of 26 /26
i RINGKASAN TESIS KUALITAS PELAYANAN E-KTP PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPAEN HALMAHERA BARAT PROVINSI MALUKU UTARA oleh : JUVENTIUS GENESIUS HONTONG 16610008 PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA”APMD” YOGYAKARTA 2019

RINGKASAN TESIS KUALITAS PELAYANAN E-KTP PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN …repo.apmd.ac.id/1042/1/KUALITAS PELAYANAN E-KTP PADA.pdf · 2020. 2. 5. · masalah sebagai berikut: Bagaimana

  • Author
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of RINGKASAN TESIS KUALITAS PELAYANAN E-KTP PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN...

  • i

    RINGKASAN TESIS

    KUALITAS PELAYANAN E-KTP PADA

    DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

    KABUPAEN HALMAHERA BARAT PROVINSI MALUKU UTARA

    oleh :

    JUVENTIUS GENESIUS HONTONG

    16610008

    PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

    SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA”APMD”

    YOGYAKARTA

    2019

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji Syukur dan limpah terima kasih bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena

    tuntunan serta penyertaan tangan Kasih-Nya saya boleh menyelesaikan tesis dengan

    judul “Kualitas Pelayanan E-KTP pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di

    Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara”. Sebagai manusia biasa, saya

    menyadari kekurangan dan keterbatasan yang saya miliki, namun dengan dorongan dan

    motivasi dari berbagai fihak, telah memberikan kekuatan dan pengharapan bagi saya

    untuk dapat menyelesaikan tesis ini. Untuk itu dengan penuh kerendahan hati saya

    haturkan Terima Kasih kepada :

    1. Bapak Dr.Supardal,M.Si. Direktur Program Program Magister Ilmu Pemerintahan

    STPMD”APMD” Yogyakarta juga selaku Penguji II

    2. Bapak Dr. R.Widodo Triputro. Sekretaris Program Magister Ilmu Pemerintahan

    STPMD”APMD” Yogyakarta.

    3. Bapak Dr. E.W. Tri Nugroho Dosen Pembimbing yang telah membantu saya

    dalam penulisan Tesis ini.

    4. Bapak Ir. Muhammad Barori, M.Si. selaku Penguji I

    5. Dosen Pascasarjana Ilmu Pemerintahan di Sekolah Tinggi Pembangunan

    Masyarakat”APMD,” atas tuntunan dan bimbingan selama dalam masa

    perkuliaan.

  • iii

    6. Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat atas kepercayaan memberikan

    kesempatan tugas belajar di STPMD”APMD”Yogyakarta.

    7. Bapak Andi R. Pilly,M.Pd selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    Kabupaten Halmahera Barat beserta staf yang telah membantu saya selama

    dalam penelitian.

    Yogyakarta, 26 September 2019

    Juventius Genesius Hontong

  • iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

    INTISARI ............................................................................................................... vii

    ABSTACT .............................................................................................................. viii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

    B. Fokus Penelitian ................................................................................. 2

    C. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

    D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 2

    E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3

    F. Kerangka Konseptual ......................................................................... 3

    1. Pelayanan Publik ...................................................................... 3

    2. Kualitas Pelayanan Publik ........................................................ 7

    G. Metode Penelitian .............................................................................. 10

    1. Jenis Penelitian ......................................................................... 10

    2. Obyek Penelitian ...................................................................... 10

    3. Lokasi Penelitian ...................................................................... 11

    4. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian ....................................... 11

    5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 11

    6. Teknik Analisis Data ................................................................ 12

    BAB II DESKRIPSI KABUPATEN DAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN

    CATATAN SIPIL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

    A. DESKRIPSI KABUPATEN HALMAHERA BARAT .................... 13

    1. Gambaran Umum Kabupaten Halmahera Barat ....................... 13

    2. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk

    Merurut Kecamatan .................................................................. 13

  • v

    3. Jumlah Penduduk .................................................................... 14

    4. Penduduk Wajib KTP di Kabupaten

    Halmahera Barat ...................................................................... 14

    A. Deskripsi Kantor Dinas Kependudukan dan

    CatatanSipil Kabupaten Halmahera Barat ....................................... 14

    1. Gambaran Umum Dinas Kependudukan ................................ 14

    2. Alamat Dinas Kependudukan .................................................. 14

    BAB III ANALISIS KUALITAS PELAYANAN E-KTP

    DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT

    A. Kualitas Pelayanan E-KTP ............................................................... 16

    B. Kendala dalam Meningkatkan Kuatitas Pelayanan

    E-KTP ................................................................................................ 25

    C. Upaya Mengatasi Permasalahan ........................................................ 27

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................ 29

    B. Saran .................................................................................................. 30

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 31

  • vi

    INTISARI

    KartuTandaPenduduk (KTP)adalah indentitas resmi penduduk sebagai bukti

    diri dan wajib dimiliki oleh setiap anggota masyarakat yang telah berusia 17 tahun atau

    sudah menikah. Namun sampai sekarang pelayanan e-KTP oleh Dina sDukCapil

    Kabupaten Halmahera Barat masih menyisakan banyak masalah. Oleh karena Itu

    Peneliti Berniat untuk menulis Tesis dengan judul: “Kualitas Pelayanan E-KTP pada

    Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kabupaten Halmahera Barat”, sebagai

    sumbangan pemikiran peneliti. Tujuannya ialah: 1) Mendeskripsikan kualitas pelayanan

    e-KTP pada Dinas DukCapil, 2) mengetahui kendala dalam pelayanan e-KTP dan 3)

    mengetahui upaya meningkatkan pelayanan e-KTP.

