22
Fungsi Sistem Saraf Sistem saraf merespon persepsi, sikap, memori, dan pergerakan tubuh. fungsinya dibagi menjadi: a. Sensory function Reseptor sensorik mendeteksi stimulus internal dan eksternal. Informasi sensorik ini dibawa ke otak dan medula spinalis melalui saraf cranial dan saraf spinal. b. Integrative function Saraf memproses informasi sensorik yang diterima neourons aferen dengan menganalisa dan menyimpan sebagian dari informasi tersebut dan membuat suatu keputusan. Fungsi integrasi yang paling penting yaitu persepsi, kesadaran terhadap rangsang sensorik. Dan persepsi terjadi di otak. c. Motor function Sekali informasi sensorik di integrasi, sistem saraf akan mengirimkan respon motorik kepada efektor yang dalam hal ini bisa otot maupun kelenjar. Sehingga dengan teraktivasinya efektor, otot akan berkontraksi dan kelenjar dapat melakukan sekresi. 1 Sistem saraf tersusun dari 2 bagian yaitu Central Nervous System (sistem saraf pusat) dan Peripheral Nervous System (sistem saraf perifer). SSP / CNS (otak dan medula spinalis) memproses berbagai informasi sensorik dan pusat emosi, pikiran, dan memori. Impuls saraf yang merangsang otot untuk berkontraksi dan sekresi kelenjar berasal dari SSP dan target pryeksinya merupakan saraf perifer. Sedangkan sistem saraf perifer tersusun dari saraf cranial, saraf spinal, ganglia, 2

Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

Fungsi Sistem Saraf

Sistem saraf merespon persepsi, sikap, memori, dan pergerakan tubuh. fungsinya

dibagi menjadi:

a. Sensory function

Reseptor sensorik mendeteksi stimulus internal dan eksternal. Informasi sensorik ini

dibawa ke otak dan medula spinalis melalui saraf cranial dan saraf spinal.

b. Integrative function

Saraf memproses informasi sensorik yang diterima neourons aferen dengan

menganalisa dan menyimpan sebagian dari informasi tersebut dan membuat suatu

keputusan. Fungsi integrasi yang paling penting yaitu persepsi, kesadaran terhadap

rangsang sensorik. Dan persepsi terjadi di otak.

c. Motor function

Sekali informasi sensorik di integrasi, sistem saraf akan mengirimkan respon motorik

kepada efektor yang dalam hal ini bisa otot maupun kelenjar. Sehingga dengan

teraktivasinya efektor, otot akan berkontraksi dan kelenjar dapat melakukan sekresi.1

Sistem saraf tersusun dari 2 bagian yaitu Central Nervous System (sistem saraf pusat)

dan Peripheral Nervous System (sistem saraf perifer). SSP / CNS (otak dan medula spinalis)

memproses berbagai informasi sensorik dan pusat emosi, pikiran, dan memori. Impuls saraf

yang merangsang otot untuk berkontraksi dan sekresi kelenjar berasal dari SSP dan target

pryeksinya merupakan saraf perifer. Sedangkan sistem saraf perifer tersusun dari saraf

cranial, saraf spinal, ganglia, dan reseptor sensorik. Dan sistem perifer juga terbagi atas

sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.

Somatik tersusun dari neuron sensorik yang menyampaikan informasi ke SSP dari reseptor

somatik di kepala, badan, dan tungkai dan dari reseptor penglihatan, pendengaran, pengecap,

dan pembau. Saraf somatik juga tersusun dari neuron motorik yang menyampaikan impuls

dari SSP ke otot skelet saja. Karena respon motorik dapat dikontrol dan pergerakan di bagian

perifer ini merupakan volunter atau sadar.

