35
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR PASAL 1 PEKERJAAN PERSIAPAN 1 Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi, sebelumnya harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / perkenan untuk memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan kepada Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan, terutama tentang dimana harus membangun bangunan sementara (bouwkeet), bahan-bahan bangunan, jalan masuk dan sebagainya. 2 Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya. 3 Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapat ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala. 4 Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas / letak tanah yang tersedia dengan apa yang terlukis dalam gambar maka pemborong harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Penanggung Jawab Kegiatan dan Pengawas untuk mendapatkan keputusan. PASAL 2 PEKERJAAN GALIAN Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian untuk pekerjaan sub- struktur seperti yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan yang termasuk didalamnya adalah pekerjaan galian untuk pondasi batu kali, poer , sloof, septicktank resapan, tandon bawah dan pekerjaan lain sesuai gambar. PASAL 3 PEKERJAAN BOR STROUS Pekerjaan bor strous dilaksanakan dengan Ø 30 dan kedalaman 3 m dan 2 m seperti yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar. PASAL 4 PEKERJAAN URUGAN SIRTU 1. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan urugan bawah lantai yang akan ditinggikan setebal 60 cm. 2. Bahan yang dipergunakan terdiri dari sirtu yang baik, bebas dari bahan organik yang dapat merusak struktur bangunan .

RKS (SYARAT TEKNIS).doc

Embed Size (px)

Citation preview

SYARAT-SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR

PASAL 1 PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi, sebelumnya harus memenuhi prosedur tentang tata cara perijinan / perkenan untuk memulai dengan persiapan-persiapan pembangunan kepada Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan, terutama tentang dimana harus membangun bangunan sementara (bouwkeet), bahan-bahan bangunan, jalan masuk dan sebagainya.

2 Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran Direksi lapangan sudah harus mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai dengan tugasnya.

3 Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap bagian pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapat ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat meneruskan bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.

4 Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas / letak tanah yang tersedia dengan apa yang terlukis dalam gambar maka pemborong harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Penanggung Jawab Kegiatan dan Pengawas untuk mendapatkan keputusan.

PASAL 2PEKERJAAN GALIAN

Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian untuk pekerjaan sub- struktur seperti yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan yang termasuk didalamnya adalah pekerjaan galian untuk pondasi batu kali, poer , sloof, septicktank resapan, tandon bawah dan pekerjaan lain sesuai gambar.

PASAL 3PEKERJAAN BOR STROUS

Pekerjaan bor strous dilaksanakan dengan Ø 30 dan kedalaman 3 m dan 2 m seperti yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

PASAL 4PEKERJAAN URUGAN SIRTU

1. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan urugan bawah lantai yang akan ditinggikan setebal 60 cm.

2. Bahan yang dipergunakan terdiri dari sirtu yang baik, bebas dari bahan organik yang dapat merusak struktur bangunan .

3. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 20 cm dan dipadatkan mencapai 90 % dari kepadatan optimum dan mencapai peil tanah yang direncanakan.

4. Pemadatan urugan dilakukan dengan menggunakan alat stamper/ compacter dan lebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

5. Urugan tanah kembali dipergunakan tanah bekas galian .

PASAL 5PEKERJAAN URUGAN PASIR

1 Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan urugan pasir bawah Lantai,poer pondasi,pondasi batu kali,sloof,bak pengumpul,saluran seperti yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

2 Bahan yang dipergunakan terdiri dari pasir yang baik, bebas dari bahan organik yang dapat merusak struktur bangunan .

3 Penghamparan lapisan pasir dilakukan sesuai dengan ketebalan yang dinyatakan dalam gambar.

PASAL 6PEKERJAAN TIANG PANCANG

1. Pekerjaan Tiang pancang menggunakan mutu beton K 300 2. Dimensi tiang pancang 40 x 40 cm , dengan kedalaman 12 m , sebelum melaksanakan pekerjaan

pemancangan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi lapangan.3. Alat pancang :

a. Sebelum pemancangan, Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus menyerahkan detaillengkap tentang alat pancang yang akan dipergunakan, cara pemancangan danprosedur kerja, termasuk didalamnya jumlah dan urutan-urutan pemakaian alat pancangdan alat-alat Bantu lainnya yang diperlukan kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaantepat pada waktunya.

b. Cara pemancangan yang dipakai tidak boleh mengakibatkan kerusakan pada bangunansekelilingnya.

c. Keadaan tanah sebagai penunjang alat-alat pemancang harus benar-benarterjamin,agar proses pemancangan dan percobaan dapat berlangsung dengan baik.

4. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong Spesialis harus menjamin bahwa tiang-tiang pancangyang akan disuplay dan dipancang akan mampu menahan / memikul beban kerja yangdirencanakan tanpa terjadi keretakan.

5. Pelaksanaan :a. Umum

Kontraktor harus yakin terhadap keadaan maupun sifat tanah dimana pemancanganharus dilakukan.Data-data SPT dan bor seperti terlampir dalam dokumen ini telahdisiapkan oleh Laboratorium Mekanika Tanah. Biaya tambahan yang diakibatkan olehketidak tepatan laporan penyelidikan tanah akan dibicarakan lebih lanjut.

b. Persiapan• Kontraktor harus menandai posisi dari masing-masing tiang dan menentukan

semua level yang diperlukan.• Tiang-tiang harus diletakkan tepat pada tempat sesuai yang tertera pada gambar

letak tiang-tiang.• Tiang-tiang harus ditandai dengan interval 0.50 m dengan menggunakan cat

putih.

PASAL 7PEKERJAAN BETON DAN BETON BERTULANG

Syarat-syarat pekerjaan beton dan dimensi:

1 Mutu beton yang dikehendaki untuk semua pekerjaan beton adalah mutu beton K225 untuk beton struktur sedangkan untuk beton praktis memakai mutu beton dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR, ukuran beton dan penulangannya sesuai dengan gambar dan apabila untuk pekerjaan beton struktur ( K 225 ) dilakukan test kubus beton yang dilakukan dilaboratorium beton.

2 Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang memakai semen pc dari Gresik.3 Krikil untuk semua pekerjaan beton / beton bertulang dapat memakai krikil ukuran 1 s/d 3 cm.

Padat dan bersih dan tidak keropos.

4 Pasir cor dipakai pasir berbutir tajam bersih dari segala kotoran dan tidak boleh tercampur dengan bahan-bahan lain.

5 Tulangan untuk beton harus memakai besi / tulangan yang baru, bersih dari segala kotoran termasuk karat-karat yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu.

