21
SAMBUNGAN DAN HUBUNGAN KAYU Kayu merupakan bahan bangunan alam, maka dari pohonnya kayu dapat dibentuk berbagai macam ukuran yang berupa balok dan papan. Ukuran kayu umumnya yang ada dipasaran sudah ditentu, antara lain : 1. 6/12, 6/10, 8/12, 10/10, 15/15 = disebut balok 2. 2/15, 2/20, 3/25, 3/30, 4/40 = disebut papan 3. 4/6, 5/7 =d isebut usuk atau kaso 4. 2/3, ¾ = disebut reng 5. 1/3, 1/4, 1/6 = disebut plepet Karena keterbatasan panjang kayu yang ada dipasaran, maka untuk suatu konstruksi kayu yang panjang diperlukan adanya sambungan kayu. A. Sambungan Kayu Sambungan Kayu Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.

Sambungan Kayu

Embed Size (px)

Citation preview

SAMBUNGAN DAN HUBUNGAN KAYU

Kayu merupakan bahan bangunan alam, maka dari pohonnya kayu dapat

dibentuk berbagai macam ukuran yang berupa balok dan papan.

Ukuran kayu umumnya yang ada dipasaran sudah ditentu, antara lain :

1. 6/12, 6/10, 8/12, 10/10, 15/15                 = disebut balok

2. 2/15, 2/20, 3/25, 3/30, 4/40                     = disebut papan

3. 4/6, 5/7                                                    = disebut usuk atau kaso

4. 2/3, ¾                                                      = disebut reng

5. 1/3, 1/4, 1/6                                             = disebut plepet

Karena keterbatasan panjang kayu yang ada dipasaran, maka untuk suatu

konstruksi kayu yang panjang diperlukan adanya sambungan kayu.

A. Sambungan Kayu

Sambungan Kayu Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih

batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan

bentuk konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang

kayu tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.

B. Hubungan Kayu

Adalah dua batang kayu atau lebih yang dihubunghubungkan menjadi satu benda

atau satu bagian konstruksi dalam satu bidang berdemensi dua maupun dalam satu

ruang berdemensi tiga.

C. Syarat Sambungan

Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja

maupun dari kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut. Oleh

sebab itu dalam melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat

ukuran sambungan dan gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut.

Untuk memenuhi syarat kekokohan sambungan danhubungan kayu maka sambungan

dan hubungan kayu harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Sambungan harus sederhana dan kuat. Harus dihindari takikan besar dan

dalam.

b. Harus memperhatikan sifat-sifat kayu terutama sifat menyusut,

mengembang dan menarik.

c. Bentuk sambungan dari hubungan harus tahan terhadap gaya-gaya yang

bekerja.

Syarat-syarat ukuran sambungan dapat dilihat pada contoh gambar sambungan

Sedangkan gaya-gaya yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Gaya Tarik

Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang kayu tersebut

harus saling mengait agar tidak mudah lepas, misalnya memakai sambungan

bibir miring berkait.

2. Gaya Desak (Tekan)

Bila yang bekerja gaya desak, maka sambungan kedua batang kayu

diusahakan agar permukaan batang yang akan disambung saling menempel

rapat. Misalnya memakai sambungan lurus tekan.

3. Gaya Lintang dan Momen

Bila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gaya lintang akan

menyebabkan sambungan akan saling bergeser sedang momen akan

menyebabkan suatu lenturan. Maka dalam hal ni sambungan harus kuat dan

kaku misalnya memakai sambungan pengunci.

4. Gaya Puntir

Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua

batang kayu harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas

misalnya memakai sambungan tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang

dan hubungan pen dan lubang untuk hubungan sudut.

Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan

sambungan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya,

misalnya: kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan

pelindung, salah bor akan mterjadi lubang yang siasia dan lubang ini

merupakan awal pelapukan, salah gergaji akan mengurangi luas penampang

kayu.

b. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya

tidak boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga

tidak boleh terlalu k encang (Jw. sesak) karen akalau dipaksakan akan ada

bagian yang rusak atau pecah.

c. Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang

bidang sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk, sebab

biasanya daerah sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal ini

menyebabkan pelapukan.

d. Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, karena untuk

memudahkan kontrol dan perbaikan.

D. Jenis-jenis Sambungan

Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :

1. Sambungan kayu ke arah memanjang.

2. Sambungan kayu ke arah melebar.

3. Sambungan kayu ke arah menyudut

Selain tiga macam sambungan kayu tersebut di atas, masih ada dua sambungan lain

yaitu sambungan bersusun dan sambungan dengan pengunci.

1. Sambungan Kayu Memanjang :

Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua batang atau lebih

balok kayu atau papan kayu untuk memenuhi panjang tertentu yang

dibutuhkan

Sambungan kayu ke arah memanjang ada dua macam yaitu

memanjang ke arah mendatar, dan ke arah tegak.

a. Memanjang arah mendatar ( misalnya sambungan bibir lurus, sambungan

bibir lurus berkait, sambungan bibir miring, sambungan bibir miring berkait)

1. Sambungan Bibir Lurus

2. Sambungan Bibir Lurus Berkait

3. Sambungan Bibir Miring

                         

4. Sambungan Bibir Miring Berkait

b. Memanjang arah tegak ( misalnya sambungan takikan lurus, sambungan

mulut ikan, sambungan takikan lurus rangkap, sambungan purus lurus). 

1. Sambungan Takikan Lurus

2. Sambungan Mulut Ikan

3. Sambungan Takikan Lurus Rangkap

4. Sambungan Purus Lurus

2.      Sambungan kayu arah melebar.

Sambungan kayu melebar ada dua macam yaitu:

a. Melebar arah horizontal (kebanyakan digunakan konstruksi lantai)

b. melebar arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada konstruksi

dinding). 

Ada beberapa macam sambungan kayu melebar, yaitu :

1. Sambungan lidah dan alur.

2. Sambungan lidah lepas dan alur.

3. Sambungan lidah bersponing dan alur.

4. Sambungan lidah miring.

5. Sambungan papan melebar arah tegak

a. Sambungan melebar arah horizontal (kebanyakan digunakan konstruksi lantai)

            

                        

            

b. Melebar arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada konstruksi

dinding).

3.   Sambungan Kayu Menyudut.

Sambungan kayu menyudut, yaitu sudut siku dan kedua yang membentuk

sudut miring.

Bentuk sambungan kayu menyudut ada tiga macam yaitu sambungan sudut,

sambungan pertemuan, dan sambungan persilangan.

Beberapa macam sambungan kayu menyudut yaitu :

a. Sambungan takikan lurus,

b. sambungan purus dan lubang terbuka,

c. sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur.

d. Sambungan takikan lurus ekor burung,

e. sambungan purus dan lubang terbuka,

f. sambungan purus dan lubang tertutup,

g. sambungan purus dan lubang dengan gigi garis bagi,

h.  sambungan takikan lurus ekor burung,

i. sambungan raveling ekor burung.Sambungan voor loef.

SAMBUNGAN KAYUKONSTRUKSI KAYU

DISUSUN OLEH :

LUKIYONO

11-22-201-005

SEMESTER IV

TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2013