16
SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : KEMANFAATAN BUDAYA SEBAGAI UNSUR PEMBANGUN KARYA SASTRA Muhammad Fadli Muslimin Pascasarjana Ilmu Sastra Unversitas Gadjah Mada [email protected] Abstrak Budaya mengajarkan kita keteraturan hidup dalam memaknai kehidupan, menghargai berbagai bentuk warisan budaya dari leluhur dengan mengapresiasi budaya tersebut secara berkesinambungan. Sastra berada dalam lingkup kebudayaan yang ada ditengah-tengah masyarakat kita dan telah menjadi ciri khas masing-masing individu atau kelompok. Anak muda mempunyai andil yang besar dalam menjaga kesinambungan ini. Sastra ditangan anak muda menjadi tongkak regenerasi untuk menjembatani antara sastra dan budaya, butuh sinergitas antara budaya dan sastra agar terjadi pemahaman komprehensif tentang sastra dalam perspektif budaya dan sebaliknya. Sastra yang telah bertransformasi kedalam berbagai bentuk karya sastra menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum muda dewasa ini, minat ini sebaiknya berjalan berdampingan dengan masyarakat dan kebudayaan sebagai unsur pembangun sebuah karya sastra. Di tangan kreatifitas anak muda dan semangat dalam membumikan sastra, kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu komunitas dapat menjadi salah satu wadah untuk mengekspresikan semangat tersebut. Komunitas berbasis literasi ataupun sastra telah banyak berkembang di masyarakat Indonesia tetapi jika menempatkan sastra dalam satu ruang saja tidak cukup, sinergi antara komunitas berbasis budaya dan penggiat sastra perlu untuk membangun pemahaman lintas sastra dan budaya. Komunitas budaya adalah komunitas yang bergerak dibdang pelestarian budaya dan apresiasi budaya, perjumpaannya dengan budaya secara langsung menjadi wahana untuk penggiat sastra. Membingkai sastra dalam budaya berarti memahami sastra yang imajiner dan budaya sebagai fakta yang ada di masyarakat Kata kunci : komunitas, lintas budaya dan sastra, anak muda, interaksi, bingkai

SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA :

KEMANFAATAN BUDAYA SEBAGAI UNSUR PEMBANGUN KARYA SASTRA

Muhammad Fadli Muslimin Pascasarjana Ilmu Sastra Unversitas Gadjah Mada

[email protected]

Abstrak

Budaya mengajarkan kita keteraturan hidup dalam memaknai kehidupan, menghargai

berbagai bentuk warisan budaya dari leluhur dengan mengapresiasi budaya tersebut secara

berkesinambungan. Sastra berada dalam lingkup kebudayaan yang ada ditengah-tengah

masyarakat kita dan telah menjadi ciri khas masing-masing individu atau kelompok. Anak muda

mempunyai andil yang besar dalam menjaga kesinambungan ini. Sastra ditangan anak muda

menjadi tongkak regenerasi untuk menjembatani antara sastra dan budaya, butuh sinergitas

antara budaya dan sastra agar terjadi pemahaman komprehensif tentang sastra dalam perspektif

budaya dan sebaliknya. Sastra yang telah bertransformasi kedalam berbagai bentuk karya sastra

menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum muda dewasa ini, minat ini sebaiknya berjalan

berdampingan dengan masyarakat dan kebudayaan sebagai unsur pembangun sebuah karya

sastra. Di tangan kreatifitas anak muda dan semangat dalam membumikan sastra, kebudayaan

tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu komunitas dapat menjadi salah satu wadah untuk

mengekspresikan semangat tersebut. Komunitas berbasis literasi ataupun sastra telah banyak

berkembang di masyarakat Indonesia tetapi jika menempatkan sastra dalam satu ruang saja tidak

cukup, sinergi antara komunitas berbasis budaya dan penggiat sastra perlu untuk membangun

pemahaman lintas sastra dan budaya. Komunitas budaya adalah komunitas yang bergerak

dibdang pelestarian budaya dan apresiasi budaya, perjumpaannya dengan budaya secara

langsung menjadi wahana untuk penggiat sastra. Membingkai sastra dalam budaya berarti

memahami sastra yang imajiner dan budaya sebagai fakta yang ada di masyarakat

Kata kunci : komunitas, lintas budaya dan sastra, anak muda, interaksi, bingkai

Page 2: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

PENDAHULUAN

Sastra identik dengan imajinasi dan kreativitas. Karya sastra muncul sebagai buah dari

imajinasi dan kreatifitas, keterlibatan pengarang tak dapat dikesampingkan dalam penciptaan

sebuah karya. Pengarang mampu mewujudkan imajinasi menjadi sebuah karya, menungankan

ide dan gagasan tersebut melalui sebuah tulisan. Imajinasi dan kreatifitas pengarang tidak

muncul begitu saja dengan sendirinya. Pengalaman, pengetahuan, dan ilmu pengarang sangat

menenutukan karya itu sendiri.

Pengalaman, pengetahuan, ilmu adalah hasil upaya dari manusia berkaitan dengan

perjumpaannya dengan dunia. Masyarakat dan budaya sangat mempengaruhi dunia pengarang

karena dari masyarakatlah pengarang lahir dan sumber pengetahuan, pengalaman dan ilmu

pengarang adalah perjumpaannya dengan masyarakat dan budaya yang ada di masyarakat

Budaya menjadi tampak dari kesenian mereka, dari sistem sosial mereka, dari kebiasaan

mereka, dari tradisi mereka, dalam agama mereka.(Elliot, 1948:120) dari hal tersebut pengarang

dapat menjadikan budaya sebagai titik tolak sekaligus menjadi umpan balik terhadap penciptaan

karya sastranya. Tetapi saat ini budaya khususnya kebudayaan sebagai sumber inspirasi

pengarang tergulung oleh modernitas yang merambah keseluruh aspek kehidupan (relevansi

kebudayaan nasional). Banyak usaha untuk tetap menjaga eksistensi kebudayaan yaitu

melakukan pendataan kebudayaan daerah, pertunjukan seni dan budaya, bersastra, dll. Usaha

tersebut tidak terlepas dari semangat masyarakat untuk mentransformasikan kebudayaan yang

ada kedalam entitas baru.