Saraf otonom tersusun dari neurons sensorik yang menyampaikan informasi ke SSP dari

reseptor otonom yang terletak di organ-organ viseral seperti perut, paru-paru, dll. Juga terdiri

dari neuron motorik yang menyampaikan impuls dari SSP ke otot polos, otot jantung, dan

kelenjar. Karena sifat motorik ini adalah involunter atau tidak sadar. Saraf otonom dibagi

2

Page 2: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

menjadi simpatis dan parasimpatis yang kerjanya berlawanan, misalnya simpatis

meningkatkan denyut jantung, parasimpatis menurunkan.1

Struktur Jaringan Saraf

Jaringan saraf terdiri dari 2 tipe sel yaitu neurons dan neuroglia. Neurons (sel saraf)

mempunyai fungsi seperti penginderaan, berpikir, mengingat, mengontrol aktivitas otot, dan

regulasi dari sekresi kelenjar. Seperti sel otot, sel saraf atau neuron pun mempunyai aktivitas

listrik yang dapat menimbulkan potensial aksi untuk memberikan respon terhadap

rangsangan. Neuroglia mempunyai tugas menyokong kerja neuron.

Neuron terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson. Badan sel tersusun dari inti sel yang

diliputi sitoplasma yang diisi oleh lisosom, mitokondria, dan badan golgi. Badan sel tersusun

dari 2 processus yaitu dendrit dan akson. Dendrit bertugas menerima input dari neuron.

Bentuknya pendek, lonjong, dan bercabang. Sedangkan akson berhubungan dengan neuron

lain misalnya serat otot dan sel kelenjar. Ciri-cirinya panjang, kurus, dibagian pangkalnya

terdapat akson hillock. Pada akson hillock juga ada trigger zone yang menyampaikan impuls

dari bagian proksimal ke bagian distal akson.1,2

Gambar 1.1 Neuron dan bagian-bagiannya.1

Klasifikasi neuron:

a. Multipolar neuron

Mempunyai sekelompok dendrit dan satu akson. Tipe ini terdapat pada neuron otak dan

medula spinalis.

b. Bipolar neuron

Satu akson dan satu dendrit biasanya terdapat di saraf retina, telinga, olfaktori atau

pembau.

3

Page 3: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

c. Unipolar neuron

Dendrit dan akson bergabung menjadi satu. Pada tipe ini trigger zone terletak di pertigaan

antara badan sel, dendrit dan akson.

Gambar 1.2 Klasifikasi neuron.1

Berdasarkan fungsinya, neuron diklasifikasikan menjadi 3 bagian:

a. Sensorik atau aferen neuron. Stimulus mengaktifkan reseptor sensorik, potensial

aksi yang terjadi di akson disampaikan ke SSP melalui saraf cranial dan spinal.

Neuron sensorik bentuknya unipolar.

b. Motorik atau eferen neuron. Menyampaikan potensial aksi dari SSP ke efektor

(otot atau kelenjar) di saraf perifer melalui saraf cranial dan saraf spinal. Neuron

motorik bentuknya multipolar.

c. Interneuron

Terletak diantara SSP dengan sensorik dan motorik neuron. Interneuron

mengintegrasi informasi dari sensorik neuron dan mengaktifkan motor neuron.

Inteneuron bentuknya multipolar.

Neuroglia or glia merupakan setengah dari volume SSP. Secara umum neuroglia

lebih kecil dibanding neuron. Pada glia tidak terjadi potensial aksi. 4 tipe neuroglia yang

ditemukan pada SSP: astrosit, oligodendroglia, mikroglia, dan sel ependim, sedangkan tipe

sel di saraf perifer: sel Schwann dan sel satelit.

a. Astrosit

Berbentuk bintang, memiliki banyak cabang, berhubungan dengan kapiler darah, neuron,

dan piamater. Berfungsi untuk menyokong neuron. Astrosit membantu mempertahankan

kondisi kimia lingkungan yang sesuai untuk generasi impuls saraf dengan menyediakan

4

Page 4: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

nutrisi neuron, mengurangi kelebihan neurotransmitter, dan mengatur konsentrasi ion

penting.

b. Oligodendroglia

Menyerupai astrosit tetapi lebih kecil dan memiliki sedikit cabang. Cabang ini berfungsi

untuk membentuk selubung mielin pada SSP.

c. Microglia

Bentuknya kecil, cabangnya kurus, berfungsi sebagai fagosit.

d. Sel Ependim

Tersusun selapis dan selnya berbentuk kuboid. Terletak di ventrikel otak dan canalis

sentralis medula spinalis. Sel ependim memproduksi dan membantu cairan serebrospinal

(LCS).

e. Sel Schwann

Berfungsi membentuk mielin di akson saraf perifer.

f. Sel Satelit

Mengelilingi ganglia, selain memberikan dukungan struktural, sel satelit mengatur

pertukaran bahan antara badan sel saraf dan cairan interstisial.2

Mielinisasi pada Akson Saraf

Sebagian besar akson neuron dikelilingi selubung mielin yang berupa lemak dan

neurokeratin. Selubung mielin berguna untuk meningkatkan kecepatan hantaran impuls. Sel

schwann memproduksi selubung mielin di akson saraf perifer, sedangkan oligodendroglia

memproduksi mielin di SSP.

