150
H5NI4 Standar Nasional Indonesia Perencanaan strukturbetonuntuk jembatan Badan standardisasi Nasional BrSN

Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

  • Upload
    pod

  • View
    242

  • Download
    26

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

H5NI4Standar Nasional Indonesia

Perencanaan struktur beton untuk jembatan

Badan standardisasi Nasional BrSN

Page 2: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

DAFTAR ISI

Daftar lsi

Daftar tabel

Daftar Gambar

Daftar Notasi

Prakata

I

xxa

xtl

XXiiJ

1. RUANG LINGKUP

2. ACUAN NORMATIF

3. DEFINISI DAN ISTILAH4, SYAMT UMUM PERENCANMN STRUKTUR BETON

4.1. Umur rencana jembatan4.2. Satuan yang digunakan4.3. Prinsip umum perencanaan

4.3.1. Dasar umum perencanaan4.3.2. Asumsi dan anggapan perencanaan4.3.3. perencanaan berdasarkan beban dan kekuatan terfaktor (pBKT)4.3.4. perencanaan berdasarkan batas layan (pBL)4.3.5. Metode analisis4.3.6. Metode perencanaan khusus

4.4. Sifat dan karakteristik matenal4.4.1. Beton

4.4.1.i. Kekuatan nominal4.4..1.2. Tegangan ij in4.4.1.3. Massa jenis4.4.1.4. Lengkung tegangan-regangan4.4.1.S. Modulus elastisitas4.4..1.6. Angka poisson4.4.1.7. Koelisien muai panas4.4.1.8. Susut beton4.4.i.9. Rangkak pada beton4.4.1.10. Kriteria penerimaan kekuatan beton

4.4.2. Bajatulangannon_prategang4.4.2.1. Kekuatan nominal4.4.2.2. Tegangan it[],1.1.? 3. Lengkung tegangan _ regangan4.4.2.4. Modulus elastisitas4.4.2.S. Koeftsien muai panas

4.4 3 Baja tutangan prategang4.4.3.1. Kekuatan nominal4.4.3.2. Tegangan ijrn4.4.3.3. Modrrlus elastisitas4.4.3.4. Lengkung tegangan _ regangan4.4.3.5. Relaksasi baja prategang

4.5. Faktor beban dan faktor reduksi kekuata;4.5.1. Faktor beban dan kombinasi pembebanan4.5.2. Faktor reduksi kekuatan45.3. Kekuatan rencana penampang struktur beton

4.o. Korost pada struktur belon4.6.1. Korosi pada beton

1

1

2

8888I8II'10

101111111112

1213

131517181B1818191S19'19

19192020202020202020

Page 3: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

4.6.2. Perencanaan u ntuk keawetan jangka panjang 204.6.2.1. persyaratanstrukturklas]fikasitidafterl indunq 214.6.2.2. persyaratan kekuatan beton untuk abrasi

. 22

, ^ ^ *l:!.". r.ersyaratan batas kadar kimia 22a.o J. Hersyaratan selimut beton 2g, r t^U-1_.1:1"Orl-n"" lerhadap karat untuk tendon prategang tanpa lekatan 25: :

r-enggunaan aditif sebagai bahan tambahan paaa caniurin Oelon -

za4.o. Komponen beton tidak bertulang 274.8.1. penggunaan4.8.2. perencanaan ;:

4.8.2.1. prinsip dasa, ii. ^ - j:8.2.2. Sifat_sifat penampang 274.8.3. Kektlatanlentur

4.8.4. Kekualan ges* ;;4.8.4.1. Aksisatu arah -,

4.8.4.2. Aksidua arah ;:4.8.5. Kekuatan terhadap gaya aksialteka^ ;i4.6.b. Kekuatan terhadap kombinasi lentur dan tekan 28

5. PEREN-CANAAN KEKUATAN STRUKIUR BETON BERTULANGr-erencanaan kekuaian balok terhadap lentur5.1.1. Kondisi batas perencaaan berdasarkan beban dan kekuatanterfakto(pBKT)

5.1.1. i. Asumsi perencanaan5.1.1.2. Fakto( reduksi kekuatan5.1.1.3. Kekuatan rencana dalam lentur5.1.1.4. Kekuatan minimum5.1.1.5. Syarat tulanqan minimum5.'1. 1.6. Syarat tulangan maksimum5.1.1.7. Jarak tutanqan

_ 5.1.1.8. Detait tulangan lenturperencanaan kekuatan balok terhadap geserc.z. r. nehuatan geser rencana pada balokc. z. z. yenamgano taDered5.2.3. Gaya geseimaksimum dekat tumpuanc .z..r. nual geser yang disumbangkan oleh betont.z.r. syarat-syafat tu,angan geserc.z.o. nual geser yang disumbangkan oleh tulangan geserc.2.,/. lutangan geser minimum5.2.8. ceser friksi5.2.9. Tulangangantunq5.2.10. Detail tulangan g;ser

5.2.10.1. Jenis tulangan qeser5.2. t 0.2. Jarak antar tula;oan

"^.^-^13^19 l:l"lbengkokan u]uns dari rutangan geserFerencanaan kekualan balok terhadap lentur dan aksialc..r. r. Asumsi perencanaan5.3.2. Faktor reduksi kekuatan5.3.3. Prinsip perencanaan5.3.4. Efekketangsinganr-erencaan kekuatan balok terhadap geser dan puntirc.z+. r. Henggunaan5.4.2. Metode perencanaan5.4.3. Redistribusi ountir5.4.4. Kekuatan puntir balok

2929

2930303030

32

o5

34

3637

373B3B3B383838

5.3.

5.4.

Page 4: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

5.4.5. Syarat tulangan puntir5.4.5.1. Tulangan puntir memanjang5.4.5.2. Tulangan puntir mtntmum5.4.5.3. Detailtulanqan uunur

5.5. Perencanaan pelat lantai ke;daraan lerhadap lentur5 .5 .1 . Umum5.5.2. Tebat minimum petat tantai5.5.3. Tulanganminimum5.5.4. Penyebaran tulangan untuk pelat lantai5.5.5. Pengaku bagian tepi

38393939404040414141

5.6.

5.5.5.1. pengaku arah memanjang 41_ 5.5.5.2. Pengaku arah melintang 41Perencanaan pelat lantaiterhadap geser 425.6 .1 . Umum5.6.2. Kekuatan geser ultimit pada pelat lantai ;;5.6.3. Luas minimum darisengkang tertutup 445.6.4. Detail tulangan geser 44Perencanaan komponen struktur tekan 445.7.'1. Umum 4a5.7.2. Metode perencanaan 4a5.7.3. Momen lentur minihum 4/!5.7.4. Prosedur perencanaan aa

5.7.4.'1. Perencanaan dengan menggunakan analisis elastis l inier 45c.t.4..2. rerencanaan dengan memperhitungkan momen sekunder 45

- - - 1r.*.r. Ferencanaan ctengan menggunakan analisis yang telit i 45c./.c. perencanaan kotom pendek 455.7.6. Pe_rencanaan. kolom iangsing 46

c./.o. t. Hemoesaran momen untuk kolom tak bergoyang 465.7.6.2. Pembesaran momen untuk kolom bergoyini,

- 47

5.7.6.3. Beban tekuk 4a- _ _ 5:7 6.4. Syarat ketangsingan 4ac. /. /. Kekuatan kolom dalam kombinasi lenturdan tekan 49

5.7.7.1. Asumsj perencanaan 495.7.7.2. Percncanaan berdasarkan pada masing_masing

momen lentur secara terpisah 495.7.7.3. Perencanaan lentur biaksial dan tekan 505.7.8. Persyaratan tulangan untuk kolom 505.7.8.1. Tutangan memanjang b05.7.8.2. pengekangan tutang;n memanjanS ;ic./.6.J. Hengekangan lateral 515.7.8.4. Uku€n dan jarak antara sengkang dan spiral 515.7.8.5. Pendetaitan sengkang dan sairat

- 52

^ c.,f.d.o. r.enyambungan tulangan memanjang 52Ferencanaan drnctrng 525.8.1. Penerapan s25.8.2. Prosedur perencanaan 525.8 .2 .1 . Umum

:9 ? ? Plnqlns dibebanisaya vertikat sebidans Z3::: j :f9ry qlpebanigaya verrikatdan horisontai sebidang 53o.o.2.4. utnotng otDebanr horisontaltegak lurus dinding 535.8.2.5. Dinding dibebani gaya vertikaasebidang dan giya

Horisontattegak lurus dinding 53-^^ l82q Dinding merupakan bagian d;ri struktur portat ;;c.o.r. pengaku / pengikat dinding 535.8.4. [,4etode perencanaan dise;erhanakan untuk dinding terikat yang

menerima hanya gaya vertikal b35.8.4.1. Eksentrisitas beban vertikal i i

5.7.

5 .8 .

Page 5: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

5.8 4.2. perbandingan tinggi efektif maksimum dengan ketebalan5.8.4.3. Tingsi efeklif_ _ _ 5.8.4.4. Kekuatan aksiat rencana daridindinq5.8.5. Perencanaan dinOing untut< gaya horironi"i i""niOangc.d.5.1. Lentur bidano

5.8.5.2. penampang irit is untuk geserc.o.c.J. Kekuatan qeser5.8.S.4. Kekuatan geser dinding tanpa tulanqan oeserc.d.c.5. sumbanqan kekuatan geser dinding olei tulangan geser5.8.6. persyaratan iulan-gan unrux ornorng5.8.6.1. Tutangan minimum5.8.6.2. Tulangan horisontal untuk pengendalian retak5.8.6.3. Jarak antar tulanqan

^ 5.8.6.4. pengekangan tul;ngan vertikalo.Y. t erencanaan korbel

5.9.1. Peneraoan5.9 2 Faktor faktorJang perlu. dipertimbangkan dalam perencanaan

c.Y.z.1. nggi muka sisi luar5.9.2.2. Aksi pada korbel

5.9.3. Prosedur perencanaan5.9 .3 .1 . Umum5.9.3.2. penampanq krit is5.9.3.3. Kebutuhan i uhngan totat

5.9.4. persyaratan tulanqan5.9.4.1. Tulangariminimum5.9.4.2. Sengkang tertutup5.9.4.3. pengangkuran tulangan tarik utamac. ru. r,erencanaan berdasarkan batas lay;n (pBL)

5.' l 0.'1. Asumsi perencanaan5.10.2. Tegangan iin dasar5.10.3. Kekuatan rencana ddlam lentur

55

565656

5656

585858

58

5959

606060606060606061616161616161

6262636363646464

6. PERENCANMN KEKUATAN STRUKTUR BETON PMTEGANG6.1 Umum6.2 Persyaratanmaterial

6.2.1 Selonqsono6.2.2 AnokLir6.2.3 pe;yambuno (couoler)

6.3 Tendon baja prateqanq6.3 .1 Umum6.3.2 Kuat taik baja prategang6.3.3 Kuar leleh baja prate-gang6.3.4 Modulus elastisitas

-

6.3.5 Lengkung tegangan _ regangan- , o_.J.b Ketaksasi baja prategango.4 nen angan gaya prateqano

6.4.1 Akibat gesekan6.4.2 Akibat perpendekan elastis beton! j f ,f9!jlansan o.atesans akibat iiip pensakurano.4.4 Kehitangan akibat susut pada betono.a.c Ken angan akibat rangkak pada betono zr.o ̂enrtangan akibat relaksasi baja prategang

^ - 6 4 7 Kehitangan akibat pengaruh tajno.c tvtelooeperencanaan6.6 Te-gangan yang diijinkan pada perencanaan Batas Layan (pBL)6.6 1 Tendon

Page 6: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

6.6.2 Beton6.6.2.'l Tegangan sementara pada saat transfer6.6.2.2 Tegangan pada beban layan setelah terjadi kehilangan

prategang6.6.2.3 Tegangan tumpuan pengakuran

6.7 Cara perencanaan berdasarkan Batas Layan (pBL)6.7.1 Asumsi6.7.2 Kombinasibeban rencana yang paling membahayakan6.7.3 Pengaruh aksi rencana6.7.4 Kekuatan rencana6.7.5 Momen sekunder dan geser akibat prategang6.7.6 Penyebaran kembali (redistribusi) momen6.7.7 Perencanaan balok terhadap geser6.7.8 Perencanaan balok terhadao ountir6.7.9 Perencanaan balok terhadap geser memanjang

6.8 Cara Perencanaan berdasarkan Beban dan Kekuatan Terfaktor (PBKT)6.8.1 Asumsi6.8.2 Kombinasi beban rencana yang paling membahayakan6.8.3 Faktor reduksi kekuatan6.8.4 Pengaruh aksi rencana6.8.5 Kekuatan rencana6.8.6 Metode analisis6.8.7 Momen sekunder dan geser akibat prategang6.8.8 Redistribusi momen pada balok statis tak tenlu6.8.9 Perencanaan balok terhadap lentur

6.8.9.1 Kekuatan batas nominal lenturM"6.8.9.2 Blok tegangan tekan beton6.8.9.3 Tegangan dalam tulangan dan tendon terlekat6.8.9.4 Tegangan analitis batas baja prategangr, untuk

tendon yang tidak terlekat6.8.9.5 Kekuatan rencana6.8.9.6 Kekuatan minimum6.8.9.7 Syarat tulangan maksimum6.8.9.8 Tulangan minimum non-prategang6.8.9.9 Sudut penyebaran prategang

6.8.10 Perencanaan balok terhadap geser6.8.10.1 Kekuatan geser batas nominal6.B.10.2 Kekuatan geser batas yang disumbangkan oleh beton6.8.10.3 Kekuatan geser batas yang disumbangkan oleh

rutangan geser6.8.'10.4 Kekuatan geser batas rencana6.8.10.5 caya geser maksimum dekat tumpuan6.8.10.6 Tulangan geser minimum6.8.10.7 Persyaratan untuk tulangan geser6.8.10.8 Pengaruh sekunder pada kekuatan geser beton

6.8.11 Perencanaan balok terhadap puntir6.8.12 Perencanaan balok terhadap geser memanjang

6.9 Perencanaan komponen tekan akibat kombinasi lentui dan gaya aksial6.9.1 Komponen beton prategang dengan kombinasi beban aksial dan

tentur6.9.2 Batasan tulangan dari komponen prategang yang mengalami tekan

6.10 Perencanaan batang tarik6.10.1 Kekuatan batang tarik6.1 0.2 Prinsip-prinsip dasar

6.11 Komponen struktur pelat6.12 Daerah pengangkuran untuk angkur prategang

6.12.1 Angkur untuk komponen prategang pasca tarik

6464

646464646465656565

65

65

65

6666

67676768

6869

69

69707070

717272727373737374

7474757575757676

Page 7: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

6.1 2.2 pembebanan yang diperhitungkano. rz.J r.erntrungan gaya tarik sepanjang garis kerja gaya angkur6.12.4 perhitungan gaya tarik yang timb-uiaetat oLniai p"r,iui"un

yang dibebani6.12.5 Jumlah dan distribusi rurangan6.12.6 Angkur untuk komponen prategang pratarik

^ .^ o. tz.t uerctt penubngan khusus pada daerah penqanqkurano. rr Henyaturan tegangan dalam tendon

6.'13.1 panjang penyaluran untuk tendon pratariko. rJ.z penyaruran legangan pada tendon pasca_tarik denganpenganokuran

6.14 Pemberian dan pengukuran gaya prategang6.'t 5 perencanaan untut-reawetai iinit<a pin;a"ng6. 16 Gro^ut untuk tendon prategang de;ga; b[ata;

o. to. I Eanan grout6.16.2 pemilihan proporsi orour

^ ,_ 6.16.3.pengadukan dan p6mompaan grouto. | / FentnorJngan untuk tendon prategang terhadap pembakaran

arau pengehsan

LJi J:ndon prategang pasca tarik tuaro. ry Kerentuan untuk komponen prategang pracetak

7. KETENTUAN STRUKTUR BAWAH7.1 Pondasi

7.'1.1 Ketenluan pondasi danqkal7 .1 .1 .1 Umum7.1.1.2 Faktor_faktor yang perlu dipertimbanokan dalam_ perancanganpondasidangkal7.1..1.3 Ketentuan perencanaan berdasarkan pBL

_ _ ̂ 7_.1.1.4 Ketentuan perencanaan berdasarkan PBKT/. t.z Kerenluan perencanaan pondasi dalam7.1.2.1 tJmurr,7.1.2.2 Faktofi aktot yang perlu dipertimbangkan dalamperancangan pondasi dalam7.1.2.3 Ketentuan perencanaan berdasarkan pBL

- ^ ._ /. |.2.4 ̂erenluan perencanaan berdasarkan PBKT/.2 \eEntuan perencanaan struktur bangunan bawah7.2.'1 Umum7.2.2 Faktot-faklor yang perlu dlpertimbangkan dalam perencanaan

struktur bangunan bawah7.2.2.1 Ketentuan beban7.2.2.2 penwunan

7.2.3 Kele-ntuan perencanaan pilar jembatan7.2.3..1 Jenis oilar7.2.3.2 Beban tumbukan7.2.3.3 perlindunoan oilar

7.2.4.Xetentuan perencanaan kepala jembatan7.2.4. 1 Jents_jenis kepala iemoatan7.2.4.2Beban7.2.4.3Stabititas7.2.4.4 Penulangan untuk susut dan suhu/.2.4.c uratnase dan limbunan7.2.4.6 Kepala jembatan tipe integral, kepala jembatan pada dindingpenahan distabitkan secaia met<inik ian L"p"iJf"rt"i"n p"o"stslem modular7.2.4.7 Dinding sayap7 .2.4.8 penulangan

7777

777778787979

79798080808080

8 l8't8'1

82828282

8283838484

u86878888

898989898989899090919'19191

929292

Page 8: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

92929292

939394949494949494949595

95

96

96969797

989899999999'100

100100100

8.

7.2_5 Ketentuan perencanaan berdasarkan pBKT_ ^ 7_.2.6 Pergerakan yang diijinkan/.J Ketentuan dinding penahan tanah

7.3.1 Umum7.3.2 Faktor-faktor yang perlu dipenimbangkan dalam perencanaan

otnotng penahan7.3.2..1 Jenis_jenis dinding penahan7.3.2.2 pemitihan jenis di;orno7.3.2.3 Stabititas7.3.2.4Tekanan tanah7.3.2.5Tekanan air tanah. drainase dan timbunan7.3.2.6 Tekanan gaya gempa7.3.2.7 Kapasitas dindino7.3.2.8Kapasitas dukun;/ .J.Z,Y PenUrUnan7.3.2.1 0 pergerakan yang dii j inkan7.3.2.1.1 Sambunoan

_ ̂ ̂ 7..3.2.'t2 penulandan susut dan akibat suhu

/..r.J Kelenruan perencanaan berdasarkan pBKT7.3.3.1 Keamanan struktural dindino

_ ̂ .7,.3..3.2 Keamanan terhaijap kegag;lan tanah/.J..r ̂ ,erenluan perencanaan berdasarkan pBL

KETENTUAN UNTUK PERENCANMN STRUKTUR KHUSUS8.1 Ruang lingkup8.2 Jembatan dengan tipe balok boks (box g,.rder)6.3 Jembatan balok boks pracetak segmenrat6.4 Jembatan batok boks segmentat d;ngan cara kanlilever

o..1, I uasar Derencanaan8.4.2 Kantilever berimbanq8.4.3 Kantilever tidak beri;bang dan kantilever penuh

_ _ o.Z+.4 renyamDUngan ditengah bentangE.5 Jembatan kabel ( cable stav;d\

8.5.'1 Dasar perencanaan8.5 .1 .1 Umum8.5. 1.2 permodelan slruklur memantano8.5.1.3 Anatisa dinamik struktur8.5.1.4 perilaku aero_dinamik

8.5.2 Kabel penggantung8.5.2.' l Cara perencanaan berdasarkan Batas Layan (pBL)8.5.2.2 Cara perencanaan berdasarkan BeO"n aln fii"J"

Terfaktor (pBKT)8.5.2.3 Kadaaan batas fatik

8.5.3 Batas dari kehancuran akibat aksiyang tidak disengaja8.5.4 Angkur. sadel dan penyambung kabel

- '

8.5.4.1 perencanaan angkur. sldeldan penyambunq kabel. ^ ,, , 1.c.4.z.Kegagatan angkur, sadeldan penyambung kabel6.0 Jembatan pelangkung (arch bndge )o.o. I umum

8.6.2.Dasar perencanaan8.6.2.,1. perencanaan Kekuatan

8.6.3 Pemeriksaan terhadap bahaya tekuko.o..r.Hersyaratan pendetailan

BATAS LAYAN PADA ASPEK LENDU]AN DAN RETAKv. I Herencanaan untuk daya lavan9.2 Persyaratan dan pembalas;n lendutan pada struk(ur jembatan

100'10'1

101101101101101101102102102102

9.104'l04't04

Page 9: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

9.2.1 pembatasan dari lendutan balok dan pelat9.2.2 Lendutan sesaat pada balokv.z.J Lendutan jangka panjang

9.2.3.j Lendutan jangka panjang untuk batok tidak retak padabeban tetap

9.2.3.2 Lendutan ianokapanjang untuk balok retak pada beban tetapI2 4 Lendutan batok oengin perhitungan yang teUinieti i i .v.z.c Lenoutan pelal lantai dengan perhrtunga; yang lebih telit i9.2.6 Lcndutan petat tantaidengan perhitung"n ;,;n6 Oi""d";n"tr"9.2.7 ceta?n9.3 Pembatasan retak pada komponen Jembatanl,.r. I rengendattan retak pada balok beton bertulanoy..r.z r.engendalian retak lentu. pada balok beton pritegang

9.3.2.1 Balok monolit9.3.2.2 Komponen segmental pada hubungan yang tidak ditanantulanoan

9.3.3 pengendalia; retak pada sisi muka dari balokv.r.4 r-engendatian retak pada bukaan dan diskontinuilasv.r.c Fengenc,atian retak pada pe,at lantai yang terlentur

9.3.S.1 pelat lentur beton bertulang_ - 9.3.S.2 pelat lentur beton prateqa;q9.3.6 Pengendalian retat< akibai susui Oa'n sunu9.3.7 pengendalian retak di sekitar daerah terkekanq9.3.8 pengendatian retat paoa outaan aan'i"iJi'i"nj"i ,"n"rr"9.3.9 Tulangan untuk pelat lantai terkekang

JO. PEMERIKSAMN PERENCANMN TERHADAP FATIK, GETARANDAN TUMBUKAN'10.1 Pemeriksaan terhadap fatik10 1 1

llondisi umum pemeriksaan datam perencanaan.^ ^,lyl ' . i y"y." d"tam dan tegangan unluk pemeriksaan fatikr\.,..z Konotst Datas qetaran

10.2.1 pertimb;nqan umum10.2.2 Jembatan ialan raya10.2.3 Jembatan pejalan kakl

1 0.2.3. 1 Kriteria perencanaan10.2.3.2 Frekuensi dasar alami'10.2.3.3 percepatan

ru J F^erencanaan _terhadap resiko tumbukan

ru r. r nonolst umum perencanaanru.r.z r.encegahan't 0.3.3 pengamatan tambahan

11. ,KE'TENTUAN UNTUK PERENCANMN STRUKTUR TAHAN GEMPA11.1 Persyaratan umum

11.1 .1 Umum1 1..1.2 pembebanan gempa reocana11.1.3 Ktasifikasi berdasarkan kinerja sejsmik11..1.4 Analisis seismikj 1.1.5 lsolasidasardan pereoam mekanikal'1 1.1.6 Likuifaksi

1 1 .2 Ketentuan untuk jembatan tipe A11.2.1 Umum11.2.2 Persyaratan gaya rencanaI r z.J Hersyaratan jarak bebas hoasontalr r.2.4 rersyaratan pondasi dan kepala jembatanI r.z c rersyaralan pendetailan

1U105106

'106

107107107107108108109109109

'109

109109109109110'110

110110110

111111111't't1'| 121 ' t2't '12

1121121121121131131 '13

113

114114114114' t14

1151161 '16116116116116' t17'117

Vjii

Page 10: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

1 1.3 .Ketentuan untuk jembatan tipe Bt t , J . t umum1 1.3.2 persyaratan gaya rencana

11.3,2.1 Gaya rencana untuk komponen struktur dan sambunoan11.3.2.2 Gaya rcncana untuk pondasi,,

" " :::..t y"y3 rencans unruk kepata jembatan dan dindjnq DenahanI Lr.., r.ersya€tan komponen penghubuns

.",-.-I r.c.4 Fersyaratan jarak bebas horisontalI Lr.o Fersyaratan oondasi.t 1.3.5.1 penyeljdikan tanah

1 1.3.5.2 perencanaan ponoasl

,, . ^ ^11.3.S.3 persyaratan pondasi t iang

r r.J.o r.eTsyaratan kepala jembatan11.3.6..1 pangkatjembatan yang berdrn bebas

, _ ̂ _r |.r.o.z F/angkat jembatan monolitI LJ./ rersyaratan detailino

1 t.3.7..1 Umum

,, ",,^,--11 3l ?lersyaratan tutangan transversat mrnimumI r.4 Ketentuan untukjembatan tipe Cdan D

11.4 .1 Umum1 1.4.2 Persyaratan gaya rencdna

11.4..?.19aya rcncana untuk komponen stfuktur dan sambunoan11,.4.2.2 Gaya rcncana untuk pondasi:1.1.7.19aya akibat sendi ptastis pada kotom, pitar dan Dortal| |.+.2.q uaya rencana pada kolom dan ponal tianq' r.1..2.o- L;aya rencana pada pilar11.4.2.6 Gaya rcncana pada komponen penqhubunaI r.t+.2. / Uaya rencana pada oondasi11.4.2.8 Gaya rencana pada kepala jembatan dan dinding penahan

€nan1'1.4.3 Persyaratan jarak bebas horisontal| |..+.4 rersyaratan oondasi

1 1.4.4..1 penyelidikan tanah1 1.4.4.2 perencanaan pondasl

.. , '11 4.4.3 petsyaratan pondasi t iang

i r.4.c r-ersyaratan kepala jembatan| |.+.o rersyaratan detail ino

11.4.6.1 Umum'1 1.4 _6.2 percyaratan kdom1 1.4.6.3 persyaratan pilar1 1.4.6.4 persyaratan hubungan kolomI r.+.o.c samDungan konstruksi pada pilar dan kolom

117' t17

117' t17

1 ' t7'| 181181 '181181 lB1181 t91 '19

1191 '19

120't20'120

120120121'121

121't21

122

122

122122123123123123123123123124'125

125't25

Page 11: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Daftar Tabel

Judul HalamanTabel

1 Tabet 4.4.-1

2 fabel4.4.-2

3 Tabel4.6.-14 Tabet 4.6.-25 Tabel4.6.-36 Tabel4.6.-47 Tabet4.6.-s8 Tabel4.6.€

I Tabel4.6.-7

Koefisien standar susut beton sebagai tambahanrega-ngan Jangka pan jang . . . . . . . . . . . . . . . . .Koers|en standar rangkak beton sebagai tambahanregangan Jangka pan jang . . . . . . . . . . . . . . . . .ntastlKast ttngkunganr.ersyaratan kekuatan beton untuk abrasiKadar maksimum ion klorida terlarut asamSelimut beton unluk acuan dan pemadatan standar ......ueImut beton untuk acuan kaku dan pemadatan intensif.uenmul beton untuk komponen yang dibuat dengan caraqrpu ta r . . . . . ._ . . . . . . . . . .Selimut beton berdas"rl"n oi"r.i"itrf"ng;;;;;;.i;"p ra tegan9 . . . . . . . . . . . . . .Ukuran tuiangan untut *"gk""g j l"

"pir; i ..... ......... .Kras|||Kast berdasarkan kinerja seismik

raKror reduksigernpa (R )untuk hubunganpenengxapan pada banqunan bawahPro_sedur anatisis berda-arkan kategori perrtaku seismik

22

2424

24

'15

17

2551114

1011

Tabel5.7.-1Tabel 1 1 .1.-1fabell l.1 -2

Tabel I 1.'1.-313 115

't '16(A-D)

Page 12: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

12

34

678

Gambar

Gambar 4.4-1Gambar 4.4.-2Gambar 5.1-1

Gambar 5.2.-1Gambar 5.2.-2Gambar 5.6.-1Gambar 5.7-1Gambar 5.7.-1Gambar 5.9.-1Gambar 6.8.-1

Daftar gambar

Judul

Grafik penentuan faktor susutGrafik penentuan faktof rangkakHe,gangan dan tegangan pada penampangbeton bertulanqGeser friksiPembengkokan tulangan geserneIIng geser kritisFaktor panjang efektifGaris kerja aksi dari resultante gaya akslalt jaroK rtnggi kanti leverBlok tegangan tekan beton

1416

2935

4247505768

Page 13: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stuhdar P.rencnndn S[aklur B.ton untut Jenbatan

c,E"EpE"fET,T'Ti

DAFTAR NOTASI

SYARAT UMUM PERENCANAAN STRUKTUR BETON= ukuran dari keliling geser kritis yang sejajar arah lenturan yang ditinjau.= koefisien rangkak maksimum.= modulus elastisitas beton, Mpa= modutus elastisitas baja prategang. Mpa.- moourus eEsttsitas baja tulangan non_prategang, Mpa.= kuat tarik lentur beton, Mpa.= kuat tarik langsung dari beton, lvlpa._ ]lr:ll9lan Fl- yang disyatatkan pada umur 28 had, Mpa.- xuar reKan belon yang direncanakan pada umur saat dibebani ataudiiakukan transfer gaya prategang, lvlpa.= kuat tarik baja prategang, Mp!.: kuat tarik leleh ekivalen baja prategang, Mpa.= kuat tarik leleh baja tulangan non-prategang. Mpa.= linggj total komponen struiktur, n,rn.= taktor pengaruh kadar udara dalam beton untuk rangkak.= faktor pengaruh kadar udara dalam beton untuk sus"ut.= faktor pengaruh jumlah semen dalam beton untuk susut._ I::TI ?:iS*rh ketebatan komponen beton untuk rangkak.- raK@r pengaruh ketebalan komponen belon untuk susut.- raKror pengaruh kadar agregat halus dalam beton untuk ranokak.- raKror pengaruh kadar agregat halus dalam beton untuk sus;t.- raKlor pengaruh kelembaban relatif udara setempat unluk ranqkak= faktor pengaruh ketembaban retatif ud"r"

""G;;;i ,;;;

";;if'= faktor pengaruh konsistensi (s/ump) aOrkun Oet,in uniut ia-nqkai.- raKror pengaruh konsistensi (s/ump)adukan beton untuk sus;t.- raKror pengaruh umur beton saat dibebani untuk rangkak.= kekuatan momen nominal penampang, Nmm.= momen terfaktor akibat kombinasi p;ngaruh gaya luar yang terbesar padapenampang, Nmm.= momen terfaktor akibat kombinasi pengaruh gaya luar terhadap sumbu xyang terbesar pada penampanq, Nmm.= momen terfaktor akibat kombinasi pengaruh gaya luar terhadap sumbu yyang terbesar pada penampano, Nmm.= kekuatan aksialtekan penamp;ng. N.= beban aksialterfaktor akibat ko;binasi pengaruh gaya luar yang terbesar,yang tegak turus pada penampang, diambil positit u-ntrt t.fan, ne"qaiif-u;iuttarik, dan memperhitungkan peng'aruh o"n fuiif,

"itl"i run-gk;k";;;'*"r,,

N

I f!1"-l"l"l lerkombinasi dari jenis_jenis beban yang berbeda.- oesaran ketahanan alau kekuatan nominal djri plnampang komponen6trut(tur.= nilai deviasi standar dari hasit uji tekan, Mpa.: panjang efektif dari ketiting geser kritis. mm- angKa Potsson.: kekuafan geser nominal penampang, N.: berat jenis beton, kg/ml

fp,J,

&'Ka'Kf'Kf'Kri

K"'

M,

M,-

M4'

N,N,

a,

S

r,,

xn

Page 14: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Standdr Perch.mad. Sttutdu Betoa uht k Jenbatan

perbandingan antara ukuran terpanjang dari luas etektif geser penampangI::19jP"b""i' terhadap ukuran penampang yang diukuitegak turus padJuKUran terpanjanq tersebut.

i:3:13:,1,'"Tt:* *ton pada umur t (hari) sejak saat dibebani oleh suatu

regangan susut beton pada umur t (hari), terhitung 7 hari sejak saatpengecoran untuk beton yang dirawat basah di tok;si pekeriain, atau::#H:J**:'

sejak saat pensecoran untuk beton v""g'0i,";il""sl"nilai regangan susut maksimum beton.regang€n elastis beton akibat suatu tegangan tetap.

;1[fl,ffit"11#::lak vans dipensaruhi oleh material beton dan kondisifaktor beban.

11111:1 9:""r"1 slsut yang dipengaruhi oteh materiat beton dan kondisiIngKttngan pekerjaan.faktor reduksi kekuatan:koefisien rangkak beton yang tergantung pada waktu t.

PERENCANAAN KEKUATAN STRUKTUR BETON EERTULANG= tinggi brok tegangan lekan persegi ekivaren beton daram anarisis kekuatan_ oaras.penampang beton bertulang akibat lentur.= jarak tegak lurus daritumouan terlekatke penampang yang diperhitungkan.= luas inti dari komponen saruktur rcKan dengan tulangan spiral diukur hinggadiameter luar dari spiral, mmr.= tuas bagian penampanq betor- dihitung dari posisi pusat tutangarn,yfl]:r.dibatasi

oleh tulangan sengkang= lyXsjula:Sa,n di,d€tam konsot pendek yang menahan momen terfaktor,

r . uu a t ru ln _ qJ, mm-.= tuas brutto penampang, mmr.= luas totaltulangan longitudinal yang menahan puntir, mm2.: l::: l!j?19"" dalam korbet yan'g menahan gaya rarik N*. mm2.- ,uas rurangan prategang dalam daerah tarik, mmr.-..= irras lulangan taik non_p?tegang, mm).: l:l3s

tut.angal. ygng membentuk iengkang renurup.= ruas.satu kaki dari sengkang tertutut datim Oaeiah selarat syang menahanpunlr, mm..= luas,tutangan geser dalam daerah sejarak s, atau luas tulangan geser yangtegak.lurus terhadap tulangan l,_ pada komponen struktur tentur tinejjlt;il{

o"'"t suatu daerah sejarak s= tuas tulangan geser_fiksi, mm2.= luas_tulangan geser yang pararel dengan tulangan lentur tarik dalam suatularaK s2, mm-.= lebar dari muka tekan komponen stntktur, mrn.= ketrtrng dari penampang kri l is pada pelat dan pondasi, mm.- reoar, bagian

_. penampang yang dibatasi oleh sengkang tertutup yangmenahan ountir. mm.

06",(t)

A"

4",

AI

A,

4

b

b,

xlll

Page 15: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stdnd Pereh.onaar Struktut Betan ,ntuk Jenbnbh

b"

c,

d

f",7f,"f,"

f,,rT'h

I

r,

lebar efektii badan balok, atau diameter dari penampang bulat, setelahdikurangi lubang selongsong tendon prategang, mm.lebar badan balok, atau diameter dari penampang bulat, mm.jarak dari serat tekan terluar ke garis netral, mm.ukuran dari kolom persegi atau kolom persegi ekivalen, kepala kolom, ataukonsol pendek diukur dalam arah bentang d! mana momen lentur sedangditentukan, mm.ukuran dari kolom persegi atau kolom peNegi ekivalen, kepala kolom, ataukorbel, diukur dalam arah transversal terhadap arah bentang di manamomen lentur sedang ditentukan, mm.suatu faktor yang menghubungkan diagram momen aktual dengan suatudiagram momen merata ekivalen.jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik, mm.tebal selimut beton diukur dari serat tarik terluar ke pusat batang tulanganatau kawat yang terdekat, mm.modulus elastisitas beton, MPa.modulus elastisitas tulangan, MPa.kekakuan lentur komponen struktur tekan.harga rata-rata dari kqat tarik belah beton, MPa.tegangan akibat beban mati tak terfaktor, pada serat terluar dari penampangdi mana terjadi tegangan tarik yang disebabkan oleh beban luar, MPa.tegangan tekan pada beton (setelah memp€rhitungkan semua kehilanganprategang pada titik berat penampang yang menahan beban luar atau padapertemuan dari badan dan sayap jika titik berat penampang terletak dalamsayap, l\,4Pa. (Pada komponen struktur komposit, fe. adalah resultante daritegangan tekan pada titik berat penampang komposit atau pada pertemuanantara badan dan sayap iika titik berat penampang komposit berada didalam s6y6p, akibat gaya prategang dan momen yang ditahan olehkomponen struktur pracetak yang beketh senditi).tegangan tekan dalam beton akibat gaya prategang efektif saja (setelahmemperhitungkan semua kehilangan prategang pada serat terluar daripenampang di mana legangan tarik terjadiakibat beban luar, MPa.kuat tarik yang disyaratkan daritendon prategang, MPa.tegangan dalam tulangan yang dihitung pada beban kerja, MPa.tegangan leleh yang disyaratkan dari tulangan non-prategang, MPa.tegangan tekan rata-rata pada penampang beton, termasuk akibat gayaprategang, MPa.tegangan lelehpengikatkuat tekan beton yang disyaratkan, MPa.tinggi total komponen struktur, mm.tinggitotal dari balok tepi.dimensi kolom terkecil.tinggi total dari pelat lantai atau panel penguat geser.tinggitotal penampang kepala geser, mm.tinggitotal dinding diukur dari dasar ke puncak, mm.tinggi efektif daritinggi dinding terikat.tinggi dinding yang tidak ditumpu.momen inersia penampang yang menahan beban luar terfaktor yangbekerja.momen inersia penampang bruto beton terhadap sumbu pusat, denganmengabaikan tulangan.

fo

xiv

Page 16: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stahtlar Peren.anaa4 Sr'uktt R.to, mtrk Jenbatdn

L momen inersia tulangan terhadap sumbu pusat penampang komponenstruktur.momen inersia baja struktural profil, pipa atau iabung terhadap sumbupenampang Komponen struktur komposit.modulus puntir, yang besarnya bisa diambil sebesar 0,41, untukpenampang segiempat masif; atau sebesar 0.4tx,) untuk penampa;q masifberbentuk T. L, atau t; atau sebesar 2Anb_ ,"ti,l p."j.p""d O"io"gg;dinding tipis, di mana A. adalah tuas yang dibatasi garis ir.Oln ai"liligdari lubang tunggal, mm3.faktor panjang efektii komponen struktur reKan.panjang Komponen struktur dlukur dari pusat ke pusat tumpuan.jarak horisontal anlara pusat pengekang lateralDentang bersjh djukur dari muka+eanuka tumouan-panjang komponen struktur tekan yang tidak ditopang.p€nJang dari lengan kepala geser diukur dari titia beban terpusat ataureaKst, mm.panjang horisontal djnding, mm.momen. ujung terfaktoi yang lebih kecil pada komponen tekan, bernilaipos[l otta komponen struklur melentur dengan kelengkunoan tunaaal.negatif bila komponen struktur metentur dengai t"t"ngtuig"n"ganj", i;lN -nilai yang lebih kecil dari momen ujung terfaktor pada komponen strukturtekan.akibat beban yeng tidak menimbulkan goyangan ke sampinq vanooeraru, otnrtung dengan analisis rangka etastis konvensional, posiiii biliKomponen srrul(tur melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bilamelentur dalam kelengkungan ganda, mm-Nnilai yang lebih kecil dari momen-momen ujung terfaktor pada komponenshuktur tekan akibat beban yang menimbulkan loyangan ie sa1r1pinq Vanaoeraru, otntrung dengan anatisis rangka elastis konvensional, oosiiii biliKomponen struktur melentur dalam kelengkungan tunggal, negatif bijamelentur dalam kelengkungan ganda, mm-Nm9Tel uj!.ng terfaktor yang lebih besar pada komponen struktur tekan;selalu bernilai positif, mm-N.nilai yang lebih besar dari momen ujung terfaktor pada komponen strukturtekan.akabat beban yang tidak menimbulkan goyangan ke sampino vanqoeranr, otntrung dengan analisis rangka elaslis konvensional, mm_N.

- 'nllar yang lebrh besar dari momen ujung terfaktor pada komponen strukturle,I?n akrPat beban yang menimbutkan goyangan ke samping yang berarti,otn,tung dengan analisis /,angka elastis konvensional,mm_N.

- _ -momen terfaktor yang digunakan untuk perencanaan komponen strukturtekanmomen yang menyebabkan terjadinya retak lentur pada penampang akibatbeban luar.momen yang telah dimodifikasi.momen terfaktor maksimum pada penampang akibat beban luar.kuat momen plastis pedu dari penampang kepala geser.momen renaKlor akrbat kombinasi pengaruh gaya luar yang terbesar padapenampang.rananan momen yang disumbangkan oleh tulangan kepala geser.

4

J,

kI

tr

I,

M,

Mz"'

M,"

M.

M-

M"

Page 17: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stahdar Perc.u"oa. Sbutdur setan ,ntu+ J@bata.

momen bnlur.rencana yang dialihkan dari pelat lantai ke tumpuan dalamarah yang ditinjau.beban aksial terfaktor akrbat kombinasi pengaruh gaya luar yang terbesar.yang tegak lurus pada penampang, dtambil positif untut< tet<an, ne"qatit u;uktafik, dan memperhitungkan pengiruh dari tarli

"rioji,""gk"k 1"","1"J"i""gaya tarik terfaktor yang bekerj; pa

rcuaor Dersamaan de"su",r,. oi".uiropXJj;l;i,lrtari f<onsol pendek vang

KeKuatan aksial nominal dinding per satuan panjangKuar oeban aksial nominal pada kondisi regangan

"iimb"ng.beban, kritis dengan memperhitungkan pengaruh tekuk.Kuar akstat nominal pada eksentrisitas yang diberikan.kuat aksial nominal pada eksentrisitas nol.oetan aksial terf€ktor pada eksentrisitas yang diberikan S lp,.Indek stabilitas, lihat sub_pasal 5.7.6.raorus girasisuatu penampang komponen struktur tekan.

il"T1"1il:ffl*" seser ata-u p'nii' our"m "rJ f",iter densan turansan

spasi dari tulangan vertikaldalam dindjng, mm.spasr dari iulangan geser atiau puntir yang tegak lurus terhadap tulanqanlongitudinal atau spasi dari tulanoan hcKuar punrir nominat yang oi"umuingku';i:oJl$

d€lam dinding mmKuat punttr nominal dad penampang komponen stnjkfur.kuat puntir nominal yang disumban;kan oleh tulangan puntir.momen untir terfaktor akibat komb]nasi pengaruh gaya luar yang terbesarpaoa penampang.

:1?llminimum petat lantai {datam mi imereqKeleoatan dindinopanjang efeklifdari garis keliling geser kntrs.I:,lilg

p"lig"l dengan puncaknya pada pusat rutangan memajang WdaDagran sudut dari penampang melintang.Kuat geser nominalyang disumbangkan oleh beton.xuar. geser..nominal yang disumbangkan oleh beton pada saat terjadinyaKeretakan diagonalakibat kombinasi momen dan gesei.KuaI geser nominal yang disumbanokan oletr Oe"ton-faOa saat terjadinyakerelakan diagonal akibat tegangan tarik utama yang berlebihan di dal#gaya gese. pada penampang akibal beban mati tidak terfaktor.gaya_ geser.terfaktor pada penampang akibat beban luar yang terjadioersamaan dengan M*,.KuaI geser nominal dari penampang komponen struktur.Komponen vertikal dari gaya prategang efeklif pada penampang.Kuat geser nominal yang disumbangka; oleh tulangan geser. "

9:l: _S:"", terfaktor akibat kombiiasi pengaruh luyi tu"r, yung turl,e"ur.paoa penampang.

ljTll:l l"rp"nO"t O"gian segiempat dari suatu penampang.ormensr terpanjang bagian segiempat dari suatu penampang.ormensi sengkang terpanjanq.oesaran pembatas distribusi tulangan lentur-

:li:llr:""r" sengkang miring dan sumbu tongitudinat dari komponen

o

T"r,T,T,

v"Y"l

v*

,/,!

vt

V^ver,V,

Page 18: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

&p"

gan lt Perttcanab sbuLtar Reton untuk Jenbaton

sudut antara tulangan geser-friksi dengan bidang geser.koefisien sebagaifungsi dari ylxrrasio kekakuan lengan kepala geser terhadap penampang pelat komposit disekitarnya.faktor tinggi blok tegangan tekan persegi ekivaten beban.rasio sisi paniang te$adap sjsi pendek dari beban terpusat atau mukatumouan.rasjo dari beban mati aksial terfaktor maKstmum terhadap beban aksialterfaktor maksimum. di mana beban yang ditinjau hanya Leban gravitasioatam menghtlung P", alau rcsto dari beban lateral terfaktor maksimumyang bekerja terhadap beban lateral totalterfaktor pada tingkat yang ditinjaudalam perhitungan Pdfaktor pembesar momen untuk rangka yang ditahan terhadap goyangan kesamprng, untut( menggambarkan pengaruh kelengkungan komponensruKlur ot antara ulung_ujung komponen struktur tekan.faktor pembesar momen untuk rangka yang tidak ditahan terhadapgoyangan ke samping, untuk menggambarkan penyimpangan lateral akibatoeoan taterat dan gravitasi.faktor reduksi kekuatan.bagian dad momen tidak berimbang yang dipindahkan sebagai lenfur padanuDungan petat-kotom.bagian dari momen tidak benmbang yang dipindahkan sebagai gesereKSenlns paOa hubunqan pela!kolom.rasio tulangan tarik non-prategang.rasio tulangan yang memberikan kondisi regangan yang seimbang.rasio.dari volUme tulangan spiral terhadap volume inti total (diukur dari sisiluar ke sisi luar spiral) dari sebuah komponen struktur tekan dengantulangan spiral.simpangan relatif antar tingkat orde-pertama akibat Vu.

PERENCANAAN KEKUATAN STRUKTUR BETON PRATEGANG

= luas bagian penampang antara serat muka lentur tertarik dan titik beratpenampang brutto, mmr.

= luas beton pada penampang yang ditinjau, mmr.- luas penampang bruto terbesar dari lajur balok-pelat, yang diambil dari oualajur yang saling tegak lurus dan memotong pada lok;si slbuah kolom oarrpelat dua arah. mm,.

= luas penampang bruto, mm2: luas tulangan prategang dalam daerah tarik, mmr.= luas tulangan tarik non-prategang. mmr.= luas tulangan geser dalam daerah sejarak s, atau luas tulangan geser yang

tegak.lurus terhadap tulangan lentur tarik dalam suatu daerah sejarak spaoa Komponen struktur lentur tinggi, mm,.: lebar muka tekan komponen struKrur, mm.: lebaf efektif penampang beton setelah dikurangi lubang selongsong tendon

prategang, mm.= lebar badan balok, atau diameter dari penampang bulat, mm.= jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tarik non_prategang, mm.

d"

5t

0n

A{

bb,

A"

d

Page 19: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

stahddr Pnh.dnaon tttuktu Betbh uttukJehb an

d 'dhd?