Dewasa ini, individu-individu di masyarakat khususnya anak muda sebagai penggiar sastra

menerjemahkan karya sastra sebagai bentuk ekspresi jiwa dari gagasan-gagasan kemudian

dituliskan menjadi berbagai bentuk, novel, cerpen, puisi, dll. Tetapi proses perumusan ide

tersebut lahir dari buah perjumpaanya dengan modernitas yang telah menggulung kebudayaan

secara sistematis, tidak seperti pengarang pada era angkatan balai pustaka sampai angkatan

reformasi bahkan sampai angkatan 2000-an yang dalam proses penciptaan karyanya terjadi

interaksi antara kebudayaan dengan pengarangnya dan juga kondisi sosial kemasyarakatan pada

Page 3: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

masa tersebut yang selanjutnya menghasilkan khasanah ide dan gagasan yang begitu luas untuk

dieksplorasi. Saat ini perjumpaan demikian terutama yang melibatkan anak muda sebagai

pengarang yang berada dalam komunitas terkendala oleh beberapa hal salah satunya

perjumpaan dengan kebudayaan.

Untuk menjembatani kondisi tersebut komunitas sebagai wadah yang tidak terikat oleh

ruang dan waktu yang ada dimasyarakat dan berorientasi sastra dan budaya.

Komunitas telah memainkan peranan di masyarakat dengan sangat baik sebagai tempat

berkumpul, eksistensi diri, dan berbagi informasi. Komunitas terdiri dari berbagai elemen

masyarakat, mulai dari yang muda sampai yang tua, dari Sekolah Menegah Atas Sampai

Mahasiswa, dari pekerja kantoran sampai pekerja swasta, dan dari sastrawan sampai akademisi,

dll. Interaksi didalam komunitas yang melibatkan individu-individu bermuara pada keinginan dan

ketertarikan yang berbeda-berbeda pula. Hal ini disebabkan pengalaman, intelektualitas, dan

hasrat yang beragam. Berbagai elemen masyarakat yang tergabung pada sebuah komunitas

menghasilkan berbagai macam bentuk dan jenis komunitas. Bentuk komunitas dan jenisnya

berimplikasi kepada tujuan individu dalam beraktiviatas dalam komunitas tersebut. Tidaklah

tujuan dasar dari sebuah komunitas akan berbeda dari individu yang berada didalmnya.

Komunitas dalam bentuknya ada yang bersifat independen dan ada juga yang dibawah

dalam sebuah institusi. Komunitas yang sifatnya independen lahir dari kesamaan minat dan

keinginan dalam berekspresi dan berkegiatan, dalam praktiknya komunitas yang berbentuk

independen memilik jenis yang beraneka macam, ada yang berbasis pendidikan, lingkungan,

ilmiah, olahraga, seni, budaya, sastra, literasi dll. Perbedaan ini sebagai bentuk masyarakat yang

heterogen sehingga jenis-jenis komunitas beraneka ragam sesuai dengan minat dan kebutuhan

individu yang tergabung didalamnya.

Masing-masing komunitas tersebut mengusung sebuah tema masing-masing dalam

berkegiatan. Sebuah komunitas literasi akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bernuansa

pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan

tujuan komunitas tersebut. Komunitas budaya, sebagai komunitas yang memiliki cakupan yang

cukup luas menyangkut budaya yang ada di masyarakat, komunitas budaya berfokus bagaimana

memperkenalkan budaya-budaya yang ada di Indonesia, melalui konsep kunjungan atau

Page 4: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

workshop kebudayaan serta pendataannya. Komunitas sastra pun demikian , melakukan

kegiatan kesusastraan dalam lingkup mengkaji karya sastra, diskusi-diskusi sastra dan produksi

karya sastra.

Ter-ekslusifnya komunitas tidak dapat dihindari seiring kemajemukan masyarakat, dan

keingin masyarakat untuk tergabung dalam sebuah wadah yang tidak dapat ditampung oleh

kemajemukan tersebut, hasrat untuk tampil dalam sebuah tempat dan berekspresi menjadi salah

satu alasan keberadaan komunitas berada di masyarakat.

Data Kemendikbud menyatakan Tercatat pada tahun 2015 terdapat kurang lebih 1.226

komunitas Budaya tersebar diberbagai penjuru Indonesia.

Beranjak dari hal tersebut bahwa komunitas, terutama komunitas budaya berperan

penting dalam mewadahi individu-individu dalam mengekspresikan minat dan tujuan

anggotanya, relevansinya terhadap sastra dirasa sangat penting. Keterlibatan penggiat sastra

yang tergabung dalam komunitas sastra terhadap komunitas budaya terutama praktik

kegiatannya tidak mengindikasikan bahwa tidak terjadinya keseimbangan antara pemenuhan

hasrat dalam bersastra tetapi lebih kepada membuka wilayah-wilayah baru dalam

mengeksplorasi ruang-ruang yang masih tertutup.

