119

Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung
Page 2: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung
Page 3: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung
Page 4: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung
Page 5: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

v

ABSTRAK

Skripsi ini secara khusus bertujuan untuk menganalisis kebijakan pemutusan

hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Qatar pada tahun 2017. Penelitian ini

dilakukan melalui studi pustaka dan wawancara. Peneliti menemukan, bahwa

kebijakan pemutusan hubungan diplomatik dengan disertai blokade dipilih oleh Arab

Saudi karena lebih menguntungkan dari kebijakan alternatif lainnya. Di samping itu,

dalam kebijakan Arab Saudi terhadap Qatar terdapat cost dan benefit yang didapatkan

oleh Arab Saudi, terlepas dari beberapa hal lain yang menjadi penyebab Arab Saudi

memblokade Qatar. Blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi didasari oleh kebijakan

dan tindakan Qatar yang belawanan dengan Arab Saudi, seperti memiliki hubungan

dekat dengan Iran, pemberitaan Al Jazeera yang terlalu terbuka, mendukung

demokrasi di Timur Tengah serta mendukung kelompok Ikhwanul Muslimin.

Argumen ini dirumuskan melalui tahapan analisis, yaitu dengan melihat sejarah

hubungan Arab Saudi dan Qatar, kemudian melihat hal-hal lain yang

melatarbelakangi kebijakan pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap

Qatar dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan kerangka pemikiran.

Kerangka pemikiran yang digunakan dalam skripsi ini adalah kepentingan

nasional Neuchterlein dan model aktor rasional Graham T. Allison, sedangkan

metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif dengan analisis induktif. Pada

hasil analisis dengan menggunakan kedua kerangka pemikiran tersebut dapat

disimpulkan bahwa kepentingan ekonomi, tatanan dunia dan ideologi Arab Saudi

dalam blokade terhadap Qatar berada pada intensitas utama (major) dan kepentingan

pertahanan berada pada intensitas peripheral. Blokade yang dilakukan terhadap Qatar

juga memberikan benefit kepada Arab Saudi berupa meningkatnya kerjasama

ekonomi antar negara yang memblokade Qatar, mendominasi kembali pasar ekspor

gas ke Mesir, serta meningkatnya hubungan dengan Amerika Serikat, khususnya

dalam sektor ekonomi.

Kata kunci: Kebijakan Pemutusan Hubungan Diplomatik, Blokade, Arab Saudi,

Qatar, Kepentingan Nasional, Model Aktor Rasional.

Page 6: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, puji serta syukur selalu penulis panjatkan ke

hadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian untuk skripsi ini tepat pada waktunya. Tak

lupa, shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan ummat, Baginda Nabi

Muhammad Sallalahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membawa ummatnya dari zaman

kegelapan menuju zaman yang terang benderang, semoga kita sebagai ummatnya

mendapatkan syafa’at di hari akhir kelak. Amin.

Rasa syukur penulis ucapkan karena akhirnya telah berhasil menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Kebijakan Blokade Arab Saudi terhadap Qatar pada Tahun

2017”. Penulis juga ingin mengucapkan ungkapan terima kasih kepada pihak-pihak

yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik, terutama

bagi peneliti yang literaturnya penulis jadikan sumber dalam skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari

beberapa pihak, baik itu bantuan secara langsung atau pun tidak langsung. Oleh

karena itu, ijinkanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan penuh berupa do’a dan

motivasi, terutama kepada dua manusia hebat yang selalu sabar dan tak pernah

lelah mendidik penulis sampai berada di tahap sekarang ini, Ahyar S.Pd.I dan Siti

Page 7: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

vii

Aisah S.Pd.I. Semoga kesehatan, kemudahan dan keberkahan selalu menyertai

kalian.

2. Kedua adik penulis yang selalu membuat kakaknya bangga, Syahla Fakhirah yang

sedang berada di Mesir dan Anafi Rahmatillah yang sekarang sudah semester 3.

Semoga kalian berdua selalu sukses dan dapat terus membanggakan keluarga.

3. Keluarga Bapak Masruchan. Khususnya Mamah Islamiyah dan Bapak Masruchan

Abdullah yang sudah seperti kedua orang tua penulis serta Ahmad Ulil Albab,

sahabat penulis sejak kecil. Semoga kalian semua selalu diberi kesehatan dan

keberkahan oleh Allah swt.

4. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, M.M yang sudah bersedia menjadi dosen

pembimbing skripsi penulis, selalu sabar dan rela untuk meluangkan waktunya

serta memberikan masukan yang sangat berguna kepada penulis. Semoga Bapak

dan keluarga selalu diberi kesehatan dan keberkahan oleh Allah swt.

5. Seluruh Dosen Ilmu Hubungan Internasional FISIP UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah mengajarkan berbagai ilmu yang sangat bermanfaat dan tak

ternilai harganya kepada penulis. Semoga kesehatan dan keberkahan selalu

menyertai kalian.

6. Sahabat-sahabat penulis, Adila Febianto Soewarno, Farhatul Kamilah, Argista

Wahyu Febriani, Hayasha Zuriati Robbani dan Nida Fajriyatul Huda. Terima kasih

banyak karena sudah sering membantu, selalu ada dalam suka-duka serta menjadi

stress-reliever penulis. Semoga kita selalu menjadi sahabat baik sampai maut

memisahkan. Amin.

Page 8: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

viii

7. Sahabat sekaligus teman seperjalanan penulis (underpressure), M. Fajrin

Mubarok, Arya Buana dan Fakhri Zeidan. Semoga kita selalu punya waktu luang

dan rezeki untuk bisa menyempatkan trip bersama. Semoga juga kita bisa jalan-

jalan keliling dunia bersama. Amin.

8. Teman-teman di International Studies Club (ISC). Teruntuk BPH ISC 2019/2020

Adila, Farha, Rima, Ara, Alfi, Rizka dan Ferin. Veteran ISC, Bang Haikal, Kak

Nisa, Bang Auzan, Kak Olla, Kak Syifa, Bang Faisal dan Bang Ilham. Terkhusus

Kak Maul sudah banyak membantu penulis di organisasi atau pun di perkuliahan.

9. Teman-teman HI. Terkhusus teman-teman HI C yang penulis banggakan yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Bang Mulya yang sudah penulis

anggap seperti saudara kandung.

Penulis berharap semoga dukungan serta amal baik dari semua pihak yang telah

membantu mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis juga menyadari bahwa

penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran yang konstruktif

sangat terbuka dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu

Hubungan Internasional.

Jakarta, 2 September 2020

Muhammad Alifurrohman

Page 9: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK……………………..……………………………….....xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….…………...1

A. Pernyataan Masalah ......................................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ....................................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................... 7

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 7

E. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 12

E.1 Konsep Kepentingan Nasional ...................................................... 12

E.1 Model Aktor Rasional ................................................................... 18

F. Metode Penelitian ................................................................................ 21

G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 22

BAB II HUBUNGAN ARAB SAUDI DAN QATAR…………………………24

A. Sejarah Hubungan Arab Saudi dan Qatar............................................ 24

BAB III LATAR BELAKANG PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK

SERTA BLOKADE EKONOMI ARAB SAUDI TERHADAP

QATAR PADA TAHUN

2017…………………………………….………………………………35

A. Sejarah Perseteruan Keluarga Arab.................................................... 41

B. Internal Arab Saudi ............................................................................ 44

C. Dukungan dari Negara Lain ............................................................... 45

D. Tindakan-Tindakan Qatar yang Berlawanan dengan Kepentingan

Arab Saudi .......................................................................................... 46

D.1 Sikap Qatar dalam Mendukung Ikhwanul Muslimin ............................. 46

D.2 Kedekatan Hubungan dengan Iran ......................................................... 51

D.3 Media Al Jazeera yang Dianggap Berlawanan ....................................... 55

Page 10: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

x

E. Blokade Ekonomi ................................................................................ 56

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN

DIPLOMATIK ARAB SAUDI TERHADAP QATAR PADA TAHUN

2017…………………………………………………………………….62

A. Kepentingan Nasional ......................................................................... 62

A.1 Kepentingan Pertahanan…………………………………………….....62

A.2 Kepentingan Ekonomi…………………………………………….........64

A.3 Kepentingan Tatanan Dunia………..……………………………….....66

A.4 Kepentingan Ideologi……………………………………….…….........67

B. Model Aktor Rasional ......................................................................... 73

BAB V PENUTUP….…….……………………………………………………..87

A. Kesimpulan .......................................................................................... 87

B. Saran .................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xv

Lampiran-Lampiran ............................................................................................. xxiv

Page 11: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xi

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel I.E.1. Kepentingan Nasional Neuchterlein (Isu Terusan Suez 1956) …………17

Tabel II.A.1. Timeline Hubungan Arab Saudi dan Qatar……………........................31

Tabel IV.A.1. Intensitas Kepentingan Arab Saudi …………………………………..68

Tabel IV.B.1. Ekspor Non Migas Arab Saudi ke Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir

Periode 2014-2018……………………………………………………79

Tabel IV.B.2. Ekspor Gas Arab Saudi dan Qatar ke Mesir periode 2014-2018……81

Tabel IV.B.3. Ekspor Arab Saudi ke Amerika Serikat periode 2014-2018…………83

Grafik IV.B.1. Foreign Direct Investment (FDI) Arab Saudi periode 2017-2019…..85

Page 12: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1. Tuntutan Arab Saudi Cs kepada Qatar .................................... 39

Gambar III.A.1. Peta Kawasan Teluk dan Sekitarnya ....................................... 52

Page 13: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara dengan Dr. Jamal Abdullah ............................................ xxi

Lampiran 2 Wawancara dengan Dr. Sya’roni Rofii………………….................xxiv

Page 14: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xiv

DAFTAR SINGKATAN

AS Amerika Serikat

FDI Foreign Direct Investment

FJP Freedom and Justice Party

GCC Gulf Cooperation Council

ICBM Intercontinental Ballistic Missile

KTT Konferensi Tingkat Tinggi

MBS Mohammed bin Salman

OEC The Observatory of Economic Complexity

OHCHR Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights

LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

NHRC The National Human Rights Committee

PBB Perserikatan Bangsa Bangsa

PDB Produk Domestik Bruto

QNA Qatar News Agency

SPA Saudi Press Agency

Page 15: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung Arab, menempati

sekitar 4/5 dari daerah tersebut. Memiliki perbatasan dengan Yordania, Kuwait dan

Irak di Utara; Teluk Persia, Oman, Uni Emirat Arab dan Qatar di Timur; Yaman di

selatan dan barat daya; Laut Merah dan Teluk Aqaba di Barat; serta sebagian Oman

di Tenggara. Di dataran tinggi sebelah barat, di sepanjang Laut Merah, terletak

sebuah tempat bernama Hijaz yang merupakan termpat lahir Islam dan situs kota

paling suci, yaitu Mekkah dan Madinah yang setiap harinya ramai dikunjungi oleh

orang yang ingin melaksanakan ibadah. Di pusat geografis terdapat wilayah yang

dikenal sebagai Najd atau dataran tinggi, sebuah zona gersang yang luas dan dihuni

oleh suku-suku nomaden hingga saat ini. Di sepanjang Teluk Persia sebelah timur

terdapat ladang minyak negara yang berlimpah. Menjadi salah satu negara yang

memiliki teritori terluas di Semenanjung Arab menjadikan Arab Saudi memiliki

kekayaan alam yang berlimpah, terutama kekayaan alam dari minyak bumi yang

identik dengan Saudi Arabia hingga sekarang. Tiga hal tersebut (Agama, kesukuan

dan kekayaan) yang kemudian memicu terjadinya sejarah di negara tersebut1.

Menjadi negara yang dikelilingi dan berbatasan oleh negara-negara lain tentunya

tidak terlepas dari konflik, salah satunya dengan Qatar.

1 William L. Ochsenwald, 2020, Saudi Arabia https://www.britannica.com/place/Saudi-

Arabia Diakses pada 15 Juli 2020.

Page 16: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

2

Qatar adalah negara teluk yang berada di Timur Tengah yang berbatasan langsung

dengan Saudi Arabia di darat dan Selat Persia di laut yang kemudian memisahkan

negara tersebut dengan Bahrain. Dahulu, Qatar dikenal sebagai negara nelayan karena

banyak mata pencaharian penduduknya sebagai nelayan di laut. Namun, seiring

berjalannya waktu, Qatar dapat mengolah sumber daya seperti gas alam dan

minyaknya sehingga membuat negaranya menjadi negara yang kaya raya. Qatar

merupakan negara dengan penghasilan ekonomi yang termasuk sangat besar,

pendapatan ekonomi tersebut didapatkan dari hasil gas alam dan minyaknya yang

terbesar ketiga di dunia. Bahkan, pendapatan perkapita rata-rata negara tersebut

mencapai angka lebih dari $100.000 yang tentunya melampaui negara-negara besar

seperti Amerika Serikat2, dengan jumlah penduduk sekitar 2,7 juta jiwa. Maka tidak

heran jika perhatian dunia akhir-akhir ini tertuju pada Qatar, terlebih lagi ditandai

dengan keberhasilan Qatar dalam perhelatan Piala Dunia 2022 dengan mendaftarkan

negaranya sebagai tuan rumah acara sepak bola bergengsi tersebut.

Keberhasilan Qatar dalam bidang ekonomi juga tidak terlepas dari peran beberapa

negara tetangganya, terutama Saudi Arabia. Namun, pada 2017 beberapa negara

tetangga Qatar melakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan disertai blokade

terhadap negara tersebut dengan alasan tertentu. Tepatnya pada 5 juni 2017, empat

negara di Timur Tengah (Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir) yang

dipimpin oleh Arab Saudi menyatakan untuk melakukan pemutusan hubungan

2 Muhammad Susilo, 2017, Seabad lalu miskin, bagaimana Qatar bisa jadi salah satu negara

terkaya di dunia? www.bbc.com/indonesia/amp/dunia-40201628 Diakses pada 15 Juli 2020.

Page 17: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

3

diplomatik dengan disertai blokade terhadap Qatar3. Seperti pernyataan dari Menteri

Luar Negeri Arab Saudi yang dikutip melalui BBC4 “Menteri Luar Negeri Saudi

mengatakan langkah lebih lanjut akan diambil terhadap Qatar dalam waktu yang tepat

dan akan sejalan dengan hukum internasional”. Negara-negara tersebut memutuskan

hubungan diplomatik dan memblokade Qatar. Mereka sepakat untuk memutuskan

hubungan diplomatik dengan Qatar. Tidak hanya itu, mereka juga menutup

perbatasan darat, laut hingga udara dengan Qatar, memberlakukan larangan bagi

penduduk Qatar untuk datang ke empat negara tersebut serta memutuskan kegiatan

perekonomian (ekspor-impor) 5. Pemutusan hubungan diplomatik serta blokade yang

dilakukan empat negara tersebut menyusul dari kebijakan dan tindakan Qatar yang

berlawanan dengan kepentingan serta ideologi Arab Saudi dan negara Teluk lainnya6.

Di samping itu, Arab Saudi mengatakan bahwa Qatar merupakan negara yang turut

andil dalam melindungi dan membiayai Ikhwanul Muslimin7.

Hubungan antara Arab Saudi dan Qatar mengalami pasang surut, terdapat

inkonsistensi dalam hubungan keduanya, hal ini tentunya berkaitan dengan sejarah

3 Randeep Ramesh, 2017, The long-running family rivalries behind the Qatar crisis

https://www.theguardian.com/world/2017/jul/21/qatar-crisis-may-be-rooted-in-old-family-rivalries

Diakses pada 16 Juli 2020

4 BBC, 2017, Qatar crisis: Restrictions to continue, Saudi Arabia says

https://www.bbc.com/news/world-middle-east-40510508 Diakses pada 16 Juli 2020 5 Aljazeera, 2018, Qatar: Beyond the Blockade

https://www.aljazeera.com/programmes/specialseries/2018/02/qatar-blockade-180212075226584.html

Diakses pada 15 Juli 2020.

6 Wawancara dengan Dr. Jamal Abdullah

7 Nurhafiza, 2019, Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

tahun 2017, Vol.6, No.1,1-17.

Page 18: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

4

hubungan kedua negara. Pada tahun 1970-an, hubungan antara Arab Saudi dan Qatar

dapat dikatakan sangat erat. Bahkan pada saat itu, Arab Saudi seringkali membantu

Qatar dalam menjalankan roda pemerintahannya yang berada di bawah

kepemimpinan Khalifa bin Hamad Al Thani, walaupun sempat ada konflik mengenai

batas wilayah pada 1992. Namun, hubungan yang erat tersebut berubah menjadi

renggang ketika kepemimpinan Khalifa bin Hamad Al Thani direbut oleh anaknya

lewat kudeta.

Pada 27 Juni 1995, Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani yang merupakan anak

dari Khalifa bin Hamad Al Thani merebut kekuasaan melalui kudeta ketika ayahnya

sedang meninggalkan Qatar untuk menjalani perawatan medis. Di bawah kekuasaan

Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani, Qatar mulai melenceng dari negara-negara

lainnya yang tergabung dalam GCC dan memiliki pandangan yang bersebrangan

dengan Arab Saudi8. Pada 2011, pasca Arab Spring hubungan Arab Saudi dan Qatar

juga mengalami keretakan kembali setelah sebelumnya sudah mulai berusaha untuk

membangun hubungan baik keduanya. Dan pada 2014 terjadi kembali ketegangan

hubungan keduanya ketika Qatar dianggap oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan

Bahrain dalam mendukung kelompok teroris. Ketiga negara tersebut menarik duta

8 Mohammaed Al-Sulami, 2020, The Boycott of Qatar

https://www.arabnews.com/node/1660946 Diakses pada 15 Juli 2020.

Page 19: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

5

besar mereka untuk Qatar ke negaranya masing-masing9. Puncaknya pada 2017,

Qatar diblokade oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir.

Yang menarik dari kebijakan Arab Saudi untuk melakukan blokade terhadap

Qatar pada tahun 2017 adalah, karena meskipun terdapat inkonsistensi dalam

hubungan Qatar dengan Arab Saudi, namun kebijakan untuk memblokade Qatar

merupakan bentuk respon keras yang baru diberikan oleh Arab Saudi terhadap

Qatar10

. Di samping itu, akhir-akhir ini Arab Saudi seringkali mengeluarkan

kebijakan yang tidak biasa, baik itu kebijakan luar negeri atau pun kebijakan

domestik, seperti Saudi Arabia Vision 2030, Intervensi militer dalam konflik di

Yaman, menghapuskan larangan bagi wanita untuk menyetir serta bepergian sendiri

dan sebagainya11

.

Kebijakan Arab Saudi dalam melakukan pemutusan hubungan diplomatik dengan

disertai blokade terhadap Qatar juga memberikan pengaruh terhadap Arab Saudi

sendiri. Menurut data dari World Intergrated Trade Solution of World Bank, Qatar

merupakan salah satu negara tujuan utama bagi Arab Saudi untuk melakukan ekspor.

Tercatat pada tahun 2015, total ekspor Arab Saudi ke Qatar sebanyak $1,668,

mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2016 sebanyak $1,671 Milyar. Terdapat

9 Refk Selmi dan Jamal Bouoiyour, 2020, Arab geopolitics in turmoil: Implications of Qatar-

Gulf crisis for business, International Economics Journal, Vol.161, 100-119 10

Miroslav Zafirov, 2017, The Qatar Criris-Why the Blockade Failed, Israel Journal of

Foreign Policy, Vol. 11, No.2, 191-201. 11

Thomas Demmelhuber, 2019, Playing the Diversity Card: Saudi Arabia’s Foreign Policy

under the Salmans, Italian Journal of International Affairs, Vol.54, No.4, 109-124.

Page 20: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

6

penurunan pada tahun 2017 yang hanya mendapatkan pemasukan sejumlah $684,853

juta dan pada tahun 2018 pemasukan dari ekspor hanya sekitar $45,24 ribu saja12

.

Di samping itu, karena letak Qatar yang bersebelahan dengan Arab Saudi

menjadikan cost atau biaya transport untuk melakukan kegiatan ekspor-impor lebih

terjangkau dibandingkan dengan melakukan ekspor-impor dengan negara lain. Hal ini

menunjukkan bahwa ada perubahan signifikan pada pendapatan ekspor Arab Saudi

terhadap Qatar pasca diakukannya blokade. Hal tersebut tentunya perlu ditinjau lebih

dalam lagi mengingat ambisi Arab Saudi untuk dapat meningkatkan

perekonomiannya agar dapat lebih memperkuat hegemoni Arab Saudi di kawasan13

.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibahas lebih lanjut mengenai analisis

kebijakan pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Qatar pada 2017.

B. Pertanyaan Penelitian

Dalam menganalisis dan membahas kebijakan pemutusan hubungan diplomatik

Arab Saudi terhadap Qatar pada tahun 2017, penulis menggunakan pertanyaan

sebagai berikut:

Mengapa Arab Saudi mengeluarkan kebijakan pemutusan hubungan diplomatik

terhadap Qatar pada tahun 2017?

12

World Integrated Trade Solution of World Bank,

https://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/SAU/Year/2018/TradeFlow/Export/Partner/QA

T/Product/all-groups Diakses pada 16 Juli 2020. 13

Thomas Demmelhuber, 2019, Playing the Diversity Card: Saudi Arabia’s Foreign Policy

under the Salmans, Italian Journal of International Affairs, Vol.54, No.4, 109-124.

Page 21: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada pernyataan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Memahami kebijakan pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap

Qatar pada tahun 2017 ditinjau dari kepentingan nasional Arab Saudi dan

model aktor rasional;

2. Menganalisis kebijakan Arab Saudi terkait pemutusan hubungan diplomatik

serta blokade yang dilakukan terhadap Qatar pada tahun 2017.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kebijakan

pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Qatar pada tahun

2017;

2. Tulisan ini juga diharapkan memberikan kontribusi dalam bentuk informasi

kepada mahasiswa Hubungan Internasional, khususnya mahasiswa yang

tertarik kepada isu Timur Tengah;

3. Tulisan ini dapat menjadi perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

D. Tinjauan Pustaka

Kajian pustaka pertama adalah sebuah artikel dalam jurnal Italian Journal of

International Affairs yang ditulis oleh Thomas Demmelhuber dengan judul Playing

the Diversity Card: Saudi Arabia’s Foreign Policy under the Salmans Vol.54, No.4,

Page 22: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

8

109-124. 14

yang ditulis pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan Neorealisme

dan konsep hedging sebagai pisau analisisnya. Dalam analisis utamanya, penelitian

ini menjelaskan kebijakan Arab Saudi di bawah kepemimpinan Raja Salman dan

Mohammed bin Salman. Menurut Thomas, terdapat perubahan kebijakan Arab Saudi

ketika Mohammed bin Salman ditunjuk untuk menjalankan roda pemerintahan. Di

bawah kepemimpinan Mohammed bin Salman, Arab Saudi sedang berusaha

memperkuat upayanya untuk mendiversifikasi mitra internasionalnya dan

membangun kebijakan luar negeri yang lebih kuat dan proaktif, khususnya di

kawasan. Terutama, untuk meningkatkan laju perekonomiannya dalam rangka

memperkuat hegemoninya di kawasan.