6 Pekerjaan Beton Lantai 1 : ( PC 1 ) poer pondasi 200 x 100 x 60, (PC2) poer pondasi 150 x 75 x 60, (PC3) poer pondasi 185 x 185 x 60 , ( PC4) poer pondasi 185 x 185 x 60 , (PC5) poer pondasi 225 x 205 x 60 , (PC6) poer pondasi 225 x 225 x 60 , (PC7) poer pondasi 300 x 205 x 60 , (PC8) poer pondasi 300 x 225 x 60 , poer pondasi landasan genset 300 x 150 x 60 , sloof 15/20 , sloof 30/60 (S1) , sloof 25/50 (S2) , sloof 20/40 (S3) , kolom 65/65 (K1) , kolom 40/40 (K2) , kolom 65/65 (K3) , kolom praktis 15/15 , balok bordes 25/50 , balok lift 15/25 , ring balok 15/20 , balok latei 15/20 , plat dinding penahan lift t = 15 cm , plat lantai lift t = 15 cm , plat tangga t = 15 cm , beton rabat tulangan susut t = 12 cm , Beton Lantai 1 : Tiang pancang 40 x 40 cm , ( PC 1 ) poer pondasi 200 x 100 x 60, (PC2) poer pondasi 150 x 75 x 60, (PC3) poer pondasi 185 x 185 x 60 , ( PC4) poer pondasi 185 x 185 x 60 , (PC5) poer pondasi 225 x 205 x 60 , (PC6) poer pondasi 225 x 225 x 60 , (PC7) poer pondasi 300 x 205 x 60 , (PC8) poer pondasi 300 x 225 x 60 , poer pondasi landasan genset 300 x 150 x 60 , sloof 15/20 , sloof 30/60 (S1) , sloof 25/50 (S2) , sloof 20/40 (S3) , kolom 65/65 (K1) , kolom 40/40 (K2) , kolom 65/65 (K3) , kolom praktis 15/15 , balok bordes 25/50 , balok lift 15/25 , ring balok 15/20 , balok latei 15/20 , plat dinding penahan lift t = 15 cm , plat lantai lift t = 15 cm , plat tangga t = 15 cm , beton rabat tulangan susut t = 12 cm.Pekerjaan Beton Lantai 2 : kolom 65/65 (K4) , kolom 40/40 (K5) , kolom 65/65 (K6) , kolom praktis 15/15 , balok 30/70 (B1) , balok 30/60 (B2) , balok 25/50 (B3) , balok 20/40 (B4) , balok 25/50 (B5) , balok 25/50 (B6) , balok 20/30 (B7) , balok 25/50 (B8) , balok 30/60 (B9) , ring balok railling pagar lantai ramp 15/15 , ring balok saluran pelimpah roof garden 15/15 ,balok bordes tangga 25/50 , balok lift 15/25 , railing pagar lantai ramp t = 12 cm , plat ramp t = 15 cm , plat lantai t = 12 cm , plat lantai t = 15 cm , plat roof garden t = 15 cm , plat sunscreen t = 8 cm , plat kanopi t = 10 cm , plat tangga t = 15 cm , Pekerjaan Beton Lantai 3 : kolom 65/65 (K7) , kolom 40/40 (K8) , kolom praktis 15/15 , balok 30/70 (B10) , balok 30/60 (B11) , balok 25/50 (B12) , balok 20/40 (B13) , balok 25/50 (B5) , balok 25/50 (B6) , balok 20/30 (B7) , balok 25/50 (B14) , balok 25/50 (B15) ,balok 20/30 (B16) ,balok bordes tangga 25/50 , balok lift 15/25 , Pekerjaan Beton Lantai 4 : kolom 65/65 (K9) , kolom 40/40 (K10) , kolom praktis 15/15 , balok 30/70 (B17) , balok 30/60 (B18) , balok 25/50 (B19) , balok 20/40 (B20) , balok 20/40 (B21) , balok 25/50 (B5) , balok 20/30 (B7) , balok bordes tangga 25/50 , balok lift 15/25 , plat lantai t = 12 cm , plat tangga t = 15 cm , Pekerjaan Beton Lantai 5 : kolom 65/65 (K11) , kolom 40/40 (K12) , kolom 30/30 (K13) , kolom praktis 15/15 , balok 30/70 (B22) , balok 30/60 (B23) , balok 25/50 (B24) , balok 20/40 (B25) , balok 30/70 (B26) , balok 25/50 (B27) , balok 25/50 (B5) , balok 20/30 (B7) , ring balok15/20 , balok lift 15/25 , plat lantai t = 12 cm , Pekerjaan Beton Rumah pompa dan Tandon : sloof 25/45 , kolom 25/40 , kolom 20/20 , kolom 15/20 , balok 30/70 (B22) , balok 30/60 (B23) , balok 25/50 (B24) , balok 20/40 (B25) , balok 30/70 (B26) , balok 25/45 , balok 20/35, ring balok15/20 , plat atap t = 10 cm, Pekerjaan Beton Bak Pengumpul : sloof 25/45 , kolom 25/40 , balok 25/45 , plat lantai bak pengumpul t = 15 cm, plat dinding bak pengumpul t = 15 cm , plat penutup bak pengumpul t = 12 cm , Pekerjaan Beton Pagar Samping dan Belakang : strous Ø 30 , sloof 15/20 , kolom 20/20 , ring balok 15/20 ,Pekerjaan Beton saluran : plat penutup saluran t = 10 cm , untuk jumlah tulangan dapat dilihat digambar perencanaan.

7 Balok latei dilaksanakan langsung diatas semua kusen, pintu jendela maupun bovenlight yang mempunyai lebar bebas lebih dari 1,00 m’. Kusen-kusen tegak sebagai bentangan bebas, hingga ujung kusen tepi yang lain.

PASAL 8PASANGAN BATU KOSONG

Pasangan batu kosong menggunakan batu kali ukuran 15/20 dilaksanakan dibawah pondasi, dipasang rapi dan rapat dengan ketinggian dan lebar sesuai dengan yang tertera pada gambar.

PASAL 9PASANGAN PONDASI BATU KALI

Pasangan pondasi batu kali menggunakan batu kali ukuran 15/20 campuran 1 pc : 5 ps dan dipasang rapi dan rapat dengan ketinggian dan lebar sesuai dengan yang tertera pada gambar.

PASAL 10PASANGAN BATU BATA/TEMBOK

1 Pasangan tembok batu bata trasram, menggunakan campuran 1 pc : 3 ps.2 Pasangan tembok batu bata, menggunakan campuran 1 pc : 5 ps 3 Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata. 4 Bata sebelum dipasang direndam air terlebih dahulu hingga kenyang.5 Bata yang digunakan harus berkwalitas baik dan hasil pembakaran yang matang, tidak boleh

pecah-pecah maksimal 20% dan lain-lain menurut pemeriksaan Direksi.6 Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai (bekas) atau batu bata yang pecah-

pecah.7 Pemasangan tembok bata hanya diperbolehkan maksimum tinggi 1,00 m untuk setiap hari.8 Pasangan tembok dipasang luas maksimum 12,00 m2 bila lebih harus dipasang beton kolom

praktis.9 Perancah (andang) tidak diperbolehkan dipasang dengan menembus tembok.

PASAL 11PEKERJAAN PLESTERAN

1 Pekerjaan beton yang akan diplester, sebelumnya permukaan harus dibuat kasar terlebih dahulu dan disaput dengan air semen.

2 Campuran spesi untuk plesteran beton dan trasram 1 pc : 3 ps sedang untuk plesteran tembok dilaksanakan campuran 1 pc : 5 ps hasil ayakan yang halus dan selalu ditakar.

3 Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata dan halus, dan merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku. Tidak boleh ada retak-retak kemudian. Jika terjadi retak-retak, pemborong harus segera memperbaikinya.

