Scabies Referat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Scabies Referat Kedokteran Komunitas

Citation preview

Klinik Dokter Keluarga FK UNISMA Berkas Pembinaan Keluarga PKM Cemoro DonomulyoNo. RM Nama KK: : Tn. ENama pasien : Ny.EKARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA Nama Kepala Keluarga Alamat lengkap Bentuk Keluarga : Tn. E : Mulyosari RW 04 RT 09 : Nuclear familyTabel 1. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah No Nama 1 Status L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik L 25 th SMA (Tamat) SMA (Tamat) Karyawan Pabrik Ibu Rumah Tangga T Ket KKEko Bapak Daryant (KK) o Eka Ermaw ati Ibu2P25 thYScabies dengan infeksi sekunder -3Hasbi Anak L 3 th Belum Bintang Sekolah Satria Sumber : Data Primer, 19 Mei 2012 Kesimpulan :-TDalam keluarga Tn. E yang berbentuk Nuclear family, Ny. E perempuan usia 25 tahun, sebagai penderita Scabies.1BAB I STATUS PENDERITA A. ANAMNESIS 1. Identitas Penderita Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Pendidikan Agama Alamat Status Pernikahan Suku Tanggal periksa : : : : : : : : : Ny. E 25 tahun Perempuan Ibu rumah tangga SMA (tamat) Islam : Mulyosari RW 04 RT 09 Menikah Jawa 19 Mei 2012 2. Keluhan Utama : Gatal di sela-sela jari tangan kanan kiri dan perut 3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan gatal sela-sela jari tangan kanan kiri dan perut sejak 1 minggu yang lalu. Mulanya pada sela-sela jari tangan kanan kiri dan pantat timbul bintik-bintik berisi seperti cairan dan sangat gatal. Gatal dirasakan sangat hebat, terus-menerus terutama saat malam hari. Karena gatal, pasien sering menggaruk sehingga timbul luka bernanah terutama pada sela-sela jari tangan kanan dan kiri. Selama sakit hanya diobati salep gatal (pasien lupa nama obatnya) yang dibeli di toko obat, tetapi keluhan tidak berkurang dan mengganggu aktivitas pasien sehingga pasien pergi berobat ke Puskesmas. 4. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat kontak dengan penderita keluhan serupa Riwayat dengan keluhan serupa Riwayat alergi obat atau makanan : (+) Suami dan anak : Disangkal : Disangkal5. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat keluarga dengan penyakit serupa Olahraga Berekreasi Kebersihan : Tidak pernah : Satu tahun 1 kali bersama keluarga : Mandi 2 kali sehari menggunakan alat mandi bersamasama, mencuci tangan tanpa sabun sebelum makan 7. Riwayat Psiko Sosio Ekonomi Penderita adalah seorang perempuan, berusia 25 tahun, pendidikan terakhir SMA tamat, tinggal bersama suami dan anak. Kebutuhan seharihari dicukupi dari suami pasien. Suami pasien bekerja sebagai pegawai pabrik dengan penghasilan 1 juta rupiah. Hubungan dengan anggota keluarga saling mendukung namun kurang memperhatikan kondisi kesehatan. Pasien seorang anggota masyarakat dan aktif menghadiri kegiatan di lingkungan. Kesan riwayat psiko sosio ekonomi cukup namun kurang memperhatikan kondisi kesehatan. 8. Riwayat Gizi. Penderita makan sehari 3 kali dengan nasi sepiring, sayur, dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe, ayam dan juga dengan daging, kadang makan buah-buahan dan jarang minum susu. Kesan gizi cukup. : (+) suami dan anak 6. Riwayat Kebiasaan39. Anamnesis Sistem 10. Kulit kulit sawo bintik-bintik :Warna matang, (+), gatal(+), luka (+) nanah (+) di sela jari tangan kanan kiri dan perut. 