Perbedaan artikel Thomas dengan penulis terletak pada cakupan pembahasan, unit

analisis serta kerangka pemikiran. Thomas membahas mengenai kebijakan-kebijakan

yang dikeluarkan oleh Arab Saudi, baik itu kebijakan domestik maupun kebijakan

luar negeri, sedangkan penulis hanya berfokus kepada kebijakan pemutusan

hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Qatar pada tahun 2017 saja. Unit analisis

yang digunakan merupakan individu, yaitu Raja Salman dan Mohammed bin Salman,

sedangkan unit analisis yang penulis gunakan adalah Arab Saudi sebagai sebuah

negara. Kerangka pemikiran yang digunakan Thomas adalah Neorealisme dan konsep

hedging, sedangkan penulis menggunakan konsep kepentingan nasional dan model

aktor rasional.

14

Thomas Demmelhuber, 2019, Playing the Diversity Card: Saudi Arabia’s Foreign Policy

under the Salmans, Italian Journal of International Affairs, Vol.54, No.4, 109-124.

Page 23: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

9

Kajian pustaka selanjutnya adalah sebuah artikel dalam jurnal Italian Journal of

International Affairs yang ditulis oleh Beverly Milton-Edwards dengan judul The

Blockade on Qatar: Conflict Management Failings Vol.55, No.2, 1-15. 15

yang ditulis

pada tahun 2020. Penelitian ini menggunakan konsep mediasi sebagai pisau

analisisnya. Dalam analisis utamanya, penelitian ini menjelaskan mengenai blokade

Qatar dan upaya penyelesaian blokade tersebut yang gagal. Beverly menjelaskan

bahwa kegagalan tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, yang pertama adalah

tidak adanya peran GCC sebagai pihak penengah dan yang kedua adalah kurangnya

pengaruh dari mediator untuk menyelesaikan blokade terhadap Qatar, dalam hal ini

yaitu Amerika Serikat dan Kuwait. Menurutnya, Amerika Serikat cenderung tidak

ingin menyelesaikan blokade terhadap Qatar dikarenakan AS mendapatkan lebih

banyak keuntungan dari blokade tersebut. Di samping itu, Kuwait juga nampaknya

kurang kuat untuk menjadi mediator dalam kasus blokade Qatar.

Perbedaan artikel Beverly dengan penulis terletak pada pembahasan dan kerangka

pemikiran. Beverly membahas mengenai upaya penyelesaian blokade terhadap Qatar,

sedangkan penulis membahas mengenai kebijakan pemutusan hubungan diplomatik

Arab Saudi dengan disertai blokade terhadap Qatar. Kerangka pemikiran yang

digunakan Beverly adalah konsep mediasi, sedangkan penulis menggunakan konsep

kepentingan nasional dan model aktor rasional.

15

Beverly Milton Edwards, 2020, The Blockade on Qatar: Conflict Management Failings,

Italian Journal of International Affairs, Vol.55, No.2, 1-15.

Page 24: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

10

Kajian pustaka selanjutnya adalah skripsi oleh Ahmad Turmudzi dengan judul

Analisis Kebijakan Arab Saudi Terkait Blokade Qatar Ditinjau Dari Perspektif

Decision Making16

yang ditulis pada tahun 2019. Ahmad menggunakan teori

Decision Making sebagai pisau analisisnya. Dalam analisis utamanya, penelitian ini

menjelaskan mengenai beberapa faktor yang menjadi latar belakang Arab Saudi

mengeluarkan kebijakan untuk melakukan blokade terhadap Qatar. Pertama yaitu

faktor internal, Arab Saudi masih memiliki dendam sejarah pada tahun 1995,

ditambah dengan ambisi dari putra mahkota, yaitu Pangeran Muhammad bin Salman

yang menjalankan urusan kerajaan dan berniat ingin mengendalikan Timur Tengah.

Kedua yaitu faktor eksternal, Qatar menjalin hubungan yang sangat dekat dengan

lawan terbesar Arab Saudi di Timur Tengah, yaitu iran. Selain itu juga, Qatar

menjalin hubungan yang dekat dengan kelompok Ikhwanul Muslimin serta adanya

faktor dukungan dari negara-negara Arab lainnya seperti Uni Emirat Arab, Bahrain

dan Mesir dalam melakukan embargo terhadap Qatar.

Perbedaan skripsi Ahmad dengan penulis terletak pada cakupan pembahasan dan

kerangka pemikiran. Ahmad membahas mengenai faktor apa saja yang

mempengaruhi Arab Saudi dalam mengeluarkan kebijakan untuk melakukan blokade

terhadap Qatar, sedangkan penulis tidak hanya membahas mengenai faktor yang

menyebabkan Arab Saudi memblokade Qatar, melainkan turut membahas mengenai

kepentingan nasional Arab Saudi serta cost dan benefit dari kebijakan tersebut.

16

Ahmad Turmudzi, 2019, Analisis Kebijakan Arab Saudi Terkait Blokade Qatar Ditinjau

Dari Perspektif Decision Making.Universitas Islam Indonesia

Page 25: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

11

Kerangka pemikiran yang digunakan Ahmad adalah teori Decision Making,

sedangkan penulis menggunakan konsep kepentingan nasional dan model aktor

rasional.

Selanjutnya adalah penelitian dalam artikel dalam JOM Fisip Universitas Riau

Vol.6, No.1, 1-17 yang ditulis oleh Nurhafizah dengan judul Kebijakan Arab Saudi

Memutuskan Hubungan Diplomatik Dengan Qatar Tahun 201717

yang ditulis pada

tahun 2019. Penelitian ini menggunakan Grand Theory Realis dan Teori Keamanan

sebagai pisau analisisnya. Dalam analisis utamanya, penelitian ini menjelaskan

mengenai beberapa alasan Arab Saudi sehingga akhirnya melakukan blokade

terhadap Qatar. Pertama, yaitu karena Qatar berpotensi mengungguli Arab Saudi di

kawasan Timur Tengah. Kedua, media Al-Jazeera yang dimiliki Qatar berperan besar

dalam menyebarkan paham demokrasi di Timur Tengah. Ketiga, adanya afiliasi

antara Qatar dan iran.

Perbedaan artikel Nurhafizah dengan penulis terletak pada pembahasan dan

kerangka pemikiran, Nurhafizah meletakkan fokus pembahasan pada penyebab atau

alasan Arab Saudi mengeluarkan kebijakannya untuk melakukan blokade terhadap

Qatar, sedangkan penulis tidak hanya membahas mengenai penyebab atau alasan

Arab Saudi dalam melakukan blokade terhadap Qatar saja, melainkan juga membahas

cost dan benefit dari kebijakan tersebut. Nurhafizah menggunakan kerangka

17

Nurhafizah, 2019, Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik Dengan

Qatar Tahun 2017, JOM FISIP Universitas Riau, Vol.6, No.1, 1-17.

Page 26: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

12

pemikiran realisme dan teori keamanan, sedangkan penulis menggunakan

kepentingan nasional dan model aktor rasional.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam menganalisis kebijakan pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi

terhadap Qatar pada tahun 2017 diperlukan sebuah teori untuk menjadi pisau analisis

yang digunakan untuk menemukan jawaban penelitian. Dalam hal ini, penulis

menggunakan Kepentingan Nasional dan Model Aktor Rasional.

E.1 Kepentingan Nasional

Dalam melakukan hubungan dengan negara lain di dunia internasional, sebuah

negara tentunya akan mengedepankan kepentingan nasionalnya. Kepentingan

nasional setiap negara pastinya berbeda-beda, dipengaruhi oleh banyak faktor yang

berbeda pula. Hal ini juga berlaku ketika sebuah negara mengeluarkan sebuah

kebijakan, pastinya kebijakan tersebut telah dikonsiderasi dengan kepentingan

nasional negara terkait.

Dalam bentuk yang paling sederhana, kepentingan nasional merupakan sebuah

kebutuhan dan keinginan yang dimiliki oleh satu negara berdaulat dalam

hubungannya dengan negara berdaulat lainnya yang terdiri dari lingkungan eksternal.

Menurut Nuechterlein18

, definisi singkat tentang kepentingan nasional tersebut tidak

memberikan panduan secara jelas kepada scholars atau pembuat keputusan untuk

18

Donald E. Nuechterlein, 1976, National Interests and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysis and Decision Making, British Journal of International Studies, Vol.2, No.3,

246-266.

Page 27: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

13

membantu mengidentifikasi kepentingan-kepentingan yang ada. Oleh karena itu,

Nuechterlein membagi kepentingan nasional suatu negara menjadi 4 kepentingan

dasar atau menjadi sebuah persyaratan yang membentuk dasar-dasar kebijakan luar

negerinya. 4 kepentingan dasar tersebut adalah :

1. Kepentingan Pertahanan : upaya sebuah negara dalam melindungi negara dan

warga negaranya terhadap ancaman kekerasan fisik yang diarahkan dari negara

lain atau ancaman dari eksternal terhadap sistem pemerintahannya. Pertahanan

merupakan ujung tombak dari keamanan sebuah negara, hal ini tentunya menjadi

sangat penting bagi sebuah negara untuk dapat memperhatikan dan memperkuat

pertahanannya.

2. Kepentingan Ekonomi : kepentingan sebuah negara untuk meningkatkan

kesejahteraan perekonomiannya serta menjalin hubungan dan kerja sama ekonomi

dengan negara-negara lain. Dengan kata lain, jika ada negara lain yang dianggap

menghambat atau menghalangi kepentingan ekonomi suatu negara, maka negara

tersebut akan berusaha untuk mengambil tindakan kepada negara yang dianggap

menghambat dalam rangka melindungi kepentingan ekonominya.

3. Kepentingan Tatanan Dunia : pemeliharaan sistem politik dan ekonomi

internasional di mana negara dan warga negaranya dapat merasa aman dalam

melakukan hubungan dengan pihak eksternal serta perdagangannya dapat

beroperasi secara damai di luar perbatasannya. Hal ini penting karena negara

perlu memastikan kerja sama atau kegiatan dalam melakukan hubungan dengan

Page 28: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

14

pihak eksternal dapat berjalan dengan lancar dan tanpa adanya ancaman dari

negara atau aktor lainnya.

4. Kepentingan Ideologi : upaya sebuah negara untuk melindungi dan menjaga

seperangkat nilai-nilai yang dimiliki serta diyakini oleh negara tersebut dari pihak

eksternal. Ideologi merupakan sebuah nilai dasar dari negara yang harus dijaga

dan dipertahankan. Oleh karena itu, dalam menjalankan pemerintahan dan

melakukan hubungan dengan pihak eksternal, negara pastinya akan berusaha

untuk mengedepankan kepentingan ideologinya juga.

Selain mengidentifikasi keempat kepentingan mendasar yang diupayakan oleh

negara-negara, penting untuk dapat menentukan seakurat mungkin intensitas

kepentingan atau keinginan dari para pemimpinan negara dalam masalah-masalah

internasional tertentu. Misalnya, pemerintah suatu negara mungkin khawatir tentang

peristiwa di negara lain, tetapi intensitas kepedulian akan tergantung pada banyak

faktor, diantaranya: jarak dari perbatasannya sendiri, komposisi pemerintah yang

bersangkutan, jumlah perdagangan yang dilakukan, hubungan historis antar negara

dan lain-lain. Untuk itu, Nuechterlein kemudian memberikan penjelasan lebih lanjut

untuk dapat lebih menganalisis proses penentuan intensitas kepentingan sebuah

negara, yaitu:

1. Masalah kelangsungan hidup (Survival): ketika keberadaan sebuah negara dalam

bahaya sebagai akibat dari serangan militer yang terang-terangan di wilayahnya

sendiri, atau dari ancaman serangan jika tuntutan musuh ditolak. Kunci dari apakah

Page 29: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

15

suatu masalah adalah kelangsungan hidup atau tidak adalah bahwa masalah itu harus

menjadi ancaman langsung dan kredibel dari kerusakan fisik besar-besaran oleh satu

negara di negara lain. Dengan definisi ini, mungkin tidak ada masalah ekonomi,

tatanan dunia, atau ideologis yang memenuhi syarat; hanya kepentingan pertahanan,

sebagaimana didefinisikan di atas, yang akan mencapai tingkat intensitas ini.;

2. Masalah vital: di mana kerusakan parah kemungkinan besar akan terjadi pada

negara kecuali jika tindakan keras, termasuk penggunaan kekuatan militer

konvensional, digunakan untuk melawan tindakan merugikan oleh negara lain, atau

untuk mencegahnya melakukan provokasi serius. Masalah vital mungkin dalam

jangka panjang dapat menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan politik dan ekonomi

suatu negara sebagai masalah kelangsungan hidup; tetapi waktu adalah perbedaan

esensial, dan masalah vital biasanya memberi negara waktu yang cukup untuk

mencari bantuan dari sekutu, adanya tawar menawar dengan antagonis tentang solusi

untuk perselisihan, atau mengambil tindakan balasan agresif untuk memperingatkan

musuh bahwa ia akan membayar harga tinggi jika tekanan politik, ekonomi atau

militer tidak ditarik. Tidak seperti masalah bertahan hidup, masalah vital mungkin

melibatkan tidak hanya masalah pertahanan, tetapi juga ekonomi, tatanan dunia

(aliansi dan prestise nasional) dan dalam beberapa kasus masalah ideologis.

3. Masalah utama (Major): di mana kesejahteraan politik, ekonomi dan ideologis

negara dapat dipengaruhi secara negatif oleh peristiwa dan tren di lingkungan

internasional dan karenanya memerlukan tindakan serius untuk mencegahnya

Page 30: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

16

menjadi ancaman serius (masalah vital). Sebagian besar masalah dalam hubungan

internasional termasuk dalam kategori ini dan biasanya diselesaikan melalui negosiasi

diplomatik. Ketika pembicaraan diplomatik gagal menyelesaikan perselisihan seperti

itu, mereka bisa menjadi berbahaya. Di sisi lain, jika kompromi adalah tindakan yang

mungkin dilakukan, maka masalahnya mungkin adalah yang masalah utama.

4. Masalah peripheral: di mana kesejahteraan negara tidak terpengaruh oleh peristiwa

atau tren di luar negeri, tetapi di mana kepentingan warga negara dan perusahaan

swasta yang beroperasi di negara lain mungkin terancam punah. Jelas, perusahaan

multinasional yang besar dan kuat biasanya diberi prioritas lebih tinggi oleh negara-

bangsa induk karena pendapatan dan pajak mereka memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kesejahteraan ekonomi negara-negara tersebut.

Nuechterlein juga memberikan beberapa contoh analisis kebijakan-kebijakan,

salah satunya yaitu kebijakan Inggris pada pemerintahan Eden untuk menggunakan

kekerasan (militer) kepada Mesir di bawah pemerintahan Nasser dalam kasus terusan

Suez pada tahun 1956:

Page 31: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

17

Tabel I.E.1 Kepentingan Nasional Nuechterlein

Kepentingan

Dasar

Intensitas Kepentingan

Survival Vital Major Peripheral

Pertahanan X

Ekonomi X

Tatanan Dunia X

Ideologi X

Sumber : Donald E. Nuechterlein, 1976, National Interests and Foreign Policy: A

Conceptual Framework for Analysis and Decision Making

Pada kasus terusan Suez tahun 1956, Pemerintah Eden memutuskan bahwa

kepentingan ekonomi Inggris sangat terancam oleh penutupan kanal sehingga tidak

dapat berkompromi dengan Nasser dalam masalah ini. Oleh karena itu, intensitas

kepentingan Inggris dianggap oleh Pemerintahan Eden sebagai kepentingan ekonomi

yang vital, dan kepentingan tersebut harus dihadapi dengan kekerasan (militer) karena

Kolonel Nasser menolak untuk melakukan negosiasi atas penggunaan kanal. Tetapi

kepentingan lain Inggris juga terlibat: Nasser dipandang sebagai ancaman bagi

pemerintahan yang berorientasi kepada barat di Timur Tengah (kepentingan tatanan

dunia) dan dia jelas-jelas memiliki hubungan dekat dengan Uni Soviet serta

mengikuti paham anti-demokrasi (kepentingan ideologi).

Page 32: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

18

E.2 Model Aktor Rasional (Rational Actor Model)

Dalam melakukan analisis kebijakan luar negeri, negara merupakan aktor sentral

yang dipandang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan kebijakan dengan

dilandaskan pada kepentingan nasional dan sebagai respon atas dunia internasional.

Oleh karena itu, dalam menjelaskan strategi yang digunakan oleh Arab Saudi dalam

kebijakan pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan terhadap Qatar, peneliti

menggunakan model aktor rasional (rational actor model). Graham T. Allison

mendefinisikan rasionalitas sebagai pilihan yang bersifat konsisten dan

memaksimalkan nilai dalam batasan yang telah ditentukan. Tindakan suatu negara

berasal dari pertimbangan semua pilihan dan bertindak secara rasional untuk

memaksimalkan keuntungan dari pilihan atau kebijakan tersebut.

Greg Cashman memberikan langkah yang dapat dilakukan dalam model rasional

yaitu19

: 1. Identifikasi masalah, 2. Identifikasi dan membuat goals, 3.

Mengumpulkan informasi, 4. Melakukan identifikasi alternatif untuk mencapai

tujuan, 5. Melakukan analisis alternatif dengan mempertimbangkan konsekuensi dan

efektivitas dari setiap probabilitas yang terkait dengan kesukesan, 6. Memilih

alternatif yang dapat memaksimalkan peluang dalam memilih pilihan alternatif yang

telah ditentukan pada poin kelima, 7. Mengeluarkan kebijakan, 8. Melakukan monitor

dan evaluasi.

19

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy Decision Making, (New

York : Cambridge University Press, 2010), 59.

Page 33: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

19

Model ini juga menjelaskan mengenai bagaimana pembuat kebijakan dalam

mengeluarkan setiap kebijakannya untuk mengatasi atau merespon dunia

internasional. Asumsi dasar dari model aktor rasional ini adalah tindakan atau aksi

sebuah negara dipengaruhi oleh dunia internasional, setiap kebijakan yang

dikeluarkan oleh negara, dalam hal ini adalah pemerintah merupakan sebuah tindakan

yang juga berdasarkan pilihan yang rasional20

.

Pada model aktor rasional ini, negara dianggap sebagai aktor tunggal yang

membuat sebuah kebijakan di dunia internasional yang anarki dan dengan

mempertimbangkan keamanan serta ancaman dari eksternal serta diikuti dengan

memaksimalkan tujuannya. Pembuat kebijakan tersebut dianggap mempunyai nilai,

perhitungan cost dan benefit, maksud serta tujuan dalam setiap kebijakannya21

. Teori

ini menekankan pada peran pemerintah dalam mengambil kebijakan yang dalam hal

ini adalah negara, oleh karena itu setiap kebijakan yang dikeluarkan dan gagal untuk

mencapai tujuan, maka hal itu merupakan kesalahan dari pemerintah yang membuat

kebijakan terkait karena pilihan dan perhitungan rasionalnya yang salah22

.

Untuk menentukan setiap kebijakan yang terbaik, pembuat kebijakan

membutuhkan informasi terbaik agar dapat memilih kebijakan alternatif yang paling

baik dari berbagai alternatif yang tersedia. Bila informasi tersebut tidak tersedia

20

Loyd Jensen, Explaining Foreign Policy, New Jersey : Englewood Cliffs, 1982, 5. 21

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Undertanding Foreign Policy Decision Making, (New York

: Cambridge University Press, 2010), 60. 22

Lawrence S Falkowski, Psychological Models in International Politics, Colorado :

Westview Press, 1974, 15-46.

Page 34: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

20

secara jelas dan lengkap, maka pengambil keputusan tidak dapat menentukan

alternatif yang terbaik. Model aktor rasional ini memiliki kelebihan, yaitu mampu

memberikan sebuah analisis dan pemahaman yang lebih objektif, daripada penjelasan

yang bersifat formal-normatif yang sering menjadi ciri paradigma dominan dalam

ilmu politik tradisional23

. Penulis menggunakan model aktor rasional karena setiap

kebijakan yang dikeluarkan oleh Arab Saudi erat kaitannya dengan kepentingan

nasional serta upayanya dalam merespon dunia internasional.

Graham T. Allison memberikan contoh studi kasus pada salah satu chapter dalam

tulisannya yang berjudul Conceptual Models and the Cuban Missile Crisis24

. Kasus

Misil Kuba pada tahun 1961 terjadi pada saat perang dingin antara Amerika Serikat

dan Uni Soviet. Pada saat ketegangan terjadi, Presiden AS, Jhon F. Kennedy

mengetahui bahwa Uni Soviet hanya memiliki jumlah senjata nuklir (ICBM) yang

lebih sedikit dari yang mereka katakan. Mengetahui hal tersebut, pemimpin Uni

Soviet, Nikita Kurschev memerintahkan kepada Kuba untuk menunjukkan instalasi

misil nuklir kepada AS. Hal tersebut dilakukan untuk menepis anggapan AS

mengenai jumlah senjata nuklir yang lebih sedikit di Kuba.

Kennedy kemudian melakukan evaluasi dengan Dewan Eksekutif (ExCom) untuk

membahas tindakan lebih lanjut yang akan diambil terhadap Kuba. Pada saat itu, AS

mempertimbangkan semua pilihan yang ada, seperti tidak melakukan apa-apa,

23

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Undertanding Foreign Policy Decision Making, (New York

: Cambridge University Press, 2010), 57-67 24

Graham T.Allison, 1969, Conceptual Models and the Cuban Missile Crisis, The American

Political Science Review, Vol.63, No.3, 696-698.

Page 35: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

21

melakukan tekanan diplomatik, melakukan pendekatan secara diam-diam dengan

Castro, melakukan invasi, penyerangan lewat udara sampai blokade. Pada akhirnya,

AS memilih untuk melakukan blokade terhadap Kuba. Blokade dianggap lebih

menguntungkan dari semua pilihan. Pertama, blokade merupakan tindakan yang

berada di pertengahan antara tidak melakukan apa-apa dan melakukan invasi. Kedua,

blokade memaksa Uni Soviet untuk mengambil langkah berikutnya, dengan begitu

AS akan mengetahui hal yang sebenarnya di Kuba. Ketiga, tidak ada kemungkinan

konfrontasi militer ke AS. Keempat, blokade memungkinan AS untuk dapat

mengeksploitasi ancaman non-nuklir berikutnya.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Menurut Creswell, metode kualitatif adalah metode yang menekankan pada

data berupa informasi atau uraian-uraian dalam bentuk kata-kata serta pernyataan

yang jelas dan sistematis untuk menarik kesimpulan-kesimpulan sehingga

menemukan kebenaran. Teknik yang digunakan pun tidak menggunakan data statistik

dalam menganalisis suatu penelitian dengan analisis induktif25

.

