28
Satuan Acara Pembelajaran Mata kuliah : Pendidikan Dalam Keperawatan (PDK) Topik atau materi : Cara Melakukan Perekaman EKG Sasaran : Mahasiswa Waktu : 15.00-16.40 ( 1x100menit) Tempat : Laboratorium 1. Standart kompekompentensi Mampu melakukan perekaman EKG dengan benar 2. Kompentensi dasar Setelah di berikan praktek keperawatan dasar, mahasaiswa mampu : a. Mampu menjelaskan apa pengertian EKG b. Mampu menyebutkan fungsi EKG c. Mampu menjelaskan gelombang-gelombang yang ada di EKG d. Mampu menilai aksis e. Dapat melakukan perekaman EKG yang benar f. Mampu membaca EKG secara lengkap 3. Pokok bahasan : EKG 4. Sub pokok bahasan : a. Pengertian dari EKG b. Fungsi EKG c. Gelombang dan aksis pada EKG d. Cara merekam EKG e. Cara menginterpretasi EKG 5. Waktu :1 x 100menit 6. Bahan /alat yg diperlukan :

Satuan Acara Pembelajaran EKG

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Satuan Acara Pembelajaran EKG

Satuan Acara Pembelajaran

Mata kuliah : Pendidikan Dalam Keperawatan (PDK)

Topik atau materi : Cara Melakukan Perekaman EKG

Sasaran : Mahasiswa

Waktu : 15.00-16.40 ( 1x100menit)

Tempat : Laboratorium

1. Standart kompekompentensi

Mampu melakukan perekaman EKG dengan benar

2. Kompentensi dasar

Setelah di berikan praktek keperawatan dasar, mahasaiswa mampu :

a. Mampu menjelaskan apa pengertian EKG

b. Mampu menyebutkan fungsi EKG

c. Mampu menjelaskan gelombang-gelombang yang ada di EKG

d. Mampu menilai aksis

e. Dapat melakukan perekaman EKG yang benar

f. Mampu membaca EKG secara lengkap

3. Pokok bahasan : EKG

4. Sub pokok bahasan :

a. Pengertian dari EKG

b. Fungsi EKG

c. Gelombang dan aksis pada EKG

d. Cara merekam EKG

e. Cara menginterpretasi EKG

5. Waktu :1 x 100menit

6. Bahan /alat yg diperlukan :

a. LCD

b. Laptop

7. Model Pembelajaran : Praktek di Laboratorium

8. LANDASAN TEORI:

9. Langkah pokok:

a. Menciptakan suasana kelas yang nyaman

Page 2: Satuan Acara Pembelajaran EKG

b. Menyediakan fasilitas yang cukup

c. Mengajukan masalah

d. Membuat keputusan nilai personal

e. Memberikan penjelasan tentang EKG

f. Menetapkan tindak lanjut

10. Metode :

a. Ceramah

b. Demonstrasi

c. Redemonstrasi

d. Tanya jawab

11. Persiapan:

a. Mencari materi tentang EKG

b. Menyiapkan Power point/ video

c. Menyiapkan alat peraga (leaflet)

12. Kegiatan pendidikan kesehatan

Proses Tindakan Tindakan Waktu

Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta

Pendahuluan a. Memberi

salam ,memperkenalkan diri

dengan baik

b. Menjelaskan materi secara

umum pada mahasiswa

c. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

Memperhatikan

dan menjawab

salam

Memperhatikan

serta merespon

terhadap

pembelajar

Memperhatikan

15 menit

Page 3: Satuan Acara Pembelajaran EKG

Penyajian a. Memberikan penjelasan tentang

EKG

o Pengertian EKG

o Fungsi EKG

o Gelombang dan aksis pada

EKG

o Cara merekam EKG

o Cara menginterpretasi EKG

b. Memberi kesempatan pada

mahasisiwa untuk bertanya

c. Menjawab pertanyaan

mahasiswa dengan tepat dan

mudah di mengerti

d. Memberikan penjelasan

o Cara menilai gelombang

pada EKG

o Cara melakukan perekaman

EKG yang benar

o Cara menilai hasil rekaman

EKG

o Cara

menginterpretasi/menyimpul

kan hasil EKG

Memperhatikan

Memberi

pertanyaan yang

belum dapat di

mengerti

mahasisiwa

Memperhatikan

70menit

Page 4: Satuan Acara Pembelajaran EKG

 

