45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, MENUNGGU, DAN KECEWA DALAM ANTOLOGI PUISI DAN BULETIN SASTRA (Sebuah Tinjauan Semiotik) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh DHESY EKA NURCAHYANTI C0208019 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

  • Upload
    hanhan

  • View
    235

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA

TENTANG CINTA, MENUNGGU, DAN KECEWA

DALAM ANTOLOGI PUISI DAN BULETIN SASTRA

(Sebuah Tinjauan Semiotik)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

DHESY EKA NURCAHYANTI

C0208019

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Page 6: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Nama : Dhesy Eka Nurcahyanti

NIM : C0208019

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Sajak-Sajak Bhre

Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Buletin

Sastra (Sebuah Tinjauan Semiotik) adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat,

dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi

ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh

dari skripsi tersebut.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan,

Dhesy Eka Nurcahyanti

MOTTO

Page 7: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Kemenangan terbesar adalah ketika kita dapat mengalahkan diri sendiri

(Penulis)

Sebuah keharusan untuk berkata bahwa kita sanggup

(Penulis)

Perjalanan saya bukan tanpa tujuan

(Penulis)

Yakin dan percaya bahwa kita harus bisa

(Penulis)

PERSEMBAHAN

Page 8: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Bapak dan Ibuku

Adik-adikku

Seseorang yang selalu mendukungku

Almamaterku

KATA PENGANTAR

Page 9: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, yang telah

melimpahkan rahmat, kesabaran, serta kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta,

Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Buletin Sastra” (Sebuah

Tinjauan Semiotik).

Kerja keras penulis tidak akan berarti tanpa adanya bantuan, motivasi,

bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan kesempatan bagi penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang dengan sabar memberikan petunjuk dan saran bagi penulis serta

mahasiswa yang lain.

3. Dra. Chattri S W, M.Hum., selaku pembimbing akademik yang dengan

sabar memberikan petunjuk serta saran bagi penulis serta mahasiswa

yang lain.

4. Dra. Murtini, M.S., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu dan memberikan motivasi serta saran kepada

penulis selama konsultasi penulisan skripsi ini.

5. Drs. Wiranta, M.S., selaku penelaah yang memberikan kepercayaan

serta kebebasan penulis untuk menentukan proposal skripsi.

Page 10: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

6. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung penulis dengan

memberikan doa, semangat, dan materi.

7. Kakak tercinta sekaligus sahabat setia yang selalu mendukung penulis

sampai titik darah penghabisan, Roni Koboy Kupluk.

8. Teman-teman senasib seperjuangan di Sastra: Limbat, Juphrie, dan

Bro. Terima kasih atas bantuan, motivasi, dan dukungannya selama

ini.

9. Teman-teman angkatan 2008 yang memberikan semangat untuk tetap

maju.

10. Teman-teman Teater Tesa yang telah memberikan begitu banyak

pelajaran dan kenangan berharga, yang tidak akan penulis lupakan

seumur hidup.

Penulis sadar bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diharapkan untuk

menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Page 11: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

HALAMAN JUDUL …………………………………………………......... i

LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….. iii

HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………….. iv

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… v

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………... vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xv

ABSTRAK …………………………………………………………….…… xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………...…........... 1

B. Pembatasan Masalah …………………………………...……… 7

C. Rumusan Masalah ……………………………………………... 7

D. Tujuan Penelitian …………………………………………….... 7

E. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 8

F. Sistematika Penulisan …………………………………………. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka ………………………………………………..... 10