Adapun untuk sumber, penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder.

Sumber-sumber data primer berupa wawancara dengan Dr. Jamal Abdullah dan Dr.

Sya’roni Rofii, sedangkan data sekunder didapatkan melalui buku, artikel jurnal,

25

John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methodes

Approaches, (California: SAGE Publications, 2013), 4th

Edition, 234.

Page 36: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

22

website berita, e-book serta skripsi yang tertera pada footnote serta daftar pustaka.

Penulis juga akan menggunakan studi literatur untuk memperoleh data dan gambaran

menyeluruh mengenai topik yang dibahas dalam penelitian ini. Penulis mendapatkan

sumber buku-buku dari Website Online dan Perpustakaan FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, pertanyaan penelitian,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran serta metode

penelitian. Dalam bagian ini juga dijelaskan mengenai metode penelitian dan

sistematika penulisan yang digunakan. Bab ini bertujuan sebagai dasar pembahasan

dalam penelitian yang akan dilakukan agar tetap fokus.

BAB II HUBUNGAN ARAB SAUDI DAN QATAR

Bab ini menjelaskan mengenai sejarah hubungan Arab Saudi dan Qatar. Pada Bab

ini juga membahas mengenai penyebab keretakan hubungan antara Arab Saudi dan

Qatar. Bab ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perjalanan hubungan antara

Arab Saudi dan Qatar sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Page 37: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

23

BAB III KEBIJAKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK ARAB

SAUDI TERHADAP QATAR PADA TAHUN 2017

Bab ini menjelaskan mengenai kebijakan pemutusan hubungan diplomatik Arab

terhadap Qatar. Bab ini juga membahas mengenai faktor-faktor yang

melatarbelakangi kebijakan pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap

Qatar serta blokade ekonomi dan transportasi yang dilakukan terhadap Qatar. Bab ini

bertujuan untuk membahas mengenai kebijakan pemutusan hubungan diplomatik

Arab Saudi dengan disertai blokade terhadap Qatar.

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN

DIPLOMATIK ARAB SAUDI TERHADAP QATAR PADA TAHUN 2017

Bab ini menjelaskan mengenai analisis kebijakan pemutusan hubungan

diplomatik Arab Saudi terhadap Qatar pada tahun 2017. Bab ini bertujuan untuk

memaparkan hasil dari analisis terhadap kasus yang terjadi serta dikaitkan dengan

teori hubungan internasional yang digunakan oleh penulis dalam kerangka pemikiran.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai penjabaran hasil kesimpulan dan saran dari pembahasan

secara keseluruhan serta analisis dari penelitian yang dilakukan.

Page 38: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

24

BAB II

HUBUNGAN ARAB SAUDI DAN QATAR

A. Sejarah Hubungan Arab Saudi dan Qatar

Sejak awal kemerdekaan Qatar, Arab Saudi dan Qatar memiliki hubungan yang

sangat baik dan erat. Kedua negara kerap memberikan bantuan satu sama lain dan

menjadi negara tetangga yang rukun. Namun, hubungan baik keduanya tidak

berlangsung lama dan cenderung tidak konsisten, terdapat beberapa konflik dalam

beberapa kurun waktu. Pada 1972, ketika Sheikh Khalifa bin Hamad Al-Thani, kakek

dari pemimpin Qatar pada saat ini, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani menjadi

pemimpin di pemerintahan Qatar yang baru saja merdeka. Pada 2 dekade pertama

kemerdekaan Qatar, hubungan diplomatik Qatar dengan Arab Saudi cenderung stabil.

Pada awal kemerdekaannya, Qatar juga termasuk negara yang berada di bawah

pengaruh Arab Saudi26

.

Konflik pertama yang terjadi antara Arab Saudi dan Qatar adalah mengenai

batas wilayah. Sengketa perbatasan di Timur Tengah merupakan hal yang sering

terjadi dan tidak dapat dilepaskan dari dinamika hubungan antar negara di Timur

Tengah. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Semenanjung Arab merupakan

warisan kolonialisme dan intervensi eksternal. Kecuali Iran dan Oman, negara-negara

Teluk merupakan ciptaan abad ke dua puluh dan batas-batas wilayah negara-negara

26

Miroslav Zafirov, 2017, The Qatar Crisis-Why the blockade failed, Israel Journal of

Foreign Affairs, Vol.11, No.2, 1.

Page 39: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

25

Teluk sebagian besar dipaksakan oleh kekuatan dari negara terkait, salah satunya

antara Arab Saudi dan Qatar. Kedua negara memiliki permasalahan mengenai batas

wilayah darat dan laut, wilayah yang diperebutkan adalah sebuah wilayah yang

berjarak 15 mil dari padang pasir di dekat perbatasan Uni Emirat Arab, hingga pada

akhirnya diadakan perjanjian perbatasan di markas besar PBB pada 1965 ketika Qatar

masih berada di bawah naungan Britania Raya27

.

Pada tahun 1988, ketika Qatar membangun hubungan baik dengan Rusia dan

China yang pada saat itu merupakan dua negara yang memiliki hubungan kurang baik

dengan Arab Saudi. Arab Saudi mengkhawatirkan Qatar menjadi terpengaruh oleh

kedua negara tersebut. Kemudian, pada tahun 1991, Qatar memulai hubungan dengan

Iran, dilakukan dengan cara memulai serangkaian kunjungan diplomatik tingkat

tinggi, kerja sama militer dan perjanjian ekonomi, khususnya kerja sama dalam

pengembangan proyek minyak dan gas28

. Hal ini membuat Arab Saudi menekan

Qatar agar tidak terlalu dekat dengan negara-negara tersebut. Namun, konflik tersebut

tidak berlanjut lama dan hubungan kedua negara kembali membaik.

Hubungan baik Arab Saudi dan Qatar nampaknya tidak bertahan lama,

keduanya kembali terlibat konflik, kali ini adalah konflik perbatasan. Tepatnya pada

30 September 1992, terjadi baku tembak di al Khofous, pasukan militer Arab Saudi

melancarkan serangan terhadap pos perbatasan Qatar, membunuh 2 prajurit dan

27

Gwenn Okruhlik & Patrick J. Conge, 1999, The Politics of Border Disputes: On Arabian

Peninsula, International Journal, Vol.54, No.2, 235. 28

Gwenn Okruhlik & Patrick J. Conge, 1999, The Politics of Border Disputes: On Arabian

Peninsula, 236.

Page 40: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

26

menyandera 1 tahanan dari tentara Qatar. Merespon serangan yang dilakukan secara

sepihak oleh Arab Saudi tersebut, Qatar mengumumkan perbuatan Arab Saudi

tersebut sebagai sebuah konflik yang besar dalam hubungan Arab Saudi dan Qatar.

Qatar langsung menarik diri serta membatalkan dari perjanjian demarkasi perbatasan

yang telah ditandatangani oleh kedua negara sejak 1965.

Pada November 1992, Qatar menolak untuk menghadiri pertemuan GCC yang

didominasi oleh Arab Saudi serta menarik pasukan militernya untuk Gulf

Cooperation Council (GCC) dari Operation Desert Shield. Hal ini tentunya

memperparah hubungan keduanya, karena kedua negara nampaknya tidak

menemukan titik tengah dan tidak mencapai kata sepakat untuk mengadakan

perdamaian. Tidak hanya sampai di situ saja, konflik kedua negara kembali memanas

pada tahun 1993 dan 1994. Konflik tersebut ditenggarai karena Qatar menolak untuk

menghadiri pertemuan tingkat tinggi GCC di Riyadh dan menolak untuk

menandatangani pakta keamanan bersama yang akan memungkinkan pasukan militer

negara-negara anggota untuk melintasi perbatasan dalam pengejaran para penjahat29

.

Tidak berselang lama, konflik kembali terjadi, kali ini sifatnya lebih besar. Pada

1995, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani berusaha menggulingkan kepemimpinan

ayahnya, yaitu Khalifa bin Hamad Al-Thani ketika dia sedang pergi ke luar negeri

untuk melakukan pengobatan. Kudeta yang dilakukan oleh Sheikh Hamad bin

Khalifa Al-Thani berhasil dan membuatnya naik menjadi pemimpin tertinggi Qatar.

29

Gwenn Okruhlik & Patrick J. Conge, 1999, The Politics of Border Disputes: On Arabian

Peninsula, 236.

Page 41: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

27

Sebagai pemimpin baru yang ambisius, Sheikh Hamad menginginkan adanya

perubahan pada kebijakan Qatar yang dinilainya telah usang dan tidak memberikan

keuntungan kepada Qatar. Sheikh Hamad melakukan reformasi politik, ekonomi,

sosial dan media yang meluas. Kebijakan baru tersebut berusaha dibentuk oleh

Sheikh Hamad sebagai upayanya agar Qatar dapat lebih baik dalam merespon dan

menjalankan setiap hubungan di kawasan dan dengan negara-negara anggota GCC,

bahkan dunia internasional.

Pada awal kepemimpinannya, terdapat beberapa kali percobaan kudeta terhadap

kursi kekuasaannya. Tepatnya pada tahun 1995 dan 1996, terdapat dua percobaan

untuk mengkudeta kepemimpinan Sheikh Hamad yang gagal. Qatar menganggap

kedua kudeta tersebut diinisiasi dan didukung oleh Arab Saudi yang tidak senang

dengan kepemimpinannya di Qatar. Kudeta pada 1996, terdapat 2000 tentara bayaran

asing yang berusaha menggulingkan Sheikh Hamad dan gagal. Dalam melihat hal

tersebut, Qatar menuduh Arab Saudi sebagai negara yang memberikan dukungan

berupa amunisi dan senjata untuk merusak dan menggulingkan pemerintahan Sheikh

Hamad. Pada tahun yang sama, Qatar juga menolak untuk berpartisipasi dalam

latihan militer gabungan di bawah naungan GCC. Dalam upayanya untuk pindah dari

bawah bayang-bayang Arab Saudi, Qatar mengambil kebijakan yang cukup

independen dalam hubungannya dengan Iran30

.

30

Gwenn Okruhlik & Patrick J. Conge, 1999, The Politics of Border Disputes: On Arabian

Peninsula, 236.

Page 42: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

28

Pasca adanya peristiwa kudeta terhadap kursi kepemimpinan Sheikh Hamad,

hubungan Arab Saudi dan Qatar perlahan mulai membaik dan mulai ada titik terang.

Pada 2001, Arab Saudi dan Qatar menandatangani perjanjian perbatasan setelah

konflik perbatasan keduanya berlangsung selama 35 tahun lamanya. Saudi Press

Agency telah melaporkan adanya perjanjian yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri

Arab Saudi, Saud Al Faisal dan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Hamad bin

Jassem Al-Thani. Kedua menteri tersebut menandatangani 15 titik perbatasan dan

dokumen yang termasuk dalam perjanjian lebih dari 60 kilometer (40 mil) mencakup

perbatasan laut dan darat antara kedua negara31

, hingga pada Juli 2008 kedua negara

telah mencapai kesepakatan akhir tentang demarkasi perbatasan32

. Dengan

ditandatangai perjanjian perbatasan tersebut membuat konflik perbatasan dan

hubungan kedua negara mulai membaik.

Namun, hubungan keduanya kembali memanas pada 2002, ketika Arab Saudi

menarik duta besarnya keluar dari Qatar sebagai akibat dari pemberitaan di media

Qatar, Al Jazeera yang membuat pemberitaan mengenai retorika anti-Saudi. Hal ini

tentunya kembali memperparah hubungan kedua negara yang diwarnai oleh berbagai

macam konflik. Setelah 2008, hubungan keduanya mulai membaik kembali dan Arab

Saudi mulai menempatkan duta besarnya kembali di Doha, hingga pada 2011 pasca

31

Albawaba, Saudi and Qatar End 35-Year Border Dispute, Sign Accord

https://www.albawaba.com/news/saudi-and-qatar-end-35-year-border-dispute-sign-accord Diakses

pada 27 Juli 2020. 32

Aljazeera, 2017, Timeline of Qatar-GCC disputes from 1991 to 2017

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/06/timeline-qatar-gcc-disputes-

170605110356982.html Diakses pada 28 Juli 2020.

Page 43: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

29

Arab Spring, Qatar membuat pemberitaan yang mendukung adanya revolusi di Timur

Tengah melalui Al Jazeera sehingga membuat kawasan menjadi semakin panas. Hal

ini pun dikecam oleh beberapa negara Arab, terutama Arab Saudi. Arab Saudi

mengancam akan melakukan pemutusan hubungan diplomasi dengan Qatar33

. Hingga

pada 2014, Arab Saudi bersama dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain menarik duta

besarnya dari Doha menyusul pemberitaan Al Jazeera yang semakin menunjukkan

keberpihakannya pada revolusi dan gerakan Ikhwanul Muslimin.

Dalam menjalankan roda pemerintahannya, Sheikh Hamad fokus untuk

memperbarui arah kebijakan Qatar seperti keinginannya untuk menjadikan Qatar

menjadi negara yang maju dan independen. Perubahan kekuatan dan kebijakan di

Doha memfokuskan pada pemanfaatan pengelolaan ekonomi dan energi, terutama

kekayaan terbesar Qatar, yaitu gas alam. Qatar diketahui memiliki cadangan gas alam

yang sangat besar, terletak jauh di bawah perairan Teluk, seluas 9700 km persegi

yang menampung sekitar 43 triliun meter kubik cadangan gas34

. Qatar juga memiliki

partner strategis dalam pendistribusian dan pengelolaan gas alamnya, yaitu Jepang,

China, India dan Korea Selatan, menjadikan Qatar sebagai eksportir dan negara

produsen gas alam terbesar di dunia. Saat ini, Qatar berada dalam posisi ketiga

sebagai negara yang memiliki cadangan gas alam terbesar di bawah Rusia dan Iran.

33

Marwan Kabalan, 2018, The Gulf Crisis: The U.S. Factor, Insight Turkey Journal, Vol.20,

No.2, 34. 34

Ted Regencia, 2017, Qatar-Gulf rift: The Iran Factor

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/06/qatar-gulf-rift-iran-factor-170605102522955.html

Diakses pada 20 Juli 2020.

Page 44: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

30

Pada 2013, Sheikh Hamad menyerahkan kursi kepemimpinannya kepada

puteranya, Emir Tamim bin Hamad Al-Thani yang berusia 33 tahun. Tamim

mengikuti kebijakan ayahnya dan mengatur Qatar pada jalur pengembangan melalui

investasi keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Qatar, meningkatkan

kesejahteraan domestik Qatar, termasuk membangun sistem kesehatan dan

pendidikan yang canggih serta memperluas infrastruktur negara itu dan yang terbaru

menjadikan Doha sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 Doha. Hal ini merupakan

lompatan besar bagi Qatar35

.

Kemudian pada 2016, Qatar juga membeli 19,5% saham di perusahaan minyak

Rosneft, Rusia. Qatar juga menginvestasikan $ 25 milyar di London dan

menambahkan investasinya sebesar $ 12 milyar pada infrastruktur transportasi di

Inggris. Hal ini menjadikan Qatar perlahan berubah menjadi negara kaya dan

perlahan membuatnya dapat terlepas dari pengaruh Arab Saudi di kawasan dan

menerapkan kebijakan yang independen. Semakin berjalannya waktu, kebijakan dan

tindakan Qatar dipandang semakin melenceng dari kepentingan Arab Saudi.

Tentunya hal tersebut membuat Arab Saudi tidak tinggal diam dan melakukan

tekanan terhadap Qatar. Hingga puncaknya pada 2017, hubungan Arab Saudi dan

Qatar semakin memburuk setelah Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dan

disertai blokade terhadap Qatar, dengan diikuti beberapa negara lainnya, seperti Uni

Emirat Arab, Bahrain dan Mesir.

35

Abdullah Baabod, 2017, Qatar’s Resilience Strategy and Implications for State-Society

Relations, Istituto Affari Internazionali, 3.

Page 45: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

31

Berikut adalah tabel ringkasan riwayat hubungan Arab Saudi dan Qatar:

Tabel II.A.1. Timeline Hubungan Arab Saudi dan Qatar

No Tahun Kejadian

1. 1965

Penandatanganan perjanjian perbatasan Arab

Saudi dan Qatar di markas besar PBB

2. 1988

Hubungan Arab Saudi dan Qatar merenggang

karena Qatar melakukan kerjasama dan

hubungan baik dengan Rusia dan China

3. 1991

Hubungan Arab Saudi dan Qatar merenggang

kembali setelah Qatar menjalin hubungan dan

kerjasama dengan Iran

4. 30 September 1992

Terjadi konflik perbatasan di al Khofous,

pasukan militer Arab Saudi melancarkan

serangan terhadap pos perbatasan Qatar,

membunuh 2 prajurit dan menyandera 1 tahanan

dari tentara Qatar.

5. November 1992

Qatar menolak untuk untuk menghadiri

pertemuan GCC yang didominasi oleh Arab

Saudi serta menarik pasukan militernya untuk

Page 46: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

32

Gulf Cooperation Council (GCC) dari

Operation Desert Shield.

6. 1994

Qatar menolak untuk menghadiri pertemuan

tingkat tinggi GCC di Riyadh dan menolak

untuk menandatangani pakta keamanan bersama

yang akan memungkinkan pasukan militer

negara-negara anggota untuk melintasi

perbatasan dalam pengejaran para penjahat.

7. 1995

Hubungan kembali memanas ketika Sheikh

Hamad bin Khalifa Al-Thani menggulingkan

kepemimpinan ayahnya, yaitu Khalifa bin

Hamad Al-Thani dan memperbaharui kebijakan

Qatar yang berlawanan dengan Arab Saudi.

8. 1995 & 1996

Terdapat dua percobaan untuk mengkudeta

kepemimpinan Sheikh Hamad yang gagal.

Qatar menganggap kedua kudeta tersebut

diinisiasi dan didukung oleh Arab Saudi yang

tidak senang dengan kepemimpinannya di

Qatar.

Page 47: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

33

9. 1996

Terdapat 2000 tentara bayaran asing

yang berusaha menggulingkan Sheikh

Hamad dan gagal. Dalam melihat hal

tersebut, Qatar menuduh Arab Saudi

sebagai negara yang memberikan

dukungan berupa amunisi dan senjata

untuk merusak dan menggulingkan

pemerintahan Sheikh Hamad.

Qatar menolak untuk berpartisipasi

dalam latihan militer gabungan di bawah

naungan GCC

10. 2001

Hubungan kedua negara mulai membaik ketika

Arab Saudi dan Qatar menandatangani

perjanjian perbatasan setelah konflik perbatasan

keduanya berlangsung selama 35 tahun

lamanya.

11. 2002

Arab Saudi menarik duta besarnya keluar dari

Qatar sebagai akibat dari pemberitaan di media

Qatar, Al Jazeera yang membuat pemberitaan

mengenai retorika anti-Saudi.

Page 48: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

34

12. 2008

Hubungan keduanya mulai membaik kembali

dan Arab Saudi mulai menempatkan duta

besarnya kembali di Doha dan kedua negara

telah mencapai kesepakatan akhir tentang

demarkasi perbatasan.

13. 2011

Qatar membuat pemberitaan yang mendukung

adanya revolusi di Timur Tengah melalui Al

Jazeera sehingga membuat kawasan menjadi

semakin panas.

14. 2014

Arab Saudi bersama dengan Uni Emirat Arab

dan Bahrain menarik duta besarnya dari Doha

menyusul pemberitaan Al Jazeera yang semakin

menunjukkan keberpihakannya pada revolusi

dan gerakan ekstrimisme Ikhwanul Muslimin.

15. 2017

Arab Saudi diikuti dengan Uni Emirat Arab,

Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan

diplomatik serta blokade terhadap Qatar.

Page 49: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

35

BAB III

LATAR BELAKANG PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK ARAB

SAUDI SERTA BLOKADE EKONOMI TERHADAP QATAR PADA TAHUN

2017

Kawasan atau regional dipandang sebagai sesuatu yang rapuh untuk membentuk

keamanan yang kuat serta memberikan perlindungan. Hal tersebut membuat negara-

negara, khususnya negara di Timur Tengah saling memperkuat pertahanan dan

keamanan negaranya masing-masing. Karena hal tersebut, seringkali memicu

terjadinya konflik. Terlebih pasca Arab Spring pada tahun 2011, membuat negara-

negara di Timur Tengah lebih pro aktif di kawasan. Negara seperti Arab Saudi dan

Uni Emirat Arab juga mempunyai keinginan lebih untuk melakukan intervensi pada

keamanan regional, seperti Yaman dan Libya. Kasus yang sama berlaku pada blokade

yang dilakukan terhadap Qatar, sebagai respon dalam menghadapi keamanan

eksternal36

.

Pada 2017, Arab Saudi diikuti dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir

memutuskan hubungan diplomatik dengan disertai blokade terhadap Qatar. Menurut

Dr.Jamal Abdullah37

, kebijakan pemutusan hubungan diplomatik serta blokade Arab

Saudi terhadap Qatar dilatarbelakangi oleh 2 (dua) isu utama, 1. Kebijakan Luar

Negeri Qatar yang tidak selaras dengan Arab Saudi, 2. Politik Islam Qatar yang

36

Beverly Milton Edwards, 2020, The Blockade on Qatar: Conflict Management Failings,

Italian Journal of International Affairs, Vol.55, No.2, 2. 37

Wawancara dengan Dr. Jamal Abdullah

Page 50: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

36

bertentangan dengan Arab Saudi. Jauh sebelum Arab Saudi memutuskan hubungan

diplomatik dan memblokade Qatar, hubungan kedua negara memang sudah dipenuhi

konflik sejak pemimpin baru Qatar, Sheikh Hamad mengambil alih kursi

kepemimpinan pada tahun 1995. Sejak saat itu, kebijakan Qatar seringkali bertolak

belakang dan tidak menyelaraskan dengan kepentingan Arab Saudi serta negara-

negara Teluk lainnya dan cenderung menerapkan kebijakan yang independen. Di

samping itu, pada akhir tahun 2010 sampai awal tahun 2011, Qatar mendukung

perubahan dan adanya demokrasi di Timur Tengah.