    Metode penelitian yang digunakan: metode deskriptif-kualitatif, dengan obyek

    penelitian: Kualitas Pelayanan E-KTP pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di

    Kabupaten Halmahera Barat. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah teknik

    purposive, dengan 9 informen. Teknik pengumpulan data: Observasi, Wawancara,

    Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif,

    yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

    1.Kualitas pelayanan e-KTP pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    Kabupaten Halmahera Barat belum optimal, karena jika dilihat dari:a.Dimensi tangible

    (berwujud) atau bukti fisik: 1)perilaku petugas sudah baik namun perlu menggunakan

    tanda pengenal agar mudah dikenali masyarakat; 2)Ruang pelayanan sudah cukup baik,

    3)namun perlu ditingkatkan kenyamanannya.b.Dimensi reability (kehandalan)

    kemampuan petugas:1)Ketelitian pegawai dalam melayani sudah baik; 2)Sudah

    memiliki (SOP) untuk pelayanan e-KTP; 3)Sudah tersedia alat bantu untuk pelayanan e-

    KTP, namun terbatas.c.Dimensi Responsiveness (ketanggapan): 1)Sikap pegawai dalam

    melayani dan respon terhadap keluhan sudah cukup baik; 2)namun belum tepat waktu,

    sesuai keinginan masyarakat.d.DimensiAssurance (Jaminan): 1)Ada kepastian biaya, 2)

    namun belum ada kepastian waktu. e.Dimensi Emphaty (Empati): 1)Melayani dengan

    sopan dan mendahulukan kepentingan pengguna layanan; 3)namun masih sering

    diskriminatif terhadap pengguna layanan.

    2. Kendala yang dihadapi dalam pelayanan e-KTP pada Dinas DukCapil:

    a.Keterbatasan sumber daya aparatur ;b.Keterbatasan sarana-prasarana c.Kantor

    pelayanan jauh dan sulit dijangkau oleh masyarakat; d.Wilayah Kerja Dinas DukCapil

    sangat luas meliputi 9 Kecamatan, 176 Desa, luas wilayah 2.361,56 m² dengan jumlah

    masyarakat wajib e-KTP sebanyak 95.872 penduduk.

    3. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan e-KTP pada

    Dinas Dukcapil :a.Melengkapi kekurangan fasilitas pada ruang tunggu pelayanan (AC,

    kursi,Toilet); b.Setiap petugas memakai tanda pengenal agar mudah dikenali pengguna

    layanan; c. Penambahan tenaga operator layanan e-KTP dan alat bantu pelanan

    (computer,foto kamera);d.Memfungsikan kesembilan kantor kecamatan untuk

    melakukan pelayanan e-KTP kepada masyarakat, agar pelayanan lebih cepat, dan dekat

    dengan tempat tinggal masyarakat.

    Kata-kata Kunci: Kualitas,Pelayanan e-KTP.

  • vii

    ABSTRACT

    Identity Card (KTP) is the official identity of the population as proof of self

    and must be owned by every member of the community who is 17 years old or married.

    However, up to now the e-KTP service by Population and the Civil Registry

    Department in West Halmahera Regency still leaves many problems. Therefore

    researcher proposes to write a thesis with the title: "Quality of E-KTP Services at the

    Department of Population and Civil Registry in West Halmahera Regency", as a

    contribution of researcher's thoughts. The aim is: 1) Describe the quality of e-KTP

    services at the DukCapil Office, 2) know the constraints in e-KTP services and 3) know

    the efforts to improve e-KTP services.

    The research method used: descriptive-qualitative method, with research

    objects: Quality of E-KTP Service at the Department of Population and Civil Registry

    in West Halmahera Regency. The informant selection technique chosen was the

    purposive technique, with 9 informants. Data Collection Technique Observation,

    Interview, Documentation. Data analysis techniques: analysis interactive technique, data

    reduction, data presentation and conclusion drawing.

    The results show that:

    1. The quality of e-KTP service at the Department of Population and Civil

    Registry of West Halmahera Regency is not yet optimal, when perceived from: a.

    Tangible dimension or physical evidence: 1) the behavior of the officer is good but 2)

    need to wear Identity to be easily recognized by public; 2) The service room is good

    enough, but the comfort needs to be improved. b. Reability dimension of officer

    capability: 1) Accuracy of employees in serving is good; 2) Already have Operational

    Standard Procedure for e-KTP service; 3) Tools are available for e-KTP service, but it is

    limited. c. Responsiveness dimension: 1)Employee attitude in serving and response to

    complaints are good enough; 2) but not on time, according to the wishes of the

    community. d. Assurance Dimension: 1) There is a certainty in costs, 2) but there is no

    certainty in time. e.Emphaty Dimension: 1) Serve politely and put the interests of

    customer first; 3)but is still often discriminatory against them.