e. Memberikan kesempatan pada

mahasiswa untuk menayakan

yg belum di mengerti

f. Memberikan jawaban dengan

tepat dan dapat di mengerti

Memberi

pertanyaan yang

belum dapat di

mengerti

Memperhatikan

Penutup a. Memberi kesimpulan tentang

EKG dan perekamannya

b. Mengajukan pertanyaan pada

masiswa tentang materi yang

sedang di lakukan

c. Menutup pertemuan dan

memberi salam penutup

Memperhatikan

Merenspon

pertanyaan yang

di berikan dosen

Memperhatikan

dan menjawab

salam

15 menit

13. Materi

A. Pengertian

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah 

elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.

Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan

dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung,gram, sebuah akar Yunani

yang berarti "menulis". Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan

oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi

jantung yang diambil dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini

Page 5: Satuan Acara Pembelajaran EKG

digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG

direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. Analisis sejumlah gelombang dan

vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang

penting.

Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung

EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai

ada infark otot jantungakut

EKG membantu menemukan gangguan elektrolit

(mis. hiperkalemia dan hipokalemia)

EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang

berkas kanan dan kiri)

EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres

jantung

EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung

(mis. emboli paru atauhipotermia)

Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung.

Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu

kontraktilitas.

B. Anatomi dan Sistem Konduksi

Jantung memiliki 4 ruang yang berfungsi untuk memompakan darah, terdiri dari

atrium kanan dan kiri, ventrikel kanan dan kiri. Semua ruang jantung tersebut dapat

berhubungan secara fungsional satu sama lain karena adanya sistem jaringan yang

menghantarkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel. Sistem tersebut terdiri dari

nodus Sinoatrial (SA), nodus Atrioventrikuler (AV), berkas his dan serabut-serabut

purkinje.

1. Nodus SA (SAN)

Terletak pada batas antara vena kava superior dan atrium kanan. Sering disebut

elektrikal pacemaker, yang memiliki sifat automatisitas yang tertinggi dalam

sistem konduksi, mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60-100 x/menit.

2. Nodus AV (AVN)

Terletak di bagian bawah atrium kanan antara sinus koronarius dan daun katup

tricuspid bagian septal. AVN berfungsi untuk menerima impuls dari SAN. Sel-sel

dalam AVN dapat mengeluarkan impuls 40-60 x/menit.

Page 6: Satuan Acara Pembelajaran EKG

3. Berkas His

Sebuah berkas pendek yang merupakan kelanjutan bagian bawah AVN yang

menembus annulus fibrosus (jaringan pemisah miokard atrium dan miokard

ventrikel) dan selanjutnya berjalan ke septum ventrikel (bagian membran) lalu

kemudian bercabang menjadi dua bagian, yaitu :

a. Cabang berkas kanan (Right Bundle Branch)

b. Cabang berkas kiri (Left Bundle Branch).

4. Serabut Purkinje

Bagian terakhir dari sistem konduksi jantung yang merupakan anyaman halus dan

sangat berhubungan erat dengan sel-sel otot jantung. Serabut purkinje

mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20-40 x/menit.

C. Elektrofisiologi Sel Otot Jantung

Sel-sel otot jantung mempunyai susunan ion yang berbeda antara ruang dalam

sel (intraseluler) dan ruang luar sel (ekstraseluler). Ada 3 ion yang memiliki peranan

penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu : Natrium (Na⁺), Kalium (K⁺) dan Kalsium

(Ca⁺⁺). Dari ion-ion ini yang terpenting adalah Na⁺ dan K⁺. Kadar K⁺ intraseluler 30

kali lebih tinggi dalam ruang ekstraseluler daripada dalam ruang intraseluler.