Sel schwann memulai produksi mielin mengelilingi akson selama perkembangan janin. Pada

akson ada bagian yang tidak terselubung ole mielin, atau terletak diantara 2 selubung mielin,

disebut nodus ranvier. Jika pada SSP, oligodendroglia memproduksi mielin untuk beberapa

akson, pada perifer, sel schwann hanya untuk sedikit akson.

Substansia Kelabu dan Substansia Alba

Pada otak dan medula spinalis yang segar, setelah pemotongan akan nampak bagian

berwarna putih dan kelabu. Substansia alba atau putih tersusun dari akson-akson yang

mempunyai mielin. Dimana mielin itu sendiri adalah lemak, sehingga akan berwarna putih.

Sedangkan substasia kelabu atau grisea tersusun dari badan sel, dendrit, akson yang tidak

bermielin, akson terminal, dan neuroglia. Terlihat keabu-abuan karena badan Nissel memberi

5

Page 5: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

warna abu-abu dan tidak adanya mielin di area ini. Pada medula spinalis, substansia alba

mengelilingi inti dari abu-abu, dimana bentuknya akn terlihat seperti kupu-kupu atau huruf H.

Sedangkan di otak substansia kelabu melingkupi substansia alba.1

Terjadinya Potensial Aksi

Potensial aksi terjadi karena membran plasma memiliki banyak ion channel di

dalamnya yang senantiasa dapat membuka dan menutup bila ada rangsangan datang. Karena

lipid bilayer pada membran plasma merupakan isolator yang baik, sehingga arus listrik akan

mengalir melalui ion channel yang ada. Ketika ion channel terbuka, ion spesifik akan masuk

ke dalam membran plasma yang tentunya memiliki perbedaan muatan antara luar membran

dengan dalam membran. Mereka bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan

tentu ion bermuatan (+) bergerak menuju area ion (-), begitupun sebaliknya. Pergerakan

inilah yang nantinya akan mengubah potensial dari membran tersebut.

Saat membran istirahat ion negatif berada di dalam membran, sedangkan ion positif berada di

luar membran. Bila ion-ion ini saling bergerak, maka akan mengubah potensial membran

(voltage). Besar voltage / potensial membran istirahat adalah -70 mV, dimana tanda negatif

menunjukkan bahwa di dalam membran plasma lebih banyak ion negatif dibanding ion

positif. Pada kondisi tersebut, dapat dikatakan bahwa sel dalam kondisi polarisasi.

Potensial aksi dari impuls saraf adalah peristiwa cepat yang terjadi saat pembalikan muatan

yang menyebabkan perubahan potensial membran sampai akhirnya kembali pada kondisi

istirahat. Selama fase depolarisasi, potensial membran yang negatif akan berkurang

kenegatifannya, mendekati nol, dan kemudian menjadi positif. Sedangkan fase repolarisasi,

mengembalikan potensial membran ke -70mV kembali.

2 tipe voltage gated channel membuka dan menutup selama potensial aksi berlangsung. Pintu

channel yang pertama adalah voltage gated Na+ , ion ini akan masuk ke dalam membran sel

menyebabkan depolarisasi, sedangkan yang kedua yaitu pintu ion K+ yang akan keluar

membran menyebabkan repolarisasi.