    2. Obstacles encountered in e-KTP services at the Department of Population

    and Civil Registry: a. Limited personnel resource; b. Limitation of infrastructure c.

    Service office is far away and difficult to reach by the community; d. The working

    area of the Department of Population and Civil Registry covers a total of 9 subdistricts,

    176 villages, a total area of 2,361.56 m² with 95,872 residents required e-KTP.

    3. Effort made to improve the quality of e-KTP service at the Department of

    Population and Civil Registry Office: a.Completing lack of facility in service waiting

    room (AC, chair, toilet); b. Each officer wear ID so that they are easily recognized by

    customer; c.Adding operator staff e-KTP and service device (computer, camera);d.

    Enabling the nine sub-district offices to provide e-KTP services to the

    community, so that services are faster, and close to where people live.

    Key Word: Quality of e-KTP Services

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kartu Tanda Penduduk (KTP) merupakan dokumen penting dan wajib dimiliki

    oleh setiap masyarakat.Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.23Tahun 2006

    tentang Administrasi Kependudukan,kemudian diperbaharui dalam Undang-Undang

    Nomor 24 Tahun 2013, Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) adalah indentitas

    resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana,yang berlaku

    di seluruh wilayah Kesatuan Republik Indonesia.Ini berarti Kartu Tanda Penduduk

    elektronik merupakan salah satu dokumen kependudukan yang wajib dimiliki oleh

    setiap warga masyarakat yang telah berusia 17 Tahun atau sudah menikah.Setiap

    instansi pelaksana pelayanan publik wajib melaksanakan urusan administrasi

    kependudukan serta perlu menerapkan dan menjalankan prinsip-prinsip good

    governance dalam pelayanan yang akan diberikan kepada masyarakat yang

    membutuhkan.Upaya pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan administrasi

    kependudukan dengan cara memberikan kewenangan serta tanggung jawab kepada

    Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di tingkat Kabupaten/Kota untuk dapat

    melaksanakan urusan pelayanan publik bidang adminiatrasi kependudukan,masih

    menuai berbagai permasalahan. Kinerja mereka masih jauh dari harapan, jika

    dilihat dari aspek akuntabilitas, responsivitas, efisiensi, dan orientasi pelayanan.

    Hal ini ditunjukkan oleh masih sering diabaikannnya kepentingan pengguna jasa

    dalam penyelenggaraan pelayanan publik, norma dan keriteria pelayanan masih

    ditentukan oleh prosedur dan juklak atau juknis dan bukan oleh situasi dan

    kondisi masyarakat pengguna pelayanan, lemahnya kemampuan instansi pemeintah

    dalam menanggapi keluhan masyarakan pengguna jasa, kurang seriusnya birokrasi

    dalam menempatkan kualitas pelayanan sebagai sentral dari perilaku birokrasi.

    Hal ini ditunjukkan oleh masih sering diabaikannnya kepentingan pengguna

    jasa dalam penyelenggaraan pelayanan publik,lemahnya kemampuan instansi

    pemeintah dalam menanggapi keluhan masyarakan pengguna jasa, kurang seriusnya

    birokrasi dalam menempatkan kualitas pelayanan sebagai sentral dari perilaku

  • 2

    birokrasi. Permasalahan pelayanan kependudukan terjadi juga di Kabupaten Halmahera

    Barat, pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil diKabupaten Halmahera Barat.

    Permasalahan pada pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP)

    B. Fokus Penelitian.

    Penelitian ini akan memfokuskan diri pada:

    1. Limadimensi kualitas pelayanan, yaitu:

    Tangible(berwujud),Reliability(kehandalan),Resposiveness

    (ketanggapan),Assurance(jaminan), dan Emphaty (empati).

    2. Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pelayanan e-KTP pada

    Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Halmahera Barat Provinsi

    Maluku Utara.

    3. Upaya mengatasi permasalahan pelayanan pembuatatan Kartu Tanda Penduduk

    elektronik (e-KTP)

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, peneliti merumuskan

    masalah sebagai berikut: Bagaimana kualitaspelayanan e-KTP pada Dinas

    Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Halmahera Barat Provinsi

    Maluku Utara.

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah:

    1. Mendeskripsikan kualitas pelayanan e-KTP pada Dinas Kependudukan dan

    Catatan Sipil Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara,

    berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan yang menjadi fokus

    penelitian.

    2. Mengetahui kendala-kendala dalam pelayanan e-KTP yang berkualitas pada

    Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Halmahera Barat

    Provinsi Maluku Utara.

    3. Mengetahui upaya dalam mengatasi permasalahan pelayanan pembuatan e-

    KTP

  • 3

    E. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Akademik: Memberikan masukan bagi pengembagan ilmu

    pengetahuan dibidang kebijakan publik, khususnya pelayanan aministrasi

    kepndudukan;

    2. Manfaat Praktis: Memberikan masukan bagi Dinas kependudukan dan catatan

    sipil Kabupaten Halmahera Barat untuk meningkatkan kualitas pelayanan

    Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP).

