13
Retno A., Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik 130 MANAJEMEN SANITASI PELABUHAN DOMESTIK DI GRESIK Retno Adriyani 1) 1) Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM Unair Abstract : Domestic port sanitation has to be evaluated completely with three aspects i.e technical aspect such as facility of sanitary importance that are cleanlines and sanitary code; social aspect such as cultural, social and economics ; and administration and management aspect i.e implementation of management functions. Gresik port is domestic port class II, that serves interisland passenger crossing Gresik - Bawean island, and also loading and unloading goods. Implementation of port sanitation is intended as preventing incidence of disease . Further analyzed focussed on implementation of sanitation activity in building of passenger terminal, based on observation which was conducted at June 2003. Implementation of port sanitation from technical aspect, was good enough. In social aspect, better cooperation between top level management, port employees and consumer or public society are needed, to create healthy port environment. Furthermore, to reach the best result needs cooperation with other sectors for example commerce and communication sectors. In aspect of administration and management which is required emphasized in controlling periodically by Public Health Department of Province together with local Public Health Department, at least once a year. Because of fund limitation cooperation among stakeholder should be carried out together. Keywords : domestic port, management PENDAHULUAN Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU) merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat -tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap. diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan a tau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat. Untuk dapat melakukan kegiatan STTU secara lengkap harus ditinjau melalui tiga aspek pendekatan yaitu aspek teknis yang meliputi persyaratan dan peraturan mengenai Tempat Umum tersebut dan keterkaitan Tempat Umum tersebut dengan fasilitas sanitasi dasar, aspek sosial diantaranya adalah ekonomi dan sosial budaya,

Sanitasi pelabuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Retno A., Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik

130

MANAJEMEN SANITASI PELABUHAN DOMESTIK DI GRESIK

Retno Adriyani1)

1)Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM Unair

Abstract : Domestic port sanitation has to be evaluated completelywith three aspects i.e technical aspect such as facility of sanitaryimportance that are cleanlines and sanitary code; social aspect suchas cultural, social and economics ; and administration andmanagement aspect i.e implementation of management functions.

Gresik port is domestic port class II, that serves interislandpassenger crossing Gresik - Bawean island, and also loading andunloading goods. Implementation of port sanitation is intended aspreventing incidence of disease . Further analyzed focussed onimplementation of sanitation activity in building of passenger terminal,based on observation which was conducted at June 2003.

Implementation of port sanitation from technical aspect, wasgood enough. In social aspect, better cooperation between top levelmanagement, port employees and consumer or public society areneeded, to create healthy port environment. Furthermore, to reach thebest result needs cooperation with other sectors for examplecommerce and communication sectors. In aspect of administrationand management which is required emphasized in controllingperiodically by Public Health Department of Province together withlocal Public Health Department, at least once a year. Because of fundlimitation cooperation among stakeholder should be carried outtogether.

Keywords : domestic port, management

PENDAHULUAN

Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU) merupakan usahauntuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat -tempat umumterutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnyasuatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatantersebut dapat dicegah. Tempat-tempat umum merupakan tempatkegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatantetap. diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan a tauperorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat.

Untuk dapat melakukan kegiatan STTU secara lengkap harusditinjau melalui tiga aspek pendekatan yaitu aspek teknis yangmeliputi persyaratan dan peraturan mengenai Tempat Umum tersebutdan keterkaitan Tempat Umum tersebut dengan fasilitas sanitasidasar, aspek sosial diantaranya adalah ekonomi dan sosial budaya,

JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.1, NO.2, JANUARI 2005131

dan aspek administrasi dan manajemen diantaranya adalahpelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dengan baik. Tetapi kendalayang dialami sangatlah kompleks sehingga antara teori dan praktekdalam kegiatan STTU ini sulit untuk dapat berjalan dan berfungsisecara optimal.

