengan garis pada skala utama, garis utama skala nonius ke-9, sehingga nilai nonius 0,09 mm. Hasil dari pengukuran adalah ( 16,2 + 0,09 ) mm = 16,29 mm = 1,62 cm

2. a. Bagian utama dipakai untuk mengukur bagian dalam rongga mulut

b. Bagian yang dipakai untuk mengukur bagian luar benda adalah mulut luar

c. Bagian yang dipakai untuk kedalaman lubang pada benda dengan jangka sorong adalah ekor

3. a. Mistar = 1 mm atau 0,1 cm

b. Milimeter = 1 mm

c. Jangka sorong = 0,1 mm = 0,1 cm

d. Mikrometer = 0,1 mm atau 0,01 cm

4. a. Mengisi gelas ukur sampai penuh

b. Mencelupkan benda yang hendak diukur volumenya ke dalam gelas ukur

c. Menampung tumpahan air dari gelas ukur, itulah volemenya.

DAFTAR PUSTAKA

Hoerner, Thomas A, Forres W. Bear. 1969. Micrometers Calipers and Grages. Hobar Pubris, Florida.

Isaacs, Alan. 2002. Oxford : Kamus Lengkap Fisika. Erlangga, Jakarta.

Novri. 2009. Laporan Praktikum Fisika Dasar I. Geologi Lingkungan. Malang : Universitas Brawijaya.

Veetha, Adiyani. 2009. Ketidakpastian Pengukuran. Banjarbaru : Universitas Lambung Mangkurat.

_1353932856.unknown

_1353935469.unknown

_1353997131.unknown

_1353999187.unknown

_1353999789.unknown

_1353999915.unknown

_1354001301.unknown

_1354001991.unknown

_1354002043.unknown

_1354001395.unknown

_1354000996.unknown

_1354000910.unknown

_1354000917.unknown

_1354000765.unknown

_1353999841.unknown

_1353999725.unknown

_1353999773.unknown

_1353999277.unknown

_1353998018.unknown

_1353999133.unknown

_1353998849.unknown

_1353998886.unknown

_1353998246.unknown

_1353997441.unknown

_1353997469.unknown

_1353940028.unknown

_1353995706.unknown

_1353995723.unknown

_1353995727.unknown

_1353995731.unknown

_1353996200.unknown

_1353995729.unknown

_1353995725.unknown

_1353995711.unknown

_1353995722.unknown

_1353995708.unknown

_1353995594.unknown

_1353995694.unknown

_1353995698.unknown

_1353995702.unknown

_1353995696.unknown

_1353995623.unknown

_1353995624.unknown

_1353995625.unknown

_1353995608.unknown

_1353940218.unknown

_1353940050.unknown

_1353939343.unknown

_1353939458.unknown

_1353939493.unknown

_1353939423.unknown

_1353935583.unknown

_1353939260.unknown

_1353935507.unknown

_1353933030.unknown

_1353934322.unknown

_1353934686.unknown

_1353935039.unknown

_1353934663.unknown

_1353933413.unknown

_1353933805.unknown

_1353933334.unknown

_1353932942.unknown

_1353932955.unknown

_1353932874.unknown

_1353932093.unknown

_1353932172.unknown

_1353932312.unknown

_1353932688.unknown

_1353932285.unknown

_1353919791.unknown

_1353919799.unknown

_1353919809.unknown

_1353919827.unknown

_1353929523.unknown

_1353930339.unknown

_1353931028.unknown

_1353931191.unknown

_1353930849.unknown

_1353930324.unknown

_1353929201.unknown

_1353929388.unknown

_1353919828.unknown

_1353919818.unknown

_1353919825.unknown

_1353919815.unknown

_1353919806.unknown

_1353919793.unknown

_1353919795.unknown

_1353919783.unknown

_1353919784.unknown

_1239892259.unknown

_1352637854.unknown

_1239890692.unknown