21
0 SARI PUSTAKA INSTRUMENTASI KUALITAS HIDUP ANAK TERKAIT KESEHATAN RONGGA MULUT Pendahuluan Kualitas hidup didefinisikan sebagai penilaian individu terhadap dampak fungsional, psikologi, dan sosial yang mempengaruhi kesejahteraan. 1 Ferrand dan power mendefinisikan kualitas hidup sebagai suatu konsep yang mencakup karakteristik fisik dan psikologis secara luas yang menggambarkan kemampuan individu berperan dalam lingkungannya dan memperoleh kepuasan dari yang dilakukannya. 2 Kualitas hidup bersifat subjektif yang dipengaruhi oleh pengalaman yang banyak kemudian dievaluasi dengan perasaan positif atau negatif oleh individu tersebut. 2 Konsep kualitas hidup telah banyak digunakan pada berbagai bidang sosial, seiring dengan waktu diadaptasi oleh pelayanan kesehatan. Brooker menyatakan bahwa kualitas hidup adalah ukuran konseptual atau operasional yang sering digunakan dalam situasi penyakit kronis sebagai cara untuk menilai dampak terapi pada pasien. 3 Penilaian kualitas hidup memberikan informasi baru dalam penilaian hasil jangka panjang berlandaskan definisi “sehat” menurut World Health Organization (WHO), yaitu sehat fisik, mental dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit dan keterbatasan atau kecacatan saja. 4-7 Penilaian kualitas hidup tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan fisik saja, namun juga keadaan mental, sosial dan emosional, sehinga dapat dilihat sebagai suatu konsep multi dimensi yang terdiri dari tiga bidang utama, yaitu: fisik, psikologis (kognitif dan emosional) dan sosial. 4, 6 Indeks kualitas kehidupan adalah suatu indeks sosial yang mengaitkan antara hasil survey subjektif tentang kepuasan hidup dengan perbandingan objektif kualitas hidup seluruh negara. Indonesia memiliki indeks 5,81, menempti indeks kualitas hidup ke 71 dari 111 negara yang dinilai oleh Economist Intelligence Unit pada tahun 2005. Irlandia menempati tingkat kualitas hidup pertama dari 111 negara dengan nilai indeks kualitas hidup 8,33. Konsep sehat saat ini menekankan pada kondisi pasien disertai kompleksitas penilaian lainnya yang berpengaruh. 8 Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu aspek kesehatan yang banyak dikeluhkan oleh kelompok usia anak dan remaja. 9 Gangguan pada kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor yang berperan pada status kualitas hidup terkait

Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

  • Upload
    annisa

  • View
    120

  • Download
    29

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

0

SARI PUSTAKA

INSTRUMENTASI KUALITAS HIDUP ANAK TERKAIT KESEHATAN RONGGA

MULUT

Pendahuluan

Kualitas hidup didefinisikan sebagai penilaian individu terhadap dampak fungsional,

psikologi, dan sosial yang mempengaruhi kesejahteraan.1 Ferrand dan power mendefinisikan

kualitas hidup sebagai suatu konsep yang mencakup karakteristik fisik dan psikologis secara

luas yang menggambarkan kemampuan individu berperan dalam lingkungannya dan

memperoleh kepuasan dari yang dilakukannya.2 Kualitas hidup bersifat subjektif yang

dipengaruhi oleh pengalaman yang banyak kemudian dievaluasi dengan perasaan positif atau

negatif oleh individu tersebut.2 Konsep kualitas hidup telah banyak digunakan pada berbagai

bidang sosial, seiring dengan waktu diadaptasi oleh pelayanan kesehatan. Brooker

menyatakan bahwa kualitas hidup adalah ukuran konseptual atau operasional yang sering

digunakan dalam situasi penyakit kronis sebagai cara untuk menilai dampak terapi pada

pasien.3 Penilaian kualitas hidup memberikan informasi baru dalam penilaian hasil jangka

panjang berlandaskan definisi “sehat” menurut World Health Organization (WHO), yaitu

sehat fisik, mental dan sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit dan keterbatasan atau

kecacatan saja.4-7 Penilaian kualitas hidup tidak hanya dipengaruhi oleh keadaan fisik saja,

namun juga keadaan mental, sosial dan emosional, sehinga dapat dilihat sebagai suatu konsep

multi dimensi yang terdiri dari tiga bidang utama, yaitu: fisik, psikologis (kognitif dan

emosional) dan sosial.4, 6 Indeks kualitas kehidupan adalah suatu indeks sosial yang

mengaitkan antara hasil survey subjektif tentang kepuasan hidup dengan perbandingan

objektif kualitas hidup seluruh negara. Indonesia memiliki indeks 5,81, menempti indeks

kualitas hidup ke 71 dari 111 negara yang dinilai oleh Economist Intelligence Unit pada tahun

2005. Irlandia menempati tingkat kualitas hidup pertama dari 111 negara dengan nilai indeks

kualitas hidup 8,33.