4 Sebelum pelaksanaan plesteran tembok dilaksanakan jalur-jalur instalasi listrik, sudah harus ditanam dalam tembok terlebih dahulu sesuai dengan rencana.

5 Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok, baik yang tampak maupun yang tidak tampak antara lain : tembok-tembok di atas langit-langit, bagian dalam dan sebagainya.

6 Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing (benangan) supaya digunakan plesteran 1 pc : 2 ps dilaksanakan lurus dan tajam.

PASAL 12PEKERJAAN BENANGAN DAN TALI AIR DAN KOL KOLAN

1. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan rapi, lurus dan baik, sesuai dengan yang terdapat pada gambar kerja.

2. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan rapi, lurus dan baik, sesuai dengan yang terdapat pada gambar kerja.

PASAL 13PASANGAN BATU PALIMANAN

Pasangan batu sisir menggunakan campuran 1 pc : 3 ps, dilaksanakan dan dipasang rapi dan rapat sesuai dengan yang tertera pada gambar.Sebelum melaksanakan pemasangan bahan akan yang akan dipasang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi lapangan.

PASAL 14PASANGAN BATU AMPYANG

Pasangan batu ampyang menggunakan campuran 1 pc : 3 ps, dipasang rapi sesuai dengan yang tertera pada gambar. Sebelum melaksanakan pemasangan bahan yang akan dipasang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi lapangan.

PASAL 15PASANGAN GRANIT

Pasangan granit menggunakan campuran 1 pc : 3 ps, dipasang rapi sesuai dengan yang tertera pada gambar. Sebelum melaksanakan pemasangan bahan yang akan dipasang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi lapangan.

PASAL 16PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

1 Lantai keramik 60 x 60 cm, dipasang pada seluruh lantai ruangan yang dibangun, untuk Lantai kamar mandi menggunakan keramik ukuran 30 x 30 , dinding kamar mandi, dinding dan meja pantry dengan ukuran keramik 20 x 25 , border keramik lantai 20 x 60 , ornamen keramik lantai 120 x 120 , ornamen keramik lantai 240 x 240.

2 Adukan spesi untuk lantai keramik ruangan 1 pc : 3 ps.3 Semua keramik harus berkualitas kepala basah dan pemborong memperlihatkan kepada Direksi

untuk mendapat persutujuan mengadakan pesanan.4 Semua keramik untuk tiap-tiap lokasi diharuskan memakai keramik berkualiats nomor satu dari

keluaran salah satu pabrik dengan membawah/menyerahkan contoh-contoh untuk disetujui Direksi /pengawas.

5 Bila terdapat cacat-cacat pada seluruh bagian, keramik tidak boleh dipasang (afkir).6 Sesudah pemasangan lantai keramik / dinding cukup kering dan nat-nat harus tertutup pc

secara penuh.7 Pemborong bertanggung jawab atas kerapian pasangan dan kesamaan warna serta kualitas

dari keramik menurut pendapat dan yang telah disetujui oleh Direksi dan sebelumnya harus disiram dengan air hingga kenyang dan padat.

PASAL 17PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

1 Pekerjaan pintu dan jendela dibuat dalam satu type yang mana terlihat pada gambar rencana,bila terdapat kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail, pemborong harus melaporkan pada pengawas.

2 Untuk kusen dan partisi digunakan aluminium dengan ukuran 4 x 8 disesuaikan dengan gambar. 3 Ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.4 Daun pintu double teakwood rangka kamper 5 Pekerjaan semua kusen dapat dipasang setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi 6 Pemasangan semua kusen harus dipasang di tengah-tengah tebal tembok hingga mendapatkan

benangan luar dan dalam.7 Untuk pintu Kamar mandi dipasang pintu PVC lengkap.8 Untuk kaca dipasang kaca bening ketebalan 5 mm.9 Pasang dinding kalsipart dengan ketebalan 8 mm pada partisi , untuk ukuran dan detail

disesuaikan dengan gambar rencana.10 Untuk kaca pintu utama menggunakan kaca tempered ketebalan 12 mm.11 Pasang stiker sunglast pada partisi untuk ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.

PASAL 18PEKERJAAN ALAT PENGUNCI

1 Untuk melengkapi pintu-pintu, jendela-jendela harus dipasang engsel, grendel, kunci-kunci dan lain sebagainya, kesemuanya dari kualitas yang baik.

2 Kunci menggunakan kunci aluminium.3 Semua pintu harus dipasang engsel , untuk daun jendela masing-masing 2 biji dengan

menggunakan engsel produk dalam negeri.4 Alat-alat tersebut sebelum dipasang harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk

mendapatkan persetujuan Pengawas.

PASAL 19PEKERJAAN LANGIT - LANGIT

1 Untuk penggantung langit-langit (plafond hanger) digunakan aluminium hollow 40 x 40 x 2,32 Pola / bentuk plafond / langit-langit sesuai gambar denah dan detail plafond.3 Untuk langit-langit digunakan gypsumboard tebal 9 mm yang dapat disetujui Direksi / Pengawas,

dengan mengajukan contoh terlebih dahulu. 4 Pemasangan langit-langit gypsum 9 mm harus lurus dan rata / horisontal sesuai pola.5 Nat antara gypsum diusahakan tertutup atau tidak tampak sambungan.6 Dimana langit - langit gypsum yang dipasang berhubungan dengan tembok (berhimpit) maka

harus dipasang list-list gypsum . 7 Paku langit-langit gypsum dipasang dengan jarak masing-masing maksimum : 15 cm secara

teratur (sesuai petunjuk).

PASAL 20PEKERJAAN CAT TEMBOK

1. Yang termasuk pada pekerjaan pengecatan ini adalah semua dinding tembok yang tampak dari luar dan dalam, maupun plafond ,kolom, dll.

2. Sebelum memulai dengan pekerjaan pengecatan tembok diplameur rata dan halus.3. Bahan pengecatan menggunakan cat tembok buatan pabrik yang telah disetujui oleh Direksi atau

Pengawas.

PASAL 21PEKERJAAN CAT KAYU

1. Dilaksanakan pada listplank dengan menggunakan cat kayu emco atau yang setara.2. Meni, plamuer maupun dempul halus dipakai sesuai dengan kwalitas cat akhiran yang akan

dipergunakan.3. Dalam pelaksanaan pekerjaan cat sebelum dimulai mengecat semua bagian harus dibersihkan

dan dimeni terlebih dahulu, kemudian diplameur hingga rata dan bilamana perlu didempul dan digosok dengan kertas gosok.

4. Setelah pekerjaan plameur selesai, digosok dengan kertas gosok amplas hingga rata dan halus, kemudian dicat dasar satu kali selanjutnya dengan cat akhiran ( penutup ) 3 kali atau lebih untuk mencapai hasil yang sempurna dan memuaskan.

5. Bahan Pengecatan menggunakan cat kayu buatan pabrik : merk EMCO atau sekualitas.

PASAL 22PEKERJAAN PLITURAN

1. Pekerjaan plituran dilaksanakan pada pekerjaan daun pintu double teakwood.2. Pekerjaan plituran dilakukan setelah bidang yang akan diplitur, selesai diampelas halus dan

bebas debu olie dan lain-lain.