E.E,tEeE"T'

-ftT, '

f*

f,"

Jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan, mm.drameter. nominal dari kawal baja, kawat untai. batang baja, atau tendon, mm)ara| dai setat lekan terluar ke titik berat tufangan prategang, mm.dasar logaritma Napier.eksentrisitas gaya aksial dari garis berat, mm.modulus elastisitas beton, Mpa.modulus elastisitas beton pada saat transfer gaya prategang, Mpa.modulus elastisitas baja prategang, l\rpa.modulus elastisitas baja non-prategang, Mpa.huat tekan beton berdasarkan benda uji silinder (diameter 150 mm dan tinggi300 mm). MPakuat tarii( lentur beton, Mpa.kual tekan beton pada saat transfer gaya prategang, Mpa.Ggangan aktbat beban matitak terfaktor, pada 6erat terluar dari penampang,di mana tegangan tarik terjadi akibat beban luar, Mpa.Bgangan tekan Ela+ah pada beton akibal gaya prategang efektif saia,sesudah memperhitungkan semua kehitangan gaya praGga;g, pada tiiikoeral penampang (yang bekerja menahan beban luar), atau pada pertemuanq€n.badan dan sayap jika titik berat penampang terletak dalam savaD, Mpa.{Faoa.Komponen slruktur komposit,t adalah resultiante dari tegangan tekanpaoa urlK Derat penampang komposit atau pada petlemuan anlan badan dansayapjika titik berat penampang komposit berada didalam sayap, akibat qavaprategang dan. momen yang ditahan oleh komponen struktur pracetak langbekerja sendiri), l\,lPa.tegan-gan tekan beton pada lokasi titik berat baja prategang, segera setelahtransfer, akibat gaya prategang dan beban mati,'Oitritun j paia pe-nampan! Jimana terjadimomen maksimum. Mpa.tegangan tekan dalam beton akibat gaya prategang efektif saja (setetahmemperhitungkan semua kehilangan praregang) pada serat terluar daripenampang di mana tegangan tarik terjadi akibat beban luar, l\4pa.Iegangan baja prategang segera setelah transfer, Mpa.pengurangan (kehilangan) tegangan pada baja prategang akibat susut danrangkak beton, MPa.tegangan baja prategang pada kekuatan nominal, Mpa.kuat tarik baja prateganq, Mpa.kuat leleh baja prategang, Mpa.tegangan efektif baja prategang (sesudah memperhitungkan semuaKehrtangan prategang). l\4pa.kuat leleh baja non-prategang, Mpa.!nggr penampang, mm.momen inersia penampanq utuh. mma.k9efisi€n,ge-sekan akibatlimpangan menyuout persatuan panjang tendonyang trdak direncanakan (dalam radlm), yang bila tidak ada datj vanq teoat.nlarnya dapat diteiapkan berdasarkan rujukan di bawah ini:- Untuk selongsong yang diberi pelumas bisa diambil sebesar O,0OO3 _

0,0020 radlm.- Untuk lawat b.eija.luvirc) pada selongsong logam yang berpermukaan

oerprolt Drsa dtambil sebesar 0,0010 _ 0,0020 rad/m.- Untuk kawat untai{st€'ld) pada selongsong logam yang berpermukaanoerprolrl orsa dtambil sebesar 0,0005 _ 0,0020 radlm.

f^

x1/llI

Page 20: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

stondor Pehcanaan Sbrktw Dettn tntuk Jnbdtd,

- Untuk ̂batang.baja (ba4 pada setongsong togam yang berpermukaanberprofit bisa diambilsebesar 0,ooo1 -0,0bO6iad/m. -

panjang tendon yang ditinjau (pada ja.ak a darijack penegang), mm.panjang penyaluran untuk pelepasan berangsur, mm.momen yang menyebabkan terjadinya retak lentur pada penampang akibatbeban luar, mm.N.momen. terfaktor pada penampang yang ditinjau, dihitung dari kombinasioeoan tuar yang menimbulkan momen maksimum pada penampang yangditinjau, mm.N.momen (kekuatran) batas nominal Ientur. mm.N.momen terfaktor (ultimit) akibat kombinasi beban luar yang paling berbahaya,mm.N.perbaodingan rnodu/us elastisitas baja terhadap modulus elastisitas beton.gaya tarik dalam beton akibat beban mati dan beban hidup tidak terfaktor,gaya pada tendon prategang, N.kekuatan balas aksial nominal komponen struktur, N.gaya prategang efektif tergesek pada lokasi sejarak x (di mana x =l.L,) dariujung penegangan (./ack;?g), setelah kehilangan prateqanq akibat qesekan_ N.gaya prategang di ujung penegangan (/ack,t4gi se6tu; memp6rhitungianKenrtangan prategang, N.gay€.aksial terfaktor (ultimit) yang normal terhadap penampang, akjbatKombinasi beban luar yang Faling berbahaya, dan yang memperhitunqkanpengaruh dari susut dan rangkak. diambit positif untut tekan, negatif ;tuktarik. N.Kekuatan nominal komponen struktur.faktor relaksasi rencana pada tendon prategang, ditentukan sesuai sub-pasal'1.3.3.5Kekuatan rencana komponen struktur.Kekuaian rencana yang diijinkan (pada kondisi tayan).spasi dari tulangan geser atau punttr dalam aratr sejajar dengan tula,Eanlongitudinal. mm.Pengaruh aksi batas (ultimit) akibat kombinasi beban luar yang palingberbahava.Pengaru'h aksi rencana pada kondisi beban layan.Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh beton, N.::?J. 9"""1. nomir.lal ..yang disumbangkan oteh beton pada saal terjadiKeretakan diagonal akibat kombinasi lentur dan geser, N.,y3l g*1 nominat..yang disumbangkan ol;h beron pada saat teladiKeretakan diagonal akibat tegangan tarik utama di dalam badan (web), N.gaya geser pada penampang akibat beban mati tidak terfaktor, N.9:y-"-,9:::r, t.ri"ktgr pada penampang akibat beban tuar yang terjadiDersamaan denqan M_.. N.kuat geser batas nominal dari penampang komponen struKur, N.Komponen vertikal dari gaya prategang efektif, N.KUat geser nominai yang disumbangkan oleh tulangan geser. N.gaya geser yang, bila dikombinasikan dengan gaya prategang dan pengaruhaksi lainnya- pada penampang, atan mengtraiiikan tegingin tarik tiiamasebesar 0..11',/, pada sumbu pusat atau perpotongan bagian badan dansayap, mana yang tebih kritis, N.

N.P

R.

J

s,

s"l/,r,t

v",,.

I,d

vt

V,vr,t/,

xlx

Page 21: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stan ldt Peruanad, St ,btr Be,ot ,,tukJ.abdkl

v,ffffi ff'"fJ i:fll'#tjmit)

pada penampans' akibat kombinasi beban tuarlarak dar, sumbu pusat penampang utuh ke serat tarik terluar, mm.

ff::i$,friffJli)t utuh,"mensai.r ke se.at tarik terruar di man; retak akan

sudut antara tulanganstruktur, rad.

geser miring dan sumbu longitudinal dari komponen

l^,"_tr^::l"l::9yt.p-fil tendon prategang di bagian sepanjang 2,, rad.raKror t|nggt blok tegangan tekan persegi ekivalen beton.

$:il fl :n:,T,'#:,,i?!"ilJ;;t,*nttt*'= o,4o^ untuk nilai fe,/fe, yang tidak kurang dari 0,85= u,za unuk nitaif/Ip,, yang tidak kurang dari O,9Oregangan rangkak beton. mm/mm.regangan susut beton, mm/mm.faktor rcduksi kekuatan.

ffirr:"n"* rencana.yang dihitung sesuai ketentuan pada sub_pasal

koefisien.gesekan akibat adanya lengkungan tendon, yang bila tidak ada datayang lebih tepat, dan bila semua ten-don datam satu s;lo;gsong ditegangk;i:;|:ffi|,"

bersamaan, nilainya dapar direrapkan berda:ark;n ,uiur""n li-

Y1,"* ^selongsong yang diber i pelumas dapat diambil sebesaru ,uc _ u ,1c .- Untuk se]olSso-nS logam dengan permukaan berprofil dapat djambilsebesar 0.1S _ 0,25.

::l: y9:9:! l":k ":n-pratesans terhadap ruas penampans beton.rasp ru|angan tekan terhadap luas penampang beton.::]:j:j?19"n

pot"sans terhadap tuas penampans beton.::i:::3193" s:":, Cpirat) terhadap tuas penampans beton.raso_rurangan minimum geser (spiral) terhadap luas p-enampang beton.Ken[angan tegangan dalam tendon prategang akioat rangkat bJton, Mpakehilangan tegangan dalam tendon prategang atiOat sus-ut Oeton, pa.

-

fllif"gg; ,"s""0"" daram tendon prates;ns akibar p"rp"nJ"rln-

"r"sti"kehilangan tegangan dalam tendonprategang, Mpa.

prategang akibat relaksasi baja

i:*f::Flg:13:* "on-pratesans yans ad arah = d/J..inoexs tutaDgan tekan yang adalah = pftf ,fnoeKs tufangan prategang yang adalah = p!,fp L.T:fJ.]"_"91"

prategang untuk penampang yang mempunyai sayap (batok.r ),_ornlung sebagai .r,e dengan b diambil sebesar lebar bada; (weOj, i"il fu".lii*t::,ffffi ;X""T:no::g"n t-n diperrukan untuk ;;E;u"'idt;' il*iindeks.lulangan tarik non-prategang untuk penampang yang mempunyai:.:.I?t

(11_.k,T)t dih'Jung sebagai ,-dung"n o drambit sebesar tebar badanll'"?ij;"ffiji3i-lii?lXT"Hffi ,:nTj.:;:n"il'""noe"a,ri-"i'r,'r,

XX

Page 22: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Ston.tat Perc^caaa.h stmklu Belon u4tukJembahn

rndeks tulangan_tekan untLrk penampang yangdrhitung sebagai 4r'dengan D diambil sebesarrurangan h€rus sesuai dengan yang diperlukanaeKan oan bagian badan saja.

mempunyar sayap (balok T),lebar badan (web), dan luasuntuk mengembangkan kuat

A"

4",A"E"T't*hL,I4Is

BATAS LAYAN PADA ASPEK LENDUTAN DAN RETAK= tuas tulangan tarik, mm2.= /uas tuJangan tekan. mml= luas tulangan tarik, mmr.= luas tulangan tekan, mm2.= modulus elastisitas beton, Mpa.f 1::11",.!1" Fton.yang disyararkan pada umur 28 hari, Mpa.- Inrens[as rata-ratia prateaano efektif dalam beton dalam arah yang dikekang.= modulus keruntuhan daibeion. Mpa= tinggi penampang balok, cm.= momen inersia penampang transformasiretak, mm4.- momen Inersia efektif. mm"= momen inersia penampang beton tidak retak, mma.- raKror yang digunakan dalam perencanaan daya layan dengan_ memperhitungkan pengaruh jangka p anjang dari @ngkai drn

",i*i.

--= panjang bentang, cm.: !?li:iS q*i

"uaru panet petar datam arah pendek, mm.

: l"lu-ng d"li :uatu panet pelat datam arah panjang, mm.- momen maksimum dari beban layan (momen tidaiierfaktor) dimana lendutansedang ditinlau.= momen retak, N mm.= jarak dari serat tarik maksimum ke sumbu utama penampang, mm.: l-9:!"1"" J"lg terganrung dari kondisi tepi / sisi petat.- raKrcr pengati untuk penambahan lendutan jangka panjang.= rasio tulangan tekan non_prategang.= faktor ketergantungan waktu uituk-beban yang menerus.

P-EMERIKSAAN PERENGANMN TERHADAP FATIK, GETAMN DANTUMBUKAN

= nilai perbandingan modulus elasttsitas.= beban titik periodik (beban harmonis), N.= trekuensialami dasar, Hz.

= 5:?lj::il i:,on vans disyaratkan pada umur 28 hari, Mpa.

= kecepatan, m/detik

LL"L,M"

M-v'

t

I

xxi

Page 23: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Skkddr PM.dnaan Sttutu* Aeb. tutukJqbatah

KETENTUAN UNTUK PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA

EQM =

jarak antara vertikal dari sengkang, mm.luas intikolom yang dihitung keluar dari tulangan spiraltransversal, mm2.tuas Drutto kolom. mm.percepatan puncak battjan dasar, m/drluas total penampang tulangan sengkang. mmr.ruas totEtt tutangan (termasuk tulangan lentur), mm2.gaya apung, kN.beban mati. kN.tekanan tanah, kNl m2.gaya gempa elastis yang dimodifikasi dengan faktor R yang sesuai, kN.gaya gempa etastis yang dibagi 0,5 R, kl\.kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur 2g hari, Mpa.tegangan leleh baja, Mpa.percepatan gravitasi, m/detik,- untuk kepala jembatan,. ketjnggian rata-rata dari kolom yang memikul dek

JemDaran Ke sambungan ekspansi berikutnya, m.- untuk kolom dan/atau pitar jembatan (piel), iinggi kotom atau pitar jembatan,m.

- untuk sendi dalam suatu bentang, ketinggian rata_rata dari dua kolom yang. berdekatan atau pilarjembatan, m.

ukuran inti dari kolom terikat dalam arah yang ditinjau, mm.kJ = koefisien gempa.L = panjang dari dek jembatan ke titik ekspansi terdekat, atau ke ujung dari dekjembatan, mN = jarak bebas horisontal, mm.Pn = beban aksial minimum, klr{

= faktor reduksi gempa, tanpa satuan.r =

:qI$lp"Pqkg" yang terputar yang diukur secara normat dari suaru garisKe oenbng, derajat.

)r = tekanan aliran sungai, kN/ mr.0 = faktor reduksi kekuatan untuk geser, tanpa satuan.

perbandingan darivolume tulangan spiral dengan volume total dari intj beton(luar ke luar dari spiral), tanpa satuan.

xxll

Page 24: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

PMKATA

Standar perencanaan struktur beton urkeuutlldnacuin-rd;;-';;:"*"Jr1313:",:"":"".ti::i*ef H$il:Hipenyempumaan dati konseo ,' Bidoe Desigl 99t"." b"n,."" 6 ;ff; cor".e'ti oes,g, "yang telah disusun pada lahun 199i oren utrektorat Jenderal Bina Marga, DeoanemenPekedaan Umum densan dana hibah dari pemerintah nr"iraii"l

'F"il i"iln zooo,nementrian pekerjaan umum, menyusun konsup iut" i"J"i"r"rll'n#il' str*t*

B:lT yllyk JgT^bgt"n yans berdasaikan kon""p y"ns Gra-h;;u"i,ipio"i?riun 'rggz.I::: _Fl,i 2002. Batai Jembatan dan #,ei;ai peLn;kip . j"rljiji , p,""t5:::l3l d"" . _pengembangan prasarana Tiansport"ii, "e";un'-i.-;;ii"n o"nrengemoangan Kimpraswil menvelesa €n konsep yang lelah disu sun pada tahun 2oool3iiiro*

0"" mensusutkan asai dapar oia;urtan'nieniiji dLna?ii"foT"iinoon"""

!|:.:llll! ':liyl. r:rlan tersebut, panitia Tekntk Standarisasi Bidang Konstruksi danrrangunan melalui Gugus Kerja KonsrruKsr Jembatan dan Sub panitia Teknikutandarisasi Bidang prasarana Transportasi metakukan serarfilai"i]-urnoln""-un un,u^]:lpl:i":Ti

penutisan *onsep tata cara menjadi Rancang"an Srui "esJ"iFroorn"nl'>N no.E lahun 2000. pada oroses reessro, nsru, -e-uioid;E

5:ilirSiH#ill"'""ri5liltjli *"J"'l "#ii"i#;oan pakar dalam bidang teknoloqi betorJatan dan jembatan. I oan perencanaan yang berkompeten di bidang

Slandar perencanaan skuktur beton unterhaiap ketentuan ;;;;;';;nj'H/i*3:ElJ:il"H:fitE:lli".fl:,i:lperaksanaan pekerjaan jembatan di indonesia, sehingg, "ririJri

yirg-aiil"y,ir" o""pekerjaan tersebut memenuhi Dersvaperaksanaan, "r.ono."i" ol,i Lfr,;"J,34il-"i*Hffl *:lr"ll,T:.l" -;[fil?:

perencana dan petaksana iembatan di^tndonesia, "t*0".

iiij"g" diil;pii-i., o"putormantaatkan sebagai materi Denoaiar

;"H::ai* ffi;:' ff;Lff:i;1il:i #;Hi":u":,,ff"1jxffi"ff 11"9,11f i

Page 25: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Slandar Percn@atu &ruku Behrn uhtuk Jehbatdn

sNt 03-2847_1992

sNt 03-39761995sNt 03-2458_1991sNt 03_2492_1991sNt 03-2495-1991sNI 03_2834-1992sNt 03_3403_1994sNt 03-3449-1994

sNt a3-4433_1997sNt 07-1050_1989sNt 07_2052_1997sNt 07-2529-1991sNt 07-1051_1989sNt 07-1154-1989

sNt 07-3651.1_1995sNt 07_3651.2_1995

PERENCANAAN STRUKTUR BETON UNTUK JEMBATAN

I. RUANG LINGKUP

Standar Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan ini digunakan untuk merencanaKan1eg_t!

jaF! . raya . dan jembatan pejalan kaki di In,i;;;, y"n!.

'r"nssun"*"riKomponen struktur beton bertutano oan ueton^prategang ;;il;il"ffii.rd ;"ron normat,dan dengan panjang bentang tidailebn dan 1OO ftF,Ier

Untuk jembatian berbentano oaniano (> 100 m), atau yang menggunakan sistem strukturkhusus, atau material khu;us. ;ta;kondis -kondisi il;;; ;il";"ff;,T1""1"";:-i:nT J:P#ii"",:":ifl[,.fj,ii",Lf Imemperhitungkan kondjsi_kondisi khusus tersebut n"n" oif"ir-f.ln- "lii.r"

,in"i, A"ndiserahkan kepada yang berwenang beserta ."rr" p".ui,i.ti"rii J;;;;;.Beton normal yang dimaksud dalarl:1s_9unala.n ::fi"" p",ti""o,- i;lrffi:l';::#:51. r::Tl,#lX#'ffi1#:"3:imempunyai kuar tekan (berdasarkan u"naa'r;i

"irino"ij Jni"L i6.iviE" *-ii"i o"ng"n ooMHa (setara dengan K250 _ K7o0 berdasarkan. bena; "ii

r.iro"-Jl,li,il",lf o"ton ,inganyang mempunyai massa ienis tidak kurang oari zooo r<dm;!l;' ;;il;u", kuat tekan3ll1L 30 Mp," :"rpai densan 40 Mpa. Wa-raupun aemttian, slii"rini'ii"rl"rr"r, untutpenggunaan beton bermutu rinaoi dengan rujt telun yang'lJbihltggj i";;6o ,rap",

"t"ubeton ringan dengan massa ie-nis vang kurang oari iOod tglm3, i!""t[Jn o,r" oi"ngg"ppeiu bisa dilakukan penyesuaian paoa perilaku material beton tersebut, berdasarkansuaru acuan teknis atau hasit penetitian yang oi"" ait"iir" ;rJh-;;d;;d;;""

2. ACUAN NORMATIF

l3l9:1. i"i^T"qs-"lakan acuan dokurnen vang dipubrikasikan oreh standar NasionarIndonesia (SNt), ASTM, AASHTO vaitu

Standar penghitungan struktur beton untuk bangunangedungTak carc pengadukan ctan penoecoran Detony:lo^19^e-?n-qam9it"ancontohcampuranbetonsegarMetose- pengambilan contoh benda uji beton intiipesntKas bahan tambahan untuk betontan cara pembualan rencana camputan beton notmalMetode f,engujian kuat tekan beton inti pemboran,t.an,

cAta pembuatan campuran dengan agregat inganuntuK beton rinoanSpesifikasi bet;n sia1 DakaiPaia tulangan untuk konstruksi beton pntekanEap tutangan betonMetode pengujian kuat tarik baia betonr\ayat haia karbon tinggi un.tui konstruksi beton prctekan^awar oala tanpa lapisan bebas tegangan untuk konstruksibeton pratekan, ialinan tuhthKawat,baja bet;n pratekan, Bagian 1 _ persyaratan umumKawat baja beton pratekan, BaAian 2 _ f\awat tarik dinqin

1 dati 125

Page 26: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Sbhddr Pqqqnnan Sttuktur Belon uituk Jenboton

sNrsN/

07-3651.4-199507-3651 .2-1 995

AASHTO, ASTM

AASHTO sirteenth edition, 1996

Kawat baja beton pratekan, Bagian 4 - PilinanKawat taik dingin, kawat baja beton pratekan

AASHTO T2G79ASTM A 421-91ASTM A 722ASTM C 494ASTM C 618AASHTO M31-95AASHTO M32-94ACt 315

AWS D 2.0

Quality of water to be used in concreteUncoated stress-relbved wire for prestresses concreteUncoated high-strength steel bar for prestresses concreleWater reducing, retarding, accelenting, high nnge concretePozolans, fly ash and other mineral admirturesDeformed and plain billet-steel bar lor concrete reinforcementCold drawn steel wirc for concrete reinforcenentManual of standard practice for detailing reinforced concretestructures, Ameican Concrete lnstituteStandar& Specifications for welded highway and nilwaybridges

3. DEFINISI DAN ISTILAH

lstilah dan Definisi yang digunakan dalam Standar Perencanaan Struktur Beton untukJembatan ini adalah:

3 .1 .adukan beton

campuran antara agregat halus dan semen portland atau jenis semen hidraulik yang laindan air.

3.2.agregat

material granular misalnya pasir, kerikil, batu pecah dan kerak tungku pijar yang dipakaibersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semenhidraulik atau adukan.

3.3.agregat halus

pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industripemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.

3.4.agregat kasar

kerikil sebagai hasil desintegrasi alami batuan atau berupa batu pecah yang dihasilkanoleh industri pemecah batu dan rnempunyai ukuran butir antara 5,0 mm - 40,0 mm.

3.5.agregat ringan

agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai massa jenis 1'100 kg/m3 atauKUranq.

2 dari 125

Page 27: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stan lar Perehe.aan Struklut Relon untuk Jehbdlon

3.6.angKur

suatu alat yang digunakan untuk menjangkarkan tendon kepada komponen struktur betondalam sistem pasca tarik atau suatu alrt yang digunakan untuk menjanokan{an tendonselama proses pengerasan beton dalam sisiem-oraiarik.

bahan tambahan

suatu bahan berupa bubuk atau cair, yang ditambahkan ke dalam campuran beton selamapengaoukan dalam jumlah tertentu untuk merubah beberaoa sifatnva.

beban hiduo

semla beban yang terjadi akibat penggunaan jembatan berupa beban tatu liniasKenoaraan sesuai dengan peraturan pembebanan untukjembatan jalan raya yang beiaku.

3.9.beban kerja

oeban rencana yang digunakan untuk merencanakan komDonen struktur.

i . to.beban mati

l^11::T!? ??glgi.d*l suatu jembatan yang bersifat tetap, termasuk segata bebantamoanan yang t|dak terpisahkan dari suatu struktur iembatan.

3.1'lbeban terfaktor

beban kerja yang telah dikalikan dengan faktor beban yang sesuai.

3 .12beton

::TlT3: i"tir semen porfland ariau semen hidrautik yang tain, agregat hatus, agregatKasar oan air, dengan atau tanpa bahan lambahan yang membentuk maisa paOat.

3.13beton bertulang

*l?:. f l9--d]b:,1 baja tutangan dengan tuas dan jumtah yang tidak kurang dari nitaimrnrmum yang.disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkanasumsl Dahwa l(edua material tersebut bekerja sama dalam menahan gaya yang bekerja.

3.'t4beton normal

T9il:llg -"rp"llai m€ssa jenis 2200 -2500 kg/m3 dan dibuat dengan menggunakanagregat atam yang dipecah aiau tanpa diDecah.

3 dari 125

Page 28: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

St4tdar Pquu\@n stdkut Beton btuk Jehbatan

3.15beton pracetak

etemen aiau.komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulusebelum dirakit menjadi iembatan.

3 .16beton prategang

9:19! Flrt"lg- V"nS diberi tegangan datam untuk mengurangi tegangan tank potensialdatam beton akibat beban ker;a. -

3 .17beton polos

Deton tanpa tulangan atau mempunyai tulangan tetapi kurang dari ketentuan manimum.3.18beton ringan pasir

beton ringan yang semua agregat harusnya merupakan pasir normal.3.19beton ringan struktur

?:1j,.1i9 mengandung agregat ringan dan mempunyai massa jenis tidak tebih darirYUU Kg/m-.

3.20beton ringan totat

beton ringan yang agregat halusnya buKan merupakan pasi. alami.3.21friksi kelengkungan

[Li ru:r:'i#i"*n oreh benskokan atau renskunsan di daram profirtendon pratesans

3.22f ksi wobbte

friksi yang disebabkan oteh adanva o€setonssois n'"tJt"nn i -r'*"-

5i?iff::fl:1":ifi.tidak disensaja pada penempatan

3.23. gayajacking

gaya semeniara yang ditimbutkan ole}|- alat yang mengakibatkan terjadinya tank padaEnoon prategang dalam beton prategang.

4 dati 125

Page 29: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Statutu Perenunaa^ 'trukts Betoh uttuk Jenbahn

3.24kuat tadk leleh

krlat iarik leleh minimum yang disyaratkan atau titik leleh tulangan dalam mega-pascal(MPa).

3.25kuat nominal

kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang dihitung berdasarkan kelentuandan asumsi metoda perencanaan sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatanyang sesuat.

3.26kuat perlu

kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperlukan untuk menahanbeban terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berkaitan dengan beban tersebut dalamsuatu kombinasi sepertiyang ditetapkan dalam standar ini.

3.27kuat rencana

kuat nominal dikalikan dengan suatu faktor reduksi kekuatan @:

kuat tarik belahJ[!

kuat tarik beton yang ditentukan berdasarkan kuat tekan belah silinder beton yang ditekanpada sisi panjangnya.

3.29kuat tekan beton yang disyaratkan/.

kuat tekan beton yang ditetapkan oleh perenc€tna struktur (benda uji berbentuk silinderdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm), untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton,dinyatakan dalam satuan mega paskal (Mpa). Bila nilai/" di dalam tanda akar, makahanya nilai numerik dalam tanda akar saja yang dipakai, dan hasilnya tetap mempunyaisatuan mega paskal (MPa).

modulus elastlsitas

rasio tegangan normal tarik atau tekan terhadap yang timbul akibat tegangan tersebut.Nilai rasio ini berlaku untuk tegangan di bawah baias prooorsional materia'i.

panjang penyaluran

panjang tulangan tertanam yang diperlukan untuk mengembangkan kuat rencana tulanganpada suatu penampang kritis.

5 dari 125

Page 30: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

staniar Pducahaan Struktut Beton uhtu+ Jehbatah

3.32panjang penanaman

panjang tulangan tertanam yang tersedia dari suatu tulangan diukur darisuatu penampang

3.33pasca tarik

cara pemberian tarikan, dalam sistem prategang dimana tendon ditarik sesuadah betonmengeras.

3.34perangkat angkur

peranqkal y9n9 digunakan pada sistem prategang pasca tarik untuk menyarurKan gayapasca tarik dari tendon ke beton.

perangkat angkur strand maiemuk

perangkat angkur yang digunakan untuk slrand, batang atau kawat majemuk, atau batangtunggal berdiameter > '16 mm dan sesuai dengan keGntuan yang oeriiku datam stanaarInt .

3.36perangkat angkur strand tunggal

perangkat angkur yang digunakan untuk strard tunggal atau batang tunggal berdiameter16 mm atau kurang yang sesuai dengan sEnoar Int.

3.37pratarik

pemberian gaya prategang dengan menarik tendon sebelum beton di cor.

3.38prategang efektif

fg:TT,y""S masih bekerja pada tendon setetah semua kehitangan tegangan yangIerJaOl, dt tuar pengaruh beban mati dan beban tambahan_

3.39sengkang

tuiangan yang digunakan untuk menahan tegahgan geser dan torsi dalam suatu Komponen:llltl,f.j9lf1 dfli.batans turansan, rawit u"a;a ;t* i";ii"g i,JJi ;i1!il. po,o" at"uurr, DerDenruk Raki tunggal atau dibengkokkang datam ben-luk I, U;ta;persegi danorpasang tegak lurus atau membentuk sudut, tertrioap tutangan fongitra;.-Ii Jip"L"i p"a"komponen struktur lentur balok.

3.40sengkang ikat

sengkang tertutup penuh yang dipakai pada komponen struktur tekan.

6 dati 125

Page 31: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Slon t r Pm.onadh Saklw Betoh utuk Jubatd"

3.41tendon

elemen baja misalnya kawat baja, kabel batang, kawat untai atau suatu bundel atau berkasoan eremen-etemen tersebut, yang digunakan untuk memberigaya prategang pada beton.

3.42tegangan

intensitas gaya per satuan luas.

3.43tinggi efektif penampang (d)

jarak yang diukur dari serat tekan terluar hingga titik berat tulangan tarik.

3.44transfer

proses penyaluran tegangan dalam tendon prategang melalui lekatan beton untuk sistemll:lglil:!?! dari jack arau perangkat angkur untik slstem pasca tarir< klfaoa romponenslruKtur 0elon_

3.45tulangan

batang baja berbentuk polos atau ulir ataupaoa Komponen struktur, tidak termasukdiikut sertakan.

3.46tulangan polos

batang baja yang permukaan sisi luarnya rata, tidak bersirip atau berulir.

3.47lulangan spiral

tulangan yang dililitkan secara menerus membentuk suatu ulir lingkar silindris.

3.48tulangan ulir

batang baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, yang berbentuk bersirip atau berukir.

3.49zona angkur

bagian komponen struktur prategang pasca tarik dimana gaya prategang terpusatdisalurkan ke beton dan dise6arka-n s6cara lebih merata ke seiuiuh bagiai penampang.l:li?1s^_1i:ft .zona angkur ini adatah sama densan oimenii t"iO"""ii i"nurnp"ng.y:111!:r:lg,,"t,rlgkur tenga, zona angkur mencakup daerah terganggu di depan dan dioeraKang perangkat angkur tersebut.

prpa yang berfungsi untuk menahan gaya tariktendon prategang, kecuali bila secara Knusus

7 dati 125

Page 32: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

stahntu Perqcaad@ Sttuktur Beton untuk Jtubaton

4 SYARAT UMUM PERENCANAAN STRUKTUR BETON4.1 Umur rencana jembatan

y!1,, nn9"n^ jembatan pada umumnyapenlng dan/alau berbentang panjanE,rencana '100 tahun

disyaratkan 50 tahun. Namun untuk jemoaranalau yang bersifat khusus, disyaratkan umur

4.2 Satuan yang digunakan

Peraturah ini menggunakan sistem Satuan Internasional.

4.3 Prinsip umum perencanaan

4.3.1 Dasar umum perencanaan

l^"i1^T3"1 harus . berdasarkan pqda suatu prosedur yang memberikan jaminanKeamanan pada tingkat yanq waialmencapaisuatu keadl;; d;i;,, J.,ffii;:ifif"l#:'lg[?:l"fns dapar diterima untuk

l1:::::::l *:f*Fn batok, petat,. kotom beton bertutang sebagai komponen srrukturJemoatttn yang diperhitungkan terhadap lentur, geser. tentuidan "iiLi.li",

orn prntir,,ll:y1:rd€sarkan pada cara perencanaan oeriasarian

'deiJn i"i'-r{"iilt"n r"rr"no,(t'rrKt). Untuk perencanaan komoonen struktur ;"r6"f"" V"ng ;""gu-tamatan suatupembatasan tegangan kerja, seDertist,ur<ru,-oeton i,aGia";-#;,;n-,"#,'i:llrH'"",l"ffil,i:11*S,::T:t.lilfiB;ff1

l9l9rl:"'nv",. atau sebagai cara p€rhitungan alternatii, - aapar" jioln"*"n

""r"Perencanaan berdasarkan Batas Layan (pBL).

-- ' lqPs'! w'v'

Di samping itu, perencanaan harus rstrur<tu i miu pun ieseffi; l;';';;;f fli,:Jii1i1:il:fff J::"rT:,i i:ili:[?]*"#iiff "- Kontinuitas dan redundansi.- Semua komponen struktur iembatan harus mgmpunyai ketahanan yang terjaminterhadap kerusakan dan ins6biliras sesuai urr.;"riro"L" v"ig ;;JnJnat"n.-

4spek pertindungan ekstemalorrencanakan atau beb"n b"rl.oif,"rn"d"p

kemungkinan adanya beban yang tidak

4.3.2 Asumsi dan anggapan perencanaan

Jemba_ian perru dihitung sesuai dengan,persyaratan yang berraku di daram standar ini.waraupun kemungkinan jembatan tidik direncanakan i,ntui seturuir ioriJis] pembebanan,sepeft mrsalnya kondisi peranq. namun -seriap J""i. ;;6;;;';;i'"pJng"rrn y"ng

['i]#:H:*::l tapat diram"rkan seber,'nvi

""".i" d"ioi"il'n"1il'oli-",ti,o,nsr."n

Untuk prosedur dan asumsi dalam omengikuti ketentuan b;rik;i,

-*" Perencanaan serta besarnya beban rencana harus

- .Didasarkan pada asumsi bahwa struktur direncanakan untuk menahan semua bebanyang mungkin bekerja padanya.- R:::"

keqa dihitung berdasarkan peraturan pembebanan untuk Jembatan Jatan

8 dari 125

Page 33: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

staat|r Perencdhaan stmktur 8e10. rhluk Jmbntb

i!F!E?3fl"5i,T ;i,n,s.i,:l"ff#l' ":l"[ilx jf"'lH,j;flil,ili,i:l''"*ffi 'il?:?'11;?:J:It""!3li'#l",i,ilg;iX'fl

;'"flilllJfl ,ff ,"1"",,""ru1%::

4,3.3 Perencanaan berdasarkan beban dan kekuatan terfaKor (pBKf)

Perencanaan komponen struktur iembatan harus didasarkan terutama paoa caraPerencanaan berdasarkan Beban dan r"ir"t"n i"rt"Loi jiliiii, vin[l"lr" ."r"nrn,l:1"*_1"-"f*l untuk semua jenis gaya datam di datim

""r,1" r..orlJn"n

"urxtwJemOatan SebaOai:

QR, 2 dampak aati lr g, (4.3-1)

:ol Ta-na pada sisi kiri mewakilj kek^uatan rencana dari penampang komponen sruktur

Lel?alan, yans bisa dihitung dari -k, (besaran ketahanan atau kekuatan nomrnat daripenampang komponen struktur) dikarikan dengan suatu r"no. i"Jri

"i t"ti"t"n d; dan sisir€nan mewakiti dampak batas uttimit.atau yan--g _paring.me;-bah-#r.-"n'i'uiio"o"n_o"u"n,yang bisa dihitung berdasarkan DerL",ol,,ou c,, t"ns ;";s;;ft

"fi:'li#f5:,J",:i9#?j5:ii:ri jenis'jenis beban vans

Dengan demikian perencanaan secanbatas-uttmit, yang bis" ,"rj"oi

"nr"r" fliiBolS.dilakukan

untuk menganlisipasi suatu kondisi- | erjaot xeruntuhan loka, Dada satu.atau sebagian komponen struktur jemoaran.

I:ll:lSf keseimbangan statis.karena terjadi keruntuhan atau tie-gagaran paCaseoagtan komponen struktur atau keseluruhan struttui;emnaian.-" ''*

nx,:3i^'#:ffi ,,?jTn#:Y,l:Iff.'"*i ;i;;; ;;i'j;;;;; komponen lembatan- Kerusakan akibat fatik dan/atau korosi sehingga teladi kehancuran.- Kegagalan dari pondasi Vanorc;.,rit"n"" oJsr"ii,iiilZ d; l';Hiy":o"o*"

perseseran vans berrebihan atau

4.3.4 perencanaan berdasarkan batas layan (pBL)

Untuk perencanaan komponen struktur jembatan.yang mengutamakan suatu pembatasantegangan kerja, seperti untuk oerencanaan terhaojp bni"ur o"a iornpon"n_tornpon"n:ql]i, b:t- praregang, arau struktur beton tainnya V""g oi"";g;i',#""i kebutuhan3lll11-1*T*j"V",. arau sebagai cara perhitungan attematif, boteh disunakan cararerencanaan berdasarkan Batas Lavan 1nef1, yanj paOi umum"V" OlO"tj,ri oleh suatun ai tegangan iin dari material strukirainnya yans diijinkan o"o" 0o.0"""" {i"li,Tr"lxl]lx'irniraj

deformasi ijin' atau periraku

D-engan demikian perencanaan secara pBL dilakukan untuk mengantisipasi suatu kondisioatas tayan, yang terdiriantara lain darr._- Tegangan kerja dari suatu kor

tegangan yang oiiiint"n, "uo"Tol"n

st'uktu' iembatan yang melampaui nilai,.n"ngikioutk";r"iui;kJn dfifi,li]:t""r",13t":nsan

tarik sehinssa berpotensi

:ii"iTii',1"""',H:::" i"il'.:?ff',l]T,"[*'i:J"1H8"J"il1,,T:f i:i:i,:Hipada kondisi layan, atau hal_hali."","";;;;:;;; ;;i:'ffii,',:,1"s" T,HilT*To5:1"*""'"" umum terhadap,r_i::T] Iang rerjadi sehingga menimbutkan instabititas;tau kekhawatiran strukturalrarnnya terhadap keamanan jembatan pada kondisi lavan

I dari 125

Page 34: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

S,...lar Pqe^canaan Sttuktur Beton uh,uk Jehbath

- Bahaya permanen termasuk korosi, retak dan fatik yang mengurangi kekuatanstruktur dan umur layan jembatan.- Bahaya banjir di daerah sekitarjembatan.

4.3.5 Metode anatisis

Analisis untuk semua keadaan batas harus didasarkan pada anggapan-anggapan etastjslinjer,.kecuali bila cara-cara nonjinier secara Knusus memang dianggap perlu atau secaratidak langsung dinyatakan dalam standar ini, dan/atau bita dis;Gui"oLrii"a u"rw"n"ng.

3:;fflp,"n itu, dalam perhitungan struktur beton harus memenuhi persyaratan sebagai

- f#J:"

perhitungan struktur harus ditakukan dengan cara mekanika teknik yang- Bila dilakukan analisis struktur dengan menggunakan program komputer yangKhusus,,maka perlu disampaikan penlelasan in:nsip dan'"t,ii f"rll-oun p,ogr"rnbersanqkutan.

ffi:{3!4"ff ',":":"fi3iffi:dlit ffi:'t'"llffi lfi lli,;:ilxl:il :"J:#3ffi i::-

ll?FI". dengan mensgunakan 'mooet

matematik-d; ;itil;iil ;"kan modellj::9!j-Irlr*g bisa diterapkan pada srruktur i"rLi"" J"" l"p"t dibuktikanKeoenarannya, atau sudah teruji kehandalannya

-Oafam anifiiis_ariarisis strukturterdahulu.

4.3.6 Metode perencanaan khusus

Standar ini tidak menutup kemungkinan oagt penggunaan sistem struktur jembatan ataubahan-bahan yang tidak disebutka-n secara r,lr,Lisus-jaram "tanJa;;";.

-* *

Bila suatu anarisis perencanaan yang rasionar diusurkan untuk menggantikan batasan atauketentuan yang ada datam standar'ini, atau bita diusutkan ,"nyi.ii"ng J"rip"oy"r"t"nlT9-99!lkT datam standar ini, terutama untuk suatu je;is ata"u

"iit", struxtu,.,embatan yang khusus, atau untuk suatu jembaian dengan cara plfir.ian""nl"ng tt rsu",

l*: lTli:i: p,"*anaan yans tetah memperhitunsk!" i;;;i;k;;iil,j.us rerseburnarus orakukan secara rinci, dan diserahkan kepaia yang oerwenan! ieserta semuapembuktian kebenarannva.

Walaupun demikian, beberap€ batasan dan ketentuan umum untuk perencanaan strukturiembatan yang khusus diberikan dalam bagian 8 ,,Ketentuan ,ntuf iui"n"Jn""n "ruxtu,khusus"J.ang antara tain mencakup jenis j.i"o"t"n

""t"g"ib;i;i

* "'"'- .remDaEn dengan tipe gelagar boks ( box gidet).

-- Jembatan gelagar boks segmental pracetak.- JemDatan gelagar boks segmental dengan cara pelaksanaan kantilever.- Jembatan kabel (cable stayet.- Jembatan getagat petengkung (Arch bidge).

10 dati 125

Page 35: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

4.4

4.4.1

Statuldr Pefthenaan Stturiur R.ton "ntuk

J@batan

Sifat dan karakteristik material

Beton

4.4.1.' l Kekuatannomlnal

4.4.1.1.1 Kuat tekan

.Bila lidak disebutkan lain-dalam spesifikasi teknik, kuat tekan harus diartikan sebagai kuattel(an.beton pada umur 28 hari. t, dengan berdasarkan suatu kriteria perancangan oankeberhasilan sebagai berikut:- Ditetapkan berdasarkan prosedur probabilitas statistik dari hasil pengujian tekan

pada sekelompok benda uji silinder dengan diameter 150 mm darr tindgi 300 mm,dinyatakan dalam satuan Mpa, dengan kemungkinan kegagalan sebesar 5%.- Sama dengan mutu kekuatan tekan beton yang- ditentukan dalam kriteriaperenc-anaan, dengan syarat perawatan beton tersebut sesuai dengan spesifikasiyang ditentukan.

- Mencapai tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan, berdasarkan hasil pengujianpada.benda uji silinder, dinyatakan dalam satuan Mpa, yang memenuhi kriteriakeberhasilan sebagaimana disyaratkan dalam pasal 4.4.1.10.

D€lam.segala hal, beton dengan kuat tekan (benda uji silinder) yang kurang dari 20 Mpa10ak dibenarkan untuk digunakan dalam pekerjaan struktur beton unluk jembatan, kecualiunlux pemDetonan yarg tidak dituntut persya.atan kekuatan. Dalam hal komponen strukturbeton prategang,. sehubungan dengan pengaruh gaya prategang pada iegangan danregangan beton, baik dalam jangka waktu pendek maupun jangkl panjang, maka kuatlekan beton disyaratkan untuk tidak tebih rendah dari 30 Mpa

4.4.1.1.2 Kuat tarik

Kuat tarik langsung dari beton,t,, bisa diambil dari ketentuan:- 033',lt'MPa pada umur28 hari, dengan perawatan standar; atau- Dihitung secara probabilitas statistik dari hasil pengujian.

4.4.1.1.3 Kuat tarlk lentur

Kuat tarik lentur beton,ja bisa diambjl seDesar:- 0,6 1,'MPa pada umur 28 hari, dengan perawatan standar; atau- Dihitung secara probabilitas statistik dari hasil pengujian.

4.4.1.2 Tegangan ijin

4.4.1.2.1 Tegangan ijin tekan pada kondisi batas layan

I^"99,19?!.!"k3" dalam penampang beton, akibat semua kombinasi beban retap padaKondrsr batas layan lentur dan/atau aksial tekan, tidak boleh melampaui nitai O,+bi,, Oimanat'.adalah kuat tekan beton yang direncanakan pada umur 2g hari, dinyatakan dalamsatuan MPa

11 dati 125

Page 36: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

shhrlar Perdcdnaar Struklur Beton ,ntuk J.nbato.

4.4.1.2.2Tegangan tin tekan pada kondisi beban sementara atau kondisi transfergaya prategang untuk komponen beton prategang

Untuk kondisi beban sementara, atau untuk komponen beton prategang pada saat t.ansfergaya prategang, tegangan tekan dalam penampang beton tidak boleh melampaui nilai0,60r,', di manar,'adalah kuat tekan beton yang direncanakan pada umur saat dibebaniatau dilakukan transfer gaya prategang, dinyatakan dalam satuan Mpa.

4.4.1.2.3 Tegangan ijin tarik pada kondisl batas layan

Tegangan tarik yang diijinkan terjadi pada penampang beton, boleh diambil unruK:- beton tanpa tulangan :0,15{r,- beton prategang penuh : 0,5 r/1,Tegangan ijin tarik dinyatakan dalam satuan Mpa.

4.4.1.2.4 Tegangan iiin tarik pada kondisi transfer gaya prategang untuk komponenbeton prategang

Tegangan taik yang diijinkan terjadi p.ada penampang beton untuk kondisi transfer gayaprategang, diambil dari nilaj-nilai:- Serat terluar mengalami tegangan tarik, tidak boleh melebihi nilai O,2S lrr', kecuali

untuk kondisidi bawah ini.- Serat terluar pada ujung komponen struktur yang didukung sederhana dan

mengatami tegangan tarik, tidak boleh melebihi nilai 0,5 VIi.Tegangan ijin tarik dinyatakan dalam satuan Mpa.

4.4.1.3 Massa Jenis

Massa jenis beton, t'", ditentukan dari nilai-nilai:- Untuk beton dengan berat normal, diambiltidak kurang dad 2400 kg/m3: atau- Ditentukan dari hasil pengujian.

4.4.1.4 Lengkung tegangan-regangan

Lengkung tegangan-regangan beton bisa digambarkan sebagai:- Dianggap kurva bilinier atau trilinier berdasarkan persamaan malematik yang

disederhanakan.- Dianggap finier, be'dasarkan tegangan kerja.- Ditentukan dari hasilpengujian.

4.4.'1.5 Modulus elastisitas

Modulus elastisitas beton, t" , nilainya tergantung pada mutu beton, yang reruramadipengaruhi oleh material dan proporsi campuran beton. Namun untuk analisispeTencanaan struktur beton yang menggunakan beton normal dengan kuat tekan yangtrdak melampaui 60 Mpa, atau beton ringan dengan berat jenis yang tidak kurang darizuuu Kg/m- oan {uar tekan yang tidak melampaui 40 Mpa, nilai E" bisa diambil sebagai:

- ' . t l^ ^,^ r : i I- L,=w, \u.u4j{1. ,l, dengan pertimbangan bahwa kenyataannya harga ini bisabervariasi 1 20%. 1,. menyatakan berat jenis beton dalam satuan kg/m3, i,menyatakan kuat tekan beton dalam satuan Mpa, dan t dinyatakan dalam satuanMPa. Untuk beton norma, dengan massa jenis sekitar 24OO kg/m3, Ec boleh diambilsebesar 4700,4 . dinyatakan dalam Mpa: atau

- Ditentukan dari hasilpengujian.

12 dati 125

Page 37: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

ahndk Perena.aMAtut u Beth btuk Jehne,an

4.4.1.6 Angka poisson

Angka Poisson untuk beton, v, bisa diamb sebesar:- 0,2 atau- Ditentukan dari hasil pengujian.

4,4,1,7 Koefisien muai panas

Koelisien muai panjang beton akibat panas, btsa diambil sebesar:- 19 " ]9"

p"f "9, dengan pertimbangan bisa bervariasi r 2O%j atau- urrenluKan dari hasilpengujian.

4.4.1.8 Susut beton

Bila-^tid,ak dilakukan pengukuran atau penguj,an secara khusus,rencana beton pada umur t (hari), untuk betoi iang Oirawat O;iah ;iditentukan berdasarkan rumusan di bawah ini:

dengan pengertian :€-., = (t / (35 + 0) €",,

r-., = nilai regangan su6ut beton pada umur t hari, danr-, = nilaisusut maksimum beton, yang besarnya bisa diambil sebagai:

%, = 780 x loi r,."

Nilai 2,.ditentukan oleh kondisi campuran beton dan lingkungan pekerjaan:

2'", = Kh".Kd'.K,".K,r.Kb".K-'

dengan pengertian :

Kh'

&'K"'KiKr'

umur oeton yang dirawat basah di lokasi pekerjaan, terhitung sejak 7 harisetelah pengecoran lhari]la:_<tor

pengaruh ketembaban retatif udara setempat [H (%)]IaKtor pengaruh ketebalan komponen beton [d (cm)]l:l_(lor

penSaruh konsistensi (stump) adukan beion ii (cm)Iaxtor pengaruh kadar agregat halus dalam beton tF (%)l'-raKtor pengaruhjumlah semen datam beton IC (kgirn3)

'faktor pengaruh kadar udara datam beton [Ab (yo)]. "

nilai regangan susutlokasi pekerjaan, bisa

(4.4 -1)

(4.4 -2)

(4.4 -3)

Besaran iaktor-faktor Kh", Ki, &", Kf, Kb., dan &"" dapat diambit d ari grafik 4.4 _ ,t.

13 dari 125

Page 38: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

stnhdat Pereh.dkaan stuttur Beloh untuk Jehbatan

0.8

rrO'6

0.4

o,2

0

1.