Pelabuhan merupakan salah satu aset bagi kabupatenGresik. Kabupaten Gresik memiliki pelabuhan domestik kelas II yangmelayani penyeberangan penumpang antar pulau yaitu dari Gresikmenuju ke pulau Bawean begitu pula sebaliknya dan juga bongkarmuat barang. Barang yang dimaksud juga ter masuk hasilpertambangan misalnya batu bara dan batu marmer alam. Mengingatpelabuhan merupakan salah satu tempat keluar -masuk manusiaataupun barang sehingga kegiatan STTU di Pelabuhan ini perludilaksanakan sebagai kegiatan pencegahan timbulnya ataupunmenularnya suatu penyakit. Telaah selanjunya akan difokuskan padapelaksanaan STTU yang dilakukan pada bangunan TerminalPenumpang berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada bulanJuni 2003.

1. Area Pelabuhan Domestik di Gresik Lokasi pelabuhan berdekatan dengan pelabuhan milik PT.

Petrokimia Gresik yang memiliki aktifitas sendiri. Sebagai pelabuhanyang melayani penyeberangan antar pulau untuk penumpang, lokasipelabuhan cukup strategis yaitu berada di dekat alun-alun kota Gresiksehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Sebagai pelabuhanyang melayani bongkar muat barang, penataan di pelabuhan untukkegiatan bongkar muat tertata rapi. Tempat parkir kendaraan bongkarmuat yang sebagian besar adalah truk tertata rapi sehingga tidak adakeruetan lalu lintas di pelabuhan.

Area pelabuhan cukup luas dan terdapat beberapa gedungdan fasilitas antara lain gedung administrasi pelabuhan, gedung PT.Pelindo, gedung Kantor Kesehatan Pelabuhan dan g edung TerminalPenumpang. Terdapat tandon air bersih untuk mencukupi kebutuhanair bersih. Jalan di Pelabuhan dilengkapi papan informasi petunjukletak gedung-gedung yang berada di dalam lokasi pelabuhan, hanyasaja jumlahnya kurang memadai.

Lokasi terminal penumpang cukup mudah dijangkau olehcalon penumpang apabila calon penumpang diantar dengankendaraan, tetapi apabila ditempuh dengan jalan kaki akan terasacukup jauh dan panas. Sebaiknya disediakan trotoar untuk pejalankaki yang disalahsatu sisinya d itanami pohon yang rindang, sehinggasuasanya pelabuhan akan tampak sejuk dan tidak panas. Papaninformasi mengenai letak-letak gedung perlu ditambah sehingga bagicalon penumpang akan lebih mudah menuju ke Terminal Penumpang.

Retno A., Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik 132

2. Bangunan Terminal PenumpangSecara umum kondisi gedung Terminal Penumpang cukup

baik. Konstruksi bangunan terminal penumpang memenuhipersyaratan bangunan antara lain cukup kokoh, dinding di cat denganwarna terang sehingga tampak bersih. Pemeliharaan kebersihandinding cukup baik sayangnya ada beberapa bagian dinding bagianluar yang mulai terkelupas dan agak kusam. Kondisi ruang tunggucukup bersih, lantai cukup kuat, bersih dan terbuat dari bahan kedapair yang mudah dibersihkan. Kursi untuk pengunjung semi permanen,terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tertata rapi. Tataletak ruangan juga memudahkan arus penumpang. Arus penumpangdapat dilayani dengan baik. Ruang tunggu penumpang dalamkeadaan tertutup, kecuali bila ada kedatangan dan pemberangkatanpenumpang. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya antisipasi masuknyaorang-orang yang tidak berkepentingan dan menyalahgunakanterminal penumpang ini. Penutupan terminal penumpang diluar jamkeberangkatan dan kedatangan dapat dimasukkan sebagai salah satuusaha untuk memelihara sanitasi pelabuhan yang cukup efektif.Dengan demikian orang-orang yang tidak berkepentingan tidak dapatmasuk seenaknya dan relatif kebersihan dan ketertiban terminalpenumpang dapat terjaga dengan baik.

Pencahayaan alami cukup baik, bahkan pada siang hariterkesan agak silau, hal ini mungkin disebabkan kurangnyapenghijauan baik di dalam ataupun di luar terminal penumpang. Untukventilasi terdapat kipas angin dan ventilasi alam sehingga sirkulasiudara cukup lancar.

Plafon cukup tinggi, berwarna terang dan dalam keadaancukup baik. Pada terminal penumpang ini tersedia ruangan mushola,ruangan kantor, kamar mandi/WC yang dilengkapi dengan tempatcuci tangan dan tempat wudlu dengan kondisi cukup bersih danterawat, tersedia tempat sampah yang cukup.