Pada 23 Mei 2017, Qatar mengeluarkan sebuah publikasi melalui website Qatar

News Agency (QNA) mengenai pernyataan pidato yang disampaikan oleh Emir Qatar,

Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani pada saat ia sedang menghadiri sebuah upacara

kelulusan akademi militer Qatar. Dalam publikasi tersebut memuat pidato yang

mengatakan bahwa Qatar sedang memiliki hubungan yang tidak baik dengan

Amerika Serikat serta menyebutkan bahwa Iran merupakan sebuah kekuatan besar

yang dapat menjamin stablitas di kawasan. Lebih lanjut lagi, dalam publikasi tersebut

menyatakan bahwa Qatar mendukung kelompok Ikhwanul Muslimin, Hamas dan

Hizbullah serta menentang negara-negara Teluk yang menerapkan kebijakan anti

Iran. Menurutnya, tindakan memusuhi Iran merupakan sebuah tindakan yang sia-sia,

karena kekuatan Iran yang besar di kawasan38

. Namun, hal tersebut dibantah oleh

38

Beverly Milton-Edwards, 2020, The Blockade on Qatar: Conflict Management Failings,

Italian Journal of International Affairs, Vol.55, No.2, 4-5.

Page 51: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

37

Qatar dan menyebutnya sebagai sebuah peretasan oleh oknum yang tidak

bertanggung jawab39

.

Pasca adanya publikasi dari Qatar News Agency mengenai isi pidato Emir

Qatar, Pemerintah Qatar dengan cepat memberikan klarifikasi bahwa publikasi

tersebut bukan merupakan publikasi resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah Qatar,

melainkan portal media tersebut telah diretas oleh oknum yang tidak bertangung

jawab. Namun, nampaknya klarifikasi dari Pemerintah Qatar sudah telat40

. Dalam

menanggapi publikasi yang dikeluarkan oleh Qatar News Agency, Arab Saudi

mengeluarkan pernyataan melalui Saudi Press Agency (SPA)41

, “Qatar merangkul

beberapa kelompok teroris dan kelompok ekstrimis yang bertujuan untuk

mengganggu stabilitas di kawasan, termasuk Ikhwanul Muslimin, ISIS, Hizbullah dan

Al Qaeda” serta melakukan tindakan berupa pemblokiran media Al Jazeera dan

hingga pada akhirnya memutuskan hubungan diplomatik terhadap Qatar42

.

Berbeda dengan pemutusan hubungan diplomatik yang pernah dilakukan oleh

Arab Saudi kepada Qatar sebelumnya, yaitu pada 2002 dan 2014 ketika Arab Saudi

menarik duta besarnya dari Doha. Kali ini, pemutusan hubungan diplomatik dengan

39

Alia Chughtai, 2020, Understanding the blockade against Qatar

https://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2018/05/understanding-blockade-qatar-

180530122209237.html Diakses pada 26 Juli 2020. 40

The Conversation, 2017, Qatar: Saudi Arabia is taking a chance-and Iran could be the

ultimate winner https://theconversation.com/qatar-saudi-arabia-is-taking-a-chance-and-iran-could-be-

the-ultimate-winner-79478 Diakses pada 26 Juli 2020. 41

Nurhafiza, 2019, Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

tahun 2017, Vol.6, No.1, 3 42

Beverly Milton-Edwards, 2020, The Blockade on Qatar: Conflict Management Failings,

Italian Journal of International Affairs, Vol.55, No.2, 5.

Page 52: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

38

Qatar disertai dengan blokade. Blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi merupakan

respon atau jawaban keras dari tindakan Qatar yang dianggap menganggu stabilitas

kawasan. Blokade tersebut juga menandakan bahwa adanya gejolak perpolitikan di

Timur Tengah, sebenarnya konflik dan gejolak perpolitikan di Timur Tengah sudah

sangat sering terjadi. Menurut Abdullah Baabod, peneliti politik di Timur Tengah, hal

ini dikarenakan adanya rasa tidak aman dan takut akan ancaman dari eksternal

negara, mengakibatkan negara-negara di kawasan mengejar strategi-strategi untuk

dapat bertahan hidup serta berusaha membangun pertahanan masing-masing negara

sebagai respon dari tantangan dan ancaman politik, ekonomi dan sosial yang ada43

,

termasuk dalam kasus blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi terhadap Qatar.

Pada 23 Juni 2017, Arab Saudi beserta negara lainnya mengeluarkan 13

tuntutan yang diberikan melalui Kuwait sebagai negara penengah. Tuntutannya

adalah sebagai berikut44

:

43

Abdullah Baabod, 2017, Qatar’s Resilience Strategy and Implications for State-Society

Relations, Istituto Affari Internazionali, 2. 44

Alia Chunghtai, 2020, Understanding the blockade against Qatar,

https://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2018/05/understanding-blockade-qatar-

180530122209237.html Diakses pada 26 Juli 2020.

Page 53: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

39

Gambar III.1. Tuntutan Arab Saudi Cs kepada Qatar

Sumber : Al Jazeera

1. Menurunkan hubungan diplomatik dengan Iran serta memulangkan militer

Iran yang berada di Qatar dan membatasi kerjasama dengan ekonomi Iran.

2. Menghentikan pangkalan militer Turki yang sedang dibangun di Qatar dan

menghentikan semua kerjasama militer dengan Turki.

Page 54: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

40

3. Memutuskan hubungan dengan semua kelompok teroris, kelompok ekstrimis

dan memasukkan kelompok-kelompok tersebut ke daftar kelompok teroris

mulai saat ini dan seterusnya.

4. Menghentikan semua pendanaan individu, kelompok dan organisasi yang

telah ditetapkan sebagai teroris oleh Arab Saudi, negara-negara yang

memblokade dan Amerika Serikat.

5. Menyerahkan tokoh teroris kepada Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan

Mesir serta membekukan semua aset tokoh teroris tersebut.

6. Menghentikan pemberitaan Al Jazeera dan stasiun afiliasinya.

7. Berhenti mencampuri urusan negara lain dan warga negara dari keempat

negara yang melakukan blokade. Berhenti memberikan status

kewarganegaraan bagi warga negara yang dicari oleh Arab Saudi, Uni Emirat

Arab, Bahrain dan Mesir.

8. Membayar kompensasi finansial atas hilangnya nyawa, properti dan

pendapatan yang disebabkan oleh kebijakan Qatar selama bertahun-tahun.

9. Menyelaraskan kebijakan Qatar dengan negara Teluk dan negara-negara Arab

lainnya secara militer, politik, sosial dan ekonomi, serta pada permasalahan

ekonomi sejalan dengan kesepakatan yang dicapai pada perjanjian Riyadh

pada tahun 2014.

10. Menghentikan semua kontak dengan oposisi politik Arab Saudi, Uni Emirat

Arab, Bahrain dan Mesir.

Page 55: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

41

11. Mematikan portal berita yang didanai oleh Qatar, baik yang secara langsung

atau pun tidak langsung, seperti Arab21, rassd, Al Araby Al Jadeed dan

Middle East Eye.

12. Setuju dengan semua tuntutan dalam waktu 10 hari sejak diterima oleh Qatar

atau dokumen tuntutan ini menjadi tidak berlaku.

13. Memberikan audit bulanan untuk tahun pertama setelah menyetujui tuntutan,

lalu sekali per kuartal pada tahun kedua. Kemudian selama 10 tahun

berikutnya, Qatar akan dipantau setiap tahun untuk kepatuhan.

Pemutusan hubungan dan diplomatik juga dilatarbelakangi oleh beberapa hal

lain, seperti sejarah perseteruan keluarga arab, internal Arab Saudi, dukungan dari

negara lain serta tindakan Qatar yang berlawanan dengan kepentingan Arab

Saudi.

A. Sejarah Perseteruan Keluarga Arab

Negara-negara di Jazirah Arab, khususnya negara teluk merupakan negara

saudara karena berasal dari suku nomaden yang sama. Pada sekitar 5 dekade yang

lalu, masing-masing keluarga Arab terbagi ke dalam beberapa negara, yaitu keluarga

Al Saud (Arab Saudi), Al Nahyan (Uni Emirat Arab), Al Thani (Qatar), Al Khalifa

(Bahrain) dan Al Sabah (Kuwait)45

.

45

J E Peterson, 1991, The Arabian in Modern Times: A Historioghraphical Survey, The

American Historical Review Journal, Vol.96, No.5, 1444.

Page 56: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

42

Rivalitas atau perseteruan antara keluarga Arab sudah berlangsung sejak lama.

Perseteruan tersebut terjadi karena masing-masing keluarga yang memimpin

memiliki ambisi serta kepentingan. Tak jarang, ambisi dan kepentingan tersebut

bertabrakan satu dengan yang lainnya. Meskipun mereka semua bersatu dalam

beberapa kesempatan, seperti dalam membuat GCC pada tahun 1981 dengan harapan

dapat mengintegrasikan perekonomian, namun masih banyak juga terjadi perbedaan

antara keluarga-keluarga tersebut. Di masa lalu, perbedaan semacam itu belum

dianggap mengancam persatuan dan keamanan regional. Namun, seiring berjalannya

waktu perbebedaan dan gesekan seringkali terjadi dan bertransformasi menjadi

permasalahan yang serius, seperti konflik antara Arab Saudi dan Qatar46

.

Pemutusan hubungan diplomatik serta blokade Arab Saudi terhadap Qatar

juga dilatarbelakangi perseteruan keduanya yang telah berlangsung lama, tepatnya

ketika Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani mengambil alih kursi pemerintahan dari

ayahnya sendiri yaitu Khalifa bin Hamad Al Thani pada tahun 1995. Sejak saat itu,

kebijakan serta tindakan Qatar seringkali bertolak belakang dengan kepentingan Arab

Saudi.

Berdasarkan sejarah ikatan darah kedua negara, membuat perselisihan

keduanya bernuansa perselisihan sepupu. Dahulunya, kondisi perekonomian Qatar

belum seperti sekarang. Namun, ketika Qatar berhasil mengelola dan memanfaatkan

46

The Economist, 2017, A Family Freud-Saudi Arabia cuts off Qatar,

https://www.economist.com/middle-east-and-africa/2017/06/10/saudi-arabia-cuts-off-qatar Diakses

pada 6 Oktober 2020.

Page 57: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

43

kekayaan alamnya, terutama gas alamnya, membuat perekonomian negara tersebut

berkembang pesat. Perkembangan perekonomian Qatar yang meningkat tersebut

nampaknya juga turut membuat Qatar menjadi negara yang berusaha untuk

mendominasi dan membuat kebijakan yang lebih independen di kawasan.

Qatar telah melakukan beberapa upaya untuk dapat memainkan peran sentral

dalam rangka menjadi dominan di kawasan, seperti menjadi penengah dalam

beberapa konflik regional di Lebanon, Sudan dan Yaman. Qatar juga berusaha

memperluas kekuatan serta pengaruhnya dengan melibatkan organisasi seperti

Ikhwanul Muslimin dan Hamas. Hal ini tentunya membuat Arab Saudi tidak suka dan

menjadi lebih mewaspadai setiap tindakan Qatar yang dianggap sudah mulai dapat

mempengaruhi kawasan.

Kebijakan serta tindakan Qatar yang bertolak belakang dengan Arab Saudi

yang dilakukan oleh keluarga Al Thani tentunya membuat perseteruan saudara ini

berbuntut panjang47

. Namun demikian menurut Nostalgiawan Wahyudi, peneliti di

LIPI48

, pemutusan hubungan diplomatik serta blokade Arab Saudi terhadap Qatar

tidak hanya melibatkan sejarah perseteruan antar keluarga saja, melainkan ditambah

dengan beberapa faktor lain, seperti pemberitaan Al Jazeera yang dianggap

47

Prasanta Kumar Pradhan, 2017, More than a family freud: Arab Gulf unity under stress,

Manohar Parrkirar Institute for Defence Studies and Analyses, https://idsa.in/idsacomments/more-

than-a-family-feud-arab-gulf-unity-under-stress_pkpradhan_270617 Diakses pada 6 Oktober 2020.

48 Nostalgiawan Wahyudi, 2017, http://ipsk.lipi.go.id/index.php/19-jumpapers/577-lipi-rilis-

hasil-penelitian-tentang-qatar-dan-krisis-diplomatik-di-timur-tengah Diakses pada 28 September 2020.

Page 58: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

44

berlawanan dengan kepentingan Arab Saudi serta keberpihakannya kepada Ikhwanul

Muslimin dan Hamas.

B. Internal Arab Saudi

Pada tahun 1995, Sheikh Hamad mengambil alih kursi kepemimpinannya dari

ayahnya. Sheikh Hamad kemudian memutuskan untuk mengeluarkan kebijakan yang

independen dan berusaha keluar dari pengaruh Arab Saudi. Hal ini tentunya membuat

Arab Saudi merasa terganggu karena tindakan serta kebijakan Qatar tidak sejalan

dengannya. Jadi, dapat dikatakan sejak tahun 1995 sampai tahun 2017, telah banyak

perseteruan dan konflik antara Arab Saudi dan Qatar. Menurut Dr. Jamal Abdullah49

,

respon keras berupa pemutusan hubungan diplomatik serta blokade terhadap Qatar

merupakan hasil dari perseteruan dan konflik yang terakumulasikan sejak tahun 1995

sampai tahun 2017.

Kenaikan Mohammed bin Salman menjadi pengambil kebijakan Arab Saudi

juga turut melatarbelakangi kebijakan pemutusan hubungan diplomatik serta blokade

terhadap Qatar. Melalui Mohammed bin Salman, Arab Saudi seringkali membuat

kebijakan yang tidak biasa50

. Menurut Dr. Sya’roni Rofii51

, pemutusan hubungan

diplomatik serta blokade terhadap Qatar salah satunya dilatarbelakangi oleh ambisi

49

Wawancara dengan Dr. Jamal Abdullah 50

Thomas Demmelhuber, 2019, Playing the Diversity Card: Saudi Arabia’s Foreign Policy

under the Salmans, Italian Journal of International Affairs, Vol.54, No.4, 109-124. 51

Wawancara dengan Dr. Sya’roni Rofii

Page 59: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

45

Mohammed bin Salman untuk menunjukkan bahwa Arab Saudi merupakan negara

yang memiliki hegemoni dalam militer dan ekonomi di kawasan.

C. Dukungan dari Negara Lain

Dalam blokade yang dilakukan terhadap Qatar, peran dan dukungan negara

lain juga turut menjadi dorongan bagi Arab Saudi dalam mengeluarkan kebijakan

tersebut. Salah satu negara yang mendukung pemutusan hubungan diplomatik serta

blokade terhadap Qatar adalah Amerika Serikat. Terpilihnya Donald Trump pada

2016, mendorong Arab Saudi untuk melanjutkan tekanan terhadap Qatar. Kehadiran

Trump tampaknya telah menciptakan sebuah lingkungan dan pijakan yang tepat bagi

Arab Saudi untuk menyelesaikan beberapa urusan yang belum selesai dengan Qatar.

Isu tersebut kemudian menjadi fokus pada KTT di Riyadh yang dihadiri oleh

Presiden Amerika Serikat dan 50 pemimpin dari seluruh dunia Arab dan Islam untuk

membahas permasalahan-permasalahan yang sedang menjadi tren di dunia saat ini,

terutama mengenai terorisme. Hal inilah yang kemudian memberikan dorongan yang

memicu terjadinya blokade terhadap Qatar52

.

Presiden Trump memberikan dukungan kepada negara-negara yang

melakukan pemutusan hubungan diplomatik serta blokade terhadap Qatar. Trump

mengatakan bahwa pemutusan hubungan diplomatik serta blokade terhadap Qatar

merupakan inspirasi dan desakan darinya kepada para penguasa negara teluk selama

52

Marwan Kabalan, 2018, The Gulf crisis: The U.S. Factor, Insight Turkey Journal, Vol.20,

No.2, 35.

Page 60: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

46

KTT Riyadh dalam upayanya untuk memerangi dan membatasi pergerakan terorisme.

Dalam hal ini, Trump menganggap gerakan perlawanan Hamas di Palestina sebagai

gerakan teroris seperti ISIS dan Al-Qaeda dan karenanya ia menganggap dukungan

Qatar untuk Hamas yang terkepung di Gaza sebagai tindakan pendanaan terorisme53

.

Pada konferensi pers bersama presiden Rumania, Trump menegaskan posisinya

kembali tentang krisis teluk. Dia bersikeras bahwa mengisolasi Qatar adalah

kemenangan untuk dalam pendekatannya yang bertujuan untuk menghentikan semua

bentuk dukungan bagi mereka yang ia sebut sebagai kelompok ekstrimis dan

terorisme, mengklaim bahwa Qatar merupakan negara utama yang memberikan

dukungan untuk kelompok ekstrimisme dan bahwa keberhasilan dalam memberikan

tekanan pada Qatar akan menandai kehancuran terorisme54

.

D. Tindakan-Tindakan Qatar yang Berlawanan dengan Kepentingan Arab

Saudi

D.1 Sikap Qatar dalam Mendukung Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul Muslimin didirikan di Ismailia, Mesir, pada tahun 1928 oleh Hassan

Al-Banna, seorang guru sekolah yang kharismatik, awalnya dinamai dengan

"Gerakan al-Banna" dan kemudian berganti nama menjadi "Ikhwanul Muslimin".

Gerakan sosial mengekspresikan ambisi luas dengan tujuan akhir mengembalikan

Islam ke posisi sentralitas yang semestinya dalam tatanan sosial. Pada tahun 1932,

53

Marwan Kabalan, 2018, The Gulf crisis: The U.S. Factor, 36. 54

Marwan Kabalan, 2018, The Gulf crisis: The U.S. Factor,36.

Page 61: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

47

Al-Banna memindahkan markas Ikhwanul Muslimin ke Kairo55

, Pada awal

berdirinya, Ikhwanul Muslim terlibat dalam kegiatan amal sosial dan misi Islam.

Ketika ukuran organisasi bertambah, gerakan Ikhwanul Muslimin mulai secara

bertahap berpartisipasi dalam mobilisasi sumber daya organisasi dan kegiatan protes

politik. Di mana keanggotaan organisasi dengan cepat membengkak dan menjadi

semakin terlibat dalam urusan politik.

Pada 1950-1970, Arab Saudi dan Ikhwanul Muslimin memiliki hubungan

yang baik, salah satunya yaitu dengan memiliki kesamaan visi untuk secara bersama

ingin menyelesaikan konflik di Palestina serta mengutuk perbuatan yang dilakukan

oleh Israel. Arab Saudi juga sering mendatangkan guru dari Mesir yang berafiliasi

dengan Ikhwanul Muslimin untuk mengajar di sekolah-sekolah publik Arab Saudi.

Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya mulai merenggang

dikarenakan perbedaan ideologi keduanya56

.

Perbedaan ideologi antara Arab Saudi dan Ikhwanul Muslimin ditenggarai

karena ajaran serta gerakan Ikhwanul Muslimin dilakukan dengan cara melakukan

interpretasi yang lebih progresif serta mencoba untuk mengkontekstualisasikan ajaran

ke zaman yang lebih modern (kontemporer). Hal ini tentunya bertolak belakang

dengan ideologi Arab Saudi yang berpegang teguh pada ajaran Wahabisme, di mana

55

Aljazeera, 2017, What is Muslim Brotherhood?

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/06/muslim-brotherhood-explained-

170608091709865.html Diakses pada 19 Juli 2020. 56

Rachel Ehrenfeld, 2011, The Muslim Brotherhood Evolution: An Overview, Vol.33, No.2,

78.

Page 62: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

48

mengikuti interpretasi literal dan puritan dari Islam, yaitu dengan hanya berdasarkan

Al Qur’an dan Hadits.

Pada tahun 1970-an, Ikhwanul Muslimin diberikan tingkat kebebasan yang

lebih besar untuk mengatur dan memobilisasi dalam masyarakat57

. Presiden Anwar

Sadat yang membuat kebijakan liberalisasi ekonomi dan memandang kaum Islamis

sebagai kelompok strategis yang dapat membantu pemerintah untuk memerangi

kebangkitan gerakan-gerakan kiri di Mesir. Sementara Ikhwanul Muslimin

membangun kembali dirinya di permukaan, konsisten dengan struktur beragam

gerakan, ia mengejar partisipasi politik sebagai salah satu dari banyak tujuannya.

Ikhwanul Muslimin secara teknis masih ilegal, dan demi mempertahankan diri,

Ikhwanul Muslimin lebih suka mengejar kegiatannya di luar wilayah negara.

Ikhwanul Muslimin terbukti sangat adaptif untuk beroperasi dalam kondisi

semi-otoriter. Kondisi tersebut tentunya mengembangkan jaringan Ikhwanul

Muslimin di sektor Islam secara paralel dengan menghubungkan masing-masing

individu dan dalam bentuk peningkatan kesadaran Islam. Selain itu, selama periode

ini banyak tokoh Islamis yang beberapa di antaranya kemudian bergabung dengan

Ikhwanul Muslimin, menjadi aktif dalam serikat mahasiswa dan terus mendominasi

sindikat profesional selama 1980-an.

57

Sana Abed-Kotob, 1995, The Accommodationists Speak: Goals and Strategies of the

Muslim Brotherhood of Egypt, International Journal of Middle East Studies, Vol.27, No.3, 333.

Page 63: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

49

Jaringan Ikhwanul Muslimin berkembang dan memiliki banyak afiliasi di luar

wilayah Mesir. Seperti Hamas di Palestina, Jamaah Islah di Bahrain, Harakah al

Dusturiyah al Islamiyah di Kuwait, At Tajammu’u al-Yamani lil Islah di Yaman,

Jabhat Amal al-Islami di Yordania, Jamaah al Islamiyah di Lebanon dan masih

banyak lagi. Hal ini tentunya membuat Arab Saudi perlu untuk mengawasi Ikhwanul

Muslimin, mengingat pergerakannya yang sudah sangat meluas dan menyebar di

Timur Tengah58

.

Konflik antara Arab Saudi dan Ikhwanul Muslimin mulai terlihat pada tahun

1990 ketika Ikhwanul Muslimin menyimpang dari Arab Saudi pada perang teluk I di

Iraq. Hubungan semakin memanas pada tahun 2002, Menteri Dalam Negeri Arab

Saudi, Nayef bin Abdulaziz Al Saud menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai sumber

dari semua kejahatan di Arab Saudi. Pada tahun 2003, Ikhwanul Muslimin kembali

bersebrangan dengan Arab Saudi pada perang teluk II tahun 2003. Konflik keduanya

sampai pada puncaknya ketika terjadi revolusi di Timur Tengah yang biasa disebut

dengan Arab Spring.

Pada peristiwa Arab Spring tahun 2011, Ikhwanul Muslimin dianggap

bertanggung jawab terhadap revolusi yang terjadi di Timur Tengah. Penggulingan

Ben Ali di Tunisia, Hosni Mubarak di Mesir dan Muammar al-Gaddafi di Libya

merupakan salah satu akibat dari hasil pergerakan yang dilakukan oleh Ikhwanul

58

Rachel Ehrenfeld, 2011, The Muslim Brotherhood Evolution: An Overview, Journal of

National Committee on American Foreign Policy, Vol.33, No.2, 76.