40 50 60 70 80 9b 100Kelembaban Relatif, H %

0.8

0.4

1.1

0.9' 0.8

0.7

0.630

t . io

1.05

,1r 1 0

0.9

cambar 4.4-1Grafik penentuan faktor susut

10 20 30 40 50 60cm

Ketebalan minimum d (cm)

Ks- =fos + O.Ot4 F. . F < SOF L.0.9 + 0.0rO2 F> SO

l 4 16

. l i

kr" '

0.9

0.8

Kl " -

0.9

o.8

10 15 20 25 30cm

Slump, s (dri)

Kbs= 0,75 + 0,034 B sakhs

Jumlah semen dalam beton, kg/m3

50@Kehalusan s (< saringan no.4), F %

I . 1 :H {40 I \r(i ={ l.a-0.01 H: 40 < H i 80-3.0-0.3 #: 80 < // < tOO

r | --r---rlQ'= 1,193 - 0,ot2z d cm

K"'= 0,89 + 9,915 5.|n

Krc=0,95 + 0,008 A

6 8 r0 12Kadar udara, A%

14 dari 125

Page 39: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

'tu"dd Perc,@aan Struktu Raot uhtu* Jenbatah

Untuk komponen beton yang dirawat cs.'r ortentukan oleh rumusan (4.4 4) di ;el;:l

c€ra penguapan (steam cured)' maka nllai

a,, = (t / (5s + 0) €.j,

di man_a t^menyatakan umur beton yang dtrawat dengan cara| - o nafl setelah pengecoran. dalam satuan hari.

4.4.1.9 Rangkak pada beion

Rangkak, yang merupakan reoanoan iangka panjang yang tergantung waktu pada suatuKondisi tegangan tetap, dan va-no irerhaoap risai'n"n el;"ir; i",""16i""" oilil"&Zl:*,ff,|3L,il:,#";"[:fr5i, [g:ig:lerasts, melaluisuatu koefisien rangkak /.(rt, dimana:

Koefisien standar susut beton sebagaitambahan reg angan langka paniang

€-J = 0""9).e"

Tabel 4.4- 1

d",{t) = (t\" / (ro + to.o)) c,

C, = 2,35 f@

7. = Kh'.Ki'.Kc.Kf .&.".Ki""(4.4 -s)

(4.4 4)

penguapan, terhitung sejak

(4.4 -5)

(4.4 -6)

(4.4 -7)

t merupakan regangan elastis """"",:,y"19

diakibatkan oleh bekerjanya suau €gangantetap. Datam hat koetisien ranqkak d "(tr bita tidak dilakukan p"njJ[ui"-nl?u p"ngu;i"nsecara khusus, bisa dihitung dari rumusan:

keterangan :,. waktu.setelah pembebanan lhari]:,.

= koeflsien rangkak maKsrmum)'. = laktor pengaruh kelembaban retatif udara setempat [H (o/o)lX

= faktor pengaruh ketebatan kompon;;"j;;.iJ;;"' ,,.

i*, - raKror pengaruh konsistensi (s/ump) aCut<an Leion ii (cm)

),. = ral(tor pengaruh kadar agregat haius aalam ieton tF iili',

)": = faktor pengaruh kadar uiari datam o"ton inCi;i"ri

,'"r,n'o = faktor pensaruh umur beton saat dibelJ"i tiin:ji11Besaran faktor-faktor K", &., &., Kf, K*", dan Kb" dapat diambil d an gamtar 4.4 _2.

Kekuatan karakteristik /c, IMpal

Koef. susut maksimum €-,

15 dari 125

Page 40: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

1.0

0.9

0.8

0.7

0.6

0.5

1.0

0.9

0.8

0.7

0.6

Standt Perc".dnann SttuLtut Btun uttuk Jehbata,

60 70 80 90 100Kelembaban relatif H p/61 20 30 40 50 60

Ketebalah Mirimum d [cm]

40 50

v.o

1.10

1.05

1.0

0.95

20Slump s [cm]

no L-''30

1.0

0.s5

0.90

0.85

0.80

0.75.

Gambar 4.4-2Grafik penentuan faktor rangkak

4{J 50 60 70Kehalusan s (< sadngan no.4), F %

0 20 30 40 50 60

t .2

1.0

0.8

u.D

r .048

t.E

t.6

1,2

t.00.8

- {l for H<402( 1.27-0.0007H tor H>40.

$ = 1.12-0.0079d

C = 0.82+0.026s K? = 0.88+0.0024F

e=li;ii{iil:l.t{;;$',. -11 toiRs%-'\oc -10.46+0.09A

for A)62

810 12 14Kadar Udara A (%)

16 dari 125

Unur saal Pembebanan tftari)

Page 41: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

stunial Pqencan@ Sttukur Betot ,htuk Jenbatdn

N^amun-demikian bila. tidak dilakukan,suatu perhttungan rinci seperti yang dirumuskanoaram persamaan (4.4 -6) samoai {4.4-8). at;u oir" oia"gg"p .J#ngrfrl;* o,ou,rnlr"nsuatu perhitunsan rinci yanq sebaqaimanidisebutkan di;i; ;;ii;;:d#asumsr pada:^11..l:"9bjJ1"S standar, nitai-koerrsren rangkak maksimum C, bisa diambrt secararangsung dari Tabel 4.4-2 di bawah ini

Dalam hat i,ni,.yang disebut sebagaisuatu kondisi standar adalah:- Kelembaban relatif udara seiempat H = 70 o/o- Ketebalan minimum komponen beron d = 15 cm- ^onsrstensi (slump) adukan beton s = 7,S cm- ^aoar agregat halus datam beton F = 5d o/o- Kaoar udara dalam beton AC = 6 %.

4.4.1,10 Kriteria penerimaan kekuatan beton

untuk telerluan pen_gujian mutu beton, perlu dibuat contoh benda uji beton berupa sitinderoengan djameter 150 mm dan tinooi 1selaiu dibuat d;" ;;; i#;u#'

JUU mm' vang untuk masinq-masinq oengujian perluspesintasi ferJ,ilr#ild;V;,il'"|"t*Tta

uji' dan vans perru dirawai sesuai densan

Bita ada benda uji silinder vano rtirawat di,.lapangan, maka silinder yang drrawat ditapangan harus dirawat sesuai jenoan kondisi di rip".s;". bil;ilirff itu, benda ujtsnnoer yang dirawat di lapanqan harus dicetak p"o"."""iy".Ig ;;jmaran oan orambildar contoh yang sama dengan benda ulr srnder yang akan dirawat di raboratonum.Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dlkatakan dicapai dengan memuaskan bilaotpenuhr kedua persyafatan berikut:- Rata-raia dari semua nilai hasil uji kuat tekan (satu nilai hasil uji = rata_rata dar, nataiuJr tekan sepasang benda uii silinder yang diambit dari

"urU",, "OJLin yang samas€perti tetah disebutkan ot itasy, y-an! sJturang*,.,;ngn-ia'r-"roiiitln "rp"t

nirui(oan empat pasang) has uii kuat_tekan yang o"rtrrut_tu'n t, t"iu"iiili ^ur"ng o"nU, +J).dimana S menyatakan nitai deviasi sianda, dad ;;Jt ujiGd;:'- | roaK satupun dari nilai hasil uii tekan (1 hasit uji tekan =?ia_-rat-a iaii nasit u;i Ouasrlrnder yang diambil pada waktu bersamaan) mempunyai nilai di bawah 0,E5r,.

1,11,_:-1"1,:q,, dad kedua syarat tersebut.di atas tidak dipenuhi, maka harus diambilrangKah untuk meningkarkan rata_rata.dari hasit uji kuat d;; #k;i;;, ;n bngkah-H:fl:T ffi[}.|:fffl"stikan bahwa kapasit* d;v;;;i;;;;";i"i.riilj""'o"t"n tio"r

Bila kemungkinan terjadinya suatu beton_dengan,kekuatan rendah telah dapat dipastikanff:'5'J,',l,"?ffi ]Tli'Xili;"?:i5fr"""* oava our,n! st.utiu,l"ii!i"n'unsr,indipertranyakan 61,,0""",r,",i "i,.""'p""tir,il ;""j, t:,fffI: Ji,,iffiliifl? f"T'.": #li

Koefisien srandar ra"n*"* 0",." ISli'n1'l;"';bahan regangan jangka paniangKekuatan karakteristik/c, tMpalKoef. Rangkak maksimirm c,

17 dati 125

Page 42: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

sbnnat Perchanaan 'truk!,r Bdon mtukJenbnttu

paling tidak tiga buah benda uji bor inti untuk setiap hasil uji tekan yang meraguKan atauterindikasi bermutu rendah sep;rti diseDufl€n dr atas

?:l:: gigSJql daerah yang diwakiti oteh hasit uji bor inti bisa dianggap secara strukruralcuKup barl( bila rata.rata kuat tekan dari ketiga b;nda uji Oor inti ters-eiLit tiJak kurang dari0.85r'. dan tidak satuoun dari benda.uji u6r. i"ti r-g-;Jd;#i-ff;#" kurans dari0,751'. Untuk memeriksa akurasi dari iasil pengujia"n b;; t;fi, 6k";;;i diwakili olehkuat tekan benda uji bor inti yang tidak menentu atau meragukan boleh diuji utang.

PJ1-OjfV"-]:". datam pengujian bor inti fersebut di atas tidak dipenuhi, dan bitaKemampuan struktur tetap diraoukan, maka penanggung .t"*ao y"nj 6Jrw"n"ng oolehmemerintahkan pelaksanaan uii oembebanan atau mengambil langkah lain yang cepatdemi unluk keamanan struktur j;mbatan.

4.4.2 Baja tulangan non_prategang

4.4.2.1 Kekuatannominat

4.4.2.1.1 Kuat tarik putus

Ditentukan dari hasil pengujian.

4.4.2.1.2 Kuat tarik teteh

Kuat tarik leleh,t ditentukan dari hasil pengujian, tetapi perencanaan tulangan tjdak bolehdidasad(an pada kuat teteh, yang metebihit5o vp"',[ei*ri ,"irii"#ol'il,"g"ns.4.4.2.2 Tegangan ijin

4,4.2,2.1 Tegangan ijin pada pembebanan tetap

**192l_9lt_t:da_tutanga,n non-pEtegang boteh diambit dari ketentuan di bawah ini:- rurangan dengan, = 300 Mpa, tidak boteh diambit metebihi f+O fr,tpi.- | urangan dengan f,, = 400 Mpa. atau lebih, dan anyaman kawat las (polos atau ulir),t idak boteh diambit metebihi .170 Mpa.- 9lty\ tulang€n lentur pada pelat satu arah y€ng bentangnya tidak leb,h dari 4 m,tidak boleh diambit metebihi d,501 namun tidak te-bih dari 2-Od Mpa.

4.4.2.2.2f egangan ijin pada pembebanaD sementara

Boleh ditingkatkan 30 % dari nilaitegangan ijin pada pembebanan tetao.

4.4.2.3 Lengkung tegangan.regangan

Lengkung tegangan-regangan untuk baja turangan non-prategang diambir berdasarkanKetentuan:, Pg!99"p mempunyai bentuk seperti yang diperoleh berdasarkan persamaan_persamaan yang disederhanakan dari hasil pengujian dalam bentuk bilinier.- Dianggap linier pada kondisi tegangan kerj;, de;gan n ai mooutui etastisnas sepertiyang diberikan pada pasal4.4.i.4.- Ditentukan daridata pengujian yang memadai.

18 dati 125

Page 43: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stda.ldt PM@"(@ \ttutu r Aeba MN Jahbtta

4.4.2.4 Modulus elastisitas

Modulus elastisitas baja tulangan, E", untuk semua harga tegangan yang tidak iebih besardari kuat lelehr, bisa diambil sebesar:- Diambil sama dengan 200.000 MPa; atau- Ditentukan dari hasilpengujian.

4.4.2,5 Koefisien muai panas

Koefisien muai baja tulangan non-prategang akibat panas bisa diambil sebesar:- Diambilsama dengan 12 x l0* per'C; atau- Ditentukan dari hasil pengujian.

4.4.3 Baia tulangan prategang

4.4.3,1. Kekuatan nominal

4.4.3.1.'l Kuat tarik putus

Kuat tarik baja prategang,fi,, harus ditentukan dari hasil penguiian, atau diambil sebesarmutu baja yang disebutkan oleh fabrikator berdasarkan sertifikat fabrikasi yang resmi.

4.4.3.1,2 Kuat tarik leleh ekivalen

Kuat leleh baja prategang,rr, harus ditentukan dariberikut:- untuk kawat baja prategang

hasil pengujian atau dianggap sebagai

| 0,75 fe,

melampaui nilai

sesaat setelah

af.: 200 x 103 MPa;: 195 x 103 MPa;: 170 x 103 MPa;

- untuk semua kelas strand dan tendon baia bulat :

4.4.3.2 Tegangan ijin

4.4.3.2.1 Tegangan ijin pada kondisi batas layan

Tegangan tarik baja prategang pada kondisi batas layan tidak bolehberikut:- Tendon pasca tarik, pada daerah jangkar dan sambungan,

penjangkaran tendon, sebesar 0,70t.- Untuk kondisi layan, sebesar 0,60r,.

4,4.3.2.2 Tegangan ijin pada kondisitransfer gaya prategang

Tegangan tarik baja prategang pada kondisi transfer iidak boleh melampaui flilai berikut:- et<ibat gaya penjangkaran tendon, sebesar 0,94rr tetapi lidak lebih besar dari 0,85

t atau nilai maksimum yang direkomendasikan oleh fabrikator pembuat tendonprategang atau jangkar.

- Sesaat s;telah transfer gaya prategang, boleh diambil sebesar 0,82t tetapi tidaklebih besat dari 0,74fe,.

4.4.3.3 Modulus elastisitas

lvodulus elastisitas baja prategang, t , bisa diambil sebes- untuk kawat tegang-lepas- untuk sfrand tegang-lepas- untuk baja ditarik dingin dengan kuat tarik tinggi- ditentukan dari hasil pengujian.

19 dari 125

Page 44: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

s^ahldr Perucanaan Strutd,r Bebh uttuk Jenbald,

4,4.3.4 Lengkungtegangan-regangan

Lengkung tegangan-regangan baja prategang ditentukan dari hasil pengujian.

4.4.3.5 Relaksasi baja prategang

T^"1:f^11,!:j?lra,:gang harus diperhitungkan pada tiap umur dan rahapan penegangan.oan, Xondtsr l€wat baja, sfrand, dan batang-batang baja prategang yang be;pri-lakurelaksasi rendah, sesuai dengan hasil pengujjan.

4.5 Faktor beban dan faktor reduksi kekuatan

4.5.1 FaKor beban dan kombinasi pembebanan

Untuk besaran beban dan kombinasi pembebanan, diambil mengacu kepada peraturanPembebanan untuk Jembatan Jalan Raya.

4.5.2 Faktor reduksl kekuatan

Faktor reduksi kekuatan diambil dari nilai-nilai befikut:0,800,70

0,700,65o,70

- Aksialtekan

Tumpuan beton

4.5.3 Kekuatan rencana penampang struKur beton

PeJencanaan kekuatan pada penampang struktur beton terhadap semua pembebanan dan9:y:_Ei1-I3't, momen tentur, geser, aksial, dan torsi, harus berdasarkan padai_:1!?,1n. r:n9."n3 penampang, yang bisa dihitung dari kekuaian nominat dikalikan de;ganraKtor reduksi kekuatan_

4.6 Korosl pada struktur beton

4.6.1 Korosi pada belon

l:9?,_lTg!f"g?f yang korosif atau tingkungan taut, pertindungan terhadap beton harusiii9_y:1?",::.r3i. dengan kepeduan, dengan cara meningkatkan muiu beton, danT31!:1,

',:p9i"t"n serta kerapatan dan kekedapannya terhadap air, dengan caramengurangr nr|ai rasio air-semen yang digunakan. Bila dianggap perlu, aditif bisaditambahkan dalam camDuran beton_'

4,6.2 Perencanaan untuk keawelan jangka panjang

Persyaratan pada standar ini berlaku unluk struktur dan komponen beton bertulang danbeton prategang dengan umur rencana s0 tahun atau rebih. iersyarutan ini diberrakukansehubungan dengan kondisi dan klasifikasi tjngkungan_ XtasiRlJ tiijUangan yangberpengaruh terhadap struktur beton adalat, sepeii aiU"",it an paOa t"fr"f +.0"_r

20 dar't 125

Page 45: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stoadat Perene,nan Sttuku be@. untuk Jmbdhn

4.6.2.1 Persyaratan struktur ktasifikasi tidak terlindung (terhadap lingkungan)

Klasifikasi tidak terlindung untuk permukaan struktur ditentukan sepe.ti diberikan padaTabel 4 6-1

Mutu beton yang digunakan dalam evaluasi adalah mutu beton pada permukaan strukturyang paling tidak terlidung.

Tabel 4.6 - 1Klasilikasi lingkungan

Keadaan permukaan dan linqkunqan Klasifikasi linqkunqan'1.Komponen struktur yang berhubungan langsung dengan

Ianan:{a) Bagian komponen yang dilindungi lapisan tahan lembab

atau kedap air(b) Bagian komponen lainnya di dalam tanah yang tidak

agresif(c) Bagian komponen di dalam tanah yang agresif (tanah

permeable dengan pH < 4, atau dengan air tanah yangmengandung ion sulfat > 1 g per liter)

U

2.Komponen struktur didalam ruangan tertutup di dalambangunan, kecuali untuk keperluan pelaksanaan dalamwaktu yang singkat.

3.

(b)

(c)

Komponen struktur di atas permukaan tanah dalamlingkungan terbuka:(a) Daerah di pedalaman (>50 km darj pantai) di mana

lingkungan adalah(i) bukan daerah industri dan berada dalam iklim vano

seluK(ii) bukan daerah industrinamun beriklim troDis(iii) daerah industri datam iklim sembaranoDaerah dekat pantai (l km sampai 50 km;ari garispantai), iklim sembarangDaerah pantai (< 1 km dari garis pantai tetapi tidakdalam daerah pasang surut), iklim sembarang

B1B1

B1

92

4. Komponen struktur di dalam air:(a) Air tawar(b) Air laut:

(i) terendam secara permanen(ii) berada di daerah pasang surut

(c) Air yang mengalir

B1

s2

U

5. Komponen struktur di dalam lingkungan tainnya yang tidakterlindung dan tidak termasuk dalam kategori yangdisebutkan di atas

21 da(i 125

Page 46: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Sta.dar PewcaMan SttuLtv Beton ut,k Jenbdo.

Ktusus,_unluk klasifik€sl lingkungan .U', mutu dan karakteristik beton harus datentukansecara Khul]f.agar dapat menjamin keawetan jangka panlang komponen siruktur dalamltngkungan tidak terlindung yang khusus.

4,6.2.2 Persyaratan kekuatan beton untuk abrasi

Untuk bagian beton yang diperkirakan akan mengalami abrasi (keausan) akibat tatu tintasdrsyaralkan harus memitiki kekuatan tekan /.. yang tidak turang'dlri nrtar yangsebagaimana disyaratkan dalam Tabel4.6 _ 2

Bagian bangunan dan/atau jenis lalu lintas-

Jalan untuk pejalan kaki dan sepeda

Perkerasan dan lantai jembatan yang berhubunganoenoan:t. ialu-.lintas ringan yang menggunakan ban hidup

(Karet Dersi udara), unluk kedaraan yangmempunyai berat samDai 3 ton

2. Lalu lintas. menengah atau berat (kendaraan yang^ mempunyar berat lebih besardari 3 ton).r. Latu lntas yang tidak menggunakan ban hidup4. Latu ntas dengan roda baia

Kuat tekan minimumf"' IMpal

20

20

2535

Harus diperkirakan, tetapitidak kurang dari 35

Tabet 4.6 - 2Persyaratan kekuatan beton untuk abrasi

Tabet4.6 " 3Kadar makslmum ign klorida terlarut asam

4.6.2.3 Persyaratan batas kadar kimia

Berat ion-klor-terl€rut per satuan volume beton tidak melebihi nilai yang disyaratkan datamJab:l 4 q - 3. caram2 ktorida atau campuran kimia y"ng rn"niin"ornj tbrida dalamjumlah cukup banyak tidak boteh digunakan pada kompo;en"beto"i,rat"dng.

!1!1r iyt1qt.ryd." U"1on, dinyatakan sebagaj persentase berat SO3 tertarut terhadapsemen, tidak boteh tebih dari 5ol".

Garam ion.kuat seperti nitrat tidak boreh ditambahkan pada beton kecuari terbukti tidakmengurangi keawetan jangka panjangrrya.

Kadar maksimum ion klorida

B-eton yang tlOat menganOung banan-6atnn yangmemertukan perlindunqanBelon yang mengandung bahan-lcah-ffi ngmemerlukan Derlindunoan

22 dai 125

Page 47: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

S1o.du Petqcana1n Sltuktur Beton btuk J.nbatdn

4.6.3 Persyaratan selimut beton

.T^:3f:l'11!:t9" ,ntuk.tutangan dan tendon harus diambit nitai tebat setimur beton yang:_"j:9_":1_".9:r?' dengan ketentuan yang disyaratkan untuk keperluan pengecoran da;unuK pentndungan terhadap karat.

I:fl^:r]11r,1-f",9r untuk kepertuan pengeco€n tidak boteh kurang dafl nrfai yangIeroesar Oan ketentuan berikut:a) 1,5 kali ukuran agregat terbesar.b) Setebal,diameter tulangan yang dilindungi atau 2 kati diameter tulangan terbesar bilaotpaKat berkas tulanoan.c) T,ebal selimut bersili untuk tendon dengan sistem pra tarik harus minimum 2 kalidiameter tendon, namun tidak haruJ lebih besar dari 40 mm. Jaka tendondikelompokkan, terutiama pada bidang horisontal, tebal selimut beton harus.. orpeneDat untuk keperluan pengecoran dan pemadatan.

o, reoat setrmut beton untuk selongsong sistem pasca tarik harus diambilminimum:9_TT 9.311 permukaan setongsong ke bagian bawah komponen Oin eo mm paoaoagtan tatn.

e) Persyaratan tebal selimut beton minimum untuk tendon eksternal sama dengan untuKtendon yang ditanam dalam komoonen oeron.0 S.eliTyl beton harus dipertebat bila tendon dikelompokkan datam bidang horisontal. aiau bila digunakan selongsong dalam beton.

gl leDal selrmut beton minimum untuk ujung tendon pasca tarjk atau perlengkapanangkur harus diambil 50 mm.

Untuk perlindugan terhadap karat harus diambiltebal selimut beton sebagai berikut:a) iJrla beton dicor di dalam acuan sesuai dengan spesifikasi yang

-berwenang oandipadatkan. sesuai standar, selimut beton haru-s Oia.Oil irOaf< iri"'ng d"n xet"ntuun

., yang, diberikan pad€ Tabet 4.64 untuk ktasifikasi t idak terl indung.

0) brla beton dicor di datam tanah, tebal selimut ke permukaai yang berhubungan1:19:!_9:lh diambit seperti yang disyaratkan datam Tabel 4.6.4 nimun hargaiya:l:."1|]11n,39 mm.aiau 10 mm jlka permukaan beton ditindungi lapisan yang kedaprernadap kelembaban.

c) bila beton dicor di dalam acuan kaku dan pemadatannya intensif, seperti yangdicapai-dari hasil meja getar, digunakan selimut beton minimum seperti Oisyarattaipaoa tabel 4.6._5_

d) bila komponen struktur beton dibuat dengan cara diputar, dengan rasio atr_semenkurang dari 0,35 dan tidak ada toleransi negatif pada pemu"-ungan tulangannya,selimut ditentukan sesuai Tabel 4.6-6.

Ujung tendon pada sistem pratarik tidak rnemetlukan selimut beton, namun harus diberilapisan anti karat.

23 dati 125

Page 48: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Shknar P%candah Struktur Bebn untu* Jenbdtar

Tabel4.64'Selimut beton untuk acuan dan pemadatan standar

Tabel 4.6 -

Selimut beton untuk acuan kaku

Klasifikasil ingkungan

Selimut nominal [mm] untuk beton dengan kuat tekan' yangtidak kurang dari

20 MPa 25 MPa 30 MPa 35 MPa 40 MPa

B1

B2

25

30

45

(65)

25

25

35

50

25

25

40

Tabel 4.6 - 6.Selimut beton untuk komponen yang dibuat dengan cara diputar

Klasiflkasi lingkunganKuat tekan betont ' lMPal

Selimut beton [mm]

A, B1 35 204050

2520

c 40

Tebal selimut beton untuk klasifikasi lingkungan tertentu yang nilai nominalnya berada didalam kurung merupakan suatu angk, yang tidak dianjurkan untuk digunakan, tetapiapabila tidak;da altematif lain dalam penggunaan mutu beton dan struktur berada dalamkbsifikasi lingkungan tersebut, maka nilaiaelimul beton Iersebut dapat digunakan sebagaibahan peftimbangan.

dan pemadatan intensif

Klasifikasil ingkungan

Tebal selimut beton nominal [mm] untuk beton dengan kuat tekant'yang tidak kurang dari

ffivPa 40 MPa

Bl

92

c

25

35

45

70

25

35

60

35 30

45

25

40

55

24 dati 125

Page 49: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Sta,Aar Pera.aiaaa Adktu R.toa "ntuk

Je^batan

Tabet4.6.-7

Selimut Beton Berdasarkan Diaf|reter TulanqanPada Beton prategang

Letak Struktur Beton Diameter Tulangan (mm) Selimut Beton (mm)

Cor langsung di atas tanah dan selaluberhubungan dengan tanah

Bebas 70

Yang berhubungan dengan hnahatau cuaca

D-19 s/d D-56< D_16

5040

Y€ng tidak langsung berhubunganoengan tanah atau cuacaa. Pelat, dinding dan pelat berusuk

b. Balok dan Kolom

c. Komponen struktur cangkang danpetat

D-44oanD-56

< D-36

Tulangan Utama,Pengikat, sengkang,lilitan spiral

D-19D-16

40

40

25

20

C-ara lain dari perlindungan korosi boteh dil€kukan dengan tulangan yang dlindungi epoxy(epoxy-coated), pelapisan ulang beton, atau membran rapat, atau kombinasi dan cara_caratersebut di atas.

4,6,4 Perlindungan terhadap karat untuk tendon prategang tanpa lekatan

S€bagai pedindungan terhadap karat untuk tendon prategang tanpa lekatan, harus diikutiketentuan berikut:

a) Tendon tanpa lekatan harus dibungkus dengan pelapis. Tendon harus ditapisisecarafnu! d?n pelapis di seketiting tendon harus Oiisi dengan bahan yang sesuai yang

., mampu memberikan perlindungan terhadap karat deng; baik.

D) r'e,apis harus kedap air dan menerus sepanjang bagian tendon yang diencanakantanpa lekatan.c) Untuk aplikasi dil ingkungan korosif, penyambungan pelapis dengan semua angkur.. penegangan angkur tengah, dan angkur mati haruslah bersifat ked'ao air

") ]^u::^-9ill!-l lgkatan yang terdkidari strand tunggat harus ditindungi terhadap korosisesuat dengan ketentuan vana berlaku.

e) Diberi lapisan HDpE dan gem-uk secara sempurna.

25 dati 125

Page 50: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Standar Pq.rcanaan Sttukh( Betoh untukJmbiran

4.7 Penggunaan aditifsebagai bahan tambahan pada campuran beton

Bila dianggap perlu, adllil dan admixture boleh ditambahkan pada campuran beton dalamdosis yang wajar sebagai bahan tambahan.

Dalam hal ini, aditif sering digunakan sebagai bahan tambahan berupa butiran yang sangathalus, sebagian besar berupa mineral yang bersifat cemenfrfioos, seperti abu terbang (ftasr), mikrosilika (silicafume), atau abu s/ag besi (iron blast fumace stag), yang umumnyadilambahkan pada semen sebagai bahan utama beton. Dalam pada itu: admixtutedigunakan sebagai bahan tambahan campuran beton,pengadukan beton.

yang ditambahkan pada saat

Pada umumnya, adilit dan admixture bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja betonsegar (frcsh concrefe);- Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air.- Mengurangi penggunaan air tanpa mengurangi kelecakan.- Mempercepat pengikatan hidrasisemen atau pengerasan beton.- Memperlambat pengikatan hidrasisemen atau pengerasan beton.- Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton.- Mengurangi kecepatan terjadinya s/ump /oss.- Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan volume.- Mengurangi terjadinya atau kecepatan terjadinya b/eeaing.- Mengurangiterjadinyasegregasi.

Untuk tuiuan peningkatan kine{a beton sesudah mengeras, bahan tambahan campuranbeton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut:- Meningkatkan kekuatan beton (secara tidak langsung).- Meningkatkan kekuatan beton pada umur yang mudi.- Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan beton,

terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi.- Meningkatkan kinerja pengeco.an beton di datam air eaau di laut.- Meningkatkan ketahanan beton terhadap korosi.- Meningkatkan keawetan jangka panjang beton.- Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton).- Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat.- Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lima.- Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan.- Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan.

Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu ditakukan secara hati-hati dandengan takaran dosis yang tepat sesuai manual penggunaannya, serta dengan prosespengadukan yang baik, agar pengaruh penambahannya pada kinerja beton bisa dicapajsec€ra.merata pada semua bagian beton. Dalam hal ini perlu dimengerti bahwa dosis yangberlebih akan bisa mengakibatkan menurunnya kinerja beton, atau dalam hal yang iebihparah, bisa menimbulkan kerusakan oada beton.

4.8 Komponen beton tidak bertulang

4.8.1 Penggunaan

Beton tidak bertulang digunakan hanya untuk komponen di mana retak tidak akanmenambulkan resiko keruntuhan maupun resiko ketahanan jangka panjang. persyaratanpada bagian ini bisa digunakan untuk perencanaan lantai beton tidak bertulang dan

26 dati 125

Page 51: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Skn tat p.tqcdnon gtukur Bdor unluk Jehbatah

perkerasan di atas tanah, pondasimemerrukan tutangan untut a"pex slrjiilfl"tbot'.

dan dinding penahan tanah yang tidak

4.8.2 Perencanaan

4.8.2.1 prinsip dasar

Komponen beton harus direncanakal. pe:encanaan *o,"oon"n ."ii"1,.1":"i1,!i:r{i#l_.i?5:?:o"illl,,l;n"n ,un"nn"n_: i.::l{":ii 6i: J.J,5t ff ,5ffiff,,ffi ?: :tl*:t*l j11#i#;:"'.- rurangan yang mungkin terpasing dia"gg"i tid;kiir,;"rikan kekuatan.4.8.2.2 Sitat€ifat penampang

Dalam perhitungan kekuatan, selurulmru*u"r;l:;;JT]ffi f;;ilfl3"k"#dlfif fi [".-ff hiiiltri:;4.8.3 Kekuatan lentur

Kekuatan rencana untuk komDonen lentur harus diambil sebesar o M,, , ot mana M".:liH:||?TT,'*ssunakan kekuatan t"* r"nt"ir"^riliiii1,!Jn'j J"",", o"ns"n4.8.4 Kekuatan geser

4.8.4.1 Aksisatu arah

iff"tlff:Slili:l}#:l,T#1il;t"g:r k"mponen satu arah, dan keruntuhan seserolambll sebesar d vn , di mana ," =-r::rfT'rf:l:.' kekuatan rencana untuk geser harus

Geser maksimum dapat dianggap terjadi pada jarak 0,5 h dari muka tumpuan.

4.8.4.2 Aksidua arah

Apablla keruntuhan geser dapat terj;dibebani, maka kekui;;;""-#;#:',6:tiff;t,i35[3:#'0""" arau daerah yans

dv,

i.@a\ 8v"a,h )

(4.8-1)

(4.8-2)di mana : v"= o,.t u h (r-;)A = o,z u n,[f

4.8.5 Kekuatan terhadap gaya akstaltekan

Kekuatan rencana akibat aksial tekandrambit sebes€r o /v, . ;;;;;;A':T;s":l suatu bagian komponen selain dinding harus) /. ,4s, dengan syarat panjang dari komponen vano

27 dati 125

Page 52: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stoa.lar P.pnctuM Sttukut Beton uht* Jenbatan

tidak ditumpu tidak lebih besar dari 1d/te,?pkan pada tiang oory"ng ai"o|. oljfllr,kali ukuran lateral terkecil, namun tjdak pedu

4.8.6 Kekuatan terhadap kombinasi tentur dan tekanBagian komponen yang menerima Isedemikian sehingg;, "

-.- " - (ombinasi lentur dan aksial harus direncanakan

M^ M,, N.aM-'or,* o *," (4.8-3)

28 dati 125

Page 53: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stan lor Perencanadn Stuktur Beton unt& Je,nbnhn

5. PERENCANAAN KEKUATAN STRUKTUR BETON BERTULANG

5.1 Perencanaan kekuatan balok terhadap lentur

Kekuatan lenfur dari balok beton bertulang sebagai komponen struktur jembatan harusdrrencanakan dengan menggunakan cara ultimit atau cara perenana;n berdasarkanEeoan dan. Kekuatan Terfaktor (PBKT). Walaupun demikian, untuk perencanaankomponen struktur iembaian yang mengutamakan suatu pembatasan legangan kerja, atauada-keterkaitan .dengan aspek lain yang sesuai batasan perilaku d;formasiny;, atausebagai cara perhitungan alternatif, bisa digunakan cara perencanaan berdasarkan BatasLayan (PBL).

5.1.1 Kondisi batas perencanaan berdasarkan beban dan kekuatan terfaktor(PBKT)

Kondisi batas perencanaan berdasarkan beban dan kekuatan terfaktor diambir sesuaidengan pasal4.5

5,1.1.1 Asumsi Perencanaan

l-Ilillig- kekuatan dari sualu penampang yang tertentur harus memperhitungkanKesermbangan dari tegangan dan kompatibilitas regangan, seria konsiiren oengananggapan:- Bidang rata yang tegak lurus sumbu tetap rata setelah mengalami lentur.- Beton tidak diperhitungkan dalam memikultegangan tarik.

-- ursrnousr regangan tekan ditenlukan dari hubungan tegangan-regangan beton.- Regangan batas beton yang tertekan diambil sebesar O.O0i3.

l]illlg:l ailaT gistribusi.tegangan tekan beton dan regangan dapat berbentuk persegi,rapesrum, parabota atau bentuk lainnya yang menghasilkan perkiraan kekuatan yangcukup baik terhadap hasit pengujian yang lebih inenyeiuruh.

W_alaupun demikian,. hubungan distribusi tegangan tekan beton dan regangan oapatoranggap dipenuhi oleh distribusi tegangan beton persegi ekivalen, Vano diasumsikanbanwa tegangan beton = 0.85 f".terdiskibusi merata padi daerah teftan-ekivalen yangdibatasi oleh tepi tertekan tetluar dai penampang dan suatu garis yang sejajar dengaisumbu netral sejarak a = B,c dari tepi tertekan iertuir tersebut.

Jarak c dari tepi dengan regangan tekan maksimum ke sumbu netral harus diukur dalamaran regak lurus sumbu lersebut.

Regangan Tegangan

Gambar 5.1.-1 Regangan dan tegangan pada penampang beton bertulang

c =0,8s 1 ab

29 dati 125

Page 54: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

':tatul4r P..enenna, &r1!*tt Beto, ,ntuk Jtu,atan

Faktor 01 harus diambilsebesar:

tetapi 01pada persamaan S..l-2 tidak boleh diambjl kurang dari 0,65.5.1.1.2 Faktor reduksi kekuatan

Faktor reduksi kekuatan diambil sesuai dengan pasal 4.S.2.5.'1,1.3 Kekuatan rencana dalam tentur

l^::fg::l .kekuatan pada penampang terhadap momen tentur harus berdasarkan;:::i;1!.i"rr",

*ns dtkatikan dengin si"t, i"rtoi,"ori"i i"ir"Ln I,"iesuai densan

5.1.1.4 Kekuatanmin imum

Ketuatan-nominal dalam lentur pada penampang kritis beton harus diambiltidak lebih keciloart 1.2 Mt (momen retak). vano oio.nutri otet iuitu persvirai"ritJilng""n,["* ,niniru.sebagaimana disampaikan d;ia; pasal 5.1.1.S.

5.1.1.5 Syarat tulangan minimum

") l:11,::ll"O .penampang dart su21g Ksrnpqnsn struktur lentur, bila berdasarkananatisis dipertukan tutangan tarik, maka tua" z, y"ng ;J" tia"t LJf"i kuruno o"n,

m,r Y J . ,A"^" = -;

.-b"c-J t

dan tidak tebih kecit dari :

A,^" = :_ D"A

J l

P.ada .bdd< T sederhana dengan baqianoafl nttai terkeclldi antara :

m't \ . / c ,^,* = i_o"a

Fr = 0,85

p1 = 0,85 - 0,008 (f",- 30 )

unruk t,5 30 Mpa

untuk ,,> 30 MPa

sayap tertarik, A" hi, tidak

(s.1-1)

(5.1-2)

(5.1-3)

(5.1-4)

boleh kurang

dan

rc 't \ J c ,n,"," =;--otd

(5 .1 -5)

dengan pengertian I

30 dari 125

(5.16)

Page 55: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Statulat PearcMoaa Sttu&ur Betoh unt kJeubatar

D/adalah lebar bagian sayap penampang.

c). Sebagai alternatif, untuk komponen struktur yang besar dan masif, tuas tutanganyang dipedukan pada setiap penampang, po;ifif;tau negatif, paring sedikit harussepertiga lebih besar dari yang diperlukan berdasarkan an;tisis'

5.1.1,6 Syarat tulangan maksimum

Untuk komponen struktur lentur, dan unluk komponen struktur yang dibebani kombinasilentur dan aksial tekan dimana kuat tekan rcncana ppi turang a;ri nilai yang tert<ecitantarc o,1f"'Aslan ppb, maka rasio turangan p tidak boreh merampaui 0,75 dan rasio pbyang menghasilkan kondisi regangan batas OeimOang untut fen#p*s.' -

Untuk komponen struktur beton denotiaat pe,ru iireJursiieni#;ft;i8:

tulansan tekan' bagian p' untuk tulangan tekan

5.' l,1,7 Jaraktulangan

Jarak lulangan har-us cukup memadai untuk penempatan penggetar dan me_mungkinkanukuran terbesar dari agregat kasar dapbt bergerat siat;ig!iu;"k;;." * *

Jarak bersih minimum antara tulangan sejajar, seikat tulangan dan sejenisnya tidak bolehkurana dari:a1. i,5 kali ukuran nominaj maksimum agregar:ataub). 1,5 kati diameter tutanqan: ataucl. 40 mm

j11::Till :l"r tulangan yang sejajar datam tapisan tidak boteh kurang dari .t,5 katioramerer tutangan atau 1.5 kali diameter seikat tulanoan

5.1.1.8 Detailtulanganlentur

a) PenyebaranTulangan tarjk harus disebarkafl dengan merata pada daerah rcgangan tarik betonmaksimum, termasuk bagian sayap oa'lot< i, o"or."iJ"" iJilr'r pjj"iirp"-.

b) Pengangkuran - umumBagian ujung dan peng_angkuran dari turangan rentur harus dida sa*an paoa momenreftur. hipotetis yang dibentuk oleh.pemindahan

""""r" ."rii" iuri ,fromen tentur

l"^:ltlfJ1 negatif, sejarak i pada batok t"rn"aip ti"p iiJ liioniun rno."nmaKstmum yang relevan.

Tidak.kurang dari sepertiga tulangan terik akibat momen negatif total yang dipertukanpaoa tumpuan harus diperpanjang sejarakl, metewatititif< Ojfitieniui.,- ,

c). Pengangkuran dari tulangan positif harus memenuhi :r-aoa perfelakan sederhana, lulangan angkut harus dapat menyalu*an gaya tariksebesar 1,5 I/r pada bagian muka perletak;n.l) Bila tulangan. tarik diperlukan pada. tenga! bentang, tidak boteh kurang dari

:::elq:lly3 . harus ..diperpanjans sejarak i2 a, ,"rZLi m,ir" p"ireiaran, atausepenrganya harus diperpanjang 8 d, ditambah l/i melalui muka p"il"t"t"".

31 da r i 125

Page 56: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Slntular Pererconanh Sttuktu Betoh @t kJtubdtan

2) Pada balok menerus atau terkektur"ng"n - fo;itii- tlli'ilni ";lunn "u""'"

lentur' tidak kurang dari seperempat clariditeruskan merarui pe.,ni,*!" o3ii','f3ll",li

lensah bentans harus diperpanjans/

d) Tulangan lentur tidak boleh dihentikan di daerah tatik kecuali bila satah satuKetentuan berikut diDenuhi:t)

l]1,:*, O"t:lg D36 dan yang lebih kecit, dimana tutangan menerusnya memberikanruas dua kati dari tuas tutanoan tentur yang diperrrran -puoa

iitil pJil,it"un ,r,"ng"n

", ^::-s:::l ,"I"ftornya tidak-metampaii t# p!,.rpjiIIriL""i'J""""i1!n"""", ,r"., 9:f ^S^:r-:., j:rf?ktor p€da titik pemutusan tutangan tidak mete-Oini Oua pertiga dariKUal geser rencana @2,

,, l3:^11':O_l"rutusan batang tutangan.atau kawat, disediakan suatu tuas sengkangIambahan disamping sengkang yang.diperlukan untuk rn"n"n"n g!"J, dan puntir,sepanlang trga perempat tinggi efektia komponen strut<tur Oiutur O"ri-iitii p"ngt

"nti"nlli,ffll;*1-l"l9j"ns rambahan i4, tid;k oor.r, r,ur"ng d",io,ar"r/r. spasi s tidaki#Hll"""iji"l,ff;',#[fl[ 6:.X.;::iJ?#,tlJ;ff tu'ansan' vans diputus

5.2 Perencanaan kekuatan balok terhadap geser

Perencanaan ini berlaku untuk balok beton.bertulang yang mengalamigaya geser, momenlentur dan gaya aksial atau vano dit

Elllfil gf""krft #il']ii:%:["#H?:'ff :"';"?:l !i!15;fl1i [il"'if,{ii?,tlKekuatan geser balok struktural harus dihitung berdasarkan pBKT.

Nilai .fu yang digunakan daram pasar ini tidak boreh merebihi 0,g3 Mpa kecuarr untuk919f.

b:,:l bertulang yang memitiki tutangan badan minimum sama dengan l;735 kati,namun tidak lebih dari tiga kati, jumtah yangioiouturrun menuruis-u-o;;;i;"j.r.

5.2.1 Kekuatan geser rencana pada balok

Perencanaan penampang akibat geser harus didasarkan Dada :

ns ov^dr mana Z, adalah gay€ geser terfaktor pada penampang yang ditinjau, dan n adalah kuatgeser nominal yang dihitung dari:

V"= V,+ V,

I, ' . adalah kuat.geser nominal yang disumbangkan olehnomrnat yang disumbangkan oleh tulangan geser.

(5.2-1)

(5.2-2)

beton, dan % adalah kuat geser

drpenuhi:memperhatungkan pengaruh setiap bukaan pada

Dalam meneotukan kuat geser, harusa) Untuk kuat geser 4. harus

Komponen struktur.b) Untuk,kuat geser I/c dj mana berlaku. pengaruh regangan aksial taik yangdrs-ebabkan oteh rangkak dan susut paoa t<ompinen il"k#;;ft;"kunn, rn"^Jnarus diperhitungkan pengaruh tarik tersebut pada pengurangdn ti"io"""r.

32 dari 125

Page 57: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stdndat Petddmdn Struklt Beron untu* Jenbdtun

5,2.2, Penampang tapered

Untuk bagian penampang tapered sepanjang. panjangnya, komponen tarik yang miringarau saya tekan tenrur mirins harus diperhii_glln i.l"l;,,ienJ;,#;i"i:,;1"" o"."r.5.2.3 Gaya geser maksimum dekat tumpuan

Geser geser terfaktor maksimum 4 dekat tumpuan harus diambil sebagai gaya gesera) jarak ddari muka tumpuan, atauo) muka tumpuan, jika mungkin terjadi retak diagonar daram daerah tumpuan.5.2.4 Kuat geser yang disumbangkan obh beton

a) Sesuai dengan sifat beban vano br,"tuntu* p."""rti.irlii; ftU",f:,i S:Iil[iil fl Siil,i;,]f iii*lij,*:ff iJ#.' l 1:."1.::."r?i d""gan pasat 5.2.4J6(l ) dan pasat s.i.iratztl unruk l(omponen struktur yang di6eb""i gl;""i a;n i";,#l"ia, bertaku

I l . ' \ '

v, l \J- l 6 a\ o i

2) Untuk komponen struktur yang dibeDanitekan aksial, berlaku

v"=(r.!-_]rE)b.d

Untuk komponen struktur yano dibebargeser harus direncanakan ,ntrk .J:q':J," l1lk aksial.yang cukup besar' tulangandihituns secara rebih r;il;J;l;il:T'fj["t;:Jr::,]i #XirErjadi,

kecuari bira

fgt gese. 4 boleh dihituno denoahc.2.4(b(1)) dan pasal s.z.+rtb)

- perhitungan yang lebih rinci menurut pasaluntuk komponen struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur sala.

,,=(ll."rr"ff)T

(5.24)

(5.2-5)

tetapi tidak boleh diambil tebih besar da tipada 03.[E b_d dan bs5slsn !4 1166k

*9!_9':$1 metebihi i,o, o'r"n" _y,_:qg]if momen rerraktor y.{, t"ri"oioersamaan dengan 4 pada penampang yang ditinjau.

-- - 'yi ,e"v

Untuk komponen slruktu/ yaoq menoalv, oapar dihituns dens"n purhitrns"i y:fr ffiif ,fi:i;::", vans besar, kuat seser

,,=('.ff)g'n

(5.2-3)

b)

't)

2)

33 dari 12S

(5.2-6)

Page 58: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

sta.daf Pera@@ sta&tb Beton duk Jenbahn

tetapi tidak kurang daripada not, dengan N, adalah negatif untuk tarik. Besaranr harus dinyatakan dalam Mpa.

5.2.5 Syarat-syarat tulangan geser

il ill?i19,t_41:. !1, . = Qr,e . n.ry|j,pasans tutansan minimum sesuai pasal 5.2.7.u/ | urangan geser minimum ini dapat tidak oip**d ""ir't

o"'i"k llxna tebutuhanKekuatan geser terfaklot y.. <o

i1"JgiXi;iil.iffi ::i;'o"i2it';i':i,!''i";'d"f 'r"Xil'':gy:1?il;i",1ffi:ic) Apabila V. , OV", tulanqan qr

tutangan deser plo? pl;;i;;.;"""' harus dipasang sesuai dengan perencanaan

5.2.6 Kuat geser yang dlsumbangkan oteh tulangan geserApabila gaya geser harus ditahan oleh.tulangan geser, maka batas spasi maKsrmum sma^oan ruas tutangan geser,{* dapat dihitung oeioasirlan aturan s;"s#;rik;a) untuk tulangan geser yanq teqal

maka: - ( lurus terhadap sumbu aksial komponen struktur,

, , A, fd

a

b) untuk tulangan geser mirino :

,, - A' fr(sina +cosald

"

_ (5.2-8)

oengan q sebagai sudut antara senok:srru6ur. - ang miring dan sumbu longitudinal komponen

".- =

t;ataueOo mm (ambitnitaiyang terkecit) bita 4 ,!^[Im.adr"_ = ._; atau 300 mm (amb nitai yang terkecit) bita /" ,!,[Im.a

Namun dalam segata hat, % harus tidak tebih besar dari f ,[I U..o

5.2.7 Tulangan geser minimum

Apabila menurut pasal S.2.5 atau haminimum cari tJaffi n";?;rifilii,rn X"ji.',""arisis diperlukan tulansan seser, maka luas

" I b *s

^" , r , r , , 3 / \ (5.2-e)

Dengan pengertian bw dan s dinyatakan dalam miljjmeter.

(5.2-7)

34 dati 125

Page 59: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stondar Pe@c@ sttut1o Belo, udrt J.nbdtan

5.2.8 Geser friksi

Penyafuran geser antara dua bidang, misalnya daetah yang mempunyai potensa retak ataupada bidang kontak antara dr.ra beion yang oemeda umumya, diatur menurut ketentuanberikut:

") I:l:lly?" ili f'grus diterapkan bita dipandang pertu unruk meninjau penyaturan geser. . metatui suatu bidang tertentu.D, H-erencanaan dari penampang yang memikul penyaluran geser seperti pasat 5.2.8(a)narus berdasarkan percamaan y..=OV^,di mana 4 dihitung menuiut ketentuan pasal5.2.8(c) atau S.2.8(d)O P.y*:"9lll n:rus diasumsikanakan terjadi sepanjang bidang geser yang ditinjau.Luas Ai yang dipe ukan untuk penulangan. ge""r_fritii aisJpinling 6,o"ng g"ru|.boteh direncanakan baik menggunakan pisat 5.z.a1oy ataupurirJtoc"" i.r.n"unu"n

f:flr:199"91. t"innya yans menshasilkan p"irir""n 'i"i

uaGn ylns hasirnya,, sangat mendekati hasilpengujian yang rinci, lengiap dan sei;;;.