Membran sel otot jantung lebih permiabel untuk ion negatif daripada terhadap ion

Na⁺. Dalam keadaan istirahat, karena perbedaan kadar ion, potensial membran bagian

dalam dan luar tidak sama. Membran sel otot jantung pada saat istirahat berada pada

keadaan polarisasi, dengan bagian luar berpotensial lebih positif dibandingkan bagian

dalam. Selisih potensial ini disebut potensial membran, dalam keadaan istirahat

berkisar -90 mV. Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permiable membran

Page 7: Satuan Acara Pembelajaran EKG

berubah sehingga ion Na ⁺masuk ke dalam sel yang menyebabkan potensial membran

berubah dari -90 mV menjadi +20 mV (potensial membran diukur intraseluler

terhadap ekstra seluler). Perubahan potensial membran karena stimulus disebut

depolarisasi. Setelah proses depolarisasi selesai, maka potensial membran kembali

mencapai keadaan semula disebut proses repolarisasi. Semua proses tersebut disebut

Aksi Potensial.

Aksi potensial dibagi dalam 5 fase, yaitu :

Fase 0 : Dinamakan fase depolarisasi yang menggambarkan arus masuk Natrium

ekstraseluler ke dalam intraseluler yang berlangsung dengan cepat. Terjadi perubahan

muatan dalam sel menjadi positif dan diluar menjadi negatif.

Fase 1 : Merupakan fase permulaan proses repolarisasi yang mengembalikan

potensial dalam sel dari +20 mV menjadi 0 mV. Terjadi akibat penutupan saluran

Natrium.

Fase 2 : Kalsium masuk kedalam sel miokard dengan lajut relatif lebih lambat dan

menyebabkan keadaan stabil yang agak lama sesuai masa istirahat (refrakter) absolut

miokardium. Dalam fase ini terjadi gerak masuk dari ion Ca⁺⁺ untuk mengimbangi

gerak keluar dari ion K⁺.

Fase 3 : Fase ini merupakan fase pengembalian potensial intrasel ke potensial

istirahat, akibat pengeluaran Kalium dari dalam sel keluar sel, sehingga mengurangi

muatan positif di dalam sel.

Fase 4 : Disebut sebagai fase istirahat, dimana sel miokard kembali bermuatan positif

di luar sel dan negatif di dalam sel hal ini disebut POLARISASI.

Page 8: Satuan Acara Pembelajaran EKG
Page 9: Satuan Acara Pembelajaran EKG

D. Sandapan EKG

Untuk membuat rekaman EKG pada tubuh diletakkan electroda-elektroda

yang dapat meneruskan potensial listrik dari tubuh ke sebuah alat pencatat potensial

yang disebut elektrokardiograf. Pada rekaman EKG yang konvensional dipakai 10

buah electroda, yaitu 4 elektroda ekstremitas dan 6 buah electroda prekordial.

Electroda-elektroda ektremitas masing-masing diletakkan pada : lengan kanan (RA),

lengan kiri (LA), tungkai kanan (RF) dan tungkai kiri (LF).

Electroda tungkai kanan (RF) selalu dihubungkan dengan bumi untuk menjamin

potensial nol yang stabil.

Sandapan Standar Ekstremitas

Dari electroda-elektroda ekstremitas didapatkan 3 sandapan dengan rekaman potensial

bipolar, yaitu :

I : Potensial LA (bermuatan positif) – Potensial RA (bermuatan negatif)

II : Potensial RA (bermuatan negatif) – Potensial LF (bermuatan positif)

III : Potensial LF (bermuatan positif) – Potensial Lki (bermuatan negatif)

Untuk mendapatkan sandapan unipolar, gabungan dari sandapan I, II, dan III disebut

Terminal sentral dan dianggap berpontensial nol. Bila potensial dari suatu elektroda

dibandingkan dengan terminal sentral, maka didapatkan potensial mutlak elektroda

tersebut dan sandapan yang diperoleh disebut sandapan unipolar.

