63

repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

  • Upload
    danganh

  • View
    225

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmat-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara

Mahasiswa Kedokteran Laki-Laki dan Perempuan Angkatan 2011 FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Dalam Menghadapi Ujian OSCE dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan baik. Penulisan laporan penelitian sebagai salah satu syarat

untuk dapat mengikuti kepaniteraan dan kelulusan sarjana kedokteran. Peneliti

menyadari bahwa dalam penulisan laporan skripsi ini banyak mengalami kesulitan.

Namun berkat bantuan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak, kesulitan yang

dihadapi peneliti dapat diatasi. Oleh sebab itu, peneliti menyampaikan ucapan banyak

terima kasih kepada dr. Ahmad Azwar Habibi, M. Biomed selaku pembimbing 1 dan

dr. Marita Fadhilah, Ph.D selaku pembimbing 2 yang telah banyak meluangkan

waktu, tenaga, pikiran dan juga memberi semangat, saran dan motivasi yang sangat

berharga untuk peneliti selama proses menyelesaikan skripsi.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd, dr. M. Djauhari Widjajakusumah, DR.

Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan dan wakil dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab modul Riset yang telah

mengarahkan peneliti dan mengingatkan peneliti untuk menyelesaikan penelitian

ini.

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

vi

4. Kedua orang tua, Ahmad Zarkasyi dan Rina Ramayanti atas dukungan dan doa

yang selalu diberikan untuk peneliti.

5. Teman-teman Program Sudi Pendidikan Dokter (PSPD) angkatan 2011 yang telah

bersedia menjadi responden untuk menyelesaikan penelitian ini.

6. Teman kelompok riset Rhandy Septianto, Faizal Rachmadi dan Johan Lazuardi

yang telah berjuang bersama dan saling mendukung satu sama lain untuk

menyelesaikan penelitian.

7. Teman-teman satu kosan VLDL yang telah memberikan dukungan semangat,

do’a, dan bantuannya apabila peneliti sedang mengalami kesulitan.

Peneliti berterima kasih kepada semua pihak yang namanya tidak tersebutkan

diatas. Peneliti juga menyadari bahwa penulisan laporan penelitian ini jauh dari kata

sempurna. Akhir kata, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca

laporan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat menambah wawasan bagi

pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ciputat, 3 September 2014

Peneliti

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

vii

ABSTRAK

Leily Badrya. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Tingkat Kecemasan

Antara Mahasiswa Kedokteran Laki-Laki dan Perempuan Angkatan 2011 FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Menghadapi Ujian OSCE. 2014.

Kecemasan merupakan perasaan keprihatinan, ketakpastian dan ketakutan

tanpa stimulus yang jelas, dikaitkan dengan perubahan fisiologis (takikardia,

berkeringat, tremor, dan lain-lain). prevalensi kecemasan diperkirakan 20% dari

populasi dunia dan sebanyak 47,7% remaja merasa cemas. Didapatkan bahwa

perempuan lebih rentan 2 kali untuk menderita suatu kecemasan dibanding laki-laki.

Tujuan dari penelitian ini adalah ntuk mengetahui adanya perbedaan tingkat

kecemasan antara mahasiswa kedokteran laki-laki dan perempuan angkatan 2011

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi ujian OSCE. Desain

penelitian ini yaitu cross sectional. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan

dengan total sampling. Cara kerja penelitian ini, responden mengisi identitas,

kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), dan kuesioner coping strategies.

Dari hasil uji deskriptif yang dilakukan, terdapat 11 (22%) mahasiswa perempuan

yang menderita kecemasan dan 8 (20%) mahasiswa laki-laki yang menderita

kecemasan. Sedangkan dari hasil uji analisis menggunakan chi square terdapat lebih

dari 1 tabel yang memiliki nilai expected count < 5. Selanjutnya menggunakan uji

alternatif yaitu Kolmogorov-Smirnov, didapatkan nilai p value = 0.500. Dapat

disimpulkan bahwa tidak ditemukan perbedaan bermakna skor kecemasan antara laki-

laki dan perempuan.

Kata kunci : kecemasan, mahasiswa kedokteran, HARS

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

viii

Leily Badrya. Medical Education Study Programme. Identify The Difference of

Anxiety Score Between Male And Female Medical Students Class of 2011 FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta in OSCE exams.

Anxiety is a feeling of uncertainty and fear without apparent stimulus,

associated with physiological changes (tachycardia, sweating, tremors, etc.).

Prevalence of anxiety is estimated 20% of the global population, that was known

47.7 % of teenagers feel anxious. It was found that women are 2 times more

susceptible to suffer from anxiety than men. The purpose of this research is to identify

the difference of anxiety score between male and female medical students class of

2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in OSCE exams. The design of this

research is cross-sectional. 90 sample for this research were taken by total sampling.

Respondents filled identity form, Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

questionnaire, and coping strategies questionnaire. The results of the descriptive test

is there were 11 (22%) female students who suffer anxiety and 8 (20%) of male

students who suffer from anxiety. While the results from analysis using chi-square

test, it was found more than one table that has expected count value < 5.

Furthermore, alternative test used by researcher is Kolmogorov-Smirnov, and

obtained p value = 0.500. The conclusion is no significant differences in anxiety

score between male and female students.

Key worlds : Anxiety, medical student, HARS

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................................

LEMBAR PERNYATAAN ..........................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................................

ABSTRAK .....................................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

DAFTAR TABEL .........................................................................................................

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................

1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................................

1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................................

1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................

1.4.1 Bagi Mahasiswa Kedokteran................................................................

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan......................................................................

1.4.3 Bagi Penelitian......................................................................................

1.4.4 Bagi Peneliti.........................................................................................

1.4.5 Bagi Masyarakat...................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ...............................................................................................

2.1.1 Pengertian Kecemasan.........................................................................

2.1.2 Epidemiologi Kecemasan.....................................................................

2.1.3 Etiologi Kecemasan..............................................................................

2.1.4 Gejala Klinis Kecemasan......................................................................

2.1.5 Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf.....................................................

2.1.5.1. Elemen Sistem Saraf…................................................................

2.1.5.2. Diensefalon..................................................................................

2.1.5.3. Sistem Saraf Otonom Perifer.......................................................

2.1.5.4. Sistem Limbik..............................................................................

2.1.6 Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) .............................................

i

ii

iii

iv

v

vii

ix

xi

xii

xiii

1

1

3

3

3

3

4

4

4

4

4

4

5

5

5

6

10

10

11

12

15

15

16

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

x

2.1.7 Lie Minnesota Multiphasic Personallity Inventory (L-MMPI) ….....

2.1.8 Taylor Minnesota Anxiety Scale (T-MAS) ..........................................

2.2 Kerangka Teori.........................................................................................................

2.3 Kerangka Konsep......................................................................................................

2.4 Definisi Operasional.................................................................................................

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian................................................................................................

3.2 Desain Analisis Data.......................................................................................

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................................

3.4 Populasi dan Sampel.......................................................................................

3.5 Variabel Penelitian..........................................................................................

3.6 Instrumen Penelitian.......................................................................................

3.7 Cara Kerja Penelitian......................................................................................

3.8 Alur Penelitian.............................................................................................

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian...............................................................................................

4.1.1 Karakteristik Dasar Responden..................................................................

4.1.1.1 Usia..............................................................................................

4.1.1.2 Jenis Kelamin..............................................................................

4.1.2 Tingkat Kecemasan....................................................................................

4.1.2.1 Berdasarkan Usia.........................................................................

4.1.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin.........................................................

4.1.3 Analisis Bivariat.........................................................................................

4.1.4 Coping Strategies.......................................................................................

4.2 Pembahasan.....................................................................................................

4.2.1 Karakteristik Dasar Responden..................................................................

4.2.1.1 Usia dan Jenis Kelamin..............................................................

4.2.2 Tingkat Kecemasan....................................................................................

4.2.2.1 Berdasarkan Usia.........................................................................

4.2.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin.........................................................

4.2.3 Analisis Bivariat.........................................................................................

4.2.4 Coping Strategies.......................................................................................

4.3 Keterbatasan Penelitian......................................................................................

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .........................................................................................................

5.2 Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

LAMPIRAN ..................................................................................................................

18

18

19

20

21

22

22

22

22

23

23

23

24

24

25

25

25

25

26

26

26

27

27

28

28

28

28

29

29

30

30

33

34

35

35

35

36

39

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkatan Usia.....................................................................................

Tabel 2. Jenis Kelamin Perempuan dan Laki-Laki............................................