3. Setelah kering, diampelas kembali dan diplitur satu lapis, . Setelah mengering lalu diplitur lapisan akhir sampai menghasilkan hasil yang baik.

4. Plituran dilakukan dengan menggunkan kuas atau kain.5. Plituran selesai, bidang plitur harus licin utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung

dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

PASAL 23PEKERJAAN RAILLING

1. Pekerjaan Railling menggunakan besi stainlist steel dan untuk ukuran dapat dilihat pada gambar perencanaan.

2. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan rapi, lurus dan baik, sesuai dengan yang terdapat pada gambar kerja. Bahan yang dipakai harus dalam kondisi baik dan tidak ada kerusakan pada bahan dan sebelum pemasangan dikonsultasikan dengan Direksi lapangan.

PASAL 24PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA

A. PEKERJAAN BAJA

1 Kontruksi kuda – kuda atap gedung dengan ukuran : a Kuda kuda WF 250 x 150 x 6 x 9b Jurai WF 250 x 125 x 6 x 9c Kolom pendek WF 250 x 125 x 6 x 9d Konsol WF 150 x 75 x 5 x 7e Gording Canal CNP 150 x 65 x 20 x 3.2f Plat plendes t = 10 mmg Plat pengaku t = 10 mmh Plat penyambung t = 10 mmi Baut Ø 16 mmj Angkur baut Ø 19 k Ikatan angin Ø 16l Tracktang Ø 16m Penggantung gording Ø 10

2 Kontruksi kuda – kuda atap kanopi dengan ukuran : a. Kuda kuda WF 150 x 75 x 5 x 7b. Konsol WF 150 x 75 x 5 x 7c. Kolom pendek WF 150 x 75 x 5 x 7d. Gording Canal CNP 150 x 50 x 20 x 3.2e. Plat plendes t = 10 mmf. Plat pengaku t = 10 mmg. Plat penyambung t = 10 mmh. Baut Ø 16 mmi. Angkur baut Ø 16j. Ikatan angin Ø 16k. Tracktang Ø 12l. Besi siku penahan gording L 70 x 70 x 7

- Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang dalam gambar rencana dinyatakan sebagai struktur baja, juga bagian yang menurut sifat strukturnya memakai baja dalam hal ini adalah sebagai rangka atap.

- Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawing) dari pekerjaan baja dan bila perlu dilengkapi dengan perhitungan struktur seperlunya.

- Gambar kerja meliputi detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, lubang baut angkur, las, pertemuan pada pemutusan, pengaku, ukuran-ukuran dan lain-lain yang secara teknis diperlukan, terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.

- Gambar-gambar perencana sebagai gambar referensi untuk gambar kerja.- Setiap ada perubahan dimensi dari profil baja bangunan harus dengan persetujuan direksi.- Sub kontraktor yang dipakai oleh kontraktor (bila ada) harus diketahui dan disetujui oleh

direksi.- Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan pekerjaan baja sesuai dengan peraturan

perencanaan Bangunan baja Indonesia.

PASAL 25PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP

1. Penutup atap yang digunakan adalah zinkalum dipasang rapi. 2. Usuk dan reng mengunakan kayu kamper.3. Lisplank mengunakan kayu kamper ukuran 3/30 .

PASAL 26PEKERJAAN SANITAIR

1. Closet Pemasangan closet duduk,harus rapi dan baik, closet harus dalam keadaan baik dan tidak rusak dan sebelum melaksanakan pemasangan bahan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

2. Washtafel Pemasangan Washtafel menggunakan merk yang telah disetujui oleh Direksi / Pengawas Lapangan dipasang rapi dan baik, washtafel harus dalam keadaan baik dan tidak rusak.

3. UrinoirPemasangan Urinoir menggunakan merk telah disetujui oleh Direksi / Pengawas Lapangan dipasang rapi dan baik, urinoir harus dalam keadaan baik dan tidak rusak

4. Kran airPemasangan Kran air dipasang rapi dan baik, bahan harus dalam keadaan baik, baru dan tidak rusak, sebelum melaksanakan pemasangan bahan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

5. Avour Lantai / Avour bakPemasangan Avour lantai / Avour bak dipasang rapi dan baik, bahan harus dalam keadaan baik, baru dan tidak rusak, sebelum melaksanakan pemasangan bahan yang akan dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL

PASAL 1 PERATURAN / ACUAN

1.1 PERATURAN PEMASANGAN

Pemasangan instalasi ini harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :

1. INSTALASI ELEKTRIKAL2. PUIL3. A V E4. Petunjuk dari pabrik pembuat5. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN

2. INSTALASI TATA SUARAa. Peraturan Dinas Pekerjaan Umumb. PUIL 2000.c. System. TOA, Design of Public Address

3. INSTALASI TELEKOMUNIKASIa. Peraturan Perumtelb. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.c. Petunjuk Pedoman Perencanaan Jaringan Kabel Telepon.

4. INSTALASI TATA UDARA (AC)a. Peraturan Persyaratan Normalisasi Indonesia (NI)b. Peraturan Standart Industri Indonesia (SII)c. Peraturan-peraturan nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang

berlaku5. INSTALASI FIRE ALARM

a. PUILb. A V E c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/ MEN/1982.d. National Fire Protection Association (NFPA).e. Petunjuk dari pabrik pembuatan peralatan.f. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

6. INSTALASI PLAMBING & DRAINASEa. Pedoman Plambing Indonesia.b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 05/ MEN/1982.c. Keputusan Menteri P.U. No. 02/KPTS.1985.

7. INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN a. Peraturan Umum Instalasi Listrk (PUIL).b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 05/ MEN/1982.c. Keputusan Menteri P.U. No. 02/KPTS.1985.d. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh Instansi yang berwenang, seperti PLN,

Dit.Jen. Bina Lindung, Pemadam Kebakaran dari Pusat maupun Daerah.e. Panduan Pemasangan Sistem Hidran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada

bangunan rumah dan gedung.f. Pedoman Plambing Indonesia tahun 1987.

1.2 GAMBAR – GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.

3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi kerja untuk membuat detail finishing instalasi.

1.3 KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerjasama dengan Pemborong Instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.

3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.4 PELAKSANAAN PEMASANGAN

Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran dan / atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.5 TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commisioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan terlebih dahulu program Testing dan Commisioning.

2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Direksi., apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.

3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

1.6 MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

2. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

3. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari Direksi atas perbaikan/ penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka Direksi. berhak menyerahkan perbaikan/ penggantian/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.

4. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik.

5. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Direksi.

1.7 PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Direksi. Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di tempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak Direksi.

1.8 PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan Perencana dan Direksi.

2. Perubahan material, dan lain-lainnya harus diajukan oleh pemborong kepada Direksi, dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang ada harus disetujui oleh Direksi.

1.9 IJIN-IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

PASAL 2LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL

2.1 URAIAN LINGKUP PEKERJAAN

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel-panel Tegangan Rendah.2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Tegangan Rendah.3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Penerangan dan kotak-kontak biasa.4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Armature lampu penerangan dan kotak kontak.5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem pembumian.6. Mendapatkan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang.