Konsep sehat saat ini menekankan pada kondisi pasien disertai kompleksitas penilaian

lainnya yang berpengaruh.8 Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu aspek kesehatan

yang banyak dikeluhkan oleh kelompok usia anak dan remaja.9 Gangguan pada kesehatan

gigi dan mulut merupakan salah satu faktor yang berperan pada status kualitas hidup terkait

Page 2: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

1

kesehatan gigi dan mulut.10 Salah satu gangguan kesehatan gigi dan mulut pada anak yang

sering dikeluhkan adalah karies gigi. Karies merupakan infeksi kronis yang mengenai 18%

anak dengan rentang usia antara 2 sampai 4 tahun, 52% pada anak dengan usia 6 sampai 8

tahun, dan 61% pada anak remaja usia 15 tahun keatas di populasi Amerika Serikat tahun

1988 sampai 1994. Dampak karies pada kualitas hidup anak telah banyak diteliti. Penelitian

yang dilakukan oleh Davis menyimpulkan bahwa penyakit pada gigi dan mulut memiliki

dampak yang minimal pada status kualitas hidup seseorang.11 Pernyataan tersebut banyak

dibantah oleh penelitian-penelitian terbaru yang melihat dampak penyakit gigi dan mulut

pada anak dapat berakibat buruk pada status kualitas hidupnya.12 Dampak tersebut mulai dari

rasa tidak nyaman sampai dengan penurunan atau keterlambatan perkembangan fisik anak,13,

14 selain itu juga berdampak pada aktivitas sosial anak dan anak menjadi lebih sering tidak

masuk sekolah.15

Konsep penilaian kualitas hidup adalah multidimensi, yang terdiri dari aspek fisik,

psikologis (kognitif dan emosional) dan sosial. Masing-masing aspek diukur dengan beberapa

pertanyaan yang sesuai. Terdapat dua bentuk dasar instrumen penilaian kualitas hidup: secara

generik dan spesifik penyakit. Instrumen generik dibuat untuk menilai semua aspek kesehatan

yang berhubungan dengan kualitas hidup pada berbagai macam penyakit dan populasi.

Sedangkan penilaian kualitas hidup spesifik hanya pada aspek kesehatan tertentu.8 Pemilihan

instrumen penilaian kualitas hidup anak berdasarkan atas konsep, keandalan, kesahihan, dan

kepraktisan instrumen tersebut. Penilaian kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut

telah banyak diciptakan, tiga diantaranya yang sering digunakan adalah Child Perception

Questionnaire (CPQ), Child Oral Impacts on Daily Performances (COIDP), dan Michigan

Oral Health-Related Quality of Life (MOHRQoL). Penilaian kualitas hidup diukur

berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi.16 Berbagai instrumen dapat digunakan,

tergantung dari kesesuaian instrumen dengan tujuan penilaian. Berbagai faktor yang dinilai

juga dapat disesuaikan dengan karakteristik subjek pemeriksaan. Makalah ini akan membahas

mengenai instrumentasi penilaian kualitas hidup anak terkait kesehatan rongga mulut.

Page 3: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

2

Kualitas Hidup

Kualitas hidup adalah persepsi individu tentang posisinya dalam kehidupan, dalam

hubungannya dengan sistem budaya dan nilai setempat dan berhubungan dengan cita-cita,

pengharapan, dan pandangan-pandangannya, yang merupakan pengukuran multidimensi,

tidak terbatas hanya pada efek fisik maupun psikologis pengobatan.17 Kualitas hidup

didefinisikan sebagai penilaian individu terhadap dampak fungsional, psikologi, dan sosial

yang mempengaruhi kesejahteraan.1 Ferrand dan power mendefinisikan kualitas hidup

sebagai suatu konsep yang mencakup karakteristik fisik dan psikologis secara luas yang

menggambarkan kemampuan individu berperan dalam lingkungannya dan memperoleh

kepuasan dari yang dilakukannya.2 Kualitas hidup bersifat subjektif yang dipengaruhi oleh

pengalaman yang banyak kemudian dievaluasi dengan perasaan positif atau negatif oleh

individu tersebut.2 Sedangkan pada literatur lainnya disebutkan bahwa kualitas hidup adalah

kenyataan yang dialami individu berbanding dengan harapan dari individu tersebut.2

Sedangkan menurut World Health Organisation (WHO), kualitas hidup adalah persepsi

individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan pada konteks budaya dan sistem nilai

dimana mereka tinggal, berhubungan dengan tujuan hidupnya, harapan, standard dan fokus

hidup mereka.18

Wilson dan Cleary menggambarkan model alur variasi-variasi penyebab yang

mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan dari model alur tersebut adalah untuk menghubungkan

penilaian objektif dengan persepsi subjektif. Model konsep kualitas hidup dari Wilson dan