Pada bagian luar bangunan terminal penumpang terdapattaman, tempat parkir dan monumen jangkar pada bagian depan danjalan serta dermaga pada bagian belakang. Pada bagian depanterminal berupa halaman yang juga difungsikan sebagai tempatparkir. Disekeliling gedung terminal penumpang dibuat salurandrainase sekaligus saluran air kotor yang dihubungkan dengansaluran air kotor pelabuhan, sehingga tidak ada air yang tergenang.Pohon di depan terminal penumpang dapat membuat suasana teduhdi terminal penumpang, terbukti dimanfaatkannya lokasi tersebutuntuk area mangkal pedagang makanan minuman. Sebaiknyapenghijauan pelabuhan ditambah sehingga suasana panas tiakmendominasi, tetapi tentu saja perlu ditata dan direncanakan denganbaik sehingga tidak merusak bangunan dan jalan di pelabuhan. Tidak

JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.1, NO.2, JANUARI 2005133

terdapat pagar pembatas khusus untuk bangunan TerminalPenumpang. Taman dan monumen cukup terpelihara dan bersih.

Kondisi dermaga cukup kuat dan mampu untuk menampungkapal yang akan bersandar. Jalan di dermaga juga terpe liharakebersihannya. Pada saat pengamatan, sedang dilakukan kegiatanpemeliharaan kondisi dermaga yaitu berupa pengerukan lumpur,dimaksudkan agar kedalaman dermaga cukup sehingga kapal dapatbersandar.

Pihak pelabuhan telah mengalokasikan tempat untukpedagang makanan dan minuman, yaitu di dekat pelabuhan bongkarmuat, dan tidak disediakan tempat untuk area di dekat terminalpenumpang. Penataan pedagang makanan dan minuman hendaknyadiperhatikan. Keberadaan pedagang makanan dan minuman inisangat diperlukan oleh pengunjung pelabuhan juga bagi para pekerjadi pelabuhan. Sehingga sebaiknya di dekat terminal penumpang jugadisediakan tempat untuk pedagang makanan dan minuman, agarkeberadaan pedagang makanan dan minuman ini tertata rapi.

3. Fasilitas Sanitasi Terminal Penumpang3.1. Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM daerah. Terdapattandon khusus untuk persediaan air bersih. Air bersih disalurkandengan sistem perpipaan dan berjalan dengan baik. Kontinuitas suplaiair bersih khusus untuk terminal penumpang dilakukan pada saat -saatada penumpang baik pada saat kedatangan atau pemberangkatan.Sehingga secara kuantitas, air bersih ini hanya dikhususkan untukmelayani penumpang saja dan dari segi kontinuitas m enjadi kurangmemadai, mengingat air bersih cukup lancar dan jumlahnya cukuphanya bila waktu keberangkatan atau kedatangan. Hal ini mungkinterkait pada usaha penghematan air bersih.3.2. Pembuangan Air Limbah

Air limbah berasal dari kamar mandi, tempat cuci tangan dantempat wudlu dialirkan pada saluran terbuka yang dihubungakandengan sistem penyaluran air limbah pelabuhan. Sedangkan airlimbah yang berasal dari WC disalurkan ke septic tank. Pembuanganair limbah di Indonesia memang pada umumnya disatukan dengansaluran drainase dan akhirnya terhubung pada saluran air limbah dandrainase pelabuhan. Alangkah baiknya apabila saluran tersebutdibuat semi tertutup, setidaknya saluran yang berasal dari air kamarmandi, sehingga tidak mengganggu estetika dan menimbulkan bau.3.3. Kamar Mandi/WC, Tempat Cuci Tangan dan Tempat Wudlu

Jumlah kamar mandi/WC ada 2 buah, tanpa pemisahanuntuk laki-laki atau perempuan. Kamar mandi/WC untuk penumpangdan pegawai pelabuhan tidak dipisahkan. Kamar mandi sebaiknyadipisah antara laki-laki dan perempuan. Mengingat jumlahnya ada

