Ruang Lingkup Antropologi Budaya

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 Ruang Lingkup Antropologi Budaya

    1/4

    RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI BUDAYA

    Antropologi Budaya atau antropologi sosial budaya merupakan salah satucabang atau sub bidang antropologi yang mempelajari kehidupan sosialekonomi, politik dan budaya dari sekelompok manusia, suku bangsa tertentu

    yang hidup terpisah/terpencil di suatu wilayah. Apabila dilihat secara sekilashampir sama dengan sosiologi. Namun terdapat beberapa perbedaan pokok diantara keduanya.

    A. Perbedaan antara Antropologi Budaya dengan SosiologiPerbedaan diantara kedua disiplin ilmu tersebut terletak di dalam :

    1. Asal Usul dan Sejarah Perkembangana. Antropologi budaya/sosial budaya berasal dari himpunan catatan tentangmasyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi di daerah luar Benua Eropayang semula dianggap primitif. Himpunan catatan tersebut dikembangkan

    menjadi ilmu bangsa-bangsa (etnologi) karena kebutuhan bangsa Eropa untukmendapatkan pengetahuan tentang tingkat-tingkat permulaan dalam sejarahperkembangan masyarakat dan kebudayaannya demi kepentingan imperialismedan pembangunan bangsa Eropa.b. Sosiologi muncul sebagai suatu filsafat sosial dalam rangka mengembangkansuatu ilmu khusus tentang asas asas masyarakat dan kebudayaan secaraumum. Ilmu ini lahir lebih dahulu dari antropologi.

    2. Metodologia. Penelitian antropologi budaya/sosial budaya bersifat holistik. Pengalamandalam hal meneliti masyarakat kecil telah memberikan kesempatan kepada para

    ahli antropologi untuk mengembangkan berbagai metode penelitian yang bersifatpenelitian intensif dan mendalam, dengan menggunakan metode wawancara.b. Sosiologi di dalam metodologi risetnya lebih menekankan perhatian kepadaunsur-unsur atau gejala khusus dalam masyarakat dengan menganalisakelompok-kelompok sosial yang khusus (social grouping), hubungan antarkelompok atau individu (sosial relation) atau proses-proses yang terdapat dalamkehidupan suatu masyarakat (social processes). Para sosiolog yang biasameneliti masyarakat kompleks, lebih banyak mempergunakan berbagai metodepenelitian yang bersifat luas (massal) dengan menggunakan metode angket.Selain itu di dalam Sosiologi muncul aliran positivist yang cenderungmenggnakan statistik dan metode kuantitatif.

    B. Hubungan Antara Antropologi dengan Ilmu Ilmu Sosial LainnyaDi bawah ini akan dibahas mengenai hubungan antropologi dengan ilmuilmusosial lainnya yang dianggap memiliki korelasi penting dengan antropologi sosialbudaya

    Hubungan antara Antropologi dengan Ilmu SejarahAntropologi memberikan bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis

  • 7/27/2019 Ruang Lingkup Antropologi Budaya

    2/4

    sejarah dari tiap bangsa di dunia. Selain itu banyak masalah dalam historiografidari sejarah sesuatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metodeanthropologi. Banyak sumber sejarah berupa prasasti, dokumen, naskahtradisional, dan arsip kuno, sering hanya dapat memberi peristiwa peristiwasejarah yang terbatas kepada bidang politik saja. Sebaliknya, seluruh latar

    belakang sosial dari persitiwa peristiwa politik tadi sukar diketahui hanya darisumber-sumber tadi. Konsep konsep tentang kehidupan masyarakat yangdikembangkan oleh anthropologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya akan memberipengertian banyak kepada seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakangdari pristiwa politik dalam sejarah yang menjadi obyek penelitiannya.Para ahli anthropologi sebaliknya memerlukan sejarah terutama sejarah darisuku bangsa dalam daerah yang didatanginya. Sejarah itu diperlukan untukmemecahkan soal-soal yang terjadi karena masyarakat yang ditelitinyamengalami pengaruh dari suatu kebudayaan dari luar. Pengertian tentang prosespengaruh tadi diketahuinya juga dengan teliti. Kecuali mengetahui tentangsejarah dari suatu proses perpaduan kebudayaan, seringkali terjadi bahwa

    sejarah tadi masih harus direkonstruksi sendiri oleh seorang peneliti. Dengandemikian seorang sarjana anthropologi seringkali harus juga memilikipengetahuan tentang metode-metode untuk merekonstruksi sejarah dari suaturangkaian peristiwa.