Potensial aksi tergantung dari kondisi rangsang yang ada. Bila rangsang termasuk rangsang

bawah ambang, maka tidak terjadi potensial aksi karena rangsang terlalu lemah. Di sebagian

besar neuron, rangsang ambang biasanya terjadi pada -55mV karena rangsang ambang

cukup kuat untuk depolarisasi membran. Ada juga rangsang atas ambang yang kekuatannya

di atas rangsang ambang, rangsang ini pun dapat menimbulkan potensial aksi. Potensial aksi

6

Page 6: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

yang disebabkan oleh rangsang atas ambang akan mempunyai amplitudo yang sama dengan

yang disebabkan oleh rangsang ambang. Sekali potensial aksi dihasilkan, , amplitudo dari

potensial aksi itu akan selalu sama, tidak tergantung besarnya stimulus. Sedangkan

frekuensi, semakin besar stimulus, frekuensi akan semakin besar.

Pada potensial aksi dikenal Hukum All or None, dimana hukum ini bekerja mirip saat kita

menyentuh domino pertama di barisan domino-domino yang tersusun berdiri. Bila kita

menyentuh dengan kekuatan yang cukup (rangsang ambang) maka akan menjatuhkan domino

kedua, ketiga, dan seterusnya sampai semua baris jatuh, maka akan terjadi potensial aksi. Jika

memakai kekuatan yang lebih kuat pun akan terjadi keadaan yang sama. Sehingga sentuhan

pada domino pertama menentukan semua domino jatuh atau tidak.

Masa setelah potensial aksi dimulai disebut refractory period, sedangkan absolut

refractory period terjadi dari mulai pintu Na aktif dan terbuka sampai pintu Na tertutup. Di

dalam periode ini, stimulus sekuat apapun tidak akan mampu menimbulkan potensial aksi.

Sedangkan relative refractory period adalah periode dimana potensial aksi kedua dapat

terjadi, namun harus dengan stimulus yang sangat kuat.

Di pangkal akson ada bagian yang berguna untuk menentukan suatu stimulus dapat

menyebabkan potensial aksi atau tidak disebut Trigger Zone. Potensial aksi akan berjalan

lebih cepat sepanjang akson yang bermielin dibanding akson tak bermielin. Karena adanya

aktivitas saltatorik jadi saat melewati akson, muatan elektrik akan mengalir dari satu nodus

ke nodus lain melalui cairan ekstraseluler yang membungkus selubung mielin dan melalui

sitosol. Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi kecepatan hantaran adalah:

a. Mielin. Potensial aksi berjalan lebih cepat pada akson bermielin.

b. Diameter akson. Potensial aksi berjalan lebih cepat bila diameter akson besar.

c. Temperature. Penyebaran potensial aksi pada akson akan lebih melambat bila dalam

kondisi dingin.

Sinapsis merupakan cara komunikasi antara 2 neuron. Ataupun antara 1 neuron dengan

efektor. Pada sinaps antarneuron, ada neuron yang mengirim sinyal disebut presinaptic

neuron dan ada yang menerima sinyal disebut postsinaptic neuron. Kebanyakan sinaps adalah

axoaxonic (dari akson ke akson lain)), axodendritic (dari akson ke dendrit), dan axosomatic

(dari akson ke badan sel). Ada 2 tipe sinapsis, electrical dan chemica, keduanya berbeda

struktur dan fungsi.1,2,4

7

Page 7: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

Terjadinya Chemical Sinapsis

Postsinaptic neuron menerima sinyal kimia lalu menghasilkan postsinaptic potensial.

Sehingga presinaptic mengubah sinyal elektrik (impuls) menjadi sinyal kimia (menghasilkan

neurotransmiter). Neuron postsinaptic menerima sinyal kimia dan menghasilkan sinyal

elektrik (postsinaptic potensial). Cara pengiriman sinapsis sinyal kimia sebagai berikut:

a. Impuls masuk ke akson presinaptik, terjadi depolarisasi yang membuka pintu Ca2+ di

membran sinaptik. Konsentrasi kalsium lebih tinggi dibanding carian luar sel, maka

kalsium masuk melalui pintunya.

b. Peningkatan konsentrasi kalsium di dalam neuron presinaptik membuat vesikel

mengeluarkan neurotransmitter dalam jumlah banyak. Kemudian neurotransmitter

tersebut diikat oleh reseptor neurotransmitter pada membran plasma postsinaptik.

c. Membuat pintu / saluran di membran plasma postsinaptik terbuka sehingga partikel ion

masuk ke membran. Membuat voltage membran berubah sehingga terjadi potensial

postsinaptik. Pembukaan pintu Na+ menyebabkan Na+ masuk sehingga terjadi

depolarisasi, sedangkan terbukanya pintu K+ menyebabkan K+ masuk dan terjadi

Hiperpolarisasi.

d. Ketika depolarisasi potensial postsinaptik mencapai ambang, memicu potensial aksi di

neuron postsinaptik.