Page 64: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

50

Muslimin dan afiliasinya59

. Arab Saudi tentunya tidak tinggal diam dan berusaha

untuk mematikan pergerakan ikhwanul Muslimin di Timur Tengah karena

pergerakannya yang berbahaya bagi kawasan.

Setelah kudeta yang menghapus Presiden Morsi dari kekuasaan, pemerintah

sementara yang didukung militer di Mesir menyatakan Ikhwanul Muslimin menjadi

kelompok teroris pada 25 Desember 2013. Akibatnya, banyak tokoh-tokoh Ikhwanul

Muslimin yang pergi keluar dari Mesir dan mencari tempat baru untuk menyebarkan

pergerakannya kembali, salah satunya ke Qatar. Qatar mendukung Ikhwanul

Muslimin, hal tersebut dibuktikan dengan usaha Qatar dalam melindungi Yusuf al-

Qardawi, seorang ulama kelahiran Mesir yang sangat dekat dengan Ikhwanul

Muslimin dan telah dinyatakan sebagai teroris60

serta dukungan berupa dana kepada

Ikhwanul Muslimin ketika Arab Spring. Qatar memberikan $2,5 miliar kepada

pemerintahan Morsi61

. Kemudian juga ditemukan sebuah dokumen yang

menunjukkan bahwa Qatar Foundation membiayai Tarek Ramadhan, cucu dari

Hasan Al Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin, dibiayai sebesar 35.000 Euro/bulan62

.

Hal ini yang tentunya membuat Arab Saudi merasa kesal karena tindakan Qatar yang

59

Yasser El-Shimmy, 2016, The Muslim Brotherhood, Adelphi Series, Vol.55, No.453-454,

91. 60

Benjamin Rhode, 2019, Qatar and its neighbours, Strategic Comments Journal, Vol.25,

No.2, 7. 61

Zhaohui Yu & Yaohong Liu, 2019, Strategic Communications of the Muslim Brotherhood

in Egypt, Asian Journal of Middle Eastern and Islamic Studies, Vol.13, No.1, 6-7. 62

Sami Moubayed, 2019, How Qatar funds Muslim Brotherhood expansion in Europe

https://gulfnews.com/world/gulf/qatar/how-qatar-funds-muslim-brotherhood-expansion-in-europe-

1.63386835 Diakses pada 19 Juli 2020.

Page 65: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

51

mendukung Ikhwanul Muslimin yang dianggap sebagai gerakan yang dapat

mengancam stabilitas kawasan.

D.2 Kedekatan Hubungan dengan Iran

Iran merupakan musuh terbesar Arab Saudi di Kawasan, hal tersebut

dikarenakan ada banyak hal yang saling bertentangan satu sama lain, diantaranya

adalah perbedaan ideologi dan pandangan politik. Sebelum Qatar diblokade oleh

Arab Saudi dan beberapa negara di kawasan, Qatar telah menjalin hubungan dengan

negara-negara tetangganya, termasuk dengan Arab Saudi dan Iran. Qatar berusaha

untuk dapat melakukan kerjasama dengan kedua negara tersebut, walaupun pada

dasarnya Arab Saudi dan Iran merupakan dua negara yang sedang bersaing di

kawasan. Meskipun Qatar tergabung dalam GCC yang mayoritas masing-masing

negara anggotanya bersekutu dengan Arab Saudi dan cenderung menganggap Iran

sebagai musuhnya di kawasan, Qatar tetap melakukan kebijakan yang independen

untuk melakukan hubungan dan kerjasama dengan Iran, tercatat hubungan keduanya

dimulai pada 1995 hingga kini63

.

Qatar memang bukan merupakan negara satu-satunya yang melakukan kerja

sama dengan Iran di kawasan, ada negara-negara lain juga yang bekerja sama dengan

Iran, seperti Oman dan Uni Emirat Arab. Namun, Qatar merupakan negara satu-

satunya yang dianggap ancaman atas kerja samanya dengan Iran karena setiap

63

Ted Regencia, 2017, Qatar-Gulf rift: The Iran Factor

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/06/qatar-gulf-rift-iran-factor-170605102522955.html

Diakses pada 19 Juli 2020.

Page 66: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

52

kebijakannya yang berbeda dengan negara lainnya dan independen. Di samping itu,

kerja sama dengan Iran dalam bidang gas juga membuat pemasukan perekonomian

Qatar menjadi naik dan meningkat. Kenaikan perekonomian Qatar tentunya akan

mendukung kebijakan luar negeri Qatar yang ofensif di kawasan Timur Tengah64

.

Gambar III.A.1 Peta Kawasan Teluk dan Sekitarnya

Sumber : id.maps-qatar.com

Letak Qatar yang berada di antara dua poros kekuatan di Timur Tengah

membuat Qatar mengalami dilemma. Dalam mengatasi hal tersebut, Qatar membuat

strategi untuk menjalin hubungan baik dengan kedua negara. Pada beberapa

kesempatan tidak jarang Qatar melakukan kerjasama dengan kedua negara tersebut.

Jika Qatar mendapatkan tekanan dari Iran, Qatar akan mendekati Arab Saudi dan

sebaliknya, jika Qatar mendapatkan tekanan dari Arab Saudi, Qatar akan mendekati

64

Nostalgiawan Wahyudi, 2017, http://ipsk.lipi.go.id/index.php/19-jumpapers/577-lipi-rilis-hasil-

penelitian-tentang-qatar-dan-krisis-diplomatik-di-timur-tengah Diakses pada 28 September 2020.

Page 67: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

53

Iran65

. Namun, hal tersebut sepertinya mengganggu Arab Saudi, karena Arab Saudi

memandang Qatar sangat dekat dengan Iran. Hal tersebut tentunya membuat Arab

Saudi melakukan tekanan terhadap Qatar, agar Qatar dapat langsung memutuskan

hubungannya dengan Iran seperti mayoritas negara-negara GCC lainnya. Tercatat,

Qatar melakukan beberapa kerjasama dengan Iran, diantaranya yaitu kerjasama

pertahanan, ekonomi dan keamanan.

Pertama, kerjasama dalam bidangan pertahanan. Pada 2010, Ahmad Vahidi,

Menteri Pertahanan Iran pergi mengunjungi Qatar, bermaksud ingin melakukan

kerjasama pertahanan dengan negara tersebut. Dalam pertemuannya dengan

Pangeran Mahkota Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, Vahidi mengatakan

bahwa kerjasama yang dilakukan antara Iran dan Qatar sangat penting untuk

membangun stabilitas dan keamanan di Teluk Persia. Hubungan Teheran dan Doha

juga dapat menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan karena kedua negara secara

konstruktif bekerja sama dalam permasalahan regional. Tepatnya, pada 24 Februari

2010, Qatar yang diwakili oleh Kepada Staf Angkatan Bersenjata Hamad bin Ali Al

Attiyah menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan Iran yang diwakili

oleh Ahmad Vahidi, Menteri Pertahanan Iran66

.

65

Marwan Kabalan, 2019, Actors, Structures and Qatari Foreign Policy, Arab Center for

Research & Policy Studies Journal, Vol.2, No.2, 61. 66

Tehran Times, 2010, Iran, Qatar sign defence cooperation agreement

https://www.tehrantimes.com/news/214868/Iran-Qatar-sign-defense-cooperation-agreement Diakses

pada 20 Juli 2020.

Page 68: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

54

Kedua, kerjasama dalam bidang keamanan. Qatar dan Iran telah

menandatangani pakta keamanan untuk meningkatkan kerja sama dalam memerangi

kejahatan yang terorganisir, perdagangan manusia dan narkoba, dan sebagainya.

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Shaikh Abdullah bin Nasser bin Khalifa Al-

Thani, Menteri Dalam Negeri dan Mustafa Mohammad Najjar, Menteri Dalam

Negeri Iran. Dalam perjanjian tersebut, kedua negara sepakat untuk membentuk

komite bersama agar dapat bertemu setiap tahun di Teheran dan Doha untuk

memberikan laporan tentang situasi dalam negeri masing-masing. Dalam konferensi

pers, menteri Iran mengatakan bahwa kedua negara memiliki hubungan yang baik

dan stabil dan tertarik untuk meningkatkan kerjasama kedua negara, baik itu dalam

bidang keamanan, budaya, politik dan ekonomi67

.

Qatar dan Iran juga sepakat untuk berbagi sumber alam berupa ladang gas. Jauh

di dalam perairan Teluk antara Qatar dan Iran, terletak ladang gas terbesar di dunia,

seluas 9.700 km persegi yang menampung sekitar 43 triliun meter kubik cadangan

gas. Bagian selatan Qatar dikenal sebagai North Field, sedangkan irisan Iran di utara

disebut South Pars. Kedua negara berbagi hak eksplorasi di wilayah tersebut, dan itu

adalah salah satu dari banyak hubungan yang mengikat mereka. Lebih lanjut lagi,

67

Rania Al Hussaini, 2010, Qatar, Iran sign pact to fight crime

https://gulfnews.com/world/gulf/qatar/qatar-iran-sign-pact-to-fight-crime-1.595312 Diakses pada 20

Juli 2020.

Page 69: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

55

Arab Saudi juga mengatakan bahwa Qatar telah mendukung kelompok bersenjata

Houthi yang didukung oleh iran di Yaman68

.

D.3 Media Al Jazeera yang Dianggap Berlawanan

Al Jazeera merupakan media berbasis internasional yang didirkan oleh Qatar

pada tahun 1996, tepatnya pada 1 November. Meskipun Al Jazeera dimiliki oleh

pemerintah Qatar, namun Al Jazeera diberikan keleluasaan untuk dapat membuat dan

mengeluarkan peliputan serta pemberitaan. Sejak didirikan, Al Jazeera seringkali

membuat pemberitaan yang berisi kritikan terhadap pemerintahan negara-negara

Arab di kawasan. Hal ini nampaknya membuat negara-negara yang diberitakan

tersebut merasa terganggu dengan kehadiran media internasional milik Qatar

tersebut69

.

Al Jazeera dianggap sebagai ancaman karena pemberitaannya yang terkesan

sangat terbuka dan transparan. Hal ini tentunya tidak sejalan dan bertolak belakang

dengan kepentingan negara-negara di kawasan, terutama negara Arab Saudi.

Misalnya, pasca tragedi 9/11, Al Jazeera menayangkan sebuah video yang

menampilkan Osama bin Laden. Melihat hal tersebut tentunya membuat negara-

negara Teluk merasa kesal dengan Qatar karena medianya menayangkan sosok teroris

68

Ted Regencia, 2017, Qatar-Gulf rift: The Iran Factor

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/06/qatar-gulf-rift-iran-factor-170605102522955.html

Diakses pada 20 Juli 2020. 69

Nurhafiza, 2019, Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

tahun 2017, Vol.6, No.1, 6.

Page 70: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

56

dan dinilai telah melakukan propaganda pro terorisme, terutama Arab Saudi dan

Amerika Serikat70

.

Qatar juga terbukti mendukung demokrasi selama peristiwa Arab Spring71

.

Dukungan Qatar terhadap demokrasi tersebut seringkali digaungkan melalui Al

Jazeera, media internasional milik Qatar tersebut terbukti menunjukkan

keberpihakannya kepada Ikhwanul Muslimin serta demokrasi yang terjadi di Mesir

ketika rezim Ben Ali di Tunisia dan rezim Husni Mubarak di Mesir72

.

E. Blokade Ekonomi

Blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi tidak hanya memutuskan hubungan

diplomasi, melainkan juga menutup segala jalur darat, laut dan udara. Hal ini

tentunya berimplikasi pada perekonomian Qatar dan membuat Qatar kewalahan,

dikarenakan ini merupakan kali pertama Qatar diblokade oleh negara-negara

tetangganya73

. Di samping itu, kegiatan ekspor impor antara Arab Saudi serta negara-

negara lainnya yang melakukan blokade dengan Qatar dihentikan, satu-satunya akses

darat yang berada di perbatasan antara Arab Saudi dan Qatar pun ditutup. Hal

tersebut pun berimplikasi pada perekonomian Qatar, pada fase awal setelah

diblokade, Qatar tampak seperti berada di ujung tanduk. Oleh karena itu, Qatar

70

Rizza Setia Octaviarie, 2019, Alasan Dibalik Kebijakan Pemutusan Hubungan Diplomatik

Oleh Negara Arab Saudi Terhadap Qatar, Universitas Airlangga, 58. 71

Wawancara dengan Dr. Jamal Abdullah 72

Hamzah Abdurrahman, 2019, Normalisasi Hubungan Qatar dan Saudi Arabia 2017-2019,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 33. 73

Aljazeera, 2018, Qatar: Beyond the Blockade,

https://www.aljazeera.com/programmes/specialseries/2018/02/qatar-blockade-180212075226584.html

Diakses pada 26 Juli 2020.

Page 71: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

57

melakukan upaya khusus untuk mencari pasokan makanan dari Iran, Turki, Pakistan

dan India74

.

Blokade tentunya membuat Qatar harus melakukan tindakan untuk dapat

melewati tekanan tersebut. Selain berhubungan dengan negara-negara yang

berpotensial untuk membantunya, Qatar juga melakukan upaya lain, yaitu dengan

membuat laporan kepada The National Human Rights Committee (NHRC). Pada

laporannya, Qatar meminta lembaga tersebut untuk menyelidiki adanya pelanggaran

hak asasi manusia dan untuk membuktikan bahwa blokade yang dilakukan oleh Arab

Saudi tersebut tanpa dasar hukum yang tepat. Qatar juga meminta Komisi PBB untuk

Hak Asasi Manusia (OHCHR) untuk dapat mengimplementasikan temuan-temuan

dari laporan yang diberikan oleh Qatar pada November 2017, yang menemukan

bahwa tindakan yang dilakukan oleh Arab Saudi dan negara-negara lain yang

melakukan blokade terhadap Qatar bersifat diskriminatif75

.

Tentunya blokade tersebut menimbulkan dampak yang negatif bagi Qatar dan

menimbulkan beragam respon, baik dari negara-negara yang berada di Timur Tengah

maupun negara Asia, Eropa dan Amerika. Ada yang memberikan respon dengan ikut

mendukung dan ada juga yang kemudian mengecam tindakan blokade yang

dilakukan oleh Arab Saudi dan beberapa negara di Timur Tengah tersebut. Salah

74

KP Fabian, Ginjesh Pant, Gulshan Dietl & Sanjay Singh, 2018, The GCC Crisis: One Year

On, Institute of Peace and Conflict Studies, 11.

75 Gulf Times, 2018, UN urged to implement findings on Qatar blockade, https://www.gulf-

times.com/story/580219/UN-urged-to-implement-findings-on-Qatar-blockade Diakses pada 26 Juli

2020.

Page 72: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

58

satunya adalah PBB yang menyatakan bahwa blokade tersebut merupakan tindakan

yang illegal dan melanggar hukum internasional, sebab dilakukan secara sewenang-

wenang dan memberikan dampak negatif terhadap warga negara Qatar76

.

Sebagai langkah awal dalam blokade, Arab Saudi menarik dan memulangkan

militer Qatar dari pertempuran di Yaman. Ketika sebelumnya, militer Qatar telah ikut

serta dan tergabung dalam koalisi militer gabungan untuk memerangi kelompok

pemberontak Houthi dan mengakhiri pertempuran di Yaman77

. Kemudian, Arab

Saudi bersama dengan negara yang turut memblokade Qatar memerintahkan semua

warga negaranya yang masih berada di Qatar untuk meninggalkan negara tersebut

dan kembali ke negara masing-masing dalam waktu 14 hari dan hal tersebut juga

berlaku untuk warga negara Qatar yang berada di negara-negara yang melakukan

blokade terhadapnya78

.

Sebagai tambahan, Arab Saudi, diikuti dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan

Mesir tidak mengizinkan pesawat Qatar untuk melewati wilayah udara mereka dan

maskapai asing dari negara lain yang memiliki tujuan ke Qatar dan melewati negara-

negara tersebut harus meminta izin terlebih dahulu. Ditambah lagi, satu-satunya akses

darat yang berada di perbatasan antara Arab Saudi dan Qatar juga turut ditutup oleh

Arab Saudi serta kapal-kapal yang berbendera Qatar atau kapal-kapal yang melayani

76

Aljazeera, 2018, Qatar: UN report proof Saudi-led blockade illegal,

https://www.aljazeera.com/news/2018/01/qatar-report-proof-saudi-led-blockade-illegal-

180108152547009.html Diakses pada 26 Juli 2020. 77

Nurhafiza, 2019, Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

tahun 2017, Vol.6, No.1, 2. 78

BBC, 2017, Qatar crisis: What you need to know, https://www.bbc.com/news/world-

middle-east-40173757 Diakses pada 26 Juli 2020.

Page 73: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

59

Qatar juga dilarang berlabuh di negara-negara tersebut. Tercatat, hanya 2 negara

Teluk yang tidak ikut dalam melakukan blokade terhadap Qatar, yaitu Kuwait dan

Oman yang berusaha menjadi mediator dan penengah dalam blokade tersebut79

.

Blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi menyoroti kerentanan Qatar yang

timbul karena selama ini negara tersebut sangat bergantung dari pasokan eksternal,

terutama makanan. Sebelum diblokade, Qatar biasa mengimpor 90% bahan

makanannya melalui jalur darat di perbatasan Abu Samra antara Arab Saudi dan

Qatar, sementara hampir 80% kebutuhan makanan diantaranya berasal dari tetangga-

tetangga Teluk Arab dan hanya 1% yang diproduksi di dalam negeri. Rute

pengiriman sisanya sebagian besar melalui pelabuhan Uni Emirat Arab di Dubai dan

Fujairah untuk mengisi bahan bakar. Dengan blokade yang dijatuhkan oleh Negara-

negara Teluk ke Qatar, Uni Emirat Arab melarang kapal-kapal berbendera Qatar di

Fujairah, juga melarang kapal dari Qatar yang dari pelabuhan dan di pelabuhan

berlayar langsung ke Qatar80

.

Blokade tersebut membuat stok dalam pasar di Qatar kehilangan 10%

persediannya dan mengakibatkan Qatar mengalami kerugian kurang lebih $15

milyar81

pada krisis yang dialami dalam empat minggu pertama. Setelah

pemberlakuan blokade, laporan lokal menunjukkan penduduk secara berbondong-

79

BBC, 2017, Qatar crisis: What you need to know 80

Sri Wahyuni & Shireen Safa Bawa Baharuddin, 2018, The Impact of the GCC Boycott On

Qatar Foreign Policy, Jurnal Transformasi Global, Vol.4,No.2, 84. 81

BBC, 2017, Qatar crisis: What you need to know, https://www.bbc.com/news/world-

middle-east-40173757 Diakses pada 27 Juli 2020.

Page 74: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

60

bondong mengerumuni toko-toko kelontong dengan harapan dapat menimbun

makanan karena stok makanan di Qatar yang sangat terbatas pada awal fase pasca

blokade. Sebagian besar truk untuk pengiriman makanan juga terlihat tidak digunakan

dan terparkir di sepanjang perbatasan Saudi-Qatar82

.

Pada transportasi, 18 Penerbangan Qatar harus di tunda mengikuti pelarangan

penerbangan yang melewati wilayah udara Arab Saudi dan beberapa negara yang

memblokade Qatar. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir melarang

penerbangan dengan pesawat yang terdaftar di Qatar. Qatar Airways juga

menangguhkan operasi penerbangan ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan

Bahrain sebagai tanggapan. Akibatnya, penerbangan Qatar harus melewati rute baru

yang lebih jauh dan membuat rugi penerbangan Qatar karena bahan bakar dan waktu

yang dihabiskan pada rute baru sangat banyak. Rute baru tersebut, membuat pesawat

Qatar harus memutar mengelilingi lingkar luar negara Arab Saudi dan mengalihkan

rute penerbangan ke Afrika dan Eropa83

.

Blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi memiliki dampak signifikan

terhadap warga negara asing yang tinggal dan bekerja di Qatar, dengan sekitar

100.000 orang Mesir dan warga negara dari negara lain terdampar di sana, tidak dapat

memesan penerbangan langsung atau mendapatkan dokumen perjalanan untuk

82

Sri Wahyuni & Shireen Safa Bawa Baharuddin, 2018, The Impact of the GCC Boycott On

Qatar Foreign Policy, 83-84.

83 Sri Wahyuni & Shireen Safa Bawa Baharuddin, 2018, The Impact of the GCC Boycott On

Qatar Foreign Policy, Vol.4,No.2, 84.

Page 75: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

61

mereka kembali. Apalagi, tidak hanya wilayah udara tetapi juga perjalanan laut dan

darat. Pesawat yang terdaftar di Qatar tidak dapat terbang ke negara-negara yang

telah memutuskan hubungan diplomatik dan Qatar juga tidak dapat terbang ke

negara-negara tersebut. Arab Saudi melarang perjalanan darat, laut dan udara ke dan

dari Qatar84

.

84

Sri Wahyuni & Shireen Safa Bawa Baharuddin, 2018, The Impact of the GCC Boycott On

Qatar Foreign Policy, 84.

Page 76: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

62

BAB IV

ANALISIS KEBIJAKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK

ARAB SAUDI TERHADAP QATAR PADA TAHUN 2017

Bab ini akan menganalisis kebijakan pemutusan hubungan diplomatik Arab

Saudi terhadap Qatar pada tahun 2017. Bab ini dibagi menjadi dua bagian dengan

beberapa sub-bab. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai kepentingan

nasional Arab Saudi dalam melakukan kebijakan pemutusan hubungan diplomatik

terhadap Qatar pada tahun 2017. Pada bagian kedua akan dijelaskan mengenai

analisis kebijakan pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi terhadap Qatar pada

tahun 2017 ditinjau dari model aktor rasional.

A. Kepentingan Nasional

Dalam menganalisis kepentingan nasional Arab Saudi dalam kebijakan

pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar pada tahun 2017, penting untuk

dapat mengindentifikasi empat kepentingan dasar yang dijelaskan oleh Neuchterlein,

yaitu kepentingan pertahanan, kepentingan ekonomi, kepentingan tatanan dunia dan

kepentingan ideologi.

A.1 Kepentingan Pertahanan

Qatar dan Arab Saudi merupakan dua negara yang saling berbagi garis

perbatasannya satu sama lain, hal ini dikarenakan letak kedua negara yang

bersebelahan, bahkan transaksi ekspor-impor antara kedua negara tersebut pun

Page 77: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

63

dilakukan melalui perbatasan tersebut. Namun, karena jarak yang dekat antara kedua

negara tersebut, membuatnya tidak hanya mudah untuk melakukan transaksi

perdagangan, terkadang juga menyisakan sejumlah isu keamanan dan pertahanan.

Sebelum diblokade, Qatar melakukan sejumlah kerjasama dengan Iran dan Turki85

.

Pada 2014, Qatar menandatangani kerjasama pertahanan di Ankara dan

membangun pangkalan militer di Qatar untuk tentara Turki pada 201686

dan tepat 2

hari setelah diblokade, Qatar menempatkan 5.000 tentara Turki di wilayahnya87

.

