sawi pahit

Embed Size (px)

Citation preview

PENDAHULUANLatar BelakangSawi adalah sayuran terpenting dalam spesies ini. Tanaman ini dikenal sebagai petsai (bahasa Mandarin, yang berarti sayuran putih), dan di AS dikenal sebagai rapa atau kubis rapa. Sayuran ini sangat penting di Cina dan Korea, dan belakangan ini hanya kalah penting oleh Radish dan kubis di Jepang. Sawi putih diyakini berasal dari Cina dan mungkin berevolusi melalui persilangan alami dengan Pakchoi yang tidak membentuk kepala dan atau turnip, yang keduanya telah ditanam selama lebih dari 1600 tahun (RubatzkydanYamaguchi, 1998).Sawi berbeda dengan petsai. Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi bisa juga ditanam pada dataran rendah. Batang sawi ramping dan lebih hijau sedangkan petsai gemuk dan berkelompok dengan daun putih kehijauan. Ciri sawi yang khas ialah berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Sawi yang banyak ditanam di Indonesia sebenarnya dikenal juga dengan nama caisim (Prabawa, 2007).Sawi (Brassica juncea) sudah lama di kenal di banyak Negara. Tanaman ini diperkirakan berasal dari daratan Asia Tengah dan menyebar ke benua Eropa melalui Yunani. Bagaimana sawi masuk ke Indonesia tidak diketahui pasti, tetapi saat ini sawi sudah merupakan sayuran yang sangat di kenal di berbagai golongan masyarakat Indonesia (Widiastuti, 2005).Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organik dari CO (NH2)2, pupuk padat berbentuk butiran bulat kecil (diameter lebih kurang 1 mm). pupuk ini mempunyai kadar N 45 % - 46 %. Urea larut sempurna di dalam air dan tidak mengasamkan tanah (Damanikdkk, 2010).Bentuk sawi (Brassica juncea) meliputi pembentuk kepala, ukuran besar, kecil, daun keriting, tangkai daun besar, tangkai daun hijau, akar, batang besar, tajuk lunak dan daftar nama lain yang hamper tak terhingga.Karakteristik ini telah diidentifikasi melalui subdisi sebagai varietas botanis. Tanaman ini banyak di tanam dan dihasilkan dalam volume besar (RubazkydanYamaguchi, 1998).Sawi merupakan tanaman semusim, berdaun lonjong halus, tidak memiliki bulu bulu dan tidak berkrop. Tanaman ini sudah dikenal oleh masyarakat sebagai sayuran daun (JokodanWibisono, 2007).Tujuan PercobaanAdapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui tanggap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica junceaL.) Varietas Tosakan Terhadap Pemberian berbagai Dosis Pupuk Urea dan TSP.Hipotesis Percobaan-Diduga ada pengaruh pemberian dosis pupuk Ureapada pertumbuhansawi (Brassica junceaL.)-Diduga ada pengaruh pemberian dosis pupuk TSP pada pertumbuhansawi (Brassica junceaL).-Diduga ada interaksi pemberian dosis pupuk Urea dan TSP pada pertumbuhan sawi (Brassica junceaL.)