Terjadinya Electrical Sinapsis

Electrical sinapsis terjadi karena adanya gap junction atau sambungan diantara sel.

Ion akan mengalir dari satu sel ke sel lain, potensial aksi pun menyebar dari satu sel ke sel

lain. Gap junction biasanya ada di otot polos viseral, otot jantung, dan SSP. Keuntungan

electrical sinapsis adalah:

a. Komunikasi yang cepat. Karena potensial aksi langsung mengalir dari presinaptik ke

postsinaptik melalui gap junction.

b. Sinkronisasi. Electrical sinapsis dapat berkoordinasi atau sinkron dengan neuron lain

ataupun dengan serat otot. Kebanyakan neuron dapat mengalami potensial aksi secara

serempak bila mereka dihubungkan dengan gap junction.

Excitatory dan Inhibitory Postsynaptic Potentials

8

Page 8: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

Neurotransmitter yang mendepolarisasi membran postsinaptik adalah eksitatori

karena membawa membran mendekati ambang dan membantu menimbulkan potensial aksi.

Maka disebut Excitatory Postsynaptic Potentials (EPSP). Neurotransmitter yang

menyebabkan hiperpolarisasi di membran postsinaptik disebut inhibitori karena membuat

semakin jauh untuk capai ambang dan potensial aksi. Maka isebut Inhibitory Postsynaptic

Potentials (IPSP).

Organ-Organ yang Berperan Pada Sistem Saraf Otonom

1. Hipothalamus

Bagian kecil dari diencephalon yang berada di inferior thalamus. Disini ada corpus

mamilaris yang bentuknya kecil, memproyeksikan inti bulat dari hipothalamus dan

berfungsi sebagai relay station untuk refleks indera penciuman. Kemudian ada yang

seperti tangkai disebut infundibulum yang menghubungkan kelenjar pituitari dengan

hipothalamus.

Hipothalamus mengontrol aktivitas tubuh. impuls sensorik baik indra somatik dan viseral

berpusat dihipothalamus. Seperti halnya impuls dari reseptor penglihatan, pengecap, dan

penciuman. Juga memonitor kondisi darah, tekanan osmotik, kadar glukosa, konsentrasi

hormon, dan suhu. Hipothalamus mempunyai hubungan yang penting dengan kelenjar

pituitari dan produksi hormon. Beberapa fungsi penting hipothalamus adalah:

a. Mengontrol sistem saraf otonom. Mengatur kerja otot polos dan otot jantung serta

sekresi berbagai kelenjar. Akson memanjang dari hipothalamus ke nuklei simpatik

dan parasimpatik di otak dan medula spinalis. Hipothalamus ada pusat pengatur

aktivitas viseral, termasuk jantung, saluran pencernaan, vesika urinaria.

b. Memproduksi hormon. Dengan berhubungan dengan kelenjar pituitari dan kelenjar

endokrin yang berlokasi di inferioir hipothalamus akan mengatur produksi hormon.

c. Mengatur pola emosi dan perilaku. Bersama dengan sistem limbik, hipothalamus

berpartisipasi dalam pengaturan sikap marah, agresif, rangsangan rasa sakit,

kesenangan, dan seksual.

d. Pengaturan makan dan minum. Hipothalamus mengatur nafsu makan. Berisi pusat

makan dan pusat kenyang yang dimenyebabkan rasa lapar dan kenyang, serta pusat

haus yang distimulasi oleh tekanan osmotik cairan ekstraselular yang akan

menyebabkan rasa haus. Dengan minum akan membuat tekanan osmotik menjadi

normal.