B. Landasan Teori ………………………………………………… 12

1. Ketaklangsungan Ekspresi Puisi ………………………….. 13

a. Penggantian Arti (Displacing of Meaning) …………... 13

b. Penyimpangan Arti (Distorsing of Meaning) ………... 13

Page 12: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

c. Penciptaan Arti (Creating of Meaning) ……………… 14

2. Peranan Pembaca dalam Puisi …………………………..... 14

3. Peranan Penulis dalam Puisi ……………………………... 15

4. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik …………………... 15

5. Hipogram ………………………………………………..... 16

6. Matriks …………………………………………………..... 17

7. Gaya Bahasa Retoris …………………………………….... 17

a. Hiperbola …………………………………………...... 17

b. Litotes ……………………………………………....... 17

c. Erotesis atau pertanyaan retoris …………………….... 18

8. Gaya Bahasa Kiasan ……………………………………… 18

a. Personifikasi ………………………………………….. 18

b. Epitet …………………………………………………. 18

c. Sinekdoke …………………………………………….. 18

d. Persamaan atau simile ………………………………... 19

e. Metafora ……………………………………………… 19

f. Ironi …………………………………………………... 19

g. Metonimia ……………………………………………. 19

C. Kerangka Pikir ………………………………………………… 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ……………………………………………... 21

B. Pendekatan …………………………………………………….. 21

C. Objek Penelitian ……………………………………………….. 21

D. Data …………………………………………….……………… 22

Page 13: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

E. Sumber Data ……………………….………………………….. 22

F. Teknik Pengumpulan Data ………………...………...………… 23

G. Teknik Analisis Data ………………………………………………… 23

1. Tahap Deskripsi …….……..……………………………………. 23

2. Tahap Analisis ……………………………………...…….. 23

3. Tahap Evaluasi …………………………………………………. 24

H. Teknik Penarikan Kesimpulan ………………………………………. 24

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu,

dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Buletin Sastra …………

25

1. Puisi dalam hujan bulan juni ………………………...…… 25

a. Ketaklangsungan Ekspresi Puisi ………………………… 26

1) Penggantian Arti (Displacing of Meaning) …………. 26

2) Penyimpangan Arti (Distorting of Meaning) ……. 27

3) Penciptaan Arti (Creating of Meaning) …………. 29

b. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ……………… 32

c. Hipogram …………………………………………….. 34

d. Matriks ……………………………………………….. 35

2. Puisi Senja di Boulevard 1 ………………………………... 36

a. Ketaklangsungan Ekspresi Puisi ……………………... 37

1) Penggantian Arti (Displacing of Meaning) ……… 37

2) Penyimpangan Arti (Distorting of Meaning) ……. 39

3) Penciptaan Arti (Creating of Meaning) …………. 40

b. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ……………… 44

Page 14: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

c. Hipogram …………………………………………….. 46

d. Matriks ……………………………………………….. 48

3. Puisi KACA JENDELA TERPAHAT ……………….….….. 49

a. Ketaklangsungan Ekspresi Puisi ……………………... 49

1) Penggantian Arti (Displacing of Meaning) ……… 50

2) Penyimpangan Arti (Distorting of Meaning) …… 51

3) Penciptaan Arti (Creating of Meaning) …………. 52

b. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ……………… 55

c. Hipogram …………………………………………….. 57

d. Matriks ……………………………………………….. 59

4. Puisi KEMANAKAH STASIUN BERIKUTNYA …………... 61

a. Ketaklangsungan Ekspresi Puisi ……………………... 61

1) Penggantian Arti (Displacing of Meaning) ……… 61

2) Penyimpangan Arti (Distorting of Meaning) …… 62

3) Penciptaan Arti (Creating of Meaning) …………. 63

b. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ……………… 66

c. Hipogram …………………………………………….. 67

d. Matriks ……………………………………………….. 70

5. Puisi Hujan telah membunuh bangku …………………….. 70

a. Ketaklangsungan Ekspresi Puisi ……………………... 71

1) Penggantian Arti (Displacing of Meaning) ……… 71

2) Penyimpangan Arti (Distorting of Meaning) …… 72

3) Penciptaan Arti (Creating of Meaning) …………. 74

b. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ……………… 77

Page 15: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

c. Hipogram …………………………………………….. 79

d. Matriks ……………………………………………….. 81

6. Puisi Apa kamu baik-baik saja? ………………………...… 82

a. Ketaklangsungan Ekspresi Puisi ……………………... 82

1) Penggantian Arti (Displacing of Meaning) ……… 83

2) Penyimpangan Arti (Distorting of Meaning) …… 84

3) Penciptaan Arti (Creating of Meaning) …………. 86

b. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ……………… 88

c. Hipogram …………………………………………….. 90

d. Matriks ……………………………………………….. 92

7. Puisi Bahasa adalah hantu yang terdampar …………...…. 93

a. Ketaklangsungan Ekspresi Puisi ……………………... 92

1) Penggantian Arti (Displacing of Meaning) ……… 94

2) Penyimpangan Arti (Distorting of Meaning) …… 94

3) Penciptaan Arti (Creating of Meaning) …………. 96

b. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ……………… 98

c. Hipogram …………………………………………….. 99

d. Matriks ……………………………………………….. 102

8. Puisi Angkaangka semakin jauh mengembara …………. 103

a. Ketaklangsungan Ekspresi Puisi ……………………... 103

1) Penggantian Arti (Displacing of Meaning) ……… 103

2) Penyimpangan Arti (Distorting of Meaning) …… 104

3) Penciptaan Arti (Creating of Meaning) …………. 106

b. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ……………… 110

Page 16: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

c. Hipogram …………………………………………….. 111

d. Matriks ……………………………………………….. 113

9. Penyimpangan Budaya dalam Kedelapan Puisi Bhre

Wijaya ……..........................................................................

114

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………………. 116

B. Saran …………………………………………………………… 119

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 120

LAMPIRAN ………………………………………………………………... 123

DAFTAR LAMPIRAN

Page 17: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 1. Biografi Bhre Wijaya ………………………………………… 123

Lampiran 2. Sajak-Sajak Bhre Wijaya ……………………………………... 125

Page 18: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan pengaplikasian dari buah imajinasi pengarang.

Salah satu bentuk karya sastra yang masih mempertahankan eksistensinya sampai

sekarang adalah puisi. Menurut Slamet Mulyana (dalam Atar Semi, 1993:93),

puisi adalah sintesis dari berbagai peristiwa bahasa yang tersaring semurni-

murninya dan berbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya,

tersusun dengan sistem korespondensi dalam salah satu bentuk. Teeuw

(1984:183), mengatakan puisi sebagai salah satu bentuk estetik dan pendidikan,

maka tujuan penyair harus menggabungkan yang bermanfaat dan yang enak.

Dewasa ini, puisi Indonesia semakin berkembang dengan beragam tema,

isi dan bentuk. Puisi tersebut memiliki daya tarik serta kekhasan masing-masing.

Begitupun dengan penyairnya, setali tiga uang, mereka juga berlomba-lomba

untuk menonjolkan gayanya masing-masing.

Banyak penyair muda daerah bermunculan yang kemampuannya telah

dianggap “mumpuni” untuk menjadi penyair berbakat. Kualitas karya-karya

penyair daerah ini belum tentu lebih rendah dari para penyair yang sudah mapan.

Mereka dianggap memiliki kemampuan dalam menciptakan syair serta

keproduktivitasan yang tidak kalah dengan penyair senior sehingga dikatakan

bahwa mereka memiliki kemampuan yang “mumpuni”. Tapi sayang, kebanyakan

dari para penyair tersebut kurang dikenal di masyarakat. Di beberapa daerah,

banyak penyair muda berbakat tapi keproduktivitasan mereka akan berujung pada

Page 19: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

kematian kreativitas. Hal ini dikarenakan tidak ada tempat bagi mereka untuk

menunjukkan eksistensi mereka kepada masyarakat. Melihat kondisi seperti ini,

maka peran antologi-antologi puisi dan buletin sastra bisa menjadi wadah yang

tepat untuk menunjukkan eksistensi mereka sebagai bukti untuk menunjukkan

karya mereka ke khalayak (Yuditeha, 2008:2).

Salah satu penyair muda yang memiliki bakat luar biasa adalah Brehita

Mustika Wijaya atau yang biasa disebut Bhre Wijaya. Sejak kecil Bhre Wijaya

sudah terbiasa menulis puisi, meskipun puisi-puisi tersebut tidak pernah

dipublikasikan. Bakatnya mulai terlihat ketika pada tahun 2005 menjadi

pemenang sayembara penulisan puisi Gramedia.

Penyair kelahiran Karanganyar, Surakarta, Jawa Tengah ini sudah aktif

mengikuti kegiatan yang berorientasi pada seni dan sastra sejak masih remaja.

Ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Bhre Wijaya banyak mengikuti

lomba penciptaan puisi, di antaranya lomba penulisan puisi tingkat SMA dalam

rangka HUT Teater Gadhang Fakultas Ekonomi UNS tahun 2007 dan menjadi

juara pertama. Di tahun yang sama, Bhre Wijaya juga memenangkan lomba

menulis puisi tingkat SMA se-eks Karesidenan Surakarta. Meskipun telah

memenangkan beberapa perlombaan, namun Bhre Wijaya mengaku lupa dengan

peristiwa yang membanggakan tersebut, tidak terkecuali puisi apa saja yang

membuatnya menjadi pemenang.

Menurut prediksi buletin sastra Pawon, Bhre Wijaya memiliki

kemampuan yang apabila dikembangkan maka akan menjadi penyair yang

mumpuni (Joko Sumantri, 2007:17). Kualitas karya Bhre Wijaya pun sudah tidak

diragukan lagi meskipun ia kurang dikenal di masyarakat. Menurut peneliti, faktor

Page 20: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang menyebabkan Bhre Wijaya kurang dikenal di masyarakat adalah kurangnya

kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap penyair-penyair di sekitarnya. Pola

berpikir masyarakat masih terkungkung oleh nama besar dari penyair-penyair

yang sudah diakui pada zamannya sehingga turut memicu lambatnya proses

pengenalan masyarakat terhadap penyair baru. Menurut Bhre Wijaya, hal tersebut

disebabkan masyarakat belum mengakui keberadaan penyair muda di sekitarnya.

Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa penyair muda belum mempunyai

kemampuan bila dibandingkan dengan penyair-penyair sebelumnya. Selain itu,

faktor utama yang menyebabkan penyair muda kurang dikenal adalah tidak

adanya pengenalan penyair-penyair muda kepada generasi muda sehingga mereka

hanya mengenal penyair dari satu masa saja.

Kecintaannya di dunia seni dan sastra tersalurkan ketika Bhre Wijaya

masuk di beberapa organisasi seni dan sastra. Sejak SMA, Bhre Wijaya bergiat di

Teater Nglilir Karanganyar, Kelompok Bandul Nusantara, Himpunan Pengarang

Karanganyar Ayo Nulis!, dan media sastra Rumput. Semenjak memasuki tahun

pertama kuliah di program diploma Sastra Inggris FSSR UNS pada tahun 2007,

Bhre Wijaya langsung bergabung dengan Teater Tesa FSSR UNS.

Dunia perkuliahan seakan menjadi pembuktian terhadap keproduktivitasan

Bhre Wijaya dalam jagat seni dan sastra. Sejumlah karyanya telah dibukukan

dalam antologi bersama dan mulai muncul di sejumlah media. Tidak hanya itu,

Bhre Wijaya sering mengikuti temu penyair antarkota dan diundang dalam

beberapa diskusi sastra, misalnya temu penyair antarkota di Taman Budaya Jawa

Tengah (2008, 2009, 2010) dan pernah diundang sebagai pembicara di Hysteria

tahun 2009. Bhre Wijaya juga aktif dalam kegiatan kesastraan, misalnya

Page 21: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

mengikuti workshop sastra nasional di Taman Budaya Jawa Tengah (2006, 2008),

kongres sastra nasional di Kudus (2008), sastra balik desa (2008), dan masih

banyak lagi.

Meskipun karya-karyanya belum pernah dibukukan dalam satu antologi

khusus, namun beberapa karyanya sudah muncul dalam beberapa surat kabar

harian ternama, antologi puisi, dan buletin sastra. Bahkan dalam antologi puisi

Redi Lawu (2009) yang diterbitkan oleh Taman Budaya Jawa Tengah, nama Bhre

Wijaya disandingkan dengan beberapa penyair terkenal yang tidak asing lagi,

seperti Bandung Mawardi, Danarto, Gusmel Riyadh, dll.

Karya-karya Bhre Wijaya pernah dimuat di Suara Merdeka, Joglo Semar,

buletin sastra Pawon, media sastra Rumput, buletin sastra Hysteria, buletin Alis,

tabloid Retal dan News Letters Offstage. Selain itu, karya-karyanya juga

tergabung dalam antologi puisi bersama Puisi Absolut (Gerilya Peradaban, 2007),

Pendhapa 4 (Taman Budaya Jawa Tengah, 2007), Penikmat Kata (UNS Press,

2007), Antologi Temu Penyair Antar Kota (Taman Budaya Jawa Tengah, 2008),

Redi Lawu (Taman Budaya Jawa Tengah, 2009), Secangkir Kopi dan Puisi

(Taman Budaya Jawa Tengah, 2009), Kursi Yang Malas Menunggu (Taman

Budaya Jawa Tengah, 2010).

Sebagai pembaca puisi, peneliti memaknai puisi-puisi Bhre Wijaya

berdasarkan interpretasi peneliti. Penyair tidak berhak ikut campur atas

perbedaan-perbedaan atau pertentangan-pertentangan dalam menafsirkan teks.

Dikaitkan dengan makna estetis karya seni, perbedaan tersebut merupakan

interpretasi sebagaimana yang dihasilkan oleh karya tersebut (Sri Wahyuningtyas

dan Wijaya Heru Santosa, 2011:185).

Page 22: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti puisi-puisi karya Bhre

Wijaya karena puisi tersebut menggunakan pilihan kata yang cukup menarik,

segar, dan variatif. Pemilihan kata dalam puisi Bhre Wijaya menjadi menarik

karena berbeda dengan orang lain. Dalam proses menulis puisi, Bhre Wijaya tidak

serta merta melampiaskan perasaan dengan sekaligus menyelesaikan puisinya.

Puisi Bhre Wijaya ditulis bukan berdasarkan emosi sesaat, melainkan setelah

melalui proses pengendapan yang cukup panjang. Hal tersebut dikarenakan Bhre

Wijaya lebih memilih untuk menghargai perasaannya atas dasar estetika.

Pemilihan kata yang telah melewati proses pengendapan cukup panjang kemudian

dihadirkan Bhre Wijaya dalam bentuk kata yang lebih variatif. Peneliti

menemukan beberapa kata yang mengalami pengembangan makna dan tidak

sesuai dengan penulisan ejaan yang baik dan benar. Selain itu, puisi Bhre Wijaya

diciptakan dengan mengambil tema-tema kecil yang ada di sekitar. Hal ini

menjadikan puisi Bhre Wijaya lebih segar karena penggambaran puisi yang

disuguhkan berasal dari hal-hal yang dianggap remeh oleh masyarakat.

Peneliti mengambil puisi Bhre Wijaya dari beberapa antologi puisi yang

diterbitkan oleh Taman Budaya Jawa Tengah dan buletin sastra lokal di kota Solo

dan sekitarnya. Adapun puisi yang diteliti adalah dalam hujan bulan juni, Senja

di Boulevard 1, KACA JENDELA TERPAHAT, KEMANAKAH STASIUN

BERIKUTNYA, Hujan telah membunuh bangku, Apa kamu baik-baik saja?,

Bahasa adalah hantu yang terdampar, Angkaangka semakin jauh mengembara.

Penelitian ini fokus pada puisi dengan tema : cinta, menunggu, dan kecewa

karena persoalan tentang ketiga hal tersebut sangat lekat dengan kehidupan dan

siapapun pasti pernah diposisikan pada keadaan cinta, menunggu, dan kecewa.

Page 23: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Terkadang cinta menjadi sangat rumit ketika seseorang diposisikan ke

dalam lingkaran cinta. Cinta tidak hanya memiliki pengertian kepada hubungan

kasih antara dua insan manusia, laki-laki dan perempuan, tetapi dapat juga

diinterpretasikan secara universal atau umum. Cinta menjadi menarik untuk

diungkapkan ketika cinta itu disampaikan dengan cara yang tidak biasa. Salah

satunya adalah mengungkapkan cinta dalam bentuk sajak.