Tabel 3. Tingkat Kecemasan dengan Usia........................................................

Tabel 4. Tingkat Kecemasan dengan Jenis Kelamin.........................................

Tabel 5. Analisis Bivariat antara Tingkat Kecemasan dengan Jenis Kelamin..

Tabel 6. Lima Peringkat Teratas untuk Coping Stategies.................................

25

26

26

27

27

28

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diensefalon......................................................................................

Gambar 2. Sistem Limbik..................................................................................

Gambar 3. Sintesis GABA telah diolah kembali...............................................

12

15

14

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jenis Kelamin dengan Tingkat Kecemasan...................................

Lampiran 2. Hasil Uji Statistik..........................................................................

Lampiran 3. Data Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test............................

Lampiran 4. Kuesioner ....................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................

39

40

40

42

50

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang, dimana setiap tahunnya

angka kecemasan semakin meningkat, prevalensi kecemasan diperkirakan

20% dari populasi dunia dan sebanyak 47,7% remaja merasa cemas.1 Saat

ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup dengan gangguan jiwa. Di

Indonesia, berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,

menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan

kecemasan sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa. Dengan jumlah

populasi orang dewasa Indonesia lebih kurang 150.000.000 diketahui bahwa

1.740.000 orang saat ini mengalami gangguan mental emosional.2

Kecemasan

yang menjadi suatu penyakit atau gangguan (anxiety disorder) terdapat pada

18 % (40 juta) penduduk Amerika pada usia lebih dari 18 tahun.3

Kecemasan merupakan perasaan keprihatinan, ketakpastian dan

ketakutan tanpa stimulus yang jelas, dikaitkan dengan perubahan fisiologis

(takikardia, berkeringat, tremor, dan lain-lain).4 Sebagian besar orang

mendeskripsikan perasaan cemas dengan berbagai istilah, seperti gelisah,

ketakutan luar biasa, dan menghadapi suatu kesulitan. Kecemasan merupakan

kondisi normal yang dapat terjadi pada setiap orang. Apabila seseorang

mengalami suatu kecemasan, maka kecemasan tersebut akan terjadi dalam

waktu singkat dan dalam tingkatan yang ringan. Kecemasan dapat

dikategorikan dari tingkat yang sangat rendah sampai dengan tingkat tertinggi.

Pada tingkat yang sedang (modarate), kecemasan dapat bermanfaat karena

meningkatkan kewaspadaan untuk suatu sinyal bahaya.5 Kecemasan sangat

mengganggu homeostasis dan fungsi individu, karena itu perlu segera

dihilangkan dengan berbagai macam cara penyesuaian.6 Faktor yang

mempengaruhi terjadinya kecemasan antara lain lingkungan sosial, personal

(individu), akademik. Contoh yang dapat menimbulkan perasaan cemas pada

seseorang, seperti pada saat berbicara didepan umum untuk pertama kalinya

atau sedang menjalani ujian.5

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

2

Mahasiswa memiliki kewajiban yang mutlak, yaitu belajar. Memasuki

perguruan tinggi, kegiatan belajar mahasiswa harus didukung dengan

kesadaran yang penuh. Seorang mahasiswa dituntut harus mampu

mengembangkan daya pikirnya dan meningkatkan rasa penasaran terhadap

disiplin ilmu yang ditekuninya. Oleh karena itu, mahasiswa rentan terhadap

kecemasan.7

Mahasiswa Kedokteran angkatan 2011 merupakan mahasiswa

preklinik yang sedang menjalankan masa pembelajarannya pada tahun terakhir

di Universitas sebelum memasuki masa klinik (Ko-Asisten). Pada penelitian

Sibel, et al (2012) menunjukan bahwa mahasiswa yang akan menuju tahap

pembelajaran klinik memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Kecemasan

yang banyak terjadi pada mahasiswa tingkat akhir preklinik adalah

kekhawatiran diri terhadap keterampilan untuk mengobati pasien yang telah

didapat pada masa pembelajaran preklinik.8

Mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan berbagai macam ujian di

masa preklinik. Ujian didalam buku panduan universitas dibagi menjadi ujian

tertulis dan ujian keterampilan klinik dasar. Ujian tertulis digunakan untuk

menguji aspek kognitif dan Uji skill lab ini bertujuan untuk menguji aspek

psikomotor, kognitif, dan professional behavior dengan menggunakan

checklist yang telah disepakati. Salah satu ujian keterampilan klinik yang

harus dilewati yaitu Objective Structure Clinical Examination (OSCE). OSCE

merupakan suatu metode untuk menguji kompetensi klinik (skill lab) yang di

uji secara obyektif dan terstruktur. Cara pengujian OSCE yaitu dalam bentuk

putaran (station) dan dengan waktu tertentu di setiap putarannya.9

OSCE pada

FKIK UIN dilaksanakan setiap semester genap dan akan menentukan

kelulusan mahasiswa untuk menuju tahap pembelajaran klinik. Pada pedoman

buku FKIK UIN, OSCE memiliki presentase penilaian sebesar 40% dan

merupakan presentase penilaian terbesar dibandingkan dengan ujian tulis dan

ujian lainnya untuk menentukan kelulusan mahasiswa. berdasarkan fakta

diatas, faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang tinggi untuk terjadinya

kecemasan pada mahasiswa yang akan melaksanakan ujian.

Kecemasan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena kecemasan

cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi. Distorsi tersebut

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

3

dapat mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan

perhatian, menurunkan daya ingat, mengganggu kemampuan menghubungkan

satu hal dengan yang lain.10

Dari buku Pasiak, 2009, didapatkan bahwa perempuan lebih rentan 2

kali untuk menderita suatu kecemasan dibanding laki-laki.11

Hal ini dibuktikan

juga oleh Brizendine bahwa remaja perempuan lebih mungkin mengalami

kecemasan 2 kali lipat dibandingkan dengan laki-laki, terutama pada usia

reproduktif.12

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa ujian yang dilakukan

oleh mahasiswa berpengaruh besar terhadap terjadinya kecemasan pada

mahasiswa dan terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang terjadi antara laki-

laki dan perempuan. Maka, peneliti melakukan penelitian mengenai perbedaan

tingkat kecemasan antara laki-laki dan perempuan dalam menghadapi OSCE.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa

kedokteran laki-laki dan perempuan angkatan 2011 FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi ujian OSCE?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan tingkat kecemasan anatara mahasiswa kedokteran

laki-laki dan perempuan angkatan 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dalam menghadapi ujian OSCE.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui tingkat kecemasan mahasiswa kedokteran angkatan 2011

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi ujian OSCE.

1.3.2.2 Mengetahui adanya perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa

kedokteran laki-laki dan perempuan angkatan 2011 FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi ujian OSCE.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Mahasiswa Kedokteran

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa kedokteran preklinik

dalam menambah pengetahuan tentang tingkat kecemasan pada mahasiswa

kedokteran dan dapat menghadapi kecemasan yang terjadi dengan coping

strategies.

1.4.2 Institusi Pendidikan

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada institusi

terhadap jenis ujian dalam penelitian ini dan sebagai satu langkah institusi

dalam menciptakan kebijakan demi kelancaran pembelajaran dalam

institusi.

1.4.3 Penelitian

Bermafaat sebagai rujukan untuk mengembangkan penelitian ini dan

sebagai motivasi dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

1.4.4 Peneliti

Bermanfaat untuk menambah wawasan peneliti mengenai permasalahan

kejiwaan yang banyak dihadapi di masyarakat dan membantu peneliti

untuk kelancaran proses belajar dalam menyelesaikan studi preklinik.