Cleary dapat dilihat pada bagan di bawah ini.19

Page 4: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

3

Model konsep kulitas hidup menurut Wilson dan Cleary (1995).19

Tingkat pertama dari model tersebut adalah faktor biologis dan fisiologis, karena dua

faktor tersebut umumnya terkonsep, dapat diukur dan diaplikasikan di klinik. Tingkat

kedua adalah fokus pada sel spesifik, dan organ sampai dengan organisme sebagai satu

kesatuan. Wilson dan Cleary menjelaskan di dalam konsep yang digambarkannya, bahwa

karena kompleksitasnya, maka perawatan yang efektif tujuannya tidak hanya melihat

faktor biologis dan fisiologis saja. Tingkat ketiga yaitu fungsionalitas yang mengukur

kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas tertentu. Inisiator model ini

berpendapat bahwa gejala dan variasi bio-fisiologis berhubungan dengan kondisi

fungsionalitas. Tingkat keempat yaitu persepsi sehat individu yang juga berhubungan

dengan tingkat-tingkat sebelumnya. Persepsi individu muncul dari pengamatan dan

pengalaman individu pada pelayanan kesehatan yang didapatkannya. Tingkat terakhir

yaitu keseluruhan kualitas hidup. Model konseptual ini meliputi faktor sakit, sehat, dan

kualitas hidup, sehingga model ini menggambarkan hubungan sebab akibat dan

memberikan karakteristik individu dan lingkungan.4

Karakteristik individual

Variasi Biologis & Fisiologis

Kondisi Keluhan

Kondisi Fungsional

Persepsi Kesehatan Umum

Status Kualitas Hidup

Karakteristik Lingkungan

Faktor Nonmedis

Faktor

Fisiologis Faktor Ekonomi

dan Sosial

Faktor Fisiologis dan Sosial

Faktor Keluhan

Motivasi Personal

Nilai Preferensi

Page 5: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

4

Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan (health-related quality of

life/HRQOL) menggambarkan pandangan individu atau keluarganya tentang tingkat

kesehatan individu tersebut setelah mengalami suatu penyakit dan mendapatkan suatu

bentuk pengelolaan.20 Health-related quality of life menggambarkan komponen sehat dan

fungsional multidimensi seperti fisik, emosi, mental, sosial dan perilaku yang

dipersepsikan oleh pasien atau orang lain di sekitar pasien (orang tua atau pengasuh).21

Pengukuran kualitas hidup mempunyai manfaat yaitu sebagai perbandingan

beberapa alternatif pengelolaan, data penelitian klinis, penilaian manfaat suatu intervensi

klinis, uji tapis dalam mengindentifikasikasi anak-anak dengan kesulitan tertentu dan

membutuhkan tindakan perbaikan secara medis ataupun bantuan konseling, juga dapat

dipakai untuk pengenalan dini sehingga dapat diberikan intervensi tambahan (non medis

yang diperlukan), maupun prediktor untuk memperkirakan biaya perawatan kesehatan.22

Kualitas hidup anak secara umum dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kondisi

umum yang meliputi lingkungan makro yang berupa kebijakan pemerintah dan asas-asas

dalam masyarakat yang memberikan perlindungan anak, kondisi eksternal yang meliputi

lingkungan tempat tinggal (cuaca, musim, polusi, kepadatan penduduk), status sosial

ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan orang tua, kondisi interpersonal, meliputi

hubungan sosial dalam keluarga (orangtua, saudara kandung, saudara lain serumah dan

teman sebaya), kondisi personal, meliputi dimensi fisik, mental dan spiritual pada diri

anak sendiri, yaitu genetik, umur, kelamin, ras, gizi, hormonal, stress, motivasi belajar

dan pendidikan anak serta pengajaran agama.23

Pemilihan instrumen pengukur kualitas hidup pada anak berdasarkan atas konsep,

keandalan, kesahihan dan kepraktisan instrumen tersebut. Sara L. melakukan studi

kualitas hidup anak dan perspektif orangtua pada anak dengan early childhood caries,

dengan melihat skala multidimensional dalam melihat kualitas hidup yang berhubungan

dengan kesehatan.

Parameter Kualitas Hidup Anak

Aspek biopsikososial anak memiliki dampak besar pada tingkat kualitas hidup

anak. Sehingga banyak instrumen yang dikembangkan untuk melihat kualitas hidup anak

dari berbagai aspek. Seperti hubungan antara aspek fisik dan psikologis anak yang dilihat

Page 6: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

5

untuk mengukur kualitas hidup anak. Ukuran kualitas hidup anak menjadi nilai yang

potensial untuk membandingkan hasil observasi klinis.

Beberapa aspek yang mempengaruhi konsep kualitas hidup, yaitu perspektif

individu terhadap kualitas hidup, hal ini tergantung dari gaya hidup, pengalaman,

harapan, cita-cita dan ambisi individu. Aspek berikutnya yaitu kesehatan, kualitas hidup

yang berhubungan dengan kesehatan merupakan konsep multi dimensi yang saling

berhubungan. Hal ini sesuai dengan definisi dari World Health Organisation (WHO),

bahwa kualitas hidup sebagai status dari keseluruhan fisik, mental dan kesejahteraan

sosial individu, tidak hanya status ada atau tidaknya penyakit atau disabilitas. Aspek

ketiga yaitu kualitas hidup dapat mencakup perspektif subjektif dan objektif pada

masing-masing aspek. Penilaian objektif kualitas hidup fokus pada kemampuan individu,

dan derajat kesehatannya. Sedangkan penilaian subjektif kualitas hidup mencakup

perspektif dan penilaian individu terhadap status kesehatan berdasarkan pengalaman.