Pengertian cinta tidak terbatas pada cinta yang manis, penuh dengan

keindahan dan kebahagiaan. Cinta bisa mendatangkan kesedihan ketika cinta

mengharuskan seseorang untuk menunggu sehingga berubah menjadi sebuah

kekecewaan. Persoalan menunggu dan kecewa menjadi menarik karena selalu

berhubungan satu sama lain.

Membicarakan puisi berarti mengungkapkan makna yang terkandung di

dalamnya. Makna sebuah puisi bisa berbeda tergantung dari interpretasi dari

masing-masing pembaca. Makna tersebut juga bisa diketahui dari tanda-tanda

yang ada dalam puisi. Untuk menafsirkan tanda-tanda tersebut maka digunakanlah

pendekatan semiotik. Peneliti menggunakan pendekatan semiotik Riffaterre dalam

menemukan kekuatan tanda dengan menggunakan tahap analisis ketaklangsungan

ekspresi puisi, pembacaan heuristik dan hermeneutik, hipogram, matriks serta

makna ungkapan cinta, menunggu, dan kecewa yang terkandung di dalamnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian dengan judul Sajak-Sajak

Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan

Buletin Sastra (Sebuah Tinjauan Semiotik) diharapkan dapat menuntun pembaca

untuk memecahkan tanda-tanda.

Page 24: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Pembatasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan pada kekuatan tanda yang terdapat

dalam puisi tentang cinta, menunggu, dan kecewa karya Bhre Wijaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah yang akan menjadi objek penelitian, yaitu:

1. Bagaimana penggambaran cinta, menunggu, dan kecewa yang meliputi

unsur-unsur ketaklangsungan ekspresi puisi, pembacaan heuristik dan

hermeneutik, hipogram, serta matriks pada kedelapan puisi yang menjadi

objek kajian?

2. Bagaimana makna ungkapan cinta, menunggu, dan kecewa pada kedelapan

puisi yang menjadi objek kajian?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk menemukan penggambaran cinta, menunggu, dan kecewa yang

meliputi unsur-unsur ketaklangsungan ekspresi puisi, pembacaan

heuristik dan hermeneutik, hipogram, serta matriks pada kedelapan puisi

yang menjadi objek kajian.

2. Untuk menemukan makna ungkapan cinta, menunggu, dan kecewa pada

kedelapan puisi yang menjadi objek kajian.

Page 25: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini pada hakikatnya diharapkan dapat memberi manfaat, baik

secara teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dalam

mengaplikasikan teori khususnya dengan menggunakan pendekatan semiotik.

Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih

memahami isi dan makna puisi karya Bhre Wijaya

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bisa mengangkat nama Bhre Wijaya sebagai

penyair daerah yang kurang dikenal di masyarakat. Selain itu, pembaca

diharapkan mampu menyikapi berbagai persoalan tentang cinta, menunggu, dan

kecewa setelah membaca puisi karya Bhre Wijaya. Setiap orang di dunia ini pasti

pernah mengalami hal yang kurang menyenangkan tentang ketiga hal tersebut.

Diharapkan pembaca lebih peduli terhadap orang lain di sekitarnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berfungsi untuk

memberikan gambaran mengenai langkah-langkah suatu penelitian. Adapun

sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut.

Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang peneliti mengambil

kajian semiotika untuk meneliti puisi Bhre Wijaya. Pembatasan masalah berupa

kekuatan tanda dalam puisi Bhre Wijaya. Rumusan masalah berupa pertanyaan

Page 26: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mengenai ketaklangsungan ekspresi puisi, pembacaan heuristik dan hermeneutik,

hipogram, serta makna ungkapan cinta, menunggu dan kecewa pada puisi Bhre

Wijaya. Tujuan penelitian berguna untuk menjawab rumusan masalah. Manfaat

penelitian yang diharapkan dapat menambah khazanah penelitian terutama puisi

dengan menggunakan pendekatan semiotik, dan sistematika penulisan untuk

memudahkan dalam proses analisis permasalahan sehingga lebih sistematis.

Bab II adalah kajian pustaka dan kerangka pikir. Kajian pustaka berisi

penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini serta landasan teori

yang terdiri dari teori semiotik Riffaterre yaitu konvensi ketaklangsungan ekspresi

serta konvensi-konvensi tambahan seperti pembacaan heuristik dan hermeneutik,

hipogram, serta matriks. Kerangka pikir berisi tentang langkah kerja yang akan

digunakan untuk menganalisis puisi Bhre Wijaya.

Bab III adalah metode penelitian yang memberikan gambaran proses

penelitian yang di dalamnya diuraikan mengenai metode penelitian, pendekatan

yang digunakan, objek penelitian, data, sumber data, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, dan teknik penarikan kesimpulan.

Bab IV berisi analisis puisi Bhre Wijaya tentang cinta, menunggu, dan

kecewa yang tergabung dalam antologi puisi dan buletin sastra dengan

menggunakan pendekatan semiotik. Tahap yang dilakukan dalam analisis yaitu

mencari bentuk ketaklangsungan ekspresi puisi, pembacaan heuristik dan

hermeneutik, serta dilanjutkan dengan penelusuran hipogram, matriks dan makna

yang terkandung di dalamnya.

Bab V adalah penutup yang berisi simpulan dari hasil analisis dan

dilengkapi dengan saran.

Page 27: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

Karya tulis atau karangan tentang sajak-sajak Bhre Wijaya adalah sebuah

esai yang ditulis oleh Mutia Sukma (2011) berjudul “Memasuki Rumah dan

Menjumpai Ibu Bhre Wijaya” pada suatu diskusi sastra yang diadakan oleh

Komunitas Tanggul Budaya. Esai ini difokuskan pada puisi Bhre Wijaya yang

temanya mengarah ke idiom-idiom rumah. Puisi tersebut antara lain : Bianglala

dan Fotofoto di Ruang Tamu, Jalan yang Lengang, Kaca Jendela Terpahat, Kita

Musti Menutup Jendela, Kita Tak Hendak Pergi ke Luar Rumah Bukan?, Maaf

Aku Singgah Sebentar, Menanti Kabar, Menu Makan Malam, Percakapan yang

Mengental di Ruang Tamu, Berakhirlah pada Lenganku, Orkestra Kursi Kosong,

di Windu Jenar, Peta, Pulanglah Bersama Hujan Sayang, Sayatansayatan Itu

Semakin Gugur, Pulas Tidur yang Siasia, Sebentar Lagi Air akan Surut, Sebuah

Musim akan Berakhir, Selanjutnya: Aku, dan Aku Sembunyi di Ketiak Ibu.

Dalam esainya, Mutia Sukma menuliskan telah menemukan pledoi Bhre

Wijaya atas sajak-sajaknya yang kerap membicarakan rumah dalam puisinya.