1.4.5 Masyarakat

a. Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi yang dapat

membantu masyarakat umum untuk mengetahui pentingnya menjaga

kesehatan jiwa mereka mengenai kecemasan yang banyak dihadapi

oleh sebagian besar orang.

b. Bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan jiwa dalam mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kecemasan

Terdapat beberapa pengertian kecemasan pertama, kecemasan adalah

sebagai “kesulitan” atau “kesusahan” dan merupakan konsekuensi yang

normal dari pertumbuhan, perubahan, pengalaman baru, penemuan identitas

dan makna hidup.10

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas,

berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan ini

tidak memiliki objek yang spesifik.1 Kecemasan adalah perasaan takut yang

tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Tidak ada objek yang dapat di

identifikasi sebagai stimulus kecemasan.13

Menurut pendapat para ahli diatas,

kecemasan dapat disimpulkan sebagai perasaan khawatir yang bersifat

subjektif karena tidak terdapat objek yang dapat diindentifikasi sebagai

stimulus kecemasan dan hal ini merupakan konsekuensi yang normal dari

pertumbuhan, perubahan, pengalaman baru, penemuan identitas dan makna

hidup. Karakteristik utama pada kecemasan adalah khawatir atau cemas, yang

terjadi secara berlebihan dihubungkan dengan situasi yang tidak jelas

objeknya. Cemas yang berlebihan tidak akan terjadi jika seseorang memiliki

kemampuan berupa suatu tindakan untuk memecahkan masalah.6

Kecemasan normal dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup setiap

orang. Kecemasan dapat digunakan sebagai alarm pada saat merasakan

bahaya. Respon yang akan terjadi pada situasi membahayakan disebut juga

sebagai respon “fight or flight”, ini merupakan respon cepat yang akan terjadi,

baik dengan cara fight (melawan bahaya) atau flight (melarikan diri dari

bahaya). Pada saat merasakan bahaya atau memikirkan sesuatu yang

berbahaya, maka otak akan mengirimkan impuls ke sistem saraf, yang

direspon dengan dikeluarkannya adrenalin. Peningkatan adrenalin dapat

menyebabkan tubuh menjadi energetik, merasa lebih waspada (alert),

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

6

memberikan dorongan untuk lebih kuat, dan siap untuk melawan (fight) atau

melarikan diri (flight) dalam upaya menyelamatkan diri.12

2.1.2 Epidemiologi Kecemasan

Indonesia merupakan negara berkembang, dimana setiap tahunnya

angka kecemasan semakin meningkat, prevalensi kecemasan diperkirakan

20% dari populasi dunia dan sebanyak 47,7% remaja merasa cemas.1 Saat

ini lebih dari 450 juta penduduk dunia hidup dengan gangguan jiwa. Di

Indonesia, berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,

menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional seperti gangguan

kecemasan sebesar 11,6% dari populasi orang dewasa. Dengan jumlah

populasi orang dewasa Indonesia lebih kurang 150.000.000 diketahui bahwa

1.740.000 orang saat ini mengalami gangguan mental emosional.2

Gangguan kecemasan adalah penyakit mental yang paling umum di

Amerika Serikat. Gangguan kecemasan juga mempengaruhi sekitar 40 juta

atau sekitar 18% orang dewasa Amerika usia 18 tahun keatas.3 Prevalensi

gangguan kecemasan berkisar antara 13,6% sampai dengan 28,8% di US.

Dari variasi prevalensi gangguan kecemasan tersebut, berkaitan dengan

perbedaan tingkat respon individu dan perbedaan usia maupun jenis

kelamin.13

2.1.3 Etiologi Kecemasan

a. Stres

Stres adalah keletihan dan kecemasan pada tubuh yang disebabkan

oleh hidup. Kecemasan terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan

menghadapi situasi, masalah, dan tujuan hidup. Beberapa contoh peristiwa

yang menimbulkan stress, yaitu berbicara didepan umum, pekerjaan baru,

sekolah baru, belajar. Stres dapat menstimulasi fisiologis tubuh dari

hipotalamus ke kelenjar (misalnya, kelenjar adrenal untuk mengirim

adrenalin dan norepinefrin sebagai pembangkit emosi). 14

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

7

b. Teori Genetik

Ansietas (kecemasan) dapat memiliki komponen yang diwariskan.

Insinden gangguan panik mencapai 25%, dengan wanita berisiko dua kali

lipat lebih besar daripada pria. Horwath dan Weissman (2000)

menjelaskan suatu kemungkinan “sindrom kromosom 13”. Kromosom ini

dikatakan terlibat dalam hubungan genetic yang mungkin pada gangguan

kecemasan.14

c. Teori Neurokimia

Terdapat 4 kelas besar neurotransmiter & neuromodulator di otak :14

1. Monoamin → serotonin, 3 katekolamin (epinefrin, norepinefrin,

dopamin)

2. Asam amino → Gamma-Amino Butyric Acid (GABA)

3. Neurotransmiter peptide

4. Neurotrophic Factor → Nerve Growth Factor (NGF)

Neurotransmiter Eksitatorik di sistem saraf pusat contohnya adalah

glutamate. Sedangkan neurotransmitter inhibitorik di sistem saraf pusat

yaitu GABA dan contoh neurotransmitter inhibitorik dimedula spinalis

adalah glisin. Neurotranmiter yang erat kaitannya dengan kejadian

kecemasan adalah neurotransmitter GABA. Aktivasi reseptor GABA

menyebabkan infuls ion Cl- dan dengan demikian terjadi hiperpolarisasi

pada sel pascasinaps, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di atas.15

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

8

Sintesis GABA

Gambar 3. Sintesis GABA telah diolah kembali

GABA

Inhibisi fungsi

SSP

Inhibisi transmisi

saraf

Hiperpolarisasi

membrane sel saraf

Ion Cl- masuk

Membuka kanal Cl-

Berikatan dengan

reseptor di pascasinaps

Melepaskan GABA

menuju celah sinaps

Glutamat

GAD

Metabolit GABA

Re uptake (transporter

GABA)

Degradasi oleh GABA

transaminase

GAD = Glutamic Acid Decarboxylase

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

9

Neuron-neuron inhibitori berfungsi untuk mnegurangi pembakaran

neuron-neuron lainnya. Berkurangnya fungsi neuron-neuron inhibitori

diakibatkan karena tingkat neurotransmitter GABA yang rendah dan

mengakibatkan neuron-neuron eksitatorik terus bekerja dan menyebabkan

kerja sistem saraf simpatis meningkat sampai pada akhirnya menimbulkan

kecemasan. Dalam keadaan stress, maka sekresi kortisol akan meningkat.

Disamping kortisol yang meningkat, terdapat substansi lain yang

menyerupai beta carboline, yaitu antagonis GABA yang diduga sebagai

penyebab turunnya jumlah reseptor GABA. Berkurangnya jumlah reseptor

GABA menyebabkan berkurangnya hambatan terhadap timbulnya

kecemasan.14

d. Teori Psikodinamik

Interpersonal

Harry Stack Sulliven (1952) berpendapat bahwa kecemasan

timbul dari masalah-masalah dalam nilai kelompok budayanya.

Semakin tinggi tingkat kecemasan, semakin rendah kemampuan

untuk mengomunikasikan dan menyelesaikan masalah dan

semakin besar pula kesempatan untuk terjadi gangguan

kecemasan.14

Perilaku

Ahli teori perilaku memandang kecemasan sebagai sesatu

yang dipelajari melalui pengalaman individu. Individu dapat

memodifikasi perilaku maladaptif. Perilaku yang berkembang dan

menggaggu kehidupan individu dapat ditiadakan atau dibuang

melalui pengalaman berulang.14

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

10

2.1.4 Gejala Klinis Kecemasan

Gejala Klinis dibedakan menjadi 2, yaitu :6

a. Gejala – Gejala Psikologik

o Khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan,

o Khawatir dengan pemikiran orang mengenai dirinya

o Penderita tegang terus menerus dan tak mampu berlaku

santai.

o Pemikirannya penuh dengan kekhawatiran

o Bicaranya cepat terputus-putus.

b. Gejala – Gejala Somatik

o Sesak Napas,

o Dada tertekan,

o Nyeri epigastrium

o Cepat lelah

o Palpitasi

o Keringat dingin

o Dan gejala lainnya yang mungkin mengenai motorik,

pencernaan, pernapasan, system kardiovaskuler,

genitourinaria, atau susunan syaraf pusat.

2.1.5 Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf

Sistem saraf melakukan kontrol terhadap hampir sebagian besar

aktivitas otot dan kelenjar tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Neuron

dikhususkan untuk menghasilkan sinyal listrik dan biokimia cepat. Neuron

juga mengolah, memulai, mengkode dan menghantarkan perubahan-

perubahan pada potensial membrannya sebagai suatu cara untuk menyalurkan

pesan dengan cepat melintasi panjangnya. 16

Fungsi saraf adalah sebagai berikut :16

Menerima rangsangan (oleh indera)

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

11

Meneruskan impuls saraf ke sistem saraf pusat (oleh saraf sensorik)

Mengolah rangsangan untuk menentukan tanggapan (oleh sistem saraf

pusat)

Meneruskan rangsangan dari sistem saraf pusat ke efektor (oleh saraf

motorik).

