Click here to load reader
Author
ethycha-jga-eccha
View
44
Download
6
Embed Size (px)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“PENCEGAHAN TBC pada Anak”
Yang dibimbing Dr. Atti Yudiernawati, SKp, MPd
Disusun Oleh:
Etika Robiyatul Munfaati
1401100015
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MALANG
APRIL 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Materi penyuluhan : Pencegahan TBC pada Anak
Pokok bahasan : Pencegahan TBC pada Anak
Sasaran : Orang tua anak
Hari/ Tanggal : April 2016
Waktu : 30 menit
Tempat : Poltekkes Kemenkes Malang
1. LATAR BELAKANG
TBC merupakan penyakit infeksi menular pada sistem pernapasan yang
disebabkan oleh mycobacterium tuberkulosa yang umumnya menyerang paru-
paru. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB
aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi
TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh
kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis
tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal.
Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian
dengan urutan atas/angka kematian tinggi, angka kejadian penyakit diagnosis dan
terapi cukup lama. Indosesia, TBC merupakan penyebab kematian utama dan
angka kesakitan teratas setelah ispa.
Jumlah penderita TBC dari tahun ke tahun di indonesia semakain
meningkat. Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC dan setiap dua
menit muncul satu penderita baru TBC yang menular. Mengingat besarnya
masalah TBC serta makin meluasnya masalah ini, maka menulis mengangkat
masalah TBC ini, semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orangtua anak dapat
mengetahui dan memahami bagaimana mencegah TBC.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan
keluarga pasien dapat mengetahui tentang:
1) Defenisi TBC
2) Gejala TBC
3) Cara Penularan TBC
4) Pemeriksaan Diasnotik TBC
5) Pencegahan TBC
6) Penanganan Penderita TBC
3. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Ceramah, diskusi, dan Tanya jawab
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet, Pertunjukan slides (melalui
overhead projector, slide projector, komputer dan LCD projector, atau
lainnya), poster, video.
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Poltekkes Kemenkes Malang
b. Hari/Tanggal : April 2016
4. Materi dan Pemateri : Etika Robiyatul Munfaati
5. Peserta : Orang tua anak
6. Waktu : 30 menit
4. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
KegiatanKegiatan perawat Kegiatan klien Media
Pembukaan
( 5 menit)
1. Salam pembuka
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan maksud
dan tujuan penyuluhan
4. Menggali pengetahuan
peserta tentang materi
yang akan
disampaikan
1. Menjawab
salam
2. Mendengarkan
keterangan
penyaji
3. Menyampaikan
pengetahuan
tentang materi
yang
disampaikan
1. Ceramah
2. Tanya
jawab
Penyajian
dan diskusi
( 20 menit)
1. Defenisi TBC
2. Gejala TBC
3. Cara Penularan TBC
4. Pemeriksaan
Diasnotik TBC
5. Pencegahan TBC
6. Penanganan Penderita
TBC
- Memperhatikan
- Mendengarkan
keterangan
penyaji
1. Ceramah
2. Tanya
jawab
3. Leaflet
Penutup
(5 menit)
1. Mengevaluasi atau
menanyakan kembali
materi yang telah
Peserta menjawab
pertanyaan,
memperhatikan dan
Tanya jawab
disampaikan pada
peserta
2. Menyimpulkan kembali
materi yang telah
disampaikan
3. Memberi salam
penutup
menjawab salam
5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
pihak Poltekkes Kemenkes Malang
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan
dengan benar melalui pertanyaan lisan meliputi pengertian defenisi TBC,
gejala TBC, cara penularan TBC, pemeriksaan diasnotik TBC, pencegahan
TBC, penanganan penderita TBC.
6. MATERI PENYULUHAN (Lampiran 1)
7. DAFTAR PUSTAKA (Lampiran 2)
8. PRE-TEST DAN POST-TEST (Lampiran 3)
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
A. Defenisi TBC
TBC merupakan penyakit infeksi menular pada sistem pernapasan
yang disebabkan oleh mycobacterium tuberkulosa yang umumnya
menyerang paru-paru. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika
seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan
butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya
bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus
infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis
tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal.
Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya
satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit
aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang
terinfeksi bisa meninggal.
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak
darah sputum atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, danberat
badan turun. Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-
macam. Diagnosis TB aktif bergantung pada hasil radiologi serta
pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis cairan
tubuh.
Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung pada tes tuberkulin
kulit/tuberculin skin test (TST) dan tes darah. Pengobatan sulit dilakukan
dan memerlukan pemberian banyak macam antibiotik dalam jangka
waktu lama. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani
tes penapisan dan diobati bila perlu. Resistensi antibiotik merupakan
masalah yang bertambah besar pada infeksi tuberkulosis resisten multi-
obat. Untuk mencegah TB, semua orang harus menjalani tes penapisan
penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil Calmette–Guérin.