Anak merupakan kelompok usia yang tidak dapat dipercaya penilaiannya. Oleh

karena itu, telah banyak dilakukan usaha untuk mengukur kualitas hidup anak

berdasarkan data yang didapatkan dari orangtuanya. Namun demikian, anak dan

orangtua memiliki pandangan yang berbeda mengenai dampak suatu penyakit sehingga

tetap dibutuhkan keterlibatan anak secara langsung dalam penentuan perawatan anak.

Sehingga, dibutuhkan berbagai evaluasi pada pengukuran kualitas hidup anak untuk

mempertimbangkan perspektif anak dalam menilai kualitas hidupnya sendiri.

Penilaian kualitas hidup anak memiliki keterbatasan tertentu. Anak tidak berbagi

dengan orang dewasa mengenai penyebab, etiologi dan perawatan penyakit. Anak

menginterpretasikan pertanyaan secara berbeda, dan mengadopsi perspektif waktu

berdasarkan perjalan penyakit secara berbeda. Selain itu, kemampuan anak dalam

menggunakan skala penilaian, pemahaman bahasa dan tipe kuesioner yang digunakan

tergantung dari perkembangan kognitif dan usia.

Kualitas Hidup terkait Kesehatan rongga mulut

Menurut WHO kesehatan rongga mulut saling berhubungan dengan kesehatan

umum dan kesadaran untuk menjaga kesehatan rongga mulut berperan penting dalam

menentukan kesehatan rongga mulut seorang individu.6 Kesehatan gigi dan mulut

memungkinkan individu untuk melakukan fungsi bicara, makan, dan bersosialisasi tanpa

adanya penyakit, rasa tidak nyaman atau tidak memuaskan. Adanya sakit atau gangguan

pada kesehatan gigi dan mulut memicu terjadinya kecemasan dental, masalah kesehatan

Page 7: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

6

umum, depresi secara psikologis, penurunan rasa percaya diri, berkurangnya waktu

aktivitas sekolah dan berdampak pada tingkat kualitas hidup. Gigi geligi merupakan

salah satu organ pencernaan yang berperan penting dalam proses pengunyahan makanan,

sehingga pemeliharaan kesehatan gigi penting dilakukan.24 Tindakan pencegahan

terhadap penyakit gigi dan mulut perlu dilakukan agar tidak terjadi gangguan fungsi,

aktivitas (belajar dan bekerja) dan penurunan produktivitas kerja yang tentunya akan

mempegaruhi kualitas hidup.24

Lebih dari dua dekade, status kesehatan gigi dan mulut telah digunakan sebagai

indikator dan pembanding untuk penilaian dampak kesehatan gigi dan mulut di suatu

populasi. Kondisi kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu penyebab yang paling

banyak menimbulkan keluhan fisik, sosial, dan psikologis. Sehingga adanya keluhan

pada gigi dan mulut mempengaruhi aktivitas keseharian dan kualitas hidup seseorang.

Kelompok usia yang banyak mengeluhkan kesehatan gigi dan mulut adalah kelompok

usia anak dan remaja.9 Pada penelitian yang dilakukan oleh Barbosa dan Gaviao,

menunjukkan bahwa kondisi kesehatan gigi dan mulut sangat mempengaruhi aspek sosio

ekonomi pasien.25 Kualitas hidup sangat ditentukan dari faktor psikologis.26 Pada

kondisi klinis dengan gangguan kesehatan gigi dan mulut yang ringan dapat

menimbulkan keluhan pada beberapa kelompok pasien anak, sebaliknya dengan kondisi

klinis gangguan kesehatan gigi dan mulut yang berat tidak menimbulkan keluhan.27 Hal

ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu bahwa pengalaman klinis seseorang

ditentukan tidak hanya dari karakteristik dan keparahan penyakit tapi juga dari

karakteristik lingkungan dan personal.28 Sehingga anak dengan kondisi psikologis yang

baik menunjukkan status kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan kualitas hidup

anak dengan kondisi psikologis yang tidak baik.29 Selain faktor psikologis, rasa sakit dan

tidak nyaman juga menimbulkan keluhan depresif dan mempengaruhi status kualitas

hidupnya.30

Child Perceptions Questionnaire (CPQ)

Child perceptions questionnaires (CPQ) dibuat di Kanada pada tahun 2002 – 2006

untuk mengukur kualitas hidup terkait kesehatan rongga mulut pada anak dengan

kelompok usia tertentu dengan berbagai kondisi dental, ortodontik, dan orofasial. CPQ

merupakan kuesioner yang diisi oleh anak itu sendiri. Instrumen ini telah banyak

dilaporkan validitas dan reliabilitas penggunaannya oleh berbagai peneliti sebelumnya.31

Tujuan kuesioner ini adalah untuk menghasilkan konsep anak sehat dan bersifat evaluatif

Page 8: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

7

serta mampu membedakan sehingga mampu digunakan pada anak dengan gangguan

orofasial dan dental. CPQ merupakan bagian dari kuesioner kualitas hidup yang terdiri

dari kuesioner untuk orang tua atau perawat anak dan kuesioner spesifik untuk anak itu

sendiri dengan kelompok usia 6-7 tahun, 8-10 tahun, dan 11-14 tahun. Kelompok usia

tersebut dibuat karena dianggap memiliki kemampuan kognitif yang homogen.32

Penelitian pendahuluan menggunakan kuesioner ini dengan tujuan untuk melihat

dampak kondisi oral dan orofasial pada status fungsional dan psikososial anak.