11. Kepala :Sakit kepala (+), pusing (-), rambut kepala tidak rontok, kepala (-) 12. Mata gan kabur (-), ketajaman baik 13. Hidung 14. Telinga garan cairan (-) 15. Mulut 16. Tenggorokan 17. Pernafasan :Sesak nafas (-), mengi (-) :Sariawa :Sakit n (-), mulut kering (-) menelan (-), serak (-) :Tersum :Penden berkurang (-), bat (-), mimisan (-) mata :Pandan berkunangluka pada kepala (-), benjolan/borok dikunang (-), penglihatanberdengung (-), keluar18. Kardiovaskuler :Berdeba r-debar (-), nyeri dada (-), ampeg (-) 19. Gastrointestinal :Mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun (-), nyeri perut (-) 20. Genitourinaria :BAK lancar, 4-6 kali/hari warna dan jumlah biasa 21. Neuropsikiatri 22. Neurologik Kejang lumpuh (-) 23. Psikiatrik Emosi 24. Muskuloskeletal: mudah marah (-) Kaku sendi (-), nyeri tangan (-), nyeri kaki (-), nyeri otot (-) 25. Ekstremitas 26. Atas kiri :Bengkak (-), luka (-), nyeri (-) 27. Atas kanan sebelah :Beng sebelah : stabil, : (-),kak (-), luka (-), nyeri (-)528. Bawah sebelah kiri :Beng kak (-), luka (-), nyeri (-) 29. Bawah sebelah kanan :Beng kak (-), luka (-), nyeri (-)B. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Tampak sehat, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup. 2. Tanda Vital dan Status Gizi a. Tanda Vital Tensi Nadi Pernafasan Suhu 3. Kulit a. Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-) Daerah sela jari tangan kanan kiri : papul (+) pustule b. Kelainan : : 120/80 mmHg : 90x/menit, reguler, isi cukup, simetris : 20x/menit : 37 oC(+) erosi (+) eskoriasi (+). Daerah Perut : papul (+) pustule (-) erosi (-) eskoriasi (-) 4. Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah dicabut, atrofi m. Temporalis (-), makula (-), papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy (-) 5. Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek kornea (+/+), warnakelopak 6. Hidung :(coklat Nafaskehitaman), cupingkatarak (-),(-/-), sekretradang/conjunctivitis/uveitis (-/-) hidung (-),epistaksis(-), deformitas hidung (-), hiperpigmentasi (-), sadle nose (-) 7. Mulut : Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah hiperemis (-), tremor (-) 8. Telinga : normal 9. Tenggorokan : hiperemis (-) 10. Leher : JVP (5+2) cmH2O tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-) 11. Thoraks Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-) a. Cor : I : Ictus cordis tak tampak :SIC II 1 cm lateral LPSS :SIC V 1 cm lateral LMCS :SIC II LSD P : Ictus cordis tak kuat angkat P : Batas kiri atas Batas kiri bawah Batas kanan atas Tonsil membesar (-), pharing pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam batasBatas kanan bawah :SIC IV LSD Batas jantung kesan tidak melebar A: BJ III intensitas normal, regular, bising (-) b. Pulmo : Statis (depan dan belakang) I : Pengembangan dada kanan = kiri P : Fremitus raba kanan = kiri P : Sonor / sonor A: Suara dasar vesikuler (+ /+) suara tambahan RBK (-/-), wheezing (-/-)7Dinamis (depan dan belakang) I : Pergerakan dada kanan = kiri P : Fremitus raba kanan = kiri P : Sonor / sonor A: Suara dasar vesikuler 12. Abdomen I :Dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-) P :Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba P :Timpani A :Peristaltik (+) normal 13. Sistem Collumna Vertebralis I :Deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-) P :Nyeri tekan (-) P :NKCV (-/-) 14. Ektremitas: palmar eritema(-/-) akral dingin oedem (+/+) Suara tambahan RBK (-/-), wheezing (-/-)15. Sistem genetalia: Dalam batas normal 16. Pemeriksaan Neurologik Fungsi Luhur : Dalam batas normal Fungsi Vegetatif : Dalam batas normal Fungsi Sensorik : Dalam batas normal Fungsi motorik : K 5 5 TNN NRF2 22 2RP--5 5 N 17. Pemeriksaan Psikiatrik Penampilan Kesadaran Afek: Sesuai umur, perawatan diri cukup : Kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis : AppropriatePsikomotor Proses pikir: Normoaktif : Bentuk :realistik Isi Arus : : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-) koherenInsight: BaikC. RESUME Seorang perempuan, 25 tahun datang dengan keluhan gatal selasela jari tangan kanan kiri dan perut sejak 1 minggu yang lalu. Mulanya pada sela-sela jari