2.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

1. PANEL TEGANGAN RENDAH

a. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL.

b. Panel-panel (Free Standing atau Wall Mounting) harus dibuat dari plat besi tebal minimal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan diduco 2 kali dan harus dipakai cat power coating, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak owner.

c. Konstruksi dalam panel-panel serta letak komponen-komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila suatu saat dilaksanakan perbaikan-perbaikan maka penyambungan / perbaikan pada komponen dapat dilaksanakan dengan mudah tanpa mengganggu komponen lainnya.

d. Ukuran dari tiap-tiap unit harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan dan disetujui oleh Direksi.

e. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai : Ampermeter Voltmeter

2. KABEL TEGANGAN RENDAH

a. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 kv.b. Pada prinsipnya kabel-kabel daya ( feeder ) yang dipergunakan adalah jenis NYY.c. Untuk kabel instalasi penerangan maupun stop kontak dipergunakan Kabel NYA atau

NYM dalam konduit PVC high impact.d. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan

persetujuan terlebih dahulu pada Pihak Direksi.

e. Besar Penampang kabel feeder sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar dan harus mempunyai kemampuan minimal sama atau diatas kemampuan dari Proteksi circuitnya.

f. Untuk kabel instalasi harus mempunyai luas penampang minimum 2,5 mm2 dari merk Supreme, kabel metal, Kabelindo, tranka, Etherna.

3. KOTAK KONTAK DAN SAKLAR.

a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type pemasangan masuk / inbow (flus-mouting).

b. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10 A dan mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus / tenaga atau (outbow) mempunyai rating 15 A dan mengikuti standar BS (3 pin) dengan lubang bulat.

c. Khusus untuk kotak kontak CCTV menggunakan jenis outbow, dipasang diatas plafon (tertutup).

d. Flush - box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button harus dipakai dari jenis bahan bakely atau metal.

e. Kotak-kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan lantai. Khusus untuk ruang-ruang yang basah / lembab harus menggunakan kotak-kontak jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.

4. GROUNDING

a. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper Conductor).b. Besarnya penampang kawat grounding yang dapat digunakan 35 mm2, atau sesuai

gambar perencanaan. c. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum

berdiameter 1 ½” diujung pipa tersebut diberi / dipasang copper rod sepanjang 0,5 m. Electrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah.

5. KONDUIT

Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC, dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan dari jenis High impact ex Clipsal atau EGA.

2.3 PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN

A. PANEL-PANEL

a. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata (horizontal).

b. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

c. Semua panel harus ditanahkan.d. Pentanahan Panel dapat langsung dilakukan sendiri-sendiri atau dapat digabung

dengan pentanahan pada panel induk dengan menggunakan kawat BC yang berpenampang 35 mm2.

B. KABEL-KABEL

a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasi arah beban.

b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.

c. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan disusun yang rapi.

d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel

untuk terminasinya.

f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.

g. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 5 cm dan di atasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 20 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.

h. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus ditata dengan rapi dan diklem.i. Kabel penerangan yang terletak di langit-langit harus tetap di dalam konduit.j. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan

sleeve dari pipa dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak

terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya.

l. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m di setiap ujungnya.

m. Penyusunan konduit di atas langit-langit harus rapi dan tidak saling menyilang.n. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak

penyambungan dan diisolasi.

C. LAMPU PENERANGAN

a. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek atau sesuai gambar kerja.

b. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond, dimana lampu yang terpasang harus mempunyai gantungan tersendiri.

c. Instalasi kabel penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu yang bersangkutan harus dilengkapi dengan fleksibel konduit.

d. Untuk satu lampu menggunakan satu ballast, tidak diperkenankan satu ballast untuk dua lampu.

2.4 PENGUJIAN

A. PANEL-PANEL TEGANGAN MENENGAH DAN TEGANGAN RENDAH

Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan surat keterangan lulus pengujian dari pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa undervoltage, over current, overthermis, short circuit dan lain-lain serta merger antara fasa netral, fasa nol.

B. KABEL-KABEL

Untuk kabel - kabel harus mempunyai sertifikasi lulus pengujian dari PLN yang menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan - ketentuan PLN tentang isolasi kebel tegangan menengah maupun tegangan rendah. Pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahanan isolasi minimum 50 mega ohm.

PASAL 3PEKERJAAN TATA SUARA

3.1 URAIAN LINGKUP PEKERJAAN TATA SUARA

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem Tata Suara ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.Garis besar lingkup pekerjaan Sistem Tata Suara yang dimaksud adalah sebagai berikut :a. Pengadaan, pemasangan serta pengujian peralatan Power amplifier.b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kotak Hubung bagi.

c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Suara antara peralatan sentral dengan Kotak Hubung Bagi di setiap lantai.

d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loud Speaker).e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara Kotak Hubung Bagi

dengan alat pengeras suara.

3.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan teknis sebagai berikut :

1. KOTAK HUBUNG BAGI / TERMINAL BOXKotak Hubung Bagi ini harus terbuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat bakar Acrylic ICI warna kelabu. Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi dengan kunci yang seragam untuk semua Kotak Hubung Bagi dan terminal penyambungan kabel. Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi kabel gland sebanyak jumlah kabel yang keluar/masuk.

2. KABELKabel Feeder ke Junction Box dipakai adalah jenis NYMHY dengan jumlah kawat seperti pada gambar rencana. Kabel-kabel distribusi ke masing-masing loud speaker yang dipakai adalah jenis NYMHY 2 x 1,5 mm2 dan terletak di dalam konduit.

3. KONDUITJenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter 1 ½ kali diameter kabel.

4. PERALATAN SENTRALUnit sumber sinyal suara (program source) meliputi :a. Microphone b. Cassette Tape Recorder/ CDc. Radio Tuner.

5. MICROPHONE a. Type : Desk top type dynamic microphoneb. Directional Charateristic : Cardiodid (unidirectional)c. Output Impedance : 600 ohm, unbalance (at 1 KHz)d. Sensitivity : 2,2 mV/pae. Frequency Range : 200 – 10.000 Hzf. Output Level : -76 dB (16 mV) + 3 dB at 1 KHz

6. LOAD SPEAKERa. Ceiling Speaker.b. Wall Speaker

3.3 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1. PERALATANa. Rak peralatan sistem ini ditempatkan diruang sesuai dengan gambar rencana.b. Rak peralatan sistem suara ini harus ditanahkan dengan hambatan max 2 ohm dan kebal

terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio (RFI) maupun terhadap gelombang elektromagnetik (EMI) yang ada disekitarnya.

c. Kebutuhan power amplifier dibagi-bagi menurut kebutuhan.d. Power amplifier dibagi-bagi untuk paging mic, tape deck, compact dist, radio FM/AM.e. Pemakaian pipa konduit untuk instalasi ini menggunakan pipa konduit PVC high Impact.f. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai

flexible konduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah minimum 20 m ohm.

2. PENGUJIAN / JAMINAN Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas kerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik. Pengukuran sound pressure level dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.

3.4 PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikan. Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan dari direksi.