Sementara itu, hubungan antara Qatar dan Iran telah dimulai sejak tahun 1991,

kemudian hubungan keduanya terus berlanjut. Pada 2010, Qatar menandatangai

perjanjian kerja sama pertahanan dengan Iran88

.

Qatar juga turut membantu dan mendukung Ikhwanul Muslimin yang memiliki

sejarah sebagai kelompok yang bertanggungjawab dalam peristiwa Arab Spring89

.

Tentunya hal itu membuat Arab Saudi terganggu, karena tindakan Qatar tersebut

menyalahi prinsip negara-negara anggota GCC. Ditambah lagi, letak Qatar yang

bersebelahan dengan Arab Saudi membuat Qatar menjadi prioritas bagi Arab Saudi.

Blokade yang dilakukan terhadap Qatar merupakan upaya Arab Saudi untuk

85

Miroslav Zafirov, 2017, The Qatar Crisis-Why the blockade failed, Israel Journal of

Foreign Affairs, Vol.11, No.2, 9. 86

Abdullah Baabood, 2017, Qatar’s Resilience Strategy and Implications for State-Society

Relations, Instituto Affari Internazionali, 10. 87

Wawancara dengan Dr. Jamal Abdullah 88

Tehran Times, 2010, Iran, Qatar sign defence cooperation agreement

https://www.tehrantimes.com/news/214868/Iran-Qatar-sign-defense-cooperation-agreement Diakses

pada 20 Juli 2020. 89

Nabil Sultan, 2013, Al Jazeera: Reflections on the Arab Spring, Journal of Arabian Studies:

Arabia, the Gulf, and the Red Sea, Vol.3, No.2, 260.

Page 78: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

64

menjadikan Arab Saudi sebagai kekuatan baru di bidang militer. Arab Saudi juga

ingin menunjukkan keseriusannya sebagai pusat militer di kawasan90

.

A.2 Kepentingan Ekonomi

Sejak Sheikh Hamad menggambil alih kursi kepemimpinan dari ayahnya, dia

mulai membuat beberapa perubahan kebijakan, terutama kebijakan dalam

memfokuskan pemanfaataan dan pengelolaan ekonomi serta energi, terutama pada

sektor gas alam yang merupakan sumber kekayaan terbesar Qatar. Qatar diketahui

memiliki cadangan gas alam yang sangat besar, seluas 9700 km2 yang menampung

sekitar 43 triliun m3 cadangan gas

91 dengan produksi setiap tahunnya mencapai 77

juta ton sampai 100 juta ton92

. Qatar memiliki rekan strategis dalam pendistribusian

dan pengelolaan gas alamnya, yaitu Jepang, India, China dan Korea Selatan. Hal ini

menjadikan Qatar sebagai negara eskportir dan negara produsen gas alam terbesar di

dunia. Hal tersebut tentunya menjadikan perekonomian Qatar mengalami peningkatan

drastis tiap tahunnya93

.

Pada 2016, Qatar tercatat sebagai negara terkaya di dunia, dengan PDB sebesar

$ 88.222 pada setiap individu, Qatar menjadi satu-satunya negara yang memiliki rasio

90

Wawancara dengan Dr. Sya’roni Rofii 91

Ted Regencia, 2017, Qatar-Gulf rift: The Iran Factor

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/06/qatar-gulf-rift-iran-factor-170605102522955.html

Diakses pada 20 Juli 2020. 92

Marwan Kabalan, 2019, Actors, Structures and Qatari Foreign Policy, Arab Center for

Research & Policy Studies, Vol.2, No.2, 75. 93

Miroslav Zafirov, 2017, The Qatar Crisis-Why the blockade failed, Israel Journal of

Foreign Affairs, Vol.11, No.2, 2.

Page 79: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

65

tingkat kemiskinan mendekati 0%94

. Tercatat, Qatar menempati urutan ke-56 dunia

sebagai negara dengan PDB terbesar, hanya dari ekspor gas saja dan karena populasi

penduduk yang sedikit, menjadikan Qatar sebagai negara terkaya pertama di dunia,

dengan pendapatan setiap individu sekitar $129.00095

. Tentunya, PDB Qatar unggul

jauh jika dibandingkan dengan Arab Saudi pada 2016-2017, di mana Qatar memiliki

PDB rata-rata sebesar 2,3% sedangkan Arab Saudi hanya sebesar 0,9%. PDB

perkapita Qatar juga unggul dari Arab Saudi, yaitu sekitar 2,2:1 pada tahun 201796

.

Pemutusan hubungan diplomatik serta blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi

terhadap Qatar memiliki kepentingan ekonomi di dalamnya. Arab Saudi berusaha

untuk menahan laju perekonomian Qatar. Hal ini dikarenakan perekonomian Qatar

yang semakin meningkat tiap tahunnya. Di samping itu, Arab Saudi juga ingin

menunjukkan bahwa negaranya merupakan pusat ekonomi di kawasan97

. Tentunya,

Arab Saudi tidak ingin hegemoninya tersaingi oleh Qatar dalam aspek ekonomi di

regional98

.

94

Nurhafiza, 2019, Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

tahun 2017, JOM Fisip Universitas Riau, Vol.6, No.1, 9. 95

Marwan Kabalan, 2019, Actors, Structures and Qatari Foreign Policy, Arab Center for

Research & Policy Studies, Vol.2, No.2, 75. 96

Broto Wardoyo, 2018, Rivalitas Saudi-Qatar dan Skenario Krisis Teluk, Jurnal Hubungan

Internasional, Vol.7, No.1, 89. 97

Wawancara dengan Dr. Sya’roni Rofii 98

Refk Selmi dan Jamal Bouoiyour, 2020, Arab geopolitics in turmoil: Implications of Qatar-

Gulf crisis for business, International Economics Journal, Vol.161, 12.

Page 80: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

66

A.3 Kepentingan Tatanan Dunia

Sebagai salah satu negara anggota GCC, Qatar dipandang sebagai satu-satunya

negara yang memiliki kebijakan yang independen dari negara-negara anggota

lainnya. Latar belakang dibentuknya GCC adalah sebagai upaya untuk menangkal

pengaruh Iran di kawasan99

. Namun, Qatar banyak mengambil kebijakan yang

cenderung berlawanan dengan prinsip negara-negara anggota GCC, salah satunya

adalah melakukan kerjasama dengan Iran, dan Turki100

. Kedekatan Qatar dengan

negara-negara tersebut merupakan sebuah ancaman bagi regional, terutama kedekatan

Qatar dengan Iran.

Kedekatan dengan Iran tidak hanya menjadi salah satu fokus, melainkan juga

media internasional Qatar, yaitu Al Jazeera. Al Jazeera seringkali terlihat membuat

pemberitaan mengenai anti-Saudi dan berlawanan dengan media-media yang ada di

negara-negara anggota GCC101

. Qatar juga mendukung adanya revolusi serta

demokrasi di Timur Tengah. Hal ini tentunya menjadikan Qatar sebagai ancaman

bagi kawasan.

99

Abdulaziz M. al-Horr, M.Evren Tok dan Tekla Gagoshidze, 2019, Rethinking Soft Power in

the Post-Blockade Times: The Case of Qatar, Digest of Middle East Studies, Vol.28, No.2, 329-350. 100

Miroslav Zafirov, 2017, The Qatar Crisis-Why the blockade failed, Israel Journal of

Foreign Affairs, Vol.11, No.2, 191-201. 101

Marwan Kabalan, 2018, The Gulf Crisis: The U.S. Factor, Insight Turkey Journal, Vol.20,

No.2, 33-49.

Page 81: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

67

A.4 Kepentingan Idelogi

Qatar terbukti mendukung dan mendanai Ikhwanul Muslimin. Hal ini

dibuktikan dengan fakta bahwa Qatar menjadi tempat tinggal Yusuf al-Qaradawi

yang merupakan tokoh Ikhwanul Muslimin102

. Tentunya hal tersebut menjadi salah

satu hal yang menjadi fokus Arab Saudi, di mana Ikhwanul Muslimin merupakan

kelompok yang sejak lama memiliki ideologi bertolak belakang dengan Arab Saudi,

ditambah dnegan gerakannya yang berhasil menjatuhkan pemerintahan beberapa

negara di Timur Tengah pada 2011 ketika kejadian Arab Spring, salah satunya adalah

Mesir103

.

Dukungan Qatar terhadap Ikhwanul Muslimin semakin diperkuat dengan

pemberitaan Aljazeera yang juga menyebarkan paham demokrasi di Timur tengah.

Tentunya hal tersebut sangat bertolak belakang dengan ideologi negara-negara di

Timur Tengah. Al Jazeera turut andil dalam melakukan pemberitaan pasca Arab

Spring dan menunjukkan keberpihakannya pada peristiwa revolusi dan demokratisasi

tersebut. Di mana pendukung demokratisasi di Timur Tengah merupakan kelompok

yang memiliki hubungan erat dengan Ikhwanul Muslimin. Oleh karena itu,

102

Nabil Sultan, 2013, Al Jazeera: Reflections on the Arab Spring, Journal of Arabian

Studies: Arabia, the Gulf, and the Red Sea, Vol.3, No.2, 250. 103

Benjamin Rhode, 2019, Qatar and its neighbours, Strategic Comments Journal, Vol.25,

No.2, 8.

Page 82: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

68

pemberitaan Al Jazeera yang dilakukan secara terang-terangan membuat Arab Saudi

merasa tidak nyaman dan menganggapnya sebagai ancaman104

.

Dari keempat kepentingan tersebut, penulis kemudian mengkategorikan

kepentingan-kepentingan tersebut berdasarkan intensitasnya:

Tabel IV.A.1. Intensitas Kepentingan Arab Saudi

Kepentingan

Dasar

Intensitas Kepentingan

Survival Vital Major Peripheral

Pertahanan X

Ekonomi X

Tatanan Dunia X

Ideologi X

Melihat pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa kepentingan ekonomi,

kepentingan tatanan dunia dan ideologis berada dalam intensitas kepentingan utama

(major) serta kepentingan pertahanan berada dalam intensitas kepentingan peripheral.

Dalam ekonomi, Qatar nampaknya sudah menjadi salah satu negara yang

memiliki perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, Arab Saudi juga

104

Nurhafiza, 2019, Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

tahun 2017, JOM Fisip Universitas Riau, Vol.6, No.1, 6.

Page 83: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

69

memiliki tujuan untuk menahan pertumbuhan perekonomian Qatar agar hegemoni

Arab Saudi dalam aspek ekonomi di kawasan tidak dapat tersaingi oleh negara

tersebut. Hal ini dikarenakan sikap Qatar yang semakin independen akibat dari

perekonomiannya yang berkembang pesat105

. Qatar cenderung memiliki kebijakan

yang berlawanan dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya, seperti

melakukan kerjasama dengan Iran, terutama kerjasama dalam pengelolaan gas

terbesar dengan Iran. Kemudian, Qatar juga mebiayai Ikhwanul Muslimin, hal ini

dibuktikan setelah ditemukannya sebuah dokumen yang menunjukkan bahwa Qatar

Foundation membiayai Tarek Ramadhan, cucu dari Hasan Al Banna, pendiri

Ikhwanul Muslimin, ia dibiayai sekitar 35.000 Euro/bulan106

.

Salah satu tujuan Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik serta

memblokade Qatar adalah agar negara tersebut dapat menurunkan intensitas

kerjasama ekonomi dengan Iran dan menghentikan pendanaan kepada Ikhwanul

Muslimin107

. Hal ini tentunya menjadikan kepentingan ekonomi Arab Saudi

merupakan permasalahan utama (major), karena meskipun perekonomian Arab Saudi

masih unggul dari Qatar, namun pertumbuhan perekonomian Qatar berkembang

sangat pesat yang membuat Arab Saudi harus mencegah Qatar menjadi kekuatan

105

Miroslav Zafirov, 2017, The Qatar Crisis-Why the blockade failed, Israel Journal of

Foreign Affairs, Vol.11, No.2, 2. 106

Sami Moubayed, 2019, How Qatar funds Muslim Brotherhood expansion in Europe

https://gulfnews.com/world/gulf/qatar/how-qatar-funds-muslim-brotherhood-expansion-in-europe-

1.63386835 Diakses pada 19 Juli 2020.

107

Benjamin Rhode, 2019, Qatar and its neighbours, Strategic Comments Journal, Vol.25,

No.2, 8.

Page 84: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

70

hegemon baru di kawasan dalam perekonomiannya dan berevolusi menjadi

permasalahan vital.

Dalam tatanan dunia, Qatar dianggap sebagai sebuah ancaman bagi negara-

negara Teluk lainnya, terutama bagi negara yang memutuskan hubungan diplomatik

serta memblokade Qatar. Hal ini dikarenakan kebijakan Qatar yang cenderung

berlawanan dengan Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya. Qatar seringkali

membuat kebijakan yang menyalahi prinsip GCC, di mana ia menjalin hubungan

dekat dengan Iran. Di samping itu, media pemberitaan internasional milik Qatar,

yaitu Al Jazeera juga telah berevolusi menjadi media yang seringkali membuat

pemberitaan secara terbuka dan terang-terangan. Qatar juga seringkali membuat

framing mengenai hal-hal yang negatif dari negara-negara Teluk, terutama Arab

Saudi108

.

Kedekatan Qatar dengan Iran serta pemberitaan Al Jazeera yang berlawanan

tentunya membuat Arab Saudi perlu untuk membuat tindakan tegas terhadap Qatar

yang dianggap mengancam bagi kawasan. Dari pemaparan tersebut, membuat

kepentingan tatanan dunia menjadi permasalahan utama (major). Hal ini dikarenakan,

Qatar melalui media Al Jazeera kerap membuat framing serta pemberitaan yang

negatif di kawasan dan berpotensi untuk memecah kawasan, seperti perannya

mendukung demokratisasi dalam peristiwa Arab Spring ketika beberapa

108

Nabil Sultan, 2013, Al Jazeera: Reflections on the Arab Spring, Journal of Arabian

Studies: Arabia, the Gulf, and the Red Sea, Vol.3, No.2, 251.

Page 85: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

71

pemerintahan di Timur Tengah digulingkan109

. Di samping itu, kedekatan hubungan

Qatar dengan Iran juga membuat stabilitas di kawasan menjadi terganggu, sehingga

dikhawatirkan akan berevolusi menjadi permasalahan yang lebih serius pada masa

yang akan datang.

Dalam ideologi, Arab Saudi juga memiliki kepentingan untuk meredam

ideologi yang menyebar dan bertolak belakang dengannya di kawasan. Salah satu

kepentingan Arab Saudi melakukan pemutusan hubungan diplomatik serta blokade

terhadap Qatar adalah agar negara tersebut dapat menghentikan dukungannya

terhadap demokrasi dan menyelaraskan kembali politiknya dengan Arab Saudi110

.

Terutama, memberhentikan pemberitaan yang mendukung terhadap paham demokrasi

dan Ikhwanul Muslimin. Al Jazeera dianggap berperan dalam menyebarkan paham

yang bertolak belakang dengan ideologi yang dimiliki oleh negara-negara Teluk

lainnya111

. Dalam penjelasan tersebut membuat idelogi menjadi permasalahan utama

(major). Hal ini dikarenakan sikap Qatar yang cenderung menghiraukan respon atau

pun permintaan negara-negara tetangganya untuk tidak melakukan pemberitaan yang

terlalu terbuka serta bertolak belakang dengan ideologi negara-negara Teluk lainnya,

terutama Arab Saudi. Ideologi tentunya menjadi salah satu permasalahan yang utama

dan membuat Arab Saudi harus mengambil langkah tegas agar dapat membendung

pengaruh Qatar di kawasan.

109

Nurhafiza, 2019, Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

tahun 2017, JOM Fisip Universitas Riau, Vol.6, No.1, 11. 110

Wawancara dengan Dr. Jamal Abdullah 111

Nurhafiza, 2019, Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan Qatar

tahun 2017, Vol.6, No.1, 11-12.

Page 86: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

72

Dalam pertahanan, Arab Saudi memiliki jumlah persenjataan dan pasukan

militer Arab Saudi yang mengungguli jauh dari yang dimiliki Qatar. Meskipun di

wilayah Qatar ada beberapa pangkalan militer AS, Turki dan Iran, namun Qatar

nampaknya tidak akan berusaha untuk menyerang Arab Saudi, karena tujuan

pangkalan militer tersebut dibuat untuk pertahanan dan bukan untuk menyerang.

Namun demikian, Arab Saudi perlu mewaspadai Ikhwanul Muslimin dan gerakan

terorisme yang dapat muncul kapan pun. Tercatat, data dari Military Balance pada

2016 menunjukkan Arab Saudi memiliki 224.500 personil tentara aktif, sedangkan

Qatar hanya memiliki 11.800 personil tentara saja.

Pada sisi persenjataan di darat, Arab Saudi diketahui memiliki 730 tank

sedangkan Qatar hanya memiliki 30 tank saja. Pada persenjataan udara, Arab Saudi

memiliki 273 pesawat tempur berbagai jenis, sedangkan Qatar hanya memiliki 12

pesawat tempur jenis mirage. Pada persenjataan laut, Qatar hanya memiliki 26 kapal

dengan empat jenis yang berbeda, berbeda jauh dengan Arab Saudi yang memiliki

134 kapal dalam berbagai jenis. Selanjutnya, dalam teknologi persenjataan, Arab

Saudi juga jauh mengungguli Qatar. Terhitung, Arab Saudi mengeluarkan hampir $

26 Milyar untuk pengadaan senjata untuk periode 2007 hingga 2014. Hal ini tentunya

tidak sebanding dengan Qatar yang hanya mengeluarkan $ 3 Miliar untuk pengadaan

senjata112

.

112

The Military Balance, 2020, The International Institute for Strategic Studies

Page 87: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

73

Arab Saudi juga memiliki teknologi persenjataan yang canggih, dilansir dari

CSIS, sebuah lembaga Think Tank keamanan dan stratejik, pada tahun 2017 Arab

Saudi mengeluarkan $ 17,7 miliar untuk memperkuat pertahanannya dan didominasi

oleh rudal, beberapa di antaranya adalah 256 rudal peluncur udara Patriot dan Hawk

serta 60 peluncur roket ASTROS II Mk3113

. Hal ini menjadikan kepentingan

pertahanan merupakan permasalahan peripheral, karena kelengkapan militer Arab

Saudi mengungguli jauh dari yang dimiliki oleh Qatar, baik itu dari segi kuantitas,

maupun kecanggihan.

B. Model Aktor Rasional

Pada Model Aktor Rasional, negara dianggap sebagai satu kesatuan dalam

membuat kebijakan yang memiliki rasionaliasi serta nilai dan bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan yang maksimum. Begitu pun dalam kasus pemutusan

hubungan diplomatik serta blokade yang dilakukan Arab Saudi terhadap Qatar pada

tahun 2017. Dalam kasus ini, atas apa yang dilakukan terhadap Qatar dan membuat

marah Arab Saudi serta negara-negara Teluk lainnya, seperti kerjasama dan hubungan

dekat yang dijalin dengan Iran, dukungan dan bantuan dana terhadap Ikhwanul

Muslimin, dukungan terhadap demokrasi, pemberitaan Al Jazeera yang terlalu terang-

terangan, terbuka dan cenderung bertolak belakang dengan negara-negara Teluk

lainnya, terutama Arab Saudi. Arab Saudi pastinya telah mempertimbangkan

113

Center for Stretegic&International Studies, 2020, Military Spending: The Other Side of

Saudi Security, https://www.csis.org/analysis/military-spending-other-side-saudi-security

Page 88: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

74

bermacam-macam keputusan, mulai dari tidak melakukan apa-apa sampai melakukan

invasi ke Qatar.

Pada akhirnya Arab Saudi dengan diikuti oleh Uni Emirat Arab, Bahrain dan

Mesir memutuskan untuk melakukan blokade terhadap Qatar pada 5 Juni 2017.

Dalam kebijakan pemutusan hubungan diplomatik serta blokade terebut, pastinya ada

harga (costs) yang harus dibayar dan tentunya juga ada keuntungan (benefit) yang

didapatkan oleh Arab Saudi, mengingat ambisi besar Arab Saudi untuk meningkatkan

perekonomian semenjak pemerintahan dipegang oleh Putera Mahkota Mohammed

bin Salman114

. Memang, bukan merupakan perkara mudah dalam memutuskan untuk

memblokade Qatar. Hal ini dikarenakan letak Qatar yang bersebelahan dan membagi

garis perbatasan dengan Arab Saudi, membuatnya menjadi negara yang potensial

untuk dapat melakukan kegiatan perdagangan serta kerja sama.

Hubungan Arab Saudi dan Qatar memang seringkali terdapat konflik di

dalamnya. Namun dalam kasus ini, tidak melakukan apa-apa bukanlah sesuatu hal

yang baik dan bijak. Hal ini dikarenakan hegemoni dan prestise Arab Saudi di

kawasan pastinya akan dipertanyakan. Di samping itu, ada desakan dan dukungan

dari negara-negara Teluk lainnya yang membuat tidak melakukan apa-apa terhadap

Qatar merupakan hal yang tidak menguntungkan bagi Arab Saudi. Di sisi lain, Arab

Saudi pernah mengeluarkan kebijakan dalam kasus yang serupa untuk memutuskan

hubungan diplomatik dengan menarik duta besarnya dari Doha pada tahun 2002 dan

114

Jonathan Stevenson, 2018, Muhammad bin Salman and the new Saudi Arabia, Strategic

Comments Journal, Vol.24, No.10, 5.

Page 89: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

75

2014 atas respon terhadap pemberitaan Al Jazeera. Namun, kebijakan tersebut pada

nyatanya tidak efisien dan Qatar masih tetap membuat pemberitaan melalui Al

Jazeera secara terang-terangan dan cenderung lebih parah dari yang sebelumnya.

Melakukan negosiasi melalui diplomasi juga nampaknya tidak efisien dan

menguntungkan, mengingat Qatar seringkali mengacuhkan respon negatif dari

negara-negara tetangganya. Sedangkan, Melakukan invasi ke Qatar juga tentunya

memerlukan cost yang sangat besar dan bukan merupakan kebijakan yang terbaik

bagi Arab Saudi. Terlebih lagi, Arab Saudi telah mengeluarkan biaya yang besar

dalam intervensi di Yaman pada tahun 2015. Dilansir melalui Bloomberg, Arab Saudi

mengeluarkan $200 juta per harinya untuk operasi militer di Yaman115

. Pada

akhirnya, memutuskan hubungan diplomatik dengan disertai blokade lah yang dipilih

oleh Arab Saudi sebagai respon terhadap tindakan serta kebijakan Qatar.