Antara penggiat sastra yang tergabung dalam komunitas sastra dan komunitas budaya

dapat bersinergi dalam pelestarian sastra dan budaya-budaya yang ada di Indonesia melalui

berbagai macam cara. Penggiat Sastra menarasikan fenomena-fenomena berdasarkan

perjumpaan nyata dengan kebudayaan melalui karya dan kebudayaan bersumbangsi sebagai

sumber pembentukan karya melalui unsur-unsurnya. Sebagai dimensi pluralitas, sastra

menampilkan keragaman budaya, menembus makna di balik gejala. Menurut Barthes (1977 :159-

161) kemampuan ini bukan sebagai akibat ambiguitas, melainkan sebagai hakikat sastra, yaitu

tenunan itu sendiri, yang memang sudah terkandung dalam keberagaman budaya.

PEMBAHASAN

Membingkai Sastra dalam Komunitas Budaya

Page 5: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

Sastra sebagai produk dari kebudayaan mempunyai posisi yang saling berkaitan dan saling

membangun, hakikat yang terbangun antara keduanya berada dalam wilayah yang sama yaitu

aktivitas manusia. Sastra dengan kreativitas dan imajinasinya dalam mengekspresikan hidup

berkaitan dengan emosionalitas sedangkan Kebudayaan berkaitan banyak menyangkut dengan

cipta akal sebagai kemampuan intelektualitas.

Budaya dipahami sebagai cara hidup sebuah masyarakat yang diwariskan dari generasi ke

generasi. Kebudayaan dalam antropologi adalah totalitas berbagai tingkah laku manusia dan ide-

ide dari sekelompok orang yang mempunyai tradisi bersama yang ditransmisikan dan diperkuat

oleh anggota kelompok (Liliweri,2014:3)

Komunitas sebagai wadah berkumpul dan berekspresi terkadang menjadi jembatan

pemisah antara masyarakat, karena komunitas memberi ruang pemisah antara peminat yang

satu dengan peminat yang lainnya. Disisi lain dengan terjun kedalam sebuah komunitas minat

dan keinginan dapat tersalurkan berdasarkan visi dan misi komunitas tersebut.

Perkembangan komunitas di Indonesia menurut kemendagri sangat signifikan tahun 2013

tercatat jumlah komunitas mencapai 100 ribu, tetapi hanya sekitar 10 persen komunitas yang

aktif melaporkan kegiatannya, berarti ada kurang lebih 90 persen yang tidak melapor atau tidak

produktif. Sedangkan jumlah komunitas budaya hingga tahun 2015 berkisar 1226. Jumlah

tersebut adalah yang tercatat dan belum terhitung komunitas-komunitas yang tidak tercatat di

kemendikbud.

Penggiat sastra sebagai bagian dari masyarakat turun andil dalam membudayakan budaya

menulis dan membaca khusunya karya sastra, sebagain besar penggiat sastra ini adalah anak

muda, terlibatnya anak muda harus dirangkaikan dengan dasar pengalaman ,pengetahuan,dan

ilmu tidak sekedar tampil sebagai pelopor saja atau pelaksana teknis kegiatan. Untuk menambah

‘modal’ menghasilkan karya sastra melalui komunitas berbasis sastra dapat diperoleh salah

satunya melalui perjumpaan-perjumpaan dengan budaya secara langsung melalui sinergitas

dengan komunitas budaya.

Untuk memahami hubungan antara komunitas sastra dan komunitas budaya dalam

kaitan terhadap rutinitas kegiatan secara tekstual dan nontekstual, maka terlebih dahulu akan

Page 6: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

dipaparkan mengenai pengenalan dan posisi beberapa komunitas sastra dan budaya yang ada di

masyarakat yang dipilih secara acak dalam konteks keterkinian.

Komunitas Budaya

Komunitas budaya yang berada di Indonesia berkisar 1226-an komunitas, menurut data

yang terdapat di kebudayaan.kemdikbud.go.id berjumlah sekitar 1.226 komunitas hingga tahun

2015. Dalam hal ini yang akan dijadikan bahan rujukan adalah beberapa dari komunitas tersebut

yang dalam kegiatannya masih terhiutung rutin dalam beraktivitas. Dalam kesempatan ini

komunitas yang berhasil dihimpun tersebut semuanya melalui sumber internet dengan

mencermati visa,misi dan kinerja dari komunitas tersebut, Komunitas budaya pertama yang akan

jadi bahasan yaitu Sobat Budaya,

Sobat budaya adalah komunitas anak muda yang bergerak pada bidang pendataan

budaya tradisi Indonesia dan juga melakukan kegiatan-kegiatan apresiasi budaya tradisi

Indonesia. komunitas ini memiliki misi yaitu membangun dan mengembangkan perpustakaan

Digital Budaya Indonesia, Memperkuat perlindungan hukum terhadap budaya Indonesia,

mempromosikan budaya Indonesia, mendorong pendidikan budaya Indonesia, dan partisipasi

sekaligus apresiasi masyarakat kepada budaya Indonesia. Sobat Budaya adalah komunitas anak

muda yang berani mengambil peran yang tidak mudah dalam melestarikan budaya-budaya di