Retno A., Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik 134

dua, dapat ditambahkan tanda saja pada bagian pintunya.Pemungutan biaya sekiranya tidak berlebihan, tetapi juga perlupeningkatan pelayanan, antara lain penyediaan sabun dengan jumlahyang mencukupi. Sabun yang disediakan idealnya sab un cair denganwadah khusus sehingga penularan penyakit, terutama penyakit kulitdapat diminimalkan. Lantai kamar mandi/WC kedap air, tidak licin,mudah dibersihkan dan kemiringannnya cukup. Kondisinya cukupbersih dan terawat. Pada bagian luar kamar mandi /WC juga tersediatempat cuci tangan yang dilengkapi kaca, tidak dilengkapi sabun danpengering tangan. Jamban/ WC tipe jongkok dengan konstruksi leherangsa, dilengkapi air penggelontoran yang cukup, alat pembersihberupa sabun tidak tersedia. Tidak terda pat tanda himbauan bahwapemakai harus mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakankamar mandi/WC. Di sebelah kamar mandi terdapat tempat wudludengan kondisi kebersihan yang cukup, hanya saja estetika tampakkurang nyaman dengan adanya tempat jemuran baju.3.4. Tempat Sampah

Tempat sampah yang tersedia terbuat dari bahan yangmudah dibersihkan dan kedap air, jumlahnya cukup dan dibuangsetiap 2 kali sehari. Tempat sampah yang tersedia terbuat dari bahanyang mudah dibersihkan tapi tidak tertutup. Dar i segi kuantitas, jumlahtempat sampah sebaiknya ditambah, sehingga memudahkanpengunjung yang akan membuang sampah.3.5. Lain-lain

Pada bagian dalam terminal penumpang terdapat saranaibadah berupa mushola yang kebersihannya cukup baik, hanya sajasedikit kurang tertib. Penertiban penggunaan mushola hendaknyadiperhatikan sehingga mushola dapat dimanfatakan sebagaimanafungsinya. Tersedia alat pemadam kebakaran portable dan kotak P3Kdengan isi standart.

Di halaman dan tempat parkir terdapat beberapa pe dagangmakanan jajanan yang melayani penumpang. Kondisi makanan danminuman yang disajikan umumnya dikemas, dan lokasi penjualancukup bersih. Keberadaan pedagang makanan dan minuman inibelum tertata dengan rapi, konstruksi bangunannya tidak permanen,tidak terdapat air bersih yang mencukupi dan memadai bagikebutuhan pedagang.

Himbauan-himbauan yang mengajak pengunjung untuk lebihmemperhatikan kebersihan sangat perlu untuk dipasang. Misalnyakalimat “JAGALAH KEBERSIHAN”, “BUANGLAH SAMPAH PADATEMPATNYA”, “SUDAHKAH ANDA MENCUCI TANGAN” di dekatkamar mandi, tempat cuci tangan dan dekat kantin atau pedagangmakanan dan minuman. Pada dinding luar bangunan terminalpenumpang terdapat poster agar penumpang waspada terhadapSARS. Pemasangan himbauan yang menga jak pengunjung untuk

JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.1, NO.2, JANUARI 2005135

waspada terhadap SARS sangat baik, sehingga diharapkanpengunjung akan lebih memperhatikan kesehatannya.

4. Manajemen Sanitasi PelabuhanPada umumnya didalam penerapan usaha Sanitasi TTU

dibutuhkan pendekatan terhadap aspek sosial. D alam pendekatanaspek sosial diperlukan penguasaan pengetahuan antara lain tentangkebiasaan hidup, adat istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi,kepercayaan, komunikasi dan motivasi (Depkes RI, 1996).Pendekatan aspek sosial membutuhkan berbagai pertimbanga nterhadap berbagai macam faktor dari kehidupan masyarakat,diantaranya faktor (Suparlan, 1988) :1) Pengertian

Pengertian karyawan serta masyarakat tentang pentingnya sertamanfaat suatu usaha kesehatan masyarakat sangat diperlukansebab tanpa adanya pengert ian ini segala sesuatunya akanberjalan tanpa arah. Pengertian merupakan dasar pokok gunamemperoleh kesadaran dan pengetahuan untuk bertindak secaraaktif.

