20
Ringkasan bahan kuliah kesling kawasan pesisir dan pantai A. Pencemaran oleh limbah padat dan cair di kawasan pesisir Daerah pesisir merupakan salah satu dari lingkungan perairan laut yang mudah terpengaruh dengan adanya buangan limbah dari darat. Wilayah pesisir yang meliputi daratan dan perairan pesisir sangat penting artinya bagi bangsa dan ekonomi Indonesia. Wilayah ini bukan hanya merupakan sumber pangan yang diusahakan melalui kegiatan perikanan dan pertanian, tetapi juga merupakan lokasi bermacam sumber daya alam, seperti mineral, gas dan minyak bumi serta pemandangan alam yang indah, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, perairan pesisir juga penting artinya sebagai alur pelayaran. Sebagian besar permasalahan lingkungan yang menyebabkan kerusakan kawasan pesisir dan laut merupakan akibat dari kegiatan-kegiatan di darat. Kerusakan lingkungan di kawasan pesisir tersebut disebabkan oleh akumulasi limbah yang dialirkan dari daerah hulu melalui Daerah Aliran Sungai (DAS). Penurunan kualitas lingkungan kawasan pesisir terjadi apabila jumlah limbah telah melebihi kapasitas daya dukungnya. Bahan pencemaran atau polutan di perairan pantai dapat berasal dari kegiatan rumah tangga, industri dan pertanian.

Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ringkasan Bahan Kuliah untuk Kawasan Pesisir & Pantai

Citation preview

Page 1: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

Ringkasan bahan kuliah kesling kawasan pesisir dan pantai

A. Pencemaran oleh limbah padat dan cair di kawasan pesisir

Daerah pesisir merupakan salah satu dari lingkungan perairan laut yang mudah

terpengaruh dengan adanya buangan limbah dari darat. Wilayah pesisir yang meliputi daratan dan

perairan pesisir sangat penting artinya bagi bangsa dan ekonomi Indonesia. Wilayah ini bukan

hanya merupakan sumber pangan yang diusahakan melalui kegiatan perikanan dan pertanian,

tetapi juga merupakan lokasi bermacam sumber daya alam, seperti mineral, gas dan minyak bumi

serta pemandangan alam yang indah, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia,

perairan pesisir juga penting artinya sebagai alur pelayaran.

Sebagian besar permasalahan lingkungan yang menyebabkan kerusakan kawasan pesisir

dan laut merupakan akibat dari kegiatan-kegiatan di darat. Kerusakan lingkungan di kawasan

pesisir tersebut disebabkan oleh akumulasi limbah yang dialirkan dari daerah hulu melalui

Daerah Aliran Sungai (DAS). Penurunan kualitas lingkungan kawasan pesisir terjadi apabila

jumlah limbah telah melebihi kapasitas daya dukungnya.

Bahan pencemaran atau polutan di perairan pantai dapat berasal dari kegiatan rumah

tangga, industri dan pertanian. Wilayah pesisir merupakan tempat terakumulasinya segala macam

limbah yang dibawa melalui aliran air, baik limbah cair maupun padat. Menurut Peraturan

Pemerintah No 19 Tahun 1999, pengertian pencemaran laut adalah masuknya atau

dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut

oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya. Pencemaran laut adalah

masuknya zat atau energi, secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia ke

dalam lingkungan laut termasuk daerah pesisir pantai, sehingga dapat menimbulkan akibat yang

merugikan baik terhadap sumber daya alam hayati, kesehatan manusia, gangguan terhadap

kegiatan di laut, termasuk perikanan dan penggunaan lain-lain yang dapat menyebabkan

Page 2: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

penurunan tingkat kualitas air laut serta menurunkan kualitas tempat tinggal dan rekreasi (Kantor

Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1991).

Laut merupakan tempat pembuangan langsung sampah atau limbah dari berbagai aktifitas

manusia dengan cara yang murah dan mudah, sehingga di laut dapat ditemukan berbagai jenis

sampah dan bahan pencemar. Sampah sering ditemukan berserakan di sepanjang pantai dan

semakin banyak di dekat pemukiman, khususnya pemukiman yang membelakangi pantai.