    F. Kerangka Konseptual

    1. Pelayanan Publik

    Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, pelayanan publik adalah :

    kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

    sesuai dengan paraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan

    penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh

    penyelenggara pelayanan publik.

    Menurut Keputusan Menpan Nomor 63 Tahun 2003, pelayanan publik adalah:

    Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan

    publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun

    pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Peyelenggaraan pelayanan

    public adalah instansi pemerintah. Sedangkan penerima pelayanan publik adalah

    orang, masyarakat,instansi dan badan hukum yang menerima pelayanan dari

    instansi pemerintah.

    a. Asas Pelayanan Publik

    Pelayanan public harus selalu berubah mengikuti perkembangan masyarakat,

    karena masyarakat itu bersifat dinamis sehinggga pemerintah harus melakukan

    negosiasi dan mengkolaborasi berbagai kepentingan masyarakat supaya pelayanan

    publik memiliki kualitas yang sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Untuk dapat

    memberikan pelayanan yang memuaskan pengguna jasa, penyelenggara pelayanan

    harus memenuhi asas-asas pelayanan. Menurut Lijan Poltak Sinabela, dkk (2011:6)

    asas-asas pelayanan publik terdiri dari :

    1) Transparansi: Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

    membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

    2) Akuntabilitas: Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan

    perundang-undangan.

  • 4

    3) Kondisional: Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima

    pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

    4) Partisipatif: Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

    publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

    5) Kesamaan hak: Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku ,agama,

    ras, golongan, gender, dan status sosial ekonomi.

    6) Keseimbangan hak dan kewajiban

    7) Pemberian dan penerima pelayanan public harus memenuhi hak dan kewajiban

    masing-masing pihak (Azas-azastersebut sesuai dengan azas penyelenggaraan

    peayanan public menurut Keputusan Menpan Nomor 63/2003).

    b. Prinsip Pelayanan

    Adapun prinsip pelayanan publik menurut MENPAN No.63/KEP/M.Pan/7/2003 adalah:

    1) Kesederhanaan, Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami,

    danmudah dilaksanakan.

    2) Kejelasan,dalam : a)Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik ;b)Unit

    kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan

    pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/sengketa dalam pelaksanaan

    pelayanan publik;

    c) Rincian biaya pelayanan public dan tata cara pembayaran;

    3) Kepastian waktu yaitu, pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam

    kurun waktu yang telah ditentukan;

    4) Akurasi yaitu, produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.

    5) Keamanan yaitu,prosesdan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

    kepastian hukum.

    6) Tanggung jawab yaitu, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

    yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

    penyelesaian keluhan / persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

    7) Kelengkapan sarana dan prasarana kerja yaitu, tersedianya sarana dan prasarana

    kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana

    teknologi, telekomunikasi, dan informatika.

  • 5

    8) Kemudahan akses yaitu, tempat lokasi sarana dan prasarana yang memadai,

    mudah dijangkau oleh masyarakat dan dapat memanfaatkan teknologi

    telekomunikasi dan informasi.

    9) Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan yaitu. Pemberian pelayanan harus

    bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan

    ikhlas.

    10) Kenyamanan yaitu, Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan

    ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapih, lingkungan yang indah dan sehat, serta

    dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti; tempat parkir, toilet,

    tempat ibadah, dan lainnya.

    c. Standar Pelayanan

    Standar pelayanan publik menurut Keputusan Meteri Pendayagunaan Aparatur

    Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, meliputi :

    1) Prosedur Pelayanan : Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan

    penerima pelayanan, termasuk pengaduan.

    2) Waktu penyelesaian :waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan

    permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

    3) Biaya pelayanan:Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya ditetapkan dalam

    proses pemberian pelayanan.

    4) Produk pelayanan : Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan

    yang telah ditetapkan.

    5) Sarana dan prasarana : penyediaan sarana dan prasarana yang memadai oleh

    penyelenggara pelayanan publik.

    6) Kompetensi petugas pelayanan : Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus

    ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap,

    dan perilaku yang dibutuhkan (dalam Ratminto danWinarsih, 2007:23).

  • 6

    d. Unsur Pelayanan.

    Menurut H.A.S Moenir (2002:8), unsur-unsur pelayanan tersebut meliputi:

    1) Sistem, Prosedur, dan Metode: dalam pelayanan perlu adanya informasi, prosedur,

    dan metode yang mendukung kelancaran dalam pemberian pelayanan.

    2) Personil: tekanan pada perilaku aparatur dalam pelayanan. Aparatur pemerintah

    selaku personil pelayanan harus profsional,disiplin, dan terbuka terhadap kritik

    dari pelanggan atau masyarakat.