2) PendekatanPendekatan yang baik perlu dilakukan terutama terhadapPimpinan maupun karyawan perusaha an TTU, biasanyadilakukan dengan memberikan beberapa bentuk motivasi. Titikpangkal suksesnya usaha Sanitasi TTU banyak bergantung daricara pendekatan ini, ada 2 macam pendekatan terhadappimpinan dan karyawan yang dapat ditempuh yaitu :a. pendekatan formal yaitu suatu pendekatan terhadap pimpinan secara resmib. pendekatan informal yaitu suatu pendekatan terhadap karyawan bawahan dimana

pekerja berada dan dilakukan di tempat kerjanyaSelain pendekatan di atas, menurut Buku Pedoman Sanit asiTempat-Tempat Umum (1996) pendekatan yang biasa digunakandalah aspek ini adalah pendekatan edukatif yang ditujukankepada masyarakat umum dan masyarakat pengunjung TTUkhususnya perlu diberi pengertian dan kesadaran tentang usahasanitasi TTU. Dengan adanya pengertian dari pengunjung bahwaTTU yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkanterjadinya kecelakaan dan menyebarkan penyakit, makapengunjung/masyarakat akan berusaha untuk senantiasamemelihara sanitasi TTU.

3) KesadaranFaktor kesadaran terutama karyawan Pelabuhan dibutuhkansekali guna pelaksanaan program, tanpa kesadaran makanpelaksanaan program STTU akan mengalami hambatan dan

Retno A., Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik 136

kesulitan, karena tidak diketahui dan disadari akan pentingnyaserta manfaatnya baik bagi perusahaan maupun bagi pribadikaryawan yang bersangkutan. Faktor kesadaran diperolehsebagai hasil pendekatan edukatif melalui penyuluhan ataupendidikan kesehatan.

4) PartisipasiFaktor partisipasi dari karyawan Pelabuhan secara total sangatdibutuhkan dalam rangka memelihara, m embina danmengembangkan usaha Sanitasi. Partisipasi penuh dari karyawandapat diperoleh dan ditingkatkan dengan cara memberikanpengertian serta motivasi tentang pentingnya Higiene danSanitasi TTU dipandang dari segi kesehatan maupun dari segibisnis operasional.

5) Kerja samaUsaha kesehatan masyarakat khususnya usaha Higiene danSanitasi TTU dibutuhkan adanya kerjasama dalam tim. Tanpakerja sama yang baik maka usaha ini tidak akan berjalan denganbaik.

6) KeuanganDimana terdapat suatu usaha terutama dalam u saha Higiene danSanitasi TTU terutama yang berhubungan dengan masalahperbaikan dan penyempurnaan tentu membawa konsekuensibiaya, tanpa ditunjang biaya yang memadai ini maka kegiatan initidak akan berjalan semestinya. Kegiatan ini sangatmembutuhkan adanya anggaran khusus terutama gunapelaksanaan pemeliharaan.

Kegiatan pemeliharaan sanitasi di lingkungan pelabuhanhendaknya menjadi komitmen bagi seluruh pekerja di pelabuhan.Tentu saja hal ini diikuti dengan manajemen pemeliharaan sanitasiyang baik antara lain berupa kecukupan personil kebersihan, alokasidana yang mencukupi dari pihak pengelola pelabuhan.

Upaya pelaksanaan Sanitasi Pelabuhan Domestik Gresikdilakukan oleh pegawai pelabuhan dan selalu dipantau oleh KantorKesehatan Pelabuhan Surabaya di Gresik. Dalam penyelenggaraanSanitasi Pelabuhan disamping juga perlu dipertimbangkan fungsi -fungsi manajemen yang meliputi perencanaan ( Planning),pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating) serta unsurpengawasan (Controlling) yang baik. Untuk mencapai hasil yang baikperlu adanya kerjasama lintas program dan lintas sektor. Oleh karenaitu dalam perencanaan dan atau pelaksanaan program sanitasi TTUperlu melibatkan instansi/lembaga terkait (Depkes, 1996).