,-,

iii,1nlii,""*"aan kekuatan nominat geser-friksi harus memenuhi ketentuan di

1) Bila tulangan gejer-friksi dipasang tegak lurus terhadap bidang geser, maKa Kuatgeser y, harus dihitung berdasarkan :

2) Bil,a. tulangan geser-friksi membentuk sudut terhadap bidang gesef sedemikian;Ti'f :-:ffi ,:r":::,f^Xn",:""5ffi #;HlJ51"dd';'il-izoltilnsanseser-

h= A,rft P.

V, = A,rfy (! sinot + cos ct)

Gambar 5.2 - i. ceser-friksi

tulangan geser-friksiAf

(5.2-10)

(5 .2 -11)

^O^"ln-"n ot adalah sudut yang terbentuk antara tulangan geser_friksj dengan bidanggeser.

35 dari 125

Page 60: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stdntlo Peretcanaon Sttuku Betoi untuL Jqbatan

3) Koefisien friksip diambil sesuai dengan kondisi permukaan beton berikut

Beton yang dicor monolit 1.4)\

Beton yang dicor di atas permukaan beton yang telah mengerasdengan kondisi permukaan yang sengaja dikasarkan 1.0)"

Beton yang dicor di atas permukaan beton yang telah mengerasdengan kondisi permukaan yang tidak sen gaja dikasa*an 0,6r,Beton yang diangkur pada baja gilas struktural dengan mengguna_kan penghubung geserjenis paku berkepata atau batang tuL-ngan o,7X

0s)

di mana l" = 1,0 untuk beton normal, 0,85 untuk beton berpasir ringan dan 0,7S untukbeton ringan total. Jika ditakukan penggantjan pasir secara pa-rsiat maka nitai f,didapat dengan menggunakan interpotasiiinier oaii kedua harga'J ;; - *

luat, S,e:e.r % tidak boleh melebihi 0,2 f.?c ataupun S,51" (dalam NeMon), dimana/:.191:-lluas eenampang beton yang men anan penyaturan geset.:::.,^"1:: .*l=!" lltangan geser_friksi ridak boteh 6bih bes;r daripada 4OO Mpa.:1:-.,:'l^ nero yang bekerja pada bidang geser harus dipikut oteh tulangan11:?:l]:l:. G"y" rekan netto permanen,yang bekerja pada oiaing g"""i o"p"top€rnrrungkan sebagai tambahan terhadap gaya pada tulangan gi"6r+iL"i Z16,paoa saat menghitung Avperlu..l ulangan geser friksi harus ditempatkan sebaik mungkin sepanjang bidang geser danh9fus_diangku*an untuk mengembangkan kuat tet;h yang oiiyaiatt<an i""A" lt"or"stsrnya.dengan cara penanaman, pengaitan, atau peng6as"an i6["0"

"r"itr,u"u"."t,11_":,:1,91:-

terhadap terhadap beton yang tetarimengeras ;;"i;;;t;, rn"*"oroang kontak yang digunakan untuk penyaruran geser harus bersih dan b6bas oan:ol::|::3u s9reiF.n beton yang tidak berguna. Jjka p dianggap sama dengan 1,01,T;T''o'o*n

kontiak harus dikasarkan hingga meniapai implituoo penuli seoesarEila, geser disalurkan antara baja structural.gilas dan beton dengan menggunaKanstud.berkepala atau batang tulangan yang dilas, maka permukaan- bala hairis oersrfrdan bebas dari cat.

h )

D

5.2.9 Tulangan gantung

l!-aiil1. gaya dikeriakan pada batok di mana aksi gantungan dipertukan maka tutanganharus dipasang agar dapat memikul seluruh qaya teEeoui.

'

5,2,10 Detailtulangangeser

5.2.10.1. Jenis tulangan geser

Tulangan geser dapat terdiri dari sengkang segi empat yang tegak lurus terhaoap sumbuaksial komponen struktur, jaring kawairurus €rnadap sumbu

"r,"iur torpon"n ??f3

las.dengan kawat-kawat yang dipasang tegakI ulangan bengkok keatas tidak diizinkan karena kesulitan dalam pengangQu-,?tn dankemungkinkan terjadi sprtfng beton pada biO""g V"ng dib;ngk;;;."

*'"^

36 da 125

Page 61: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

shnntu Pem@4aan slruktur Beto, uhluk Je bdtu

5.2.10.2. Jarak antar tulangan

Batas iarak antar tulangan geser yang

komponen struktur tidak boleh melebihi {2

dipasang tegak lurus terhadap sumbu aksial

atau 600 mm.

5.2.10.3 Pembengkokanujungdaritulangan geser

Tulangan geser harus dibengkokan dengan cukup baik dan merupakan sengkang lenutupsepeft gambar di bawah ini.

Gambar 5.2._2 .pembengkokan tulangan geser

5.3 Perencanaan kekuatan balok terhadap lentur dan aksial

5.3.1 Asumsiperencanaan

:^":"::.:11"1 untuk penampang yang d,beban; tentur dafl aksiat sama dengan asumslperencanaan pada pasal 5.1.1..i.

5.3.2 Faktor reduksl kekuatan

Faktor reduksi kekuatan sesuai dengan pasal 4.5.2.

5.3.3 Prinsipperencanaan

a) P.erencanaan komponen struktur yang dibebani kombinasi rentur dan aksiar harusdidasarkan atas keseimbangan igoainoan aan i".p"tiuirlij!'-,"g""gan dengan. menggunakanasumsldatamiasalSi t .1 . - t .

") l:ll?i:l struktur. yang dibebani kombinasi aksiat tekan dan tentur harusorrencanakan terhadap momen maksimum yang dapat menyeai beban aksial.,t-",1,":^1111:3l

or, A..densan eksentrisiias yans ada, tid;k boteh merampauiKuar rancang beban aksial /p",*/, di mana:'1) Untuk komponen dengan tulangan sptrat :

oP,tu^) = 0,8s 4 [0,85 f"' (As A,)+ fy',,]2) Untuk komponen dengan tulangan pengikat:

6P"r,,"t = 0,80 4 [0,85 f"' (As A,)+ fy',t]

(5.3-1)

37 dati 125

(5.3-2)

Page 62: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Sto"dot Pdeam"o@ S!tuktu Beton ,ntulJehbatan

3) Momen. maksimum terfaktor, M", iarus diperbesar untuk memperhitungkan efekkelangsingan sesuai dengan pasal 5.7.6.

5.3.4 Efekketangsingan

Efek kelangsingan diperhitungkan dalam perencanaan komponen struktur tekan sesuaidengan pasal5.7.6.

5.4 Perencanaan kekuatan batok terhadap geser dan puntir

5.4.1 Penggunaan

a) Perencanaan kekuatan batok berikut diterapkan untuk balok yang memikut puntiry-ang dikombinasikan dengan lentur dan geser. Cara peiencinaan ini tiOat<diterapkan untuk komponen yang tidak terlent"ur. ---.-- -""'

b) Dalam hal diperlukan tulangan puntir sesuai pasal_pasal di bawah ini, makatulangan puntir harus disedialian secara pen"n oiiampirig i"Lngailang oipertukanuntuk menahan geser, lentur, dan aksial, di mana setia; gayaiafJm, yaitu puntir,geser, tentur, dan aksial, harus mempunyai proporsi t etdni'njn vani- i."u", ."t"triturangan masing-masing, yang pemasangannyi oi"a men;uai iJtu k""i"tu"n.

5.4.2 Metodeperencanaan

Perencanaan harus didasarkan pada cara PBKT.

5,4.3 Redlstribusipuntir

Pengabaian kekakuan puntt diperdehkan dafam analisis puntir, apabiia kekuatan puntirtrdak diperlukan untuk keseimbanoan .struktur dan punflr pada

"u!t, O"fi"n komponenhanya disebabkan .oteh perputararisudut dari oagian kompiiii v"ng1!;d:;ping"n, o"n

9llpersyaratan tulangan puntir pada pasal 5.4.512 dan pirsy"rai"n'C"t"iituLngan puntirpada pasal 5.4.5.3 dioenuhi.

5.4.4 Kekuatan puntir balok

Kekuatan puntir balok harus direncanakan berdasarkan hubunqan:

r, < oT,

.dl-Tl:na puntir nominat Z, bisa dihitung sebagai penjumtahan dari puntir nomrnar yangdrsumbangkan oleh beton 4 dan Duntir nominatyang dGumoangk"n ofln iul"ng"n u;, Vangbisa dihitung sesuai pasal5.4.5.

5.4.5 Syarat tulangan puntir

a) Tulangan puntir tidak diperlukan apabita:

(5.4-1)

-L.0,25 atau0 r"

38 dari 125

(5.4-2)

Page 63: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

o)

c)

st4niar P.raqtw Struktft Beton unluk Janbatan

o lmana

1

dipenuhi, tulanganmemanjang harus

\5.4-4)

puntir yang lerdii dai sengkangotpasang sedemikian sehingga

r"= &(o,3 JT)

TV

il*7a'o'uo ' "nu (s.4-3)

i::*f:"J densan tinggi totat tidak merampaui 250 mm atau setensah dari rebar

T" v..dr" dI'.

'

Apabila persyaratan di atas tidaktertutup melintang dan tulanqanketidaksamaan berikut dipenuihl:

' ' * ' , . ,

or^ ov" -'

Kual nominal puntir 4 bisa dihitunq dcipasang seoe;rit i;n;lp;;;d;:

'rengan anggapan seluruh sengkans tertutup

(5.4-5)

(5.4-6)

(5.4-7)

(s.4-8)r'=nl4'-)z't.'*t e,

5.4.5,1 Tulangan puntir memaniang

T-ulangan puntir memanjang harus d,pa-sajg untuk rnemikul gaya tadk rencana pt yangolambrl sebagai tambahan pada oava tarik rencana afibat te-ntur, yang jibeoatan paOaoaerah tarik terlentur dan dalam d;erah tekan terlentur

5.4.5.2 Tulangan puntir minimum

Apabila -tulangan puntir dibutuhkan, kedua harga tulangan minimum benkut harusorpasang:

Untuk sengkang tertutup sedemikian hingga:

/a>0,24

r (5.4_9)di mana yr adatah dimensiterOesar aarisJr{gkang tertutup.

Yllil!,1,",11"9:" memanjang sebagai tambahan seperti yang diperrukan untuk rentur,seqemtKtan hingga: -

,q" ao,2T

to f pf;

39 dati 125

(5.4-10)

Page 64: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Slatutar P.renqnaar Sttukut Beron btu, Jenbatdn

5.4.5.3 Detail tulangan puntir

Detail tulangan puntir harus memenuht Ketentuanj- Harus terdiri dari sengkang tertutup dan sengkang memanjang.- sengkang tertutup harus menerus seketi nd se;ua t;; ;;;"".pang metrntang dandiangkur, kecuali dalam analisi!g""si"" p""s;r,;i#;;ffi fffi- [?ff#i"L.

teriti menunjukkan bahwa senskans:!3:9ll memanjang harus ditempatkan sedekat mungkin ke sudut penampangme nt;lng, dan sekuranq_kuranorr"rlng;L"ins

"idr#ilffi;l"tiffi: turansan memanjans harus dipasang pada

5.5 Perencanaan pelat lantai kendaraan terhadap lentur5.5,1 Umum

Kekuatan pelat.lantai terhadap lentur harus ditentukan sesuaj pasal 5.j.1.1 sampai pasalb 1 1 4, kecuali apabila Dersvaratan keku€tan .minimum p",i" p"""1 !.i i+ oi"ngg"pmemenuhi dengan memasangrutangan tarit minimum sesuJiJJn;;;;il..5.3.

::,:I^rl3t^9rj ::tu .a:ah.di atas dua perletakan alau menerus, tebar petat yangmenahan momen lentur akibat beban terpusai oapat Oitentuian se;;i;;il;;a) Bila beban tidak dekat dengan sisi yang tidak ditumpu:

bet= tebat beban + 2,4 a4 (r,o (T))

dengan pengertian :a* : jaraklegak lurus dari tumpuan terdekat ke penampang yang diperhatungkan.ln : bentang bersih dari Delat.

o) ?f !:!:fjg*"t.dengan sisi yang tidak djtumpu, tebar petat tidak boteh rebih besaroan narga terkecil berikut ini:

1) harga sama dengan persamaan 5.5-1;atauz,

:i:T::h dari harga di atas ditambah jarak dari titik pusat beban ke sisi yang tidak

5.5.2 Tebal minimum pelat lantai

Pelat lantai yang berfunqsi sebaoai l€rebat minimum ,, memuntt i t "ou;t"t"'xtf;lf(endaraan

pada jembatan harus mempunyai

t" : 200 mmt" Z(00+40r) mm

dengan pengertian :I : bentang pelat diukur dari pusat ke pusat tumpuan (dalam meter)

(5.5-1)

(5.5-2)(5.5-3)

40 dati 125

Page 65: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

vdhddt PManaM 9tuktw Reto" u.tuk Jeh!fttan

5.5.3 Tulangan minimum

Tulangan minimum harus dipasang untuk menahan tegangan tarik utama sebagaiberikut:

a) Pelat lantai yang ditumpu kolom :

b) Pelat lantai yang ditumpu batok atau dinding:

A" _t,25b d f ,

A, =1,06a f ,

(5.54)

(5.5-5)

(5.5-6)c) Pelat telapakbd f . .

1ff^1il^"]1,]19,9itumpu seperti.hatnya sebagai petat dua arah, tuas minimum rutangan:33If ma:tng1naslng. arah harus diambit dua perliga dad harga-harga di atas. Jika tid;k,rurangan yang disebarkan harus dipasang sesuaidengan pasai5.5.4.

5.5.4 Penyebaran tulangan untuk petat tantai

a) Iulangan harus dipasang pada bagian bawah dengan arah menyilang terhadaptulangan pokok.

b) Kec}.lali, bila analisis yang tebih tetiti dilaksanakan, jumtah tutangan diambit sebagai^, g:p:llT: q"jj tutangan pokok yang dipertukan untuk momen poiitifsebagai berik-ut:c) | utangan pokok sejajar arah lalu lintas:

Persentase = g (max.bo%, min.30%.lt

d) Tulangan pokok tegak lurus arah lalu lintas :Persentase = !! ftBx.67Yo, min.3o%)

,

") .D,"1_T:-4_:!I3 rutangan pokok yang regak turus arah tatu tintas, jumtah penyebaranIurangan datam seperempat bentang bagian luar dapat dikurangiiengan maksimum500/".

5.5.5 Pengaku bagian tepi

5.5.5.1 Pengaku arah memaniang

- Balok tepi h€rus dipasang untuk pelat lantai yang mempunyai tulangan pokok sejajararah lalu l intas-- Balok le-p,.paling sedikit harus identik dengan penarnbahan 600 mm lebar petat tantaidengan tulangah yang serupa.

5.5.5.2 Pengaku arah melintang

I:li, T:lingl'g pada.ujung jembatan, dan pada bagian tengah di mana kontanuitas dari

lllll_titTJ! 1"." ditumpu.oteh diafragma atau yang sejeniinya dan harus direncanakanut [ut\ Wngarun yang pating berbahaya dari beban roda.

(5.5-7)

(5.5-8)

41 dari 125

Page 66: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

stah4ar Petquhw S.hltttt Betot unh* Jaabatan

5.6, Perencanaan pelat lantaiterhadap geser

5.6.'l Umum

Definisi-definisi dan simbol-simbol yang tercantum dalam pasal 5.6 adatah sebagai berikuta) Luas efektif dari

perbtakan atau5.6.-1.)

umpuan dan beban terpusat adalah luas yang mengelilingi penuhoeDan yang ada dimana garjs kel ingnya minimun (lihai gambar

, , 1_' .= - \ " l f ta. t

O) -n:,j 1"],llg *ntis untuk geser adatah.garis ketiting yang ditetapkan secara geomeftsserupa dengan batas darl luas ereKt,t perteiakan atau beban terpusat dan terletak

^, B:,::l1r?.19, dari batas.tersebut (tihar sambar s.6._1)cJ auKaan Kntrs adalah setiao buka3p, y3ng menembus ketebalan pelat lantai dimanatepi, atau sebagian dari tept, oari but<ian-tert"t"r. pio" i"i"-i'if_i[i iiaig oari z,s t"oan garis kelil ing geser kritis (lihat gambar 5.6.1)

Gambar S.6_.j.Keliting geser krttis

Kekuatan pelat lantai terhadaD qeser hi

"r rpdir" *e.ni,l;; ;::ffi:i'ilH.t".i,l::ffi?12,.;:'g?*?f :,"Ti3:JIli;"3::iX\ i?gi ;:li'lffiXX l"jnfl J:"n

cukup bisa"r, tuat lese,-pe;ita rus o*rrtunsuntuk pelat beton bertulang tanpa rulangan geser, nilai minimum

(5.6-r)

o)

1 l

3:ll9 kerunlufan geser dapat terlaor secara setempat di sekitar tumpuan atauDeban terpusat, kuat rancano oeser oelat lantaj harus diambil

"eb"""rl\i oi ,"nayI, dihjtung sesuaidengan sa-# satuharga berikut:Apaolla ffy* = 0. l/, = l/h, yana dihitunrpaoira,,z". tiotr lamjiJil:'";#:.ffi ffi iitXT ;:l,:Xiffi ;lji1.u.,.",.

Bila kedua bentuk kerunruhan o, "*:,,T:l:lg.l,l.*"1,..ku_at geggr harus d,hitungsesuai dengan (a) dan (b) di atas, dan n at rerl(eqt drambit sebagai kekuatan kritis.

lffi$

11

@l',t--

i .r,St- -.".7"T_

I-t--

\-a

%\).

t-\

42 dati 125

Page 67: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Skth.lar Paqwtun Sh,titt Bero, !d,I Jdbdnz

5.6.2 Kekuatan geser nominal pada petat tantai

a) Kekuatan geser nominal dari pelat lantai di mana, M,* = O, n, diperoleh dari salahsatu persamaan ini :

1) Bila tidak memitiki kepala gese.:

V ,o=ud( f . ,+0 ,3 fp" )

2) Bila terdapat kepala geser;

(5.6-2)

(5.6-3)

(5.64)

(5.6-5)

(5.6-6)

(5.6-7)

(5.6-8)

Dimana:

b)

1)

2\

4)

2V, ab_

ilf ;ll'n ?,"fi:fi:f:!i,'"0' memiriki senskane tertutup rebih besar dari jumrah

v =v Ei;' ' * ! s 0.2y,dimana ,'a.,n dihitung daripersamaan diatas, dipil ih yang sesuai.

P?".bj,:g : ,l*!:?_Ta,dengan nol dan turangan seser dipasans menurur sub-pasaio.o.\r oan i.o.4., maka n harus ditentukan dari salah satu harga

-berikut :

bila tidak dipasang sengkang tertutup paOa strip puntir atau balok teDi.

t ( , r \ -f-=;lt+

h),1f. ' <o;4"[F

h"= u d (0,s,[7 +o,3fp") 3 o,2udf.,

_-vY- = *' '

r n . uM" *8 / ,od

f1: strip puntir memitiki sengkang tertutup dengan jumlah minimum 4 harus diambilsebesar 4.,., yang diperoleh dari :

r M *

t v - t

:ll? jerdapat balok tepi yang tegak turus arah Mu* yang mempunyai sengkangtertutup dengan jumtah minimum, Z, harus diambit sebesar 2,.., yang li;eJen aari:

Page 68: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stan lat Perencd@ Struktur Betor untuk Jenbatan

5) Apabila tidak ada hat tain yn harus diambil tebih besar dari

E^" '"^^ t;ormana xdan yadalah dimensi terpendek dan terpanjang dari penampang srnp puntiratau balok tepi.

5.6,3 Luas mlnimum darisengkang tertutup

Luas minimum tulangan yang membentuk sengkang tertutup harus memenuhi:

4,. , o '2r ,sf r , t

4...lJ Yang diperoleh dari:

(5.6-9)

(5.6-10)

5.6.4 Detalltulangangeser

Tulangan geser pelat lantai pada b€senstins lertutui yinfiilJru#fi:it:p .puntir dan balok pinssir harus bebentuk

") ::lS_l",lS lrgry:djpertuas sepanjang strip puntir dan batok pinggir dengan larak tidakKurang deri 0,251, dari muka tumpuan atau beban terpusal. Sengkanq pertama harush\

ditempatkan tidak tebih dari 0,5;dari muta tumpua-ni-'-' ev":,'\s"v I

uJ JaraK sengkang tidak boleh mejampaui nilai terbesar dari 300 mm dan hb aiau /,s;c) Sekurang-ksrangnya harus dioasuautseig;ngi'-

-' -- -'Posang satu tulangan memanjang pada masing-masing

5.7. Perencanaar komponen struktur tekan

5.7.1 Umum

l:l9l }dT: dalam p€sai-pasat setanj:fty9 di bawah ini akan metingkupi dan bisaolanlkan untuk semua jenis komponstruktur rangka barang arau srruktur te?Xn lfjj[.t"n""

termasuk kompon-en bagian dari

5.7.2 Metodeperencanaan

fI":!"1fi*F d?ri kotom harus ditentukan darj kemampuannya menahan gaya aksialoan momen tentur akibat beban rencana dan momen fenti:rr tanioafran af<Lar pengaruhKerangsrngan, berdasarkan *o p?!I:.. Daram nii i"i,- r"i"J6" '1"#na

dihitungberdasarkan kekuatan nominat yang dikatikan a""g"n i"i.iirr'i"lii"]'i "i"u"Ln,

o.n ,","nmemperhitungkan momen tentu;ta;bahan "tio"t ri"g";; k";"i;ji;;1"'

5.7.3 Momen lentur minimum

Momen lentur rencana terhadao sumbu-sumbu utama harus diambil tidak kurang dari N,drkali 0,05 h (tebal total dari kotom pada bjdaDg lentur).

5,7.4 Prosedur perencanaan

::r:lfi3"l dan. anatisis komponen struktur tekan harus didasarkan pada gaya danT9T"n.y"ng. didapat dari analisis struktur v_s oiti"J"r. -iili":"

ill"uut r,"ru"memperhitungkan pengaruh dari beban aksial da; varla,si aari -miieri

inersia pada

44 dari 125

Page 69: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stondar Petauhda Sttutaur Betoa untuk Jmbdtan

kekakuan komponen struktur dan momen jepit.ujungnya, pengaruh dad lendutan padamomen dan gaya, dan pengaruh lamanya pembebanan.

5.7.4.1 Perencanaan dengan menggunakan analisis elastis linier

Apabila gaya aksial dan momen lentur dlhitung dengan analisis elastis linier, kolom harusdarencanakan:

a) Untuk kolom pendek sesuai pasal5.7.5;b) Untuk kolom langsing sesuaipasal 5.7.6 sampai 5.7.7.

5,7.4.2 Perencanaan dengan memperhitungkan momen sekunder

lPtlP g?V" aksial d€n .nomen tentur dihitung dengan analisis etastis momen tenturse-kunder ,tergabung .akibat perpindahan sambun--gan oi r"-

",'i r"rinGng, kotom harusorrencanakan sesuai pasat 5.7.6 dan 5.7.7. uroiren reniur fala t-oloil iJng",ng n"ru"dinaikkan dengan menerapkan pembesaran momen untuk kolom tak bergoyang, ,,s, dankolom bergoyang, A. Besaran-besaran penampang ditentukan dengan memperhatikan

!:19:31 ?"b"1 aksiat, adarya retak..oi sepinjaig O"nt rg k#tn"n -strur<tu1

danpengaruh durasi beban. sebagai erternatii. ;irainirai o"iran oi t-a.Jn ini ooer,digunakan untuk komponen-kompdnen struktur yang ditinjau:

Modulus Elastisitas :Momen Inersia- Balok :- Kolom :- Dinding :

- Pelat dan lantai :- Luas

Ec (sesuai pasal 4.4.1.S)

0,35 tq0,70 t.

t idak retak 0,70l;reraK 0,35ls

0,25 ts1 ,0 L

Nilai momen inersia tersebut harus dibagi dengan (1+ Bd) apabila:- Beban late|.al yang bekerja bersifat tetap atau- urgunaKan untuk pengecekan stabiritas struktur sebagai satu kesatuan akibat bebanyang melibatkan beban lateral dan beban gravitasi terf;kto;.

5,7.4.3 Perencanaan dengan menggunakan analisls yang teliti

}ll::f-S^:l: aksial.dan momen tentur dihitung dengan anatisis yang tetiti, kotom harus:l!el:€lak1n sesuai dengan pasal 5.r.o oan c./.,/ r€lnpa pertimbangan lebah tanjut darimomen tambahan akibat kelangsingan.

5.7.5 Perencanaan kolom pendek

Kolom. pendek bisa djrencanakan sesuai.dengan pasal 5.7.6 dan S.7.7 dengan momenlentur tambahan akibat kelangsingan diambit sima bengan noi.

?^1!I !?, ,tl',_"gF! ketangsingan dapat diambit sesuai dengan aruran yang dFampaikan::l:i^f:::l 5.7.6.4,.densan pengertian bahwa penambahian momeri akibat pengaruhKerangstngan bisa diabaikan

Dengan demikian, perencanaan kolomlg,,::- :tll,t,',' i""il ffi ffi iilirliff -#:A"X',1?-'1:il,"'ff "';"l::iufl i"""isiiircnaKtor dengan momen lentur terfaktor.

45 dati 125

Page 70: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

f,ldtldr Ptucd.@, Sttutuu R.roi untuk Jerrbaldh

5.7.6 Pefencanaan kolom langsing

Kolom harus dikelompokkan sebagai tidak bergoyang atau bergoyanq. Kotom takoergoyans harus direncanakan menu;ur pasat 5.7.6: i: ;;angk;n iiiJiii"igoyuns n",r"direncanakan menurut pasal 5.7,6.2.

") 5:1.:-9:,:19':lgg€p tak bergoyang bita pembesaran momen-momen ujung akibatpengaruh orde-dua tidak melebihi 5% dari mo.en_momen u;ung ord"_iatu.b) Suatu tingkat pada struktur boleh dianggap tak bergoyang bita riitai, - --

Q=17 ' o'os (5 .7 -1)

Oengan pengertiAn.>P, : jumtah beban verlikal terfaktor pada tingkat yang ditinjaulu : gaya geset totat pada tingkat yang Aitinlau

'- "'' "-d. i simpangan relatif antar tingkat orde-pertama akibat 4.

5,7.6.1 Pembesaran momen untuk kolom tak bergoyang.

a) Komponen struktur tekan harus direncanakan dengan menggunakan beban aksialterfaktor & dan momen terfaktor yang dtperbesar, rt1", yang didefinisikan sebagai :M"= 5," M2

F1-2)b) Dengan faktor pembesaran momen untuk kolom yang iak bergoyang, 4s sebesar :

4"= __+_>1,0l - ,

0,7 s P,

d y,1:f.I"."T!9!-"n struktur yang tak b ergoyang dan tanpa lx')an transversat di antararumpuan, maka Cn dapat diambil:

c-= 0,6 +o.4l\)\M, )

> o ! (5.74)

_M.uengan - bernilai positif bila

Untuk komponen struktur denqandiambil sama dengan .l,0.

o) Momen terfaktor,tf.? dalam persamaan (5.7_2) tidak boleh diambil lebih kecil dan :

Mz,rn = Pu (5 + O,O3h) (5.7-5)

(5.7-3)

kolom melentur dengan kelengkungan runggal.

beban tl.ansversal di antara tumpuannya, C" harus

untuk masing-masing sumbu yang dihitung secara terpisah, dimana l, datammillim€ter. Untuk komponen struitur-denga n ur,,,", ur, ni,lii C^h"ra o]t"niunun,- sama dengan 1,0, atau- berdasarkan pada rasio antara M, dan M, yang dihitung.

46 dati 125

Page 71: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stetulor Perac@@ Strrtdur Beton untuk Je4botdn

5.7.6.2 Fembesaran momen

a) Untuk komponen tekanpanjang efektit, k, harus

untuk kolom bergoyang

,-y€ng tidak. tertahan terhadap goyangan samping. faktorreorn besar da.i 1.0.

o.,

cambar 5.7_.1. Faktor panjang efeKif

Untuk komponen tekan yang tidak ditahan terhadap goyangan ke samping, pengaruhkelangsingan boleh d iabaikan apabila lt a 22 .Momen Mr dan M2 pada ujung-ujung kolponen struktur tekan harus diambil sebesar:

c)

Ml = M1N + 6sM1s

M2 = M2hs + 5s M26

(5.7-6)

(5.7-7\

(5.7-8)

Dengan 4 M,s dan d" Mrs harus dihitung menurut pasal S.7.6.2(4).

d) Cara menghitung ds Msy:l:!-To!en. sovangan yang diperbesar, d" M. , harus diambit sebesar momen-momen ujung.korom yang dihitung qengan menggunakan anarisis erastis orde_duaberdasarkan nitai kekakuan komponen siruttu yu'ni aiieritan il ii iiJ"t s.t.l.z.Sebagai alternatif, 4M" boleh diambil sebesar:

4u,= !-r,u,

Apabila nilai d, yang dihitung denqan c

:$:u:,.",;il{ifffi;';,_#':,":;,r:,*i,,:'JL3:ff: ii:,,,1, #""[i,h%ifffiJ

t

I

t

;

\iTi

I

i)Uv.s-t

t{

V$

It

iIil.6

a notasi te4epit, nanst.st tc{epit

- Fot.si bebas, ratutasi reieph

= not si te.iepit, transta€i bebls

- Fotast bsbrg transtasi b€bas

Y\$

5tI

47 dati 125

Page 72: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

i ,

4Ms= ___+_ >M,

0,752 P.

dengan pengertian:>P, :jumlah seluruh beban vertikal terfaktor yang bekerja pada

Kenoafaan.tO" '

i:Illl seturuh kapasitas tekan kolom_kotom bergoyang

tantat kendaraan

e) Sebuah komponen struktur tekan dengan kelangsingan:

1.. 35

harus direncanakan untuk memikul beban aksialdihilung menurut pasal5.7.6.j dimana M1 dan M,paoa persamaan (5.7-12) ditentukan sesualorgunal€n.

Stnnnar P.renchoo" StruLJU Aero" u\hzkJhbohn

^- o.4E.I "r+ f o

5.7,6.4 Syarat kelangsingan

a) Umum

terfaktor A dan momen M" yangdjhitung rnenurut pasal 5.7.6.2, pddengan kombinasi beban yang

(5.7-e)

suatu tingkat lantai

pada satu tingkat

(s.7-10)

(s.7 -12)

(5.7-13)

5.7.6.3 Beban tekuk

a) Beban tekuk didapat dari:

^ ,.2 EI. "=@j (5.7_1i)

b) Bila tidak menggunakan perhitungan yang rebih akurat, E/ dapat diambir sebesar:

u, _(o,z z"t "

+ t"t ".)

l+ Fo

atau lebih konservatif:

Apabila gaya dan momen yang bekerja pada korom terah diperoreh dari anarisis:li:l': li:lgf.

pengaruh. ketangsingan harus diperhitungkan dengan menssunaKanraorus grrasi, r' dan panjang bebas atau panjang efektif ;suai cen"g;n uraian oerrkut.b) Radius girasi

Radiusgirasi, f, untuk komponen struktur.tekan persegi diambil sama dengan 0,3 kaljormensi totat datam arah stabititas yang ditin;au, oan sima Oeffi olzl-kali oiamete,

48 darl 125

Page 73: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Standtu Perehattua Sttuktur Beto, sht *Jenba,a.

ifilli:15:ffi.ilffi U'.:ru#l',3;ff:,H li,n::'" untuk bentuk penampansc)

o)

Panjang bebas

l:1flr^Fg-*] ,* dari su€tu komponen struktur tekan harus diambit sebesar JaraKoersrn antara pelat lantai, balok. atau komponen struktur lalnnyi yin!-_urnpumemberikan dukungan lateral terhadap Komponen struktur tekan tersebut_blta reroapat kepala kolom atau perbesaran balok, maka panjang OeLas narus aiuturrerhadap posisi terbawah dari keoata kolom at"u perOesaran "Oitok a"ii,i'oiO"ngyang ditinjau.

Panjang efektif

^Ultlt l:mpongn^strykturlekan tak bergoyang, faktor panjang efektil k, harus diambilsama dengan 1,0, kecuati bita datam inblisti rnenun;ukian-0"r,*"'"u"ii iir", y"nglebih kecil dapat digunakan.Untuk komponen struktur tekan bergoyang, faktor panjang efektif, k, harus ditenruKang:l,.r,g:n me.mp.erlimbangkan pengliuh -dari

keretaka; o"n tri"ilJ-n -iJ.uo"p

kekakuan relatil dan harus lebjh beiar dari 1.0.

Pengaruh kelangsinganFengarun kerangsingan dapat diabaikan untuk komponen struktur tekan takoergoyang apabila diDenuhi :

Untuk komponen struktur tekan bergoyang, pengaruh kelangsingan dapat diabaikanapabila:

!.!.r*-(rrlr), \ M, )

k l_J<22f

Untuk semua komponen struktur tekan dengansesua,pasal 5.7.4.

(5.7-'t4)

(5.7-1s)

LLrrcx ,harus digunakan anatisis

5,7.7 Kekuatan kolorh dalam kombinasl lentur biaksial dan tekan

5.7,7.1 Asum5i ps19ns1n22n

,?::l'l:yi_ng!!"on penampang melintang akibar kombinasi tentur dan aksjal sesua,oengan asumsi perencanaan pada pasal 5..1.i.1.

.5.7.7.2 Perencanaan berdasarkan pada masing_masing momen lentur secaraterpisah

-U.lj:k .p:""T?q"9 persegi. di mana perbandingan antara dimensi yang terbesar denganyang terkecit lidak melebihi 3,0, menerima beban aksial dan mom6n ","*i"

o"o"r""n!::,"^, T?:fslr""ils sumbu utama, Taka penampans d"p"i ;i;;;;";;i;; unuK sayaaxear .engan. masing_masing momen tentuidihitung

";;i;,.ft;,;;li"n ,"r"nunisaran Satu dari syarat berikut:

49 dari 125

Page 74: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

o)

St atar Perenc@ S!tukur B.,on untu* Jehbat4n

atau :

:!::1,::lF: ^O_"1, resuttante gaya aksial.pada masing_masing sumbu utama tidakmelampaui0,05 kaliseluruh tinggi bagian komponen d;lam bid;ng tentur; aialcaris kerja aksi dari resuttanG-gayi aksiat jatuh di datam tuai yang';i;'rsir oaripenampang pada gambar di bawa'h ini.

*s&

h,zn

K>o,2 b

cambar 5.7 - I Garls kerja aksl dari resultante gaya aksial

5.7.7,3 Perencanaan lentur biaksial dan tekan

f^1111,]O:! r:"Sn"nakan anatisis penampang berdasarkan kompatibititas legangan danregangan, perencanaan kekuatan dari oenampa-ng oerbentui ouiai ringii;;!n akioat renturbiaksial dapat ditentukan dengan:

l l l l

1P*1, 1apabila beban aksial tertaktor: p,>O,l f.' Ag

M* M.^.-------=-+ _/ <10M^ 0M,,

-'

(5.7-16)

(5.7-17)

apabifa beban aksialtefaktor : p,<0,lf",Az

5.7.8 Persyaratan tulangan untuk kotom

5.7.8,1 Tulangan memanjang

a) Luas daritulangan memanjang kolom harus:loak kurang dari 0,01 ,4,;

I*l:"]:lal.9,* ,4s,kecuati )ika jumrrh dan penempatan rulangan mempersuritf::I?_lt3l dun pemadatan beton pada sambungan dan persitanian Oari Oagian-oagran komponen maka batas maksimal rasio tuta-ngan periu Oiiurairgi.

50 dari 125

Page 75: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Standar Pereaandu Sttuktur seton u,tuk Jehbaltu

b) 5:j:lryfg""gan.€Eh memanjang yang sejajar bekerja sebagai satu kesatuan,l31s

rnempunyai tidak tebih oari + tutangan i"r", "dti"p-

r."6mjJr. dan harus

c) Rasio tulangan spiralps tidak boleh kurang dari :

P, =0,45 n" ,\r.,A" )f'

(5.7-18)

dengan, adalah kuat leleh tulangan sparat, tetapi tidak boleh melebihi 400 Mpa.5,7.8.2 Pengekangan lulangan memanjang

J:::l?:Ld::t*j""s pada kolom berikut ini harus dikekans daram arah raterar sesuai

- Tulangan tunggal.- Masing-masing tulangan sudut.

::y:q!uF"S"n di mana jarak pusat ke pusar tebih dari .tSO mm.ffJflil:-,:l ilgjJ;

setiap tutangan varig oergantian dt man" irr"nsun diberi jarak- Tulanganterkelompok,masing_masingkelompok.

5.7.8,3 Pengekangan lateral

fg:*"ns3l laterar harus dipasang apabira turangan memanjang ditempatkan di daramdan bersentuhan denqan :

[!lit,{.x?x!:1?i,$"iilY,*f,j;,lr1o" renskunsan ikatan' di mana renskunsan

- ur ankra dua kait yang membentua sudut 1350.' ilj,:fli:ifft

kait bersudut 1350 atau kait yang kira-kira tegak turus terhadap muka. lkatan melingkar atau spjral dan

sama terhadap sekelilingnya. tulangan memanjang yang mempunyai jarak yang

5.7.8.4 Ukuran dan jarak antara sengKang dan splral

^u,kurlndan ia'k antara lulangaD sengkang dan spi€r harus memenuhiketentuan berikut:", ;j;:T"lliirr:n

senskans atai spiiar i""gi" t<ura"s d;"uiur."ii"ng oiu"r*"n

Tabel 5.7-1. Ukuran tulargan unluk sengkang dan splral

Ukuran tulangan arah memanjang lmrnl Ukuran minimum tulangansengkang dan spiral [mm]

Tulangan tunggal sampai dengan 20

Tulangan tunggal 24 sampai 2g

Tulangan tunggal 32 sampai 36

Tulangan tunggal 40

Tulangan kelompok

51 dari 12S

Page 76: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Statuldr P.tu.anaan slruktur seton thtqL Jehba,an

b) Jarak,antara sengkang atau spiral tidak metebihi harga terkecil dari :- ,, atau 15 db untuk tulangan tunggal; alau "- OF hc alau 7,5 dt untuk titangan ielompok;- 300 mm.

c) Satu sengkang atiau putaran pertama dari spiral harus ditempatkan tidak lebih dari100 mm arah vertikat di atas pLncak pertetat<an atau puncat pitlitlntai.

5.7.8.5 pendetaitan sengkang dan spiral

Pendetailan tulangan sengkang dan spiral harus mengikuti ketentuan-ketentuan berikut ini:a) sengkang. -pe.l€egi haruJ disambung dengan ias

"t", a""g;i

-;;ouat dua kaitbersudut i 35" sekelilinq tulano€

. . t".ou"t pui"i-n; il#;iiYi:fi:"skans basian dalam dapat disambuns densan

o, DengKang berbentuk llngkaran harus disambunq dengan las atau dengan membuat:l"Ji:,ffi"TiflXX?.r dua kait bersudut rgsb oi s".keririns iiln-jan memanlang

c) spirar harus diangku; pada ujung dengan satu atau satu setengah putaran tambahandari spiral.d) Apabjja kait bersudut atau *ot,:1. dikombinasikan dengan ketompok tutangan,diameter dalam dari lenqkuni:

tetompor,r lurJnga-nl '-"v^u"Ydn narus dinaikkan secukupnya untuk menampung

5.7.8.6 Penyambungan tulangan memanjang

Tulangan memanjang untuk komponen tekan harus disambung sesuai dengan ketentuan;a) pada seriap sambungan datam kotom, kekuaran r";il t;t;;;;;;;;asing-masing^,

t^k,kolor tid"k boteh kurang dari 0,2Jr,4, .u, ApaD[a gaya tarik pada tulanoan memanjang pada setiap muka kolom akibat bebanI:,i:11_ {!'it merebihi perslaratan reGti,ii";nnl,,i."lpi}-r )illj", saya pa(jaurangan harus dialihkan denoan sambungan tas atau meianik, at"i.,

""rOrng"nmenumpang dalam tarik.

5.8 Perencanaandinding

5.8.1 Penerapan

Pasal ini untuk merencanakan dindino-bidang seperti dinding penahan dan dindrng kepalai""tilil :"ji

*rk perencanaan dinding u'ioaig oenga; p"etlnliis#a;;,a reoar aan

5.8.2 Prosedurperencanaan

5.8.2.1 Umum

i:?1'?:""?1i111-lT rara pemasansan tulansan harus direncanakan sesua. densan

5.8.2.2 Dinding hanya dibebani gaya vertikat sebidang

H^arus direncanakan sebag€j kolorn sesuai dengan pasal 5.7. selama tulangan datam arahvenikar dipasans pada masins_masins "rri". " K;;;;ii- o]J;i":1.6.4 harusmengesampingkan persyaratan data,-m pasuis.z.o.z; s.z.e.J; i.) ei;"1s.?i.s.

52 dati 125

Page 77: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Statutar Perqcaaan Sttartur Bdot l!"tuL Jenbda,

5.8.2.3 Dinding dlbebani gaya vertikat dan horisontat sebtdang

H9Jy: qirelcglak3n untuk pengaruh aksi vertikal sesuai dengan pasat 5.8.2.2. danpengaruh aksi horisontal sesuai dengan pasat5.8.5.

5.8.2.4 Dinding dibebani gaya horisontaltegak turus dinding

Apabila. gaya vertikal rencana N, tidak melampaui O,O5 fc Ae dan harus direncanakansebagai..pelat lantiai sesuai dengan syarat-syarat dalam pasal 5.S dan 5.6., kecuali bahwaq9manolngan antara trnggi efektif dengan ketebalan tidak melebihi S0. Tinggi efektif harusditentukan dari Dasal 5.8.4.

5.8.2.5 Dinding dibebanl gaya yertikal sebidarg dan gaya horisontal tegak lurusdinding

Harus direncanakan sebagai kolom sesuai dengan pasal S.7, kecuali pasal 5.8.6.4 harusmengesampingkan syarat-syarat darj pasal 5 ,7.9.2;5.7.9.3t 5.7.A.4 dan S.7.g.S.

5,8.2.6 Dlnding merupakan bagian dad struktur portal

Dinding-yang dibebani.gaya aksial, momen lentur dan gaya geser yang timbut akibat gayayang oeKerja pada portal haruS direncanakan sesuai pasal S.5 Sampai S.7.

5.8.3 Pengaku/Pengikat dinding

Dinding, dapat dianggap terikat jika daram arah rateral disokong oreh satu strukrur dimanasemua Kelentuan berikut berlaku :a) Dinding atau elemen terikat vertikal disusun dalam dua arah untuk memberikan

stabilitas arah lateral secara keseluruhan.b) Gaya lateral,ditahan oleh geser pada bidang dari dinding atau oleh elemen pengaKu.c) tsangunan atas direncanakan untuk menyaturkan gaya tateal.d) Sambungan antara dinding dan penyotong arah laielat Oirencanakan untuk menahan..

gaya horisontal yang sama dengan harga aerbesar dari harga-harga berikut:1) reaksi.statis sederhana terhadap gaya horisontal totat yan! beke;ja pada ketinggianpenyokong lateral.2) 2,5% dari beban vertikal total dimana dinding direncanakan untuk memikut pada

ketinggian penyokong arah laterat, fetapi tidaakurang dari 2 kN per meter panjangdaridindino.

S.e.n Metoae lerencanaan yang - disederhanakan untuk dinding terikat yangmenerima hanya gaya vertikal

5.8.4.1 Eksenkisitas beban vertikal

a) Harus memperhitungkan eksentrisitas sebenarnya dari gaya vertikal tetapi dalamsemua hal harus direncanakan momen lentur M, diambil ti;afr kurang dari 0.b5 ,,.rr',.

. b) B€ban vertikal yang diteruskan ke dinding oleh satu pelat beton tidak menerus, harus1i::99_"p^ -l"j:-rl1 :"pertiga dari ringgi-tuas tumpuan diukur dari muka bentangornorng, Apabita terdapat satu pelat beton yang dicor ditempat secara menerus paoa0rndrng, maka beban harus dianggap bekerja pada pusat dari dinding.

c) Eksentrisitas resultante dari beban vertikal total pada dinding terikat, pada setiapketinggian antara penyokong laterat horisontal harus dihitun'g J"n!"n ungg"pan

53 dari 125

Page 78: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Skttutar Petauna4 atuta,r Beton ,tuuk Jehbdlan

bahwa eksentrisitas resultante dari seluruh beban vertikal diatas penyokong bagianatas adalah nol.

5.8.4.2 Perbandingan tinggi efektif maksimum dengan ketebalan

l::*ll1::.q:."_,:lj:r" ,tinssi efekrir densan kerebatan hvJ tw, tidak boteh metebihi 30,KecuaI,unruK orndtng di mana gaya aksialNr, tidak melebjhi O,OSrus, maka perbandinganboleh dinaikkan meniadi 50.

5.8.4.3Tinggi efektif

Tihggi efektif 11* dari dinding terikat harus diambil sepert berikut :

Apabila dikekang terhadap rotasi pada kedua ujung oleh:- pe|at lantaibeton- dinding yang berpotongan atau bagian yang serupa.........

Tetapi dari nilai-nitai tersebut diambit yang tebih kecit.

Apabjla tidak. dikekang terhadap rotasi pada kedua ujung oleh:- pe la t tan ta i be ton . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1 ,00 ,u- dinding yang berpotongan atau bagian yang serupa..................,..1,001r

Tetapi dari nilai-nilai tersebut diambil yang lebih kecil.

Dengan pengertian :,,r adalah tinggi dinding yang tidak ditumpur/ adalah jal"ak horisontal antara pusat pengekang lateral.

5,4,4.4 Kekuatan akslal rencana dari dinding

Kekuatan.aksial rencana per unit panjang dinding terikat dalam kasus tekan, harus diambilsebesar p ,tr',

oengan pengertian:

!- = faktor reduksi kekuatan sesuat dengan pasal 4.5.2Nn = kekuatan aksiat nominat dinding peis"tirtn p"niang

t. = ketebalan dindingeksentrisilas beban diukur pada sudut siku-siku terhadao bidanq dindino.yang ditentukan sesuaidengan pasal 5.9.4.1.eksentrisitas tambahan diambit sebesar (r.,12 t 25OO t,.

5,8.5 Perencanaan dinding untuk gaya horisontal sebidanq

5.8.5.1 Lentur bidang

1l:?'L1.S"y? horisontat bidang. bekerja bersamaan dengan gaya aksiat, demikiansenrngga pada penampang melintang horisontal:a, selalu te(ekan pada seluruh penampang maka lentur bidang bisa diabaikan dandinding dir^encanakan hanya untuk geser-norisontai saia, i"irii o""ga" pasat yangtatnnya;atau

0,75 hn\o,75 tr

54 dati 125

Page 79: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stanndr Pcr.n.aronn S.nkhlr hetor tunA Jen$dto

b) tarikan pada sebagian penampang maka dinding harus direncanakan untuk lenturbidang sesuai dengan pasal 5.1 dan untuk geser horisontal sesuai dengan pasal.selebihnya.

5.8.5.2 Penampang krit is untuk geser

Untuk geser maksimum, penampang krit is bias diambil pada jarak dari dasar sebesar0,5 /,, atau 0,51", dimana dari kedua nilaitersebut diambil yang terkecil.