tangan kanan kiri dan pantat timbul bintik-bintik berisi seperti cairan dan sangat gatal. Gatal dirasakan sangat hebat, terus-menerus terutama saat malam hari. Karena gatal, pasien sering menggaruk sehingga timbul luka bernanah terutama pada sela-sela jari tangan kanan dan kiri. Selama sakit hanya diobati salep gatal (pasien lupa nama obatnya) yang dibeli di toko obat, tetapi keluhan tidak berkurang dan menganggu aktivitas. Riwayat kontak dengan penderita penyakit serupa (+) suami dan anak pasien, riwayat keluarga dengan penyakit serupa (+) suami dan anak pasien. Riwayat kebiasaan menggunakan alat mandi bersama dengan penderita penyakit serupa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum kesan baik, compos mentis, status gizi kesan cukup. Tanda vital T : 120/80 mmHg, N : 90x/menit, RR : 20x/menit, S : 37 oC. Daerah sela jari tangan kanan kiri : papul (+), pustule (+), erosi (+), eskoriasi (+). Daerah Perut : papul (+), pustule (-), erosi (-), eskoriasi (-). D. DIAGNOSIS HOLISTIK Ny. E, dengan Herpes zoster dengan keluarga yang saling memperhatikan kesehatan, dengan lingkungan yang cukup sehat. 1. Diagnosis Biologis Scabies dengan infeksi sekunder 2. Diagnosis Psikologis Hubungan dengan anggota keluarga yang lain saling mendukung namun9kurang saling memperhatikan kondisi kesehatan. 3. Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya a) Status ekonomi cukup. b) Penyakit mengganggu aktifitas sehari-hari. c) Kondisi lingkungan dan rumah tidak sehat. d) Berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. E. PENATALAKSANAAN Non Medika mentosa 1. Tidak menggaruk luka 2. Memperbaiki higienis tubuh a. Menggunakan alat mandi sendiri b. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan 3. Memperbaiki kebersihan rumah a. Menjemur kasur, bantal, guling, kursi minimal 1 minggu satu kali b. Merebus pakaian, sprei yang dikenakan sebelum sakit sebelum dicuci. Medikamentosa 1. Permetrin Krim 5 % S u.e 2. Amoxycilin tablet 500 mg S 3 dd I 3. CTM 3 dd IBAB II IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGAA. FUNGSI HOLISTIK 1. Fungsi Biologis Bentuk keluarga nuclear family. Terdiri dari Tn E (bapak), Ny. E (ibu), An. H (anak). Terdapat 1 orang sakit yaitu Ny. E, usia 25 tahun. Diagnosa klinis adalah Scabies. Ny. E dan anggota keluarga lain menganggap Scabies adalah penyakit kulit karena tidak cocok air dan mengganggu aktivitas. 2. Fungsi Psikologis Hubungan antar anggota keluarga terkesan baik, saling mendukung tetapi kurang saling memperhatikan kondisi kesehatan. 3. Fungsi Sosial Kedudukan sosial sebagai anggota masyarakat. Berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Hubungan dengan tetangga baik. Pergaulan sehari-hari menggunakan budaya Jawa terutama bahasa, tata11krama dan kesopanan masih diperhatikan. 4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan Penghasilan keluarga cukup. Kebutuhan sehari-hari dicukupi dari suami pasien. Suami pasien sebagai karyawan pabrik dengan penghasilan 1 juta rupiah/bulan. Makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, dan lauk pauk seperti tahu-tempe, daging dan juga ayam. Kalau ada keluarga yang sakit biasa tidak berobat hanya beli obat di apotik, pasien menuturkan tidak pernah ke rumah sakit untuk memeriksakan dirinya walaupun tidak sakit. Kesimpulan : Fungsi holistik keluarga yaitu pada fungsi biologis terdapat kurangnya pengetahuan, sedangkan pada fungsi psikologis terdapat kurangnya saling perhatian tentang kondisi kesehatan masing-masing keluarga. B. FUNGSI FISIOLOGIS (A.P.G.A.R SCORE) Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. A.P.G.A.R SCORE disini akan dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian dirata-rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik. ADAPTATION