Indonesia. Perwakilan komunitas ini hampir merata di seluruh Indonesia, secara keseluruhan

bidang-bidang yang jadi lingkupnya adalah budaya tradisi yang terdiri dari seni, adat istiadat,

pakaian, tari, dll. dikutip dari website www.sobatbudaya.or.id ,

Komunitas yang kedua adalah “Penyuluh Kebudayaan Indonesia”, dikutip dari

www.savebudaya.com konsep dari penyuluh budaya tidak jauh berbeda dari komunitas budaya

lainnya yaitu berfokus pada pembinaan dan pelestarian budaya melalui pelestarian,

perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan seluruh aspek kebudayaan yang diharapkan

penyuluh budaya dapat terus berkarya dalam menjaga kebudayaan Nusantara yang sangat

beragam. Penyuluhan budaya yang dilakukan melalui 8 aspek ruang lingkup, diantaranya : Aspek

sejarah, Aspek Nilai Budaya dan Tradisi, Aspek Kesenian dan perfilman, Aspek Pelestarian Cagar

Budaya, Aspek permuseuman, Aspek Kesusastraan, Aspek Kepercayaan terhadap Tuhan YME

Page 7: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

serta Aspek Arkeologi. Komunitas ini bergerak pada wilayah Manado dan sekitarnya. Komunitas

Penyuluh Kebudayaan Indonesia dalam mencakup aspek-aspek budaya bisa dikatakan luas dalam

menjaga budaya Indonesia.

Komuniatas Historia Indonesia atau biasa disingkat KHI berdiri pada 22 Maret 2003, KHI

adalah organisasi Nirlaba-Independen yang bergerak dalam bidang sejarah, kebudayaan,

pendidikan dan pariwisata. Anggotanya dari komunitas ini adalah banyak anak muda dan tak

sedikit pula berhasil menarik simpati lembaga dan perusahaan . membekali anggotanya dengan

berbagai orientasi dan peljaran budaya serta sejarah sebagai bekal untuk berkegiatan di KHI

selain itu juga berbagai program diselenggarkan oleh KHI yaitu berwisata kota, menjelajahai

kampong-kampung dan menginap di museum.

Jejak Budaya awalnya kegiatan yang dilaksanakn oleh Badan Pengurus Kabupaten Kutai

Kartanegara dan Teruna Dara Kutai Kartanegara 28 Maret-1 Maret 2015. Setelah kegiatan itu

berakhir, selanjutnya atas kesepakatan bersama panitia kegiatan tersebut menjadikan jejek

budaya sebagai sebuah komunitas. Jejak Budaya menitikberatkan pergerakan komunitas

terhadap isu social, budaya, alam, kepariwisataan, dan ekonomi kreatif untuk menemukan

formula sebagai media pendidikan untuk membentuk karakteristik tanpa harus kehilangan nilai-

nilai kebudayaan sebagai jati diri bangsa.karena pada prinsipnya kebudayaan bukan hanya pada

tataran pelsetarian dalm bentuk artefak namun pada tataran bagaimana mengaplikasikan nilai –

nilai,norma etika,sopan –santun ,pranata sosial , untuk menumbuhkan rasa rasa kasih –sayang

terhadap sesama ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Belajar memaknai keudayaan secara luas dalam

kontek aplikasi sebagai berkehidupan berbangsa dan bernegara. Memacu kreatifitas guna

membantu promosi kepariwisataan baik dalam betuk visual ,kerajinan dengan berpegang pada

landasan budhi ,Nurani. Dikutip dari jejakbudayakukar.wordpress.com.

Selain beberapa komunitas budaya tersebut, terdapat komunitas-komunitas lainnya yang

bergerak dibidang serupa yang masih dalam lingkup budaya yaitu, Bentara Muda yang berlokasi

di Jakarta sebagai sarana untuk mendekatkan dan melibatkan generasi muda pada peristiwa

budaya tradisional Indonesia berdiri sejak 8 Agustus 2011, Komunitas Jelajah Budaya (KJB)

berfokus pada kepedulian pada seni, budaya, dan bangunan tua serta peninggalan sejarah

Bangsa berdiri sejak 17 Agustus 2003, Komunitas Jelajah Nusantara Indonesia adalah komunitas

Page 8: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

yang bertujuan untuk memperkenalkan budaya masyarakat di sekitar gunung dan nilai-nilai yang

terkandung didalamnya.

Komunitas Sastra

Pesantren sastra di Yogyakarta, nama yang cukup unik untuk sebuah nama komunitas,

nama tersebut digunakan karena kebanyakan anggotanya adalah anak santri di sebuah Pondok

Pesantren Hasyim Asy’ari di selatan Yogyakarta. Saat ini komunitas ini dikenal sebagai Komunitas

Kutub yang dikelola oleh Lingkar Studi Kutub Yogyakarta, kebanyakan santrinya saat ini banyak

menimba Ilmu di UIN Sunan Kalijaga, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Focus

komunitas ini adalah kajian kesusastraan, dan belajar menulis karya sastra. Tak heran beberapa

penulis lahir dari komunitas ini.

Komunitas sastra Indonesia (KSI) Tangsel, beriri tahun 2009, sebelum itu telah berdiri KSI

induk sejak tahun 1996. Tujuan dari komunitas ini adalah sebagai wadah atau penyalur karya

satra. Baik lisan maupun tulisan yang berada di wilayah Tangerang Selatan. Adapaun kegiatan

yang dilakukan oleh KSI Tangsel yakni diskusi sastra, apresiasi sastra dn menciptkan karya sastra.