    3) Sarana dan prasarana: Dalam pelayanan, diperlukan peralatan dan ruang kerja

    serta fasilitas pelayanan. Misalnya seperti ruang tamu, tempat parkir yang

    memadai dan sebagainya.

    e. Pengelompokkan Pelayanan Publik

    Keputusan MENPANNomor 63 Tahun 2004, mengelompokkan pelayanan

    menjadi empat kelompok, yaitu:

    1) Kelompok pelayanan administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

    dokumen resmi yang dibutuhkan oleh public misalnya: status kewarganegaraan,

    sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan

    sebagainya.Dokumen-dokumen ini antara lain: KartuTanda Penduduk(KTP), Akta

    Pernikahan,Akta Kelahiran,Akta Kematian, Buku Kepemilikan Kendaraan

    Bermotor (BPKB), Surat Izin Mengemudi (SIM),Surat Tanda Kedaraan Bermotor

    (STNK),Izin Mendirikan Bangunan, Paspor, Sertifikat Kepemilikan/ Penguasaan

    Tanah dan sebagainya.

    2) Kelompok pelayanan yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis

    barang yang digunakan oleh publik.misalnya :jaringan telepon, penyediaan tenaga

    listrik,air bersih, dan sebagainya.

    3) Kelompok pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk

    jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya : pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

    penyelenggaraan transportasi, pos, dan sebagainya.

    f. Penyelenggaraan Pelayanan Publik: Hak dan Kewajiban

    Kegiatan pelayanan publik diselenggarakan oleh instansi pemerintah. Instansi

    pemerintah merupakan sebutan kolektif,meliputi satuan kerja atau satuan orang

  • 7

    kementerian,departemen,lembaga,pemerintahan non departemen, kesekretariatan

    lembaga tinggi dan tinggi negara,dan instansi pemerintah lainnya baik pusat maupun

    daerah termasuk badan usaha milik daerah.

    Dalam pasal 14 UU No.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik dinyatakan

    bahwa penyelenggara memiliki hak:

    1) Memberikan pelayanan tanpa hambatan pihak lain yang bukan tugasnya.

    2) Melakukan kerjasama

    3) Mempunyai anggaran pembiayaan penyelenggaraan pelayanan publik.

    4) Melakukan pembelaan terhadap pengaduan dan tuntutan yang tidak sesuai dengan

    kenyataan penyelenggaraan pelayanan public.

    5) Menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan peraturan perundang-

    undangan.

    Berdasarkan uraian tersebut,dapat dikatakan bahwa penyelenggara pelayanan

    publik adalah setiap institusi penyelenggara Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-

    Undang untuk kegiatan pelayanan publik. Sebagai penyelenggaraan pelayanan publik

    instansi memiliki hak dan kewajiban sesuai denganUndang-Undang

    2. Kualitas Pelayanan Publik

    Goetsch dan Davis mendefinisikan kualitas sebagai berikut.“Kualitas”

    merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,

    proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”. (Fandy Tjiptono,

    2000:101).Pengertian kualitas tersebut mengandung makna bahwa elemen-elemen

    kualitas meliputi: a. Kualitas merupakan kondisi yang dinamis; b. Kualitas

    berhubungan dengan produk jasa, manusia, proses, dan lingkungan Kualitas meliputi

    usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

    a. Dimensi dan Indikator Kualitas Pelayanan

    Menurut Zeithaml dkk 1990 dalam Hardiyansyah (2011:46-47),kualits

    pelayanan dapat diukur dari lima dimensi yaitu:Tangible(berwujud),

    Reliability(kehandalan), Responsiveness (ketanggapan), Assurancce (jaminan), emphaty

    (empati). Masing-masing dimensi memiliki indikator-indikator sebagai berikut :

  • 8

    1). DimensiTangible (berwujud) terdiri atas indikator :

    a) Penampilan petugas dalam melayani pengguna layanan

    b) Kenyamanan tempat melakukan pelayanan.

    c) Kemudahan dalam proses pelayanan

    d) Kedisiplinan pegawai dalam melayani pengguna layanan

    e) Penggunaan alat bantu dalam pelayanan

    2). Dimensi Reliability (kehandalan), terdiri atas indikator:

    a) Ketelitian pegawai

    b) Memiliki Standar pelayanan yang jelas

    c) Kemampuan menggunakan alat bantu pelayanan

    d) Keahlian petugas menggunakan alat bantu pelayanan

    3). Dimensi Responsivenesss (Respon/Ketanggapan)

    a).Pelayanan dengan cepat dan tepat.

    b).Pegawai melakukanpelayanan dengan waktu yang tepat.

    c). Respon keluhan pelanggan..

    4). Dimensi Assurance (Jaminan), terdiri atas indikator :

    a) Jaminan tepat waktu pelayanan.

    b) Jaminan kepastian biaya dalam pelayanan.

    5). DimensiEmphaty (empati), terdiri atas indikator;

    a) Mendahulukan kepentingan pengguna layanan.

    b) Melayani dengan sikap ramah dan sopan santun.

    c) Tidak diskriminasidalam melayani pengguna layanan.

    d) Melayani dan menghargai setiap pelanggan.