Konsistensi puisi Bhre Wijaya yang digarap dengan idiom-idiom rumah berfungsi

untuk memetaforakan berbagai macam hal yang ingin dikatakan Bhre Wijaya

pada puisi-puisinya, seperti kebahagiaan, keraguan, rasa cinta ataupun rasa marah

dengan benda-benda yang ada di dalam rumah, seperti ruangan, meja, kursi,

jendela, pintu, dsb.

Page 28: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut Sukma, berbeda dengan idiom-idiom rumah yang dibangun Bhre

Wijaya sebelumnya, posisi ibu menjadi sangat penting sebagai sosok tempat

mengadu serta mengayomi. Posisi ibu terwakili pada puisi Sebentar Lagi Air akan

Surut, di Windu Jenar, Bianglala dan Fotofoto di Ruang Tamu, dan Aku

Sembunyi di Ketiak Ibu.

Sukma menganggap pilihan Bhre Wijaya untuk memilih idiom rumah

merupakan bentuk ketidakberanian Bhre Wijaya secara psikologis dalam

menghadapi banyak hal. Meskipun demikian, Mutia Sukma merasa tidak boleh

semena-mena mengatakan bahwa puisi Bhre Wijaya adalah representasi atas

sikapnya sehari-hari.

Adapun penelitian terdahulu tentang sajak bermakna cinta dengan

menggunakan pendekatan semiotik Riffaterre adalah penelitian yang dilakukan

oleh Alfian Setya N (2009) berjudul “Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko

Damono (Sebuah Pendekatan Semiotik)”, sebagai skripsi sarjana Fakultas Sastra

dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini difokuskan

pada sajak-sajak bermakna cinta karya Sapardi Djoko Damono. Dia meneliti

delapan puisi karya Sapardi yang mengungkapkan perasaan cinta. Puisi tersebut

antara lain Sonet: Hai! Jangan Kau Patahkan, Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka,

Perkawinan, Hujan Bulan Juni, Aku Ingin, Sajak-Sajak Empat Seruntai, Di

Restoran, dan Dalam Doaku.

Penelitian yang dilakukan oleh Alfian ini menyimpulkan bahwa

setidaknya ada lima makna ungkapan cinta dalam kedelapan puisi karya Sapardi

tersebut. Ungkapan cinta tersebut antara lain ungkapan cinta Tuhan terhadap

segala alam serta cinta Tuhan kepada makhluk-Nya yang terdapat dalam puisi

Page 29: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sonet: Hai! Jangan Kau Patahkan, kekecewaan terhadap cinta yang terdapat

dalam puisi Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka dan Di Restoran, kegagalan dalam

mempertahankan cinta yang terdapat dalam puisi Sajak-Sajak Empat Seruntai,

suasana dalam proses bercinta yang terdapat dalam puisi perkawinan, serta

kekuatan cinta yang tulus dan suci dalam puisi Aku Ingin, Hujan Bulan Juni, dan

Dalam Doaku.

Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Riffaterre, dengan

analisis melalui beberapa tahapan, yaitu pembacaan heuristik dan hermeneutik,

hipogram, matriks, serta makna ungkapan cinta dalam beberapa puisi karya

Sapardi.

B. Landasan Teori

Sebagai tanda, karya sastra merupakan dunia dalam kata yang dapat dilihat

sebagai sarana komunikasi antara pembaca dan pengarang. Karya sastra bukan

merupakan sarana komunikasi biasa. Oleh karena itulah, karya sastra dapat

dipandang sebagai gejala semiotik (Teeuw, 1984:43).

Semiotik merupakan disiplin yang meneliti semua bentuk komunikasi

dengan menggunakan tanda yang didasarkan pada sistem-sistem tanda (Segers

dalam Sangidu, 2004:18). Atas dasar pengertian tersebut, maka karya sastra jenis

apapun dapat dipandang sebagai gejala semiotik atau sebagai tanda (Sangidu,

2004:18).

Dalam semiotik, arti bahasa tingkat pertama disebut „meaning‟ atau arti.

Namun, dalam karya sastra sendiri dapat ditemukan sistem tanda yang lebih tinggi

kedudukannya daripada bahasa. Dalam karya sastra, arti kata-kata (bahasa)

Page 30: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

ditentukan oleh konvensi sastra (Sri Wahyuningtyas dan Wijaya Heru Santosa,

2011:185).

Karya sastra merupakan sistem semiotik tingkat kedua yang

mempergunakan bahan bahasa sebagai sistem semiotik tingkat pertama (Rachmat

Djoko Pradopo, 1995:146). Menurut Riffaterre, puisi itu menyatakan sesuatu

secara tidak langsung sehingga untuk mendapatkan makna karya sastra maka

diperlukan konvensi-konvensi untuk memproduksi makna. Konvensi tersebut

antara lain:

1. Konvensi ketaklangsungan makna kata dihasilkan oleh tiga hal yaitu

penggantian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of

meaning), dan penciptaan arti (creating of meaning) (Riffaterre, 1978: 2).

a. Penggantian Arti (displacing of meaning)

Penggantian arti terjadi bila tanda bergeser dari satu makna ke makna lain

dan bila satu kata “mengacu pada” kata lain, sebagaimana terjadi dengan metafora

dan metonimi (Riffaterre, 1978:2). Metafora dan metonimi merupakan bahasa

kiasan yang sangat penting untuk menggantikan bahasa kiasan lainnya (Rachmat

Djoko Pradopo, 1995:124).

b. Penyimpangan Arti (distorting of meaning)

Penyimpangan arti dalam karya sastra disebabkan oleh tiga hal, yaitu

ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense.

Pertama, ambiguitas disebabkan oleh bahasa sastra itu memiliki arti ganda

(Rachmat Djoko Pradopo, 1995:125). Ambiguitas adalah keragu-raguan atau

ketidakpastian dalam menafsirkan makna atau ungkapan dalam karya sastra

karena adanya beberapa kemungkinan.

Page 31: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Kedua, kontradiksi berarti mengandung pertentangan yang disebabkan

oleh paradoks atau ironi. Paradoks adalah kata-kata yang diucapkan berlawanan

artinya dengan yang dimaksudkan untuk menghaluskan tuturan (Atar Semi, 1993:

55). Ironi adalah majas yang menyatakan pertentangan dengan makna

sesungguhnya. Ironi menyatakan suatu hal secara kebalikan, biasanya untuk

mengejek atau menyindir suatu keadaan (Rachmat Djoko Pradopo, 1995:126).