9

Page 9: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

e. Mengontrol suhu tubuh. bila suhu aliran darah yang melalui hipothalamus di atas

normal, maka hipothalamus akan memerintah SSO untuk menstimulasi agar tubuh

kehilangan panas. Begitu pula sebaliknya.

f. Mengatur irama sirkadian dan tingkat kesadaran

Mengatur keadaan jaga dan tidur yang terjadi setiap hari.1,3

2. Pons

Terletak di inferior dari midbrain dan di anterior cerebelum. Merupakan jembatan yang

menghubungkan otak dengan bagian lainnya. Pons tersusun dari nuclei, traktus sensorik,

dan traktus motorik. Sinyal voluntary direlay dari area motorik korteks cerebri ke

cerebelum.1

3. Medula Oblongata

Membentuk bagian inferior dari batang otak. Dan merupakan kelanjutan dari medula

spinalis. Medula dimula dai inferior pons ke foramen magnum. Di dalam medula, traktur

sensorik dan motorik memanjang antara medula spinalis sampai ke otak. Beberapa

sumsum medula membentuk tonjolan yang disebut pyramids. Terbentuk dari traktus

motorik dari cerebrum sampai medula spinalis. Disisi lateral pyramids ada bagian yang

disebut oliva yang berbentuk oval. Neuron di dalam oliva merelay impuls dari cerebelum

yang membantu cerebelum mengatur aktivitas otot.1

4. Sistem Limbik

Berfungsi dalam pengendalian emosi, perilaku, dan dorongan, juga penting untuk

memori. Secara anatomi, struktur limbik meliputi gyrus subcallosus, gyrus cinguli, gyrus

parahipocampalis, formasio hippocampi, nucleus amygdala, corpus mamillare, dan

nucleus anterior thalami. Alveus, fimbria, forniwq, tractus mamillothalamicus, dan stria

terminalis membentuk jaras penghubung sistem ini.3

5. Formasio Reticularis

Merupakan anyaman sel dan serabut saraf yang kontinu dan membentang melalui

neuroaksis dari medula spinalis sampai korteks cerebri. Formasio reticularis tidak hanya

memodulasi kontrol sistem motorik, tetapi juga mempengaruhi sistem sensorik. Melalui

jara-jaras ascedens multipelnya yang berproyeksi ke berbagai bagian korteks cerebri,

formasio reticularis diduga mempengaruhi tingkat kesadaran.

Fungsi:

- Pengendalian otot rangka

10

Page 10: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

Mengendalikan otot ekspresi wajah bila dikaitkan dengan emosi. Misalnya kontrol

motorik dilakukan fprmasio reticularis pada kedua sisi otak bila seseorang tersenyum

atau tertawa.

- Pengendalian sensasi somatik dan viseral

Lokasinya di sumbu serebrospinal, formasio reticularis dapat mempengaruhi semua

jaras ascendens yang berjalan ke tingkat supraspinal. Formasio reticularis mempunyai

peran kunci dalam mekanisme gerbang mengendalikan persepsi nyeri.

- Pengendalian susunan saraf otonom

Dari korteks cerebri, hipotalamus, dan nuclei subkortikal lainnya, kontrol susunan

saraf otonom yang lebih tinggi dilakukan melalui tractus reticulobulbaris dan

reticulospinalis yang turun ke aliran keluar simpatis dan parasimpatis kraniosakral.3

6. Formasio Hippocampi

Terdiri dari gyrus hippocampalis, gyrus dentatus, dan gyrus parahippocampalis.

Hippocampus merupakan suatu elevasi substansia grisea yang melengkung dan

terbentang di seluruh panjang dasar cornu inferior ventriculus lateralis. Ujung anteriornya

membentuk pes hippocampus. Struktur ini disebut hippocampus karena pada potongan

koronal berbentuk seperti kuda laut. Permukaan ventricular yang konveks diliputi oleh

ependyma yang di bawahnya terdapat lapisan tipis substansia alba yang disebut alveus.

Alveus terdiri dari serabut saraf yang berasal dari dalam hippocampus dan di bagian

medialnya berkumpul membentuk berkas yang disebut fimbria. Fimbria akan berlanjut

sebagai crus fornicis. Hippocampus berakhir di posterior di bawah spenium corpus

callosum.