Kegunaan Percobaan-Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikutiPraktikalTestdi Laboratorium Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultra Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara, Medan.-Sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKABotani TanamanMenurutSteenis(1975) tanaman sawi putih dapat diklasifikasikan sebagai berikut:Kingdom: PlantaeDivisio:SpermatophytaSubdivisio : AngiospermaeKelas:DicotyledonaeOrdo:BrassicalesFamili:BrassicaceaeGenus: BrassicaSpecies:Brassica junceaL.Tanaman sawi umumnya akar tunggang awalnya ramping, tumbuh menjadi kentara, tetapi jika dipindah tanamkan, menjadi tidak terlihat dan menghasilkan sistem perakaran yang melebar luas dan percabangan yanga sangat halus, sebagian besar perkembangan akar terjadi pada kedalaman 30 cm dari permukaan tanah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).Tanaman sawi memiliki batang sejati pendek dan tegap terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Batang sejati bersifat tidak keras dan berwarna kehijauan atau keputih putihan(www.pustaka-deptan.go.id/agritek/lip50073.pdf, 2010).Daun tanaman sawi berbentuk bulat atau bulat panjang (lonjong) ada yang lebar dan sempit, ada yang berkerut kerut (keriting), tidak berbulu, berwarna hijau tua, hijau keputih putihan sampai hijau tua(www.organikpro.com/files/Sawi-Panduan_Menanam.pdf, 2010).Syarat TumbuhIklimSawi dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah. Akan tetapi, umumnya sawi diusahakan orang di dataran rendah yaitu pekarangan, ladang atau di sawah, jarang diuasahakan di daerah pegunungan (Zulkarnain, 2000).Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab.Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok biladi tanam pada akhir musim penghujan(www.sinartani.pdf, 2010).Sawi merupakan tanaman tahan hujan. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secar teratur. Tanamn sawi lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang(www.must-anast.pdf, 2010).Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga ia dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman (Ashari, 1995).TanahTanah yang cocok pada pertanaman sawi adalah latosol, andosol, dan regosol. Derajat keasaman tanah (PH) yang cocok untuk tanaman sawi adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang cukup (wikipedia.org/wiki/Commons:Category:Law_related_Pdf,2010).Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7 (www.fas.org/sgp/crs/natsec/RS22122.pdf,2010).Persyaratan tanah untuk tanaman sawi adalah subur gembur dan banyak mengandung bahan organik. Jenis tanah yang paling baik yaitu lempung berpasir atau lempung berdebu (Damanik,dkk., 2010).Pupuk UreaUrea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air).Pada kelembaban 73% ia sudah menarik uap air dari udara. Oleh karena itu ia mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman.Keuntungan dari urea ini adalah kadar hara N-nya tinggi. Tapi banyak juga kejelekannya. Kalau ia diberikan ke tanah misalnya, maka ia mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida(BuckmanandBrady, 1969).Sifat urea lain yang tidak menguntungkan ialah sangat higrokopis dan mulai menarik air dari udara pada kelembaban nisbi 73%. Urea tidak bersifat menginosir dalam larutan sehingga mudah mengalami pencucian, karena tidak cepat terjerap oleh koloid tanah. Untuk dapat diserap oleh akar tanama urea harus mengalami proses ammonifikasi dan nitrifikasi lebih dahulu, maka jika dibandingkan dengan pupuk ZA, bekerjanya pupuk urea lambat(Sanchez, 1976).Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organik dari CO(NH2)2, pupuk padat berbentuk butiran bulat kecil (diameterlebih kurang 1 mm). Pupuk ini mempunyai kadar N 45%-46%. Urea larut sempurna di dalam air, dan tidak mengasamkan tanah(Damanik,dkk., 2010).Cepat dan lambatnya perubahan bentuk amide dari urea kebentuk senyawa N yang dapat diserap oleh tanaman sangat bergantung pada beberapa faktor ialah keadaan populasi, aktivitas mikroorganisme, kadar air dari tanah, temperatur tanah dan banyaknya pupuk urea yang diberikan(Cooke, 1982).Kehilangan N akan meningkat dengan makin berkurangnya air tanah. Hal yang demikian tidak akan terjadi pada urea atau pupuk N-amonium lainnya bila diberikan pada lapisan reduksi. Pada lapisan reduksi NH4lebih stabil(Barber, 1984).Gejala kekurangan unsur hara ini dapat terlihat dimulai dari daunnya warnanya yang hijau agak kekuning kuningan selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan. Pada tanaman dewasa pertumbuhan terhambat akan berpengaruh terhadap pembuahan yang dalam hal ini perkembangan buah tidak sempurna umumnya kecil kecil dan cepat matang (Sutedjo, 2002).