Dalam menghadapi masalah selama ini penderita selalu mendapatkan dukungan berupa nasehat dari keluarganya. Jika penderita menghadapi suatu masalah selalu menceritakan kepada ibunya. Penyakitnya ini mengganggu aktivitasnya sehari-hari. PARTNERSHIP Komunikasi terjalin satu sama lain, meskipun waktu kebersamaan dirasa singkat. Setiap ada permasalahan didiskusikan bersama dengan anggota keluarga lainnya, komunikasi dengan istri dan anggota keluarga lainnya berjalan dengan baik. GROWTH Pasien merasa bersyukur masih dapat mengurusi kebutuhan rumahtangganya. AFFECTION Pasien merasa hubungan kasih sayang dan interaksi dengan begitu pula sebaliknya. RESOLVE Pasien kadang merasa puas dengan kebersamaan dan waktu yang diluangkan oleh istri dan kedua anaknya untuk melakukan aktivitas sehari-hari, walaupun sulit membagi waktu ibu dan keponakanya berjalan dengan lancar. Pasien juga sangat menyayangi keluarganya,Tabel 3. APGAR Tn. E terhadap keluargaA.P.G.A.R Tn. Y Terhadap Keluarga A P G Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama Hampir selalu Kadangkadang Hampir tidak pernahA RTotal poin = 9 Tabel 5. APGAR Ny. E terhadap keluargaA.P.G.A.R Ny. A Terhadap Keluarga A P Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya Hampir selalu Kadangkadang Hampir tidak pernah13GA RSaya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama Total poin = 8 A.P.G.A.R SCORE keluarga pasien = (9+8) / 2= 8.5 Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga pasien baikC. FUNGSI PATOLOGIS (S.C.R.E.E.M) Fungsi patologis dari keluarga Ny. E dinilai dengan menggunakan S.C.R.E.E.M sebagai berikut : Tabel 7. Fungsi patologis ( S.C.R.E.M ) dari keluarga Ny. EDiagram1. Genogram keluarga Ny. ESUMBER Social CulturalPATOLOGI Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan saudara, partisipasi mereka dalam kegiatan kemasyarakatan cukup aktif. Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll. Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan. Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran juga baik, hal ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang rutin menjalankan sholat lima waktu di masjid. Ekonomi keluarga ini tergolong cukup, untuk kebutuhan primer sudah bisa terpenuhi, mampu mencukupi kebutuhan sekunder namun tidak mememiliki rencana ekonomi. Pendidikan anggota keluarga cukup memadai.Pendidikan dan pengetahuan penderita kurang. Kemampuan untuk memperoleh dan memiliki fasilitas pendidikan seperti buku dan koran cukup memadai. Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga tidak mempunyai kartu jaminan kesehatan namun mampu untuk membiayai biaya kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit.KET + +Religion Economic Education+ + +Medical+Kesimpulan : Dalam keluarga Ny. E tidak ditemukan fungsi patologis. D. GENOGRAM Alamat lengkap Bentuk Keluarga : Mulyosari RW 04 RT 09 : Nuclear FamilyDiagram 1. Genogram Keluarga Ny .E Error: Reference source not found15Tn. ATn. ETn. DTn. PSdr.TSumber : Data Primer, 19 Mei 2012 Kesimpulan : Dari genogram di atas dapat disimpulkan bahwa Scabies dengan infeksi sekunder yang diderita oleh Ny. E merupakan penyakit yang ditularkan oleh anggota keluarga lain.E. Informasi Pola Interaksi Keluarga Diagram 2. Pola Interaksi Keluarga Ny.E0100090000032a0200000200a20100000000a201000026060f003a03574d4643010000000000010 0e90a0000000001000000180300000000000018030000010000006c000000000000000000000035 0000006f0000000000000000000000942d00005a1d000020454d460000010018030000120000000Sumber : Data Primer, 19 Mei l2012Keterangan : Hubungan baik Hubungan tidak baikKesimpulan Hubungan antara Ny. E dengan keluarga baik.17BAB III IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATANA. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga 1. Faktor Perilaku Keluarga Menurut pendapat keluarga, yang dimaksud kondisi sehat adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak menderita penyakit sehingga bisa bekerja. Mereka merasa sakit Ny. E saat ini perlu perlu diobati. Menururt pendapat keluarga penyakit pasien adalah penyakit kulit karena tidak cocok air dan mengganggu aktivitas. Jika ada anggota keluarga yang sakit dan penyakitnya sudah mengganggu aktivitas sehari-hari biasanya keluarga mengobati dengan beli obat di apotik. 2. Faktor Non Perilaku Rumah yang dihuni keluarga ini terletak di pinggir jalan dan terdapat jarak dengan rumah tetangga karena terletak di perkampungan yang tidak padat penduduk. Luas bangunan sempit, ventilasi dan pencahayaan kurang memadai. Kamar mandi dan jamban sudah ada, dikuras dan dibersihkan 1 kali setiap minggu. Pakaian, sprei, sarung bantal dan guling dicuci 3 hariSikap: Keluarga Ny. E Pengetahuan : Lingkungan: Tindakan: an keluarga terhadap penyakit penderita urang mengetahui penyakitobat di apotik Keluarga kurang memahami pentingnya kebersihan rumah dan lingkungan terhadap kesehatan pend gantarkan Ny. E untuk beli penderitaPelayanan Kesehatan: Keturunan/Penularan: Rumah dekat dengan Bidan dan puskesmas lain Merupakan penularan dari anggota keluargasekali setelah dipakai dengan air kran. Kasur, bantal, guling, karpet jarang dijemur dibawah sinar matahari. Saluran pembuangan langsung ke got di sekitar rumah tetapi kurang terjaga kebersihannya. Suami dan anak pasien mengalami penyakit serupa. Rumah keluarga dekat dengan bidan dan puskesmas. Jarang ke bidan desa dan menggunakan puskesmas sebagai sarana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.Diagram 3. Faktor Perilaku dan Non Perilaku: Faktor Perilaku : Faktor Non Perilaku Kesimpulan : Identifikasi faktor perilaku pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga kurang mendukung kesehatan Ny. E. Faktor non perilaku lingkungan dan adanya penularan dari anggota keluarga kurang mendukung kesehatan Ny. E.19B. Identifikasi Lingkungan Rumah 1. Gambaran Lingkungan Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 6 x 10 m yang berjauhan dengan rumah tetangganya. Tidak memiliki pagar dan perkarangan di depan rumah. Saluran pembuangan limbah sudah tersalur ke saluran pembuangan atau got, tetapi kebersihan kurang terjaga. Pembuangan sampah secara rutin di rumah diangkut ke tempat pembuangan akhir. Dinding rumah sudah permanen dari batu bata, disemen dan di cat. Lantai rumah tertutup dengan karpet. Rumah ini terdiri dari lima ruangan yaitu ruang tamu dan keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi. Rumah ini mempunyai satu pintu untuk keluar masuk. Kamar mandi dan jamban sudah ada dan terjaga kebersihannya, dikuras 1 minggu sekali. Ventilasi udara tidak cukup memadai untuk pertukaran udara, dan pencahayaannya juga kurang memadai. 2. Denah Rumah0100090000032a0200000200a20100000000a201000026060f003a03574d4643010000000000 0100e90a0000000001000000180300000000000018030000010000006c000000000000000000 0000350000006f0000000000000000000000942d00005a1d000020454d46000001001803000 01200000002000000000000000000000000000000c01200000b190000cb0000000f010000000 000000000000000000000c019030027240400160000000c000000180000000a0000001000000 000000000000000000900000010000000c40a0000f1060000250000000c0000000e000080250 000000c0000000e000080120000000c00000001000000520000007001000001000000a4ffffff0 00000000000000000000000900100000000000004400022430061006c006900620072006900 000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000 000000000000000000000000000001100b0b311001000000014b7110094b411005251603214 b711000cb41100100000007cb51100f8b611002451603214b711000cb411002000000049642f 310cb4110014b7110020000000fffffffffc13d200d0642f31ffffffffffff0180ffff0180efff0180fffff