Gyrus dentatus merupakan pita substansia grisea yang sempit, bertakik, dan terletak

di antara fimbiriae hippocampi dan gyrus parahippocampalis. Di posterior, gyrus diikuti

oleh fimbria hampir sampai ke splenium corpus callosum dan menyambung dengan

indusium griseum yang merupakan lapisan vestigial substansia grisea yang tipis yang

meliputi permukaan superior corpus callosum. Di bagian anterior gyrus dentatus berlanjut

ke uncus.

Gyrus parahippocampalis terletak diantara fissura hippocampi dan sulcus collateralis

serta bersambungan dengan hippocampus di sepanjang tepi medial lobus temporalis.3

7. Nucleus Amygdala

Dinamakan demikian karena berbentuk seperti buah almond. Nukleus ini sebagian

terletak di anterior dan sebagian di posterior ujung cornu inferior ventriculus lateralis.

11

Page 11: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

Struktur ini berfusi dengan ujung cauda nucleus caudatus yang berjalan ke anterior di atap

cornu inferior ventriculus lateralis. Stria terminalis muncul dari aspek posteriornya.3

Gambar 1.3 Bagian yang termasuk sistem limbik.2

Sistem Saraf Otonom

Prinsipnya sama dengan sistem saraf somatik, dimana impuls datang kemudian di

tangkap oleh reseptor sensorik di organ viseral kemudian dibawa oleh neuron sensorik ke

SSP lalu neuron motorik menyampaikan ke efektor otot polos, otot jantung, dan kelenjar.

Pada saraf somatik, akson bermielin memanjang dari SSP sampai ke efektornya yaitu otot

skelet. Pada saraf otonom, ada 2 jenis neuron motorik: pertama, badan selnya berada di SSP

sedangkan akson bermielin memanjang sampai ke ganglion otonom. Kedua, badan selnya di

ganglion otonom sedangkan akson tak bermielin memanjang dari ganglion ke efektor (otot

polos, otot jantung, dan kelenjar). Semua neuron motorik pada saraf somatik menghasilkan

neurotransmitter berupa asetilcholin. Sedangkan neuron motorik saraf otonom menghasilkan

asetilcholin dan noreepinefrin.

Pada simpatik, badan sel neuron preganglion berada di substansia kelabu / grisea dari

medula spinalis, sedangkan pada parasimpatik, badan sel preganglion berada pada batang

otak dan segmen sacralis medula spinalis. Ada 2 tipe ganglia otonom, ganglia simpatik dan

ganglia parasimpatik.1,3,5

Sistem Saraf Otonom Menghasilkan Asetilcholin dan Norepinefrin

SSO menghasilkan asetilcholin dan norepinefrin pada saat terjadi hubungan antara

preganglion dengan post ganglion dan saat berhubungan dengan efektor. Berdasarkan

neurotransmitter yang dihasilkan, neuron otonom dibagi menjadi 2, cholinergic dan adrenic.

12

Page 12: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

Neurotransmitter otonom akan mengikat reseptor spesifik yang berada di membran plasma

dai neuron postsinaptik maupun sel efektor.

Cholinergic Neuron dan Reseptornya

Menghasilkan neurotransmitter Asetilcholin (ACh). Cholinergic neuron terdapat pada: (1)

semua simpatik dan parasimpatik neuron preganglion, (2) simpatik neuron postganglion yang

mempersarafi kelenjar keringat, (3) semua parasimpatik neuron postganglion. ACh nantinya

akan mengikat reseptor cholinergic yaitu nicotinic dan muscarinic receptors. Nicotinic

receptors ada pada dendrit dan badan sel neuron postganglion baik simpatik maupun

parasimpatik. Muscarinic receptors berada pada semua efektor (otot polos, otot jantung, dan

kelenjar) yang dipersarafi oleh akson postganglion parasimpatik. Nicotinic tidak

mengaktifkan muscarinic, begitupun sebaliknya, namun Ach dapat mengaktifkan keduanya.

Adregenic Neuron dan Reseptornya

Menghasilkan norepinefrin atau juga dikenal dengan nama noradrenaline. Kebanyakan

neuron postganglion simpatik merupakan neuron adregenic. Sama seperti ACh, NE juga

disintesis dan ditampung dalam vesikel sinaptik dan dikeluarkan dengan eksositosis. NE juga

mengikat reseptor: alpha receptors dan beta receptors yang dapat ditemukan pada efektor

yang berupa organ viseral yang dipersarafi oleh akson postganglion simpatik. Reseptor ini

diklasifikasikan lagi menjadi α1, α2, β1, β2, β3.