Pemukiman seperti ini dikategorikan sebagai pemukiman kumuh yang fasilitas sanitasi dan

kebersihan lingkungan sangat buruk. Dengan demikian upaya pencegahan adalah sangat penting

untuk dilakukan guna melindungi wilayah pesisir dari daerah yang terancam pencemaran.

Secara normal, laut memiliki daya asimilasi untuk memproses dan mendaur ulang

bahan-bahan pencemar yang masuk kedalamnya. Tetapi konsentrasi akumulasi bahan pencemar

yang semakin tinggi mengakibatkan daya asimilatif laut sebagai “gudang sampah” menjadi

menurun dan menimbulkan masalah lingkungan.

Pencemaran oleh limbah pabrik-pabrik mengakibatkan kerugian cukup besar bagi

nelayan. Laut tak lagi jernih dengan aneka hasilnya yang kian menyusut, jadi indikasi betapa

buramnya potret kehidupan nelayan kita. Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang

antara lain pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal,

pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar kapal.

Dampak pencemaran ini mempengaruhi kehidupan manusia, organisme lain serta

lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu pencemaran harus dikendalikan secara dini, sehingga

tidak merusak lingkungan laut, menurunkan keanekaragaman hayati dan tidak mengganggu

keseimbangan ekosistem laut

Penyebab utama pencemaran wilayah pesisir adalah:

Masih rendahnya kepedulian industri sepanjang DAS dan pesisir terhadap sistem

pengolahan limbah cair yang masuk ke perairan umum

Kurang ketatnya pengawasan limbah oleh instansi terkait

Page 3: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

Belum jelasnya penerapan sanksi terhadap industri yang melanggar isi dokumen Amdal

dan peraturan perundangan yang berlaku (PP 27/99 tentang Amdal dan UU 23/97 tentang

Pengelolaan Lingkungan Hidup)

Rendahnya kepedulian masyarakat pesisir terhadap pengelolaan sampah dan kebersihan

lingkungan sekitarnya serta pola bangunan yang membelakangi pantai

Penangkapan ikan dengan bahan kimia

Sampah dan kegiatan pariwisata massal

Buangan minyak kotor dari kapal ikan, nelayan, dan sebagainya

Berdasarkan review dari berbagai sumber, diketahui ada berbagai jenis bahan pencemar di

laut beserta sumbernya, seperti terlihat pada tabel 1 berikut ini:

Page 4: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

Dahuri dan Damar (1994) menyatakan, ditinjau dari daya uraiannya maka bahan pencemar

pada perairan laut dapat dibagi atas dua jenis yaitu:

1. Senyawa-senyawa konservatif, merupakan senyawa-senyawa yang dapat bertahan lama di

dalam suatu badan perairan sebelum akhirnya mengendap ataupun terabsorbsi oleh adanya

berbagai reaksi fisik dan kimia perairan, contoh: logam-logam berat, pestisisda, dan

deterjen.

2. Senyawa-senyawa non konservatif, merupakan senyawa yang mudah terurai dan berubah

bentuk di dalam suatu badan perairan, contoh: senyawa-senyawa organik seperti

karbohidrat, lemak dan protein yang mudah terlarut menjadi zat-zat anorganik oleh

mikroba.

Lebih lanjut Dahuri dan Damar (1994) mengatakan bahwa sumber bahan pencemar perairan

laut dapat dibagi atas dua jenis yaitu:

1. Point sources, yaitu sumber pencemar yang dapat diketahui dengan pasti keberadaannya,

contoh: pencemar yang bersumber dari hasil buangan pabrik atau industri.

2. Non point sources, yaitu sumber pencemar yang tidak dapat diketahui secara pasti

keberadaannya, contoh: buangan rumah tangga, limbah pertanian, sedimentasi serta

bahan pencemar lain yang sulit dilacak sumbernya.

