Upload
faza-liverpudlian
View
214
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB V
PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
5.1. Tujuan Percobaan
Memahami reaksi penyabunan
5.2. Tinjauan Pustaka
Sabun ialah garam dari suatu logam dan asam-asam lemak dengan jumlah atom C = 12-18. Sabun dapat dibagi dalam 2 golongan:1. Yang larut
Ini adalah sabun dari Na, K, NH4, (hanya golongan ini mempunyai daya pembersih cleaning action).
2. Yang tidak LarutIni adalah garam dari alkali tanah dan logam berat (tak mempunyai keaktifan pembersih).
Mengenai konsistensinya sabun dapat dibagi dalam:a. Sabun keras : misalnya Na-palmitat, Na-Stearat (jenuh)b. Sabun lunak: misalnya Ka-oleat (tak jenuh). [1]
Sabun adalah hasil reaksi kimia antara asam lemak dan alkali. Asam lemak adalah lemak yang diperoleh dari lemak hewani atau nabati. Ada beberapa jenis minyak yang dipakai dalam pembuatan sabun, antara lain: 1. minyak zaitun (olive oil)2. minyak kelapa (coconut oil) 3. minyak sawit (palm oil)4. minyak kedelai (soy bean oil).
Gambar 5.2.1 Sabun TransparanSabun transparan adalah sabun mandi yang berbentuk batangan dengan
tampilan transparan, sabun transparan sering disebut juga sebagai sabun gliserin. Disebut demikian karena pada proses pembuatan sabun transparan ditambahkan sekitar 10-15% gliserin. Jenis sabun ini memiliki tampilan yang transparan dan lebih berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya serta mampu membersihkan kotoran karena
43
44
mengandung bahan aktif dan memberikan efek pembusaan yang halus dan lebih lembut di kulit. [3]
Berbeda dengan sabun yang tidak transparan “opaque soap” sabun transparan dibuat dengan semi boiled process yang menggunakan bantuan panas pada proses pembuatannya. [4]
Sabun dibuat dengan reaksi saponifikasi lewat reaksi dibawah ini:
Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur dengan larutan alkali. Dengan kata lain saponifikasi adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung dengan mereaksikan asam lemak dengan alkali yang menghasilkan sintesa dan air serta garam karbonil (sejenis sabun).[5]
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar. Sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni segerombol (50 - 150) molekul yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya yang menghadap ke air. [5]
Kandungan utama dari sabun transparan adalah:- Minyak pendukung
Berbagai jenis minyak yang sering digunakan untuk membuat sabun diantarannya minyak zaitun, kelapa, castor, dan minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit yaitu tanaman berkeping satu yang termasuk ke dalam falmy palmae. Minyak kelapa sawit sering dipakai untuk membuat sabun meskipun beberapa pemakai ada yang alergi dengan minyak kelapa sawit. Sabun yang dihasilkan oleh minyak kelapa sawit lebih keras disbanding dengan minyak kelapa dan minyak zaitun.
- Sodium hidroksida (NaOH)
+ 3 Na+OH Natrium Hidroksida(KOH, Kalium Hidroksida)
+ 3 CH3(CH2)14CO2− Na+
Saponifikasi, kalor
Tripalmitin(dari minyak kelapa)
Natrium palminat(sabun)[4]
Gliserol
45
NaOH atau kaustik soda merupakan senyawa alkali yang bersifat basa berbentuk butiran atau keeping yang sang higroskopis. NaOH akan bereaksi dengan minyak membentuk sabun lewat reaksi saponifikasi. Sodium ini harus terurai sempurna dalam proses saponifikasi ini harus terurai sempurna dalam proses saponifikasi atau penyabunan minyak, agar tidak tertinggal bahan kaustik yang tertinggal dalam sabun.
- Asam stearatAsam stearat membantu untuk mengeraskan sabun. Penggunaan terlalu banyak menyebabkan sabun kurang berbusa, jika terlalu sedikit sabun tidak keras.
- GliserinGliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air. Gliserin merupakan humektan sehingga berfungsi sebagai pelembab pada kulit
- AlkoholAdalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun sehingga sabun menjadi bening atau transparan. Untuk terjadi transparansi sabun harus benar-benar larut.
- Gula Semakin putih warna gula maka akan semakin transparan sabun yang dihasilkan.[4]
Pada proses transparansi sabun, gula pasir berfungsi untuk membantu terbentuknya transparansi pada sabun. Gula pasir yang ditambahkan dapat membantu perkembangan kristal pada sabun. [2]
- Pewarna Untuk memperindah penampilan pada sabun.