Dalam aspek administrasi dan manajem en ini, akan lebihditekankan pada unsur Pengawasan ( Controlling) karena unsur inilahyang paling menonjol dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.1, NO.2, JANUARI 2005137

sesuai dengan Peraturan Daerah yang telah ditetapkan. Tujuanpengawasan sanitasi TTU antara lain :1) Tujuan Umum

Untuk mewujudkan kondisi TTU yang memenuhi syaratkesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar darikemungkinan bahaya penularan penyakit dan terjadinyakecelakaan serta tidak menyebabkan gangguan terhadapkesehatan masyarakat sekitarnya.

2) Tujuan Khususa. agar pengunjung TTU menggunakan dan memelihara

fasilitas sanitasi yang tersedia di TTU tersebutb. agar pengelola/penanggung jawab TTU dengan upaya

sendiri menciptakan sanitasi TTU yang dikelolanyaDalam kegiatan Pengawasan Sanitasi TTU, kegiatan yang dila kukanadalah:1. Kegiatan pemeriksaan yaitu kegiatan melihat dan menyaksikan

secara langsung di tempat serta menilai tentang keadaan atautindakan yang dilakukan serta memberikan petunjuk atau saran -saran perbaikan. Pemeriksaan dilakukan terhadap faktorlingkungan dan perlengkapan/peralatan dari TTU dari segipersyaratan dan kebersihannya, misalnya : lingkunganpekarangan, bangunan, persediaan air bersih, cara pembuangansampah dan air kotor, perlengkapan WC dan urinoir, dansebagainya. Dalam kegiatan ini pem eriksa juga memberikanbimbingan dan petunjuk kepada pemilik/pengelola dan penggunayang melakukan kegiatan pada TTU, meliputi cara -carapencegahan penyakit, kebersihan, kebiasaan dan cara kerja yangbaik dan lain sebagainya.

2. Kegiatan pengawasan yaitu pengamatan secara terus menerusperkembangan kegiatan di TTU dan tindakan serta usaha tindaklanjut dari hasil pemeriksaan.

Ruang lingkup kegiatan Pengawasan Sanitasi TTU dapatdigolongkan menjadi (Dinkes Prop. Jatim, 1987 dan Suparlan, 1988) :

1) Pendataan TTU yang dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun.Dalam kegiatan pendataan dilakukan pencatatan, antara lain :jenis/macam dan jumlah TTU, nama dari setiap jenis TTU, nomorizin usaha, nama pemilik, nama penaggungjawab sanitasi (bilaada), dan jumlah karyawanSelain kegiatan pendataan dapat pula dilakukan identifikasimasalah higiene dan sanitasi TTU yang diperiksa (Problemidentification).Kegiatan ini dilaksanakan melalui orientasi keadaan sanitasi secargaris besar, untuk mencari permasalahan umum sanitasi T TUyang dilihat atau diperiksa yang menyangkut masalah umum

Retno A., Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik 138

sanitasi yang ada sehingga tahap ini merupakan surveipendahuluan (preliminary survey). Dalam pelaksanaan observasidapat dilakukan melalui :a. wawancara dengan pimpinan atau dengan petugas TTUb. mengadakan peninjauan lapangan, peninjauan lapangan

dimulai dari bagian luar (external area) kemudian pada bagiandalam (internal area).

Peninjauan ini dilakukan di seluruh area TTU dan menitikberatkan perhatiannya kepada lokasi umum ( public area).Dengan demikian maka urutan kegiatan dalam tahap ini, datangke lokasi, meninjau dan melihat keadaan umum sanitasi ,mengetahui secara garis besar dan secara umum keadaansanitasi senyatanya, sensus masalah umum yang didapatkan ,dicatat untuk dibuat sheet sanitasi (formulir), yang akan dipakaidalam melakukan pemeriksaan selanjutnya.