2.1.5.1 Elemen Sistem Saraf

Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel

dan perpanjangan sitoplasma. Neuron terdiri dari tiga bagian, yaitu : badan

sel, dendrit, dan akson tunggal. Badan sel neuron, juga dikenal sebagai

perikaryon atau soma adalah bagian tengah sel dimana terdapat inti (nukleus)

dan organel-organel sel seperti sitoplasma perinuklear, badan golgi dan

mitokondria. Nucleus pada sel saraf tidak memiliki sentriol dan tidak

bereplikasi.16

Neuron menghantarkan informasi hanya ke satu arah karena

bersifat bipolar, sel tersebut menerima informasi dari neuron lain pada salah

satu ujung dan menghantarkan informasi ke neuron berikutnya pada ujung sisi

lain.15

Dendrit disebut juga sebagai struktur reseptif sel saraf yaitu

penonjolan yang bercabang dan melekat pada badan sel.15

Dendrit berfungsi

untuk membawa impuls ke arah badan sel. Pada sebagian besar neuron,

membran plasma badan sel dan dendrit mengandung reseptor-reseptor protein

untuk mengikat antar zat kimiawi dari neuron lain. 16

Struktur konduksi lanjut adalah akson. Pada manusia panjang akson

dapat mencapai beberapa meter. Kebalikan dengan jumlah dendrit yang

bervariasi, setiap neuron hanya memiliki satu akson. Pada ujung distal, akson

terpecah menjadi beberapa cabang terminal, masing-masing disebut ujung

terminal (terminal akson) yang berkontak dengan neuron berikutnya.15

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

12

2.1.5.2 Diensefalon dan Sistem Saraf Otonom

Gambar 1. Diensefalon

Diensefalon terletak di antara batang otak dan otak tengah.

Diensefalon memiliki empat komponen, yaitu : thalamus, epitalamus,

subtalamus dan hipotalamus.15

1. Talamus

Ditemukan pada kedua sisi ventrikel tiga dan terdiri dari berbagai

nucleus dengan fungsi yang berbeda. Talamus merupakan kompleks

meuron yang meliputi sekitar empat perlima volume diensefalon.15

Fungsi talamus, yaitu :15

Struktur ini merupakan stasiun relay untuk ssebagian besar jaras

aferen yang naik ke korteks serebri. Semua impuls sensorik

(kecuali olfaktori) harus berjalan melewati talamus sebelum

berjalan ke korteks serebri dan dapat disadari.

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

13

Merupakan titik pertemuan subkortikal terbesar untuk semua

impuls sensorik propioseptif dan eksteroseptif.

Sebagai pusat integrasi dan koordinasi yang penting. Impuls aferen

dengan berbagai modalitas, dari region tubuh yang berbeda,

diintegrasikan dan diberikan pewarnaan afektif, seperti nyeri, rasa

tidak senang, dan rasa nyaman telah terdapat di talamus sebelum

ditransmisikan ke atas menuju korteks.

Talamus memodulasi fungsi motorik, beberapa diantaranya

melewati ganglia basalia dan serebelum.

Beberapa nuclei talami juga merupakan komponen ascending

reticular activating system (ARAS), sistem kewaspadaan spesifik

yang berasal dari nukleus yang terletak di sepanjang formasio

retikularis batang otak.

2. Epitalamus

Terutama terdiri dari epifisis (glandula pinealis/korpus pineale)

dan nukleus habenularis, berperan dalam regulasi irama

sirkadian.habenula dan nukleus habenularis membentuk stasiun relay

sistem olfaktori. Serabut olfaktori aferen berjalan melalui stria medularis

talami ke nukleus habenularis, yang membentuk proyeksi eferen ke

nukleus otonom (salivatorik) batang otak, dengan demikian berperan

penting pada asupan nutrisi. Epifisis terdiri dari sel-sel khusus diesebut

pinealosit. Kalsium dan magnesium disimpan di epifisis dari usia 15

tahun.15

3. Subtalamus

Subtalamus ditemukan tepat di kaudal talamus pada fase awal

perkembangan embriologis dan kemudian bergerak ke lateral ketika otak

berkembang. Subtalamus terdiri dari nukleus subtalamikus dan globus

palidus. Semua traktus ini berakhir di regio ventroposterior talami.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

14

Nukleus subtalamus (korpus Luysii) secara fungsional, merupakan

komponen ganglia basalia.15

4. Hipotalamus

Hipotalamus mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan

berbagai macam hormon. Hipotalamus juga dapat mengontrol suhu tubuh,

tekanan darah, rasa lapar, rasa haus, dan hasrat seksual.

Nuklei hipotalami :15

Kelompok nuclear anterior

Kelompok nuklear medial

Yaitu nukleus infundibularis, nukleus tuberalis, nukleus

dorsomedialis, nukleus ventromedialis dan nukleus lateralis.

Kelompok nuklear posterior

Meliputi nukleus mamilaris (nukleus supramamilaris, nukleus

mamilaris, nukleus interkalatus, dan lainnya) dan nukleus

posterior. Area ini dinamakan zona dinamogenik (Hess), dari

tempat ini sistem saraf otonom dapat segera diaktivasi, jika

diperlukan.

Hipotalamus memengaruhi sistem saraf otonom secara langsung

melalui jaras desendens. Sistem saraf simpatis diatur oleh bagian

ventromedialis dan posterior hipotalami. Stimulasi area-area

tersebut menginduksi peningkatan frekuensi jantung tekanan

darah, dilatasi pupilm vasokonstriksi capillary beds, vasodilatasi di

otot rangka dan ekspresi ketakutan atau kemarahan. Sistem saraf

parasimpatis sebaliknya diregulasi oleh bagian paraventrikulatis

dan anterior atau lateralis hipotalami. Stimulasi area-area tersebut

mencetuskan penurunan frekuensi jantung dan tekanan darah serta

konstriksi pupil. Stimulasi area parasimpatis posterior

meningkatkan aliran darah ke kandung kemih dan mengurangi

aliran darah ke otot rangka. Nukleus preoptikus, nukleus

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

15

supraoptikus, dan nukleus paraventrikularis. Kedua nukleus

terakhir berproyeksi melalui traktus supraoptikus-hipofisis, ke

neurohipofisis.15

2.1.5.3 Sistem Saraf Otonom Perifer

Bekerja secara bersama-sama dengan sistem endokrin dan berbagai

nukleus batang otak, mengatur fungsi-fungsi vital yang diperlukan untuk

mempertahankan lingkungan internal (homeostasis), termasuk respirasi,

sirkulasi, metabolism, suhu tubuh, keseimbangan cairan, pencernaan, sekresi

dan fungsi reproduktif. Fungsi-fungsi tersebut dikontrol oleh mekanisme yang

tidak disadari (involunter). Hipotalamus merupakan pusat regulasi utama

untuk seluruh sistem otonom perifer.15

2.1.5.4 Sistem Limbik

Gambar 2. Sistem Limbik

Snell, R S. Clinical Neuroanatomy ed 7. Lippincott Williams & Wilkins. 2006.17

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

16

Sistem limbik terdiri dari area neokortikal dan area kortikal dan

beberapa nuklei. Struktur utama sistem limbuk adalah formasio hipokampalis,

giruus parahipokampalis dan area entorhinal, girus cinguli, korpus mamilare,

dan amigdala. Struktur tersebut saling berhubungan di sirkuit papez, dan juga

membentuk hubungan yang luas dengan region otak lainnya (neokorteks,

talamus, batang otak). Melalui hubungannya dengan hipotalamus dan juga

dengan sistem saraf otonom, sistem limbik ikut dalam pengaturan dorongan

dan perilaku afektif. Dikatakan fungsi utamanya, dari sisi teleologis, adalah

pembentukan perilaku yang meningkatkan ketahanan (survival) individu dan

spesies. Selanjutnya hipokampus memainkan peran yang sangat penting

dalam belajar dan memori.15

Nukleus-nukleus pada amigdala dan daerah otak lainnya memiliki

perluasan untuk gejala kecemasan, seperti :14

Area kortikal : ketakutan

Region periakueduktal kelabu : sikap defensif dan sikap kaku

Nukleus parabrakhial : hiperventilasi (respiratory rate ↑)

Talamus lateralis : aktivasi sistem saraf simpatis

Nukleus paraventrikularis pada hipotalamus : aktivasi sistem

endokrin

nukleus kaudatus pontis : peningkatan rasa takut

Striatum : aktivasi sistem motorik

2.1.6 Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

HARS digunakan untuk mengukur kecemasan pada seseorang. Pada

tes ini terdapat 14 gejala yang diobservasi, yaitu :