Pupuk TSPPupuk TSP dikenal pula dengan sebutan Enkel-super-fosfat, disingkat ES. Bentukny berupa bubuk berwarna abu-abu dan mengandung zat fosfat (P) 14 -20%. Pupuk ini dibuat dari fosfat alam dan asam belerang(Buckman and Brady, 1969).Rumus kimia jenis pupuk ini adalah Ca(H2PO4). Sifat umum pupuk Tripel superfosfat (TSP) sama dengan pupk DS. Kadar P2O5pupuk ini sekitar 44%-46% walaupun secara teoritis dappat mencapai 56%. Pembuatan pupuk TSP menggunakan sistem wet process. Dalam proses in, batuan alam (rock posfat) flour apatit diasamkan dengan asam fosfat hasil proses sebelumnya(Adams, 1971).Superfosfat triple (TSP) dibuat melalaui pengasaman batuan fosfat dengan H3PO4dengan peralatan dan proses yang sama dengan pupuk superfoosfat biasa. Pupuk ini mempunyai rumus kimia yang sama dengan pupuk superfosfat rangkap Ca(H2PO4)2, pupuk padat yang berbentuk butiran kasar, berwarna abu-abu dan termasuk pupuk yang mudah larut di dalam air(Sanchez, 1976).Pupuk TSP ini mudah larut dalam air dan agak sedikit higroskopis. Pupuk ini cocok dicampuk dengan ZA, karena amoniaknya akan terikat. Cuma kalau di campur sering mengeras sehingga perlu dihaluskan dulu sebelum dipakai. Sewaktu memebrikan puppuk ini harus dibenamkan agar mencapai perakaran tanaman. Kalau tidak, akan dihanyutkan oleh air(Cooke, 1982).Sekarang pupuk TSP ini tidak lagi diproduksi di Indonesia dan sebagai gantinya di produksi pupuk superfosfat lain yang kadar P2O5nya lebih rendah yakni 36% dan di kenal dengan nama SP 6 atau pupuk superfosfat 36. Sifat fisik dan kimiawi dari SP 36 tidak jauh berbeda dengan pupuk TSP(Vlamis, 1953).Defisiensi unsur P akan menimbulkan hambatan pada pertumbuhan sistem perakaran, daun, batang seperti misalnya pada tanaman serelia, daun daunnya berwarna hijau tua atau keabu abuan, mengkilap sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah selanjutnya mati. Tangkai daunnya kelihatan lancip lancip. Pembentukan buah jelek merugikan hasil biji (Harianto, 1983).

BAHAN DAN METODELokasi dan Waktu PercobaanPercobaan ini dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian 25 m dpl. Percobaan ini dilakukan pada bulan September sampai bulan November 2010.Bahan dan Alat PercobaanAdapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah benih sawi varietas Tosakan sebagai objek percobaan, pupuk urea 46% N dan pupuk TSP 46% P2O5 sebagai pupuk dalam percobaan, kompos sebagai media tanam, pacak dan plot sebagai penanda tanaman, tali plastic sebagai pembatas lahan, dan air sebagai media penyiraman.Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul untuk mencampurkan media tanam, meteran untuk mengukur tinggi tanaman, gembor untuk menyiram tanaman,buku data yang digunakan sebagai tempat penulisan data.

Metode PercobaanMetode percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu:Faktor 1: Pupuk urea (N) dengan 4 tarafN0: 0 grN1: 200 grN2:400 grN3: 600 grFaktor 2: Pupuk tripel superfosat (TSP)dengan 4 tarafP0: 0 grP1: 200 grP2: 400 grP3: 600 grMaka akan didapat 16 kombinasi perlakuan, yaitu:N0P0N1P0N2P0N3P0N0P1N1P1N2P1N3P1N0P2N1P2N2P2N3P2N0P3N1P3N2P3N3P3Data hasil praktikum dianalisis sidik ragam berdasarkan model linear sebagai berikut:Yijk= +i+j+k+ ()jk+ijkDimana :Yijk: Hasil Pengamatandari blok ke-I dengan perlakuan pemberian urea dan TSP taraf ke-k,: Nilai tengah sebenarnyai: Efek Blok ke-ij: Efek Perlakuan pemberian urea taraf ke-jk: Efek perlakuan pemberian TSP taraf ke-k()jk: Efek interaksiperlakuan pemberian TSP taraf ke-j dan perlakuan pemberian urea taraf ke-kijk: Efek galat yang mendapat perlakuan pemberian TSPtaraf ke-I dan perlakuan dosistaraf ke-j dan interaksi perlakuan pemberian urea taraf ke-k.