Beberapa jenis bahan pencemar yang sering menyebabkan terjadinya pencemaran di laut

yaitu limbah domestik dan pertanian. Macam - macam limbah cair terdiri dari: rumah tangga

(domestik), industri dan pertanian.

a. Air limbah domestik

Sumber domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari perumahan dan pusat perdagangan

maupun perkantoran, hotel, rumah sakit, tempat rekreasi, dll. Limbah jenis ini sangat

mempengaruhi tingkat kekeruhan, BOD (biological oxygen demand), COD (chemical oxygen

Page 5: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

demand) dan kandungan organik sistem pasokan air. Metoda dasar penanganan limbah domestik

pada dasarnya terdiri dari tiga tahap:

(1) Pengolahan dasar (primary treatment), yang meliputi pembersihan grit, penyaringan,

penggilingan dan sedimentasi,

(2) Pengolahan kedua (secondary treatment) menyertakan proses oksidasi larutan materi organik

melalui media lumpur yang secara biologis aktif, dan kemudian disaring,

(3) Penanganan tersier, di mana metode biologis canggih diterapkan untuk menghilangkan

nitrogen, di samping metode kimia maupun fisika seperti penyaringan granular dan absorbsi

karbon.

b. Limbah Industri

Sifat-sifat air limbah industri relatif bervariasi tergantung dari sumbernya. Limbah jenis ini bukan

saja mempengaruhi tingkat kekeruhan, BOD, COO maupun kandungan organiknya, tetapi juga

mengubah struktur kimia air akibat masuknya zat-zat anorganik yang mencemari. Penanganan

limbah ini diiakukan dengan cara memasang instalasi pengolahan air limbah (IPAL) sebelum

dibuang ke lingkungan atau badan air, dan penanganan sistem pembuangan limbah domestik itu

sendiri. Terdapat beberapa pilihan dalam mengendalikan air limbah industri yaitu: Pengendalian

secara end of pipe, yaitu pada titik pembuangan dari sumbernya pabrik), Penanganan pada proses

produksi (penerapan produksi bersih).

c. Air limbah pertanian

Berasal dari sedimen akibat erosi lahan, unsur kimia limbah hewan atau pupuk (umumnya fosfor

dan nitrogen), dan unsur kimia dari pestisida. Unsur pencemar ini meliputi balk sedimen dari

erosi lahan tanaman perkebunan maupun larutan fosfor dan nitrogen yang dihasilkan oleh limbah

hewani serta pupuk, pengendalian dapat dilakukan dengan membuat penampungan di samping

melakukan penanganan baik dalam kolam terbuka maupun tertutup, dan sistem pemupukan dan

pemberantasan hama/penyakit dengan komposisi yang tepat.

Page 6: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

Salah satu bahan pencemaran laut yang utama adalah kebocoran tanker minyak

(tumpahan minyak). Tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai

maupun akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber

pencemaran laut yang selalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena akibatnya akan

sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk

hidup di sekitar pantai tersebut.

Dampak yang ditimbulkan oleh minyak tersebut sangat berbahaya bagi biota laut baik di

jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka Pendek, masuknya molekul-molekul hidrokarbon

minyak ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak. Minyak

dapat menyebabkan kematian pada ikan karena kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida

dan keracunan bahan berbahaya lainnya. Jangka Panjang, terutama bagi biota laut yang masih

muda. Minyak dalam laut dapat termakan oleh biota-biota tersebut. Sebagian senyawa minyak

dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein.

Tumpahan minyak (oil spills) di laut disebabkan oleh aktifitas manusia diantaranya yaitu:

a) Aktifitas Transportasi

Tumpahan minyak yang berasal dari pengangkut minyak, biasanya memiliki resiko

memiliki resiko yang besar dalam hal pencemaran laut. Hal ini terjadi misalnya karena

faktor kesalahan navigasi yang mengakibatkan: tabrakan, kandas, tenggelam dan

terbakar, sehingga kapal tanker pengangkut minyak itu menumpahkan muatannya dan

mencemari laut dan pesisirnya.