Dikutip dari Komunita.id

Rumah Kertas; hidupkan sastra di tengah geliat kemajuan kota, adalah salah satu event

yang telah dilakukan oleh komunitas ini. Rumah kertas adalah nama resmi dari komunitas ini,

berdiri sejak tahun 2012 di Cirebon. Focus dari komunitas ini adalah menghidupkan sastra di

tengah geliat perkotaan, dilakukan dengan pendekatan dari kampus ke kampus, kafe ke kafe,

sekolah halaman perkantoran, bahkan trotoar jalan. Bagi komunitas ini keterbatasan tidak

membuat sastra ditengah kemajuan kota Cirebon mati. Bagi komunitas ini kalau sastra selalu

mengandalkan bantuan dari orang lain, tidak akan maju. Bagaimana sastra bisa hidup kalau

pegiatnya hanya bergantung pada asupan pemerenitah saja. (komunita.id)

Rumpun Nektar : Komunitas Penulis Fiksi Sastra Indonesia, komunitas ini memberi ruang

kepada para penggiat dunia literasi untuk saling berbagai dan berkomunikasi, serta

mengembangkan potensi, minat, bakat, juga semangat agar tepat dengan apa yang diiinginkan.

Agenda-agenda dari dari Rumpun Nektar dapat tergambar melalui misinya yaitu memberikan

Page 9: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

kontribusi nyata bagi perkembangan sastra Indonesia, pengetahuan sejarah perkembangan tulis

Indonesia, menigkatkan minat dan kemampuan tulis, wadah berbagai dan belajar dan

mempererat jalin komunikasi antara penulis di Indonesia. Visi dari komunitas ini sangat jelas yaitu

mencetak penulis-penulis muda untuk kemajuan literasi Indonesia.( www.rumpunnektar.com)

Bengkel Sastra UNJ, diinisiasi oleh dosen UNJ yaitu Helvy Tiana Rosa dan Edi Sutarto 3 Juli

2008 dan resmi pada bulan September 2008 melalui program IMHERE . Awalnya ide ini datang

dari mata kuliah apresiasi sastra, apresiasi Drama dll, yang kemudian diintegrasikan menjadi

Bengkel Sastra. Setelah itu komunitas ini menjadi wadah apresiasi drama, sastra, dan penulisan

kreatif bagi beberapa mata kuliah di UNJ. Perkembangan berikutnya adalah komunitas ini

bertransformasi menjadi kantong budaya bagi seniman-seniman muda di Jakarta. Berbagai

pementasan dan kompetisi telah dilakoni Bengkel Sastra. Tahun 2014 Bengkel Sastra UNJ

berganti nama menjadi Bengkel Sastra Jakarta dan tidak lagi berafiliasi dengan Universitas Negeri

Jakarta. Focus komunitas ini adalah apresiasi sastra dan kontes-kontes sastra yang ada di

Indonesia. (sastrahelvy.com)

Studio Pertunjukkan Sastra (SPS) Jogja menjadi salah satu pionir pertunjukkan sastra di

Yogyakarta yang diketuai oleh Hari Leo. Komunitas ini terbentuk tahun 2000, aktif pertunjukan

pembacaan sastra puisi tahun 2005 dengan memberikan ruang bagi seniman maupun

masyarakat umum untuk membaca puisi, lebih tepatnya kolaborasi antara puisi dan music.

Sampai saat ini diusianya yang menginjak 16 tahun sejak kelahirannya tahun 2000, dan telah

melaksanakan kegiatan selama 11 tahun masih tetap eksis dalam perkembangan dunia sastra

khususnya dunia sastra.

Komunitas Sastra Lazuardi berdiri di Lhokseumawe Aceh 2011, komunitas ini memilih

jalur sunyi untuk melaksanakan pertunjukan teater atau pertunjukan sastra lainnya, anggota

komunitas ini membuat sejenis sekolah untuk berlatih teater. Tujuan utama dari komunitas ini

adalah mendidik generasi muda pecinta sastra dan teater di bumi serambi Mekah Aceh

Beberapa komunitas diatas dijadikan rujukan untuk mengenal secara umum landasan dan

tujuan pergerakan Komunitas sastra secara umum, komunitas tersebut dapat mewakili

komunitas-komunitas sastra yang tersebar di Indonesia. Komunitas lain yang dapat dijadikan

rujukan yaitu , Komunitas Pawon Sastra yang berlokasi di solo berdiri sejak tahun 2007 yang

Page 10: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

berfokus pada pembuatan bulletin sastra dan disebarluaskan di berbafai kota di Jawa, 1000

Penulis Muda, Arteri, Komunitas Sastra Cah Gubuk, Gerakan Indonesia Membaca Sastra, Jakarta

Nyastra, Kampung Fiksi, Klub Sahara, Komunitas Kanot Bu, Diskusi Sastra PKKH, komunitas sastra

Lembah Kalelawar.dll

Data website http://komunita.id/ menunjukkan jumlah komunitas yang berkategori seni

dan budaya yaitu 700-an, jumlah tersebut telah termasuk komunitas sastra didalamnya. Selain

beberapa komunitas yang jadi rujukan diatas, terdapat banyak komunitas yang tersebar di

Indonesia.

Sastra dan Budaya dalam Bingkai Komunitas

Berdasarkan pembahasan diatas, relevansinya dengan populasi komunitas budaya dan

sastra yang eksis di Indonesia saat ini, menyiratkan bahwa kesadaran masyarakat terutama anak

muda dalam melestarikan kebudayan dan sastra sangat tinggi dan tidak terbatas oleh ruang dan

waktu. Wadah yang berwujud komunitas tersebut menjadi sebuah pilar informal yang

berkembang di masyarakat multicultural untuk menjawab tantangan modernitas kaitannya

dengan pelestarian dan apresiasi budaya dan sastra yang tengah digerus oleh kuatnya arus

modernitas saat ini.