5-8-5.3 KekuataD geser

Perencanaan dinding yang menerima geser bidang harus diambil sebesar / I/,,, di mana:

vt1 : vc+ vl (5 .8 -1 )

4 dan 4 ditentukan berturut-turut dari pasal 5.8.5.4 dan pasal 5.g.S.5 tetaoi daram semuahal I |harus diambil tidak lebih besa. dari:

5.8.5.4 Kekualan geser dinding tanpa tulangan geser

Kekuatan geser nominal dari beton tanpa tulangan geser Zc harus diambil sebesar:

Apanita ! < tt,.,

(5.8-3)

Apabila 1, diambil yang terkecil dari harga yang dihitung dari rumus di atas dan dari

v,, ,..,^ = 0,2 f', (0,8 t,,, t,,,)

v"= to.os .,tT . l,lE., r (o,s /,,, r,,)

li-'lTetapi dalam setiap hat :

1 -t', > i.l.t"'

(0,8 /,,. /,,.)

h,, ,

t,,

(5 8-4)

(5.8-5)

5.8.5.5 Sumbangan kekuatan geser dinding oteh tulangan geser

Sumbangan kekuatan geser nominal dinding oleh lulangan geser ,/s harus ditentukan daripersamaan berikut:

V, = p,,f,. (0,8 l" t",)

55 dari 125

(5.8-6)

Page 80: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stn4dat Pmmndan Struktur Belon anr& Jcn bator

Di mana p/ ditentukan seperti berikut:- Untuk dinding di mana h,/1,,, < 1, p* diambil yang terkecil dari perbandingan lu-as

:r.':19.:l^":1,111 :t , tuas rutangan horisontat, rerhadap tuas penampang dinding pada

aran yang berufutan.- Untuk dinding di mana hJl,,, > 1, p* diambil sebagd perbaDdingar, luas rurangan

horisontal dengan luas penampang dinding per meter vertikal.

5.8.6 Persyaratan lulangan untuk dindinq

5.8.6.1 Tulangan minimum

Rasjo tulangan, A, t idak kurang darisepertiyang diperlukan dalam pasal 9.3.

5.8.6.2Tqlangan horisontal untuk pengendalian retak

Apabila dinding sepenuhnya dikekang terhadap perpanjangan atau kontraksi arahhorisontal akibat penyusutan atau suhu, perbandingan tulang-an horisontal tidak bolehkurang dari harga berikut, mana yang sesuai:- Untuk klasifikasi ketidak tertindungan A 1,4

f,', Untuk klasifikasi ketidak terl indungan Bl,B2 dan C 2,5

,f"'Kecuali bahwa dalam semua hal perbandingan tulangan tidak boleh kurang oan yangdiperlukan dalam pasal 5.8.6.i. Satuan dari f,, adatah Mpa.

5.8.6.3 Jarak antar tulangan

:.:fi b-"-r

]! minimum antara tutangan yang sejajar, setongsong dan tendon narus cuKUpunluh menjamin bahwa beton bisa dicor dan dipadatkan tetapi t idak boleh kurang dari 3 dr.

Jarak antara maksimum dafl pusal ke pusat dari tulangan yang sejajar harus 1,5 r,,, alauruu rrtm, otamDtt mana yanq terkecil.

Unluk dinding dengan ketebalan lebih besar dari 200 mm, tulangan horisontal dan vertikalharus dipasang dalam dua tapis masing-masing dekat muka dind]ng.

5.8.6.4 Pengekangan tulangan vertikal

Unluk dinding yang direncanakan sebagai kolom sesuai dengan pasal 5.7., Kerentuanpengekangan untuk pasat 5.7.8.2 sampai pasal 5.7.8.S jangan d;terapkan apabrra :

N,, < O,s dN,, (5.8-7)

5.S Perencanaan korbel

5.9.1 Penerapan

Korbel direncanakan sebagai balok tinggt kantilever berdasarkan aksi batano beton tekan*l -t:1!-11d.:1f harus .diperhitunglin adanya gaya r,orirontir o"n-p"ig"rakan dariDagran yang d(umpu. Pasal ini mencakup korbel dengan perbandingan be;tang geser oan

56 dati 125

Page 81: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

9dhltu P.ttn.nnaat Sthtktur B.to. nr J.ntale,

tinggi a/d tidak lebih besar dari satu, dan dibebani oleh satu gaya tarik horisontal N,. yangtidak lebih besar daripada V,. Jarak d harus diukur pada muki perletakan.

4=-

1. I+

Pclat t!rn1pu

2,/3 d

cambar 5.9 _ 1 Balok Tinggi Kantilever

5.9.2 Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan

5.9.2.1 Tinggi muka sisi tuar

Tinggi muka sisi luar t idak boteh kurang daripada 0,5.1..

5.9.2.2 Aksi pada korbel

Gans kerja aksr ddri beban dapat dianggap terletak pada tepi baqran luar bantalanP:rl:-,?l"r]

*3t?y ada. a-lau pada permutaan dari t iap repr petandaian. atau pada muka?19t1n,t.!ar,da .fot.bel. Apabila bagran komponen lentur ditumpu, maka bagian luaf korbetnarus ortrndungt lerhadap pengelupasan.

5.9.3 Prosedurperencanaan

5.9.3.1 Umum

Dalam semua perhitungan perencanaan yang sesuai dengan bagian ini, faktor reduksikekuatan harus diambil sesuai dengan pasal4.5.2.

At

5.9.3.2 Penampang krit is

a) Potongan penampang krit is pada muka perletakansecara simuttan satu gaya geser f, , satu momenttarik horisontal y'y',,,..

harus direncanakan menahan/,, a + N,," (h-t{), dan satu gaya

b) Jarak ,/ l harus diukur dari muka perletakanc) Daerah penahan beban pada braket atau korbel tidak boleh diproyeksikan melebihi

bagian furus dari tulangan tar,k utama A" dan tidak boteh diproyeksikan metebihimuka interior dari tulangan angkur transversal 0ika dipasang).

Tulangan angkur

57 dad 125

Page 82: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stonttar P.rc".ana Stdkhb A.bl tudakJnhalan

5.9.3.3 Kebutuhan tulangan total

a) Luas dari penulangan tatik primerlpokok,1" diambil dari harya yang terbesar antara(At+ 4,,) atau A,, + 2 A,:t13.

b) Perancangan dari penulangan friksi-geser ,4vl yang menahan geser ,/,, harusmemenuhi ketentuan pasal 5.2.g.

1) Untuk beton normal, kuat geser /, tidak boleh diambil lebih besar daipada 0.2f,'h,dataupun 5,5 ,,/ dalam Newlon.

2) Untuk beton ringan total atau beton berpasir ringan, kuat geser 4, tidak boleh diambilmelebihi (0,2-0,07a / d).f, 'b*rj ataupun (5.5 1,9a/d) h"rl datam NeMon.

c) Penulangan 1,, yang menahan gaya tarik Nr. harus ditentukan dati N,,, < O A,,.f),Gaya tarik ly',,. harus tidak boleh kurang daripada 0,2 ,{, kecuali ketentuan khususyang dibuat untuk menghindari gaya tarik.caya tarik N,," harus dipandang sebagaibeban hidup walau gaya tarik berasaldari rangkak, susut atau perubahan suhu.

5.9.4 Persyaratan tulangan

5.9.4.1 Tulangan minimum

tidak boleh kurang da ri O,O4 li .Rasio tulangan p -4 ,bd

5.9.4.2 Sengkang tertutup

Sengkang tertutup atau tulangan pengikat sejajar dengan,4., dengan luas totat l/, t idakkurang dari 0,5 (A,-A,,) harus disebarkan ke dua pertiga dari tinggi efektif yang terkaitdengan /..

5.9.4.3 Pengangkuran tulangan tarik utama

Pada sasi muka dari korbel, tulangan tarik Utama l" harus diangkurkan dengan salah satucara dibawah ini:a) Las struktural pada batang tfansversal yang berukuran paling tidak berukuran sama.

Las direncanakan untuk mengembangka; kekuatan lelei terspesifikasi , daribatang-batang ,4r.

b) Pelengkungan batang-batang taik utama A, sebesar 1g0o hingga membentuk satu/oop horisontal.

c) Cara lainnya dari pengangkuran yang memberikan hasil positif.

5.10 Perencanaan berdasarkan batas layan (pBL)

5.10.1 Asumsi perencanaan

Bjla djperlukan untuk aspek pembatasan te gangaD, cara perencanaan berdasarkan BatasLayan (PBL) boleh digunakan.

Dalam hal perencanaan berdasarkan batas layan, dipakai anggapan bahwa strukturberperilaku elastis linier untuk semua kombinasi beban rencana yaii Uekerja.

58 dati 125

Page 83: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

SL.'nlnt Ptm.anoon gtukur Eeton untuk Jembotan

Dalam hal ini, sifat penampang harus dihitung berdasarkan anggapan:- Regangan pada tulangan dan beton berb;nding lurus dengan jarak ke garis netral., Beton tidak menahan tarik.- Perbandingan modulus elastisitas untuk perhitungan transformasi luas rurangan,

n = E!/E- dapat diambil sebagai bilangan bulat yang terdekat tetapi tidak kurang dari 6.

5.10.2 Tegangan ii in dasar

Tegangan ij in dasar dapat diambil dengan mengacu pada;asat 2 dan pasat 4.

5.10.3 Kekuatan rencana dalam lentur

Kekuatan rencana dari suatu penampang lentur harus dihitung berdasarkan tegangankerja dasar pada pasal4.4.1.2 dan pasal 4.4.3.2.

Tegangan kerja dasar ini dapat dinaikkan untuk kombinasi beban tertentu seDerti bebansementara, sehubungan dengan ketentuan perencanaan berdasarkan tegangan kerja.

59 dari 125

Page 84: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

slnnrlar Pere,cnM.n sttutuur actan nhtk ,cn1ba1n

6. PERENCANAAN KEKUATAN STRUKTUR BETON PRATEGANG

6.1 Umum

Standar perencanaan ini berlaku untuk struktur beton prategang untuk jembatan, denganmaterial beton normal vano mcmiliki kuat tekan (oercasa"rkai benJu'uii s,t,no.4 ant",a:9,MPa saTpai oensan oo- rr.lea. waruupun o"m)G;, ""t;;;;r1;ffi#axu

luga untulfflSS:l:"1_?:lg" bermutu tinggr atau sangat tinggi dengan kuat tekan y"ng ."runini OOMr€, oan apabira dianggap perru dapat dirakukan penyisuaian paoa k6Lntuan peritatuuntuk materjal beton tersebut, berdasarkan suatu acuan teknis aiau hasil penetitaan yangbisa diterima oleh yang berwenanq.

6.2 Persyaratanmaterial

Sjfat-sfat penting material seperfl kekuatan (kekuatan tekan, tarik, dan lenrur; kekuatanstatis dan fatik ), kekakuan. oerilaku vperubahan "s""d

.lii ffi;il#Ti:y",11;:fl#il'i1{1?):*::"*n"Jio',"1?Xi::'' ::ffpengemDangan akibat suhu harus ditetapkan ajngaln oenaii;suai LaijfJn_oatasan nitatyang diberikan di datam bagian l, atau ditetapLun Ojra"Jf<an n;;il;.;;il;

6,2.1 Selongsong

Selongsong untuk sistem pasca tarik harus memenuha ketentuan berikut:- Selongsong untuk tendon baia Drategang harus kedap mortaidan tidak reat<tif aengan!"^l:::310.,*g:g, atau bahan srouang yang akan disunakan.

;:,':lti":,?,Y"i";'"i'il:i:olfln"#il,,'l?iH:il,?:::'jl'- *rus mempunvai diameter- berongsong tendon yang akan dilakukan groutjng harus mempunyai luas penampangdalam minimum 2 kali lUas tendon.

6.2.2 Angkur

An-gkur yang,dipakai harus diprodukst oleh.fabrikator yang dlkenal denganjamrnan mutuyang sesuaidengan spesifikasi teknjk, yang oita pertu Oitenirtan O"ny* ["ng,rj,un.6.2,3 Penyambung(couprer)

l^"lll!:ig !1*o,:r) harus dapat menyarurKan gaya yang tidak lebih kecit dari kuar tarikoaras etemen yang disambung.

L:ly:T,o!lg harus dipasang datam daerah. yang disetujui oteh yang berwenang qanorpasang sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjaOinya geralJn yJnf -Oiperlut"n.

6.3 Tendon baja prategang

6.3.1 Umum

Il,ld,":!"1?-!l","S"ng bisa terbuat dari kawat baja (wire), kawat untai (sf/and), arau batangoala toar), yang sesuai dengan standar spesitit<asi yang bertat<u.

:]9^l1il ?1" jaminan spesifikasi dari pabrik pembuarnya, maka kuatitas tendon bajaprategang harus djtentukan melalui oengujian sesuai dengan standar sp;sitikasi yangberlaku. Tendon baja prategang yang diguia-fan tiaax noten ciJeri s"tr;"";'51

60 dari 125

Page 85: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

.'Ln lnt Per.ncanaan Stm*rur Acbn utuk JetrLotn4

6.3.2 Kuat tarik baja prategang

Kuat tarik baja prategangr,, harus sesuaroengan Ketentuan pada sub_pasal 4.4.3.1.6.3.3 Kuat leteh baja prategang

f.i:l 1"", baja prategang /p/ harus diambit sesuaj dengan ketentuan pada sub-pasal

6.3.4 Moduluselastisitas

Modulus elastisitas baja prategang harus sesuat dengan ketentuan pada sub_pasat 4.4.3.3.6.3.5 Lengkungtegangan.regangan

!310-!un9 leglngan.fegangan unluk baja praregang harus mengacu pada kerentuan datamsub-pasat4 .4 .3 4 .

€.3.6 Retaksasi baja prategang

Relaksasi baja prategang harus sesuai dengan ketentuan pada sub_pasal 4.5.3.0.6.4 Kehilangan gaya prategang

5:lilaqll n:U" praregang datam tendon untuk setiap waktu harus diambit sebagaijumtahoafl kehrtangan seketika dan kehilanoan yang terg"ntung *"ttr, Oiik J"iJr;"ngf" p"nO"tmaupun jangka panjang.

"tl:_*lgC:l pertu, nitai perkiraan harus direvisi untuk kehitangan gaya praegang padaKondrsr yang tidak biasa atau bila digunaKan proses atau matenal baru

Kehirangan. prategang dapat dinyatakan dalam bentuk kehilangan gaya atau kehiranganregangan di dalam lendon

6.4.1 Kehitangan akibat gesekan

["",j:: Tfjrf"r:lg. *f:]T:fl:!|,:"cana tendon akibar ees ekan pada a,at penesansdrgKUr, oan setongsong harus diperhitungkan secara cermat dalam

T:iff:?!"" saya praresans -erexiir,

terutama ;;;-;"":"'r;; krjtis yansorpernttungkan dalam perencanaan.

l,"lflLqlg:l tendon harus dihitung dengan mempertimbangkan adanya vanasi teganganor sepanjang bentanqnya.

5:ltilangan, gaya prategang akibat gesekan pada, alat penegang dan angkur rerganlungpada lrpe alat penegang Vack) dan s;;tem pengangkuran yang digunakan.

-

Kehilangan akrbat gesekan sepanjang tendon dihitung berdasarkan analisis dan gaya desakrendon p-ada setongsong. Jika tidak a;a perhitungun !"ng r;bih i"iiii, g"f-;-pi;t"gung ou,"rn;Jfl?l "r,

pada jarak x dari ujung atat penegang tendon (./ack) Cipat C;litung seuagai

6 1 d a r i I 2 5

Page 86: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

&.ndat Perqcandon Sttutuu Aebn qntuk Jembatdn

P = P " t t ! ' 4 1 ' ) (6 .4 -1 )

!^",11 _Og-1"f"n akibat kelengkungan selongsong dan simpangan sudut yang orgunaKanqaram perencanaan harus diperiksa selama pelaksanaan pra_penegangan ,

6.4.2 Kehilangan akibat perpendekan e,astis beton

5:lllTS_1,g:r".,Olateg€ng akibat perpendekan etastis beton, harus memperhrtungkansecara cermat nilai modulus elastisitas beton pada saat transfer tegangan, mooutus:9:ll"ll?."-,bqj1 pratesang, dan tesansan beton pada titik oerat baja" fiitesang yansota(tbat(an oleh gaya prategang dan beban mati segera seteldh transfer.

Jika tidal< ada. perhitungan yang tebih teliti, maka kehilangan tegangan dalam renoon desakibat perpendekan elastis beton dapat dihitung sebagai berikut, ,intri fomponun pr"tarif,,

Untuk komponen pasca tarik:

(6.4-2)

(6.4-3)o- =o,s+f ,",

^O_1lT-11 1gld9" pasca.tarik yang terdiri hanya.dari satu tendon tunggat sala, kehjranganprategan9 akibat perpendekan elastis beton dapat diabaikan.

6.4.3 Kehitangan prategang akibat slip pengangkuran

Pada komponen pasca tarik, kehilangan prategang saat transfer gaya prategang dari alatpenegang ke angkur harus diperhitu'ngkan. berdasarkan panjang pengaruh tendon yang9!:llTI3"_.."1s*mi pensaruh peribarrin t"sung"n

"kidi "iip'p"-n!"i,srrr"n. e""",I:nrlangan.dari hasil perhitungan harus diperjksa di lapangan pada iaat"fia_penegangan,oan harus dilakukan penyesuaian di mana pe u.

6.4,4 Kehitangan akibat susut pada beton

lil? "lrlf*.r *1.." prategang, susut beton harus diperhitungan sebagai faktor yangmempengaruhi kehilangan gaya prategang, yang besarnya lergantung pida waxtu. Jikaxoax.aoa, perhitungan yang lebih teliti, maka kehilangan teganga; data; iendon ocs akibatsusut pada beton harus dlambil sebesar.

06 = EpE.s (6.4_4)

:llr]al14s m9ly?t?kan besarnya deformasi susut beton yang dihitung sesuai ketentuanpaoa sub-pasal 4.4.1-9.

^B]j:,.f,Yl:1S_1?,brj, r"n-praregang digunakan.dan disebar ke seturuh penampang romponen:Y,"_ryr_ ryt"gq"g maka pengaruhnya rerhadap susut pertu OipertimOaiftin terutamaoalam arah aksial. sehingga i ika t idak ada perhitungan yang lebih tel i t i , ke:h angan gayaprategang dalam tendon dapat diambil sebesar:

62 dat 125

Page 87: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stahtlar Pdeh.anain S1tukiu Reton urtukJehbaton

A (6.4-5)

(6.4-6)

(6.4.7)

(6.4-8)

6.4.5 Kehilangan akibat rangkak pada beton

K€hilangan gaya prategang akibat rangkak pada beton harus diperhitunqkan dari anarisis::^s^:"91 l:l]sfgf yang tersantuns paba wakru. Kecuati jika aoa pernitinlan yang tebihnnct,.o.an^Dlta tegangan tekan (aktbat prategang) dalam beton pada posiii tendon tidakmelebihi 0,5, , kehilangan akibat rangkak tersebut dapat Oinitung ieO."ar:

-

dr mana:

"""=r"l?)d"" menyatakan faktor rangkak rencana yang dihitung sesuai ketentuan pada sub_pasal

6.4,6 Kehilanganakibatrelaksasibaraprategang

l1?n"^"1- baja.- prategang harus diperhitungan sebagai faktcr yang mempengaruhjKenrangan gaya prategang, ya.g besarnya tergantung pada w;ktu: Jika tadak adapernllungan yang lebih teliti, maka kehilangan tegangan dalam tendon dF akibat relaksasibaja prategang harus diambil sebesar:

""=^f:-^*),,'di mana R, menyatakan faktor relaksasi rencana tendon, yang dipengaruhi oleh jenis tendon,dan dapat ditentukan sesuai sub-pasal 4.4.3.S.

6.4.7 Kehilangan akibat pengaruh tain

?Jll:l:-1':l.n::S perlu. dalam p€rencanaan harus diperhitungkan kehitangan tegangan

:Il?i:.9:19-"lrl l9in yang betum disebutkan di atas, tergantung dari;enis dan repentinlan:lru:I-ul ?elon

prateSang, seperti antara tain untuk faktorlehilangan slketika::1. :::l?,1!il.ul" "ntara

saar penegangan tendon dan saat p;ngecoran betonor. uerormast pada sambungan struktur pracetakc). Ketaxsast tendon sebelum transferd). Deformasiacuan pada komponen oraceraK

") :^"j*j1T-:rh! " ntara.tendort yaig diteqangkan dan struktu I yang diprategang setamaperawaGn pemanasan beton.

Demikian luga bila dianggap pertu, diperhitungkan kehilangan yang tergantung wakru, yangdisebabkan oleh antara lain:

:] 3:l.j:::t !:9: "ambunsan struktur pracetak yans dipasang pada penampans

o). F-eng€run penambahan rangkak yang disebabkan oleh b;ban berulang yang seringIef laot.

63 da r i125

Page 88: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stutuln/ Psadndnt S.nttur 6er.h untuk Jertbntnn

6.5 Metode perencanaan

:^"j:1::,!:"i struktur beton prategang perlu didasarkan pada cara perencanaan:::":1'I?" 6eoan.oan Kekuatan Terfaktor (PBKT). Namun untuk perencanaan komponen3l,l1l gl?s^?l^g: jl1s.usnya beton pratesang penuh, terhadap teniur yans mensutamakansudru pemoarasan regangan kerja, baik pada tegangan tekan maupun tarik, atari yang adaKelerkarlan dengan aspek lain vano .lianggap sesuai kebutuhan perilaku defoimajinya,dapat digunakan cara perencanaan 6erdas;;kan Batas Layan (pBL).

6.6.1

Tegangan yang diijinkan pada perencanaan Batas Layan (pBL)

Tendon

Mengacu pada sub-p asal 4.4.3.2.

6.6.2 Beton

6.6.2.1 Tegangan sementara pada saat transfer

Mengacu pada sub-pasal 4.4.1.2.

6.6.2.2 Tegangan pada beban layan setelah terjadi kehilangan prategang

Mengacu pada s ub-p asat 4.4.1 .2.

6.6,2.3 Tegangantumpuanpengangkuran

yl1ul anskur pqsca tarik pada beban layan, tegangan tumpuan pengangkuran dibatasimaksimum 0,7ti, kecuali untuk betoh yang terteianl oten tutangai spiratitau sengkangtertutup yang memberikan kekangan yang nitainya 6kivalen aenlan yang Oioerit<an otettpersamaan (6.9-1).

Cara Perencanaan berdasarkan Batas Layan (pBL)

Asumsi

6.7

6.7.' l

Dalam perencanaan berdasarkan tegangan kerja, struktur dianggap berperilaku elastis linieruntuk semua kombinasi beban nomiialyang bekerja sesuaiden'gin i"r!tri"n p".l"O"n"nuntuk Jembatan dan sesuai dengan pasal 5. i O.1

6.7.2 Kombinasi beban rencana yang paling membahayakan

Struktur, harus direncanakan untuk menahan semua pembebanan yang mungkin bekerja,sesuar dengan Peraturan pembebanan untuk Jembatan.

Pj^"-"Jt:lg. ,Y^l^:|.]: diperhatikan, peDgaru h dari gaya ayibat prategang, beban pe.ata]rtn,ucual-nclur, €eraran, susut, rangkak, perubahan suhu, perbedaan penurunan dari bagiantumpuan shuktur, dan beban khusus lainnya yang mungkin bekerja.

D-alam -perencanaan terhadap beban angin, seluruh bagian struktur yang membentukkesatuan harus direncanakan untuk menahan beban anoin_-

64 dati 125

Page 89: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Standt Pe.encarnnn Sttuk1u Retofi unllk Jehtb.tn,

6.7.3 Pengaruh aksi rencana

Pengaruh aksi rencana,Sp harus ditentukan akibat kombinasi beban layan yang pa|ng*rb:h:ya, berdasarkan anatisis yang tepat sesuai persyaratan iada peraturanHemoeoanan untuk Jembatan

6.7.4 Kekuatan rencana yang dii j inkan

Kekuatan rencana yang ditinkan Ry harus ditentukan berdasarkan persyaratan yang sesuaiuntuk struktur yang ditinjau (untuk komponen balok, komponen tekan, din sebagarnya;.

Tegangan ijan yang digunakan tidak boleh melebihi nitai yang telah ditentukan datam Bab Ikecuali bila diiinkan oleh peraturan pembebanan untuk Jem6atan.

Keamanan suatu komponen struktur ditentukan sedemikian rupa sehingga kekuatan.encana yang dii j inkan trdak lebih kecil dari penoaruh aksi rencana:

s.<R. (6.7-1)

6.7.5 Momen sekunder dan geser akibat prategang

Dalam perhitungan untuk perencanaan, besaran momen sekunder dan pengarun gaya9:^.,"j 9!,1"t

prategang harus diperhitungkan dalam analisis tegangan pada penampangbeton prategang.

6.7.6 Penyebarankembali(redistribusi)momen

Redistribusi momen tidak diijinkan datam perencanaan dengan cara pBL.

6.7.7 Perencanaan balok terhadap geser

Perencanaan balok terhadap geser harus dilakukan dengan cara PBKT.

6.7.8 Perencanaan balok terhadap puntir

Perencanaan balok terhadap puntir harus dilakukan dengan cara PBKT.

6.7.9 Perencanaan balok terhadap geser memanjang

Perencanaan balok terhadap geser memanjang harus dilakukan dengan cara pBKT.

6.8 Cara Perencanaan berdasarkan Beban dan Kekuatan Terfaktor (PBKT)

6.8.1 AsumsiPerencanaan

Mengacu pada pasat 5 .1 .1 .1 .

6.8.2 Kombinasi beban rencana yang paling membahayakan

Kombinasi beban rencana yong patrng membahayakan harus ditentukan sesuai peraturanHemDe0anan untuk Jembatan

65 dari 125

Page 90: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stdn.ldr Pere,..ndan Strukttt Belon u^htk Jen,batn"

6.8.3 Faktor reduksi kekuatan

Mengacu pada sub-pasal 4.5.2.

6.8.4 Pengaruh aksi batas

:^"1S^11!- "5:l batas (ultimit) ,t, harus dtenrukan akibat kombjnasj beban yang patngoeroahaya, berdasarkan analisis yanq tepat sesuai dengan persyaratan pada p;rafura;

Pembebanan untuk Jembatan.

6.8.5 Kekuatan rencana

Kekuatan rencana R, ditentukan berdasarkan kekuatan nomjnal yang direduksi sesuaipersyaratan yang berraku (untuk aksi rentur, aksi tekan, aksi geserl atsi puntir, ataukombinasinya), namun faktor reduksi kekuatan yang digunakan tiO"at Ootetr'meieUitri hargayang telah ditentukan pada sub-pasal 4.5.2

Keamanan sualu komponen struktur ditentukan sedemikian rupa sehingga kekuatanrencana tidak lebih kecil dari pengaruh aksi batas:

dan&<n,

R, = dR,

(6.8-1)

(6.8-2)

yang sesuar dengangaya geser akibat

6.8.6 Metode analisis

U.ntuk memenuhi persyaratan kekuatan, stabilitas, dan daya layan, gaya oalam padastruktur dan komponennya dapat ditentukan dengan menggunakin i"Lti ""tu

o.ri ""r"oenKut:

9] anatisis statis Untuk struktur statis tertentu;b).

:Tl"::]:,"!! yang

.memperhjtungkan reaksj, momen (sekunder), gaya geser. oangaya aKsrat yang timbul akibat adanya pratekan. rangkak, susut, perubahan suhu,deformasi. aksial, kekangan deform€ai y;ng diberikan;teh k;.fori"n "truttw

y"ngmJnyatu dengan komponen yang ditinjau, dan penurunan fondasi.

6.8.7 Momen sekunder dan gaya geser akibat prategang

M-ofien.sekunder. dan gaya geser serta deformasi struktur statis tak tentu akibat prategangharus diperhitungkan dalam perencanaan beban batas (ultimit). Momen sekunoer oan gayageser dapat ditentukan dari analisis elastis struktur paOa keadaan yang tidak dibebani dahtidak retak.

Bila digunakan momen dan geser rencana untuk kombtnasi bebanPeraturan Pembebanan untuk Jembatan, momen sekunder danprategang harus diperhitungkan dengan fakior beban sebesar i,0.

Untuk perhitungan kekuatan dalam keadaan khusus akibat beban mati ditambah prategangsaat transfer dapat digunakan faktor beban sebesar 1,15 untuk momen sekunoer oan gayageser akibat prategang.

66 dari 125

Page 91: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stanner Pereac.hnan Strukhn B.to" trtuk Jenbntan

6.8,8 Redistribusi momen pada batok statis tak tentu

a). P-ada daerah tumpuan yang disediakan tulangan non-prategang, momen negatif yangdihitung dengan teori elastis untuk setiap pola pembebanan boleh direOistri'busidalam arti diperbesar atau diperkecil tidak lebih dari:

t l r, \(0 - o),"f, _

tpersen (6.8-3)

0,36 Bl

b). Momen negatif yang telah diubah tadj harus digunakan untuk menghitung momen_momen pada penampang dalam batas bentang yang ada untUk pola pemoeoananyang sama.

c). Redistribusi momen negatif hanya boleh dilakukan bila penampang yang momennyadireduksi direncanakan sedemikian rupa sehingga cop,atau l.op + (d/dp,) (0) - o)')L alaula, + (d/d) (a* - a'*\1, yang manapun yang berlaku, tidak lebih besat dai 0,24&.

d). DalgT.r segala hal perlu dipertimbangkan dengan cermat pengaruh srear /ag danstabilitas struktur.

lvlomen negatif yang telah diubah dapat digunakan untuk menghitung momen padapenampang dalam ditumpuan untuk kondisi pembebanan yang sama.

6.8.9 Perencanaan balok terhadao lentur

6.8.9.1 Kekuaian batas nominal lenturM.

Kekuatan batas nominal penampang beton prategang terhadap lentur M, dihitungberdasarkan cara kekuatan batas, dengan asumalasumii yang sama seperti yang telahdiberikan di.dalam pasal 5 (penampang beton bertulang), dengan mengganti besaran,(tegangan leleh) menjaditegangan analitis batas baja prategangts.

6.8.9.2 Bloktegangan tekan beton

Dalam analisis penampang beton prategang, blok tegangan tekan beton dapat dihitungDeroasarKan Dentuk kurva tegangan-regangan beton yang sebenarnya, atau ditempuh suatupenyederhanaan berdasarkan bentuk kurva trilinier, atau bilinier (trapesium), ataupunterdistribusi secara merata dalam suatu blok tegangan berbentuk segi empat.

Bila garis netral terletak di dalam penampang, dan regangan maksimum pada serat tekantefluar beton diambil sebesar 0,003, ketentuan mengenai distribusi tegangan tekanberbentuk -segi empat dapat dianggap terpenuhi dengan asumsi tegangan tekan merataseoesar U.E)jf, bekerja pada luas bidang yang dibatasi oleh:a). tepi dari penampang; danb). garis sejajar sumbu netral pada kondisi batas akibat beban yang diperhitungkan, yang

terletak pada jarak a : Bt c dati serat tekan terluar, di mana nilai p, ditetapkan sesuaidengan sub-pasal 5.1.1.1.

67 dari 125

Page 92: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Gambar 6,8.- 1 Blok regangan dan tegangan tekan beton

6.8.9.3Tegangan batas baja prategang untuk tendon terlekal

Tegangan analitis batas baja prategang rs (untuk perhitungan kekuatan batas nominalpenampang beton prategang) harus diambil tidak melebihit}.

Jika tidak tersedia perhitungan yang lebih tepat, dan tegangan efektif pada tendonl" tidakkurang dari 0,5 r", tegangan analitis batas baja prategang t" dalam tendon yang terlekatpenuh, dapat diambil sebesar:

r v l t , t . l )f ""= f ," l t -+l p, l i+ 1-\at - a ') l l (6.84)

I p ' l J . aP l l

Jjika pengaruh tulangan tekan diperhitungkan pada saat menghitungrJ dengan persamaan(6.8-4), maka

Sbnddt Peren.on.nn Sttuklur Retor urrk Jehbdtan

0,85/"

1,,?.tr-,,)

, , -^. f" '' - , , /u l "300pp

namun nilair, tidak boleh diambil lebih besar dari (1," + 200).

Dalam kasus yang manapun, nilair" tidak boleh diambil lebih besat dati fp!.

(6.8-5)

harus diambil t idak kurang dari 0,17 dan d't idak lebih dari 0,15dp.

6.8.9.4Tegangan analitis batas baia prategang," untuk tendon yang tidak terlekat

Bila tendon tidak terlekat, tegangan analitis batas baja prategangr, harus dilentukan daripersamaan berikut:a). untuk balok dengan perbandingan bentang dan tinggi penampang < 35:

f ̂ = f ,. +10+ :!- (6.s-6)l 00pe

namun nilairJ tidak boleh diambil lebih besat dari (f""+ 400).

b). untuk balok dengan perbandingan bentang dan tinggi penampang > 35:

(6.8-7)

c = o,8sf,'ab

68 dari 125

Page 93: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

sbtular Percrc.nnan 9tukLut Rebh unluk J.hbatan

6.8.9.5 Kekuatanrencana

Kekuatan rencana atau kekuatan terfaktor untuk lentur dihitung sebagai OMh, di mana dadalah faktor reduksi kekuatan yang sesuai dengan sub-pasal 4.5.2.

6.8.9.6 Kekuatanminimum

Kekuatan batas nominal lentur, M,, pada penampang kritis tidak boleh kurang dari i,2 kalimomen retak M./ yang besarnya:

= zl f . t +- l+ Pe* (6.8-8)

Kekuatan bal-ok prategang saat transfer harus djverifikasi dengan menggunakan kombinasioeoan sepenr pada Peraturan Pembebanan untuk Jembatan Jalan Raya dan ketentuanmengenar momen sekunder dan gaya geser akibat prategang.

Syarat,ini harus dianggap terpenuhi jika tegangan tekan maksimum datam beton padabeban layan saat transfer tidak melebihi 0,5 kali kekuatan tekan beton saat transfer t, .

6.8.9.7 Syarat tulangan maksimum

Rasro perban-dingan antara baja lulangan prategang dan tulangan non-prategang terhadapoelon. yang dtgunakan untuk perhitungan kekuatan lentur suatu bentang, harus sedemikianrupa sehrngga @e, atau l(tJp + (d/de\@ - @)1, atau l@pw + @/d) (av _ @;)1, yang manapunyang Deflaku, tidak boleh rebih dari 0,36l'. Di sini d adalah jarak dari serat tekan terluarl-91"T!?nS beton ke titik berat tutangan tarik non-prategang, dan dp adatah jarak dari seratreKan refluar penampang beton ke titik berat tulangan prategang.

Bila rasio tulangan yang ada melewati nilai di atas, seperti misalnya pada struktur balokfftesang

penuh di mana pencegahan retak pada kondisi beban lay;n memerlukan jumlahl'111:-S1l flategalS yang menyebabkan penampang menjadi .bartutangan kuat,, (oyer_retntorcec!) pada kondisi kekuatan batas, maka bila hal ini terjadi, harus diperhatikanbeberapa ketentuan berikut:a). Metode analisis yang disederhanakan tidak boleh digunakan untuk menenruKan gaya. aksiyang bekerja pada penampang komponen strukiur.b). Sebaiknya disediakan tutangan Gkan tambahan untuk mengurangi kemungkinan

Keruntuhan getas (brilfle)c). P€da penampang di mana tutangan tarik non-prategang terletak lebih di bawah

dibanding. letak tendon prategang-, terdapat kemungiina-n ter.iadinya penguranganKeKU-atan,lentur pada lingkat prategang yang tinggi. Karenanya, proporsi penampangnarus sedemikian rupa sehingga regangan tulangan tarik non_prategang akan melebihlregangan lelehnya.

d). l?ltorleduksi kekuatan f perlu dikurangi secara proporsional untuk memperhitungkanoerKurangnya perilaku penampang yang daktail.

6,8.9.8 Tulanganminimumnon-prategang

l:9I9TPol"n struktur tentur dengan sistem tendon tanpa lekatan, harus orpasanglulangan lekatan non-pfategang minimum sebesar:

69 dari 125

Page 94: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

(6.B-e)

di mana,4 adalah luas bagian penampang antara muka serat lentur tertarik dan garis beratpenampang bruto.

Dalam hal lni, l, harus disebar merata pada daerah tarik yang awalnya mengalami tekan,dan secara praktis harus sedekat mungkin ke serat tarik terluar dari penampang.

6.8.9.9 Sudutpenyebaranprategang

Kecuali bila dilakukan perhitungan yang lebih tepat, sudut penyebaran gaya prategang dariangkur dianggap 30' ke masing-masing sisi gais hetat (center-line).

S'nnlnt Peren.nhnrt St.tIIkr Bclon untutJe,nL an

A,= 0,004 A

6.8.10 Perencanaan balok lerhadap geser

Aturan perencanaan ini berlaku untuk baloklentur dan aksial, atau yang mengalami geser,memenuht persyaratan untuk puntir.

Analisis geser balok harus dilakukan denganKekuatan Terfaktor (PBKT).

Pada balok yang tidak prismatis atau tinggj penampangnya bervariasi, perhitungan kekuatangeser harus memperhitungkan komponen gaya tarik atau tekan miring akibat adanya variasitinggi penampang.

6.8.'10.1 Kekuatan geser batas nominal

Kekuatan geser batas nominal t/,, tidak boteh diambil lebih besar dari jumlah kekuatangeser yang disumbangkan oleh beton dan tulangan geser dalam penampang komponenstruktur yang ditinjau, yaitu:

V^=Vc+Y ,

prategang yang mengalami geser, momenmomen lentur, aksialdan puntir, asalkan juga

cara Perencanaan berdasarkan Beban dan

(6.8-10)

6.8.10.2 Kekuatan geser batas yang disumbangkan oleh beton

Kekuatan geser batas beton 4 yang tanpa memperhitungkan adanya tulangan geser, tidakboleh diambil melebihi dari nilai terkecil yang diperoleh dari 2 kondisi retak, yaitu reraK geserterlentur (%J dan retak geser badan (Z@), kecualijika penampang yang ditinjau mengaramlretak akibat lentur, di mana dalam kondisi tersebut hanya kondisi retak geser terlentur yangberlaku.

a). Kondisi retak geser terlenturKuat geser Vc, harus dihitung dari:

V- = ! ! t 6 71Y ,20 "

V,M.,

)L" " )

(6 .8 -11)

(r i'lY*t,"

dr mana

70 da.i 125

(6.8-12)

Page 95: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Sktaldr Peren.anaar.^raktut Aebn untuk.teubatun

Z - I/y,

tetapi 4i t idak perlu d,".0', *uruno O"r, €, ,-7

Dalam persamaan (6.8-11), nilafnilaiM,,* dan Zi harus dihitung dari kombinasi bebanyang menimbulkan momen maksimum pada penampang (0 yang ditinjau.

b). Kondisi retak geser bagian badan

v," = v, +v,dengan pengertian:

l\ = gaya geser yang, bita dikombinasikan dengan gaya prategang danpengaruh aksi lainnya pada penampang, akan menghasilkan tegangan tarikutama sebesar 0,33 {f" pada sumbu pusat atau perpotongan bagian badandan sayap, mana yang lebih kritis, atau dapat diambit sebisar:

-

v, =03(, tT + f , , )b. d (6.8-14)

(6 .8 -13)

Dalam persamaan (69-14), fp" menyatakan tegangan tekan rata-rata pada beton akibatgaya prategang efektif saja, sesudah memperhitungkan semua kehilangan gaya prategangyang terjadi.

Bila penampang yang dianalisis merupakan komponen struktur komposit, maKa regangantarik utama harus dihitung dengan menggunakan penampang yang memjkulbeban hidut

Bila p€da komponen struktur pratarik terdapat keadaan di mana penampang yang berjarakn/z dafi tumpuan berada lebih dekat ke ujung komponen dari pada pan;anglransfbr tendonprategang, maka dalam perhitungan f* untuk kondisi retak akibat gesir badan digunakan:i!?l

p::bg-g yang direduksi. Gaya prategang dapat dianggap b;rvariasi dari not padaYIY!9l9n:on sampai harga maksimum sebesar b0 kati diameter (kawat untai) atau 100 katiorameter (kawat tunggal) pada titik sejarak panjang transfer teitdon.

Bila pada komponen pratarik lekatan dari sebagian tendon tidak sepenuhnya ada hinggaujung komponen, maka dalam perhitungan % harus digunakan nilai prategang yang telahdireduksi. Dan gaya prategang yang disumbangkan tendon dapat dianggai bervariasi darinol pada titik di. man_a lekatannya mulai bekerja sampai ke harga mi-ksimum pada titikseJarak panjang transfer.

6.8,10.3 Kekuatan geser batas yang disumbangkan oleh tulangan geser

Sumbangan tulangan geser tegak dan miring terhadap kekuatan geser batas, %, ditentukanoengan persamaan berikut:

a). untuk fulangan geser tegak lurus

,, A"J"d' J

71 dati 125

(6.8-15)

Page 96: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

5@nddt Percncaha.n Stru]lut Beton uduk Je"tbatn,

b). untuk tulangan geser miring

A, f,(sin a + cos a)t1(6 .8 -16 )

(6.8-17)

or mana d menyatakan besarnya sudut antara sengkang miring dan sumbu longitudinalKomponen struktur, dan d adalah jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat tulangantarik longjtudjnal, tapi tidak perlu diambil kurang dari 0,8h.

Dalam segala hal % tidak boteh melebihi e-#":n\ b, d.

6.8.10.4 Kekuatan geser batas rencana

Kekuatan geser rencana harus diambil sebesar d,/,, di mana kuat geser batas 4 ditentukanoleh persamaan (6.8-10), dan d adalah faktor reduksi kekuatan yang sesuai dengan sub_pasa l4 .5 .2 .

Untuk memenuhi syarat keamanan geser, kuat geser rencana harus tidak lebih kecil dari93ff Oesel batas (ultimit, atau gaya geser rencana terfaktor) t/, pada penampang yangditinjau akibat kombinasi pembebanan luar yang paling berbahaya.

Dalam penentuan 4, pengaruh tarik aksial akibat rangkak dan susut pada komponenstruktur yang terkekang perlu diperhitungkan.

6.8.'10.5 Gaya geser maksimum di dekat tumpuan

Gaya geser batas atau gaya geser rencana terfaktor Z, dihitung dengan menggunakanbeban rencana batas seperti yang ditentukan pada peraturan pembebanan untuk JembatanJalan Rava

Gaya geser maksimum di dekat tumpuan harus diambil sebagai gaya geser pada:a). )atak h/2 dati muka tumpuan, jika tidak ada beban terpusat bekerja anrara muka

tumpuan dan lokasi sejauh jarak tersebut, ataub). muka tumpuan, Jika retak diagonal akibat geser mungkin terjadi pada rumpuan atau

bertanlut sampai pada tumouan.

Bila reaksi tumpuan, dalam arah bekerjanya gaya geser, menimbulkan tekan pada daerahujung komponen, dan tak ada beban terpusat bekerja antara muka tumpuan dan lokasipenampang kritis, maka penampang pada jarak kurang dari h/2 dapal direncanakanterhadap gaya geser rencana terfaktor t/, yang sama dengan penampang kritis.

6.8.'10.6 Tulangan geser minimum

Luas tulangan geser minimum adalah:

,, (#l

72 dat i 125

Page 97: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

StnnJnr Pet. n.nrann Sttuktu' Bcto4 untu| Jcthbdran

Bila gaya prategang efektif tidak kurang dari 40ologeser mtntmUm dapat dihitung dengan persamaan di

A,, 1,, " fi

80Til4

dari kekuatan tarik tulangan, tulanganatas atau persamaan berikut:

(6 .8 -18)

6.8.10.7 Persyaratan tulangan geser

Persyaratan untuk tulangan geser berikut ini harus diterapkan dalam perencanaan geser:

a) Jika gaya geser rencana 'terfaktor ,/, tidak melebihi kekuatan oeser rencana batokdengan tulangan geser minimum, V, < dl/,..r, maka hanya p"rL dipu"ung ,u,ungungeser mtnlmum_

Syarat pemasangan tulangan geser minimum ini pada batok bisa diabaikan jikaV, < dV" da\ tinggl total komponen struktur tidak melebihi nilai terbesar darj 250 mmdan setengah lebar badan.

Ketentuan mengenai tulangan geser minimum ini dapat diabaikan bila menurutpenguJran yang mensimulasikan pengaruh perbedaan penurunan, susut, rangkak danperubahan suhu yang mungkin terjadi selama masa layan, komponen dapatmengembangkan kuat lentur dan geser nominal yang diperlukan.

b). Jika V,> Ql/n h,,, maka harus dipasang tulangan geser dengan kuat gese. batas 4.

c). Jika komponen vertika I gaya prclegang Vp lebih besar dari gaya geser rencana,Vp>V,, maka gaya geser rencana semuta harus dimodifikasi meniadiV,,:1,2 Vp I/,!."r dan untuk perhitungan selanjutnya Zp dianggap nol.

6.8.10.8 Pengaruh sekunder pada kekuatan geser beton

Jaka tegangan yang terjadi akibat perilaku seperti rangkak, susut, dan perbedaan suhucukup besar, pengaruh ini harus diperhitungkan dalam mLnghitung n.

6.8.11 Perencanaan balok terhadap puntir

Kekualan balok terhadap puntir harus dihitung dengan cara perencanaan berdasarkantseDan dan Kekuatan Terfaktor (pBKT)

Standar perencanaan balok beton prategang terhadap puntir mengikuti standarpsrencanaan puntir untuk balok beton bertulang.

6.8.12 Perencanaan balok terhadap geser memaniang

Geser memanjang balok beton harus dihitung dengan cara perencanaan berdasarkanBeban dan Kekuatan Terfaktor (pBKT)

Standar perencanaan untuk balok beton prategang mengikuti standar perencanaan gesermemanlang untuk balok beton bertulanq.

7 3 d a t 1 2 5

Page 98: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stnnlar P.r.ncdhaan Sttuktv lJetoh unturi Jehbotnr

6.9 Perencanaan komponen tekan akibat kombinasi lentur dan gaya aksial

Kekuatan batas rencana komponen tekan harus ditentukan dengan cara perencanaanoeroasarhan 6eban dan Kekuatan Tertaktor (pBKT).

Perhitungan kekuatan penampang terhadap kombinasi lentur dan gaya aksial harusmempenrungkan secara baik syarat keseimbangan dan kompatibil i tas regangan, sertaKonsrsten dengan anggapan dan asumsiyang seperti disebutkan dalam sub-pasal S..1.i.1.

Komponen beton prategang yang mengalami tekan atau kombinasi lentur dan aksial harusmemenuht ketentuan berikut ini

6.9.1 Komponen beton prategang dengan kombinasi beban aksialdan tentur

591q:i"n 9:ton prategang dengan kombinasi beban aksiat dan tentur, dengan arau ranpa

tulangan non-prategang, harus direncanakan dengan cara PBKT yang seoagarmanadisyaratkan untuk komponen struktur beton bertuling, namun haruj mimperhitungkanpengaruh prategang, rangkak, susut, dan perubahan suhu.

Kuat tekan rencana efektif dari komponen struktur tekan tidak boleh lebih besar dari O,8Skuat tekan rencana dengan eksentrisitas nol lp, untuk komponen struktur dengan tulanganspiral, atau 0,801P, untuk komponen dengan sengkang.

6.9.2 Batasan tulangan dari komponen prategang yang mengalami tekan

Tulangan untuk komponen prategang yanga) Komponen dengan kuat tekan beton

Luas tulangan longitudinal komponen tekan non-komposit tidak boleh kurang dari0.01 ataupun lebih dari 0.08 kali luas penampang brutto,4s. dengan jumlah minimumtulangan longitudinal 4 batang di dalam sengkang ikat segi empat atau l ingkaran,3oalang untuk sengKang ikat segitiga, dan 6 batang bila digunakan tulangan spiraldengan rasio tulangan spiralps tidak kurang dari:

mengalami tekan dibatasi sebagai berikut:@ta-rala fp" < 1 ,5 MPa

(6.s-1)=oqs(*-t)4)

j v

Pal.a.T ?e.rsamaan di atas 4, adalah kuat leleh yang ditentukan dari tulangan spiralrapt t|oak tebrh dari400 Mpa.

b) Komponen dengan kuat tekan beton rata-raia r" > .l ,5 Mpa

Semua tendon prategang dari komponen denganr" yang tidak kurang dari ,1,b Mpa,

:::i:i'_H:ffiJ*nen dindins, harus ditinskup densan spirat atau pensika ateral

Komponen dinding dengan kuat tekan beton rcta-:ataf,, > 1,5 Mpa

Untuk komponen _ dtnding dengan tegangan prategang rata-rala fp" sama dengan

alau lebrh besar 1,5 MPa, ketentuan tulangan minimum boleh diabaikan bila dapatditunjukkan dengan analisis struktur bahwa dinding tersebut mempunyai kekuatandan stabil itas yang memadai.