PELAKSANAAN PERCOBAANPersiapan LahanDiukur lahan seluas 2m x 2m dan dibuat parit. Digemburkan tanah dan dibersihkan lahan dari gulma dengan menggunakan cangkul. Lalu dicampurkan ke dalam tanah.PersemaianPersemaian dilakukan 3 minggu sebelum dilakukan penanaman dengan cara menyebar benih. Naungan dibuat dalam persemaian untuk mengurangi intensitas cahaya matahari dan curah hujan yang masuk langsung ke persemaian.Aplikasi Pupuk DasarPupuk yang digunakan dalam percobaan ini adalah pupuk urea dan pupuk TSP. Pupuk ini diberikan dengan cara di tugal di sekitar akar tanaman sawi.Pemeliharaan TanamanPenyiramanPenyiraman dilakukan setiap hari selanjutnya dikurangi tergantung keadaan cuaca.PenyianganPenyiangan dilakukan dengan tangan pada saat gulma tumbuh.PenyulamanPenyulaman dilakukan dengan cara menyisip bagian tanaman yang tidak tumbuh.Pengendalian Hama dan PenyakitPengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida dengan cara disemprot pada bagian tanaman yang terserang hama dan penyakit.PanenPemanenan dilakukan pada saat tanaman telah mengalami pembungaan.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil1. Tinggi Tanaman (cm)Data rataan tinggi tanaman dapat dilihat pada lampiran pengamatan 2 MST, 3 MST dan 4 MST.Dari pengamatan data rataan tinggi tanaman, diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP belum berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 MSTdan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman 3 serta 4 MST.Data pengaruh pemberian pupuk urea danTSPterhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.Tabel 1.Rataan Tinggi Tanaman 2 MST

Dari data pengaruh pemberian pupuk Urea dan TSP terhadap tinggi tanamandiperoleh bahwa tinggi tanaman tertinggi yaitu pada perlakuanN1P3sebesar 31,63 cm dan yang terendah adalah N2P3sebesar 19,64 cm.

Dari data tabel 1 diperolehgrafikseperti terlihat dibawah ini.Grafik 1. Grafik Tinggi Tanaman (cm) 2 MST terhadap Nitrogen.Dari grafik 1 diperoleh bahwa rataan tinggi tanaman terhadap nitrogen yang tertinggi adalah pada perlakuan N1sebesar 85 cm sedangkan yang terendah adalah N2sebesar 69 cm.Grafik 2. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada2 MST Terhadap Nitrogen dan Phospor.

Dari grafik 2 diperoleh rataan tinggi tanaman 2 MST terhadap Nitrogen dan Phospor yang tertinggi adalah N1P3sebesar 31,63 sedangkan yang terendah adalah N2P3sebesar 19,64 cm.

Tabel 2. Rataan Tinggi Tanaman 3 MST

Dari data pengaruh pemberian pupuk urea danTSP terhadap tinggi tanamandiperoleh bahwa rataan tinggi tanaman tertinggipada 3 MST yaitu pada perlakuan N2P2sebesar 36,85 cm dan terendah pada perlakuan N2P0sebesar 22,34 cm.Grafik 3. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada3 MST Terhadap Nitrogen

Dari grafik 3 yang diperoleh adalah rataan tinggi tanaman 3 MST terhadap Nitrogen yang tertinggi adalah N1sebesar 100 cm sedangkan yang terendah adalah N2sebesar 89 cm.

Grafik 4. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada3 MST Terhadap Nitrogen dan Phospor.

Dari data pengaruh pemberian pupuk urea danTSP terhadap tinggi tanamandiperoleh bahwa rataan tinggi tanaman tertinggipada 3 MST yaitu pada perlakuan N2P2sebesar 36,85 cm dan terendah pada perlakuan N2P0sebesar 22,34 cm.Tabel 3. Rataan Tinggi Tanaman 4 MST

Dari tabel 3 rataan tinggi tanaman 4 MST yang tertinggi adalah N1P0sebesar 36,85 sedangkan yang terendah adalah N2P0sebesar 43,95.

Grafik 5. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada4 MST Terhadap Nitrogen

Dari grafik 5 yang diperoleh adalah rataan tinggi tanaman 4 MST terhadap Nitrogen yang tertinggi adalah N1sebesar 110 cm sedangkan yang terendah adalah N2sebesar 95 cm.Grafik 6. Rataan Tinggi Tanaman (cm) pada4 MST Terhadap Nitrogen dan Phospor.

Dari grafik 6 yang diperoleh adalah rataan tinggi tanaman 4 MST terhadap Nitrogen dan Pospor yang tertinggi adalah N1P0sebesar 36,85 cm sedangkan yang terendah adalah N2P0sebesar 24,94 cm.2. Jumlah Daun (helai)Data rataan jumlah daun dapat dilihat pada lampiran pengamatan 2 MST, 3 MST dan 4 MST.Dari pengamatan data rataan jumlah daun, diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSPbelum berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 2 MST, 3 MST dan 4 MST.

Data pengaruh pemberian pupuk urea dan TSP terhadap tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.Tabel4.Rataan Jumlah Daun 2 MST.