Komunitas budaya setelah ditinjau dari sisi tujuan dan latar belakang pembentukan dan

aktivitasnya memiliki hakikat yang sama, yaitu melestarikan dan apresiasi terhadap warisan

leluhur melalui kebudayaan. Terlepas dari proses dan cara masing-masing komunitas

menjalankan agenda kegiatannya. Sobat Budaya, sebagai komunitas yang memiliki banyak

jaringan yang tersebar hampir di seluruh Indonesia berfokus kepada pendataan produk-produk

kebudayaan, dengan program sejuta Data Budaya dan ekspedisi budaya dan diapresiasi kedalam

“perpustakan digital budaya Indonesia”. Sejalan dengan itu Komunitas penyuluh kebudayaan

Indonesia memiliki agenda kegiatan demikian yaitu penyuluhan budaya melalui kegiatan,

dokumentasi, fasilitasi, sosialisasi, dan inventarisasi nilai dan cagarbudaya terutama di daerah 3T

(Tertinggal, terdepan, terluar). Komunitas Historia Indonesia yang bergerak dalam bidang

sejarah, kebudayaan, pendidikan, dan pariwisata memiliki cakupan yang lebih luas. KHI memiliki

tiga pilar utama yaitu rekatif, Edukatif, dan Menghibur. Dengan melihat visi misi yang digalakan

Page 11: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

oleh komunitas ini yang berfokus pada menumbuhkan kesadaran sejarah dan budaya bangsa

sehingga menjadikannya dekat dengan semangat nasionalisme budaya terutama dengan

keterlibatan anak muda.

Komunitas yang berkembang di Indonesia melalui pembahasan di atas tak terlepas dari

semangat zaman untuk sebuah peremajaan, pembelajaran, pengkajian, dan apresiasi sastra.

Tujuan dan latar belakang terbentuknya komunitas-komunitas tersebut pun muncul dari

semangat anak-anak muda dalam mengaktualisasi diri melalaui sebuah pengalaman,

kreativiatas, pertunjukan ataupun pendataan sehingga membuat komunitas budaya kaya akan

sumber pengalaman, pengetahuan, dan ilmu.

Komunitas kutub yang ada di Jogjakarta memfasilatasi anggota-anggotanya untuk mampu

membaca dan menulis karya sastra beserta kajiannya. Tak heran banyak penulis lahir dari

kreativitas komunitas ini. Serupa dengan Komunitas Kutub di Jogjakarta Rumpun Nektar pun

demikian, mencetak penulis-penulis fiksi.

Apresiasi sastra menjadi ajang bagi pecinta sastra dan budaya dalam mengekspresikan

diri, sastra dijadikan media yang tepat untuk aktualisasi diri kedalam sebuah pertunjukan.

Komunitas yang aktif dalam hal ini adalah Bengkel Sastra Jakarta, komunitas ini aktif melakukan

pertunjukan-pertunjukan sastra dan konteks-konteks sastra yang ada di Indonesia. Sejalan

dengan itu, Studio Pertunjukkan Sastra (SPS) Jogja juga memiliki peran yang sama yaitu rutin

megadakan pertunjukan apresiasi sastra dalam hal ini puisi yang telah bertahan selama 11 tahun

dan tetap eksis sebagai jebatan antara anak muda dan sastra.

Berangkat dari latar belakang dan tujuan dari masing-masing komunitas, terdapat ruang

kosong yang sejatinya patut untuk diisi sehingga memberikan khasanah bersastra ataupun

berbudaya dalam lingkup komunitas yang berisikan anak muda tersebut. Ruang tersebut oleh

penggiat sastra yang tergabung di komunitas sastra harus dimanfaatkan sebagai wadah kedua

dalam proses aktualisasi diri secara dinamis, relevansinya dalam menghasilkan produk-produk

sastra berbasis kebudayaan. Ratna mengungkapkan bahwa sastra dan kebudayaan tidak dapat

dipisahkan dan memiliki peranan masing-masing (2015:17)..

Ruang kosong disebabkan oleh kurang terjadinya sinergitas yang cukup, baik disadari

ataupun tidak disadari oleh setiap individu yang terlibat dalam komunitas, penggiat budaya fokus

Page 12: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

dengan pelestarian, peremajaan, dan pendataan kebudayaan sementara penggiat sastra fokus

pada kajian sastra dan peningkatan kemampuan menulis anggotanya secara garis besar. Hal

tersebut dalam membangun, melestarikan dan mengapresisasi budaya sangat baik, tetapi

memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada nya ruang kosong menyisakan pertanyaan dan hanya

bisa dijawab dengan sinergitas.

Perkembangan sastra pesat melalui komunitas yang diisi anak muda yang giat dalam

belajar, mengkaji dan mengapresiasi karya sastra tetapi mereka butuh persentuhan langsung

dengan sumber karya sastra tersebut, mengkaji karya sastra dan mengapresiasi karya sastra

dalam bentuk pertunjukan akan menjadi berbeda jika persentuhan dengan sumber pembangun

karya sastra tersebut karena pengarang ataupun apresiator karya sastra mengarang atas dasar

pengalamannya dalam masyarakat (Ratna, 2015 :17). Komunitas budaya dapat menjadi jembatan

yang memadai untuk melakukan perjumpaan langsung dengan sumber pembentuk karya sastra.