Disamping itu, selain memuat minyak kargo, kapal pun membawa air ballast (sistem

kestabilan kapal menggunakan mekanisme bongkar-muat air) yang biasanya

ditempatkan dalam tangki slop. Sampai di pelabuhan bongkar, setelah proses bongkar

selesai sisa muatan minyak dalam tangki dan juga air ballast yang kotor disalurkan ke

Page 7: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

dalam tangki slop. Tangki muatan yang telah kosong tadi dibersihkan dengan water jet,

proses pembersihan tangki ini ditujukan untuk menjaga agar tangki diganti dengan air

ballast baru untuk kebutuhan pada pelayaran selanjutnya

Hasil buangan dimana bercampur antara air dan minyak ini pun dialirkan ke dalam

tangki slop. Sehingga di dalam tangki slop terdapat campuran minyak dan air. Sebelum

kapal berlayar, bagian air dalam tangki slop harus dikosongkan dengan

memompakannya ke tangki penampungan limbah di terminal atau dipompakan ke

laut dan diganti dengan air ballast yang baru. Tidak dapat disangkal buangan air

yang dipompakan ke laut masih mengandung minyak dan ini akan berakibat pada

pencemaran laut tempat terjadi bongkar muat kapal tanker.

b) Docking (Perbaikan / Perawatan kapal)

Semua kapal secara periodik harus dilakukan reparasi termasuk pembersihan tangki dan

lambung. Dalam proses docking semua sisa bahan bakar yang ada dalam tangki harus

dikosongkan untuk mencegah terjadinya ledakan dan kebakaran. Dalam aturannya

semua galangan kapal harus dilengkapi dengan tangki penampung limbah, namun pada

kenyataannya banyak galangan kapal tidak memiliki fasilitas ini, sehingga buangan

minyak langsung dipompakan ke laut.

Selain itu juga di Docking dilakukan proses scrapping kapal (pemotongan badan kapal

untuk menjadi besi tua) ini banyak dilakukan di industri kapal di India dan Asia

Tenggara termasuk Indonesia. Akibat proses ini banyak kandungan metal dan lainnya

termasuk kandungan minyak yang terbuang ke laut. Diperkirakan sekitar 1.500

ton/tahun minyak yang terbuang ke laut akibat proses ini yang menyebabkan kerusakan

lingkungan setempat.

c) Terminal Bongkar Muat

Proses bongkar muat tanker bukan hanya dilakukan di pelabuhan, namun banyak juga

dilakukan di tengah laut. Proses bongkar muat di terminal laut ini banyak menimbulkan

Page 8: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

resiko kecelakaan seperti pipa yang pecah, bocor maupun kecelakaan karena kesalahan

manusia.

d) Bilga dan tangki bahan bakar

Umumnya semua kapal memerlukan proses ballast saat berlayar normal maupun saat

cuaca buruk. Karena umumnya tangki ballast kapal digunakan untuk memuat kargo

maka biasanya pihak kapal menggunakan juga tangki bahan bakar yang kosong untuk

membawa air ballast tambahan. Saat cuaca buruk maka air ballast tersebut dipompakan

ke laut sementara air tersebut sudah bercampur dengan minyak. Selain air ballast, juga

dipompakan keluar adalah air bilga yang juga bercampur dengan minyak. Bilga adalah

saluran buangan air, minyak, dan pelumas hasil proses mesin yang merupakan limbah.

Aturan internasional mengatur bahwa buangan air bilga sebelum dipompakan ke laut

harus masuk terlebih dahulu ke dalam separator, pemisah minyak dan air, namun pada

kenyataannya banyak buangan bilga illegal yang tidak memenuhi aturan Internasional

dibuang ke laut.

e) Pengeboran minyak lepas pantai

Tumpahan minyak dari pengeboran minyak lepas pantai biasanya disebabkan oleh

kebocoran peralatan pengeboran yang kurang sempurna, sehingga ceceran minyak akan

langsung masuk ke laut. Bila ceceran minyak ini berlangsung terus-menerus, jumlah

minyak yang mencemari lingkungan laut tidak boleh diabaikan, apalagi jika terjadi

kecelakaan di tempat-tempat pengeboran maka jumlah minyak yang masuk mencemari

laut menjadi lebih besar.

f) Pengilangan minyak

Kegiatan di kilang minyak merupakan sumber yang dapat menimbulkan pencemaran

minyak di perairan, karena air limbah proses pengilangan bercampur minyak, misalnya

air drain yang berasal dari stripping, desalter, dan treating process. Setelah digunakan

di kilang, sebagian besar air dibuang kembali ke lingkungan sebagai limbah, dimana

Page 9: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

limbah ini banyak mengandung minyak yang dapat mencemari badan air dan pada

akhirnya menuju ke laut.