PASAL 4PEKERJAAN TELEPON

1. URAIAN LINGKUP PEKERJAAN

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem telekomuniksi ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.Garis besar scope pekerjaan Sistem Telekomuniksi yang dimaksud sebagai berikut : 1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sentral sistem telekomuniksi.2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kotak hubung bagi Terminal Box di setiap lantai.3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Telekomuniksi antara

peralatan sentral Kotak hubung bagi di setiap lantai.4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan telekomuniksi.5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak Hubung bagi

dengan peralatan komunikasi.6. Melakukan Testing Commisioning dan Training.

2. PESAWAT CENTRAL PABX

1. Spesifikasi Umuma. PABX yang ditawarkan adalah sistem PABX digital dan merupakan produk dari merek

PABX yang diageni, sehingga life-cycle dari produk tersebut dapat bertahan hingga minimum 10 (Sepuluh) tahun mendatang, termasuk suku cadangnya. Peserta tender diwajibkan melampirkan jaminan life-cycle dan spare-part selama minimal 10 (sepuluh) tahun dari prinsipal.

b. Type PABX yang ditawarkan sudah mendapat approval dari PT. Telekomuniksi Indonesia dan telah dipasang dan berfungsi dengan baik di Indonesia. Memiliki tenaga ahli yang terlatih dan mampu untuk menangani type PABX tersebut, baik pemasangan, operasional maupun pemeliharaan. Peserta tender diwajibkan melampirkan sertifikat training atau surat keterangan mengenai tenaga ahli tersebut dari pabrik atau perwakilan yang ditunjuk.

c. FleksibilityPABX yang ditawarkan bersifat fleksible dalam hal penambahan di satu lokasi maupun desentralisasi

2. Kapasitas PABXPABX harus mempunyai sifat bisa di expand jika suatu saat diperlukan ada penambahan kapasitas.

3. Sistem PABXKondisi Lingkungan

PABX yang ditawarkan harus mempunyai dimensi cabinet sekecil mungkin dan dapat beroperasi dengan kondisi sebagai berikut :

- Relative Humidity : 8 - 9 %- Room Temperature : 4 - 40 celcius- Power Requirement : 220 VAC / 50 Hz

3. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1. KOTAK HUBUNG DAN ATAU CENTRAL EXCHANGEa. Sistem penyambungan di dalam Main Distribution Frame adalah slip dengan alat

connection/disconection, penyusunan yang dilakukan adalah 80 pair per block/horizontal.b. Penyambungan kabel di dalam MDF, Junction Box dan atau Central Exchange harus

mempergunakan terminal strip dengan koneksi solder less (krone atau setara).c. Kabel yang masuk/keluar ke/dari MDF, Junction Box dan atau Central Exchange harus

memakai kabel gland tanda untuk mengidentifikasikan rute kabel dengan memakai “cable marking”.

d. Kotak hubung dari Junction box harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm dan dilapisi dengan light gray colour baked acrylic paint.

e. Semua Kotak hubung dari Junction box ke main distribution frame harus ditanahkan dengan menggunakan kabel

2. KABEL TELEPONa. Kabel feeder yang dipergunakan adalah ITC dengan kapasitas sesuai gambar rencana.b. Kabel distribusi dari junction box ke tiap-tiap outlet pada under floor duct maupun pada

dinding memakai ITC yang dimasukkan dalam konduit menuju outlet pada dinding maupun pada under floor duct yang tersedia.

c. Semua kabel yang terpasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu trunking kabel / Tray.

3. KONDUIT DAN CABLE DUCTKonduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam minimal 1 ½ x diameter kabel.

4. PENGUJIAN / JAMINAN

Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari PT. Telkom Indonesia dan dari pabrik pembuat.

5. PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.

PASAL 5PEKERJAAAN PENANGKAL PETIR

1. Untuk spit (penangkal petir) digunakan copper rod non radiaktip produk EF dengan radius pelindung min 100 m dan dipasang pada ketinggian 5 m dari titik tertinggi bangunan sesuai gambar.

2. Untuk penghantar penurun petir digunakan kabel NYY dengan luas penampang 1 x 70 mm2.3. Klem penyangga harus dibuat dari bahan besi siku, sebelum dipasang harus dizinc-chromat

terlebih dahulu dan kemudian dicat besi anti karat sebanyak dua kali.4. Untuk electrode pentanahan dipergunakan Copper Rod dengan diameter minimum 1” pada

ujung bawah pipa harus dipasang copper rod yang dibuat runcing sepanjang 0,5 m.5. Electrode tahanan pentanahan yang dipantek dalam tanah disesuaikan kondisi setempat (1, 2

atau lebih).

6. Nilai tahanan pentanahan maksimum 2 ohm diukur setelah minimal 3 hari tidak turun hujan.

PASAL 6PEKERJAAN INSTALASI FIRE ALARM

6.1 URAIAN LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan Fire Alarm secara garis besar meliputi Pengadaan, pemasangan, penyetelan, pengujian sehingga Fire Alarm System terpasang dan bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dan standart-standart. Pekerjaan Fire Alarm ini terdiri dari:a. Pengadaan dan pemasangan semua sistim fire detector, manual call, alarm bell, signal /

location lamp beserta instalasi wiringnya.b. Semua instalasi kabel rangkain fire protection systemc.Semua peralatan dan accesoriesnya yang diperlukan untuk menunjang bekerjanya fire

protection system dengan sempurna walaupun peralatan dan accesoriesnya tersebut tidak dinyatakan dengan jelas dalam spesifikasi ini maupun dalam gambar perencanaan.

6.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

1. Initiating devices yang digunakan terdiri dari automatic-initiating devices dan manual initiating devices. Automatic initiating device terdiri dari Fixed temperatur detector, Smoke detector dan Rate of rise ( ROR ) detector

2. Automatic initiating devices yang digunakan jenis ceilling dan surface mounting (untuk ruang tanpa ceilling).a. Pemasangan initiating devices harus menggunakan doos (Efektrical box) sesuai dengan

rekomondasi dari pabrik pembuat fire alarm system yang terpilih.b. Rangkaian initiating devices harus menggunakan end of line resistor (EOLR), untuk

EOLR yang ditempatkan diluar panel kontrol (MCFA) harus ditempatkan dalam electrical box (doos) atau sesuai dengan rekomondasi pabrik pembuat.

3. Ionization Smoke Detector (ISD)a. ISD yang digunakan harus dari jenis yang sesuai standart FOC.b. ISD dilengkapi dengan lampu indikator alarm berupa (LED)c. ISD bekerja pada tegangan nominal 15-32 V DCd. Daerah deteksi minimal seluas 40 m2 untuk ceilling rata dan 30 m2 untuk ceilling miring.e. Detector tahan terhadap temperature lingkungan sebesar 20 derajad - 50 derajad

Celcius.4. Rate of rise ( ROR )

ROR harus mampu mendeteksi kebakaran dalam suatu ruangan minimum 30 m2 dengan tinggi plafond 4 m

5. Manual Initiation Devices (MID)Manual initiating devices atau disebut Manual Fire Alarm station yang digunakan jenis push button

6.3 INSTALASI KABEL

1. Kecuali kabel untuk keperluan emergency call (Soud System) semua wiring (kabel) instalasi yang didalam panel control (MCFA) maupun diluar panel control harus digunakan kabel jenis solid conductor (bukan standed counductor) dari bahan tembaga yaitu kabel NYA 1,5 mm2

2. Kecuali instalasi untuk command control, semua kabel instalasi dimasukkan dalam pipa PVC sparing yang sesuai ( minimal ø 5/8” ).