Ketiga, nonsense merupakan bentuk kata-kata yang tidak mempunyai arti

karena hanya berupa rangkaian bunyi. Akan tetapi, dalam puisi, nonsense itu

memiliki makna sehingga dapat menimbulkan asosiasi-asosiasi tertentu.

c. Penciptaan Arti (creating of meaning)

Penciptaan arti merupakan konvensi kepuitisan yang berupa bentuk visual

yang secara linguistik tidak mempunyai arti, tetapi menimbulkan makna dalam

karya sastra (puisi). Jadi, penciptaan arti ini merupakan organisasi teks di luar

linguistik, diantaranya pembaitan, enjambement, persajakan, tipografi, dam

homologues (Rachmat Djoko Pradopo, 1995:129).

Untuk mendapatkan makna karya sastra, maka harus diketahui konvensi-

konvensi tambahan yang memungkinkan diproduksinya makna. Konvensi-

konvensi yang mendasari timbulnya makna ini kemudian dieksplisitkan dalam

konkretisasi (Preminger dalam Pradopo, 1995:109). Konvensi-konvensi tersebut

antara lain:

2. Peranan Pembaca dalam Puisi

Pembaca berperan penting dalam konkretisasi makna puisi. Dalam hal ini

terjadi hubungan antara teks dan karya sebagai sistem tanda dan pembaca yang

Page 32: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

memiliki horizon harapan sendiri terhadap karya yang dibacanya (Rachmat Djoko

Pradopo, 1995:115).

3. Peranan Penulis dalam Puisi

Karya sastra tidak bisa lepas dari pengarangnya. Karya sastra merupakan

luapan atau penjelmaan perasaan, pikiran, dan pengalaman pengarang.

Keterangan-keterangan pengarang mengenai karya sastranya, baik dalam hal

ekspresi maupun pikiran yang dikemukakan sangatlah penting dalam memahami

karya yang diciptakannya. Meskipun berdasarkan teori objektif bahwa bila

pengarang menerangkan karyanya sendiri, maka sesungguhnya ia berlaku sebagai

pembaca terhadap karyanya sendiri (Rachmat Djoko Pradopo, 1995:115).

4. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik

Interpretasi puisi dimulai dari satu tahap pembacaan pertama yang

bergerak dari awal ke akhir teks, dari atas ke bawah halaman, dan mengikuti

pembentangan sintagmatik. Pembacaan heuristik adalah tahap interpretasi pertama

terjadi karena selama pembacaan ini makna akan diproduksi (Riffaterre, 1978:5).

Dengan kata lain, pembacaan heuristik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh

pembaca dengan menginterpretasikan teks sastra secara referensial lewat tanda-

tanda linguistik (Sangidu, 2004:19). Arti bahasa dapat dijelaskan apabila susunan

kalimat dibalik seperti susunan bahasa secara normatif, diberi tambahan kata

sambung dan kata-kata dikembalikan ke dalam bentuk morfologinya yang

normatif. Kalimat karya sastra diberi sisipan-sisipan arti kata atau sinonimnya dan

diletakkan dalam tanda kurung supaya artinya menjadi jelas (Rachmat Djoko

Pradopo, 1995: 136). Pembacaan heuristik dipengaruhi oleh kompetensi linguistik

Page 33: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pembaca yang mencakup kemampuan pembaca dalam memberikan persepsi

secara linguistik (Riffaterre, 1978:5).

Tahap kedua adalah pembacaan hermeneutik atau retroaktif. Pembacaan

hermeneutik adalah pembacaan ulang dari awal sampai akhir dengan penafsiran.

Sebagaimana pembaca menyimak teks, pembaca mengingat apa yang baru saja

dibacanya, kemudian memodifikasi pemahamannya berdasarkan apa yang telah ia

serap (Riffaterre, 1978:5). Dari pembacaan ulang itu, pembaca dapat mengingat

peristiwa atau kejadian di dalam teks sastra yang dibaca. Selanjutnya, pembacaan

hermeneutik diharapkan dapat merebut makna yang terkandung dalam teks. Pada

tahap ini, kode dalam karya sastra dibongkar atas dasar konvensi sastra sehingga

mampu menafsirkan makna.

Kedua pembacaan di atas harus dilakukan secara urut, yakni pertama kali

dilakukan pembacaan heuristik secara keseluruhan terhadap teksnya kemudian

baru dilakukan pembacaan hermeneutik (Sangidu, 2004:19). Pembacaan heuristik

bisa digolongkan dalam tataran sintaksis, sedangkan pembacaan hermeneutik

digolongkan ke dalam tataran semantik karena memiliki tataran yang lebih tinggi

dalam hal makna.

5. Hipogram

Ada istilah khusus dalam prinsip intertekstualitas puisi, yakni hipogram.

Hipogram adalah satu sistem tanda yang berisi setidak-tidaknya satu pernyataan,

dan ia bisa sama besar dengan satu teks. Hipogram ada dua, yakni aktual dan

potensial. Aktual maksudnya ada hipogram dari sebuah karya sastra berupa teks

yang terdahulu, sedangkan potensial maksudnya hipogram dilihat dari bahasa

(Riffaterre, 1978:23).

Page 34: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Hubungan intertekstualitas karya sastra dipandang penting untuk

memperjelas maknanya sebagai karya sastra sehingga memudahkan

pemahamannya, baik pemahaman makna teks maupun makna dan posisi

kesejarahannya. Hubungan intertekstualitas tersebut dapat berupa hubungan

karya-karya sastra masa lampau, hubungan karya-karya sastra masa kini, dan

hubungan karya-karya sastra masa depan (Sangidu, 2004:151).

6. Matriks

Matriks adalah satu konsep abstrak yang pada hakikatnya tidak pernah

teraktualisasi (Riffaterre, 1978:13). Matriks merupakan hipogram intern yang

ditransformasikan menjadi varian-varian yang berupa masalah atau uraian.

Matriks (kata kunci) adalah salah satu cara untuk menentukan tema yang terdapat

dalam sebuah puisi (Sangidu, 2004:24).

7. Gaya Bahasa Retoris

Gaya bahasa retoris adalah gaya bahasa yang semata-mata merupakan

penyimpangan dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu (Gorys Keraf,

2000:29). Macam-macam gaya bahasa retoris sebagai berikut.

a. Hiperbola

Hiperbola adalah semacam gaya bahasa yang mengandung suatu

pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal (Gorys

Keraf, 2000:135).

b. Litotes

Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan

sesuatu dengan tujuan merendahkan diri (Gorys Keraf, 2000:132).

Page 35: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. Erotesis atau pertanyaan retoris

Erotesis atau pertanyaan retoris adalah semacam pertanyaan yang sama

sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban (Gorys Keraf, 2000:134).

8. Gaya bahasa kiasan

Gaya bahasa kiasan adalah gaya bahasa yang merupakan penyimpangan

yang lebih jauh, khususnya dalam bidang makna (Gorys Keraf, 2000:129).