Kuesioner penilaian terdiri dari 36 pertanyaan yang dikelompokkan menjadi 4

kelompok, yaitu keluhan oral, keterbatasan fungsional, kondisi emosional, dan sosial.32

Instrumen CPQ terdiri dari 5 pertanyaan mengenai keluhan rongga mulut, 5 pertanyaan

mengenai keterbatasan atau gangguan fungsi, 5 pertnyaan mengenai kesejahteraan

emosional dan 10 pertanyaan mengenai kesejahteraan sosial. Kuesioner memiliki

pendahuluan dan 2 pertanyaan umum mengenai usia dan jenis kelamin anak.32

Setiap pertanyaan menanyakan mengenai frekuensi kejadian dalam 4 minggu terakhir;

dengan 5 poin skor skala Likert dari 0-4. Skor yang paling tinggi menunjukkan

peningkatan efek pada kualitas hidup. Pilihan respon jawaban berupa “tidak pernah”

dengan skor 0, “sekali atau dua kali” dengan skor 1, “kadang-kadang” dengan skor 2,

“sering” dengan skor 3, dan “setiap hari” dengan skor 4. Keseluruhan skor dari tiap

pertanyaan dijumlahkan. Total skor bervariasi dari 0 sampai 100.32 Prosedur penyesuaian

instrumen CPQ mengikuti metode yang telah disetujui secara internasional.32, 33

Pertanyaan harus sederhana, mudah dipahami, dan menghindari istilah teknis yang sulit

dipahami responden, dan isi pertanyaan sesuai dengan budaya dan kebiasaan populasi

yang akan dinilai.32

Page 9: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

8

Page 10: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

9

Gambar contoh format instrumen CPQ32

Page 11: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

10

Child Oral Impacts on Daily Performances (C-OIDP)

Kuesioner ini menilai dampak dari kehidupan sehari-hari anak dengan melihat

perilaku anak. Tujuan peniliaian dari kuesioner ini adalah sebagai indikator

kesejahteraan sosio-dental (mengukur dampak sosial pada kondisi dental) berdasarkan

model konsep sehat.34 Rancangan kuesioner ini mengadopsi konsep gangguan atau sakit

milik WHO di bidang kedokteran gigi. Pada kuesioner ini terdapat perbedaan antara

gangguan, keterbatasan fungsi, nyeri atau sakit, dan ketidaknyamanan dan disabilitas dan

kecacatan. Gangguan merupakan suatu bentuk penyakit secara biospikososial, umumnya

dinilai dari indikator secara klinis. Keterbatasan fisik mengarah kepada suatu fungsi

bagian tubuh yang sakit atau terasa tidak nyaman, sehingga lebih ke arah aspek

pengalaman suatu kondisi oral atau keluhan klinis. Disabilitas dan kecacatan merupakan

suatu hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sampai berdampak pada kondisi

sosialnya.

Instrumen ini terdiri dari 2 tahap, tahap pertama adalah menunujukan masalah

kesehatan rongga mulut yang dirasakan melalui pilihan jawaban pada kuesioner yang

terdiri dari beberapa kondisi patologis rongga mulut yang umum terjadi pada anak.

Kemudian tahap kedua yaitu mengevaluasi dampak dari kondisi rongga mulut pada

kualitas hidup anak melalui bantuan jawaban kuesioner, yang fokus pada delapan

pertanyaan yang diberikan, yaitu mengunyah, berbicara, aktivitas kebersihan mulut,

istirahat (tidur), tersenyum, kondisi emosional, belajar (seperti di kelas dan aktivitas

belajar di luar sekolah), berkomunikasi dengan orang lain. Bantuan jawaban berupa

gambar yang mewakili dampak positif dan negatif pada setiap pertanyaan yang

diberikan. Jawaban dari pertanyaan mengarah ke frekuensitas dan keparahan kondisi

rongga mulut yang mempengaruhi kualitas hidup responden.