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

    Menurut Atep Adya Barata (2003:37), kualitas pelayanan terbagi menjadi dua

    bagian yaitu kualitas pelayanan internal dan eksternal. masing-masing bagian tersebut

    dipengaruhi oleh beberapa faktor yang cukup penting, yaitu sebagai berikut :

    1) Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan internal (interaksi pegawai

    organisasi), yaitu pola manajemen umum organisasi, penyediaan fasilitas

    pendukung pengembangan sumber daya manusia, iklim kerja dan keselarasan

    hubungan kerja serta pola insentif ;

  • 9

    2) Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan eksternal (pelanggan eksternal),

    yaitu pola layanan dan tata cara penyediaan layanan, pola layanan distribusi jasa,

    pola layanan penjualan jasa, dan pola layanan dalam penyampaian jasa.

    c. Faktor Pendukung Pelayanan yang Berkualitas

    Proses pelayanan terdapat faktor penting dan setiap faktor mempunyai

    peranan yang berbeda-beda tetapi saling berpengaruh dan secara bersama-sama akan

    mewujudkan pelaksanaan pelayanan yang baik.

    H.A.S Moenir (2002:88) berpendapat ada enam faktor pendukung pelayanan

    yang berkualitas yaitu:

    1) Faktor kesadaran: Faktor kesadaran ini mengarah pada keadaan jiwa seseorang

    yang merupakan titik temu dari beberapa pertimbangan sehingga diperoleh suatu

    keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan jiwa. Dengan adanya

    kesadaran akan membawa seseorang kepada kesungguhan dalam melaksanakan

    pekerjaan;

    2) Faktoraturan:Aturan sebagai perangkat penting dalam segala tindakan pekerjaan

    seseorang. oleh karena itu, setiap aturan secara langsung atau tidak langsung akan

    berpengaruh. Dengan adanya aturan ini, seseorang akan mempunyai pertimbangan

    dalam menentukan langkahnya. Pertimbangan pertama, manusia sebagai subjek

    aturan ditunjukkan oleh hal-hal penting berikut: a) Kewenangan; b)Pengetahuan

    dan pengalaman; c)Kemampuan bahasa; d)Pemahaman pelaksanaan; e)Disiplin

    dalam melaksanakan pelayanan, diantaranya disiplin waktu dan disiplin kerja.

    3) Faktor organisasi :Faktor organisasi tidak hanya terdiri dari susunan organisasi

    tetapi lebih banyak pada pengaturan mekanisme kerja. Sehingga dalam

    organiusasi perlu adanya sarana pendukung yaitu sistem, prosedur, dan metode

    untuk memperlancar mekanisme kerja;

    4) Faktor pendapatan :Faktor pendapatan yang diterima oleh seseorang merupakan

    imbalan atas tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan. Pendapatan ini dapat

    berupa : uang, iuran, atau fasilitas dalam jangka waktu tertentu;

    5) Faktor kemampuan:Faktor kemampuan merupakan titik ukur untuk mengetahui

    sejauh mana pegawai dapat melakukan suatu pekerjaan sehingga menghasilkan

    barang atau jasa sesuai dengan apa yang diharapkan.

  • 10

    6) Faktor sarana pelayanan: Faktor sarana yang dimaksud yaitu sejenis peralatan,

    perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat pendukung utama

    dalam mempercepat pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.

    Keenam faktor tersebut mempunyai peranan masing-masing namun saling

    mempengaruhi satu dengan yang lain dan secara bersama-sama akan mewujudkan

    pelaksanaan pelayanan yang berkualitas, baik berupa pelayanan verbal, pelayanan

    tulisan, atau pelayanan dalam bentuk gerakan/tindakan dengan atau tanpa tulisan.

    G. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskritif

    dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskritif memepunyai tujuan memberikan

    gambaran tentang suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran

    tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Menurut Namawi

    (2001: 63-64) penelitian deskritif mempunyai cirri-ciri pokok sebagai berikut:

    b. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian

    dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat aktual.

    c. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana

    adanya, disertai dengan interprestasi rasional yang aktual.

    Jenis penelitian kualitatif digunakan untuk mengungkap dan memahami

    sesuatu dibalik fenomena yang sedikitpun belum diketahui. Metode ini juga dapat

    digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui.

    Demikian pula metode kualitatif dapat memberi rincian yang kompleks tentang

    fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif (Sugiyono, 2010:15).

    2. Obyek Penelitian

    Obyek penelitian kualitatif adalah realitas sosial.Realitas berarti sesuatu yang

    aktual atau yang punya wujud, sehinggga objek kajian dalam penelitian kualitatif

    adalah semua objek yang mempunyai wujud. Realitas juga berarti sesuatu yang

    tampak, yang sebenarnya adalah fakta sebagaimana muncul dan tampak pada alam

    kesadaran manusia. Dengan demikian “realitas” sama artinya dengan “fakta” yang

    memiliki makna sebagai sesuatu yang disadari, diketahui, atau bahkan yang pahami

    dan diyakini dan ada (Daluwandi, 2008:44).

  • 11

    Objek penelitian ini adalah kualitas pelayanan e-KTP pada Dinas

    Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku

    Utara.