1. Perasaan cemas

2. Ketegangan

3. Ketakutan

4. Gagguan tidur

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

17

5. Gangguan kecerdasan

6. Perasaan depresi (murung)

7. Gejala somatik/fisik (otot)

8. Gejala somatik/fisik (sensorik)

9. Gejala kardiovaskuler

10. Gejala respiratori (pernapasan)

11. Gejala Gastrointestinal (pencernaan)

12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin)

13. Gejala autonom

14. Tingkah laku (sikap)

HARS terdiri dari 14 item. Penilaian setiap itemnya diberi skor antara

0 sampai dengan 4 berdasarkan berat ringannya gejala. Setiap skor memiliki

kategori yang berbeda, yaitu :18

0 = Tidak ada gejala atau keluhan

1 = Gejala ringan

2 = Gejala sedang

3 = Gejala berat

4 = Gejala berat sekali

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14

dengan hasil:18

a. Skor kurang dari 14 = tidak ada kecemasan.

b. Skor 14 – 20 = kecemasan ringan.

c. Skor 21 – 27 = kecemasan sedang.

d. Skor 28 – 41 = kecemasan berat.

e. skor 42 – 56 = kecemasan sangat berat.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

18

2.1.7 Skala Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory (L-MMPI)

L-MMPI yaitu skala validitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi

hasil yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subyek

penelitian. Skala L-MMPI berisi 15 butir pernyataan untuk dijawab responden

dengan ”ya” bila butir pernyataan sesuai dengan perasaan dan keadaan

responden, dan ”tidak” bila tidak sesuai dengan perasaan dan keadaan

responden. Nilai batas skala adalah 10, artinya apabila jawaban ”tidak” dari

responden ≤ 10, maka data responden dinyatakan invalid dan tidak diikut

sertakan dalam pengolahan data penelitian.19

2.1.8 Taylor Minnesota Anxiety Scale (TMAS)

TMAS merupakan instrumen pengukur kecemasan dari Janet Taylor.

Tingkat kecemasan akan diketahui dari tinggi rendahnya skor yang

didapatkan. Makin besar skor maka tingkat kecemasan semakin tinggi, dan

makin kecil skor maka tingkat kecemasan semakin rendah.

Kuesioner TMAS berisi 40 butir pertanyaan, dengan 2 pilihan yaitu

”ya” dan ”tidak”. Responden menjawab sesuai dengan keadaan dirinya

dengan cara memberi tanda (X) pada kolom jawaban “ya” atau “tidak”.

Jawaban “ya” pada pilihan yang favorable dan jawaban “tidak” pada pilihan

yang unfavorable diberi skor 1. TMAS memiliki derajat validitas yang cukup

tinggi, akan tetapi dipengaruhi juga oleh kejujuran dan ketelitian responden

dalam mengisinya. Karena itu, digunakan tes L-MMPI untuk menghindari

terjadinya perhitungan hasil yang mungkin invalid karena kesalahan atau

ketidakjujuran responden. Untuk hasil dari penilaian tes TMAS, yaitu :18

a. Skor < 21 = tidak cemas

b. Skor ≥ 21 = cemas

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

19

2.2 Kerangka Teori

Hipokampus

Hipotalamus

Proses

neurokognitif dan

modulasi

informasi sensorik

Talamus

Sensorik

Traktus

nukleus

solitarius

Nukleus amigdala

sentralis

Lokus

seruleus

Nukleus amigdala

lateral basal

Regio

Periakueduktal

Kelabu

Aktivasi

sistem saraf

simpatis

Mempengar

uhi respon

fisiologis

dan perilaku

↑ Sekresi

norepinefrin Perilaku

defensif dan

sikap

ketakutan

Takikardia,

dlilatasi

Berbicara di depan

umum

Pekerjaan/Lingkungan baru Ujian

Stressor

↓ reseptor

GABA

Sekresi antagonis

GABA (β carboline)

Genetik

Kortisol ↑

↑ Sekresi

adrenalin

↑ Aktivasi

neuron-neuron

eksitatorik

Kecemasan

Alat ukur

HARS TMAS, LLMPI

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

20

2.3 Kerangka Konsep

Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK

Keadaan

Interpersonal

Neurokimia

(↓ reseptor GABA)

Genetik

Ujian OSCE

(Stressor)

Tingkat Kecemasan

(ansietas)

Laki-Laki Perempuan

= Dilakukan penelitian

= Tidak dilakukan penelitian

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

21

2.4 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional

Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

Bebas :

Jenis

Kelamin

(Laki-Laki

dan

Perempuan)

Merupakan

identitas yang

merujuk pada diri

individu sebagai

laki-laki atau

perempuan

Pengisian

data jenis

kelamin

Formulir

indentitas

responden

Laki-laki

Perempuan

Nominal

Terikat :

Tingkat

Kecemasan

Tingkatan

seseorang untuk

merespon gejala

kecemasan yaitu

perasaan

keprihatinan,

ketidakpastian dan

ketakutan tanpa

stimulus yang

jelas, dikaitkan

dengan perubahan

fisiologis

(takikardia,

berkeringat,

tremor, dan lain-

lain).

Pengisian

Kuesioner

Kuesioner

tingkat

kecemasan

HARS

Tidak

cemas

Cemas

ringan

Cemas

sedang

Cemas

berat

Cemas

sangat

berat

Ordinal

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

22

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik

menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan hanya satu kali

di saat yang sama. Dalam pelaksanaannya akan meliputi pengumpulan

data, analisis dan interpretasi hasil yang telah didapat. Pengumpulan data

yang dilakukan oleh peneliti menggunakan kuesioner. Penelitian ini

disusun sebagai penelitian yang bersifat kuantitatif, karena penelitian ini

menilai ada atau tidaknya perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa

kedokteran laki-laki dan perempuan dalam menghadapi ujian OSCE.

3.2 Desain Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian akan di analisis menggunakan

uji Chi Square. Chi Square digunakan untuk semua hipotesis kategorik

tidak berpasangan. Syarat uji Chi square adalah sel yang memiliki nilai

expected count kurang dari 5. Jika syarat Chi square tidak terpenuhi, maka

menggunakan uji alternatif. Uji alternatif yang digunakan untuk tabel 2 x K

(kategori) yaitu uji Kolmogorov-Smirnov.20

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian dilaksanakan pada

tanggal 4 Juli 2014.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

23

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan

2011yang berjumlah 90. Sampel dipilih dilihat dari fakta pada penelitian

Sibel, et al (2012) yang menunjukan bahwa mahasiswa yang akan menuju

tahap pembelajaran klinik memiliki tingkat kecemasan yang tinggi.

Kecemasan yang banyak terjadi pada mahasiswa tingkat akhir preklinik

adalah kekhawatiran diri terhadap keterampilan untuk mengobati pasien

yang telah didapat pada masa pembelajaran preklinik.

Teknik sampling yang digunakan untuk penelitian ini yaitu total

sampling. Pemakaian total sampling didasarkan atas jumlah populasi yang

kurang dari 100, sehingga dapat dijadikan sampel untuk penelitian ini.20

Terdapat kriteria eksklusi yang ditetapkan pada penelitian ini, yaitu bila

responden tidak menyetujui untuk mengikuti penelitian ini, maka

responden dikeluarkan dari sampel penelitian ini.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel penelitian dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel

bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat.

Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat karena

terdapatnya variabel bebas.20

Variabel bebas pada penelitian ini adalah

jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Variabel terikat penelitian ini

adalah tingkat kecemasan.

3.6 Instrumen Penelitian

Alat bantu penelitian :

1. Formulir Persetujuan Responden

2. Formulir Identitas Responden

3. Kuesioner Kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

4. Kuesioner Coping Stategies

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

24

3.7 Cara Kerja Penelitian

1. Penggunaan total sampling untuk mengambil sampel dari populasi

yang telah tersedia

2. Responden mengisi formulir persetujuan untuk mengikuti

penelitian ini

3. Responden mengisi formulir identitas yang telah tersedia

4. Responden mengisi kuesioner kecemasan HARS untuk mengetahui

angka kecemasan.