Simpatik Mendukung Aktivitas Fisik yang Kuat; Parasimpatik Menghemat Energi

Tubuh

Simpatik dan parasimpatik diatur oleh hippothalamus. Keduanya dapat mempengaruhi organ

tubuh secara berbeda karena neuron postganglionnya menghasilkan neurotransmitter yang

berbeda dan juga karena organ efektor memiliki reseptor cholinergic dan adregenic yang

berbeda.

Selama aktivitas fisik atau tekanan emosional, simpatik mendominasi parasimpatik. Simpatik

berguna saat tubuh melakukan aktivitas yang kuat dan dalam produksi ATP yang cepat.

Selain itu, simpatik juga berperan dalam mengurangi fungsi tubuh yang mendukung

penyimpanan energi. Di samping pengerahan tenaga fisik, bebagai emisional, seperti takut,

malu, marah, akan merangsang simpatik. Aktivitas simpatik menyebabkan peningkatan

kewaspadaan dan aktivitas metabolisme dalam situasi darurat atau emergency. Aktifasi

13

Page 13: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

sistem simpatik dan pengeluaran hormon oleh medula adrenal menggerakkan respon fisiologi

kolektif yang dinamakan fight or flight respone yang efeknya:

a. Pupil mata melebar.

b. Peningkatan detak jantung, kontraksi jantung, dan tekanan darah.

c. Pelebaran saluran udara yang masuk dan keluar paru-paru.

d. Pembuluh darah yang menyuplai ginjal dan pencernaan akan menyempit sehingga terjadi

penurunan aliran darah, menyebabkan pembentukan urin dan aktivitas pencernaan

melambat.

e. Pembuluh dari yang menyuplai organ yang ikut terlibat dalam exercise atau fighting

suatu bahaya seperti otot skelet, otot jantung, hati, dan jaringan adiposa akan melebar,

aliran darah semakin besar.

f. hati meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa dan jaringan adiposa

mengingkatkan pemecahan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol, menghasilkan

produksi ATP semakin besar.

Disaat simpatik berperan dalam aktivitas fight or flight, maka prasimpatik berperan dalam

proses rest and digest. Parasimpatik mendukung fungsi tubuh dalma menyimpan energi

selama istirahat dan pemulihan. Parasimpatik merangsang kelenjar pencernaan dan otot polos

di gastrointestinal. Ini memungkinkan energi menyuplai makanan untuk di cerna dan diserap.

Pada saat yang sama, parasimpatik mengurangi fungsi tubuh dalam melakukan aktifitas fisik.

Parasimpatik berperan dalam “3 penurunan” yaitu: penurunan detak jantung, penurunan

diameter saluran pernapasan, dan penurunan diameter pupil.1,3

Kesimpulan

14

Page 14: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

Berdebar sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan hal itu disebabkan oleh

sistem saraf di dalam tubuh. Sistem saraf sendiri di dalam tubuh jumlahnya sangat banyak

dan berhubungan satu sama lain. Berdebar dipengaruhi oleh sistem saraf yang otonom yang

kerjanya involunter. Sistem otonom dikontrol oleh hipothalamus sebagai pusatnya dan

dipengaruhi oleh emosi yang di atur oleh sistem limbik. Sisem saraf bekerja melalui

mekanisme potensial aksi sehingga dapat mengantarkan impuls dari neuron ke neuron lain.

Daftar Pustaka

15

Page 15: Saraf Dan Mekanisme Kerjanya Dalam Mempengaruhi Emosi

1. Jenkins GW, Kemnitz CP, Tertora GJ. Anatomy and physiology. 2nd edition. China:

Wiley;2010.p.358-471.

2. Mescher AL. Junqueira’s basic histology. 12th edition. Singapore: McGraw-

Hill;2010.p.140-65.

3. Snell RS.Neuro anatomi klinik. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC;2007.h.339-453.

4. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC;2004.h.154-66.

5. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Edisi ke-1. Jakarta:

Gramedia;2005.h.305-9.

16