Macam-macam gaya bahasa kiasan sebagai berikut.

a. Personifikasi

Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan

benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki

sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi merupakan suatu corak khusus dari

metafora yang mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, dan berbicara

seperti manusia (Gorys Keraf, 2000:140).

b. Epitet

Epitet adalah semacam acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang

khusus dari seseorang atau sesuatu hal. Keterangan itu adalah suatu frasa

deskriptif yang menjelaskan atau menggantikan nama seseorang atau suatu barang

(Gorys Keraf, 2000:141).

c. Sinekdoke

Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunakan

sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau

mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro parte)

(Gorys Keraf, 2000:143).

Page 36: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d. Persamaan atau Simile

Persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit, yakni

ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal lain. Untuk itu, ia memerlukan

upaya yang secara eskplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata seperti,

sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya (Gorys Keraf, 2000:138).

e. Metafora

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara

langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat. Metafora sebagai perbandingan

langsung tidak menggunakan kata: seperti, bak, bagai, bagaikan, dan sebagainya.

Bila dalam sebuah metafora, kita masih dapat menentukan makna dasar dari

konotasinya sekarang, maka metafora itu masih hidup. Tetapi kalau kita tidak

dapat menentukan konotasinya lagi, maka metafora itu sudah mati, sudah

merupakan klise (Gorys Keraf, 2000:139).

f. Ironi

Ironi adalah acuan yang mengatakan sesuatu makna yang berlainan dari

apa yang terkandung dalam kata-katanya (Gorys Keraf, 2000:143).

g. Metonimia

Metonimia adalah gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk

menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai hubungan pertalian yang erat

(Gorys Keraf, 2000:142).

Page 37: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

C. Kerangka Pikir

Sajak-sajak Bhre Wijaya

dalam antologi puisi dan buletin sastra

Delapan puisi yang mengungkapkan cinta, menunggu,

dan kecewa

Bagaimana penggambaran cinta,

menunggu, dan kecewa yang meliputi

unsur-unsur ketaklangsungan ekspresi

puisi, pembacaan heuristik dan

hermeneutik, hipogram, serta matriks

pada kedelapan puisi yang menjadi

objek kajian?

Bagaimana makna

ungkapan cinta, menunggu,

dan kecewa pada kedelapan

puisi yang menjadi objek

kajian?

Teori Semiotik Riffaterre

Ketaklangsungan

Ekspresi Puisi

Pembacaan

Heuristik dan

Hermeneutik

Hipogram

Matriks

Makna

Simpulan

Page 38: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode

deskriptif analisis merupakan gabungan dari dua metode, yaitu metode kualitatif

yang menyajikan penafsiran dalam bentuk deskripsi dan metode analisis isi.

Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta

yang kemudian disusul dengan analisis (Nyoman Kutha Ratna, 2011:53).

B. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

semiotik Riffaterre. Pendekatan ini menggunakan langkah-langkah kerja sebagai

berikut: prinsip-prinsip ketaklangsungan ekspresi puisi, pembacaan heuristik dan

hermeneutik, hipogram, serta matriks.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah kekuatan tanda yang meliputi

diksi, tipografi, pelarikan, pembaitan, dan tanda baca yang terdapat dalam puisi

Bhre Wijaya seperti yang tertera dalam sumber data.

Page 39: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

D. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah fonem, kata, frase, dan

larik yang terdapat dalam puisi Bhre Wijaya seperti yang tertera dalam sumber

data.

E. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah delapan puisi Bhre Wijaya yang

tergabung dalam antologi puisi yang diterbitkan oleh Taman Budaya Jawa Tengah

dan buletin sastra. Puisi tersebut adalah sebagai berikut.

1. dalam hujan bulan juni, dari buletin sastra Alis tahun 2008.

2. Senja di Boulevard 1, dari media sastra Rumput tahun 2008.

3. KACA JENDELA TERPAHAT, dari antologi puisi Redi Lawu yang

diterbitkan oleh Taman Budaya Jawa Tengah tahun 2009.

4. KEMANAKAH STASIUN BERIKUTNYA, dari antologi puisi Redi Lawu

yang diterbitkan oleh Taman Budaya Jawa Tengah tahun 2009.

5. Hujan telah membunuh bangku, dari antologi puisi Kursi yang Malas

Menunggu yang diterbitkan oleh Taman Budaya Jawa Tengah tahun 2010.

6. Apa kamu baik-baik saja?, dari antologi puisi Kursi yang Malas

Menunggu yang diterbitkan oleh Taman Budaya Jawa Tengah tahun 2010.

7. Bahasa adalah hantu yang terdampar, dari antologi puisi Kursi yang

Malas Menunggu yang diterbitkan oleh Taman Budaya Jawa Tengah tahun

2010.

Page 40: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

8. Angkaangka semakin jauh mengembara, dari antologi puisi Kursi yang

Malas Menunggu yang diterbitkan oleh Taman Budaya Jawa Tengah tahun

2010.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah riset

pustaka. Riset pustaka dilakukan dengan membaca, mencatat, serta mengolah

bahan penelitian atau sumber data (Mestika Zed, 2004:3). Peneliti membaca,

mencatat, serta mengolah sumber data berupa puisi tentang cinta, menunggu, dan

kecewa karya Bhre Wijaya.

G. Teknik Analisis Data

Dalam upaya menganalisis data, peneliti menggunakan beberapa tahap

analisis sebagai berikut.

a. Tahap Deskripsi

Data-data yang telah terkumpul, diklasifikasikan, dikategorikan, dan

dibedakan, kemudian dideskripsikan atau dipaparkan apa adanya. Peneliti

menekankan catatan yang menggambarkan bentuk asli dari karya sastra seperti

pada waktu dicatat (H.B. Sutopo, 2002:35). Peneliti memaparkan puisi Bhre

Wijaya sesuai dengan bentuk aslinya, termasuk cara penulisan.

b. Tahap Analisis

Analisis dilakukan dengan pemaparan dalam bentuk deskriptif terhadap

masing-masing data secara fungsional dan relasional (Siswantoro, 2010:81). Pada

tahap ini, data yang berupa fonem, kata, frase, dan larik dalam puisi Bhre Wijaya

Page 41: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dianalisis secara ilmiah berdasarkan pendekatan semiotika sesuai dengan pokok

permasalahan.

c. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dilakukan dengan pemeriksaan kembali secara keseluruhan

terhadap hasil penelitian agar dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti melakukan

aktivitas pengulangan untuk pemantapan sebagai akibat dari pikiran kedua yang

timbul dan melintas pada waktu peneliti menyajikan data (H.B. Sutopo, 2002:95).

H. Teknik Penarikan Kesimpulan

Dari hasil deskripsi, analisis, dan evaluasi maka selanjutnya dilakukan

penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan secara induktif, yakni

penarikan kesimpulan berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke

pengetahuan yang bersifat umum (H.B. Sutopo, 2002:39).