3. Pada dasarnya pipa sparing dipasang dalam dinding / beton diklem pada dinding / beton atau tray.

4. Pengkleman pipa sparing setiap jarak 50 cm dan pipa sparing yang masuk ke terminal box / doos harus diklem pada jarak 5 crn dari terminal box / doos Pengkleman diatur sedemikian rupa sehingga terpasang dengan kokoh.

5. Tidak diperkenankan mengadakan penyambungan kabel instalasi kecuali dalam terminal box atau doos initiating devices dan doos dalam alarm devices.

6. Setiap jarak 8 m pipa sparing dan belokan pipa sparing harus dipasang doos.

PASAL 7PEKERJAAN FINGERPRINT LOCK

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem CCTV ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Pemasangan CCTV sesuai dengan gambar yang ada. Specifikasi teknis pekerjaan fingerprint lock adalah sebagai berikut : a. Pickup Device   : 1/3” Sony Interline Transfer Super HAD CCDb. Video Format   : NTSCc. Picture Format   : 510 x 492  (NTSC) / 500 x 582 (PAL)d. Backlight Comp.   : On/Off Switche. Auto Gain Control   : On/Off Switchf. Auto White Balance : Yesg. Sync. Mode   : Internal Sync.h. Lens   : f=4.3mm lensi. IR Wavelength   : 850nmj. IR Distance   : 13 meters / 45 ft.k. Power Source   : 12VDCl. Power Consumption   : 200mA (IR On), 100mA (IR Off)m. Operating Temp.   : 0°C ~ 50°C / 32°F ~ 122°F

PASAL 8 PEKERJAAN PLAMBING & DRAINASE

9.1 UMUM

1. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari masing-masing sistem pipa.

2. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.

3. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindungi dari kotoran dan stress sebelum, selama sesudah pemasangan.

4. Pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, Poli Vinil Cloride (PVC), selain disebut di atas harus juga terlindung dari cahaya matahari.

5. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

9.2 PERSYARATAN PEMASANGAN

1. Umuma. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,

kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil banyaknya penyilangan.

b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.

c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing serta penghalang lainnya.

d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.

e. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

f. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan..g. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan

proporsi yang tepat pada bagian-bagain penyempitan. Katup-katup dan fitting pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.

h. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga kembali seperti kondisi semula.

i. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

2. Cara Pemasangan Pipa dalam Tanaha. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup, minimum 75 cm di

bawah tanah, di bawah pipa air minum.b. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras. c. Urugan pasir minimum 10 cm di bawah dan 10 cm di atas pipa kemudian diurug dengan

tanah tanpa benda keras.d. Untuk pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja atau

beton dengan diameter minimum 2 x diameter pipa tersebut.

3. Sambungan Lem PVCa. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai dengan

jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabik pipa.b. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat press

khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.

c. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.d. Pipa dan fitting PVC yang akan disambung harus dibersihkan dahulu dari kotoran.

4. Pembersihan Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

5. Testing Dan Commissioninga. Pemborong pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran secara partial

dan secara system, untuk megetahui apakah instalasi yang sudah dilaksanakan berfungsi dengan baik dan memenui persyaratan yang ditentukan.

b. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pemborong hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai pesyaratan yang ditentukan.

9.3 PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pemasangan pipa air bersih berikut accessories lainnya seperti : Stop kran, Elbow, Knee, Reducer, Tee, Get valve, Check valve, Kran dan sebagainya yang diperlukan, supaya instalasi air bersih ini dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.

b. Penempatan, volume serta detail-detail ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam gambar..

c. Pemasangan instalasi air bersih hendaknya diserahkan kepada instalatir yang cukup ahli yang mendapat persetujuan Direksi,dimana dalam hal ini Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab penuh dalam kebersihan dan kesempurnaan hasil pekerjaan.

d. Pipa – pipa air bersih sedapat mungkin ditanam / disembunyikan, sesuai petunjuk direksi dan konsultan pengawas.

e. Dalam pemasangan pipa-pipa air bersih, hendaknya Penyedia Jasa membantu dalam pembuatan alur-alur pada dinding / lantai yang kemudian menutupnya kembali dengan rapi.

f. Instalasi yang akan dikerjakan adalah instalasi dalam, berikut Stop kran, Kran dan lain –lain.g. Ketentuan – ketentuan dan persyaratan – persyaratan lainnya berlaku semua ketentuan dan

persyaratan untuk pekerjaan sanitair / mekanikal / plumbing atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan lain yang sejenis dalam spesifikasi ini serta mengikuti petunjuk Direksi.

h. Pekerjaan jaringan air bersih ini dilaksanakan sampai mengalir dan pemasangan dilaksanakan dengan pipa PVC AW, Ø ¾ “, Ø 1 “, Ø1½ ”,Ø2 ”, Ø2½ ” dan (sesuai gambar).

i. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari masing-masing sistem pipa.

j. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.

k. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindungi dari kotoran, sebelum ataupun sesudah pemasangan.

l. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat

9.4 PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR DAN AIR BEKAS

a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta meperkecil banyaknya penyilangan.

b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan

c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.

d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.

e. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

f. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara miring ke arah titik buangan. Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna memperlancar aliran air.

g. Pekerjaan jaringan air kotor dan bekas ini dilaksanakan sampai mengalir dan pemasangan dilaksanakan dengan pipa PVC Type D Ø 4 “, Ø 3 “, dan Ø 2’ (sesuai gambar).

h. Pekerjaan pipa PVC Type D Ø 4 “ dipasang untuk pembuangan dari closet, PVC Type D Ø 3“ untuk pembuangan dari Floor drain, dan PVC Type D Ø 2“ untuk pembuangan dari Urinoir dan wastafel. Pembuangan dari kloset tersebut masuk septictank, untuk pembuangan wastafel dan floor drain masuk resapan atau drainase sekeliling.

i. Semua galian, harus juga termasuk pengurungan serta pemadatan kembali sehingga kembali seperti kondisi semula.

j. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik

PASAL 9 PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

9.1 UMUM

k. 1. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal dari sistem pipa dan letak serta arah dari masing-masing sistem pipa.

l. 2. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.

m. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.

n. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

9.2 URAIAN PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut:a. Sistem pemadam api ringan( PEE )b. Sistem sprinkler

c.System hidrand. Membersihkan ( flushing dan lain – lain ) instalasi pipa yang terpasang terlebih dahulu

sebelum dilakukan penyambungan dengan instalasi yang baru

9.3 SYARAT PEMASANGAN

1). Umum

a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil banyaknya penyilangan.

b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50 mm diantaa pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.

c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebalum dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta penghalang lainnya.

d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan di gambar.

e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan Union atau Flange.

f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik yang berkwalitas baik.

g. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik bangunan.h. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan

penggantian.i. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.j. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa

seckupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.

k. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.

l. Katup-katup dan fitting pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.m. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah

pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.

n. Kecuali jika terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.

o. Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeves dan pipa-pipa harus diisi dengan bahan rock wool.

p. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpiaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk mecegah masuknya benda-benda lain.