Berdasarkan COIDP yang dikenalkan pertama kali oleh Georgios Tsakos,

instrumen diberikan dalam dua kali kunjungan. Kunjungan pertama untuk mengisi

format pertanyaan pertama, dan kunjungan kedua untuk mengisi kuesioner COIDP. Pada

kunjungan pertama juga dilakukan penilaian kondisi rongga mulut secara klinis

menggunakan indikator klinis seperti DMFT dan OHI-S. Tujuan dari format kuesioner

pertama adalah untuk mendapatkan homogenitas sampel responden berdasarkan kondisi

rongga mulutnya. Pertanyaan kuesioner kedua diberikan tanpa melihat hasil dari

kuesioner pertama. Pada kuesioner kedua, fokus pada evaluasi dampak kondisi rongga

mulut melalui delapan aktivitas yang ditanyakan.

Page 12: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

11

Kuesioner diisi dengan bantuan jawaban untuk memudahkan pemahaman isi

pertanyaan dan menjawab frekuensitas, keparahan dan persepsi yang dirasakan

responden mengenai kondisi tertentu. Skor untuk dampak gangguan kesehatan rongga

mulut pada setiap aktivitas didapatkan dengan mengalikan skor pada pertanyaan

frekuensitas dan tingkat keparahan penyakit.9 Skor frekuensitas diwakilkan dengan

respon “reguler” (tidak pernah terpengaruhi dalam 6 bulan terakhir dengan skor 0,

kurang dari satu bulan sekali. Skor akhir (intensitas pengaruh) bervariasi dari 0 sampai 9.

Intensitas pengaruh dikalkulasikan dengan metode sebagai berikut; untuk kelompok

sangat berat memiliki skor 9 (keparahan 3 x frekuensitas 3), berat memiliki skor 6

(keparahan 3 x frekuensitas 2, atau sebaliknya), sedang memiliki skor 3-4 (keparahan 2 x

frekuensitas 2, keparahan 3 x frekuensitas 1, keparahan 1 x frekuensitas 3), kecil

memiliki skor 2 (keparahan 2 x frekuensitas 1, keparahan 1 x frekuensitas 2), sangat

kecil dengan skor 1 (keparahan 1 x frekuensitas 1), dan tidak ada dengan skor 0

(keparahan dan frekuensitas 0).

Nilai rata-rata keseluruhan merupakan prevalensi kondisi rongga mulut pada

aktivitas harian responden yang dikalkulasikan dalam persentase skor maksimum yang

didapat (9 x 8 = 72), sehingga jumlah dari 8 aktivitas (nilai antara 0 – 72) dibagi dengan

72 kemudian dikali 100.

Gambar contoh format set pertanyaan pertama

Page 13: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

12

Gambar contoh format COIDP35

Michigan Oral Health-related Quality of Life (MOHRQoL)

Salah satu instrumen lainnya yang digunakan untuk menilai kualitas hidup anak

yang berhubungan dengan kesehatan rongga mulut adalah skala Michigan Oral Health-

related Quality of Life (MOHRQoL). Skala ini terdiri dari 14 jenis pertanyaan, dengan

pilihan jawaban memiliki skala 5 poin. Skala 1 mengindikasikan tidak setuju sama

sekali, dan skala 5 mengindikasikan sangat setuju. Pembuat skala ini mengasumsikan

bahwa kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan memiliki empat aspek yang

berbeda, yaitu penilaian mengenai keterbatasan fungsi, rasa sakit atau tidak nyaman,

Page 14: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

13

psikologis berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulutnya dan aspek sosial terkait

kesehatan rongga mulut.12

Penilaian masing-masing aspek berdasarkan akumulasi dari beberapa item

pertanyaan kuesioner, dengan total pertanyaan secara keseluruhan adalah 14 pertanyaan.

Kriteria penilaian kualitas hidup berdasarkan rata-rata dari jumlah item pertanyaan dari

masing-masing aspek, dengan penilaian yang dikatakan kualitas hidup rendah adalah

diatas 3 dan kualitas hidup baik dibawah 3.

Sara L. melakukan penelitian mengenai kualitas hidup anak dan perspektif

orangtua yang memiliki early childhood caries (ECC). Pada penelitian tersebut,

digunakan skala MOHRQoL versi anak. Skala ini dibuat untuk mengukur kualitas hidup

yang berhubungan dengan kesehatan oral anak usia lebih dari sama dengan 4 tahun.12

Skala kuesioner awalnya terdiri dari 7 pertanyaan yang mencakup 3 aspek, yaitu rasa

sakit atau tidak nyaman (apakah giginya terasa sakit saat ini? Apakah giginya pernah

terasa sakit sebelumnya? Apakah giginya terasa sakit atau tidak nyaman ketika makan

sesuatu yang panas atau dingin?), keterbatasan fungsi (apakah sulit untuk digunakan saat

mengunyah? Apakah sulit untuk digunakan untuk mengigit?), aspek psikologis (apakah

anda menyukai gigi anda? Apakah anda menyukai senyum anda?).12

Pada skala MOHRQoL versi orangtua, merupakan ukuran perwakilan dari

orangtua mengenai kualitas hidup anaknya berhubungan dengan kesehatan berdasarkan 3

pertimbangan. Pertama, oragtua harus mempertimbangkan aspek keseimbangan hidup

anak ketika mengevaluasi kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan. Oleh