fff0000000000080000000800004300000001000000000000005802000025000000372e90010 000020f0502020204030204ef0200a07b20004000000000000000009f0000000000000043006 1006c0069006200720000000000e026b20370a06032ef778213dc13d200b852c40040b411009 c38273106000000010000007cb411007cb41100e878253106000000a4b41100fc13d20064760 00800000000250000000c00000001000000250000000c00000001000000250000000c0000000Kesimpulan : Lingkungan rumah tidak memenuhi syarat kesehatan.BAB IV DAFTAR MASALAHA. MASALAH MEDIS : 1. Gatal di sela jari tangan kanan kiri dan perut21B. MASALAH NON MEDIS : 1. Tingkat pengetahuan keluarga Ny. E tentang kesehatan kurang. 2. Kurang memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing anggota keluarga 3. Kondisi lingkungan dan rumah Ny. E kurang sehat. 4. Terdapat pola penularan penyakit dalam keluarga Ny. E C. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN (Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)D. MATRIKULASI MASALAH Prioritas masalah ini ditentukan melalui teknik kriteria matriks. (Azrul, 1996) Tabel 8. Matrikulasi masalahNo .Daftar Masalah PI S 5 4 SB 4 3T Mn 4 3 5 3R Mo Ma 4 4 5 4Jumlah IxTxR1. 2.Tingkat pengetahuan keluarga Ny. E tentang kesehatan kurang Kurang memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing anggota keluarga Kondisi lingkungan dan rumah Ny. E kurang sehat Terdapat pola penularan penyakit dalam keluarga Ny. E4 432.000 6.9123. 4.5 45 55 53 35 32 35 518.750 13.500Keterangan : I P S SB T R Mn Mo Ma : Importancy (pentingnya masalah) : Prevalence (besarnya masalah) : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah) : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah) : Technology (teknologi yang tersedia) : Resources (sumber daya yang tersedia) : Man (tenaga yang tersedia) : Money (sarana yang tersedia) : Material (pentingnya masalah)Kriteria penilaian : 1 2 3 4 5 : tidak penting : agak penting : cukup penting : penting : sangat penting23E. PRIORITAS MASALAH Berdasarkan kriteria matriks diatas, maka urutan prioritas masalah keluarga Ny. E adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan keluarga Ny. E tentang kesehatan kurang. 2. Kondisi lingkungan dan rumah yang tidak sehat. 3. Terdapat pola penularan penyakit dalam keluarga Ny. E 4. Kurang memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing anggota keluarga Kesimpulan : Prioritas masalah yang diambil adalah keluarga Ny. E yang Tingkat pengetahuan keluarga Ny. E tentang kesehatan kurang yang mempengaruhi penyakit Scabies.BAB V TINJAUAN PUSTAKA SCABIESA.Definisi Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabei varian hominis dan produknya.B.Epidemiolgi Terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan di semua geografi daerah, semua kelompok usia, ras dan kelas sosial. Namun menjadi masalh utama pada daerah yang padat dengan gangguan sosial, sanitasi yang buruk, dan negara dengan keadaan perekonomian yang kurang. Skabies ditularkan melalui kontak fisik langsung (skin to skin) maupun tidak langsung (pakaian, tempat tidur, yang dipakai bersama). Daerah endemik skabies adalah daerah tropis dan subtropis. Diperkirakan terdapat lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia terjangkit tungau skabies. Studi epidemiologi memperlihatkan prevalensi skabies cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja dan tidak terpengaruh oleh jenis kelamin, ras, umur, maupun kondisi sosial ekonomi. Faktor primer adalah kemiskinan dan kondisi hidup di daerah padat, sehingga penyakit ini lebih sering didaerah perkotaan.C.Etiologi Sarcoptes scabei adalah parasit manusia obligat yang termasuk filum artopoda, kelas arahnida, ordo ackarima, superfamili sarcoptes dan merupakan penyebab penyakit skabies.D.Patogenesis Reaksi alergi yang sensitif terhadap tungau dan produknya memperlihatkan peran penting dalam perkembangan lesi dan timbulnya gatal. Tungau ini mengeluarkan substansi sebagai respon hubungan dengan keratinosit dan sel-sel langerhans ketika melakukan penestrasi kulit.25E.Gambaran Klinis Terdapat 4 tanda utama , yaitu: 1. Pruritus nocturna. Timbul 6-8 minggu. Gatal hebat malam hari sehingga mengganggu tidur dan gelisah. 