- PewangiAdalah zat tambahan yang ditunjukkan untuk memeberikan aroma wangi pada sabun. [4]
Ketika sabun akan dibuat jernih maka hal yang paling essensial adalah kualitas gula, alkohol, dan gliserin. Maka untuk meningkatkan transparansi dipilih bahan baku dengan kualitas terbaik. Untuk mempertahankan kandungan alkohol dalam campuran sabun maka pada prosedur pembuatan, alkohol dimasukkan terakhir setelah sebelumnya suhu campuran diturunkan menjadi 60ºC, untuk mencegah penguapan alkohol. [4]
Keuntungan dari pembuatan sabun transparan, antara lain:1. penampilan transparan yang menawan2. mempunyai fungsi pelembab3. daya bersih efektif tanpa meninggalkan busa sabun4. lebih terasa lunak. [4]
Daya Pembersih dari sabun terdiri atas :1. dapat mengemulsikan lemak (minyak).2. merendahkan tekanan permukaan air maka dapat masuk ke dalam lubang-lubang
kecil.3. mengabsorbsi kotoran.[1]
Sabun berkemampuan untuk mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun :
46
1. Rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun bersifat nonpolar sehingga larut dalam zat non polar, seperti tetesan-tetesan minyak.
2. Ujung anion molekul sabun, yang tertarik dari air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak menolak antara tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung tetapi tersuspensi.
Kebanyakan kotoran pada pakaian atau kulit melekat sebagai lapisan tipis minyak. Jika lapisan minyak ini disingkirkan, berarti partikel kotoran dapat dicuci. Molekul sabun terdiri atas rantai seperti hidrokarbon yang panjang, terdiri atas atom karbon dengan gugus yang sangat polar atau ionik pada satu ujungnya. Bila sabun dikocok dengan air akan membentuk dispersi koloid, bukannya larutan sejati, larutan sabun ini mengandung agregat molekul sabun yang disebut misel (micelle). Rantai karbon nonpolar, atau lipofilik, mengarah kebagian pusat misel. Ujung molekul yang polar, atau hidrofilik membentuk permukaan misel yang berhadapan dengan air. Pada sabun biasa, bagian luar dari setiap misel bermuatan negatif, dan ion natrium yang positif berkumpul di dekat keliling setiap misel. Dalam kerjanya untuk menyingkirkan kotoran, molekul sabun mengelilingi dan mengemulsi butiran minyak atau lemak. Ekor lipofilik dari molekul sabun melarutkan minyak. Ujung hidrofilik dari butiran minyak menjulur ke arah air. Dengan cara ini, butiran minyak terstabilkan dalam larutan air sebab muatan permukaan yang negatif dari butiran minyak mencegah penggabungan (koalesensi).Secara singkat cara kerja sabun sebagai penghilang kotoran dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Sabun didalam air menghasilkan busa yang akan menurunkan tegangan permukaan
sehingga kain menjadi bersih dan meresap lebih cepat kepermukaan kain. 2. Molekul sabun akan mengelilingi kotoran dengan ekornya dan mengikat molekul
kotoran. Proses ini disebut emulsifikasi karena antara molekul kotoran dan molekul sabun membentuk suatu emulsi.
3. Sedangkan bagian kepala molekul sabun didalam air pada saat pembilasan menarik molekul kotoran keluar dari kain sehingga kain menjadi bersih. [5]
5.3. Tinjauan Bahan
Bahan BakuA. Minyak
- Rumus kimia : CH3(CH2)14COOH- Bentuk : cair - Titik didih : > 450 °C - Densitas : 0,95 g/cm³- Titik beku : 21 °C
B. Natrium Hidroksida- Rumus kimia : NaOH- Massa molar : 39,9971 g/mol - Bentuk : Padatan Putih
47
- Titik didih : 1390°C - Titik lebur : 318°C - Densitas : 2,1 g/cm³
Bahan PendukungC. Aquadest
- Rumus kimia : H2O- Berat molekul : 18,0153 g/mol- Bentuk fisik : Cair- Densitas : 0,998 g/cm3
- Titik didih : 100°C- Titik lebur : 0°C- Warna : Tidak Berwarna
D. Asam stearat- Rumus kimia : C18H36O2
- Berat molekul : 284.48 g/mole- Bentuk fisik : Padat - Titik didih : 350 °C- Titik lebur : 69,4 °C- Warna : Putih Kekuningan
E. Etanol 96%- Rumus kimia : CH3CH2OH- Berat molekul : 46.07 g/mole- Bentuk fisik : Cair- Densitas : 1.59- Titik didih : 78.5°C - Titik lebur : -114.1°C - Warna : Putih
F. Gula- Rumus kimia : C6H12O5