Blokade merupakan kebijakan yang baru pertama kali dikeluarkan oleh Arab

Saudi terhadap Qatar. Tentunya, ada harga (costs) yang harus dibayar oleh Arab

Saudi dari kebijakannya tersebut. Pertama, berhentinya ekspor dan impor dengan

Qatar. Menurut data dari World Intergrated Trade Solution of World Bank, Qatar

merupakan salah satu negara tujuan utama bagi Arab Saudi untuk melakukan ekspor.

Tercatat pada tahun 2015, total ekspor Arab Saudi ke Qatar sebanyak $1,668,

mengalami sedikit kenaikan pada tahun 2016 sebanyak $1,671 Milyar. Terdapat

115

Glen Carey, 2015, The Saudi Town on the Frontline of Yemen’s War,

https://www.bloomberg.com/news/articles/2015-12-21/in-one-saudi-town-gunfire-all-day-brings-

yemen-war-near-home Diakses pada 20 Agustus 2020.

Page 90: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

76

penurunan pada tahun 2017 yang hanya mendapatkan pemasukan sejumlah $684,853

juta dan pada tahun 2018 pemasukan dari ekspor hanya sekitar $45,24 ribu saja116

.

Qatar juga menjadi salah satu negara tujuan utama Arab Saudi dalam melakukan

ekspor. Tercatat pada tahun 2016, total ekspor ke Qatar sejumlah 0,91% dari total

ekspor ke seluruh negara di dunia. Ini menjadikan Qatar negara tujuan ekspor terbesar

ketiga bagi Arab Saudi di Timur Tengah, di bawah Uni Emirat Arab (3,73%) dan

Kuwait (0,99%) dan urutan keenam dari seluruh negara di dunia117

.

Kedua, dengan blokade yang dilakukan terhadap Qatar, tentunya akan membuat

negara tersebut berusaha untuk mendekatkan hubungan dengan negara lainnya di

kawasan, Iran dan Turki merupakan dua negara yang sangat potensial bagi Qatar

untuk dapat melakukan kerja sama dalam rangka mengatasi blokade yang diberikan

oleh Arab Saudi dan negara-negara lainnya118

. Hal ini tentunya turut menjadi

perhatian bagi Arab Saudi, mengingat kedua negara tersebut (Iran dan Turki)

merupakan negara yang dianggap sebagai rival di kawasan, terutama Iran. Di

samping itu, Arab Saudi juga harus siap menerima respon negatif dari dunia

internasional akibat blokade yang dilakukan terhadap Qatar.

Pasca Arab Spring, Arab Saudi mencoba untuk lebih dapat mempengaruhi

rekonfigurasi politik di Timur Tengah dan membentuk peta politik yang baru untuk

116

World Integrated Trade Solution of World Bank,

https://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/SAU/Year/2018/TradeFlow/Export/Partner/QA

T/Product/all-groups Diakses pada 16 Juli 2020. 117

World Integrated Trade Solution of World Bank,

https://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/SAU/Year/2016/TradeFlow/EXPIMP Diakses

pada 16 Juli 2020. 118

Wawancara dengan Dr. Sya’roni Rofii

Page 91: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

77

bisa menyesuaikan dengan kepentingan Arab Saudi, termasuk pemutusan hubungan

diplomatik serta blokade yang dilakukan terhadap Qatar119

. Dengan dilakukannya

blokade juga membuat Arab Saudi dapat lebih memfokuskan upayanya dalam

mensukseskan Visi 2030nya120

. Salah satu tujuan utama Visi 2030 adalah untuk

meningkatkan perkonomian Arab Saudi di kawasan dan dunia serta meningkatkan

kekuatan hegemon Arab Saudi dalam sektor perekonomian di kawasan121

, khususnya

untuk meningkatkan hubungan serta kerja sama ekonomi dengan Mesir dan negara-

negara tetangga lainnya122

.

Tekanan yang dilakukan oleh Arab Saudi dan negara-negara pemblokade

lainnya memaksa Qatar untuk melakukan keputusan selanjutnya pasca negaranya

diblokade. Hal ini tentunya penting, mengingat Qatar seringkali menyangkal dan

mengacuhkan respon negatif dari negara-negara tetangganya perihal Al Jazeera,

kedekatannya dengan Iran dan dukungannya terhadap Ikhwanul Muslimin. Dengan

begitu, Arab Saudi dapat menentukan langkah selanjutnya dari tindakan yang diambil

oleh Qatar pasca pemutusan hubungan diplomatik serta blokade diberlakukan.

Blokade terhadap Qatar memberikan Arab Saudi keuntungan potensial, di mana

blokade yang dilakukan terhadap Qatar membuat kerja sama antar negara-negara

119

Thomas Demmelhuber, 2019, Playing diversity card: Saudi Arabia’s Foreign Policy

under the Salmans, Italian Journal of International Affairs, Vol.54, No.4, 109-124. 120

Daniel Moshashai, Andrew M. Leber dan James D. Savage, Saudi Arabia plans for its

economic future: Vision 2030, the National Transformation Plan and Saudi fiscal reform, British

Journal of Middle Eastern Studies, Vol.47, No.3, 390. 121

Saudi Arabia Vision 2030, https://vision2030.gov.sa/en/vision/roadmap Diakses pada 28

Juli 2020. 122

Jonathan Stevenson, 2018, Muhammad bin Salman and the new Saudi Arabia, Strategic

Comments Journal, Vol.24, No.10, 5-7.

Page 92: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

78

yang melakukan blokade semakin kuat dan erat, terutama kerja sama dalam bidang

ekonomi123

, dengan begitu secara tidak langsung dapat memudahkan Arab Saudi

untuk mensukseskan visi 2030nya124

. Hal ini dikarenakan Arab Saudi dan negara-

negara yang melakukan blokade tersebut memiliki kepentingan yang sama dalam

blokade yang dilakukan terhadap Qatar. Berikut adalah data ekspor non migas Arab

Saudi ke Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir125

:

123

Fajar Anugrah Tumenggor dan Adil Arifin, 2019, Dampak Kebijakan Embargo Negara

Arab Terhadap Ekonomi Qatar, Politeia: Jurnal Ilmu Politik, Vol. 11, No.2, 63. 124

Daniel Moshashai, Andrew M. Leber dan James D. Savage, Saudi Arabia plans for its

economic future: Vision 2030, the National Transformation Plan and Saudi fiscal reform, British

Journal of Middle Eastern Studies, Vol.47, No.3, 390. 125

World Integrated Trade Solution,

wits.worldbank.ord/CountryProfile/en/Country/SAU/Year/2014/2015/2016/2017/2018/TradeFlow/EX

PIMP Diakses pada 28 Juli 2020.

Page 93: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

79

Tabel.IV.B.1 Ekspor Non Migas Arab Saudi ke Uni Emirat Arab,

Bahrain dan Mesir periode 2014-2018

Sumber : World Integrated Trade Solution (World Bank)

Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa dalam kurun waktu 2014-2016,

cenderung terdapat penurunan dalam ekspor Arab Saudi ke ketiga negara tersebut.

Ekspor Arab Saudi ke Uni Emirat Arab memang fluktuatif dari kurun waktu 2014-

2016, namun pada tahun 2017 dan 2018, ekspor Arab Saudi ke Uni Emirat Arab terus

mengalami kenaikan. Selanjutnya, Arab Saudi juga menerima investasi dari Uni

Emirat Arab sebesar lebih dari $9,2 milyar yang tersebar pada 122 proyek investasi di

Page 94: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

80

Arab Saudi pada tahun 2018126

. Di sisi lain, ekspor Arab Saudi ke Bahrain terus

mengalami penurunan dalam kurun waktu 2014-2016. Sebut saja pada tahun 2014,

jumlah ekspor Arab Saudi ke Bahrain sebesar $1,582 milyar, mengalami penurunan

pada 2015 sebesar $1,552 milyar dan pada tahun 2016 jumlah ekspornya cenderung

stagnan pada angka $1,551 milyar. Namun pada tahun 2017 dan 2018 terdapat

peningkatan ekspor sebesar $1,613 milyar dan $1,839 milyar.

Hal yang sama juga terjadi pada Mesir, ekspor Arab Saudi ke Mesir terus

mengalami penurunan dalam kurun waktu 2014-2016, tercatat pada tahun 2014

jumlah ekspor Arab Saudi ke Mesir sebesar $2,091 Milyar, kemudian jumlah ekspor

turun pada tahun 2015 menjadi $1,976 Milyar, pada tahun 2016 jumlah eskpor Arab

Saudi mengalami penurunan kembali menjadi $1,567 dan terakhir pada tahun 2017

masih mengalami penurunan menjadi $1,419. Namun, pada tahun 2018 pasca

pemblokadean Qatar, jumlah ekspor Arab Saudi ke Mesir meningkat drastis menjadi

$2,025 Milyar. Hal ini tentunya menjadi salah satu bukti keuntungan yang didapatkan

oleh Arab Saudi atas blokade yang dilakukan terhadap Qatar.

126

Sabahat Khan, 2019, UAE strengthens economic partnership with Saudi Arabia, Egypt,

https://thearabweekly.com/uae-strengthens-economic-partnership-saudi-arabia-egypt Diakses pada 3

Agustus 2020.

Page 95: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

81

Tabel IV.B.2. Ekspor Gas Arab Saudi dan Qatar ke Mesir periode

2014-2018

Sumber: The Observatory of Economic Complexity (OEC)127

Berdasarkan wawancara dengan Dr. Sya’roni Rofii, kebijakan blokade Arab

Saudi salah satunya untuk mengambil pasar perekonomian Qatar. Tabel di atas

menunjukkan blokade yang dilakukan terhadap Qatar juga secara tidak langsung

membuat pasar ekspor gas alam yang ditujukan ke Mesir diambil alih oleh Arab

Saudi. Hal tersebut tentunya sangat penting bagi Arab Saudi, mengingat pada tahun-

tahun sebelumnya, pasar ekspor gas ke Mesir dikuasai oleh Arab Saudi. Pada tahun

127

The Observatory of Economic Complexity, diakses melalui

oec.world/en/profile/country/egy

Page 96: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

82

2014, Qatar belum memulai ekspor gasnya ke Mesir, sedangkan Arab Saudi sudah

melakukan eskpor gas dengan jumlah total sebesar $777 juta atau sekitar 58,3%,

jumlahnya sekitar setengah lebih dari total keseluruhan impor gas di Mesir. Namun

pada tahun berikutnya, Qatar mulai melakukan ekspor gas ke Mesir dengan jumlah

total $530 juta atau sekitar 22,3% dari total keseluruhan impor gas di Mesir. Hingga

pada tahun 2016, pasar ekspor gas di Mesir diambil alih oleh Qatar, Qatar meng-

ekspor gas ke Mesir sebesar $1,26 milyar (40,9%), sedangkan jumlah ekspor gas

Arab Saudi relatif berkurang menjadi $595 juta saja (19,3%). Pada tahun selanjutnya,

Qatar masih mendominasi di ekspor gas ke Mesir dengan jumlah sebesar $1,23

milyar (34,2%), sedangkan Arab Saudi sebesar $903 juta (25,1%). Hingga pada

akhirnya, di tahun 2018 pasca Qatar diblokade, Arab Saudi kembali mengambil alih

menjadi eksportir terbesar Mesir dengan jumlah sebesar 868 juta (37,3%), sedangkan

Qatar jumlah ekspor gasnya hanya setengah dari jumlah eskpor Arab Saudi, yaitu

sebesar $425 juta (18,2%).

Selain keuntungan yang didapatkan melalui hubungan yang lebih erat dengan

negara-negara pemblokade, Arab Saudi juga melihat ada keuntungan potensial lain

yang bisa didapatkan, yaitu membuat hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat

menjadi semakin lebih erat. Hal ini dikarenakan, beberapa kepentingan utama dari

kebijakan Amerika Serikat pasca Donald Trump menjabat sebagai presiden di negara

tersebut adalah memerangi terorisme dan ekstrimisme, membangun keamanan

Page 97: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

83

regional baru serta menangkal pengaruh Iran di kawasan dan dunia128

. Melihat hal

tersebut, Arab Saudi tentunya memiliki alasan tersendiri dan melihat akan ada

peluang yang didapatkan, karena kepentingan Amerika Serikat tersebut tentunya

senada dengan kebijakan Arab Saudi dalam blokade yang dilakukan terhadap Qatar.

Hal ini tentunya membuat hubungan kedua negara semakin dekat sehingga kerja

sama dapat lebih mudah untuk terlaksana dan Arab Saudi diuntungkan dari kebijakan

tersebut.

Tabel IV.B.3. Ekspor Arab Saudi ke Amerika Serikat periode 2014-2018

Sumber: The Observatory of Economic Complexity (OEC)129

128

Beverly Milton-Edwards, 2020, The Blockade on Qatar: Conflict Management Failings,

Italian Journal of International Affairs, Vol.55, No.2, 9. 129

The Observatory of Economic Complexity, diakses melalui

oec.world/en/profile/country/sau

Page 98: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

84

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa ada peningkatan ekspor Arab Saudi ke

Amerika Serikat pasca blokade yang dilakukan terhadap Qatar. Pada tahun 2014,

sebelum Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika Serikat, jumlah eskpor

Arab Saudi ke negara paman sam tersebut sebesar $43,6 milyar, jumlah tersebut

sangat besar dibandingan dengan jumlah eskpor pada tahun selanjutnya. Pada tahun

2015, ekspor Arab Saudi menurun drastis sebesar 50% dari jumlah eskpor tahun

sebelumnya, yaitu sebesar $21,1 milyar. Pada tahun 2016, jumlah eskpor Arab Saudi

juga terus mengalami penurunan, yaitu sebesar $15,9 milyar. Hingga pada tahun

2017, terdapat kenaikan jumlah ekspor menjadi $17,3 milyar. Pada tahun 2018,

ekspor Arab Saudi ke Amerika Serikat terus mengalami peningkatan, yaitu sebesar

$22 milyar. Hal ini tentunya menjadi salah satu keuntungan yang didapat oleh Arab

Saudi pasca blokade yang dilakukannya terhadap Qatar.

Tidak hanya dari segi eskpor saja, Arab Saudi juga menerima investasi dari

Amerika Serikat ke negaranya. Tercatat, jumlah investasi Amerika Serikat di Arab

Saudi pada 2018 adalah sebesar $11,4 milyar, jumlah investasi tersebut mengalami

peningkatan sebesar 2,7% dari tahun 2017130

. Keuntungan selanjutnya yaitu, Arab

Saudi merupakan negara prioritas bagi Amerika dalam penjulan teknologi dan senjata

130

Office of the United States Representative, https://ustr.gov/countries-regions/europe-

middle-east/middle-eastnorth-africa/saudi-

arabia#:~:text=U.S.%20foreign%20direct%20investment%20(FDI,in%20the%20U.S.%20are%20avail

able.

Page 99: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

85

terbaru. Pada Mei 2019, Trump mengatakan kepada kongres untuk dapat

mengalokasikan lebih dari $ 8 miliar penjualan senjata khusus untuk Arab Saudi131

.

Grafik IV.B.1. Foreign Direct Investment Arab Saudi (FDI) periode

2017-2019

Sumber : Norde Trade

Kenaikan investasi di Arab Saudi dari beberapa negara selaras dengan data

Foreign Direct Investment (FDI) Arab Saudi dari Norde Trade, terdapat kenaikan

drastis pada FDI di Arab Saudi dari tahun 2017-2018, yaitu sebesar 260%. Uni

Emirat Arab, Amerika Serikat, Prancis, Singapura, Jepang, Kuwait, dan Malaysia

131

Ibrahim Fraihat, 2020, Superpower and Small-State Mediation in the Qatar Gulf Crisis,

The International Spectator Journal, Vol.55, No.2, 79-91.

Page 100: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

86

adalah investor utama di Arab Saudi. Investasi ini terutama berorientasi pada industri

kimia, real estate, pariwisata, bahan bakar fosil, mobil dan mesin132

.

Dari cost dan benefit yang sudah dijabarkan dan dianalisis, dapat disimpulkan

bahwa kebijakan Arab Saudi dalam melakukan pemutusan hubungan diplomatik

dengan disertai blokade terhadap Qatar bukanlah merupakan tindakan secara spontan

dan tanpa melalui pertimbangan, melainkan ada pertimbangan serta perhitungan cost

dan benefit yang didapat dari kebijakan tersebut. Dengan dikeluarkannya kebijakan

blokade terhadap Qatar, menandakan blokade yang dilakukan Arab Saudi merupakan

tindakannya untuk melindungi kepentingannya di kawasan bersamaan dengan turut

memaksimalkan peluang keuntungan potensial yang akan didapatkan dari kebijakan

tersebut. Hal ini tentunya sejalan dengan ambisi Arab Saudi pasca Mohammed bin

Salman ditunjuk sebagai Putera Mahkota dan menjalankan pemerintahan negara

tersebut, yaitu ingin meningkatkan perekonomian Arab Saudi sehingga dapat

memperkuat hegemoni Arab Saudi di kawasan.

132

Norde Trade, Foreign direct investment (FDI) in Saudi Arabia,

https://www.nordeatrade.com/en/explore-new-market/saudi-

arabia/investment#:~:text=The%20United%20Arab%20Emirates%2C%20the,fossil%20fuels%2C%20

automobiles%20and%20machinery. Diakses pada 3 Agustus 2020.

Page 101: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada 5 Juni 2017, empat negara di Timur Tengah (Arab Saudi, Bahrain, Uni

Emirat Arab, dan Mesir) yang dipimpin oleh Arab Saudi menyatakan untuk

melakukan pemutusan hubungan diplomatik serta blokade terhadap Qatar. Tindakan

pemutusan hubungan diplomatik serta blokade tersebut merupakan respon keras yang

diberikan oleh Arab Saudi atas tindakan Qatar yang dianggap bertentangan dengan

prinsip dan ideologi negara-negara di Timur Tengah, khususnya negara Teluk.

Kebijakan pemutusan hubungan diplomatik serta blokade Arab Saudi

dilatarbelakangi oleh sejarah perseteruan kedua negara yang biasa disebut dengan

perseteruan saudara karena kedua negara berasal dari suku nomaden yang sama. Di

samping itu, kemajuan perekonomian yang semakin berkembang pesat membuat

kebijakan dan tindakan Qatar semakin independen dan belawanan dengan Arab

Saudi. Hal tersebut diperkuat dengan sebuah publikasi dari website Qatar News

Agency (QNA) pada 23 Mei 2017 mengenai pernyataan pidato yang disampaikan

oleh Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani pada saat ia sedang menghadiri

sebuah upacara kelulusan akademi militer Qatar. Dalam publikasi tersebut memuat

pidato yang mengatakan bahwa Qatar sedang memiliki hubungan yang tidak baik

dengan Amerika Serikat serta menyebutkan bahwa Iran merupakan sebuah kekuatan

Page 102: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

88

besar yang dapat menjamin stablitas di kawasan. Lebih lanjut lagi, dalam publikasi

tersebut menyatakan bahwa Qatar mendukung kelompok Ikhwanul Muslimin, Hamas

hingga Hizbullah serta menentang negara-negara Teluk yang menerapkan kebijakan

anti Iran. Menurutnya, tindakan memusuhi Iran merupakan sebuah tindakan yang sia-

sia, karena kekuatan Iran yang besar di kawasan. Namun, hal tersebut dibantah oleh

Qatar dan menyebutnya sebagai sebuah peretasan oleh oknum yang tidak

bertanggung jawab.

Publikasi dari QNA diperkuat dengan tindakan Qatar dalam melindungi Yusuf

al-Qardawi, seorang ulama kelahiran Mesir yang sangat dekat dengan Ikhwanul

Muslimin serta memberikan bantuan sebesar 35.000 Euro/bulan kepada Tarek

Ramadhan yang merupakan cucu dari Hasan Al Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin.

Qatar juga menjalin hubungan dekat dengan Iran dan Turki yang membuat negara

tetangganya semakin ingin memberikan respon keras kepada Qatar. Al Jazeera juga

turut menjadi penyebab Qatar diblokade, di mana media internasional milik Qatar

tersebut seringkali membuat pemberitaan yang terlalu terbuka dan membuat negara-

negara Teluk lainnya terganggu. Selain itu, tindakan blokade terhadap Qatar juga

turut didukung oleh Amerika Serikat.

Kebijakan blokade terhadap Qatar juga dilakukan oleh Arab Saudi sebagai

upayanya untuk melindungi kepentingan nasional Arab Saudi. Arab Saudi

memutuskan untuk melakukan blokade terhadap Qatar dikarenakan 3 (tiga) dari

kepentingan mendasar Arab Saudi berada pada intensitas kepentingan utama (major).

Page 103: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

89

Kepentingan tersebut harus dilindungi dengan cara melakukan blokade terhadap

Qatar setelah tindakan dan kebijakan Qatar yang tidak menghiraukan peringatan dari

Arab Saudi dan cenderung berlawanan dengan Arab Saudi serta negara-negara Teluk

lainnya.

Pertumbuhan ekonomi Qatar yang berkembang pesat dan memiliki kemungkinan

untuk mengungguli Arab Saudi, serta adanya kerjasama ekonomi yang sangat kuat

dalam sektor gas dengan Iran dianggap sebagai ancaman bagi Arab Saudi

(kepentingan ekonomi). Qatar juga dianggap sebagai ancaman karena pemberitaan Al

Jazeera yang terlalu terbuka serta menjalin hubungan dengan Iran dan Turki

(kepentingan tatanan dunia). Qatar juga mendukung kelompok Ikhwanul Muslimin

serta demokratisasi melalu Al Jazeera ketika peristiwa Arab Spring terjadi di Timur

Tengah (kepentingan ideologi).

Kebijakan pemutusan hubungan diplomatik serta blokade tentunya dipilih oleh

Arab Saudi karena lebih menguntungkan dari kebijakan-kebijakan alternatif lainnya.

Tentunya terdapat cost dan benefit juga dari kebijakan tersebut. Ada beberapa cost

yang harus dibayar oleh Arab Saudi dalam kebijakan blokade terhadap Qatar.

Pertama, berhentinya ekspor dan impor dengan Qatar. Kedua, membuat hubungan

Qatar dengan Iran dan Turki yang merupakan rival Arab Saudi menjadi lebih erat.

Ketiga, respon negatif yang diberikan dari negara lain atas tindakannya memblokade

Qatar.

Page 104: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

90

Terdapat beberapa benefit yang didapatkan oleh Arab Saudi dalam kebijakan

blokade terhadap Qatar. Pertama, kerja sama antar negara-negara yang melakukan

blokade semakin erat, terutama dalam bidang ekonomi. Kedua, Arab Saudi kembali

menjadi eksportir utama sekaligus mengambil alih pasar ekspor gas di Mesir dari

Qatar. Ketiga, membuat hubungan Arab Saudi dan Amerika Serikat menjadi semakin

lebih erat dan berimplikasi kepada meningkatnya investasi serta nilai ekspor Arab

Saudi ke Amerika Serikat. Hal tersebutlah yang kemudian membuat Arab Saudi lebih

memilih untuk melakukan blokade terhadap Qatar.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini,

salah satunya dikarenakan keterbatasan data yang penulis hadapi. Tentunya, saran

dan kritik akan selalu penulis terima untuk menambah wawasan keilmuan bagi

penulis. Penulis juga berharap bagi penelitian selanjutnya yang ingin membahas

mengenai kebijakan blokade Arab Saudi terhadap Qatar pada tahun 2017, dapat

melakukan analisis dengan menggunakan unit analisis individu.