5. Menghitung data dengan SPSS menggunakan uji Chi square.

3.8 Alur Penelitian

Mahasiswa Kedokteran Angkatan 2011

Kuesioner Kecemasan HARS

Perempuan

Hasil

Perbedaan tingkat kecemaan mahasiswa

laki-laki dan perempuan angkatan 2011

Laki-Laki

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,
Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,
Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

27

4.1.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4. Tingkat Kecemasan dengan Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN & TINGKAT KECEMASAN

JENIS KELAMIN

TINGKAT KECEMASAN

Total Tidak

Cemas

Cemas

Ringan

Cemas

Sedang

Cemas

Berat

Cemas

Sangat

Berat

Perempuan

Laki-Laki

39 7 3 1 0 50

32 4 3 0 1 40

Total 71 11 6 1 1 90

4.1.3 Analisis Bivariat

Tabel 5. Analisis Bivariat antara Tingkat Kecemasan dengan Jenis Kelamin

Hasil Uji Kuesioner Kecemasan

JENIS

KELAMIN

TINGKAT KECEMASAN

P* Tidak

Cemas

Cemas

Ringan

Cemas

Sedang

Cemas

Berat

Cemas

Sangat

Berat

N % N % N % N % N %

Perempuan 39 78 7 14 3 6 1 2 0 0 0.5

Laki-Laki 32 80 4 10 3 7.5 0 0 1 2.5

TOTAL 71 78.9 11 12.2 6 6.7 1 1.1 1 1.1

*Uji Kolmogorov-Smirnov

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

28

4.1.4 Coping Strategies

Tabel 6. Lima Peringkat Teratas untuk Coping Stategies

No. Coping Strategies Nilai Total

1 Memperbanyak ibadah (shalat, membaca al-qur'an) 79

2 Mendengarkan Musik 71

3 Menonton Televisi 67

4 Membuat rencana untuk mengatasi permasalahan 64

5 Pergi keluar rumah dengan teman 63

4.2 Pembahasan

4.2.1 Karakteristik Dasar Responden

4.2.1.1 Usia dan Jenis Kelamin

Berdasarkan data usia responden diatas, didapatkan usia responden

yang beragam. Usia responden dibedakan meenjadi 4 kategori, yaitu usia 17

tahun, 20 tahun, 21 tahun dan 22 tahun. Terdapat 1 responden yang berusia 17

tahun, 30 responden berusia 20 tahun, 48 responden berusia 21 tahun dan 11

responden berusia 22 tahun. Total responden yang dijadikan sampel untuk

penelitian ini adalah 90 responden. Penelitian ini menggunakan total sampling

untuk menentukan jumlah responden yang akan mengikuti penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan total sampling karena peneliti ingin mengetahui

perbedaan tingkat kecemasan dengan jenis kelamin pada mahasiswa PSPD

angkatan 2011. Kriteria eksklusi yang dilakukan oleh peneliti yaitu apabila

pada saat penyebaran kuesioner, terdapat mahasiswa yang tidak setuju untuk

mengikuti penelitian ini. Jumlah mahasiswa PSPD angkatan 2011 yaitu

berjumlah 95 orang. Terdapat 5 orang yang memenuhi kriteria eksklusi dari

peneliti, maka 5 orang tersebut tidak dapat dipaksakan untuk mengikuti

penelitian ini.

Berdasarkan data jenis kelamin diatas, jenis kelamin dibedakan

menjadi 2 kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Jenis Kelamin merupakan

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

29

data kategorik yang akan dibandingkan dengan tingkat kecemasan. Pada

diagram pie didapatkan jumlah responden perempuan yaitu 50 orang dan laki-

laki berjumlah 40 orang. Perbandingan laki-laki dan perempuan yang

didapatkan tidak seimbang karena peneliti menggunakan metode total

sampling dan tidak menghitung N1=N2.

4.2.2 Tingkat Kecemasan

4.2.2.1 Berdasarkan Usia

Tingkat kecemasan pada penelitian ini diukur menggunakan kuesioner

HARS. Dari sekian banyak kuesioner untuk mengetahui tingkat kecemasan,

peneliti memilih menggunakan kuesioner HARS karena item pada kuesioner

HARS menunjukan gejala-gejala yang dapat timbul pada saat terjadinya

kecemasan.

Berdasarkan tabel 3 diatas, kecemasan paling banyak didapati pada

usia 20 tahun yaitu sebanyak 8 (29,9%) responden. Sedangkan untuk usia

yang didapati kejadian kecemasan paling sedikit adalah usia 22 tahun yaitu 2

(18,2%) responden. Hal ini dapat terjadi karena persebaran usia responden

yang tidak merata, menyebabkan setiap usia memiliki jumlah yang berbeda

untuk kejadian keccemasan. Menurut data departemen kesehatan RI (2009),

golongan umur 17-25 tahun termasuk ke dalam satu golongan umur, yaitu

golongan umur remaja akhir. Dilihat dari rentang usia responden yaitu 17-22

tahun, rentang yang didapatkan tidak terlalu signifikan perbedaannya, maka

tidak dapat disimpulkan bahwa usia muda atau usia tua yang memiliki tingkat

kecemasan lebih banyak. Menurut penelitian Habat (2010), dikatakan bahwa

rentang usia 40-50 tahun lebih banyak menderita kecemasan. Gejala

kecemasan dapat timbul di berbagai kalangan usia, tergantung pada faktor-

faktor yang mencetuskan gejala kecemasan pada seseorang. Data untuk

tingkat kecemasan berdasarkan usia dapat dijadikan suatu data yang

mendukung penelitian ini bahwa tidak terdapatnya faktor perancu dilihat dari

usia responden yang memiliki golongan usia yang sama yaitu remaja akhir.

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

30

4.2.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada tabel 4 dan 5, didaptkan bahwa jenis kelamin perempuan

memiliki angka kecemasan yang lebih besar dibandingkan dengan laki-laki.

Pada data diatas, terdapat 11 (22%) responden perempuan menderita

kecemasan, sedangkan pada responden laki-laki didapatkan 8 (20%)

responden menderita kecemasan. Pada perempuan terdapat 39 (78%)

responden tidak menderita kecemasan, 7 (14%) responden menderita

kecemasan ringan, 3 (6%) responden menderita kecemasan sedang, 1 (2%)

responden menderita kecemasan berat dan tidak terdapat responden yang

menderita kecemasan sangat berat. pada responden laki-laki terdapat 32

(80%) responden tidak menderita kecemasan, 4 (10%) responden menderita

kecemasan ringan, 3 (7,5%) responden menderita kecemasan sedang, tidak

terdapat responden yang menderita kecemasan berat, dan terdapat 1 (2,5%)

responden menderita kecemasan sangat berat.

4.2.3 Analisis Bivariat

Pada penelitian ini dilakukan analisis bivariat. Analisis bivariat

bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel independen dan variabel

dependen. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji Chi Square jika

memenuhi syarat. Jika tidak memenuhi syarat, maka menggunakan uji

alternatif yaitu Kolmogorov-Smirnov. Skor p value <0,05 dinyatakan

bermakna secara statistik. Pada penelitian ini, terdapat data yang tidak

memenuhi syarat untuk uji Chi Square, karena terdapat lebih dari 1 tabel yang

memiliki nilai expected count < 5, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov

sebagai uji alternatif untuk uji Chi Square.20

Dengan analisis Kolmogorov-

Smirnov, didapatkan nilai significancy adalah 0.500. Karena nilai p value pada

penelitian ini > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat kecemasan yang ada di

angkatan 2011.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

31

Dari hasil penelitian ini, didapatkan tingkat kecemasan dalam

menghadapi OSCE yang terjadi pada responden sangat beragam.

Kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

1. Lingkungan : lingkungan atau tempat tinggal mempengaruhi

cara berfikir seseorang. Kecemasan mungkin timbul ketika

seseorang merasa tidak aman terhadap lingkungannya sendiri.

2. Emosi yang ditekan : kecemasan dapat terjadi jika seseorang

tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya

dalam berbagai hubungan personal maupun dalam menghadapi

berbagai macam ujian.