B. Dampak pencemaran terhadap lingkungan dan kesehatan

Pencemaran laut merupakan salah satu bentuk tekanan terhadap lingkungan laut maupun

sumber daya yang didalamnya dapat menyebabkan kerugian bagi sistem alami (ekosistem)

maupun bagi manusia yang merupakan bagian dari sistem alami tersebut. Dengan kata lain,

pencemaran laut tidak hanya merusak habitat organisme laut serta proses biologi dan fisiologinya

saja, tapi secara tidak langsung dapat membahayakan kesehatan dan kehidupan manusia, karena

terakumulasi oleh bahan-bahan pencemar melalui konsumsi bahan pangan laut yang telah

terakumulasi sebelumnya. Padahal selain sebagai sumber bahan pangan, laut juga mengandung

berbagai jenis sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

meningkatkan kesejahteraan manusia.

Laut yang tercemar oleh tumpahan minyak, memberikan dampak negatif ke berbagai

organisme laut, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem di laut, yang pada akhirnya akan

merugikan kehidupan manusia. Beberapa dampak ekologis akibat dari tumpahan minyak adalah

sebagai berikut (Laode M. Kamaluddin, 2002):

1) Lapisan tumpahan minyak mempengaruhi tingkat intensitas fotosintesis fitoplankton

yang dapat menurunkan atau memusnahkan populasi fitoplankton. Kondisi ini merupakan

bencana besar bagi kehidupan di perairan karena fitoplankton merupakan dasar bagi

semua kehidupan perairan.

2) Pencemaran air laut dari tumpahan minyak berdampak pada beberapa jenis burung laut,

karena tumpahan minyak tersebut menyebabkan degradasi lemak dalam hati, kerusakan

saraf, pembesaran limpa, radang paru dan ginjal pada burung-burung tersebut. Salah satu

contoh kasus seperti ini pernah terjadi di perairan lepas pantai Inggris pada tahun 1967

Page 10: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

aakibat kecelakaan kapal tanker Torrey Canyon. Kejadian ini mengakibatkan kurang

lebih 100.000 burung telah terbunuh.

3) Tumpahan minyak dapat mengganggu keseimbangan berbagai organisme aquatik pantai,

seperti berbagai jenis ikan, terumbu karang, hutan mangrove dan rusaknya pantai wisata.

Hutan mangrove yang hidup disepanjang pantai beradaptasi di dalam air laut dengan cara

desalinasi melalui proses ultra-filtrasi. Akar mangrove, yang tumbuh di dalam lumpur,

berfungsi untuk menyerap oksigen melalui suatu jaringan aerasi yang kontak dengan

udara, yang disebut dengan breathing roots. Jika pantai tercemar minyak, lumpur akan

tertutup oleh deposit minyak yang dapat merusak sistem akar mangrove, sehingga difusi

oksigen dari udara ke dalam jaringan aerasi terhambat.

4) Tumpahan minyak menghambat atau mengurangi transmisi cahaya matahari ke dalam air

laut, yang disebabkan karena absorpsi minyak bumi (cahaya matahari diserap oleh

tumpahan minyak) atau cahaya dipantulkan kembali oleh minyak ke udara. Semakin

tebal lapisan minyak maka pelarutan oksigen dari udara semakin terganggu dan akan

merugikan biota-biota laut.

5) Jika tumpahan minyak tersebut tidak mematikan sumber daya laut, maka pencemaran

tersebut menurunkan kualitasnya. Hal ini berhubungan dengan kemampuan hewan-

hewan laut untuk mengakumulasi minyak di dalam tubuhnya. Akumulasi ini sering

menyebabkan daging ikan berbau minyak, sehingga merugikan para nelayan karena tidak

dapat menjual ikan tangkapan mereka.

6) Untuk bidang pariwisata, polutan minyak di perairan mengurangi minat wisatawan,

karena keindahan laut tertutup oleh lapisan minyak.