2) Pemeriksaan TTU, dengan tujuan untuk melihat dan menilaikeadaan sanitasi, memberikan saran-saran perbaikan, danmenilai perbaikan yang telah diadakan .Dalam tahapan pemeriksaan perlu dilakukan :1. Persiapan pemeriksaan, dengan melakukan :

a. mengadakan peninjauan lokasi, kemudian melihat danmencatat keadaan semua fasilitas sanitasi yang tersedia .

b. mencari dan menentukan fasilitas yang mempunyai nilaisanitasi (facility of sanitary importance ), yaitu fasilitasyang dapat dinilai dari 2 segi, yaitu segi kebersihannya(cleanlines) dan segi persyaratannya (sanitary code).

c. membuat formulir (sheet) sanitasi untuk pemeriksaanPenyusunan formulir pemeriksaan, langkahnya adalahsebagai berikut :1. Pengumpulan data, tentang item sanitasi yang

dipengaruhi oleh besar kecilnya TTU, titik beratkegiatannya, metode kerja yang dilakukan,modernisasi fasilitasnya, sifat dan kebiasaanmasyarakat pengguna.

2. Menyusun formulir pemeriksaan sanitasi, d enganmemperhatikan jenis tempat dan usaha yangdiperiksa, unit-unit teritorialnya, termasuk juga subunitnya, jangka waktu dan jumlah pemeriksaannya ,adanya kolom untuk penilaian Kebersihan (disingkat K)dan kolom Persyaratan (disingkat P), jumlah item yangdiperiksa, tanggal pemeriksaan dan Pemeriksa.

Dalam pengisian formulir pemeriksaan ini akandidapatkan tanda (-) dan tanda (+), tanda-tanda inidiartikan sebagai berikut :(-) baik untuk K maupun P = berarti tidak ada masalah

JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.1, NO.2, JANUARI 2005139

(+) baik untuk K maupun P = berarti ada mas alah, yangberarti juga hal/fasilitas/keadaan itu perlu diadakanperbaikan

2. Pelaksanaan pemeriksaan, dengan melakukan :a) Evaluasi atau penilaian, yaitu menilai sesuatu dengan

menggunakan alat ukur atau standard ukuran tertentusesuai dengan yang telah ditentukan atau dipersyaratkan.Maksud dan tujuan penilaian :1) Mendeteksi masalah yang ditemukan untuk segera

dilakukan tindakan perbaikan2) Mengetahui kemajuan dan kemunduran suatu usaha

selama periode waktu tertentu3) Mengetahui apakan hasil usaha yang diperoleh le bih

efektif dan efisien.Obyek penilaiannya adalah :1) Kebersihan (cleanlines), mempunyai sifat relatif

subyektif tergantung dari kepekaan masing -masingpenilai

2) Persyaratan (codes), mempunyai sifat obyektif karenamendasarkan pada persyaratan atau standard y angberlaku, kepekaannya tergantung daruipadakepekaan alat pengukurnya.

Sistim penilaian :1) Membandingkan antara kenyataan dengan suatu

standart yang berlaku2) Membandingkan hasil pengukuran dengan

menggunakan alat ukur dengan suatu standarttertentu

Hasil Penilaian :Setelah selesai dilakukan pemeriksaan sanitasi dandiperoleh hasil penilaiannya maka dapat ditabulasikandan dihitung.1. Berapa jumlah item yang diperiksa2. Berapa jumlah K (-) yang didapat3. Berapa jumlah P (-) yang didapatDari semua hasil ini kemudian ditentukan keadaansanitasi TTU dengan menggunakan rumus :Keadaan sanitasi = { % K ( -) + % P (-) } : 2Atau dengan :Nilai rata-rata (NR) = {[Jumlah K ( -) + Jumlah P (-) ] : [2x jumlah item]} x 100%

b) Saran perbaikan (order for improvement = OFI )Berdasarkan penilaian ditemukan permasalahan yangkemudian diberikan saran perbaikannya.Saran perbaikan dapat dilakukan melalui 2 jalan :

Retno A., Manajemen Sanitasi Pelabuhan Domestik 140

1. Langsung, dengan jalan lisan pada pengelolasetempat dan memberikan sekaligus alasannyamengapa harus diperbaiki dan bagaimana caramemperbaikinya.