3. Fisik : pikiran dan tubuh saling berinteraksi dan dapat

menyebabkan timbulnya kecemasan. Ini biasanya terjadi pada

saat dalam kondisi takut akan suatu hal. Pengaturan kecemasan

di dalam tubuh berhubungan dengan aktivitas dari

neurotransmmiter Gamma Aminobutyric Acid (GABA). GABA

banyak terdapat di daerah hipokampus, sesuai dengan fungsi

hipokampus yaitu pengontrol respon emosi dan pengendali

jalur hypothalamic-pituitary-adrenal axis (HPA). GABA

berfungsi sebagai kemunduran aktivitas tubuh (mengurangi

kerja system otonom). Pada saat terjadi stress, maka terdapat

substansi yang menjadi antagonis reseptor GABA. Antagonis

reseptor GABA (beta carboline) menyebabkan penurunan

jumlah reseptor GABA. Jika GABA berkurang, maka tidak

ada yang menginhibit system HPA, maka saraf simpatis akan

teraktivasi dan menimbulkan gejala seperti :14

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

32

a. Mata : menyebabkan dilatasi pupil

b. Kelenjar lakrimal, sublingual dan submandibular :

vasokonstriksi dan penurunan sekresi kelenjar (cairan

kental)

c. Sistem Kardiovaskular (jantung) : peningkatan kekuatan

kontraksi jantung, peningkatan frekuensi denyut jantung,

tekanan darah yang meningkat

d. Sistem Gastrointestinal (lambung dan usus) : motilitas

lambung dan usus yang berkurang (peristaltik menurun,

sekresi menurun)

e. Sistem Kemih : aktivasi muskulus sfingter interiud

kontraksi otot kandung kemih.

f. Kelenjar keringat : sintesis keringat meningkat

Berdasarkan teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa stres fisik

atau stres mental dapat mempengaruhi terjadinya kecemasan. Seperti pada

penelitian ini didapatkan bahwa ujian OSCE yang menjadi stres mental

untuk responden sangat berpengaruh untuk terjadinya kecemasan pada diri

responden.

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan

bermakna antara kecemasan dengan jenis kelamin. Seperti hasil yang telah

diperoleh p value untuk penelitian ini adalah 0.500. Hal ini sama seperti

penelitian yang dilakukan oleh Dyah (2013), bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara perbedaan jenis kelamin dan

kecemasan.22

Kejadian ini diduga dipengaruhi oleh faktor dalam penelitian

ini yang mengambil sampel sebagai total sampling, sehingga jumlah laki-

laki dan perempuan tidak seimbang. Diduga juga dapat dipengaruhi dari

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

33

faktor respondennya sendiri, yaitu responden sudah belajar sejak lama

untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian OSCE, maka dari itu

kecemasan tidak terdapat saat ingin menghadapi ujian OSCE. Faktor

lainnya dari responden yang diduga berpengaruh terhadap tingkat

kecemasan yang dialami responden yaitu adanya coping strategies.

Coping strategies ini dapat digunakan responden untuk menghilangkan

kecemasan yang ada di dalam diri respon, maka dari itu pada saat diberi

kuesioner HARS, responden tidak menunjukan gejala-gejala yang

berkaitan dengan kecemasan. Faktor-faktor diatas dapat menjadi faktor

perancu yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti. Faktor perancu ini

merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada hasil analisis bivariat

penelitian ini, yaitu nilai p value > 0,05 yang menyebabkan hasil

penelitian menjadi tidak bermakna.

4.3 Coping Strategies

Coping Strategies merupakahn upaya kognitif maupun perubahan

sikap untuk mengatasi dan mengendalikan stressor yang dimiliki setiap

individu. Pada penelitian ini, peneliti memberikan 10 pernyataan yang

berkaitan dengan coping strategies. Coping strategies dimaksudkan untuk

mengetahui bentuk kegiatan yang banyak dilakukan pada responden dalam

mengahadapi kecemasan. Dari 10 pernyataan yang ada, pernyataan mengenai

coping strategies yang paling banyak dilakukan oleh responden adalah

pernyataan nomor 5, yaitu memperbanyak ibadah (shalat, membaca alqur’an),

yaitu terdapat 79 responden yang melakukannya. Selain memperbanyak

beribadah, sebanyak 71 responden mendengarkan musik, 67 responden

menonton televise, 64 responden membuat rencana untuk mengatasi

permasalahan dan 63 responden pergi keluar rumah. Coping strategies yang

banyak dilakukan oleh responden dapat menjadi acuan mengapa mahasiswa

PSPD angkatan 2011 tidak banyak yang mengalami kecemasan saat akan

melaksanakan OSCE. Data coping strategies yang didapatkan oleh peniliti

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

34

menunjukan bahwa lebih dari 50% responden memiliki suatu kegiatan yang

dapat dikerjakan oleh responden pada saat responden mengalami kecemasan.

Maka dari itu peneliti menganggap bahwa coping strategies adalah salah satu

faktor perancu untuk penelitian ini.

4.4 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan

variabel lain selain variabel dependen dan independen namun tidak

dilakukan analisis lebih lanjut terhadap variabel lain tersebut.

2. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner HARS sebagai diagnosis

kecemasan padaa responden dan tidak melakukan pemeriksaan

langsung oleh dokter kejiwaan. Hal ini dapat menimbukan kesalahan

diagnosis dari gejala yang ada pada responden. Penelitian ini juga

tidak mengikuti perkembangan responden karena hanya bersifat cross

sectional.

3. Pada penelitian ini terdapat faktor perancu yang tidak dapat di kontrol

yaitu coping strategies yang dilakukan oleh responden saat

menghadapi kecemasan.

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

45

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Prevalensi gangguan cemas pada mahasiswa laki-laki angkatan 2011

yaitu 8 orang dari 40 mahasiswa dan untuk mahasiswa perempuan yaitu 11

orang dari 50 mahasiswa. Dalam penelitian ini didapatkan kesimpulan yang

sama dengan hipotesis yaitu mahasiswa perempuan memiliki tingkat

kecemasan lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki angakatan

2011. Berdasarkan hasil yang didapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan bermakna antara tingkat kecemasan dengan jenis kelamin pada

mahasiswa kedokteran angkatan 2011.

5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan mencari lebih banyak

mengenai coping strategies untuk menghadapi kecemasan.

2. Disarankan untuk lebih banyak meneliti faktor-faktor yang berkaitan

dengan timbulnya kecemasan di setiap individu.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

36

DAFTAR PUSTAKA

1. Gail, Stuart W. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. 2002. p 144.

2. Departemen Kesehatan RI. Kesehatan Jiwa Sebagai Prioritas Global. Jakarta.

2009.

3. National Institute of Mental Health (NIH). Anxiety Disorder. US : NIH

Publication No. 09 3879. 2009.

4. Dorland. Kamus Saku Kedokteran Dorland, ed. 25. Jakarta : EGC. 1998

5. Huberty, Thomas, J. Anxiety and Anxiety Disorder in Children : Information

for Parents. Bloomington, IN : National Assosiation Of School Physicologists.

2004.

6. Maramis W.F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University

Press. 2005.

7. Ganda, Yahya. Cara Mahasiswa Belajar di Perguruan Tinggi, hal 1-2. Jakarta

: PT Grasindo. 2000.

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

37

8. Kalaa, Sibel, et al. What Do We Know About the Anxieties of Students Starting

Clinical Studies?. Turkey : Department of Medical Education

Marmara University, School of Medicine. 2012.

9. Ahmad, Tri Hanggono, dkk. Pedoman Persiapan dan Penyelenggaraan OSCE.

Jakarta : HPEQ Kementrian Pendidikan dan Kebuyaan Repubik Indonesia.

2011.

10. Videbeck, Sheila L. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. 2008

11. Pasiak, Taufiq. Unlimted Potency of the Brain. Bandung : PT Mizan Pustaka.

2009.

12. Brizendine, Louann. The Female Brain. Jakarta : UFUK PRESS. Penerjemah :

Meda Satrio. 2007.

13. Rector, Niel A, et al. Anxiety Disorder An Information Guide. Canada : Centre

for Addiction and Mental Health (CAM) & WHO Collaborating Centre. 2008.

14. Kaplan, H.I & Saddock, B.J. Sinopsis Psikiatri. 8th ed. Jakarta: Bina Rupa

Aksara. 2005.

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

38

15. Baehr, Frotscher. DUUS Diagnosis Topik Neurologi. Jakarta : EGC. 2010.

16. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed 2nd. Jakarta:

EGC. 2008

17. Snell, R S. Clinical Neuroanatomy ed 7. Lippincott Williams & Wilkins. 2006.

18. Chandratika, Dyah dan Susy Purnawati. Gangguan Cemas Pada Mahasiswa

Semester I dan VII Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Univ. Udayana. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2013.

19. Butcher, James N.A Beginner’s Guide To The MMPI-2.2nd

ed. Washington

D.C : American Psychological Association. 2005.

20. Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan, Deskriptif,

Bivariat dan Multivariat. Jakarta : Salemba Medika. 2009.