B. Gejala TBC
Penderita yang terserang basil tersebut biasanya akan mengalami
demam tapi tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam
seperti influenza dan bersifat hilang timbul. Gejala lain, penurunan nafsu
makan dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat
disertai dengan darah), perasaan tidak enak (malaise), dan lemah.
Agar bisa mengantisipasi penyakit ini sejak dini, berikut gejala-
gejala penyakit tuberculosis:
a. Gejala Utama
Batuk terus-menerus dan berdahak selama tiga pekan atau lebih.
b. Gejala tambahan yang sering dijumpai
Dahak bercampur darah/batuk darah
Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada
Demam/meriang lebih dari sebulan
Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas
Badan lemah dan lesu
Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan
Menurutnya, untuk memastikan seseorang terkena TB atau tidak, tim
medis melakukan diagnosis dengan mengadakan pemeriksaan dahak
secara mikroskopis langsung (BTA) dan gambaran radio logis (foto
rontgen).
C. Cara Penularan TBC
Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau
menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi
kuman tuberkulosis, anak anak sering mendapatkan penularan dari orang
dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti
kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah. Oleh
sebab ini masyarakat di Indonesia perlu sadar bila dirinya terdiagnosis
tuberkulosis maka hati hati saat berinteraksi dengan orang lain agar tidak
batuk sembarangan , tidak membuang ludah sembarangan dan sangat
dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan
atau tissue.
Dalam memerangi penyebaran Tuberkulosis terutama pada anak
anak yang masih rentan daya tahan tubuhnya maka pemerintah Indonesia
telah memasukkan Imunisasi Tuberkulosis pada anak anak yang disebut
sebagai Imunisasi BCG sebagai salah satu program prioritas imunisasi
wajib nasonal beserta dengan 4 jenis imunisasi wajib lainnya yaitu
hepatitis B, Polio, DPT dan campak, jadwalnya ada di Jadwal imunisasi
D. Pemeriksaan Diagnostik Penderita TBC
Pengobatan penderita TBC dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan, selain
itu penderita TBC perlu dipastikan melalui pemeriksaan diagnostik yaitu:
1. Uji Tuberkulin (Tes Mantoux)
Dilakukan untuk memastikan anak terinfeksi oleh kuman TB.
2. Foto Thoraks (Rontgen dada)
Dilakukan untuk memperkuat diagnosa.
3. Pemeriksaan Laboratorium untuk Uji Bakteriologi
• Tes sputum (untuk tes kultur sputum)
• Tes darah (LED dan kadar limfosit)
E. Pencegahan TBC
Pencegahan TBC harus dilakukan ketika salah seorang dari kerabat
kita ada yang tertular penyakit TBC. Karena penyakit TBC merupakan
salah satu penyakit menular yang bisa ditularkan melalui dahak
penderita TBC. Selain itu makanan yang mengandung kuman TBC juga
bisa menjadi penyebab menyebarkan penyakit TBC.
Pencegahan TBC terkadang menjadi langkah yang dilupakan oleh
sebagian orang. Jika seseorang memiliki tes positif untuk infeksi laten
TBC, dokter mungkin menyarankan untuk mengkonsumsi obat untuk
mengurangi resiko terkena tbc aktif. Satu-satunya jenis TBC yang
menular adalah varietas aktif, saat itu mempengaruhi paru-paru. Jadi, jika
dapat mencegah TBC dari menjadi aktif, penderita tersebut tidak akan
mengirimkan TBC ke orang lain.
Jika seseorang memiliki tbc aktif, hal pertama yang perlu dicatat
adalah menjaga kuman dari diri sendiri. Hal ini biasanya memakan waktu
beberapa minggu pengobatan dengan obat tbc sebelum tidak menular
lagi. Ikuti tips ini untuk membantu menjaga dan pencegahan penyakit
TBC kepada teman dan keluarga dari infeksi bakteri:
Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di
kamar dengan orang lain selama beberapa minggu pertama
pengobatan untuk tbc aktif.
Ventilasi ruangan. Kuman TBC menyebar lebih mudah dalam
ruang tertutup kecil di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi
ruangan masih kurang, membuka jendela dan menggunakan kipas
untuk meniup udara dalam ruangan luar.