- Berat molekul : 164.16 g/mole- Bentuk fisik : Padat- Titik lebur : 147°C- Warna : Putih
Produk G. Gliserol
- Rumus kimia : C3H5(OH)3
- Berat molekul : 92.09 g/mole- Bentuk fisik : Cair- Densitas : 3.17 - Titik didih : 290 oC
48
- Titik lebur : 19 oC- Warna : Jernih
H. Natrium Palminat- Rumus kimia : C16H31NaO2
- Berat molekul : 278,41 g/mol- Bentuk fisik : Bubuk- Titik didih : 283 - 290 °C- Warna : Putih
5.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan- batang pengaduk- beakerglass - botol aquadest- cetakan sabun- gelas arloji- karet penghisap- labu ukur- magnetik stirer- pipet tetes- pipet volume- termometer- timbangan- waterbath
5.5. Prosedur Percobaan
A. Preparasi Bahan- Menimbang 17,5 gram asam stearat- Menimbang 8 gram NaOH dan dilarutkan dengan aquadest sebanyak 25 mL- Menyiapkan 50 mL minyak, 30 mL etanol 96 % dan 10 mL glyserin- Menimbang 25 gram sukrosa dan dilarutkan dengan 25 mL aquadest diatas
penangas air.B. Pembuatan Sabun Transparan
- Melelehkan asam stearat pada suhu 60°C di dalam beakerglass 400 mL di atashotplate (suhu dijaga constant)
- Masukkan magnetic stirrer (atur putaran sedang lebih dulu) dan minyak ke dalam lelehan asam stearat
- Masukkan larutan NaOH sedikit demi sedikit sambil terus dipanaskan dengansuhu 70°C (dijaga constant) dan diaduk sampai proses saponifikasi sempurna(terbentuk larutan yang semi padat)
- Masukkan etanol sedikit demi sedikit (wadah dijaga, jika campuran meluap,keluarkan wadah dari hotplate), gliserin, dan larutan sukrosa sambil terus diaduk
B. Bahan-bahan yang digunakan
- aquadest (H2O)- asam stearat- etanol- gliserin- gula pasir- minyak- natrium hidroksida- pewangi
49
sampai campuran menjadi homogen- Matikan pengontrol suhu lalu tambahkan pewarna dan pewangi dilakukan pada
suhu 40°C- Menuangkan campuran ke dalam cetakan (ambil bagian yang transparan saja)
dan diamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras- Keluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan.
5.6. Data Pengamatan
Tabel 5.6.1. Tabel Data Pengamatan Pembuatan Sabun Transparan
No Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
1. Lelehkan asam stearat
larutan 1
Warna : Putih Bentuk : kental
Untuk mengeraskan sabun
2. Larutan 1 + minyak
larutan 2
Warna : kuningBentuk : cair
Larutan menjadi homogen
3. Larutan 2 + NaOH
larutan 3
Warna : kuning keruhBentuk : kental/semipadat
4. Larutan 3 + etanol
larutan 4
Warna : coklat mudaBentuk : kental
5. Larutan 4 + gliserin
larutan 5
Warna : orange Bentuk : kental
Gliserin memberikan kelembaban pada kulit
6. Larutan 5 + sukrosa (gula
pasir)
larutan 6
Warna : orangeBentuk : kental
Membuat sabun menjadi transparan karena penambahan gula
5.7. Persamaan Reaksi
+ 3 Na+OH Natrium Hidroksida(KOH, Kalium Hidroksida)
Saponifikasi, kalor
Tripalmitin(dari minyak kelapa)
50
5.8. Pembahasan
Dari hasil percobaan, sabun yang terbentuk sesuai dengan teorinya yaitu sabun transparan hal ini dipengaruhi oleh faktor gula yang ditambahkan dapat membantu perkembangan kristal dan pentransparanan sabun. Semakin putih gula yang ditambahkan semakin transparan sabun yang dihasilkan.
5.9. Kesimpulan
Mengetahui dan memahami reaksi penyabunan serta proses pembuatan sabun transparan.
+ 3 CH3(CH2)14CO2− Na+
Natrium palminat(sabun)
Gliserol
51
DAFTAR PUSTAKA
1. Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Binarupa Aksara: Jakarta
2. Hambali, Erliza, dkk. 2005. Membuat Sabun Transparan untuk Gift dan Kecantikan.
Penebar Swadaya: Depok
3. Oktavianingrum, Devina , dkk.2011. Pembuatan Sabun Transparan Padat dari
Minyak Jarak yang Beraromaterapi Bunga Mawar. Jurusan Teknik Kimia, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya
4. Priani, Sani Ega, dkk. 2010. Pembuatan Sabun Transparan Berbahan Dasar Minyak
Jelantah serta Hasil Uji Iritasinya pada Kelinci. Jurusan Farmasi, Universitas Negeri
Bandung: Bandung
5. Taufik, Fauzan. 2011. Studi Perbandingan Campuran Minyak Palm Oil/Palm
Stearine/Palm Kernel Oil terhadap Keretakan Sabun Mandi Padat. Jurusan Kimia,
Universitas Sumatera Utara: Medan