Page 42: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Ungkapan cinta, menunggu, dan kecewa yang terdapat dalam kedelapan

puisi karya Bhre Wijaya setelah melalui analisis semiotik (ketaklangsungan

ekspresi puisi, pembacaan heuristik dan hermeneutik, hipogram, serta matriks),

maka diperoleh suatu simpulan, yaitu sebagai berikut.

1. Penggambaran cinta, menunggu, dan kecewa meliputi unsur-unsur yang

membangun kedelapan puisi karya Bhre Wijaya, yaitu ketaklangsungan

ekspresi puisi, pembacaan heuristik dan hermeneutik, serta hipogram.

a. Bentuk ketaklangsungan ekspresi puisi dalam kedelapan puisi karya

Bhre Wijaya meliputi penggantian arti (displacing of meaning),

penyimpangan arti (distorting of meaning), dan penciptaan arti

(creating of meaning). Dalam penggantian arti (displacing of meaning)

ditemukan pemakaian gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan,

yakni hiperbola, litotes, erotesis, personifikasi, epitet, sinekdoke,

simile, metafora, ironi, dan metonimia. Dalam kedelapan puisi karya

Bhre Wijaya terdapat penyimpangan arti (distorting of meaning) yang

disebabkan oleh ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense. Ambiguitas

terdapat dalam kedelapan puisi karya Bhre Wijaya, sedangkan

kontradiksi terdapat dalam puisi KEMANAKAH STASIUN

BERIKUTNYA, dan nonsense terdapat dalam puisi dalam hujan bulan

juni. Penciptaan arti (creating of meaning) dalam kedelapan puisi Bhre

Page 43: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Wijaya meliputi diksi, pembaitan, pelarikan, rima, tipografi, gaya

bahasa, enjambemen, tanda baca, dan makna.

b. Pembacaan heuristik dan hermeneutik dalam kedelapan puisi karya

Bhre Wijaya termasuk relatif mudah karena dilakukan secara

konvensional. Dalam pembacaan heuristik, larik pada kedelapan puisi

Bhre Wijaya cukup diberi sisipan arti kata atau sinonim yang

diletakkan dalam tanda kurung. Dalam pembacaan hermeneutik,

kedelapan puisi Bhre Wijaya tersebut ditafsirkan sesuai dengan

pemahaman peneliti berdasarkan apa yang telah diserap.

c. Penetapan hipogram dalam kedelapan puisi karya Bhre Wijaya

didasarkan pada kesamaan tema dengan puisi yang menjadi hipogram.

Puisi-puisi tersebut antara lain : dalam hujan bulan juni memiliki

hipogram dengan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko

Damono, Senja di Boulevard 1 memiliki hipogram dengan puisi di

Restoran karya Sapardi Djoko Damono, KACA JENDELA TERPAHAT

memiliki hipogram dengan puisi AKU DAN KOTAKU karya Bambang

Darto, KEMANAKAH STASIUN BERIKUTNYA memiliki hipogram

dengan puisi Gerimis karya Hoedi Soejanto, Hujan telah membunuh

bangku memiliki hipogram dengan puisi SAJAK,1 karya Sapardi

Djoko Damono, Apa kamu baik-baik saja? memiliki hipogram dengan

puisi KETIKA JARI-JARI BUNGA TERBUKA karya Sapardi Djoko

Damono, Bahasa adalah hantu yang terdampar memiliki hipogram

dengan puisi PERNYATAAN karya Toto Sudarto Bachtiar, dan

Page 44: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Angkaangka semakin jauh mengembara memiliki hipogram dengan

puisi KAMAR karya Toto Sudarto Bachtiar.

d. Matriks dalam kedelapan puisi karya Bhre Wijaya adalah kekecewaan

seseorang terhadap cinta (dalam hujan bulan juni), cinta yang bertepuk

sebelah tangan (Senja di Boulevard 1), cinta seseorang terhadap rumah

atau kampung halaman (KACA JENDELA TERPAHAT), penantian

seseorang terhadap cinta (KEMANAKAH STASIUN BERIKUTNYA),

cara mempertahankan hubungan cinta (Hujan telah membunuh

bangku), kekecewaan seseorang terhadap cinta (Apa kamu baik-baik

saja?, keterbukaan dalam menjalin hubungan cinta (Bahasa adalah

hantu yang terdampar), dan kekecewaan seseorang terhadap

harapannya yang tidak bisa segera terwujud (Angkaangka semakin

jauh mengembara).

2. Makna ungkapan cinta, menunggu, dan kecewa pada delapan puisi karya

Bhre Wijaya tersebut mengungkapkan sesuatu hal yang saling

berhubungan satu sama lain. Dalam kedelapan puisi tersebut, persoalan

menunggu dan kecewa berkaitan erat dengan harapan terhadap sesuatu,

yakni cinta. Jadi, dalam masing-masing puisi bisa terdapat dua ungkapan.

Ungkapan tersebut berupa ungkapan cinta, kecewa-cinta, cinta-kecewa,

menunggu-cinta, dan menunggu-kecewa. Ungkapan cinta terdapat dalam

puisi Hujan telah membunuh bangku dan Bahasa adalah hantu yang

terdampar. Ungkapan kecewa-cinta terdapat dalam puisi KACA JENDELA

TERPAHAT. Ungkapan cinta-kecewa terdapat dalam puisi dalam hujan

bulan juni, Senja di Boulevard 1, Apa kamu baik-baik saja?. Ungkapan

Page 45: SAJAK-SAJAK BHRE WIJAYA TENTANG CINTA, …/Sajak...menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sajak-Sajak Bhre Wijaya tentang Cinta, Menunggu, dan Kecewa dalam Antologi Puisi dan Bu letin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

menunggu-cinta terdapat dalam puisi KEMANAKAH STASIUN

BERIKUTNYA. Ungkapan menunggu-kecewa terdapat dalam puisi

Angkaangka semakin jauh mengembara.

B. Saran

Penelitian ini membahas tentang puisi karya Bhre Wijaya yang bertema

cinta, menunggu, dan kecewa. Oleh karena itu, diharapkan adanya penelitian lebih

lanjut tentang puisi Bhre Wijaya, yang tentunya memiliki tema-tema yang lebih

beragam dan bervariasi.

Penelitian ini juga menggunakan pendekatan semiotik Riffaterre.

Diharapkan ada penelitian lebih lanjut yang tidak hanya membahas puisi Bhre

Wijaya dari sisi semiotik Riffaterre, namun juga dari sisi semiotik yang lain.

Selain itu, diharapkan akan ada penelitian-penelitian berikutnya yang juga

membahas Bhre Wijaya sebagai penyair dari segi disiplin ilmu lainnya, seperti

psikologi sastra, antropologi sastra, sosiologi sastra, dsb.