7 4 dati 125

Page 99: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Shmlar P.rch.nnnu S, uktut Beto. uktuk J.hbnlu

6.10 Perencanaan batang tarik

Direncanakan terutama untuk menahan beban aksialtarik atau kombinasi beban aksialtarikdan lentur.

6.10.1 Kekuatan batang tarik

Kuat tekan atau tarik nominal yang telah direduksi dari komponen tekan yang dibebanisecara eksentris harus tidak lebih kecil dari gaya aksial rencana, Qp, > p,. Gaya aksialultimit P-, dihitung dengan beban rencana yang terfaktor seperti dite;tukan ditam peraturanPembebanan untuk Jembatan.

6.10.2 Prinsip dasar

l^"I]t:i.gp: ,1,-t kekuatan dan daya tayan harus memperhitungkan kesermoangan oanKomparDlrlas regangan, serta konsisten dengan anggapan dan asumsi yang sepenldisebutkan dalam sub-pasat 5.1.1.1. Datam lial ini,

-dlformasi yanj teigantung wat<tu(rangkak dan susut) harus diperhitungkan dalam perhitungan deformasiiataig tarit<.

6.11 Komponen struktur pelat

") .B^"."^1"I1-I9Ten lentur dan gaya geser terfaktor yang bekerja pada srstem pelatoeron praregang yang ditutangi dalam lebih dari satu arah harus ditentukanoeroasafl(an anatisis struktur yang sesuai dengan sub_pasal 6.9.6.

O). l:,0^3._I:ldi:i beban, tayan. semua batasan yang bersangkutan dengan kriteria1"11_ulj.1l,l!rr?"rk batasan yang ditetapkan untuk tendutan, harus dipenuhi, denganmempenrmbangkan secara tepat pengaruh dari faktor yang terdapat pada butir6.8.6(b).

") ^r:]:l_q:.b:i hidup yang. normat dan beban yang terdistribusi merata yang normat,spasr oan tendon atau kelompok tendon prategang dalam satu arah darilendon untuk

I:::Tl_91:llo:l pr."tegang harus tebih dari 8 kati tebat petat, ataupun 1,s m. Spasi

:q1 ,""ool tersebut harus juga mampu menghasilkan tegangan prategang rata_rata

1l'lnym ^{s^elylah memperhitungkan semua kemungkin-nan-kefritang;n prategang)sebesar 0,9 l\4Pa pada penampang pelat dalam bjtas tributari da"ri tenoon atauKerompok lendon tersebut. pada penampang geser kritis kolom harus disediakanminimum dua iendon dalam setiap arah. penentuan spasi tendon untuk pelat denganbeban terpusat harus dilakukan secara Knusus.

d). P-ada pelal dengan tendon prategang tanpa lekatan, harus disediakan tutangan non_praregang sesuai dengan ketentuan berikut:

, ) ,a-*lg:l .non-prategang tidak dipertukan pada daerah momen positif di manaregangan tank beton yang didapat dari pe.hitungan pada beban kerja (setelah semuakehilangan prategang diperhitungkan) tidak metampauj (t t e).t J;

2) Pada daerah momen positif di mana tegangan tarik beton yang didapat dari perhi_tungan pada beban kerja melampaui (ltA)1fr,luas minimum dari turangan non-prategang harus dihitung sebesar:

75 dati 125

Page 100: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

slnnlnt Perc".atlnan sttuktur Bebn uh&Jehbnlb

0,5f, (6 .1 1 -1 )

:il.:Tj:99:Si: leleh rencana t, ridak metampaui4o0 Mpa. Tulansan non_pratesansnarus drdrstribusikan secara merata pada daerah tarik yang pada awalnya mengatamitekan, dan diletakkan sedekat mungkin pada serat tarik terluar dari penampang.

3) 9?]y daerah momen negatif pada. kolom penumpu, Iuas tulangan non_prategangmrntmum dalam setiap arah yang dipasang pada 6agian atas p6lat harus dihiiun!seDesar:

A, = 0,00075 An (6 .11 .2)

tulangan untuk menahan gaya pemecahpengelupas (spa/,frg) akibat pengangkuranhal itu memang tidak diperlukan.

Daerah dengan perubahan penampang mendadak harus diberi tulangan yang cukup.

Angkur, penyambung dan penutup akhir (end ftfirg) harus dilindungi secara permanenteftadap karat.

11,919"".. non-prategang yang disyaratkan oteh persamaan (6.11_2) harusordrstribusikan datam suatu tebar petat yang dibatasi dua garis yang derjarai I,Sfr Ciluar muka kotom penumpu yang saling'berfulak belakang.-Dala; s"etiap aran, patingsedikit harus dtpasang empat baiang tulangan atau kawat baja, dengan spasitulangannon-prategang tidak melebihi 300 mm.

6.12 Daerah pengangkuran untuk angkur prategang

6.12.1 Angkur untuk komponen prategang pasca tarik

.Bila,diuji dalam kondisi tanpa lekatan, angkur dan penyambung untuk tendon prategangyang-tanpa.lekatan dan dengan tekatan harus mampu mengemb;ng pat,ng sedikit 95% dari

I:::3:11-1""!* yang disyaratkan, tanpa metampaui batai putus!ang dianrisipasi. Tetapioagarmanapun, untuk tendon dengan lekatan, angkur dan penlambungnya harus

-oll:-Tl3rbl sedemikian hinssa i 00-% dari kuai bati's i"il;; i;d;;y;ru €n dapatdrkembangkan pada penampang kritrs seterah tendon merekat padikoirpon6n struktur.

1,1*,"11tf9, O:l.n prategang ranpa tekatan yang mengalami beban berutang, pertuu,ucr^dn pernaran yang khusus pada kemungkinan terjadinya fatik dalam angiui danpenyambung yang digunakan.

]l]19:l t"r" dipasang untuk memikut gaya tarik yang timbut dari aksi dan penyebarangaya prategang pada daerah angkur.

l,::r,:lg:".1"j:", oiberikan pada bidang yang sejajar dengan permukaan uJung datam 211"'l_f"g regaK rurus. kemudian pada masing_masing arah harus dilakukan analisis 2uxlleflsf unruK flap Kasus pembebaflan. Gaya tadk ha.us dihitung pada penampangmemanjang yang melewati angkur dan pada penampang memanjang di mana terjadimomen maksimum arah melinta;o.

Pada. doerah pengangkuran harus dipasang(bursf,rg). gaya pembetah (sp/ftirg). dan gayatendon. hecuali apabila dapat dtbukt;kan oanwa

76 dari 125

Page 101: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Shn.lar Percncim.n Struktt Acbn uduk Jenbatah

6.12.2 PembebananyangdiperhitungKan

Pembebanan yang harus diperhrtungkan meliputi:a). semua beban pada angkur;b). beban krit is selama pelaksanaan penarikan.

Bila jarak antara 2 angkur kurang dari 0,3 kali t inggi atau lebar total komponen, harusorp€mmoangkan pengaruh pasangan angkur yang bekerja sebagai angkur tunggal ekivalenor oawan gaya pralegang total.

Dalam menghitung pengaruh rencana harus digunakan nilai maksimum gaya prategangselama transfer.

Harus diberikan .kelonggaran terhadap tegangan berlebih yang mungkin dipertukan untukmengataSr penankan ke dalam dari tendon pada angkur.

jF^?iql"l .",t".."1 ditegangkan secara berurutan, gaya prategang total pada rrap tahapanoapat orkurangr untuk menganttsipasi kehilangan pada tendon yang!udah ditegangkan.

6.12.3 Perhitungan gaya larik sepanjang garis keria gaya angkur

l:^Y'l*.g?li pecah dari. tegangan tarik metintang yang tedadi sepanjang garis aksi gaya

angKur oesarnya tergantung pada gaya maksimum yang terjadi padJ angkur laatl-?1:SanSan, dan. perbandingan tinggi atau lebar pelat tumpuan angkur dengan tinggi atautebar onsma simetris

Ting-gi atau lebar prisma harus diambil yang terkecit dari:a). 2 kali jarak dari pusat angkur ke permukaan beton terdekat pada bidang penampang

memanlang_b). Jarak dari pusat angkur ke pusat angkur sekitarnya yang terdekat.

Pf ::glll-9i9:qr"skan. sesuai densan pasat 6.12.2 di atas, titik berat anskur gabungannarus tertetak pada garis kerja aksi dari gaya angkur gabungan.

6.12.4 Perhitungan gaya tarik yang timbut dekat permukaan yang dibebani

Jika momen melintang menuniukkan bahwa resultan tegangan tarik bekerja di dekatllilYl-":l

yang dibebani. maka gaya tarik harus dihitung dengan membagi momenmelnlang makstmum dengan lengan momen yang besarnya:a). untuk angkur eksentris tunggal, lengan momen dianggap sebesar seiengah tinggi

tolal komponen.b). Untuk di antara pasangan angkur, dianggap sebesar 0,6 kali jarak antar angkur.

6.12.5 Jumlah dan distribusi iulangan

Untuk.gaya pemecah (bursling) di mana tulangan tidak di dekat permukaan beton dan adaIamDanan tulangan permukaan, tegangan pada tulangan harus dibatasi maksimum200 MPa.

jli-,-ui 9ry., pengelupas (spa ing) di mana terdapat tapisan tutangan pada tiap sisi

Komponen, tegangan pada tulangan permukaan harus dibatasi sarn.rai tbO Mpa untukmengontrol retak. Tulangan harus diangkur dengan baik untuk menyalurkan tegangantersebut.

77 dat l 125

Page 102: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Shn.lar l,.rchcannan Stmk/u Beton unt|tt J.rb1tnn

Tulangan harus didistribusikan sebagai berikut:

a). Tulangan untuk gaya pemecah harus didistribusikan dari 0,1h sampar 1,0h daripermut(aan yang djbebani.

I:119?l r:19 ":rpa

harus drpasang dari bidang pada O,1h sampai sedekat mungkinKe muKa yanq dtbebani. h harus diambil sama dengan tinggi atau lebar dari prismasimetris. Tulangan yang dipasang untuk mencegah pemeca-nin luga dapat digunakanuntul( mencegah pengelupasan asalkan posisinya tepat dan dijangliarkan Aeng-an tait.

o) ]ll:19:,",:ll:l-gaya

pengetupas harus dipasang sedekat mungkin ke muka yangoroeDant 0an konsisten dengan persyatatan selimut beton dan pemadatan.

Pada tiap bidang yang sejajar dengan sisi yang dibebani, tulangan harus dttentukandan penampang memanjang dengan persyaratan tulangan yang ierbesar pada bidangtersebut, dan harus diperpanjang ke seluruh tinggi atauiebar dar-erah ujung.

6.12.6 Angkur untuk komponen prategang pratarik

l?qa gaeral pengangkuran komponen pratarak, tulangan untuk gaya pemecan umumnyatidak diperlukan.

Untuk mengontrol retak horjsontal, sengkang vertjkal yang djpasang harus menahanminimum 4olo gaya prategang total saat transfei. Untuk meng;koi retak"vertikal diperlukan:::gPlg, l"Ii:g"t"l dalam tuas yang sama, dan dipasang bJrsama_sama sengkang vertikall]i? -"ll."llyk"" konkot terhadap retak vertikat dan horisontat. Sengkang ini ditehpatkan::??9:' jul1".S"n pencegah pengetupasan (spa ing rcinforcement\ Oi sepan;ang O,)S tati.n-ggrlrebar) komponen dari muka ujung. Tulangan harus direncanakan untuk menyalurkanregangan sebesar 150 Mpa.

j.ll,i,"g.!:l-.,T!:! tendon drtempatkan menyebar datam arah vertikat atau horisonrat padaulung-xomponen beton, maka tulangan tambahan yang ditentukan dari pasal 6.12.4 dano. rz.c ot atas narus dibenkan untuk mengontrol retak pada komponen beton.

TulanganJrarus drangkur secukupnya untuk menyalurkan tegangan sebesar is0 Mpa pada::l'1 q:n:.qanS kritis. Penampang kritis mungkin terdapat pada tengah_tengah antaraI."]:T|?I ]:"q-, atau di. mana ada pengurangan serentak pada penampang melintang,alau antara ketompok tendon dan daerah bebas tendon pada penampang meliniang.

6.12.7 Detail penulangan khusus pada daerah pengangkuran

H€rus-drperhalikan tulangan )/ang diperlukan pada daerah tegangan tarik setempat sepertipada sudut tak berlegangan (dead erd). angkur internal, dan jng{ur luar.

Pada angkur internal, tulangan khususprategang dalam tendon.

harus dipasang untuk menahan 2l-40yo gaya

Bila digunakan angkur luar, selain tul.ngan untuk menahan gaya pemecah, diperlukanrulangan tambahan untuk menahan tarik akibat kelengkungan tendon, menyediakansambungan geser ke komponen utama dan metayani peiyeba'ran gaya piategang, sertamenahan tafjk akibat eksentrisitas setempat dari gaya prategang

7a dat i 125

Page 103: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

ttardat PLtencanaah S! rutuu Acton u\tuk Jentbat.n

6.'13 Penyaluran tegangan dalam tendon

Gaya yang dihitung dalam tendon harus disalurkan ke masing_masing sisi penampanq.

6.13.1 Paniang penyaluran untuk tendon pratarik

Jila tidak ada.data pengujian yang cermat, panjang penyaluran Lp untuK petepasanDerangsur diambil minimum sebesar 150 kali diameter untuk kawat baja (Mre), dan 60 kalidrameter untuk kawat untai (sfrand_

Kawat untai yang terdiri dari 3 atau 7 kawat harus ditanam pada penampang kritis hinggamenimbulkan lekatan dengan panjang penyaluran tidak kurang dari

?, 1'")? ^Bila lekatan kawat untai tidak menerus sampai ke ujung komponen, dan bila akibat bebankerja terdapat kondisi tarik pada beton yang awalnya mengalami tekan, maka nilai panjangpenyaluran diatas harus dikali 2.

6.13.2 Penyaluran tegangan pada tendon pasca tarik dengan pengangkuran

Pengangkuran tendon harus mampu menyalurkan kekuatan tarikr, ke dalam rendon.

Angkur untuk tendon yang tidak terlekat harus mampu menahan kondisi pembebananoerutano.

6.14 Pemberian dan pengukuran gaya prategang

a) Gaya prategang harus ditentukan dengan kedua cara berikut:

1) Pengukuran perpanjangan tendon. perpanjangan yang djperlukandari kurva beban terhadap perpanjangan rata-rata untuk tendonqrgunaKan.

2) Pengamatan dai gaya jacking pada alat ukur atau sel beban yangaraU oengan meng9unakan dynamometer yang Sudah dikalibrasi.

Penyebab terjadinya perbedaan dalam penentuan gaya antara metode (1) dan (2)yang melebihi 5 persen untuk elemen pratarik atau 7 persen untuk komponen pascatarik harus ditetiti dan diperbaiki.

b). Bila penyaluran gaya dari kepala angkur pada sistem pratarik ke beton dicapai melaluipemolongan tendon prategang dengan api, maka tjfik pemotongan dan urufanpemotongannya harus ditentukan sebelumnya untuk menghindari terjadinya tegangansementara yang tidak diinginkan.

c). Pada sistem pratarik, strand panjang yang menonjot di luar harus dipotong di dekatxomponen struktur untuk memperkecil pengaruh kejutan pada beton.

d). Kehilangan gaya prategang yang terjadi akibat tidak digantinya tendon yang putustidak boleh metebihi 2 persen darigaya prategang total.

(0 .13-1)

harus ditentukanprategang yang

telah dikalibrasi

79 dati 125

Page 104: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

!b,.l.t Percncarnin sttuttu Retoh uruttt Jembntuh

6.'15 Perencanaan untuk keawelan iangka panjang

:^"j:l-":lla -"ntuf keawetan jangka panjang pada struktur beton prategang dengan umurrencana 5U lahun atau tebih mengacu pada pasal4.6.2

6.16 Grout untuk tendon prategang dengan lekatan

6.16.1 Bahan grouf

9:11,1"j::^i"l9ll 9ul' "",.."n porfland dan air, atau semen porfland, pasir, dan air, yans

sesuar oengan kebutuhan leknisnya.

?,iL1i,-11,"1-gr9rl yartu semen porfland, air, pasir dan bahan_tambahan yang botehorgunaKan, narus memenuhi ketentuan yang berlaku dalam sub-pasal 6.16.2. Bahan-tambahan yang boleh digunakan adalah yang ielah diketahui t idak memitiki pengaruh burukterhadap bahan grout, baja, atau beton. Eiahain tambahan yang menginJung'fatstum ttoriaatidak boleh dipergunakan.

6.16.2 Pemilihan proporsi grouf

a). Proporsi bahan untuk grout harus didasarkan pada salah satu ketentuan berikut:', i?^:1,-!_"19-u],:! ,

plda Srgul yang masih segar dan yang sudah mengeras yang_ olaKsanaKan sebelum pekerjaan grouf dimulai, atau2) C-alatan pengalaman sebelumnyidengan bahan dan peralatan yang serupa dan pada

Konorst tapangan yang sebanding.

OL :,1T-"1 ],"19,

Oigunakan untuk pekerjaan harus sesuai dengan jenis semen yangOrgUnakan datam penentuan Oroul.

c). Kandungan air ,haruslah merupakan nilai minimum yang cukup untuk menjamintercaparnya pelaksanaan pemompaan grouf dengan baik, Gtapi n]lai rasro arr_semen(oalam peroandtngan berat) t idak boleh melampaui0,45.

d). Penurunan kemampuan alir grouf akibat penundaan pelaksanaan groufirg tadak bolehoralast denqan penambahan air

6.16.3 Pengadukan dan pemompaan grouf

a). 6rout harus,diaduk dalam alat yang mampu untuk mencampur dan beragitasi secaram-enerus sehingga akan menghasilkan djstribusi bahan yang merata din seragam.selanJUtnya, adukan dilewatkan melalui saringan, dan kemudian dipompa sedemlkiannrngga akan mengisi selongsong tendon secara penuh.

b). .S-uhu,

komponen struktur pada saat pelaksanaan groul harus diatas 2 derajat celciusoan narus duaga agar tetap diatas 2 derajat celcius hingga kubus g/oul ukuran SOmm yang dtrawat di lapanqan mencapai suatu kuat iekan minimum sebesar 6MPa

") 9:13T." pengadukan dan pemompaan, suhu grouf tidak boteh tebih tinggi dari 30derajat celcius.

80 darl 125

Page 105: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

skrrd Pereh.anaor stuktut gelan u4t"kJe4bd10,

6.17 Perlindungan untuk tendon pralegang terhadap pembakaran atau pengela$an

?"1"^":1":l pembakaran atau pengetasan disekitar tendon prategang harus ditakukanoengan natr-hat/, agar tendon tersebut t idak terpengaruh oleh suhu, fercir<an ras, atauhantaran arus l istrjk yang berlebihan.

6.18 Tendon prategang pasca tarik luar

a). Tendon pasca tarik boleh dilakukan di luar penampang beton. Metode perencanaankekuatan. dan kemampuan layanan dari standar ini harus diperounakan untukmengevatuast pengaruh gaya tendon luar pada struktur beton.

o) I"-T.*l t"l lqrus ditinjau sebagai tendon tanpa tekatan pada saat perhitungan kuatrenlur, Kecuarr lrka diberikan suatu perlakuan untuk melekatkan secara efektif tendonluar tersebut pada penampang beton di keseluruhan panjangnya.

c). Tendon luar harus dipasang pada komponen struktur beton sedemikianeKsentnsttas yang. diinginkan antara tendon dan titik berat penampangdrpertahankan untuk keseluruhan rentang daridefleksi balok yang diantisipasi.

d). ]e19?n luar dan daerah pengangkuran tendon harus dil indungi dari korosi. Rincianmelooe proteksryang digunakan harus diperlihatkan pada gambar rencana arau padaspesifikasi p.oyek.

6,19 Ketentuan untuk komponen prategang pracetak

Perencanaan komponen pracetak harus mempertimbangkan:

a). Semua kondisi pembebanan dan kendala mulai dari fabrikasi awal sampai setesainyapetaksanaan struktur, termasuk juga pengangkutan dan pemasangan.

!) 1910".1 1".gungan dan pertemuan paoa Komponen pracetak yang tidak monotit.c). r'engaruh tendutan awal dan lendutan jangka panjang, dan'pengaruh komponenstrukiur Jain yang bersambungan.

P^erencanaan sambungan da_n tumpuan narus menelKup semua gaya yang akan disalurkanIermasuk susut, rangkak, deformasi elastis, suhu, angin dan gemfa. ' -

P:l1l:!1!11' dan .sambungannya harus direncanakan mempunyai toteransi yang cukupIerhadap proses fabrihasi, ereksi dan tegangan sementara yang terjidi saat pemasangan.

L119:! l:tliigri pembebanan yang jarang terjadi (termasuk setama pemasangan) trdakorlfm<an re4adlnya dekompresi pada titik pertemuan tanpa tulangan (unreinforced contact

lotntl

hrnggadapat

Untuk sambungan mortar sementegangan yang bekerja pada0,15 N/mm' .

pada kondisi kombinasi pembebanan yang sering terjadi,sambungan harus bersifat tertekan dan tidak kurang dari

8 l d a n 1 2 5

Page 106: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Ston lar Perencdnaan Sttuktur Beton "ntukJehbatan

KETENTUAN STRUKTUR BAWAH

Pondasi

7.

7.1

7.1.1 Ketentuan pondasi dangkal

7 .1 .1 . ' l Umum

Pondasi dangkal harus direncanakan dengan pertimbangan terhadap:- Daya dukung tanah pada kemampu;n layannya at;u keadaan'batas ultrmrt.

iil:l:li:l*: tenurunan total' penu'unan arerensiar' ain pergeiaiun tainnva vans- Sifat dan lamanya pembebanan.- Kedalaman pondasi.

:^:l,S^lyTV" terhadap pondasi tain dari struktur bangunan yang sudah berdiri diseKr€rnya, pada waktu pelaksanaan konstruksi jembatari yang diren"ca;axan.

7,1,1.2 Faktor-faktor yang pertu dipertimbangkan dalam perencanaan pondasidanqkal

7.1. 1.2,1 Kedalaman pondasi

Kedalamanpondasi dangkal.ditentukan dengan mempertimbangkan:- uaya oukung dan sifat kompresibil i tas tanah.- reaKtraan hedalaman gerusan.- Kemungkinan pergerakan tanah oasar.- Kemungkinan penggalian di masa yang akan datang yang berdekaran denganponoast.- lMuka air tanah.- Besarnya perubahan volume tanah kohesif akibat iklim/musim.- Jarakdan kedalaman pondasi yang b"rO"k"tun O"ni"n i"r"nj yang mempunyai resikostabilitas secara keseluruhan_- Mencapai suatu kedataman di mana pondasi tidak akan terganggu oleh konstruksibaru Ci masa mendatano.- Kemungkinan adanya jal-ur pemipaan datam tanah.- ^emungktnan adanya tekanan apung air tanah.- Kemungkinan terjadinya perubahan morfologi badan sungai, sepertigerusan setempat,penggalran dasa. sungai {akibat gatian C), dan degradasidasai suniai.

7.1. l.2,2Penurunan pondasi

Pefurlnin di atas tanah keras tidak perlu diperhitungkan. Sedangkan untuk tanah-tanahyang lain harus diperiksa penurunanny",b"ng"n";"nggun"kin pJri"u"n"n y"ngmendekati leadaan batas pada kemampuan oaya tayannya.

l^"Ig:::ta,i:q*, dapat diakibatkan Karena. pergerakan totat seturuh pondasi atauseoagal pergerakan diferensial. Tioa tpe utama pergerakan pondasi yang narusdipertimbangkan adalah:- Penurunan- Pefgerakan horisontal {oeser)- Terguling (rolasil.

a2 dati 125

Page 107: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stdn.lar Perenhnoar Sttukiu Bebn untut J.rlb1tan

7.1.1.2.3Kapasitas pondasi

11"-,:l"lT daya dukung uttimir pondasi harus memperhitungkan pengaruh dari pergerakan€nan or.oawahnya. Konsekuensinya adalah tidak dimungkinkan untuk membuat s;tu nilaiuntversat untuh perencanaan pondasi, yang mana nilai_nilai tersebut harus didapat daripengujran geoteknik di lapangan dan/atau laboratorium.

?1:-.dlp:ft*ng" adanya resiko. Iongsor harus dipertimbangkan pada tever permukaanpeneraKan pondasi pada kondtsi batas ultimit.

7.1.l.2.4Lebar oondasi

Lebar pondasi harus dirancang berdasarkan:- reKanan pada tanah di level kedudukan pondasi harus cukup rendah.- Perlimbangan praktis menyangkut penggalian yang ekonomis.

7.1.1.3 Ketentuan perencanaan berdasarkan pBL

7.1.1.3.1 Analisis pergerakan pondasl

Penurunan pondasi dapat muncul sebagai penurunan total dari keseluruhan pondasi atausebagai penurunan diferensial dari kelompok pondasi atau batok pondasi atau iondasi rakit.

Penurunan total adalah gabungan dari penurunan elastis, konsolidasi dan sekunder.t'enurunan elastis harus ditentukan dengan menggunakan beban mati tidak terfaktor yangditambah dengan beban hidup dan kijut tidak terfaktor. penurunan konsotadasi danseKunoer dapat ditentukan dengan hanya menggunakan beban mati yang tidak terfaktor.Henurunan dapat dihitung berdasarkan teori elastis, teori konsoiida;i arau oenganmenggunakan hasil-hasit uji lapangan.

l^"j9:9!1 ponda.si yang ditoterir baik vertikat maupun horisontat harus dikembangkan

honsrsten dengan fungsi dan jenis struktur, umur layan yang diantisipasi, dan konsekuensioafl pergerakan pada kineria struktur.

7.1.1.3.2 Pondasi dengan beban eksentris yang sangat besar

Pondasi dengan- Terjadinya

keras.- Masuknya- Defofmasi

beban ini harus direncanakan terhadap situasi:tegangan pojok yang sangat tinggi pada kasus pondasi di atas batuan

tekanan airjika terdapat sebuah celah di bawah pondasi.oesar yang mengarah pada tergulingnya pondasi.

7.1.1.4 Ketentuan perencanaan berdasarkan pBKT

7.1.1.4.1 Ketentuan perencanaan pondasi dangkal

Peren^canaan struktur pondasi harus ditinjau melaluj beberapa aspek seperti di bawah ini:- Beban dan reaksi yang meliputi asaek perhitungan aksi beban dan reaksi serta reaksioan pondasiyang sendirian dan yang berkelompok.- Momen.lentur yang metiputi aspek perhitungan penampang krit is dan distribusi dariPembesian.

' !1V3 99s9r

yang meliputi aspek perhitungan penampang kritis, dan tutangan geserDrta Jenis struklurnya memunqkinkan.

- Pembesian tulangan yang m;liputi aspek penyaturan panjang dan penampang krit is.

83 dari 125

Page 108: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

St.tul$ Pereac.nnan S!tukur azlon ,htuk Jetnbitah

- Transfer gaya pada dasar kolom yang meliputi aspek perhatungan transfer gayavertikal dan lateral, perletakan, penalangan, ukuran dowet, penyal"uran panjang,-dinsDttclno

7.1.1.4.2 Ketentuan perencanaan pondasi sumuran

Kapasitas rencana sebuah pondasi sumuran dapat ditentukan dari kondisi benkut:

Ke,seimbangan dalam arah vertikal, horisontal dan rotasi harus dipenuhi di bawah bebanYang bekeria dan reaksi tanah

Di bawah pembebanan eksentris atau miring, pondasi dapat dianggap berputar secara kakuterhadap suatu trt ik pada dasar pondasi.

Tahanan horjsontal tanah daoat dianogap terdiri dari tekanan tanah efektif (pasf dikurangiaktif) yang bekerja pada kedjlaman eiektif dari sumuran

l::Sl^t"!?! vertikal dapat dianggap bekerja secara eksentris, terhadap sumbu (as)sumuran. yang mana pentine untuk mendapatkan keseimbangan gaya_gaya yang beke4a.Gaya dukung verttkal kemudian didistfloustKan secara merata pada daerah dasar sumurandi mana pusatnya pada eksentrisitas yang sama dengan reaksiiadi.

P-i1iy S"V" horisontal dapat dianggap bekerja pada dasar sumuran,:l:Tl ,9"*I gelincir. caya ini dapar bekerja datam arah yangmenoapalkan keseimbangan horisontal

7.1.1.4.3Kegagalan struktural akibat pergerakan pondasi

Penu.unan diferensial dan pergerakan horisontal pondasi pada sebuah struktur di bawahoeoan yang direncanakan berdasarkan PBKT adalah perlu ditinjau agar tioaK mengarahpada timbulnya keadaan batas ultimit di struktur_

7.'1.2 Ketentuan perencanaan pondasi dalam

7.1.2.1 Umum

Bagian ini mencakup perencanaan dal?T y9!g berupa tiang pancang dan slsrem ttang. Dall:,11-"9rr9 beban harus dianggap dipindahkan secara kiseluruhin oteh tiang-tiani kelaplsan tanah atau batuan, dengan mengabaikan kontribusi daya dukung dari strukturoondasi

7 ,1.2.2 Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan datam perencanaan pondasi dalam7.1.2.2.1 Jenis pondasi dalam

j::,:,, t:19:::-*lT,y:rls merupakan.trans pancans dapat bersifat tians sesek, tiansru'rrJUi.arau uang yang merupakan kombinasi, dan material tiang tersebut dapat terbuat daribeton, baja dan kayu

7.1.2.2.2 Kedataman tiang

Kedalaman tiang harus ditentukan dengan mempertimbangkan:- Daya dukung atau sjfat kompresi;;litas tanah atau ba'iuan.- renurunan yang dii j inkan daristruKrur.

dibatasi pada hargadikehendaki untuk

A4 da.i 125

Page 109: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Statular Percncdnoan Struktw Beto^ untuk Jcnb.tM

Perkiraan kedalaman gerusan setempat,_Kemungkinan pergerakan tanah.Penggalian badan sungai atau degradasi dasar sungai di kemudian hari yangberdekatan dengan pondasi.Letak dan kedalaman pondasi dari struktur yang berdekatan.Muka air tanah.

Penentuan panjang tiang hendaknya didasarkan atas evaluasi yang cermat berdasarinformasi karakteristik tanah yang tersedia, perhitungan kapasjtas statik vertikal dan lateral,dan/atau berdasarkan riwayavpengalaman sebelumnya.

7.1.2.2.3Jarak tiang dan kedalaman tiang yang masuk kedalam tanah

Jarak dari tiang{iang harus dipertimbangkan terhadap kondisi dari tanah dan harus dipjlihdengan memperhatikan pemadatan dan metode pemasangan/pelaksanaannya. Jarak tiangharus diukur dari as ke as. Untuk tiang{iang yang paralel, jarak minimum tiang adalah 5 kalidiameter atau jarak terkecil dari tiang. Bila kepala tiang tergabung dalam suatu kumpulankepala tiang (p,/e-cap) beton, jarak dari satu sisi tiang ke tepi terdekat dari kumpulan kepalatiang, t idak boleh kurang dari 250 mm.

Kepala tiang harus tertanam ke dalam beton tidak kurang dari 300 mm sesudah semuamaterial yang rusak akibat pemancangan dibuang. Untuk tiang{iang beton dan pipa bajayang diisi beton harus dibuat kait angkur atau pembesian yang diperpanjang kedalam prle-cap beton, maka masuknya kepala tiang dapat dikurangi sampai 100 mm.

7.1.2.2.4 Pergerakan tiang

Penurunan dari tiang"tiang yang dibebani secara aksial dan grup tiang pada beban yangdiijinkan harus d'perhitungkan. Analisis elastis, cara transfer beban dan/atau cara elemenhingga dapat digunakan. Penurunan dari tiang atau grup tiang tidak boleh melebihi baiaspergerakan struktur yang diijinkan.

Untuk perhitungan pergerakan tiang sebagaimana dalam Standar perencanaan TeknisHonoasr lrang untuk Jembatan SK SNI T-15-1993-03.

7.'1.2.2.5 Keawetan tiang

Untuk memenuhi persyaratan keawetan, pondasi tiang beton harus direncanakanberdasarkan ketentuan sebagai berikut- Pada lingkungan korosif, tiang harus dibuat dengan menggunakan rencana campuran

beton kedap air.- Tebal minimum selimut beton adalah 45 mm untuk kondisi non korosif dan 55 mm

pada kondisi korosif.- Tidak terdapat retak-retak pada beton yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada

baja tulangan.

Sebagai pertimbangan didatam pemilihan jenis tiang, khususnya tiang beton adalahterjadinya kebocoran pasta semen, atau pengaruh lain sebelum semen men-geras sepertiaittanah yang mengalir bebas masuk ke dalam tiang yang dicetak di tempat.

7.1.2.2.6 Pengaruh dari pemancangan tiang dan struktur yang berdekatan

Pemilihan dan pemancangan tiang perlu dipertimbangkan terhadap pengaruh pemadatanyang disebabkan oleh berpindahnya tanah terhadap tjang dan struktur yang berada dj

85 dari 125

Page 110: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Shnlar Percr.nnnar Stmklu Betor unt"k J.nbntdn

9:l?t1la ,Dgn perlu juga dilihat pengaruh timbat balik antara struktur dekat pondasi tiang

sena pondasi t iano itu sendiri.

7.'1.2.2.7 Gaya akibat pengangkalan

Kekuatan struktural tiang harus cukup untuk menahan pengaruh beban yang dihasilkanakibat pengangkatan dan pemancangan. Ketahanan tiang t;ak boleh me'lamlaui kondisiperencanaan ultimit dan layanan akibat pengaruh beban_beban tersebut. Dalammemperhrtungkan tegangan akjbat pengangkatan, maka beban statik harus ditingkatkansebesar 50% sebagai akibat gaya tumbukan dan kejutan.

7.1.2.2.8 Sambungan

Apabila mungkin sambungan tiang dihindarkan. Jika tidak, maka sambungan narusdrrencanal€n mempunyai kekuatan penuh pada penampang melintang tiang. Jjkasambungan tidak dapat menahan momen lentur penuh, ma-ka kekuatan dan lokasisambungan tidak boleh berada pada daerah yang mempengaruhi perilaku dan kinerjaserama pengangkatan, pemancangan atau dalam posisi akhir.

7.1.2.2.9 Pelindung ujung tiang atau sepatu tiang pancang

Ujung atau sepatu..t iang disarankan digunakan, kecuali j ika diketahui dari pengalamanseoelumnya, penyeudikan khusus atau tiang uji bahwa hal ini memang tidak diperlukan.Pglgg:.*l sepatu. tiang dipertimbangkan u;tuk tiang yang bersifat tum;u, dan dipancangpaoa oaerah permukaan batuan keras. Dan untuk tiang pancang yang terletak pada suatupermukaan batuan_ keras miring di mana ujung ang dipat terg;llncjr-penggunaan sepatuIrang ornrnoarKan. Actanya kebutuhan ujung sepatu bisa digunakan untuk berbagaitipe tiangyaitu tiang beton, baja dan kayu.

7.1.2.3 Ketentuan perencanaan Berdasarkan pBL

Beban.layan untuk menghitung penurunan pondasi harus mencakup beban mati dan hidupyang tidak terfaKor untuk tiang di dalam tanah non-kohesif dan hanya beban mati tidakterlaktor untuk tanah kohesif. perencanaan harus pergerakan pond'asi tiang dan tidakmengakibatkan kerusakan lokal pada struktur jembatan.

7.1.2.3.1 Penurunan

Penurunan dari satu tiang dapat ditentukan dengan analisis teori dengan menggunakan datainvest,gasi lapangan, test beban atau kombin;si keduanya. Terdaf,at dua ieadaan yangdapat digunakan untuk menghitung penurunan yaitu:-

Yi]* tiang yang bersifat gesek yang tertanam datam lapisan tanah yang seragam,oan:

- Untuk tiang yang bersifat tumpu dan terletak pada lapisan yang kaku.

7.1.2.3.2 Lendutan lateral dan rotasi

Lendutan lateral dan rotasi suatu tiang vertikal tunggal dengan memperhatikan kondisimodulus tanah yang seragam atau yang menlngkat secara linie; terhadap kedalaman dapatornrtung oengan rumus-rumus yanq tersedia. Di sini perlu dit injau kondisi kepala tiangapakah bebas atau terieoit

86 dari 125

Page 111: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Shhlar PercncaMdn Sttukht Aebn uhluk Jenbalah

7.1.2.3.3 Gesekan permukaan negatif

Gesekan permukaan negatif pada tiang dianggap sama dengan kekuatan tanah tidakterfaktor. Gaya tarik gesekan negatif tidak terfaktor harus ditambahkan pada beban mativertikal yang bekerja pada pondasidalam untuk menghitung penurunan.

7.1.2.4 Ketentuan perencanaan berdasarkan pBKT

7.1.2.4.1 Kapasitas aksiat tiang

Kapasitas ult imit rencana tiang datam segala hal t idak boleh metebihi ketahanan strukturalyang telah dibera faktor reduksi. Kapasitas aksiat tiang harus dihitung darj nominal, kapasitasdan faktor reduksi kekuatan yang bersesuaian. Kapasitas nominal aksial dapat diukursecara langsung dengan uji pembebanan atau analisis dinamik, termasuk rumuspemancangan tiang. Dalam rencana awal kapasitas aksial ultimit rencana tiang dapatdihitung dengan rumus geoteknik yang menggunakan parameter kekuatan tanah terfaktor.

Ketahanan ultimit dari rencana tiang harus ditentukan dengan salah satu atau lebih caraseperti tertera di bawah ini:- Analisis statis dengan menggunakan data investigasi lapangan dengan melihat dua

kondisi yang ada tiang tunggal dan tiang dalam kelompok/grup,- Analisis dinamis dengan menggunakan data yang diperoleh sewaktu tiang dipancang

yafu rumus pemancangan tiang atau analisis persamaan gelombang atau solusidinamik bentuk tertutuo

- Test pembebanan statls.

Ketahanan aksial tiang dapat pula ditentukan pada suatu proses perencanaan yangdidasarkan atas analisis statis yang dikombinasikan dengan daia hasil pemancangan atauUJI pembebanan. Hasil uji beban dapat diekstrapolasikan ke struktur yang berdekatandengan kondisi permukaan bawah yang mirip.

7.1.2.4.2 Beban tegak dao beban midng pada ketompok tiang

Perlu tidaknya reduksi dalam kapasitas total untuk pengaruh kelompok tiang dapat mengacupada Standar Perencanaan Teknis Pondasi Taang untuk Jembatan SK SNt T-iS-199j-03.Penjelasan dilakukan untuk beban aksial, eksentria dan mirinq.

7.1.2.4.3 Tahanan lateral t iang

Tahanan lateral tiang ditentukan oleh uji beban lateral, secara empiris atau secara teoritis.Tahanan lateral tiang dari suatu ketompok tiang dapat diambil sebagai jumlan xomponenhorisontal dari gaya dalam tiang-tiang miring dan tahanan tanah pasif sekeliling kelompok!4n9. Sebagar alternatif diberikan rumusan untuk menghitung tahanan lateral ult imit darisatu tiang berkepala bebas didalam tanah kohesif dan non kohesif. pada kelompok tiang,pengaruh kelompok tiang.pedu diperhitungkan pula.

7.1,2.4.4 caya angkat

Pondasi t iang perlu dipertimbangkan untuk menahan gaya angkat j ika ada pengangkuranpaoa uJun9 atas dan jika gesekan permukaan dihasilkan dengan cukup. Kapasitas angkatpondasi t iang bersisr paratel t idak boteh melebihi 50% kapasitas gesek permukaan aksialtenaxtor dari masing-masing tiang yang dlhitung dengan rumus-rumus geoteknik.

8l darl 125

Page 112: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Sbtxlor Perenronan S1ruku Betok ,hluk Jenboton

P-engaruh kerompok dapat diperhitungkan dengan menggunakan 50% brok ekrvaren, apabiranilar yang dihrtung tidak metebihi 50o;kapasita-s angkat-t6tat ma.ing_musing i,ung

l]::g- y:ln dilapisr maupun tiang yang ujungnya tebih kecil dari kepala, rrdak botehorgunakan unluk menahan gaya angkat.

P,1!: l:frrrg11 kapasiras gaya angkar tiang tunggat dan ketompok tiang drsya.arkandrgunakannya faktor-faktor kinerja, baik untuk kondisiliang y"ng t"d";k p"d" tanah kohesifmaupun non kohesif.

7.1.2.4.5Tian9 tertekuk

1:?11 .,-1rl kritis. rencana dapat ditentukan dari beban tekuk kritis nomrnat denganmenggunakan faktor reduksi. Beban tekuk kritis nominal dapat dihitung denianmenggunakan ,rumusan yang diberikan dan dengan ."rp"rnit it"n?oar]ius reaxsr tanandasar: apakah konstan atau meningkat secara linier terhadap ked.b.;;ti;;g

Stabilitas dari tiang pedu dipertimbangkan jika sebagian panjang tiang-tiang berada di airatau udara

7,1,2.4,6 Gesekan pemukaan negatif

1,10,",1::0""".9.i1"" uttimit, gesekan permukaan negatif tidak terfaktor yang dEebabkanoren gaya negatif tiang-tiang potos (tidak ditapisi) dianggap sama dengan llis rati retuatantanah, terfaktor. Satu rumuian untuk menghitung gaii tirik gesekai ;"g"L:t r-.n""n" o"npen1etasan mengenai panianq tiano di manages;k;n permukian negatiiieiiaoi, aijeiaskaldalam Standar Perencanaan Teknii pondasi Tiang untuk Jembatan SK SNI T-15_.1993_03.

Oemikian juga penjelasan mengenai cara pencegahan/pengurangan gesekan negatifsebagaimana dijetaskan dalam SK SNI T_15_i993_03:

Gaya tarik.ges:kan negatif terfaktor harus dttambahkan pada beban mati vertikal terfaktoryang diaplikasikan pada pondasidalam sewaktu menilai kapasit"i Ouf,""g ti""g

7.2.1

:^,:*:l-Oa-n-"":i bawah jembatan adatah bagian strukrur jembatan atau komponenJemDaran yang menahan beban dan secara umum diistilahkan- sebagai kumputan kepalall1:9-9,1"- "r{),

pilar. dinding penahan. ranah, pondasi dan t"r.inoiogi'""1"ni" r"inny".t/erencanaan berlaku untuk kepala jembalan, bangunan portal tat<u O"an-gorong_gorongI:iS_Ii3 beban laterat dari tekanan lanah paoa tiip{rap ujung Oingun"n O"i""iro"ngt"nSi:flil ,XilX-t5il':?:s

djsarurkan melarui bansunan atas 'Ba-sian

i;i ftak berlaku untuk

Ketentuan Perehcanaan struktur bangunan bawah

Umum

88 dari 125

Page 113: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

stn n.la r Ptt en.a n nn a stn k u r ae nn un tu I J enbntan

7.2.2 Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan struktur bangunanbawah

7.2.2.1 Ketentuanbeban

Pilar jembatan dan pilar yang berupa kepala kumpulan tiang harus direncanakan untukdapat menahan beban mati, beban pelaksanaan, beban hidup akibat lalu l intas, beban anginpada struktu. atas, gaya-gaya akibat aliran air, pengaruh suhu dan susut, tekanan lateraltanah, dan tekanan air, gerusan, tumbukan serta beban gempa bumi. pertimbangan padastruktur perlu diberikan terhadap jenis tekanan tanah aktif, pasif dan afresl yang ;da. Jikagerusan atau penggalian dapat membuang bahan timbunan di atas satu kaki pondasi ataudanding miring, maka pengaruh stabil itas dari massa tanah harus daperhitungkan dantahanan pasif tanah harus diabaikan.

7,2.2.2 Penurunan

Penurunan yang diantisipasi dari kepala tiang dan pilar jembatan harus ditenruKan oengananalisis yang cocoh, untuk mana pengaruh dari penurunan diferensial perlu diperhitungianoaram perencanaan struktur atas.

7.2.3 Ketentuan perencanaan pilar Jembatan

7.2.3.' l Jenis pilar

Ada.be-berapa jenis pilar, anlara lain pitar balok cap tiang sederhana, berdinding padat, pilarDerolnofng ganoa. prfar membelok dan pilar kolom tunggal ataupun pilar bercngga (tubularaeri.

7.2.3.2 Beban tumbukan

Beban tumbukan dapat terjadi akibat tabrakan yang berasal dari lalu lintas kendaraan, lalu-lintas sungai atau benda hanyutan. Analisis resiko yang pantas perlu dilakukan untukmenentukan derajat ketahanan tumbukan yang harus disediakan dan/atau untukmenentukan sistem proteksi yang cocok.

Pilar yang mendukung jembatan harus diperiksa terhadap pengaruh tumbukan dariKendaraan agar menjamin bahwa struktur tidak akan runtuh oleh berat sendiri jika satupenunjang/perletakan berpindah.

7.2.3,3 Perlindunganpilar

Sambungan antara batang-batang struktural perlu direncanakan untuk menanan alaumenqaKomodasr pergerakan relatif tanpa harus runtuh. Jjkalau tumbukan kendaraan terjadi,maka harus disediakan penghalang kaku atau pilar jembatan di cek terhadap beban-bebantabrakan yang disyaratkan pada Standar perencanaan pembebanan untuk Jembatan JalanRaya.

7.2.3.3,1 Gerusan

Perubahan morfologi sungai seperti gerusan setempat, penurunan badan sungai akibatpenggallan dan degradasr dasar sungaiyang diperkirakan akan terjadi harLs diteniukan dan0alam perencanaan harus dikembangkan untuk meminjmalisasi keruntuhan akibat kondisitnt_

89 dari 125

Page 114: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stnwlar Perdt.nnao, Stuktur Betan u"tuk Je|tbetdr

7.2.3.3.2 Muka pilar

Bagian ujung depan pilar perlu didesain untuk memecah angkutan.

7.2.3,3.3 Pilar berbentuk tabung

Karena kelemahannya terhadap beban lateral, maka pilar ienis ini harus mempunyaiketebalan dinding yang cukup untuk melawan gaya dan momen dari segala situasipembebanan. Konfigurasi prismatis dapat berupa pracetak atau pratekan sewaktuperaKSanaan.

7.2.3.3.4Kapasitas dan keamanan struktural pilarlembatan

Pilar jembatan harus direncanakan untuk mempunyai kapasitas struktural yang memadai,dengan pergerakan yang dapat diterima sebagai akibat dari kombinasi beban-beban, serlakapasitas dukungan pondasi yang aman dan penurunan yang dapat diterima.

Perencanaan struktur pilar jembatan dan pondasinya harus mengikuti standar perencanaanstruktur beton bertulang sebagaimana diuraikan sebelumnya, berdasarkan caraPerencanaan berdasarkan Beban dan Kekuatan Terfaktor untuk penampang betonbertulang, termasuk pembatasan luas tulangannya.

7.2.3.3.5 Penurunan

Penurunan dapat diperkirakan dari prosedur analisis geoteknik yang lazam.

7.2.3.3.6 Pergerakan yang diijinkan

Kritefla pergerakan yang diijinkan untuk pilarjembatan harus dihitung berdasarkan jenis dankepentingan jembatan, umur layan yang diantisipasi, dan konsekuensi dari pergerakan yangtidak daoat diterima secara struktural.

7.2.3,3.7 Sambungan

Harus disediakan sambungan kontraksi vertikal pada interval yang tidak lebih dari 8 meterpada pilar yang tinggi dan harus disediakan tulangan yang cukup untuk mencegah retak dansusut.