    Hubungan antara Anthropologi dengan Ilmu EkonomiDalam banyak negara dimana penduduk pedesaannya lebih banyak jumlahnyadaripada penduduk kotanya, terutama di luar daerah kebudayaan Ero-Amerika,kekuatan, proses dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitaskehidupan ekonominya sangat dipengaruhi sistem kemasyarakatan, caraberpikir, pandangan dan sikap hidup dari warga masyarakat pedesaan tadi.Dalam masyarakat dari negara-negara seperti itu seorang ekonom tidak dapatmempergunakan dengan sempurna konsep-konsep serta teori-teori tentangkekuatan, proses, dan hukum-hukum ekonomi tadi, tanpa suatu pengetahuantentang sistem kemasyarakatan, cara berpikir, pandangan dan sikap hidup dariwarga masyarakat pedesaan tadi.Dengan demikian seorang ekonom yang hendak membangun ekonomi dinegara-negara serupa itu tentu memerlukan bahan komparasi misalnyamengenai sikap terhadap kerja, sikap terhadap kekayaan, sistem gotong royongdan berbagai bahan komparatif tentag berbagai unsur dari sistemkemasyarakatan di negara tadi, dan dalam hal in sangat diperlukan anthropologi.

    Hubungan Antara Anthropologi dengan PsikologiPsikologi sebagai suatu ilmu, sama dengan sosiologi, yakni merupakanpengembangan dari Ilmu filsafat , yang mengkhususkan pengkajian kepadamasalah jiwa manusia dan perkembangannya secara umum. PerkembanganPsikologi menumbuhkan aliran positivist yang cenderung menggunakan alatstatistik dan metode kuantitatif di dalam riset. Sementara kelompok kualitatifmencoba mengembangkan metode deskriptif induktif yang lebih mengutakankajian tentang konsep dan sistem. Dari kelompok inilah muncul sutau interface

  • 7/27/2019 Ruang Lingkup Antropologi Budaya

    3/4

    dengan anthropologi dan melahirkan suatu sub bidang baru dalam anthropologiyakni ethnopsikologi atau anthro-psikologi.Ethopsikologi merupakan sub bidang anthropologi yang menggunakan berbagaikonsep psikologi di dalam risetnya, khususnya mengneai :1. Kepribadian Bangsa

    2. Peranan Individu dalam proses perubahan adat istiadat3. Nilai Universal dari konsep-konsep psikologi

    Masalah kepribadian bangsa timbul ketika hubungan antar bangsa mulai intensif,terutama sesudah Perang Dunia I. Sebelum itu orang Eropa juga menaruhperhatian terhadap masalah kepribadian terutama deskripsi tentang kepribadiansuku bangsa di daerah jajahan mereka, namun istilah istilah yangdipergunkaan dirasa kurang cermat dari sudut ilmu psikologi. Baru sekitar tahun1920an, beberapa anthropolog berusaha mengadakan riset tentang kepribadianbangsa. Maslah utama yang mereka kemukakan adalah :a. Apakah konsep kepribadian bangsa benar benar ada