2) Penggantungan dan Penunjang Pipa

a. Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau perenggangan.

b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :- Perubahan perubahan arah- Titik percabangan- Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.

c. Baja bulat untuk penggantung pipa datar

3) Sambungan Las

a. Sambngan Las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.b. kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.

c. Sebelum pekerjaan las dimulai pemborong harus mengakjukan kepada Direksi contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.

d. Setiap bekas Sambngan Las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.e. Alat yang boleh dipergunakan adalah alat listrik dengan cat khusus untuk itu.

4) Sleeves

a. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.

b. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.

c. Sleeves untuk dinding diuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.

d. Untuk pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves”.

e. Rongga antara pipa dan Sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau “Caulk”.

5) Sprinkler control valve set

a. Sprinkler control valve set terdiri dari dua keperluan yaitu main control valve set dan branch control valve set

b. Main control valve set Main control valve set harus dipasang setiap maksimum 500 kepala sprinkler untuk

bahaya kebakaran ringan dan 1000 kepala sprinkler untuk bahaya sprinkler Main control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut : Main stop valve lockable Wet alarm valve Alarm going set Flow switch Pressure indicator Test valve set

c. Branch Control Valve Set Branch Control Valve Set harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan Branch Control Valve Set harus memberikan signal listrik kepada control alarm system

apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala sprinkler Branch Control Valve Set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut: Branch stop valve lockable Flow switch, cakibrated Test valve lockable Drain valve lockable

e. Sprinkler flushing Sprinkler flushing harus dipasang di bagian ujung dari Branch main pipe atau branch

sub main pipe Sprinkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan pipa sprinkler Sprinkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang ditap dari ujung branch

main atau sub main ke sprinkler drain riser melalui valvef. Sprinkler Head

Sprinkler Head yang dipergunakan disini dari jenis glass bulb dengan temperature pecah 68 C , dibuat dari chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange, kecuali daerah gudang dan parker boleh mempergunkan bronze finish

g. Sprinkler Test valve dan drain( STV & C ) STV & C harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan Test valve harus diset pada laju aliran sebesar satu kepala sprinkler terkait STV & C terdiri dari lockable test valve dan lockable drain valve

6) Hydran

1. Indoor Hydrant Box( claa III NPFA) harus terdiri dari peralatan sebagai berikut :

a. Steel box recessed type, ukuran 750 mm L , 1500 mm T & 250 mm D dicat duco warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapatdibuka 180 dan dilengkapi stopper

b. box harus dilengkapi alarm push button , alarm lamp dam alarm hornc. Merk unutk referensi as ITACHIBORI No. B-8 dengan modifikasid. Hose rack untuk selang 40 mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi

disesuaikan dengan lebar boxe. Hydrant valve, chrinium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve

disesuaikan dengan posisi pipa.f. “JET” firehouse A-one type size 40 mm x 30 m: including couplingsg. Hydrant nozzle variable spray type size 40 mmh. Tebal plat minimum 2 mm sebelum di cat

2. outdoor hydrant box ( class III NPFA ) harus dari peralatan sebagai berikut :

a. Steel box outdoor type , ukuran 750 mm,L,1500 mm T & 270 mm D dicat duco warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka 180 dan dilengkapi stopper

b. Merk unutk referensi adalah ITACHIBORI no B-8c. Hose rack untuk selang 40 mm, chromium platedbronze dengan jumlah gigi

disesuaikan dengan lebar boxd. Hydrant valve , chronicum plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve

disesuaikan dengan posisi pipae. “ JET “ firehouse A-one type 40 mm x 30 m ; including couplingsf. Hydrant nozzle variable spray type 40 mmg. Tebal plat minimum 2 mm sebelum dicat

3. Pilar hydrant

Pilar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harys disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh mobil dinas kebakaran kota

4. fire brigade connection

a. firebrigade connection yang digunakan adalah jenis short type two way dengan main valve dan branch valces ukuran 100 x 65 x 65 mm

b. Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan outlet coupling yang sesuai dengan standart yang dipergunakan oleh mobil dinas kebakaran kota

7) Pemadam Api Ringan ( Par/Pfe)

a. PAR disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh setiap penghuni bangunan

b. Untuk ruangan genset disediakan minimum 1 buah PAR jenis CO2 kapasitas 5 kg

9.4 PENGUJIAN

System Hydrant kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air di bawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% atau lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 24 jam. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diulang kembali. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-hubungannya selama uji takanan berlangsung.

9.5 PENGECATAN

Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut : - Pipa servis - Support pipa dan peralatan konstruksi besi.

- Flens - Peralatan yang belum dicat dari pabrik.

- Peralatan yang catnya harus diperbarui.

9.6 TESTING DAN COMMISIONING

Pemborong pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran secara partial dan secara sistem, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggug jawab pemborong, sehigga semua persyaratan test yang ditentukan dapat dilakukan, baikpun yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat dilakukan san diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.

PASAL 10MERK YANG DISETUJUI

a. Komponen Panel : Merlin Gerlin, Siemensb. Instalasi Distribusi

- Kabel : Kabelindo, Supreme, Tranka, Kabel metal- Konduit : Ex-Lokal- shock : Ex-Lokal- Saklar : Broco, Le-grand- Stop kontak : Broco, Le-grand- Lampu TL : philips atau Osram- Lampu Down Light : Saka, SUI komponen Philips atau Osram- Lampu Baret : Saka, SUI komponen Philips atau Osram- Lampu Taman : Saka, SUI komponen Philips atau Osram- Kawat BC : Ex-Lokal- Lightning Rod : Ex-Lokal- Grounding Rod : Ex-Lokal

g. AC split : National, Aicool, Daikinh. MCFA : Approni. Hidran Pillar / Box Hidran : Appron, Chubb, Servvoj. Fire Extinguisher : Appron, Chubb, Servvok. Pipa Black Steel 40 : Spindol. Pipa Galvanis medium : Spindom. Pipa Air bersih : PVC AW, ex- Maspion, Pralon, Rucikan. Pipa Sanitair air bekas & Kotor : PVC D, ex- Maspion, Pralon, Rucikao. Pipa Ventilasi : PVC D, ex Maspion, Pralon, Rucikap. Kran air : Ex- Inaq. Pompa Hidran : Ebara, Grundfosr. pompa air Bersih : Ebara, Grundfost. Head Penangkal Petir : Ex- Kurn, EF

PENUTUP

Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh Pemborong” maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.

Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh Pemborong dan diterima sebagai “hal” yang disebutkan.

Hal-hal yang tidak tercantum dalam perturan ini ditentukan lebih lanjut oleh Penanggung Jawab Kegiatan, bilamana perlu diadakan perbaikkan dalam RKS ini .

Surabaya, 2009

Dibuat Oleh,KONSULTAN PERENCANA

PT. TEJACIPTA REKASARANA

YATNO,STDirektur