7.2.3.3.8 Penulangan susut dan akibat suhu

Semua muka/bagian yang terbuka dari pilarjembatan beton bertulang harus diberitulanganakibat pengaruh penyusutan dan suhu sesuai persyaratan pada bagian 4.

7.2.4 Kelentuan perencanaan kepala Jembatan

7.2.4.'l Jenis-jenis kepala jembatan

Jenis-jenis kepala jembatan antara lain tembok penahan gravitasi, tembok penahankantilever, tembok penahan kontrafort, kolc-r terbuka (spi -through abutment), balok captiang sederhana dan tanah bertulang.

90 darl '125

Page 115: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

ln"nor P4Ln.aninu Stu/'hl Etbn untu\Jcntahn

7.2,4.2 Beban

Pada kasus kepala jembatan terbuka, untuk mempefiitungkan lengkungan ttmounan ataugesekan pada sisi kolom, maka tekanan tanah pada kotom Ciangg-ap b;kerja pada suatulebar ekivalen.

Kepala tiang harus didesain untuk menanggung tekanan tanah, berat dari kepala tiang danstruktur atas jembatan, beban hidup di struktur atas atau tjmbunan, beban angin dan gaya_gaya longitudinal akibat friksi atau ketahanan geser dari perletakan. fepata tiang ienisintegral harus direncanakan untuk gaya-gaya yang diakibatkan oleh pergerakan panas oarlstruktur atas-

7.2.4.3 Stabilitas

Kepala jembatan harus direncanakan terhadap kombinasi pembebanan sepent yangdisyaratkan:- Kepala tiang diatas pondasi dangkal harus direncanakan untuk menahan berputarnya

kepala tiang. Beban mati dan hidup diasusumsikan terdistribusi seetra meratasepanjang panjang kepala l iang antara sambungan_sambungan ekspansi.- uaya ouKung pondast yang diijinkan dan kapasitasnya harus ditentukan sesuai dengananalisis geoteknik.

- Tekanan tanah yang diakibatkan oleh timbunan didepan kepala tiang harus diabaikan.- Beban gempa harus ditentukan sesuai dengan peraturan pembebanin akibat gempa- Tekanan tanah yang diakibatkan oleh material timbunan harus diperhitungkari seiuaidengan analisis geoteknik.

- Penampang dara dinding batuan atau kepala jembatan beton harus dlproporsikan untukmenghindari timbulnya tegangan tarik didalam material.

Apabila. bangunan bawah atau dinding penahan terletak pada lapisan tanah kohesif yangdalam, keseluruhan stabilitas massa tanah yang mendukung dinding sebaiknya diselidiki.

Apabila gerusan atau penggalian akan menghilangkan material timbunan di atas pondasiatau .lereng, maka pengaruh stabilitas massa tanah dan tahanan pasif seharusnyadiabaikan.

7.2.4.4 Penulangan untuk susut dan suhu

Semua muka/bagian yang terbuka dari bangunan bawah beton bertulang dan dindingpenahan harus ditulangi akibat pengaruh penyusutan dan suhu sesuai persyaratan yangaoa. HermuKaan lerbuka dari struktur beton penahan masif tidak memerlukan penulanganseperti di atas, telapi dalam pengurangan retak seperti sambungan susut dengan jarak lebihrapar. umumnya laral( as ke as 3 meter.

7.2,4.5 Drainase dan timbunan

Apabila mungkin, timbunan berdrainase bebas dapat digunakan langsung dibelakang kepalajembatan atau dinding penahan. Timbunan drainase bebas sebaiknyj mempunyli sudutgeser dalam tidak kurang dari 30".

Material . pengisi pada belakang kepala jembatan harus berdrainase bebas, bukan tanahexspansrl dan hafus dialirkan oleh lubang-lubang w-ep dengan saluran drainase padainlerval dan .ketinggian yang pantas. Dalam hrl ini, lanau dan lempung tidak bolehdrgunakan sebagai l imbunan {bac&f/l)

91 dari 125

Page 116: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

stuttlt Perd.anath Struktur Belon untuk Jehbalnn

7.2.4.6 Kepala jembatan tipe lntegral, kepala jembatan pada dinding penahan yangdistabilkan secara mekanik, dan kepalajembatan pada sistem modular

l\rasing-masing jenis kepala jembatan harus dirancang secara berbeda karena kekhususanstrukturalnya masing-masing.

7.2.4.7 Dinding sayap

Dinding sayap harus mempunyai panjang yang cukup untuk menahan tjmbunan lalu-lintaspada kebutuhan ke depan dan menyiapkan proteksi terhadap kohesi. Panjang dari dindingwing harus dihitung dengan menggunakan kemiringan lereng yang dibutuhkan.

7.2.4.8 Penulangan

Batang tulangan atau profil baja perlu dibentangkan melintang pada celah antara dindingsayap dan kepala jembatan untuk mengikat mereka secara bersama.

7.2.5 Ketentuan perencanaan berdasarkan PBKT

Perencanaan kepala jembatan/abutmen berdasarkan faktor beban dapat mengacu padaStandar Perencanaan Pondasi Langsung untuk Jembatan SNI 03-3446-1994.

7.2.6 Pergerakan yang diijinkan

Kriteria pergerakan yang diijinkan untuk struktur bawah harus dihitung berdasarkan tipe danfungsi dari struktur bawah, umur layan yang diantisipasi, dan konsekuensi dari pergerakanyang dapat diterima baik oleh struktur atas maupun struktur bawah itu senCiri

7,3 Ketentuan perencanaan dinding penahan tanah

7.3,1 Umum

Dinding penahan tanah harus direncanakan untuk menahan tekanan tanah lateral dantekanan air, termasuk beban mati dan hidup, berat sendiri dinding, pengaruh suhu dansusut, dan beban gempa bumi yang sesuai dengan prinsip-prinsip umum yangdispesifikasikan dalam bab ini. Untuk kebanyakan aplikasi, dinding penahan yang bersifatpermanen harus direncanakan untuk umur pelayanan minimum antara 50 sampai 100tahun. Dinding penahan tanah harus direncanakan untuk bebas perawatan selama umurlayan yang dirancang. Dinding penahan yang dibangun untuk maksud sementara biasanyaperlu direncanakan untuk umur layan 36 bulan, atau kurang bila memang ditetapkandemikian.

7,3,2 Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dindingpenahan

7.3.2.1 Jenis-jenisdindingpenahan

Pasangan batu/bata dan di,rding beton tak bertulang, dinding krib, dinding broniong, dandinding tanah bertulang direncanakan sebagai bangunan gravitasi. Selain itu terdapat jugadinding tipis, dinding semi-gravitasi, dinding kantilever non-gravitasi, dinding yang terangkur,dinding tanah yang dis:bilisasi secara mekanik dan dinding modul pracetak. Dinding sayapdan kepala jembatan harus cukup panjang untuk menahan tangguljalan dan memberikanpengamanan erosi- Panjang sayap dihitung berdasarkan lereng tanggul.

92 dari 125

Page 117: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

sbtul Peracoman shaktur aeb1 untukJc botnn

7.3.2.2 Pemilihan jenis dinding

Pemilihanjenis dinding harus didasarkan pada penitaian dari besarnya dan arah beban yangbekerla, tin_ggi yang cocok terhadap posisi pondasi, potensial terhadap beban gempaikehadiran faktor-faktor lingkungan yang merusak, kendala fisik, penurunan difeiensial,penurunan yang dii j inkan, penampilan bagian muka dan kemudahan dan harga konstruksi.

Dinding tipis yang penggunaannya bertujuan sebagai penopang sementara selamakonstruhsr, dapat iuga digunakan sebagai bangunan permanen di bawah kondisi-kondisiyang sesuai. Selain itu, jenis dtnding ini dapat iuga digunakan untuk menunjang secararangsung oarok lembatan, untuk mengambil beban tanah horisontal sewaktu digunakandalam kaitannya dengan jenis kepala jembatan konvensional, atau untuk konstruksi dindinqsayap.

7.3.2,3 Stabil itas

Stabilitas menyeluruh dari lereng di sekitar dinding harus dipertimbangkan. Kestabilanmenyeluruh dari dinding penahan, tanah yang dilahan dan tanah yang mendukung harusdievaluasi. untuk semua dinding dengan menggunakan analisis' me-tode kesetimbaganterbatas. Analisis dengan metode Bishop yang dimodifikasi, Janbu yang disederhanakan,dan Spencer dapat digunakan. Eksptorasi khusus, percobaan dan anitisi i dibutuhkan untukkonstruksi dinding penahan dan kepala jembatan di atas deposit lunak di mana konsolidasidan atau aliran lateral dari tanah lunak dapat mengakibatkan penurunan atau pergerakanhorisontal iangka panjang yang tidak dapat diterima.

Dalam meninjau stabilitas dinding, perlu secara terpisah ditinjau keamanan terhadap resikoKegagalan yang disebabkan oleh:- penurunan:- pergerakanhorisontal;- terguling(overtuming)

Dinding .gravitasj, dinding semi gravitasi dan dinding kantilever harus didjmensikan untukmenjamin stabilitas terhadap hat-hal di atas.

Apabila dinding penahan terletak pada lapisan tanah kohesif yang dalam, keseluruhanstabilitas massa tanah yang mendukung dinding sebaiknya diselidiki.

Apabila gerusan atau penggalian akan menghilangkan material timbunan di atas pondasiatau_lereng, maka pengaruh stabilitas massa tanah harus dihitung secara teliti, dan tahananpasif seharusnya diabaikan.

7.3.2.4 Tekanan tanah

Pengaruh timbunan berlereng yang djsangga struktur perlu dipertimbangkan_ pengaruhgesexan antara tanah dan muka dinding juga perlu diperhitungkan. Apabila retak tarik akanterjadi pada tanah kohesif, maka pengaruh tekanan air didalam retak harusdipertimbangkan. Nilai koefisien tekanan tanah yang digunakan untuk menghitung tekanantanah tergantung pada karakteristik pergeseran bangunin penahan dan meiode p;madatanItmounan.

Perlu . diperhitungkan pula pengaruh pemadatan timbunan dibelakang dinding penahanterhadap tekanan lateral.

93 darl 125

Page 118: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Strtrld. Perercdvn, S1rukhi Beon dh& JembdLah

7.3.2.5 Tekanan air tanah, drainase dan timbunan

Bangunan penahan tanah perlu direncanakan terhadap pengaruh air tanah yang penuh,kecuali timbunan berdrainase bebas menurut ketentuan drainase dan timbunan, di manadijelaskan kondisi dan persyaratan drainase bagi timbunan yang berada di belakang kepalajembatan dan dinding penahan.

Persyaratan drainase ini dapat dikurangi, apabila kemungkinan pengumpulan tekanan airberkurang seperti pada kepala jembatan terbuka dengan kumpulan kepala tiang dangkal.

Dinding penahan harus direncanakan untuk menahan tekanan air maksimum vanodiantisipasi. Pengaruh aliran air tanah perlu dipertimbangkan jika terdapat perbedaan tingg]air tanah pada dua sisi yang berbeda dari dinding.

7.3.2.6Tekanan gaya gempa

Untuk desain dinding kantilever terhadap beban gempa dapat digunakan cara Mononobe-Okabe untuk menentukan gaya-gaya ekivalen statik.

7.3.2.7 Kapasitasdinding

Dinding penahan harus direncanakan untuk mempunyai kapasitas struktural yang memadaidengan pergerakan yang dapat diterima, kapasitas dukungan pondasi yang memaoaroengan penurunan yang dapat diterima, dan stabilitas menyeluruh lereng di dekat dindingyang dapat diterima.

7.3.2.8 Kapasitasdukung

Kapasitas dukung pondasi dinding dapat dihitung darl prosedur analisis geoteknik yanglazm.

7.3.2.9 Penurunan

Penurunan dapat diperkirakan dari prosedur analisis geoteknik yang lazim.

7.3.2.10 Pergerakan yang diijinkan

Kriteria pergerakan yang diijinkan untuk dinding penahan harus dihitung berdasarkan fungsidan tipe dari dinding, umur layan yang diantisipasi, dan konsekuensi dari pergerakan yangtrdak dapat diterima secara struklural.

7.3.2.11 Sambungan

Sambungan kontraksi vertikal diberikan pada jarak yang tidak lebih dari 8 meter, seoangKansambungan pengembangan disediakan pada interval iidak tebih dari 30 meter, oan narusdasediakan tulangan yang cukup untuk mencegah retak dan susut pada dinding penahandan bangunan bawah beton yang panjang.

7.3.2.12 Penulangan susut dan akibat suhu

Semua muka/bagian yang terbuka dari bangunan bawah beton bertulang dan dindingpenahan harus djtulangiakibat pengar!h penyusutan dan suhu.

94 dati 125

Page 119: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

St nlt Percr.anann Stnktu Betor r"ktk J.nbotdr

7.3.3 Ketentuan perencanaan berdasarkan PBKT

Kebutuhan kekuatan akan tefkait dengan ketentuan pembebanan yang sesual denganStandar Perencanaan pembebanan Jehbatan Jalan Aaya, seoangkan

-oalam bagiatini

dljelaskan prosedur untuk menghitung kekuatan nominal dan penjelasan mengenai faktor-faktor kineria terkait-

7.3.3.1 Keamananstrukturaldinding

Perencanaan struktur dari komponen dinding dan pondasi dinding harus mengikuti standarperencanaan struktur dinding beton bertulang dalam bagian 5 pada standar ini, berdasarkancara Perencanaan berdasarkan Beban Oan Kekuatan Tertaitor untuk penampang betonbertulang, termasuk pembatasan luas rurangannya.

7.3.3.2 Keamanan terhadap kegagalan ianah

Di samping keamanan struktural dinding, pertu selalu ditinjau secara teliti aspek kegagatantanah, yang bisa terdiri dari berbagaiienis kegagalan seperti di bawah ini:- penurunan;- pergerakanhorisontal:- terguling(oyerlumlrg).

Terhadap kasus kegagalan pertama, keamanan diperoleh dengan melakukan investigasioengan cara menggunakan tekanan tanah terfaktor yang terdistribusi secara merata padaIuasan dasar yang efektif, jika dinding didukung oleh tanah bukan batuan, alau oenganmenggunakan tekanan tanah terfaktor yang bervariasi secara linier, jika dinding diduk;ngoleh tanah batuan. Keamanan terhadap gelincir bisa diperiksa dengan'melakuka; penelitia;:^9:::l !P":dul, y"lg ada pada struktur bawah. Sedangkan te;hadap gutingan dinding\ouenumtng), drtat(ukan. dengan membatasi lokasj dari resultante tekanan gaya{ayatedaktor pada dasar dindinq.

7.3,4 Ketentuan perencanaan berdasarkan pBL

Perencanaan dinding gravitasi kaku, dinding semi-gravitasi maupun dinding kantilever non.gravitasi harus mempertimbangkan pada keadaan batas layan sebagai beriiul' Hergerakan bertebihan daridinding penahan dan pondasinya.- Getaran berlebihan yang disebabkan beban dinamik.- Kerusakan dari komponen/elemen struktur penahan.

Pergerakan dari.sistem dukungan pondasi dinding harus dihitung dengan prosedur yangduelaskan pada bab ini pada pasal 7.1., baik untuk dinding yang oiOut<Jng di atas poridas-ioangKar, maupun di atas tiang pancang atau tiang bor. Metode_metode ini didasarkan atasparameter tanah yang dihasilkan dari pengujian in-situ atau laboratorium.

Kriteria pergerakan yang diijinkan untuk dinding penahan didasarkan pada fungsj dan jenis:llolnS, ylyr.laya.n yang diantisipasi dan konsekuensi dari pergerakan yang tidak bisadlterjma Kriteria ini harus ditetapkan sesuai ketentuan yang berhubungan iengan pondasidan struktur bawah

95 dari 125

Page 120: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

St ndar Pere,.nnnon S/ruk1ut ucton u"tukJenb't.n

8. KETENTUAN UNTUK PERENCANAAN STRUKTUR KHUSUS

8.1 Ruang lingkup

Bagian ini memberikan batasan-batasan dan ketentuan pokok untuk perencanaan beberapajenis jembatan dengan tjpe struktur khusus, yang merupakan aturan tambahan terhadapruang lingkup aturan umum sebagajmana disebutk;n dalam Bagian 4.

8,2 Jembalan dengan tipe gelagar boks (box grrder)

Dalam perencanaan slruktur jembatan dengan tipe gelagar boks (box glrder), analisis elastisdan teori gelagar boleh digunakan.

?13^OiT99:l-O"n:, anatisis gaya datam pertu mempertimbangkan interaksi antara gaya_gaya oaram yang ada, yaitu lentur, aksial, geser dan puntir, aesuai dengan tepentinganpengaruh masing-masing gaya dalam tersebul terhadap gaya dalam yang l;in.

l^"j:l:l::".191 transversal dari getagar boks untuk tentur harus mempedimbangkan:::lTT1S^-,91"-":!t sebagai rangka boks kaku. petar atas harus dianatisis seb-agaiporongan oengan tinggi yang variabel, dengan mempertimbangkan sudut_sudut antara pelatatas dan badan. Beban roda harus dilet;kkan pada posisi"untuk a"nAup"tr"n ,orn.nmal(simum, dan analisis elastis harus digunakan uniuk menentukan penyeOaran arahlongitudinal yang efektif dari beban roda untuk setiap posisi pembebanan. b;bm hat ini, bitadiperlukan, bisa diberikan prategang arah transversal paaa iefat aiai.

- --'

31'::_,_9:l:f":i""", penampang boks, pedimbangan harus diberikan juga untuk

1]:-119[,1 "1 geser badan sebagai akibat dari pembebanan atau geometri struktur yangeKsentns dan/atau yang menimbulkan puntir.

8.3 Jembatan gelagar boks pracetak segmental

?:1XT- !:]":*,"""." struktur jembatan segmentat pracetak dengan tipe getagar boks,analsrs etastrs dan teori gelagar tetap boleh diounakan.

|^T"i,:l]:i analisis jembatan getagar boks segmentat pracetak, tidak ada tegangan tariky:1S-,,9ilt]",,"1 pada

.setiap sambungan antara segmen_segmen setama petaksanaan{erecr/or) pada setiap tahapan, dan juga pada kondisi batas layrn.

ll:ltl.-.!:ry1"1 pada setiap tahapan petaksanaan jembatan dengan getagar pracetak

segmer-tarmenjadi penting karena adanya sistem penunjang atau penggantung sementaraP-1:?- Pl9:es,

penyambungan segmen-segmen, yang harus diperhitungkan dengan baikraKror kesetmbangan dan stabil i lasnva.

Perhatian juga harus diberikan dalam perencanaan sfiuktur bawah, di mana momenlilfy:l

y.""9 .tidak seimbang akibat berat segmen dan beban petaksanaan narusolaKomodasr

.oleh pilar jembatan atau dengan perancah pembantu. Dalam hal ini, bila:l"lS93! !"tl9,bisa digunakan peratatan tambahan atau penyambung/pengaku sementarayang Drsa meniadakan ketidakseimLangan momen selama tahap pelaklanain.

r,i:,l::l*: ar€h transversat dari getagar boks unruk lentur bisa dihitung sebagai rangka

::?1*," penrmbangan har"s drberikan juga untuk meningkatkan geseibadan, terutama

:i.^1Tj,?n_-"-:T9""San, sebagai akibat dari pembebanan atau geometri struktur yangeKsentfis dan/atau yang mehimbulkan puntir.

96 dari 125

Page 121: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

5tuL1t Pcreh.arau l,ltuk1v Aebh "htuk

Jenbal.h

8.4 Jembatan gelagar boks segmental dengan cara pelaksanaan kanlilever

4.4.1 Dasarperencanaan

Dalam perencanaan struktur jembatan segmental dengan cara pelaksanaan kantilever,analisjs elastis dan teoi gelagar boleh digunakan, kecuali bila ditetapkan lain oleh yangberwenang.

Dalam proses analisis, keamanan pada setjap tahapan pelaksanaan jembatan dengan carakantilever perlu diteliti secara rinci, terutama yang berhubungan dengan keseimbangan danstabilitas bagian struktur atau segmen-segmen yang sudah ailaksanakan sebelumpenyamDungan segmen terakhir.

Perhatian juga harus diberikan dalam perencanaan struktur bawah. di mana momenkantilever yang lidak seimbang akrbat berat segmen dan beban pelaksanaan harusdiakomodasi oleh pilar jembatan atau dengan perancah pembantu. Dalam hal ini, biladianggap perlu, bisa digunakan peralatan tambahan atau penyambung/pengaku sementarayang bisa meniadakan ketidakseimbangan momen selama tahap pelaklana;n.

Pada dasarnya, pelaksanaan jembatan sistem kantilever selalu dimulai dengan pemouaranpilar-pilar penyangga tumpuan, yang umumnya merupakan pilar-pilar yang sangat tinggisenuDUngan dengan kondisi lapangan yang sulit.

Pada umumnya, ada dua cara utama pelaksanaan segmen-segmen gelagar jembatankantilever:- Pelaksanaan yang dimulai dari pilar-pilar tumpuan tengah, dengan tahapan

pelaksanaan kantilever yang seimbang, yang juga disebut sebagaisistem pelaksanaanbalance cantileveL

- Pelaksanaan yang dimulai dari tumpuan tepi, yang juga djsebut sebagai sistempelaksanaan fre e cantileve r.

Cara apapun yang dipilih, jembatan akan tetap merupakan sistem gelagar statis tertentu(kantilever) selama masa pelaksanaannya, sebelum penyambung;n ;egmen terakhif.Dalam hal ini, pada tahapan kantilever, tendon prategang perlu dite;patkan di bagian ataspenampang gelagar, atau bagian atas dinding boks, untuk mengimbangi momen negatifyang bekerja, terutama sebagai akibat berat sendiri gelagar dan beban-beban hiduppelaksanaan, sampai saat penyambungan segmen terakhir.

4.4.2 Kantileverberimbang

Pada cara pelaksanaan yang dimulai dari pilar tengah, pada umumnya segmen-segmenjembatan dilaksanakan secara simetris dan berimbang, untuk agar tidak t;rjadi momengulrng yang besar pada saat pelaksanaan segmen, supaya dicapai pelaksanaan yang lebihellsten.

Namun dalam segala hal, perhatian khusus perlu diberikan pada proses analisis, karenapada kenyataannya sukar untuk mengatur pelaksanaan pengecoran atau pemasangansegmen secara berbarengan (simultan) di kedua sisi pilar jembatan, sehingga tidak dapatdihindari t imbulnya momen guling pada saat pelaksanaan. Disamping ltu, . luga peduorpernrtungkan secara cermat beban hidup pelaksanaan yang tidak seimbang 1i keduasrsrnya, sehingga masalah stabilitas bisa menjadi pertimbangan keamanan ulama selamatahapan kantilever.

97 dari 125

Page 122: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Starla. Pcreh..nnan Stukrn B.lon rntuk Jenlbntnr

Daiam hal ini, biJa dianggap perlu, bisa direncanakan bahwa pengecoran segmen pertama!!-!?!.T"ny:tu sementara dengan pilar tengah, baik dengan

-bantuan siitem pratekansementafa atau dengan bantuan baut-baut penyatu, yang na;tinya bisa dilepaskan kembalisetelah penyambungan segmen jembatan seles'ai dilaksa-nakan.

Tentu saja dalam hal ini sudah harus diperhatungkan besarnya momen lentur yang akan51J31^?.:dg

pil"|. tengah. terutama setama masa pelaksanaan jembatan, yang diakibatkanoren gaya-gaya oul ofbalance sebagaimana telah disebutkan dj;tas.

:::1^3]:^Ii:s. l:s,? dapat dipakai.untuk mensimbansi momen gutins adarah densan| |,e, E,,udr rdKan rumpuan semenlara. hal mana dapat mengurangi pengaruh momen gulingout of balance yang harus dipikut pitar lembatan dari petat<sini",i"!grni,; !"f"g*.

8-4.3 Kantilever tidak berimbang dan kantilever penuh

Bilaf<arena-kondisi lokasi pekerjaan diperlukan suatu pelaksanaan kantjlever yang tidakDenmo-ang €tau.secara kantilever penuh, maka perlu direncanakan langkahlangKan penga_man secara rinci, berupa antara lain:

") l5:":::fllT .adanya satu atau beberapa tumpuan sementara (perancah tokaj),LyIrdsuK luga Kemungktnan petaksanaan segmen pertama yang disimetns.

b). Merencanakan bagian bentang tepr oengan cara cor setempat secara menerus.

c). Merencanakan penggunaan suatu segmen pemberat pada bagian bentang tepi untukcounter balance.

d). Merencanakan suatu perletakanmetawan momen guling, dengan- angkur prategang; atau- tumpuan pengimbang, yang umumnya juga menggunakan kabel prategang

sebagai pengimbang gaya keatas yang cukup besar diakibatkan oleh momengu ng.

8.4.4 Penyambunganditengahbentang

Setelah pelaksanaan segmen mencapai bagian tengah bentang, maka perlu djrencanakanslstem penyambungannya, untuk menjadikrnnya sebagai satu-jembatan menerus secarakeseluruhan

Ada dua cara utama penyambungannya:- tsenyambungan sistem statis tertentu.- Penyambungan sistem gelagar menerus (statis tak tentu).

lj:Yl^p?9^l]T1llnya dipakai sistem penyambungan menerus, yang ditakuKan oengan:^1".::li, i.o", praregang, untuk menyatukan beberapa segmen di tengah bentang,Iermasuk segmen tengah terakhir, sehingga didapat sistem akhiigelagar menirus.

Blla tirencanakan dengan batk, sisrem penyambungan gelagar menerus ini bisamemoeflkan keuntungan dalam meningkatkan kekakuan dan st;bil i6s jembatan pada tahap1":9.S_"!?3-y", disamping juga memberjkan distribusi gaya datam yang tebih baik dan::::,:^::1,.1J""9 oenrang getagar, terutama akjbat bekerjanya beban hidup. Disamping itu,9111,-o"l1T d"l tendutan yang terjadi (terurama lendutan jangka paniang ikibat sifat visko_E,dru5 ueron oan oala prategang) juga akan lebih kecil dibandingkan dengan sistem

penahan tarikan/gulingan di ujung bentang tepi untukcara pemasangan:

98 darl 125

Page 123: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

StM.lar Perchcnnoan Stulru Betok untuk Jenbatan

penyambungan engsel yang statis tertentu, sehingga bisa didapat penampang jembatanyang lebih ekonomis.

8.5 Jembatan kabel (cable stayed)

8.5,1 Dasarperencanaan

8.5.1.1 Umum

Sebuah jembatan cable stayed adalah suatu sistem struktur statis tidak tertentu berderajattinggi, di mana gaya-gaya dalam yang bekerja dipengaruhi bersama oleh kekakuankomponen penunjang utama jembatan, yaitu sistem lantai kendaraan (pelat, gelagarmemanjang, gelagar melintang) bersama-sama dengan kabel penggantung dan menarautamanya.

Untuk menahan beban mati jembatan, kabel penggantung merupakan penunjang utama,yang tingkah lakunya (akibat beban mati) banyak ditentukan oleh cara pelaksanaanjembatan. Bila pelaksanaan jembatan dilakukan segmen per segmen, maka setiap kabelpenggantung harus dianggap bekerja menahan berat satu interval sistem lantai jembatan(pada arah rnemanlangnya) antara dua kabel. Dalam hal ini, perlu dihitung tegangan kabelyang diperlukan untuk membentuk geometris memanjang lantai jembatan sesuai denganyang direncanakan, dengan sudah memperhitungkan semua supe mposed dead load, setlajuga akibat dari deformasi kabel dan lantai kendaraan, baik elastis (sesaat) maupun "jangkapanjang" seperti susut, rangkak, relaksasi dan lain sebagainya.

Pada saat bekerjanya beban hidup, maka jembatan harus direncanakan sebagai suatusistem struktur bersama antara lantai kendaraan, kabel pengganlung, dan menara utama-nya. Gaya{aya dalam pada semua komponen struktur yang didapat dari perhitungan akibatbeban hidup, selanjutnya perlu disuperposisikan dengan gaya dalam yang didapat dariperhitungan akibat beban mati.

Demikian pula perlu dileliti deformasi komponen struktur pada semua tahapan pembebanan,dimana deformasi tersebut jangan sampai mengganggu kompatibiliti struktur jembatansecara keSeluruhan.

8.5.1.2 Pemodelanstrukturmemaniang

Bila tidak ditetapkan lain oleh yang berwenang, maka dalam menahan bekerjanya bebanmati, struktur jembatan dapat dimodelkan berupa gelagar memanjang diatas banyak perle-takan. Komponen gaya vertikal pada kabel penggantung dalam hal ini bisa diambil samadengan reaksi perletakan gelagar menerus. Gaya-gaya kabel ini selanjutnya akanditeruskan pada menara utama, yang harus diperhitungkan baik gaya dalam maupundeformasinya dalam menahan beban matijembatan secara keseluruhan.

Dalam menerima bekerjanya beban hidup, jembatan perlu dimodelkan sebagai gelagar diatas banyak perletakan elastis (yaitu kabel penggantung yang relatif fleksibel). Beban hidupini akan menimbulkan pula gaya-gaya dalam gelagar memanjang dan menara utama, yangperlu disuperposisikan dengan gaya dalam akibat beban mati.

Disamping itu, tidak dapat diabaikan pula deformasi normal (tekan) yang ierjadi pada sistemlantai kendaraan (terutama gelagar memanjang), sebagai akibat adanya komponen gayahorisontal dari kabel penggantung.

99 dari 125

Page 124: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stdn tar Perq.Mtun Sttuttur Beton untuk Jmbatd,

8.5.1.3 Analisis dinamika struktur

Peranan analisis dinamik pada jembatan cab,e slayed bisa sangat penting, dan bisa menjadisualu aspek yang menentukan untuk jembatan dengan bentang sangit panlang, karenasifat jembatan yang retatif lebih fleksibet.

Pada umumnya, ada dua aspek pokok dinamika struktur yang harus ditinjau:- aspek stabilitas aero-dinamik- aspek struktur anti-sismik (tahan gempa).

seperti terah disebutkan di atas, tingkah raku aero{inamik dan anti-sismik dari struktur]?T1t"lt lliuP." kabel penggantungnya, pada kondisi tertenru, bisa menjadi pendukungurama raktor keamanan jembatan, yang terutama berhubungan dengan tingkah lakigetaran, resonansi, dan fatik dari komponen kabel, menara utami, dan geiagu, memanyang.

Analisis pengaruh dari kedu_a aspek dinamik ini, membutuhkan penelitian atas tingkah lakudrnamik struktur jembatan, frekuensi alaminya, sertia moda getarannya, yang kes-emuanyaini hanya bisa didapat dari analisis dinamika struktur.

8.5.1.4 Perilaku aero-dinamik

Dalam perencanaan sebuah jembatan cable stayed, perilaku aerodinamik dari strukturjefibalan merupakan suatu faktor yang harus dip;rhatiian dan diteliti dengan baik. Angin,yang meniup dengan sudut tertentu ke arah struktur jembatan, bisa men-gakibatkan efekpuntir dan momen lentur secara bersamaan, yang dapat merupakan komb-inasi berbahayabagi keamanan jembatan.

Satu aspek yang juga perlu diperhatikan dalam anatisis aerodinamik, adalah kemungkinanterjadinya turbulensi pada atiran angin yang mengenai penampang struktur dengan SentukIenenru, yang memungkinkan terjadinya fenomena resonansi pada getaran strukturtemDatan_

8.5.2 Kabelpenggantung

K€bel pada iembatan cable stayed, harus diperhitungkan baik pada kondisi batas layanmaupun kondisi batas ultimit. Dalam hal ini, aksi dari suhu harus diperhitungkan juga daiamPerenlanaan.berdasarkan Batas Layan (pBL) dan demikian pula verifikasi keadaan baiasIauK. ualam hal beban suhu, harus termasuk memperhitungkan perbedaan suhu antarakabel (yang mempertimbangkan wama dari kabel-kabel), lantai, dan pylon, rermasukgradien suhu untuk lantai dan pylon.

8.5.2.1 Cara Perencanaan berdasarkan Batas Layan (pBL)

Di bawah kombinasi beban berulang, tegangan tarik dalam kabel tidak boteh metebihi0,45 fe".

8,5.2.2 Cara Perencanaan berdasarkan Beban dan Kekuatan Terfaktor (pBKf)

Ketahanan tarik dari kabel harus diperjksa di bawah kombinasi beban-beban yangbefiubungan dengan keadaan batas ultimit, dengan faktor reduksi kekuatan sesuat qengan

:y!. pasal 4.3.2, yang diterapkan kepada kekuatan tarik karakteristik, f*, dari b4a

praregang.

100 daf i 125

Page 125: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

shn.lar Petacanth Stmklur R.tok unluk Jehb,tan

8.5.2.3 Keadaan batas fatik

- Kegagalan fatik dari kabel biasanya dipengaruhi oleh pengaruh lokal di angkur,dud_ukan dan atat penyambung, sehingga- bila memungkinkan h;rus datakukanverifi kasi dengan pengujiaD.- Kecuali untuk jembatan pejalan kaki, komponen_komponen tarik utama dari kabelnaru,s otpenKsa dengan berdasarkan kepada ketahanan fatik.- venlrr(asr untuk keadaan batas fatik dari kabel harus dilakukan denOan kombtnast daribeb€n-beban yang sama yang drgunakan untuk pemeriksaan keiahanan tatik dariKomponen-Komponen jembatian yang lain.- r'erubahan tegangan dalam kabel di bawah kombinasi beban yang relevan untuk fatikharus sudah termasuk tegangan lentur yang sama akibat perg;rakin anqrur.

8.5.3 Batasan dad kehancuran akibat aksi yang lidak disengaja

- :,il".lg

d"ii runtuhnya struktur akibat kegagalan dari satu atau lebih kabel, di bawah:Ksr

yang tldak disengaja sepe.ti impacl kebakaran, atau ledakan dari kendaraanharus diDerkirakan.- Jika tidak ditetapkan secara khusus, harus diperiksa bahwa dalam peristwa dari suatukegagalan, kabelkabel dalam satu baris kabel pada suatu interval panjang sejarak 20meter, jembatan tidak akan runtuh di bawah kombinasi dari aksi_iksi yang fioakdisengaja dengan menggunakan faktor keamanan parsial ys = tJ ,nUf O"j"praregang pada kondisi batas layan.- uetencanaan harus sudah memperhitungkan kehilangan sementara dari satu kabelacaK u'npa perru mengurangibeban raru rintas serama masa perbaikan kabertersebut.

8,5.4 Angkur, sadeldan penyambung kabel

8.5.4.1 Perencanaan angkur, sadel dan penyambung kabel

Perencanaan €ngkur, sadel dan penyambungkemungkinan dan kemudahan untuk pengganl|anjuga untuk penyesuaian/penegangan (emdili gaya

8.5,4,2 Kegagalan angkur, sadeldan peoyambung kabel

Angkur, -s,adel. dan penyamhJng.kabel harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidakrerjaor kegagatan yang mendahutui kegagalan dari kabel prategang.

8.6. Jembatan petengkung (tuch bridge)

8.6.1 Umum

i::l:.11?:,!,"919ky"9. merupakan satah satu stipe ktasifikasi struktur. Masatah yangoernuDungan dengan struktur tersebut adalah bentuk penampang sebagaimana yang terjadip-ada jembatan dengan struktur bangunan atas pelat lantai, -jembaian

getagar-t, ianlembatan gelagar box.

Jellbatan pelengkung dapat diklasifikasikan sebagai jembatan dengan pertetakan jepit,pelengkung dengan satu perretak.n sendi, dengan dua iendi, dan denlan tiga sendisesuaidengan tinjauan menurut mekanika struktumya. Dimana pelengkung d"apatfiktasifikasikansebagai pelengkung spandre/ terbuka dan dengan "prrJJi"irirpi.

iJtJng-kung "puro.",

kabel harus sudah memDerhatikankomponen-komponen tersebut, maupunkabel.

101 dari 125

Page 126: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

lfandd/ p.re.f,nr., Srtukur ae?an uituk Jenhrtaa

solid sesuai untuk jembatan yang relatif pendek sekitar 30 m atau kurang, dan pelengkungspandre/ terbuka diterapkan untuk jembatan bentang panjang.

Dalam jembatan pelengkung beton pengaruh yang munculdalam desajn pelengkung sepertimodulus Young, rangkak dan susut pada beton dan perbedaan suhu terlihat lebih besardaripada tipe atau jembatan dengan tipe lain

Nama bagian jembatan pelengkung secara sederhana diberikan sebagaimana berikut ini ;- Rib pelengkung :gelagartunggal memanjang pelengkung- Puncak (crown) pelengkung : puncak struktur pelengkung- Spiringing : pertemuan ankra perletakan pelengkung dan fundasi- Rise:ketinggianpuncakpelengkungdaridasarpelengkung- Span to rise ratio : perbandingan panjang bentang pelengkung terhadap ketinggian

puncak pelengkung dari dasar pelengkung- Spandrel : kelanjutan dari lantai pelengkung yang berbentuk dinding.

8.6,2 DasarPerencanaan

Dasar perencanaan jembatan pelengkung secara garis besar adalah sebagai berikut:- Garjs aksial pelengkung seharusnya mengikutj poligon keseimbangan beban- Penampang rib pelengkung harus dipilih dengan mempertimbangkan rasio panjang

bentang pelengkung terhadap ketinggian puncak pelengkung dari dasar pelengkung,garis tekan pelengkung, kekuatan penampang terhadap tekuk, kekuatan bahan beton,dan meiode konstruksi

- Fundasi rib pelengkung harus cukup kaku untuk dapat menahan reaksi yang terjadi dibagian dasar pelengkung

8.6,2.'l PerencanaanKekuatan

8.6.2.1.1 caris Aksial

Garis aksial pelengkung yang merujuk pada garis yang menghubungkan pusat

8,6.2.1.2 Perhltungan kekualan penampang

Kekuatan penampang jembatan pelengkung harus dihitung berdasarkan:- Pengaruh pergerakan garis aksial pelengkung harus diperhitungkan secara umum.- Harus dipertimbangkan pengaruh tegangan pada penampang akibat susut dan

Derubahan suhu- Harus dipertimbangkan pengaruh perubahan penampang dari rib pelengkung untuk

perhitungan gaya tidak tentu- Pengaruh pergerakan fundasi harus diperhitunngkan

8.6.3 Pemeriksaan terhadap bahaya tekuk

Dalam merancang jembatan pelengkung, harus yakin bahwa rib pelengkung aman terhadapbahaya tekuk dalam dua arah sumbu tekuknva.

8.6.4 PerslEratanpendetailan

- Penulangan arah longitudinal dalam rib pelengkung harus disediakan seca€ simetrisdi bagjan atas dan bagian bawah penampang. Masing-masing luasan tulangan tidakboleh kurang dari 6 cm2 per 1 m lebar rib pelengkung, da; rasio tulangan total di

102 dari 125

Page 127: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Shndar Pelenconaon &mbu Aetoh untutJembdton

bagian atas dan bawah penampang tjdak boleh kurang dari 0,1S yo luasan totalkonstruksi beton

- Penulangan arah longitudinal utama rib pelengkung harus mencakup rutangansengkang lateral. Diameter tutangannya tidak boleh kurang dari 13 mm dan tidak bolehkurang dari 1/3 diameter tulangan longitudinal, dan jarak antar tulangannya tidak bolehlebih besar dari '15 kali diameter tulangan utama longitudinal dan tidak'boleh kurangdaridimensi minimum penampang rib petengkung

- Pada dinding spandrel tertutup, sambungan siar muai harus disediakan padapertemuannya dengan springing kepala jembatan dan pada bagian-bagian lain yangDerlu.

103 dari 125

Page 128: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

:it hdot Pcreh.inah st\tat aeton tntu* Jdb1lan

9. BATAS LAYAN PADA ASPEK LENDUTAN DAN RETAK

9.'l Perencanaan untuk daya layan

Perencanaan untuk daya layan suatu jembatan harus di.encanakan dari aspek ketahanan)angka paniang komponen struktur jembatan, dan dari aspek kenyamanan penggunalemDalan.

Untuk ketahanan layan jangka panjang strukturjembatan bisa digunakan batasan:- Keteflandungan struktur jembatan, berupa jumlah gas, cairan, panas, atiaugelombang elektromagnetik yang penetrasi ke dalam komponen struktur jembatan.

- Kekedapan komponen struktur, berupa selain jumlah gas, cairan, panas oangelombang elektromagnetik yang memasuki komponen :truktur jembatan, jugaaspek kecepatan penetrasi, dan kecepatan korosi pada komponen strukturjembatan.

- Keretakan beton pada komponen struktur jembatan.

Untuk kenyamanan pengguna jembatan bisa digunakan batasan kinerja layan lembatansebagai berikut:- l:,nlul. kenyamanan perjalanan, bisa ditinjau dari aspek percepatan oan gekrran

darj komponen struktur jembatan yang dirasakan oleh pengguna jembatan, danjenis perkerasan lantai kendaraannva.- Kenyamanan berdiri bisa ditinjau dari besaran deformasi struktur iembatan.- Anti getaran bisa ditinjau dari aspek tingkat getaran disekitar stru'ktur jembatan dan

periode dasar alami getarannya

U_ntuk itu dalam perencanaan struktur jembatan, pedu ditegaskan batasan-batasan yangdiijinkan sehubungan dengan besaran batasan kinerja laya; strukturjembaian tersebut di

9.2 - Persyaratan dan pembatasan lendutan pada komponen strukturjembatan

9.2.1 Pembatasan darl lendutan balok dan pelat

Lendutan balok dan pelat akibat beban layan harus dikontrol sebagai berikut:a). Geometrik dari penampang harus direncanakan unluk melawan lendutan akibat

pengaruh tetap sehingga sisa lendutan (positif atau negati0 masih dalam baiasyang dapat diterima.

b). Agar lendutan tidak mengganggu tampak dari struktur, lendutan akibat pengaruhtetap yang diberikan pada Peraturan pembebanan untuk Jembatan Jalan Ravaharus sedemikian sehingga pada bagian tengah bentang tidak melebihi 1/300beniang dan tidak terjadi lendutan.

c). Lendutan akibat beban rencana untuk daya layan pada peraturan pembebanan., untuk Jembatan Jalan Raya tidak melampaui 1/2SO bentang.

d). Lendutan akibat beban hidup layan termasuk kejut harus d;lam batas yang sesualdengan struktur dan kegunaannya. Kecuali dilakukan penyelidikan lebih lanjut, dantidak melampauiUS00 untuk bentang dan U40O untuk kantilever.

Tinggi komponen balok beton bertulang untuk balok sederhana : h I 165 + 0,06 LSedangkan untuk balok menerus tinggi komponen balok dikurangi 10 %.

104 daf i 125

Page 129: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

sbn.!4r Pere.cnko1n sttuktu Reton unlut Jenbltan

Tinggi komponen beton prategang untuk bentang sederhana :- pelat lantai : h> Ll3O- box gider : h; Ll2s- gelagar : h;_ Ll2O

Sedangkan untuk bentang menerus tinggi komponen dapat dikurangi 1O%.

L]Irjl1ltengeSah retak beton setama pengecoran, tendutan scaftotding Iidak metebihi (t -40)/2000, atau U300 jika retak saat pengecoran te*ontrol.

Jika deformasi struktur diGntukan dari perhitungan, maka harus diperhitunqkan kombtnasipemDebanan guasi?ermarenf Sifat materiat diambil sebagai nilai iata_rata] oan pengarunrangkak, susut dan reiak harus dimasuKKan.

f::::9.ij|:i1" 9ihltung dengan modutus etasrisitas yang sesuai dengan beton actuat,seoangKan pengaruh rangkak bisa dihitung dengan mmggunakan model-visko_etastrs.

9.2.2 Lendutan sesaat pada batok

Lendutan yang terjadi sesaat sesudah bekerjanya beban harus dihitung dengan meooaatau formula standar untuk lendutan etastis, oengin memperniGgk;pEnliiuh retat oantulangan terhadap kekakuan komponen struktur.

19.:f i^!:!1111! tidak dihitung dengan analisis yans lebih detait dan tet.ri, besarnya|enouEn sesaat sesudah pembebanan harus dihitung dengan menggunakan nilai moduluselastisitas beton ,E sesuai sub pasar 1.3.'1 .b dan dengan miomen in;;ia efektif berikut, tapi

tidak lebih besar dari Is.

H€rga /"rdapat ditentukan dari penampang melintang yang ditinjau sebaqai berkut:?l unruK batok diatas dua perletakan, diambilditenoah bentano.

-b).

.Y1t_{1"11:19 tglsrh pada,batok menerus dua ilung. diamlil dari 7oo/o harca direngan bentang ditambah 15olo dari harga masing_masing perletakan menerus.

I. = 0,70 I*z + AJ 5 ( Ia + I"z )

T ^L-r

c). yljll lgn,"ng tepi.pada. batok menerus satah satu ujungnya, diambit 85% darinarga df tengah bentang ditambah 15o/o harca untuk perletakin menerus.

L-r

{s.2-1)

L.:

Lr

I.: 0,85 I"n + 0,15 I.t

105 dari 125

(s.2-2)

Page 130: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

standar Peren haan Stnkttt R.bh \ntuI Jchbntan

d) Untuk kantilever, diambil harga 1"/. pada perletakan.

Harga lcl.pada masing-masing penampang melintang :

0 tmana : u ",

= f,l"ft

Bila tidak.dihitung dengan cara yang lebih mendetail dan teli , maka penambahanrenouran Jangka .panjang akibat rangkak dan susut dari komponen struktur lentur!:erol lo-rmg] dan beton ringan) harus dihitung dengan mengalikan lendutansesaat akibat beban tetap yang ditinjau dengan faktor:

',=(h)"".1,-l*-1'|",-,(s.2-3)

untuk lendutan jangka

untuk lendutan jangka

(9.24\

Untuk komponen struktur menerus, momen inersia efektif dapat diambll sebagainitai rata-rata dari persamaam di atas untuk dimana,or"n poiitiicin n"g"titny"kritis.

uituk komponen struktur prismatis, momen inersia efektif dapat diambir dari niraiyang didapat dari persamaan di atas pada tengah bentang Oatoi ot atas Ouatumpuan atau balok menerus, dan di daerah tumpian untut< tintitevei.

9.2.3 Lendutan jangka paniang

9.2,3.1 Lendutan jangka panjang untuk balok tidak retak pada beban tetap

Untuk b-alok beton bertulang atau prategang, lendutan yang terjadiselelah lendutan sesaatharus dihitung sebagajjumlah dari :- foT?9ngn susut dari.bndutan jangka panjang, ditentukan dari perkiraan sifat-sifatsusul Deton dan prinsip mekanika; dan

l":9:31- langkak. jangka panjang tambahan, dihitung dengan mengatrkanoerormasi beton jangka pendek akibat beban dengan ioefisie-n rangkai yang

memadal.

j'f.,y11_d]!!19 q"ngan anatisis yang tebih mendetait dan retiti, tenduran jangka panjangUnIUK Komponen struktur lentur beton normal dan beton ringan harus dihitlng oenganlnengalikan lendutan sesaat akibat beban tetap pada

"uo p"J S i.i. o"ng"n salah satufaktor berikut ini:

a). Bila lendutan sesaat didasarkan pada Is, faktor pengalipanjang harus diambil 4.

b). Bila lendutan sesaat didasarkan pada 14 faktor pengalipanjang harus diambit:

3 - r .2 | 3 l> 1,6

106 dari 125

Page 131: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

S1o..lar Peren.ahdnn Sttukiur Betoh untutt Jembatdn

" tl + 50 p '

o tmana:E = faktor ketergantungan waktu untuk beban jangka panjang yang

besarnya dipengaruhi oleh factor rangka[ Jan !usi.,t -sepenr

disebutkan datam pasal 1.3.1.8 dan 1.3..1.9., namun bila tidak dihiiungsecara rinci nilai 6dapat diambil sebesar:5 tahun a tau leb ih . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2 ,0'12 bu fan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1 ,46 bu |an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1 ,23 bu lan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1 ,0

9.2.3.2 Lendutan jangka panjang untuk balok retak pada beban teiap

Apabila tidak menggunakan perhitungan dengan cara yang lebih teliti,panlang Embahan dan balok beton bertulang akibal rangkak dan Susutmengalikan lendutan sesaat akjbat beban tetap dengan:

-

k^=2- 1.2[4) ' 0 . ,\4", )

-

9.2.4 Lendutan balok dengan perhitungan yang lebih teliti

Lendutan.balok dengan perhitungan yang lebih teliti harus ada kelonggaran untuk:- s|rar-s|lal penyusutan dan rangkak dari beton.- Kwayat pembebanan yang diharapkan.- Retak dan pengkakuan tarik.