2. Sekelompok orang. Menyerang manusia secara kelompok, sehingga biasanya mengenai seluruh keluarga. 3. Adanya terowongan. Menimbulkan lesi eritem, krusta, eskoriasi papul dan nodul yang sering pada daerah sela jari, aspek volar pada pergelangan tangan dan lateral telapak tanagn, siku, aksiler, skrotum, penis, labia, dan areola mammae pada wanita. Bila ada infeksi sekunder ruam kulit polimorf.4. Temuan Sarcoptes scabei. Merupakan hal paling diagnostik dengan menemukan tungau dewasa, larva, nimfa, maupun skibala dalam terowongan.F.Pemeriksaan Penunjang1. 2. 3. 4. 5.Kerokan kulit Mengambil tungau dengan jarum Tes tinta (Burrow ink test) Epidermal shave biopsy Uji tetrasiklinF.PengobatanSecara umum, adalah edukasi pasien:1. 2. 3. 4.Mandi air hangat dan keringkan badan Pengobatan dioleskan di kulit digunakan terutama malam hari Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu dicuci dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air panas Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama dan ikut menjaga kebersihan5.Secara khusus, yaitu dengan pengobatan efektif terhadap tungau dewasa, telur, produknya dan pengobatan simptom baik topikal maupun oral1. 2. 3. 4. 5.Permetrin Presipitat sulfur Benzyl benzoate Crotamiton krim AntihistaminG.Pencegahan Mencegah penularan dengan cara orang yang kontak langsung atau dekat diterapi dengan topikal skabisid. Untuk mencegah reinfeksi dengan cara sprei, bantal, handuk dan pakaian yang digunakan dalam 5 hari terakhir harus dicuci bersih dan dikeringkan denga udara panas.H.Komplikasi Infeksi sekunder merupakan akibat infeksi bakteri atau karena garukan. Infeksi sekunder dapat ditandai denga adanya lesi yang polimorf dan disebabkan sebagian besar oleh staphylococcus aureus yang memiliki respon dengan antibiotik oral. BAB VI27KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Masalah kurangnya pengetahuan pasien terhadap penyekitnya dan kurang sehatnya lingkungan rumah penderita dapat diatasi bila penderita merubah dan menerima anjuran tenaga kesehatan. 1. Diagnosis Biologis Scabies dengan Infeksi sekunder 2. Diagnosis Psikologis Hubungan dengan anggota keluarga yang lain saling mendukung tetapi kurang perhatian terhadap kondisi kesehatan. 3. Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya a) Penyakit mengganggu aktifitas sehari-hari. b) Kondisi lingkungan dan rumah yang kurang sehat. B. SARAN 1. Promotif: Informasi tentang penyakit Scabies 2. Preventif: Tidak menggaruk luka. Memperbaiki higienis tubuh. Menggunakan alat mandi sendiri. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan. Memperbaiki kebersihan rumah. Menjemur kasur, bantal, guling, kursi minimal 1 minggu satu kali. Merebus pakaian, sprei yang dikenakan sebelum sakit sebelum dicuci. Dianjurkan keluarga yang sakit serupa dibawa berobat. 4. Kuratif: Permetrin Krim 5%, Amoxycilin tablet 500 mg, CTM dan Mematuhi anjuran pemakaian obat. 5. Rehabilitatif: Menjaga kondisi tubuh tetap sehat, mempertahankan kondisi rumah sehat.DAFTAR PUSTAKA1. Sularsito, S. A., dan Djuanda, S. Scabies. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta; 2005. hal:129-153. 2. A Guide To Occupational Skin Disease. In: Occupational Safety and Health Information Series. Occupational Safety and Health Service. Department of Labour Wellington. New Zealand; 1995.29