Mengingat salah satu focus komunitas budaya bersandar pada pendataan budaya-budaya yang

secara langsung melibatkan individu dalam perjumpaannya dengan budaya tersebut atau

masyarakat social dalam perjalannnya ini diharapkan penggiat sastra dapat berjumpa langsung

dengan objek material yang menjadi unsur pembentuk karya sastra. Dengan melibatkan penggiat

sastra secara langusng terhadap objek materialnya diharapkan terbuka nya ruang-ruang kosong

yang ada pada kebudayaan dan sastra itu sendiri. Mengisi ruang-ruang kosong melalui

perjumpaan langsung, memahami perspektif penggiat sastra daalam memahami budaya

begitupan penggiat kebudayaan yang dapat memahami budaya dalam perspektif sastra. Begitu

seterusnya, sehingga ruang-ruang kosong antara budaya dan sastra dapat saling mengisi dan

melahirnkan khasanah pengetahuan yang lebih komprehensif. Proses belajar melalui

kebudayaan memungkinkan pengarang dapat melahirkan suatu peristiwa yang baru, yang

berbeda atas dasar peristiwa yang sudah ada (Ratna, 2015:17)

Meskipun diakui bahwa dalam memproduksi karya sastra dan apresiasi sastra dapat

ditempuh melalui berbagai macam cara, dan juga sinergitas tanpa sadar dapat dilakukan secara

spontan tetapi jika dipahami titik awalnya mengapa hal tersebut dilaksanakan dengan

memahami ruang-ruang kosong dalam sastra dan budaya kaitannya dengan perkembangan

sastra melalui perjumpaan-perjumpaan secara langsung diyakini bahwa ini dapat meningkatkan

Page 13: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

kulitas individu yang terlibat didalam komunitas berkaitan dengan dasar-dasar yang harus

dipahami. Anak muda memiliki peran yang krusial dalam pergerakan komunitas yang ada di

Indonesia, ini memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa ini yang menempatkan anak

muda sebagai garda terdepan pembaharuan Indonesia

Menurut Ratna dalam studi kultural, pengarang pertama mengungkapkan masalah-

masalah besar sekaligus mendasar lebih signifikan yang ada dalam kehidupan manusia dan

masyarakat ( 2015:17) dalam bingkai komunitas budaya penggiat sastra yang terjun sebagai

pengarang karya sastra sekaligus apresiator karya sastra diharapkan mampu untuk menggali

potensi didalam dan melalui kompetensi masyarakat, dalam kontsruksi transindividual (Ratna,

2015:17) karena tidak cukup hanya mendasarkan pada pengalaman secara pribadi melalui

perjumpaannya dengan kebudayaan itu sendiri.

Kemanfaatan Budaya Bagi Penggiat Sastra

Keterlibatan penggiat sastra kedalam kebudayaan memberikan dampak positif guna

memahami wujud kebudayaan dan unsur-unsur kebudayaan. Wujud kebudayaan menurut

Ogburn dan Nimkoff dalam (Urriola, 1989; Assel, 1992; Mowen, 1993, dan Gebner & Macionis,

2011) yang dikutip dari buku Pengantar Studi Kebudayaan Alo Liliweri menyatakan bahwa

kebudayaan itu terbagi kedalam kebudayaan material yang terdiri dari benda-benda konkret

yang nyata, mengacu pada benda-benda fisik, sumber daya dan ruang, identitas dan karakteristik

suatu kelompok, beserta artefak-artefak yang ditinggalkan oleh budaya masa lalu; dan

kebudayaan Non-Material yang terdiri dari benda-benda abstrak misalnya adat istiadat, tradisi,

kebiasaan, prilaku, sikap, kepercayaan, bahasa, sastra, seni,hokum, agama dll., juga mengacu

pada ide-ide nonfisik yang dimiliki sekelompok orang, misalnya keyakinan, nilai-nilai, aturan,

norma, moral, bahasa, organisasi, dan pranata social (2014:12-13)

Sedangkan unsur-unsur kebudayaan menurut Kontjaraningrat dalam bukunya

kebudayaan ,mentalitas, dan Pembangunan (1974) Masyarakat terasing di Indonesia(1993)

mengungkapkan terdapat 7 unsur kebudayaan yaitu system religi dan upacara keagamaan,

system dan organisasi kemasyrakatan, system pengetahuan, bahasa, kesenian, system mata

pencarian hidup, system teknologi dan peralatan (Liliweri, 2014:16) ketujuh unsur kebudayaan

Page 14: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

tersebut yang perlu untuk dimanfaatkan penggiat sastra khusunya anak muda dan hal tersebut

dapat diperoleh melalui komunitas budaya.

Dengan keterlibatan penggiat sastra yang berada dalam komunitas tersebut dapat

memupuk pemahaman mendasar tentang unsur-unsur kebudayaan sebagai pembangun dalam

karya sastra yang bersifat imajinatif sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang telah melalui

perjumpaan dengan kebudayan secara langsung. Dalam hal ini seberapa jauh unsur-unsur

pembangun dalam karya sastra mewakili tokoh-tokoh yang ada dimasyarakat dan sebaliknya.

Menjadi saksi terhadap pertemuan budaya dan sastra sebagai khasanah intelektual dan batin.

Melalui proses tersebut terjadilah kaitan antara sastra dan budaya karena kebudayaanlah yang

menetukan keberadaan sastra menurut Ratna.

KESIMPULAN

Arus perubahan setiap zaman berganti dan membawa dampak positif dan negatif, yang

berdampak pada eksistensi budaya dan sastra. Bagi penggiat sastra dan budaya, hal tersebut

menjadi tantangan tersendiri. Sadar akan jati diri bangsa membangkitkan semangat dalam

mempelajarai, melestarikan, dan mengapresiasi setiap bentuk kebudayaan yang ada khususnya

sastra. Tantangan ini semakin berat manakala status sebagai penggiat sastra hanya berada dalam

lingkup sastra itu sendiri, keterlibatan pada budaya menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar

lagi. Hal tersebut tidak dapat terwujud jika hanya berjalan sendirian, butuh sebuah wadah untuk

menampung segala minat dan keinginan tersebut, maka komunitas dapat menjadi solusi untuk

itu.