9,2.5 Lendutan pelat lantaidengan perhitungan yang lebih teliti

Perhitungan lendutan pelat lantai dengan perhitungan yang lebih teliti harus memberikanKetonggaran untuk :- Aksidua arah.- Sifafsifat rangkak dan susut dari beton.- Riwayat pembebanan yang diharapkan.- Retak dan peng-kakuan tarik.

9.2,6 Lendutan pelat lantai dengan perhitungan yang disederhanakan

Lendutan pelat lantai akibat beban merata harus dihitung sesuaisub pasal 9.2.2 dan 9.2.3berdasarkan balok ekivalen sebagai berikut:

-- Untuk pelatsatu arah adalah balok prismatis dengan satu satuan lebar.- Untuk pelat persegi dengan ukuran Z, dan I/ ditumpu di empat sisi: balok prismatis

dengan.satuan lebar melalui pusat pelat membentang dalam arah pendek 2,,dengan kondisi kontinuitas sama seperti pelat dalam a€h tersebut dengan bagianbeban yang dipikul balok sebesar:

(s.2-5)

lendutan jangkadihitung dengan

(9.2-6)

aL)+La ,

1O7 dati 125

(s.2-7)

Page 132: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Skn lar Perenc.man S1tuktur Aebn untuk Jenbotdn

oengan pengertian d adalah koelisien yang tergantung dari kondisi tepi / sisi petat sepertipada tabte 9.2 - 1 di bawah ini.

Tabel 9.2 . IKoefisien @

Kondisi Tepi Pelatt sisi menerus

Salah satu sisi pendei tid-k me_nerusSalah satu sisi ang tidak menerusKedua sisi dek tidak menerusKedua sisi tidak menerusDua sisi terdekat tidak m;nerus

a sisi lidak menerusliatu sisi anq menerusTiqa sisi tidak satu sisi pendek menerus

at sisi tidak menerus

9.2.7 Getaran

Getardn, barok akibat pejaran kaki dan raru lintas kendaraan tidak boreh memberikanpengaruh yang membahayakan bagi daya rayan bangunan, oan trirus oiperksa sesuaiketentuan pada peraturan pembeba-nan untuf<iemoita;-Jaian nava" -- -

"

jllisjiulll,glrancang mengikuti persyaratan, getaran pada kondisi tayan dianggap daparot€nma asalkan:- Digunakan kelonggaran beban dinamis seperti diberikan pada peraturan

remoeoanan untuk Jembatan Jalan Raya.- Mengikuti batasan mengenai tinggi i<omponen, yaitu untuk baloK praregangbentang. sederhana h > L/20, sedangkan untuk balok menerus, tinggi komponendapat dikurangi kira-kira 10 o/o.

- Lendutan akibat beban hidup tidak melebihi batasan yang ditentukan.

9.3 Pembatasan retak pada komponen Jembatan

j',:?,9,,f""1':Sl.lllyl"yarat ker,ahanan seperti pada kondisi struktur yans tidak tertinduns,crdu JrKa reoar reElK mempengaruhi tampak struktur. pertimbangan harul diberikan untukTlfg:j legangan..baja dekat permukaan tariti Oan pa"Oa Jetair srrumu, untutmemtnlmatkan retak akibat susut dan kekangan.

isii i',ffif eEJ"JHt*:".l,::T"l"i:#;:*"*::iT:".flxT"i3,"*"[Xlif_sudut tegak lurus. Jarak tulangan tidak boleh meiebihj 300 mm.

yl_1!-T-"li1S" ,".J"k tunggal yang tebar akibat deformasi yang tidak diperhitungkan datamperencanaan, self-equilibrating stress, atau akibat distorsi pritegang, trarus Oipu"ung ruas:1as-1i Tl!|In!T pada..daerah yans

,akibat r<omotnasi pi:mbjinin y"ns -j"r"ng

r"4"oioetonnya mengatami tarik (atau tekan) namun besarnya kurang Oari i Nlftirr. t-utan6anorpasang dengan jarak tulangan tidak metebihi 200 mm.

108 dari 125

Page 133: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stan lar P.rencanadt Stmktut Beton unt& Jembddh

9.3.1 Pengendalian retak pada balok beton bertulang

Relak lentur pada balok beton bertulang dapat dianggap terkendali bila :- Jarak tulangan (pusat ke pusat) dekat muka yang tertarik dari batok tidak metebihi200 mm.

- Jarak dari tepi atau dasar balok ke pusat tutangan memanjang terdekat tidak lebihbesar dari 100 mm.

Diameter tulangan yang kurang dari setengah kali diameter tulangan terbesar harusdiabaikan

9.3,2 Pengendalian retak lentur pada balok beton prategang

9.3.2.1 Balok monolit

Retak lentur pada balok beton prategang dianggap terkendali jika tegangan tankmaksimum beton akibat beban tayan jangka pendek tidak metebihi 0,2S {7;. Atau jikaterlampaui, dengan memasang tulangan dan/atau tendon terlekat di dekat pe;mukaan tarikdan memenuhi salah satu dari:- tegangan tarik lentur maksimum akibat beban layan jangka pendek termasuk

transfer tidak metebihi 0,5{/," atau 0,5i/-; atau- penambahan pada tegangan baja dekat permukaan tadk dibatasisampai 2OO Mpa

dengan bertambahnya beban dari beban saat tegangan pada serat tarik betonterjauh bernilai nol sampai harga beban layan jangka pendek, dan jarak pusat kepusat tulangan, termasuk tendon terlekat, dibatasi sampal 200 mm.

9,3.2.2 Komponen segmental pada hubungan yang tidak ditahan tulangan

Pada semua beban layan, tidak diijinkan terjadi tegangan tarik.

9.3.3 Pengendalian retak pada sisi muka dari balok

Jika tinggi. balok.lebih dari 750 mm, tulangan memanjang tambahan seluas tidak kurangdari 0,01 b, t, di mana b" diambit tidak 6bih besar aari 2OO mm, harus diseoar me€tapada kedua muka badan sepanjang jarak 2y3 tinggi total balok dari permukaan tarik,oengan Jarak tutangan tidak melebihi 300 mm dari ousat ke ousat.

9.3.4 Pengendalian retak pada bukaan dan diskontinuitas

Tulangan harus dipasang untuk mengendalikan retak pada bukaan dan diskontinuitaspada balok.

9.3.5 Pengendalian retak pada pelat lantai yang terlentur

9.3.5,1 Pelat lentur beton bertulang

Retak pada pelat lentur beton bertulang dianggap terkendali bila tulangan pada sub pasal9.3.'1 telah dipenuhi dan jarak tutangantang diiyaratkan (pusat ke pus;t) untuk kekuatanlenlur lctak . melampaui harga terkecil dari h atau 300 mm, dan jarak tulanganterdistribusi tidak melampaui harga terkecil dari 1,5h atau 300 mm.

Tulangan yang berdiameter kurang dari setengah diameter tulangan terbesar padapenampang harus diabaikan.

109 dari 125

Page 134: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Standdr Petenh,a.n Struktur B.tot tttuk Jembatm

9.3.5,2 Pelat lentur beton prategang

Retak pada pelat lentur beton prategang dapat dianggap terkendali bila akibat beban kerja

sesaat, tegangan maksimum yang ditimbulkan pada beton tidak melebihi 0,251l, , atau

bila tegangan ini dilampaui dengan memasang tulangan atau tendon terlekat dekatpermukaan yang tertarik dan membatasinya dari salah satu syarat berlkut:

tegangan tarik lentur maksimum akibat beban kerja sesaat sampai 0,5 Jt ; atau

dua-duanya;kenaikan tegangan dalam tulangan dekat permukaan yang tertarik sampai 150MPa sewaktu beban bertambah; danjarak tulangan diambil paling kecil dari h atau 300 mm.

9.3.6 Pengendalian retak akibat pengaruh susut dan suhu

Bila syarat tulangan minimum pada sub pasal5.5.3 dipenuhi, penambahan tulangan untukpengendalian pengaruh susut dan suhu tidak diperlukan.

9.3.7 Pengendalian retak di sekitar daerah terkekang

Dalam daerah sekitar yang dikekang, penanganan khusus harus diberikan pada gayadalam dan retakan yang mungkin disebabkan oleh prategangan, susut dan suhu disekitardaerah yang terkekang.

9.3.8 Pengendalian retak pada bukaan dan pelat lantai menerus

Tambahan tulangan angkur harus dipasang apabila diperlukan untuk mengendalikanretakan pada bukaan dan pelat tidak menerus.

9.3.9 Tulangan untuk pelat lantai terkekang

Luas lulangan minimum pelat dalam arah yang dikekang harus tidak kurang dari :

Q,t r,"\tL (9.3-r)

'110 dari 125

Page 135: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Sldndat Perenc|raah Struttw Aeton uhtuk J.nbdtm

10. PEMERIKSAAN PERENCANAAN TERHADAP FATIK. GETARANDAN TUMBUKAN

10.1 Pemeriksaan terhadap fatik

10.1.1 Kondisi umum pemeriksaan dalam perencanaan

I:ll9nen struktur jembatan yang memikul variasi tegangan yang besar harus djperiksarernaoap pengaruh tatik dalam perencanaan.

P€meriksaan terhadap fatik umumnya tidak diharuskan untuk struktur dan komponenstrukturalseDerti:- Struktur bawah jembatan.- Struktur lengkung dan struktur rangka kaku yang terkubur dengan tinggi minimum

tanah 1 meter pada jembatan jalan raya.- Dinding penahan tanah dari jembatan jalan raya.- K:p.ala jembatan pada jembaian Jatan raya yang tidak tersambung kaku dengan

struktur atas (kecuati petat dan dinding dari kepata jembatan be;iubang (holowabutment))

- Beton dalam keadaan tekan dad komponen jembatan, jika tegangan tekannya akibatkombinasi dari beban-beban sementara dan dari gayj pratelan6 tidak melebihi 0,6fc'.

9:,T!? ,l,rT, p"f:riksaan.fatik pertu ditakukan dengan memperhitungkan pengaruh dariKombrnasi beban-beban berikut ini:- Beban tetap.- caya prategang.- Nilailendutanmaksimum.- Perbedaan suhu yang terbesar.- Model beban dinamik dari kendaraan.- Beban angin, bila dianggap perlu.

'10,1,2 caya dalam dan tegangan untuk pemeriksaan fatik

Perhitungan tegangan harus didasarkan pada asumsi penampang retak denganmengabaikan kekuatan taik dari beton, tetapi memenuhi kompatibilitas regangan(potongan bidang, tetap merupakan bidang):

- Gaya-gaya dalam boleh dihitung dengan menggunakan model elastispenrmoangan komponen struktural. Dalam daerah retak. kekakuanboleh diperhitungkan.

- Untuk perhilungan gaya-gaya dalam dan tegangan-tegangan, niiaimooUtus etaslrsitas (n) boleh diambil sebesar .j0.

linier terhadapyang djreduksi

perbandingan

untuk penampang retak yang memikul fatik, pengaruh darisifat lekatan yang berbeda darilulangan prategang dan non-prategang harus diperhitungkan.

Untuk komponen.struktural dengan tulangan geser, penentuan gaya-gaya dalam tulanganoan oaram beton harus dihitung dengan menggunakan model rangka batang.

1 1 1 d a t i 1 2 5

Page 136: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Sta\lar Percnconaon Sttuktut Be1o" unt& Jenbotan

'10.2 Kondisi batas getaran

10.2.1 Pertimbanganumum

Di bawah pengaruh dinamik darijembatan jalan raya dan pejalan kaki, serta beban angin,suatu jembatan harus memenuhi kriteria perencanaan Batas Layan (pBL) termaaukpertimbangan ketidaknyamanan pengguna jembatan akibat adanya pengaruh tersebut.

HaFhal lain yang perlu dipertimbangkan adalah:- Sebagaitambahan untuk pengaruh-pengaruh dinamik dari lalu lintas dan angin pada

suatu jembatan lengkap, pengaruh lokal dari komponen struktur yang tipis, sepertikomponen kanlilever tepi, harus dipertimbangkan.

- Bila dianggap tidak diperlukan, pengaruh dinamik dari angin bisa tidak diperhitungkandalam pasal ini, tetapi harus dipertimbangkan untuk struktur-struktur jembatan yanglebih fleksibel dan sensitif terhadap pengaruh aero-dinamik seperti jembatan cabEstayed.

10.2.2 Jembatan jalan raya

Dalam hal-hal umum, pengaruh getaran dari beban lalu lintas standar pada jenis jembatanjalan raya untuk Perencanaan Beban dan Kekuatan Terfaktor (pBKTi atau perencanaanBatas Layan (PBL) boleh diwakili oleh faktor kejut yang harus diperhitungkan pada beban-beban karakteristik lalu lintas.

10.2.3 Jembatan pejalan kaki

10,2.3.1 Kriteria perencanaan

Kriteria perencanaan untuk jembatan pejalan kaki terutama ditujukan untuk menghindarikemungkinan ketidaknyamanan bagi pengguna jembatan akibat getaran, karena perilakustruktur jembatan yang relatif lebih fleksibel.

-

Ketidaknyamanan bagi pengguna jembatan ini tidak terjadi bila percepatan vertikalmaksimum dari komponen tantai jembatan tidak melebihi nitai 0,5{t (meter/detik1, dimana, adalah frekuensi dasar alami dari jembatan termasuk beban mati tambahan(supeimposed dead load) tetapi di luar beban pejalan kaki.

Dalam hal memungkinkan, frekuensi dasar alami yang berada dalam interval 1,6 hingga2,4 Hz, dan bjla perlu, untuk interval yang lebih tingai antarc 2,5 hingga 4,5 Hz harusdihindari. Jika frekuensi dasar alami to melebihi 5 Hz, boleh dianggap bahwa kondisi batasgetaran dapat terpenuhi.

10.2.3.2 Frekuensi dasar alami

Frekuensi dasar alamijfA harus dihitung dengan menggunakan penampang tidak retak danmodulus elastisitas dinamik jangka pendek dari beton.

10.2.3.3 Percepatan

Percepatan vertikal maksimum harus diperhitungkan dengan menganggap pembebanandanamik yang dikerjakan oleh lalu lintas pejalan kaki dapat diwakiti oieh beban titik periodik(beban harmonis) F, yang bergerak melewati bentrang utama dari lantai jembadn padasuatu kecepatan konstan r sebagai berikut:

112 dati 125

Page 137: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

.Srand.r P"ren d,d.n Sirvkrr ,eto thtnhJenbolon

dan

di mana t dalam [detik] dan ydalam [meter/detik].

Untuk nilai, yang lebih besar dari 4 Hz, percepatan maksimum tersebut di atas bolehdireduksi secara proporsional linier dari nol sampai reduksi 70% pada nilai fo = 5 Hz.

'10.3 Perencanaan terhadap resiko tumbukan

10.3.1 Kondisi umum perencanaan

Pasal berikut ini mempertimbangkan aspek resiko tumbukan pada komponen struktur saja.Pengaman, pelindung, dinding pengaman dan lain-lain harus direncanakan denganpersetujuan dari yang berwenang.

Dalam hal ini beban tumbukan harus dipertimbangkan sebagai beban yang terjadi secaratidak disengaja.

10.3.2 Pencegahan

- Prioritas harus diberikan pada perencanaan komponen pencegahan untukmenghindari dan mengurangi resiko dari tumbukan terhadap struktur jembatan, baikuntuk struktur atas maupun struktur bawah.

- Kedayagunaan dari komponen struktur pencegahan dan perlindungan yangdiletakkan di depan struktur utama jembatan harus direncanakan dan diperiksadengan baik.

' Komponen struktur pencegahan dan pedindungan harus direncanakan sebagaitidakbisa menyalurkan lagi gaya-gaya horisontal setelah mengalami kegagalan akibattumbukan.

- Deformasi dari komponen struktur pencegahan setelah mengalami kegagalan akibattumbukan harus dinitung dengan cermat, agar bisa menetapkan jarak bersih efektifdari struktur terdeformasi terhadap struktur utama jembatan.

- Jika bahaya tumbukan tidak dapat ditiadakan dan jika suatu perencanaan dengankomponen struktur pencegahan tidak memungkinkan, keamanan struktural harusdipastikan dengan perencanaan struktur jembatan yang bisa menahan tumbukantersebut pada tingkat keamanan yang wajar.

'10.3.3 Pengamanantambahan

Bila tidak ada penelitian khusus pada aspek dinamik, maka komponen struktur jembatanyang tertumbuk harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat menahan jugatumbukan pada arah yang berlawanan.

Untuk semua kasus di mana deformasi plastis dari komponen struktur jembaian yangtertumbuk dipertimbangkan untuk menyerap suatu bagian dari energi kinetik tumbukan,maka regangan batas ultimit akibat deformasi plastis tersebut harus dihitung dengancermat. Dalam hal ini, tulangan baja tidak boleh dilas dalam merencanakan aspekketahanan komponen struktur terhadap tumbukan.

F = '180 sin (2rfot) [Nelvton]

y = 0 ,9 f0

(10.2-1)

(10.2-2)

113 dati 125

Page 138: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stondnr Pereamhmn Sttukiu E.ton unluk Jenbohr

11.'l Persyaratan umum

11.1 ,1 Umum

Standar ini memuat ketentuan untuk perencanaan jembatan yang menggunakan Komponenstruktur beton bertulang dan beton prategang akibat gempa bumi.

Jembatan yang dimaksud adalah jembatan jalan raya dan jembatan pejalan kaki diIndonesia sesuai dengan ketentuan pada Bagian I dari Standar ini.

Ketentuan-ketentuan dalam bab ini harus digunakan bersama-sama dengan peraturanPembebanan Gempa untuk Rumah dan Gedung serta peraturan pembe6anan Gempauntuk Jembatan yang berlaku.

11.1.2 Pembebanan gempa rencana

Beban rencana lateral akibat goncangan gempa untuk suatu daerah harus dihitungberdasarkan factor respon gempa, faktor keutamaan, dan faktor reduksi gempa seperiidisyaratkan dalam Peraturan Pembebanan Gempa yang berlaku

Masing-masing unsur slruktur dari sualu jembatan harus dlrencanakan terhadap pengaruhgempa yang bekerja dalam arah utama jembatan yang dikombinasikan dengan akibrt 0,3pengaruh gempa yang bekerja dalam arah tegak lurus pada arah utama tadi. Kombinasiyang menghasilkan pengaruh gempa maksimum adalah yang ditinjau.

Untuk shuklur beton pralegang perlu ditinjau pengaruh percepatan ke atas sebesar 0,1 gsebagai akibat gempa vertikal.

Kombinasi beban gempa dengan beban-beban lainnya yang bekerja pada jembatanmengacu pada Peraturan Pembebanan untuk Jembatan Jalan Raya yang berlaku.

11,1.3 Klasifikasi berdasarkan klnerja seismik

Setiap jembatan harus ditetapkan dalam salah satu dari empat kategori kinerja seismik A,B, C atau D

Klasifikasi ini berdasarkan atas koeflsien percepatan puncak batuan dasar serta faktorkeutamaan seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.

11. KETENTUAN UNTUK PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA

Tabelll.1-1. Klasifikasi berdasarkan kinerja seismik

Koeflsienpercepatan puncakmuka tanah

AJ9

Faktor keutamaan

Jembatan penting Jembatan biasa

AJg < 0,10

0, '10<A. /g<0,20 B B

0,20<AJg<0,30

AJg > 0,30 D

114 dati 125

Page 139: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Jembatan penting adalah iembabn di ruas jalan nasional, jembatan dengan bentang lebihbesar darj 30 m dan jembatan yang bersifat khusus ditinjau darijenis struktur, material ataupelaksanaannya. Jembatan biasa adalah jembatan di ruas jalan bukan nasional denganbentang tidak lebih dari 30 m. Faktor keutamaan dapat diambil sebesa|I,25 untukjembatanpentang dan 1 untuk jembatan biasa. Faktor reduksi gempa ( R ) untuk hubunganperlengkapan pada bangunan bawah diambil sesuai Tabel 8.1.-2

Tabel 11.1.-2Faktor reduksi gempa ( R ) untuk hubungan perlengkapan pada bangunan bawah

11.1.4 Analisisseismik

Pengaruh gempa bumi pada jembatan dapat dihitung berdasarkan salah satu proseduranalisis, yaitu :

Sta4tat PerqcaMna Sttukt'tr 8.Non u^t,k Jubatan

- Prosedur 1- Prosedur 2- Prosedur 3- Prosedur 4

cara Deoan seragamcara spektral dengan pola getar tunggalcara spektral dengan pola getar majemuk ataucara riwayat waktu.

Semua kolom, pilar, atau kepala jembalan harus dianggap mengalami percepatan tanahyang sama pada saat yang bersamaan.

Untuk jembatan-jembatan yang tidak melebjhi 6 bentang dapal memakai prosedur 1 alau 2.Sedangkan jembatan-jembatan yang mempunyaijumlah bentang lebih dari 6 aiau jembatan-jembatan khusus dianjurkan menggunakan prosedur 3 Cfabel 8.1-3), Prosedur 4 biasanyadigunakan dalam analisis nonlinier.

Kolom atau pilar Hubunoan oerlenqkapan pada

Kepalaiembatan

Kolom Sambungandilaksi

Pilar t ipe dinding

Kolom tunggal

Kolom majemuk

Balok cap beton

2 (sumbu kuat)

3 (sumbu lemah)

34

2-3

0,8 1,0 0,8

115 da.i 125

Page 140: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stanlt Peracaaaan Struktur Belon uittur. Jenb4tan

1'1.1.5 lsolasi dasar dan peredam mekanikal

Perenc€naan gempa pada jembatan yang mempunyai isolasi dasar arau pereoammekanikal dapat berbeda dari ketentuan ini jika dap;t dibuktikan kebenarannya sertadisetujui oleh yang berwenang.

11.1.6 Likuifaksi

Potensi dan kondisi likuifaksi pada tanah akibat gempa bumi harus diperhitungkan dalamperencanaan jembatan tahan gempa, khususnya jembatan tipe B, C dan D

11.2 Ketentuan untukjembatan tipe A

11.2.'1 lJmum

Jembatan _y_ang^ dapat. dikelompokkan sebagai tipe A harus memenuhi persyararan pada

sub-pasal 11.1.3 dan ' l ' j .1.4 serta ketentuan di bawah ini.

11.2.2 Persyaratan gaya rencana

Jika alat mekanikal digunakan untuk menghubungkan struktur atas dan struktur bawah, atatmekanikal ini harus.direncanakan dapat menahai beban gempa horisontal, dalam masing-masrng arah yang ditinjau, sekurang-kurangnya 20 % dari beban mati.

Dalam arah longitudinal, beban mati yang dimaksud adalah berat sendiri segmen yangdipikul oleh perletakan. Sedangkan dalam arah lranversal, beban mati ini adatah reaksiperletakan akibat beban mati itu sendiri.

Dudukan. perletakan gelagar harus direncanakan sehingga memberikan jarak bebasnonsontat sekuran9-kurangnya

N= (0,203 + 0,00167 L+0,0066611)(l + 0,00125.f)

11.2.3 Persyaratan jarak bebas horisonial

Jarak bebas minimum horisontal dalam ketentuan ini haruspemuaian ujung-ujung gelagar.

dipenuhi untuk mengantisipasi

Tabel 11.1.-3 Prosedur analisis berdasarkan kategori perilaku seismic (A-D)

Jumlah bentanq D B ATunggal atau sederhana

2 atau lebih menerus2 alau lebih dengan .1 sendi

2 atau lebih dengan 2 atau lebih sendi

1

2

3

1

1

'l

1

1

116 da.i 125

('11.2-1)

Page 141: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stand.r Percn.araan Struklur Betor urtuk Jembdtan

11.2.4 Persyaratan pondasi dan kepalajembatan

Untuk jembatan tipe ini, tidak ada persyaratan khusus untuk perencanaan seismik pondasidan kepala jembatan.

Namun pondasi dan kepala jembatan harus memenuhi persyaratan untuk menahan gaya-gaya vertikal dan lateral lainnya selain gempa bumi. caya-gaya ini termasuk dan tidakterbatas pada akibat penyelidikan tanah yang lebih luas, timbunan tanah, stabilitas lereng,tekanan tanah vertikal maupun lateral, drainase, penurunan tanah atau kapasitas danPersyaratan tiang.

11.2.5 Persyaratanpendetailan

Untuk jembatan tipe ini, tidak ada persyaratan khusus untuk perencanaan seismik padapendetailan struktur.

Perencanaan struktrur beton bertulang maupun beton prategang didasarkan terutama padacara Perencanaan berdasarkan Beban dan Kekuatan Terfaktor (PBKT) seperti dijelaskandalam pasal 4.

Jika menggunakan cara Perencanaan berdasarkan Batas Layan (PBL), tegangan izin bolehditingkatkan 30 % dari nilai tegangan izin pada pembebanan tetap.

t l.3 Ketentuan untuk iembatan tipe B

11.3.' l Umum

Jembatan yang dapat dikelompokkan sebagai tipe B harus memenuhi persyaratan padasub-pasal 11.'1.3 dan 1 1.1.4 serta ketentuan di bawah ini-

11.3.2 Persyaratan gaya rencana

11.3.2.1 Gaya rencana untuk komponen struktur dan sambunqan

Gaya rencana seismik yang dimaksud beriaku untuk struktur atas, sambungan dilatasi,komponen yang menghubungkan struktur atas dengan bawah, komponen yangmenghubungkan struktur atas dengan kepala jembatan, struktur bawah, kepala kolom, pilarteiapi tidak termasuk pondasi telapak, pondasi tiang dan kepala tiang.

Gaya rencana seismik yang dihitung berdasarkan peninjauan dua arah horisontal utamasesuai ketentuan sub-pasal 11.'1.2 harus dikombinasikan dengan beban-beban lainnyasesuai persyaratan pembebanan dan kombinasi tambahan di bawah ini :

Gaya rencana = 1 .0 (D+A-SF. E t EQM) (11.3-1)

Jika menggunakan cara Perencanaan berdasarkan Batas Layan (PBL), tegangan izin bolehditingkatkan 30 o/o dari nilai tegangan izin pada pembebanan tetap.

'11.3.2.2 Gaya rencana untuk pondasi

Gaya rencana sersmik yang dimaksud berlaku untuk pondasi telapak, kepala tiang danpondasitiang.

117 dati 125

Page 142: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

'1 1.3.2,3 Gaya rencana untuk kepala jembatan dan dinding penahan

Gaya rencana seismik untuk komponen yang menghubungkan struktur atas dan kepalajembatan harus mengacu pada sub-pasal 11.2.2.1.

Persyaratan perencanaan kepala jembatan bisa mengacu pada sub-bab di bawah ini.

11.3,3 Persyaratankomponenpenghubung

Jika memungkinkan struktur atas harus direncanakan sebaqai struktur menerus. Jikagelagar{elagar dihubungkan secara sendi maka panjang pelat penghubung antar gelagarsekurang-kurangnya 600 mm. Sedangkan ruang bebas antar gelagar sekurang-kurangnya400 mm.

Pada kepala jembatan harus diadakan penahan longjtudinal kecuali bila terdapat jarakbebas minimum antara struktur atas dan struktur bawah.

Perlengkapan penahan vertikal harus diadakan pada semua perletakan atau tumpuan danharus direncanakan mampu menahan gaya vertikial sebesar 10 o% beban mati.

Slnhdor Perch.dnaM Struktur Reton untuk .Iembotdh

Gaya rencana seismik yang dihitung berdasarkan peninjauan dua arah horisontal utamasesuai ketentuan sub-pasal 11.1.2 harus dikombinasikan dengan beban-beban lainnyasesuai persyaratan pembebanan dan kombinasi tambahan di bawah ini :

Gaya rencana = l ,O(D+B+SF+E+EQF) (11 .3-2\

Sambungan dilatasi harus direncanakan sehingga mampu menahan kombinasibeban yangmungkin terjadi serta mudah diperbaiki.

'11.3.4 Persyaratan jarak bebas horisontal

Jarak bebas minimum horisontal dalam ketentuan inipemuaian ujung-ujung gelagar.

Dudukan perletakan gelagar harus direncanakan sehingga memberikan jarak bebashorisontal sekurang-kurangnya:

N = (0.203 + 0,001671 + 0.00666lI) (l r0.0Ol25S) (11.3-3)

harus dipenuhi untuk mengantisipasi

11,3.5 Persyaratanpondasi

11.3.5,'l Penyelidikan tanah

Untuk perencanaan struktur bawah harus dilakukan penyelidikan tanah yang normal. Resikogempa terhadap struktur jembatan harus sungguh-sungguh ditinjau dengan melakukanp€nyelidikan tanah yang lebih mendalam yang berhubungan dengan instabilitas lereng,likuifaksi, penurunan timbunan dan peningkatan tekanan tanah lateral.

'l1.3.5.2 Perencanaan pondasi

Kapasitas ultimit pondasi harus dihitung berdasarkan laporan penyeljdikan tanah. pondasiharus mampu menahan gayagaya yang dihasilkan dari kombinasi pembebanan yangditentukan dalam sub-oasal' l 1.3.2.2.

118 da r i 125

Page 143: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stan lor Perencanaa^ Struktur Rdoh u.tuk Jenbatv

Ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan dengan perencanaan pondasi harus mengacupada bagian 7 dari standar ini.

11.3.5.3 Persyaratan pondasi t iang

Pondasi tiang dapat digunakan untuk menahan gaya aksial maupun gaya lateral.Kedalaman tiang dan kapasitas tiang dalam menahan gaya aksial maupun iateral harusdihitung berdasarkan laporan penyelidikan tanah.

Pengangkuran tiang harus direncanakan sedemikjan rupa sehingga mampu menahan gayatarik sekurang-kurangnya 'lO o dari kekuatan tekannya. pengangkuran dilakukan dengansekurang-kurangnya 4 (empat) buah tulangan dowel dengan rasio tulangan dowel tidakboleh kurang dari 1%.

Pada sepertiga panjang (minimum 2,5 m) tiang yang dicor setempat harus dipasangtulangan longitudinal dengan rasio 0,5 % tetapi tidak boleh kurang dari empat batang.Tulangan spiral atau sengkang dengan diameter 8 mm atau lebih besar harus dipasan-gdengan spasi tidak melebihi 225 mm kecuali pada ujung atas tiang harus diberikanpengekangan yang memadai sepanjang dua kali diameter tiang tetapi tidak boleh kurangdari 600 mm dengan jarak spasi maksimum sebesar 75 mm.

Untuk tiang pracetak, rasio tulangan longitudinal tidak boleh kurang dari 1% sedangkantulangan spiral atau sengkang tidak boleh kurang darl persyaratan tiang yang dicorserempat.

11.3,6 Persyaratan kepalajembatan

11.3.6.1 Kepalajembatan yang berdlri bebas

Tekanan tanah aktif lateral akibat gempa bumi pada kepala jembaian yang bebas bergerakdapat dihitung dengan menggunakan metode Mononobe€kabe dengan menggunakankoefisien gempa sebesar *, = 0,5 A" . Jika kepala jembatan ini ditahan dalam arahhorisontal oleh angkur atau tiang, koefisien gempa yang dianjurkan sebesar I* = 1,5 Ao.

Simpangan kepala jembatan harus dibaiasi sebesar 0,25 A..

Perencanaan kepala jembatan harus juga memperhitungkan penambahan tekanan tanahakibat gempa, efek inersia dari dinding serta transfer gaya gempa melalui perletakan karet.

'1 1.3.6.2 Kepala jembatan monollt

Kepala .iembatan monoljt merupakan bagian integrallateral maksimum yang bekerja pada kepala jembatanlateral maksimum akibat gempa bumi.

dari slruktur atas. Tekanan tanahdapat dianggap sama dengan gaya

Untuk mengurangi kerusakan, kepala jembatan harus direncanakan untuk dapat menahantelGnan tanah pasif akibat tanah urugan yang ikut termobilisasi secara dinamik.

119 da r i 125

Page 144: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Sldulnr P.r.h.nhadn Struktu Betoh untuk Jenbdnh

11.3.7 Persyaratanpendetailan

1't.3-7,1 Umum

l\,4utu beton dan mutu baja tulangan yang disyaratkan dalam ketentuan ini tidak boleh kurangdari ketentuan dalam Bagian 4.

11.3.7.2 Persyaratan tulangan transversal minimum

11.3.7.2.1 Tulangan transversal unluk pengekangan

lnti kolom harus diberikan pengekangan yang memadai melalui tulangan spiral atausengkang untuk menjamin tercapainya sendi plastis pada ujung atas dan atau ujung bawahKOtOm.

Kuat tarik leleh tulangan transversal tidak boteh melebihi kuat tarik leleh dari tulanganlongitudinal.

Rasio volumetrik dari tulangan spiraltidak boleh kurang dari

p"= o,as UslAc-tlI'lij, atau p"= 0,12f.'lfrh

Luas minimum dari tulangan sengkang adalah

(11.34)

A"1= 0,3 a hc f"'/ fr;lAglAc-l1 atau A"1,=0,12ahcf"'/fn1 (11.3-5)

I_ulalqa-n. tralgyersql minimum dapat ditetapkan kurang dari ketentuan pada persamaan(11.3-4) dan (11.3-5) di atas asatkan dapat dibuktikan dengan perhitungan yang lebih rinciatau dengan hasil penelitian.

Tulangan transversal boleh terdiri dari sengkang tertutup tunggal atau majemuk ataumenggunakan kait-silang tertutup. Kait silang mempunyai kiit .t3S derajat Oenganperpanjangan sebesar 6 kali diameter (tetapi tidak kurang dari 75 mm) pada salah satuujungnya dan kait go-derajat dengan perpanjangan sebesar 6 kali diam;ter pada ujungrarnnya.

'11.3.7,2.2 Jarck tulangan transversal

Tulangan transversal harus dipasang pada ujung atas dan bawah dari kolom dalam daerahsepanjang tidak boleh kurang dari ukuran penampang terbesar, seperenam tinggi bersihkolom dan lebih besar atau sama dengan 450 mm.

Tulangan transversal harus dipasang dengan spasi tidak melebihi seperempat dari ukuranpenampang terkecil dan lebih kecil atau sama dengan 150 mm.

Sambungan lewatan dai tulangan spiral dalam daerah pengekangan tidak diperbolehkan.

11.4 Ketenluan untukjembatan tipe G dan

'11.4.1 Umum

Jembaian yang dapat dikelompokkan sebagai tipepada sub-pasal 11.1.3 dan 1'1.1.4 se(a ketentuan di

C dan D harusbawah ini.

12O dati 125

memenuhi persyaratan

Page 145: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

9antlar Pe'encnnaaa Stuktw Rebn "nu|Jenbotan

11.4.2 Persyaratan gaya rencana

'l1.4.2.1 Gaya rencana untuk komponen struktur dan sambungan

Gaya rencana seismik yang dimaksud berlaku untuk struktur atas, sambungan dilatasi,komponen yang menghubungkan struktur atas dengan bawah, komponen yangmenghubungkan struktur atas dengan kepala jembatan, struktur bawah, kepala kolom,'pila;tetapi tidak termasuk pondasi telapak, pondasi tiang dan kepala tiang.

Gaya rencana seismik yang dihitung berdasarkan peninjauan dua arah horisontat utamasesuai ketentuan sub-pasal 8.'1.2 harus dikombinasikan dengan beban-beban lainnya sesuaipersyaratan pembebanan dan kombinasi tambahan di bawah ini :

IGaya rencana = 1,0 (D + B + SF+ E+ EOM) (11.4-1)

Jika menggunakan cara Perencanaan berdasarkan Batas Layan (pBL), tegangan izin bolehditingkatkan 30 % dari nitaitegangan izin pada pembebanan ietap.

-

Gaya.rencana seismik yang dihitung berdasarkan peninjauan dua arah horisontal utamasesuai kelentuan sub-pasal 11.1.2 harus dikombinasikan dengan beban-beban lainnyasesuai persyaratan pembebanan dan kombinasi tambahan di bawah ini :

1'1.4.2.2 Gaya rencana untuk pondasi

Gaya rencana seismik yang dimaksuqpondasitiang.

berlaku untuk pondasi telapak, kepala tiang dan

Gaya rencana = 1,0 (D + B+ SF+ E+ EeF') ('t1.4-2',t

11.4.2.3 caya akibat sendi plastis pada kolom, pitar dan porlal

11.4.2.3.1 Kolom dan pitar tunggal

Mornen dan gaya aksial rcncana pada kolom dan pilar dihitung berdasarkan ketentuan padasub-pasal 1'1.4.2.1. dalam dua arah utama horisontal.

Kapasitras momen plastis pada kedua ujung dari penampang kolom dan pilar dapat dihitungdengan menggunakan faktor reduksi kekuaian sebesar 1,3,

Gaya geser rencana pada kolom dan pilar dihitung berdasarkan kapasitas momenplastisnya.

11.4.2.3.2 Portal dengan dua kolom atau leblh

Gqy3-S?y? rencana pada portal dengan dua kotom atau lebih harus dihitung datam arahsejajar bidang maupun tegak lurus bldang. Dalam arah tegak lurus bidang, gayagayarencana dapat dihitung seperti pada kolom dan pilar tunggal

-

Dalam arah sejajar bidang, gaya-gaya rencana dapat dihitung sebagai berikut- Rencanakan tulangan longitudinal berdasarkan momen rencana yang diperolehberdasarkan ketentuan pada sub-pasal 11.4.2..1.

- Hitung kapasitas momen plastis pada kedua ujung dari penampang korom oenganmenggunakan faktor reduksi kekuatan sebesar 1,3.

121 dati 125

Page 146: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Slan tnr Pdddhndn Stmktur Eetah thtuk Jenbdt n

- Hitung gaya geser rencana pada kolom berdasarkan kapasitas momen plastisnya.- Kerjakan gaya geser rencana total pada pusat massa struktur atas, kemudian hitung

gaya aksial rencana yang bekeria pada portaltersebut.

'11.4.2.4 Gaya tencana pada kolom dan portal tiang

Gaya .encana pada portal tiang harus mengacu pada sub-pasal 11.4.2.3.

1 1.4.2.5 Gaya rencana pada pilar

Gaya rencana pada pilar harus mengacu pada sub-pasal 'l'1.4.2.2., kecuali dalam sumbulemah di mana pilar dapat direncanakan sebagai kolom maka gaya rencana harusmengikuti ketentuan dalam sub-pasal 11.4.2.4.

1'1.4.2.6 Gaya rencana pada komponen penghubung

Persyaratan untuk komponen penghubung harus mengacu pada sub-pasal 1 1.3.3. denganketentuan tambahan dibawah ini.

Komponen penghubung longitudinal harus mampukoefisien percepatan muka tanah dikalikan berat

menahan gaya rencana 9ebesarteringan dari dua bentang yang

berdekatan.

Perlengkapan penahan vertikal harus diadakan pada semua perletakan atau tumpuan danharus direncanakan mampu menahan gaya vertikal ke atas sebesa|lo % dari beban matijika efek vertikal akibat gempa horisontal kurang dari beban mati dan gaya vertikal ke atassebesar 20 % dari beban mati jika efek vertikal akibat gempa horisontal lebih atau samadengan beban mati.

'11,4.2.7 Gaya rcncana pada pondasi

Gaya rencana pada pondasi harus mengacu pada sub-pasal 11.4.2.2. Jika dasa. pilar alaukolom direncanakan mengalami sendi plastis, gaya rencana harus dihitung berdasarkansub-pasal 1 1.4.2.3 dan'l '1.4.2.4.

'11.4.2.8 Gaya rcncana pada kepalajembatan dan dinding penahan tanah

Gaya rencana pada kepaia jembatan dan dinding penahan tanah harus mengacu pada sub-pasal '11.4.2.2.

11.4.3 Persyaratan iarak bebas horisontal

Jarak bebas minimum horisontal dalam ketentuan ini harus dipenuhi untuk mengantisipasiPemuaian ujung-ujung gelagar.

Dudukan perletakan gelagar harushorisontal sekurang-kurangnya

direncanakan sehingga memberikan jarak bebas

N: (0,305 + 0,0025 z + o,0l /4 (1 + 0,00125 .t') (11.4-3)

122 dari 125

Page 147: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

st ndar Percncanaan sttuklur BetonunttkJabatdn

'11.4.4 Persyaratanpondasi

1 1.4.4.1 Penyelidikan tanah

Untuk perencanaan struktur bagian bawah jembatan harus dilakukan penyelidikan tanahy€ng normal.. Resiko gempa.terhadap struktur jembatan harus sungguh-sungguh ditinjaudengan melakukan penyelidikan tanah yang lebih mendalam yang

-Grhubungan oengan

instabilitas lereng, llkuifaksi, penurunan timbunan dan peningkatan t6kanan tanah lateral.

1 1.4.4,2 P eJencanaan pondasi

Kapasitas ultimit pondasi harus dihitung berdasarkan laporan penyelidikan tanah. pondasi

l?iT ,t"tpy menahan gaya-gay-a yang dihasitkan dari kombinasi pembebanan yangditentukan dalam sub-pasal 1 1.3.2.2.

Ketentuan-kelentuan lain yang berhubungan dengan perencanaan pondasi harus mengacupada Bagan 7 dari standar ini.

11,4.4.3 Persyaratan pondasi tiang

Plndasi tiang dapat digunakan untuk menahan gaya aksial maupun gaya lateral.K-edalaman tiang. dan kapasitas tiang dalam menahan gaya aksial maupun lateral harus0rnrlung berdasarl€n laporan penyelidikan tanah.

Pengangkuran tiang harus direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu menanan gayatarik sekurang-kurangnya 'lO o/o dari kekuatan tekannya. peng;n-gkuran dilakukan denginsekurang-kurangnya. 4 (empat) buah tulangan dowei dengan' ,aiio tulangan dowel tidakboleh kurang dari 1olo.

Pada dua pertiga p-anjang tiang yang dicor setempat harus dipasang tulanqan longitudinaldengan rasio 0,75% tetapi tidak boleh kurang dari empat batang.- Tulanlan spiral atausengkang dengan diameter 6 mm atau lebih besar haius dipasing dengian spasi tidakmelebihi.22s mm kecuali pada ujung alas tiang harus diberikari penlenungun yungmemadai sepanjang dua kati diameter tiang tetapi tidak boteh kurang Odri tiOO mm Oenganjarak spasi maksimum sebesar 75 mm.

Untuk tiang.pracelak, rasio tulangan tongitudinal tidak boleh kurang dari 1% sedangkantulangan. spiral atau sengkang tidak boleh kurang dari persyaraian tiang yang aicorSetemoat.

11.4.5 Persyaratan kepalaiembatan

Persyaratan kepala jembatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk jembatantioe B.

11.4.6 Pelrsyaratan pendetailan

11.4.6.1 Umum

Mutu beton dan.mutu baja tulangan yang disyaratkan dalam kelentuan ini tidak boleh kurangdari ketentuan dalam Baoian 4.

123 dati 125

Page 148: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

t-r

shn tar Per.n andah Struktt Beton untuk Jenbdtah

'l1.4.6.2 Persyaratan kolom

a). Ukuran kolomUkuran sisi penampang kotom tidak boleh kurang dari4O0 mm.

Perbandingan ukuran penampang tidak boleh lebih kecil daribesar dari 2.

0,5 tetapi tidak lebih

Perbandingan tinggi dengan ukuran penampang yang ditinjau tidak boleh kurangdar i2 ,5 .

b) Rasio tulangan longitudinal

Rasio tu,angan fongitudtnal tidak boleh kura ng dati 1 % dan tidak boleh lebih dai 6 %dan pada daerah sambungan tidak boleh lebih dari 8 %.

c) Gaya geser rencana pada kolom harus ditanggung sepenuhnya oleh tulangantransversal.

d) Tulangan transversal untuk pengekangan

Inti kolom harus dibefikan pengekangan yang memadai melalui lulangan spiral atausengkang untuk menjamin tercapainya sendi plastis pada ujung atas dan atau ujungbawah kolom.

Kuat tarik leleh tulangan transversal tidak boleh melebihi kuat tarik leleh dari tulanoanlongitudinal.

r Rasio volumetrik dari tulangan spiral tidak boleh kurang dari

p,= 0,4s [As/Ac-1lf.,tfe, atau p"=0,t2f"ffyn

Luas minimum dari tulangan sengkang adalah

4"1=0,3 a hc f.'/frnlAg/Ac-llatau A,h= o,t2 a hcJ;'t frh (i1.4-5)

Tulangan transversal minimum dapat ditetapkan kurang dari ketenruan paoapersamaan (1'1.4-4) dan (11.4-S) di atas asalkan dapat dibuktikan dengan perhitunganyang lebih rinci atau dengan hasil penelitian.

Tulangan transversal boleh (erdiri dari sengkang tertutup tunggal atau majemuk ataumenggunakan kailsilang tertutup. Kaifsilang mempunyai kait 135o denganperpanjangan sebesar^6 kali diameter (tetapitidak kurang dari 75 mm) pada salah s;tuujungnya dan kait 900 dengan perpanjangan sebesaao kali diameier paoa ujung|atnnya.

e) Jarak tulangan transversal dalam daerah pengekangan

Tulangan transversal harus dipasang pada ujung atas dan bawah dari kolom dalamdaerah sepaniang tidak boleh kutang dai ukuran penampang tetesar, seperenamtinggi be.sih kolom dan lebih besar atau sama denoan 450 mm.

(11.44)

124 dati 125

Page 149: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

Stor.lor Peren.nnuh Stmklu Relot unt\k Jenbalak

ly]:-lgl ]r,.ry:":l harus.dipasang dengan spasi tidak metebihi seperempat dariuKuran penampang terkecildan lebih kecilatau sama dengan .l0O mm.

S€mbungan lewatan dari tulangan spiral dalam daerah pengekangan tidakdioerbolehkan

Sambungan penyaluran

Sambungan penyaluran harus ditempatkan dipertengahan tinggi kolom.Hanjang penyaturan harus lebih besar darj 400 mm dan 60 kali Aiameter batang.

Tulangan kansversal pada sambungan penyaturan harus dipasanq denqan spastttdakmereorht _ -seperempat dari ukuran penampang terkecil dan lebih ke;il atau samadengan '100 mm.

Jarak sambungan penyaluran dari dua batang berdekatan harus lebih besar dari 600mm.

11.4.6.3 Persyaratan pilar

Perencanaan pilar dalam sumbu lemah mengikuti ketentuan yang berlaku pada kolom.

Rasio tulangan longitudinar terhadap turangan lransversar harus rebih besar dari 0,25 o/o.

Jarak tulangan vertikal dan horisontal harus lebih kecil dari 4SO mm.

1'1.4.6.4 Persyaratan hubungan kolom

Panjang daerah penulangan transversal dari permukaan hubungan kolom harus tebih besardari setengah ukuran terbesar penampang dan 37S mm.

Tegangan geser beton harus rebih kecir dari {icuntuk beton normar dan o,7sfc' untukbeton ringan

11.4.6.5 Sambungan konstruksi pada pilar dan kolom

Gaya geser total pada sambungan konstruksi tidak boleh melebihi

uj= o @,r. f!+ 0,75 P.) (11.46)

125 dati 125

Page 150: Rsni4 Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan

LAMPIRAN

Judul : Standar Perencanaan Struktur Beton untuk Jembatan

Penyusun / Konseptor :

I

No Nama Instansi

1 lr. Lanny Hidayat, MSi Pusat Litbang Prasarana Transportasi

lr. Lanneke Tristanto Pusat Litbang Prasarana Transporiasl

|r Joko Purnomo Pusat Litbang Prasarana Transportasl

4 DR. lr. F.X. Supartono Universitas lndonesia

DR. lr. Yuskar Lase Universitas Indonesia

6 lr. Elly Tjahjono, DEA Universitas lrdonesia