Page 105: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alex Mintz dan Karl DeRouen, Understanding Foreign Policy Decision Making,

(New York : Cambridge University Press, 2010)

Donald E. Nuechterlein, National Interests and Presidential Leadership, (New York :

Routledge, 1978)

John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methodes

Approaches, (California: SAGE Publications, 2009)

Lawrence S Falkowski, Psychological Models in International Politics, (Colorado :

Westview Press, 1974)

Loyd Jensen, Explaining Foreign Policy, (New Jersey : Englewood Cliffs, 1982)

Artikel Jurnal

Abdulaziz M. al-Horr, M.Evren Tok dan Tekla Gagoshidze, 2019, Rethinking Soft

Power in the Post-Blockade Times: The Case of Qatar, Digest of Middle East

Studies, Vol.28, No.2, 329-350.

Benjamin Rhode, 2019, Qatar and its neighbours, Strategic Comments Journal,

Vol.25, No.2, 7-9.

Beverly Milton Edwards, 2020, The Blockade on Qatar: Conflict Management

Failings, Italian Journal of International Affairs, Vol.55, No.2, 1-15.

Broto Wardoyo, 2018, Rivalitas Saudi-Qatar dan Skenario Krisis Teluk, Jurnal

Hubungan Internasional, Vol.7, No.1, 81-94.

Page 106: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xvi

Daniel Moshashai, Andrew M. Leber dan James D. Savage, Saudi Arabia plans for

its economic future: Vision 2030, the National Transformation Plan and Saudi

fiscal reform, British Journal of Middle Eastern Studies, Vol.47, No.3, 381-

401.

Donald E. Nuechterlein, 1976, National Interests and Foreign Policy: A Conceptual

Framework for Analysis and Decision Making, British Journal of International

Studies, Vol.2, No.3, 246-266.

Fajar Anugrah Tumenggor dan Adil Arifin, 2019, Dampak Kebijakan Embargo

Negara Arab Terhadap Ekonomi Qatar, Politeia: Jurnal Ilmu Politik, Vol. 11,

No.2, 58-64.

Graham T.Allison, 1969, Conceptual Models and the Cuban Missile Crisis, The

American Political Science Review, Vol.63, No.3, 689-718.

Gwenn Okruhlik & Patrick J. Conge, 1999, The Politics of Border Disputes: On

Arabian Peninsula, International Journal, Vol.54, No.2, 230-248.

Ibrahim Fraihat, 2020, Superpower and Small-State Mediation in the Qatar Gulf

Crisis, The International Spectator Journal, Vol.55, No.2, 79-91.

J E Peterson, 1991, The Arabian in Modern Times: A Historioghraphical Survey, The

American Historical Review Journal, Vol.96, No.5, 1435-1449.

Jonathan Stevenson, 2018, Muhammad bin Salman and the new Saudi Arabia,

Strategic Comments Journal, Vol.24, No.10, 5-7.

Marwan Kabalan, 2018, The Gulf Crisis: The U.S. Factor, Insight Turkey Journal,

Vol.20, No.2, 33-49.

Page 107: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xvii

Miroslav Zafirov, 2017, The Qatar Criris-Why the Blockade Failed, Israel Journal of

Foreign Policy, Vol. 11, No.2, 1-11.

Nabil Sultan, 2013, Al Jazeera: Reflections on the Arab Spring, Journal of Arabian

Studies: Arabia, the Gulf, and the Red Sea, Vol.3, No.2, 249-264.

Nurhafiza, 2019, Kebijakan Arab Saudi Memutuskan Hubungan Diplomatik dengan

Qatar tahun 2017, Vol.6, No.1,1-17.

Rachel Ehrenfeld, 2011, The Muslim Brotherhood Evolution: An Overview, Journal

of National Committee on American Foreign Policy, Vol.33, No.2, 7, 69-85.

Refk Selmi dan Jamal Bouoiyour, 2020, Arab geopolitics in turmoil: Implications of

Qatar-Gulf crisis for business, International Economics Journal, Vol.161, 1-45.

Sana Abed-Kotob, 1995, The Accommodationists Speak: Goals and Strategies of the

Muslim Brotherhood of Egypt, International Journal of Middle East Studies,

Vol.27, No.3, 321-339.

Sri Wahyuni & Shireen Safa Bawa Baharuddin, 2018, The Impact of the GCC

Boycott On Qatar Foreign Policy, Jurnal Transformasi Global, Vol.4,No.2, 80-

89.

Thomas Demmelhuber, 2019, Playing the Diversity Card: Saudi Arabia’s Foreign

Policy under the Salmans, Italian Journal of International Affairs, Vol.54,

No.4, 109-124.

Yasser El-Shimmy, 2016, The Muslim Brotherhood, Adelphi Series, Vol.55, No.453-

454, 75-104.

Page 108: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xviii

Zhaohui Yu & Yaohong Liu, 2019, Strategic Communications of the Muslim

Brotherhood in Egypt, Asian Journal of Middle Eastern and Islamic Studies,

Vol.13, No.1, 1-17.

Basis Data Online Resmi

Office of the United States Representative, https://ustr.gov/countries-regions/europe-

middle-east/middle-eastnorth-africa/saudi-

arabia#:~:text=U.S.%20foreign%20direct%20investment%20(FDI,in%20the%

20U.S.%20are%20available.

Saudi Arabia Vision 2030, https://vision2030.gov.sa/en/vision/roadmap Diakses pada

28 Juli 2020.

Skripsi

Ahmad Turmudzi, 2019, Analisis Kebijakan Arab Saudi Terkait Blokade Qatar

Ditinjau Dari Perspektif Decision Making.Universitas Islam Indonesia

Rizza Setia Octaviarie, 2019, Alasan Dibalik Kebijakan Pemutusan Hubungan

Diplomatik Oleh Negara Arab Saudi Terhadap Qatar, Universitas Airlangga.

Hamzah Abdurrahman, 2019, Normalisasi Hubungan Qatar dan Saudi Arabia 2017-

2019, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Report Paper dan Working Paper

Abdullah Baabod, 2017, Qatar’s Resilience Strategy and Implications for State-

Society Relations, Istituto Affari Internazionali, 1-28.

KP Fabian, Ginjesh Pant, Gulshan Dietl & Sanjay Singh, 2018, The GCC Crisis: One

Year On, Institute of Peace and Conflict Studies, 1-16.

Page 109: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xix

Laporan Online Resmi

Center for Stretegic&International Studies, 2020, Military Spending: The Other Side

of Saudi Security, https://www.csis.org/analysis/military-spending-other-side-

saudi-security

Norde Trade, Foreign direct investment (FDI) in Saudi Arabia,

https://www.nordeatrade.com/en/explore-new-market/saudi-

arabia/investment#:~:text=The%20United%20Arab%20Emirates%2C%20the,f

ossil%20fuels%2C%20automobiles%20and%20machinery. Diakses pada 3

Agustus 2020.

The Military Balance, 2020, The International Institute for Strategic Studies (IISS)

The Observatory of Economic Complexity, diakses melalui

oec.world/en/profile/country/egy

The Observatory of Economic Complexity, diakses melalui

oec.world/en/profile/country/sau

World Integrated Trade Solution of World Bank,

https://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/SAU/Year/2018/TradeFl

ow/Export/Partner/QAT/Product/all-groups Diakses pada 16 Juli 2020.

World Integrated Trade Solution of World Bank,

https://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/SAU/Year/2016/TradeFl

ow/EXPIMP Diakses pada 16 Juli 2020.

Page 110: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xx

World Integrated Trade Solution,

wits.worldbank.ord/CountryProfile/en/Country/SAU/Year/2014/2015/2016/20

17/2018/TradeFlow/EXPIMP Diakses pada 28 Juli 2020.

Berita Online

Albawaba, Saudi and Qatar End 35-Year Border Dispute, Sign Accord

https://www.albawaba.com/news/saudi-and-qatar-end-35-year-border-dispute-

sign-accord Diakses pada 27 Juli 2020.

Alia Chughtai, 2020, Understanding the blockade against Qatar

https://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2018/05/understanding-

blockade-qatar-180530122209237.html Diakses pada 26 Juli 2020.

Aljazeera, 2018, Qatar: Beyond the Blockade

https://www.aljazeera.com/programmes/specialseries/2018/02/qatar-blockade-

180212075226584.html Diakses pada 15 Juli 2020.

Aljazeera, 2017, What is Muslim Brotherhood?

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/06/muslim-brotherhood-

explained-170608091709865.html Diakses pada 19 Juli 2020.

Aljazeera, 2018, Qatar: Beyond the Blockade,

https://www.aljazeera.com/programmes/specialseries/2018/02/qatar-blockade-

180212075226584.html Diakses pada 26 Juli 2020.

Page 111: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xxi

Aljazeera, 2018, Qatar: UN report proof Saudi-led blockade illegal,

https://www.aljazeera.com/news/2018/01/qatar-report-proof-saudi-led-

blockade-illegal-180108152547009.html Diakses pada 26 Juli 2020.

Aljazeera, 2017, Timeline of Qatar-GCC disputes from 1991 to 2017

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/06/timeline-qatar-gcc-

disputes-170605110356982.html Diakses pada 28 Juli 2020.

BBC, 2017, Qatar crisis: What you need to know, https://www.bbc.com/news/world-

middle-east-40173757 Diakses pada 27 Juli 2020.

BBC, 2017, Qatar crisis: Restrictions to continue, Saudi Arabia says

https://www.bbc.com/news/world-middle-east-40510508 Diakses pada 16 Juli

2020

Glen Carey, 2015, The Saudi Town on the Frontline of Yemen’s War,

https://www.bloomberg.com/news/articles/2015-12-21/in-one-saudi-town-

gunfire-all-day-brings-yemen-war-near-home Diakses pada 20 Agustus 2020.

Gulf Times, 2018, UN urged to implement findings on Qatar blockade,

https://www.gulf-times.com/story/580219/UN-urged-to-implement-findings-

on-Qatar-blockade Diakses pada 26 Juli 2020.

Mohamed Taha, 2019, Where next for Egypt’s Muslim Brotherhood after death of

Mohamed Morsi, http://theconversation.com/where-next-for-egypts-muslim-

brotherhood-after-death-of-mohamed-morsi-119134 Diakses pada 31

Desember 2019.

Page 112: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xxii

Mohammaed Al-Sulami, 2020, The Boycott of Qatar

https://www.arabnews.com/node/1660946 Diakses pada 15 Juli 2020.

Muhammad Susilo, 2017, Seabad lalu miskin, bagaimana Qatar bisa jadi salah satu

negara terkaya di dunia? www.bbc.com/indonesia/amp/dunia-40201628

Diakses pada 15 Juli 2020.

Nostalgiawan Wahyudi, 2017, http://ipsk.lipi.go.id/index.php/19-jumpapers/577-lipi-

rilis-hasil-penelitian-tentang-qatar-dan-krisis-diplomatik-di-timur-tengah

Diakses pada 28 September 2020.

Prasanta Kumar Pradhan, 2017, More than a family freud: Arab Gulf unity under

stress, Manohar Parrkirar Institute for Defence Studies and Analyses,

https://idsa.in/idsacomments/more-than-a-family-feud-arab-gulf-unity-under-

stress_pkpradhan_270617 Diakses pada 6 Oktober 2020.

Randeep Ramesh, 2017, The long-running family rivalries behind the Qatar crisis

https://www.theguardian.com/world/2017/jul/21/qatar-crisis-may-be-rooted-in-

old-family-rivalries Diakses pada 16 Juli 2020

Rania Al Hussaini, 2010, Qatar, Iran sign pact to fight crime

https://gulfnews.com/world/gulf/qatar/qatar-iran-sign-pact-to-fight-crime-

1.595312 Diakses pada 20 Juli 2020.

Sabahat Khan, 2019, UAE strengthens economic partnership with Saudi Arabia,

Egypt, https://thearabweekly.com/uae-strengthens-economic-partnership-saudi-

arabia-egypt Diakses pada 3 Agustus 2020.

Page 113: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xxiii

Sami Moubayed, 2019, How Qatar funds Muslim Brotherhood expansion in Europe

https://gulfnews.com/world/gulf/qatar/how-qatar-funds-muslim-brotherhood-

expansion-in-europe-1.63386835 Diakses pada 19 Juli 2020.

Ted Regencia, 2017, Qatar-Gulf rift: The Iran Factor

https://www.aljazeera.com/indepth/features/2017/06/qatar-gulf-rift-iran-factor-

170605102522955.html Diakses pada 19 Juli 2020.

Tehran Times, 2010, Iran, Qatar sign defence cooperation agreement

https://www.tehrantimes.com/news/214868/Iran-Qatar-sign-defense-

cooperation-agreement Diakses pada 20 Juli 2020.

The Conversation, 2017, Qatar: Saudi Arabia is taking a chance-and Iran could be

the ultimate winner https://theconversation.com/qatar-saudi-arabia-is-taking-a-

chance-and-iran-could-be-the-ultimate-winner-79478 Diakses pada 26 Juli

2020.

The Economist, 2017, A Family Freud-Saudi Arabia cuts off Qatar,

https://www.economist.com/middle-east-and-africa/2017/06/10/saudi-arabia-

cuts-off-qatar Diakses pada 6 Oktober 2020.

William L. Ochsenwald, 2020, Saudi Arabia

https://www.britannica.com/place/Saudi-Arabia Diakses pada 15 Juli 2020.

Page 114: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xxiv

Lampiran-lampiran

Lampiran 1: Wawancara dengan Dr. Jamal Abdullah

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA SKRIPSI

Narasumber : Dr. Jamal Abdullah

Kapasitas : Senior Research Analyst on Gulf Issues

Keterangan : Wawancara dilakukan secara langsung di FISIP UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Waktu : 22 Oktober 2018

Q : In your opinion, what is the real thing that made Qatar being blockade by Saudi

Arabia. Because I see in the news, they said that Qatar has given some helps to the

terrorist group like Al-Qaeda, ISIS and Ikhwanul Muslimin. Do you agree with that

statement or you have your own opinion?

A : Thank you for coming, thank you for asking and my response will not be an

opinion because I’m an academic. My respond will be based on facts and based on

answers, it’s not opinion at all. So, related to the question, what is the real reason

Saudi Arabia, Bahrain, Uni Emirates Arab and Egypt? As you know, Qatar has his

own and independent foreign policy and Qatar is a small states with 11.437 km2.

Qatar as well as other small states in the region, like Bahrain, Kuwait and Oman,

they were actually under the umbrella of Saudi Arabia as Saudi Arabia is the biggest

Page 115: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xxv

country, the biggest system for all the small countries. In 1995, something happened

in the region, something happened in Qatar, a new Emir came to the power and the

new Emir decided to create his own foreign policy which not goes in the same paths

as Saudi Arabia’s. This issues bother Saudi Arabia, so since 1995 until today is about

23 years actually, there are a lot of struggles, problems between Qatar and it’s

neighbour, especially Saudi Arabia. So, what’s happen now, what’s happen last I

mean in June 2017, it’s a kind of accumulate issues. So, Qatar has it’s own foreign

policy. It’s not goes actually in the same paths as Saudi Arabia. The main issue was

the Arab Spring in the end 2010 until beginning 2011, the revolution begun from

Tunisia, to Egypt to Libya to Yaman to Syria. Qatar adopted and supported to have

change to have democracy, to reclaim their own freedom. On the other hand, Saudi

Arabia believes that any changes in the regions will have a kind of impact on the

regime. So, they don’t want to make a change. So, that’s what’s happen. The other

reason of the question, why this kind of crisis starts now? Not in 2 years ago? 3 years

ago? Why now? My response is because in 2015, a new came to the power of the

region and kick Salman, a strong man from Saudi Arabia, he was a ruler of Riyal, a

capital of Saudi Arabia for 40 years, for 4 deacades. He was very strong. So, this is

the main issue, 1. The foreign policy is not the same, 2. Political Islam is not the

same, I mean Qatar supports the election.

Q : Do you think conflict between Saudi Arabia and Qatar can be done? If it can be

done, what is the best way to end the conflict between Saudi Arabia and Qatar?

Page 116: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xxvi

A : So, now no. I don’t think that so. In the beginning of the crisis, I mean in the

Summer of 2017, maybe some experts, some analyst said that time that maybe Qatar

will be attacked by Saudi Arabia. By the way, the leader of Qatar saw what happened

in Kuwait when Saddam Hussein In Irak attacked that country and just in 2 hours

they occupied the Kuwait. Kuwait is the small states, Qatar is the small states. If you

look at the maps, Qatar is located between Iran and Saudi Arabia, like scissors, form

north they have Iran, from South they have Saudi Arabia. So, that’s why in 2003

invited American troops and American soldiers to build the biggest military base in

the Middle East. It contains 11.000 American Soldiers, just 2 days after crisis started.

Qatar hosted a new military base, Turkey military base, almost 5.000 Turkey soldiers.

So, Qatar think that they are a small states that need to be protected by American and

Turkey troops. So, what happened in Saudi Arabia that killing the journalist, Jamal

Kashogigi. So I think, this is very bad for Saudi Arabia and they can do nothing to

Qatar and I think there will be something happen in to the regime of the political

system I the Saudi Arabia. So, I don’t think that the military conflict will take a part

this time.

Q : Thank you fo the answer, Sir.

A : You’re welcome.

Page 117: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xxvii

Lampiran 2: Wawancara dengan Dr. Sya’roni Rofii

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA SKRIPSI

Narasumber : Dr. Sya’roni Rofii

Kapasitas : Kajian Stratejik dan Global, Peneliti Timur Tengah

Keterangan : Wawancara dilakukan secara langsung di UI Salemba

Waktu : 11 Oktober 2018

Q : Penelitian saya mengambil topik mengenai blokade Qatar. Jika saya lihat di

media, salah satu penyebab Qatar diblokade oleh Arab Saudi adalah karena Qatar

telah membantu Ikhwanul Muslimin, bahkan teroris seperti ISIS dan Al-Qaeda.

Pertanyaan saya adalah, apakah Bapak setuju dengan pemberitaan tersebut atau

mungkin apa penyebab yang sebenarnya?

A : Ya, jadi blokade Qatar oleh negara teluk itu sebenarnya skenario Arab Saudi. Jadi

yang bermain disitu Arab Saudi, masuk ke Arab Saudinya disitu ada MBS,

Muhammed Bin Salman. Jadi, Mohammed Bin Salman ini, dia pangeran muda yang

ambisius. Targetnya dia ingin menjadikan Saudi Arabia ini sebagai kekuatan baru di

bidang militer. Selain militer, dia juga mencoba fokus memaksimalkan sektor

ekonomi selain minyak. Jadi, Saudi ini ingin menunjukkan bahwasannya mereka ini

adalah kekuatan dominan di kawasan. Nah, MBS sebagai pribadi juga ingin

menunjukkan ke internal politik bahwasannya meskipun muda, saya ini bisa

Page 118: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xxviii

melakukan hal-hal yang besar. Salah satunya dengan mengucilkan Qatar, ketika

mengucilkan Qatar, Arab Saudi mengajak negara-negara Teluk lainnya. Jadi, negara-

negara di sekitarnya diajak. Itu dikoordinir oleh Arab Saudi, termasuk Mesir juga

diajak, kan gitu. Itu merupakan strategi Arab Saudi, untuk mengucilkan Qatar, itu

pertama. Kemudian yang kedua, Arab Saudi ini internalnya terutama itu sepertinya

tidak suka dengan cara Qatar. Dalam hal ini Al Jazeera memberitakan hal-hal buruk

tentang kerajaan, itu ada faktor pribadi kerajan yang merasa Al Jazeera

mereprentasikan Qatar, ko memberitakan yang buruk tentang saya, juga membahas

demokrasi di Timur Tengah. Jadi, itu salah satu alasan yang membuat Arab Saudi

mengucilkan Qatar. Jadi, yang saya lihat memang pada peristiwa kemarin itu lebih

kepada show a forcenya Arab Saudi di bawah kepemimpinan MBS, show a force

bahwasannya dia serius ingin menjadikan Arab Saudi menjadi kekuatan baru

dibidang militer. Karena selama ini, orang mengerti Arab Saudi itu tempat haji. Nah,

dia ingin menunjukkan Arab Saudi juga merupakan pusat militer dan ekonomi di

kawasan, itu yang terlihat.

Q : I see. Kalau begitu, apakah Bapak melihat ada kemungkinan blokade yang

dilakukan oleh Arab Saudi terhadap Qatar akan dapat menemui titik terang? Dan

apakah ada motif lain dibalik kebijakan blokade Arab Saudi?

A : Pertama, naturenya Qatar ini dia berada di blok Sunni, dia masuk dari bagian

GCC. GCC selama ini, musuh bersamanya itu adalah Iran. Nah, sekarang ketika

dikucilkan, Qatar tentu harus mencari teman, yang tersedia Iran. Kemudian yang

Page 119: Saudi Arabia merupakan negara yang terletak di Semenanjung

xxix

berikutnya adalah Turki. Embargo yang dilakukan negara-negara Teluk sempat

membuat Qatar kerepotan. Suplai makanan, suplai sembako, akses penerbangan, itu

dibatasi, tapi akhirnya Turki turun sebagai hero. Nah, Turki ingin membantu Qatar

dan mempengaruhi negara-negara termasuk Arab Saudi. Jadi, sampai saat ini

hubungan mereka masih memburuk. Jadi, itu akan kembali baik ketika ada common

interest yang menyatukan, misalkan dalam hal ini kalau Qatar merubah pemberitaan

Al Jazeera mungkin itu bisa membuat Arab Saudi lunak hatinya. Tapi, lagi-lagi kultur

politik Arab ini agak susah berdamai, selalu ada benci, seperti tom and jerry itulah.

Jadi, naturenya Qatar ini bisa bersatu dengan negara-negara Teluk karena sama-sama

Sunni. Jadi, nanti tinggal ini aja sih, isu apa yang membuat mereka bersatu.

Sementara ini kan, masing-masing bermain dengan isu ekonomi. Harapannya kan

ketika Qatar diblokade dia makin lemah. Tapi ternayata, Qatar masih bisa survive.

Lebih dari itu, Qatar juga harus diakui menjadi salah satu pusat ekonomi di kawasan

Timur Tengah. Boleh jadi, Arab Saudi ingin mengambil curuk pasar juga dari

kebijakan blokade tersebut.