Page 10: Satuan Acara Pembelajaran EKG

Sandapan-sandapan berikut ini semuanya adalah sandapan unipolar, yaitu :

1. Sandapan prekordial

Sesuai dengan nama-nama elektrodanya, sadapan prekordial disebut : V1, V2, V3,

V4, V5, V6.

Elektroda-elektroda prekordial diberi nama-nama V1 sampai V6, dengan

lokalisasi sebagai berikut :

V1 : garis parasternal kanan, pada interkostal IV

V2 : garis parasternal kiri, pada interkostal IV

V3 : titik tengah antar V2 dan V4

V4 : garis kalvikula tengah, pada interkostal V

V5 : garis aksila depan, sama tinggi dengan V4

V6 : garis aksila tengah, sama tinggi dengan V4

2. Sandapan Ekstremitas Unipolar

Sandapan ini menunjukkan potensial mutlak dari masing-masing ekstremitas,

yaitu :

a. aVR : Potensial RA

Page 11: Satuan Acara Pembelajaran EKG

b. aVL : Potensial LA

c. aVF : Potensial LF

E. Kurva/ Gambaran Siklus Jantung pada EKG

Kurva EKG menggambarkan potensial/ proses listrik yang terjadi di atrium dan

ventrikel sebagai akibat aktivitas jantung. Rekaman EKG merupakan aktivitas listrik

yang timbul pada waktu otot-otot jantung berkontraksi. Sedangkan potensial aksi pada

system konduksi jantung tidak dapat diukur karena terlalu kecil.

Potensial listrik terdiri dari :

Page 12: Satuan Acara Pembelajaran EKG

1. Gelombang P : pada umumnya berukuran kecil dan merupakan depolarisasi

atrium kanan dan kiri. Gelombang P normal adalah : tinggi < 0,3 mvolt , lebar <

0,12 detik , selalu positif di L II, selalu negatif di aVR.

2. Gelombang QRS : merupakan kelompok gelombang hasil depolarisasi ventrikel

kanan dan kiri. Gelombang QRS yang normal adalah : lebar 0.06 – 0.12 detik,

tinggi tergantung lead. Gelombang QRS terdiri dari :

a. Gelombang Q : defleksi negative pertama pada gelombang QRS, dengan

gambaran gelombang Q normal, lebar kurang dari 0.04 detik dan tinggi/

dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R. Gelombang Q yang abnormal disebut Q

patologis.

b. Gelombang R : defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Gel R

umumnya positif di lead I,II,V5 dan V6. Di lead aVR, V1,V2 biasanya hanya

kecil atau tidak ada.

c. Gelombang S : defleksi negatif sesudah gelombang R. Di lead aVR dan V1

gelombang S terlihat dalam dari V2 ke V6 akan terlihat makin lama makin

menghilang.

3. Interval PR : Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan

gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik ini merupakan

Page 13: Satuan Acara Pembelajaran EKG

waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui

berkas His sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler.

4. Segmen ST : Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan

gelombang T. Segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial

dapat berpariasi dari – 0,5 sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis

isoelektris disebut ST elevasi dan yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST

depresi.

5. Gelombang T : Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya

gelombang T positif, di hampir semua lead kecuali di aVR.

6. Gelombang U : Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum

gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum

diketahui, namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi

Interventrikuler.

Page 14: Satuan Acara Pembelajaran EKG

F. Aksis Pada EKG

Normalnya aksis jantung mengarah dari arah tangan kanan ke arah kaki kiri kira-kira

30-60 derajat (lihat Gb 24) karena otot ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan otot

jantung lainya. Adapun normal axis jantung antara -30 derajat s/d +110 derajat

dibawah usia 40 thn, -30 derajat s/d +90 derajat diatas 40 thn.

Kertas EKG

Apabila aksis jantung antara-30 s/d -90 derajat dinamakan left axis deviation

(LAD), apabila +110 derajat s/d +180 derajat dinamakan Right axis deviation (RAD),

apabila aksis jantung antara +180 derajat s/d +270 derajat atau -90 derajat s/d -180

derajat dinamakan extrem axis.