    b. Bilamanakah suatu ciri bangsa atau suku bangsa terlihat menonjolc. Sampai seberapa jauh muncul pengecualian terhadap kepribadaian umumpada individu tertentu sebagai anggota dari suku bangsa/ bangsa / ras tertentuMasalah peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat juga bayakdipelajari sekitar tahun 1920an, ketika para anthropolog, khususnya di AmerikaSerikat mulai mempelajari secara detail proses perubahan sosial. Merujuk daripendapat bahwa justru penyimpangan yang dilakukan oleh individu terhadap apayang lajim dilakukan oleh masyarakat umum yang patuh terhadap adat adalahpangkal dari proses perubahan sosial atau kebudayaan. Maka perhatian yangkhusus mulai diberikan kepada para anthropolog kepada konsep dan teoripsikologi, karena seluk beluk kelakuan dan tindakan individu hanya dapatdipelajrai dan dipahami melalui ilmu psikologi.Masalah nilai universal dari konsep psikologi juga mendapatkan perhatian paraahli anthropologi dengan pengalaman mereka dalam mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa. Para anthropolog meragukan eksistensi dari beberapkonsep psikologi di dalam suku bangsa di luar Eropa. Konsep keguncangan jiwa,menurut mereka hanya dialami para remaja dalam masyarakat kota di negaraBarat dan hal ini mempengaruhi kehidupan masyarakat Timur yang sudahmenerima pengaruh dari Barat. Bagan di bawah ini menunjukkan pemilahanruang lingkup studi antara psikologi dan anthropologi

    C. Fase-Fase Perkembangan Ilmu Antropologi

    Fase I (sebelum 1800)Sejak akhir abad ke-15 dan permulaan abad 16, orang eropa barat mendatangisuku bangsa pribumi Afrika, Asia dan Amerika. Dari merekalah diperoleh bahanpengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat,bahasa dan ciri-ciri fisik dari beraneka warna suku bangsa yang kemudiandikenal dengan istilah etnografi. Pada masa itu muncullah pandangan orangeropa terhadap suku bangsa di luar eropa yaitu :

  • 7/27/2019 Ruang Lingkup Antropologi Budaya

    4/4

    1. Sebagian orang eropa memandang bahwa bangsa-bangsa itu bukan manusiasebenarnya; bahwa mereka manusia liar, turunan iblis. Dengan Demikiantimbullah istilah seperti savages, primitive.2. Sebagian orang eropa memandang bahwa masyarakat bangsa-bangsa ituadalah contoh dari masyarakat yang masih murni, yang belum kemasukan

    kejahatan dan keburukan seperti yang ada dalam masyarakat bangsa-bangsaeropa barat waktu itu.3. Sebagian orang eropa tertarik akan adat-istiadat yang aneh, dan mulaimengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku bangsa.

    Fase II (Pertengahan abad ke-19)Timbul karangan-karangan yang menyusun bahwa etnografi tersebutberdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat sehingga terjadi pengklasifikasiananeka warna kebudayaan di dunia dalam tingkat-tingkat evolusi tertentu makatimbullah ilmu antropologi sebagai ilmu yang akademikal yaitu mempelajarimasyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapatkan suatu

    pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarahpenyebaran kebudayaan manusia.

    Fase III (Permulaan abad ke-20)Sebagian bangsa negara-negara di eropa berhasil mencapai kemantapankekuasaan di daerah luar eropa. (kolonialisme) antropologi menjadi ilmu yangpraktis dan tujuannya mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-sukubangsa di eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapatkansuatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.

    Fase IV (Sesudah 1930)Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah Perang Dunia II sehinggaantropologi memiliki1. Tujuan akademikal untuk mencapai pengertian tentang mahkluk manusiapada umumnya dengan mempelajari Aneka warna Bentuk fisik, masyarakat danbudaya.2. Tujuan Praktikal untuk mempelajari manusia dalam Aneka warna masyarakatsuku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.

    (http://antropologisosialbudaya.blogspot.com/2007_11_01_archive.htmlhttp://adaf.wordpress.com/2008/04/24/antropologi/)

    Selamat Belajar

    http://antropologisosialbudaya.blogspot.com/2007_11_01_archive.htmlhttp://adaf.wordpress.com/2008/04/24/antropologi/http://antropologisosialbudaya.blogspot.com/2007_11_01_archive.htmlhttp://adaf.wordpress.com/2008/04/24/antropologi/