Komunitas milik semua kelompok masyarakat, tidak terkecuali anak muda, sebagai

penerus bangsa, tongkak perubahan ada ditangan mereka. Melalui semangat dan kreativitas

mereka sehingga warna baru dalam sastra dapat terwujud. Berekspresi dalam komunitas

terutama penggiat sastra yang berada dalam komunitas sastra sejatinya tidak menginklusifkan

diri hanya berada dalam tataran kajian, diskusi, apresiasi, dan produksi karya sastra tetapi lebih

dari itu, untuk meningkatkan kapasitas diri dalam mengembangkan khasanah pengalaman,

pengetahuan dan ilmu penting untuk melibatkan diri langsung ke sumbernya; yaitu kebudayaan.

Page 15: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

Anak muda sebagai penggiat sastra mensinergikan diri dengan terlibat dalam aktivitas

kebudayaan menjadi sinyal bahwa penggiat sastra harus menyadari untuk mengisi ruang kosong

yang ada pada tubuh mereka, dengan perjumpaan dengan kebudayaan yang ada di masyarakat

selain yang ada disekitar mereka dan menjadi saksi langsung terhadap sumber karya sastra dapat

menjadi inspirasi sekaligus sumber untuk memperkuat dasar sebagai penggiat sastra dalam

mengkaji, mengapresiasi dan memproduksi karya sastra melalui komunitas.

Membingkai sastra dalam komunitas budaya berarti membangun dunia dalam kata, dunia

sebagai kebudayaan dan sastra sebagai kata. Menciptakan keharmonisan dunia melalui rangkain

kata melalui perjumpaan indrawi antara sastra dan kebudayaan

DAFTAR PUSTAKA

Teeuw, A. 2015.Sastra dan Ilmu Sastra Jakarta : Gramedia Pustaka Jaya.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989.Teori Kesusastraan.Jakarta : Gramedia Pustaka Jaya.

Faruk. 2015. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Adi, Ida Rochani. 2016. Fiksi Populer Teori dan Metode Kajian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Sastra dan Cultural Studies : Representasi Fiksi dan Fakta.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Luxemburg, Jan van et al. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Diindonesiakan Dick

Hartoko. Jakarta: Gramedia.

Kuntowijoyo.1987.Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta : Tiara Wacana

Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa.

Lee, B. 1992. Pragmatics of Community Organization. Mississauga, Ontario: Commonact Press.

(2nd ed.)

Boothroyd, Peter and H. Craig Davis 1993. Community Economic Development: Three

Approaches.

Liliweri, Alo. 2014. Pengantar Studi Kebudayaan.Bandung: Nusa Media.

Page 16: SASTRA DALAM BINGKAI KOMUNITAS BUDAYA : … · pemberdayaan apresisasi baca dan tulis atau pelatihan kepenulisan yang berkaitan dengan tujuan komunitas tersebut. ... karena komunitas

ALADIN, An.2006. Participatory Lifelong Learning and Information and Communication

Technologies. India : India Initiarive

Boothroyd, Peter & H. Craig Davis.2010.“Community Economic Development : Three Approaches”.Journal of Planning, Education and Research 12(3): 230-240 Siska Nirmala Puspitasari.2016. Pemerintah akan memfasilitasi 334 komunitas Budaya. http://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2016/06/21/pemerintah-akan-memfasilitasi-334-komunitas-budaya-372397 Anonym. 2015. Langlang Nuswapada. http://sobatbudaya.or.id/langlangnuswapada/ Anonym. Tanpa Tahun. Tentang Kami http://www.savebudaya.com/tentang-kami/ Anonym. Tanpa Tahun. Komunitas Historia Indonesia (KHI) https://www.komunitashistoria.com/about/about-us/ Rachmad Faisal Harahap. 2013.Komunitas Se-Indonesia Kumpul di Senayan. http://news.okezone.com/read/2013/09/28/373/873438/komunitas-se-indonesia-kumpul-di-senayan Yopi Setia Umbara. 2015. Komunitas Kutub, Pesantren Sastra di Yogyakarta. http://www.buruan.co/komunitas-kutub-pesantren-sastra-di-yogyakarta/ Alif Dinilhaq. 2015. Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Tangsel, Wadah Penyalur Karya Sastra http://www.infonitas.com/komunitas/komunitas-sastra-indonesia-ksi-tangsel-wadah-penyalur-karya-sastra/10141 Wirasatriaji. 2014. Tentang Kami. http://www.rumpunnektar.com/p/tentang-kami.html Anonym. 2014. Bengsas; Sebuah Bengkel Sastra yang Indah Bagi Jakarta https://sastrahelvy.com/2014/06/22/bengsas-sebuah-bengkel-sastra-yang-indah-bagi-jakarta/ Kurniyanto. 2012 SPS ingin bangkitkan Sastra di DIY. http://www.solopos.com/2012/08/15/komunitas-sps-ingin-bangkitkan-sastra-di-diy-319289 Annonym.Tanpa Tahun. Profil Jejak Budaya. https://jejakbudayakukar.wordpress.com/tentang-kami/ Annonym.2016. Bentara Budaya. http://www.bentarabudaya.com/komunitas/bentara-budaya-jakarta Annonym.2012. Komunitas Jelajah Nusantara Indonesi http://komjen.blogspot.co.id/ Utami, Eulis. 2016.Komunitas L: Memperjuangkan Sastra dan Teater di Jalur Sunyi http://komunita.id/2016/09/05/komunitas-l-memperjuangkan-sastra-dan-teater-di-jalur-sunyi/