karena itu, pertanyaan kueioner yang diberikan pada orangtua harus sesuai dengan

pertanyaan yang diajukan pada anak. Pertimbangan kedua yaitu latar belakang kognitif

orangtua memiliki karakteristik jawaban yang berbeda dengan anak-anak. Skala

penilaian jawaban dari 1 sampai 5 digunakan pada format kuesioner orangtua,

dibandingkan format ya atau tidak yang digunakan pada format kuesioner anak. Interval

skala ini memungkinkan metode analisis yang lebih baik. Pertimbangan terakhir pada

versi kuesioner orangtua yaitu pemahaman pertanyaan kuesioner, karena

mempertimbangkan latar belakang sosio-ekonomi pada orangtua yang berbeda-beda.12

Page 15: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

14

Gambar contoh format MOHRQoL untuk responden anak12

Page 16: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

15

Gambar contoh format MOHRQoL untuk orang tua atau pengasuh12

Page 17: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

16

Ringkasan

Kualitas hidup adalah persepsi individu tentang posisinya dalam kehidupan, dalam

hubungannya dengan sistem budaya dan nilai setempat dan berhubungan dengan cita-cita,

pengharapan, dan pandangan-pandangannya, yang merupakan pengukuran multidimensi,

tidak terbatas hanya pada efek fisik maupun psikologis pengobatan. 17

Konsep kesehatan rongga mulut tidak hanya bebas dari penyakit, tapi juga termasuk

aspek fungsionalitas, sosial dan psikologis. Paradigma kesehatan rongga mulut menurut

WHO juga telah mengacu kepada konsep secara holistik, yaitu kesehatan rongga mulut

memungkinkan seseorang untuk dapat berbicara, makan, bersosialisasi tanpa adanya penyakit

aktif, rasa tidak nyaman atau malu untuk bersosialisasi. Kesehatan rongga mulut merupakan

bagian integral dari kesehatan secara umum dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

umum.

Kualitas hidup anak merupakan perhatian yang banyak dikeluhkan pada masyarakat

modern. Faktor yang mempengaruhi kondisi kualitas hidup anak adalah faktor biologis,

psikologis, sosial. Masalah kesehatan gigi dan mulut pada kelompok usia anak paling banyak

dikeluhkan dan sangat berdampak pada status kualitas hidup anak. Sehingga kecenderungan

ini menyebabkan peneliti-peneliti tertarik untuk melakukan penilaian kualitas hidup anak

yang terkait dengan kesehatan gigi dan mulut. Berbagai parameter diciptakan sebagai

instrumen pengukuran kualitas hidup anak.

Penilaian kondisi kualitas hidup anak terkait kesehatan rongga mulut dapat dilakukan

menggunakan berbagai teknik psikometrik modern yang telah banyak digunakan dalam

penelitian sebelumnya. Beberapa diantara teknik penilaian tersebut membutuhkan

penyesuaian isi pertanyaan. Instrumen penilaian yang digunakan mampu membedakan antar

kelompok sehingga tidak dibutuhkan pengukuran lebih lanjut.

Validasi dan reliabilitas instrumen pengukuran harus dapat dibuktikan sebelum

digunakan dalam penelitian. Beberapa instrumen pengukuran yang umum digunakan untuk

melihat status kualitas hidup terkait kesehatan gigi anak yaitu CPQ, COIDP, dan MOHRQoL.

CPQ merupakan instrumen kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut pada anak

kelompok usia tertentu dengan berbagai kondisi dental, ortodontik, dan orofasial. Namun

penjelasan dalam tahap skoring menyebabkan instrumen ini sulit untuk dikalibrasi. COIDP

menilai dampak dari kehidupan sehari-hari anak dengan melihat perilaku anak. Sedangkan

MOHRQoL menilai kualitas hidup anak yang berhubungan dengan kesehatan rongga mulut.

Page 18: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

17

Berbagai instrumen pengukuran kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut yang

digunakan harus sesuai dengan tujuan penelitian. Beberapa dari instrumen tersebut dapat

disesuaikan menurut subjek dan tujuan penilaian. Indikator klinis dapat dijadikan tambahan

penilaian seiring dengan penilaian kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut anak.

Page 19: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Naito M. YH, Nomura Y., Nakayama T. Hamajima N., Hanada N. Oral Health Status

and Health-related Quality of Life: a Systematic Review. J Oral Scie 2006;48(1):1 - 7.

2. Yuliaw A. Hubungan Karakteristik Individu dengan Kualitas Hidup Dimensi Fisik

pasien Gagal Ginjal Kronik di RS Dr. Kariadi Semarang [Semarang: Universitas

Muhammadiyah Semarang; 2010.

3. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: EGC; 2008.

4. Rasheed T. Development and Validation of a Patient-Based Outcome Measue for

Endodontic Treatment [London: Kings College London Dental Institute; 2012.

5. Slade GD. Measuring Oral Health and Quality of Life. University of North Carolina:

Department of Dental Ecology, School of Dentistry; 1997.

6. WHO (World Health Organization a. WHO information series on school health, Doc

11; Oral health promotion through schools. In: WHO, editor. Geneva: World Health

Organization; 2003.