Pencemaran laut berdampak bagi terumbu karang. Indonesia memiliki 10% terumbu

karang dunia. Terumbu karang bermanfaat sebagai penyangga daerah pantai. terumbu karang

juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pantai. selain

Page 11: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

itu, terumbu karang juga berfungsi sebagai kawasan wisata, bahan baku kosmetik dan obat-

obatan.

Bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat terutama para nelayan, pencemaran laut

sangat berdampak negatif. Hal ini dikarenakan hasil laut seperti ikan, udang, kerang hijau,dll

semakin menurun. Penurunan hasil laut ini diakibatkan oleh maraknya pembuangan limbah ke

laut.

Selain pencemaran minyak, di laut juga kadang terjadi pencemaran oleh limbah industry

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Salah satunya berupa logam berar seperti

cadmium, timah dan mercury. Selain itu kandungan limbah yang tinggi akan besi dan tembaga

juga berbahaya karena dapat menjadi racun dalam tubuh ikan bila kadarnya berlebih dari jumlah

yang dibutuhkan untuk metabolism tubuh.

Pencemaran secara serius dapat disebabkan oleh adanya buangan cadmium atau air raksa

secara berlebih di laut. Pencemaran seperti ini telah terjadi di Teluk Minamata Jepang pada tahun

1953-1960 dimana kurang lebih 100 orang menjadi korban. Dari korban ini ada yang meninggal

dan ada yang mengalami cacat seumur hidup . mereka kebanyakan keracunan karena memakan

kerang yang telah tercemar oleh hasil buangan dari pabrik. Kasus kedua di Jepang terjadi pada

tahun 1965 di dekat mulut sungai Agano yang disebabkan peningkatan pemakaian cadmium

sehingga masyarakat disekitar sungai Jinstu banyak yang mengalami penyakit itai-itai akibat

mengkonsumsi hasil perikanan laut seperti cumi-cumi yang telah tercemar.

Logam-logam berat ini masuk kedalam tubuh hewan dan umumnya tidak dikeluarkan

lagi dari tubuh sehingga logam-logam ini bertumpuk dan terakumulasi dalam tubuh he wan ini.

Sebagai akibatnya logam-logam ini akan terus ada disepanjang rantai makanan. Hal ini

disebabkan oleh karena predator pada satu tropi level makan mansa mereka dari tropic kevel yang

lebih rendah yang telah tercemar. Dari sini terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam berat

Page 12: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi di dalam tropic level atau

dikenal dengan istilah bioakumuasi. Jika hewan laut yang tercemar ini dikonsumsi maka dapa

menyebabkan keracunan logam berat pada manusia.

Selain itu dilaut juga dapat terjadi pencemaran yang disebabkan oleh pestisida. Pestisida

ini sengaja ditebar dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hamatanaman atau

organisme lain yang tidak diingini. Bila zat ini dipakai secara teru-menerus maka zat ini akan

tertumpuk. Pada saat hujan turun zat in. i dapat masuk kebadan air dan masuk ke sungai

kemudian akhirnya sampai kelaut.

Salah satu penelitian menemukan salah satu bahan kimia dari pestisida yaitu

organochloride yang ditemukan dalam tubuh ikan dan udang dan bahan ini akan terus menumpuk

dalam tubuh hewan sampai mencapai kadar berbahaya bagi keshatan bila dikonsumsi. Peristiwa

ini dapat dilihat di sungai Rhine di Jerman.

Page 13: Ringkasan Bahan Kuliah Kesling Kawasan Pesisir Dan Pantai

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor : 136/3240.K Tentang Rencana Strategis (Renstra)

Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Laut Propinsi Sumatera Utara.

Roman, Fatur. 2009. Pendidikan Lingkungan Hidup Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas

IX Jilid 3. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Universitas Negeri

Malang. Website: http://www.lemlit.um.ac.id

Sudibjo, Elly Rasdianti. Laporan Akhir Naskah Akademis Adlam Rangka Menuju Perbaikan

Kebijakan Lingkungan Pada Aktivita Industri Maritime Depaetemen Kelautan Dan

Perikanan Sekretariat Jendral Tahun Anggaran 2006. Jakarta, 2006

Hutabarat, Sahara dan Stewart M. Evans. Pengantar Oseanografi. Penerbit Universitas Indonesia,

UI-Press. Jakarta,1985.