Page 15: Satuan Acara Pembelajaran EKG

Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas berjalan dengan kecepatan baku

25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai dengan potensial 1 mV.

Kertas EKG merupakan kertas grafik yang merupakan garis horizontal dan vertikal

dengan jarak 1mm (kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5mm

disebut (kotak besar).

Garis horizontal : menunjukan waktu, dimana 1mm = 0,04 dtk, sedangkan 5mm

= 0,20 dtk.

Garis vertical : menggambarkan voltage, dimana 1mm = 0,1 mv , sedangkan

setiap 5 mm =0,5 mV.

G. Cara Merekam EKG

Page 16: Satuan Acara Pembelajaran EKG

1. Fungsi EKG

Hal-hal yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah

- Denyut dan irama jantung

- Posisi jantung di dalam rongga dada

- Penebalan otot jantung (hipertrofi)

- Kerusakan bagian jantung.

- Gangguan aliran darah di dalam jantung

- Pola aktifitas listrik jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung

2. Rerekaman EKG 12 lead

a. Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda

Lead I : Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan

kiri (LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri

bermuatan (+)

Lead II : Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri

(LF) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri

bermuatan (+)

Lead III : Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri

(LF) yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan

(+)

b. Lead unipolar : Merekam beda potensial lebih dari 2 elektode

Dibagi 2 : lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial

Lead unipolar ekstremitas.

Lead aVR : Merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan

tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+)

Lead aVL : Merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan

kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)

Lead aVF : Merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan

kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)

Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead

ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6

V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah

V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning

V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau

V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat

Page 17: Satuan Acara Pembelajaran EKG

V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam

V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu

3. Cara melakukan perekeman EKG

a. Mempersiapkan alat

1) Mesin EKG, yang dilengkapi dengan kabel:

a) satu kabel listrik

b) satu kabel untuk pasien (terdiri dari 10 kabel yang diberi tanda/warna)

2) Plat elektrode, yaitu:

a) elektrode extremitas diikatkan dengan alat pengikat khusus

b) elektrode dada dengan balon penghisap/paddle

3) Jelly/Swab alcohol

4) Kertas EKG

5) Kertas tissue

6) Piala ginjal

b. Memberitahu pasien/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan

c. Menutup gorden

d. Menghubungkan mesin EKG dengan listrik .

e. Mencuci tangan

f. Mengatur posisi, tidur telentang dengan 1 bantal.

g. Membuka pakaian pasien pada bagian dada, pergelangan tangan dan kaki serta

melepas jam tangan dan gelang magnet.

h. Mengoleskan jelly pada pergelangan tangan dan kaki (dapat juga dengan

alkohol/air)

i. Menempelkan elektrode

1) Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan

kiri searah dengan telapak tangan

2) Elektrode pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam

Menghubungkan kabel-kabel:

(RA) lengan kanan

(LA) lengan kiri

(LF) tungkai kiri

(RF) tungkai kanan

Memasang elektrode pada daerah dada:

Page 18: Satuan Acara Pembelajaran EKG

1) V1 (sela iga ke 4 garis sternal kanan)

2) V2 (sela iga ke 4 garis sternal kiri)

3) V3(terletak di antara V2 dan V4)

4) V4(sela iga ke 5 pada garis tengah klavikula kiri)

5) V5(garis aksila depan sejajar V4)

6) V6(garis aksila tengah sejajar V4)

j. Menghidupkan mesin dengan menekan tanda “Power”

k. Menekan tombol PAT (untuk memasukkan data pasien, seperti : alat EKG

MAC 500 dan MAC 1200)

l. Memastikan gambar di layar terlihat jelas, kemudian tekan tombol Print.

m. Selesai rekaman, matikan tombol “ OFF “

n. Mencabut kabel dari aliran listrik

o. Melepas elektrode dan membersihkan sisa jelly dengan tissue

p. Merapikan pasien .