Dari data rataan jumlah daun 2 MST yang tertinggi adalah N3P2sebesar 7,50 helai sedangkan yang terendah adalah N0P2sebesar 4,93 helai.Tabel5.Rataan Jumlah Daun 3 MST.

Dari data rataan jumlah daun 3 MST yang tertinggi adalah N3P2sebesar 9,07helai sedangkan yang terendah adalah N0P2sebesar 5,67helai.Tabel6.Rataan Jumlah Daun 4 MST.

Dari data pengaruh pemberian pupuk urea danTSP terhadap jumlah daundiperoleh bahwarata-rata tinggi tanaman tertinggipada 4 MST yang tertinggi adalah N0P0sebesar 10,50 helai sedangkan yang terendah adalah N2P3sebesar 7,80helai.3.Bobot Biomassa Per Tanaman Sampel (g)Data bobot biomassa per sampeldapat dilihat pada lampiran pengamatanproduksi per sampel.Dari pengamatan data bobot biomassa per sampel diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP berpengaruh nyata terhadap produksi persampel.Data pengaruh pemberian pupuk urea danTSPterhadap bobot biomassa per sampel dapat dilihat pada tabel7di bawah ini.

Tabel7. Pengaruh pemberian pupuk Urea danTSPterhadap bobot biomassa per sampel.Dari data rataan bobot biomassa yang tertinggi adalah N3P1sebesar 269,67 gram sedangkan yang terendah adalah N3P2sebesar83,00 gram.Grafik 7. Rataan Bobot Biomassa (gr) Terhadap Phospor.

Dari grafik 7 rataan bobot biomassa terhadap pospor yang tertinggi adalah P1699 gram sedangkan yang terendah adalah P2sebesar 500gram.

Grafik 8. Rataan Bobot Biomassa (gr) TerhadapNitrogen dan Phospor.

Dari data rataan bobot biomassa terhadap Nitrogen dan pospor yang tertinggi adalah N3P1sebesar 269,67 gram sedangkan yang terendah adalah N3P2sebesar 83,00 gram.4. Bobot Segar Jual Per Tanaman Sampel (g)Data Bobot Segar Jual Per Tanaman Sampel dapat dilihat pada lampiran pengamatanproduksi per sampel.Dari pengamatan data Bobot Segar Jual Per Tanaman Sampel diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP berpengaruh nyata terhadap produksi persampel.Data pengaruh pemberian pupuk urea dan TSP terhadap bobotTSPdapatdilihatpada tabel8di bawah ini.

Tabel8.Rataan Bobot Segar Jual (gr)

Dari data rataan bobot segar jual yang tertinggi adalah N3P1sebesar 217,33 gram sedangkan yang terendah adalah N3P2sebesar 70,33 gram.Grafik 8. Rataan Bobot Segar Jual (gr) Phospor.Dari grafik 8 rataan bobot biomassa terhadap pospor yang tertinggi adalah P1599 gram sedangkan yang terendah adalah P3sebesar 400gram.Grafik 9. Rataan Bobot Segar Jual (gr) Terhadap Nitrogen dan Phospor.

Dari data rataan bobot segar jual yang tertinggi adalah N3P1sebesar 217,33 gram sedangkan yang terendah adalah N3P2sebesar 70,33 gram.5. Indeks PanenData indeks panen dapat dilihat pada lampiran pengamatanindeks panen.Dari pengamatan data indeks panen diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP berpengaruh nyata terhadap indeks panen.Data pengaruh pemberian pupuk urea dan TSP terhadap indeks panen dapat dilihatpada tabel9di bawah ini.Tabel 9. Rataan Pengaruh pemberian pupuk Urea dan TSP terhadap indeks panen

Dari data rataan indeks panen yang tertinggi adalah N0P1sebesar 0,91 sedangkan yang terendah adalah N3P0sebesar 0,47.Grafik 10. Rataanindeks panen(gr) Phospor.

Dari grafik 10 rataan indeks panen terhadap pospor yang tertinggi adalah P02,54 sedangkan yang terendah adalah P3sebesar 2,24.Grafik11. Rataanindeks panen(gr) Terhadap Nitrogen dan Phospor.

Dari grafik 12 indeks panen terhadap terhadap Nitrogen dan Pospor yang tertinggi adalah N0P1sebesar 0,91 sedangkan yang terendah adalah N3P0sebesar 0,47.

PembahasanBerdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa pemberian pupuk urea berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun 2, 3 dan 4 MST serta berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 2 MST,sangat nyata terhadap tinggi tanaman 3 dan 4 MST dan nyata terhadap produksi per sampel.Rata-ratatinggi tanaman tertinggipada 4 MSTyaitu pada perlakuanN1P3sebesar24,83cm dan terendah pada perlakuanN2P0sebesar13,06cm.Hal inipupuk kandang yang digunakan sudah mengandung beberapa unsur seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan magnesium yang baik untuk pertumbuhan tanaman sehingga tanaman dapat bertumbuh dengan baik. Hal ini sesuai dengan literatur Sutedjo (2002) yang menyatakan bahwa kandungan utama dengan kadar tertinggi kompos adalah bahan organik yang mujarab dan terkenal manjur untuk memperbaiki kondisi tanah. Unsur lain dalam kompos yang variasinya cukup banyak adalah nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan magnesium.Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa pemberian pupuk urea dan TSP berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun 2, 3 dan 4 MST serta tinggi tanaman 2 MST, 3 MST dan 4 MST. Dapat dilihat datarataan jumlah dauntertinggipada 4 MST yaitu pada perlakuan N2P2sebesar 9,17 dan terendah pada perlakuan N3P3sebesar 5,93.Hal ini mungkin dikarenakan dosis pupuk yang digunakan belum tepat, pemberiannya tidak merata dan adanya faktor yang mendukung pertumbuhan seperti curah hujan dan sinar matahari. Hal ini sesuai dengan pendapat Damanik,dkk(2010) yang mengemukakan bahwa pemupukan dilakukan untuk mencukupi atau menambah zat-zat makanan yang berguna bagi tanaman, dalam pemberian pupuk harus diperhatikan dahulu dosis penggunaannya sebab bila dosis yang diberikan salah maka daun akan terbakar, pemberiannya harus merata dan kepekatannya harus diatur sesuai dengan kebutuhan tanaman.Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa pemberian pupuk urea dan TSP Dari pengamatan data bobot biomassa per sampel diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP berpengaruh nyata terhadap produksi persampel. Dari data produksi persampel diperoleh bahwa rata-rata bobot biomassa per sampel tertinggi yaitu pada perlakuan N0P2sebesar 85.67 g dan terendah pada perlakuan N0P3yaitu sebesar 33,20 g. Hal ini mungkin disebabkan karena pemberian pupuk fosfor dan pupuk Nitrogen yangbaik untuk bisa merangsang pertumbuh akar sehingga dapat menghasilkan bobot biomassa yang tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Harianto (1983) yang menyatakan bahwa pupuk majemuk dengan analisis 15.5.29 atau 24.6.12 memiliki kandungan nitrogen cukup untuk kebutuhan tanaman dan kandungan fosfornya cukup untuk merangsang pertumbuhan akar yang baik, tetapi tidak cukup untuk meningkatkan kandungan Pdi dalam tanah.Dari pengamatan data Bobot Segar Jual Per Tanaman Sampel diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP berpengaruh nyata terhadap produksi persampel. Dari data Bobot Segar Jual Per Tanaman Sampel bahwa Bobot Segar Jual Per Tanaman Sampel tertinggi yaitu pada perlakuan N0P2sebesar 70.67 g dan terendah pada perlakuan N1P3yaitu sebesar 23,93 g.Hal ini mungkin disebabkan karena pemberian pupuk fosfor dan pupuk Nitrogen yangbaik untuk bisa merangsang pertumbuh akar sehingga dapat menghasilkan bobot biomassa yang tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Harianto (1983) yang menyatakan bahwa pupuk majemuk dengan analisis 15.5.29 atau 24.6.12 memiliki kandungan nitrogen cukup untuk kebutuhan tanaman dan kandungan fosfornya cukup untuk merangsang pertumbuhan akar yang baik, tetapi tidak cukup untuk meningkatkan kandungan Pdi dalam tanah.Dari pengamatan data indeks panen diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP berpengaruh nyata terhadap indeks panen. Dari data indeks panen bahwa indeks panen tertinggi yaitu pada perlakuan N0P3sebesar 0,93 dan terendah pada perlakuan N1P0yaitu sebesar 0,59. Dari hal ini dapat dilihat bahwa indeks panennya tidak seimbang. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pemberian pupuk yang mengandung Kalium kurang banyak, sehingga tanaman tidak terlihat segar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutedjo (2002) yang menyatakan bahwa kandungan kalium yang tinggi membuat tanaman menjadi lebih segar, lebih tahan terhadap penyakit dan tahan terhadap kekeringan.