    3. Lokasi Penelitian.

    Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara,

    dalam lingkup kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

    4. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

    Dalam menentukan informan, digunakan metode purposive. Artinya,

    informan dipilih karena mereka memiliki informasi yang berguna untuk menjawab

    masalah.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penelitian ini, peneliti

    menggunakan beberapa teknik pengumpulan data berikut :

    a. Observasi/Pengamatan

    Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, penelitian

    juga mengadakan pengamatan. Sebagaimana yang disebut oleh Guba (dalam

    Moleong, 2011:125-126), pengamatan ini menjadi suatu hal yang penting dalam

    penelitian karena teknik pengamatan ini berdasarkan atas pengalaman secara

    langsung; teknik observasi/pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati

    pada keadaan sebenarnya; pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa

    dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan

    yang berlangsung dari data; sering terjadi ada keraguan peneliti observasi/pengamatan

    memungkinkan penelitian mampu memahami situasi-situasi yang rumit.

    b. Wawancara

    Wawancara dilakukan terhadap informan yang dapat memberikan informasi

    tentang pelayanan e-KTP pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten

    Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara.Wawancara dilakukan dengan dua cara yaitu

    dengan secara informan dengan pertanyaan yang tidak berstuktur dan wawancara

    secara terstruktur. Dalam wawancara informal, pertanyaan sangat tergantung pada

    pewawancara sendiri,yakni bergantung pada spontanitas peneliti.

  • 12

    6. Teknik Analisis Data

    Sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan, maka teknik analisis yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah; Teknik Analisis Kualitatif, yaitu metode analisis

    yang melakukan pendekatan analisis dengan menggunakan sudut pandang peneliti

    sebagai tool analisis utama. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan

    dengan menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan antara dimensi-dimensi

    hubungan (Moleong, 2011: 103) yang dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai

    berikut :

    a. Reduksi Data

    Data yang diperoleh dilapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang

    terinci,kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada

    hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya dan diberi susunan yang sistematis

    sehingga memudahkan dalam analisis.

    b. Display Data

    Data yang telah direduksi kemudian dibuat tabel agar dapat melihat gambar

    secara keseluruhan dan bagian-bagian tertentu dari penelitian. Dengan cara ini peneliti

    dapat memfokuskan data yang diperoleh dan selanjutnya dibantu dalam

    menganalisisnya.

    c. Kesimpulan dan Verifikasi

    Data dari yang dikumpulkan, dicari pola, tema, hubungan, persamaan, dan

    kemudian diambil suatu kesimpulan. Kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi

    selama penelitian berlangsung dengan mencari data baru yang mendukung agar

    menjamin validasi hasil penelitian. Analisis data yang digunakan disini adalah: 1)

    deskripsi tentang kualitas pelayanan e-KTP pada Dinas Kependudukan dan Catatan

    Sipil Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utaran; 2) analisis tentang kendala-

    kendala dalam pelayanan e-KTP pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara.

  • 13

    BAB II

    DESKRIPSI KABUPATEN DAN DINAS KEPENDUDUKAN

    DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN HALMAHERA BARAT

    A. Deskripsi Kabupaten Halmahera Barat

    1. Gambaran Umum Kabupaten Halamahera Barat

    a. Wilayah Administrasi

    Kabupaten Halmahera Barat merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara

    yang merupakan salah satu kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara

    yang semula merupakan Kabupaten Induk berdasarkan Undang-undang Nomor 1

    Tahun 2003tentang pembentukan Kabupaten Halmahera Barat,Kabupaten Halmahera

    Utara,Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Sula

    Kepulauan dan Kota Tidore Kepulauan pada tanggal 25 Februari 2003.Sehingga

    Kabupaten Halmahera Barat menjadi Kabupaten baru dengan Ibukota Jailolo.

    b. Kondisi Geografi dan Batas Wilayah

    Kabupaten Halmahera Barat terletak antara 00 48’ lintang utara sampai 10 48’

    lintang utara dan antara 1270 16’00”bujur timur sampai 1270 16’ 01” bujur timur.Posisi

    geografisnya,Kabupaten Halmahera Barat memiliki batas-batas:Utara-Kabupaten

    Halmahera Utara;Selatan-Kota Tidore Kepulauan; Barat -Laut Maluku dan Kota

    Ternate; Timur -Kabupaten Halmahera Utara dan Kabupaten Halmahera Timur.

    2. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

    a. Luas Wilayah

    Luas wilayah Kabupaten Halamahera Barat mencapai 2.361,56 KM² (Bappeda,

    2016),dari luas wilayah tersebut 62% merupakan tanah curam,tanah agak curam 26,2%,

    tanah landai 10,4% sementara tanah datar seluas 1,4% dengan kondisi geografis daerah

    yang di dominasi tanah curam.

  • 14

    b. Jumlah Penduduk

    Penduduk Kabupaten Halmahera Barat pada Tahun 2016 adalah sebanyak

    134.741 jiwa (Dukcapil Tahun 2017). Jumlah penduduk terbesar ada di Kecamatan

    Jailolo, yakni sebanyak 34.151 jiwa atau 30,84% (Bappeda 2016)d ari total jumlah

    penduduk di Kabupaten Halmahera Barat. Pada tahun 2016, rasio jenis kelamin

    penduduk Kabupaten Halmahera Barat adalah 104. Nilai tersebut dapat diartikan

    bahwa terdapat 104 orang penduduk laki-laki pada setiap 100 orang penduduk

    perempuan di Kabupaten Halmahera Barat. Rasio jenis kelamin per kecamatan

    keseluruhannya diatas 100, yang berarti di setiap kecamatan jumlah penduduk laki-laki

    lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan.