q. Membersihkan alat/mesin EKG dan mengembalikan ke tempatnya

r. Mencuci tangan

s. Menulis identitas pasien dan perawat yang melakukan tindakan di hasil

rekaman EKG

t. Memasukkan hasil rekaman pada Rekam Medis pasien

u. Mencatat pada catatan perawat tentang tindakan yang dilakukan

v. Melaporkan hasil EKG pada dokter jaga bangsal/dokter yang merawat.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan:

a. Alat selalu dalam posisi STOP/OFF bila tidak digunakan

b. Hindari gangguan listrik dari gangguan mekanik seperti jam tangan, gerakan

tremor, dll.

c. Dalam merekam EKG perawat harus menghadap pasien

d. Apabila ditemukan gambaran EKG (komplek QRS tinggi) dan ingin diperkecil

tekan tombol “program” sampai dengan terlihat tulisan/kalimat “manual”

(standar manual ada pada angka 10), kemudian tekan tombol yang ada angka

5 – 10 – 20 (untuk memperbesar), baru direkam.

e. Pada pasien dengan diagnosis infark inferior, dibuat juga rekaman precardial

lead:

V4 R pada sela iga ke 5 garis tengah klavikula kanan

Page 19: Satuan Acara Pembelajaran EKG

V3 R antara V1 dan V4 R

V7 garis aksilaris posterior sejajar V4

V8 garis skapula kiri sejajar V4

V9 garis para vetebra kiri sejajar V4.

H. Cara Membaca EKG :

1. Cara Menilai EKG

Langkah-langkah

a. Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidak

b. Tentukan irama jantung ( “Rhytm”)

c. Tentukan frekwensi (“Heart rate”)

d. Tentukan sumbu jantung (“Axis”)

e. Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium/ventrikel)

f. Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)

g. Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan

keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang

terpasang pacu jantung)

2. Menentukan Frekuensi

Cara menentukan frekuensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan

dengan 3 cara, yaitu :

a. 300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R’

b. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’

c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6

detik kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik kalikan 5

Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai

berikut :

a. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak

b. Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)

c. Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak

d. Tentukan interval PR normal atau tidak

e. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak

3. Kriteria irama sinus (SR) adalah sebagai berikut :

Page 20: Satuan Acara Pembelajaran EKG

a. Irama teratur

b. Frekuensi jantung (HR) antara 60-100 x/menit

c. Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gelombang QRS dan

gelombang T

d. Interval PR normal (0.12-0.20 detik)

e. Gelombang QRS ormal (0.06-0.12 detik)

f. Semua gelombang sama

Irama EKG yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas disebut disritmia.

14. Evaluasi

Jenis tes : tes esay

a. Jelaskan pengertian EKG?

b. Sebutkan tempat-tempat penempatan elektroda EKG?

c. Jelaskan prinsip dasar perekaman EKG?

d. Sebutkan urutan-urutan dalam menginterpretasi EKG?

e. Sebutkan kriteria irama sinus?

DAFTAR PUSTAKA

Page 21: Satuan Acara Pembelajaran EKG

Djojodibroto, D.2009. Respirologi (Respiratory Medicine).Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

RoKhaeni Heni, dkk. 2007. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta : Bidang

Pendidkan & Pelatihan Pusat Keshatan Jantung dan Pembuluh Dara Nasional “Harapan

Kita”.

Sundana K, 2008, Interpretasi EKG, Pedoman Untuk Perawat, EGC, Jakarta.

Surahman, Pengaruh Cardiopulmonar Bypass Terhadap Jumlah Leukosit Pada Operasi

Coronary Artery Bypass Graft, Jurnal Kedokteran, Mei 2010, Universita Diponegoro

W. Sudoyo ARu, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi IV. Jakarta :

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.

Wahyu S Indra. 2012. www. Jantungoke.blogspot.com. diakses tgl 22 Desember 2013

Mutaqin. A. 2008. Buku Saku Belajar Ekg. Jogjakarta : Intan Cendikia