Tutup mulut menggunakan masker. Gunakan masker untuk
menutup mulut kapan saja ketika di diagnosis tb merupakan
langkah pencegahan TBC secara efektif. Jangan lupa untuk
membuangnya secara tepat
Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi
desinfektan (air sabun)
Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan
Menghindari udara dingin
Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya
ke dalam tempat tidur
Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu
juga mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
Selain pencegahan TBC, menyelesaikan seluruh terapi obat sangat
baik untuk melawan infeksi sehingga lebih cepat sembuh. Ini adalah
langkah yang paling penting yang dapat diambil untuk melindungi diri
sendiri dan orang lain dari tbc. Bila penderita menghentikan pengobatan
dini atau melewatkan dosis, bakteri tbc memiliki kesempatan untuk
mengembangkan mutasi yang memungkinkan mereka untuk bertahan
hidup bahkan jika diberi obat tbc yang paling kuat sekalipun. Strain yang
resistan terhadap obat yang dihasilkan jauh lebih mematikan dan sulit
diobati.
Di negara-negara di mana TB yang lebih umum, bayi divaksinasi
dalam upaya pencegahan TBC berat pada anak. Vaksin BCG tidak
direkomendasikan untuk penggunaan umum karena tidak sangat efektif
pada orang dewasa dan hal itu menyebabkan hasil positif palsu pada tes
kulit.
Sistem imunitas yang kuat dapat juga menjadi cara pencegahan
bagi tubuh terhadap kuman penyakit TBC. Dengan pola hidup sehat, daya
tahan tubuh kita diharapkan akan cukup kuat. Walaupun terkena kuman
TB, tetap akan bertahan sehingga tidak akan menimbulkan gejala.
Pola hidup sehat dapat kita biasakan dengan mengonsumsi
makanan bergizi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, sinar matahari
dapat masuk ke rumah sehingga tidak lembap, dan sirkulasi rumah yang
baik. Tekanan stres dapat pula mempengaruhi daya tahan tubuh kita. Oleh
karena itu, kesehatan mental dan jiwa pun harus mendapatkan perhatian
agar pencegahan TBC bisa lebih maksimal.
F. Penanganan Penderita TBC
TBC pada anak bukanlah penyakit yang menular karena kuman
hanya berkembang biak di kelenjar paru-paru jadi tidak terbuka. Hal itu
tentu sangat berbeda dengan TBC pada orang dewasa yang bisa menular
melalui kontak udara maupun badan dengan penderita.
Anak dengan kondisi gizi buruk atau memiliki sistem imunitas
yang lemah sangat rentan untuk tertular kuman TBC. Untuk upaya
pencegahan lebih dini agar anak tidak terinfeksi kuman TBC, maka
disarankan kepada orang tua untuk memberi vaksin BCG pada anak,
terutama setelah dilahirkan.
TBC pada anak bisa berbahaya kalau tidak ditanggulangi dengan
benar, karena kuman yang masuk ke saluran napas dapat menyebar ke
seluruh tubuh seperti selaput otak, hati, ginjal, tulang. Namun, selama
daya tahan tubuh anak dalam keadaan baik maka kuman TBC akan
berdiam diri dan baru bereaksi ketika daya tahan anak menurun.
Penanganan terkini TBC pada anak dimulai dari diagnosis TBC
pada anak. Namun sebenarnya sangat sulit untuk dapat mendiagnosa
Tuberculosis yang menyerang anak-anak yang lebih kecil. Padahal
diagnosis tepat TBC sangatlah penting untuk menemukan adanya
Mycobacterium tuberculosis yang hidup dan aktif dalam tubuh anak yang
diduga TBC. Caranya yang paling mudah adalah dengan melakukan tes
dahak. Namun hal itu tidak bisa dilakukan dengan uji dahak, karena anak
yang menderita TBC biasanya tidak mengalami batuk berdahak. Untuk itu
dilakukan cara lain untuk mendiagnosis kuman TBC pada anak, yakni
melalui gambaran klinis, foto rontgen dada dan uji tuberculin atau uji
mantoux. Jika mengandalkan hasil foto rongent dada, maka tidak akan
ditemukan diagnosa yang tepat karenanya perlu dilakukan uji tuberculin.
Nah, jika hasil Uji Tuberkulin positif, maka hal tersebut menunjukkan
adanya infeksi TB.
Untuk itu, biasanya dokter akan menerapkan penanganan terkini
TBC pada anak, yakni mengharuskan anak yang terinfeksi TBC untuk
menjalani pengobatan TBC menggunakan tiga macam obat, yaitu INH,
Rifampicin dan Pirazinamide. Pemberian obat INH dan Rifampicin
selama dua bulan, dan Pirazinamide selama empat bulan, sehingga
minimal pemberian obat sama dengan orang dewasa, yaitu enam bulan.
Lampiran 2
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.A.A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Ed. 2. Jakarta: EGC.
https://dokterindonesiaonline.com/tag/penanganan-terkini-tuberkulosis-atau-tb-
tbc-pada-anak/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis
Lampiran 3
Evaluasi Pre-Post Test Penyuluhan
1) Apakah pengertian TBC?
2) Bagaimana gejala awal TBC?
3) Bagaimana pencegahan TBC?