    1. Penduduk Wajib KTP di Kabupaten Halmahera Barat

    Jumlah penduduk wajibe-KTP diKabupaten Halmahera Barat yakni sebayak:

    95.872 jiwa (DukCapil 2017),jumlah tersebut berdasarkan data di tiap-tiap Kecamatan

    yang ada di Kabupaten Halmahera Barat diantaranya; (1).Kecamatan Jailolo 23.736

    jiwa,(2)Loloda; 9.721 jiwa,(3)Ibu; 9.205 jiwa,(4)Sahu 8748 jiwa,(5)Jailolo Selatan

    15.123 jiwa,(6)Jailolo Timur 3.472 jiwa,(7)Tabaru 7.102 jiwa,(8)Ibu Selatan 10.657

    jiwa, (9)Sahu Timur 8.108 jiwa.

    B. Deskripsi Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

    Halmahera Barat

    1. Gambaran Umum Dinas Kependudukan

    c. Alamat DukCapil.

    Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Halamahera Barat

    berkedudukan di Ibukota Kabupaten yaitu Jailolo tepatnya di Desa Jati Kecamatan

    Jailolo, Ibukota Kecamatan yakni Desa Gofasa.

    d. Aktifitas Pelayanan e- KTP

    Aktifitas pelayanan publik administrasi kependudukan pada Dinas

    Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Halmahera Barat,baik pembuatan dokumen

    Akta Kelahiran, Akta Kematian, Akta Perkawinan, Kartu Keluarga penerbitan dokumen

    e-KTP,maupun dokumen kepedudukan lainnyadilakukan setiap jam kerja terhitung

    mulai pada hari senin sampai dengan hari jumat.

  • 15

    e. Prosedur Pelayanan e- KTP

    1) Berusia 17 tahun

    2) Menunjukkan surat pengantar dari kepala desa/kelurahan

    3) Mengisi formulir F1.01 (penduduk yang belum pernah mengisi/belum ada

    data di sistem informasi administrasi kependudukan) ditanda tangani oleh

    kepala desa/kelurahan

    4) Foto kopi Kartu Keluarga (KK)

    5) Pemohon datang ketempat pelayanan

    6) Petugas melakukan verifikasi data penduduk dengan basis data Petugas

    mengambil foto pemohon secara langsung

    7) Pemohon membubuhkan tanda tangan pada alat perekam tandatangan

    8) Selanjutnya dilakukan perekaman sidik jari dan pemindaian retina mata

    9) Petugas membubuhkan tandatangan dan stempel pada surat panggilan yang

    sekaligus sebagai bukti bahwa penduduk telah melakukan perekaman foto,

    tanda tangan dan sidik jari .

  • 29

    DAFTAR PUSTAKA

    Atep Adya Barata. 2003. Dasar-DasarPelayanan Prim,.Yudhistira, Jakarta.

    Data Pelayanan KTP DukCapil Halmahera Barat, dalam Jurnal Malut Pos Edisi 27/6

    2016

    Hardiyansyah.2011.Kualitas PelayananPublik:Dimensi,Indikator,dan Implementasinya,

    Gava Media, Yogyakarta.

    Kurniawan Pasolong. 2013. Teori Adminitrasi Publik. Penerbit,Alfabet, Bandung

    Kasmir. 2006. Manajemen Perbanka, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta

    Litjan Poltak Sinambela, dkk.2011. Reformasi Pelayanan Publik Teori,Kebijakan,

    Implementas, Bumi Aksara, Jakarta.

    Max Weber,Achmad Batinggi.1999. ManajerialPelayananUmum. Universitas Terbuka,

    Jakarta.

    Mubyarto. 2000. Manajemen Pelayanan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

    Ratminto&AtikSeptiWinarsih.2007.Manajemen Pelayanan,PustakaPelajar, Yogyakarta

    Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2006. Manajemen Pelayana, Pustaka Pelajar,

    Yogyakarta

    Tjiptono, Fandi. 2000. Manajemen Jasa, Andi, Yogyakarta

    PeraturanPerundang-undangan

    Undang-UndangNomor 23Tahun 2006 tentangAdministrasiKependudukan

    (diperbaharui dalam Undang-undang 24 Tahun 2013).

    Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 atas Perubahan Undang-undang Nomor 23

    Tahun 2006 tentang Kewenangan Pemerintah Provinsi/Kota dalam urusan

    Kependudukan.

    Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang PelayananPublik.

  • 30

    Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang

    Pedoman Umum Penyelenggaraan PelayananPublik.

    Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

    Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Kompensasi Standar Pelayanan.

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan

    KartuTandaPenduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan secaraNasional

    Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Barat Nomor 15 Tahun 2008 tentang

    Pembentukan Susunan Organisasi.

    JUVENTIUS GENESIUS HONTONG.pdf (p.1-2)thesis.pdf (p.3-26)thesis.pdf (p.1-7)BAB I.pdf (p.8-19)BAB II.pdf (p.20-22)DAFTAR PUSTAKA.pdf (p.23-24)