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

39

1. Jenis Kelamin dengan Tingkat Kecemasan

JENIS_KELAMIN * TINGKAT_KECEMASAN Crosstabulation

TINGKAT_KECEMASAN

Total

tidak

cemas

cemas

ringan

cemas

sedang

cemas

berat

cemas

sangat

berat

JENIS_KELAMIN peremp

uan

Count 39 7 3 1 0 50

Expected Count 39.4 6.1 3.3 .6 .6 50.0

% within

JENIS_KELAMIN 78.0% 14.0% 6.0% 2.0% .0% 100.0%

Std. Residual .0 .4 -.2 .6 -.7

Adjusted Residual -.2 .6 -.3 .9 -1.1

laki-

laki

Count 32 4 3 0 1 40

Expected Count 31.6 4.9 2.7 .4 .4 40.0

% within

JENIS_KELAMIN 80.0% 10.0% 7.5% .0% 2.5% 100.0%

Std. Residual .1 -.4 .2 -.7 .8

Adjusted Residual .2 -.6 .3 -.9 1.1

Total Count 71 11 6 1 1 90

Expected Count 71.0 11.0 6.0 1.0 1.0 90.0

% within

JENIS_KELAMIN 78.9% 12.2% 6.7% 1.1% 1.1% 100.0%

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

40

2. Hasil Uji Statistik

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 2.427a 4 .658

Likelihood Ratio 3.179 4 .528

N of Valid Cases 90

a. 7 cells (70,0%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is ,44.

3. Data Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

JENIS_KELAMIN N

TINGKAT_KECEMASAN PEREMPUAN 50

LAKI-LAKI 40

Total 90

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

41

Test Statisticsa

TINGKAT_KE

CEMASAN

Most Extreme Differences Absolute .025

Positive .025

Negative -.020

Kolmogorov-Smirnov Z .118

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a. Grouping Variable: JENIS_KELAMIN

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

42

4. Kuesioner Penelitian

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya Leily Badrya mahasiswi semester 6 Fakultas Kedokteran UIN

Syarif Hidayatullah yang pada saat ini sedang menyelesaikan skripsi.

Untuk penyelesaian skripsi saya, saat ini saya sedang melaksanakan

penelitian tentang perbedaan tingkat kecemasan antara mahasiswa

kedokteran laki-laki dan perempuan angkatan 2011 FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam menghadapi ujian OSCE. Oleh karena itu,

saya mohon kesediaan Anda dalam membantu saya meluangkan waktu

mengisi kuesioner ini.

Kuesioner ini berisi tentang gejala-gejala yang biasa terjadi dalam

menghadapi suatu masalah. Kuesioner ini terdiri atas 2 bagian, bagian

pertama yaitu kuesioner tingkat kecemasan dan bagian kedua yaitu

kuesioner coping strategies. Saya berharap Anda dapat mengisi kuesioner

ini dengan jujur dan sesuai dengan yang Anda rasakan sekarang. Jawaban

yang Anda berikan tidak akan dinilai benar atau salah. Jangan sampai ada

kolom yang terlewat. Hasil kuesioner dan data pribadi Anda bersifat

rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Atas

kesedian Anda meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini dan

bekerjasama dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Leily Badrya

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

43

NIM : 1111103000079

Data Responden

Nama :

NIM :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Suku :

No. Telp :

Alamat Rumah :

Dengan ini saya bersedia untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan tidak ada

paksaan dari pihak manapun.

Ciputat, - - 2014

( )

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

44

Bagian 1

KUESIONER HARS

Kuesioner ini berisi gejala-gejala yang akan timbul saat terjadinya kecemasan.

Silahkan Anda memberi tanda (√) pada kolom isi sesuai dengan yang anda

rasakan saat ini. Skala penilaian berupa :

Nilai 0 : Tidak Ada Gejala (Keluhan)

Nilai 1 : Gejala Ringan

Nilai 2 : Gejala Sedang

Nilai 3 : Gejala Berat

Nilai 4 : Gejala Berat Sekali

Contoh :

Dari contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat gejala cemas dengan skala

ringan yang sedang dirasakannya saat ini.

No. Gejala Kecemasan Nilai Angka (Score)

1 Perasaan Cemas 0 1 2 3 4

cemas

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

45

No. Gejala Kecemasan Nilai Angka (Score)

1 Perasaan Cemas 0 1 2 3 4

cemas

firasat buruk

takut akan pikiran sendiri

mudah tersinggung

2 Ketegangan 0 1 2 3 4

merasa tegang

lesu

tidak dapat istirahat tenang

mudah terkejut

mudah menangis

gemetar

gelisah

3 Ketakutan 0 1 2 3 4

pada gelap

pada orang asing

ditinggal sendiri

pada binatang besar

pada keramaian atau lalulintas

pada kerumunan orang banyak

4 Gangguan Tidur 0 1 2 3 4

sukar tidur

terbangun malam hari

tidur tidak nyenyak

bangun dengan lesu

banyak mimpi

mimpi buruk

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

46

mimpi menakutkan

5 Gangguan Kecerdasan 0 1 2 3 4

sukar konsentrasi

daya ingat menurun

daya ingat buruk

6 Perasaan Depresi (murung) 0 1 2 3 4

hilangnya minat

berkurang kesenangan pada hobi

sedih

bangun dini hari

perasaan berubah ubah sepanjang hari

7 Gejala Somatik/Fisik (otot) 0 1 2 3 4

sakit dan nyeri di otot-otot

kaku

kedutan otot

gigi gemeletuk

suara tidak stabil

8 Gejala Somatik/Fisik (sensorik) 0 1 2 3 4

tinitus (telinga berdenging)

penglihatan kabur

muka merah atau pucat

merasa lemas

perasaan ditusuk-tusuk

9 Gejala Kardiovaskuler 0 1 2 3 4

takikardia

berdebar-debar

nyeri di dada

denyut nadi mengeras

rasa lesu/lemas seperti mau pingsan

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

47

detak jantung menghilang (berhenti

sekejap)

10 Gejala Respiratori (pernapasan) 0 1 2 3 4

rasa tertekan atau sempit di dada

rasa tercekik

sering menarik nafas

nafas pendek/sesak

11 Gejala Gastrointestinal (pencernaan) 0 1 2 3 4

sulit menelan

perut melilit

gangguan pencernaan

nyeri sebelum dan sesudah makan

perasaan terbakar di perut

rasa penuh atau kembung

mual

muntah

sukar buang air besar (konstipasi)

kehilangan berat badan

12

Gejala Urogenital (perkemihan dan

kelamin) 0 1 2 3 4

sering buang air kecil

tidak dapat menahan air seni

tidak datang bulan

darah haid berlebihan

darah haid amat sedikit

masa haid berkepanjangan

masa haid amat pendek

haid beberapa kali dalam sebulan

menjadi dingin (frigid)

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

48

ejakulasi dini

ereksi melemah

ereksi hilang

13 Gejala Autonom 0 1 2 3 4

mulut kering

muka merah

mudah berkeringat

kepala pusing

kepala terasa berat

kepala terasa sakit

bulu-bulu berdiri

14 Tingkah Laku (sikap) 0 1 2 3 4

gelisah

tidak tenang

jari gemetar

kerut kening

muka tegang

otot tegang/mengeras

nafas pendek dan cepat

muka merah

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

49

Bagian 2

Kuesioner ini berisi penyataan mengenai coping strategies untuk menghadapi

kecemasan.

Silahkan Anda memberi tanda (√) pada kolom isi sesuai dengan yang anda

lakukan dengan skala penilaian :

Ya = Melaksanakan

Tidak = Tidak melaksanakan

Apabila Anda mengalami gejala-gejala diatas, maka Anda akan :

No. Coping Strategies Ya Tidak

1 Pergi keluar rumah dengan teman

2 Berdiam diri dengan perasaan yang sedang dihadapi

3 Mendengarkan musik

4 Menonton televisi

5 Memperbanyak ibadah (shalat, membaca alqur’an)

6 Makan makanan yang disukai

7 Membuat rencana untuk mengatasi permasalahan

8 Bermain games

9

Menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi kepada

seseorang

10 Mencoba untuk tidur dan melupakan semua permasalahan

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27287/1/LEILY... · Sistem Saraf Otonom Perifer ... skill lab. ini bertujuan untuk menguji aspek . psikomotor,

Lampiran

50

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Leily Badrya

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : 14 November 1993

Agama : Islam

Alamat : Kompleks Batan Indah Blok C no. 46,

Serpong-Tangerang

No. Telepon/HP : 085719467126

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Batan Indah (1999-2005)

2. SMP Negeri 4 Puspiptek (2005-2008)

3. MA Pembangun UIN Jakarta (2008-2011)

4. Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2011-Sekarang)