2. Tidak langsung, dengan jalan memberikan saransecara tertulis yang berupa OFI. Dengan cara :1) meninggalkan catatan saran pada saat memeriksa2) mengirimkan catatan saran kemudian beberapa

hari setelahnya dilakukan pemeriksaanDalam pelaksanaannya biasanya kedua cara tersebutdilakukan bersama, disamping memberikan saranlangsung juga memberikan saran tidak langsung yaituberupa formulir saran dan kartu perbaikan yang nantiakan ditempelkan pada bagian-bagian yang perludiperbaiki.Cara pengisian dari saran tersebut mencakup tentanghal-hal : apakah yang harus diperbaiki (what), dimanatempatnya (where), apakah masalahnya (why), kapansudah harus diselesaikan (when), bagaimana caramemperbaikinya (how)

Jenis pemeriksaan TTU ada beb erapa antara lainpemeriksaan awal, pemeriksaan ulangan, dan pemeriksaanberkala (rutin).

Upaya pengawasan Sanitasi Pelabuhan dilakukan oleh DinasKesehatan Propinsi bersama-sama dengan Dinas KesehatanKabupaten Gresik secara periodik minimal satu tahun sekali.Kerjasama dalam Pengawasan Sanitasi Pelabuhan ini dilakukanterutama oleh karena adanya keterbatasan dana dalam melakukankegiatan pengawasan. Kegiatan pengawasan dilakukan dengandatang ke lokasi Pelabuhan untuk melakukan observasi danmelakukan pengambilan sampel air bersih, udara dan lainnya yangdianggap penting. Selain melakukan penilaian pihak pengawas jugamemberikan saran-saran perbaikan agar sanitasi pelabuhan tetapterpelihara dengan baik. Kegiatan pengawasan yang dilakukan olehDinas Kesehatan cukup baik dan membantu pihak pengelolapelabuhan dalam upayanya menjaga sanitasi pelabuhan.

PENUTUP

Kegiatan Sanitasi Pelabuhan Domestik di Gresik secaralengkap harus ditinjau melalui tiga aspek pendekatan yaitu aspekteknis yang meliputi persyaratan dan peraturan mengenai TempatUmum tersebut dan keterkaitan Tempat Umum tersebut denganfasilitas sanitasi dasar, aspek sosial diantaranya adalah ekonomi dan

JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.1, NO.2, JANUARI 2005141

sosial budaya, dan aspek administrasi dan manajemen diantaranyaadalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dengan baik.

Ditinjau dari aspek teknis, pelaksanaan kegiatan SanitasiPelabuhan Domestik sudah cukup baik. Dari aspek sosial diperlukankerjasama yang lebih baik antar pengelola, karyawan Pelabuhandengan masyarakat pengguna ataupun masyara kat umum untukdapat menciptakan lingkungan Pelabuhan yang sehat. Selain ituuntuk mencapai hasil yang baik perlu adanya kerjasama l intasprogram dan lintas sektor misalnya antara lain perdagangan danperhubungan. Dari aspek administrasi dan manajemen yang perluditekankan adalah kegiatan pengawasan oleh Dinas KesehatanPropinsi bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gresiksecara periodik minimal satu tahun sekali. Kerjasama dalamPengawasan Sanitasi Pelabuhan ini dilakukan terutama oleh karenaadanya keterbatasan dana dalam melakukan kegiatan pengawasan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (1996) Buku Pedoman Sanitasi Tempat -Tempat Umum.Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. DepartemenKesehatan RI. Jakarta.

Dinkes Prop. Jatim. (1987). Petunjuk Pengawasan Sani tasi Tempat-Tempat Umum. Sub Dinas Pembinaan KesehatanLingkungan, Dinas Kesehatan Daerah Propinsi Daerah Tk. IJawa Timur. Surabaya.

Suparlan (1988). Pedoman Pengawasan Sanitasi Tempat -TempatUmum. Surabaya: Surabaya Merdeka Print .

Filename: 4.Manajemen Sanitasi Pelabuhan (130 -141)Directory: F:\JURNAL KESHLING\Volume 1 No. 2Template: C:\Documents and Settings\unair\Application

Data\Microsoft\Templates\Normal.dotTitle: BAB ISubject:Author: JOHAN KADHAFI NURKeywords:Comments:Creation Date: 2/18/2005 12:35:00 PMChange Number: 7Last Saved On: 2/24/2005 1:36:00 PMLast Saved By: KESLINGTotal Editing Time: 49 MinutesLast Printed On: 4/10/2007 9:49:00 AMAs of Last Complete Printing

Number of Pages: 12Number of Words: 3,971 (approx.)Number of Characters: 22,636 (approx.)