7. Saied-Moallemi Z. Oral Health among Iranian Preadolescents: A school-based Health

Education Intervention [Helsinki, Finland: University of Helsinki; 2010.

8. Agou S. Children Oral Health Related Quality Of Life Outcomes in Orthodontics

[Toronto: University of Toronto; 2009.

9. McGrath C BH, Wilson-Ganderson M. Assessing The Impact Of Oral Health on The

Life Quality Of Children; Implication for Research and Practice. Community Dental

Oral Epidemiology 2004;32:1147-57.

10. TS Barbosa PC, MS Leme, MBD Gaviao. Associations Between Oral Health-Related

Quality of Life and Emotional Statuses in Children and Preadolescents. Oral Diseases

2012;18:639-47.

11. P D. Compliance structures and the delivery of health care. Soc Sci Med

1975;10:329-35.

12. Sara L. Filstrup. Dan Briskie MdF. Early Childhood Caries and Quality of Life: Child

and Parent Perspectives. Pediatric Dentistry 2002;25(5):431-44.

13. Acs G LG, Kaminsky S, Cisneros GJ. Effect of nursing caries on body weight in a

pediatric population. Pediatric Dentistry 1992;14:302-05.

Page 20: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

19

14. Ayhan H SE, . Yildrim S. The Effect of nursing rampan caries on height, body

weight, and head circumference. J Clin Pediatr Dent 1996;20:209-12.

15. Gift HC RS, Larach DC. The social impact of dental problems and visits. Am J Public

Health 1992;82:1663 - 68.

16. Gilchrist F. RH, Deery C., Marshman Z. Assessment of The Quality of Measures of

Child Oral Health-Related Quality of Life. BioMed Central Oral Health 2014;14(40).

17. Gill TM FA. A critical appraisal of the quality of life measurement. JAMA

1994(272):619-26.

18. WHOQOL TWGDot. rationale and current status. Int J Mental Health 1994;23.:24-

56.

19. Wilson IB CP. Linking clinical variables with health-related quality of life. 1995

1995;273(59).

20. Aji FD. Kualitas Hidup Anak Pasca Sindrom Syok Dengue [Semarang: Universitas

Diponegoro; 2004.

21. Ridley S YD. Intensive care after care. In: Griffiths RD JC, editor. Classification and

measurement problems of outcomes after intensive care. Oxford Butterworth-

Heinemann; 2002. p. 142-5.

22. Varni JW SM, Kurtin PS. Pediatric health-related quality of life measurement

technology : A Guide for Health Care Decision Makers. JCOM 1999;6:33-40.

23. B. L. Social Paediatrics. In: Lindstrom B SN, editor. Measuring and improving

quality of life for children. Oxford: Oxford University Press; 1995.

24. RI D. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat. Jakarta: Depkes;

1999.

25. O’Brien C BP, Marshman Z. Evaluation of a quality of life measure for children with

malocclusion. J Orthod 2007;34(3):185–93.

26. Smith KW AN, Assmann SF. Distinguishing between quality of life and health status

in quality of life research: a meta-analysis. Qual Life Res 1999;8:447–59.

27. Barbosa TS TM, Gavia˜o MBD. Validity and reliability of the Child Perceptions

Questionnaires applied in Brazilian children. BMC Oral Health 2009;9(13).

28. Wilson IB CP. Linking clinical variables with health-related quality of life. A

conceptual model of patient outcomes. JAMA 1995( 273):59–65.

Page 21: Sari Pustaka Instrumentasi Kualitas Hidup terkait Kesehatan Rongga Mulut Anak

20

29. Agou S LD, Streiner DL, Tompson B. Impact of self-esteem on the oral-health-related

quality of life of children with malocclusion. Am J Orthod Dentofacial Orthop.

2008;134:484–89.

30. Hirsch C TJ. Temporomandibular pain and depression in adolescents–a case-control

study. Clin Oral Investig. 2010;14:145–51.

31. Jokovic A LD, Stephens M, Kenny D, Tompson B, Guyatt G. Validity and reliability

of a questionnaire for measuring child oral-health-related quality of life. J Dent Res

2002;81:459-63.

32. Amra Hadzipasic-Nazdrajic Z. Validation of The Child Perception Questionnaire 8-10

in Bosnia and Herzegovina. Mat Soc Med 2012;24(3):157-61.

33. Meadows K BN, Touw-Otten F. Cross-cultural validity in health outcome assessment.

European Research Group on Health Outcomes 1996:34-40.

34. Astrom N.A. OI. Validity and Reliability of The Oral Impacts on Daily Performances

(OIDP) Frequency Scale: a Cross-sectional Study of Adoloescent in Uganda. BMC

Oral Health 2003;3(5).

35. Christina Nuca CA, Elisabeth Martoncsak, Dan Dumitru Tomi. Study Regarding The

Correlation Between The Child-OIDP Index and The Dental Status in 12-year-old

Children from Harsova, Constanta County. OHDMBSC 2005;4(4):4 - 13.