KESIMPULAN DAN SARAN1.Kesimpulan Dari pengamatan data rataan tinggi tanaman, diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP belum berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 MSTdan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman 3 serta 4 MSTdilihat darirataan tinggi tanaman 4 MST yang tertinggi adalah N1P0sebesar 36,85 sedangkan yang terendah adalah N2P0sebesar 43,95.2.Dari pengamatan data rataan jumlah daun, diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSPbelum berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 2 MST, 3 MST dan 4 MSTdilihat dari rata-ratatinggi tanaman tertinggipada4 MST yang tertinggi adalah N0P0sebesar 10,50 helai sedangkan yang terendah adalah N2P3sebesar 7,80helai.3.Dari pengamatan data bobot biomassa per sampel diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP berpengaruh nyata terhadap produksi persampeldilihat darirataan bobot biomassa terhadap Nitrogen dan pospor yang tertinggi adalah N3P1sebesar 269,67 gram sedangkan yang terendah adalah N3P2sebesar 83,00 gram.4.Dari pengamatan data Bobot Segar Jual Per Tanaman Sampel diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP berpengaruh nyata terhadap produksi persampel dilihat dari rataan bobot segar jual yang tertinggi adalah N3P1sebesar 217,33 gram sedangkan yang terendah adalah N3P2sebesar 70,33 gram.5.Dari pengamatan data indeks panen diperoleh bahwa perlakuan pemberian pupuk urea dan TSP berpengaruh nyata terhadap indeks panen dilihat dari indeks panen terhadap terhadap Nitrogen dan Pospor yang tertinggi adalah N0P1sebesar 0,91 sedangkan yang terendah adalah N3P0sebesar 0,47.SaranSebaiknya dalam melakukan percobaan harus diberikan dosis penggunaan pupuk yang tepatdandan kombinasi perlakuan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKAAshari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press, Jakarta.Adams, F. 1971.Ionic Concentration and Activities inSoil Solutions, Soil Science Soociety of America.Barber, S. 1984. Soil Nutrienth Bio Availability. Publihed Stimultaneously in Canada.Buckman and Brady. 1969. The Nature and Properties of Soil The MacMillan Comp, New York.Cooke, G. 1982. Fertilizing for Maximum Yield. Granada Publishing Ltd, London.Damanik, Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin, dan H. Hanum.2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press, Medan.Harianto. 1983. Soil Fertility and Fertilizers. IPB Press, Bandung.Joko, S dan L. Wibisono.2007. Hama dan Penyakit Tanaman Sayuran. Citra Aji Parama, Yogyakarta.Prabawa, W. 2007. Pertanian Tips Menanam Sayur. Karya Mandiri Pratama, Jakarta.Rubatzky, VE., dan Yamaguchi, M. 1997. Sayuran dunia 2. Penerbit ITB Bandung.Sanchez, P. 1976. Properties and Management of Soils in The Topics. John Willey and Sons, New York.Steenis. 1975. Flora. Pradyparamitha, Yogyakarta.Sutedjo, M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan.Rineka Cipta, Jakarta.Vlamis, J. 1953.Acid Soil in Fertility as Related to Soil Solution and Soil Phase Effect.Soil.Widiastuti, S. 2007. Bertanam Tanpa Tanah. Musi Perkasa Utama, Jakarta.wikipedia.org/wiki/Commons:Category:Law_related_Pdf.2010.Sawi. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2010.www.fas.org/sgp/crs/natsec/RS22122.pdf.2010. Sawi.Diakses pada tanggal 17 oktober 2010.www.must-anast.pdf.2010. Tanaman Sawi.Diakses pada tanggal 17 oktober 2010.www.organikpro.com/files/Sawi-Panduan_Menanam.pdf. 2010. Panduan Menanam Sawi.Diakses pada tanggal 17 oktober 2010.www.pustaka-deptan.go.id/agritek/lip50073.pdf, 2010.budi daya sawi. Diakses pada tanggal 17 oktober 2010.www.sinartani.pdf. 2010. Budi daya sawi putih. Diakses pada tanggal 17 oktober 2010.Zulkarnain, H. 2000. Dasar Dasar Hortikultura.Bumi Aksara, Yogyakarta.